UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
REKSAKA NAGARA ZP
100503137
GUNA UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar
hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan,
atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 13 Februari 2015
Yang Membuat Pernyataan
Reksaka Nagara ZP
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan segala kerendahan hati, penulis
panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya bagi penulis sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan studi sarjana S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik
tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S., MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Drs.
Hotmal Ja'far, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA, selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan waktu, kesempatan, bimbingan dan arahan kepada penulis
selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Firman Syarif, SE, M.Si,Ak, dan Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku
Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan
masukan yang berharga mengenai penulisan skripsi ini.
5. Kedua orangtua tercinta, Ayah A. Z. Pagola, SH (Alm) dan Ibu Gardinia A.Md,
serta kedua adik penulis, Dizi Bellari Putri, S.Ked. dan Resi Muhammad yang
selalu mendoakan, mendukung, dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan program studi strata satu ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 13 Februari 2015
Yang Membuat Pernyataan
Reksaka Nagara ZP
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Faktor-faktor karakteristik perusahaan yang digunakan sebagai penelitian ini,
antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran
dewan komisaris, dan likuiditas. Pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan
didasarkan pada Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang dilihat dari
laporan tahunan perusahaan.
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
pertambangan yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 dan
2013 dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Total sampel penelitian untuk
dua tahun pengamatan adalah 66 sampel, dengan mengunakan metode purposive
sampling. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis
dengan metode regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan
di Indonesia. Sementara itu, faktor profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR di Indonesia.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan
ABSTRACT
The purpose of this research is to find about the influence of company
characteristics on the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in the
annual reports of companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX). The
characteristic factors of companies that used this research, among others: corporate
size, profitability, leverage, ownership structure, the size of the board of
commissioners, and liquidity. The measurement of corporate social responsibility is
based on Corporate Social Responsibility Index (CSRI) is seen from the company's
annual report.
The population that became the object of this research are all mining
companies which listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2012 and 2013 with
meet the criteria established. The total sample of this study for two years of
observation is 66 samples, using a purposive sampling method. The data analysis was
performed with the classical assumption and hypothesis testing with multiple linear
regression method.
The results of this study indicate that the factors of corporate size have a
significant effect on the disclosure of CSR of mining companies in Indonesia.
Meanwhile, profitability, leverage, ownership structure, the size of the board of
commissioners, and liquidity has no significant impact on disclosure of CSR in
Indonesia.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the size of the board of
commissioners, industry type, corporate size, profitability, foreign
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………. i
DAFTAR GAMBAR ……… iv
DAFTAR TABEL ………. v
DAFTAR LAMPIRAN ……… vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………. 1
1.2Perumusan Masalah……… 7
1.3Tujuan Penelitian……… 8
1.4Manfaat Penelitian……….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan……… 11
2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan … 13 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial 2.1.3.1Ukuran Perusahaan……….. 17
2.1.3.2Profitabilitas Perusahaan………. 17
2.1.3.3Leverage……….. 18
2.1.3.4Struktur Kepemilikan ……….. 20
2.1.3.5Ukuran Dewan Komisaris……….. 20
2.1.3.6Likuiditas……….. 21
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 22
2.3Kerangka Konseptual……….. 28
2.4Hipotesis Penelitian………. 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian………... 34
3.3Jenis dan Sumber Data……… 37
3.4Metode Pengumpulan Data………. 37
3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Dependen……….. 38
3.5.2 Variabel Independen 3.5.2.1Ukuran Perusahaan……….. 40
3.5.2.2Profitabilitas Perusahaan………. 40
3.5.2.3Leverage……….. 41
3.5.2.4Struktru Kepemilikan………... 41
3.5.2.5Ukuran Dewan Komisaris………. 42
3.5.2.6Likuiditas……….…….…….…... 40
3.6Metode Analisis Data 3.6.1 Statistik Deskriptif………... 45
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1Uji Normalitas ……….. 45
3.6.2.2Uji Multikolinearitas……… 46
3.6.2.3Uji Autokorelasi……….. 47
3.6.2.4Uji Heteroskedastisitas……… 48
3.6.3 Pengujian Hipotesis 3.6.3.1Koefisien Determinasi………... 49
3.6.3.2Metode Regresi Linear Berganda ………. 49
3.6.3.3Uji signifikansi parsial (Uji statistik t) ……… 50
3.6.3.4Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)…... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1Data Penelitian……….……... 53
4.1.1 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ……. 54
