Research was conducted at the Simpang Kiri,Tanjung Jabung Timur, Jambi from March until June 2010 and February 2011 to observe land cover. The purpose of the research was to investigate the growth of Centrosema pubescens for revegetation on the slope up to 30% in the ex borrow pit area. Experiments in the field is a observational experiments. The plant media experiment in polybag was arranged in a Randomized Complete Block Design by one factor. The interactions between slope and ground colour was significantly different on all parameters with multivariate analysis. Plant media application did have a significant effect on all parameters.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan Ex Borrow Pit adalah lahan bekas penggalian yang telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil. Lahan tersebut memiliki permukaan yang tidak rata dan terdapat lereng dengan berbagai tingkat kemiringan. Selain itu, kesuburan tanah tergolong rendah dengan tingkat pH sangat masam, terlihat dari hasil analisis tanah awal yang menujukkan pH tanah berada diantara 3 - 4. Erosi di daerah tersebut tergolong tinggi, sehingga diperlukan tanaman untuk mengurangi aliran permukaan. Revegetasi dilakukan dengan menanam tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi lahan tersebut.
Tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman awal (pioneer) salah satunya adalah tanaman kacang-kacangan (legume) atau lebih dikenal dengan tanaman kacang penutup tanah atau Legume Cover Crop (LCC). Folonso et al. dalam Ramos et al. (2009) menyatakan Legume Cover Crop (LCC) selain dapat mencegah terjadinya erosi, LCC juga memberikan manfaat lain, diantaranya mempertahankan kondisi fisik tanah dan mengurangi aliran permukaan. Pada tanah yang ditanami LCC kandungan bahan organiknya meningkat. Haynes dalam Ramos et al. (2009) menyatakan tanaman LCC mampu mengikat tanah dengan sistem perakarannya.
Centrosema pubescens Benth. merupakan salah satu jenis LCC yang dipilih sebagai tanaman untuk revegetasi lahan karena mempunyai beberapa kelebihan, yaitu tahan keadaan kering dan dapat hidup di bawah naungan serta lahan yang tergenang air. Selain itu, Centrosema pubescens Benth. (Centro) mempunyai perakaran yang dalam dan batangnya dapat memanjat (Teitzel dan Burt, 1976), sedangkan kelemahan dari Centro diantaranya adalah pertumbuhannya yang lambat dan berumur pendek.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui hubungan antara kelompok mineral tanah dan kemiringan terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha revegetasi tanah padas pada berbagai kemiringan di lahan ex borrow pit dengan dominansi warna kaolinitdengan menggunakan analisis multivariate 2. mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens
Benth.
Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. terdapat perbedaan pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. dalam usaha revegetasi tanah padas pada tingkat berbagai kemiringan di lahan ex borrow pit dengan dominansi warna kaolinit
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Centrosema Pubescens. Benth
Teitzel dan Burt (1976) menyebutkan Centrosema pubescens Benth. (Centro) adalah salah satu genus Centrosema yang penyebarannya sangat luas dibandingkan dengan semua legume tropis yang lainnya, dan sekarang juga banyak dijumpai di daerah tropis basah di seluruh dunia. Morfologi umum Centro adalah tanaman semak tahunan yang kuat. Centro memiliki perakaran yang dalam. Pertumbuhan akar tunggang dan akar lateral hampir sama, meskipun tipe tanah mempunyai beberapa pengaruh. Batang Centro mempunyai daun dan mampu memanjat. Batangnya sedikit berbulu dan tidak akan berubah menjadi kayu selama kurang lebih 18 bulan. Akar-akar akan tumbuh dari buku batang jika kelembaban tanah tinggi. Daun pada batang mulai muncul dari bagian sulur utama sekitar 0.5-1.5 meter. Daun Centro trifoliet dengan warna hijau tua. Daun berbentuk elips atau bulat telur dengan ujung tumpul dan memiliki panjang kurang lebih 4 cm dan lebar 2-2.5 cm. Selain itu, daun Centro sedikit berbulu. Stipule Centro panjang dan keras.
Teitzel dan Burt (1976) juga menjelaskan bunga Centro berukuran besar, menarik dan berbentuk kupu-kupu. Bunga muncul pada tandan aksilar.Bunga berwarna ungu pucat. Tanaman Centro termasuk tanaman cleistogamous dan menyerbuk sendiri. Kulit polong Centro berbentuk lurus dan datar dengan panjang 7-15 cm. Kulit polong akan berkembang lurus atau sedikit melengkung. Kulit polong akan berwarna kecokelatan jika sudah masak dan mempunyai benih hingga 20 biji. Benih Centro berbentuk sedikit bulat hingga kotak dengan ukuran 4-5 mm x 3-4 mm, berwarna kecokelatan kehitaman dengan bercak gelap disertai ‘halo’. Benih centro digolongkan menjadi 2 jenis, yakni benih yang memiliki dan tidak memiliki kontur di sekitar hilum. Hal tersebut diduga mempengaruhi permeabilitas dan perkecambahan benih.
yang muncul dari stolon. Kelembaban tanah yang rendah mempengaruhi pertumbuhan bintil. Andrew (1976) menambahkan, pembentukan bintil (nodule) dan fiksasi N2 akan dipengaruhi oleh pH pada rentang 4-6.
Kratf dan Clements (1990) menyatakan Centro mampu tumbuh di daerah pada rentang 260S – 230N, ketinggian 20-1 540 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Centro juga mampu tumbuh pada rentang curah hujan 530-3 940 mm/tahun, dengan bulan kering 0-8 bulan (bulan dengan curah hujan <60 mm). Habitat Centro adalah semak hutan pada tanah masam medium hingga tanah dengan kesuburan tinggi.
Lukiwati (2007) menjelaskan bahwa tanaman Centro adalah jenis tanaman kacangan sumber protein dan warna bagi hewan ternak di daerah tropis. Centro juga dapat digunakan sebagai penutup tanah pada budidaya tanaman hutan atau agroforestri.
