• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Aplikasi Hidrogen Peroksida 35% Dengan Waktu Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Aplikasi Hidrogen Peroksida 35% Dengan Waktu Yang Berbeda"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

2.1.1 Definisi Resin Komposit

Resin Komposit merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan

kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari pada bahan itu sendiri.

Komposit berbasis resin mungkin merupakan bahan yang paling banyak tersedia

dalam kedokteran gigi yang digunakan dalam berbagai macam aplikasi klinis.10Resin Komposit ditemukan oleh R.L. Bowen pada tahun 1960 dan telah mengalami

perkembangan pesat. Resin Komposit memiliki kelebihan dibandingkan bahan

restorasi lain, yaitu lebih estetis, mudah dimanipulasi, dan memiliki biokompatibilitas

yang tinggi.10,13

2.1.2 Komposisi Resin Komposit

Resin Komposit terdiri dari beberapa komponen. Kandungan utama adalah

matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua komponen bahan

tersebut, diperlukan suatu bahan coupling (silane) untuk memberikan ikatan antara

bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga suatu aktivator-inisiator diperlukan

untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain diperlukan untuk

meningkatkan stabilitas warna, mencegah polimerisasi dini (inhibitor seperti

hidroquinon), dan pigmen untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur

gigi.

Resin adalah komponen kimia aktif dari komposit. Itu dimulai dari monomer

cairan, tapi diubah menjadi polimer kaku oleh reaksi radikal. Kemampuan resin untuk

mengkonversi dari massa plastik menjadi padat kaku yang memungkinkan bahan ini

digunakan untuk restorasi gigi. Monomer yang paling umum digunakan untuk

10

(2)

anterior dan posterior adalah Bis-GMA, yang berasal dari reaksi bisphenol-A dan

glycidylmethacrylate. Bis-GMA dan monomer urethan dimetacrylate

(UEDMA)merupakan cairan yang sangat kental karena berat molekul yang tinggi

sehingga jumlah kecil dari filler akan menghasilkan komposit dengan kekakuan

berlebihan untuk penggunaan klinis. Untuk mengatasi masalah ini, monomer

viskositas rendah dikenal sebagai pengendali viskositas ditambahkan, seperti methyl

metacrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate (EDMA) dan triethylene glycol

dimethacrylate (TEGDMA), yang terakhir ini paling sering digunakan.10

Gambar 1. Resin Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA10 bisGMA

UEDMA

(3)

2.1.2.2 Partikel Bahan Pengisi (filler)

Penambahan partikel bahan pengisi ke dalam resin matriks secara signifikan

meningkatkan sifatnya, seperti mengurangi pengerutan sewaktu terjadi polimerisasi

matriks resin, mengurangi penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan

meningkatkan sifat mekanis seperti kekerasan, kekakuan, kekuatan, dan ketahanan

abrasi.14

Partikel pengisi umumnya dihasilkan dari penghalusan atau pengolahan quartz

atau kaca untuk menghasilkan partikel yang berkisar dari 0,1- 100 μm ataupun silica

dengan ukuran 0,004 μm. Karena pentingnya bahan pengisi tambahan sangatlah

diperlukan untuk keberhasilan suatu bahan komposit.10

2.1.2.3 Bahan Pengikat (Coupling Agent)

Bahan pengikat digunakan untuk mengikat partakel bahan pengisi (filler) dan

resin matriks. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis

dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus

sepanjang antar-muka bahan pengisi dan resin.10,15

Bahan yang paling sering digunakan sebagai bahan pengikat adalah

organosilanes γ-methacryloxypropyltriethoxysilane. Peran coupling yang tepat

dengan bantuan organosilan amatlah penting terhadap penampilan klinis dari

komposit berbahan resin. Ikatan yang kuat antara bahan pengisi dengan resin dapat

menyalurkan tekanan antara bahan pengisi dan lebih efisien sehingga dapat dihindari

kemungkinan fraktur dan keausan restorasi.

InstanceBeginEditable name="chemicalstructure"

13,16

(4)

2.1.3 Jenis Resin Komposit

Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel pengisinya terdiri atas

resin komposit macrofiller, microfiller, hibrid dan nanofiller.

