UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALISA KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA UD ALAT TULIS (PAJAK USU)
SKRIPSI MINOR
Diajukan Oleh SYAMSIDAR
042101049
DIPLOMA III KEUANGAN
Guna Meneuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi minor ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Keuangan. Dalam karya tulis ini, penulis mengangkat judul
”ANALISA KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA UD. ALAT TULIS
(PAJAK USU)”.
Rasa terima kasih yang mendalam penulis persembahkan kepada kedua
orangtua tercitna Ayahanda Muchtaruddin, AM dan Ibunda Halimah Deviana
yang telah memberikan cinta, kasih sayang serta doa yang tulus kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selak Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Nakman Harahap, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Diploma
III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Yulinda, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Program Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syahyunan, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
memberikan waktu, saran, tenaga, dan pikirannya untuk membantu dalam
penyempurnaan skripsi minor ini.
5. Ibu Dra. Adja Syafinat selaku Dosen Wali penulis
7. Buat seluruh pihak keluarga, terutama buat abang tercinta Zulkhalimsyah, dan
Mhd. Noor, serta Tante Paulina, Om Anto, K’Santi, B’Rizal (terima kasih
atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis semenjak awal kuliah
hingga terselesaikan skripsi ini).
8. Khususnya buat Darmawin Purba yang selalu mengerti aku dalam sedih, sakit
dan bahagia, jangan pernah berubah ya.
9. Sahabat-sahabat terbaikku ; Yunita Purba (jangan keterusan main melulu
mulai seriusbelajar), Umalya Nofisa (jangan plin plan dalam mengambil
keputusan) serta anak keuagnan 04 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih buat doa dan dukungannya.
10. Buat sahabat terbaikku satu bimbingan Firman, Andi dan Kiki (terima kasih
atas kerja sama kita dalam penyelesaian skripsi, no hp jangan berubah ya,
OK).
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis hingga skripsi minor ini dapat terselesaikan, semoga
dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya. Dan Allah SWT
senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Amin Ya
Rabbal Alamin.
Medan, 06 Juni 2007
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
DAFTAR TABEL ...iii
BAB I PENDAHULUAN ...iv
A. Latar Belakang ...1
B. Perumusan Masalah ...2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3
D. Metode Penelitian ...4
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...4
2. Jenis dan Sumber Data ...4
3. Teknik Pengumpulan Data ...4
4. Metode Analisa Data ...5
BAB II GAMBARAN UMUM UD. ALAT TULIS (PAJAK USU) A. Sejarah Singkat Berdirinya UD. ALAT TULIS (PAJAK USU). ...6
B. Pengertian Modal Kerja ...7
C. Jenis-jenis Modal Kerja ...9
D. Unsur-unsur Modal Kerja ...10
E. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ...13
F. Menentukan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja ...16
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ...36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...44 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1.1. Neraca UD. IBENG ...24
2.1.2. Laporan Laba Rugi UD. IBENG ...25
2.1.3. Neraca Perbandingan UD. IBENG ...26
2.1.4. Laporan Perubahan Modal UD. IBENG ...27
2.1.5. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja UD. IBENG ...27
2.2.1. Neraca UD ISWAN ...28
2.2.2. Laporan Rugi UD. ISWAN ...29
2.2.3. Neraca Perbandingan UD ISWAN ...30
2.2.4. Laporan Perubahan Modal UD. ISWAN ...31
2.2.5. Sumber dan Penggunaan Modal UD. ISWAN ...31
2.3.1. Neraca UD YANI ...32
2.3.2. Laporan Rugi Laba UD. YANI ...33
2.3.3. Neraca Perbandingan UD. YANI ...34
2.3.4. Laporan Perubahan Modal UD. YANI ...35
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja, baik perusahaan
besar maupun perusahaan kecil, baik itu perusahaan yang memproduksi barang
maupun jasa. Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan operasi
perusahaan setiap hari, misalnya dalam pembelian bahan baku, membayar gaji
karyawan/pegawai, dan lain sebagainya. Perusahaan yang kurang memahami
pengelolahan modal kerja secara tepat akan memperlihatkan gejala-gejala
perkembangan yang lambat bila dibandingkan dengan perusahaan yang
memahami akan hal ini. Untuk itu diperlukan adanya suatu kebijaksanaan strategi
yang harus selalu diperhatikan oleh pimpinan/pemilik perusahaan dala rangkaian
usaha untuk mencapai tujuannya efektifr dan efesien yaitu dengan besarnya
jumlah kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan menetapkan besarnya
jumlah nasing-masing komponenn modal kerja tersebut. Pencapaian tujuan
perusahaan sangat didukung oleh besarnya tingkat modal kerja suatu perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya. Kebutuhan modal kerja mempunyai
hubungan langsung dengan tingkat penjualan dimana korelasinya positif.
Dengan kata lain tingkat penjualan memiliki pola yang berfluktuasi dan
kecenderungan searah, bila volume penjualan meningkat kebutuhan modal kerja
juga meningkat. Dengan tersedianya modal kerja yang baik akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai laba yang telah ditargetkan, juga terjaminnya usaha
membantu menganalisis masalah intern dan ekstern pada suatu usaha, kelebihan
atau kekurangan modal kerja dalam suatu usaha akan berakibat pada hal-hal yang
sifatnya merugikan usaha tersebut. Kekurangan modal kerja dapat mengakibatkan
tidak berjalannya kegiatan operasional dengan lancar dan baik,sebaliknya
kelebihan dalam aktiva lancar mengakibatkan terjadinya kelebihan kapasitas
didalam suatu usaha dan secara prinsip berarti perusahaan belum dapat
memanfaatkan dana yang ada secara efesien.
Memahami sedemikian pentingnya peranan modal kerja terhadap
kebutuhan modal kerja tersebut didalam suatu perusahaan pada umumnya dan
pada UD ALAT TULIS (PAJAK USU) khususnya, maka penulis tertarik untuk
menulis skripsi minor dengan judul ”ANALISA KEBUTUHAN MODAL KERJA
PADA UD. ALAT TULIS (PAJAK USU).
