• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada Swalayan Bersama.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada Swalayan Bersama."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada

Swalayan Bersama

Disusun Oleh :

100907042

Helen Pryadarsani Harefa

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI SWOT TERHADAP PENINGKATAN DAYA SAING PADA SWALAYAN BERSAMA

Nama : Helen Pryadarsani Harefa

NIM : 100907042

Program Studi : Ilmu Admnistrasi Bisnis

Pembimbing : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc

Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara

berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri

maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Untuk dapat memenangkan persaingan

maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi persaingan yang berbeda dengan strategi yang

dilakukan oleh usaha saingannya. Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan

analisis strategi SWOT untuk mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan

persaingan baik usaha sejenis seperti Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di

sekitarnya.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi SWOT

terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang

diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

analisis SWOT. Informan berjumlah 18 orang.

Hasil penelitian menunjukkan posisi strategi perusahaan yang dijalankan selama ini berada

pada kuadran strategi agresif. Swalayan Bersama memanfaatkan peluang dan kekuatan tersebut

dan mendapatkan strategi agresif untuk pertumbuhan dan pengembangan swalayan.

(3)

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS STRATEGY FOR ENHANCING COMPETITIVENESS IN BERSAMA’S SUPERMARKETS

Name : Helen Pryadarsani Harefa

NIM : 100907042

Program of study : Business of Administrative Sciences Advisor : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc

Competitiveness is a crutch for the existence of a business sustainably remain standing in

the middle of the competition with other businesses that have both long-standing and with new

competitors emerging. To be able to win the competition then a business should have a distinct

competitive strategies with business strategies undertaken by rivals. A business venture like the

Joint Self requires SWOT analysis strategies to overcome the constraints of business, and can

win the competition either similar business as Indomaret, Alfamart and new entrants in the

businesses around it.

Formulation of the problem in this research is to investigate the application of SWOT

strategies to improving the competitiveness of Bersama’s Supermarket.

The method used is descriptive qualitative research method. Data obtained from

observation, interviews, and documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants were 18

people.

The results showed that the position of the company's strategy is to be implemented during

the quadrant aggressive strategy. Bersama’s supermarkets take advantage of opportunities and

the strengths and get aggressive strategy for growth and self development.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkanNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi SWOT

Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada Swalayan Bersama”. Skripsi ini disusun sebagai syarat

dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-I (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Penulis khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tersayang terutama

Ibunda Adventina Dachi dan Ayahanda Etiknius Harefa. Terimakasih atas kasih saying,

pengorbanan, dukungan dan doa yang tulus untuk penulis. Penulis juga ingin mengucapkaan

terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Syahril Pasaribu selaku Rektor USU

2. Bapak Prof.Dr.Badarudin,Msi selaku Dekan FISIP USU

3. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis FISIP USU

4. Bapak M. Arifin Nasution S.sos M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU

5. Ibu Karlonta Nainggolan, SE,M.Sc selaku dosen pembimbing atas waktu, perhatian,

dan segala bimbingan serta arahannya selama penelitian skripsi ini

6. Segenap Dosen FISIP USU yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi

penulis. Semoga selalu diberkati Tuhan.

7. Untuk Kak Siswati untuk selalu memberikan motivasi, arahan, dan motivasi untuk bisa

(5)

8. Untuk seluruh Staff Karyawan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU

9. Untuk mama Almarhum Yamaesanulo Dachi terimakasih sudah membesarkan saya dan

untuk motivasi menjadi Anak Gadis Nias yang baik yang tak kan pernah penulis

lupakan.

10.Untuk teman-teman terbaik penulis yang luarbiasa yang membuat penulis begitu

menikmati masa-masa kuliah Acha, Mentari Bote, Agustina,Vixky,Omik,Nathania

Tian girang, Teddy gital,Dicky.

11.Untuk para wanita Ginjang Roha ku tersayang Acha & Bote terimakasih untuk

pengalaman hidup dan kegilaan yang kita lakukan bersama-sama semoga di hari depan

kita lebih sukses daripada keginjangan roha kita.

12. Untuk sahabat-sahabat dan orang-orang yang penulis sayang Iim, Ocik, Waldes,Flo,

Dwi, Mende, Toper,Rifka Jontik, terimakasih untuk semangatnya

13.Untuk keluargaku tersayang mama,papa,bang david, Michael, Daniel, Mega, Kak

Tini,Kak Tuty,Kak Ina Alter,Jenny, tante Eni dan smua yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu trimakasih untuk segala dukungan kalian

14.Untuk Komisi Pemuda Sektor Medan Baru Jemaat BNKP Teladan dan Komisi

Pelayanan Anak terimakasih sudah bertumbuh bersama dan saling mendoakan

15.Untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak tersebut diisi Penulis sampaikan

terimakasih sebesar-besarnya

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan

(6)

maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dukungan

bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR TABEL……….. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Batasan Masalah……… 6

1.3 Rumusan Masalah………. 6

1.4 Tujuan Penelitian……….. 6

1.5 Manfaat Penelitian……… 6

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Daya saing………. 8

2.1.1 Pengertian Daya Saing………. 8

2.1.2 Dimensi Daya Saing dan Indikator Daya Saing………. 9

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing………. 10

2.1.4 Identifikasi Pesaing……….. 13

2.1.5 Strategi Peningkatan Bersaing.……….. 14

2.1.6 Strategi Pemasaran Bersaing……… 14

2.1.7 Manfaat Peningkatan Daya Saing……….. 16

2.2. Analisis SWOT……… 16

2.2.1 Matriks SWOT……… 20

(8)

2.2.3 Manfaat SWOT……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian………. 27

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ………. 27

3.3Informan Penelitian……….. 27

3.4Kerangka Konseptual Penelitian ……… 28

3.5Defenisi Konsep…..………. 29

3.6Teknik Pengumpulan Data………. 30

3.7Teknik Analisis Data……….. 30

3.8Tahap Pengambilan Keputusan……….. 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan………. 37

4.2 Kegiatan Operasional………... 38

4.3 Visi dan Misi Perusahaan……… 39

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan………. 39

4.5 Penyajian Data…..……….. 42

(9)

4.7 Analisis SWOT kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity), serta ancaman (threats) terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama Medan……… 52

4.8 Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) & External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) Swalayan Bersama……… 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….. 75

5.2 Saran……… 76

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR GAMBAR

Diagram 2.1 Analisis SWOT………. 24

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual………. 28

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi………. 40

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks SWOT……….. 21

Tabel 3.1 IFAS……….. 32

Tabel 3.2 EFAS………. 34

Tabel 3.3 IFAS +EFAS………. 34

Tabel 4.1 Faktor Internal Swalayan Bersama……… 50

Tabel 4.2 Faktor Eksternal Swalayan Bersama………. 51

Tabel 4.3 Matriks SWOT Swalayan Bersama………. 59

Tabel 4.4 Matriks IFAS Swalayan Bersama……….. 68

Tabel 4.5 Matriks EFAS Swalayan Bersama……….. 70

(12)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI SWOT TERHADAP PENINGKATAN DAYA SAING PADA SWALAYAN BERSAMA

Nama : Helen Pryadarsani Harefa

NIM : 100907042

Program Studi : Ilmu Admnistrasi Bisnis

Pembimbing : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc

Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara

berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri

maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Untuk dapat memenangkan persaingan

maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi persaingan yang berbeda dengan strategi yang

dilakukan oleh usaha saingannya. Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan

analisis strategi SWOT untuk mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan

persaingan baik usaha sejenis seperti Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di

sekitarnya.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi SWOT

terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang

diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

analisis SWOT. Informan berjumlah 18 orang.