Kaolinit, Illit dan Goetit
Kaolinit adalah tanah liat paling murni, artinya memiliki sedikit variasi dalam komposisi. Kaolinit juga tidak menyerap air dan juga tidak mengembang ketika terkena air. Oleh karena itu, kaolinit adalah tanah liat yang dianjurkan dalam pembuatan industri keramik. Kaolinit mempunyai subtitusi isomorfous rendah, dan air biasanya tersusun sebagai gugus hidroksil. Kaolinit terdiri dari lembar tetrahedral Si02 yang mengikat lembar octahedral Al2O3. Komposisi kaolinit secara teori dalam bentuk oksida dapat ditulis dengan SiO2 46.54%; Al2O3 39.50%; H20 13.96%.
Kaolinit adalah unsur utama kaolin yang terbentuk dari pelapukan batuan. Kaolinit berwarna keputihan, keputihan keabu-abuan atau sedikit berwarna. Kaolinit mempunyai berat jenis antara 2.1–2.6 g/cm3. Kapasitas tukar kation kaolinit hampir sama dengan montmorillonit, yakni antara 2-10 meq/100g, bergantung pada ukuran partikel, tetapi kemampuan dalam reaksi pertukaran cepat, hampir terjadi saat itu juga.
menunjukkan struktur tipe trioctahedral dan dioctahedral. Illit biasanya memiliki 1 Md (monoclinic disordered) struktur muskovit. Secara umum, sebagian besar illit terdiri dari campuran struktur lapisan. Struktur utama muskovit adalah dua lapisan lembaran silica tetrahedral yang dipisahkan oleh lembaran alumina octahedral (Liew et al., 1985.).
Illit memiliki bentuk kecil, tipis, pseudohexagonal, lembaran fleksibel kristal triklinik dengan diameter 0,2-12 pM. Sifat khusus ilit berasal dari struktur molekul. Kation penyeimbang terutama atau seluruhnya kalium, dan mengisi kekurangan dari substitusi minimal dua kali lipat dari smectites (yaitu, 1.3-1.5 per lapisan sel unit) dan terutama dalam lembar silika dan dekat dengan permukaan lapisan unit daripada pada lapisan oktahedral seperti di smectites (Grim, 1968).
Gambar 1. Struktur kimia kaolinit (a), illit (b) dan struktur kristal goetit (c) Sumber : Liu, 2006
Govaert et al. (1976) warna Goetit sebagian besar terbentuk dari siklus sedimen, yang pada awalnya terjadi pelapukan dari besi yang mengandung oksida, sulfida, karbonat, silikat, atau dengan kimia atau pengendapan organik dari larutan yang mengandung besi. Liu et al. (2006) menjelaskan bahwa goetit (a-FeOOH) adalah besi antiferromagnetikoxyhydroxida yang umum ditemukan dalam tanah dan sedimen sebagai produk pelapukan warna yang mengandung besi.
b a
Kemiringan Lahan dan Erosi
Kemiringan lahan terbentuk oleh alam (natural slope) dan buatan manusia (artificialslope). Kemiringan alami (natural slope) terbentuk pada waktu yang sangat lama karena proses geologi dan geomorphologi seperti pembentukan gunung, aktivitas glacial dan aktivitas sungai. Tanaman mampu melindungi permukaan tanah dari erosi angin dan air. Kemiringan karena buatan manusia (artificialslope) umumnya disebabkan aktivitas pengambilan batu alam atau tanah yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan tanah dan berkurangnya air (Norris dan Greenwood, 2008)
Erosi tanah oleh air merupakan suatu proses yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu penghancuran permukaan tanah oleh bulir-bulir air hujan, pengangkutan partikel tanah oleh aliran air permukaan dan terjadi pengendapan sedimen di daerah cekungan. Perlindungan permukaan tanah dari pukulan air hujan dan mengurangi laju aliran permukaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah penanaman tanaman penutup tanah (Adimihardja et al., 2002).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Simpang Kiri, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2010 untuk mengamati pertumbuhan tanaman dan Februari 2011 untuk mengamati penutupan lahan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman Centro yang telah ditanam pada bulan Januari 2010, pupuk Urea, SP-36, Furadan, kapur, kompos dan aquades. Alat yang digunakan adalah pH meter, Chlorophylltester CT-102, kuadran (10 cm x 10 cm) seluas 1 m2 dan Distance Meter (DistoTM D3).
Metode Percobaan a. Metode Percobaan di Lahan
Percobaan yang dilakukan di lahan, bukan merupakan percobaan yang terkontrol, tetapi merupakan bentuk percobaan observasional. Contoh tanaman yang diamati diambil sesuai dengan kelompok warna tanah dan kemiringan lahan. Kelompok warna tanah terdiri atas tiga jenis yakni, kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit) dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Nilai pengamatan warna tanah pada Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemiringan dibagi menjadi tiga tingkat yaitu 0-10%, 10-20% dan 20-30%.
b. Metode Pengamatan di Polybag
Percobaan ini menggunakan rancangan Rancangan Acak Lengkap, dengan 11 macam komposisi media dan diulang 4 kali. Masing-masing kelompok media terdapat 32 polybag, sehingga terdapat 352 polybag. Komposisi yang digunakan adalah tanah (kemerahan, kecoklatan dan keputihan) 100 %, tanah 50 % : kompos 50 %, tanah ditambah kapur, kompos 100 % dan kompos ditambah kapur. Tanah tersebut ada tiga tingkat kelompok warna tanah, yakni kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit) dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Nilai pengamatan warna tanah dapat dilihat pada Lampiran 1. Tujuan dari penanaman di dalam polybag ini untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan Centro pada berbagai jenis media. Model rancangan yang digunakan adalah:
Yij = µ + αi + εij
Yijk = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Rataan umum
αi = Pengaruh media tanam ke-i
εij = Pengaruh acak pada media tanam ke-i dan ulangan ke-j
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji nilai F, jika hasilnya berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan's Multiple Range Test) pada taraf 5 %. Perlakuan percobaannya adalah sebagai berikut :
P1 = Kompos + kapur P2 = Kompos
P3 = Tanah Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit) P4 = Tanah Kemerahan 50 %+kompos 50 %
P5 = Tanah Kemerahan+kapur
P6 = Tanah Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit)
P7 = Tanah Kecokelatan 50 %+kompos 50 % P8 = Tanah Kecokelatan +kapur
P9 = Tanah Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit) P10 = Tanah Keputihan 50 %+kompos 50 %
Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian di Lahan
Pelaksanaan penanaman Centro di lahan adalah sebagai berikut : a. Penanaman
Penanaman dilakukan pada bulan Januari 2010. Penanaman dimulai dengan pembuatan lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 20 cm dan kedalaman 20 cm. Setiap lubang tanam ditambahkan pupuk kompos dengan dosis 10 ton/ha, pupuk kandang 2 ton/ha, Urea, SP-36 dan dolomite untuk mendukung pertumbuhan. Benih Centro sebanyak kurang lebih 100 butir disebar secara merata di dalam lubang tanam. Benih Centro yang dibutuhkan sekitar 50-100 kg/ha.
b. Pengambilan contoh tanah
Pengambilan contoh digunakan sebagai analisis tanah awal (sebelum penanaman).