2.1.3.1 Resin Komposit tradisional (macrofiller)

Di generasi pertama dari resin komposit, digunakan partikel yang relatif besar

sebagai pengisi, mulai dari ukuran 10-100 μm.15Bahan ini dikembangkan selama tahun 1970-an dan sudah sedikit dimodifikasi selama bertahun-tahun.10Ukuran partikel yang besar membuat resin komposit tersebut sulit untuk di polish, dan

memiliki permukaan yang kasar karena partikel bahan pengisi hilang karena

penggunaan resin, sehingga mengekspos partikel yang besar. Secara umum, resin

komposit ini lebih kuat dari komposit dengan partikel bahan pengisi kecil. Karena

sifatnya yang kasar dan rapid wear, komposit macrofiller sudah tidak digunakan.15

2.1.3.2 Resin Komposit berbahan pengisi mikro (microfiller)

Resin komposit microfiller dikembangkan untuk mengatasi masalah kekasaran

permukaan pada resin komposit macrofiller. Seperti namanya, resin komposit

microfiller memiliki ukuran bahan filler yang lebih kecil dari macrofiller. Partikel

filler berukuran rata-rata sekitar 0,4 μm untuk diameter dan range in size 0,03-0,5

μm.10,15

Ukuran partikel bahan pengisi 200-300 kali lebih kecil dari komposit

tradisional. Karena memiliki ukur an filler yang kecil, komposit ini memiliki ikatan

yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi memiliki permukaan yang halus dan

mudah dipoles sehingga nilai estetisnya bagus.16

2.1.3.3 Resin Komposit Hibrid

Di akhir tahun 1980-an, generasi terbaru dari komposit

diperkenalkan.15Komposit hibrid merupakan kombinasi dari dua komposit dengan ukuran partikel yang berbeda. Bahan ini dikembangkan untuk memperoleh kehalusan

permukaan yang lebih baik daripada komposit microfiller sementara

(5)

Ada dua jenis resin komposit hibrid, yaitu mikrohibrid dan nanohibrid. Resin

komposit mikrohibrid merupakan gabungan komposit tradisional dan mikro.

Rata-rata ukuran partikel komposit mikrohibrid adalah 0,4-1 μm. Sifat-sifat umum seperti

sifat fisik dan mekanik dari komposit mikrohibrid berada diantara bahan komposit

tradisional dan bahan pengisi mikro, sehingga komposit mikrohibrid lebih unggul

sifatnya dibandingkan dengan komposit microfiller. Sedangkan, resin komposit

nanohibrid, merupakan gabungan dari komposit microfiller dan komposit nanofiller.

Komposit nanohibrid rata-rata berukuran 0,02-3 μm. Komposit nanohibrid memiliki

sifat fisik dan mekanis yang baik serta memiliki permukaan yang halus sehingga

mudah dipoles.16

2.1.3.4 Resin Komposit Nanofiller

Komposit nanofiller diperkenalkan di pasaran kedokteran gigi dengan tujuan

menyediakan hasil estetik yang lebih baik, permukaan yang lebih halus, dan

mengkilap, pengkerutan (shrinkage) polimerisasi yang lebih minim, dan resistensi

serta daya penggunaan yang lebih baik dan daya atrisi yang lebih rendah sehingga

dalam hal ini penggu naan resin komposit nanofiller lebih banyak dipakai oleh

kalangan dokter gigi untuk memenuhi kebutuhan estetik yang lebih baik untuk

restorasi pada gigi anterior.5

Resin komposit nanofiller terbuat dari zirconium/ silika atau nanosilika dengan

ukuran partikel antara 0,005-0,1 μm, ukuran bahan pengisi 1-20 nm walaupun dalam

bentuk klaster berukuran besar, volume anorganik bahan pengisinya 78,5%. Resin

komposit nanofiller mudah dilakukan pemolesan, kekuatan baik, dan modulus

(6)

