• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT

NANOFILLER SETELAH PENGAPLIKASIAN

BAHAN PEMUTIH GIGI KARBAMID

PEROKSIDA 10% DAN 35%

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

CUT NIRZA AMANDA NIM: 110600110

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Cut Nirza Amanda

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian

Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

x i + 42 halaman

Resin Komposit merupakan gabungan matrik resin dan filler anorganik yang

diikat oleh bahan coupling agent. Kekasaran permukaan resin komposit dipengaruhi

ukuran, kekerasan, jumlah partikel filler, polishing dan penggunaan bahan peroksida

(bleaching). Peningkatan kekasaran permukaan resin komposit dapat terjadi setelah

penggunaan in-office bleaching. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10%

dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofiller. Besar sampel 20

buah untuk tiap kelompok dengan menggunakan resin komposit nanofiller kombinasi

sinar (Filtek Z350) berbentuk tablet dengan diameter 5 mm dan ketebalan 2 mm.

Kelompok pertama sampel diaplikasi karbamid peroksida 10% sebanyak 1 ulasan

dan dibungkus dengan wrapping plastic kemudian simpan selama 4 jam perhari dan

kelompok kedua sampel diaplikasi karbamid peroksida 35% dan disimpan selama 30

menit perminggu. Sebelum dan sesudah aplikasi dilakukan pengukuran kekasaran

(3)

kekasarannya meningkat sebesar 0,0146 µm dengan p=0,0005 (p<0,05) dan

kelompok kedua kekasarannya meningkat sebesar 0,0197 µm dengan p=0,0005

(p<0,05). Dengan uji T-unpaired didapatkan perbedaan rerata kekasaran pada

kelompok satu dan dua adalah 0,00415 µmdengan p=0,0001 (p<0,05).

Dari hasil penelitian ini disimpulkan adanya perbedaan signifikan rerata kekasaran

sebelum dan sesudah aplikasi karbamid peroksida 10% dan 35% pada permukaan

resin komposit nanofiller. Pada kelompok aplikasi karbamid peroksida 35%

didapatkan perubahan kekasaran yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok

aplikasi 10% sehingga semakin besar konsentrasi bahan pemutih gigi yang digunakan

maka semakin besar peningkatan kekasaran yang terjadi.

(4)

KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT

NANOFILLER SETELAH PENGAPLIKASIAN

BAHAN PEMUTIH GIGI KARBAMID

PEROKSIDA 10% DAN 35%

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

CUT NIRZA AMANDA NIM: 110600110

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji proposal skripsi

Medan, 20 Mei 2015

Pembimbing: Tanda tangan

Rusfian, drg., M.kes ………..

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 20 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha Esa. Skripsi ini selesai disusun sebagai satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort,. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Materia dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Rusfian drg., M.Kes selaku pembimbing skripsi telah banyak meluangkan waktu tenaga serta memberikan ilmu dan arahan dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Simson Damanik drg., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membimbing penulis dalam menjalani perkuliahan.

5. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf pengajar dan pegawai di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

6. Drs. Moch. Agus Zaenuri, selaku dosen pembimbing dalam penelitian menggunakan profilometer di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Medan.

7. Maya Fitria, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam analisis statistik penelitian di Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(8)

yang tersayang Teuku Furqan, Cut Roza, Cut Meliza, Dava, Davis atas doa dan cinta kasih dan dukungan, serta pengorbanan demi kebaikan dan kebahagiaan penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih lagi di kemudian hari.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi.

Medan, 20 Mei 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

2.1.3.1 Kekasaran Resin Komposit ... 10

2.2 Pemutih Gigi ... 11

2.2.1 Bahan Pemutih Gigi ... 11

2.2.2 Mekanisme Pemutihan Gigi... 13

2.2.3 Teknik Pemutih Gigi ... 14

2.2.3.1 Pemutihan Gigi di Rumah (home-bleaching) ... 15

2.2.3.2 Pemutihan Gigi di Klinik (in-office bleaching) ... 15

2.2.3.3 Pemutihan Gigi di Klinik Kombinasi Sinar ... 16

(10)

2.4 Kerangka Teori ... 17

3.4 Sampel dan Besar Sampel Penelitian ... 19

3.4.1 Sampel Penelitian ... 19

3.4.2 Besar Sampel Penelitian ... 20

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 20

3.5.1 Variabel Terikat ... 20

3.8.2 Pengaplikasian Karbamid Peroksida 10% ... 29

3.8.3 Pengaplikasian Karbamid Peroksida 35% ... 29

3.8.4 Pengukuran Nilai Kekasaran ... 29

3.9 Analisis Data ... 30

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN... 31

4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 34

BAB 5 PEMBAHASAN ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Komposisi Bahan Penelitian ... 26 2 Kekasaran Permukaan Resin Komposit (µ m) Sebelum dan Sesudah

Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10%. ... 31 3 Kekasaran Permukaan Resin Komposit (µ m) Sebelum dan Sesudah

Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 35%... 32 4 Uji Normalitas ... 34 4. Hasil analisis statistik uji t-paired kekasaran permukaan resin komposit

nanofil sebelum dan sesudah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi

Karbamid Peroksida 10% dan 35%. ... 35 5. Analisis statistik uji t-independent kekasaran permukaan resin komposit

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Ilustrasi mekanisme bleaching oleh agen aktif peroksida ... 14

2 Skema sampel resin komposit... 19

3 Master Model ... 22

4 Instrumen Plastis ... 22

5 Object Glass ... 22

6 Curing unit ... 23

7 Profilometer ... 23

8 Wrapping Plastic ... 23

9 Microbrush ... 24

10 Filtek Z350 ... 24

11 Karbamid Peroksida 10% ... 25

12 Karbamid Peroksida 35% ... 25

13 Aquadest ... 25

14 Cellophan sheet diletakkan pada master model... 27

15 Pengambilan Resin Komposit ... 27

16 Penyinaran dengan Light Curing Unit ... 27

17 Skema daerah yang diukur ... 28

18 Pengukuran awal dengan Stylus Profilometer ... 28

19 Pengukuran akhir dengan Stylus Profilometer ... 29

20 Grafik Kekasaran permukaan sampel setelah aplikasi ... 33

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alur Penelitian ... 2. Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Komposit

Nanofil (µ m) ...

(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Cut Nirza Amanda

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian

Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

x i + 42 halaman

Resin Komposit merupakan gabungan matrik resin dan filler anorganik yang

diikat oleh bahan coupling agent. Kekasaran permukaan resin komposit dipengaruhi

ukuran, kekerasan, jumlah partikel filler, polishing dan penggunaan bahan peroksida

(bleaching). Peningkatan kekasaran permukaan resin komposit dapat terjadi setelah

penggunaan in-office bleaching. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10%

dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofiller. Besar sampel 20

buah untuk tiap kelompok dengan menggunakan resin komposit nanofiller kombinasi

sinar (Filtek Z350) berbentuk tablet dengan diameter 5 mm dan ketebalan 2 mm.

Kelompok pertama sampel diaplikasi karbamid peroksida 10% sebanyak 1 ulasan

dan dibungkus dengan wrapping plastic kemudian simpan selama 4 jam perhari dan

kelompok kedua sampel diaplikasi karbamid peroksida 35% dan disimpan selama 30

menit perminggu. Sebelum dan sesudah aplikasi dilakukan pengukuran kekasaran

(15)

kekasarannya meningkat sebesar 0,0146 µm dengan p=0,0005 (p<0,05) dan

kelompok kedua kekasarannya meningkat sebesar 0,0197 µm dengan p=0,0005

(p<0,05). Dengan uji T-unpaired didapatkan perbedaan rerata kekasaran pada

kelompok satu dan dua adalah 0,00415 µmdengan p=0,0001 (p<0,05).