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap hari dan pemupukan dilakukan satu bulan sekali menggunakan pupuk Urea dengan dosis 50 kg/ha.
d. Persentase Penutupan Lahan
Pengamatan persentase penutupan lahan dilakukan pada bulan Februari 2011 atau satu tahun setelah penanaman LCC. Pengamatan dilakukan dengan melihat secara visual penutupan seluruh lahan. Persentase penutupan dilihat tidah hanya oleh penutupan LCC, tetapi juga penutupan oleh tanaman lain yang tumbuh disekitar lahan.
2. Pelaksanaan Penelitian di Polybag
polybag. Seluruh polybag yang telah diisi media dan dua benih Centro diletakkan pada tempat pembibitan yang berada di bawah tanaman sawit. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan penjarangan. Penjarangan dilakukan dengan menyisakan satu tanaman setiap polybag. Tanaman dibongkar pada umur 4 bulan.
Peubah Pengamatan 1. Pengamatan di Lahan
Pengamatan di lahan dilakukan pada 2 tanaman contoh untuk setiap lubang tanam. Peubah yang akan diamati, antara lain :
a. pH tanah
Pengukuran dilakukan dengan mengambil kurang lebih 100 gram contoh tanah di semua perlakuan. pH diukur menggunakan aquades sebanyak 25 ml sebagai pelarut. Tanah yang digunakan untuk mengukur pH masing-masing adalah 10 g. Tanah tersebut kemudian dikocok selama 30 menit dan suspensinya diukur menggunakan pH meter (Sulaeman et al., 2005).
b. Persentase Penutupan tanah
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuadran berukuran 1 m x 1 m. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu.
Tingkat penutupan tanah = x 100 %
c. Warna Daun
Pengukuran menggunakan chlorophyll meter. Alat tersebut akan menunjukkan tingkat kehijauan dari daun.
d. Pertumbuhan Centrosema pubescens
2. Pengamatan di Polybag
Pengamatan tanaman di dalam polybag dilakukan menggunakan empat tanaman contoh. Peubah yang diamati meliputi :
a. Pertumbuhan Centro
Peubah yang diamati meliputi panjang sulur dan jumlah daun. Pengukuran dilakukan setiap dua minggu.
b. Panjang Akar dan Jumlah Bintil Akar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Sebelum Penanaman di Lahan
Lahan yang digunakan dalam penelitian merupakan bekas (ex) borrow pit (galian tambahan untuk pembuatan proyek besar, misal pembuatan jalan) yang telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil (Gambar 2).
Gambar 2. Kondisi Lahan Sebelum Penanaman Centro
Pengambilan lapisan top soil dan sub soil menyebabkan kondisi lahan tidak rata. Hal tersebut dapat dilihat pada kontur tanah di Gambar 3. Tanah yang tersisa merupakan kelompok warna tanah kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit), dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Hasil analisis warna tanah dapat dilihat pada Lampiran 2. Lahan tersebut sebelumnya telah ditanam kelapa sawit, tetapi pertumbuhannya sangat terhambat. Hal tersebut berkaitan dengan sangat sedikitnya bahan organik di dalam tanah.
Gambar 3. Peta Kontur Lahan
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Awal
Peubah Pengujian Satuan Kelompok Warna Tanah Keterangan*)
Keputihan Kemerahan Kecokelatan *pH
H2O 4.3 3.9 4.4
Sangat Masam
CaCl2 3.5 3.7 4.0
*C Organik % 0.06 0.06 0.28 Sangat Rendah
* N total % 0.03 0.02 0.04 Sangat Rendah
Rasio C/N 2.0* 3.0* 7.0** Sangat Rendah*, Rendah**
* P tersedia ppm 1.71 1.92 3.49 Sangat Rendah
Kation-kation dapat ditukar
*Ca cmol/kg 0.13 0.11 0.62 Sangat Rendah
*Mg cmol/kg 0.04 0.01 0.06 Sangat Rendah
*K cmol/kg 0.44 0.27 0.27 Rendah
*Na cmol/kg 1.07 1.10 1.64 Tinggi
Total cmol/kg 1.68 1.49 2.59
KTK cmol/kg 5.81** 2.69* 3.09* Sangat Rendah*, Rendah** KB % 28.9* 55.4** 83.8*** Rendah*, Sedang** dan Tinggi*** Al-Hdd
Al 3+ me/100g 4.74 1.74 1.46 Sangat Rendah
H+ me/100g 1.47 0.17 0.71 Sangat Rendah
Tekstur 3 Fraksi
Pasir % 1.5 33.7 60.9 Liat Berdebu
Debu % 50.7 45.8 8.8 Lempung
Liat % 47.8 20.5 30.3 Lempung Liat Pasir
Kondisi lahan bekas galian yang miskin hara sangat sulit untuk penghijauan kembali. Penghijauan tersebut dapat dilakukan menggunakan tanaman kacang-kacangan (legume), sebagai tanaman perintis/pioneer. Salah datu tanaman kacang-kacangan yang dapat ditanam pada kondisi lahan tersebut adalah Centro. Penanaman Centro memerlukan penambahan bahan organik, kapur dan pupuk anorganik (Urea, SP-36) sebagai media awal dan sumber hara pada awal pertumbuhan. Data curah hujan selama penelitian dari bulan Januari hingga Oktober 2010 berdasarkan dokumentasi pribadi tercatat 1 591.8 mm dengan total hari hujan 77 hari. Curah hujan pada bulan November dan Desember mencapai 553 mm dan 90 mm, dengan hari hujan 11 dan 10 hari (Kecamatan Muara Papalik Dalam Angka, 2008). Curah Hujan selama tahun 2010 pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 dan Lampiran 5.