2.1.4 Sifat Mekanik Resin Komposit 2.1.4.1 Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan daya tahan terhadap beban ataupun internal resistensi

terhadap beban yang dikenakan ke atas suatu permukaan.19Kekuatan tekan sangat penting karena adanya kekuatan mengunyah. Kekuatan untuk resin komposit

microfiller dan resin komposit flowable sekitar 50% lebih rendah daripada resin

komposit hibrid , yang mencerminkan bahwa lebih rendah persen volume filler dalam

resin komposit microfiller.10

2.1.4.2 Kekerasan (Hardness)

Kekerasan suatu material merupakan ukuran relatif dari ketahanan terhadap

lekukan ketika beban diberikan secara spesifik dan konstan. Selain itu, kekerasan

permukaan merupakan sifat mekanik yang lebih sering digunakan untuk

menggambarkan ketahanan pemakaian suatu bahan. Kekerasan permukaan bahan gigi

dapat diukur dengan mudah oleh sejumlah teknik dan menghasilkan nilai kekerasan

yang dapat digunakan untuk membandingkan komposit yang berbeda.16 Pengukuran kekerasan dengan menggunakan knoop hardness pada komposit berkisar 22-80

kg/mm2 lebih rendah daripada enamel (343 kg/mm2) atau amalgam (110 kg/mm2).17

2.1.5 Sifat Fisik Resin Komposit 2.1.5.1 Polymerization shrinkage

Polymerization shrinkage mengacu kepada penyusutan yang terjadi selama

polimerisasi.15Polimerisasi dalam resin komposit disertai dengan penyusutan 1 sampai 1,7%. Hal tersebut membuat kekuatan tarik setinggi 130 kg/cm2 sangat menekan ikatan dan dapat menyebabkan kebocoran marginal dan dapat juga

menyebabkan enamel pada margin restorasi retak atau patah.14Semakin besar konten resin pada komposit, semakin besar penyusutan terjadi.15 Penyusutan pada komposit

microfiller lebih besar dari hibrid. Komposit mikrohibrid menyusut lebih sedikit

(7)

2.1.5.2 Sifat Termal

Resin komposit akan mengirimkan suhu panas dan dingin seperti struktur gigi

alami. Jadi, konduktivitas termal kompatibel dengan gigi dan jauh lebih rendah

dibandingkan dengan amalgam logam atau emas. Karena ekspansi termal komposit

lebih besar dari struktur gigi, restorasi komposit memiliki perubahan yang lebih besar

dalam dimensi dengan perubahan suhu oral dari struktur gigi. Semakin besar resin

matriks, semakin tinggi koefisien linear ekspansi termal karena polimer memiliki

nilai lebih tinggi dari filler. Sebagai hasilnya, kompositmicrofiller memiliki nilai yang

lebih tinggi untuk ekspansi termal dari komposit mikrohibrid.17

2.1.5.3 Penyerapan air

Penyerapan air harus tetap rendah untuk komposit, karena penyerapan air yang

berlebihan memiliki efek yang merugikan terhadap stabilitas warna dan ketahanan

aus. Jika komposit dapat menyerap cairan lain dari rongga mulut, hal itu dapat

menghasilkan perubahan warna. Dengan demikian, jumlah penyerapan air tergantung

pada konten resin komposit dan kualitas ikatan antara resin dan filler.16

2.1.5.4 Kelarutan

Kelarutan air pada komposit bervariasi dari 0,25 ke 2,5 mg/mm3. Intensitas cahaya yang tidak memadai dan durasi dapat menghasilkan polimerisasi tidak cukup,

terutama pada kedalaman lebih besar dari permukaan. Komposit yang dipolimerisasi

tidak memadai, memiliki penyerapan air dan kelarutan yang lebih besar, yang

mungkin diwujudkan secara klinis dengan ketidakstabilan warna awal.

Resin komposit secara umum memiliki kelemahan yaitu dapat mengalami

perubahan warna yang bisa disebabkan oleh kualitas bahan resin komposit itu sendiri

seperti kualitas resin matriks atau karena absorbsi berbagai sumber eksogen.

Kesesuaian warna restorasi dengan gigi di sekelilingnya merupakan hal yang penting

tidak hanya pada tahap awal penempatan restorasi tetapi juga setelah periode waktu

17

(8)

yang cukup lama.20

Perubahan warna dan kehilangan kesesuaian warna dengan struktur gigi

sekitarnya merupakan alasan untuk mengganti restorasi.17 Perubahan warna permukaan umum mungkin berhubungan dengan kekasaran permukaan komposit,

dan lebih mungkin terjadi resin komposit yang menggunakan partikel filler besar.

