• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan faal kerja dan kec

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan faal kerja dan kec"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 16 Februari 2015

makalah k3 ergonomi dan faal kerja

Makalah Dasar-Dasar K3

PENGENALAN

ERGONOMI DAN FAAL KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

I. PENDAHULUAN

(2)

Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yangsangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segikeilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkanergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi,antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya.

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).

(3)

jendela (windows), dan lain-lain.Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,desain perangkat lunak, meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja,serta desain dan evaluasi produk (Nurmianto, 2003).

B. RUMUSAN MASALAH

7. Bagimana Pengelompokan Bidang Kerja Ergonomi?

8. Apa saja Spesialisasi Ergonomi? keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:

a. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan

sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).

b. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).

c. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di

lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).

d. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan

lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).

e. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan

(4)

Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:

a. Secara fokus

Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.

b. Secara tujuan

Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.

c. Secara pendekatan

Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.

2. SEJARAH ERGONOMI

Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:

a. C.T. Thackrah, England, 1831

Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.

b. F.W. Taylor, U.S.A., 1989

Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

(5)

Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable).

d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research Board), England,

1918

Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

e. Elton Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933

Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

f. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A

Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang secaracepat (seperti misalnya pesawat terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator. g. Pembentukan Kelompok Ergonomi

Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada November 1957.

Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama. Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New Zealand).

3. PERKEMBANGAN ERGONOMI

Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. K. F. H. Murrel (1949) Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos(aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

(6)

merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

4. APLIKASI / PENERAPAN ERGONOMI

Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:

a. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

b. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. c. Tata Letak Tempat Kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

d. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

5. METODE ERGONOMI

Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:

(7)

b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.

Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

6. PRINSIP ERGONOMI

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:

a. Bekerja dalam posisi atau postur normal;

b. Mengurangi beban berlebihan;

c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;

d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:

a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan

dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.

b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi

tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.

c. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh

dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya.

d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah

(8)

e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan

suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

8. SPESIALISASI BIDANG ERGONOMI

Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.

a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik

fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.

b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ;

persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.

c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur

organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi,kultur organisasi, organisasi virtual, dll.

d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran.

Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.

9. KASUS ERGONOMI

Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:

a. Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat

kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.

b. Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari

tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.

c. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

(9)

d. Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer

dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.

e. Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami

penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).

f. Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit untuk

membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan.

B. FAAL KERJA

Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja (Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, 1979).

Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi yang kaitannya dengan kerja manusia dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan, agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya

Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.

Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.

(10)

Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar. roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan

sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).

Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik,yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.

Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka berkembanglah ilrnu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.

Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:

Tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan dan panjang lengan. Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut, jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.

(11)

• Menghasilkan gerak

• Kontraksi otot bersifat isotonos • Kontraksi otot bersifat ritmis • Kelelahan relatif lebih lama terjadi b. Kerja mental

Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif lebih ringan dibandingkan dengan kerja fisik yang membutuhkan energi lebih besar dan

cukup sulit untuk mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

• Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis kelamin, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya.

• Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja, dan sebagainya.

Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

1. Kriteria Faal

Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air seni, dst.Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama bekerja.

2. Kriteria Fisiologis kerja

Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama berkerja.

3. Kriteria Hasil kerja

(12)

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia. Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yaitu Faal Kerja, Antropometri,Biomekanika, Penginderaan, dan Psikologi kerja.

Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

 Dias. 2009. Definisi dan ruang lingkup

ergonomi.http://diasrw.blogspot.com/2009/01/difinisi-dan-ruang-lingkup.html, 2011

 http://www.scribd.com/doc/83729175/Ergonomi

 http://laboratoriumlingkungan.blogspot.com/2011/04/ergonomi-dan-faal-kerja.html  Ivan, Havosan.

