• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS 001"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS

Program Peningkatan Kompetensi Guru

Pembelajar

Moda Tatap Muka

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

SAMBUTAN

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2025 untuk ‘menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna)’, tema pembangunan pendidikan nasional 2015-2019 difokuskan pada daya saing regional pendidikan dan kebudayaan.

Rencana Strategis (Renstra) Kemdikbud 2015-2019, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus tersebut, visi Kemdikbud 2019 adalah ‘Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mencapai visi tersebut, misi Kemdikbud 2015-2019 dikemas dalam: Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat (M1); Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan (M2); Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu (M3); Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa (M4); dan Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (M5).

Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian visi Kemdikbud 2015-2019. Oleh karena itu, profesi guru dan tenaga kependidikan harus terus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Konsekuensi dari jabatan guru dan tenaga kependidikan sebagai profesi, diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung peran guru dan tenaga kependidikan sebagai insan pembelajar. Salah satu upaya pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mendukung guru dan tenaga kependidikan sebagai Insan Pembelajar adalah mengembangkan sistem ‘Guru Pembelajar’, ‘Kepala Sekolah Pembelajar’ dan ‘Pengawas Sekolah Pembelajar’.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung keterlaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka ini.

Jakarta, April 2016

Direktur Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan sekolah. Juknis ini juga disiapkan untuk memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu terlaksananya program ini, mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua instansi dan individu yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajarmoda tatap muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.

Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah mengirimkan tenaga widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya.

Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka. Terima kasih.

Jakarta, April 2016

a.n. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekretaris,

E. Nurzaman A.M.

(4)

DAFTAR ISI

BAB II PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA...5

A. Peserta... 5

D. Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka...7

BAB III STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL...9

A. Struktur Program...9

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP...9

2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP...9

B. Pendekatan dan Metode...10

C. Jadwal Pelaksanaan...10

1. Tatap Muka Penuh...10

2. Tatap Muka in-on-in...12

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru...13

BABIV PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT...14

A. Penilaian... 14

B. Pelaporan... 18

C. Sertifikat... 18

(5)

Lampiran 1 Format Penilaian Sikap...21

Lampiran 2 Format Penilaian Keterampilan...22

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan...23

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan...24

Lampiran 5 Format Penilaian Fasilitator...25

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program...26

Lampiran 7 Contoh Sertifikat...27

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.

Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program Guru Pembelajar bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1.1. Data Guru Peserta UKG tahun 2015

No Satuan

Sumber Data : UKG 2015 Ditjen GTK

(7)

Strategis Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan yaitu 55. Walaupun demikian hal tersebut tetap menjadi cambuk bagi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengembangkan program peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan program Guru Pembelajar.

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan tiga moda pembelajaran, yakni tatap muka, pembelajaran dalam jejaring (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jejaring (daring kombinasi).

Petunjuk teknis (juknis) ini disusun agar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar khususnya Moda Tatap Muka dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.

(8)

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

10. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

(9)

C. Tujuan

Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.

D.Sasaran

Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksanaProgram Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:

1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi dan Komunikasi 4. Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota

5. Institusi pengembangan kompetensi guru lainnya baik di pusat maupun di daerah.

E. Pengertian

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran, dimana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik, dan/atau penilaian.

(10)
(11)

BAB II

PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA

A.Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan hasil uji kompetensi guru tahun 2015.

1. Penetapan Peserta

Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru peserta UKG tahun 2015, yang meliputi:

a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai rata-rata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.

b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.

c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda Daring.

2. Persyaratan Peserta

a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.

B. Instruktur Nasional

1. Penetapan Instruktur Nasional

(12)

Instruktur Nasional.

Kriteria guru sebagai Instruktur Nasional: a. Memiliki skor hasil UKG 71-100.

b. Jumlah modul yang harus dipelajari 0-2. c. Lulus Pelatihan Instruktur Nasional.