Dari hasil penelitian ini disimpulkan adanya perbedaan signifikan rerata kekasaran

sebelum dan sesudah aplikasi karbamid peroksida 10% dan 35% pada permukaan

resin komposit nanofiller. Pada kelompok aplikasi karbamid peroksida 35%

didapatkan perubahan kekasaran yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok

aplikasi 10% sehingga semakin besar konsentrasi bahan pemutih gigi yang digunakan

maka semakin besar peningkatan kekasaran yang terjadi.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Estetika sudah menjadi kebutuhan utama pada kebanyakan orang untuk tampil lebih muda dan menarik. Pada masa sekarang estetika menjadi pertimbangan utama dalam segala aspek kehidupan. Atas dasar tersebut setiap orang berusaha untuk bisa tampil prima pada setiap kesempatan. Ini menjadi alasan perkembangan ilmu di bidang kedokteran gigi beberapa tahun terakhir ini lebih mempertimbangkan akan nilai-nilai estetika.1

Dalam bidang kedokteran gigi hal ini dikenal dengan “esthetic dentistry” yang

salah satu perawatannya adalah penambalan gigi anterior menggunakan resin komposit. Penampilan estetika gigi anterior menjadi perhatian utama bagi pasien. Perawatan perubahan warna gigi anterior telah lama dilakukan dengan menggunakan mahkota, veneer, restorasi resin komposit, dan yang paling mudah dilakukan yaitu pemutihan gigi (bleaching).2

Resin komposit memiliki estetis yang baik, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur gigi. Resin komposit di klasifikasikan berdasarkan bahan pengisi, matriks resin, bahan pengikat (coupling). Sedangkan berdasarkan bahan pengisinya terdiri dari resin komposit unfilled, resin komposit macrofiller, microfiller, dan hibrid. Resin komposit yang sering digunakan adalah resin komposit nanofiller. Resin komposit

nanofiller memiliki ukuran partikel utama 20 – 75 nm dan zirconia/silica nanocluster

dengan diameter 0,6-1,4 µm. Partikel bahan pengisinya sekitar 59,5% volume.

Nanofiller memiliki ukuran partikel yang lebih kecil memungkinkan hasil pemolesan rapi dan halus.3,4

(17)

diinginkan di dalam rongga mulut termasuk terhadap bahan restorasi yang terdapat di dalam rongga mulut seperti amalgam, porselen, ormocer, glass ionomer, kompomer dan restorasi resin komposit.1,5

Kandungan utama bahan pemutih gigi tergantung dari produsen pembuatnya, diantaranya hydrogen peroxide, carbamide peroxide, atau urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen dan natrium fluoride. Beberapa produk mengandung bahan tambahan potasium nitrat membantu mengurangi sensitifitas gigi. Kandungan yang paling sering di gunakan yaitu

hydrogen peroxide dengan konsentrasi 30 - 35% dan carbamide peroxide dengan konsentrasi 10 – 15%.6,7

Karbamid merupakan kombinasi oksigen dengan nitrogen molekul yang secara lambat melepaskan oksigen daripada hidrogen peroksida, sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan elemen yang menimbulkan pewarnaan. Karbamid mengandung unsur aktif (karbamid peroksida) dan unsur non aktif yaitu gliserin, flavor, phosphoric/asam sitrat, trolamin, phenacetin, air.7

(18)

Menurut Pruthi dkk (2010) menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat kekasaran permukaan yang signifikan pada permukaan resin komposit nano, mikrohybrid, dan ormocer setelah penggunaan bahan pemutih gigi karbamid peroksida 15%. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan Wang dkk (2011) dalam penelitiannya menyatakan adanya perubahan kekasaran permukaan tergantung dari material dan waktu bahan bleaching terpapar dengan resin komposit dengan konsentrasi berbeda. Nanofiller menunjukkan perubahan signifikan dalam kekasaran permukaan dari waktu yang berbeda.10,11

Hafez dkk (2010) dari hasil penelitian didapatkan terdapat perubahan kekasaran yang drastis pada resin komposit mikrohibrid dan tidak terlalu drastis pada resin komposit mikrofil setelah penggunaan hidrogen peroksida 35%. Sedangkan Sharafeddin dkk (2010) menyatakan bahwa karbamid peroksida 35% tidak memberi efek yang signifikan terhadap kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid maupun mikrofil. Beberapa penelitian lain menyatakan adanya efek ringan terhadap perubahan kekasaran permukaan resin komposit dengan konsentrasi 10% dan 35%. Sehingga efek kekasaran permukaan resin komposit akibat bahan bleaching masih menjadi perdebatan. 2,13

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan pada masalah ini adalah apakah terdapat pengaruh pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofiller.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya pengaruh pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller.

1.4 Hipotesa Penelitian

Tidak ada pengaruh pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit.

1.5 Manfaat Penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Resin komposit adalah bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur gigi. Resin komposit memiliki permukaan halus dan translusensi terbaik dari setiap bahan restorasi estetik langsung sehingga bahan ini sering digunakan sebagai bahan restorasi untuk gigi anterior.2,16

2.1 Resin Komposit

Istilah bahan komposit dapat di artikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Sejak tahun 1960 Resin komposit ditemukan dan menggantikan akrilik dan bahan restorasi silica. Resin komposit memiliki permukaan halus dan translusensi terbaik dari setiap bahan restorasi estetik langsung sehingga bahan ini sering digunakan sebagai bahan restorasi untuk gigi anterior. Bahan ini juga menunjukkan tingkat estetika, kekuatan, dan keawetan yang sangat baik serta menggunakan bahan etsa sebagai bahan primer dan bonding meskipun tidak dapat melepaskan

fluoride.4,5,16

Resin komposit terdiri dari dua fase yaitu fase matriks dan fase filler. Matriks memiliki sifat yang lembut, lemah, fleksibel, dan rentan untuk dipakai dibandingkan dengan filler. Di samping itu, dua komponen molekul ini dapat ditambahkan agen kopling silane yang bertujuan untuk dapat mengikat bahan matriks dan filler.16

(21)

2.1.1 Komposisi Resin Komposit 2.1.1.1Matriks resin

Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomer aromatic dan atau

aliphatic dimetacrylate seperti bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS-GMA), selain itu juga banyak dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA), dan

urethane dimethacrylate (UDMA) adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi. Kelemahan sistem epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan perubahan warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi (CH-O-CH2) dan akrilat (CH2=CHCOO). Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul BIS-GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matrik resin suatu komposit gigi.5

Polimerisasi pada resin komposit menyebabkan pengerutan. Bis-GMA memiliki molekul yang lebih tinggi dari pada methyl methacrylate (MMA) dapat mengurangi pengerutan saat polimerisasi. Nilai pengerutan akibat polimerisasi Bis-GMA adalah 7,5% sedangkan methyl methacrylate (MMA) adalah 22%.4

2.1.1.2 Jenis Bahan Pengisi

Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.5

Ukuran rata-rata partikel pengisi berdiameter 0,2 – 0,3 µm (partikel fine) atau 0,04 µm (partikel microfine). Presentase volume dari partikel bahan pengisi lebih kecil dari presentase berat resin komposit itu sendiri. Teknologi di bidang kedokteran telah berhasil mengembangkan teknologi bahan pengisi yang lebih kecil yaitu komposit

(22)

Bahan pengisi ini dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel berukuran 0,1-100 µ m. Partikel silika dengan ukuran koloidal (kira-kira 0,4µ m) secara kolektif disebut pengisi mikro diperoleh dari proses pengendapan. Partikel pengisi umumnya membentuk 30-70% volume atau 50-85% berat komposit.4

2.1.1.3 Bahan Coupling

Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan pengisi diperlukan bahan pengikat (coupling). Bahan pengikat merupakan komponen yang sangat penting dari materi resin komposit. bahan pengikat harus biokompatibel dengan bahan pengisi dan matriks resin. Produsen telah mengatasi hal ini, tekanan akan ditempatkan pada restorasi dengan demikian tekanan dapat ditransfer dari matriks resin lemah ke tahap filler kuat. Salah satu teori pemakaian komposit mengatakan bahwa ikatan antara bahan pengikat dan partikel filler akan sedikit larut dalam lingkungan mulut. Ketika ikatan rusak , partikel pengisi ditarik keluar matriks resin, sehingga memperlihatkan resin lembut. Resin ini kemudian aus, dan memperlihatkan partikel filler yang lebih besar ke lingkungan mulut, dan siklus ini berlangsung terus-menerus.16

Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Bahan ini mempunyai manfaat membuat partikel pengisi anorganik dengan matriks resin organik berikatan satu sama lain. Jika tidak ada ikatan yang baik, maka tekanan yang diterima oleh resin komposit tidak tersebar ke seluruh partikel yang ada sehingga mudah terjadi fraktur.4,5

2.1.2 Jenis Resin Komposit

(23)

a. Resin komposit tradisional

Resin komposit tradisional memiliki kandungan partikel glass filler dengan rata-rata ukuran partikel 10-20µm dan partikel yang paling besar adalah 40µ m. Jenis resin komposit ini menghasilkan kekurangan pada hasil akhir permukaan yang kasar, dan kusam karena partikel filler menonjol dari permukaan resin.3

b. Resin Komposit Macrofiller

Resin komposit makrofil mengandung silika koloid dengan rata-rata ukuran partikel 10µm sampai 100µm. Partikel pengisinya 70% sampai 80% dari berat. Ukuran besar partikel pengisi dalam komposit macrofilled menghasilkan restorasi yang terasa kasar bila dilihat menggunakan explorer. Kemungkinan akumulasi plak dan perubahan warna lebih besar dengan komposit macrofilled dibandingkan dengan jenis lain. komposit macrofilled memiliki ciri khas akan berubah sedikit abu-abu ketika digosok dengan instrumen.4,16

c. Resin Komposit Microfiller

Ukuran partikel komposit microfilled jauh lebih kecil dari komposit macrofill (0,01µm - 0,1µ m). Komposit microfill setelah di polish sangat halus dan tampilan permukaan sangat mirip dengan enamel. Partikel filler ini sangat kecil dan merupakan leburan silika. Luas permukaan partikel filler sangat kecil sehingga membutuhkan lebih banyak resin untuk membasahi permukaan partikel filler. Pada hasil komponen resin komposit yang tinggi menghasilkan peningkatan koefisien ekspansi termal dan kekuatan yang lebih rendah.4,16

d. Resin komposit Hibrid

(24)

e. Resin Komposit Nanofiller

Sistem resin pada komposit ini menghasilkan modifikasi dari beberapa sistem resin untuk mendapatkan peningkatan sifat-sifat fisik komposit. Bahan restorasi komposit nano memiliki sifat fisik yang sangat baik terutama hasil pemolesan maupun kekuatan. Partikel filler pada bahan ini yaitu 0,005µm sampai 0,1µm. Komposit nano yang dikembangkan dengan menggunakan teknik nanotechnology,

memiliki hasil poles seperti pada resin komposit mikro tetapi memiliki kekuatan dan tingkat keausan seperti pada resin komposit hibrid.18

Nanoteknologi atau yang lebih dikenal sebagai molekuler nanoteknologi atau teknik molekuler adalah material produk fungsional dan struktur yang mempunyai ukuran sekitar 0,1 sampai 100 nanometer (pengukuran nano) oleh berbagai metode fisika atau kimia. Perkembangan revolusioner nanoteknologi telah menjadi disiplin ilmu yang paling diminati dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.17

Resin komposit nanofiller merupakan bahan restorasi universal yang diaktifasi oleh visible-light yang dirancang untuk keperluan merestorasi gigi anterior maupun posterior. Resin ini memiliki sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang sangat baik. Dikembangkan dengan konsep nanotechnology. Nanotechnology digunakan untuk membuat suatu produk baru yang lebih ringan, lebih kuat, lebih murah, dan lebih tepat.18

Komposisi ini terdiri dari resin yang bersifat dapat mengurangi penyusutan, yaitu BIS-GMA, BIS-EMA, UDMA dan sejumlah kecil TEGDMA. Sedangkan fillernya berisi kombinasi antara filler nanosilica 20nm yang tidak berkelompok dan nanocluster zirconia/silica yang mudah berikatan membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari partikel zirconia/silica dengan ukuran 5 -20 nm.18

2.1.3 Sifat Resin Komposit

(25)

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.3

Penyerapan air pada resin komposit dapat dipengaruhi oleh komposisi matriks resin, jenis, ukuran, kehadiran golongan hidroksil yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air dan ikatan matriks dengan partikel bahan pengisi. Rusaknya ikatan tersebut memberikan dua konsekuensi penting. Pertama ketika ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi hilang, partikel bahan pengisi kehilangan keefektifitasannya sebagai bahan yang memperkuat dan akan menyebabkan kerusakan pada restorasi resin komposit. Kedua, partikel bahan pengisi kehilangan kohesi permukaan sehingga restorasi tidak tahan aus.3

2.1.3.1 Kekasaran resin komposit

Kualitas permukaan restorasi gigi merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan restorasi. Kekasaran permukaan resin komposit ditentukan oleh ukuran, kekerasan dan jumlah partikel filler, dan juga mempengaruhi sifat mekanik dari bahan. Kekasaran permukaan merupakan salah satu faktor penyumbang untuk perubahan warna eksterior dan berkaitan erat dengan jenis material komposit. Struktur dan karakteristik partikel pengisi dalam resin komposit memiliki dampak langsung pada kehalusan permukaan dan dengan demikian meningkatkan kerentanan terhadap pewarnaan ekstrinsik.9

kekasaran permukaan restorasi secara klinis merupakan salah satu properti fisik penting yang membutuhkan investigasi. Setelah hasil akhir permukaan selesai, permukaan restorasi mempengaruhi estetika dan kesehatan mulut, seperti adanya kesalahan yang dapat mempengaruhi penampilan, retensi plak, perubahan warna permukaan dan iritasi gingiva.19

(26)

2.2 Pemutihan Gigi

Pemutihan gigi kembali (bleaching) merupakan salah satu usaha memperbaiki perubahan warna gigi dengan pemakaian bahan oksidator kuat. Keberhasilan perawatan pemutihan gigi untuk dapat memberikan sensasi warna gigi lebih putih dari sebelumnya sangat tergantung pada jenis stain yang terdapat dalam struktur gigi, lokasi, dan seberapa dalam kemampuan agen aktif bleaching untuk berpenetrasi ke dalam email dan dentin.1,15

Konsentrasi hidrogen dan karbamid yang sering digunakan untuk bahan bleaching

yaitu 10% karbamid peroksida atau 3-6% hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida konsentrasi 30 sampai 35%, sodium perborat, dan karbamid peroksida konsentrasi antara 3 sampai 45%.7

Teknik pemutihan gigi secara umum dibedakan menjadi teknik pemutih gigi yang dilakukan dokter gigi di tempat praktek atau disebut in office bleaching/power bleaching dan pemutih gigi yang dilakukan oleh pasien sendiri di rumah dibawah pengawasan dokter gigi yaitu home bleaching/nightguard vital bleaching). Konsentrasi bahan bleaching dibedakan berdasarkan teknik yang digunakan. Pada teknik in office bleaching konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi pada level tinggi (25-35% hidrogen peroksid atau 35% karbamid peroksid) sedangkan pada teknik home bleaching konsentrasi yang digunakan lebih rendah (3-6% hidrogen peroksid atau 10-16% karbamid peroksid).14,20

2.2.1 Bahan Pemutih Gigi

Bahan yang sering digunakan sebagai pemutih gigi menurut walton dan Torabinayed (2002) antara lain hidrogen peroksid, natrium perborat, natrium hipoklorit, karbamid peroksid dan bahan oksidator. Bahan oksidator yang dipakai adalah larutan karbamid (H2O2 30 – 35%). Untuk intra coronal bleaching yang sering

digunakan adalah natrium perborat dan hidrogen peroksid. Sedangkan untuk

(27)

a. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung unsur hidrogen dan oksigen (H2O2). Bentuk murni berupa likuid tidak berwarna dan bentuk sediaan komersial berupa larutan dalam air yang mengandung 33 -37% hidrogen peroksida murni dan bahan lainnya untuk mencegah produk mengalami dekomposisi.1

