• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA BANDAR LAMPUNG

HARTAMI DEWI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung. Dibimbing oleh MOHAMAD SYAMSUL MAARIF dan TITI CANDRA SUNARTI.

Inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah untuk tumbuh dan bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif. Namun demikian, inovasi harus disesuaikan dengan kendala yang ada mengingat keterbatasan jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah pendapatan, dan jumlah anggaran untuk melakukan inovasi. Bentuk dari inovasi yang dapat dilakukan suatu usaha dalam upaya meningkatkan daya saingnya antara lain, inovasi model bisnis, pemasaran, organisasi, proses dan teknologi, produk, pelayanan, serta rantai pasok. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam peningkatan kinerja dan inovasi usaha mikro, kecil, dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi inovasi yang sesuai dengan kendala, kemampuan sumber daya manusia dan peluang inovasi dalam upaya peningkatan daya saing. Metode analisis yang digunakan yaitu evaluasi model structural equation modeling dengan pendekatan partial least square dan analytical hierarchy process.

Hasil analisis menunjukkan sumber daya manusia berpengaruh sebesar 0.761 terhadap penyelesaian kendala dan berpengaruh sebesar 0.806 terhadap keberhasilan pelaksanaan inovasi. Kendala utama yang harus diselesaikan adalah pada sumber daya manusia (0.820), promosi (0.807), manajerial keuangan dan administrasi (0.790), lokasi (0.761), serta pemasaran (0.753). Inovasi yang paling mempengaruhi keputusan pembelian dan sesuai pada kemampuan UMKM saat ini adalah inovasi pelayanan (0.830), organisasi (0.822), model bisnis (0.786), rantai pasok (0.768), dan pemasaran (0.755). Sementara untuk pemrioritasan faktor yang mempengaruhi kemampuan sumber daya manusia yaitu, kemampuan akses informasi dan internet (0.821), pelatihan (0.764), pendidikan (0.756), besaran gaji (0.663), dan pengalaman (0.361).

Formula strategi inovasi yang diperoleh adalah fokus pada inovasi pemasaran dengan mendorong pelaku usaha untuk aktif ikut serta dalam kegiatan pameran dan seminar sebagai analisis formulasi strategi yang memberikan dampak signifikan terhadap omset dan memungkinkan secara teknis untuk dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing usaha. Selain itu strategi lain yang menunjang peningkatan daya saing adalah bimbingan teknis sesuai kebutuhan, serta diklat promosi dan pemasaranonline.

(5)

Micro, Small, and Medium Enterprises Banana Chips of Bandar Lampung. Supervised by MOHAMAD SYAMSUL MAARIF and TITI CANDRA SUNARTI.

Innovationis needed by micro, small, and medium enterprises to grow and survive amid increasingly fierce competition. However, that innovations are intended to be adapted to the existing constraints in view of the limited number of

employess, total assets, total revenues, and total budget for innovation of SME’s.

The types of innovation that can be performed to increasing the competitiveness are business model, marketing, organization, process and technology, product, service, and supply chain. Human resources is known to be an important factor in improving the performance and innovation of SME’s. This research aims to device strategies in accordance with the constraints of innovation, human resource capacity and opportunities for innovation in improving competitiveness. The analytical method that been used are the evaluation model of structural equation modeling using partial least square approach and analytical hierarchy process.

The analysis showed an effect of human resources amounting to 0.761 on the settlement of the constraints and influence of 0.806 to successful innovation. The main obstacle that have to be resolved are in human resources (0.820), promotional (0.807), managerial finance and administration (0.790), location (0.761), and marketing (0.753). The innovation that most influence are service innovation (0.830), organization (0.822), business model (0.786), supply chain (0.768), and marketing (0.755). While today, the prioritization of the factors that effect the ability of human resources are ability to access information and internet (0.821), training (0.764), education (0.756), salary (0.663), and experience (0.361).

Innovation strategy formulation obtained is to focus on marketing innovation by encouraging business to actively participate in the activities of exhibition and seminar as an analysis of strategy formulation a significant impact on turnover and technically feasible to do in improving business competitiveness. The other strategies that can be support to improving business competitiveness are the technical guidance as needed, then the promotion and marketing training online.

(6)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

STRATEGI INOVASI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA

MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KERIPIK PISANG

KOTA BANDAR LAMPUNG

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim. Puji dan syukur kehadirat Allah subhanallahu wa ta’ala atas segala karunia, rahmat, dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung”. Penelitian dan penulisan tesis dilakukan sejak Januari 2016.

Ucapan terimakasih yang utama penulis sampaikan kepada Ketua Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Mohamad Syamsul Maarif, M.Eng dan Anggota Komisi Pembimbing Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, MSi., yang dengan penuh kesabaran mengarahkan, membimbing, mendukung, serta memberikan masukan-masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada penguji perwakilan Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin, IPU., dan penguji luar komisi pada ujian tesis, Dr. Elisa Anggraeni STP, MSc., atas kesediaan dan koreksinya.

Kepada orang tua penulis, ayahanda Fakhruddin AS, AMd dan ibunda

Sya’diah Sahat, SPd, ananda ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa

dan dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin ananda mampu untuk membalasnya. Kepada kakanda Nandi Pallawa, SE beserta istri dan ayunda Nara Sari, SH beserta suami, adinda ucapkan terima kasih atas doa, perhatian, semangat dan pengertiannya dalam proses meraih pendidikan Master yang sangat adinda cita-citakan.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemilik UMKM keripik pisang kota Bandar Lampung yang menerima penulis dengan ramah dan terbuka, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung serta Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung yang membantu memberikan data terkait penelitian. Penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Petir Papilo, Bapak Zulfiandri, Arna Ramadhan, Harba Kautsar dan M. Asrol yang telah membantu mengajarkan metode penelitian yang penulis gunakan. Serta ucapan terima kasih kepada seluruh pakar yang terlibat dalam penelitian.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, memberi dukungan dan berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih dan tiada

balasan yang dapat disampaikan melainkan do’a tulus semoga Allah subhanallahu wa ta’ala membalas amal baik yang telah diberikan agar senantiasa dalam

lindungan-Nya.

Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkannya.

Bogor, Januari 2017

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 3

Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 4

Sumber Daya Manusia 5

Metode Analisis dan Pengolahan Data 12

Analisis Pendahuluan 12

Identifikasi Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 12

Analisis Peran Sumber Daya Manusia 13

Formulasi Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing UMKM 15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 16

Informasi Konsumen dan Pelaku Usaha 16

Inovasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 17 dan Produk Harapan Konsumen

(14)

DAFTAR TABEL

1 Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah 4

2 Jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 6 3 Jumlah pengangguran terbuka (usia 15 tahun +) Provinsi Lampung 6 4 Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan dan Kabupaten/ 7

Kota di Provinsi Lampung, 2013

5 Profil usaha keripik pisang Kota Bandar Lampung 18

6 KorelasiRank Spearman 19

7 Nilai outer modelvariabel laten dan sublaten 24

8 Nilaipath coefficientvariabel laten dan sublaten 25 9 Nilaipath coefficientvariabel eksogen-endogen 26

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 10

2 Hubungan variabel laten dan sublaten dalam metode SEM-PLS 14

3 Diagram alir metoda AHP (Indriatiet al. 2015) 16

4 Hasil konstruk SEM-PLS algoritma awal 21

5 Konstruk akhir SEM-PLS 23

6 Hirarki dan hasil analisis AHP dalam penentuan strategi inovasi 27

7 Hasil analisis formulasi strategi inovasi 29

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner online konsumen 36

2 Kuisionerstructural equation modelingresponden pelaku UMKM 42 3 Kuisioneranalytical hierarchy processresponden pakar 52

4 Informasi konsumen keripik pisang 59

5 Informasi usaha keripik pisang di Bandar Lampung 61 6 Informasi Profil UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung 62 7 Data variabel indepeden-dependen korelasiRank Spearman 64 8 Nilailoading factordant-statisticvariabel kendala-indikator 65 9 Nilailoading factordant-statisticvariabel inovasi-indikator 66 10 Nilailoading factordant-statisticvariabel SDM-indikator 67 11 Nilaicross loadingsketiga variabel laten yang dibangun 68

12 Perhitungan bobot aktor dalam metoda AHP 69

13 Perhitungan bobot kriteria dalam metoda AHP 70

14 Perhitungan bobot subkriteria dalam metoda AHP 71

(15)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan penting yaitu menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Kontribusi UMKM sebesar 57.48% terhadap produk domestik bruto terbilang signifikan memberikan sumbangan devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil (Kemenperin 2013). UMKM harus memiliki daya saing untuk terus berkembang di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif.

