• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan 35%"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Resin komposit adalah bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur gigi. Resin komposit memiliki permukaan halus dan translusensi terbaik dari setiap bahan restorasi estetik langsung sehingga bahan ini sering digunakan sebagai bahan restorasi untuk gigi anterior.2,16

2.1 Resin Komposit

Istilah bahan komposit dapat di artikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Sejak tahun 1960 Resin komposit ditemukan dan menggantikan akrilik dan bahan restorasi silica. Resin komposit memiliki permukaan halus dan translusensi terbaik dari setiap bahan restorasi estetik langsung sehingga bahan ini sering digunakan sebagai bahan restorasi untuk gigi anterior. Bahan ini juga menunjukkan tingkat estetika, kekuatan, dan keawetan yang sangat baik serta menggunakan bahan etsa sebagai bahan primer dan bonding meskipun tidak dapat melepaskan fluoride.4,5,16

Resin komposit terdiri dari dua fase yaitu fase matriks dan fase filler. Matriks memiliki sifat yang lembut, lemah, fleksibel, dan rentan untuk dipakai dibandingkan dengan filler. Di samping itu, dua komponen molekul ini dapat ditambahkan agen kopling silane yang bertujuan untuk dapat mengikat bahan matriks dan filler.16

(2)

2.1.1 Komposisi Resin Komposit 2.1.1.1 Matriks resin

Kebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomer aromatic dan atau aliphatic dimetacrylate seperti bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS-GMA), selain itu juga banyak dipakai adalah tryethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA), dan urethane dimethacrylate (UDMA) adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi. Kelemahan sistem epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan perubahan warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi (CH-O-CH2) dan akrilat (CH2=CHCOO). Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul BIS-GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matrik resin suatu komposit gigi.5

Polimerisasi pada resin komposit menyebabkan pengerutan. Bis-GMA memiliki molekul yang lebih tinggi dari pada methyl methacrylate (MMA) dapat mengurangi pengerutan saat polimerisasi. Nilai pengerutan akibat polimerisasi Bis-GMA adalah 7,5% sedangkan methyl methacrylate (MMA) adalah 22%.4

2.1.1.2 Jenis Bahan Pengisi

Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.5

(3)

Bahan pengisi ini dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel berukuran 0,1-100 µ m. Partikel silika dengan ukuran koloidal (kira-kira 0,4µ m) secara kolektif disebut pengisi mikro diperoleh dari proses pengendapan. Partikel pengisi umumnya membentuk 30-70% volume atau 50-85% berat komposit.4

2.1.1.3 Bahan Coupling

Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan pengisi diperlukan bahan pengikat (coupling). Bahan pengikat merupakan komponen yang sangat penting dari materi resin komposit. bahan pengikat harus biokompatibel dengan bahan pengisi dan matriks resin. Produsen telah mengatasi hal ini, tekanan akan ditempatkan pada restorasi dengan demikian tekanan dapat ditransfer dari matriks resin lemah ke tahap filler kuat. Salah satu teori pemakaian komposit mengatakan bahwa ikatan antara bahan pengikat dan partikel filler akan sedikit larut dalam lingkungan mulut. Ketika ikatan rusak , partikel pengisi ditarik keluar matriks resin, sehingga memperlihatkan resin lembut. Resin ini kemudian aus, dan memperlihatkan partikel filler yang lebih besar ke lingkungan mulut, dan siklus ini berlangsung terus-menerus.16

Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Bahan ini mempunyai manfaat membuat partikel pengisi anorganik dengan matriks resin organik berikatan satu sama lain. Jika tidak ada ikatan yang baik, maka tekanan yang diterima oleh resin komposit tidak tersebar ke seluruh partikel yang ada sehingga mudah terjadi fraktur.4,5

2.1.2 Jenis Resin Komposit

(4)

a. Resin komposit tradisional

Resin komposit tradisional memiliki kandungan partikel glass filler dengan rata-rata ukuran partikel 10-20µm dan partikel yang paling besar adalah 40µ m. Jenis resin komposit ini menghasilkan kekurangan pada hasil akhir permukaan yang kasar, dan kusam karena partikel filler menonjol dari permukaan resin.3

b. Resin Komposit Macrofiller

Resin komposit makrofil mengandung silika koloid dengan rata-rata ukuran partikel 10µm sampai 100µm. Partikel pengisinya 70% sampai 80% dari berat. Ukuran besar partikel pengisi dalam komposit macrofilled menghasilkan restorasi yang terasa kasar bila dilihat menggunakan explorer. Kemungkinan akumulasi plak dan perubahan warna lebih besar dengan komposit macrofilled dibandingkan dengan jenis lain. komposit macrofilled memiliki ciri khas akan berubah sedikit abu-abu ketika digosok dengan instrumen.4,16

