Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada
Swalayan Bersama
Disusun Oleh :
100907042
Helen Pryadarsani Harefa
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI SWOT TERHADAP PENINGKATAN DAYA SAING PADA SWALAYAN BERSAMA
Nama : Helen Pryadarsani Harefa
NIM : 100907042
Program Studi : Ilmu Admnistrasi Bisnis
Pembimbing : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc
Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara
berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri
maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Untuk dapat memenangkan persaingan
maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi persaingan yang berbeda dengan strategi yang
dilakukan oleh usaha saingannya. Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan
analisis strategi SWOT untuk mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan
persaingan baik usaha sejenis seperti Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di
sekitarnya.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi SWOT
terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis SWOT. Informan berjumlah 18 orang.
Hasil penelitian menunjukkan posisi strategi perusahaan yang dijalankan selama ini berada
pada kuadran strategi agresif. Swalayan Bersama memanfaatkan peluang dan kekuatan tersebut
dan mendapatkan strategi agresif untuk pertumbuhan dan pengembangan swalayan.
ABSTRACT
SWOT ANALYSIS STRATEGY FOR ENHANCING COMPETITIVENESS IN BERSAMA’S SUPERMARKETS
Name : Helen Pryadarsani Harefa
NIM : 100907042
Program of study : Business of Administrative Sciences Advisor : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc
Competitiveness is a crutch for the existence of a business sustainably remain standing in
the middle of the competition with other businesses that have both long-standing and with new
competitors emerging. To be able to win the competition then a business should have a distinct
competitive strategies with business strategies undertaken by rivals. A business venture like the
Joint Self requires SWOT analysis strategies to overcome the constraints of business, and can
win the competition either similar business as Indomaret, Alfamart and new entrants in the
businesses around it.
Formulation of the problem in this research is to investigate the application of SWOT
strategies to improving the competitiveness of Bersama’s Supermarket.
The method used is descriptive qualitative research method. Data obtained from
observation, interviews, and documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants were 18
people.
The results showed that the position of the company's strategy is to be implemented during
the quadrant aggressive strategy. Bersama’s supermarkets take advantage of opportunities and
the strengths and get aggressive strategy for growth and self development.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkanNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi SWOT
Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada Swalayan Bersama”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-I (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Penulis khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tersayang terutama
Ibunda Adventina Dachi dan Ayahanda Etiknius Harefa. Terimakasih atas kasih saying,
pengorbanan, dukungan dan doa yang tulus untuk penulis. Penulis juga ingin mengucapkaan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Syahril Pasaribu selaku Rektor USU
2. Bapak Prof.Dr.Badarudin,Msi selaku Dekan FISIP USU
3. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis FISIP USU
4. Bapak M. Arifin Nasution S.sos M.Sp selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis FISIP USU
5. Ibu Karlonta Nainggolan, SE,M.Sc selaku dosen pembimbing atas waktu, perhatian,
dan segala bimbingan serta arahannya selama penelitian skripsi ini
6. Segenap Dosen FISIP USU yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi
penulis. Semoga selalu diberkati Tuhan.
7. Untuk Kak Siswati untuk selalu memberikan motivasi, arahan, dan motivasi untuk bisa
8. Untuk seluruh Staff Karyawan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU
9. Untuk mama Almarhum Yamaesanulo Dachi terimakasih sudah membesarkan saya dan
untuk motivasi menjadi Anak Gadis Nias yang baik yang tak kan pernah penulis
lupakan.
10.Untuk teman-teman terbaik penulis yang luarbiasa yang membuat penulis begitu
menikmati masa-masa kuliah Acha, Mentari Bote, Agustina,Vixky,Omik,Nathania
Tian girang, Teddy gital,Dicky.
11.Untuk para wanita Ginjang Roha ku tersayang Acha & Bote terimakasih untuk
pengalaman hidup dan kegilaan yang kita lakukan bersama-sama semoga di hari depan
kita lebih sukses daripada keginjangan roha kita.
12. Untuk sahabat-sahabat dan orang-orang yang penulis sayang Iim, Ocik, Waldes,Flo,
Dwi, Mende, Toper,Rifka Jontik, terimakasih untuk semangatnya
13.Untuk keluargaku tersayang mama,papa,bang david, Michael, Daniel, Mega, Kak
Tini,Kak Tuty,Kak Ina Alter,Jenny, tante Eni dan smua yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu trimakasih untuk segala dukungan kalian
14.Untuk Komisi Pemuda Sektor Medan Baru Jemaat BNKP Teladan dan Komisi
Pelayanan Anak terimakasih sudah bertumbuh bersama dan saling mendoakan
15.Untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak tersebut diisi Penulis sampaikan
terimakasih sebesar-besarnya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan
maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dukungan
bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR GAMBAR………. vii
DAFTAR TABEL……….. viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1
1.2 Batasan Masalah……… 6
1.3 Rumusan Masalah………. 6
1.4 Tujuan Penelitian……….. 6
1.5 Manfaat Penelitian……… 6
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Daya saing………. 8
2.1.1 Pengertian Daya Saing………. 8
2.1.2 Dimensi Daya Saing dan Indikator Daya Saing………. 9
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing………. 10
2.1.4 Identifikasi Pesaing……….. 13
2.1.5 Strategi Peningkatan Bersaing.……….. 14
2.1.6 Strategi Pemasaran Bersaing……… 14
2.1.7 Manfaat Peningkatan Daya Saing……….. 16
2.2. Analisis SWOT……… 16
2.2.1 Matriks SWOT……… 20
2.2.3 Manfaat SWOT……….. 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian………. 27
3.2Tempat dan Waktu Penelitian ………. 27
3.3Informan Penelitian……….. 27
3.4Kerangka Konseptual Penelitian ……… 28
3.5Defenisi Konsep…..………. 29
3.6Teknik Pengumpulan Data………. 30
3.7Teknik Analisis Data……….. 30
3.8Tahap Pengambilan Keputusan……….. 31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan………. 37
4.2 Kegiatan Operasional………... 38
4.3 Visi dan Misi Perusahaan……… 39
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan………. 39
4.5 Penyajian Data…..……….. 42
4.7 Analisis SWOT kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity), serta ancaman (threats) terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama Medan……… 52
4.8 Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) & External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) Swalayan Bersama……… 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….. 75
5.2 Saran……… 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Diagram 2.1 Analisis SWOT………. 24
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual………. 28
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi………. 40
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks SWOT……….. 21
Tabel 3.1 IFAS……….. 32
Tabel 3.2 EFAS………. 34
Tabel 3.3 IFAS +EFAS………. 34
Tabel 4.1 Faktor Internal Swalayan Bersama……… 50
Tabel 4.2 Faktor Eksternal Swalayan Bersama………. 51
Tabel 4.3 Matriks SWOT Swalayan Bersama………. 59
Tabel 4.4 Matriks IFAS Swalayan Bersama……….. 68
Tabel 4.5 Matriks EFAS Swalayan Bersama……….. 70
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI SWOT TERHADAP PENINGKATAN DAYA SAING PADA SWALAYAN BERSAMA
Nama : Helen Pryadarsani Harefa
NIM : 100907042
Program Studi : Ilmu Admnistrasi Bisnis
Pembimbing : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc
Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara
berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri
maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Untuk dapat memenangkan persaingan
maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi persaingan yang berbeda dengan strategi yang
dilakukan oleh usaha saingannya. Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan
analisis strategi SWOT untuk mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan
persaingan baik usaha sejenis seperti Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di
sekitarnya.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi SWOT
terhadap peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis SWOT. Informan berjumlah 18 orang.