Peranan UMKM hampir merata di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali Provinsi Lampung. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, sampai pada Tahun 2013 tercatat sebanyak 375 415 unit UMKM yang ada di Provinsi Lampung. UMKM ini terdiri dari 276 662 unit usaha mikro, 78 827 unit usaha kecil, dan 19 929 unit usaha (Diskumkm 2015). Jumlah UMKM tersebut tersebar keseluruh wilayah Provinsi Lampung yang terbagi menjadi 13 kabupaten dan 2 kota, yaitu Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran, Pesisir Barat, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Bandar Lampung dan Metro (Diskominfo 2012).

Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang fokus dalam pengembangan UMKM yang bergerak di bidang produk olahan pangan, diantaranya aneka keripik, produk olahan manggis, kacang, dodol durian dan tomat, emping dan lain-lain. Dari berbagai hasil olahan tersebut, industri aneka keripik berkembang cukup pesat. Keripik pisang adalah produk yang paling diminati dan menjadi khas oleh-oleh Kota Bandar Lampung. Usaha ini juga mendapat perhatian khusus dari Pemerintah setempat terlihat dari dibangunnya kawasan sentra industri keripik di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Tanjung Karang Barat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Telo Rejeki. Berdasarkan survei lapang pendahuluan, tercatat sebanyak 29 pengusaha keripik pisang yang berada di sentra keripik tersebut dan 3 pengusaha keripik yang berada di luar kawasan sentra industri keripik.

(16)

Kendala-kendala yang dihadapi UMKM tersebut harus dapat diselesaikan mengingat tahun 2016 ini perekonomian Indonesia menghadapi tantangan baru dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Usaha mikro, kecil dan menengah membutuhkan inovasi untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Selain itu, inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil dan menengah untuk tumbuh dan bertahan. Namun demikian inovasi yang dimaksudkan harus disesuaikan dengan kendala yang ada mengingat keterbatasan jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah pendapatan dan jumlah anggaran untuk melakukan inovasi.

Inovasi merupakan kemampuan untuk menilai hubungan, peluang dan kemudian mengambil keuntungan dari hal tersebut. Inti dari kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan kegiatan yang menambah nilai dan keunggulan dari kondisi saat ini (Dhewantoet al. 2015). Inovasi perlu didampingi oleh perumusan strategi untuk menentukan bentuk inovasi yang layak secara ekonomi, teknis, dan sesuai kebutuhan konsumen. Strategi berkaitan dengan efektivitas daripada efisiensi, dan merupakan proses menganalisis lingkungan serta merancang kesesuaian antara organisasi, sumber daya, tujuan dan lingkungan (Proctor 2000).

Dalam penyelesaian kendala dan pelaksanaan inovasi UMKM diduga bahwa faktor yang menjadi fokus pengembangan adalah sumber daya manusia atau pengusaha itu sendiri. Penelitian yang dilakukan Ardiana et al. (2010) menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di UKM akan berpengaruh terhadap kinerja UKM. Kisengi et al. (2014) juga menerangkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan perilaku kewirausahaan. Pendidikan telah memungkinkan pelaku usaha untuk berkomunikasi secara efektif terhadap pembeli. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab seberapa besar peranan sumber daya manusia terhadap penyelesaian kendala dan pelaksanaan inovasi yang kemudian dapat dijadikan pertimbangan dalam merumuskan strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM keripik pisang di Bandar Lampung.

Perumusan Masalah

Penelitian ini memprioritaskan kendala dalam peningkatan daya saing UMKM yang ingin diselesaikan dan memprioritaskan peluang bentuk inovasi yang dapat diterapkan, serta menganalisis besar peranan sumber daya manusia dalam menyelesaikan kendala dan melakukan inovasi untuk peningkatan daya saing usaha. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan bahan pertimbangan untuk merancang dan memformulasikan asumsi strategi sehingga menjadi strategi inovasi yang berdampak signifikan terhadap upaya peningkatan daya saing usaha keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM keripik pisang di Kota Bandar Lampung. Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis kendala utama dalam peningkatan daya saing

(17)

3. Menganalisis peran sumber daya manusia dalam meneyelesaikan kendala dan melakukan inovasi untuk peningkatan daya saing

4. Memformulasikan strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak UMKM untuk mengambil keputusan yang tepat dalam upaya peningkatan daya saing usaha keripik pisang, dan diharapkan juga penelitian ini memberi informasi keadaan usaha mikro, kecil dan menengah saat ini sehingga pemerintah daerah dapat mengambil peran dalam memberikan bantuan tepat guna untuk meningkatkan daya saing produk keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada formulasi strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM di Kota Bandar Lampung. Faktor yang dikaji adalah kendala-kendala dalam peningkatan daya saing UMKM yang didapat dari penelitian terdahulu dan survei langsung, tujuh bentuk inovasi yang didapat dari studi pustaka, dan faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Objek penelitian adalah seluruh UMKM keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Pengertian UMKM dijelaskan menurut Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan dengan kriteria aset maksimal 50 juta dan kriteria omset maksimal 300 juta rupiah.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria aset 50 juta - 500 juta dan kriteria omset 300 juta–2.5 miliar rupiah.

(18)

Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1 Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah

No Ciri-ciri Mikro Kecil Menengah

1 Jenis barang/komoditi Tidak tetap Tetap/tidak mudah berubah

Tetap

2 Tempat usaha Tidak tetap Tetap Tetap

3 Administrasi keuangan Belum

6 Akses perbankan Belum ada Sudah ada Ada

7 Akses non-perbankan Sedikit Sudah ada Ada

8 Izin usaha dan NPWP Tidak ada Ada Ada

9 Perencanaan bisnis Belum ada Sebagian besar belum ada

Ada 10 Manajemen organisasi Tidak ada Tidak ada Ada Sumber: Kemenkeu (2003)

Badan Pusat Statistika (2015) memberikan pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Mikro merupakan entitas usaha dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang, usaha kecil merupakan entitas usaha dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20-99 orang.

Kondisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Pada tahun 2011 UMKM memiliki peran besar terhadap penerimaan negara dengan menyumbang 61.9% pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui pembayaran pajak, yang diuraikan menjadi sektor usaha mikro menyumbang 36.28%, sektor usaha kecil 10.9%, dan sektor usaha menengah 14.7% melalui pembayaran pajak. Sementara itu, sektor usaha besar hanya menyumbang 38.1% PDB melalui pembayaran pajak (BPS 2011).

Sebagian besar (hampir 99%), UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal dan pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar lokal. Itulah sebabnya tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis global. LaporanWorld Economic Forum(WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain, namun potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh UMKM secara maksimal.

(19)

hampir merata di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali Provinsi Lampung dan Kota Bandar Lampung khususnya. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, sampai dengan Tahun 2013 tercatat sebanyak 375 415 unit UMKM yang ada di Provinsi Lampung. UMKM ini terdiri dari 276 662 unit usaha mikro, 78 827 unit usaha kecil, dan 19 926 unit usaha kecil (Diskumkm 2015). Badan Pusat Statistika dalam katalog produk domestik regional bruto menurut lapangan usaha menjelaskan bahwa peranan usaha atau industri makanan dan minuman memiliki peranan tertinggi yaitu sebesar 69.32% pada tahun 2014.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil selama tahun 2014 di Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan yang cukup baik sebesar 4.13% dibandingkan keadaan selama tahun 2013. Peningkatan pertumbuhan terbesar terjadi pada subsektor industri makanan sebesar 10.99%. Sedangkan untuk subsektor yang mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2014 terjadi pada subsektor industri barang galian bukan logam turun 5.86% (BPS Provinsi Lampung 2015).

Kota Bandar Lampung menjadi pusat perdagangan dan merupakan ibukota provinsi Lampung. Industri makanan yang berkembang baik adalah usaha/ industri keripik khususnya keripik pisang yang menjadi ciri khas kota Bandar Lampung. Usaha keripik pisang di Kota Bandar Lampung menunjukan perkembangan yang sangat signifikan sejak dibentuknya kawasan sentra industri keripik yang berdiri pada tahun 2007 dan terletak di Jalan Pagar Alam Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Tanjung Karang Barat Kotamadya Bandar Lampung. Berdasarkan data survei pendahuluan, saat ini sedikitnya terdapat 29 pengusaha keripik yang terdapat di sentra keripik dan 3 pengusaha di luar kawasan sentra keripik. Jumlah kios keripik pisang yang terdapat di sentra tersebut sebanyak 46 kios, beberapa pengusaha tidak hanya memiliki satu kios saja.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena fasilitas yang canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Selain itu penelitian Chen (2009) menghasilkan bahwa sumber daya manusia memberikan peran terbesar dan terpenting dalam interaksi antara pembeli dan pelaku usaha. Hasil penelitian yang dilakukan Ardiana et al. (2010) menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di UKM akan berpengaruh terhadap kinerja UKM. Manajemen SDM sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan dalam jangka waktu beberapa lama untuk menentukan baik tidaknya pekerjaan mereka.