Gambar 4. Curah Hujan (CH) Bulan Januari-Desember 2010
Penanaman Centro di lahan dilakukan awal bulan Januari, dengan membuat lubang tanam berukuran 30 cm x 20 cm x 20 cm (Lihat Gambar 5a). Benih Centro sebelumnya telah direndam selama 24 jam, kemudian disebarkan kedalam lubang tanam yang telah ditambah kompos, pupuk kandang, Urea, SP-36 dan dolomit (Lihat Gambar 5b). Hasil analisis kompos dapat dilihat pada Lampiran 6. Penyiraman tanaman menggunakan air yang berasal dari tempat penampungan air hujan yang ditempatkan pada beberapa titik yang dilalui air (Gambar 5c).
0 100 200 300 400 500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
CH d
an
JHH
Bulan
Gambar 5. Pembuatan Lubang Tanam (a), Pemberian Kompos (b), dan Tempat Penampungan Air (c)
Kondisi Sebelum Penanaman di Polybag
Tanah yang digunakan sebagai media tanam diambil dari tanah yang berada di lahan, yakni tanah kemerahan, kecokelatan dan keputihan. Bahan lain yang ditambahkan ke dalam media adalah kompos dan kapur. Kedua bahan tersebut digunakan juga sebagai tambahan media tanam di lahan. Tanah, kompos dan kapur dicampur sesuai dengan perlakuan. Centro yang ditanam di dalam polybag berdiameter 10 cm x 15 cm menggunakan lima jenis komposisi, yakni : 100 % tanah, 50 % tanah dan 50 % kompos, tanah dan kapur, 100 % kompos, dan kompos ditambah kapur. Polybag disusun sesuai dengan perlakuan dan diletakkan bersebelahan dengan perlakuan yang lain (Lihat Gambar 6). Peubah yang digunakan adalah panjang tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan jumlah bintil akar.
a b
Gambar 6. Kondisi Tanaman Centro di Polybag
Awal pertumbuhan, centro yang mampu berkecambah mencapai 10-30 %, sesuai dengan perlakuan masing-masing. Media tanam tanah kemerahan dan kapur memiliki persentase perkecambahan paling tinggi, yakni 32 %. Benih centro yang gagal berkecambah disulam kembali, sedangkan benih centro yang tumbuh dua tanaman dalam satu polybag akan dijarangkan untuk menyisakan satu tanaman salam satu polybag. Pembongkaran dilakukan pada minggu ke-12, untuk mengamati jumlah bintil akar dan panjang akar. Media tanam yang mempunyai tanaman paling banyak tumbuh adalah media tanah kecokelatan dan kompos, yakni 24 tanaman. Media lain rata-rata hanya mempunyai 12-16 tanaman, sebagian besar tanaman yang lain mati karena busuk.
Hasil dan Pembahsan Pengamatan di Lahan Hasil Pengamatan pada 11 Minggu Setelah Tanam (11 MST)
Penutupan tanah terbaik pada kelompok warna tanah keputihan terdapat pada kemiringan 10-20 %. Persentase penutupan tanah pada 11 MST rata-rata hampir mencapai 20 %. Hal tersebut berarti pada saat pengukuran penutupan lahan di sekitar tanaman utama menggunakan kuadran berukuran 1 m x 1 m, kuadran yang terisi tanaman ada 20 kotak. Pertumbuhan tanaman Centro pada 11 MST dapat dilihat pada Tabel 2 dan hasil analisis multivariate dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 2. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 11 MST
Kelompok Warna
Tanah Kemiringan
11 MST Panjang tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Penutupan Tanah (%) Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit)
0 -10 % 68.50 8 20.00
10-20 % 45.81 8 19.31
20-30 % 60.00 7 14.62
Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit)
0 -10 % 56.75 9 19.62
10-20 % 56.63 8 15.93
20-30 % 47.88 8 17.93
Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit)
0 -10 % 72.06 9 14.12
10-20 % 69.75 9 21.62
20-30 % 43.81 6 18.31
Hasil Pengamatan pada 13 MST
Hasil pengujian peubah panjang tanaman, jumlah daun, dan penutupan tanah pada kemiringan dan kelompok warna tanah menggunakan metode multivariate menunjukan hasil yang berbeda nyata pada interaksi kemiringan dan warna tanah. Panjang tanaman pada kelompok warna tanah kemerahan, kecokelatan dan keputihan dengan kemiringan 0-10 % mencapai 77.94, 66.00, dan 68.81 cm. Panjang tanaman pada masing-masing kelompok warna tanah tersebut lebih panjang dibandingkan dengan panjang tanaman pada kemiringan 10-20 % dan 20-30 %.
pada kemiringan 10-20 % dan 20-30 % dimasing-masing kelompok warna tanah. Berbeda halnya dengan kelompok warna tanah kemerahan dan kecokelatan, persentase penutupan tanah keputihan yang lebih tinggi terdapat pada kemiringan 10-20 %, yakni mencapai 21.93 %. Pertumbuhan tanaman Centro pada umur 13 MST dapat dilihat pada Tabel 3 dan hasil analisis multivariate dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 3. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 13 MST
Kelompok Warna
Tanah Kemiringan
13 MST Panjang tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Penutupan Tanah (%) Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit)
0 -10 % 77.94 12 29.68
10-20 % 49.56 10 22.00
20-30 % 62.50 12 15.68
Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit)
0 -10 % 66.00 12 24.50
10-20 % 64.44 10 18.62
20-30 % 54.38 10 18.18
Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit)
0 -10 % 68.81 10 15.56
10-20 % 61.00 10 21.93
20-30 % 51.25 8 20.65
Hasil Pengamatan pada 15 MST
Hasil uji multivariate pada 15 MST menunjukkan adanya interaksi antara kemiringan dan kelompok warna tanah. Pada kelompok warna tanah kemerahan dengan kemiringan 0-10 % panjang tanaman mencapai 87.94 cm, jumlah daun 19 helai dan persentase penutupan lahan 35.56 %. Pertumbuhan tanaman pada kelompok warna tanah kemerahan dengan kemiringan 0-10 % lebih baik dibandingkan pertumbuhan tanaman pada kemiringan 10-20 % dan 20-30 %.
kecokelatan disekitarnya, kemiringan 0-10% lebih baik dibandingkan dengan kemiringan 10-20%.