4.1.2 Data Karakteristik Perusahaan ... 56
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.2.1Uji Nomalitas ...……... 61
4.2.2.2Uji Multikolinearitas ... 64
4.2.2.3Uji Autokorelasi ... 65
4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas ... 67
4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1Analisis Regresi Berganda ……… 68
4.2.3.2Koefisien Determinasi ...……. 71
4.2.3.3Uji signifikasni parsial (Uji statistik t) ... 73
4.2.3.4Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)…... 76
4.3Pembahasan Hasil Uji Hipotesis………... 77
4.3.1 Ukuran Perusahaan………..……. 78
4.3.2 Profitabilitas Perusahaan……….……. 79
4.3.3 Leverage………..……. 80
4.3.4 Struktru Kepemilikan……….…….….. 81
4.3.5 Ukuran Dewan Komisaris……….……. 82
4.3.6 Likuiditas……….…….…….…….……. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan……….…….……... 85
5.2Keterbatasan Penelitian……….. 86
5.3Saran……….……... 87
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 29
Gambar 4.1 Grafik Histogram ………..…….……... 61
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ………..…….……. 62
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Corporate Sustainability Reporting…. 15
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 25
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ……… 36
Tabel 3.2 Ringakasan Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………. 43
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ……… 53
Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ……… 55
Tabel 4.3 Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2012 53 Tabel 4.4 Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2013 56 Tabel 4.5 Descriptive Statistics ………. 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ………. 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ……… 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ……….. 66
Tabel 4.9 Hasil Regresi Berganda ………... 69
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R) …… 72
Tabel 4.11 HasilUji t ……….…….……. 73
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran : Judul
Lampiran i : Daftar Sampel Emiten
Lampiran ii : Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR
Lampiran iii : Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2012
Lampiran iv : Karakteristik Perusahaan Pertambangan tahun 2013
Lampiran v : Perhitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Lampiran vi : Hasil Uji Deskriptif
Lampiran vii : Hasil Uji Normalitas
Lampiran viii : Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran ix : Hasil Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran x : Hasil Perhitungan Koefisien Determinan, Hasil Uji
Hipotesis (Uji t), dan Hasil Uji Hipotesis (Uji F)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Faktor-faktor karakteristik perusahaan yang digunakan sebagai penelitian ini,
antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran
dewan komisaris, dan likuiditas. Pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan
didasarkan pada Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang dilihat dari
laporan tahunan perusahaan.
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
pertambangan yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 dan
2013 dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Total sampel penelitian untuk
dua tahun pengamatan adalah 66 sampel, dengan mengunakan metode purposive
sampling. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis
dengan metode regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan
di Indonesia. Sementara itu, faktor profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR di Indonesia.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan
ABSTRACT
The purpose of this research is to find about the influence of company
characteristics on the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in the
annual reports of companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX). The
characteristic factors of companies that used this research, among others: corporate
size, profitability, leverage, ownership structure, the size of the board of
commissioners, and liquidity. The measurement of corporate social responsibility is
based on Corporate Social Responsibility Index (CSRI) is seen from the company's
annual report.
The population that became the object of this research are all mining
companies which listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2012 and 2013 with
meet the criteria established. The total sample of this study for two years of
observation is 66 samples, using a purposive sampling method. The data analysis was
performed with the classical assumption and hypothesis testing with multiple linear
regression method.
The results of this study indicate that the factors of corporate size have a
significant effect on the disclosure of CSR of mining companies in Indonesia.
Meanwhile, profitability, leverage, ownership structure, the size of the board of
commissioners, and liquidity has no significant impact on disclosure of CSR in
Indonesia.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the size of the board of
commissioners, industry type, corporate size, profitability, foreign
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa kini, kebutuhan akan suatu informasi menjadi suatu hal yang tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam mengikuti perkembangan zaman.
Dengan mengikuti arus perkembangan informasi, seseorang dapat memiliki
pengetahuan akan sesuatu hal dan dapat mengambil suatu tindakan terhadap hal
tersebut, sehingga orang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan di sekitarnya. Contohnya, dengan mendapatkan suatu berita tentang
kemacetan di suatu daerah, maka orang-orang akan cenderung memilih rute
perjalanan lain sehingga tidak mengalami keterlambatan menuju tempat tujuannya.