(20)

Tabel 2 Jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

Kabupaten/Kota Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Lampung Barat 278 189 281 409 284 492 287 588 290 388 2 Tanggamus 538 418 545 909 553 165 560 322 567 172 3 Lampung Selatan 915 463 927 629 939 390 950 844 961 897 4 Lampung Timur 954 694 966 313 977 537 988 277 998 720 5 Lampung Tengah 1 174 534 1 188 316 1 201 689 1 214 720 1 227 185 6 Lampung Utara 585 973 590 596 594 881 598 924 602 727 7 Way Kanan 407 525 412 897 418 121 423 195 428 097 8 Tulang Bawang 399 291 405 574 411 705 417 782 423 710 9 Pesawaran 400 208 405 711 411 077 416 372 421 497 10 Pringsewu 366 615 370 886 375 098 379 190 383 101

11 Mesuji 188 030 189 673 191 314 192 759 194 282

12 Tubaba 251 489 254 278 257 136 259 674 262 316

13 Pesisir Barat 142 228 143 815 145 411 146 929 148 412

14 Bandar Lampung 885 363 904 322 923 175 942 039 960 695

15 Metro 145 985 148 586 151 117 153 517 155 992

Lampung 7 634 005 7 735 914 7 835 308 7 932 132 8 026 191 Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2015)

Badan Pusat Statistika juga merilis data jumlah pengangguran terbuka (usia di atas 15 tahun) pada tahun 2013-2014. Data menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka mengalami pertambahan, walaupun pertambahan jumlah pengangguran terbilang tidak signifikan. Data jumlah pengangguran disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah pengangguran terbuka (usia 15 tahun +) Provinsi Lampung

No Kabupaten/Kota 2013 2014

Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran

1 Lampung Barat 234 194 6 042 226 724 7 898

2 Tanggamus 250 725 12 864 275 018 8 556

3 Lampung Selatan 394 558 26 313 413 061 23 900

4 Lampung Timur 435 008 25 199 452 139 24 334

5 Lampung Tengah 585 425 20 184 619 792 17 676

6 Lampung Utara 242 561 19 374 282 401 15 899

7 Way Kanan 199 561 8 731 209 359 6 930

8 Tulang Bawang 174 425 7 994 191 149 6 013

9 Pesawaran 168 065 17 847 179 458 15 112

10 Pringsewu 163 778 6 392 164 027 5 760

11 Mesuji 73 724 7 745 90 078 6 980

12 Tubaba 120 544 4 511 117 621 5 115

13 Bandar Lampung 361 957 43 231 385 417 46 670

14 Metro 67 077 3 055 66 914 3 749

Lampung 3 471 602 209 482 3 673 158 5 194 592

(21)

Pada data sumber daya manusia yang bekerja menurut status pekerjaan berdasarkan sak backcasting2013 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Lampung bekerja sebagai buruh/karyawan/pedagang, dan sisa lainnya berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja keluarga, berusaha sendiri, pekerja bebas, dan berusaha dibantu buruh tetap (Tabel 4).

Tabel 4 Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan di Kabupaten/Kota Provinsi Lampung 2013

Lampung Selatan 46 595 80 789 19 844 103 063 62 476 81 791 Lampung Timur 77 540 118 725 13 756 66 305 68 652 90 030 Lampung Tengah 82 219 147 938 16 969 111 052 88 220 139 027 Lampung Utara 53 628 34 052 10 915 65 995 38 074 39 897

Way Kanan 36 645 51 774 3 852 37 534 15 356 54 400

Bandar Lampung 73 658 12 847 11 495 224 826 29 416 9 715

Metro 12 014 7 191 3 250 28 980 9 699 5 943

Lampung 614 915 763 861 121 349 884 461 381 818 705 198 Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2014)

Dalam upaya penyelesaian kendala utama dalam peningkatan daya saing UMKM dan pelaksanaan bentuk inovasi yang dapat diterapkan, sumber daya manusia dianggap memegang peranan penting. Keberadaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam efektivitas organisasi. SDM yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan daya saing UMKM. Menurut Khristianto (2008) beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah jenis kelamin, pendidikan, usia, pengalaman, besaran gaji, pelatihan, dan kemampuan akses informasi/internet.

Inovasi dan Strategi

(22)

usaha-usaha Indonesia diharapkan terus melakukan inovasi. Usaha yang tidak inovatif akan kalah bersaing dengan kompetitor yang selalu berinovasi.

Inovasi dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Inovasi mencakup inovasi produk, inovasi jasa dan inovasi proses (Dhewanto et al. 2015). Cara paling sederhana untuk melakukan inovasi adalah dengan menerapkan prinsip 3N, yaitu: Niteni artinya mengamati perkembangan supplier (pemasok), customer (pembeli), competitor (pesaing), potential new entratnts (pendatang baru) dan product subtitution (produk pengganti), Neroke artinya menirukan produk atau jasa yang ada di pasar, dan Nambahiartinya menambahkan dan membuat produk atau jasa baru yang berbeda dengan kompetitor.

Inovasi menurut Green JV (2013), terdapat tujuh macam kategori inovasi yang dapat diterapkan sebuah usaha, diantaranya inovasi model bisnis, inovasi pemasaran, inovasi organisasi, inovasi proses dan teknologi, inovasi produk, inovasi pelayanan dan yang terakhir adalah inovasi rantai pasok. Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang dapat menambah nilai (added value) dan keunggulan dari keadaan atau kondisi saat ini.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah membutuhkan inovasi untuk bertahan di tengah persaingan yang ketat. Selain itu, inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil dan menengah untuk tumbuh menjadi usaha yang besar. Namun demikian, inovasi untuk cakupan usaha mikro, kecil, dan menengah perlu mengalami sedikit penyesuaian mengingat keterbatasan jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah pendapatan dan jumlah anggaran untuk melakukan inovasi.

Sumber-sumber inovasi dapat diperoleh dari melihat orang lain, mengkombinasikan inovasi yang sudah ada, mengatasi regulasi dan peraturan, kejadian, pelanggan atau pengguna, kustomisasi, dan belajar dari dokumen paten orang lain. Dalam merumuskan inovasi apa yang akan dijalankan sebaiknya menggunakan konsep strategi agar inovasi yang dilakukan tepat dan sesuai.

Strategi berkaitan dengan efektivitas daripada efisiensi, dan merupakan proses menganalisis lingkungan dan merancang kesesuaian antara organisasi, sumber daya dan tujuan serta lingkungan (Proctor 2000). Miles dan Snow (2003) membagi strategi perusahaan dalam mengembangkan inovasi menjadi empat tipe strategi, yaitu :

1. Prospector adalah ketika suatu usaha berusaha mencari pasar dan mengembangkan produk atau jasa baru

2. Analyzers adalah ketika suatu usaha memiliki strategi seperti prospector, berusaha untuk mencari pasar dan mengembangkan produk atau jasa baru dengan tetap menjaga pasar yang sudah ada

3. Defenders adalah ketika suatu usaha berusaha untuk mempertahankan pasar produk atau jasa yang sudah ada dengan melakukan pengembangan dalam hal efisiensi seperti biaya produksi, dan saluran distribusi

4. Reactors adalah ketika suatu usaha melakukan tindakan reaktif terhadap apa yang dilakukan pesaing tanpa pernah berusaha melakukan tindakan antisipatif sebelumnya.

(23)

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Indriati et al. (2015) menjelaskan beberapa kendala umum yang dihadapi UKM berdasarkan hasil wawancara melalui dinas terkait, diantaranya adalah kendala permodalan, sumber daya manusia, pemasaran, dan tingkat inovasi yang masih rendah. Penelitian ini menghasilkan strategi pengembangan diklat berbasis kebutuhan merupakan hal yang amat sangat penting dan sangat pasti memberikan pengaruh yang besar. Diklat berbasis kebutuhan merupakan strategi prioritas untuk peningkatan kualitas SDM sehingga akan berdampak pada tumbuhnya kinerja di UKM Manisan Cianjur.