Pertumbuhan tanaman Centro di kelompok warna tanah keputihan pada peubah panjang tanaman dan jumlah daun, kemiringan 0-10% menujukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemiringan 10-20% dan 20-30%. Pada peubah penutupan tanah kemiringan 10-20% mampu menutup tanah lebih baik dibandingkan dengan kemiringan yang lain di kelompok warna tanah keputihan. Penutupan tanah pada 15 MST hanya mencapai 35%, meningkat 5% dari penutupan tanah pada 13 MST. Pertumbuhan tanaman Centro pada umur 15 MST dapat dilihat pada Tabel 4 dan hasil analisis multivariate dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 4. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 15 MST
Kelompok Warna
Tanah Kemiringan
15 MST Panjang tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Penutupan Tanah (%) Kemerahan (dominansi
warna kaolinit, sangat sedikit illit)
0 -10% 87.94 19 35.56
10-20 % 54.81 15 29.87
20-30 % 71.81 17 24.43
Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit)
0 -10 % 76.81 18 30.37
10-20 % 95.88 18 28.75
20-30 % 67.00 15 21.68
Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit)
0 -10 % 80.38 17 21.93
10-20 % 72.50 16 28.06
20-30 % 62.00 14 21.06
Pembahasan
mengurangi ketersediaan air, nutrisi, materi organik, dan menipiskan lapisan atas tanah, serta membatasi kedalaman perakaran (Gachene et al., 1998).
Mutegi et al. (2008) juga menyebutkan bahwa erosi mengurangi produksi tanaman, tetapi tingkat pengurangannya bervariasi tergantung jenis tanah dan tingkat kesuburan. Lahan di lokasi penelitian termasuk lahan yang kurang subur, karena lahan tersebut telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil. Menurut Hardjowigeno (2003), tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas (top soil), semakin ke lapisan bawah maka kandungan bahan organik semakin berkurang. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perbedaan Keasaman Tanah (pH H2O) Sebelum Penanaman dan Sesudah Penanaman
Kelompok Warna Tanah pH Sebelum Penanaman
pH Sesudah Penanaman 10 MST 20 MST Kemerahan (dominansi
warna kaolinit, sangat sedikit illit)
3.9 4.7 4.8
Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit)
4.4 4.9 4.8
Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit)
4.3 5.0 4.9
Hasil analisis tanah awal terlihat bahwa keasaman (pH) di lahan penelitian tergolong masam. Soepardi (1983) menyatakan bahwa keasaman tanah (pH) mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Keasaman tanah (pH) sebelum penanaman dan sesudah penanaman cenderung tidak mengalami perubahan pada pengukuran menggunakan air (H2O). Penurunan pH pada pengamatan 10 MST dan 20 MST sedikit mengalami penurunan. Menurut Soepardi (1983), hal tersebut disebabkan oleh pengaruh pengeringan tanah dan pengambilan sampel.
dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah. Selain keasaman (pH), nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) dari hasil analisis awal juga tergolong rendah. Nilai KTK sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na dapat meningkatkan kesuburan tanah,tetapi bila didominasi oleh kation asam (Al, H) dapat mengurangi kesuburan tanah.
Pertumbuhan tanaman di lahan secara umum kurang baik. Selain akibat dari faktor kemiringan dan lahan yang kurang subur, perawatan tanaman khususnya pemupukan menggunakan Urea, kurang memberikan hasil yang maksimal dalam membantu pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan warna daun menggunakan SPAD pada 10 MST dan 20 MST pada Tabel 6.
Tabel 6. Indeks Warna Daun Centrosema pubescens
Kelompok Warna Tanah Warna Daun
10 MST 20 MST Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat
sedikit illit) 0.83 0.63
Kecokelatan (dominansi warna kaolinit,
sedikit goetit dan illit) 0.94 0.51
Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit
illit) 0.81 0.52
Klorofil meter (SPAD) dan Leaf Colour Chart (LCC) merupakan cara mudah dan non-destruktif serta peralatan yang mudah digunakan oleh petani untuk mengukur warna daun dan kandungan klorofil daun (Balasubramanian et al, 1999). Yang et al. (2003) menyatakan bahwa kadar N dipengaruhi oleh nilai LCC dan SPAD pada tanaman padi (Oryza sativa). Warna daun juga dapat diperkirakan menggunakan pandangan secara visual, tetapi hal tersebut sangat subyektif dan kurang akurat dan terdapat hubungan korelasi yang positif antara warna daun dan jumlah klorofil (Anand dan Byju, 2008).
Gambar 7. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Kemerahan dengan Kemiringan 0-10 % (a), 10-20 % (c) dan 20-30 % (e) pada Umur Tanaman 10 MST (a, c, e) dan 28 MST (b, d, f)
c
a b
e f
Gambar 8. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Keputihan dengan Kemiringan 0-10 % (a), 10-20 % (c) dan 20-30 % (e) pada Umur Tanaman 10 MST (a, c, e) dan 28 MST (b, d, f)
a b
c d
Gambar 9. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Kecokelatan dengan Kemiringan 0-10 % (a), 10-20 % (c) dan 20-30 % (e) pada Umur Tanaman 10 MST (a, c, e) dan 28 MST (b, d, f)
Persentase penutupan lahan secara keseluruhan setelah satu tahun penanaman Centro dan Mucuna mencapai lebih dari 80 % dari luasan lahan ± 2.5 ha. Selain tanaman kacang-kacangan tersebut, terdapat beberapa tanaman lain yang tumbuh di sekitar lahan percobaan, seperti kelapa sawit, alang-alang, paku-pakuan, Melastoma malabathricum, Pennisetum polystachyon dan lain-lain. Peta penutupan lahan setelah satu tahun penanaman Centro dan Mucuna dapat dilihat pada Gambar 10.