Hasil penelitian menunjukkan posisi strategi perusahaan yang dijalankan selama ini berada
pada kuadran strategi agresif. Swalayan Bersama memanfaatkan peluang dan kekuatan tersebut
dan mendapatkan strategi agresif untuk pertumbuhan dan pengembangan swalayan.
ABSTRACT
SWOT ANALYSIS STRATEGY FOR ENHANCING COMPETITIVENESS IN BERSAMA’S SUPERMARKETS
Name : Helen Pryadarsani Harefa
NIM : 100907042
Program of study : Business of Administrative Sciences Advisor : Karlonta Nainggolan, S.E, M.Sc
Competitiveness is a crutch for the existence of a business sustainably remain standing in
the middle of the competition with other businesses that have both long-standing and with new
competitors emerging. To be able to win the competition then a business should have a distinct
competitive strategies with business strategies undertaken by rivals. A business venture like the
Joint Self requires SWOT analysis strategies to overcome the constraints of business, and can
win the competition either similar business as Indomaret, Alfamart and new entrants in the
businesses around it.
Formulation of the problem in this research is to investigate the application of SWOT
strategies to improving the competitiveness of Bersama’s Supermarket.
The method used is descriptive qualitative research method. Data obtained from
observation, interviews, and documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants were 18
people.
The results showed that the position of the company's strategy is to be implemented during
the quadrant aggressive strategy. Bersama’s supermarkets take advantage of opportunities and
the strengths and get aggressive strategy for growth and self development.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Daya saing merupakan suatu penopang eksistensi suatu usaha untuk tetap berdiri secara
berkelanjutan di tengah persaingan dengan usaha bisnis lainnya baik yang telah lama berdiri
maupun dengan pesaing-pesaing baru yang muncul. Daya saing mengindikasikan bagaimana
suatu badan usaha atau organisasi bisnis mampu berkompetisi dengan usaha lain yang sejenis
ataupun non sejenis dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya untuk
menarik perhatian konsumen.
Menarik untuk diperhatikan, untuk bertahan dalam persaingan usaha, berbagai langkah
telah dilakukan oleh usaha bisnis untuk meningkatkan penjualannya dan memperbesar
pendapatannya dengan cara melakukan diskon khusus, bekerja sama dengan badan usaha, bank,
atau club dan pelayanan yang memuaskan yang merupakan harapan para pelanggan yang tidak
hanya ingin dipuaskan need dan want nya, tetapi sudah mengarah kepada expectation pelanggan. Untuk dapat memenangkan persaingan maka suatu usaha bisnis harus memiliki strategi
persaingan yang berbeda dengan strategi yang dilakukan oleh usaha saingannya. Penerapan
strategi persaingan sangat diperlukan dalam meraih pangsa pasar dengan memperhatikan
kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari perusahaan sejenis.
Analisis SWOT adalah suatu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
juga keluar (eksternal), yakni merespon pasar sasaran usahanya dengan proaktif (Muhardi
2007:39).
Analisis SWOT timbul secara langsung atau tidak langsung karena adanya persaingan yang datang dari perusahaan lain yang memproduksi barang dan jasa yang sejenis dengan produk
perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan strategi untuk memenangkan
persaingan atau paling tidak dapat bertahan hidup di pasar. Persaingan yang semakin ketat dan
tajam mengakibatkan perusahaan membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga
perusahaan dapat memasarkan produknya di pasar, dan bahkan bila memungkinkan menjadi
pemimpin pasar. Perusahaan harus menjalankan semua operasinya secara efektif dan efesien
tidak terkecuali di bidang pemasaran.
Suatu usaha bisnis yang memiliki kekuatan/ kemampuan serta menyadari kelemahan,
mampu memanfaatkan peluang dari kekuatan tersebut dan menghindari ancaman yang timbul
atas kelemahannya. Dengan demikian maka usaha bisnis memiliki kemampuan atau daya saing
yang tinggi sehingga tetap eksis dan memberi profit kepada pengusaha. Inilah hubungan yang
konkrit antara strategi SWOT dengan peningkatan daya saing perusahaan.
Swalayan Bersama adalah merupakan salah satu swalayan yang berlokasi di jalan Pintu Air
IV no.101 Medan. Bapak Iskandar Tarigan sebagai pemilik usaha sekaligus pengelola Swalayan
Bersama telah memulai usahanya tersebut sejak tahun 2006. Bapak Iskandar Tarigan mendirikan
usaha ini karena adanya keinginan untuk hidup mandiri, disertai kemampuan dan pengalaman
dibidang usaha grosir.
Pada survey awal yang peneliti lakukan terhadap Swalayan Bersama yang sudah beroperasi
sejak 2006 sampai sekarang ini, menurut pengamatan usaha tersebut tetap eksis bahkan
lokasi usaha swalayan ini cukup strategis karena terletak di antara pemukiman warga yang padat
dan tidak jauh dari sekolah juga komplek perumahan sehingga memenuhi kemudahan pelanggan
dalam berkunjung. Dari aspek pelayanan, swalayan ini menyediakan produk yang cukup
lengkap, didukung juga oleh keramahan karyawan dan pemiliknya sendiri. Dari aspek mutu dan
kualitas, produk yang dijual oleh swalayan ini sudah cukup berkualitas karna sesuai dengan
spesifikasi asli produk dan tidak ada didapati barang yang palsu ataupun kadaluarsa.
Berdasarkan realita itu peneliti berpikir bahwa pemilik Swalayan Bersama ini telah melakukan
strategi SWOT dalam menjalankan usahanya selama ini sehingga menarik untuk diteliti
bagaimana pemilik usaha Swalayan Bersama menerapkan analisis SWOT yang membuat
usahanya mengalami peningkatan dalam berdaya saing.
Suatu usaha bisnis seperti Swalayan Bersama membutuhkan analisis strategi SWOT untuk
mengatasi kendala-kendala usaha, dan dapat memenangkan persaingan baik usaha sejenis seperti
Indomaret, Alfamart dan usaha pendatang baru di sekitar jalan Pintu Air IV Medan.