Apriyaniet al. (2014) tentang strategi pengembangan skenario usaha keripik pisang Bandar Lampung menghasilkan faktor-faktor penentu keberhasilan dalam upaya peningkatan pangsa pasar yaitu, kemampuan teknis, akses informasi, kemampuan manajerial, proses produksi, dan ketersedian bahan baku. Formulasi strategi pengembangan dilakukan dengan menggabungkan hasil analisis stakeholders dan analisis prospektif menghasilkan skenario optimis. Rekomendasi operasional disusun menggunakan analisis prospektif yaitu, peningkatan kemampuan teknis pengusaha, akses informasi, kemampuan manajerial pengusaha, proses produksi yang lebih modern, dan ketersedian bahan baku.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiwati (2012) mengenai keputusan pembelian produk unggulan keripik pisang di Kabupaten Lumajang. Penelitian menunjukkan bahwa faktor kunci pengembangan UMKM keripik pisang yaitu terletak pada produk, lokasi usaha, promosi atau pemasaran. Hasil menyebutkan bahwa implementasi marketing mix menjadi solusi yang memberikan dampak paling signifikan diantara solusi lainnya.

Penelitian tentang strategi pengembangan kawasan industri kecil berbasis komoditas unggulan yang dilakukan oleh Wulandari (2012) menjelaskan kendala UMKM keripik pisang yang ada di Kota Bandar Lampung diantaranya pemilihan lokasi usaha yang kurang strategis, belum adanya pusat pasar atau jaringan, belum adanya dukungan teknologi tepat guna dan terjangkau bagi pengelola UMKM, dan penanganan limbah yang belum terencana. Hasil perumusan strategi dari analisis SWOT kemudian ditentukan prioritasnya dengan menggunakan AHP, sehingga dihasilkan beberapa strategi, yakni: membantu permodalan dan membangun lokasi yang menjadi sentra utama kawasan, meningkatkan cara pengolahan produk agar memiliki standar mutu yang sama, mendorong motivasi pengusaha untuk mengikuti pelatihan, seminar maupun membangun relasi/network dan meningkatkan pemahaman pengusaha dalam penerapan manajemen yang baik pada UMKM, membuat leaflet, brosur, ataupun media promosi lainnya, meningkatkan fasilitas atau infrastruktur di kawasan termasuk lahan usaha maupun bangunan/ruko, spesifikasi terhadap kualitas produk untuk meningkatkan jangkauan pasar.

(24)

3 METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Usaha mikro, kecil, dan menengah keripik pisang di Kota Bandar Lampung merupakan bentuk usaha yang berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan menjadi pemasukkan sebagian besar masyarakat. Pengembangan usaha ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan menjadikan keripik khususnya keripik pisang sebagai salah satu produk unggulan kota Bandar Lampung. Kebaharuan dari penelitian yang dilakukan terletak pada pendekatan analisis yang digunakan yaitu menganalisis kendala-kendala yang dihadapi UMKM serta memprioritaskannya berdasarkan yang paling penting untuk segera diselesaikan. Kemudian menganalisis bentuk inovasi dan pengaruh peran sumber daya manusia terhadap kendala dan inovasi dalam upaya peningkatan daya saing UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung. Metode analisis yang digunakan dalam melihat pengaruh tersebut adalah structural equation modeling dengan pendekatanpartial least square.Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran

(25)

didapatkan kendala utama yang akan diselesaikan dan bentuk inovasi yang paling mempengaruhi keputusan pembelian dalam upaya peningkatan daya saing.

Dalam upaya penyelesaian kendala utama peningkatan daya saing UMKM dan pelaksanaan bentuk inovasi yang dapat diterapkan, sumber daya manusia dianggap memegang peranan penting dalam efektivitas organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan daya saing UMKM. Menurut Khristianto (2008) beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah jenis kelamin, pendidikan, usia, pengalaman, besaran gaji, pelatihan, dan kemampuan akses informasi/internet.

Selanjutnya adalah melakukan analisis peran sumber daya manusia dalam menyelesaikan kendala dan kemampuan melaksanakan bentuk inovasi yang sesuai serta dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing UMKM. Hasil pengolahan selanjutnya digunakan untuk membentuk asumsi-asumsi yang berdampak signifikan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM. Asumsi-asumsi ini kemudian digunakan untuk menentukan formulasi strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM yang akan dilakukan dengan cara mengintegrasikan hasil dari data primer dan sekunder.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016. Lokasi penelitian dilakukan di UMKM keripik pisang yang ada di Kota Bandar Lampung.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari literatur yang bersumber dari jurnal, buku, artikel dan sumber lain terkait kendala yang dihadapi UMKM dan model inovasi yang mungkin dapat diterapkan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM keripik pisang Kota Bandar lampung.

2. Wawancara

Metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak karena pertanyaan hanya diajukan oleh peneliti (Arikunto 2007). Wawancara pada tahap ini digunakan sebagai upaya konfirmasi kendala riil yang dihadapi UMKM saat ini. Responden yang dilibatkan adalah seluruh pemilik UMKM keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

3. Penyebaran Kuisioner

(26)

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data pada penelitian dilakukan dengan empat tahapan yaitu :

Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan dilakukan melalui dua tahapan survei yaitu, survei terhadap 100 konsumen keripik pisang yang memenuhi kriteria (mengetahui produk, pernah mengkonsumsi produk, domisili) dan survei terhadap seluruh usaha keripik pisang di Kota Bandar Lampung yang berjumlah 32 usaha terkait profil usaha yang saat ini berjalan. Metode pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioneronlineuntuk konsumen (Lampiran 1) dan wawancara untuk pelaku usaha. Data konsumen dianalisis secara deskriptif, sedangkan data profil pelaku usaha diuji korelasinya menggunakan metode rank spearman untuk melihat hubungan kriteria usaha terhadap kemampuan daya saing. Keluaran dari tahapan ini adalah informasi tentang konsumen keripik pisang, gambaran inovasi yang diharapkan, dan kriteria usaha yang mempengaruhi upaya peningkatan daya saing.

Korelasi dilambangkan dengan notasi “r” dengan ketentuan nilai “r” memiliki harga -1 ≤ r ≤ 1. Apabila nilai r negatif (-) artinya memiliki korelasi negatif atau berbanding terbalik, jika nilai r sama dengan nol (0) artinya tidak ada hubungan antara variabel terkait, dan jika nilai r positif (+) artinya memiliki korelasi yang searah. Besar nilai korelasi dapat dilihat pada data nilai signifikan pada taraf 5% atau 1%.

Identifikasi Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

a. Analisis kendala peningkatan daya saing UMKM,

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi sehingga menghambat peningkatan daya saing UMKM. Data didapat dari penelusuran data sekunder yang merupakan hasil penelitian terdahulu dan penelusuran dokumen terkait. Data sekunder menurut Afiah (2009), Indriatiet al. (2015), Wulandari (2012), Apriyani et al. (2014), dan Budiwati (2012) tentang kendala dan faktor kunci yang mempengaruhi peningkatan UMKM maka kendala-kendala yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut :

(27)

Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi kendala-kendala yang didapat dari data sekunder dengan metode survei langsung dan pengisian kuisioner untuk kemudian dijadikan data primer. Responden pada tahap ini melibatkan seluruh pelaku UMKM keripik pisang di Bandar Lampung (32 usaha). Responden menilai dengan skala 1–5 yang digunakan untuk menggambarkan kendala yang dihadapi (Lampiran 2). Data yang didapat diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modelingdengan bantuanSoftwareSMARTPLS 2.0. b. Analisis peluang bentuk inovasi yang sesuai dan dapat diterapkan,

Kegiatan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi peluang inovasi yang paling memungkinkan secara teknis untuk dilakukan. Identifikasi bentuk inovasi yang akan dianalisis didapat dari studi pustaka yang menjelaskan ada tujuh model inovasi yang dapat diterapkan oleh sebuah usaha, yaitu inovasi model bisnis, pemasaran, organisasi, proses dan teknologi, produk, pelayanan dan rantai pasok. Selanjutnya adalah tahap konfirmasi melalui metode survei langsung dan pengisian kuisioner.

Pada tahap ini responden yang dilibatkan adalah pelaku UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung. Responden menilai dengan skala 1 – 5 yang digunakan untuk menggambarkan model inovasi yang sesuai (Lampiran 2). Metode analisis yang digunakan adalah partial least squares structural equation modeling dengan bantuanSoftware SMARTPLS 2.0. Hasil pengolahan data pada tahap ini (a dan b) adalah nilailoadingfaktor tertinggi yang menunjukkan kendala utama yang akan diselesaikan dan bentuk inovasi yang sesuai untuk diterapkan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM keripik pisang kota Bandar Lampung.

Analisis Peran Sumber Daya Manusia

Dalam tahapan ini akan dilihat pengaruh peran sumber daya manusia sebagai variabel independen/eksogen terhadap penyelesaian kendala-kendala UMKM dan pelaksanaan bentuk inovasi yang ditetapkan sebagai variabel dependen/endogen dalam upaya peningkatan daya saing UMKM. Pada tahap ini, metode analisis yang digunakan yaitu partial least squares structural equation modeling (SEM-PLS). Software yang digunakan adalah SMARTPLS versi 2.0. Selain dapat melihat pengaruh beberapa parameter, metode SEM-PLS juga digunakan untuk pengujian teori/pengembangan teori dan tujuan prediksi.