b
d
f a
c
Gambar 10. Peta Penutupan Lahan Setelah 1 Tahun
PETA PENUTUPAN LAHAN
Legume Cover Crop (Centrosema dan Mucuna)
Tanaman lain (Pohon)
Dominasi Alang-Alang
1 2
3
4 5
Hasil dan Pembahasan Pengamatan di Polybag
Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman di lahan dan di dalam polybag tidak jauh berbeda. Rata-rata panjang tanaman di semua media yang ditambah dengan kompos (P1, P2, P4, P7 dan P9) pada umur tanaman 12 MST tidak jauh berbeda dengan panjang tanaman di lahan pada umur 13 MST. Berdasarkan hasil uji DMRT, panjang tanaman Centro umur 4 MST pada media kelompok warna tanah kecokelatan dengan kompos menujukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan media lainnya. Panjang tanaman Centro pada media kelompok warna tanah kecokelatan dengan kompos juga lebih tinggi daripada media lain pada umur 6 MST dan 12 MST. Rekapitulasi panjang tanaman Centro pada umur 4 MST, 6 MST dan 12 MST dapat dilihat pada Tabel 7 dan Lampiran 10, 11 dan 12.
Tabel 7. Panjang Tanaman Centrodi dalam Polybag
Jenis Media Pengamatan
4 MST 6 MST 12 MST
P1 4.50bcde 12.66bc 86.16ab
P2 5.16adc 11.00bc 74.62bc
P3 4.33bcde 5.91c 19.58efg
P4 4.83bcd 18.25b 66.95cd
P5 4.16cde 4.00c 9.62g
P6 5.49ab 7.16c 34.79e
P7 6.08a 38.66a 93.41a
P8 5.25abc 6.41c 29.33ef
P9 3.50e 4.66c 13.25fg
P10 4.75bcd 9.58bc 53.16d
P11 3.83de 4.41c 5.46g
Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%
P1 : Kompos + kapur, P2 : Kompos, P3 : Tanah Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), P4 : Tanah Kemerahan 50%+kompos 50%, P5 : Tanah Kemerahan+kapur, P6 : Tanah Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit), P7 : Tanah Kecokelatan 50%+kompos 50%, P8 : Tanah Kecokelatan +kapur, P9 : Tanah Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit), P10 : Tanah Keputihan 50%+kompos 50% dan P11 : Tanah Keputihan+kapur
tanah, penyangga hara tanaman, membantu dalam meningkatkan penyediaan hara, memperbaiki aktivitas mikroorganisme dan memperbaiki stuktur tanah (Suhardjo et al., 1993). Selain panjang tanaman, rata-rata jumlah daun di semua media yang ditambah dengan kompos (P1, P2, P4, P7 dan P9) pada umur tanaman 12 MST tidak jauh berbeda dengan jumlah daun di lahan pada umur 13 MST. Jumlah daun Centro pada umur 4 MST relatif sama pada semua media, yakni 3 helai daun. Jumlah daun pada media kelompok warna tanah kecokelatan dengan penambahan kompos lebih tinggi dibandingkan jumlah daun media lain pada umur 6 MST. Jumlah daun pada 12 MST, media tanam tanah kecokelatan dengan penambahan kompos juga memiliki panjang tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan media tanaman yang lainnya. Rakapitulasi jumlah daun pada umur tanaman Centro 4 MST, 6 MST dan 12 MST dapat dilihat pada Tabel 8 dan Lampiran 13, 14 dan 15.
Tabel 8. Jumlah daun Centro di dalam Polybag
Perlakuan Pengamatan
4 MST 6 MST 12 MST
P1 3abc 5b 10ab
P2 3abc 5bc 8b
P3 3abc 4cd 4cd
P4 3bc 5bc 7bc
P5 3ab 4d 4d
P6 3abc 4cd 4cd
P7 3a 6a 13a
P8 2bc 4bcd 3d
P9 2bc 4cd 4d
P10 3abc 4bcd 8b
P11 2c 2e 3d
Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%
P1 : Kompos + kapur, P2 : Kompos, P3 : Tanah Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), P4 : Tanah Kemerahan 50%+kompos 50%, P5 : Tanah Kemerahan+kapur, P6 : Tanah Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit), P7 : Tanah Kecokelatan 50%+kompos 50%, P8 : Tanah Kecokelatan +kapur, P9 : Tanah Keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit), P10 : Tanah Keputihan 50%+kompos 50% dan P11 : Tanah Keputihan+kapur
mempuntai kandungan protein yang cukup tinggi. Peiretti (2005) menyebutkan bahwa perkiraan komposisi kimia daun Centro berdasarkan bobot kering seperti kandungan protein mentah mencapai 22.45 %, kalsium 0.80 %, fosfor 0.53 % dan magnesium 0.30 %.Pengamatan panjang akar dan bintil akar hanya dilakukan pada tanaman Centro yang ditanam di dalam polybag. Akar tanaman Centro pada media kompos dan kapur mempunyai perakaran yang lebih yang panjang dibandingkan dengan panjang akar tanaman Centro pada media lain. Jumlah bintil akar yang terbentuk pada media kelompok warna tanah kecokelatan dengan penambahan kompos berbeda nyata pada semua perlakuan media lain. Rekapitulasi panjang akar dan jumlah bintil pada saat pembongkaran dapat dilihat pada Tabel 9, Lampiran 16 dan 17.
Tabel 9. Panjang Akar dan Jumlah Bintil Akar Centrosema pubescens di dalam Polybag
Perlakuan
12 MST
Panjang Akar (cm)
Jumlah Bintil Akar (diameter >0.2 cm)
P1 21.66a 5b
P2 17.20bc 3bcd
P3 11.83d 1cde
P4 16.04bcd 3bc
P5 14.55bcd 1de
P6 14.83bcd 1cde
P7 17.58bc 8a
P8 17.96b 1cde
P9 18.54ab 1cde
P10 16.04bcd 1cde
P11 12.74cd 0e
Ket :Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%
P1 : Kompos + kapur, P2 : Kompos, P3 : Tanah Kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), P4 : Tanah kemerahan 50%+kompos 50%, P5 : Tanah Kemerahan+kapur, P6 : Tanah Kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit), P7 : Tanah Kecokelatan 50%+kompos 50%, P8 : Tanah Kecokelatan +kapur, P9 : Tanah keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit), P10 : Tanah Keputihan 50%+kompos 50% dan P11 : Tanah Keputihan+kapur
secara tidak langsung dengan penambahan CaCO3 atau CaMg(CO3)2. Ketersediaan P di sekitar daerah perkecambahan kedelai mendukung pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup rhizobia, menstimulasi pertumbuhan akar dan kemudian memulai infeksi. Jumlah bintil akar pada media tanah kecokelatan dengan penambahan kompos adalah 7 buah. Kegagalan beberapa genotipe untuk membentuk nodul (bintil akar) kemungkinan dikarenakan kegagalan kulit biji yang masuk rhizosfer pada saat perkecambahan biji (Teitzel dan Burt, 1976).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Warna tanah dan kemiringan mempengaruhi pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens. Panjang tanaman umur 15 MST pada tanah kemerahan di kemiringan 0-10 % mencapai 87.94 cm dengan persentase penutupan tanah 35.56%. Panjang tanaman umur 15 MST pada tanah kecokelatan memberikan hasil yang lebih baik pada kemiringan 0-10%, yakni mencapai 95.88 cm.
