ECOTOURISM ARCHITECTURE
SKRIPSI
OLEH
MUHAMMAD HABIB WIYANDRA
110406115
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
ECOTOURISM ARCHITECTURE
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAMMAD HABIB WIYANDRA
110406115
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
GEOPARK KALDERA TOBA
ENGAGEMENT WITH THE TOWN OF A THOUSAND STAR
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015
Program Studi : Arsitektur
Tanggal Lulus : Juli 2015
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Ir. Rudolf Sitorus, MLA. NIP. 195802241986011002
Kordinator Skripsi,
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Ir. Rudolf Sitorus, MLA.
Anggota Komisi Penguji : 1. Salmina Wati Ginting ST, MT.
NIM : 11 0406 115
Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Geopark Kaldera Toba
Tema : Ecotourism Architecture
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
N 3. Perbaikan Tanpa
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir skripsi dengan judul “Engagement With The Town Of A Thousand Star”.
Laporan Akhir Skripsi ini yang mengacu berdasarkan tugas Perancangan Arsitektur – 6 dan membahas penjelasan lengkap mengenai Perancangan Geopark Kaldera Toba yang berlokasi di Kecamatan Pangururan hal ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Aristektur di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Semoga isi dari skripsi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi arsitek. Harapan saya semoga skripsi ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi skripsi ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Saya juga ingin mengucapkan kepada pihak – pihak berikut yang telah mendukung saya selama ini yaitu :
dan dukungan yang selalu menyertai saya.
Kepada R.A Dyah Ellne Rahmawityana yang selalu memberikan dorongan semangat yang tidak pernah berhenti dalam pengerjaan skripsi ini. Terimakasih untuk semuanya.
Terima kasih juga untuk teman-teman stambuk 2011, khususnya Dimas agung, Fitrul umrah, Fairus wardhana, Dani fadila, Meyer ds, Rio riezky, Verdi Alfonso, Kevin widjaja, M. Irham, Hafizul, Cut dhaifina, nana, Debby anastasya, Bagus wicak, yang telah mengisi ragam hari hari saya selama 4 tahun di kampus sampai pada saat ini.
Kepada adik-adik saya stambuk 2014, khususnya Nazlazahrina, Sakinah nauli, Aldi beruang bebas, Wanda hafiza, Ade rahma, Orin maulana, Lutdiansyah akbar, Dariyan, Syahira azuhra, Irfa qodri, dan Darma al-khair saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya karena sudah turut membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini dalam bentuk apapun. Terima kasih banyak, kalian hebat.
Kepada Angkatan XX , CDT family, Sebabot, All star, MTR, Rukopi dan Grup PA 6 (Hermilio M.E.N), terimakasih kepada kalian semua yang sudah mengisi ragam hari saya dengan tawa dan dengan dukungan yang luar biasa dalam pengerjaan ini.
memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pegetahuan khususunya dalam lingkup Departemen Arsitektur USU.
Medan, Juli 2015 Penulis,
DAFTAR ISI ... viii
AKU ADA KARENA KAU TERCIPTA ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Penjelasan Tema ... 2
C. Pengertian Geopark ... 8
BAB II ... 14
BERLARI DAN BERNYANYI ... 14
Gambaran Umum Danau Toba ... 15
Persiapan Preview 1 ... 23
Kab. Samosir ... 24
Kab. Tobasa ... 26
Kab. Tapanuli Utara ... 28
Kab. Humbahas ... 30
LUKA YANG DIOBATI ... 102
ANALISA MAKRO ... 107
F. Analisa Vegetasi dan Public Space ... 116
G. Analisa Potensi ... 117
H. Rangkuman Rekomendasi Perancangan ... 120
ANALISA MIKRO ... 120
REVITALISASI DERMAGA ... 121
Water Recreation ... 124
Revitalisasi Pasar Tradisional ... 128
Jogging Track and Bycicle Track ... 131
Gallery Geopark & Sitting Outdoor ... 134
STUDI BANDING ... 138
ZONING ... 142
BAB V ... 144
JAWABAN SEMUA RINTANGAN ... 144
KOTA PANGURURAN ... 146
GALLERY GEOPARK ... 148
WATER RECREATION ... 171
REVITALISASI TAMAN KOTA ... 176
REVITALISASI PASAR ... 178
REVITALISASI DERMAGA ... 181
PARKING LOT ... 184
JOGGING TRACK AND BYCICLE TRACK ... 188
KESIMPULAN ... 192
EPILOG ... 195
Gambar 2.2. Suasana Krka National Park ... 20
Gambar 2.3. Hongkong Global Geopark Of China ... 22
Gambar 2.4. Peta Tujuh Kabupaten Kaldera Toba ... 23
Gambar 2.5. Peta Kabupaten Samosir ... 24
Gambar 2.6. Ragam Potensi Kab. Samosir ... 25
Gambar 2.7. Peta Kabupaten Toba Samosir ... 26
Gambar 2.8. Ragam Potensi Kab. Toba Samosir ... 27
Gambar 2.9. Peta Kabupaten Tapanuli Utara ... 28
Gambar 2.10. Ragam Potensi Kab. Tapanuli Utara ... 29
Gambar 2.11. Peta Kabupaten Humbahas ... 30
Gambar 2.12. Ragam Potensi Kab. Humbahas ... 31
Gambar 2.13. Peta Kabupaten Dairi ... 33
Gambar 2.14. Ragam Potensi Kab. Dairi ... 33
Gambar 2.14. Peta Kabupaten Tanah Karo ... 34
Gambar 2.15. Ragam Potensi Kab. Tanah Karo ... 35
Gambar 2.16. Peta Kabupaten Simalungun ... 37
Gambar 2.17. Ragam Potensi Kab. Simalungun ... 37
Gambar 2.18. Potensi-Potensi 1 ... 46
Gambar 2.19. Potensi-Potensi 2 ... 47
Gambar 2.20. Pengembangan 1 ... 48
Gambar 2.21. Pengembangan 2 ... 48
Gambar 2.22. Pengembangan 3 ... 49
Gambar 2.23. Pengembangan 4 ... 49
Gambar 3.1. Over Layer 5 Jenis Potensi ... 53
Gambar 3.2. Titik Over Layer yang Ditentukan ... 54
Gambar 3.3. Danau Sidihoni ... 56
Gambar 3.5. Jalan Raya ... 56
Gambar 3.7. Area Tepi Sungai ... 56
Gambar 3.9. Usulan Konsep Makro ... 72
Gambar 3.10. Site Fishing zone ... 76
Gambar 3.17. Masterplan Jogging Track and Bike Track ... 81
Gambar 3.18. Sketsa Suasana Track and Bike Track ... 81
Gambar 3.19. Site Shelter Climber ... 83
Gambar 3.20. Foto Eksisting Site Shelter Climber ... 83
Gambar 3.21. Bentukan massa Shelter ... 84
Gambar 3.22. Masterplan Shelter Climber ... 85