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulisan
skripsi minor ini hanya membahas pada masalah yang berhubungan dengan modal
kerja perusahaan. Adapun masalahyang akan dibahas dalam skripsi minor ini
adalah :
”Bagaimana kebutuhan modal kerja pada UD. ALAT TULIS (PAJAK USU)”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui bagaimana kebijaksanaan manajemen (pemilik-
b. Untuk mengetahui kondisi kebutuhan modal kerja pada UD.Alat Tulis
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi UD. ALAT TULIS (PAJAK USU)
Sebagai masukan yang dapat dijadikan pedoman untuk mengambil
kebijaksanaan yagn lebih baik dimasa yang akan datang serta sebagai
koreksi apabila terdapat kelemahan dalam mengelola modal kerja pada
usaha dagang alat tulis di pajak USU.
b. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan
wawasan berpikir mengenai analisa kebutuha modal kerja yang dipakai
pada usaha alat tulis dipajak USU.
c. Bagi pihak lain
Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis pada UD. ALAT TULIS (PAJAK
USU) yang berlokasi di Jalan Abdul Hakim Kampus USU Medan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 February 2007 sampai
2. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung ke
pemilik usaha UD.ALAT TULIS (PAJAK USU)
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain berupa pembukuan kecil yang
telah ada di tempat usaha tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Mengadakan wawancara langsung dengan pemilik usaha dagang Alat
Tulis di pajak USU untuk memperoleh informasi dan data yang
berkaitan dengan objek penelitian.
4. Metode Analisa Data
a. Metode Deskriptif
Kegiatan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang
diperoleh selanjutnya diolah kembali sehingga memperoleh gambaran
yang jelas, terarah, menyeluruh dan masalah yang dibahas secara
umum.
b. Metode Deduktif
Metode yang digunakan menganalisis data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya dengan membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum dari kesimpulan tersebut maka akan diuraikan secara
BAB II
GAMBARAN UMUM UD.ALAT TULIS (PAJAK USU) A. Sejarah Singkat Perusahaan
Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang
hendak dicapai perusahaan tersebut. Jika dilihat dari tujuan perusahaan yaitu suatu
unit kegiatan penjualan yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan dan agar
dapat memuaskan kebutuhan masyarakat, maka dari itu UD.ALAT TULIS
(PAJAK USU) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan
bermacam alat-alat tulis seperti ; pulpen, pensil, buku tulis baik yang besar
maupun yang kecil, isi binder, tinta pulpen, map dan lain sebagainya yang
bertujuan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.
UD.Alat Tulis (Pajak USU) mulai didirikan sekitar pada tahun 1997,
dipimpin oleh Bapak Yani, yang memiliki karyawan 3 orang, Bapak Syamsul,
yang memiliki karyawan 4 orang karyawan dan Bapak Ibenk, yang memiliki 4
karyawan, yang tugasnya masing-masing merangkap untuk semua tugas dalam
artian mereka dapat menangani tugas yang sama, misalnya bagian penjualan dan
kasir bisa mengerjakan pekerjaan pada bagian pembelian.
Berkat keuletan dan kerjasama yang baik UD.ALAT TULIS (PAJAK
USU) semakin berkembang dan maju, hal in dapat dilihat dari lokasi perusahaan
yang lokasinya berada di Jalan Abdul Hakim Kampus USU Medan, tepatnya
dibelakang Fakultas Ekonomi USU dan dekat dengan kegiatan mahasiswa
sehari-hari dan banyaknya mahasiswa yang berdatangan ke pajak USU, mulai dari
Dalam hal ini pimpinan UD.Alat Tulis (Pajak USU) menyewa tempat
pada Universitas Sumatera Utara, dan kemudian membangun tempat itu menjadi
tempat yang layak untuk berdagang, seperti memberi tenda, rak-rak untuk tempat
alat-alat tulis dan lain sebagainya.
B. Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan dagang, jasa maupun industri mempunyai dana dan
membutuhkan modal kerja karena itulah masalah modal kerja sangat erat
kaitannya dengan operasional sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan
memungkinkan manajemen bertindak lebih rasional dan fleksibel dalam
mengambil keputusan sehingga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya, hal ini akan memungkinkan perusahaan akan lebih mudah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan tidak mengalami kesulitan dan membayar
kewajiban-kewajibannya. Dengan pengelolaan modal kerja yang baik pada satu
periode, maka modal kerja tersebut dapat digunakan kembail pada periode
selanjutnya.
Masalah modal kerja merupakan masalah yang tidak pernah berakhir,
sebab masalah modal mengandung beberapa aspek dalam kegiatan usaha,
sehingga sampai saat ini belum ada kesepakatan pendapat para ahli mengenai
pengertian modal kerja.
Menurut Riyanto (2002 : 86) menggunakan pengertian modal kerja
sebagai berikut :
“Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode
yaitu berupa kas, persediaan barang, piutang (setelah dikurangi profit margin) dan
penyusutan aktiva tetap. Sedang aktiva lancar seperti surat-surat berharga dan
keuntungan dalam piutang (profit margin) digolongkan sebagia modal kerja
potensial, dan aktiva tidak lancar seperti tanah, bangunan, mesin dan lainnya
digolongkan sebagai non working capital.”
Pengertian modal kerja diatas masih umum sehingga masih mengalami
kesulitan untuk menetapkan elemen-elemen modal kerja. Untuk memudahkan
dalam menetapkan unsur-unsur modal kerja, dikenal 3 konsep modal kerja.
Menurut Martono dan Harjito (2002 ; 72) 3 konsep modal kerja, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan aktiva
lancar yang disebut juga modal kerja bruto (gross working capital). Umumnya
elemen-elemen dan modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat berharga, piutang
dan persediaan.
2. Konsep Kualitatif
Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar
atau hutang yang segera harus dilunasi, sebagian aktiva lancar digunakan untuk
melunasi hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak dan
sebagian lagi benar-benar dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasional
perusahaan. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan
3. Konsep Fungsional
Konsep fungsional mednasarkan pada fugnsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan, sebagian dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva
dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (future income), konsep modal kerja
fungsional merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk
menghasilkan Current Income.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Taylor dalam Riyanto, (2001: 61) kutipan, menggolongkan
modal kerja menjadi dua jenis yaitu :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja Permanen adalah modal kerja yang tetap harus ada dalam
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha. Modal kerja permanen
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Modal Kerja Primer (Normal Working Capital), yaitu modal kerja minimum
yang harus ada untuk menjamin kuntinuitas kegiatan usaha.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital), yaitu modal kerja yang
dibutuhkan untuk melakukan luas produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu :
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital), yaitu modal kerja yang
b. Modal Kerja Siklus (Cyclikal Working Capital), yaitu modal kerja yang
berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya.
