• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Jumlah Tower Crane Yang Digunakan Pada Gedung Bertingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Jumlah Tower Crane Yang Digunakan Pada Gedung Bertingkat"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINJAUAN JUMLAH TOWER CRANE YANG DIGUNAKAN

PADA GEDUNG BERTINGKAT

ABRAHAM STEVEN BONAY NIM : 1.30.06.007

PEMBIMBING : Y. DJOKO SETIYARTO, ST., MT.

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

AGUSTUS 2011

ABSTRAK

Pada suatu pekerjaan proyek konstruksi gedung bertingkat penggunaaan tower crane sangatlah membantu dalam penyelesaian pekerjaan. Tower crane juga memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan pekerjaan. Berdasarkan pertimbangan penggunaan tower crane sebagaimana disebutkan maka pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan bagaimana cara pemilihan dan penentuan tower crane yang tepat untuk tingkat produktifitas suatu daerah konstruksi dan jumlah tower crane yang mungkin di gunakan agar proyek dapat berjalan sesuai dengan time schedule pada konstruksi gedung bertingkat.

Study kasus dilakukan dengan cara mengamati kinerja tower crane di lapangan. Proyek yang ditinjau adalah proyek pembangunan TRANS & IBIS HOTEL BANDUNG di Jalan Gatot Subroto No. 289 Bandung, Jawa Barat Indonesia. Pengamatan di lakukan terhadap 1 tower crane dan 4 buah tower crane. Pengamatan yang dilakukan mengenai perhitungan produktivitas tower crane dalam sehari, baik 1 buah tower crane maupun 4 buah tower crane. Dari hasil pengamatan maka dapat diketahui produktifitas yang efektif pada penggunaan tower crane serta biaya sewa yang di keluarkan.

Kesimpulan dari hasil pengamatan adalah penggunaan tower crane sangat diperlukan pada pembanguan gedung bertingkat. Penggunaan 4 buah tower crane

(2)

ii

REVIEW OF TOWER CRANE IS USED IN MULTI-STORY

BUILDING

ABRAHAM STEVEN BONAY NIM : 1.30.06.007

ADVISOR : Y. DJOKO. SETIYARTO, ST., MT.

INDONESIAN COMPUTER UNIVERSITY

ENGINEERING AND COMPUTER SCIENCE FACULTY DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING

BANDUNG AUGUST 2011

ABSTRACT

At a high rise building construction project work the use of tower cranes are very helpful in the completion of the work. Tower cranes also plays an important matter of speed and acceleration work. Based on consideration of the use of tower cranes as defined in this skipsi the author tries to explain how the selection and determination of tower cranes are appropriate to the level of productivity of a construction area and the number of tower cranes that may be used so that projects can be run in accordance with the time schedule on the construction of buildings.

Case study carried out by observing the performance of tower cranes in the field. The project is a project which reviewed the development TRANS & IBIS HOTEL BANDUNG at Jalan Gatot Subroto No. 289 Bandung, West Java, Indonesia. The observation is done against a tower crane tower crane and 4 pieces. The observations made about the calculation of productivity of tower cranes in a day, either 1 piece or 4 pieces of tower cranes tower cranes. From the observation it is known that effective productivity in the use of tower cranes as well as the rental fee is issued.

(3)

1-1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi. Crane yang lebih besar kemudian berkembang, pada abad pertengahan crane diperkenalkan untuk bongkar muat kapal dan untuk membantu konstruksi seperti membangun menara

batu dan lainnya. Crane yang pertama dibangun dari kayu, tapi kemudian berkembang dan di buat dari besi dan baja pada masa revolusi industri.

Selama berabad-abad pergerakan crane dengan bantuan kekuatan manusia dan hewan, seperti keledai digunakan untuk mengangkat beban dan memindahkan

beban. Kekuatan mesin pertama kali dikenalkan pada abad 18 atau 19 dengan

daya yang disediakan mesin uap. Untuk crane modern menggunakan daya listrik dan sistem hidrolik untuk memberikan kemampuan mengangkat jauh lebih besar

(4)

1-2

Tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang

ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane

sering digunakan sebagai alat bantu untuk pemindahan material secara vertikal

dan horisontal. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu

penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi.

Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan

bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja,

unit-unit elektrikal dan mekanikal. Dalam penggunaan tower crane untuk banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan tinjauan ke lapangan untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane.

Pada suatu pekerjaan proyek konstruksi gedung bertingkat (high rise building) penggunaaan tower crane sangatlah membantu dalam penyelesaiaan pekerjaan. Tower crane juga memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan pekerjaan. Berdasarkan pertimbangan penggunaan tower crane

sebagaimana disebutkan maka pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan

(5)

digunakan agar proyek dapat berjalan sesuai dengan time schedule pada konstruksi gedung bertingkat (high rise building).

Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan akan ditinjau optimasi jumlah yang dapat membantu

kontraktor untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane pada proyek bangunan bertingkat. Perkiraan waktu penggunaan tower crane

mencakup waktu untuk gerakan vertikal (hoist), berputar (swing) dan horisontal (trolley) dapat dihitung secara matematis untuk setiap jenis pekerjaan tower crane, dengan memperhitungkan faktor kondisi pekerjaan dan kondisi manajemen.

Dari penjelasan diatas penulis menjadi tertarik kepada pembahasan

mengenai TINJAUAN JUMLAH TOWER CRANE YANG DIGUNAKAN

PADA GEDUNG BERTINGKAT.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk :

1. Menghitung produktivitas sebuah tower crane dan berikutnya, apabila digunakan dalam jumlah banyak.

2. Tinjauan jumlah tower crane serta pengaruhnya terhadap percepatan pengerjaan suatu proyek, serta time schedulenya.

1.3 Pemasalahan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengindentifikasi masalah yang akan dibahas

(6)

1-4

1. Bagaimana menentukan jumlah tower crane yang optimum pada suatu proyek gedung bertingkat (high rise building).

2. Bagaimana menentukan tingkat produktivitas suatu tower crane

1.4 Lingkup Penulisan

Agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas, penulis memberikan batasannya

yaitu :

 Peninjauan pekerjaan logistik atau material dalam optimasi. (pada

basement 3)

1.5 Metode Penulisan

Adapun metode dan sistemastika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan kerangka pemikiran yang melandasi seluruh penulisan skripsi

ini, yang berisikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, permasalahan,

ruang lingkup, metode penulisan, dan manfaat dari penulisaan skripsi itu

sendiri.

Bab II Studi Pustaka

Menjelaskan mengenai pengertian, prinsip kerja, penggunaan tower crane

pada gedung bertingkat, tipe - tipe tower crane, penjelasan mengenai bagian-bagian tower crane, pemasangan tower crane, pembongkaran

(7)

Bab III Studi lapangan

Menjelaskan mengenai jenis tower crane yang digunakan, produktivitas

tower crane terhadap pekerjaan yang diselesaikan, jumlah dari tower crane

yang digunakan berkaitan dengan maanfaat serta kerugiannya.