Gambar 3.23. Sketsa Suasana Shelter Climber ... 85
Gambar 3.24. Site Toilet ... 87
Gambar 3.25. Foto Eksisting Site Toilet ... 87
Gambar 3.26. Bentukan Massa Toilet ... 88
Gambar 3.27. Tampak Depan Toilet ... 88
Gambar 3.28. Sketsa Suasana Toilet ... 88
Gambar 3.29. Site Revitalisasi Pasar ... 90
Gambar 3.30. Foto Eksisting Site Revitalisasi Pasar ... 90
Gambar 3.31. Master Plan Revitalisasi Pasar ... 91
Gambar 3.32. Sketsa Suasana Revitalisasi Pasar ... 91
Gambar 3.33. Site Garden/Park ... 93
Gambar 3.34. Foto Eksisting Site Garden/Park ... 93
Gambar 3.35. Master Plan Garden/Park ... 94
Gambar 3.36. Sketsa Suasana Garden/Park ... 94
Gambar 3.37. Site Gallery Geopark ... 97
Gambar 3.38. Foto Eksisting Site Gallery Geopark ... 98
Gambar 3.39. Bentukan Massa Gallery Geopark ... 98
Gambar 3.40. Master Plan Gallery Geopark ... 99
Gambar 3.41. Tampak Depan Gallery Geopark ... 100
Gambar 3.42. Sketsa Suasana Gallery Geopark ... 100
Gambar 4.1.Peta Negara Indonesia ... 107
Gambar 4.3. Kabupaten Samosir ... 107
Gambar 4.5. 3D Kota Pangururan ... 108
Gambar 4.6. Pembayangan 09.00 ... 109
Gambar 4.15 Simbol Gunung ... 112
Gambar 4.16. Foto-foto Eksisting ... 113
Gambar 4.17. Kota Pangururan ... 114
Gambar 4.18. Area 1 ... 115
Gambar 4.20. Lokasi Taman Kota ... 116
Gambar 4.21. View danau Toba ... 117
Gambar 4.22. Patung Liberty Malau ... 117
Gambar 4.23. Komunitas Tenun Ulos ... 118
Gambar 4.25. Site Dermaga Kota Pangururan ... 122
Gambar 4.26. Eksisting Dermaga ... 123
Gambar 4.27. Site Water Recreation ... 126
Gambar 4.28. Eksisting Water Recreation ... 127
Gambar 4.29. Site Water Recreation ... 129
Gambar 4.30. Foto-Eksisting ... 130
Gambar 4.31. Site Jogging Track and Bycicle Track ... 132
Gambar 4.32. Site Gallery Geopark dan Sitting Outdoor ... 137
Gambar 4.33. Patung Kristus ... 139
Gambar 4.34. Cabel Car ... 139
Gambar 4.35. Rio Carnaval ... 140
Gambar 4.36. Masterplan ... 141
Gambar 4.38. Penzoningan Penataan Pangururan ... 142
Gambar 5.1. Material yang Digunakan ... 145
Gambar 5.2. Masterplan Kota Pangururan ... 147
Gambar 5.3. Bentukan Site ... 153
Gambar 5.4. Jalur sirkulasi ... 154
Gambar 5.5. Tahap pertama lantai 1 ... 154
Gambar 5.6. Tahap kedua lantai 1 ... 155
Gambar 5.7. Bentukan massa lantai 2 ... 155
Gambar 5.8. Kedua lantai di pull-up ... 156
Gambar 5.9. Bentukan massa Gallery geopark ... 156
Gambar 5.15. Tampak Belakang ... 160
Gambar 5.16. Tampak Samping Kanan ... 161
Gambar 5.17. Tampak Samping Kiri ... 161
Gambar 5.18. Potongan A-A ... 162
Gambar 5.17. Potongan B-B ... 162
Gambar 5.18. Pola Lantai Lt.1 ... 163
Gambar 5.19. Pola Lantai Lt.2 ... 163
Gambar 5.20. Rencana Plumbing Lt.1 ... 164
Gambar 5.21. Rencana Plumbing Lt.2 ... 164
Gambar 5.22. Rencana Mekanikal Elektrikal Lt.1 ... 165
Gambar 5.22. Rencana Mekanikal Elektrikal Lt.2 ... 165
Gambar 5.24. Rencana Pembalokan ... 166
Gambar 5.25. Perspektif Mata Burung 1 ... 167
Gambar 5.27. Perspektif Mata Burung 3 ... 168
Gambar 5.28. Suasana Entrance Gallery ... 168
Gambar 5.29. Suasana Plaza ... 169
Gambar 5.30. Suasana Sitting Area ... 169
Gambar 5.31. Suasana Interior 1 ... 170
Gambar 5.32. Suasana Interior 2 ... 170
Gambar 5.33. Concept Massa ... 171
Gambar 5.34. Siteplan Water Recreation ... 172
Gambar 5.35. Denah Water Recreation Skala 1:350 ... 172
Gambar 5.36. Tampak Depan ... 173
Gambar 5.37. Tampak Samping ... 173
Gambar 5.38. Konsep Taman Kota ... 174
Gambar 5.39. Konsep Taman Kota ... 174
Gambar 5.40. Suasana Water Recreation ... 175
Gambar 5.41. Suasana Fishing Zone ... 175
Gambar 5.42. Konsep Taman Kota ... 176
Gambar 5.43. Siteplan ... 177
Gambar 5.49. Master Plan Dermaga ... 181
Gambar 5.50. Suasana Dermaga 1 ... 183
Gambar 5.51. Suasana Dermaga 2 ... 183
Gambar 5.52. Master Plan Parking Lot ... 185
Gambar 5.53. Siteplan Parking Lot ... 185
Gambar 5.54. Tampak Depan Pos Jaga ... 186
Gambar 5.55. Tampak Samping Pos Jaga ... 186
Gambar 5.56. Tampak Depan Halte ... 187
Gambar 5.57. Tampak Samping Halte ... 187
Gambar 5.58. Pembagian Zona ... 188
Gambar 5.59. Tampak Lampu Jalan ... 189
Gambar 5.60. Tampak Tempat Duduk ... 189
Tabel 2.2. Matriks Kab. Samosir ... 39
Tabel 2.3. Matriks Kab. Tobasa ... 40
Tabel 2.4. Matriks Kab. Tapanuli Utara ... 41
Tabel 2.5. Matriks Kab. Humbahas ... 42
Tabel 2.6. Matriks Kab. Dairi ... 43
Tabel 2.7. Matriks Kab. Tanah Karo ... 44
Tabel 2.8. Matriks Kab. Simalungun ... 45
Tabel 2.9. Legenda ... 45
Table 3.1.Needs Fishing Zone ... 75
Table 3.3 Needs Jogging Track & Bike Track ... 79
Table 3.4. Legenda Masterplan ... 81
Table 3.5. Needs Shelter Climber ... 82
Table 3.6. Legenda Masterplan ... 85
Table 3.7. NeedsToilet ... 86
Table 3.8. Needs Revitalisasi Pasar ... 89
Table 3.9. Needs Garden/Park ... 92
Table 3.10. Needs Gallery Geopark ... 96
Table 3.11. Legenda Master Plan ... 99
Table 4.1. Trip 1 hari A ... 103
Table 4.3. Trip 1 hari C ... 103
Table 4.5. Trip 2 hari A ... 104
Table 4.6. Trip 2 hari B ... 104
Table 4.7. Trip 3 hari ... 105
Table 4.8. Pengguna Jalan ... 114
Table 4.9. Legenda ... 118
Table 4.10 Kebutuhan Ruang Dermaga ... 121
Table 4.11 Aktifitas wisata Dermaga ... 122
Table 4.12. Kebutuhan Ruang WaterRecration ... 125
Table 4.13. Aktifitas Wisata Water Recreation ... 126
Table 4.14. Kebutuhan Ruang Pasar ... 128
Table 4.15. Aktifitas wisata Pasar ... 129
Table 4.21. Legenda Zoning ... 142
Table 5.1. Program ruang pelayan umum ... 149
Table 5.2. Program ruang pelayan administrasi ... 150
Table 5.3. Program ruang pelayan teknis ... 150
toba merupakan awal terciptanya danau tersebut. Sustainable Architecture and Symbiosis
Architecture merupakan tema besar yang diangkat agar terciptanya keharmonsasi antara
Danau Toba dan lingkungannya.