Hasil penelitian menunjukkan posisi strategi perusahaan yang dijalankan selama ini berada

pada kuadran strategi agresif. Swalayan Bersama memanfaatkan peluang dan kekuatan tersebut

dan mendapatkan strategi agresif untuk pertumbuhan dan pengembangan swalayan.

(13)

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS STRATEGY FOR ENHANCING COMPETITIVENESS IN BERSAMA’S SUPERMARKETS

Name : Helen Pryadarsani Harefa

NIM : 100907042

Program of study : Business of Administrative Sciences Advisor : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc

Competitiveness is a crutch for the existence of a business sustainably remain standing in

the middle of the competition with other businesses that have both long-standing and with new

competitors emerging. To be able to win the competition then a business should have a distinct

competitive strategies with business strategies undertaken by rivals. A business venture like the

Joint Self requires SWOT analysis strategies to overcome the constraints of business, and can

win the competition either similar business as Indomaret, Alfamart and new entrants in the

businesses around it.

Formulation of the problem in this research is to investigate the application of SWOT

strategies to improving the competitiveness of Bersama’s Supermarket.

The method used is descriptive qualitative research method. Data obtained from

observation, interviews, and documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants were 18

people.

The results showed that the position of the company's strategy is to be implemented during

the quadrant aggressive strategy. Bersama’s supermarkets take advantage of opportunities and

the strengths and get aggressive strategy for growth and self development.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara

berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri

maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Daya saing mengindikasikan bagaimana

suatu badan usaha atau organisasi bisnis mampu berkompetisi dengan usaha lain yang sejenis

ataupun non sejenis dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya untuk

menarik perhatian konsumen.

Menarik untuk diperhatikan, untuk bertahan dalam persaingan usaha, berbagai langkah

telah dilakukan oleh usaha bisnis untuk meningkatkan penjualannya dan memperbesar

pendapatannya dengan cara melakukan diskon khusus, bekerja sama dengan badan usaha, bank,

atau club dan pelayanan yang memuaskan yang merupakan harapan para pelanggan yang tidak

hanya ingin dipuaskan need dan want nya, tetapi sudah mengarah kepada expectation pelanggan. Untuk dapat memenangkan persaingan maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi

persaingan yang berbeda dengan strategi yang dilakukan oleh usaha saingannya. Penerapan

strategi persaingan sangat diperlukan dalam meraih pangsa pasar dengan memperhatikan

kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari perusahaan sejenis.

Analisis SWOT adalah suatu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

(15)

juga keluar (eksternal), yakni merespon pasar sasaran usahanya dengan proaktif (Muhardi

2007:39).

Analisis SWOT timbul secara langsung atau tidak langsung karena adanya persaingan yang datang dari perusahaan lain yang memproduksi barang dan jasa yang sejenis dengan produk

perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan strategi untuk memenangkan

persaingan atau paling tidak dapat bertahan hidup di pasar. Persaingan yang semakin ketat dan

tajam mengakibatkan perusahaan membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga

perusahaan dapat memasarkan produknya di pasar, dan bahkan bila memungkinkan menjadi

pemimpin pasar. Perusahaan harus menjalankan semua operasinya secara efektif dan efesien

tidak terkecuali di bidang pemasaran.

Suatu usaha bisnis yang memiliki kekuatan/ kemampuan serta menyadari kelemahan,

mampu memanfaatkan peluang dari kekuatan tersebut dan menghindari ancaman yang timbul

atas kelemahannya. Dengan demikian maka usaha bisnis memiliki kemampuan atau daya saing

yang tinggi sehingga tetap eksis dan memberi profit kepada pengusaha. Inilah hubungan yang

konkrit antara strategi SWOT dengan peningkatan daya saing perusahaan.

Swalayan Bersama adalah merupakan salah satu swalayan yang berlokasi di jalan Pintu Air

IV no.101 Medan. Bapak Iskandar Tarigan sebagai pemilik usaha sekaligus pengelola Swalayan

Bersama telah memulai usahanya tersebut sejak tahun 2006. Bapak Iskandar Tarigan mendirikan

usaha ini karena adanya keinginan untuk hidup mandiri, disertai kemampuan dan pengalaman

dibidang usaha grosir.

Pada survey awal yang peneliti lakukan terhadap Swalayan Bersama yang sudah beroperasi

sejak 2006 sampai sekarang ini, menurut pengamatan usaha tersebut tetap eksis bahkan

(16)

lokasi usaha swalayan ini cukup strategis karena terletak di antara pemukiman warga yang padat

dan tidak jauh dari sekolah juga komplek perumahan sehingga memenuhi kemudahan pelanggan

dalam berkunjung. Dari aspek pelayanan, swalayan ini menyediakan produk yang cukup

lengkap, didukung juga oleh keramahan karyawan dan pemiliknya sendiri. Dari aspek mutu dan

kualitas, produk yang dijual oleh swalayan ini sudah cukup berkualitas karna sesuai dengan

spesifikasi asli produk dan tidak ada didapati barang yang palsu ataupun kadaluarsa.

Berdasarkan realita itu peneliti berpikir bahwa pemilik Swalayan Bersama ini telah melakukan

strategi SWOT dalam menjalankan usahanya selama ini sehingga menarik untuk diteliti

bagaimana pemilik usaha Swalayan Bersama menerapkan analisis SWOT yang membuat

usahanya mengalami peningkatan dalam berdaya saing.

Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan analisis strategi SWOT untuk

mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan persaingan baik usaha sejenis seperti

Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di sekitar jalan Pintu Air IV Medan.

Penelitian tentang analisis SWOT telah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti

terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian Napitupulu (2009) dengan judul “Peranan Analisis

SWOT dalam meningkatkan daya saing pada PT.Bussan Auto Finance Cabang Medan”

disimpulkan bahwa melalui analisis SWOT perusahaan dapat mempergunakan strategi yang

dapat meningkatkan daya saing, yaitu melalui penyediaan produk dan kualitas pelayanan

terhadap pelanggan secara maksimal.

Syahfitri (2010) meneliti dengan judul “Analisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan

Keunggulan Bersaing Pada Salon Cleopatra”. Hasil penelitian menyimpulkan strategi agresif

yang dilakukan oleh Salon Cleopatra sudah cukup baik, akan tetapi Salon Cleopatra melakukan

(17)

startegi analisis SWOT yang sebenarnya. Strategi yang telah dijalankan oleh Salon Cleopatra

selama ini dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing terhadap pesaing-pesaing sejenis.