Sama halnya dalam bidang akuntansi, informasi menjadi suatu kebutuhan mendasar
yang digunakan investor dan calon investor dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Jogiyanto (2005:10) Kualitas dari suatu informasi (Quality of
Information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (Accurate), tepat
pada waktunya (Timeliness), dan relevan (Relevance).Dengan adanya informasi yang
akurat, lengkap, dan tepat waktu, maka para investor dan calon investor dapat
mengambil keputusan yang tepat sehingga dapat mendatangkan hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan. Pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan juga
harus mampu menyampaikan informasi yang berkualitas sehingga dapat memenuhi
yang diungkapkan pada laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Salah satu informasi yang dibutuhkan para investor dan calon
investor dalam pengambilan keputusan adalah pengungkapan sosial perusahaan.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:70) “tanggung jawab sosial perusahaan
ialah suatu gagasan bahwa suatu perusahaan memiliki tugas melayani masyarakat
sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya”. Hal ini berarti bahwa
perusahaan tidak hanya fokus kepada aspek keuntungan semata (single bottom line),
namun juga harus memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan sekitarnya (triple
bottom line). Konsep tanggung jawab sosial menyatakan bahwa tanggung jawab
perusahaan tidak semata hanya kepada pemilik atau pemegang sahamnya saja, namun
juga terhadap para pemangku kepentingan yang berhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan dampak dari keberadaan perusahaan tersebut.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, masyarakat semakin
bersikap kritis terhadap kegiatan yang dilakukan perusahaan, termasuk praktek
tanggung jawab sosial perusahaannya. Perusahaan pun diharapkan mampu
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Good
corporate governance (GCG) ini merupakan langkah re-design organisasi, yaitu
menuju organisasi yang sehat, transparan, akuntabel, mandiri, responsibel dan wajar
dengan tetap mengacu pada nilai dan prinsip-prinsip perusahaan (Prijambodo, 2012).
Salah satu contoh penerapan GCG adalah praktek tanggung jawab sosial dan
Pelaksanaan praktek tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan oleh setiap
perusahaan dikarenakan semakin parahnya kerusakaan lingkungan yang terjadi di
Indonesia maupun di dunia. Sebagai contoh, konflik antara PT. Freeport Indonesia
dengan masyarakat lokal masih terus terjadi, baik terkait dengan tanah ulayat,
pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi. PT Freeport
Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang
berlokasi di Papua ini mulai beroperasi dari tahun 1969. (Wibisono, 2007). Kasus
pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut yang
mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT Newmont
Minahasa Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan masalah
internasional (Leimona dan Fauzi, 2008). Dua kasus diatas merupakan sebagian
contoh dari dampak yang dapat diakibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya.
Dengan adanya kemungkinan terjadinya kerusakan alam dan lingkungan yang
disebabkan oleh suatu perusahaan, masyarakat tentu tidak akan tinggal diam dalam
menanggapi hal tersebut. Masyarakat akan selalu menuntut perusahaan untuk
bertanggung jawab tentang pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sebagai timbal
balik perusahaan terhadap ekploitasi sumber daya alam yang dilakukan perusahaan.
Hal ini membuktikan betapa pentingnya pengungkapan sosial perusahaan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi sejauh mana perusahaan dalam
tentram, dan percaya dengan keberadaan perusahaan tersebut di lingkungan hidup
mereka.
Pelaksanaan praktek dan pengungkapan sosial perusahaan di Indonesia juga
didukung pemerintah dengan dikeluarkannya regulasi untuk mewajibkan setiap
perusahaan melaksanakannya. Contohnya, pada Undang-Undang Perseroan Terbatas
nomor 40 tahun 2007. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c menjelaskan bahwa selain
mengungkapkan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan mengungkapkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lalu pada pasal 74 menjelaskan
bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, dan bagi perusahaan yang tidak melaksanakannya akan dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penelitian Sembiring (2005) mengungkapkan bahwa variabel ukuran
perusahaan, profil, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variabel
profitabilitas dan leverage perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Amalia (2005)
mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan
memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,
namun variaebel laverage,basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan laba
terhadap ekuitas (ROE) dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (PBV)
tahunan perusahaan. Sitepu (2008) mengungkapkan bahwa variable profitabilitas dan
ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, namun variable tingkat leverage dan ukuran
perusahaan perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Marpaung (2010) mengungkapkan bahwa hanya variabel financial leverage
yang memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, sedangkan variabel ukuran perusahaan, struktur kepemilikan,
profitabilitas dan umur perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Putra (2011) mengungkapkan
bahwa variable tipe industri, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham asing
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, namun variable ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan struktur
kepemilikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Chek et al., (2013) mengungkapkan bahwa
variabel ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, sama halnya dengan variabel profitabilitas perusahaan yang
diukur dengan income perusahaan, namun variabel profitabilitas yang diukur dengan
Return On Asset (ROA) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sama halnya dengan variabel
Ketidak-konsistenan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, dan ukuran dewan
komisaris menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah fokus penelitian ini hanya pada perusahaan pertambangan
saja, sedangkan penelitian terdahulu fokus pada seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur, perusahaan perbankan dan
lembaga keuangan. Penulis juga menambahkan satu variabel likuiditas sebagai
pembeda dengan penelitian terdahulu.