Debris terjebak dalam ruang antara partikel filler yang menonjol dan tidak mudah

dihilangkan dengan menyikat gigi. Polishing dengan abrasif yang cocok, seperti

aluminium pasta oksida yang tersedia secara komersial, dapat menghilangkan noda

permukaan ini.16

2.1.5.6 Kekasaran Permukaan

Kekasaran permukaan merupakan hal yang dianggap sebagai properti penting

dari karakteristik fisik bahan gigi dan merupakan faktor penting dalam penampilan

estetika.7

a. Ukuran filler (bahan pengisi)

Kekasaran merupakan ukuran dari tekstur permukaan yang tidak teratur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekasaran:

Ukuran filler sangat bervariasi mulai dari 0,02-12 μm, sehingga akan

mempengaruhi kekasaran dari bahan tersebut terutama sifat mekanik

maupun fisik resin komposit. Semakin besar ukuran filler, maka semakin

kasar permukaan resin komposit, begitu juga sebaliknya.

b. Finishing dan polishing

10,15

Untuk mendapatkan permukaan resin komposit atau bahan tambah lain

yang halus, diperlukan proses finishing dan polishing (pemolesan).

Selain mengurangi kekasaran permukaan, pemolesan resin komposit juga

bertujuan menghilangkan goresan yang terbentuk akibat proses

(9)

c. Faktor lain

Proses perubahan kekasaran resin komposit dapat terjadi akibat

faktor-faktor-faktor lain yang berhubungan dengan penanganannya seperti

karena proses mastikasi, makanan, minuman, dan alat-alat pembersih.22

2.2 Pemutihan Gigi (Bleaching) 2.2.1 Definisi Bleaching

Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna

sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dengan

tujuan untuk mengembalikan estetis penderita. Bleaching memiliki beberapa

keutungan, antara lain dari segi estetis lebih baik karena tidak banyak dilakukan

pengambilan jaringan keras gigi, iritasi pada gingiva dapat dihindari, dan perawatan

relatif lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan mahkota tiruan.23 Perawatan bleaching tidak hanya mempengaruhi perubahan warna pada gigi tetapi juga

mempengaruhi struktur tumpatan (tambalan) gigi yang ada di rongga mulut seperti

amalgam, komposit, porselen, dan semen ionomer kaca (SIK).6

Aplikasi bahan bleaching didasari atas kemampuan agen aktif bleaching untuk

dapat meresap ke dalam struktur gigi menuju discoloration (stain) dan dapat bertahan

dalam waktu yang lama di dalam struktur gigi. Selanjutnya melalui reaksi

reduksi-oksidasi dapat mengurai molekul stain menjadi molekul-molekul sederhana.

Keberhasilan bahan bleaching untuk dapat memberikan sensasi warna gigi lebih putih

dari sebelumnya sangat tergantung pada jenis stain yang terdapat dalam pada jenis

stain yang terdapat dalam struktur gigi, lokasi, dan seberapa dalam kemampuan agen

aktif bleaching untuk dapat berpenetrasi ke dalam email dan dentin.

Bahan bleaching dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor. Kebanyakan

adalah oksidator, dan banyak preparat tersedia. Bahan oksidator yang umum dipakai

adalah cairan hidrogen peroksida dengan berbagai kekuatan. Natrium perborat dan

karbamid peroksida merupakan bahan kimia yang sedikit akan mengalami degradasi

24

(10)

dan melepaskan sedikit hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dan karbamid

peroksida terutama diindikasikan untuk pemutihan secara eksternal, sedangkan

natrium perborat dipakai untuk pemutihan secara internal.26Bahan pemutih yang digunakan secara internal adalah bahan yang bekerja dengan konsentrasi yang tinggi

dan mempunyai kemampuan yang kuat serta semata-mata digunakan oleh dokter gigi,

Bahan pemutih yang digunakan secara eksternal adalah bahan yang bekerja dengan

konsentrasi rendah, dan dapat dikerjakan di rumah oleh pasien dibawah pengawasan

dokter gigi.3

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung unsur

hidrogen dan oksigen (H2O2).24Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan

tersedia dalam berbagai konsentrasi.26 Hidrogen peroksida berbentuk cairan jernih, sangat tidak stabil, tidak berbau, dan bersifat asam.6,26,27Konsentrasi hidrogen peroksida yang melebihi 10% bersifat kaustik dan sangat mengiritasi jaringan. Daerah

yang terkena kontak hidrogen peroksida harus segera dicuci dengan air. Hidrogen

peroksida dengan konsentrasi 30-35% disebut juga superoksol yang banyak

digunakan pada extracoronal maupun intracoronal bleaching.6Cairan yang mempunyai konsentrasi tinggi ini harus ditangani dengan hati-hati karena tidak stabil,

cepat melepas oksigen, dan dapat meledak kecuali jika diletakkan dalam lemari

pendingin dan disimpan dalam botol gelap.26

Karbamid peroksida (CH6N2O3) merupakan senyawa organik yang terdiri dari

hidrogen peroksida dan urea dengan rasio 1:1.