Bab IV Studi Kasus

Memberikan solusi permasalahan optimasi jumlah tower crane pada proyek tertentu. Proyek yang ditinjau adalah proyek pembangunan

TRANS & IBIS HOTEL BANDUNG di Jalan Gatot Subroto No. 289

Bandung, Jawa Barat Indonesia.

Bab V Kesimpulan

Berisikan kesimpulan dan saran mengenai penulisan skripsi ini.

Untuk bagan penulisan kerangka pemikiran dapat di lihat pada gambar 1.1.

1.6 Manfaat Penulisan

Penulis skripsi ini diharapkan agar dapat bermanfaat kususnya bagi kalangan

Teknik sipil dan pada umumnya bagi masyarakat bebas, supaya dapat menjadi

bahan pertimbangan.

Selain itu pula, penulisan dari skripsi ini diharapkan agar bermanfaat bagi

(8)

1-6

(9)

2-1

STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung)

Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya

apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan

dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh

berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek,

(10)

2-2

pelaksanaan konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan

pengecoran, pengangkatan bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu

bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan

yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan. Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat

berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup

lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang

ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara

otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses

bongkar muatan. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.

(11)

dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch :

Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan

tidak terjadinya overload.

Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating

ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi

secara dini bila terjadi kondisi overload.

2.2 Tipe - Tipe Tower Crane (http://sanggapramana.wordpress.com/tower-crane/)

Tipe crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu :

1. Crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane). 2. Crane di atas rel (rial mounted crane).

3. Crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada

gerakan horisontal, berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir

semua fasilitas transport memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau secara

vertikal dapat dilakukan.

2.3 Bagian - Bagian Tower Crane (http://sanggapramana.wordpress.com/tower-crane/)

(12)

2-4

Gambar 2.1 Detail Tower Crane

(Sumber : http://sanggapramana.wordpress.com)

1. Jib atau Boom

Merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara horisontal sebesar 360 ° atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja

(sling). Jib, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standard

maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadap beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.

Gambar 2.2 Jib Section

(13)

2. Counter Jib Dan Couter Weight

Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap jib yang terpasang. Caunter weight berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower crane.

Gambar 2.3 Counter Jib Dan Counter Weight

(sumber : en.jnhytj.com)

3. Hoist, Trolley Dan Sling

Hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal. Sedangkan trolley adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut

tower crane arah horisontal. Lalu sling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian sling bisa berubah – ubah diameternya atau dapat di tambahkan (double – sling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.

4. Cabin (joint pin)

(14)

2-6

Gambar 2.4 Cabin (joint pin)

(Sumber : www.ilmusipil.com)

5. Mast section

Mast section adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana pemasangan tiap – tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut kearah vertikal.

Gambar 2.5 Mast Section

(sumber : http://en.jnhytj.com)

6. Base section dan Fine Angel

(15)

Gambar 2.6 Pondasi dan Fine Angel Tower Crane

(sumber : http://en.jnhytj.com)

7. Slewing Mechanism

Slewing mechanism adalah bagian yang bertugas untuk memutar tower crane.

Gambar 2.7 Slewing Mechanism

(sumber : http://en.jnhytj.com)

8. Tower Top

Tower top adalah bagian puncak dari tower crane.

Gambar 2.8 Tower Top

(16)

2-8

9. Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman (collar frame atau anchoragesframe). Setelah ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan. Sabuk pengaman di pasang

pada setiap 20 meter antara satu section dengan section yang lain.

Gambar 2.9 Sabuk Pengaman

(Sumber : www.ilmusipil.com)

2.4 Cara Pemasangan Tower Crane (Sumber : www.ilmusipil.com)&(Sumber : http://sanggapramana.wordpress.com)

Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:

1. pemasangan fine angle dan base section

(17)

sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower crane yang akan digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi. Kemudian dilakukan pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.

Gambar 2.10Fondasi Tower Crane Sebelum Di Cor

( Sumber : cosmocranes.com.au )

Gambar 2.11 Fixing Angle

( Sumber : ecplaza.net )

Gambar 2.12 Base Section Tower Crane

(18)

2-10

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk

menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan

rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’ dengan

pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian

menara (tower) penopang tower crane tersebut.

2. Pemasangan mast section

Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada base section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free

standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane menggunakan proses

self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di

tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

3. Pemasangan climbing frame crane

Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame crane akan mengangkat

slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section

(19)

mast section. Kedua proses tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.

Gambar 2.13 Penambahan Mast Section

( Sumber : http://www.construction-machine.org/ )

Gambar 2.14 Detail Penambahan Mast Section

(Sumber : www.ilmusipil.com)

4. Pemasangan joint pin

Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane

melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.

5. Pemasangan jib dan counter jib

(20)

2-12

Gambar 2.15 Pemasangan Jib

( Sumber : http://www.construction-machine.org/ )

6. Pemasangan counter weight

Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan counter weight. Berikut adalah detail gambar pengerjaan pemasangan tower crane :

Gambar 2.16 Detail Pemasangan Tower Crane

(sumber : www.ilmusipil.com)

Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat

tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan

(21)

crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.

2.5 Cara Pembongkaran Tower Crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan

section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan

slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi

(22)

2-14

Gambar 2.17 Detail Pembongkaran Tower Crane

(Sumber: www.ilmusipil.com)

2.6 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Tower Crane (http://www.senyawa.com/2010/03/alat-pengangkat-crane.html)

1. Kriterian pemilihan Tower Crane

pemilihan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material didasarkan pada kondisi lapangan dari pengerjaan konstruksi, ketinggian

yang tidak dijangkau oleh alat lain. Dan tidak dibutuhkannya pergerakan

alat. Pemilihan jenis tower crane yang akan dipakai harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk struktur bangunan, kemudahan

operasional baik pada saat pemasangan maupun pada saat pembongkaran.

Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum

alat, perakitan alat diproyek, berat alat yang harus ditahan oleh

strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas area yang harus dijangkau

alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.

2. Kapasitas Tower Crane

(23)

melebihi kapasitasnya maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat

material yang diangkut sebaiknya sebagai berikut :

 Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat

 Untuk mesin beroda bankaret adalah 85% dari kapasitas alat

(24)

3-1

BAB 3

STUDI LAPANGAN

Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan

Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam

pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. Salah

satunya adalah perencanaan penggunaan alat konstruksi yang tepat agar dapat

menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam pemilihan alat

(25)

serta cara pengoperasiannya dan dapat memperkirakan produktivitas dan efisiensi

kerja alat.

Salah satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat

adalah tower crane. Alat ini digunakan sebagai alat pemindah material (material handling equiptment) dari suatu tempat ke tempat yang lain secara vertikal maupun horisontal. Tower crane banyak digunakan karena ketinggian tower crane

dapat disesuaikan dengan tinggi bangunan dan juga memiliki jarak jangkauan

yang luas.

Masalah yang sering dihadapai kontraktor dalam pemakaian tower crane

adalah biaya pengoperasiaan yang cukup mahal (biaya sewa dan operasional), dan

efektifitas penggunaan tower crane terhadap jadwal proyek. Hal ini menyebabkan terjadinya pemborosan biaya pada penggunaan tower crane, maka diperlukan suatu perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan tower crane

dimana perhitungan tersebut dapat membantu kontraktor untuk memperkirakan

produktivitas dari tower crane tersebut.