Geopark Kaldera Toba, pemikiran yang awalnya diajukan oleh UNESCO. Arti dari
Geopark adalah sebuah kawasan yang memilki unsur Geologi mau itu dari nilai arkeologi,
ekologi, dan budaya. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam pengembangan Geopark
itu sendiri. Pengertian Geopark juga sangat dekat kaitannya dengan pengertian Tema
diatas.
Terdapat 7(tujuh) kabupaten yang berbatasan langsung dengan Danau Toba.
Dengan membahas semua potensi yang dimilki oleh ketujuh kabupaten, didapat satu titik
di mana perencanaan Geopark Kaldera Toba itu dimulai. Kabupaten Samosir, Kecamatan
Panguruan merupakan lokasi yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Kecamatan
pangururan dibagi beberapa zona berdasarkan potensinya, di mana salah satunya adalah
pengembangan kota Pangururan, yang menjadi tanggung jawab saya dalam pengerjaan
Geopark kaldera Toba.
Ecotourism merupakan sebuah tema yang diangkat pada Geopark Kaldera Toba.
Perjalanan ketempat alami yang belum terkontaminasi dengan tujuan mempelajari,
menikmati, dan mengagumi keindahan alam merupakan arti dari Ecotourism. Berdasarkan
Sustainable dan Ecotourism yang dipadukan pada penataan Kota Panguruan dengan Danau
Toba sebagai sumber kekayaan alamnya maka dapat terjalin hubungan yang mencerminkan
judul skripsi saya sendiri, yaitu Engagement With The Town Of a Thousand Star.
explosion by The Super Volcano of The Toba Mountains are the very begining of the lake
formation. Sustainable Architecture and Symbiosis Architecture are the main theme that is
bought to create a harmonisation between the lake and its surrounding.
The Geopark Kaldera Toba, is the first idea brought from The UNESCO. The
meaning of 'Geopark' is the place itself has the elements of Geology, as it has the value of
archeology, ecology and culture. People were also had to take matters in developing their
geopark. The definiton of geopark are also related to the theme above.
There are 7 (seven) regency that are faced the boundaries of The Lake Toba. In
discussing all the potiential from the seven boundaries, there are one point where the
planning of the Geopark Kaldera Toba begins. The Regency of Samosir, The Sub-District
of Panguruan are the chosen area to reach the aim. The Sub-District of Panguruan are
divided into a few zones based on their potential, where one of it is the developement city
for Panguruan, that will be my responsibility in fulfilment The Geopark Kaldera Toba.
Ecotourism are the main theme that is bought to this Geopark Kaldera Toba.
Journey to the uncontamined nature place with the aim of learning, enjoying, and amazed
by the beauty of nature are the main definition of Ecotourisms. Based on Sustainable and
Ecotourisms that is combined to the regulations of The City of Panguruan with nature rich
in The Lake of Toba, then there is relationship that connected through my essay title , that
is The Enggagement of The Town of A Thousands Star.
letusan dari Gunung Super Volcano yaitu gunung Toba. Fenomena tersebut menjadi salah satu faktor yang menarik perhatian dunia kepada danau ini. Saat ini Danau Toba menjadi salah satu tempat terbaik untuk berwisata di Provinsi Sumatera Utara. Namun sangat disayangkan bahwa begitu luar biasanya potensi alam danau ini tetapi pemerintah daerah tersebut tidak memanfaatkannya dengan baik.
UNESCO menarik perhatian terhadap Danau Toba. Dari awal Danau Toba memang memiliki potensi yang sangat luar biasa, mulai dari keindahan alamnya, nilai sejarahnya, nilai geologinya bahkan sampai kepada budaya masyarakat yang hidup di sana. Wajar saja bahwa dunia sampai tertarik dengan danau ini bahkan UNESCO sekalipun.
toba merupakan awal terciptanya danau tersebut. Sustainable Architecture and Symbiosis
Architecture merupakan tema besar yang diangkat agar terciptanya keharmonsasi antara
Danau Toba dan lingkungannya.
Geopark Kaldera Toba, pemikiran yang awalnya diajukan oleh UNESCO. Arti dari
Geopark adalah sebuah kawasan yang memilki unsur Geologi mau itu dari nilai arkeologi,
ekologi, dan budaya. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam pengembangan Geopark
itu sendiri. Pengertian Geopark juga sangat dekat kaitannya dengan pengertian Tema
diatas.
Terdapat 7(tujuh) kabupaten yang berbatasan langsung dengan Danau Toba.
Dengan membahas semua potensi yang dimilki oleh ketujuh kabupaten, didapat satu titik
di mana perencanaan Geopark Kaldera Toba itu dimulai. Kabupaten Samosir, Kecamatan
Panguruan merupakan lokasi yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Kecamatan
pangururan dibagi beberapa zona berdasarkan potensinya, di mana salah satunya adalah
pengembangan kota Pangururan, yang menjadi tanggung jawab saya dalam pengerjaan
Geopark kaldera Toba.
Ecotourism merupakan sebuah tema yang diangkat pada Geopark Kaldera Toba.
Perjalanan ketempat alami yang belum terkontaminasi dengan tujuan mempelajari,
menikmati, dan mengagumi keindahan alam merupakan arti dari Ecotourism. Berdasarkan
Sustainable dan Ecotourism yang dipadukan pada penataan Kota Panguruan dengan Danau
Toba sebagai sumber kekayaan alamnya maka dapat terjalin hubungan yang mencerminkan
judul skripsi saya sendiri, yaitu Engagement With The Town Of a Thousand Star.
explosion by The Super Volcano of The Toba Mountains are the very begining of the lake
formation. Sustainable Architecture and Symbiosis Architecture are the main theme that is
bought to create a harmonisation between the lake and its surrounding.
The Geopark Kaldera Toba, is the first idea brought from The UNESCO. The
meaning of 'Geopark' is the place itself has the elements of Geology, as it has the value of
archeology, ecology and culture. People were also had to take matters in developing their
geopark. The definiton of geopark are also related to the theme above.
There are 7 (seven) regency that are faced the boundaries of The Lake Toba. In
discussing all the potiential from the seven boundaries, there are one point where the
planning of the Geopark Kaldera Toba begins. The Regency of Samosir, The Sub-District
of Panguruan are the chosen area to reach the aim. The Sub-District of Panguruan are
divided into a few zones based on their potential, where one of it is the developement city
for Panguruan, that will be my responsibility in fulfilment The Geopark Kaldera Toba.