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun
2012-2013. Alasan pemilihan jenis perusahaan pertambangan dikarenakan populasi ini
belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti juga ingin mengetahui
sejauh mana perusahaan pertambangan menunjukkan praktek tanggung jawabnya
terhadap kepentingan sosial dengan memberikan informasi sosial serta faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial di
dalam laporan tahunannya. Maraknya kasus kerusakan alam dan lingkungan yang
diakibatkan perusahaan pertambangan juga menjadi pertimbangan peniliti untuk
mengetahui bagaimana perusahaan pertambangan dalam melaksanakan praktek
tanggung jawab sosialnya dalam rangka memberikan dampak positif terhadap
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meniliti lebih lanjut dengan
judul penelitian “Analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yng terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti
adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?
4. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI?
5. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI?
6. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
7. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, dan likuiditas memiliki pengaruh secara simultan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI.
4. Untuk mengetahui apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang
5. Untuk mengetahui apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
6. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial baik secara parsial maupun simultan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
7. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial secara simultan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan untuk dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan
referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
2. Manfaat praktis
a. Bagi pihak manajemen perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan
keuangan tahunan.
b. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi
dan bahan referensi untuk pengambilan keputusan dalam menginvestasikan
modal pada perusahaan pertambangan dan sebagai bahan evaluasidalam
menilai kinerja emitennya.
c. Bagi masyarakat dan pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi
seberapa besar perusahaan telah melakukan praktek tanggung jawab sosialnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Darwin (2004) mengartikan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate
Social Resposibility (CSR) sebagai “a mechanism for an organization to voluntarily
integrate social and environmental concerns into its operations and its interactions
with stakeholders, which exceeds the organization's responsibilities inlaw”. Hal ini
berarti tanggung jawab sosial ialah suatu mekanisme bagi suatu organisasi yang
secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosialnya ke
dalam operasi dan interaksinya terhadap stakeholders melebihi tanggung jawab
organisasi yang sesuai hukum yang berlaku. Maignan dan Farrel (2004)
mendefinisikan CSR sebagai ”a business acts in socially responsible manner when its
decision and actions for balance diverse when its decision and actions for and
balance diverse stakeholders interest”. Hal ini berarti bahwa suatu perusahaan perlu
memberikan perhatian yang seimbang antara kepentingan berbagai stakeholders yang
beragam dalam setiap kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen
perusahaan melalui tindakan yang bertanggung jawab secara sosial.
a. Tanggung jawab ekonomi (economic responsibility) yaitu dimana tugas
manajersebagai agen dari pemilik perusahaan untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham
b. Tanggung jawab hukum (legal responsibilities) yaitu mencerminkan
kewajiban perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang mengatur
aktivitas bisnis
c. Tanggung jawab etika (ethical responsibilities) yaitu mencerminkan
gagasan perusahaan mengenai perilaku bisnis yang benar dan layak.
d. Tanggung jawab diskresi (discretionary responsibilities) yaitu tanggung
jawab secara sukarelay ang diambil oleh suatu bisnis yang mencangkup
hubungan masyarakat, kewargaan yang baik, dan tanggung jawab sosial
perusahaan secara penuh.
Di Indonesia, kegiatan CSR banyak dilaksanakan oleh perusahaan setelah
klausul CSR masuk ke dalam Undang-undang No.40/2007 tentang perseroan terbatas
(UU PT) dan UU No. 25 / 2007 tentang penanaman modal (UU PM). Dalam pasal 74
UU PT disebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Jika CSR tidak dilakukan, maka perseroan akan dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Aturan lebih tegas terdapat di UU PM. Pada pasal 15 huruf b dinyatakan
tidak, maka perusahaan akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan tertulis,
pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman
modal, hingga pencabutan kegiatan usaha dan / atau fasilitas penanaman modal (Pasal
34 ayat (1) UU PM).
2.1.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Perusahaan
Belkaoui (2000) menyatakan terdapat enam tujuan pengungkapan, yaitu:
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran
yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan
keuangan.
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor, kreditor dalam
menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang
belum diakui
4. Untuk menyediakan informasi yang penting yang dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan
antar tahun
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran arus kas masuk dan keluar
dimasa mendatang.
Pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang biasa disebut corporate social
reporting ialah proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas
tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam
masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et.al.,(1987) dalam
Rosmasita 2007). Hal ini berarti memperluas tanggung jawab perusahaan di luar
peranannya dalam menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya
kepada pemegang saham, karena perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih
luas, tidak hanya sekedar mencari laba untuk para pemegang saham.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terdapat dalam laporan yang
disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan yang
berisi tentang kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
organisasi dan produknya di dalam rangka pembangunan berkelanjutan (sustainable
development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,
lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA, 2004 dalam
Anggraini, 2006). Sustainability report dapat menjadi dokumen andalan bagi
perusahaan untuk menempatkan isu, tantangan dan peluang dari Sustainability
Development terhadao core business dan sektor perindustrianya.
Darwin (2004) menyatakan bahwa “Corporate Sustainability Reporting
memiliki tujuan yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja
lingkungan, dan kinerja sosial”. Pengklasifikasian Corporate Sustainability Reporting
Tabel 2.1
Klasifikasi Corporate Sustainability Reporting
Kategori Aspek
Kinerja Ekonomi
Pengaruh ekonomi secara
langsung
Pelanggan, pemasok, karyawan, penyedia modal
dan sektor public
Kinerja Lingkungan
Hal-hal yang terkait dengan
lingkungan
Bahan Baku, energy, air, keanekaragaman hayati
(bioderversity), emisi, sungai, dan sampah,
pemasok, produk dan jasa, pelaksanaa, dan
angkutan.
Kinerja Sosial
Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja,
pendidikan dan training, kesempatan kerja
Hak Manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi,
kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga
kerja di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll
Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi, dan penetapan
harga
Tanggung jawab terhadap produk Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang
peduli
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial
Aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu komponen
yang dilampirkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Belum adanya
standar baku yang ditetapkan pemerintah dalam mengatur tata cara pelaporan
aktivitas tanggung jawab sosial menyebabkan terjadinya keanekaragaman bentuk
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan
keuangannya. Hal ini mengakibatkan setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang
berbeda-beda terhadap pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosialnya
dikarenakan karakteristik perusahaan yang juga berbeda-beda. Oleh sebab itu
pengukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa daftar item pengungkapan sosial.
Terdapat banyak faktor yang menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan
aktivitas tanggung jawab sosialnya, sehingga dapat digunakan sebagai variabel
perhitungan dalam pengungungkapan tanggung jawab sosial perusahaannya.
Dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan, maka penelitian ini akan meniliti apakah ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas
perusahaan dapat berpengaruh atau tidak terhadap pengungkapan tanggung jawab
2.1.3.1Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang cukup banyak
digunakan dalam menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan
dalam pembuatan laporan tahunan. Menurut Meek et.al dalam Fitriani (2001)
perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan ahli, serta
adanya tuntutan dari pemegang saham dan analisis, sehingga perusahaan besar
memiliki intensif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan
kecil.
Cowen et.al. (1987) dalam Sembiring (2005) menyatakan, secara teoritis
perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar akan
mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak dan akan lebih banyak berpengaruh
terhadap masyarakat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki pemegang
saham yang akan memperhatikan program-program sosial yang dibuat perusahaan,
sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.
Dengan kata lain, jika dilihat dari sisi jumlah ketenagakerjaan, perusahaan yang
memiliki tenaga kerja yang banyak akan semakin mendapat tekanan untuk lebih
memperhatikan kepentingan tenaga kerjanya dikarenakan hal ini juga merupakan
salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.3.2Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas
program tanggung jawab sosial secara lebih luas (Heinze, 1976 dalam Florence, et
al., 2004). Hubungan antara pengungkapan tanggung sosial perusahaan dan
profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial
memerlukan gaya manajerial yang sama dengan gaya manajerial yang dilakukan
pihak manajemen untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan
(Bowman dan Haire, 1976 dalam Sembiring, 2005)
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba atau profit dalam rangka meningkatkan nilai pemegang saham.
Marpaung (2010) menyatakan terdapat beberapa ukuran yang dapat digunakan dalam
menentukan tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu: return of equity, return on assets,
earning per share, net profit margin dan operating rasio. Dalam penelitian ini,
variabel profitabilitas dihitung dengan menggunakan Return on Asset (ROA). ROA
adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva untuk mengukur
tingkat pengembalian investasi total (Marpaung, 2010). Return on Asset merupakan
ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang memilikinya.