Tersedianya modal kerja yang cukup di dalam perusahaan akan
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efesien,
sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan dan juga
memberikan keuntungan.
Dalam hal ini UD. Alat Tulis (Pajak USU) menganalisa modal kerja
perusahaan berdasarkan jenis modal kerja permanent khususnya modal kerja
primer, karena dalam menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya UD. Alat
Tulis (Pajak USU) memerlukan modal kerja yang secara terus menerus untuk
kelancaran usaha, sejauh ini UD. Alat Tulis (Pajak USU) selalu memiliki modal
kerja yang tetap sehingga tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh barang
dan jasa yang dibutuhkan dalam menjalankan usahanya.
D. Unsur-Unsur Modal Kerja
Unsur-unsur modal kerja antara lain :
1. Kas
Kas merupakan jumlah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan,
termasuk kedalam uang kas disampin uang tunai pada perusahaan adalah deposito
mendaya gunakan uang kas ini dengan efesien karena uang kas merupakan unsur
modal kerja yang paling likuid.
Suatu kebijaksanaan yang baik tentang uang kas ini adalah dengan
memperhatikan aliran uang kas yang tidak harus lebih besar dari pada uang kas
masuk. Aliran uang kas masuk dapat berupa hasil penjualan produk secara tunai,
penerimaan piutang dan lain0lain, disinilah kebijaksanaan pimpinan perusahaan
diperlukan.
Suatu perusahaan sulit atau hampir tidak dapat mungkin berjalan tanpa
adanya persediaan kas sehingga adanya persediaan kas dalam persuahaan
merupakan hal yang mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Jika jumlah
persediaan yang dimiliki tidak mencukupi, hal ini akan menyulitkan bagi
perusahaan karena bila perusahaan tidak mempunyai cukup persediaan dana atau
kas untuk membeli bahan baku misalnya, apabila penjualan mengalami hambatan
maka penerimaan kas juga terganggu sehingga likuiditas perusahaan juga dapat
terganggu.
Apabila likuiditas perusahaan terganggu, perusahaan tidak dapat dipenuhi
kewajiban membayar hutang-hutang yang sudah jatuh tempo, maka kepercayaan
pihak luas kepada perusahaan pun akan hilang atau berkurang. Apabila hal ini
terjadi akan mengakibatkan kelangsungan hidup perusahaan akan tidak terjamin.
Jumlah permintaan kas harus dipertahankan oleh suatu perusahaan pada suatu
saat dapat dihubungkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun hutang
Untuk membantu pimpinan dalam mendayagunakan kas secara efesien
maka ada lima strategi dasar, menurut Martono dan Hajito (2002 ; 72) yaitu :
a. Hutang harus dibayar selambat mungkin tanpa mengurangi reputasi
perusahaan dimata kreditur, dengan kata lain hutang dibayar paling cepat bila
sudah datang waktu pembayarannya.
b. Gunakan selalu kesempatan untuk modal kas dari setiap pembayaran dalam
membeli barang-barang kebutuhan perusahaan.
c. Tingkatan perputaran persdiaan semaksimal mungkin tanpa kemungkinan
timbulnya strategi produksi dan kehilangan pasar.
d. Kumpulkan piutang, dalam waktu paling cepat tanpa kemungkinan
menurunkan market share.
e. Berikanlah kas diskont kepada langganan apabila secara ekonomis hal tersebut
dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam hal ini UD. Alat Tulis (Pajak USU) memiliki kas perusahaan yang
cukup baik karena dari tahun ke tahun perolehan kas perusahaan tersebut
meningkat dan dengan meningkatnya kas perusahaan tiap tahunnya maka kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari serta dapat mengadakan investasi baru dalam
aktiva tetap.
1. Persediaan
Persediaan ini dapat berupa barang-barang dagangan yakni barang yang
dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. Persediaan ini juga merupakan unsus
modal kerja karena sifat aktiva lancarnya. Perusahaan selalu berusaha untuk
sekecil-kecilnya tetapi kelancaran dan keamanan perusahaan tidak terganggu. Apabila
yang tersimpan dalam perusahaan terlalu besar akan menimbulkan kerugian
berupa bunga serta akan mempengaruhi likuiditas intern perusahaan, sedangkan
persediaan yang terlalu kecil dapat menimbulkan hambatan dalam kelancaran
penjualan.
Dalam hal ini persediaan UD. Alat Tulis (Pajak USU) cukup baik karena
tingkat perusahaan adalah sekecil-kecilnya serta kelancaran dan keamanan
perusahaan tidak terganggu serta tidak ada penimbunan persediaan barang karena
perusahaan mampu memasarkan barang dengan baik. Dengan demikian tentu saja
UD.Alat Tulis (Pajak USU) memperoleh laba atas penjualan tersebut.
E. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Setiap perusahaan baik industri maupun dagang atau yang bergerak
dibidang jasa modalnya adalah dibentuk melalui pendapatan yang diperoleh
perusahaan dalam proses modal perputaran kerja tersebut, sehingga perlu dilihat
sumber modal dan penggunaan modal kerjanya sewajarnya suatu perusahaan
mengetahui bagaimana sumber modal kerja yang dibutuhkan dalam operasi
perusahaan dan juga sebaliknya perusahaan harus mengetahui kemana saja modal
kerjanya digunakan atau dioperasikan.
Dengan kata lain sumber dan penggunaan modal kerja perlu diketahui agar
pada periode berikutnya perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan dalam
menentukan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Terdapat unsur-unsur
1. Unsur – Unsur yang Memperbesar Kas
Menurut Martono dan Harjito (2002 : 320) unsur-unsur dari laporan neraca
dan laporan laba rugi yang memperbesar kas merupakan aliran kas masuk yang
menyebabkan kas bersih bertambah. Unsur-unsur itu meliputi :
a. Berkurangnya unsur-unsur aktiva lancar selain kas.
Aktiva lancar meliputi kas, efek piutang dan persediaan. Apabila unsur-unsur
aktiva lancar tersebut (selain kas) apabila berkurang, maka menambah jumlah
kas.
b. Bertambahnya aktiva tetap.