2. Persyaratan Instruktur Nasional

a. Telah ditetapkan sebagai Instruktur Nasional oleh UPT penyelenggaraProgram Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.

c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia. d. Bersedia untuk bertugas secara penuh sebagai Instruktur

Nasional sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

F. Penyelenggara

Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka adalah PPPPTK dan LPPPTKKPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas penyelenggara adalah mengelola program, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, serta sarana dan prasarana pendukungprogram. Daftar penyelenggara program disajikan pada tabel2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

No Nama Penyelenggara

1. PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan

2. PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung

3. PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

4. PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta

5. PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur

6. PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta

7. PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung

8. PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung

9. PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor

10. PPPPTK Bahasa Jakarta

11. PPPPTK Matematika Yogyakarta 12. PPPPTK PKn IPS Malang

(13)
(14)

Data Kelas

G.Mekanisme Penyelenggaraan Moda Tatap Muka

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan PPPPTK/LPPPTK. Mekanisme pelaksanaannya dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Moda Tatap Muka

a. Kelas dibuat oleh Disdik secara online

1. Admin: membuat kelas, melengkapi atribut kelas (mapel, KK), mengeset pengelola (instruktur, operator, penjab kelas)

2. Publikasi (kelas)

e. P4TK menyetujui dilaksanakannya kegiatan sesuai permintaan Disdik.

f. Pencetakan dan distribusi Surat Tugas, undangan ke peserta oleh Disdik melalui SimDiklat Online. Undangan otomatis muncul di akun peserta secara daring.

(15)

- Tandai kelas yg akan diunduh - Proses unduh

2. Setting Atribut kelas

- Pejabat, panitia, tempat, tanggal h. Proses kegiatan Moda Tatap Muka

1. Registrasi Peserta melalui SimDiklat TM - Peserta Tetap

- Penggantian Peserta 2. Dokumen Kegiatan

- Presensi - Penilaian - Tes Akhir

3. Laporan Tambahan: - Laporan Keuangan - Laporan Kegiatan i. Upload hasil kegiatan

(16)

BAB III

STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL

A.Struktur Program

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BKadalah 60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi. Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru PembelajarModa Tatap Muka dirancang sebagai berikut:

1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP

No Materi JP

A Umum

1. Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru 2

2. Guru Pembelajar 2

B Pokok

1. Materi Pedagogik 1 9

2. Materi Profesional 1 18

3. Materi Pedagogik 2 9

4. MateriProfesional 2 18

C. Penunjang

1 Tes Akhir 2

Total 60

2. Moda Tatap Muka Pola 100 JP

No Materi JP

A Umum

1. Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Guru 2

2. Guru Pembelajar 2

B Pokok

1. Materi Pedagogik 20

2. Materi Profesional 74

(17)

No Materi JP

1 Tes Akhir 2

Total 100

Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara kegiatan (PPPPTK dan LPPPTK KPTK).

Sebagai satu kesatuan dalam kurikulum sebagaimana struktur program yang disajikan pada tabel di atas, peserta akan mendapatkan:

No .

Bahan Keterangan

1. ModulPeningkatan Kompetensi Guru

Pembelajar pengalaman, dan pengetahuan peserta sehingga capaian kompetensi yang diharapkan dapat terwujud. Metode pembelajaran yang dimaksud diantaranya berupa diskusi, tanya jawab, latihan, praktik, serta pemberian input materi sesuai dengan kebutuhan peserta.

I. Jadwal Pelaksanaan

Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap.

(18)

1. Tatap Muka Penuh

(19)

Contoh jadwal untuk pola 60 JP sebagai berikut:

C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK

b. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru kejuruan dilakukan dengan pola 100 JP untuk mempelajari satu kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 10 atau 11 hari.

Contoh jadwal untuk pola 100 JP sebagai berikut:

(20)

10 .