Pada tahapan analisis menggunakan metode structural equation modeling dengan pendekatan partial least square, terbagi menjadi dua tahapan yaitu evaluasiouter modeldan evaluasiinner model(Mustafa dan Wijaya 2012).

a. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Pada outer model dilakukan untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitasnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan indikator refleksif. Ujiouter modelpada indikator reflektif meliputi:

• Nilai convergent validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya (nilai yang sarankan lebih dari 0.6), selain itu average variance extract (AVE) dengan nilai yang diharapkan lebih dari 0.5. Selain itu jugacommunalitydiharapkan memiliki nilai lebih dari 0.5.

(28)

yaitu dengan cara membandingkan nilai loading yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilailoadingdengan konstruk yang lain.

Reliability. Ini dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketetapan instrumen dalam mengukur konstruk. Untuk mengujinya dilakukan dengan menggunakan composite reliability. Nilai yang diharapkan harus lebih besar dari 0.6.

b. Inner model mendefinisikan bagaimana hubungan antara variabel latennya. Tahap ini dilakukan apabila telah memenuhi syarat outer model. Uji inner modelmeliputi:

R-square pada konstruk endogen. Nilai R-square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Menurut Hair et al (2010) nilai R-squaresebesar 0.75 (kuat), 0.5 (moderat), dan 0.25 (lemah).

Path coefficient merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Pengujian ini dengan menggunakan bootstrapping.

Hubungan variabel laten-sublaten dapat dilihat pada Gambar 2, sebagai berikut:

(29)

ini alasan-alasan tersebut yaitu: pertama, partial least square merupakan metode analisis data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, partial least square dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan lemah, karena PLS dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, partial least square memungkinkan algoritma dengan menggunakan analisis series ordinary least square (OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma. Keempat, pada pendekatan PLS dapat diasumsikan bahwa semua ukuranvariance dapat digunakan untuk menjelaskan.

Formulasi Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing UMKM

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh strategi peningkatan daya saing UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung. Strategi dipilih berdasarkan asumsi yang terbentuk. Hasil pengolahan tahap sebelumnya dijadikan landasan dalam membentuk asumsi-asumsi peningkatan daya saing UMKM.

a. Pembentukkan kelompok

Tahapan ini dilakukan dengan mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat dan dipengaruhi situasi, kemudian membaginya menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok harus berbeda pengetahuan dan sudut pandang terhadap masalah yang dihadapi untuk memaksimalkan perbedaan. Kelompok yang dipilih pada penelitian yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam peningkatan daya saing UMKM, pihak-pihak tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : Dinas pemerintah terkait, peneliti pengembangan UMKM (akademisi), dan pelaku usaha.

b. Perumusan asumsi.

Asumsi-asumsi yang dibentuk harus memenuhi dua kriteria, yaitu :

• Asumsi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan daya saing berdasarkan kendala utama yang akan diselesaikan dan bentuk inovasi yang akan dilaksanakan.

• Asumsi yang terbentuk memungkinkan secara teknis untuk dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung.

c. Pemrioritasan strategi

(30)

Gambar 3 Diagram alir metoda AHP (Indriatiet al. 2015)

Setiap kriteria dan alternatif dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Kemudian semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Konsekuen atau tidaknya perbandingan berpasangan dapat diperiksa dengan Consistency Ratio (CR). Nilai CR tidak akan lebih dari 0.10 jika penilaian kriteria telah dilakukan dengan konsisten. Kemudian pendapat yang konsisten digabung dengan menggunakan rata-rata geometrik.

Keterangan:

XG = rata-rata geometrik n = jumlah responden

Xi = penilaian oleh responden ke-i

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Informasi Konsumen dan Pelaku usaha

Pada analisis pendahuluan dengan melakukan dua tahapan survei yaitu terhadap 100 konsumen keripik pisang dan seluruh pelaku usaha keripik pisang di Bandar Lampung yang berjumlah 32 usaha didapatkan informasi mengenai konsumen dan inovasi yang mempengaruhi keputusan pembelian produk serta informasi mengenai profil usaha yang sedang berjalan dan korelasi kriteria usaha terhadap daya saing usaha.

(31)

Inovasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Produk Harapan Konsumen

Responden terpilih berdasarkan tiga kriteria yaitu mengetahui produk, pernah mengkonsumsi produk, dan domisili. Berdasarkan hasil survei data terolah pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa responden terpilih sebagian besar berdomisili di Bogor, Lampung dan Jakarta, sementara daerah produsen keripik pisang yang paling banyak diketahui responden adalah berasal dari daerah Lampung dan Lumajang. Lampiran 4 juga menunjukkan bahwa 65% responden menyatakan pernah membeli langsung produk dari penjual dan 33% responden menyatakan mendapatkan produk dari oleh-oleh kerabat/saudara sementara 2% menyatakan ragu-ragu.

Analisis survei konsumen terhadap inovasi dilakukan secara deskriptif, hasilnya menerangkan bahwa inovasi pelayanan, pemasaran, produk, proses dan teknologi menjadi inovasi yang paling mempengaruhi keputusan pembelian terhadap produk keripik pisang. Sementara inovasi rantai pasok, model bisnis dan organisasi dinilai kurang mempengaruhi keputusan pembelian. Sementara produk yang diharapkan oleh konsumen adalah dengan pemasaran yang menjangkau banyak wilayah, kemudahan pembelian via online, kemasan yang mampu menjaga kualitas produk dan menyertakan aspek jaminan kehalalan. Menurut Manalu et al. (2007), penyediaan situs online dalam promosi akan berdampak sangat baik apalagi memperhatikan faktor-faktor seperti, kesesuaian informasi dan produk, kemenarikan proyeksi gambar, dan keamanan bertransaksi. Hasil pada tahapan ini dijadikan pertimbangan dalam merumuskan strategi sehingga strategi inovasi yang akhirnya dirancang menjawab keinginan konsumen.

Profil Pelaku Usaha Keripik Pisang di Bandar Lampung

Survei seluruh pelaku usaha (32 usaha) dilakukan dalam bentuk wawancara. Pada Lampiran 5 profil pelaku usaha dijelaskan berdasarkan tiga kriteria yaitu pendidikan pelaku usaha dan pekerja, hubungan pelaku usaha dan pekerja, serta status usaha. Lampiran 6(a) menunjukkan bahwa pendidikan pemilik usaha berkisar dari Sekolah Dasar (SD) hingga Magister (S2). Sebanyak 6% berpendidikan SD, berpendidikan SMP 9%, SMA 38%, Diploma 6%, Sarjana 38% dan Magister sebanyak 3%. Data tersebut menerangkan bahwa pendidikan pemilik usaha terbanyak berada pada tingkat SMA-S1. Menurut Ariani dan Ayu (2013), standar tingkat pendidikan sumber daya manusia pada usaha mikro, kecil dan menengah adalah berada pada tingkat SMA sederajat. Sementara untuk pendidikan pekerja berada pada jenjang SD-SMA. Lampiran 6(b) menunjukkan sebanyak 25% pemilik usaha memilih memperkerjakan pekerja pada jenjang SD, sebanyak 9% pada jenjang SMP, dan 66% pada jenjang SMA.

Data kriteria lain ditunjukkan pada Lampiran 6(c) yang berupa hubungan pemilik usaha dan pekerja yang menunjukkan bahwa sebanyak 47% pekerja usaha adalah dari pihak keluarga, sebanyak 37% usaha memperkerjakan dari bukan keluarga, dan 16% usaha memperkerjakan pekerja campuran, dimana sebagian masih ditangani keluarga dan sebagian lagi bukan keluarga. Salah satu alasan pelaku usaha memperkerjakan keluarga adalah untuk meminimalkan biaya.