Sinulingga (2009) melakukan penelitian tentang peranan Analisis SWOT Dalam

Meningkatkan Daya Saing pada PT. Fast Food Indonesia Tbk (Kentucky Fried Chicken) Cabang

Gajah Mada Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan analisis SWOT sudah cukup

baik, akan tetapi belum sepenuhnya melakukan manajemen yang tepat. Ada beberapa strategi

yang belum sepenuhnya dijalankan. Strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan

menambah area lokasi parker kendaraan roda empat dan selalu menyediakan stok untuk setiap

menu yang ada di daftar menu di KFC Cabang Gajah Mada Medan.

Jayanti (2011) melakukan penelitian tentang Analisis SWOT Sebagai Strategi

Meningkatkan Daya Saing pada Hotel Cherry Pink KH. Wahid Hasyim Medan. Pada penelitian

ini menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan tidak hanya menggunakan strategi promosi dan

hubungan terhadap pelanggan saja, tetapi juga melalui strategi lain seperti lebih inovatif dalam

menciptakan pelayanan jasa.

Melinda (2013) meneliti dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pada Perusahaan

Melalui Analisis Swot (Studi Pada Distro Tauko Medan Jalan Sei Batang Serangan )” strategi

yang sesuai untuk dilakukan adalah strategi agresif atau strategi ekspansi untuk memaksimalkan

kekuatan internal dan eksternal perusahaan. Melalui analisis SWOT telah dihasilkan

strategi-strategi alternatif yang dapat menjadi referensi dan pertimbangan bagi Tauko Medan untuk

mengembangkan usaha dan menjaga agar tetap unggul dalam persaingan.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : ”Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada

(18)

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan masalah yang penulis kemukakan sebagai hasil pengamatan pada

bagian latar belakang di atas maka peneliti hendak membatasi permasalahan pada pengaruh

strategi SWOT terhadap peningkatan daya saing pada usaha Swalayan Bersama Medan pada

tahun 2013.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut : “Bagaimana penerapan strategi SWOT terhadap peningkatan daya

saing pada Swalayan Bersama ?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan strategi SWOT

untuk peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis

1. Memperkaya pengetahuan ilmiah dalam bidang manajemen strategi khususnya

dibidang daya saing

2. Referensi bagi peneliti lain di masa mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang

relevan dengan penelitian ini

b. Secara Praktis

1. Referensi dan petunjuk praktis bagi usaha tempat penelitian untuk memperbaiki

strategi bersaing yang tepat sasaran

(19)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Daya Saing

2.1.1 Pengertian Daya Saing

Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak

memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti tidak ada alasan

bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar persaingan,

dibandingkan dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau

sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas

baik adalah perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.

Porter (1995:5) mengatakan : “ competition is at the core of the success or failure of firms. Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Terdapat dua sisi yang

ditimbulkan oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong perusahaan-perusahaan

untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan terbaik

bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan

sisi lainnya adalah kegagalan karena akan memperlemah perusahaan-perusahaan yang bersifat

statis, takut akan persaingan dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas,

sehingga persaingan merupakan ancaman bagi perusahaannya.

Menurut Muhardi (2007:39) Daya saing operasi merupakan fungsi operasi yang tidak saja

berorientasi ke dalam (internal) tetapi juga keluar (eksternal), yakni merespon pasar sasaran

(20)

2.1.2 Dimensi Daya Saing dan Indikator Daya Saing

Dimensi daya saing suatu perusahaan sebagaimana dikemukakan oleh Muhardi (2007:40)

dengan mengutip Ward et all (1998:1036-1037) adalah terdiri dari biaya (cost), kualitas (quality),

waktu penyampaian (delivery), dan fleksibilitas (flexibility).

Keempat dimensi tersebut lebih lanjut diterangkan oleh Muhardi (2007:41) lengkap dengan

indikatornya sebagai berikut :

a. Biaya adalah dimensi daya saing operasi yang meliputi empat indikator yaitu biaya

produksi, produktifitas tenaga kerja, penggunaan kapasitas produksi dan persediaan.

Unsur daya saing yang terdiri dari biaya merupakan modal yang mutlak dimiliki oleh

suatu perusahaan yang mencakup pembiayaan produksinya, produktifitas tenaga

kerjanya, pemanfaatan kapasitas produksi perusahaan dan adanya cadangan produksi

(persediaan) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk

menunjang kelancaran perusahaan tersebut.

b. Kualitas seperti yang dimaksudkan oleh Muhardi adalah merupakan dimensi daya saing

yang juga sangat penting, yaitu meliputi berbagai indikator diantaranya tampilan

produk, jangka waktu penerimaan produk, daya tahan produk, kecepatan penyelesaian

keluhan konsumen, dan kesesuaian produk terhadap spesifikasi desain. Tampilan

produk dapat tercermin dari desain produk atau layanannya, tampilan produk yang baik

adalah yang memiliki desain sederhana namun mempunyai nilai yang tinggi. Jangka

waktu penerimaan produk dimaksudkan dengan lamanya umur produk dapat diterima

oleh pasar, semakin lama umur produk di pasar menunjukkan kualitas produk tersebut

semakin baik. Adapun daya tahan produk dapat diukur dari umur ekonomis penggunaan

(21)

c. Waktu penyampaian merupakan dimensi daya saing yang meliputi berbagai indikator

diantaranya ketepatan waktu produksi, pengurangan waktu tunggu produksi, dan

ketepatan waktu penyampaian produk. Ketiga indikator tersebut berkaitan, ketepatan

waktu penyampaian produk dapat dipengaruhi oleh ketepatan waktu produksi dan

lamanya waktu tunggu produksi.

d. Adapun fleksibilitas merupakan dimensi daya saing operasi yang meliputi berbagai

indikator diantaranya macam produk yang dihasilkan, kecepatan menyesuaikan dengan

kepentingan lingkungan.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah :

a. Lokasi

Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli dan menjadi faktor

utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis akan menarik perhatian pembeli.

Menurut Frans (2003:439) : letak atau lokasi akan menjadi sangat penting untuk memenuhi

kemudahan pelanggan dalam berkunjung, konsumen tentu akan mencari jarak tempuh terpendek.

Walau tidak menutup kemungkinan konsumen dari jarak jauh juga akan membeli, tapi

persentasenya kecil.

b. Harga

Menurut Sunarto (2004:206) Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga

menentukan apakah sebuah supermarket, minimarket, atau swalayan banyak dikunjungi

(22)

keputusan. Harga juga berhubungan dengan diskon, pemberian kupon berhadiah, dan kebijakan

penjualan.

Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Demi

mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya seorang konsumen harus rela

membayar sejumlah uang. Bagi pelangggan yang sensitif bias anya harga murah adalah sumber

kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi (Irawan, 2008:38).

c. Pelayanan

Program pelayanan / service seringkali menjadi pokok pemikiran pertama seorang

pengelola supermarket/minimarket. Pelayanan melalui produk berarti konsumen dilayani

sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada, produk yang bermutu. Pelayanan melalui

kemampuan fisik lebih mengacu kepada kenyamanan peralatan (trolley atau keranjang belanja), tempat parkir yang nyaman, penerangan ruangan yang baik, juga keramahan dari karyawan.

d. Mutu atau kualitas

Keyakinan untuk memenangkan persaingan pasar akan sangat ditentukan oleh kualitas

produk yang dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas produk, Muhardi dalam bukunya

Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing mengutip pendapat Adam dan Ebert yang menyatakan : “product quality is the appropriateness of design specifications to function and use as well as the degree to which the product conforms to the design specifications”. Kualitas produk ditunjukkan oleh kesesuaian spesifikasi desain dengan fungsi atau kegunaan produk itu

sendiri, dan juga kesesuaian produk dengan spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan

memiliki daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk yang berkualitas dalam arti

(23)

e. Promosi

Semakin sering suatu supermarket/swalayan melakukan promosi, semakin banyak

pengunjung dalam memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan melalui berbagai iklan baik

di media cetak, elektronik, maupun media lain.

Sunarto (2004:298) mengatakan bahwa promosi penjualan terdiri dari insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa, yang mana promosi

penjualan ini mencakup suatu variasi yang luas dari alat-alat promosi yang didesain untuk

merangsang respons pasar yang lebih cepat, atau yang lebih kuat.

2.1.4 Identifikasi Pesaing

Ada 4 (empat) tingkat persaingan, berdasarkan tingkat subtitusi produk menurut Kotler,

yaitu:

a. Persaingan Merek, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah

perusahaan lain yang menawarkan produk dan atau jasa serupa pada pelanggan yang sama

dengan harga yang sama

b. Persaingan Industri, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya

adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.

c. Persaingan Bentuk, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya

adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.

d. Persaingan Generik, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya

(24)

2.1.5 Strategi peningkatan daya saing

Dalam usaha untuk memperoleh keunggulan bersaing menurut Kotler (2001:295) yaitu

dengan membangun hubungan pelanggan yang didasarkan pada :

a. Nilai pelanggan

Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai total bagi pelanggan dan biaya

total pelanggan terhadap penawaran pemasaran (‘laba’ bagi pelanggan)

b. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk

sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari yang diharapkan,

maka pembelinya tidak puas. Kepuasan pelanggan terhadap pembelian tergantung pada

kinerja nyata sebuah produk, relatif terhadap harapan pembeli.

2.1.6 Strategi Pemasaran Bersaing

Menurut Kotler (2001:319) ada lima strategi pemasaran bersaing yang luas yang dapat

digunakan oleh perusahaan, yaitu :

a. Strategi bersaing dasar

Michael porter (1980: 61-78) menyebutkan empat strategi kedudukan bersaing dasar,

mencakup:

- Kepemimpinan biaya keseluruhan : perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya

produksi dan distribusi terendah sehingga perusahaan itu dapat membuat harga lebih

(25)

- Pembedaan (differensiasi) : perusahaan berusaha berkonsentrasi untuk menciptakan lini

produk dan program pemasaran yang sangat berbeda, sehingga perusahaan ini dapat

menjadi pemimpin kelas dalam industry yang bersangkutan.

- Fokus : perusahaan berusaha berfokus pada upayanya dalam melayani beberapa segmen

pasar secara lebih baik dan bukan memburu seluruh pasar.

b. Strategi pemimpin pasar

Strategi pemimpin pasar adalah strategi dimana perusahaan dalam suatu industri dengan

pangsa pasar terbesar, perusahaan ini biasanya memimpin perusahaan lain dalam perubahan

harga, pengenalan produk baru, cakupan penyaluran, dan pengeluaran promosi.

c. Strategi penantang pasar

Strategi penantang pasar adalah strategi dimana perusahaan peringkat kedua dalam

suatu industri yang sedang berjuang keras untuk meningkatkan pangsa pasarnya

d. Strategi pengikut pasar

Strategi pengikut pasar adalah strategi dimana perusahaan peringkat kedua dalam suatu

industri yang ingin mempertahankan pangsa pasarnya tanpa menggangu keseimbangan.

e. Strategi perelung pasar

Strategi perelung pasar adalah strategi perusahaan dalam suatu industri yang melayani

segmen kecil yang dilupakan atau diabaikan perusahaan lain.

2.1.7 Manfaat Peningkatan Daya Saing

Dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif dan adanya situasi pasar yang

dinamis, maka setiap perusahaan tidak mungkin lagi untuk menghindari persaingan, tetapi yang

(26)

sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya disini diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara optimal dan

berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di masa yang

akan datang (Muhardi 2007:53).

2.2. Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2006:19) Analisis SWOT adalah suatu analisis yang didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Bertujuan untuk menentukan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh

sebab itu lebih mudah tercapai setiap perusahaan dapat mempergunakan teknik analisis SWOT.

Menurut Griffin (2004:229) Analisis SWOT adalah salah satu langkah yang paling penting

dalam memformulasikan strategi, dengan menggunakan misi organisasi sebagai konteks,

manajer mengukur kekuatan dan kelemahan internal demikian juga kesempatan dan ancaman

eksternal.

Berikut penjelasan dari SWOT menurut David (2005:47) yaitu :

- Strength (kekuatan)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang

berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani

oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus

yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar

- Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan

(27)

dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan

keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

- Opportunities (Peluang)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti

perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli

atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

- Threats (ancaman)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang

diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang

direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor

eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan

eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT

membandingkan antara factor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses).

Secara umum terdapat dua metode pendekatan dalam analisis SWOT yaitu (1) pendekatan

perencanaan strategis dengan pemberian skor, dan (2) pendekatan analisis tanpa pemberian skor

(Djumara 2007:6) dengan penjelasan sebagai berikut :

(28)

Analisis yang digunakan dalam pemberian skor yaitu dengan pemberian peringkat dan

penyusunan tabel-tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor

Internal (EFI). Hasil scoring (perkalian bobot dengan peringkat) pada tabel EFE dan tabel EFI dijumlahkan untuk menentukan apakah peluang lebih besar daripada ancaman atau sebaliknya

serta apakah kekuatan lebih besar daripada kelemahan atau sebaliknya. Apabila hasil

penjumlahan scoring factor-faktor kunci yang merupakan peluang lebih besar daripada

penjumlahan scoring faktor-faktor kunci yang merupakan ancaman pada tabel EFE maka

peluang lebih besar daripada ancaman atau sebaliknya, dan apabila hasil penjumlahan scoring

faktor-faktor kunci yang merupakan kelemahan pada tabel EFI maka kekuatan lebih besar

daripada kelemahan atau sebaliknya.