Aktiva tetap yang berkurang dapat disebabkan karena dalam penjualan aktiva
tetap atau berkurang adanya penyusutan (depresiasi). Berkurangnya aktiva
tetap karena penjualan akan menghasilkan uang kas. Sehingga berkurangnya
aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperbesar kas. Sebenarnya
depresiasi merupakan biaya yang akan mengurangi laba perusahaan.
Tetapi karena depresiasi tersebut bukan merupakan pengeluaran kas tunai (out
of pocket cash), maka walaupun dalam catatan laporan laba rugi dianggap sebagai pengeluaran, namun sebenarnya perusahaan tidak mengeluarkan kas
secara tunai.
c. Bertambahnya unsur-unsur dalam hutang lancar
Bertambahnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang dagang dan hutang
wesel, merupakan sumber dana perusahaan. Bertambahnya hutang lancar
d. Bertambahnya Keuntungan
Keuntungan diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber
dana yang akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut
adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagi kepada
pemilik perusahaan. Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka
didalamnya terdapat tambahan kas yang sumber dana.
2. Unsur-unsur yang Memperkecil Modal Kerja
Unsur-unsur dari laporan neraca dan laporn laba rugi yang mempunyai efek
memperkecil kas merupakan aliran kas keluar yang menyebab kan kas
perusahaan berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi :
a. Bertambahnya Unsur-unsur Aktiva Lancar Selain Kas
Bertambahnya aktiva lancar seperti : efek, piutang dan persediaan akan
mengurangi atau memperkecil kas. Apabila unsur-unsur aktiva lancar tersebut
(selain kas) bertambah.
b. Bertambahnya aktiva tetap
Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian.
Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas, sehingga
aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai
penggunaan kas.
c. Berkurangnya Hutang Lancar
Berkurangnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang dagang dan hutang
mengurangi aktiva lancar, oleh karena itu hutang lancar merupakan
penggunaan dana dalam pengertian kas.
d. Adanya kerugian
Kerugian yang diderita dari kegiatan perusahaan sebagai akibat dari biaya
yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima. Kerugian ini
harus ditutup dengan kas oleh perusahaan.
F. Menentukan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Salah satu bagian yang penting dalam manajemen perusahaan adalah
merencanakan dan menentukan kebutuhan modal kerja dengan tepat. Kesalahan
dalam menetapkan besarnya kebutuhan modal kerja dapat merugikan perusahaan.
Selanjutnya jumlah maupun bentuk modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan berbeda antara satu dengan yang lain sesuai dengan kebijaksanaan
pimpinan perusahaan masing-masing. Dalam menjalankan kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup
untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Dengan modal kerja yang cukup,
akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis sehingga
perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan sekaligus memberikan
manfaat lain seperti :
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya aktiva
lancar.
b. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
Kebutuhan mpdal kerja dalam perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, Syahyunan (2004: 40), yaitu :
1. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi
kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal
kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
2. Besar kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan
kecil, hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat
lebih luasnya sumber-sumber yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan
kecil yang sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja. Pada
perusahaan kecil tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat
sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan
persediaan.
3. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidak jasa tidak mempunyai persediaan
barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai
tidak memiliki piutang dagang, hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan
jumlah modal kerja pada suatu perusahaan. Demikian pula syarat pembelian
dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual.
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi
akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan
proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang
lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu, akan
membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang
lebih banyak pula.
5. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan
barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk
membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan
tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja dari ketiga UD. Alat Tulis (Pajak
USU) adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Perputaran Modal Kerja
a. Perputaran Kas =
Kas rata Rata
Penjualan −
Pada UD. IBENG
Tahun 2006 = X
Rp Rp 98 , 2 000 . 225 . 174 . 000 . 000 . 520 . =
Tahun 2005 = X
Pada UD. ISWAN
Tahun 2006 = X
Rp Rp 44 , 2 000 . 450 . 155 . 000 . 000 . 380 . =
Tahun 2005 = X
Rp Rp 12 , 2 000 . 450 . 155 . 000 . 000 . 330 . =
Pada UD. YANI
Tahun 2006 = X
Rp Rp 30 , 2 000 . 075 . 135 . 000 . 000 . 312 . =
Tahun 2005 = X
Rp Rp 14 , 2 000 . 075 . 135 . 000 . 000 . 290 . =
b. Perputaran Persediaan =
Persediaan rata
Rata
HPP −
Pada UD. IBENG
Tahun 2006 = X
Rp Rp 28 , 4 000 . 625 . 60 . 000 . 000 . 260 . =
Tahun 2005 = X
Rp Rp 29 , 3 000 . 625 . 60 . 000 . 000 . 200 . =
Pada UD. ISWAN
Tahun 2006 = X
Rp Rp 55 , 3 000 . 000 . 54 . 000 . 000 . 192 . =
Tahun 2005 = X
Rp Rp 05 , 3 000 . 225 . 54 . 000 . 000 . 165 . =
Pada UD. YANI
Tahun 2006 = X
Rp Rp 31 , 3 000 . 000 . 47 . 000 . 000 . 156 . =
Tahun 2005 = X
1. Lama Terikatnya Modal Kerja
Kas =
Kas Perputaran
360
Pada UD. IBENG
Tahun 2006 = 120,80hari 98
, 2 360
=
Tahun 2005 = 169,81hari 12
, 2 360
=
Pada UD. YANI
Tahun 2006 = 156,52hari 30
, 2
360 =
Tahun 2005 = 168,22hari 14
, 2 360
=
Persediaan =
Persediaan Perputaran
360
Pada UD. IBENG
Tahun 2006 = 84,11hari 28
, 4
360 =
Tahun 2005 = 109,42hari 29
, 3
360 =
Pada UD. ISWAN
Tahun 2006 = 101,40hari 55
, 3
360 =
Tahun 2005 = 118,03hari 05
, 3
Pada UD. YANI
Tahun 2006 = 108,76hari 31
, 3 360
=
Tahun 2005 = 116,88hari 08
, 3
360 =
Perputaran Modal Kerja =
Dana Keterkai
Waktu
Total tan
360
Pada UD. IBENG
Tahun 2006 = 1,75hari 91
, 204
360 =
Pada UD. ISWAN
Tahun 2006 = 1,44hari 94
, 248
360 =
Pada UD. YANI
Tahun 2006 = 1,35hari 28
, 265
360 =
Apabila UD. IBENG, UD.ISWAN, dan UD. YANI, pada tahun 207 ingin
mencapai pendapatan sebesar Rp.550.000.000,- maka modal kerja yang
dibutuhkan tersebut adalah sebesar :
Pada UD. IBENG
Pada UD. ISWAN
Kebutuhan Modal Kerja = .381.944.4444 44
, 1
000 . 000 . 550 .