Ecotourism are the main theme that is bought to this Geopark Kaldera Toba.
Journey to the uncontamined nature place with the aim of learning, enjoying, and amazed
by the beauty of nature are the main definition of Ecotourisms. Based on Sustainable and
Ecotourisms that is combined to the regulations of The City of Panguruan with nature rich
in The Lake of Toba, then there is relationship that connected through my essay title , that
is The Enggagement of The Town of A Thousands Star.
BAB I
AKU ADA KARENA KAU TERCIPTA
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang berlimpah akan kekayaan alamnya, termasuk juga didalamnya kekayaan keragaman geologi (geodiversity). Keragaman geologi tersebut seharusnya dapat menjadi sarana pendidikan juga aset wisata bagi Negara Indonesia. Demi tujuan yang berlandaskan pendidikan juga wisata maka banyak pemikiran yang diajukan dengan memanfaatkan keragaman geologi tersebut. Geopark atau Taman Bumi salah satu konsep pengembangan yang juga sedang berkembang di Indonesia.
Tema besar yang diajukan pada Studio Perancangan Arsitektur 6 ini yaitu Sustainability dan symbiosiss Architecture di mana tema menjadi landasan berpikir saya dalam menyelesaikan Skripsi saya ini. Dengan tema tersebut diharapkan agar sebuah rancangan tidak hanya memikirkan tentang bentuk bangunannya saja namun juga harus memikirkan segala aspek mengenai bangunan atau rancangan tersebut, mulai dari proses dalam merancangnya sampai di mana bangunan itu berfungsi.
2
B. Penjelasan Tema
Sustainability
Sustainability dalam bahasa Indonesia berarti berkelanjutan, maka Sustainable Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi penggunaan material, juga dalam hal efisiensi penggunaan teknologi maupun pembuangan limbah hal-hal tersebut juga harus menjadi bahan pertimbangan apabila ingin mengangkat tema Sustainable Architecture.
Kebutuhan akan Sustainable Architecture
Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan:
1. 40% dari energi terpakai diseluruh dunia 2. 25% dari pemotongan kayu
3. 16% dari pemakaian air bersih
4. 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai 5. 30% dari konsumsi bahan mentah
6. 35% dari buangan co2 dunia
7. 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan
Melihat data yang diatas pertimbangan untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sebagai bahan bangunan menjadi pertimbangan yang sangat wajar untuk dipikirkan, namun ada suatu masalah baru yang timbul yaitu meningkatnya pemakaian energi untuk mengumpulkan dan memproses bahan-bahan daur ulang tersebut. Juga menjadi bahan pertimbangan dimana belum adanya teknologi yang ramah akan lingkungan yang dapat mengolah bahan-bahan daur ulang tersebut atau malah bahan-bahan yang diperoleh dari alam malah lebih membutuhkan energi dan biaya yang lebih sedikit dari pada harus mengolah bahan daur ulang yang ada.
Keuntungan akan Sustainable Architecture
Keuntungan dengan menerapkan Sustainable Architecture yaitu : 1. Mengurangi biaya operasi
4 2. Mengurangi biaya pokok
3. Mengekspansi jangka waktu dan mendapat keuntungan infestasi 4. Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia
5. Memberikan keuntungan pada komunitas tertentu.
Sustainable Architecture seharusnya tidak hanya menjadi trend bagi arsitek-arsitek pada saat ini karena dengan melihat kegunaan, keuntungan juga dampak dari karya seorang arsitek yang tidak mendalami Sustainable secara mendalam sangatlah besar. Maka saya mengambil kesimpulan apabila sebuah karya dari seorang arsitek dapat dikatakan Sustainable Architecture apabila bangunan atau karya tersebut mampu memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, unsur unsur alam, energi dan segala aspek yang dilihat secara global.
Symbiosis
Symbiosis dapat diartikan sebagai “interaksi antara dua mahkluk hidup yang
berada diwilayah yang sama dan hubungannya saling menguntungkan satu sama lain”. Sedangkan dalam konteks Arsitektur Symbiosis diterjemahkan menjadi
pemandangan seni yang mana bangunan yang dikembangkan pada masa kini harus menjadi warisan untuk generasi yang akan datang.
keragaman lainnya. Seperti eksterior dengan interior, alam dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, manusia dengan teknologi, manusia dengan alam.
1. Symbiosis of eksterior and interior
Sebenarnya dalam budaya di luar Jepang juga terdapat intermediary space namun keberadaannya tidak terlalu diperhatikan. Konsep intermediary space adalah kunci penting dalam memahami Filosofi Simbiosis. Dari barat, dua hal yang berlawanan dilebur jadi satu kesatuan, atau ditolak sama sekali. Sebaliknya dalam filosofi simbiosis diciptakan sesuatu yang menghubungkan dua elemen itu sementara perbedaannya tetap dipertahankan. Hubungan yang diciptakan harus dinamis, selalu bergerak dan berubah. Untuk itu agar lebih efektif, hubungan itu biasanya berupa zone netral. Oleh karena itu dalam intermediarry space terdapat zona netral/transisi, atau bisa dikatakan juga zona abu-abu (peralihan dari hitam ke putih).
2. Symbiosis of history and present
Turunan dari diachronicity yang merupakan symbiosis waktu (lampau sekarang dan depan). Prinsip ini berusaha melihat masa lampau dengan sudut pandang filosofi simbiosis. Sejarah digambarkan dalam suatu simbol/ lambang, elemen arsitektural berupa nilai, ide, aesthetic, religions yang nantinya ditransformasikan pada masa sekarang dalam bentuk dan juga makna baru.
6 Manusia dan teknologi menurut dunia modern adalah dua konteks yang sangat berbeda. Perbedaan inilah yang menjadi pemikiran dari dunia arsitektur modern saat ini. Dalam pemikiran simbiosis perbedaan ini ditelusuri sampai kepada roh dan raga manusia dimana artinya bagaimana raga dan jiwa manusia itu apabila harus berhubungan dengan teknologi yang berkembang hingga saat ini.
4. Symbiosis of man and nature
Simbiosis antar manusia dan alam ini tidak hanya diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan pohon, rumput, burung, serangga, dan lingkungan dimana manusia itu hidup. Namun apabila dipandang secara luas segala benda dan bentuk ciptaan manusia seperti danau, dermaga, teknologi, kota, bahkan hutan buatan sekalipun cepat atau lambat hal hal tersebut akan menjadi bagian dari alam itu sendiri. Menurut Kisho Kurokawa segala benda yang diciptakan Tuhan adalah alam sedangkan yang diciptakan manusia itu dinamakan artifisial di mana hal tersebut tidak akan lama. Hal inilah baru bisa dinamakan Symbiosis of man and nature.
belakang namun dengan adanya seorang arsitek kedua faktor ini dapat saling mendukung pada sebuah karya arsitek tersebut.