2. Analisis SWOT Tanpa Pemberian Skor

Langkah-langkah dalam metode analisis SWOT tanpa pemberian skor adalah dengan

melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan (analisis lingkungan internal) dan identifikasi

peluang dan ancaman (analisis lingkungan eksternal). Langkah berikutnya adalah menyusun

matriks analisis lingkungan strategis (matriks SWOT) untuk menganalisis hubungan interaksi

antara peluang dengan kekuatan, peluang dengan kelemahan, ancaman dengan kekuatan, dan

ancaman dengan kelemahan. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki.

2.2.1 Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor startegis usaha.

(29)

eksternal yang dihadapi usaha dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh usaha sehingga dapat diterapkan strategi bersaing yang tepat.

Menurut Freddy Rangkuti (2009:31) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategis.

Menurut Jatmiko (2003 : 179) Matriks SWOT adalah suatu alat yang penting yang dapat

membantu para manajer mengembangkan tipe strateginya yang terdiri dari empat kemungkinan,

yaitu perpaduan antara Kekuatan-Peluang (SO), Perpaduan antara Kelemahan-Peluang (WO),

Perpaduan antara Kekuatan-Ancaman (ST), dan perpaduan antara Kelemahan-Ancaman (WT)

Cara kerja analisis SWOT disini menggunakan matrik dengan memasukkan faktor-faktor

lingkungan internal (IFAS) serta memasukkan faktor-faktor lingkungan eksternal pada sel

vertical yang berupa peluang dan ancaman yang dapat diketahui dari hasil analisis lingkungan

eksternal (EFAS). Kemudian dari sisa sel yang mempertemukan antara faktor-faktor internal dan

eksternal tersebut dapat diketahui alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan analisis SWOT.

Dimana sel yang mempertemukan antara kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang

perusahaan akan menghasilkan sel strategi SO. Sel yang mempertemukan antara

kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang eksternal akan menghasilkan sel strategi WO.

Sedangkan sel yang akan mempertemukan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman

(30)

Tabel 2.1 Matriks SWOT

3. daftar kekuatan

4.dst

4. daftar kelemahan

5.dst

OPPORTUNITY (O)

1.

2.

3. daftar peluang

4.dst

5.

STATEGI SO

(Strengths-Opportunities)

1.gunakan kekuatan untuk memanfaatkan adanya

1. Atasi kelemahan

untuk mengambil

3. daftar ancaman 4.dst

5.

STRATEGI ST

(Strength-Threats)

1. Gunakan kekuatan

untuk menghindari

Sumber : Jatmiko (2003)

a. Strategi SO

Pada kotak strategi SO (kekuatan-peluang) perusahaan seharusnya memanfaatkan kekuatan

internal untuk mengambil manfaat peluang-peluang dari lingkungan eksternal. Para manajer

(31)

kekuatan-kekuatan internal dapat dimanfaatkan untuk memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan

kecenderungan lingkungan eksternal yang menguntungkan perusahaan. Apabila perusahaan

menghadapi banyak ancaman, maka perusahaan tersebut akan berusaha menghindarinya agar

supaya berkonsentrasi pada peluang-peluang

b. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada. Kadang-kadang terdapat peluang-peluang lingkungan

eksternal, namun perusahaan menghadapi kelemahan internal yang menghambat perusahaan

untuk mengeksploitasi peluang-peluang tersebut.

c. Strategi ST

Pada kotak strategi ST, perusahaan-perusahaan pada posisi ini seharusnya menggunakan

kekuatannya untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman lingkungan eksternal.

Namun hal ini tidak berarti bahwa organisasi perusahaan yang kuat harus selalu menghadapi

ancaman lingkungan eksternal secara langsung

d. Strategi WT

Pada kotak strategi WT, perusahaan-perusahaan pada posisi ini sebaiknya melakukan

strategi bertahan yang secara langsung diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan

menghindari ancaman lingkungan eksternal. Suatu organisasi perusahaan berhadapan dengan

sejumlah ancaman eksternal dan kelemahan internal yang memungkinkan bagi perusahaan

(32)

2.2.2 Diagram SWOT

Diagram 2.1 Analisis SWOT

1. Mendukung strategi turn 1. Mendukung strategi agresif

around

2. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi diversifikasi

defensif

sumber : Rangkuti (2009:19)

Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan

yang agresif

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman,perusahaan ini masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar)

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN

(33)

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini

adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat

merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Sebelum melakukan perumusan strategi, maka peneliti mengadakan suatu kegiatan

pengklasifikasian lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Menurut Jatmiko (2003 :30)

Lingkungan internal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang

saling berhubungan dimana organisasi / perusahaan mempunyai kemampuan untuk

mengendalikan. Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,

suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi / perusahaan tidak mempunyai

kemampuan atau sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi.

Dalam Freddy Rangkuti (2009:22) disebutkan bahwa :

1. Analisis Lingkungan Internal

Untuk mendapatkan data internal dapat diperoleh dari dalam perusahaan seperti:

a. laporan keuangan

b. laporan kegiatan sumber daya manusia

c. laporan kegiatan operasional

d. laporan kegiatan pemasaran

2. Analisis Lingkungan Eksternal

(34)

a. Analisis pasar

b. Analisis competitor

c. Analisis komunitas

d. Analisis pemasok

e. Analisis pemerintah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

2.2.3 Manfaat SWOT

Secara umum manfaat yang diperoleh usaha dalam menggunakan teknik SWOT adalah

untuk menemukan unsur-unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki usaha.

Dengan mengetahui unsur-unsur tersebut maka usaha akan lebih berhati-hati dalam menyusun

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif

yaitu pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan dari subjek penelitian

dengan melalui pengumpulan melalui pengumpulan daftar pertanyaan dalam survey, wawancara

atau observasi.

Menurut Azuar Juliandi (2013: 14) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel secara mandiri. Analisis kualitatif merupakan suatu

metode analisis yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

Dalam penelitian ini penulis ingin berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengevaluasi lingkungan eksternal

dan internal dalam menghadapi persaingan bisnis ritel swalayan yang sedang berlangsung.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan Mei 2014 yang

berlokasi di Swalayan Bersama yang beralamat di jalan Pintu Air IV no 101 Medan.

3.3Informan Penelitian

Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian terdiri dari beberapa macam yaitu

informan kunci (informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan

penelitian), informan utama yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang

(36)

Informan kunci pada penelitian ini adalah pemilik usaha Swalayan Bersama yaitu Bapak

Iskandar Tarigan. Sedangkan informan utama pada penelitian ini adalah dua orang karyawan

yang bekerja di Swalayan Bersama dan konsumen/pelanggan yang mengunjungi swalayan ini

diambil secara acak disesuaikan dengan hari dan waktu pada wawancara sebanyak 15 orang.

3.4Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi

antarkonsep/antarkonstruk atau pertautan/hubungan antarvariabel penelitian (Juliandi,2013:119).

Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian dari penelitian ini, maka

disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.5Defenisi Konsep

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : STRATEGI SWOT

Strenghts (S)

Weakness (W)

Opportunities (O)

Threats (T)

(37)

Analisis SWOT yaitu suatu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Strength (kekuatan) adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

Weaknesses (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.

Opportunities (peluang) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Threats (ancaman) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Daya saing adalah berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar

persaingan, dibandingkan dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa

yang sama atau sejenis.

3.6Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dibagi

berdasarkan jenis datanya, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan dengan

(38)

a. Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan

informan yang dianggap mengetahui permasalah penelitian secara mendalam. Dalam hal

ini yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan Swalayan

Bersama

b. Observasi adalah pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena

yang berkaitan dengan fokus permasalahan yang diteliti. Fenomena yang dimaksud adalah

penerapan strategi SWOT untuk meningkatkan daya saing yang terjadi di tempat

penelitian.

2. Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperlukan atau

diperoleh melalui penelitian kepustakaan (menggunakan berbagai literatur seperti buku-buku,

artikel dan majalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti selain metode

kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder lainnya melalui metode dokumentasi yaitu

dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda lainnya dengan

masalah yang diteliti.

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan teknik analisis data

deskriptif yang dilakukan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga

memberikan gambaran umum yang jelas mengenai hasil penerapan strategi SWOT dalam

peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama Medan.

Penulis akan meneliti penerapan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

dari Swalayan Bersama. Faktor-faktor apa yang menjadi Strengths (kekuatan) dan Weaknesses

(39)

Matriks SWOT, yaitu alat yang digunakan untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategi.

3.8Tahap Pengambilan Keputusan a. Melakukan perumusan IFAS

Setelah melakukan identifikasi factor-faktor strategis internal, maka factor strategis

internal tersebut disusun dalam rangka Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :

1. Tentukan factor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kolom 1

2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai

dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan

dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,00

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor peluang, ancaman,kekuatan,

kelemahan dengan memberikan nilai mulai dari 4 (out standing) sampai dengan 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating 4, tetapi

jika kecil diberi nilai 1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai

kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil

ratingnya.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh factor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing

(40)

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk mmeperoleh total skor pembobotan

bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan

tertentu beraksi terhadap factor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat

digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya

Tabel 3.1 IFAS

Bobot x rating (4)

Komentar

Kekuatan

Kelemahan

Total

Sumber : Freddy Rangkuti, 2009 :25

b. Melakukan Perumusan EFAS

Berikut ini cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal :

1. Susunlah dalam kolom 1 daftar peluang dan ancaman

2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai

dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan

dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,00

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan memberikan skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk

factor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi

(41)

sebaliknya. Misalnya jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya

jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh factor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing

factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap factor-faktor strategis eksternalnya.

Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama.

Tabel 3.2 EFAS

Sumber : Freddy Rangkuti, 2009 :24

Setelah mendapatkan hasil seberapa besar nilai kelemahan, kekuatan, peluang dan

ancaman yang terlihat pada tabel IFAS dan EFAS maka dapat melakukan penjumlahan atas

IFAS + EFAS, apabila menemukan perbandingan maka akan dapat menunjukkan beberapa cara

alternatif strategi pengembangan untuk usaha ini.

Dalam Freddy Rangkuti, 2009, Penggabungan IFAS +EFAS dapat dilihat pada tabel

(42)

Tabel 3.3 IFAS + EFAS

Strength

(kekuatan)

Bobot Weakness

(kelemahan) Sumber : Rangkuti, 2009

Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bila S (A) + O (C ) > W (B) + T (D) maka factor strategis kekuatan dan peluang

mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalahn yang ada untuk

mendapatkan rekomendasi yang diharapkan

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang

sebenrarnya terjadi,yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman

yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah mencari alternatif

(43)

Lalu sub total yang telah dijumlahkan dan melakukan perbandingan, maka akan

dimasukkan ke dalam diagram SWOT. Setelah itu akan ditentukan strategi apa yang digunakan

(44)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Swalayan Bersama merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang bisnis ritel yang

didirikan oleh Bapak Iskandar Tarigan SE pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 5 Mei 2006.

Bapak Iskandar Tarigan mengawali usahanya dengan warung dengan ukuran kecil pada saat ia

telah menyelesaikan perkuliahan dari fakultas Ekonomi Universitas Katolik St.Thomas Medan.

Pada awal didirikan usaha ini belum memiliki banyak pesaing, usaha ini kemudian mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang baik, sehingga berkembang menjadi grosir lalu beberapa

tahun setelah itu berkembang menjadi swalayan seperti sekarang ini. Adapun tujuan awal

didirikannya Swalayan Bersama ini yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Bapak

Iskandar Tarigan secara finansial juga adanya keinginan untuk memberdayakan orang-orang

yang putus sekolah disekitarnya sehingga mereka memiliki pekerjaan.

Lokasi penelitian terletak di Jalan Pintu Air IV no 101 Medan. Dalam penelitian ini gedung

yang menjadi tempat usaha terdiri dari satu lantai yang cukup luas, dan kini sedang melakukan

renovasi menjadi dua lantai. Swalayan ini cukup ramai dikunjungi oleh banyak orang meskipun

berlokasi tak jauh dari bisnis ritel sejenis yaitu Indomaret, Alfamart, dan Swalayan sejenis.

Seiring dengan berkembangnya usaha Swalayan Bersama maka pemilik usaha berinisiatif untuk

membuka cabang baru dengan nama yang sama berlokasi di Jalan Gugur Rimbun, Tanjung

Anom Medan dengan berusaha tetap memberikan harga dan pelayanan yang sama dengan

(45)

Pada awal tahun 2014 Swalayan Bersama mengalami penurunan omset dikarenakan

terjadinya fluktuasi harga sehingga pemilik usaha ini berusaha menyesuaikan harga barang agar

tidak terlalu mahal sementara harga dari pemasok memang sudah mengalami kenaikan harga.

Penyesuaian harga dilakukan biasanya dengan menawar diskon yang diberikan produsen karna

mereka membeli secara grosir, selain itu swalayan juga menego produsen untuk menjual produk

mereka lebih murah dari yang tertera di kemasan. Apabila harga barang yang ditetapkan oleh

Swalayan Bersama tidak konsisten naik-turunnya maka pemilik usaha khawatir akan kehilangan

pelanggan yang kemudian dapat beralih ke swalayan atau minimarket sejenis yang berada di

sekitar Swalayan ini.

4.2 Kegiatan Operasional

Swalayan Bersama beroperasi setiap hari (Minggu – Senin), dan melakukan aktifitasnya

mulai dari pukul 09.00 – 23.30 WIB. Sementara, saat hari libur seperti Minggu dan libur

Nasional Swalayan Bersama buka sampai pukul 24.00 WIB karena pelanggan yang datang

mencapai dua kali lipatnya.

4.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi usaha yang semakin maju dan berkembang serta menciptakan lapangan kerja

baru.