Penelitian tentang analisis SWOT telah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti
terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian Napitupulu (2009) dengan judul “Peranan Analisis
SWOT dalam meningkatkan daya saing pada PT.Bussan Auto Finance Cabang Medan”
disimpulkan bahwa melalui analisis SWOT perusahaan dapat mempergunakan strategi yang
dapat meningkatkan daya saing, yaitu melalui penyediaan produk dan kualitas pelayanan
terhadap pelanggan secara maksimal.
Syahfitri (2010) meneliti dengan judul “Analisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan
Keunggulan Bersaing Pada Salon Cleopatra”. Hasil penelitian menyimpulkan strategi agresif
yang dilakukan oleh Salon Cleopatra sudah cukup baik, akan tetapi Salon Cleopatra melakukan
startegi analisis SWOT yang sebenarnya. Strategi yang telah dijalankan oleh Salon Cleopatra
selama ini dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing terhadap pesaing-pesaing sejenis.
Sinulingga (2009) melakukan penelitian tentang peranan Analisis SWOT Dalam
Meningkatkan Daya Saing pada PT. Fast Food Indonesia Tbk (Kentucky Fried Chicken) Cabang
Gajah Mada Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan analisis SWOT sudah cukup
baik, akan tetapi belum sepenuhnya melakukan manajemen yang tepat. Ada beberapa strategi
yang belum sepenuhnya dijalankan. Strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan
menambah area lokasi parker kendaraan roda empat dan selalu menyediakan stok untuk setiap
menu yang ada di daftar menu di KFC Cabang Gajah Mada Medan.
Jayanti (2011) melakukan penelitian tentang Analisis SWOT Sebagai Strategi
Meningkatkan Daya Saing pada Hotel Cherry Pink KH. Wahid Hasyim Medan. Pada penelitian
ini menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan tidak hanya menggunakan strategi promosi dan
hubungan terhadap pelanggan saja, tetapi juga melalui strategi lain seperti lebih inovatif dalam
menciptakan pelayanan jasa.
Melinda (2013) meneliti dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pada Perusahaan
Melalui Analisis Swot (Studi Pada Distro Tauko Medan Jalan Sei Batang Serangan )” strategi
yang sesuai untuk dilakukan adalah strategi agresif atau strategi ekspansi untuk memaksimalkan
kekuatan internal dan eksternal perusahaan. Melalui analisis SWOT telah dihasilkan
strategi-strategi alternatif yang dapat menjadi referensi dan pertimbangan bagi Tauko Medan untuk
mengembangkan usaha dan menjaga agar tetap unggul dalam persaingan.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : ”Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan masalah yang penulis kemukakan sebagai hasil pengamatan pada
bagian latar belakang di atas maka peneliti hendak membatasi permasalahan pada pengaruh
strategi SWOT terhadap peningkatan daya saing pada usaha Swalayan Bersama Medan pada
tahun 2013.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana penerapan strategi SWOT terhadap peningkatan daya
saing pada Swalayan Bersama ?”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan strategi SWOT
untuk peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis
1. Memperkaya pengetahuan ilmiah dalam bidang manajemen strategi khususnya
dibidang daya saing
2. Referensi bagi peneliti lain di masa mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang
relevan dengan penelitian ini
b. Secara Praktis
1. Referensi dan petunjuk praktis bagi usaha tempat penelitian untuk memperbaiki
strategi bersaing yang tepat sasaran
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Daya Saing
2.1.1 Pengertian Daya Saing
Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak
memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti tidak ada alasan
bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar persaingan,
dibandingkan dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau
sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas
baik adalah perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.
Porter (1995:5) mengatakan : “ competition is at the core of the success or failure of firms. Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Terdapat dua sisi yang
ditimbulkan oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong perusahaan-perusahaan
untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan terbaik
bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan
sisi lainnya adalah kegagalan karena akan memperlemah perusahaan-perusahaan yang bersifat
statis, takut akan persaingan dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas,
sehingga persaingan merupakan ancaman bagi perusahaannya.
Menurut Muhardi (2007:39) Daya saing operasi merupakan fungsi operasi yang tidak saja
berorientasi ke dalam (internal) tetapi juga keluar (eksternal), yakni merespon pasar sasaran
2.1.2 Dimensi Daya Saing dan Indikator Daya Saing
Dimensi daya saing suatu perusahaan sebagaimana dikemukakan oleh Muhardi (2007:40)
dengan mengutip Ward et all (1998:1036-1037) adalah terdiri dari biaya (cost), kualitas (quality),
waktu penyampaian (delivery), dan fleksibilitas (flexibility).
Keempat dimensi tersebut lebih lanjut diterangkan oleh Muhardi (2007:41) lengkap dengan
indikatornya sebagai berikut :
a. Biaya adalah dimensi daya saing operasi yang meliputi empat indikator yaitu biaya
produksi, produktifitas tenaga kerja, penggunaan kapasitas produksi dan persediaan.
Unsur daya saing yang terdiri dari biaya merupakan modal yang mutlak dimiliki oleh
suatu perusahaan yang mencakup pembiayaan produksinya, produktifitas tenaga
kerjanya, pemanfaatan kapasitas produksi perusahaan dan adanya cadangan produksi
(persediaan) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk
menunjang kelancaran perusahaan tersebut.
b. Kualitas seperti yang dimaksudkan oleh Muhardi adalah merupakan dimensi daya saing
yang juga sangat penting, yaitu meliputi berbagai indikator diantaranya tampilan
produk, jangka waktu penerimaan produk, daya tahan produk, kecepatan penyelesaian
keluhan konsumen, dan kesesuaian produk terhadap spesifikasi desain. Tampilan
produk dapat tercermin dari desain produk atau layanannya, tampilan produk yang baik
adalah yang memiliki desain sederhana namun mempunyai nilai yang tinggi. Jangka
waktu penerimaan produk dimaksudkan dengan lamanya umur produk dapat diterima
oleh pasar, semakin lama umur produk di pasar menunjukkan kualitas produk tersebut
semakin baik. Adapun daya tahan produk dapat diukur dari umur ekonomis penggunaan
c. Waktu penyampaian merupakan dimensi daya saing yang meliputi berbagai indikator
diantaranya ketepatan waktu produksi, pengurangan waktu tunggu produksi, dan
ketepatan waktu penyampaian produk. Ketiga indikator tersebut berkaitan, ketepatan
waktu penyampaian produk dapat dipengaruhi oleh ketepatan waktu produksi dan
lamanya waktu tunggu produksi.
d. Adapun fleksibilitas merupakan dimensi daya saing operasi yang meliputi berbagai
indikator diantaranya macam produk yang dihasilkan, kecepatan menyesuaikan dengan
kepentingan lingkungan.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah :
a. Lokasi
Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli dan menjadi faktor
utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis akan menarik perhatian pembeli.