Efek pemutihan pada gigi terjadi karena

berat molekul yang kecil dapat berdifusi ke email dan dentin. Proses oksidasi secara

langsung pada substansi pembentuk warna.

24

Karbamid peroksida tidak bewarna,

tidak berbau, tidak toksik dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol,

eter, dan air. Karbamid peroksida digunakan dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi

yaitu 30-50% yang dipakai untuk metode inoffice bleaching, konsentrasi rendah yaitu

10%-16% yang digunakan untuk metode home bleaching.25 Karbamid peroksida merupakan bahan yang memiliki derajat keasaman sedang yaitu pH sekitar 6,5, oleh

(11)

melepaskan oksigen daripada hidrogen peroksida, sehingga memungkinkan oksigen

bereaksi lebih lama dengan elemen yang menimbulkan pewarnaan.3Karbamid peroksida 10% sama efektifnya dengan hidrogen peroksida 3%.6

Bahan oksidator natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk atau

dalam berbagai kombinasi campuran komersial. Natrium perborat merupakan bahan

kimia yang sedikit demi sedikit akan mengalami degradasi dan melepaskan sedikit

hidrogen peroksida. Jika bahan masih baru, bahan ini mengandung 95% perborat

dalam 9,9% oksigen.6,26 Natrium perborat stabil dalam keadaan kering, tetapi bila dicampur dengan asam,air hangat, atau air, akan berubah menjadi natrium metaborat,

hidrogen peroksida, dan oksigen bentuk onasen.26

2.2.3 Teknik Bleaching

Pemutihan gigi vital dibawah pengawasan dokter gigi terdiri dari dua teknik

yaitu in office dan home bleaching. Pilihan antara metode dan jenis produk

berhubungan dengan banyak faktor, termasuk gaya hidup pasien, riwayat karies,

sensitivitas gigi, dan jenis perubahan warna.8Teknik pemutihan in office bisa secara cepat mengubah warna gigi menjadi lebihputih. Teknik ini merupakan pemutihan gigi

vital yang dilakukan di klinik, menggunakan hidrogen peroksida dengan konsentrasi

tinggi yaitu 30-35%. Teknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat

menggunakan tray.28 Keuntungannya adalah keseluruhan penggunaannya dibawah pengawasan dokter gigi, seluruh jaringan lunak mulut diproteksi selama proses

berlangsung, dan proses bleaching lebih cepat dan efektif.

Home bleaching merupakan salah satu cara pemutihan gigi vital dan cukup

populer. Pasien mengaplikasikan bahan bleaching yang mengandung 10-15%

karbamid peroksida dengan meletakkannya pada cetakan atau tray yang terbuat dari

plastik dan diaplikasikan pada gigi 4-8 jam setiap hari selama 2-4 minggu.

5

5

Prosedur

ini dilakukan oleh pasien sendiri di rumah dibawah pengawasan dokter gigi. Teknik

ini digunakan pada kasus perubahan warna yang ringan dengan menggunakan alat

bantu berupa trayatau custem fitted tray yang fungsinya untuk menahan karbamide

(12)

ini adalah jumlah kunjungan singkat dan perlengkapan yang diperlukan sederhana

serta biaya perawatan relatif rendah. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh lamanya

kontak dengan permukaan gigi, konsentrasi dan durasi.28

2.2.4 Mekanisme Bleaching

Mekanisme pemutihan gigi merupakan reaksi oksidasi dari bahan

pemutih.3,25 Proses pemutihan akan terjadi bila pada bahan peroksida dilakukan pengubahan pH, suhu, cahaya untuk mendapatkan oksigen bebas. Hidrogen peroksida

mempunyai berat molekul rendah dan mampu menembus ke dalam email dan dentin.