c. Resin Komposit Microfiller

Ukuran partikel komposit microfilled jauh lebih kecil dari komposit macrofill (0,01µm - 0,1µ m). Komposit microfill setelah di polish sangat halus dan tampilan permukaan sangat mirip dengan enamel. Partikel filler ini sangat kecil dan merupakan leburan silika. Luas permukaan partikel filler sangat kecil sehingga membutuhkan lebih banyak resin untuk membasahi permukaan partikel filler. Pada hasil komponen resin komposit yang tinggi menghasilkan peningkatan koefisien ekspansi termal dan kekuatan yang lebih rendah.4,16

d. Resin komposit Hibrid

(5)

e. Resin Komposit Nanofiller

Sistem resin pada komposit ini menghasilkan modifikasi dari beberapa sistem resin untuk mendapatkan peningkatan sifat-sifat fisik komposit. Bahan restorasi komposit nano memiliki sifat fisik yang sangat baik terutama hasil pemolesan maupun kekuatan. Partikel filler pada bahan ini yaitu 0,005µm sampai 0,1µm. Komposit nano yang dikembangkan dengan menggunakan teknik nanotechnology, memiliki hasil poles seperti pada resin komposit mikro tetapi memiliki kekuatan dan tingkat keausan seperti pada resin komposit hibrid.18

Nanoteknologi atau yang lebih dikenal sebagai molekuler nanoteknologi atau teknik molekuler adalah material produk fungsional dan struktur yang mempunyai ukuran sekitar 0,1 sampai 100 nanometer (pengukuran nano) oleh berbagai metode fisika atau kimia. Perkembangan revolusioner nanoteknologi telah menjadi disiplin ilmu yang paling diminati dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.17

Resin komposit nanofiller merupakan bahan restorasi universal yang diaktifasi oleh visible-light yang dirancang untuk keperluan merestorasi gigi anterior maupun posterior. Resin ini memiliki sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang sangat baik. Dikembangkan dengan konsep nanotechnology. Nanotechnology digunakan untuk membuat suatu produk baru yang lebih ringan, lebih kuat, lebih murah, dan lebih tepat.18

Komposisi ini terdiri dari resin yang bersifat dapat mengurangi penyusutan, yaitu BIS-GMA, BIS-EMA, UDMA dan sejumlah kecil TEGDMA. Sedangkan fillernya berisi kombinasi antara filler nanosilica 20nm yang tidak berkelompok dan nanocluster zirconia/silica yang mudah berikatan membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari partikel zirconia/silica dengan ukuran 5 -20 nm.18

2.1.3 Sifat Resin Komposit

(6)

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.3

Penyerapan air pada resin komposit dapat dipengaruhi oleh komposisi matriks resin, jenis, ukuran, kehadiran golongan hidroksil yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air dan ikatan matriks dengan partikel bahan pengisi. Rusaknya ikatan tersebut memberikan dua konsekuensi penting. Pertama ketika ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi hilang, partikel bahan pengisi kehilangan keefektifitasannya sebagai bahan yang memperkuat dan akan menyebabkan kerusakan pada restorasi resin komposit. Kedua, partikel bahan pengisi kehilangan kohesi permukaan sehingga restorasi tidak tahan aus.3

2.1.3.1 Kekasaran resin komposit

Kualitas permukaan restorasi gigi merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan restorasi. Kekasaran permukaan resin komposit ditentukan oleh ukuran, kekerasan dan jumlah partikel filler, dan juga mempengaruhi sifat mekanik dari bahan. Kekasaran permukaan merupakan salah satu faktor penyumbang untuk perubahan warna eksterior dan berkaitan erat dengan jenis material komposit. Struktur dan karakteristik partikel pengisi dalam resin komposit memiliki dampak langsung pada kehalusan permukaan dan dengan demikian meningkatkan kerentanan terhadap pewarnaan ekstrinsik.9

kekasaran permukaan restorasi secara klinis merupakan salah satu properti fisik penting yang membutuhkan investigasi. Setelah hasil akhir permukaan selesai, permukaan restorasi mempengaruhi estetika dan kesehatan mulut, seperti adanya kesalahan yang dapat mempengaruhi penampilan, retensi plak, perubahan warna permukaan dan iritasi gingiva.19

(7)

2.2 Pemutihan Gigi

Pemutihan gigi kembali (bleaching) merupakan salah satu usaha memperbaiki perubahan warna gigi dengan pemakaian bahan oksidator kuat. Keberhasilan perawatan pemutihan gigi untuk dapat memberikan sensasi warna gigi lebih putih dari sebelumnya sangat tergantung pada jenis stain yang terdapat dalam struktur gigi, lokasi, dan seberapa dalam kemampuan agen aktif bleaching untuk berpenetrasi ke dalam email dan dentin.1,15