Menurut Frans (2003:439) : letak atau lokasi akan menjadi sangat penting untuk memenuhi
kemudahan pelanggan dalam berkunjung, konsumen tentu akan mencari jarak tempuh terpendek.
Walau tidak menutup kemungkinan konsumen dari jarak jauh juga akan membeli, tapi
persentasenya kecil.
b. Harga
Menurut Sunarto (2004:206) Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga
menentukan apakah sebuah supermarket, minimarket, atau swalayan banyak dikunjungi
keputusan. Harga juga berhubungan dengan diskon, pemberian kupon berhadiah, dan kebijakan
penjualan.
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Demi
mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya seorang konsumen harus rela
membayar sejumlah uang. Bagi pelangggan yang sensitif bias anya harga murah adalah sumber
kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi (Irawan, 2008:38).
c. Pelayanan
Program pelayanan / service seringkali menjadi pokok pemikiran pertama seorang
pengelola supermarket/minimarket. Pelayanan melalui produk berarti konsumen dilayani
sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada, produk yang bermutu. Pelayanan melalui
kemampuan fisik lebih mengacu kepada kenyamanan peralatan (trolley atau keranjang belanja), tempat parkir yang nyaman, penerangan ruangan yang baik, juga keramahan dari karyawan.
d. Mutu atau kualitas
Keyakinan untuk memenangkan persaingan pasar akan sangat ditentukan oleh kualitas
produk yang dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas produk, Muhardi dalam bukunya
Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing mengutip pendapat Adam dan Ebert yang menyatakan : “product quality is the appropriateness of design specifications to function and use as well as the degree to which the product conforms to the design specifications”. Kualitas produk ditunjukkan oleh kesesuaian spesifikasi desain dengan fungsi atau kegunaan produk itu
sendiri, dan juga kesesuaian produk dengan spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan
memiliki daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk yang berkualitas dalam arti
e. Promosi
Semakin sering suatu supermarket/swalayan melakukan promosi, semakin banyak
pengunjung dalam memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan melalui berbagai iklan baik
di media cetak, elektronik, maupun media lain.
Sunarto (2004:298) mengatakan bahwa promosi penjualan terdiri dari insentif jangka
pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa, yang mana promosi
penjualan ini mencakup suatu variasi yang luas dari alat-alat promosi yang didesain untuk
merangsang respons pasar yang lebih cepat, atau yang lebih kuat.
2.1.4 Identifikasi Pesaing
Ada 4 (empat) tingkat persaingan, berdasarkan tingkat subtitusi produk menurut Kotler,
yaitu:
a. Persaingan Merek, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah
perusahaan lain yang menawarkan produk dan atau jasa serupa pada pelanggan yang sama
dengan harga yang sama
b. Persaingan Industri, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.
c. Persaingan Bentuk, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.
d. Persaingan Generik, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya
2.1.5 Strategi peningkatan daya saing
Dalam usaha untuk memperoleh keunggulan bersaing menurut Kotler (2001:295) yaitu
dengan membangun hubungan pelanggan yang didasarkan pada :
a. Nilai pelanggan
Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai total bagi pelanggan dan biaya
total pelanggan terhadap penawaran pemasaran (‘laba’ bagi pelanggan)
b. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk
sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari yang diharapkan,
maka pembelinya tidak puas. Kepuasan pelanggan terhadap pembelian tergantung pada
kinerja nyata sebuah produk, relatif terhadap harapan pembeli.
2.1.6 Strategi Pemasaran Bersaing
Menurut Kotler (2001:319) ada lima strategi pemasaran bersaing yang luas yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu :
a. Strategi bersaing dasar
Michael porter (1980: 61-78) menyebutkan empat strategi kedudukan bersaing dasar,
mencakup:
- Kepemimpinan biaya keseluruhan : perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya
produksi dan distribusi terendah sehingga perusahaan itu dapat membuat harga lebih
- Pembedaan (differensiasi) : perusahaan berusaha berkonsentrasi untuk menciptakan lini
produk dan program pemasaran yang sangat berbeda, sehingga perusahaan ini dapat
menjadi pemimpin kelas dalam industry yang bersangkutan.
- Fokus : perusahaan berusaha berfokus pada upayanya dalam melayani beberapa segmen
pasar secara lebih baik dan bukan memburu seluruh pasar.
b. Strategi pemimpin pasar
Strategi pemimpin pasar adalah strategi dimana perusahaan dalam suatu industri dengan
pangsa pasar terbesar, perusahaan ini biasanya memimpin perusahaan lain dalam perubahan
harga, pengenalan produk baru, cakupan penyaluran, dan pengeluaran promosi.
c. Strategi penantang pasar
Strategi penantang pasar adalah strategi dimana perusahaan peringkat kedua dalam
suatu industri yang sedang berjuang keras untuk meningkatkan pangsa pasarnya
d. Strategi pengikut pasar
Strategi pengikut pasar adalah strategi dimana perusahaan peringkat kedua dalam suatu
industri yang ingin mempertahankan pangsa pasarnya tanpa menggangu keseimbangan.
e. Strategi perelung pasar
Strategi perelung pasar adalah strategi perusahaan dalam suatu industri yang melayani
segmen kecil yang dilupakan atau diabaikan perusahaan lain.
2.1.7 Manfaat Peningkatan Daya Saing
Dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif dan adanya situasi pasar yang
dinamis, maka setiap perusahaan tidak mungkin lagi untuk menghindari persaingan, tetapi yang
sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya disini diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara optimal dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di masa yang
akan datang (Muhardi 2007:53).
2.2. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006:19) Analisis SWOT adalah suatu analisis yang didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Bertujuan untuk menentukan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh
sebab itu lebih mudah tercapai setiap perusahaan dapat mempergunakan teknik analisis SWOT.
Menurut Griffin (2004:229) Analisis SWOT adalah salah satu langkah yang paling penting
dalam memformulasikan strategi, dengan menggunakan misi organisasi sebagai konteks,
manajer mengukur kekuatan dan kelemahan internal demikian juga kesempatan dan ancaman
eksternal.
Berikut penjelasan dari SWOT menurut David (2005:47) yaitu :
- Strength (kekuatan)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang
berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani
oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus
yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar
- Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan
dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan
keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
- Opportunities (Peluang)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti
perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli
atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
- Threats (ancaman)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang
diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang
direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor
eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan
eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara factor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses).