Dalam suatu konstruksi bangunan bertingkat (high rise building)

penentuan dan pemilihan tower crane sangatlah berpengaruh terhadap kecepatan dan percepatan pekerjaan konstruksi nantinya. Dimana hal tersebut berpengaruh

(26)

3-3

Untuk itu disini penulis mencoba menjabarkan beberapa hal yang sangat

berpengaruh terhadap penentuan dan pemilihan tower crane yang tepat, produktivitas dari tower crane dan manfaaat serta kerugian dari penggunaan tower crane yang lebih dari satu.

Maka penulis melakukan studi lapangan. Berdasarkan studi lapangan ini

penulis bermaksud untuk menghitung produktivitas sebuah tower crane dan berikutnya dalam jumlah lebih dari satu tower crane. Studi lapangan untuk menganalisis produktivitas tower crane terhadap pekerjaan logistik atau material, Hasil dari analisis penggunaan tower crane tersebut dapat berpengaruh terhadap efektifitas penggunaan tower crane di lapangan.

3.1 Penentuan Dan Pemilihan Tower Crane

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tower crane antara lain :

1. Spesifikasi Alat : berisi data-data spesifikasi alat yang dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi alat tower crane tersebut seperti ketinggian tower crane, dan letak beban maksimum pada jangkauan jib.

2. Kondisi Proyek : merupakan gambaran umum dari proyek yang dikerjakan seperti luas area proyek, ketinggian bangunan, dan jam

pekerjaan perhari.

(27)

4. Kemudahan Pelaksanaan : pemasangan dan pembongkaran

tower crane tidak boleh mengganggu struktur bangunan yang ada di sekitar peroyek ataupun struktur bangunan yang akan dibangun.

3.2 Produktivitas Tower Crane Imam Soeharto. (1997)

Dengan mengacuh pada prinsip kerja dari tower crane dan pemilihan serta penentuan tower crane yang tepat maka kita dapat menghitung produktivitas sebuah tower crane. Secara umum produktivitas adalah produk/hasil kerja dibagi satuan kerja sumber daya manusia/alat.

Dimana :

 h = Jumlah jam kerja TC yang sesungguhnya digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu

 H = Jumlah jam kerja TC yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

indentik pada kondisi standar

pada proyek konstruksi produktivitas alat adalah hasil kerja dari sebuah

alat persatuan waktu. Satuan produktivitas tower crane sangat dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu tempuh yang diperlukan tower crane

untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan perputaran (swing). Di mana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap pekerjaan yaitu : mengikat material, mengangkat,

memutar, menurunkan dan melepas material sampai kembali lagi menuju lokasi

persediaan material.

Maka indeks produktivitas = ℎ

(28)

3-5

Waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel

(variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki

waktu tetap yang berbeda misalnya : waktu untuk mengikat tulangan berbeda

dengan waktu untuk mengikat bekisting. Waktu variabel bergantung pada jarak

tempuh vertikal tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut

putar, dan waktu tempuh horisontal tergantung pada jarak titik tujuan dan sumber

material. Waktu tersebut dikategorikan dalam jarak tempuh Jarak Tempuh :

1. Jarak Tempuh Vertikal : Jarak tempuh vertikal tower crane adalah jarak adalah jarak total yang ditempuh oleh hoist secara vertikal. Jarak tempuh vertikal meliputi jarak tempuh vertikal angkat dan jarak tempuh vertikal

kembali. Jarak tempuh vertikal angkat untuk pengecoran, tulangan,

bekisting berbeda dengan jarak tempuh vertikal untuk pengangkatan

material.

2. Jarak Tempuh Rotasi : Jarak tempuh rotasi berupa sudut rotasi. Sudut rotasi adalah sudut yang terbentuk antar sumber ke tower crane ke tujuan. Jarak tempuh rotasi meliputi jarak tempuh rotasi angkat ketempat tujuan

material dan jarak tempuh rotasi kembali ke sumber material.

3. Jarak Tempuh Horisontal : Jarak tempuh horisontal tower crane adalah jarak total yang ditempuh oleh trolley secara horisontal. Jarak tempuh horisontal meliputi jarak tempuh horisontal angkat dan jarak tempuh

horisontal kembali

Berdasarkan pada batasan masalah dibab pertama, maka penulis hanya akan

(29)

3.3 Produktivitas Pada Pekerjaan Pemindahan Material Varma, (1979)

Marerial yang diangkut seperti scafolding, multipex, besi beton,beton precast,

pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal dan mekanikal . Data – data

yang diperlukan untuk menentukan produktivitas tower crane pada pemindahan material :

 Berat material yang dipindahkan

 Waktu siklus untuk pemindahan material

Produktivitas material (Pmat), berat material yang di pindahkan (Bmat), jumlah

siklus pekerjaan perjam (n). Maka hubungan antara produktivitas material dan

berat material adalah :

3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengharui Produktivitas

Produktivitas alat tower crane dipengaruhi oleh kondisi alat, kondisi lapangan, menajemen proyek dan dan kemampuan operator.

1. Kondisi Alat : Umur ekonomis alat sangat mempengaruhi produktivitas dari tower crane. Alat tower crane yang telah melebihi umur ekonomisnya pada umumnya produktivitasnya lebih rendah jika

di bandingkan dengan alat tower crane yang belum melebihi umur ekonomisnya. Untuk menjaga agar alat tower crane tetap pada kondisi baik maka perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik yaitu sebulan

sekali.

(30)

3-7

2. Kondisi Lapangan : Kondisi lapangan suatu proyek konstruksi sangat mempengaruhi produktivitas alat tower crane. Kondisi lapangan yang penuh dengan hambatan akan menyebabkan produktivitas tower crane

menurun. Berikut adalah faktor kondisi lapangan antara lain :

a. Kondisi lokasi sekitar proyek, misalnya dengan adanya sumber tegangan tinggi atau bangunan tinggi disekitar proyek

dapat membatasi ruang gerak dari tower crane yang dapat menyebabkan produktivitasnya menurun.

b. Kondisi cuaca, Seperti ketika hujan penglihatan operator akan terganggu sehingga operator cenderung untuk berhati-hati dalam

pengoperasian tower crane, angin juga sangat berpengaruh pada aktifitas tower crane apabila kecepatan anginnya tinggi dan hujan deras maka tower crane harus berhenti beroperasi hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat tower crane

seperti alat tower crane terguling ataupun kejatuhan material.

c. Jenis material yang diangkat, Material yang memiliki ukuran Yang panjang dan besar akan memperlambat kecepatan dari

tower crane.

(31)

a. Pemeliharaan Alat (Maintenance)

` Untuk mengontrol dan menjaga kondisi alat tower crane

perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik oleh teknisi. Hal

hal yang harus diperiksa pada alat tower crane adalah minyak pelumas mesin tower crane, jika kurag harus segera di tambahkan, debu-debu yang menempel pada mekanisme

pengereman harus dibersikan, kabel-kabel elektrik, jika rusak

harus segera diganti.

b. Tata Letak Tower Crane

Secara umum tujuan utama dari penentuan tata letak tower crane adalah untuk mendapat susunan yang paling efektif. Penyusunan tata letak tower crane yang baik akan memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja dan peralatan

(site layout) yang paling ekonomis untuk dilaksanakan.