Hidrogen relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan dan melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam, dan pH dipengaruhi oleh konsentrasi, untuk pH larutan 1% adalah 5,0-6,0. Pada konsentrasi tinggi bahan pemutih gigi dapat bersifat bakteriostatik dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat mutagenik dan memungkinkan kerusakan pada ikatan DNA 21

b. Karbamid Peroksida

Haywood dan Heymann pada tahun 1989 telah memperkenalkan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih dalam proses pemutihan gigi vital. Karbamid peroksida juga dikenal sebagai karbamid urea, urea peroksida, perhydrol urea dan

perhydelure.21

Karbamid peroksida merupakan suatu senyawa yang tidak berbau, tidak toksik, berbentuk kristal putih, dan merupakan kombinasi antara 7% urea dan 3% hidrogen peroksida. Larutan karbamid peroksida sangat tidak stabil dan segera terurai menjadi bagian-bagiannya saat berkontak dengan jaringan atau saliva. Urea mudah bergerak secara bebas ke dalam email dan dentin pada proses degradasi ammonia. 14,21

Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida.. Selain itu, urea juga mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda pada gigi 14,21

(28)

yaitu pH sekitar 6,5, oleh karena itu masih dapat dikategorikan netral dengan sedikit asam. Karbamid peroksid 10% sama efektifnya dengan hidrogen peroksid 3%.14,19

2.2.2 Mekanisme pemutihan Gigi

Bahan pemutih gigi memiliki berat molekul yang sangat rendah sehingga mampu berdifusi ke dalam email dan dentin, selanjutnya peroksida akan mengalami dekomposisi menjadi radikal-radikal bebas tidak stabil yang akan mengganggu molekul-molekul pigmen besar (kromofor) di dalam struktur gigi melalui reaksi oksidasi ataupun reduksi. Proses oksidasi-reduksi mengubah struktur substansi organik yang berinteraksi pada gigi sehingga menghasilkan perubahan warna.1,24 Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea. Komposisi hidrogen peroksida adalah sepertiga dari konsentrasi karbamid peroksida. Karbamid peroksida mula-mula terpecah menjadi hidrogen peroksida. Komponen urea dalam karbamid peoksida akan menstabilkan hidrogen peroksida dan dengan kontak pada gigi yang lebih lama akan diperoleh efisiensi reaksi yang sempurna.21

Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas yang tidak mempunyai pasangan elektron yang akan lepas dan kemudian diterima oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi. Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+). Perhidroksil ini merupakan radikal bebas yang kuat dan berperan pada proses pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai radikal bebas yang lemah.7

(29)

Gambar 1. Ilustrasi mekanisme bleaching oleh agen aktif peroksida. (a) Diskolorasi yang

disebabkan oleh chromophors ekstrinsik dan intrinsic, (b) Peroksida berpenetrasi

dengan mengoksidasi chromophors, dan (c) terjadi diskolorasi dentin dan email

melalui pemecahan chromophors menjadi fragmen-fragmen kecil oleh radikal

peroksida.

2.2.3 Teknik pemutihan gigi

Teknik pemutihan gigi dapat diklasifikasikan menurut vitalitas gigi yaitu pemutihan gigi vital dan nonvital. Intracoronal bleaching dilakukan pada gigi nonvital yang telah dirawat endodontik dengan meletakkan bahan bleaching dalam kamar pulpa. Intracoronal bleaching dapat dilakukan dengan walking bleach dan termokatalitik atau kombinasi kedua teknik tersebut.14

Pengaplikasian bahan home bleaching yang menggunakan karbamid peroksida membutuhkan penggunaan tray. Pada tray dibuat reservoir pada bagian bukal sebagai tempat bahan bleaching diaplikasikan, yaitu 1-1,5 mm dari servikal dan 1 mm dari insisal/oklusal. Sedangkan bahan bleaching hidrogen peroksida diaplikasikan dengan ketebalan 0,5-1 mm pada permukaan gigi yang diputihkan.14

Pada kasus pasien yang tidak dapat menggunakan prosedur pemutihan di rumah karena berbagai alasan, misalnya waktu perawatan lama, pemakaian sendok cetak yang tidak nyaman dan mengiritasi atau rasa tidak enak, iritasi gingiva atau perut karena bahan pemutih. Pasien disarankan untuk melakukan perawatan di klinik atau

(30)

pemakaian sendok cetak yang lama. Bahan office bleaching diaplikasikan dengan ketebalan sekitar 1 mm pada permukaan gigi.14,15

Pemutihan gigi dapat dipilih sesuai kebutuhan penderita yaitu berdasarkan perubahan warna gigi, lokasi penggunaan bahan pemutih gigi, teknik yang digunakan, waktu penggunaan bahan pemutih gigi, dan jumlah perawatan yang dilakukan untuk melakukan bleaching. Teknik pemutihan gigi terdiri atas 3 yaitu Pemutihan gigi di rumah, Pemutihan gigi di klinik, Pemutihan gigi di klinik dengan kombinasi kekuatan sinar.6,14

2.2.3.1 Pemutihan gigi di rumah (home-bleaching)

Pada pemutihan gigi di rumah digunakan untuk penderita dengan perubahan warna gigi ringan, ingin diputihkan satu atau dua tingkat dan punya waktu untuk pemakaian di rumah. Bahan yang digunakan adalah Carbamide peroxide (10−22%) atau gel pemutih non peroxide dengan konsentrasi relatif rendah. Pemutihan gigi di rumah menggunakan sendok cetak yang di buat di klinik, sendok cetak dan cairan pemutih dibawa pulang, lalu pasien kembali ke klinik secara periodik untuk kontrol perubahan warna gigi. Penggunaan bahan pemutih gigi membutuhkan hasil 3-4 minggu dengan penggunaan sekali sehari selama 2−3 jam.6

2.2.3.2 Pemutihan gigi di klinik (in-office bleaching)

Pemutihan gigi di klinik lebih diindikasikan untuk penderita dengan perubahan warnagigi ringan sampai akut, ingin efek pemutihan lebih nyata yang dilakukan di klinik gigi, teknik office bleaching menggunakan bahan Carbamide peroxide dan

(31)

2.2.3.3 Pemutihan gigi di klinik dengan kombinasi sinar

Pada teknik pemutihan ini memiliki indikasi yang sama dengan teknik pemutihan gigi di klinik yaitu untuk penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai berat dan ingin hasil secara langsung. Bahan yang digunakan adalah Hydrogen peroxide

(30−50%) dengan prosedur cairan diaplikasikan pada gigi dan diaktivasi dengan sumber panas atau sinar khusus. Hasil perubahan warna langsung terlihat dengan satu kali visit ke dokter gigi.6

2.3 Metode Pengukuran kekasaran permukaan

Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, antara lain metode sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan. Alat untuk metode sentuhan ini disebut profilometer atau profile meter.2,20,24

Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Rumah tracer head

terbuat dari stylus intan yang mempunyai radius 0,013 mm. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang berbentuk konis rata ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja secara manual maupun menggunakan motor penggeraknya (secara otomatis).24

Permukaan yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan

stylus ini akan digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh

(32)
(33)

2.5 Kerangka Konsep

Resin komposit

nanofil

Karbamid

Peroksida

Hidrogen Peroksida Urea

Penstabil agar efek bahan pemutih gigilebih panjang Oksidasi

Pelarutan permukaan resin komposit

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah Pretest Posttest Group Design.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi FKG USU Medan (Pembuatan sampel resin komposit dan aplikasi bahan bleaching)

2. Laboratorium Mesin politeknik Medan (pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah aplikasi bahan pemutih gigi)

Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret 2015

3.4 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.4.1 Sampel

Sampel penelitian ini adalah resin komposit nanofiller yang dibuat berbentuk tablet dengan ukuran diameter 5 mm dengan tebal 2 mm.15

Gambar 2. Skema sampel resin komposit nanofiller

d

t

(35)

Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kriteria inklusi

1. Permukaan sampel resin komposit halus dan rata. 2. Permukaan sampel berbentuk bulat sempurna. 3. Ukuran sampel.

Kriteria ekslusi

1. Sampel memiliki poreus.

2. Sampel terkontaminasi debris dan bahan lain. 3. Sampel dengan bentuk tidak bulat sempurna

3.4.2 Besar Sampel Penelitian

Jumlah besar sampel pada penelitian eksperimen secara sederhana dapat di rumuskan menggunakan rumus Frederer sebagai berikut25:

(t-1) (r-

1) ≥ 15

Dimana : t = banyak kelompok perlakuan r = jumlah replikasi Pada penelitian ini dibuat 20 sampel untuk setiap kelompok perlakuan sehingga total sampel adalah 40 buah.