Rp Rp
=
Pada UD. YANI
Kebutuhan Modal Kerja = .407.407.407,4 35
, 1
000 . 000 . 550 .
Rp Rp
Tabel 2.1.1.
UD. ALAT – ALAT TULIS IBENG NERACA
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
157.950.000
59.250.000
217.200.000
58.000.000
(15.000.000)
6.000.000
800.000
(3.400.000)
190.500.000
62.000.000
252.500.000
58.000.000
(16.250.000)
6.000.000
1.200.000
(3.700.000)
TOTAL AKTIVA 263.600.000 297.750.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal
16.000.000
88.396.000
159.204.000
247.600.000
20.000.000
65.656.000
212.094.000
277.750.000
TOTAL PASSIVA 263.600.000 297.750.000
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (Data diolah)
Tabel 2.1.2.
UD. ALAT-ALAT TULIS IBENG LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
Keterangan 2005 2006
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Kaba Kotor
400.000.000
200.000.000 200.000.000
520.000.000
260.000.000 260.000.000
Beban Operasi :
Beban Gaji
Beban Listrik
Beban BBM
Beban Sewa
Beban Keamanan
Beban Penyusutan Kenderaan
Beban Penyusutan Mesin
5.700.000
2.700.000
3.600.000
2.000.000
1.556.000
15.000.000
3.400.000
6.000.000
2.800.000
3.800.000
2.000.000
1.556.000
20.950.000
3.700.000
Total Beban Operasi (33.956.000) (40.706.000) Laba Sebelum Pajak 166.044.000 219.294.000
Pajak (6.840.000) (7.200.000)
Laba Bersih 159.204.000 212.094.000
Tabel 2.1.3.
UD. ALAT – ALAT TULIS IBENG NERACA PERBANDINGAN
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006 Naik/Turun
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
157.950.000 59.250.000 217.200.000 58.000.000 (15.000.000) 6.000.000 800.000 (3.400.000) 190.500.000 62.000.000 252.500.000 58.000.000 (16.250.000) 6.000.000 1.200.000 (3.700.000) 32.550.000 2.750.000 35.300.000 - 1.250.000 - 400.000 300.000
TOTAL AKTIVA 263.600.000 297.750.000 34.150.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal 16.000.000 88.396.000 159.204.000 247.600.000 20.000.000 65.656.000 212.094.000 277.750.000 4.000.000 22.750.000 52.890.000 30.150.000
Tabel 2.1.4 UD. IBENG
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA UNTUK TAHUN 2006
(Dalam Rupiah) Unsur-unsur Modal
Kerja
2005 2006 Perubahan Modal Kerja
Bertambah Berkurang
Aktiva Lancar: Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Hutang Lancar: Hutang Jangka Pendek Jumlah Hutang Lancar
157.950.000 217.200.000 59.250.000 16.000.000 16.000.000 190.500.000 252.500.000 62.000.000 20.000.000 20.000.000 32.550.000 2.750.000 - - - - - 4.000.000 -
Modal Kerja 141.950.000 232.500.000 - -
Bertambahnya Modal Kerja
35.300.000 4.000.000
- 31.300.000
35.300.000 35.300.000
[image:30.595.106.540.193.601.2]Sumber : Hasil Penelitian 2007 (Data diolah) Tabel. 2.1.5 UD IBENG
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Dalam Rupiah)
Sumber Penggunaan
Penyusutan 1.550.000
3 Unit Kipas Angin 400.000
Laba di tahan 52.890.000
Modal Sendiri 227.740.000
Bertambahnya Modal Kerja 31.300.000 Jumlah
54.440.000
Jumlah 54.400.000
Tabel 2.2.1.
UD. ALAT – ALAT TULIS ISWAN NERACA
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
140.500.000
50.800.000
190.300.000
50.000.000
(25.000.000)
2.500.000
750.000
(1.250.000)
170.400.000
58.000.000
228.400.000
50.000.000
(25.375.000)
2.500.000
1.000.000
(1.500.000)
TOTAL AKTIVA 218.300.000 255.025.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal
15.000.000
86.396.000
116.654.000
203.300.000
13.000.000
107.701.000
134.324.000
242.025.000
TOTAL PASSIVA 218.300.000 257.025.000
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (Data diolah)
Tabel 2.2.2.
UD. ALAT-ALAT TULIS ISWAN LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
Keterangan 2005 2006
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Kaba Kotor
330.000.000
165.000.000 165.000.000
380.000.000
188.000.000 192.000.000
Beban Operasi :
Beban Gaji
Beban Listrik
Beban BBM
Beban Sewa
Beban Keamanan
Beban Penyusutan Kenderaan
Beban Penyusutan Mesin
5.700.000
2.400.000
3.600.000
2.000.000
1.556.000
25.000.000
1.250.000
6.000.000
2.750.000
3.820.000
2.000.000
1.556.000
28.800.000
1.550.000
Total Beban Operasi (41.506.000) (46.476.000) Laba Sebelum Pajak 123.494.000 141.524.000
Pajak (6.840.000) (7.200.000)
Laba Bersih 116.654.000 134.324.000
Tabel 2.2.3.