Disamping itu juga harus tetap menjamin keamanan dan

kenyamanan kerja dari para pekerja sehingga prestasi kerja

dapat meningkat. Dalam penentuan tata laksana tower crane ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain :

Tower crane harus menjangkau seluruh area bangunan

yang di kerjakan.

 Pada lokasi penempatan tower crane minimal harus ada

lahan bebas selebar 10 meter (clearence area) untuk

kepentingan pemasangan dan pembongkaran

(32)

3-9

Tower crane tidak boleh diletakan di atas fasilitas lain,

seperti septic tank, poer, dan tandon.

Gambar 3.2 Denah penempatan tower crane

Gambar 3.3 Foto tower crane di lapangan

c. Penempatan Material, Akses menuju material diusahakan mudah terjangkau oleh tower crane

d. Rencana Kerja, Seperti perencanaan layout, pengawasan dan pemeliharaan tower crane, adanya komunikasi yang jelas antara operator dan perencanaan schedule proyek pekerja dilapangan

yang membantu pemasangan dan pembongkaran material.

(33)

dalam mengoperasikan serta mengenal mekanisme kerja tower crane. Pemilihan operator tower crane, harus dipilih operator yang sudah memiliki SIO (surat ijin operator). Operator yang memiliki SIO

kemampunnya lebih terbukti.

Dalam pengoperasian tower crane operator sebaiknya tidak boleh merokok, makan dan membaca, operator tower crane dituntut bekerja dengan penuh konsentrasi. Sebelum pengoperasian mesin

tower crane harus diperiksa oleh operator, untuk itu diperlukan operator yang berkemampuan untuk menangani tower crane agar dapat dioperasikan dengan baik. Letak tower crane harus direncanakan oleh engineer dengan baik dengan mempertimbangkan

kenyamanan dan keselamatan para pekerja.

Proses pemindahan material menggunakan tower crane

membutuhkan perhartian yang besar. Selain karena alat tersebut cukup

besar jangkauan penglihatan operator juga kadangkala terbatas, maka

dari itu seorang operator saja tidak cukup, butuh bantuan orang lain.

Dari penjabaran-penjabaran di atas penulis dapat memberikan beberapa

manfaat dari pemilihan tower crane yang tepat beserta kerugian dari penggunaan tower crane apabila perencanaan pemilihan, pemasangan tower crane kurang tepat dan cermat.

3.5 Manfaat Dari Tower Crane

Dengan melakukan perencanaan perhitungan awal yang tepat dan cermat dalam

(34)

3-11

letak dari tower crane serta kondisi lapangannya. Hal ini membuat kontaktor memiliki nilai lebih dalam hal time schedule dimana produktivitas pekerjaan pengangkatan akan lebih baik, kontaktor bisa memperkirakan waktu penggunaan

tower crane dan penghematan biaya operasional dan sewa tower crane, seperti yang kita ketahui bersama biaya operasional dan sewa dari tower crane ini sangatlah mahal.

3.6 Kerugian Dari Tower Crane

Kerugian pemilihan tower crane ini lebih kepada kesalahan kontraktor dalam menganalisa dan mengkaji pemasangan tower crane baik sebuah maupun lebih. Sebagai contoh kesalahan menganalisa produktivitas yang efektif, sehingga

penyewaan lebih lama dan tentunya akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

Kerugian lain yang mempengaruhi adalah kurang strategisnya tata letak tower crane, kondisi lapangan yang sulit untuk pengoperasian tower crane sehingga menyebabkan produktivitas kerja tower crane menurun.

3.7 Percepatan Terhadap Jadwal

Parcepatan jadwal pekerjaan akan tercapai apabila dalam pelaksanaan sesuai

dengan rencana dan tidak terganggu oleh faktor lain yang akan menghambat

(35)

4-1

STUDI KASUS

4.1 Kapasitas Momen Tower Crane

Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan tower crane disesuaikan dengan yang terdapat di lapangan. Yaitu

tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-intower crane).

Berdasarkan tower crane di lapangan maka tower crane yang diamati ada dua jenis tower crane yaitu adalah 2 tower crane PotainMC 235 B10 dan 2 tower crane Potain FO 23 B . Untuk penjelasan mengenai kedua jenis tower crane

tersebut penulis hanya akan menjelaskan tentang tower crane FO 23 B karena kelengkapan data, tetapi pada dasarnya sama saja antara tower crane FO 23 B dan

tower crane MC 235 B10. Berikut adalah penjelasan mengenai tower crane potain FO 23 B: (berdasarkan dari perusahaan penyewaan)

1. Dibuat oleh : SENYANG

2. Tahun pembuatan : th. 1993 di cina

(36)

4-2

4. Gambar konstruksi no. : terlampir

5. Sertifikat bahan no : besi baja

6. Untuk mengangkut : penumpang /barang/ penumpang dan barang

7. Kapasitas angkut : radius 60 meter atau 2800 kg

8. Kecepatan angkat : 88 meter menit (tanpa beban)

9. Tinggi angkut : ± 48 meter

10.Jenis motor penggerak : motor yang digunakan jenis arus AC

11.Kekuatan motor penggerak : 380V, 50Hz, 75KVA/200KVA

12.Alat-alat pengaman / perlengkapan : struktur besi, seling, kabel-kabel

13.Lain-lain : dipakai diproyek trans/ ibis hotel bandung

Untuk menghitung produktivitas tower crane yang perlu diperhatikan adalah kapasitas angkut, untuk kapasitas angkut tower crane FO 23 B ini Tidak bisa diambil angka yg ditetapkan oleh perusahaan yang menyewakan tower crane

dikarenakan ada faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor usia alat. pada

pelaksanaannya spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan penyewaan tower crane harus dilakukan pemeriksaan pemakaian alat terlebih dahulu. Maka dilakukan berita acara pemeriksaan. Berdasarkan berita acara pemeriksaan

dihasilkan data-data sebagai berikut :

1. Pemilik alat : PT. Berkat putra pratama

2. No inv./serial no. : CK932255G

3. Merk : potain

4. Tipe : FO 23 B

5. Kapasitas : 60 meter atau 2300 kg

(37)

Untuk keterangan gambar dan spesifikasi dari tower crane yang diamati agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran yang disertakan.

Dengan hasil tes sebagai berikut :

Metode (kapasitas momen):

1. Menggunakan besi berdiameter 32 mm panjang 12 meter banyaknya 27

batang, beratnya 2 ton lengan 60 meter. Hasil tes lengan 60 meter kapasitas

2,1 ton. Kesimpulan radius lengan 60 meter max beban angkatan 2,1 ton lebih

dari 2,1 ton alaram bunyi dan tower crane mati atau tidak bekerja. Kapasitas momen : 2,1 ton x 60 meter = 126 t.m.