Konsentrasi hidrogen dan karbamid yang sering digunakan untuk bahan bleaching yaitu 10% karbamid peroksida atau 3-6% hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida konsentrasi 30 sampai 35%, sodium perborat, dan karbamid peroksida konsentrasi antara 3 sampai 45%.7

Teknik pemutihan gigi secara umum dibedakan menjadi teknik pemutih gigi yang dilakukan dokter gigi di tempat praktek atau disebut in office bleaching/power bleaching dan pemutih gigi yang dilakukan oleh pasien sendiri di rumah dibawah pengawasan dokter gigi yaitu home bleaching/nightguard vital bleaching). Konsentrasi bahan bleaching dibedakan berdasarkan teknik yang digunakan. Pada teknik in office bleaching konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi pada level tinggi (25-35% hidrogen peroksid atau 35% karbamid peroksid) sedangkan pada teknik home bleaching konsentrasi yang digunakan lebih rendah (3-6% hidrogen peroksid atau 10-16% karbamid peroksid).14,20

2.2.1 Bahan Pemutih Gigi

(8)

a. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung unsur hidrogen dan oksigen (H2O2). Bentuk murni berupa likuid tidak berwarna dan bentuk sediaan komersial berupa larutan dalam air yang mengandung 33 -37% hidrogen peroksida murni dan bahan lainnya untuk mencegah produk mengalami dekomposisi.1

Hidrogen relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan dan melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam, dan pH dipengaruhi oleh konsentrasi, untuk pH larutan 1% adalah 5,0-6,0. Pada konsentrasi tinggi bahan pemutih gigi dapat bersifat bakteriostatik dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat mutagenik dan memungkinkan kerusakan pada ikatan DNA 21

b. Karbamid Peroksida

Haywood dan Heymann pada tahun 1989 telah memperkenalkan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih dalam proses pemutihan gigi vital. Karbamid peroksida juga dikenal sebagai karbamid urea, urea peroksida, perhydrol urea dan perhydelure.21

Karbamid peroksida merupakan suatu senyawa yang tidak berbau, tidak toksik, berbentuk kristal putih, dan merupakan kombinasi antara 7% urea dan 3% hidrogen peroksida. Larutan karbamid peroksida sangat tidak stabil dan segera terurai menjadi bagian-bagiannya saat berkontak dengan jaringan atau saliva. Urea mudah bergerak secara bebas ke dalam email dan dentin pada proses degradasi ammonia. 14,21

Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida.. Selain itu, urea juga mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda pada gigi 14,21

(9)

yaitu pH sekitar 6,5, oleh karena itu masih dapat dikategorikan netral dengan sedikit asam. Karbamid peroksid 10% sama efektifnya dengan hidrogen peroksid 3%.14,19

2.2.2 Mekanisme pemutihan Gigi

Bahan pemutih gigi memiliki berat molekul yang sangat rendah sehingga mampu berdifusi ke dalam email dan dentin, selanjutnya peroksida akan mengalami dekomposisi menjadi radikal-radikal bebas tidak stabil yang akan mengganggu molekul-molekul pigmen besar (kromofor) di dalam struktur gigi melalui reaksi oksidasi ataupun reduksi. Proses oksidasi-reduksi mengubah struktur substansi organik yang berinteraksi pada gigi sehingga menghasilkan perubahan warna.1,24 Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea. Komposisi hidrogen peroksida adalah sepertiga dari konsentrasi karbamid peroksida. Karbamid peroksida mula-mula terpecah menjadi hidrogen peroksida. Komponen urea dalam karbamid peoksida akan menstabilkan hidrogen peroksida dan dengan kontak pada gigi yang lebih lama akan diperoleh efisiensi reaksi yang sempurna.21

Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas

yang tidak mempunyai pasangan elektron yang akan lepas dan kemudian diterima oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi. Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+). Perhidroksil ini merupakan radikal bebas yang kuat dan berperan pada proses pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai radikal bebas yang lemah.7

(10)

Gambar 1. Ilustrasi mekanisme bleaching oleh agen aktif peroksida. (a) Diskolorasi yang disebabkan oleh chromophors ekstrinsik dan intrinsic, (b) Peroksida berpenetrasi

dengan mengoksidasi chromophors, dan (c) terjadi diskolorasi dentin dan email

melalui pemecahan chromophors menjadi fragmen-fragmen kecil oleh radikal peroksida.