UD. ALAT – ALAT TULIS ISWAN NERACA PERBANDINGAN
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006 Naik/Turun
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
140.500.000 50.800.000 190.300.000 50.000.000 (25.000.000) 2.500.000 750.000 (1.250.000) 170.400.000 58.000.000 228.400.000 50.000.000 (25.375.000) 2.500.000 1.000.000 (1.500.000) 29.900.000 7.200.000 39.100.000 - 375.000 - 250.000 250.000
TOTAL AKTIVA 218.300.000 255.025.000 36.725.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal 15.000.000 86.396.000 116.654.000 203.300.000 13.000.000 107.701.000 134.324.000 242.025.000 2.000.000 21.055.000 17.670.000 38.725.000
Tabel 2.2.4 UD. ISWAN
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA UNTUK TAHUN 2006
(Dalam Rupiah) Unsur-unsur Modal
Kerja
2005 2006 Perubahan Modal Kerja
Bertambah Berkurang
Aktiva Lancar: Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Hutang Lancar: Hutang Jangka Pendek Jumlah Hutang Lancar
140.500.000
191.300.000 50.800.000
15.000.000 15.000.000
170.400.000
228.400.000 58.000.000
13.000.000 13.000.000
29.900.000 7.200.000 -
2.000.000
- - -
- -
Modal Kerja 176.300.000 215.400.000 - -
Bertambahnya Modal Kerja
39.100.000 -
- 39.100.000
39.100.000 39.100.000
[image:34.595.104.551.193.564.2]Sumber : Hasil Penelitian 2007 (Data diolah) Tabel. 2.2.5 UD ISWAN
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Dalam Rupiah)
Sumber Penggunaan
Penyusutan 625.000 3 Unit Kipas Angin 250.000 Laba di tahan 17.670.000 Bertambahnya Modal Kerja
MODAL 21.055.000 39.100.000
Jumlah 39.350.000 Jumlah 39.350.000
Tabel 2.3.1.
UD. ALAT – ALAT TULIS YANI NERACA
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
134.400.000
40.000.000
174.400.000
14.500.000
(2.300.000)
3.700.000
1.000.000
(1.750.000)
135.750.000
55.000.000
190.750.000
14.500.000
(2.800.000)
3.700.000
1.250.000
(2.450.000)
TOTAL AKTIVA 189.550.000 209.950.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal
10.500.000
58.636.000
120.414.000
170.050.000
11.600.000
64.296.000
129.054.000
193.350.000
TOTAL PASSIVA 189.550.000 204.950.000
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (Data diolah)
Tabel 2.3.2.
UD. ALAT-ALAT TULIS YANI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
Keterangan 2005 2006
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Kaba Kotor
290.000.000
145.000.000 145.000.000
312.000.000
156.000.000 156.000.000
Beban Operasi :
Beban Gaji
Beban Listrik
Beban BBM
Beban Sewa
Beban Keamanan
Beban Penyusutan Kenderaan
Beban Penyusutan Mesin
5.400.000
2.700.000
3.400.000
2.000.000
1.556.000
2.300.000
1.750.000
5.700.000
2.900.000
2.700.000
2.000.000
1.556.000
2.800.000
2.450.000
Total Beban Operasi (18.106.000) (20.106.000) Laba Sebelum Pajak 126.894.000 135.894.000
Pajak (6.840.000) (6.840.000)
Laba Bersih 120.414.000 129.054.000
Tabel 2.3.3.
UD. ALAT – ALAT TULIS YANI NERACA PERBANDINGAN
UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah)
AKTIVA 2005 2006 Naik/Turun
Aktiva Lancar Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap Kenderaan
Akumulasi Peny.Kenderaan
Mesin :
1 Unit Genset
3 Unit Kipas Angin
Akumulasi Penyusutan Mesin
134.400.000 40.000.000 174.400.000 14.500.000 (2.300.000) 3.700.000 1.000.000 (1.750.000) 135.750.000 55.000.000 190.750.000 14.500.000 (2.800.000) 3.700.000 1.250.000 (2.450.000) 1.350.000 15.000.000 16.350.000 - 500.000 - 250.000 700.000
TOTAL AKTIVA 189.550.000 209.950.000 15.400.000
PASSIVA
Hutang Jangka Pendek
Modal Modal Sendiri
Laba Di Tahan
Jumlah Modal 10.500.000 58.636.000 120.414.000 170.050.000 11.600.000 64.296.000 129.054.000 193.350.000 1.100.000 5.660.000 8.640.000 23.300.000
Tabel 2.3.4 UD. YANI
LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA UNTUK TAHUN 2006
(Dalam Rupiah) Unsur-unsur Modal
Kerja
2005 2006 Perubahan Modal Kerja
Bertambah Berkurang
Aktiva Lancar: Kas
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Hutang Lancar: Hutang Jangka Pendek Jumlah Hutang Lancar
134.400.000
174.400.000 40.800.000
10.500.000 10.500.000
135.750.000
190.750.000 55.000.000
11.600.000 11.600.000
1.350.000 15.000.000 -
-
- - -
- 1.100.000
Modal Kerja 163.900.000 179.150.000 - -
Bertambahnya Modal Kerja
16.350.000 1.100.000
- 15.250.000
16.350.000 16.350.000
[image:38.595.104.551.192.565.2]Sumber : Hasil Penelitian 2007 (Data diolah) Tabel. 2.2.5 UD ISWAN
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Dalam Rupiah)
Sumber Penggunaan
Penyusutan 1.200.000 3 Unit Kipas Angin 250.000 Laba di tahan 8.640.000 Bertambahnya Modal Kerja 15.250.000
MODAL 5.660.000
Jumlah 15.500.000 Jumlah 15.500.000
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Sebagaimana telah dijelaskan pada BAB II, bahwa dalam memberikan
pengertian mengenai modal kerja ada 3 konsep yang dipergunakan, yaitu konsep
kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional.
Berdasarkan hasil laporan keuangan pada UD.Alat Tulis (Pajak USU),
berikut ini akan dianalisa mengenai besarnya modal kerja berdasarkan konsep
diatas ;
1. Konsep Kuantitatif
Pada konsep ini menitik beratkan pada kuantitas yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membayar operasinya yang bersifat
rutin, yang berarti menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar.