Secara umum terdapat dua metode pendekatan dalam analisis SWOT yaitu (1) pendekatan
perencanaan strategis dengan pemberian skor, dan (2) pendekatan analisis tanpa pemberian skor
(Djumara 2007:6) dengan penjelasan sebagai berikut :
Analisis yang digunakan dalam pemberian skor yaitu dengan pemberian peringkat dan
penyusunan tabel-tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor
Internal (EFI). Hasil scoring (perkalian bobot dengan peringkat) pada tabel EFE dan tabel EFI dijumlahkan untuk menentukan apakah peluang lebih besar daripada ancaman atau sebaliknya
serta apakah kekuatan lebih besar daripada kelemahan atau sebaliknya. Apabila hasil
penjumlahan scoring factor-faktor kunci yang merupakan peluang lebih besar daripada
penjumlahan scoring faktor-faktor kunci yang merupakan ancaman pada tabel EFE maka
peluang lebih besar daripada ancaman atau sebaliknya, dan apabila hasil penjumlahan scoring
faktor-faktor kunci yang merupakan kelemahan pada tabel EFI maka kekuatan lebih besar
daripada kelemahan atau sebaliknya.
2. Analisis SWOT Tanpa Pemberian Skor
Langkah-langkah dalam metode analisis SWOT tanpa pemberian skor adalah dengan
melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan (analisis lingkungan internal) dan identifikasi
peluang dan ancaman (analisis lingkungan eksternal). Langkah berikutnya adalah menyusun
matriks analisis lingkungan strategis (matriks SWOT) untuk menganalisis hubungan interaksi
antara peluang dengan kekuatan, peluang dengan kelemahan, ancaman dengan kekuatan, dan
ancaman dengan kelemahan. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki.
2.2.1 Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor startegis usaha.
eksternal yang dihadapi usaha dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh usaha sehingga dapat diterapkan strategi bersaing yang tepat.
Menurut Freddy Rangkuti (2009:31) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
Menurut Jatmiko (2003 : 179) Matriks SWOT adalah suatu alat yang penting yang dapat
membantu para manajer mengembangkan tipe strateginya yang terdiri dari empat kemungkinan,
yaitu perpaduan antara Kekuatan-Peluang (SO), Perpaduan antara Kelemahan-Peluang (WO),
Perpaduan antara Kekuatan-Ancaman (ST), dan perpaduan antara Kelemahan-Ancaman (WT)
Cara kerja analisis SWOT disini menggunakan matrik dengan memasukkan faktor-faktor
lingkungan internal (IFAS) serta memasukkan faktor-faktor lingkungan eksternal pada sel
vertical yang berupa peluang dan ancaman yang dapat diketahui dari hasil analisis lingkungan
eksternal (EFAS). Kemudian dari sisa sel yang mempertemukan antara faktor-faktor internal dan
eksternal tersebut dapat diketahui alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan analisis SWOT.
Dimana sel yang mempertemukan antara kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang
perusahaan akan menghasilkan sel strategi SO. Sel yang mempertemukan antara
kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang eksternal akan menghasilkan sel strategi WO.
Sedangkan sel yang akan mempertemukan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman
Tabel 2.1 Matriks SWOT
3. daftar kekuatan
4.dst
4. daftar kelemahan
5.dst
OPPORTUNITY (O)
1.
2.
3. daftar peluang
4.dst
5.
STATEGI SO
(Strengths-Opportunities)
1.gunakan kekuatan untuk memanfaatkan adanya
1. Atasi kelemahan
untuk mengambil
3. daftar ancaman 4.dst
5.
STRATEGI ST
(Strength-Threats)
1. Gunakan kekuatan
untuk menghindari
Sumber : Jatmiko (2003)
a. Strategi SO
Pada kotak strategi SO (kekuatan-peluang) perusahaan seharusnya memanfaatkan kekuatan
internal untuk mengambil manfaat peluang-peluang dari lingkungan eksternal. Para manajer
kekuatan-kekuatan internal dapat dimanfaatkan untuk memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan
kecenderungan lingkungan eksternal yang menguntungkan perusahaan. Apabila perusahaan
menghadapi banyak ancaman, maka perusahaan tersebut akan berusaha menghindarinya agar
supaya berkonsentrasi pada peluang-peluang
b. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Kadang-kadang terdapat peluang-peluang lingkungan
eksternal, namun perusahaan menghadapi kelemahan internal yang menghambat perusahaan
untuk mengeksploitasi peluang-peluang tersebut.
c. Strategi ST
Pada kotak strategi ST, perusahaan-perusahaan pada posisi ini seharusnya menggunakan
kekuatannya untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman lingkungan eksternal.
Namun hal ini tidak berarti bahwa organisasi perusahaan yang kuat harus selalu menghadapi
ancaman lingkungan eksternal secara langsung
d. Strategi WT
Pada kotak strategi WT, perusahaan-perusahaan pada posisi ini sebaiknya melakukan
strategi bertahan yang secara langsung diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman lingkungan eksternal. Suatu organisasi perusahaan berhadapan dengan
sejumlah ancaman eksternal dan kelemahan internal yang memungkinkan bagi perusahaan
2.2.2 Diagram SWOT
Diagram 2.1 Analisis SWOT
1. Mendukung strategi turn 1. Mendukung strategi agresif
around
2. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi diversifikasi
defensif
sumber : Rangkuti (2009:19)
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman,perusahaan ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar)
BERBAGAI PELUANG
KEKUATAN
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Sebelum melakukan perumusan strategi, maka peneliti mengadakan suatu kegiatan
pengklasifikasian lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Menurut Jatmiko (2003 :30)
Lingkungan internal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang
saling berhubungan dimana organisasi / perusahaan mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan. Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,
suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi / perusahaan tidak mempunyai
kemampuan atau sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi.
Dalam Freddy Rangkuti (2009:22) disebutkan bahwa :
1. Analisis Lingkungan Internal
Untuk mendapatkan data internal dapat diperoleh dari dalam perusahaan seperti:
a. laporan keuangan
b. laporan kegiatan sumber daya manusia
c. laporan kegiatan operasional
d. laporan kegiatan pemasaran
2. Analisis Lingkungan Eksternal
a. Analisis pasar
b. Analisis competitor
c. Analisis komunitas
d. Analisis pemasok
e. Analisis pemerintah
f. Analisis kelompok kepentingan tertentu
2.2.3 Manfaat SWOT
Secara umum manfaat yang diperoleh usaha dalam menggunakan teknik SWOT adalah
untuk menemukan unsur-unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki usaha.
Dengan mengetahui unsur-unsur tersebut maka usaha akan lebih berhati-hati dalam menyusun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif
yaitu pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan dari subjek penelitian
dengan melalui pengumpulan melalui pengumpulan daftar pertanyaan dalam survey, wawancara
atau observasi.
Menurut Azuar Juliandi (2013: 14) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel secara mandiri. Analisis kualitatif merupakan suatu
metode analisis yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.