2008. Ergonomi.http://ehsindonesia.edublogs.org/2008/12/24/ergonomi/, 2011

 Sutalaksana. 2010. Pengertian ergonomi

.http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-ergonomi.html, 2011

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialahmanusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”. Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :

(14)

ERGONOMI DAN FAAL KERJA

A. TINGKAT BEBAN KERJA

Jantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja. Alat tsersebut merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot. Jantung bekerja diluar kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus. A1at itu memompa darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot dan darah vena ke paru-paru. Suatu denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume) darah arteri. Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan sejumlah darah arteri yang cukup untuk keperluan bekerja. Dengan kegiatan tubuh yang meningkat, jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah denyutan bertambah. Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi. Dengan bekerja, mula-mula nadi bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan dan setelah berhenti bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal. Jantung yang baik sanggup rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi sesudah kegiatan dihentikan.

Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kerja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75, pekerjaan ringan diantara 75 -100, agak berat 100 - 125, berat 125 - 150, sangat berat 150 - 175 dan luar biasa berat lebih dari 175/menit.Maksimum denyut nadi orang muda adalah 200/menit,sedangkan mereka yang berusia 40 tahun keatas 170/menit. Jantung yang sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan bekerja normal kembali seperti sebelumnya.

Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis dan psikologis, keadaan sakit dan lain-lain.

Salah satu keperluan utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang dibawa oleh darah arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi. Maka dari itu, jumlah O2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu petunjuk pula

dari beban kerja. Sebagaimana diketahui O2 diambil oleh kapiler darah didalam paru-paru,

kemudian masuk da1am darah balik dari paru-paru yang kaya zat asam. Maka keadaan dari paru-pam dan alat pernafasan akan berpengaruh pula kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh.

Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran. Semakin berat bekerja, semakin besar tenaga yang diperlukan. Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga petunjuk besarnya beban pekerjaan. TimbuInya panas dari tubuh sejalan dengan kenaikan suhu badan, terutama suhu rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk mengeluarkan panas akibat metabolisme. Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban fisiologis dari badan. Namun indikator-indikator ini masih dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja.

Beban kerja fisiologis dapat didekati dan banyaknya O2 yang digunakan tubuh,

(15)

Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan atau gangguan.

Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen). Dalam keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir ke otot. Usus adalah tempat penyerapan dari bahan-bahan bakar ini.

Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi bahan-bahan terlarut. Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan cuaca kerja panas.

Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan factor-fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja. Waktu mungkin da1am lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya. lamanya bekerja tergantung dari kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisi tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan faa1 yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian banyak dipelajari da1am I/mu Kronobiologi atauBioperiodisitas.

B. ERGONOMI

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti "Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi" di negara-negara Skandinavia; "Human Engineering", "Human Factors Engineering" atau "Personnel Research" di Amerika Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efftisiensi dan kesejah teraan kerja.

Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan iImu seperti antropologi, biometrika, faa1 kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya ada1ah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Dalam ha1 ini, diperlukan kerja-sama diantara peneliti dan tehnisi serta ahli tentang pemakaian alat-alat dengan pengukuran, pencatatan dan pengujiannya.

(16)

Program ergonomi meliputi penentuan problematik, percobaan untuk peme. cahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian effektivitas. Da1am praktek, sering pendekatan mela1ui "trial dan error". Penentuan problematik dilakukan dengan melihat gejala-gejala seperti absenteisme, ganti-ganti kerja dan lain-lain yang rnungkin merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan, organisasi kerja yang tidak baik, kesulitan melakukan latihan kerja,sebagai pencerminan buruknya design peralatan dan cara kerja. Kemudian diadakan ana1isa pekerjaan, pera1atan dan bahan, yang meliputi juga"time and motion study", observasi langsung atau te1emetris dari parameter fisiologi, analisa bahaya-bahaya, proses produksi, model-model dan lain-lain. Atas dasar penemuan, diadakan usaha-usaha perbaikan, yang hasilnya tercermin

Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi dan automasi tidak saja terjadi pada industri, tetapi juga pada pertanian dan pekerjaan administrasi, maka timbullah permasalahan sebagai berikut:

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan eva1uasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan rnodefikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan kepada kegiatan fisik. yaitu intensitas, tempo, Jam kerja dan waktu istirahat, pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan, warna, debu dan lain-Iain). data biologis (modefikasi makan dan minum, pemulihan sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, kerja bergilir). Tambahan pula, per1u diperhatikan keadaankeadaan setempat seperti iklim dan keadaan gizi, di daerah panas atau pegunungan. di laut, pada ketinggian tinggi atau di bawah tanah. Di negara berkembang, soal iklim dan gizi adalah faktor penting.

Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan. yang berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang gerakan dan sikap badan disebut biomekanika. Seorang tenaga kerja dikatakan sesuai dengan pekerjaannya ditinjau dari sudut biomekanika, apabila sikap tubuhnya baik, tenaga kerja dilatih dalam ketrampilan kerja dengan metoda-metoda kinetika (gerakan-gerakan), tempat duduk adalah nikmat pegangan-pegangan mesin dan alat mudah dicapai, serta latihan fisik dilaksanakan waktu kerja atau melalui akitivitas oleh raga.

(17)

dengan mempela. jari bentuk dan penempatan tanda-tanda, penyajian kwalitas (skala) dan sifat-sifat dari tanda (optik, akustik atau perabaan). Kedua ada1ah mempelajari kwalitas dan kwantitas dari tanda-tanda da1am hubungan kemampuan tenaga kerja untuk menafsirkan dan mengingat tanda tersebut. Mungkin diperlukan modefikasi pengolahan data secara mekanis atau elektronis, agar pekerja lebih mudah melakukan pekerjaannya. Sebagai jawaban terhadap suatu tanda, pekerja harus melaksanakan gerakan-gerakan, yang.perlu diatur, agar pegangan-pegangan diletakkan secara baik, yaitu'mudah dicapai. dalam arah yang tepat dan sesuai dengan gaya yang diperlukan.

Ergonomi dapat digunakan dalarn menelaah sistem manusia dan produksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada tenaga kerja dan yang mana kepada mesin.

C. ERGOMETRI

Ergometri adalah ilrnu untuk rnengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang ditentukan :

Dalam tubuh, ketika bekerja. tenaga kimia dirubah menjadi tenaga mekanik dan panas. Untuk hal ini diperIukan O2 sebagai bahan pembakar. Maka dari itu, banyaknya O2 yang dipakai menjadi petunjuk pemakaian tenaga. Cara menentukan pemakaian tenaga dengan pengukuran O2 adalah disebut cara tidak langsung sebenarnya ada usaha secara langsung dengan dasar kalorimeter, tetapi cara ini hanya dapat dikerjakan di laboralorium yang sangat khusus. Dari pemakaian 02 jumlah kalori dihitung dengan dasar persamaan satu liler oksigen = 4,7 - 5,0 kilokal/menit.

Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari. yang meliputi tidur, duduk, berjalan, bekerja, dan sebagainya dan berapa lamarya dari kegiatan-kegiatan itu. Untuk tiap-tiap kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan table-tabel tertentu. Yang biasanya ditentukan secara pengukuran adalah pengerahan tenaga selama bekerja. Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja.

Cara-cara dan alat-alat yang dipakai adalah : '

Hasil pengukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan dalam data-data atau tabel-tabel. Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu ketetapan fisik, oleh karena data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dari variabel biologis. Tidak terdapat nilai normal yang tungga1, oleh karena variabilitas manusia sangat besar. Angka-angka tentang pemakaian tenaga ditentukan oleh populasi yang diselidiki, usia dan pekerjaan. Kemampuan fisik maksimum terutama diukur dari kemampuan jantung. Sebenarnya pengukuran kemampuan otot-otot pada umumnya dapat juga memberikan derajat ketelitian tinggi.

(18)

tidak lama, yaitu dengan metabolisme secara anaerobik (=tanpa O2). Pengukuran kapasitas aerobic ini sulit dan berbahaya terutama menghadapi orang dengan usia lanjut dan menderita insufflensi koroner.

Maka dipakailah cara evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik sebagai berikut : Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan Denyutan jantung untuk suatu kegiatan submaksimal.

Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:

Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pekerjaan yang sifatnya mengangkat berat badan (seperti uji naik turun bangku), tenaga yang dibutuhkan proporsionil dengan berat badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya dinyatakan dalam cm3/kg berat badan.

Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang harus memindahkan bebas luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya. Denyutan jantung berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran kemampuan aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dan monogram Astrand perlu dikoreksi:

Kapasitas aerobik maksimum dari orang laki-laki berkurang secara tingkat demi tingkat dari usia 25 - 30 tahun dan pada usia 70 tahun nilainya hanya setengah dari yang berusia 20 tahun. Pada wanita, puncaknya ditemukan pada pubertas, tetapi penurunan terjadi kemudian pada menopause. Kapasitas aerobic rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari pada laki-laki muda.

Pada semua masyarakat, kemampuan aerobik maksimun menunjukkan perbedaan individuil. Tertinggi ditemukan pada olahragawan terutama pelari cepat. Pekerjaan berefek tidak sebesar olahraga terhadap kapasitas aerobik; Pekerjaanpekerjaan terpenting misalnya pemotong kayu. Dalam masyarakat industri, aktivitas olahraga waktu luang berefek lebih besar dari pada pekerjaan.

Jika seseorang mulai berlatih, denyut jantungnya pada waktu istirahat dan kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi. Latihan yang berat dan lama menyebabkan kenaik.an kemampuan aerobik kira-kira 10%.

(19)

D. AUTOMASI

Istilah automasi pertama-tama dimajukan oleh Harder dari Ford Motor Company. Mula-mula konsep automasi Detroit adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk mengerjakan potongan bahan pekerjaan ke atau dari alat, melanjutkan dalam proses seterusnya, memisahkan sisa-sisa dari proses dan melakukannya secara berurutan menurut waktu sesuai dengan proses produksi, sehingga sebagian atau keseluruhan dari proses dapat dikendalikan dengan cara pijit tombol pada tempat strategis. Sesudah itu Diebold mendefinisikan automasi sebagai penggunaan mesin untuk menjalankan mesin.

Defenisi-defenisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan teknologi, sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu, automasi harus diartikan suatu Sistem yang meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain dan manusia yang diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan menjadi suatu produk barang atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan pertama automasi adalah pengoptimalan produksi oleh manusia dan atau mesin.

Yang menentukan tingkat automasi adalah perbandingan kwalitatif dan kwantitatif diantara upaya manusia yang diberikan kepada proses produksi (= input) dan hasil obyektif dari proses (output) serta pengaruh lingkungan terhadap hubungan manusia dan proses. Demikian pula hubungan di antara manusia dan mesin mengenai kemampuan dan limitasi masing-masing merupakan suatu faktor yang perlu diperhatikan.

E. BEDA MANUSIA DAN MESIN

Mekanisasi adalah penggantian manusia sebagai sumber tenaga atau sebagai alat untuk memberikan keterangan dalam pengaturan tenaga. Mekanisasi adalah satu bagian dari automasi.

Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan sampai kepada automasi penuh. Tingkat-tingkat itu adalah :

Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-baiknya.

PERBEDAAN MANUSIA DAN MESIN

MESIN MANUSIA

Kecepatan Luar biasa baik Kelambatan 1 detik Tenaga Dapat diatur dengan baik-baik:

Keseragaman Cocok untuk pekerjaan-pekerjaan rutin, berulang dan perlu ketetapan

Tidak dapat dipercaya. Perlu dimonitor dengan mesin

(20)

Ingatan Terbaik untuk memproduksi sesuatu Hitung menghitung Cepat dan tepat, tetapi tak memiliki

kemampuan untuk koreksi

Lambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi cukup kemampuan untuk koreksi

Pendirian Dapat menjadi indera penambah, seperti kemampuan menangkap gelombang mengionisasi

Kepintaran Tidak ada Dapat menyesuaikan sesuatu yang tak terduga. Dapat meramalkan Kecakapan manipulasi Khusus Sangat besar

Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian. Selain itu, kecepatan kerja yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian. Dalam hal inilah automasi memegang peranan sangat penting.

F. KELELAHAN

Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.

(21)

Pemeriksaan kelelahan :

Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.

Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyerinyang terdapat pada otot. Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah persyaratan dan psikis.

Adalah suatu pengalaman yang dikenal oleh umum, bahwa kelelahan yang terus menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya tenaga beserta kehilangan inisiatif. Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-kelainan psi1cosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-paru dan jantung. kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur, dan lain-lain.

Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Oleh karenanya terjadi kecendrungan meningkatnya absenteisme terutama mangkir kerja jangka pendek. Sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Sìkap negatif terhadap kerja, perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab ataupun akibat.

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar istirahat, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain. Pengetrapan ergonomi dalam hal pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu. Demikian pula organisasi proses produksi yang tepat Selanjutnya, usaha-usaha perlu ditujukan kepada kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.

Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja, musik di tempat kerja dan waktu-waktu istirahat untuk latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil duduk. Seleksi dan latihan dari pekerja, lebih-lebih supervisi dan penatalaksanaannya juga memegang peranan penting.

G. WAKTU KERJA

(22)

Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam. Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan naik selama 40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat kecendrungan tumbuhnya hal-hal yang negatif. Makin panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam kerja seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada berbagai faktor.

Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus menerus sangat penting artinya.

Pekerjaan berat ditandai dengan pengerahan tenaga yang besar dalam waktu relatif lebih pendek. Otot-otot susunan kardiovaskuler, paru-paru, dan lain-lain harus bekerja sangat berat. Maka dari itu, beban demikian tidak bias secara terus-menerus dilakukan melainkan perlu istirahat-istirahat pendek setiap selesai suatu tugas. Inilah yang dinamakan organisasi kerja yang baik, yaitu selalu diberikan kesempatan kepada tubuh untuk pulih kembali setelah memikul suatu beban pekerjaan. Sebagai misal, sesudah memikul beban 50 kg sejauh 10 meter, kepadá tenaga kerja sebaiknya diberi kesempatan beberapa menit untuk istirahat.

Untuk rnenentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan, bahwa pengerahan tenaga maksimal dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengarah tenaga dengan 1/3 x kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit,

Dalam soal periode kerja siang atau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir, terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

Sebagai jalan keluar dalam memecahkan persoalan kerja malam pada si~tim regu ini adalah :

Tanpa perhatian yang sebaik-baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang rendah sekali.

H. FAAL KERJA

(23)

Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.

Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot.

Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar. roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan

sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).

Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik,yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.

Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka berkembanglah ilrnu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.

Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:

(24)

Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut, jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.

BAB III KESIMPULAN

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya.

Diposkan

oleh EVOLAB di 09.41 http://laboratoriumlingkungan.blogspot.co.id/2011/04/ergonomi-dan-faal-kerja.html

Evaluasi Kecelakaan Tambang di Indonesia tahun 2008

– 2011

Evaluasi Kecelakaan Tambang di Indonesia selama kurun tahun 2008 – 20011, dari hasil evaluasi ini dapat kita cermati bersama mengenai beberapa hal seperti masih tingginya kecelakaan di lokasi jalan tambang dan workshop, tingginya kecelakaan terhadap para operator dan mekanik, serta kecelakaan yang sering menimpa pekerja yang kurang berpengalaman ( masa kerja < 1 th), berikut adalah data yang kami terima, data telah diolah dan dibuat dalam bentuk tabel dan chart untuk kemudahan

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

Bila dianalisa berdasarkan sumber kecelakaan maka terjadi penyebaran yang cukup merata dalam penyebab angka kecelakaan yang ada , baik permesinan, alat muat/ gali, maupun alat angkut galian (hauling).

Data diatas ini harus menjadi perhatian khusus bagi setiap perusahaan tambang, selama 4 tahun terakhir kecelakaan sebagian besar menimpa karyawan yang masih baru (masa kerja < 1 tahun), terlihat peningkatan angka 20% dari total kecelakaan yang ada,

(30)

(unexperience employee) menjadi kewajiban mutlak untuk menjaga performance kecelakaan tambang menjadi lebih baik.

Demikian data yang ada seperti yang telah kami terima berdasarkan Surat edaran ESDM, penjelasan berupa uraian merupakan hasil pemikiran penulis sendiri, menurut

kemampuan penulis yang terbatas untuk dapat menerjemahkan angka dan tabel yang ada. Penulis sekarang bekerja di perusahaan tambang dengan umur relatif sangat muda, dan merupakan perusahaan PKP2B generasi 3 yang beroperasi di Bulungan Kalimantan timur, bila ada kesalahan penafsiran maupun tulisan mohon dimaafkan.