Berdasarkan konsep ini, maka perbandingan modal kerja UD.Alat Tulis,
UD. IBENG pada tahun 2005, sebesar Rp.217.200.000,- dan tahun 2006 sebesar
Rp.252.500.000, UD ISWAN pada tahun 2005 sebesar Rp.191.300.000,- dan
tahun 2006 sebesar Rp. 228.400.000,- UD YANI pada tahun sebesar
Rp.174.400.000,- dan tahun 2006 sebesar Rp.190.750.000,- yaitu berupa total
aktiva lancar dari masing-masing tahun dimana pada tahun 2006 ketiga UD Alat
Tulis (Pajak USU) ini mengalami kenaikan UD.IBENG sebesar Rp.35.300.000,-
UD ISWAN sebesar RP.37.100.000,- dan UD YANI sebesar Rp.16.350.000,- ini
disebabkan adanya peningkatan dari aktiva lancar. Adapun pos-pos dari aktiva
a. Kas mengalami kenaikan UD. IBENG sebesar Rp.32.550.000,- UD ISWAN
sebesar Rp.29.900.000,- dan UD YANI sebesar Rp.1.350.000,-
b. Persediaan mengalami kenaikan UD IBENG sebesar Rp.2.750.000,- UD
ISWAN sebesar Rp.7.200.000,- dan UD YANI sebesar Rp.15.000.000,-
Dilihat dari modal kerjanya pada tahun 2005 dan 2006 dimana modal kerja
pada ketiga UD Alat Tulis (Pajak USU) tersebut mengalami kenaikan sebesar
Rp.35.300.000, Rp. 37.100.000,- dan Rp.16.350.000,- pada tahun 2006. Namun
demikian menurut konsep ini ketiga UD Alat Tulis (Pajak USU) tersebut telah
memiliki modal kerja yang relatif baik pada tahun 2006 karena adanya
peningkatan modal kerja dari tahun sebelumnya.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja yang kelebihan
aktiva lancar terhadap piutang lancar. Konsep ini bersifat kualitatif karena
menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada piutang
lancarnya. Dan juga menunjukkan margin of protection bagi para kreditur jangka
pendek serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan
aktiva lancar.
Menurut konsep ini modal kerja UD IBENG pada tahun 2005 sebesar
Rp.217.200.000,- dan akhir tahun 2006 sebesar Rp.252.500.000,- UD ISWAN
Rp.228.400.000,- UD YANI pada tahun 2005 sebesar Rp.174.400.000 dan pada
akhir tahun 2006 sebesar Rp.190.750.000,-
Berarti telah terjadi peningkatan pada ketiga UD Alat Tulis (Pajak USU)
sebesar UD IBENG Rp. 35.300.000,- UD ISWAN Rp. 37.100.000,- dan UD
YANI sebesar Rp.16.350.000,- hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva
lancar yaitu kas pada UD IBENG sebesar Rp.32.550.000,- UD ISWAN sebesar
Rp.29.900.000,- dan pada UD YANI sebesar Rp.1.350.000,- sedangkan pada
posiosi passiva dimana hutang lancar tahun 2005 UD IBENG sebesar
Rp.16.000.000,- dan tahun 2006 sebesar Rp.20.000.000,-. Pada UD ISWAN tahun
2005 sebesar Rp.15.000.000,- dan tahun 2006 sebesar RP.13.000.000,- Pada UD
YANI tahun 2005 sebesar Rp.10.500.000,- dan tahun 2006 sebesar
Rp.11.600.000,-
Ini berarti pada UD IBENG mengalami kenaikan hutang lancar sebesar
Rp.4.000.000,- kenaikan ini disebabkan karena adanya penambahan pembelian
persediaan yang dilakukan pada perusahaan ini, sedangkan pada UD ISWAN
berarti mengalami penurunan sebesar Rp.2.000.000,- penurunan ini disebabkan
karena adanya unsur pada aktiva lancar yaitu kas yang digunakan untuk
membayar hutang lancar, sedangkan pada UD YANI mengalami kenaikan sebesar
Rp.1.100.000,- kenaikan ini disebabkan karena adanya unsur penambahan
persediaan yang tidak terduga.
Jadi menurut konsep ini ketiga UD Alat Tulis (Pajak USU) telah memiliki
kerja yang baik, karena bila dilihat dari aktiva lancar yang jauh lebih besar dari
jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek
dengan jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dari pada dana yang dimiliki dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Menurut
konsep ini modal kerja UD IBENG mengalami kenaikan pada tahun 2006
sebesar Rp.35.300.000,- hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar yaitu
kasa sebesar Rp.32.550.000,- dan kenaikan persediaan sebesar Rp.2.750.000,- .
Sedangkan pada UD ISWAN mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar
Rp.37.100.000,- hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar berupa kas
sebesar Rp.29.900.000,- dan kenaikan persediaan sebesar Rp. 7.200.000,-. Dan
pada UD YANI kenaikan pada tahun 2006 sebesar Rp.16.350.000,- hal ini
disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar berupa kas sebesar Rp.1.350.000,-
dan kenaikan persediaan sebesar Rp.15.000.000,- sesuai dengan permintaan
konsumen/pesanan.
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga UD. Alat Tulis (Pajak USU) mampu
mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan dengan baik dalam menghasilkan
pendapatan dari usaha pokok perusahaan. Dan pada akhirnya seluruh dana yang
dimiliki perusahaan akan digunakan untuk memperoleh laba di masa yang akan
telah memiliki modal kerja yang relatif baik pada tahun 2006 karena adanya
peningkatan modal kerja dari tahun sebelumnya.
4. Perputaran Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah, kebutuhan modal kerja maka kita harus
mengetahui besar perputaran modal kerja. Dalam menentukan perputaran modal
kerja perusahaan harus menghitung perputaran kas dan perputaran persediaan.
a. Perputaran Kas
Perputaram kas UD IBENG pada tahun 20006 sebesar 2,98 X dan tahun
2005 sebesar 2,29 X, UD ISWAN pada tahun 2006 sebesar 2,44 X dan tahun
2005 sebesar 2,12 X, sedangkan pada UD YANI pada tahun 2006 sebesar 2,30X
dan tahun 2005 sebesar 2,14 X. Jadi tignkatan perputaran kas ketiga UD Alat
Tulis (Pajak USU) tiap tahunnya mengalami peningkatan menjadi semakin cepat
perputarannya. Hal ini dapat dilihat dari uang kas perusahaan yang digunakan
untuk membeli barang dan pemeliharaan peralatan dapat segera menjadi kas
kembali. Dengan demikian perusahaan tidak menunggu lama untuk
mengumpulkan kas perusahaan. Untuk lebih jelas mengenai perputaran kas dari
[image:43.595.109.518.613.728.2]ketiga usaha dagang alat tulis dapat dilihat pada tabel 3.1. dibawah ini :
Tabel 3.1. Perputaran Kas UD. Alat Tulis
Nama Usaha 2005 2006
UD IBENG
UD ISWAN
UD YANI
2,29 X
2,12 X
2,14 X
2,98 X
2,44 X
b. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan UD. IBENG pada tahu 2006 sebesar 4,28 X dan
pada tahun 2005 sebesar 3,29 X UD ISWAN pada tahun 2006 sebesar 3,55 X
dan tahun 2005 sebesar 3,05 X, dan pada UD YANI pada tahun 2006 sebesar
3,31 X dan tahun 2005 sebesar 3,08 X . Jadi tingkat perputaran persediaan pada
ketiga UD. Alat Tulis (Pajak USU) tiap tahunnya meningkat. Dengan demikian
untuk lebih jelas mengenai perputaran persediaan dari ketiga usaha dagang alat
[image:44.595.104.520.311.527.2]tulis dapat dilihat pada tabel 3.2. dibawah ini.