Reference and Case Study
Apabila ingin membahas lebih jauh mengenai Sustainable Architecture dan Symbiosis Architecture maka saya juga harus mengangkat isu yang sekarang sedang panas dibicarakan di dunia mengenai Sustainable Development Goals (SDG). Di mana SDG adalah sebuah rumusan yang diajukan untuk mencapai tujuan tujuan yang harus dicapai apabila kita ingin menerapkan Sustainable Architecture itu sendiri. SDG dirumuskan pada tahun 2012 di Rio de Janeiro, dan akan dilaksanakan pada tahun 2015.
Adapun tujuan-tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG) itu sendiri adalah:
1. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya dimanapun
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi dan memajukan pertanian berkelanjutan
3. Memastikan hidup sehat, dan kesejahteraan manusia disemua usia
4. Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi
5. Membuat kota dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan
8 Maka dari tujuan tujuan yang diinginkan SDG sendiri seharusnya harus dapat terjawab dengan penyelesaian dari sebuah karya arsitek yang menjadi pembelajaran saya pada Studio Perancangan Arsitektur 6 itu sendiri.
Adapun isu yang ingin saya angkat pada PA6 saya ini yaitu
Tourism/Resort di mana menurut saya hal ini yang sangat cocok dikembangkan di daerah Sumatera Utara ini. Saya ingin mengembangkan tema ini di daerah Pangururan Pulau Samosir Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam yang sangat baik dan sangat mahal nilainya, mulai dari lingkungan, budaya, alamnya yang masi dapat digolongkan cukup alami dibanding kesemrautan di kota kota besar seperti Kota Medan. Dengan mengembangkan wilayah Pangururan Pulau Samosir tersebut sebagai salah satu tempat wisata terbaik Sumatera Utara kita dapat menjawab tujuan tujuan yang ingin dicapai SDG.
Adapun dengan pembahasan Sustainable dan Symbiosis dimana sebuah karya arsitek itu harus memikiran secara global juga dapat dijawab dengan pengembangan tempat pariwisata yang memikirkan lingkungan, ekonomi, manusianya juga dapat disimbiosiskan antara manusia dengan teknologinya.
C. Pengertian Geopark
memfasilitasi dan membentuk sebuah organisasi yang bernama GGN (Global Geopark Network) yang berdiri pada tahun 2004. Tujuan dari GGN ini sendiri agar dapat menampung lebih banyak negara di dunia, dengan harapan tidak hanya warisan geologi negara-negara eropa saja yang dilindungi namun mencakup seluruh warisan geologi yang berada diseluruh dunia.
Sebuah kawasan yang memiliki unsur geologi terkemuka, termasuk juga didalamnya nilai arkeologi, ekologi, juga budaya merupakan defenisi Geopark menurut UNESCO. Masyarakat setempat juga harus berperan aktif demi dapat melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam yang terdapat di lingkungan mereka. Dengan adanya Geopark warisan alam, hal itu digunakan untuk mendorong kesadaran masyarakat atas isu-isu yang dihadapi terutama berkaitan dengan dinamika kebumian yang terjadi disekitar mereka. Hal tersebut memilki tujuan agar masyarakat lebih menghargai dan menjaga serta merwat warisan alam di daerahnya masing-masing.
Geopark juga dapat diartikan berupa suatu upaya/gerakan dalam melestarikan warisan geologi agar dapat mengembangkan lingkungan, masyarakat, serta budaya didaerahnya. Pengertian Geopark sangat beragam, pengertiannya juga dapat dibagi dalam beberapa aspek :
a. Sebagai Suatu Kawasan
10 yang promosinya harus didukung oleh program pemerintah. Sebagai kawasan, geopark harus memiliki batas yang tegas dan nyata. Luas permukaan Geopark pun harus cukup, dalam artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana aksi pengembangannya.
b. Sebagai Sarana Pengenalan Warisan Bumi
Geopark mengandung sejumlah situs geologi (geosite) yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan, keindahan, serta pendidikan. Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budayanya.
c. Sebagai Kawasan Lindung Warisan Bumi
Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan bumi. Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya, keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.
d. Sebagai Tempat Pengembangan Geowisata
e. Sebagai Sarjana Kerjasama yang Efektif dan Efisien dengan
Masyarakat Lokal
Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan bumi kepada mereka. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.
f. Sebagai Tempat Implementasi Aneka Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi
Di dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari perusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan. Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi.
12 Terdapat 111 (seratus sebelas) Taman Bumi atau Geopark di seluruh dunia, hal ini tentu saja juga sudah di akui oleh UNESCO. Cina merupakan negara terbanyak dari 111 tempat 30 diantaran terletak di Negara Cina. Di Asia Tenggara sendiri hanya terdapat ditiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam. Kawasan Gunung Batur yang terletak di Bali, Kabupaten Bangli merupakan satu satunya Geopark yang terdapat di Negara Indonesia dengan nama resmi yaitu Batur Global Geopark.
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, Negara Indonesia adalah negara yang berlimpah akan kekayaan alamnya, begitu juga Provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini terletak dipulau Sumatera yang menjadi salah satu lokasi yang juga sudah ditetapkan UNESCO untuk pengembangan Geopark kedua di Indonesia dengan nama . Danau Toba merupakan titik kedua perencanaan Geopark, dengan keindahan alamnya, sejarah dari warisan geologinya, juga budayanya nama Geopark Kaldera Toba diajakuan dan dimulai pengembangannya untuk beberapa waktu kedepan.
Danau toba merupakan warisan alam yang memilki kisah yang sangat luar biasa. Tercipta dari letusan maha dahsyat oleh Gunung Super Volcano yaitu Gunung Toba. Pada akhirnya membentuk sebuah garis lempengan yang dengan kata lain garis tersebut menciptakan salah satu dari 3(tiga) danau terbesar di dunia.
dilakukan sebelum dan setelah geopark ini mencakup kesemua aspek, mulai dari alam yang dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran, juga sarana wisata sampai di mana masyarkat toba harus belajar dan berkembang demi meningkatkan dan mempertahankan Geopark Kaldera Toba.
Danau toba merupakan warisan alam yang sangat luar biasa. Keberadaan Danau Toba menghasilkan pemikiran Geopark Kaldera Toba. Hal ini layaknya judul Bab I pada tulisan skripsi saya yaitu Aku Ada Karena Kau Tercipta.
BAB II
BERLARI DAN BERNYANYI
Geopark yang memiliki arti Taman Bumi, merupakan sebuah pengembangan kawasan yang memilki nilai warisan geologi dengan potensi ilmiah dan juga outstanding. Kawasan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kawasan wisata, namun juga sebagai kawasan edukasi/pendidikan hal ini mencakup sebagai sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kawasan Geopark didunia yang sudah diakui secara Nasional, namun belum diakui secara Internasional oleh GGN. Hal ini disebabkan oleh letak dan lokasi kebanyakan kawasan tersebut berada diantar permukiman penduduk yang padat, sehinggal tidak jarang kawasan yang diwariskan sejarah itu sudah terkontaminasi. Konsep Geopark sendiri yaitu mengembangkan sebuah kawasan yang memilki warisan geolgi agar dapat menjalin hubungan erat dengan budaya, masyarakat, serta lingkungannya, hal ini tidak dapat terjadi apabila kawasan tersebut sudah terkontaminasi dengan segala aspeknya.
lagu yang indah merupakan data dari potensi-potensi apa saja yang ada pada Danau Toba, dan likungan yang mengapitnya.