2.1.3.3Leverage
Makmun (2002) menyatakan leverage adalah perbandingan antara dana-dana
yang dipakai untuk membelanjai/membiayai perusahaan atau perbandingan antara
dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana
menunjukan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut
dapat memberikan gambaran tentang struktur modal yang dimiliki perusahaan,
sehingga dapat diketahui tingkat resiko utang tak tertagihnya. Oleh karena itu,
perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
mengungkapkan tanggung jawab sosial yang lebih luas daripada perusahaan yang
memiliki rasio leverage yang lebih rendah.
Leverage terbagi menjadi dua, yaitu Operating Leverage dan Financial
Leverage. Menurut Brigham dan Houston (2006:12) operating leverage adalah
tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah
perusahaan. Operating leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan dana
dengan biaya tetap dengan tujuan untuk menghasilkan yang pendapatan dari
penggunaan dana tersebut untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Menurut
Brigham dan Houston (2006:17), financial leverage adalah tingkat sampai sejauh
mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam
strukturmodal sebuah perusahaan.
Tingkat risiko dan return saham suatu perusahaan merupakan faktor penting
yang harus dipertimbangkan calon investor dalam mengambil keputusan investasi
saham. Return saham dan risiko berhubungan secara garis lurus dengan leverage
yang akan digunakan oleh perusahaan. Apabila risiko tinggi maka para pemegang
saham akan meminta return saham yang tinggi pula, disamping itu penggunaan
2.1.3.4Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan saham publik (public shareholding) adalah proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik/masyarakat terhadap saham perusahaan
di Indonesia (Putra, 2011). Semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, maka
akan semakin banyak informasi yang diiungkapkan dalam laporan tahunan, investor
ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat
mengawasi kegiatan manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi
(A’inun Na’im dan Fuad Rakhman, 2000).
Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar (lebih dari
5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Arif, 2006).
Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula butir-butir
informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, termasuk informasi tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.3.5Ukuran Dewan Komisaris
Menurut Mulyadi (2002:185), Dewan komisaris merupakan wakil pemegang
saham pada suatu entitas yang berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan komisaris
juga memiliki tugas untuk mengawasi, memberikan pengarahan pada pengelola
untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.
Dengan wewenang yang dimiliki oleh dewan komisaris, mereka dapat
memberikan pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas,
dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan, maka image perusahaan akan semakin baik (Gray et al., 1988 dalam
Anggraini, 2006).
Dewan komisaris tentunya menginginkan peningkatan citra baik perusahaan.
Ukuran dewan komisaris didalam entitas dapat menentukan pengaruhnya terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Beasley dan Salterio (2001)
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer (CEO) dan monitoring yang
dilakukan akan semakin efektif. Semakin besar jumlah dewan komisaris maka akan
semakin mudah menekan CEO agar perusahaan mengungkapkan CSR pada laporan
keuangannya.
2.1.3.6Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
likuiditas ini terdiri dari Current Ratio dan Cash Ratio. Menurut Sutrisno (2009:216),
“Current Ratio adalah rasio yang membandingkana ntara aktiva lancar yang memiliki
perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar meliputi kas, piutang
dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang lainnya
yang segera harus dibayar.” Sutrisno (2009:216) menyatakan “Cash ratio merupakan
rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
adalah efek atau surat berharga.”
Menurut Widianto (2011), demi mendapat dukungan yang lebih, perusahaan
yang memiliki likuiditas yang tinggi akan menciptakan image yang kuat dan positif
dimata para stakeholder-nya Upaya yang dapat ditempuh perusahaan untuk
membentuk dan memperkuat image-nya adalah melalui pembuatan laporan-laporan
tambahan. Salah satu upayanya melalui pembuatan sustainability report secara
sukarela, sebagai aksi perusahaan untuk mendapatkan dukungan dari para
stakeholder-nya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sembiring (2005) melakukan penelitian pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan publik yang tercatat
di BEJ pada tahun 2002. Variabel independen penelitian ini terdiri dari ukuran
dependennya ialah CSR. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel
ukuran perusahaan, profil, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variabel
profitabilitas dan leverage perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Amalia (2005) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) pada laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Jakarta untuk tahun
2003. Variabel independen penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, rasio
leverage, struktur kepemilikan, basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan rasio
laba terhadap modal (ROE), dan rasio harga pasar terhadap nilai buku (PBV).
Variabel dependennya ialah pengungkapan sukarela. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunan perusahaan. Sedangkan variabel ndependen lainnya yaitu rasio
leverage, basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan laba terhadap ekuitas
(ROE), dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (PBV) terbukti tidak
signifikan mempengaruhi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan.