16.00-16.45

B1 B1 B2 B 2

B 2

B2 B 2

B2 B2 B2

PA: Pembukaan, PU: Penutupan

(21)

2. Tatap Muka in-on-in

Tatap muka in-on-indapat dilakukan dengan berbagai variasi in dan on, misalnya untuk pola 60 JP, dapat dilakukan dengan opsi:

a. Model in-on-in 30-30

Dalam opsi ini, tatap muka dapat dilakukan dengan kegiatan in-1 selama 2 hari (20 JP), kegiatan on selama 12 hari @ 2-3 JP belajar mandiri (30 JP), dan kegiatan in-2 selama 1 hari (10 JP). Opsi lain yang dapat ditempuh adalah in-1 selama 1 hari (10 JP), on-1 selama 7 hari (15 JP), in-2 selama 1 hari (10 JP), on-2 selama 7 hari (15 JP), dan kegiatan in-3 selama 1 hari (10 JP).

Pemilihan model in-on-in 30-30 terutama ditujukan untuk guru yang membutuhkan 6-7 modul Guru Pembelajar yang tidak memungkinkan untuk melakukan moda daring kombinasi.

Simulasi modelin-on-in 30-30 untuk guru mapel (60 JP) strategi 1:

Simulasi modelin-on-in 30-30 untuk guru mapel (60 JP) strategi 2:

b. Model in-on-in 20-40

Dalam opsi ini, tatap muka dapat dilakukan dengan kegiatan in-1 selama 1 hari (10 JP), kegiatan on selama 13 hari @ 3-4 JP belajar mandiri (40 JP), dan kegiatan in-2 selama 1 hari (10 JP).

(22)

Simulasi modelin-on-in 20-40 untuk guru mapel (60 JP):

3. Tatap Muka dalam Kegiatan Kolektif Guru

Tatap muka dalam kegiatankolektif guru (KKG/MGMP/MGBK) yaitu peserta berinteraksi dengan fasilitator untuk mempelajari modul yang telah ditentukan secara terjadwal, terstruktur, dan dilaksanakan di dalam beberapa blok waktu tertentu sebagaimana program yang disusun dalam pertemuan kegiatan kolektif guru di Pusat Belajar (PB).

(23)

BABIV

PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT

A.Penilaian

Penilaianpada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program.

1. Penilaian peserta a. Tujuan Penilaian

Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan program.Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.

b. Aspek Penilaian

Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan.

c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta 1) Tes

Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP).Tes mencakup kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materisebagaimana yang tercantum dalam struktur program.

(24)

di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah ditentukan oleh P4TK sesuai dengan mekanisme UKG. Penetapan TUK dapat dilakukan dengan memverifikasi TUK tahun 2015 yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar.

a) Bentuk Tes dan Jumlah soal

Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal untuk menguji penguasaan materi profesional dan pedagogik dalam satu kelompok kompetensi sejumlah 30 soal dengan proporsi 10 soalkompetensi pedagogik dan 20 soal kompetensi profesional.

b) Tempat dan Kondisi Pelaksanaan Tes

Tes dilaksanakan di TUK yang telah ditetapkandalam situasi yang terbebas dari hal-hal yang mengancam reliabilitas, antara lain: (1) jarak tempat duduk; (2) penerangan lampu; (3) ketenangan suasana; (4) kesehatan peserta; (5) kerahasiaan perangkat tes; (6) ketersediaan lembar jawaban; (7) kejelasan petunjuk pengerjaan; (8) kecukupan alokasi waktu; (9) pengawasan dari penguji/panitia; dan (10) hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan tes.

Pelaksanaan tes diupayakan dalam kelompok belajar di kelas kegiatan peningkatan kompetensi guru pembelajar. c) Alokasi Waktu

Tes memerlukan alokasi waktu selama 1 jam pelajaran atau 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.

2) Non Test

Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung. Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup penilaian proses sebagai berikut. a) Penilaian Aspek Keterampilan

(25)

mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu, maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta.

Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni:

(1)kategori kurang sekali manakala indikator keterampilan dicapai hanya melalui proses mengamati, mencontoh, dan meniru;

(2)kategori kurang manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] juga dicapai melalui proses berdiskusi, berdialog, dan bertanya jawab;

(3)kategori cukup manakala indikator keterampilan selain indikator di [1] dan [2] juga dicapai melalui proses bereksperimen, ujicoba, dan pembuktian;

(4)kategori baik manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], dan [3] juga dicapai melalui proses kegiatan perbaikan dan koordinasi dengan beragam sumber; dan

(5)kategori baik sekali manakala indikator keterampilan selain indikator di [1], [2], [3] dan [4] juga dicapai melalui proses kegiatan menyusun, membuat, dan menghasilkan produk secara natural. Sedangkan produk yang dinilai merupakan jenis tagihan yang dipersyaratkan esensial di setiap materi pokok.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh narasumber/fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan.

b) Penilaian Aspek Sikap

(26)

dilakukan melalui pengamatan sikap.

Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung.

d. Nilai Akhir

Nilai akhir (NA) peserta moda tatap mukadiperoleh dari tiga komponen yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir peserta menggunakan formulasi sebagai berikut.

1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.

NA =[{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%]+[TAx 60%] NA =NilaiAkhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)

TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru kejuruan

NA =[{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%]+[TAx 40%] NA =Nilai Akhir

NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)

NK=Nilai Keterampilan(rerata nilai keterampilan semua materi pokok)

TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)

(27)

sebagai berikut:

Nilai Akhir (NA) Predikat

90< NA < 100 Baik Sekali

80 < NA< 90 Baik

70< NA < 80 Cukup

NA <70 Kurang

2. Penilaian Fasilitator

Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan dengan skala penilaian 30-100. Penilaian oleh peserta dilakukan di akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator.

Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 1. Penguasaan materi

2. Ketetapan waktu hadir di kelas 3. Sistematika penyajian

4. Penggunaaan metode dan alat bantu pembelajaran 5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta 6. Penggunaan bahasa

7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8. Pencapaian tujuan pembelajaran

9. Kerapihan berpakaian

10. Kemampuan menyajikan materi

11. Cara menjawab pertanyaan dari peserta 12. Kerjasama antar instruktur

13. Sikap dan perilaku

3. Penilaian Penyelenggaraan

(28)

mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:

a. Penyiapan alat dan bahan;

b. Penyiapan materi belajar;

c. Penyiapan sarana dan prasarana;

d. Pelaksanaan program; dan

e. Pelayanan terhadap peserta.

B. Pelaporan

Pada akhir pelaksanaanprogram, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA).

C. Sertifikat

Guru Pembelajar yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar akan mendapat sertifikat ditandatangani oleh Kepala P4TK/LP3TK. Dalam hal Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar diselenggarakan atas kerja sama antara P4TK/LP3TK dengan Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, atau institusi lain maka sertifikat akan ditandatangani oleh Kepala P4TK/LP3TK bersama mitra terkait sesuai dengan kesepakatan bersama. Sertifikat dapat dicetak melalui Sistem Informasi Manajemen Guru Pembelajar. Sertifikat bagi peserta berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Halaman depan sertifikat

h. Nilai atau Keterangan Capaian Kompetensi (predikat) i. Tanggal Penerbitan Sertifikat

(29)

k. Cap Stempel

2. Halaman belakang sertifikat: a. Struktur Program

(30)

BABV

PENUTUP

(31)
(32)
(33)

Lampiran 3 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Mapel/Non Kejuruan

No

. PesertaNama

Nama Sekola

h

Nilai Proses (40%) Nilai pengetahuan

(60%) Nilai Tes akhir

Nilai Akhi r

Rerata nilai sikap (40%)

Nilai Keterampilan

(60%)

Skor Skor xBobot Skor Skor xBobot Skor Skor xBobot

Keterangan:

Nilai Akhir (NA) Predikat

90< NA < 100 Baik Sekali

80 < NA< 90 Baik

70< NA < 80 Cukup

(34)

Lampiran 4 Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan

Format Rekapitulasi Nilai Akhir Guru Kejuruan

No .