Gambaran Umum Danau Toba
1. Letak Geografis dan Luas Danau
Danau toba terletak di Pulau Sumatera yang berlokasi 176 Km arah selatan Kota Medan, danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia serta Asia Tenggara. Permukaan danau berada pada ketinggian 903 dpl, dan daerah tangkapan air (DTA) 1.981 meter dpl. Danau ini memiliki luasan 1.130 Km2 dengan kedalaman maksimal danau 529 M. Total luas Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Tobalebih kurang 4.311,58 Km2.
2. Iklim
DTA Danau Toba juga termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan
E2. Hal ini berakibat bulan basah (Curah Hujan 200 mm/bulan) yang juga
berturut-turut pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan,
sedangkan bulan kering (Curah Hujan 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3
bulan.
3. Curah Hujan
Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan Daerah Tangkapan Air
Danau Toba berkisar antara 1.700 - 2.400 mm/tahun. Sedangkan puncak musim
hujannya terjadi pada bulan November-Desember dengan cakupan curah hujan
antara 190-320 mm/bulan dan juga puncak musim kemarau terjadi selama bulan
4. Suhu Dan Kelembapan Udara
Suhu udara bulanan di EKDT ini berkisar antara 18,0 - 19,7 oC di Balige dan antara 21,0 - 20,0 oC di Sidamanik. Sedangkan angka kelembaban tahunannya berkisar antara 79 - 95 %. Pada musim kemarau kelembaban udara cenderung agak
rendah apabila hal ini dibandingkan musim hujan. Evaporasi bulanan di EKDT ini
berkisar antara 74 - 88 mm/bulan. Angka evaporasi selama musim-musim kemarau
cenderung lebih tinggi dibandingkan selama musim hujan.
5. Hidrologi
Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari :
a. Air hujan yang langsung jatuh ke danau ;
b. Air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke danau.
- Sedangkan Outlet Danau Toba 1 buah yaitu Sungai Asahan.
- Daerah aliran sungai (Catchment Area) tersebut diatas terdiri dari 26 Sub DAS.
- Total jumlah sungai yang masuk ke Danau Toba adalah 289 sungai. - Dari Pulau Samosir adalah 112 sungai dan dari
- Daerah Tangkapan Air lainnya adalah 117 sungai.
- Dari 289 sungai itu, 57 diantaranya mengalirkan air secara tetap dan sisa 222 sungai lagi adalah sungai musiman (intermitten).
6. Curah Hujan
Kondisi topografi DTA Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan
pegunungan, dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan( 0 -
25 %) seluas 620,64 Km2, curam (25 -45 %) seluas 426,69, sangat curam sampai
dengan terjal (> 45 %) seluas 43,962 Km2.
Eksisting penggunaan dan penutupan lahan di DTA Danau Toba terdiri dari
hutan alam, hutan rapat, hutan tanaman, hutan
jarang dan kebun campuran, semak belukar, resam, tanaman semusim,
persawahan dan lahan terbuka (permukiman, bangunan lain, lahan terbuka, padang
rumput dan alang-alang).
7. Fungsi dan Manfaat Danau Toba
a. Cadangan Air (Air Baku Air Minum
Air danau Toba dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air baku air minum.
b. Objek Wisata
Danau Toba yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan sangat
berpotensi sebagai objek wisata.
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PLTA memproduksi energy listrik 450 megawatt. Potensi sumber daya air
Danau Toba telah memproduksi energy listrik sebesar 450 Megawatt melalui
PLTA Asahan yang memanfaatkan outlet air Danau Toba yang Sungai Asahan.
d. Sarana transportasi di Kawasan Danau Toba
Danau Toba dimanfaatkan sebagai sarana transportasi di Kawasan Danau Toba.
8. Batas-Batas Pada Site
Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya site yang berada di Kaldera Danau Toba tercipta akibat letusan gunung super volcano yaitu Gunung Toba. Akibat letusan itu pulalah terciptalah garis lempengan yang mengarah ke 7(tujuh) kabupaten yaitu :
- Kab. Samosir - Kab. Dairi
- Kab. Tobasa - Kab. Tanah Karo
- Kab. Tapanuli Utara - Kab. Simalungun - Kab. Humbahas
Dalam sebuah proses merancang, seorang arsitek biasanya melihat-lihat, berjalan-jalan, hal ini digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai studi banding dan studi literatur bangunan, atau projek serupa. Tidak hanya berpaku pada sebuah rancangan saja, namun seorang arsitek harus melihat dan membahas kesegala aspek mulai dari; pertatruan yang harus dipenuhi sampai pada standart yang dibutuhkan untuk memenuhi sebuah projek.
a. Krka National Park
Krka National Park adalah tempat wisata alam yang terdapat di negara Kroasia, yang berlokasi di sungai Krka. Pada sungai Krka terdapat 7(tujuh) air terjun yang tercipta dari bukit batu kapur. Yang paling terkenal dari ketujuh tersebut adalah Skradinski Buk dengan tinggi 44m dan Roski dengan jauhnya yang bermil-mil dan juga deras airnya. Salah satu keindahan yang luar biasa dari tempat wisata ini adalah pulau kecilnya Visovac yang terletak di tengah danau tersebut. Didalam pulau kecil yang indah tersebut ada biara terkenal sebagai pusat monument yang bersejarah. Skradinski Buk adalah salah satu bagian yang paling menarik dari Krka River National Park. Hal ini jelas airnya yang jernih dengan air terjun yang paling tinggi diantara lainnya. karena kekayaan dan berbagai bentuk geomorfologi, vegetasi, dan berbagai efek yang disebabkan oleh cahaya pada pusaran air.
Gambar 2.1. Peta Kawasan Krka National Park
b. Hongkong Global Geopark Of China
Hongkong Geopark salah satu Geopark yang terkenal di Negara China. Geopark tersebut melakukan penataan geowisata yang menarik dan tetap menyediakan fasilitas edukasi bagi pengunjung juga penggunanya. Hongkong Global Geopark juga membagi kawasannya menjadi 8(delapan) geo-area yang bisa dikunjungi wisatawan. Masing-masing spot dijaga agar tidak terlalu banyak terkontaminasi oleh manusia. Salah satunya dengan menerapkan system Boat-tour hal itu dilakukan agar dengan fasilitas ini pengunjung dapat menikmati pemandangan dan tanpa disadari telah meminimalisir dampak langsung manusia terhadap lingkungan sekaligus tetap menjaga keselamatan pengunjung.
Agar mendorong partisipai masyarakat lokal maka Geoparknya sendiri bekerja memfasilitasi untuk membantu restoran lokal hal ini berguna untuk membuat hidangan geologi bagi pengunjung. Point ini sangat penting karena dengan adanya hal tersebut membuat daya tarik tersendiri bagi para turis, juga sangat menguntungkan bagi pengelola Geopark dan juga masyarkat lokalnya. Para pengunjung juga dapat bergabung dengan mengikuti persyaratan yang telah ditentukan oleh pengelolah.
mengedukasi anak-anak tentang bebatuan dan geo-konservasi. Kelas ini bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang berada disekitar wilayah Hongkong geopark.