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Terikat

(36)

3.5.2 Variabel Bebas

Bahan pemutih gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%.

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Ketebalan dan diameter sampel resin komposit nanofiller (5 mm dan 2 mm) 2. Lama penyinaran ( 20 detik )

3. Jarak penyinaran (1 mm)

4. Lamanya bahan pemutih karbamid 10% berkontak dengan resin komposit

nanofiller setelah di bungkus plastik (4 jam per hari)

5. Lamanya bahan pemutih karbamid 35% berkontak dengan resin komposit

nanofiller (30 menit/minggu)

3.5.4 Variabel Tak Terkendali

1. Suhu

2. Ketebalan aplikasi bahan pemutih (1 ulasan)

3.6 Defenisi Operasional

1. Resin komposit nanofiller adalah bahan restorasi yang memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur gigi dengan ukuran partikel 0,005 – 0,1µm dan mengandung material Filtek Z350.

2. Bahan pemutih gigi karbamid peroksida adalah senyawa organik dengan reaksi kimia (CH6N2O3) yang memiliki larutan tidak stabil yang cepat terurai menjadi urea

dan hidrogen peroksid jika berkontak dengan air liur. Larutan karbamid 10-15% akan terurai menjadi hidrogen peroksid 3-5% dan urea 7-10%. Konsentrasi karbamid peroksid yang rendah digunakan pada teknik pemutihan home bleaching sedangkan konsentrasi yang tinggi digunakan pada in-office bleaching.

(37)

3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian

1. Master model dengan mould berbentuk lingkaran diameter 5 mm dan tebal 2 mm.

Gambar 3. Master Model

2. Instrumen Plastis (SMIC)

Gambar 4. Instrumen plastis

3. Object glass ketebalan 1mm

(38)

4. Light Curing unit (LITEX TM 680A, DENTAMERICA U.S.A)

Gambar 6. Light Curing unit

5. Stylus Profilometer (Mitutoyo SJ 201, Japan)

Gambar 7. Stylus Profilometer

6. Wrapping Plastik

(39)

7. Microbrush

Gambar 9. Microbrush

8. Pinset (Dentica Stainless steel, Indonesia) 9. Cellophan sheet

10. Tempat penyimpanan sampel resin komposit nanofiller

11. Glass Slab 12. Sikat gigi 13 Stopwatch

3.7.2 Bahan Penelitian

1. Resin komposit tipe nanofiller Shade A3,5 (Filtek Z350, USA)

(40)

2. Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% (Opalescence®, USA)

Gambar 11. Karbamid Peroksida 10%

3. Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 35% (Opalescence®, USA)

Gambar 12. Karbamid Peroksida 35% 4. Aquades

(41)

Tabel 1. Komposisi Bahan Penelitian

No Bahan Komposisi Produksi

(42)

Gambar 14. Cellophan sheet diletakkan pada master model

2. Resin komposit nanofiller dimasukkan ke dalam mould dengan menggunakan instrumen plastis. Resin komposit dipadatkan lalu Cellophan strip dan object glass diletakkan di atas mould yang terisi resin komposit lalu diberikan tekanan perlahan dengan object glass.15

Gambar 15. Pengambilan Resin Komposit

3. Kemudian dilakukan penyinaran tegak lurus diatas sampel yang telah diletakkan object glass selama 20 detik dengan jarak penyinaran 1 mm.12,17

(43)

4. Setelah resin komposit nanofiller mengeras, sampel dikeluarkan dari mould,

kemudian permukaan sampel dibalik untuk disinari seperti permukaan yang telah di sinari sebelumnya. Sampel dikeluarkan kembali.12

5. Seluruh sampel di simpan dalam wadah kedap sinar selama 24 jam agar memastikan polimerisasi dengan sempurna.

6. Sebelum dilakukan pengukuran, stylus profilemeter dikalibrasikan menggunakan precision reference specimen, nilai plat harus sama dengan nilai yang dikeluarkan profilometer. Sampel dari setiap kelompok diambil dengan menggunakan pinset dan sampel diletakkan di atas meja sejajar alat

profilemeter dan alat profilemeter dijalankan diatas permukaan sampel untuk dilakukan pengukuran awal.

Pada setiap sampel diberi titik area dengan menggunakan spidol pada tiga daerah yang akan di ukur, seperti yang terlihat pada gambar gambar 16. Setelah didapat hasil pengukuran ketiga dicatat dan rata-rata dari ketiga hasil pengukuran dihitung dan dicatat dengan satuan μm.

Gambar 17. Skema daerah yang diukur

Gambar 18. Pengukuran awal dengan Stylus Profilometer Tanda pada sampel

Sampel

(44)

3.8.2 Pengaplikasian Karbamid Peroksida 10%

Bahan pemutih karbamid peroksida 10% berbentuk jel di aplikasikan pada permukaan sampel resin komposit nanofiller dengan menggunakan microbrush

sebanyak 1 ulasan kemudian diratakan, lalu sampel dilapisi plastik dengan waktu pengaplikasian selama 4 jam per hari selama 2 minggu. Setelah pengaplikasian selesai sampel dibilas dan disikat hingga bersih dibawah air mengalir selama 1 menit lalu sampel dikeringkan dan disimpan dalam wadah penyimpanan.14

3.8.3 Pengaplikasian Karbamid Peroksida 35%

Bahan pemutih karbamid peroksida 35% berbentuk jel di aplikasikan pada permukaan sampel resin komposit nanofiller dengan menggunakan microbrush

sebanyak 1 ulasan dan di ratakan dengan waktu pengaplikasian selama 30 menit per minggu selama 2 minggu. Setelah pengaplikasian selesai sampel dibilas dan disikat hingga bersih dibawah air mengalir selama 1 menit lalu sampel dikeringkan dan disimpan dalam wadah penyimpanan. 14

3.8.4 Pengukuran Nilai Kekasaran Permukaan Seluruh Sampel

Seluruh sampel resin komposit nanofiller pada kelompok I dan II yang telah diaplikasi bahan pemutih gigi dibilas dan disikat dibawah air yang mengalir selama 1 menit lalu dikeringkan. Kemudian sampel diukur kekasaran permukaannya dengan menggunakan Stylus Profilometer.

(45)

3.9 Analisis Data

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini 40 sampel yang lalu dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 20 sampel. Hasil pengukuran kekasaran permukaan resin komposit nanofiller terjadi peningkatan kekasaran sebelum dan sesudah pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dapat dilihat pada tabel 2..

Tabel 2. Kekasaran Permukaan Resin Komposit (µ m) Sebelum dan Sesudah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10%.

(47)

Tabel 3. Kekasaran Permukaan Resin Komposit (µ m) Sebelum dan Sesudah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 35%.

No. Sampel

Untuk mempermudah dalam melihat perbandingan nilai rata-rata hasil pengukuran kekasaran permukaan pada kedua kelompok perlakuan maka dapat digambarkan dalam grafik batang (gambar 16). Kekasaran permukaan resin komposit nanofiller

(48)

Gambar 20. Grafik pengukuran kekasaran permukaan resin komposit nanofiller

sebelum dan sesudah aplikasi karbamid peroksida 10% dan 35%.