2. Besi dengan diameter 32 mm banyaknya 54 batang, berat 4,2 ton lengan 29

meter. Hasil test lengan 29 meter, kapasitas 4.2 ton. Kesimpulan radius

lengan 29 meter max beban angkatan 4.2 ton tebih dari 4.2 ton alaram bunyi

dan tower crane mati atau tidak bekerja. Kapasitas momen : 4,2 ton x 29 meter = 121,8 t.m.

Untuk menjaga tower crane tetap hidup, maka diasumsikan dengan mengambil nilai minimal dari kapasitas angkut tower crane yaitu 2 ton untuk setiap pekerjaan pengangkutan dengan jarak kurang dari 60 meter.

4.2 Menghitung Waktu Produktivitas Tower Crane

Pada perhitungan pekerjaan produktivitas tower crane yang diamati adalah tower crane MC 235 B10. Pekerjaan pengangkatan yang akan dihitung adalah sebagai berikut : pekerjaan pengangkatan besi, pekerjaan pengangkatan bekisting dan

(38)

4-4

1. Pengangkatan Besi Untuk Tulangan

Besi yang dimaksud antara lain : besi tulangan kolom, besi tulangan balok dan

besi tulangan lantai. Untuk perhitungan waktu pemindahan dan volume

pengangkatan sebagai berikut :

a. Waktu Yang Diperlukan Untuk Mengangkat Tulangan Kolom

Waktu yang dibutuhkan untuk pengangkatan besi dari lokasi pabrikasi ke

lantai kerja adalah Untuk pekerjaan yang efektif, Berikut detail pekerjaan

untuk tulangan kolom. Untuk pemindahan yang efektif disini adalah,

tulangan kolom yang sudah dirangkai dan diangkut dari pabrikasi langsung

dipasangkan pada lokasinya, waktu rata-rata yg dibutuhkan adalah 12

menit 50 detik dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rincian waktu pengangkatan tulangan kolom dengan crane

Detail Pekerjaaan Waktu Pelaksanaan

Persiapan pengangkatan tulangan kolom

45 detik

Pengangkatan tulangan kolom 5 detik Pemindahan material tulangan kolom 30 detik

Penurunan tulangan kolom 5 detik

Menyetel tulangan kolom yang akan dipasang

10 menit 5 detik

Melepas tulangan kolom yang telah dipasang

55 detik

(39)

Pekerjaan angkut tower crane menjadi tidak efektif dalam sehari apabila, sebagai berikut :

Tabel 4.2 Detail pekerjaan penggunaan tower crane yang tidak efektif

Detail Pekerjaan Waktu

Operator mengangkut Sarapan (cemilan, minum) untuk operator sendiri

30 menit

persiapan pengangkatan yang kurang (tower crane menunggu)

30 menit

Fleksibilitas pengaturan 30 menit

Istirahat 1 jam

Cuaca (hujan dan angin) Tergantung kondisi di asumsikan 30 menit

Total 2 jam 50 menit

Berdasarkan pada data laporan pengoperasian alat tower crane digunakan untuk pengangkatan material diluar pengecoran malam adalah 9 jam kerja dimulai

dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Jadi, setelah di potong waktu tidak efektif

yaitu 2 jam 50 menit maka total jam kerja yang sesungguhnya dalam sehari

adalah 6 jam 10 menit.

Jam kerja adalah 6 � 10 �

9 � 00 � x100 % = 66.67 % efektivitas pemakaian

tower crane dalam sehari.

(40)

4-6

pemasangan tulangan kolom yang dilakukan oleh tower crane (aktual) berdasarkan hasil pengamatan di lapangan adalah sebagai berikut :

Waktu rata - rata yang di butuhkan untuk memasang 1 tulangan kolom

sampai selesai adalah : 12 menit 50 detik.

Dalam 1 jam , 60 �

12 � 50 � = 4,8 ≈ 5 kali pengangkatan dan pemasangan.

Untuk efektivitasnya : 5 kali pengangkatan x 66,67 % = 3,3 ≈ 4 kali

pengangkatan dan pemasangan.

Gambar 4.1 Pengangkatan kolom Gambar 4.2 Penyetelan tulangan basement 3 kolom basement 3

b. Waktu Yang Diperlukan Untuk Mengangkat Tulangan Balok

Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat tulangan – tulangan balok dari ruang

penyimpanan marerial ke lantai kerja dengan rata – rata waktu yang diperlukan

(41)

Tabel 4.3 Rincian waktu pengangkatan tulangan balok dengan crane

Detail pekerjaaan Waktu pelaksanaan

Persiapan pengangkatan tulangan balok 1 menit 10 detik Pengangkatan tulangan balok 50 detik

Pemindahan material tulangan balok 30 detik

Penurunan tulangan balok 50 detik

Melepas tulangan balok pada lokasi yang di tentukan

1 menit 10 detik

Total 4 menit 30 detik

c. Waktu Yang Diperlukan Untuk Mengangkat Besi Sengkang Untuk Balok

Waktu yang diperlukan untuk mengangkat Besi sengkang untuk balok dari

pabrikasi ke lantai kerja, Dengan rata –rata waktu berdasarkan perhitungan di

lapangan adalah : 2 menit 30 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4. Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat tulangan kolom dan besi sengkangnya adalah 7 menit.

Dalam 1 jam , 60 �

7 � = 8,6 ≈ 9 kali pengangkatan.

Untuk efektivitasnya : 9 kali pengangkatan x 66,67 % = 6 kali pengangkatan

Maka untuk tulangan balok dalam sehari tower crane hanya mengangkut 5 sampai 6 kali pengangkatan. hal ini dikarenakan faktor – faktor lain

(pengoperasian tower crane yang tidak efektif).

(42)

4-8

Tabel 4.4 Rincian waktu pengangkatan besi sengkang dengan crane

Detail pekerjaaan Waktu pelaksanaan

Persiapan pengangkatan besi sengkang 45 detik Pengangkatan besi sengkang 20detik

Pemindahan besi sengkang 20 detik

Penurunan penurunan besi sengkang 20 detik Melepas besi sengkang pada lokasi

yang di tentukan

45 detik

Total 2 menit 30 detik

d. Waktu Yang Diperlukan Untuk Mengangkat Tulangan Lantai

Untuk pekerjaan pengangkatan tulangan untuk lantai dari ruang penyimpanan ke

lantai kerja, dengan asumsi waktu rata-rata berdasarkan perhitungan di lapangan,

waktu yang diperlukan adalah 7 menit.

Tabel 4.5 Rincian waktu pengangkatan perkerjaan lantai dengan crane

Detail pekerjaaan Waktu pelaksanaan

Persiapan pengangkatan tulangan 2 menit

Pengangkatan tulangan 1 menit

Pemindahan material tulangan 1 menit

Penurunan tulangan kolom 1menit

Melepas tulangan kolom pada lokasi yang di tentukan

2 menit

Total 7 menit

Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat tulangan kolom

dan besi sengkangnya adalah 7 menit.