(32)

memproduksi sendiri produk mereka dengan alasan menjaga kualitas produk serta meminimalkan biaya sehingga mampu menjual dengan harga yang lebih murah. Sementara 25% usaha atau sebanyak 8 usaha merupakan pedagang yang mengambil produk keripik pisang dari pengrajin di luar wilayah Bandar Lampung, mereka berpendapat cara ini dinilai lebih efisien karena tidak memerlukan modal besar dalam penyediaan mesin dan peralatan proses. Data lengkap tentang profil usaha keripik pisang yang ada di Kota Bandar Lampung dijelaskan pada Tabel 6 berikut :

Tabel 5 Profil usaha keripik pisang Kota Bandar Lampung

No Nama usaha Aset 1 Mahkota 50 000 000 270 000 000 2 SMA 5 Pedagang 2 Firman 150 000 000 313 200 000 6 SD 13 Produsen 3 Rojo Keripik 45 000 000 72 000 000 4 S1 5 Pedagang 4 Kurnia 70 000 000 432 000 000 3 S2 1 Pedagang 5 Keripik Lampung 50 000 000 810 000 000 3 S1 1 Produsen 6 Royyan 50 000 000 192 000 000 2 Diploma 6 Pedagang 7 Arabar 50 000 000 216 000 000 2 S1 1 Produsen 8 A-TEGO 50 000 000 72 000 000 2 S1 5 Pedagang 9 Karya Mandiri 150 000 000 432 000 000 6 SMA 10 Produsen 10 Enggal Jaya 30 000 000 216 000 000 3 SMP 5 Produsen 11 Ali Baba 40 000 000 60 000 000 2 Diploma 2 Produsen 12 Dua dara 100 000 000 324 000 000 7 SMP 10 Produsen 13 Zom-Zom Family 50 000 000 240 000 000 7 SMA 15 Produsen 14 Alinda 120 000 000 432 000 000 3 SMA 5 Produsen 15 Keripik Yaya 100 000 000 432 000 000 7 S1 8 Produsen 16 Askha Jaya 200 000 000 432 000 000 12 S1 10 Produsen 17 Nisa 50 000 000 240 000 000 2 SMA 10 Produsen 18 Sumber Rejeki 50 000 000 288 000 000 4 SMA 11 Produsen 19 Nyoto Roso 100 000 000 330 000 000 4 S1 6 Produsen 20 Rizka 100 000 000 360 000 000 8 S1 12 Produsen 21 Fino 120 000 000 360 000 000 5 SD 11 Produsen 22 Rona Jaya 100 000 000 576 000 000 5 SMA 20 Produsen 23 Wagiman 50 000 000 288 000 000 3 SMA 20 Pedagang 24 Suheri 50 000 000 259 200 000 8 SMP 16 Produsen 25 Cesi Lia 150 000 000 540 000 000 5 SMA 9 Produsen 26 ASA 200 000 000 360 000 000 5 SMA 20 Produsen 27 Istana Merry 500 000 000 600 000 000 16 S1 8 Produsen 28 Keripik Shinta 200 000 000 302 400 000 5 S1 5 Produsen 29 Lateb Jaya 50 000 000 210 000 000 5 SMA 11 Produsen 30 Suseno 550 000 000 3 000 000 000 20 SMA 43 Produsen 31 Aneka rasa

yenyen 1 000 000 000 9 000 000 000 30 S1 23 Pedagang 32 Yeyen 50 000 000 240 000 000 3 S1 2 Pedagang

Korelasi Profil Usaha terhadap Peningkatan Daya Saing

(33)

bivariat untuk melihat seberapa besar hubungan kriteria usaha yang meliputi pendidikan, aset yang dimiliki, dan status usaha tehadap peningkatan daya saing meliputi eksisting usaha, omset, jumlah tenaga kerja. Pada analisis ini yang menjadi variabel independen yaitu, pendidikan (XA), aset (XB), dan status usaha (XC), sedangkan yang menjadi variabel dependennya yaitu, eksisting usaha (Y1), omset (Y2), dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki (Y3).

Tabel 6 KorelasiRank Spearman

Y1 Y2 Y3

Spearman’s rho XA Correlation Coefficient

Significant (2 tailed)

koefisien korelasi signifikan pada taraf 5% (2 arah), **koefisien korelasi signifikan pada taraf 1% (2 arah); N : jumlah data.

Pendidikan:

Pendidikan dijadikan variabel independen yang dilihat keterkaitannya terhadap tiga variabel dependen yaitu eksisting usaha, omset dan jumlah tenaga kerja. Hasil analisis korelasi Rank Spearman pada Tabel 6 diketahui pendidikan (XA) dengan eksisiting usaha (Y1) menunjukkan hubungan terbalik karena bernilai negatif (-0.378) namun memiliki nilai signifikasi pada taraf 5% dengan nilai sebesar 0.003, dapat diartikan bahwa tingginya tingkat pendidikan berkorelasi terbalik terhadap eksisting usaha yang diukur dari lama usaha berdiri. Berdasarkan data profil usaha yang menunjukkan kondisi di lapangan, tingkat pendidikan berhubungan dengan penilaian bahwa UMKM memiliki potensi yang baik sebagai usaha dengan resiko yang tidak setinggi usaha skala besar. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk mulai merintis usaha skala mikro, kecil, dan menengah sehingga dapat diinterpretasikan inilah penyebab mengapa pelaku usaha dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki lama usaha yang terbilang masih baru.

Nilai korelasi antara pendidikan (XA) terhadap omset (Y2) menunjukkan hubungan positif (0.078) akan tetapi tidak signifikan. Analisis hubungan antara pendidikan (XA) terhadap jumlah tenaga kerja (Y3) juga menunjukkan hubungan terbalik karena bernilai negatif (-0.266) dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan tidak berkorelasi secara signifikan terhadap omset dan jumlah tenaga kerja. Pendidikan pelaku usaha diduga meningkatkan kemampuan secara teknis dan manajerial, sehingga akan berdampak pada kemajuan teknologi dan penggunaan mesin peralatan proses. Hal ini akan menyebabkan semakin sedikitnya jumlah pekerja yang dipekerjakan tetapi semakin meningkatkan omset yang didapat walaupun tidak signifikan. Aset:

(34)

tidak signifikan karna data nilai signifikasi melebihi taraf 5%. Nilai korelasi antara aset (XB) terhadap omset (Y2) memiliki nilai 0.935 dengan nilai signifikasi 0.000 atau signifikasi 1% yang berarti keterkaitan hubungan antara aset dan omset sangat signifikan mendekati sempurna. Hal ini menunjukkan aset sangat berhubungan terhadap omset, semakin tinggi aset yang dimiliki suatu usaha maka akan berdampak sangat positif pada omset yang didapat untuk tiap tahunnya. Nilai korelasi antara aset (XB) terhadap jumlah tenaga kerja yang dimiliki (Y3) memiliki nilai 0.687 dengan nilai signifikasi 0.000 atau signifikasi 1% yang menunjukkan keterkaitan hubungan yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa aset yang dimiliki akan menjadi kekuatan tersendiri bagi usaha untuk menarik perhatian pembeli sehingga memperoleh omset yang tinggi, kemampuan mempekerjakan dan membayar sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan berdaya saing dengan usaha keripik pisang lainnya.

Status Usaha:

Hasil analisis korelasiRank Spearmanpada Tabel 6 antara status usaha (XC) terhadap eksisting usaha (Y1) memiliki hubungan berbanding terbalik atau negatif sebesar -0.115 tetapi tidak signifikan. Nilai korelasi antara status usaha (XC) terhadap omset (Y2) yaitu sebesar -0.290. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan status usaha dan omset berbanding terbalik dan tidak signifikan. Pada nilai korelasi antara status usaha (XC) terhadap jumlah tenaga kerja yang dimiliki (Y3) menunjukkan nilai negatif yaitu sebesar -0.390 dengan nilai signifikasi 0.027 pada taraf 5% yang dapat diartikan bahwa status usaha sebagai pedagang berhubungan dengan menurunnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hubungan status usaha (XC) tidak berdampak positif terhadap eksisiting usaha, omset, tetapi berhubungan signifikan terhadap jumlah tenaga kerja yang dimiliki.

Dilihat dari data profil usaha yang ada di lapang menunjukkan bahwa terdapat usaha yang merupakan pedagang namun memiliki eksisting usaha, omset, dan jumlah tenaga kerja yang jauh lebih besar daripada usaha yang merupakan produsen keripik pisang itu sendiri. Hal ini didasari bahwa pada pelaksanaan kegiatan usaha, status usaha tidak mempengaruhi keputusan pembelian produk. Pada hasil survei konsumen diketahui bahwa hal yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah pada bagian pelayanan yang ramah, pemasaran yang mudah dijangkau, serta produk yang berkualitas.

Kondisi UMKM dan Pengaruh Sumber Daya Manusia

Analisis menggunakan metode structural equation modeling dengan pendekatan partial least square. Analisis dalam tahapan ini dilakukan dengan mengidentifikasi model dan mengevaluasi konstruk yang dibangun. Hasil akhir analisis menjelaskan besarnya pengaruh sumber daya manusia sebagai variabel laten eksogen (X) terhadap kendala UMKM dan inovasi yang merupakan variabel laten endogen (Y1dan Y2).