Proses mendasar untuk pemutihan gigi adalah reaksi oksidasi dan reduksi.15Hidrogen peroksida melepas oksigen yang merusak ikatan dalam rantai protein yang bergabung

dengan stain dalam ikatan tunggal.

Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas

yang tidak mempunyai pasangan elektron yang akan lepas dan kemudian diterima

oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi. Radikal bebas dari peroksida adalah

perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+). Perhidroksil ini merupakan radikal bebas

yang kuat dan berperan pada proses pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai

radikal bebas yang lemah.3,25

Dalam bentuk alami, hidrogen peroksida adalah asam lemah dan menghasilkan

oksigen yang lebih lemah sebagai radikal bebas. Jika kondisi pH dibawah netral, pada

proses penguraian hidrogen peroksida tidak akan membentuk oksigen aktif seperti

yang diharapkan, sehingga pengubahan pH menjadi lebih basa akan menghasilkan

oksigen aktif sebagai radikal bebas yang lebih kuat yang bermanfaat mempunyai efek

pemutihan gigi lebih besar. Karena pH larutan mempengaruhi kekuatannya, maka

larutan ini di buffer untuk pH 9.5 - 10.8 agar menghasilkan lebih banyak radikal

bebas HO2. Radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh dan

menyebabkan gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada

molekul organik dalam struktur gigi (email, dentin). Molekul gigi berubah struktur

kimianya dengan tambahan oksigen dan akan membentuk molekul organik email

(13)

pemutihan dan gigi menjadi lebih bercahaya.3

2.3 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan

Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode tanpa

sentuhan (non-contact method) dan metode sentuhan (contact method). Metode tanpa

sentuhan bisa menggunakan alat seperti interferometry, confocal microscopy,

mikrograf mikroskop, Atomic Force Microscope (AFM), mikroskop elektron dan

photogrammetry. Sedangkan metode sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stilus

pengukuran sepanjang permukaan. Alat untuk metode sentuhan ini disebut

profilometer atau profilemeter.

Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier.Metode sentuhan

dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan. Permukaan

yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan stylus ini akan

digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh tracer head yang

kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk kekasaran permukaan

dapat dilihat dengan menggunakan mata. Pengukuran kekasaran dilakukan sebelum

dan sesudah aplikasi.

22

(14)
(15)

2.4 Kerangka Teori

Pengertian Komposisi Jenis

Matriks Resin

Bahan Pengisi

Bahan Coupling

Makrofiller Mikrofiller Nanofiller Hybrid

Sifat

Fisik Mekanik

Kekuatan Kekerasan

Polymerization Shrinkage

Sifat Termal Penyerapan Ai

Kekasaran Permukaan Kestabilan

Warna Kelarutan

Bahan Pemutih Gigi

Hidrogen Peroksida

Karbamid Peroksida Resin Komposit

(16)
(17)

2.5 Kerangka Konsep

Aplikasi bahan bleaching

Hidrogen Peroksida 35%.

Waktu Bleaching: 30 menit (2x15 menit/ aplikasi).

Waktu Bleaching: 45 menit (3x15 menit/ aplikasi).

Resin Komposit Nanofiller

Gambar

Gambar 1. Resin Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA10
Gambar 2. Methacryloxypropyltriethoxysilane17

Referensi

Dokumen terkait

[r]

perusahaan terus meningkatkan kinerja pimpinan dalam memimpin agar menimbulkan kesan dan contoh yang positif pada bawahannya, terutama dalam hal mengendalikan

Untuk mengetahui bakteri apa saja yang terdapat pada susu kental manis. Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan susu

Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan nama binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, dengan memperhatikan

Penulis pun menyadari bahwa proses yang panjang ini terasa lebih berat untuk dilalui tanpa adanya dukungan dari orang – orang hebat yang senantiasa mendukung penulis

Badan Standardisasi Nasional menyatakan bahwa susu kental manis (SKM) adalah produk olahan susu berbentuk cairan kental yang diperoleh denganmenghilangkan atau menguapkan sebagian

Mengatasi Obesitas Pada Remaja Dan Orang Dewasa http://www.cekjantung.com/solusi-mengatasi-obesitas-pada-

 Membaca mengenai pengertian fungsi dan penerapan operasi aljabar pada fungsi, sifat suatu fungsi dan teknik manipulasi aljabar dalam menentukan invers fungsi dan fungsi