2.2.3 Teknik pemutihan gigi

Teknik pemutihan gigi dapat diklasifikasikan menurut vitalitas gigi yaitu pemutihan gigi vital dan nonvital. Intracoronal bleaching dilakukan pada gigi nonvital yang telah dirawat endodontik dengan meletakkan bahan bleaching dalam kamar pulpa. Intracoronal bleaching dapat dilakukan dengan walking bleach dan termokatalitik atau kombinasi kedua teknik tersebut.14

Pengaplikasian bahan home bleaching yang menggunakan karbamid peroksida membutuhkan penggunaan tray. Pada tray dibuat reservoir pada bagian bukal sebagai tempat bahan bleaching diaplikasikan, yaitu 1-1,5 mm dari servikal dan 1 mm dari insisal/oklusal. Sedangkan bahan bleaching hidrogen peroksida diaplikasikan dengan ketebalan 0,5-1 mm pada permukaan gigi yang diputihkan.14

(11)

pemakaian sendok cetak yang lama. Bahan office bleaching diaplikasikan dengan ketebalan sekitar 1 mm pada permukaan gigi.14,15

Pemutihan gigi dapat dipilih sesuai kebutuhan penderita yaitu berdasarkan perubahan warna gigi, lokasi penggunaan bahan pemutih gigi, teknik yang digunakan, waktu penggunaan bahan pemutih gigi, dan jumlah perawatan yang dilakukan untuk melakukan bleaching. Teknik pemutihan gigi terdiri atas 3 yaitu Pemutihan gigi di rumah, Pemutihan gigi di klinik, Pemutihan gigi di klinik dengan kombinasi kekuatan sinar.6,14

2.2.3.1 Pemutihan gigi di rumah (home-bleaching)

Pada pemutihan gigi di rumah digunakan untuk penderita dengan perubahan warna gigi ringan, ingin diputihkan satu atau dua tingkat dan punya waktu untuk pemakaian di rumah. Bahan yang digunakan adalah Carbamide peroxide (10−22%) atau gel pemutih non peroxide dengan konsentrasi relatif rendah. Pemutihan gigi di rumah menggunakan sendok cetak yang di buat di klinik, sendok cetak dan cairan pemutih dibawa pulang, lalu pasien kembali ke klinik secara periodik untuk kontrol perubahan warna gigi. Penggunaan bahan pemutih gigi membutuhkan hasil 3-4 minggu dengan penggunaan sekali sehari selama 2−3 jam.6

2.2.3.2 Pemutihan gigi di klinik (in-office bleaching)

(12)

2.2.3.3 Pemutihan gigi di klinik dengan kombinasi sinar

Pada teknik pemutihan ini memiliki indikasi yang sama dengan teknik pemutihan gigi di klinik yaitu untuk penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai berat dan ingin hasil secara langsung. Bahan yang digunakan adalah Hydrogen peroxide (30−50%) dengan prosedur cairan diaplikasikan pada gigi dan diaktivasi dengan sumber panas atau sinar khusus. Hasil perubahan warna langsung terlihat dengan satu kali visit ke dokter gigi.6

2.3 Metode Pengukuran kekasaran permukaan

Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, antara lain metode sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan. Alat untuk metode sentuhan ini disebut profilometer atau profile meter.2,20,24

Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Rumah tracer head terbuat dari stylus intan yang mempunyai radius 0,013 mm. Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang berbentuk konis rata ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja secara manual maupun menggunakan motor penggeraknya (secara otomatis).24

(13)
(14)

2.5 Kerangka Konsep

Resin komposit

nanofil

Karbamid

Peroksida

Hidrogen Peroksida Urea

Penstabil agar efek bahan pemutih gigilebih panjang Oksidasi

Pelarutan permukaan resin komposit

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi mekanisme bleaching oleh agen aktif peroksida. (a) Diskolorasi yang

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat peneliti responden yang tidak melakukan aktivitas fisik dan mengalami kejadian rawat ulang yang ke-2 kali, karena responden mematuhi diet yang

Hadirnya Undang-undang ini, dalam pandangan Wakil Ketua DPD RI Laode Ida, memberikan ruang partisipasi rakyat untuk menentukan sendiri pemimpin daerahnya secara lang sung,

As a polder, the junction to the Cakung Drain at the downstream end needs to be closed and the water is pumped up to the Drain in order to keep the water

Analisis Ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 7) menunjukkan bahwa ekstrak air daun kirinyuh berpengaruh nyata terhadap berat kering kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit

Tabel 4 tentang tabulasi silang antara aktivitas spiritual dan tingkat stres pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa menunjukkan bahwa sebagian besar

Peneliti lebih tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh pijat refleksi terhadap penurunan tekanan darah karena penderita hipertensi lebih banyak

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara alternatif yang dapat digunakan sebagai intervensi mandiri yang dilakukan perawat klinis dalam penatalaksanaan

Munculnya obyek wisata baru seperti obyek wisata rohani Katolik sendang Sono, sendang Ganjuran, dan sendang sriningsih membawa dampak positif yaitu meningkatkan keadaan sosial