Model Konstruk berdasarkan Identifikasi Model

(35)
(36)

a. Kendala sebagai variabel laten endogen (Y1)

Variabel ini dilihat sebagai model refleksif terhadap 12 variabel sublaten yang terdiri dari indikator 1-38. Variabel sublaten yang direfleksifkan yaitu, pemasaran (Y1.1), modal (Y1.2), teknologi tepat guna (Y1.3), bahan baku (Y1.4), sumber daya manusia (Y1.5), manajerial keuangan dan administrasi (Y1.6), lokasi (Y1.7), kemitraan (Y1.8), efisiensi produksi (Y1.9), persaingan ketat (Y1.10), promosi (Y1.11) dan penanganan limbah (Y1.12). Berdasarkan hasil PLS algoritma awal maka dapat dilihat nilai loading factor yang dibawah 0.5 dihilangkan dari konstruk untuk analisis selanjutnya. Hasil dari PLS algoritma awal dianalisis ulang melalui bootstrapping untuk melihat nilai t-statistic di bawah 1.96 yang menunjukkan indikator/sublaten tersebut tidak valid dalam mengukur hubungan variabel sublaten. Nilailoading factor dant-statistic dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan nilai loading factor dan t-statistic diketahui bahwa dari 38 indikator yang mengukur kendala (Y1) terdapat 13 indikator yang tidak memenuhi nilai minimum sehingga 13 indikator ini dihilangkan dalam konstruk untuk analisis selanjutnya. Selain itu, sublaten modal (Y1.2), teknologi tepat guna (Y1.3) dan penanganan limbah (Y1.12) juga dihilangkan dari konstruk karna semua indikator yang dimiliki tidak valid untuk mengukur kendala UMKM.

b. Inovasi sebagai variabel laten endogen (Y2)

Variabel ini dilihat sebagai model refleksif terhadap 7 variabel sublaten yang terdiri dari indikator 39-62 untuk menilai validitas indikator terhadap variabel sublaten. Variabel sublaten yang direfleksifkan yaitu, model bisnis (Y2.1), pemasaran (Y2.2), organisasi (Y2.3), proses dan teknolologi (Y2.4), produk (Y2.5), pelayanan (Y2.6), dan rantai pasok (Y2.7). Nilailoading factordant-statistic untuk variabel inovasi dapat dilihat dalam Lampiran 8. Berdasarkan nilailoading factor dan t-statisticdiketahui bahwa dari indikator 39-62 yang mengukur inovasi (Y2) terdapat 2 indikator yang tidak memenuhi nilai minimum sehingga 2 indikator ini dihilangkan dalam konstruk untuk analisis selanjutnya.

c. Sumber daya manusia sebagai variabel laten eksogen (X)

Variabel ini dilihat sebagai model refleksif terhadap tujuh variabel sublaten yang terdiri dari indikator 63-80 untuk menilai validitas indikator terhadap variabel sublaten. Variabel sublaten yang direfleksifkan yaitu, jenis kelamin (X1.1), pendidikan (X1.2), usia (X1.3), pengalaman (X1.4), besaran gaji (X1.5), pelatihan (X1.6), dan kemampuan akses informasi/internet (X1.7). Nilai loading factor dan t-statistic untuk variabel sumber daya manusia dapat dilihat dalam Lampiran 9.

(37)
(38)

variabel laten inovasi (Y2) dan terhadap variabel laten sumber daya manusia (X1). Nilaicross loadingsindikator 39-62 dalam variabel laten inovasi (Y2) lebih tinggi bila dibandingkan dengan variabel laten kendala (Y1) dan terhadap variabel laten sumber daya manusia (X1). Sama halnya nilai cross loadings indikator 67-80 dalam variabel laten sumber daya manusia (X1) lebih tinggi bila dibandingkan dengan variabel laten kendala (Y1) dan terhadap variabel laten inovasi (Y2). Berdasarkan informasi tersebut dapat diartikan bahwa seluruh variabel indikator secara diskriminan baik dalam memprediksi masing-masing variabel laten.

Hasil Evaluasi Konstruk dan Analisis Pengaruh Variabel Eksogen-Endogen

Tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi model struktural berdasarkan outer model dengan indikator refleksif dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel sumber daya manusia dalam menyelesaikan kendala UMKM yang ada dan melaksanakan inovasi terhadap upaya peningkatan daya saing. Evaluasi model menggunakan nilai average variance extract (AVE) dan communality. Nilaiouter loadingdisajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Nilai outer modelvariabel laten dan sublaten

AVE C Ket. CR CA Ket. R-Square Ket. Kendala (Y1) 0.828 0.765 Reliabel 0.579 Cukup kuat

Pemasaran Y1.1 0.942 0.942 Valid 0.970 0.939 Reliabel 0.567 Cukup kuat Bahan Baku Y1.4 0.868 0.868 Valid 0.951 0.922 Reliabel 0.088 Lemah SDM Y1.5 0.731 0.731 Valid 0.914 0.868 Reliabel 0.672 Cukup kuat Manajerial Keuangan &

Adm Y1.6 0.806 0.806 Valid 0.925 0.874 Reliabel 0.625 Cukup kuat Lokasi Y1.7 0.723 0.723 Valid 0.886 0.805 Reliabel 0.579 Cukup kuat Kemitraan Y1.8 0.874 0.874 Valid 0.933 0.855 Reliabel 0.487 Lemah Efisiensi produksi Y1.9 0.905 0.905 Valid 0.950 0.896 Reliabel 0.160 Sangat lemah Persaingan ketat Y1.10 0.765 0.765 Valid 0.906 0.866 Reliabel 0.210 Sangat lemah Promosi Y1.11 0.769 0.769 Valid 0.909 0.849 Reliabel 0.650 Cukup kuat Inovasi (Y2) 0.931 0.919 Reliabel 0.649 Cukup kuat Model Bisnis Y2.1 0.813 0.813 Valid 0.929 0.883 Reliabel 0.618 Cukup kuat Pemasaran Y2.2 0.675 0.675 Valid 0.970 0.834 Reliabel 0.571 Cukup kuat Organisasi Y2.3 0.921 0.921 Valid 0.972 0.957 Reliabel 0.676 Cukup kuat Proses dan Teknologi

Y2.4 0.625 0.625 Valid 0.833 0.703 Reliabel 0.344 Lemah Produk Y2.5 0.742 0.742 Valid 0.895 0.821 Reliabel 0.465 Lemah Pelayanan Y2.6 0.755 0.755 Valid 0.902 0.837 Reliabel 0.690 Cukup kuat Rantai Pasok Y2.7 0.588 0.588 Valid 0.808 0.677 Reliabel 0.590 Cukup kuat SDM (X) 0.839 0.807 Reliabel

Pendidikan X1.2 0.834 0.834 Valid 0.937 0.899 Reliabel 0.571 Cukup kuat Pengalaman X1.4 0.925 0.925 Valid 0.961 0.919 Reliabel 0.130 Sangat lemah Besaran Gaji X1.5 0.827 0.827 Valid 0.905 0.791 Reliabel 0.440 Lemah Pelatihan X1.6 0.674 0.674 Valid 0.861 0.769 Reliabel 0.584 Cukup kuat Kemampuan akses

internet X1.7 0.919 0.919 Valid 0.958 0.912 Reliabel 0.674 Cukup kuat

(39)

reliabilitas indikator digunakan nilai composite reliability dan cronbachs alpha. Nilai yang disarankan untuk reliabilitas adalah 0.7 (terdapat pula yang mengatakan 0.6 sudah reliabel). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua nilai indikator telah memenuhi syarat yang berarti indikator telah reliabel.

Nilai R-Square digunakan untuk melihat seberapa besar variabel endogen (variabel terikat) dapat dijelaskan oleh variabel eksogen (variabel bebas) atau dapat dikatakan pula seberapa besar hubungan antara variabel laten pada model yang dibentuk. Adapun nilai R-Squaredigunakan untuk melihat atau menentukan kategori pengaruh variabel eksogen apakah sangat lemah (di bawah 0.25), lemah (antara 0.25-0.50), cukup kuat (antara 0.50-0.75), atau kuat (di atas 0.75). Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya manusia (eksogen) memiliki hubungan cukup kuat terhadap variabel kendala (endogen) dengan besar nilai 0.579, dan variabel sumber daya manusia juga memiliki hubungan cukup kuat terhadap variabel inovasi (endogen) dengan besar nilai 0.649. Atau dapat dikatakan pula bahwa variabel sumber daya manusia (eksogen) dapat menjelaskan cukup kuat variabel kendala dan inovasi (endogen).

Semua indikator telah diketahui validitas dan reliabilitasnya terhadap masing-masing variabel latennya. Selanjutnya adalah mengetahui tingkat pengaruh antara variabel laten dan sub latennya serta mengetahui tingkat pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogennya. Analisis pengaruh dapat dilihat pada nilai path coefficient(Mean, STDEV, t-value) dalam Tabel 8 dan 9.