Dalam penelitian ini penulis ingin berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengevaluasi lingkungan eksternal
dan internal dalam menghadapi persaingan bisnis ritel swalayan yang sedang berlangsung.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan Mei 2014 yang
berlokasi di Swalayan Bersama yang beralamat di jalan Pintu Air IV no 101 Medan.
3.3Informan Penelitian
Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian terdiri dari beberapa macam yaitu
informan kunci (informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan
penelitian), informan utama yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang
Informan kunci pada penelitian ini adalah pemilik usaha Swalayan Bersama yaitu Bapak
Iskandar Tarigan. Sedangkan informan utama pada penelitian ini adalah dua orang karyawan
yang bekerja di Swalayan Bersama dan konsumen/pelanggan yang mengunjungi swalayan ini
diambil secara acak disesuaikan dengan hari dan waktu pada wawancara sebanyak 15 orang.
3.4Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi
antarkonsep/antarkonstruk atau pertautan/hubungan antarvariabel penelitian (Juliandi,2013:119).
Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian dari penelitian ini, maka
disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
3.5Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : STRATEGI SWOT
Strenghts (S)
Weakness (W)
Opportunities (O)
Threats (T)
Analisis SWOT yaitu suatu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Strength (kekuatan) adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
Weaknesses (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.
Opportunities (peluang) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Threats (ancaman) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Daya saing adalah berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar
persaingan, dibandingkan dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa
yang sama atau sejenis.
3.6Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dibagi
berdasarkan jenis datanya, yaitu sebagai berikut :
1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan dengan
a. Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan
informan yang dianggap mengetahui permasalah penelitian secara mendalam. Dalam hal
ini yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan Swalayan
Bersama
b. Observasi adalah pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena
yang berkaitan dengan fokus permasalahan yang diteliti. Fenomena yang dimaksud adalah
penerapan strategi SWOT untuk meningkatkan daya saing yang terjadi di tempat
penelitian.
2. Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperlukan atau
diperoleh melalui penelitian kepustakaan (menggunakan berbagai literatur seperti buku-buku,
artikel dan majalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti selain metode
kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder lainnya melalui metode dokumentasi yaitu
dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda lainnya dengan
masalah yang diteliti.
3.7Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan teknik analisis data
deskriptif yang dilakukan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga
memberikan gambaran umum yang jelas mengenai hasil penerapan strategi SWOT dalam
peningkatan daya saing pada Swalayan Bersama Medan.
Penulis akan meneliti penerapan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
dari Swalayan Bersama. Faktor-faktor apa yang menjadi Strengths (kekuatan) dan Weaknesses
Matriks SWOT, yaitu alat yang digunakan untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategi.
3.8Tahap Pengambilan Keputusan a. Melakukan perumusan IFAS
Setelah melakukan identifikasi factor-faktor strategis internal, maka factor strategis
internal tersebut disusun dalam rangka Strenght dan Weakness. Tahapnya adalah :
1. Tentukan factor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kolom 1
2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai
dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor peluang, ancaman,kekuatan,
kelemahan dengan memberikan nilai mulai dari 4 (out standing) sampai dengan 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating 4, tetapi
jika kecil diberi nilai 1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai
kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil
ratingnya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh factor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk mmeperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan
tertentu beraksi terhadap factor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
Tabel 3.1 IFAS
Bobot x rating (4)
Komentar
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber : Freddy Rangkuti, 2009 :25
b. Melakukan Perumusan EFAS
Berikut ini cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal :
1. Susunlah dalam kolom 1 daftar peluang dan ancaman
2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai
dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk
factor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi
sebaliknya. Misalnya jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya
jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh factor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor)
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap factor-faktor strategis eksternalnya.
Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama.
Tabel 3.2 EFAS
Sumber : Freddy Rangkuti, 2009 :24
Setelah mendapatkan hasil seberapa besar nilai kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman yang terlihat pada tabel IFAS dan EFAS maka dapat melakukan penjumlahan atas
IFAS + EFAS, apabila menemukan perbandingan maka akan dapat menunjukkan beberapa cara
alternatif strategi pengembangan untuk usaha ini.
Dalam Freddy Rangkuti, 2009, Penggabungan IFAS +EFAS dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.3 IFAS + EFAS
Strength
(kekuatan)
Bobot Weakness
(kelemahan) Sumber : Rangkuti, 2009
Hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Bila S (A) + O (C ) > W (B) + T (D) maka factor strategis kekuatan dan peluang
mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalahn yang ada untuk
mendapatkan rekomendasi yang diharapkan
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang
sebenrarnya terjadi,yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman
yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah mencari alternatif
Lalu sub total yang telah dijumlahkan dan melakukan perbandingan, maka akan
dimasukkan ke dalam diagram SWOT. Setelah itu akan ditentukan strategi apa yang digunakan
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Swalayan Bersama merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang bisnis ritel yang
didirikan oleh Bapak Iskandar Tarigan SE pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 5 Mei 2006.
Bapak Iskandar Tarigan mengawali usahanya dengan warung dengan ukuran kecil pada saat ia
telah menyelesaikan perkuliahan dari fakultas Ekonomi Universitas Katolik St.Thomas Medan.
Pada awal didirikan usaha ini belum memiliki banyak pesaing, usaha ini kemudian mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang baik, sehingga berkembang menjadi grosir lalu beberapa
tahun setelah itu berkembang menjadi swalayan seperti sekarang ini. Adapun tujuan awal
didirikannya Swalayan Bersama ini yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Bapak
Iskandar Tarigan secara finansial juga adanya keinginan untuk memberdayakan orang-orang
yang putus sekolah disekitarnya sehingga mereka memiliki pekerjaan.
Lokasi penelitian terletak di Jalan Pintu Air IV no 101 Medan. Dalam penelitian ini gedung
yang menjadi tempat usaha terdiri dari satu lantai yang cukup luas, dan kini sedang melakukan
renovasi menjadi dua lantai. Swalayan ini cukup ramai dikunjungi oleh banyak orang meskipun
berlokasi tak jauh dari bisnis ritel sejenis yaitu Indomaret, Alfamart, dan Swalayan sejenis.
Seiring dengan berkembangnya usaha Swalayan Bersama maka pemilik usaha berinisiatif untuk
membuka cabang baru dengan nama yang sama berlokasi di Jalan Gugur Rimbun, Tanjung
Anom Medan dengan berusaha tetap memberikan harga dan pelayanan yang sama dengan
Pada awal tahun 2014 Swalayan Bersama mengalami penurunan omset dikarenakan
terjadinya fluktuasi harga sehingga pemilik usaha ini berusaha menyesuaikan harga barang agar
tidak terlalu mahal sementara harga dari pemasok memang sudah mengalami kenaikan harga.
