Elizabeth Tobing: Penerapan Prinsip Transparansi dalam Reorganisasi Perusahaan, 2005
USU Repository©2006
i
Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Reorganisasi Perusahaan
Tesis
Elizabeth Tobing*) Bismar Nasution**) Muhammad Yamin**) T.Keizerina Devi A. **)
Universitas Sumatera Utara
Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga saat ini disinyalir akibat rendahnya penerapan Good Corporate Governance telah mengakibatkan ribuan perusahaan yang bergantung pada investasi asing (Debitor) terancam mengalami kebangkrutan oleh karena kesulitan membayar utang (kepada para Kreditornya) dan telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk menyesuaikan hukum Kepailitan agar dapat berperan dalam membangkitkan kembali kegiatan usaha dan perekonomian nasional.
Reorganisasi perusahaan memiliki tujuan filosofis untuk melawan permohonan pemailitan suatu perusahaan yang diajukan oleh satu atau lebih Kreditornya yang tidak memperoleh pelunasan hutangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dan bahkan jika mungkin, merestrukturisasi perusahaan dari segi modal dan finansial agar kembali berada dalam keadaan rnampu membayar/solven.
Undang-Undang Kepailitan Indonesia menyediakan dua cara guna menghindarkan Debitor dari pelaksanaan likuidasi terhadap harta kekayaannya dalam hal Debitor telah atau akan berada dalam keadaan insolven. Pertama dengan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU / surseance van betaling) dilakukan sebelum terhadap Debitor diajukan permohonan pernyataan pailit atau pada waktu pernyataan pailit sedang diperiksa oleh Pengadilan Niaga. Kedua, dengan mengadakan perdamaian antara Debitor dengan para Kreditornya setelah Debitor dinyatakan pailit oleh Pengadilan, dimana telah ditentukan undang-undang bahwa perdamaian dapat berfungsi untuk mengakhiri kepailitan.
Prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip utama dari Good Corporate Governance yang oleh Undang-Undang Kepailitan Indonesia telah diaplikasikan dalam proses permohonan pailit mensyaratkan adanya jaminan pengungkapan informasi yang tepat waktu dan akurat terhadap semua hal yang material dari perusahaan, yang bertujuan menjaga kepercayaan investor bagi perekonomian Indonesia dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab.
Elizabeth Tobing: Penerapan Prinsip Transparansi dalam Reorganisasi Perusahaan, 2005
USU Repository©2006
ii
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Kepailitan Indonesia kurang memadai dalam mengatur ketentuan-ketentuan tentang upaya reorganisasi perusahaan dari segi modal dan finansial yang menerapkan prinsip transparansi yang bertujuan sebagai penyehatan perusahaan dan upaya penyelamatan perusahaan berada di ambang pintu kepailitan.
Kata Kunci :
1. Transparansi 2. Kepailitan
3. Reorganisasi Perusahaan
* Mahasiswa Program Studi IImu Hukum Pasca Sarjana USU Medan
Elizabeth Tobing: Penerapan Prinsip Transparansi dalam Reorganisasi Perusahaan, 2005
USU Repository©2006
iii
Transparency Application In Business Reorganization
Tesis
Elizabeth Tobing*) Bismar Nasution**) Muhammad Yamin**) T.Keizerina Devi A. **)
Universitas Sumatera Utara
Indonesian financial crisis since 1997 until this present day related to low practices of
Good Corporate Governance has caused thousand of business corporation which most capital
depends on foreign investment (Debtor) was threatened with petition of bankruptcy followed
by assets liquidation that being pulled by their Creditors. This crisis has moved Indonesian
Government to reimproved Indonesian bankruptcy act by adjusting it with current economic
condition and with new goals to rebuild the sustainable of national economic growth.
The fundamental premise of business reorganization is that reorganization more
desirable then liquidating the company and its assets, and even if its possible to turn the falling
business around so that it has sustainable positive cash flow from operations and make it
profitable.
Indonesian Bankruptcy Act provides two options as an alternative way avoiding
Debtor from judicial lien on his assets from bankruptcy and liquidation which forced by
Creditors whose had a right to payment upon proved and allowed debts. First option is through
suspension of payments. As an alternative to the winding up of adebted company, the Debtor
may file a petition for suspension of payments on his own initiative in response to a petition
filed by Creditor for his bankruptcy. Suspension of payments may only be granted if the
decision declaring bankruptcy hasn't been rendered by the Commercial Court. Second option
is by arranging and negotiating the composition plan between Debtor and Creditors after
bankruptcy declared had been rendered by the court. As the bankruptcy law about agreement
on composition plan could ended the bankruptcy.
The transparancy and disclosure principe as one main principles from Good Corporate
Governance theory which by Indonesian Bankruptcy Law was applied unto bankruptcy
procedure terms guarantee of information dislosure timely and accurately above all materials
matters of the business company to create economic credibility and in order to uphold Good
Corporate Governance.
Elizabeth Tobing: Penerapan Prinsip Transparansi dalam Reorganisasi Perusahaan, 2005
USU Repository©2006