Tabel 3.2 Perputaran Persediaan
UD. Alat Tulis
Nama Usaha 2005 2006
UD IBENG
UD ISWAN
UD YANI
3,29 X
3,05 X
3,08 X
4,28 X
3,55 X
3,31 X
Sumber : Hasil Penelitian , 2007 (Dana diolah)
5. Lama Terikatnya Modal Kerja
Untuk menentukan perputaran modal kerja terlebih dahulu ditentukan
lama terikatnya modal kerja, yang meliputi kas dan persediaan.
a. Lama Keterikatan Kas
Lama keterikatan kas UD . IBENG pada tahun 2006 selama 120,80 hari,
pada tahun 2005 selama 157, 20 hari, sedangkan UD ISWAN tahun 2006 selama
147, 20 hari tahun 2005 selama 169,81 hari, UD YANI pada tahun 2006 selama
Jadi lama keterikatan kas perusahaan tiap tahunnya semakin cepat
perputarannya perusahaan tidak perlu menunggu lama dalam menumpulkan
kasnya sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu dan perusahaan dapat
memenuhi kewajiban membayar hutang-hutangnya. Untuk lebih jelasnya
mengenai lama keterikatan kas dari ketiga usaha diatas dapat dilihat pada tabel
[image:45.595.107.519.279.459.2]3.3. dibawah ini :
Tabel 3.3
Lama Terikatnya Modal Kerja UD. Alat Tulis
Nama Usaha 2005 2006
UD IBENG
UD ISWAN
UD YANI
157,20 hari
168,81 hari
168,22 hari
120,80 hari
147,54 hari
156,52 hari
Sumber : Hasil Penelitian , 2007 (Dana diolah)
b. Lama Keterkaitan Persediaan
Keterkaitan persediaan UD. IBENG pada tahun 2006 selama 84, 11 hari,
pada tahun 2005 selama 109,42 hari. UD ISWAN pada tahun 2006 selama 101,40
hari dan tahun 2005 selama 118,03 hari. Sedangkan UD YANI pada tahun 2006
selama 108,76 hari dan pada tahun 2005 selama 116,88 hari.
Jadi lama keterkaitan persediaan UD. Alat Tulis (Pajak USU) tiap
tahunnya meningkat karena perusahaan mampu mempercepat keterikatan
persediaan dalam mencapai persediaan yang optimal dan modal perusahaan tidak
Untuk lebih jelas mengenai lama keterkaitan persediaan dari ketiga usaha
[image:46.595.153.483.272.570.2]dagang diatas dapat dilihat pada Tabel 3.4. dibawah ini :
Tabel 3.4
Lama Keterkaitan Persediaan UD. Alat Tulis
Nama Usaha 2005 2006
UD IBENG
UD ISWAN
UD YANI
109,42 hari
118,03 hari
116,88 hari
84,11 hari
101,40 hari
108,76 hari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan analisa terhadap laporan keuangan dari tiga UD.Alat
Tulis (Pajak USU), yaitu neraca, laporan laba rugi, serta sejarah perusahaan, maka
mengemukakan beberapa saran yang mungkin berguna dalam usaha
meningkatkan operasi perusahaannya.
A. Kesimpulan
1. Modal kerja menurut konsep kutantitatif dari ketiga UD. Alat Tulis (Pajak
USU) mengalami peningkatan pada tahun 2006 disebabkan adanya
peningkatan dalam aktiva lancar. Adanya peningkatan tersebut juga
mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat menutupi kebutuhan modal
kerja sehari-hari yang bersifat rutin.
2. Modal kerja menurut konsep kualitatif pada ketiga UD.Alat Tulis (Pajak
USU) mengalami peningkatan ditahun 2006. Hal ini disebabkan karena
adanya peningkatan aktiva lancar yaitu bertambahnya kas dan bertambahnya
persediaan yang mengakibatkan kenaikan hutang lancarnya yang tidak
mempengaruhi operasional perusahan.
3. Modal kerja menurut fungsional UD.Alat Tulis (Pajak USU) pada tahun 2006
mengalami peningkatan, hal ini karena adanya kenaikan unsur aktiva lancar.
4. Perputaran modal kerja
a. Tingkat perputaran kas dari tiga UD. Alat Tulis (Pajak USU), tiap
b. Tingkat perputaran persediaan dari tiga UD. Alat Tulis (Pajak USU),
setiap tahunnya meningkatnya.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Besarnya modal kerja yang dimiliki oleh tiga UD.Alat Tulis (Pajak USU)
harus dapat ditingkatkan agar dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan
baik, apabila terjadi gejolak dalam perekonomian seperti meningkatnya
harga-harga barang.
2. Melihat perubahan laba bersih yang cukup besar, maka dapat dilihat dari tiga
UD.Alat Tulis (Pajak USU) sudah cukup baik dalam menjalankan usahanya
dan diharapkan agar selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan
pada tahun-tahun mendatang.
3. Meskipun laba bersih yang diperoleh telah meningkat, namaun diharapkan
ketiga Usaha Dagagn IBENG, ISWAN, dan YANI (Pajak USU) tidak cepat
berpuas diri, akan tetapi harus tetap berusaha untuk lebih keras lagi dalam
meningkatkan kualitas perusahaan melalui rencana pembelanjaan modal kerja
yang baik dan efesien.
4. Meskipun sudah maju, namun diharapkan ketiga usaha dagang ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2004. Analisis Krisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hendry Simamora, 2002, Akuntansi Bisnis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Kedua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren T. Charles, Sundem L. Gery, Elliot. A. Jhon, 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan, Edisi Keenam, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Mudjarat, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Martono dan Hardjito, 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Mastrin. D.Jhon, 2003. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nazir, Muhammad, 2000. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.