2. Perlakuan media tanah kecokelatan dengan pemanbahan kompos terhadap pertumbuhan Centrosema pubescens di dalam polybag memberikan hasil yang lebih tinggi pada peubah panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah bintil. perakaran yang lebih panjang dibandingkan dengan media lainnya. Panjang tanaman pada 12 MST mencapai 93.41 cm, jumlah daun 13 helai , panjang akar 17.58 cm dan jumlah bintil yang terbentuk 8 buah.
Saran
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT
DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
EKA SARI
A24062744
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Research was conducted at the Simpang Kiri,Tanjung Jabung Timur, Jambi from March until June 2010 and February 2011 to observe land cover. The purpose of the research was to investigate the growth of Centrosema pubescens for revegetation on the slope up to 30% in the ex borrow pit area. Experiments in the field is a observational experiments. The plant media experiment in polybag was arranged in a Randomized Complete Block Design by one factor. The interactions between slope and ground colour was significantly different on all parameters with multivariate analysis. Plant media application did have a significant effect on all parameters.
RINGKASAN
EKA SARI. Revegetasi Tanah Padas Ex Borrow Pit Berdominansi Kaolinit dengan
Centrosema pubescens Benth. pada Tanah Kemiringan Rendah. (Dibimbing oleh
HERDHATA AGUSTA)
Percobaan ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara warna tanah, kemiringan terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha revegetasi tanah padas pada kemiringan hingga 30% di lahan ex borrow pit dengan dominansi warna kaolinit dengan menggunakan analisis multivariate dan mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. Penelitian dilaksanakan di Simpang Kiri, Jambi. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2010.
Percobaan yang dilakukan di lapang bukan merupakan percobaan yang terkontrol, tetapi merupakan bentuk percobaan observasional. Contoh tanaman yang diamati diambil sesuai dengan kelompok warna tanah dan kemiringan. Kelompok warna tanah yang berada di lahan ada tiga jenis, yakni kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit) dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Kemiringan lahan dibagi menjadi tiga macam, 0-10%, 10-20% dan 20-30%. Percobaan yang dilakukan di dalam polybag menggunakan rancangan RAL dengan 4 ulangan. Komposisi media yang digunakan adalah tanah 100%, tanah 50% : kompos 50%, tanah ditambah kapur, kompos 100% dan kompos ditambah kapur.
hanya panjang tanaman dan jumlah daun yang mempunyai hasil yang baik. Penutupan tanah terbaik pada kelompok warna tanah keputihan terdapat pada kemiringan 10-20%. Media tanam dengan komposisi kompos dengan kapur dan media kelompok warna tanah kecokelatan dengan kompos menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan media lainnya pada semua parameter.
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT
DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
EKA SARI
A24062744
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul :
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
Nama : EKA SARI
NRP : A24062744
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Herdhata Agusta NIP. 19590813 198303 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP. 1961110 198703 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Purworejo, pada tanggal 12 September 1988 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Slamet Prawito. Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri Kaliwatu, Butuh, Purworejo. Pendidikan lanjutan tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 2003 di SLTP Negeri 3 Purworejo. Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2006 di SMU Negeri 2 Purworejo.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Revegetasi Tanah Padas Ex Borrow Pit Berdominansi Kaolinit dengan Centrosema pubescens Benth. pada Tanah Kemiringan Rendah”. Pada kesempatan ini Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
a. Dr. Ir. Herdhata Agusta sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan, saran, dan dana selama Penulis melakukan percobaan.
b. Dr. Ir. Sudradjat, MS dan Dr. Ir. Ade Wachjar, MS sebagai dosen penguji. c. Dr. Ir. Yudiwanti, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat dan dukungan kepada Penulis.
d. Bapak Bambang Soemantri sebagai dosen statistika yang membantu penulis dalam perancangan metode multivariate.
e. Bapak Udin, Otoh, Jenggot dan seluruh keluarga di Simpang Kiri, Jambi yang telah banyak membantu Penulis selama melaksanakan pengamatan. f. Pak Agus di Laboratorium Pasca Panen yang telah memberikan saran
selama Penulis melakukan percobaan, serta Kak Dipo dan Kak Gani yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan peta pengamatan.
g. Bapak, Adik, Nenek, dan saudara-saudara Penulis yang telah memberikan kasih sayang dan do’a selama Penulis menyelesaikan studi.
h. Teman-teman AGH 43 (Mpeb, Uli, Budhe, Hendi, Mail, Maul, Iyud,
Nahrin, Sabti, Hilda, Kukuh, Sadewi, Tami, Anif, Dede, dan Ahmad) atas dukungan dan bantuan tenaga dan pikiran selama percobaan berlangsung. i. Sahabat-sahabat Penulis (Rani, Lia, Mbak Dew, Dewi dan Wahyu) yang
memberikan semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Bogor, Juli 2011
DAFTAR PUSTAKA
Adimihardja, A., Mappaona dan A. Saleh. 2002. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. 181hal.
Anand, M. H and G. Byju. 2008. Chlorophyll meter and leaf colour chartto estimate chlorophyll content, leaf colour, and yield of cassava. Photosynthetica 46(4):511-516.
Andrew, C. S. 1976. Effect of calcium, pH and nitrogern and chemical composition of some tropical and temperate pasture legumes, I: nodulation and growth. Aust. J. Agric. Res. 27(5):611-623.