Dalam 1 jam , 60 �

(43)

Untuk efektivitasnya : 9 kali pengangkatan x 66,67 % = 6 kali pengangkatan

Gambar 4.3 Pengangkatan tulangan balok dan besi sengkang balok

2. Untuk Pekerjaan Pengangkatan Dan Pemasangan Bekisting

Untuk pekerjaan bekisting sendiri dibagi menjadi beberapa pekerjaan diantaranya

: pengangkatan bekisting kolom, pengangkatan bekisting kepala kolom dan

pengangkatan bekisting balok.

a. Waktu yang diperlukan untuk mengangkat bekisting kolom

waktu yang diperlukan adalah 6 menit, untuk mengangkat, memindahkan dan

memasang bekisting kolom, pada kolom yang akan dicor. Untuk detail

pekerjaannya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat bekisting kolom

kolom adalah 6 menit. Dalam 1 jam , 60 �

6 � = 10 kali pengangkatan. Untuk

(44)

4-10

Tabel 4.6 Rincian waktu pengangkatan bekisting kolom dengan crane

Detail Pekerjaaan Waktu Pelaksanaan

Persiapan pengangkatan bekisting kolom

1 menit

Pengangkatan bekisting kolom 20 detik Pemindahan bekisting kolom 20 detik

Penurunan bekisting kolom 20 detik

Menyetel bekisting kolom yang akan dipasang

3 menit

Melepas bekisting kolom yang telah dipasang

1 menit

Total 6 menit

Gambar 4.4 Pengangkatan dan penurunan bekisting kolom basement 3

(45)

b. Waktu yang diperlukan untuk mengangkat bekisting kepala kolom

waktu yang diperlukan adalah 5 menit, untuk mengangkat, memindahkan dan

memasang bekisting kepala kolom, pada kolom yang akan di cor. Untuk detail

pekerjaannya dapat dilihat pada tabel 4.7.

Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat bekisting kolom

kolom adalah 5 menit.

Dalam 1 jam , 60 �

5 � = 12 kali pengangkatan. Untuk efektivitasnya : 12 kali

pengangkatan x 66,67 % = 8 kali pengangkatan

Tabel 4.7 Rincian waktu pengangkatan bekisting kepala kolom dengan crane

Detail Pekerjaaan Waktu Pelaksanaan

Persiapan pengangkatan bekisting kepala kolom

1 menit

Pengangkatan bekisting kepala kolom 20 detik Pemindahan bekisting kepala kolom 10 detik Penurunan bekisting kepala kolom 20 detik Menyetel bekisting kepala kolom yang

akan dipasang

2 menit 10 detik

Melepas bekisting kepala kolom yang telah dipasang

1 menit

Total 5 menit

(46)

4-12

c. Waktu yang diperlukan untuk mengangkat papan bekisting balok

waktu yang diperlukan adalah 5 menit, untuk mengangkat, memindahkan dan

memasang bekisting kepala kolom, pada kolom yang akan dicor. Berikut adalah

detail pekerjaannya :

Tabel 4.8Rincian waktu pengangkatan bekisting balok dengan crane

Detail pekerjaaan Waktu pelaksanaan

Persiapan pengangkatan papan bekisting balok

1 menit 15 detik

Pengangkatan papan bekisting balok 55 detik Pemindahan material papan bekisting

balok

30 detik

Penurunan papan bekisting balok 55 detik Melepas papan bekisting balok pada

lokasi yang di tentukan

1 menit 15 detik

Total 5 menit

Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat bekisting kolom

adalah 5 menit.

Dalam 1 jam , 60 �

5 � = 12 kali pengangkatan.

Untuk efektivitasnya : 12 kali pengangkatan x 66,67 % = 8 kali pengangkatan

3. Untuk pekerjaan pengangkatan scaffolding

(47)

dibutuhkan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengangkat scaffolding

adalah 5 menit. Berikut adalah rincian waktu pengangkutan scaffolding :

Tabel 4.9 Rincian waktu pengangkatan scaffolding dengan crane

Detail pekerjaaan Waktu pelaksanaan

Persiapan pengangkatan scafolding 1 menit 15 detik

Pengangkatan scafolding 55 detik

Pemindahan scafolding 30 detik

Penurunan scafolding 55 detik

Melepas scafolding pada lokasi yang di tentukan

1 menit 15 detik

Total 5 menit

Gambar 4.7 Pemindahan scaffolding

4.3 Menghitung Produktivitas Tower Crane Berdasarkan Survei

Pada kondisi di lapangan satu tower crane melakukan berbagai macam pekerjaan dalam sehari. Disini penulis mencoba menghitung produktivitas yang efektif dari

satu tower crane berdasarkan pengamatan di lapangan. Disini penulis akan memaparkan hasil pengamatannya selama di lapangan dan yang menjadi objek

Pengamatan adalah pada pembangunan basement 3. Asumsi yang dimaksudkan

(48)

4-14

digunakan dalam jumlah banyak. dengan menghitung waktu atau jam kerja

sebuah tower crane yang akan dikaitkan dengan produktivitas tower crane dan tinjauan jumlah tower crane yang digunakan untuk percepatan pembangunan, agar dapat mengejar time schedulenya. Pengamatan yang dimaksudkan adalah

pekerjaan pengangkatan tulangan kolom, tulangan balok dan tulangan lantai dan

pengangkatan lain yang menunjang pekerjaan pembangunan basement 3. Berikut

adalah rincian total tulangan yang harus diangkut tower crane ke lantai kerja.

Tabel 4.10 Total volume yang harus di selesaikan tower crane pada basement 3

Total volume kolom 24500 kg

Total volume balok 48600 kg

Total volume lantai 62000 kg +

Total seluruh volume 135100 kg

1. Perhitungan Produktivitas Untuk Sebuah Tower Crane

Perhitungan produktivitas ini dengan mengamati kinerja yang efektif dari

sebuah sebuah tower crane. Tower crane yang diamati adalah tower crane

MC 235 B10. Berikut adalah rincian pekerjaan yang dilakukan tower crane MC 235 B10 dalam sehari :

Tabel 4.11 Hasil pengamatan kinerja sebuah tower crane dalam sehari

Jam Tower Crane

08.00 -

150kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

Pemindahan panel bekisting DPT -

(49)

Pemindahan panel bekisting DPT

-

09.00 150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

-

150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

-

Pemasangan bekisting kolom

- -

10.00 300kg (Pengangkutan tulangan balok) -

300 kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

-

150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

Pemindahan scafolding

- -

11.00 -

300 kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

-

400kg (Pengangkutan tulangan lantai)

12.00 Istirahat

13.00 -

- -

(50)

4-16

Pemasangan bekisting kolom

14.00 400kg (Pengangkutan tulangan lantai) -

300 kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

-

150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

-

400kg (Pengangkutan tulangan lantai)

300kg (Pengangkutan tulangan balok)

Pemasangan bekisting kolom

15.00 300 kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

-

150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

- -

Pemasangan bekisting kolom

-

16.00 300 kg (Pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom besar)

- -

150kg ( pengangkutan dan pemasangan tulangan kolom kecil )

- -

17.00 Pemasangan bekisting kolom Pemasangan bekisting kolom

-

(51)

Pemindahan kabel-kabel

300kg (Pengangkutan tulangan balok)

Pemasangan bekisting kolom

Total 3400 kg/hari

Maka untuk pemakaian sebuah tower crane dalam sehari produktivitas yang efektifnya adalah 3400 kg/hari. Target pembangunan basement 3 sampai

dengan selesai di jadwalkan 26 hari. Tower crane harus mampu menyelesaikan 135100 kg. Sehingga untuk menyelesaikan semua pekerjaan pada basement 3

dibutuhkan waktu :

135100 �

3400 �/ ��� = 39.73 hari ≈ 40 hari

Dengan demikian target yang dijadwalkan tidak terpenuhi, yaitu 26 hari.