(46)

a. Menyediakan produk dan layanan yang memberikan kepuasan kepada konsumen /

pelanggan .

b. Menciptakan dan memelihara komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada

konsumen.

c. Membangun Sumber Daya Manusia dan melahirkan pimpinan yang sesuai dengan

nilai-nilai perusahaan.

d. Mengurangi pengangguran yang semakin bertambah populasinya.

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Seperti kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok kerja yang baik harus memiliki struktur

organisasi yang bertujuan agar dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan

alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya

yang dimiliki organisasi. Serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan

dikomunikasikan.

Swalayan Bersama mempunyai struktur organisasi yang sederhana dimana pemilik usaha

berlaku sebagai pimpinan organisasi dan mengepalai langsung para karyawannya tanpa dibantu

oleh staf lain. Hal ini dikarenakan karena Swalayan Bersama masih dalam skop ritel yang kecil,

sehingga pemilik merasa belum perlu untuk memperkerjakan staff khusus guna membantu dia

dalam menjalankan pekerjaannya misalnya kepala toko atau kasir. Dalam struktur organisasi

Swalayan Bersama, setiap karyawan memiliki bagian yang telah ditentukan sesuai dengan

jabatan dan dibutuhkan koordinasi yang baik antara satu unit kerja dengan unit kerja yang lain.

(47)

Pemilik Usaha

Gambar 4.1 : Bagan Struktur Organisasi

Sumber : Swalayan Bersama 2014

a. Pemilik usaha

Dalam struktur organisasi sederhana ini pemilik Swalayan Bersama memiliki peran yang

sangat penting. Tugasnya yaitu :

-memiliki hak untuk mengatur dan memberi kebijakan

-membiayai dan memantau segala aktivitas swalayan

-mengelola swalayan yang juga mencakup mengelola modal dan keuangan Swalayan

Bersama

-mengawasi kinerja karyawan dan merangkap menjadi marketer

-mencari informasi dan peluang yang dapat membangun perusahaan

-bertindak sebagai kasir yang bertanggungjawab dalam melayani pelanggan secara

langsung, berperan penting dalam proses jual beli terhadap pelanggan atau proses

bayar-membayar.

b. Karyawan gudang

Tugas karyawan gudang adalah :

(48)

- memeriksa persediaan barang dagangan di gudang

- menerima barang dari supplier untuk disusun di dalam gudang

- memeriksa kebersihan dan keamanan barang yang ada

- mengeluarkan barang dari gudang untuk persediaan barang di swalayan

c. Karyawan toko (customer service) Tugas karyawan toko adalah :

- meletakkan dan menyusun stok barang dari gudang ke rak-rak yang telah disediakan

dan menempelkan label harga pada barang

- melayani konsumen dengan baik

- menjaga kebersihan swalayan agar pelanggan tetap merasa nyaman

- mengantar barang untuk barang yang delivery order misalnya seperti Aqua Galon dan Gas.

Seluruh karyawan sebelum bekerja terlebih dahulu mendapatkan training langsung dari

pemilik usaha juga karyawan-karyawan senior yang telah lebih dahulu bekerja di Swalayan

Bersama.

4.5 Penyajian Data

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dan diperoleh oleh peneliti, diperoleh

hasil yang dibagi atas dua aspek lingkungan yaitu lingkungan internal dan eksternal. Dalam

lingkungan internal terdiri dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan

operasional, dan aspek pemasaran. Dalam lingkungan eksternal terdiri dari aspek pasar, aspek

competitor atau pesaing, aspek pemasok, dan aspek pemerintah.

(49)

a. Aspek Keuangan

Dalam aspek keuangan terbagi atas dua yaitu biaya investasi (modal) dan biaya

operasional. Usaha Swalayan Bersama ini mengeluarkan modal awal sekitar Rp.200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) untuk modal property dan sarana juga modal kerja (barang dagangan) sebesar Rp.50.000.000. Biaya operasional yang dikeluarkan pada awal bulan pertama yaitu

sekitar Rp.3.500.000 hingga Rp 5.000.000 di akhir tahun pertama. Menurut wawancara

(terlampir) pemilik usaha tidak memiliki masalah dalam permodalan karena sumber utama

modal berasal dari tabungan pemilik usaha dan pinjaman dari Bank BRI yang memberi modal

usaha kepada pengusaha UKM (Usaha kecil Menengah), dan apabila terjadi kekurangan modal

pemilik usaha mengatasinya dengan cara melakukan peminjaman modal usaha kepada Bank BRI

namun untuk mengantisipasi hal itu terjadi selalu berusaha melakukan perencanaan pembelian

persediaan barang dengan matang sesuai dengan kondisi kas, jadi tidak terjadi penimbunan stok

yang berlebihan di gudang.

Usaha Swalayan Bersama ini memiliki catatan keuangan yang dicatat dalam sebuah buku

catatan, dimaksudkan agar lebih mudah dalam mengetahui aktivitas keuangan yang dijalankan.

Laporan keuangan ini mempengaruhi keputusan pembelanjaan yang dilakukan pemilik usaha.

b. Aspek Sumber Daya Manusia

Peran karyawan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan segala kegiatan operasional

Swalayan Bersama karena mereka melakukan interaksi langsung dengan konsumen dan

pelanggan. Pemilik usaha memiliki hubungan yang baik dengan para karyawannya, Ia selalu

berusaha memotivasi karyawannya untuk giat bekerja dan disiplin agar target-target penjualan

(50)

kerja tidak dilakukan secara khusus namun pemilik usaha selalu memuji hasil pekerjaan

karyawan yang bagus.

Aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 23.30

WIB. Karyawan-karyawan yang bekerja di Swalayan Bersama ini tinggal langsung di rumah

yang terletak di belakang swalayan ini karena mereka pada dasarnya memiliki latarbelakang

anak muda yang merantau dan sudah putus sekolah yang diberdayakan oleh Bapak Iskandar

Tarigan. Sistem kerja untuk karyawan dibagi berdasarkan shift dan makan siang yang

ditanggung oleh pemilik usaha. Swalayan Bersama juga selalu melakukan evaluasi kinerja

karyawan yang berguna untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun menurut

wawancara (terlampir), pelanggan masih mengeluhkan atas kurangnya pengetahuan karyawan

tentang produk yang dijual.

c. Aspek Operasional

Dalam menjalankan kegiatan operasional pemilik usaha secara langsung mengelola

swalayan ini dan mengontrol pekerjaan seluruh karyawan juga yang melakukan transaksi

langsung dengan supplier sehingga ia dapat memperhatikan kualitas dan mutu barang yang akan

dijualnya yang diterima dari supplier. Kualitas produk yang ditawarkan oleh Swalayan Bersama

terjamin mutunya, tidak pernah ada didapati barang tiruan atau tidak orisinil, sesuai dengan

spesifikasi aslinya. Produk-produk yang tersusun pada rak di susun berdasarkan jenisnya. Produk

berupa makanan memiliki rak dan lorong tersendiri berbeda dengan produk non makanan

misalnya sabun atau parfum guna menjaga kualitas produk itu sendiri

Pemilik usaha juga selalu mengusahakan agar barang-barang yang tersedia di Swalayan

(51)

yang up to date juga merupakan suatu strategi bersaing dimana konsumen pasti selalu berusaha mendapatkan produk terbaru yang muncul di iklan. Swalayan Bersama tidak mau kalah dengan

Indomaret dan Alfamart dalam menyediakan produk-produk terbaru untuk menarik minat

konsumen.