Tabel 8 Nilaipath coefficientvariabel laten dan sublaten

LatenSub Laten Original

Sample Mean STDEV STERR T-stat Kendala Y1Pemasaran Y1.1 0.753 0.754 0.046 0.046 16.288

Kendala Y1Bahan Baku Y1.4 0.297 0.286 0.094 0.094 3.168

Kendala Y1SDM Y1.5 0.820 0.820 0.037 0.037 22.366

Kendala Y1Manajerial Keuangan Y1.6 0.790 0.785 0.051 0.051 15.473

Kendala Y1Lokasi Y1.7 0.761 0.760 0.047 0.047 16.235

Kendala Y1Kemitraan Y1.8 0.698 0.697 0.049 0.049 14.239

Kendala Y1Efisiensi Produksi Y1.9 0.400 0.391 0.099 0.099 4.016

Kendala Y1Persaingan Ketat Y1.10 0.458 0.477 0.058 0.058 7.959

Kendala Y1Promosi Y1.11 0.807 0.806 0.042 0.042 19.141

Inovasi Y2Model Bisnis Y2.1 0.786 0.785 0.046 0.046 17.121

Inovasi Y2Pemasaran Y2.2 0.755 0.753 0.050 0.050 15.037

Inovasi Y2Organisasi Y2.3 0.822 0.821 0.026 0.026 31.191

Inovasi Y2Proses dan Teknologi Y2.4 0.587 0.588 0.086 0.086 6.831

Inovasi Y2Produk Y2.5 0.682 0.685 0.056 0.056 12.229

Inovasi Y2Pelayanan Y2.6 0.830 0.828 0.037 0.037 22.176

Inovasi Y2Rantai pasok Y2.7 0.768 0.772 0.045 0.045 17.253

SDM X1Pendidikan X1.1 0.756 0.749 0.051 0.051 14.881

SDM X1Pengalaman X1.4 0.361 0.354 0.075 0.075 4.831

SDM X1Besaran Gaji X1.5 0.663 0.660 0.093 0.093 7.167

SDM X1Pelatihan X1.6 0.764 0.770 0.041 0.041 18.501

SDM X1Kemampuan akses informasi dan

internet X1.7

0.821 0.821 0.035 0.035 23.680

(40)

disimpulkan untuk variabel laten (endogen) kendala diketahui sublaten yang memiliki pengaruh dari yang tertinggi ke terendah yaitu sumber daya manusia (0.820), promosi (0.807), manajerial keuangan dan administrasi (0.790), lokasi (0.761), pemasaran (0.753), kemitraan (0.698), persaingan ketat (0.458), efisiensi produksi (0.400), dan bahan baku (0.297). Untuk variabel laten (endogen) inovasi diketahui sublaten yang memiliki pengaruh dari yang tertinggi ke terendah yaitu inovasi pelayanan (0.830), inovasi organisasi (0.822), inovasi model bisnis (0.786), inovasi rantai pasok (0.768), inovasi pemasaran (0.755), inovasi produk (0.682), inovasi proses dan teknologi (0.587). Sementara untuk variabel laten (eksogen) sumber daya manusia diketahui sublaten yang memiliki pengaruh dari yang tertinggi ke terendah yaitu kemampuan akses informasi dan internet (0.821), pelatihan (0.764), pendidikan (0.756), besaran gaji (0.663) dan pengalaman (0.361).

Tabel 9 Nilaipath coefficientvariabel eksogen-endogen

EksogenEndogen Original Sample Mean STDEV STERR T-stat

SDM XKendala Y1 0.761 0.754 0.064 0.064 11.967

SDM XInovasi Y2 0.806 0.801 0.048 0.048 16.876

Berdasarkan nilai t-statistic diketahui bahwa variabel eksogen sumber daya manusia (X) berpengaruh terhadap penyelesaian kendala UMKM dan pelaksanaan inovasi yang akan dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing usaha. Sumber daya manusia berpengaruh sebesar 0.761 terhadap penyelesaian kendala UMKM dan berpengaruh sebesar 0.806 terhadap keberhasilan pelaksanaan inovasi. Hasil ini membenarkan teori Chen (2009) dan Ardianaet al. (2010) bahwa sumber daya manusia menjadi faktor kunci keberhasilan suatu usaha, dalam penelitian ini SDM mempengaruhi keberhasilan penyelesaian kendala dan pelaksanaan inovasi. Pada hasil nilaipath coeficientyang memprioritaskan faktor kualitas SDM, kendala dan inovasi diketahui bahwa kemampuan SDM dalam mengakses informasi dan internet, pelatihan, dan pendidikan akan mampu menyelesaikan kendala utama yang dihadapi usaha saat ini yaitu pada bagian kualitas SDM dalam meluaskan promosi dan pemasaran serta memperbaiki manajerial usaha. Selain itu, diketahui bahwa kemampuan SDM dalam mengakses informasi dan internet, pelatihan serta pendidikan memungkinkan pelaku usaha untuk mampu melakukan inovasi, baik di bidang pelayanan, pemasaran, produk dan proses, kemitraan dan sebagainya.

Model Strategi Inovasi

(41)

terhadap penyelesaian kendala tersebut dan berdampak signifikan terhadap usaha. Kemudian, asumsi-asumsi didiskusikan bersama pakar dan hasilnya dirumuskan enam asumsi yang kemudian dimasukkan ke dalam hirarki analytical hierarchy process (AHP) untuk dinilai asumsi mana yang tepat dan dapat dijadikan strategi peningkatan daya saing usaha.

Struktur AHP yang dikembangkan merupakan model yang menggambarkan hubungan dari variabel-variabel yang berkaitan dengan upaya peningkatan daya saing UMKM sebagai tujuan, peran aktor/pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha, faktor pendukung peningkatan daya saing seperti eksistensi usaha, omset, sumber daya manusia (kriteria), serta bentuk-bentuk inovasi (subkriteria) yang dimodelkan dalam tiap kriteria. Pemodelan struktur AHP dilakukan melalui kajian terhadap hasil penelitian pada tahap sebelumnya, respondensi dengan pakar, serta melalui analisis pendekatan penelitian-penelitian terdahulu. Adapun hireraki keterkaitan antar bagian dalam penentuan strategi inovasi peningkatan daya saing dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Hirarki dan hasil analisis AHP dalam penentuan strategi inovasi Keterangan :

A1 : Dinas Pemerintah terkait I5 : Inovasi pemasaran A2 : Pelaku Usaha I6 : Inovasi produk

A3 : Akademisi/Peneliti I7 : Inovasi proses dan teknologi K1 : Eksistensi Usaha S1 : Bimbingan teknis

K2 : Omset S2 : Keikutsertaan dalam pameran dan seminar K3 : Sumber Daya Manusia S3 : Diklat promosi dan pemasaranonline I1 : Inovasi pelayanan S4 : Pengembangan kelembagaan kelompok I2 : Inovasi organisasi S5 : Diklat administrasi dan keuangan usaha I3 : Inovasi model bisnis S6 : Penyediaan bantuan mesin dan peralatan I4 : Inovasi rantai pasok proses yang tepat guna

Gambar

Tabel 1  Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah
Tabel 2  Jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tabel 4 Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan di Kabupaten/Kota
Gambar 1  Kerangka pemikiran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dikemukakan meliputi data perbe- daan skor total tes pemahaman awal konsep genetika, data kelompok konsep genetika yang banyak tidak dapat dijawab

Dari data yang diperoleh pada pasien demam tifoid anak dengan status pasien Umum menunjukkan bahwa jenis antibiotik thiamfenicol, chloramfenicol dan ciprofloxacin

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa berada pola Fearful yang memiliki total tertinggi yaitu 100 orang subjek 28.7% dengan dimensi PIU

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat kausal (sebab- akibat) yaitu penelitian dengan memfokuskan pada beberapa variabel yang berhubungan

- Dok me vjetar bio, Šumjeh i pjevah pjesmu što je davno Naučih, kad su gazili po zemlji Divovi, jaki lovci ratoborni.. Pjesmu sam pjevo što su uz nju prve  Vojske na zemlji dizale se

Dengan jawaban seperti ini maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa SMAN 3 Kota Serang atau 90% menyatakan bahwa mereka tertarik membaca Rubrik Xpresi di

(2) Kecepatan rata-rata kendaraan ringan pada jam puncak ditinjau dari Jalan Perumnas sampai dengan Gang Johar di Jalan Laksda Adisutjipto Yogyakarta sesudah dipengaruhi

Hasil ini sama dengan penelitian yang di lakukan oleh Jundi (2014), skripsi dengan judul" Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Provinsi- Provinsi di