Karena, 40 hari disini baru untuk pekerjaan pengangkatan tulangan kolom,

tulangan balok dan tulangan lantai dan pengangkatan lain pada basement 3, belum

termasuk pengecoran. Maka produktivitas pembangunan basement 3 sangat telat

kalau hanya menggunakan sebuah tower crane.

2. Perhitungan Produktivitas Untuk 4 Buah Tower Crane

(52)
(53)
(54)
(55)

(pemindahan

12.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat

(56)
(57)
(58)
(59)

merapikan kolom

Total 12200 Kg/hari

Berdasarkan hasil tabel pengamatan di atas maka 4 buah tower crane

dalam sehari mampu menyelesaikan volume pekerjaan sebanyak 12200 kg/hari.

Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pengangkutan volume besi kolom,

volume besi balok dan volume besi lantai dan pekerjaan pengangkutan lainnya.

Target pembangunan basement 3 sampai selesai adalah 26 hari.

Sehingga untuk produktivitas penggunaan 4 buah tower crane yang efektif :

135100 �

12200 �/ ��� = 11.07 hari ≈ 11 hari

(60)

4-26

4.4 Perbandingan 1 Tower Crane, 2 Tower Crane, 3 Tower Crane Dan 4 Tower Crane Terhadap Percepatan Penyelesaian Pekerjaan Basement 3

Perbandingan percepatan pembangunan pada penggunaan 1 buah tower crane, 2 buah tower crane, 3 buah tower crane dan 4 buah tower crane. Sudah sangat jelas diketahui dari jumlah tower cranenya. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada kesimpulan, berdasarkan pengamatan di atas sebagai berikut :

1. 1 buah tower crane

Untuk pemakaian sebuah tower crane dalam sehari produktifitas yang efektifnya adalah 3400 kg/hari. Target pembangunan basement 3 sampai dengan selesai

dijadwalkan 26 hari. Tower crane harus mampu menyelesaikan 135100 kg. Sehingga untuk menyelesaikan semua pekerjaan pada basement 3 dibutuhkan

waktu :

135100 �

3400 �/ ��� = 39.73 hari ≈ 40 hari

Dengan demikian target yang di jadwalkan tidak terpenuhi, yaitu 26 hari.

Karena, 40 hari di sini baru untuk pekerjaan pengangkatan tulangan kolom,

tulangan balok dan tulangan lantai dan pengangkatan lain pada basement 3, belum

termasuk pengecoran. Maka produktivitas pembangunan basement 3 sangat telat

kalau hanya menggunakan sebuah tower crane.

2. 2 buah tower crane

Untuk 2 buah tower crane, hasil kerja produktivitas yang efektif pada 2 buah

(61)

yang harus diselesaikan pada basement 3 adalah 135100kg. Maka 135100 �

4650 �/ ��� =

29.05 hari ≈ 29 hari.

3. 3 buah tower crane

Untuk penggunaan 3 buah tower crane, dengan produktivitas yang efektif adalah= 6800kg/hari. Total pekerjaan yang harus diselesaikan pada basement 3 adalah

135100kg. Maka 135100 �

6800 �/ ��� = 19.86 hari ≈ 20 hari.

4. 4 buah tower crane

Untuk 4 buah tower crane, Berdasarkan hasil tabel pengamatan di atas maka 4 buah tower crane dalam sehari mampu menyelesaikan volume pekerjaan sebanyak 12200 kg/hari. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan

pengangkutan volume besi kolom, volume besi balok dan volume besi lantai dan

pekerjaan pengangkutan lainnya. Target pembangunan basement 3 sampai selesai

adalah 26 hari.

Sehingga untuk produktivitas penggunaan 4 buah tower crane yang efektif :

135100 �

12200 �/ ��� = 11.07 hari ≈ 11 hari.

Sehingga bila dibandingkan hanya sebatas terhadap percepatan, tentu

menggunakan tower crane lebih dari 1 akan semakin mempercepat pembangunan. Tetapi dari sisi ekonomisnya belum tentu. Maka perlu dikaji dari sisi

ekonomisnya juga yaitu dari segi biaya. Pada penjelasan sub bab berikut akan

(62)

4-28

4.5 Perbandingan Biaya Penyewaan 1 Buah Tower Crane, 2 Buah Tower Crane, 3 Buah Tower Crane Dan 4 Buah Tower Crane Terhadap Penyelesaian Pekerjaan Proyek Basement 3

Jenis tower crane yang digunakan pada pembangunan Trans Studio Hotel Bandung adalah jenis Potain FO 23 B (2 buah) dan Potain MC 235 B10 (2 buah).

Pada proyek pembangunan Trans Studio Hotel Bandung penyewaan tower crane

selama 12 bulan. apabila pemakaian alat kurang dari 14 hari maka pembayaran

sewa akan di hitung ½ dari biaya sewanya. (untuk lebih jelasnya dapat di lihat

pada lampiran dokumen kontrak). Berikut adalah rincian biaya penyewaan tower crane perbulan adalah :

Tabel 4.13 Rincian penyewaan tower crane perbulan

Potain MC 235 B10 Rp.69.000.000,-

Potain MC 235 B10 Rp.69.000.000,-

Potain FO 23 B Rp.40.000.000,-

Potain FO 23 B Rp.40.000.000,-

Total penyewaan perbulan RP.218.000.000,-

Biaya tambahan diluar biaya sewa (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran) :

Potain MC 235 B10 : -. Biaya mobilisasi dan demobilisasi = Rp65.000.000,-

-. Biaya pemasangan dan pembongkaran = Rp32.500.000,-

Potain FO 23 B : -. Biaya mobilisasi dan demobilisasi = Rp80.000.000,-

(63)

1. Biaya penyewaan 1 tower crane

Untuk pekerjaan dengan 1 buah tower crane hingga pembangunan basement 3 selesai membutuhkan waktu 40 hari, Sehingga waktu penyewaannya menjadi 44

hari. Didapat dari penyewaan sebulan ditambah penyewaan ½ bulan. Maka biaya

sewa yang harus dibayarkan adalah Rp. 69.000.000,- + Rp 34.500.000,- =

Rp103.500.000,-.

Tabel 4.14 Rincian biaya penyewaan 1 buah tower crane pada basement 3

1 Tower Crane

Biaya sewa Rp103.500.000,-.

Biaya mobilisasi dan demobilisasi Rp65.000.000,- Biaya pemasangan dan pembongkaran Rp32.500.000,-

Total harganya Rp201.000.000,-

2. Biaya penyewaan 2 tower crane

Untuk penyewaan 2 buah tower crane adalah 29 hari sehingga waktu penyewaannya dihitung ke 30 hari atau 1 bulan. Biaya sewa 1 tower crane

adalah Rp.69.000.000,-. Dan Rp 40.000.000,- Maka untuk biaya sewa 2 buah

tower crane adalah = Rp109.000.000,- . Untuk rincian biaya penyewaan 2 buah tower crane dapat dilihat pada tabel 4.15.