Persiapan Preview 1
Sejak awal dimulainya Studio Perancangan Arsitektur 6 kami dibagi menjadi sebuah kelompok. Yang mana kelompok kami harus menyiapkan data untuk preview 1.
Seperti yang dijelaskan di dalam gambaran umum, yaitu terdapat 7(tujuh) kabupaten yang berada tepat digaris lepengan akibat letusan gunung toba. ketujuh kabupaten itu yaitu ; Samosir, Tobasa, Tapanuli Utara, Humbahas, Dairi, Tanah Karo, dan Simalungun. Persiapan preview satu kami lebih mengarah ke pada mencari data dimana semua letak, potensi, budaya, sampai pada akses transpotasi bagi semua kabupatennya.
Kab. Samosir
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : Pangururan
Luas : 254.715 Ha
Kabupaten ini berada diketinggian 700 s/d 1.995 meter di atas permukaan
lautJumlah Kecamatan :
1. Kec. Harian 6. Kec. Ronggur Nihuta
2. Kec. Nainggalon 7. Kec. Sianjur Mulamula
3. Kec. Onan Runggu 8. Kec. Simanindo
4. Kec. Palipi 9. Kec. Sitiotio
5. Kec. Pangururan
Kab. Tobasa
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : Balige
Luas : 2.021,81 km2
Kab. Tobasa berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, ketinggian 300-2.200 m dpl.
Jumlah Kecamatan:
1. Kecamatan Balige 9. Kecamatan Porsea
2. Kecamatan Tampahan 10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti
3. Kecamatan Laguboti 11. Kecamatan Siantar Narumonda
4. Kecamatan Habinsaran 12. Kecamatan Parmaksian
5. Kecamatan Borbor 13. Kecamatan Lumban Julu
6. Kecamatan Nassau 14. Kecamatan Uluan
7. Kecamatan Silaen 15. Kecamatan Ajibata
8. Kecamatan Sigumpar 16. Kecamatan Bonatua Lunasi
B. Potensi-Potensi
Kab. Tapanuli Utara
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : Tarutung
Luas : 3.800,31 Km2
- Luas dataran 3.793,71 Km2
- Luas perairan Danau Toba 6,60 Km2 Ketinggian : 300-1500 m dpl
Jumlah Kabupaten :
1. Muara 9. Tarutung
2. Siborongborong 10. Siatas Barita
3. Pagaran 11. Pahae Julu
4. Parmonangan 12. Pahae Jae
5. Sipahutar 13. Adiankoting
6. Pangaribuan 14. Simangunban
7. Garoga 15. Purbatua
B. Potensi-Potensi
Kab. Humbahas
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : Dolok Sanggul Luas : 2.335,33 km2 Jumlah Kecamatan:
1. Baktiraja 6. Paranginan
2. Dolok Sanggul 7. Parlilitan 3. Lintong Nihuta 8. Pollung 4. Onan Ganjang 9. Sijama Polang
5. Pakkat 10. Tarabintang
B. Potensi-Potensi
Kabupaten. Dairi
2. Kec. Gunung Sitember
3. Kec. Lae Parira
4. Kec. Parbluuan
5. Kec. Pegagan Hilir
6. Kec. Sidikalang
7. Kec. Siempat Nempu
8. Kec. Siempat Nempu Hilir
9. Kec. Siempat Nempu Hulu
10. Kec. Silahisabungan
11. Kec. Silima Pungga-pungga
12. Kec. Sitinjo
13. Kec. Sumbul
14. Kec. Tanah Pinem
Gambar 2.13. Peta Kabupaten Dairi
B. Potensi-Potensi
Kab. Tanah Karo
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : Kabanjahe
Luas : 2127,25 km2
Jumlah Kecamatan :
1. Kec. Barusjahe 10. Kec. Merek
2. Kec. Berastagi 11. Kec. Munthe
3. Kec. Dolat Rayat 12. Kec. Naman Teran
4. Kec. Juhar 13. Kec. Payung
5. Kec. Kabanjahe 14. Kec. Simpang Empat
6. Kec. Kuta Buluh 15. Kec. Tigabinanga
7. Kec. Laubalen 16. Kec. Tiganderket
8. Kec. Mardingding 17. Kec. Tigapanah
9. Kec. Merdeka
B. Potensi-Potensi
Kab. Simalungun
A. Gambaran Umum
Ibu Kota : KECAMATAN RAYA
Luas : 4.386,60 Km2
Jumlah Kabupaten : 31 Kecamatan
1. Bandar 14. Huta Bayu Raja
2. Bandar Huluan 15. Jawa Maraja Bah Jambi
3. Bandar Masilam 16. Jorlang Hataran
4. Bosar Maligas 17. Panei
5. Dolok Batunanggar 18. Panombeian Panei
6. Dolok Panribuan 19. Pematang Bandar
7. Dolok Pardamean 20. Pematang Sidamanik
8. Dolok Silau 21. Pematang Silima Huta
9. Girsang Sipangan Bolon 22. Purba
10. Gunung Malela 23. Raya
11. Gunung Maligas 24. Raya Kahean
12. Haranggaol Horison 25. Siantar
27. Silau Kahean 30. Tapian Dolok
28. Silimakuta 31. Ujung Padang
29. Tanah Jawa
Gambar 2.16. Peta Kabupaten Simalungun
B. Potensi-Potensi
MATRIKS
Kab. Samosir
Kab. Samosir
Kab. Toba Samosir
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Humbahas
Kab. Dairi
Kab. Tanah Karo
Kab. Simalungun
Tabel 2.8. Matriks Kab. Simalungun
LAMPIRAN
Data yang kami kumpulkan dan setelah pengerjaan matriksnya, maka didapat beberapa titik yang memiliki potensi potensi terbanyak dan yang terbaik.
Gambar 2.18. Potensi-Potensi 1
Gambar 2.19. Potensi-Potensi 2
Terdapat 4(empat) titik akhir yang menjadi usulan kami dalam menghadapi Preview 1. Adapun titik-titik tersebut adalah Pantai Pasir Putih Parbaba, G. Pusuk Buhit, Air terjun Sipiso-piso, dan terakhir Danau Sidihoni.
Gambar 2.20. Pengembangan 1
Gambar 2.22. Pengembangan 3
Preview 1
Persiapan preview 1 sudah selesai. Pada saat itu persiapan kami dari mulai mencari data mengenai potensi potensi apa saja yang di punyai 7(tujuh) kabupaten lalu merangkumnya dalam sebuah matriks, sampai menentukan dan mengusulkan usulan fungsi pada titik akhir yang kami pilih sebelum preview 1.
Sampailah dihari preview 1 dimana kami mempresentasikan data dan menjelaskan mengenai bagaimana usulan kami mengenai 4 titik yang menjadi usulan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba kami. Setelah presentasi kami mendapatkan beberapa kritik dan saran dari dosen penguji.
A. Kritik
Pada presentasi dari awal kami tidak ada menjelaskan apa itu Geopark, bagaimana dia berfungsi, dan bagaimana kaitannya dengan Tema Sustainable dan Sybiosiss.