Nama Peserta

Nama Sekola

h

Nilai Proses (60%) Nilai pengetahuan

(40%) Nilai Tes akhir

Nilai Akhi r

Rerata nilai sikap (40%)

Nilai Keterampilan

(60%)

Skor Skor xBobot Skor Skor xBobot Skor Skor xBobot

Keterangan:

Nilai Akhir (NA) Predikat

90< NA < 100 Baik Sekali

80 < NA< 90 Baik

70< NA < 80 Cukup

(35)
(36)

Lampiran 6 Format Penilaian Penyelenggaraan Program

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

…..

FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR

Nama Kegiatan

Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan.

B Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan

1 Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan. 2 Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

3 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan.

4 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan. C Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan

1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan. 3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual,

LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus].

4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas.

6 Kenyamanan kamar penginapan.

7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah.

9 Pembiayaan Kegiatan

10 Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan.

11 Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan.

D Bahan Kegiatan

1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan.

3 Keterbacaan pada bahan kegiatan.

4 Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan. E Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1 Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan.

2 Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan. F Layanan Menu

1 Kecukupan menu yang mendukung pemenuhan gizi. 2 Variasi hidangan/konsumsi.

3 Ketepatan waktu penyediaan konsumsi.

(37)

Lampiran 7 Contoh Sertifikat

Halaman depan:

Halaman belakang:

Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka

Guru SMA Mapel Kimia

No Materi JP

UMUM 4

1 Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru 2

2 Program Guru Pembelajar 2

POKOK 54

3 a. Pendalaman Materi Kompetensi Pedagogik KK A 9 b. Pendalaman Materi Kompetensi Profesional KK A 18

4 c. Pendalaman Materi Kompetensi Pedagogik KK B 9 d. Pendalaman Materi Kompetensi Profesional KK B 18

PENUNJANG 2

5 Tes Akhir 2

(38)

Lampiran 8 Pembagian Wilayah dan Mapel Satuan Kerja

Penanggung Jawab Program Guru Kelas Sekolah Dasar

PPPPTK/LPPKS/LPPPTK-PPPPTK SENI DAN BUDAYA

YOGYAKARTA JAWA TENGAH

PPPPTK PERTANIAN CIANJUR JAWA BARAT

NUSA TENGGARA BARAT

PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

DI YOGYAKARTA SULAWESI TENGAH

SULAWESI UTARA SULAWESI TENGGARA

PPPPTK ILMU PENGETAHUAN

DAN ELEKTRONIKA MALANG JAWA TIMUR

PPPPTK BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI BANDUNG

SUMATERA SELATAN LAMPUNG

(39)

Gambar

Tabel 1.1. Data Guru Peserta UKG tahun 2015
Tabel 2.1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi GuruPembelajar
Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Moda Tatap Muka

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas Pada Bank Syariah

Perbandingan berbalik nilai adalah kondisi perbandingan yang terjadi jika nilai pada komponen pertama naik, maka nilai pada komponen kedua akan turun, dan juga sebaliknya, jika nilai

berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan Di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2011”.. Karya tulis ini

Wilayah yang memiliki luasan wilayah seluas 1.489 Km2 dengan 21 Kecamatan dengan 6 daerah Satuan Wilayah Pembangunan (SWP). Salah satu SWP dengan tingkat kepadatan

two tier multiple choice berbasis piktorial kepada sejumlah siswa SMA kelas X yang telah mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di sekolah

Didasari oleh penguasaan atas pengetahuan atas fungsi-fungsi bahasa serta ragam dan larasnya, keterampilan ejaaan-tanda baca, kalimat, paragraf, dan jenis wacana,

Peringkat II, Sangat unggul, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

Sedangkan kecamatan dengan kondisi kepadatan mangrove sangat padat (&gt;1500 pohon/ha) yang terluas juga terdapat di Kecamatan Pademawu, dengan luas mencapai 212,6