3. Biaya penyewaan 3 tower crane

Untuk penyewaan 3 buah tower crane adalah 20 hari sehingga waktu penyewaannya dihitung ke 1 bulan. Maka untuk biaya sewa 3 buah tower crane

(64)

4-30

menjadi Rp.178.000.000,-. Untuk rincian biaya penyewaan 3 buah tower crane

dapat lihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.15 Rincian biaya penyewaan 2 buah tower crane pada basement 3

2 Tower Crane

Biaya sewa Rp 109.000.000,-.

Biaya mobilisasi dan demobilisasi (tower crane MC 235 B10)

RP 65.000.000,-

Biaya mobilisasi dan demobilisasi (tower crane FO 23 B)

RP 80.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran (tower crane MC 235 B10)

Rp 40.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran (tower crane FO 23 B)

RP 32.500.000,-

Total harganya Rp326.500.000,-

Tabel 4.16 Rincian biaya penyewaan 3 buah tower crane pada basement 3

3 Tower Crane

Biaya sewa 3 tower crane Rp178.000.000,-. Biaya mobilisasi dan demobilisasi

Potain MC 235 B10 (2 tower crane)

Rp130.000.000,-

Biaya mobilisasi dan demobilisasi Potain FO 23 B (1 tower crane)

Rp80.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran Potain MC 235 B10 (2 tower crane)

Rp65.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran Potain FO 23 B (1 tower crane)

Rp40.000.000,-

(65)

4. Biaya penyewaan 4 buah tower crane

Untuk 4 buah tower crane memerlukan waktu 11 hari untuk menyelesaikan pekerjaannya pada basement 3. Maka waktu penyewaannya di hitung ½ bulan

sehingga biaya sewanya menjadi �� 218.000.000,−

2 = Rp109.000.000,-. Jadi biaya

penyewaan 4 tower crane adalah Rp109.000.000,-. Untuk rincian biaya penyewaan 4 buah tower crane sebagai berikut :

Tabel 4.17 Rincian biaya penyewaan 4 buah tower crane pada basement 3 4 Tower Crane

Biaya sewa 4 tower crane Rp109.000.000,-. Biaya mobilisasi dan demobilisasi

Potain MC 235 B10 (2 tower crane)

Rp130.000.000,-

Biaya mobilisasi dan demobilisasi Potain FO 23 B (2 tower crane)

Rp160.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran Potain MC 235 B10 (2 tower crane)

Rp65.000.000,-

Biaya pemasangan dan pembongkaran Potain FO 23 B (2 tower crane)

Rp80.000.000,-

Total harganya Rp544.000.000,-

4.6 Perbandingan Biaya Penyewaan 1 Buah Tower Crane, 2 Buah Tower Crane, 3 Buah Tower Crane Dan 4 Buah Tower Crane Dengan Ditambah Biaya Listrik Dan Biaya SDM.

Diasumsikan pemakaian listrik tower crane sehari adalah 200 kva. Untuk tarif listriknya perkva = Rp 320,-. Banyaknya sumber daya manusia yang membantu

(66)

4-32

1 sdm perhari = Rp 61.409,-. (sumber : okeynews.com). Maka harga sewa setelah

ditambahkan adalah :

1. Biaya penyewaan 1 tower crane pada basement 3

Waktu penyelesaian 1 tower crane = 40 hari Pemakaiaan listrik 1 tower crane per hari = 200 kva

Harga listrik per kva = Rp 320,-

Total pemakaian listrik = 40 hari x 200 kva

= 8000 kva

Maka harga listrik yang harus dibayar = 8000 kva x Rp 320,-

= Rp 2.560.000,-

1 Sdm perhari = Rp 61.409,-

6 sdm = Rp 368.454,-

Maka total harga yang harus dibayarkan = Rp 368.454,- x 40

= Rp 14.738.160,-

Untuk total biaya penyewaan, ditambah biaya mobilisasi & demobilisasi

dan pemasangan & pembongkaran dapat dilihat pada tabel 4.18

2. Biaya penyewaan 2 tower crane pada basement 3

Waktu penyelesaian 2 tower crane = 29 hari Pemakaiaan listrik 1 tower crane per hari = 200 kva

Harga listrik per kva = Rp 320,-

Total pemakaian listrik = 29hari x (200 kva x 2)

= 11600 kva

(67)

= Rp 3.712.000,-

1 Sdm perhari = Rp 61.409,-

12 sdm = Rp 736.908,-

Maka total harga yang harus dibayarkan = Rp 368.454,- x 29

= Rp 21.370.332,-

Untuk total biaya penyewaan, ditambah biaya mobilisasi & demobilisasi

dan pemasangan & pembongkaran dapat dilihat pada tabel 4.19

3. Biaya penyewaan 3 tower crane pada basement 3

Waktu penyelesaian 3 tower crane = 20 hari Pemakaiaan listrik 1 tower crane per hari = 200 kva

Harga listrik per kva = Rp 320,-

Total pemakaian listrik = 20 hari x (200 kva x 3)

= 12000 kva

Maka harga listrik yang harus dibayar = 12000 kva x Rp 320,-

= Rp 3.840.000,-

1 Sdm perhari = Rp 61.409,-

18 sdm = Rp 1.105.362,-

Maka total harga yang harus dibayarkan = Rp 368.454,- x 20

= Rp 22.107.240,-

Untuk total biaya penyewaan, ditambah biaya mobilisasi & demobilisasi

Gambar

Gambar 2.2 Jib Section
Gambar 2.3 Counter Jib Dan Counter Weight
Gambar 2.4 Cabin (joint pin)
Gambar 2.6 Pondasi dan Fine Angel Tower Crane
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta ujian akhir semester ini adalah seluruh mahasiswa aktif dikampus Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Darussalam sesuai dengan mekanisme yang ditentukan

Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan oleh Panitia Pengadaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam RKS ini atau perubahannya, dan disaksikan oleh wakil Penyedia

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kanagarian Sontang Cubadak memanfaatkan 6 species tumbuhan yang digunakan dalam 3

Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH, SIK, MH mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh keluarga Sarmidi yang dengan penuh kesadaran menyerahkan buku Jokowi Undercover

Terapi antibiotik dapat diberikan dalam pengobatan DBD jika terdapat infeksi sekunder yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri dari saluran cerna dan hal ini

Hal ini membuktikan bahwa model penelitian yang menghasilkan uji pengaruh layanan transaksi dan layanan sebelum pembelian terhadap keputusan pembelian melalui

(bahkan anda bisa melakukannya di tepi pantai jika anda mau!) Tetapi untuk mendapatkan uang yang banyak melalui bisnis gaya pos ini, anda perlu mengetahui RAHASIA

Realized rate of return adalah return yang terjadi, merupakan tingkat return yang telah benar-benar diperoleh investor. Istilah requaired rate of return tidak dikenal