(49)

Gambar 21. Grafik persentase perubahan kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller kelompok aplikasi karbamid peroksida 10% dan 35%.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas untuk melihat persebaran data yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji normalitas data kekasaran permukaan resin komposit nanofiller

sebelum dan sesudah aplikasi karbamid peroksida 10% dan 35%

Tests of Normality

*. This is a lower bound of the true significance.

(50)

Tabel 5. Hasil analisis statistik uji t-paired kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller sebelum dan sesudah pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dan 35%.

Bahan Pemutih

Gigi n

Rerata Kekasaran (Mean ± SD)

P Sebelum Sesudah

Karbamid

Peroksida 10% 20 0,5281 ± 0,02410 0,5427 ± 0,02326 0.0001

Karbamid

Peroksida 35% 20 0,5348 ± 0,02614 0,5546 ± 0,02625 0.0001

Dari hasil analisa uji t-paired didapatkan rerata dan standar deviasi kekasaran permukaan sebelum pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% adalah 0,5281 ± 0,02410 µm dan sesudah pengaplikasian adalah 0,5427 ± 0,02326 µm dan nilai p=0,000 (p≤0,05) menunjukkan H0 ditolak artinya ada pengaruh

pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofiller.

Dari hasil analisa uji t-paired didapatkan rerata dan standar deviasi kekasaran permukaan sebelum pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida 35% adalah 0,5348 ± 0,02614 µm dan sesudah pengaplikasian adalah 0,5546 ± 0,02625 µm dan nilai p=0,000 (p≤0,05) menunjukkan H0 ditolak artinya ada pengaruh

(51)

Tabel 6. Analisis Statistik Uji t-independent kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller (µm) sesudah pengaplikasian dengan bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dan 35%.

Rerata Perubahan Kekasaran permukaan (µm ± SD) P

Bahan pemutih gigi Karbamid

Peroksida 10% 0,0146 ± 0,00648

0.0005 Bahan pemutih gigi Karbamid

Peroksida 35% 0,0197 ± 0,00361

Dari hasil analisis statistik uji t-independent didapatkan nilai rerata perubahan kekasaran dan standar deviasi pada pengaplikasian bahan pemutih gigi Karbamid Peroksida 10% adalah 0,0146 ± 0,00648 µm dan pada bahan pemutih gigi Karbamid Peroksida 35% adalah 0,0197 ± 0,00361 µm dengan nilai p=0,0001 (p≤0,05), menunjukkan bahwa H0 ditolakartinya ada pengaruh pengaplikasian bahan pemutih

(52)

BAB V PEMBAHASAN

Pada penelitian yang dilakukan didapatkan hasil analisis statistik uji t-berpasangan (tabel 5) nilai rerata dan standar deviasi kekasaran permukaan sebelum aplikasi karbamid peroksida 10% adalah 0,5281 ± 0,02410 µm dan sesudah aplikasi adalah 0,5427 ± 0,02326 µm. Begitu juga terhadap kelompok aplikasi karbamid peroksida 35% diperoleh hasil analisis statistik uji t-berpasangan dengan nilai rerata dan standart deviasi kekasaran permukaan sebelum aplikasi karbamid peroksida 35% adalah 0,5348 ± 0,02614 µm dan sesudah aplikasi diperoleh 0,5546 ± 0,02625 µm. Dari analisis uji t-paired diperoleh nilai p= 0,0001 (p<0,05) menunjukkan ada perbedaan signifikan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller sebelum dan sesudah pengaplikasian bahan pemutih karbamid peroksida 10% dan 35%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Moraes dkk (2005) yang melakukan penelitian menggunakan bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dan 35% pada resin komposit mikrofil dan mikrohibrid. Moraes menyatakan bahwa ada perubahan yang signifikan yang terjadi setelah pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid 10% dan karbamid peroksida 35%. Penelitian Wang dkk (2011) dalam penelitiannya menyatakan adanya perubahan kekasaran permukaan tergantung dari material dan waktu bahan bleaching terpapar dengan resin komposit dengan konsentrasi berbeda. Wattanapayungkul (2003) juga menyatakan bahwa bahan bleaching karbamid peroksida 35% meningkatkan kekasaran permukaan resin komposit.11,12,19

(53)

Perubahan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller setelah aplikasi bahan pemutih gigi karbamid periksida dapat terjadi karena lepasnya ikatan antara matriks dan filler akibat radikal bebas peroksid yang mengakibatkan terjadinya poreus pada permukaan resin komposit nanofiller, hal tersebut menimbulkan ketidak teraturan permukaan sehingga menimbulkan kekasaran permukaan yang meningkat.11

Bailey (1992) menyatakan bahan bleaching dapat mempengaruhi material resin komposit bergantung dari konsentrasi dan lama aplikasi. Semakin lama aplikasi karbamid peroksida, kemungkinan semakin banyak radikal bebas peroksid yang dihasilkan dan semakin banyak ikatan antara matriks dan filler resin komposit yang putus, sehingga perubahan kekasaran permukaan resin komposit setelah dilakukan

(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Adanya perbedaan pada kekasaran permukaan yang terlihat jelas setelah dilakukan analisa statistik uji t-paired antara sebelum dan sesudah pengaplikasian bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% maupun 35%, yaitu terjadi peningkatan kekasaran pada permukaan resin komposit nanofiller.

2. Semakin tinggi konsentrasi bahan pemutih gigi yang di aplikasikan pada resin komposit nanofiller maka semakin besar pula kekasaran permukaan antara sebelum dan sesudah pengaplikasian.

6.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap kelompok sampel yang lebih besar agar didapat tingkat validitas yang tinggi, sehingga perubahan kekasaran permukaan resin komposit yang telah diaplikasi bahan pemutih terlihat jelas.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Jakfar S. Pengaruh agen aktif bleaching terhadap jaringan keras dan lunak

mulut serta bahan restorasi kedokteran gigi. Cakradonya Dent J 2009 ; 2(1):

1-82.

2. Hafez R, Ahmed D, Yousry M, El-Badrawy W, El-Mowafy O. Effect of

in-office bleaching on color and surface roughness of composite restoratives. Eur

J Dent 2010; 4(2): 118-27.

3. Van Noort R. Introduction to dental materials. 3rd Ed. London: Elsevier, 2007: 99-125.

4. Annusavice KJ. Phillips’ Science of dental material. 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013 : 279-85.

5.

El-Murr J, Ruel D, St-Georges AJ. Effects of external bleaching on restorative materials: A review.J Can Dent Assoc 2011; 71(b59) : 1-6.

6. Meizarini A, Rianti D. Bahan pemutih gigi dengan sertifikat ADA/ISO. Maj.

Ked Gigi 2005; 38 (2) : 73-6.

7. Hendari R. Pemutihan gigi (Tooth-Whitening) pada gigi yang mengalami

pewarnaan. Sultan agung 2009; 44 : 65-77.

8. Nadhun NS, Al-Khafaji AH. The effect of in office bleaching on surface roughness and micro-hardness of newly developed composite materials (In vitro study. J Bagh College Dent 2014; 26(2) : 24-9.

9. Yin CS, Boon LT, Lin SL. Effect of whitening toothpastes on surface roughness of composite resins.J malay Dent assoc 2009; 30(1) : 43-8.

10.Pruthi G, Jain V, Kandpal HC, Mathur VP, Shah N. Effect of bleaching on

color change and surface topography of composite restorations. International

Journal of Dentistry 2010; 10 : 1-7.

11. Wang L, Francisconi LF, Atta MT, Santos JR, Padre NC. Effect of gels on

surface roughness of nanofilled composite resins. Eur J Dent 2011; 5(2) :

(56)

12.Moraes RR, Marimon JLM, Schneider LFJ, Sobrinho LC, Camacho GB, Bueno M. Carbamide peroxide bleaching agents: Effects on surface roughness of enamel, composite and porcelain. Clin Oral Invest 2006; 10: 23-8.