Dalam melakukan kegiatan operasional Swalayan Bersama berusaha melakukan yang

terbaik dalam pengelolaan usahanya serta memberikan pelayanan yang terbaik untuk

pelanggannya. Adapun kendala yang dialami oleh pemilik usaha yaitu apabila jumlah

pengunjung swalayan sangat ramai maka ia menimbulkan antrian yang cukup banyak di kasir,

namun hal itu dapat segera diatasi karena karyawan yang sudah senior dan dipercayai turut

membantu pemilik usaha yang juga selaku kasir melakukan transaksi pembayaran. Menurut

pelanggan, mereka senang datang kembali karna karyawan dan pemilik yang selalu ramah dalam

menyambut konsumen dan pelanggan yang datang. Namun, dalam wawancara (terlampir)

pelanggan dan konsumen berkomentar tentang teknologi yang masih manual pada bagian kasir

dan keamanan swalayan yang belum dilengkapi dengan kamera pengawas atau cctv. Keamanan

masih dipantau secara manual oleh karyawan dan pemilik usaha sendiri sehingga sangat

memungkinkan terjadinya pencurian atau tindakan criminal lainnya. Sebenarnya pemilik usaha

sudah memikirkan untuk menambah counter dan memperlengkapi swalayan dengan teknologi

pengamanan namun hal itu akan direalisasi ketika renovasi swalayan telah selesai.

d. Aspek Pemasaran

Dalam aspek pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran. Dalam bauran pemasaran

terdapat variabel-variabel yang merupakan inti dari pemasaran. Variabel-variabel bauran

pemasaran tersebut adalah produk, harga, tempat dan promosi.

(52)

Produk yang dijual oleh Swalayan Bersama adalah merupakan barang-barang kebutuhan

sehari-hari seperti swalayan lainnya pada umumnya, tidak hanya itu Swalayan Bersama juga

menjalin kerjasama dengan pedagang bakso, pedagang kue, dan bandrek yang diperbolehkan

berjualan di halaman depan swalayan sehingga semakin menarik minat pengunjung untuk datang

ke Swalayan Bersama.

2. Harga

Harga yang ditawarkan oleh Swalayan Bersama cukup terjangkau dan bersaing dengan

usaha swalayan/minimarket sejenis yang berada di sekitarnya. Swalayan ini juga memberikan

potongan harga khusus untuk penyediaan barang dalam partai besar. Menurut pemilik usaha

dalam wawancara (terlampir), ia berdasarkan pengamatannya harga yang ditetapkan swalayan ini

sudah berada di posisi rata-rata. Menurut konsumen dalam wawancara (terlampir), harga yang

ditetapkan oleh Swalayan Bersama ini sudah cukup bersaing dan cukup murah.

3. Tempat atau lokasi

Letak lokasi swalayan ini yang sangat potensial untuk bisnis retail karena berada di tengah

pemukiman warga dan di daerah perkotaan juga tidak sulit dikunjungi oleh pelanggan karena

terletak dekat dengan pemukiman tempat tinggal warga, berdekatan dengan sekolah Yayasan

Harapan Baru, sekolah SD Negeri, Akademi Keperawatan dan Kebidanan Mitra Husada serta

sering dilalui orang-orang karena terletak dipinggir jalan juga mudah diakses dengan alat

transportasi. Swalayan Bersama juga telah membuka cabang usaha baru dengan nama yang sama

berlokasi di Jalan Gugur Rimbun, Tanjung Anom Medan.

4. Promosi

Berdasarkan wawancara kepada pemilik usaha dan karyawan, Swalayan Bersama belum

(53)

melakukan promosi kecil-kecilan dengan cara memasang spanduk di depan swalayan dan

memberikan diskon khusus kepada konsumen yang membeli dalam jumlah yang besar seperti

untuk pengadaan barang-barang di sekolah-sekolah yang lokasinya tidak jauh dari swalayan ini.

2. Lingkungan Eksternal

a. Aspek Pasar

Menurut pemilik usaha, yang menjadi target pasar yaitu warga yang berdomisili di sekitar

swalayan dan orang-orang yang lalu lalang melintas di depan swalayan. Pemilik usaha tidak

pernah melakukan penelitian pasar secara khusus, hanya melalui pengamatan terhadap

permintaan pasar, produk apa yang paling diminati dan apa keinginan para konsumen. Menurut

pengamatan peneliti, swalayan ini semakin hari semakin ramai dikunjungi orang.

b. Aspek Kompetitor dan pesaing

Semua bisnis ritel dan tradisional merupakan pesaing oleh Swalayan Bersama, tetapi

pesaing ritel Super Swalayan yang baru saja berdiri tak jauh dari lokasi Swalayan Bersama

menjadi ancaman yang serius. Bertambahnya jumlah bisnis eceran dan maraknya kehadiran

Indomaret dan Alfamart di daerah pemukiman akan menjadi ancaman bagi Swalayan Bersama.

Setelah ada pesaing seperti Indomaret dan Alfamart, omset penjualan sedikit menurun. Untuk

menyikapi hal itu strategi yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk mempertahankan

pelanggannya yaitu dengan semakin menbangun komunikasi yang baik dengan pelanggannya,

mengingat setiap nama pelanggannya, meningkatkan kualitas pelayanan serta berusaha agar

kualitas mutu produk yang dijual di Swalayan Bersama tetap bagus.

Gambar

Tabel 2.1 Matriks SWOT
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 IFAS
Tabel 3.2 EFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil matriks interaksi IFAS-EFAS SWOT dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang paling tepat digunakan untuk peningkatan daya saing industri

BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariab Medan dapat melaksanakan sepuluh strategi altematif berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari analisis dan matriks SWOT dan matriks

Perusahaan harus lebih inovatif dalam mengembangkan produk mitra mabrur plus dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang menawarkan produk yang sejenis. Strengths

Persaingan harga di pandang agak menarik oleh perusahaan. Adanya persaingan harga antar perusahaan dalam industri yang sama hanya menimbulkan dampak yang kecil

Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara.. tingkat pendapatan

Putri, (2015), Analisis SWOT sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing Pada Bisnis Usaha Batik (Studi Pada Industri batik SYN-Surakarta.). Sinaga, (2016) Strategi untuk

Dalam persaingan di industri fashion, mutu produk adalah ( kualitas ) sangat penting peranannya, perusahaan yang menyediakan produk berupa barang maupun jasa yang bermutu /

Ancaman dalam analisis SWOT merupakan situasi penting yang dianggap tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.97 Apabila di kaitkan dengan temuan penelitian bahwa terdapat