Tulisan ini dibuat dengan misi ikut memasyarakat kan K3 sebatas kemampuan yang penulis miliki, data – data seperti ini cukup langka untuk didapat kan dan merupakan data yang sangat berharga bagi setiap perusahaan atau semua pihak yang berkeinginan membuat program dan mem budayakan K3.

salam K3

Darwis landa

(31)

Evaluasi Kecelakaan Tambang di Indonesia Tahun 2010

– 2014

Catatan evaluasi kecelakaan tambang di Indonesia mengacu pada 6 parameter yaitu :

1. Berdasarkan tempat kejadian kecelakaan

2. Berdasarkan Jenis kecelakaan

3. Berdasarkan penyebab kecelakaan

4. Berdasarkan Jenis pekerjaan

5. Berdasarkan Sumber kecelakaan

6. Berdasarkan lama bekerja

(32)
(33)
(34)
(35)

Logika bahwa area tambang memiliki area dengan Resiko tinggi (High Risks) tersaji dalam tabel diatas, selama 4 tahun berturut – turut jenis Area kerja yang tidak aman menjadi penyebab kecelakaan utama, namun bila dilihat pada ayat “Tidak mengikuti Prosedur” juga menjadi penyebab tertinggi, para pemilik area harus melakukan evaluasi khusus banyaknya area kerja yang tidak aman, menggambarkan gagalnya pengendalian resiko terhadap area kerja, mapping, dan pelaksanaan dari resiko yang sudah didata dalam IBPR (bila dilaksanakan) harusnya sudah bisa dilakukan sehingga area kerja bisa distate sebagai area dengan status Low risks..

(36)
(37)
(38)
(39)

Pekerja baru masih menjadi perhatian setiap perusahaan tambang, data diatas kecelakan paling banyak menimpa pekerja dengan masa kerja <1th, kurang nya knowledge, awareness, disiplin dll bisa menjadi bahan evaluasi untuk review, peningkatan DIKLAT sebagai pembekalan kepada karyawan untuk bisa mengendalikan resiko kerja harus menjadi program utama.

Beberapa saat yang lalu Kementerian ESDM telah mengeluarkan surat edaran terkait pengendalian karyawan dengan masa kerja <2th, harus diperlakukan berbeda, dan ada pengendalian tersendiri, hal ini sudah menjadi concern utama.

Demikian data yang ada seperti yang telah kami terima berdasarkan Surat edaran ESDM, penjelasan berupa uraian merupakan hasil pemikiran penulis sendiri, menurut

kemampuan penulis yang terbatas untuk dapat menerjemahkan angka dan tabel yang ada. Penulis sekarang bekerja di perusahaan tambang dengan umur relatif sangat muda, dan merupakan perusahaan PKP2B generasi 3 yang beroperasi di Bulungan Kalimantan Utara, bila ada kesalahan penafsiran maupun tulisan mohon dimaafkan.

Tulisan ini dibuat dengan misi ikut memasyarakat kan K3 sebatas kemampuan yang penulis miliki, data – data seperti ini cukup langka untuk didapat kan dan merupakan data yang sangat berharga bagi setiap perusahaan atau semua pihak yang berkeinginan membuat program dan mem budayakan K3.

note: foto – foto diatas adalah dari lingkungan operasional kami, bukan copas dari situs lain

salam K3

Darwis landa

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Pada ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, luminansi dari lapangan penglihatan, yang

Berat molekul aditif yang dipakai dalam pembuatan larutan polimer akan menentukan besar kecilnya ukuran pori atau rongga yang terdapat pada permukaan dan bagian dalam serat

Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada bagian terdahulu, maka tahap terpenting yang harus dilaksanakan didalam penelitian ini adalah merumuskan faktor dan

Bagian support gearbox eretan utama yaitu pada handel pemutar, piringan skala untuk menentukan maju mundurnya langkah penyayatan dengan ukuran millimeter dan inchi,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,