Sitepu (2008) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur
ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas.
Variabel dependennya ialah jumlah informasi sosial yang diungkapkan Hasil dari
penelitian ini mengungkapkan bahwa variable profitabilitas dan ukuran dewan
komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, namun variable tingkat leverage dan ukuran perusahaan
perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Marpaung (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan keuangan tahunan pada
perusahaan dan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun
2008. Variabel independennya adalah struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan financial leverage. Variabel dependennya adalah
pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya variabel
financial leverage yang memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan, profitabilitas, dan umur perusahaan tidak memberikan pengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Putra (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sosial dalam laporan keuangan tahunan pada semua
perusahaan berbagai sektor bisnis yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2008 dan 2009. Variabel independennya adalah tipe industri, ukuran
kepemilikan saham publik. Variabel dependennya adalah pengungkapan CSR. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor tipe industri, ukuran perusahaan, dan
kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di
Indonesia. Sementara itu, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan kepemilikan
saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
Chek et al., (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada
perusahaan produk konsumen dan industri perkebunan di Malaysia. Variabel
independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan firm leverage. Variabel
dependennya adalah tingkat pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa variabel ukuran perusahaan dan variabel profitabilitas perusahaan yang diukur
dengan income perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Variabel profitabilitas yang diukur dengan ReturnOn Asset
(ROA) dan variabel leverage tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
dependen:
Sumber : diolah oleh Penulis
2.3 Kerangka Konseptual
Erlina (2008:38) menyatakan “kerangka teoritis adalah suatu model yang
menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.” Kerangka konseptual akan
menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini juga akan
terjadi apabila ada variabel lain yang menyertai, makan peran dari variabel tersebut
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris,
dan likuiditas. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pengungkapan
tanggung jawab sosial.
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu, kerangka
konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan dalam
menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan
perusahaan. Penelitian Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne (1996),
Sembiring (2005), Amalia (2005), Putra (2011), dan Chek et.al. (2013) menemukan
hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
tanggung jawab sosial. Cowen et.al.,(1987) dalam sembiring (2005) menyatakan,
secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang
lebih besar akan mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak dan akan lebih
banyak berpengaruh terhadap masyarakat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
memiliki pemegang saham yang akan memperhatikan program-program sosial yang
dibuat perusahaan, sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan
semakin luas.
Tingginya tingkat profitabilitas yang dimiliki suatu perusahaan dapat menjadi
alasan manajemen perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab
sosial yang lebih luas dengan harapan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif
dari stakeholders. Penelitian Sitepu (2008) menemukan hasil bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Heinze
(1976) dalam Florence, et al., (2004) menyatakan, profitabilitas adalah faktor yang
memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan
mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara
memberikan memungkinkan manajemennya untuk melaksanakan dan
mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih luas. Perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan mempertimbangkan
pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosialnya karena khawatir akan
dampak operasional perusahaannya.
Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban
untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaannya yang lebih luas daripada
perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi perlu memeuhi kebutuhan
informasi dari krediturnya. Penelitian Marpaung (2010) menemukan variabel
leverage memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar (lebih dari
5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen (Arif, 2006).
Penelitian Amalia (2005) menemukan hasil bahwa struktur kepemilikan saham oleh
publik berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial.
Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula butir-butir
informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, termasuk informasi tentang
Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham pada suatu entitas yang
berbadan hukum perseroan terbatas (Mulyadi, 2002:185). Sebagai pelaksana tertinggi
di dalam suatu entitas, dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. harapan untuk mendapatkan
legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. Penelitian Sembiring (2005) dan Sitepu
(2008) menemukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Beasley dan Salterio (2001)
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer (CEO) dan monitoring yang
dilakukan akan semakin efektif. Semakin besar jumlah dewan komisaris maka akan
semakin mudah menekan CEO agar perusahaan mengungkapkan CSR pada laporan
keuangannya.