13.Sharafeddin F, Jamalipour GR. Effects of 35% carbamide peroxide gel on

surface roughness and hardness of composite resin. J Dent 2010; 7(1): 6-12.

14.Halim HS, Perawatan diskolorasi gigi dengan teknik bleaching. Jakarta:

Universitas Trisakti, 2006: 23-62.

15.Tjuatja L, Mulyawati E, Halim FS. Perbedaan kekerasan mikro permukaan resin komposit mikrofil dan nanofil pada penggunaan bahan karbamid peroksida 45% dan hidrogen peroksida 38% secara in office bleaching. J Ked Gi 2011; 2(4) : 264-70.

16.Stewart M, Bagby M. Clinical aspect of dental materials theory, practice, and cases. 4th Ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Business, 2013: 65-70.

17.Mitra SB, Wu D, Holmes BN. An application of nanotechnology in advanced dental materials. J Am Dent Assoc Vol 134th 2003: 1382-90.

18.Permatasari R, Usman M. Penutupan diastema dengan menggunakan komposit nanofiller. Ind J of Dent 2008; 15(3): 239-46.

19.Wattanapayungkul P. Effects of in-office bleaching products on surface finish of tooth-colored restorations. Operative dent 2003; 28: 15-9.

20.Dionysopoulos D, Koliniotou KE, Gerasimou P, Papadopoulos C. The effect

of home-bleaching agents on surface roughness of restorative materials. JSM

Dent 2013; 1(3): 1015.

21.Adang RAF, Suprastiwi E, Usman M. Pemutihan gigi teknik home bleaching dengan menggunakan karbamid peroksida. Sari Pustaka. Jakarta: Dep Ilmu Konservasi gigi FKG UI, 2006: 2-8.

(57)

23.Farracane JL. Materials in dentistry principles and applications. 2nd Ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 87.

24.Ristanto B. Pengaruh feeding terhadap tingkat kekasaran permukaan pada

proses penyekrapan rata dengan spesimen baja karbon.

http://www.scribd.com/doc/34208909/Doc#archive (November 30. 2014)

25.Hanafiah KA. Rancangan percobaan: Teori dan aplikasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2003: 94-103.

26.Wang X. Structural aspects of bleaching and flouride ap;plication on dental

enamel. Disertasi. Hanburg: 2008: 13-25.

27. Baily SJ, Shawn EJ. Effect of home bleaching products on composites resins.

(58)

Lampiran 1 Alur Penelitian

Master mould dengan ring berdiameter 5 mm x 2 mm dialasi cellophan strip

Sampel resin komposit nanofil dimasukkan ke dalam ring dan dipadatkan

cellophan strip dan Object glass diletakkan di atas sampel yang sudah dipadatkan

Resin komposit nanofiller disinari selama 20 detik dengan jarak 1 mm

Sampel dikeluarkan dari master mould dan di simpan dalam wadah kedap sinar

selama 24 jam

Pengukuran awal kekasaran sampel dilakukan menggunakan stylus profilometer

Sampel di aplikasikan jel karbamid peroksida 10% setebal 1 ulasan kemudian dilapisi plastik dan diamkan selama 4 jam per hari selama 2 minggu lalu sampel digosok dan bilas dengan air mengalir selama 1 menit

(59)

Hasil Pengukuran Kekasaran Resin Komposit Nanofil (µm)

Kelompok I Sebelum Perlakuan

No 1 Rata 1 2 Rata 2 3 Rata 3 Ratatotal

1 0,45 0,48 0,48 0,47 0,54 0,52 0,53 0,53 0,52 0,50 0,45 0,49 0.497

2 0,48 0,55 0,55 0,526 0,50 0,52 0,53 0,517 0,55 0,52 0,56 0,543 0.528

3 0,44 0,50 0,58 0,506 0,48 0,49 0,50 0,49 0,47 0,48 0,49 0,48 0.492

4 0,48 0,55 0,55 0,526 0,56 0,56 0,54 0,553 0,55 0,57 0,55 0,557 0.545

5 0,55 0,47 0,56 0,526 0,55 0,51 0,50 0,52 0,51 0,53 0,56 0,533 0.526

6 0,43 0,59 0,60 0,540 0,53 0,55 0,58 0,553 0,47 0,51 0,49 0,49 0.527

7 0,54 0,58 0,52 0,547 0,48 0,50 0,51 0,497 0,50 0,52 0,50 0,507 0.517

8 0,56 0,56 0,55 0,556 0,58 0,57 0,57 0,573 0,57 0,58 0,58 0,577 0.568

9 0,56 0,54 0,56 0,553 0,55 0,57 0,55 0,557 0,58 0,55 0,56 0,563 0.557

10 0,66 0,55 0,52 0,577 0,44 0,58 0,50 0,506 0,47 0,48 0,48 0,477 0.520

11 0,57 0,52 0,54 0,543 0,52 0,49 0,50 0,503 0,48 0,53 0,50 0,503 0.516

12 0,45 0,46 0,48 0,463 0,44 0,50 0,55 0,497 0,53 0,53 0,53 0,53 0.496

13 0,60 0,58 0,61 0,597 0,56 0,54 0,54 0,547 0,61 0,60 0,60 0,603 0.582

14 0,59 0,62 0,60 0,603 0,48 0,55 0,55 0,526 0,50 0,51 0,53 0,513 0.547

15 0,58 0,52 0,48 0,527 0,48 0,45 0,48 0,47 0,47 0,51 0,50 0,493 0.496

16 0,58 0,54 0,56 0,56 0,46 0,49 0,50 0,483 0,49 0,49 0,51 0,497 0.513

17 0,57 0,62 0,59 0,593 0,49 0,52 0,52 0,51 0,46 0,51 0,49 0,487 0.530

18 0,52 0,58 0,48 0,527 0,61 0,59 0,59 0,597 0,48 0,46 0,50 0,48 0.534

19 0,58 0,55 0,54 0,556 0,48 0,48 0,60 0,520 0,55 0,52 0,50 0,523 0.533

20 0,53 0,55 0,56 0,546 0,55 0,58 0,57 0,567 0,50 0,50 0,51 0,503 0.538

(60)

Kelompok II Sebelum Perlakuan

No 1 Rata 1 2 Rata 2 3 Rata 3 Ratatotal

1 0,53 0,54 0,53 0,533 0,58 0,53 0,56 0,556 0,56 0.60 0,57 0,577 0.555

2 0,59 0,62 0,60 0,603 0,56 0,60 0,64 0,600 0,57 0,56 0,60 0,577 0.593

3 0,56 0,56 0,55 0,556 0,53 0,64 0,62 0,596 0,61 0,58 0,58 0,59 0.580

4 0,55 0,48 0,56 0,53 0,55 0,58 0,58 0,57 0,58 0,57 0,60 0,583 0.561

5 0,48 0,55 0,55 0,526 0,56 0,54 0,56 0,553 0,57 0,55 0,55 0,557 0.545

6 0,52 0,55 0,66 0,577 0,44 0,50 0,58 0,506 0,47 0,48 0,48 0,477 0.520

7 0,45 0,59 0,68 0,573 0,61 0,54 0,55 0,567 0,49 0,58 0,53 0,533 0.557

8 0,55 0,58 0,54 0,556 0,60 0,48 0,48 0,520 0,52 0,55 0,50 0,523 0.533

9 0,57 0,54 0,53 0,526 0,55 0,51 0,51 0,523 0,52 0,51 0,51 0,513 0.520

10 0,54 0,52 0,57 0,543 0,50 0,49 0,52 0,503 0,48 0,50 0,53 0,503 0.516

11 0,45 0,48 0,48 0,47 0,53 0,52 0,54 0,53 0,45 0,50 0,52 0,49 0.497

12 0.53 0,64 0,59 0,586 0,42 0,44 0,44 0,433 0,59 0,56 0,53 0,56 0.526

13 0,44 0,50 0,58 0,506 0,48 0,50 0,51 0,497 0,45 0,49 0,49 0,477 0.493

14 0,55 0,48 0,56 0,53 0,52 0,55 0,54 0,537 0,56 0,58 0,54 0,56 0.542

15 0,62 0,59 0,57 0,593 0,49 0,52 0,52 0,51 0,46 0,51 0,49 0,487 0.530

16 0,51 0,53 0,53 0.505 0,50 0,51 0,50 0,503 0,59 0,57 0,55 0,57 0.526

17 0,52 0,58 0,48 0,527 0,45 0,48 0,48 0,47 0,47 0,50 0,51 0,493 0.496

18 0,60 0,48 0,48 0,520 0,57 0,58 0,57 0,573 0,53 0,53 0,55 0,537 0.543

19 0,47 0,55 0,56 0,526 0,50 0,51 0,55 0,52 0,51 0,56 0,53 0,533 0.526

20 0,55 0,52 0,51 0,526 0,51 0,53 0,53 0,523 0,54 0,57 0,59 0,567 0.538

(61)