B. Saran
Paket perjalanan bagi pengunjung yang ingin wisata maupun bagi mereka yang tujuannya untuk edukasi. Hal tersebut juga berupa saran yang diberikan dosen penguji kami dikarenakan bagai mana para pengunjung yang ingin datang melalui jalur travel. Pada kebanyakan travel biasanya menawarkan berbagai paket wisata pada para wisatawan sehingga menjadi daya tarik sendiri.
Pengembangan dari sebuah tema besar yaitu Sustainable and symbiosiss. Pengembangan tema besar ini juga harus di perkuat lagi bahkan juga bisa berupa menimbulkan sebuah tema yang lebih spesifik lagi. Tujuannya agar benang merah akan timbul pada setiap rancangan kami kedepannya.
BAB III
BERSAKIT-SAKIT BERSAMA
Pada Bab III dimana berjudul Bersakit-sakit Bersama sebenarnya adalah rasa yang kami alami selama pengerjaan PA 6 setelah Preview 1. Bab ini mencakup bagaimana kami; revisi Preview 1, survey, menyiapkan bahan untuk Preview 2, dan Preview 2 itu sendiri. Bab ini juga mengakhir pengerjaan kelompok berdasarkan agenda yang diberikan pertama kali oleh mantan dosen koordinator Perancangan Arsitektur 6 kami.
Setelah melewati preview 1 kami menemukan sebuah tembok besar didepan kelompok Geopark, yaitu sebuah kebingungan. Kami merasa bingung saat ingin melanjutkan proses pengerjaan, hal membingungkan itu adalah saran dari dosen penguji kami yang berupa kemungkinan kami tidak menghasilkan sebuah design pada akhir tugasnya namun lebih kepada penataan. Kamipun akhirnya melakukan diskusi pada salah satu dosen penguji kami dimana akhirnya beliau mengatakan nilai perancangan kami mungkin bukan dari design tapi dari apa yang ada dibelakang pekerjaan kami tersebut.
sebagai titik pengembangan awal.
Kami mencoba menerapkan sistem Over Layer tersebut. Kami membagi hal-hal tersebut menjadi 5 jenis potensi yaiitu ; kesenian, budaya, air, alam, dan geologinya.
Gambar 3.2. Titik Over Layer yang Ditentukan
Setelah melakukan sistem over layer kami mendapatkan 5(lima) kecamatan yang meiliki banyak potensi. Kec. Simanindo, Kec. Pangururan, Kec. Sianjur mulamula, Kec. Baktiraja, Kec. Muara kecamatan-kecamatan inilah yang merupakan hasil dari over layer. Sampai pada titik akhir dimana kami memutuskan mengambil satu titik lokasi sebagai pengembangan awal yaitu Kec. Pangururan, hal ini berdasarkan kecamatan yang memiliki titik paling banyak potensi untuk dikembangkan.
Preview 2, sampai akhirnya kami memutuskan untuk berangkat survey lokasi.
Berikut akan saya lampirkan beberapa hasil foto kami dari survey lokasi di Kec.pangururan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba.
Gambar 3.3. Danau Sidihoni Gambar 3.4. Area Pasar
Gambar 3.5. Jalan Raya Gambar 3.6. Area Dermaga
menyiapkan bahan untuk menghadapi Preview 2(dua). Kami mendiskusikan kembali bagaimana pengembangan Geopark kami ini lalu kami mendapatkan usulan dari dosen pembimbing kami untuk mengangkat sub tema yaitu Ecotourism dimana tema ini sangat dekat kaitannya dengan Sustainable dan Symbiosiss Architecture. Lalu kami menerima usulan tersebut dan menjadikannya sebagai tema pada perencanaan Geopark ini.
A. Pengertian Ecotourism
Istilah Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos-Lascurai pada tahun1987 dengan pengertian sebagai berikut :
”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to
relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.”
”Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.”
environment and improves the welfare of local people.”
”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.”
Western dalam Fendeli (1998) mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempatnya.
Fenell (1999) mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus pada mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal (kontrol, manfaat dan keuntungan dan skala).
Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Ecotourism merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada mesyarakat yang ada disekitarnya.
Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar back to nature ini merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata.
sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.
B. Pengelolaan Ecotourism
Ekowisata merupakan bentuk dari sebuah wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi sendiri merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu saat ini dan masa mendatang.
Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang.
tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi (UNEP, 1980) sebagai berikut:
a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung
sistem kehidupan;
b. Melindungi keanekaragaman hayati;
c. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik.
Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood (1999) memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding
Dilihat dari sudut pandnag Konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan mau itu alam ataupun budayanya dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberimanfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.
a. Prinsip Konservasi
Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip Konservasi juga dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Prinsip Konservasi Alam
Prinsip ini memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis.
Adapun kriteria konservasi alam antara lain:
Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi.
lingkungan alam dan budaya.
Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism.
Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan.
Mengelola usaha secara sehat.
2. Prinsip Konservasi Budaya
Prinsip ini mengharuskan bagaimana masyarkat setempat juga pengunjung lebih menghargai dan menghormati ragam budaya maupun kepercayaan daerah yang dinyatakan sebagai daerah ekowisata.
Kriteria konservasi budaya antara lain:
Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.
Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya (multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.
budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.
b. Prinsip Partisipasi Masyarakat
Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta dapat menghormati dan menghargai nilai-nilai dari budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan.
Adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata.
b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.
c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.
d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata.
e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata.
melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.
c. Prinsip Ekonomi
Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat melakukan pengembangan pembangunan yang berimbang (balance development) antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan.
Kriteria :
a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif.
b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat.
c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata.
d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah-rendahnya.
Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait.
Pengembangan produk ekowisata meliputi:
a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.
b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah.
c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata.
d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung.
e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif.
kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata yang dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.
Adapun hal-hal yang termasuk didalamnya ialah :
a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata (outstanding).
b. Membuat Standar Prosedur Operasi (SPO) untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan.
c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal.
d. Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa.
e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar.
f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.
D. Konsep Dasar Ecotourism
Ada lima prinsip yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan ecotorusim/ekowisata, yaitu :
dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b. Ecologically sustainable (Berkelanjutan secara ekologis)
Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan.
c. Environmentally educative (Pendidikan Lingkungan)
Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
d. Locally beneficial (Manfaat bagi Masyarakat Lokal)
Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.
e. Generates tourist satisfaction (Menghasilkan kepuasan wisatawan)
Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.
internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.
E. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Aspek Pencegahan
Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:
Pemilihan lokasi yang tepat (menggunakan pendekatan tata ruang)
Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
Rancangan atraksi/kegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.
Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme (tour operator) serta wisatawan itu sendiri.
Memilih Segmen Pasar yang sesuai.
2. Aspek Penanggulangan
Mengembangkan pengelolaan kawasan (rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas) melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas.
3. Aspek Pemulihan
Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.
Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata.
Usulan Konsep Rancangan GEOPARK KALDERA TOBA:
1. Konservasi (menjaga dan melindungi warisan alam /geosite, warisan budaya)
* menjadi sesuatu yang outstanding akan menjadi goal utama pada kasus ini.
2. Revitalisasi (memvitalkan kembali perkampungan tradisional batak dengan mengangkat unsur-unsur tradisional Batak Toba)