Penyesuaian harga dilakukan biasanya dengan menawar diskon yang diberikan produsen karna
mereka membeli secara grosir, selain itu swalayan juga menego produsen untuk menjual produk
mereka lebih murah dari yang tertera di kemasan. Apabila harga barang yang ditetapkan oleh
Swalayan Bersama tidak konsisten naik-turunnya maka pemilik usaha khawatir akan kehilangan
pelanggan yang kemudian dapat beralih ke swalayan atau minimarket sejenis yang berada di
sekitar Swalayan ini.
4.2 Kegiatan Operasional
Swalayan Bersama beroperasi setiap hari (Minggu – Senin), dan melakukan aktifitasnya
mulai dari pukul 09.00 – 23.30 WIB. Sementara, saat hari libur seperti Minggu dan libur
Nasional Swalayan Bersama buka sampai pukul 24.00 WIB karena pelanggan yang datang
mencapai dua kali lipatnya.
4.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi usaha yang semakin maju dan berkembang serta menciptakan lapangan kerja
baru.
a. Menyediakan produk dan layanan yang memberikan kepuasan kepada konsumen /
pelanggan .
b. Menciptakan dan memelihara komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada
konsumen.
c. Membangun Sumber Daya Manusia dan melahirkan pimpinan yang sesuai dengan
nilai-nilai perusahaan.
d. Mengurangi pengangguran yang semakin bertambah populasinya.
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Seperti kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok kerja yang baik harus memiliki struktur
organisasi yang bertujuan agar dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan
alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya
yang dimiliki organisasi. Serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan
dikomunikasikan.
Swalayan Bersama mempunyai struktur organisasi yang sederhana dimana pemilik usaha
berlaku sebagai pimpinan organisasi dan mengepalai langsung para karyawannya tanpa dibantu
oleh staf lain. Hal ini dikarenakan karena Swalayan Bersama masih dalam skop ritel yang kecil,
sehingga pemilik merasa belum perlu untuk memperkerjakan staff khusus guna membantu dia
dalam menjalankan pekerjaannya misalnya kepala toko atau kasir. Dalam struktur organisasi
Swalayan Bersama, setiap karyawan memiliki bagian yang telah ditentukan sesuai dengan
jabatan dan dibutuhkan koordinasi yang baik antara satu unit kerja dengan unit kerja yang lain.
Pemilik Usaha
Gambar 4.1 : Bagan Struktur Organisasi
Sumber : Swalayan Bersama 2014
a. Pemilik usaha
Dalam struktur organisasi sederhana ini pemilik Swalayan Bersama memiliki peran yang
sangat penting. Tugasnya yaitu :
-memiliki hak untuk mengatur dan memberi kebijakan
-membiayai dan memantau segala aktivitas swalayan
-mengelola swalayan yang juga mencakup mengelola modal dan keuangan Swalayan
Bersama
-mengawasi kinerja karyawan dan merangkap menjadi marketer
-mencari informasi dan peluang yang dapat membangun perusahaan
-bertindak sebagai kasir yang bertanggungjawab dalam melayani pelanggan secara
langsung, berperan penting dalam proses jual beli terhadap pelanggan atau proses
bayar-membayar.
b. Karyawan gudang
Tugas karyawan gudang adalah :
- memeriksa persediaan barang dagangan di gudang
- menerima barang dari supplier untuk disusun di dalam gudang
- memeriksa kebersihan dan keamanan barang yang ada
- mengeluarkan barang dari gudang untuk persediaan barang di swalayan
c. Karyawan toko (customer service) Tugas karyawan toko adalah :
- meletakkan dan menyusun stok barang dari gudang ke rak-rak yang telah disediakan
dan menempelkan label harga pada barang
- melayani konsumen dengan baik
- menjaga kebersihan swalayan agar pelanggan tetap merasa nyaman
- mengantar barang untuk barang yang delivery order misalnya seperti Aqua Galon dan Gas.
Seluruh karyawan sebelum bekerja terlebih dahulu mendapatkan training langsung dari
pemilik usaha juga karyawan-karyawan senior yang telah lebih dahulu bekerja di Swalayan
Bersama.
4.5 Penyajian Data
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dan diperoleh oleh peneliti, diperoleh
hasil yang dibagi atas dua aspek lingkungan yaitu lingkungan internal dan eksternal. Dalam
lingkungan internal terdiri dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan
operasional, dan aspek pemasaran. Dalam lingkungan eksternal terdiri dari aspek pasar, aspek
competitor atau pesaing, aspek pemasok, dan aspek pemerintah.
a. Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan terbagi atas dua yaitu biaya investasi (modal) dan biaya
operasional. Usaha Swalayan Bersama ini mengeluarkan modal awal sekitar Rp.200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) untuk modal property dan sarana juga modal kerja (barang dagangan) sebesar Rp.50.000.000. Biaya operasional yang dikeluarkan pada awal bulan pertama yaitu
sekitar Rp.3.500.000 hingga Rp 5.000.000 di akhir tahun pertama. Menurut wawancara
(terlampir) pemilik usaha tidak memiliki masalah dalam permodalan karena sumber utama
modal berasal dari tabungan pemilik usaha dan pinjaman dari Bank BRI yang memberi modal
usaha kepada pengusaha UKM (Usaha kecil Menengah), dan apabila terjadi kekurangan modal
pemilik usaha mengatasinya dengan cara melakukan peminjaman modal usaha kepada Bank BRI
namun untuk mengantisipasi hal itu terjadi selalu berusaha melakukan perencanaan pembelian
persediaan barang dengan matang sesuai dengan kondisi kas, jadi tidak terjadi penimbunan stok
yang berlebihan di gudang.
Usaha Swalayan Bersama ini memiliki catatan keuangan yang dicatat dalam sebuah buku
catatan, dimaksudkan agar lebih mudah dalam mengetahui aktivitas keuangan yang dijalankan.
Laporan keuangan ini mempengaruhi keputusan pembelanjaan yang dilakukan pemilik usaha.
b. Aspek Sumber Daya Manusia
Peran karyawan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan segala kegiatan operasional
Swalayan Bersama karena mereka melakukan interaksi langsung dengan konsumen dan
pelanggan. Pemilik usaha memiliki hubungan yang baik dengan para karyawannya, Ia selalu
berusaha memotivasi karyawannya untuk giat bekerja dan disiplin agar target-target penjualan
kerja tidak dilakukan secara khusus namun pemilik usaha selalu memuji hasil pekerjaan
karyawan yang bagus.
Aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 23.30
WIB. Karyawan-karyawan yang bekerja di Swalayan Bersama ini tinggal langsung di rumah
yang terletak di belakang swalayan ini karena mereka pada dasarnya memiliki latarbelakang
anak muda yang merantau dan sudah putus sekolah yang diberdayakan oleh Bapak Iskandar
Tarigan. Sistem kerja untuk karyawan dibagi berdasarkan shift dan makan siang yang
ditanggung oleh pemilik usaha. Swalayan Bersama juga selalu melakukan evaluasi kinerja
karyawan yang berguna untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun menurut
wawancara (terlampir), pelanggan masih mengeluhkan atas kurangnya pengetahuan karyawan
tentang produk yang dijual.
c. Aspek Operasional
Dalam menjalankan kegiatan operasional pemilik usaha secara langsung mengelola
swalayan ini dan mengontrol pekerjaan seluruh karyawan juga yang melakukan transaksi
langsung dengan supplier sehingga ia dapat memperhatikan kualitas dan mutu barang yang akan
dijualnya yang diterima dari supplier. Kualitas produk yang ditawarkan oleh Swalayan Bersama
terjamin mutunya, tidak pernah ada didapati barang tiruan atau tidak orisinil, sesuai dengan
spesifikasi aslinya. Produk-produk yang tersusun pada rak di susun berdasarkan jenisnya. Produk
berupa makanan memiliki rak dan lorong tersendiri berbeda dengan produk non makanan
misalnya sabun atau parfum guna menjaga kualitas produk itu sendiri
Pemilik usaha juga selalu mengusahakan agar barang-barang yang tersedia di Swalayan
yang up to date juga merupakan suatu strategi bersaing dimana konsumen pasti selalu berusaha mendapatkan produk terbaru yang muncul di iklan. Swalayan Bersama tidak mau kalah dengan
Indomaret dan Alfamart dalam menyediakan produk-produk terbaru untuk menarik minat
konsumen.
Dalam melakukan kegiatan operasional Swalayan Bersama berusaha melakukan yang
terbaik dalam pengelolaan usahanya serta memberikan pelayanan yang terbaik untuk
pelanggannya. Adapun kendala yang dialami oleh pemilik usaha yaitu apabila jumlah
pengunjung swalayan sangat ramai maka ia menimbulkan antrian yang cukup banyak di kasir,
namun hal itu dapat segera diatasi karena karyawan yang sudah senior dan dipercayai turut
membantu pemilik usaha yang juga selaku kasir melakukan transaksi pembayaran. Menurut
pelanggan, mereka senang datang kembali karna karyawan dan pemilik yang selalu ramah dalam
menyambut konsumen dan pelanggan yang datang. Namun, dalam wawancara (terlampir)
pelanggan dan konsumen berkomentar tentang teknologi yang masih manual pada bagian kasir
dan keamanan swalayan yang belum dilengkapi dengan kamera pengawas atau cctv. Keamanan
masih dipantau secara manual oleh karyawan dan pemilik usaha sendiri sehingga sangat
memungkinkan terjadinya pencurian atau tindakan criminal lainnya. Sebenarnya pemilik usaha
sudah memikirkan untuk menambah counter dan memperlengkapi swalayan dengan teknologi
pengamanan namun hal itu akan direalisasi ketika renovasi swalayan telah selesai.
d. Aspek Pemasaran
Dalam aspek pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran. Dalam bauran pemasaran
terdapat variabel-variabel yang merupakan inti dari pemasaran. Variabel-variabel bauran
pemasaran tersebut adalah produk, harga, tempat dan promosi.
Produk yang dijual oleh Swalayan Bersama adalah merupakan barang-barang kebutuhan
sehari-hari seperti swalayan lainnya pada umumnya, tidak hanya itu Swalayan Bersama juga
menjalin kerjasama dengan pedagang bakso, pedagang kue, dan bandrek yang diperbolehkan
berjualan di halaman depan swalayan sehingga semakin menarik minat pengunjung untuk datang
ke Swalayan Bersama.
2. Harga
Harga yang ditawarkan oleh Swalayan Bersama cukup terjangkau dan bersaing dengan
usaha swalayan/minimarket sejenis yang berada di sekitarnya. Swalayan ini juga memberikan
potongan harga khusus untuk penyediaan barang dalam partai besar. Menurut pemilik usaha
dalam wawancara (terlampir), ia berdasarkan pengamatannya harga yang ditetapkan swalayan ini
sudah berada di posisi rata-rata. Menurut konsumen dalam wawancara (terlampir), harga yang
ditetapkan oleh Swalayan Bersama ini sudah cukup bersaing dan cukup murah.
3. Tempat atau lokasi
Letak lokasi swalayan ini yang sangat potensial untuk bisnis retail karena berada di tengah
pemukiman warga dan di daerah perkotaan juga tidak sulit dikunjungi oleh pelanggan karena
terletak dekat dengan pemukiman tempat tinggal warga, berdekatan dengan sekolah Yayasan
Harapan Baru, sekolah SD Negeri, Akademi Keperawatan dan Kebidanan Mitra Husada serta
sering dilalui orang-orang karena terletak dipinggir jalan juga mudah diakses dengan alat
transportasi. Swalayan Bersama juga telah membuka cabang usaha baru dengan nama yang sama
berlokasi di Jalan Gugur Rimbun, Tanjung Anom Medan.
4. Promosi
Berdasarkan wawancara kepada pemilik usaha dan karyawan, Swalayan Bersama belum
melakukan promosi kecil-kecilan dengan cara memasang spanduk di depan swalayan dan
memberikan diskon khusus kepada konsumen yang membeli dalam jumlah yang besar seperti
untuk pengadaan barang-barang di sekolah-sekolah yang lokasinya tidak jauh dari swalayan ini.
2. Lingkungan Eksternal
a. Aspek Pasar
Menurut pemilik usaha, yang menjadi target pasar yaitu warga yang berdomisili di sekitar
swalayan dan orang-orang yang lalu lalang melintas di depan swalayan. Pemilik usaha tidak
pernah melakukan penelitian pasar secara khusus, hanya melalui pengamatan terhadap
permintaan pasar, produk apa yang paling diminati dan apa keinginan para konsumen. Menurut
pengamatan peneliti, swalayan ini semakin hari semakin ramai dikunjungi orang.
b. Aspek Kompetitor dan pesaing
Semua bisnis ritel dan tradisional merupakan pesaing oleh Swalayan Bersama, tetapi
pesaing ritel Super Swalayan yang baru saja berdiri tak jauh dari lokasi Swalayan Bersama
menjadi ancaman yang serius. Bertambahnya jumlah bisnis eceran dan maraknya kehadiran
Indomaret dan Alfamart di daerah pemukiman akan menjadi ancaman bagi Swalayan Bersama.
Setelah ada pesaing seperti Indomaret dan Alfamart, omset penjualan sedikit menurun. Untuk
menyikapi hal itu strategi yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk mempertahankan
pelanggannya yaitu dengan semakin menbangun komunikasi yang baik dengan pelanggannya,
mengingat setiap nama pelanggannya, meningkatkan kualitas pelayanan serta berusaha agar
kualitas mutu produk yang dijual di Swalayan Bersama tetap bagus.