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2001:41). Perusahaan
dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan yang lain,
bahwa mereka lebih baik dari pada perusahaan lain, dengan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan sosial. Sinyal tersebut dilakukan dengan cara
memberikan informasi yang lebih luas tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan
yang mereka lakukan (Kamil dan Antonius, 2012). Syahrir dan Suhendra (2010)
dalam Kamil dan Antonius (2012), menemukan bahwa likuiditas mempunyai
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2008:49), Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan
untuk diuji secasa empiris. Proporsi merupakan pernyataan atau ungkapan yang akan
kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi suatu
norma-norma. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H4: Struktur Kepemiikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H5: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H6: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
H7: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dalam penelitian ini terdapat
variabel dependen (dipengaruhi) dan variabel independen (yang mempengaruhi).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2012-2013. Alasan pemilihan jenis perusahaan pertambangan
dikarenakan populasi ini belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Jumlah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya
juga terus mengalami peningkatan, yaitu dari 31 perusahaan pada tahun 2011, 37
perusahaan pada tahun 2012, dan 40 perusahaan pada tahun 2013, seperti yang
Sampel menurut Sugiyono (2006:73) adalah ”bagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposice sampling, yaitu metode “pengambilan
sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu” (Erlina 2008:83). Beberapa kriteria dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dan tidak di-delisting
selama tahun 2012-2013
2. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan secara lengkap untuk
tahun 2012 - 2013
3. Dalam laporan tersebut, tercantum laporan pengungkapan tanggung jawab
sosial
Setelah melakukan pengambilan sampel perusahaanpertambangan yang
sesuai dengan kriteria pemilihan sampel diatas, maka didapatlah 33 perusahaan
Tabel 3.1
Daftar Sampel Emiten
No
Nama Perusahaan Kriteria Sampel
36 SMR Utama Tbk v v v Sampel 29
37 Timah (Persero) Tbk v v v Sampel 30
38 Vale Indonesia Tbk v v v Sampel 31
39 Citatah Tbk v v v Sampel 32
40 Mitra Investindo Tbk v v v Sampel 33
Sumber: www.idx.co.id
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu
data yang diukur dalam skala numerik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari
perusahaan. Data sekunder ini berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang
dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia atau dapat
didownload melalui situs www.idx.co.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pola pengumpulan data penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku
-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan
data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai
ringkasan kinerja dan laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan dalam
penelitian.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan tanggung jawab sosial dalam
laporan tahunan perusahaan. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
Pengukuran tingkat tanggung jawab sosial perusahaan dapat menggunakan
indikator Global Reporting Initiative (GRI). Penelitian ini mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan laporan pertanggungjawaban sosial dengan indikator GRI
(Global Report Initiative) versi 3.0. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah
jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling
banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk
terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia
(www.globalreporting.org).
Indikator pengungkapan tanggung jawab sosial menurut GRI terdiri dari tiga
indikator, yaitu indikator kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial
(Purnasiwi, 2011). Indikator kinerja ekonomi meliputi aspek kinerja ekonomi, aspek
kehadiran pasar dan aspek dampak tidak langsung. Dalam indikator kinerja
limbah, aspek produk dan jasa, aspek kepatuhan, aspek transportasi dan aspek
keseluruhan. Indikator sosial berhubungan dengan ketenagakerjaan, hak asasi
manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk.
Metode checklist dilakukan dengan melihat ada tidaknya keberadaan suatu
item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan perusahaan. Bila item
informasi yang ditentukan tersebut ada dalam laporan keuangan, maka diberi skor 1,
dan apabila item informasi tersebut tidak ada dalam laporan keuangan, maka diberi
skor 0. Total checklist dihitung untuk mendapatkan jumlah seluruh item yang
diungkapkan setiap perusahaan. Selanjutnya digunakan rumus untuk mendapatkan
indeks pengungkapan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility index)
dari setiap sampel. Rumusnya adalah sebagai berikut:
CSRI j= ∑Xij
Keterangan:
CSRIj = Corporate Social Responsibility Index perusahaan j
n j =Jumlah item perusahaan j, nj ≤79
X ij = dummy variable: 1 = jika item ini diungkapkan; 0 jika item ini tidak
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2006:3). Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,ukuran dewan, dan likuiditas.
3.5.2.1UkuranPerusahaan
Penelitian ini mengukur variabel ukuran perusahaan dengan jumlah total
aktiva perusahaan. Pengukuran ini dilakukan untuk membuktikan bahwa semakin
besar jumlah total aktiva yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung
jawab sosial yang harus diungkapkan. Hal ini konsisten dengan penilitian yang
dilakukan Hackston dan Milne (1996) yang menggunakan jumlah aktiva perusahaan
sebagai ukuran perusahaan. Dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan
berjumlah milyaran rupiah, maka perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang
lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan dimodifikasi dalam bentuk logaritma
natural Ln
Size = Log Natural (Total Aktiva)
3.5.2.2 Profitabilitas Perusahaan
Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas Return on Asset (ROA).