Kelompok I Sesudah Perlakuan (Aplikasi karbamid peroksida 10%)

No 1 Rata 1 2 Rata 2 3 Rata 3 Ratatotal

1 0,54 0,58 0,56 0,56 0,49 0,46 0,50 0,483 0,49 0,49 0,51 0,497 0.513

2 0,53 0,56 0,55 0,547 0,51 0,53 0,53 0,523 0,56 0,54 0,56 0,553 0.541

3 0,50 0,50 0,59 0,53 0,50 0,50 0,51 0,503 0,48 0,48 0,49 0,483 0.505

4 0,56 0,56 0,55 0,556 0,57 0,57 0,58 0,573 0,57 0,58 0,58 0,577 0.568

5 0,60 0,62 0,59 0,603 0,55 0,55 0,48 0,526 0,53 0,51 0,50 0,513 0.547

6 0,55 0,59 0,54 0,56 0,52 0,53 0,50 0,517 0,54 0,51 0,50 0,517 0.531

7 0,58 0,52 0,48 0,527 0,61 0,59 0,59 0,597 0,50 0,46 0,48 0,48 0.534

8 0,56 0,55 0,50 0,537 0,59 0,57 0,58 0,58 0,60 0,59 0,63 0,607 0.574

9 0,56 0,58 0,58 0,573 0,56 0,58 0,56 0,567 0,60 0,58 0,56 0,58 0.573

10 0,58 0,52 0,56 0,553 0,54 0,52 0,57 0,543 0,53 0,52 0,53 0,526 0.540

11 0,58 0,53 0,56 0,556 0,55 0,51 0,53 0,53 0,55 0,52 0,53 0,533 0.539

12 0,48 0,48 0,50 0,487 0,45 0,53 0,53 0,503 0,54 0,54 055 0,543 0.511

13 0,60 0,58 0,61 0,597 0,56 0,60 0,58 0,58 0,61 0,60 0,60 0,603 0.593

14 0,59 0,59 0,61 0,597 0,53 0,56 0,56 0,55 0,52 0,53 0,55 0,533 0.56

15 0,52 0,54 0,57 0,543 0,52 0,49 0,50 0,503 0,48 0,53 0,50 0,503 0.516

16 0,55 0,53 0,55 0,543 0,48 0,50 0,53 0,503 0,54 0,53 0,51 0,527 0.524

17 0,54 0,56 0,56 0,553 0,57 0,55 0,55 0,557 0,58 0,56 0,55 0,563 0.557

18 0,56 0,52 0,58 0,553 0,57 0,52 0,54 0,543 0,53 0,52 0,53 0,526 0.540

19 0,55 0,53 0,56 0,546 0,58 0,55 0,57 0,567 0,50 0,51 0,51 0,503 0.538

20 0,58 0,54 0,53 0,55 0,56 0,60 0,56 0,573 0,52 0,52 0,54 0,527 0.550

0.5427

(62)

Kelompok II Sesudahperlakuan (Aplikasi Karbamid peroksida 35%)

No. 1 Rata 1 2 Rata 2 3 Rata 3 Ratatotal

1 0,60 0,55 0,55 0,567 0,60 0,55 0,60 0,583 0,58 0,62 0,59 0,597 0.582

2 0,60 0,62 0,63 0,617 0,58 0,62 0,65 0,617 0,59 0,58 0,61 0,593 0.609

3 0,58 0,58 0,58 0,58 0,55 0,65 0,63 0,61 0,62 0,60 0,62 0,613 0.601

4 0,50 0,55 0,56 0,537 0,57 0,59 0,58 0,58 0,60 0,59 0,63 0,607 0.574

5 0,53 0,55 0,56 0,547 0,58 0,55 0,56 0,563 0,57 0,59 0,56 0,573 0.561

6 0,59 0,58 0,66 0,61 0,50 0,52 0,52 0,513 0,50 0,51 0,51 0,507 0.543

7 0,50 0,60 0,67 0,59 0,58 0,60 0,60 0,593 0,55 0,56 0,55 0,553 0.578

8 0,60 0,58 0,60 0,593 0,61 0,50 0,50 0,537 0,51 0,55 0,55 0,537 0.555

9 0,54 0,56 0,56 0,553 0,56 0,53 0,53 0,54 0,54 0,54 0,53 0,537 0.543

10 0,55 0,54 0,59 0,56 0,52 0,50 0,53 0,517 0,50 0,51 0,54 0,517 0.531

11 0,47 0,50 0,50 0,49 0,55 0,55 0,54 0,547 0,49 0,50 0,52 0,503 0.513

12 0,58 0,64 0,60 0,607 0,45 0,45 0,47 0,457 0,60 0,58 0,55 0,577 0.547

13 0,50 0,53 0,57 0,533 0,51 0,50 0,52 0.503 0,51 0,49 0,50 0,500 0.512

14 0,58 0,50 0,60 0,56 0,54 0,55 0,56 0,55 0,57 0,58 0,55 0,567 0.559

15 0,64 0,60 0,60 0,613 0,50 0,55 0,55 0,533 0,50 0,52 0,50 0,507 0.551

16 0,53 0,53 0,53 0,53 0,54 0,52 0,52 0,527 0,61 0,58 0,57 0,587 0.548

17 0,54 0,58 0,52 0,547 0,48 0,50 0,51 0,497 0,50 0,52 0,50 0,507 0.517

18 0,62 0,52 0,52 0,553 0,56 0,60 0,60 0,587 0,55 0,56 0,56 0,557 0.566

19 0,50 0,52 0,58 0,533 0,53 0,54 0,56 0,543 0,53 0,57 0,54 0,547 0.541

20 0,58 0,60 0,52 0,567 0,53 0,53 0,55 0,537 0,56 0,58 0,59 0,577 0.560

(63)

Tests of Normality

*. This is a lower bound of the true significance.

(64)
(65)

T test

Variances t-test for Equality of Means

Gambar

Gambar
Gambar 1. Ilustrasi mekanisme bleaching oleh agen aktif peroksida. (a) Diskolorasi yang
Gambar 5. Object glass
Gambar 7. Stylus Profilometer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui efek bahan office bleaching hidrogen peroksida 35% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil.

Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanohibrid setelah penyikatan dengan pasta gigi yang mengandung jenis bahan abrasif

Kesimpulannya pasta gigi Zact smokers’ menurunkan kekasaran permukaan resin

Berdasarkan berbagai perbandingan studi diatas, meskipun terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada resin komposit nanofiller yang dilakukan penyikatan selama

5 Hasil Rata-Rata dan Standard Deviasi Nilai Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Penyikatan Pada Kelompok Kontrol, di Coating dengan Surface Coat dan

Bahan abrasif pada pasta gigi akan menyebabkan kekasaran permukaan resin komposit karena adanya tekanan saat penyikatan, arah gerak partikel bahan abrasif pada permukaan

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA. 16% DENGAN JUS BUAH STROBERI ( Fragaria x ananassa ) SEBAGAI BAHAN

Bahan resin komposit jenis hibrid saat ini sering digunakan karena kehalusan permukaannya yang lebih baik dari jenis resin komposit partikel kecil, estetik setara dengan