Anonimous. 2008. Kecamatan Muara Papalik dalam Angka, 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Aulia, H. 2011. Laju Penutupan Tanah Oleh Pertumbuhan Mucuna bracteata dan Centrosema pubescens. Benth Pada Ex-Borrow Pit Jabung Timur, Jambi. Skripsi. Jurusan agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. 76 hal.
Balasubramanian, V., A.C. Morales, R.T. Cruz, S. Abdulrachman. 1999. On-farm adaptation of knowledge-intensive nitrogen management technologies for rice systems. Nutr.Cycling Agroecosyst.53: 59-69.
Bowen, G.D. 1959. Field studies on nodulation and growth of Centrosema pubescens Benth. Queensland Journal of Agricultural Science 16:253.
Folorunso, O. A., D. E. Rolston, T. Prichard, D. T. Louie. 1992. Soil surface strength and infiltration rate as affected by winter crops, p :189-197. In Ramos, M.E., B. Emilio, A.G. Pedro, and B.R. Ana (Eds). Cover crops under different managements vs. frequent tillage in almond orchads in semiarid conditions: effects on soil quality 2009. Soil Ecology 44:6-14.
Gachene, C., J. P. Mbuvi, N. J. Jarvis and H. Linner. 1998. Maize yields reduction due to erosion in a high potential area of central Kenya highlands. Afr Crop Sci J 6:29-37.
Govaert, A., C. Dauwe, P. Plinke, E. De Grave and J. De Sitter. 1976. A classification of goethite warnas based on the mossbauer behaviour. Journal De Physique:C6-825
Grim, R. E.1968. Clay Warnaogy Second Edition.McGraw-Hill. New York. 596 p.
Haynes, R. J. 1980. Influence of soil mamagement practice on the orchard agroecosystem, p:3-32. In Ramos, M.E., B. Emilio, A.G. Pedro, and B.R. Ana (Eds). Cover crops under different managements vs. frequent tillage in almond orchads in semiarid conditions: effects on soil quality 2009. Soil Ecology 44:6-14.
Kraft, R. S. dan R. J. Clements. 1990. Centrosema: Biology, Agronomy and Utilization. CIAT Publication. Colombia. 668p.
Liew, K. Y., L. E. Khoo and K. T. Bong. 1985. Characterisation of Bidor Kaolinite and Illite. Pertanika 8(3):323 - 330.
Liu, Q., Yongjae Yu, Jose Torrent, Andrew P. Roberts, Yongxin Pan and Rixiang Zhu. 2006. Characteristic low-temperature magnetic properties of aluminous goethite [a-(Fe,Al)OOH] explained. Journal Of Geophysical Research 111:1-12.
Lukiwati, D. R. 2007. Peningkatan produksi dan kecernaan bahan kering Centrosema pubescens dan Pueraria phaseoloides oleh pemupukan batuan fosfat dan inokulasi MVA. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 9(1):1-5.
Mutegi, J. K., D. N. Mugendi, L. V. Verchot and J. B. Kung’u. 2008. Combining napier grass with leguminous shrubs in contour hedgerows control soil erosion without competing with crops. Agroforest Syst. 1-13.
Norris, J. E. and J. R. Greenwood. 2008. An introduction to types of vegetated slopes. Springer : 9-15.
Nworgu, F. C. and F. T. Ajayi. 2005. Biomass, dry matter yield, proximate and warna composition of forage legumes grown as early dry season feeds. Livestock Research for Rural Development 17(11):1-7.
Osman, N and S. S. Barakbah. 2006.Perameters to predict slope stability - soil water and root profiles. Ecological Engineering 28:90-95.
Peiretti, P. G., 2005. Prediction of the gross energy of Mediterranean forages. Jounal Food Agri. Environ 3:102-104.
Pierret, A., K. Latchackak. P. Chathanvongsa. O. Sengtaheuanghoung, and C. Valentin. 2007. Interactions between root growth, slope and soil detachment depending on land use: a case in small mountain catchment of Northern Laos. Plant Soil 301:51-64.
Suhardjo, H., M. Soepartini, dan U. Kurnia. 1993. Bahan Organik Tanah. Dalam S. Abujami, U. Kurnia, A. Mulyani, dan Sukmara (Eds.). Informasi Penelitian Tanah, Air, Pupuk dan Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005. Analisis Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 136 hal.
Teitzel, J. K., R. L. Burt. 1976. Centrosema pubescens in Australia. Tropical Grasslands 10(1):5-14.
Waluyo, S. H., Tek An Lie and Leendert't Mannetje. 2004. Effect of phosphate on nodulation primordia of soybean (Glycine max Merrill) in acid soils in rhizotron experiments. Indonesian Journal of Agricultural Science 5(2):37-44.
Lampiran 1. Nilai Pengamatan Warna Tanah pada Lokasi Penelitian
Kelompok
RGB Color Analyzer Probe Munsell Color Chart
R G B Hue Sat Lum Hue Val Chr
Kemerahan 234 102 143 0.024 0.342 0.176 5R 6 4
Keputihan 361 319 231 0.027 0.219 0.289 7.5R 8 1
Kecoklatan 259 107 123 0.019 0.356 0.186 7.5R 5 4
Keterangan : R= red; G= green; B= Blue; Sat= saturation; Lum= lamination; Val= value; Chr= chroma
Lampiran 2. Hasil Analisis Warna Tanah
No. Contoh Kaolinit Smektit Vermikulit Goetit Kuarsa Illit
1 Tanah Keputihan ++++ +
2 Tanah Kemerahan ++++ (+)
3 Tanah Kecokelatan ++++ + +
Keterangan : ++++ :dominan +++ : banyak ++ : sedang + : sedikit
(+) : sangat sedikit
Lampiran 3. Hasil Analisis Tanah di Lahan Percobaan Centrosema pubescens
No. Kode Contoh Bulk Density
Ruang Pori Total
Kadar Air pada pF Pori Drainase Air
Tersedia Permeabilitas 1.00 2.00 2.54 4.2 Cepat Lambat
g/cc % % (volume) (% vol) % cm/jam
611 T 1 Bawah 1.47 44.53 43.18 42.36 32.41 20.31 2.17 9.95 12.10 1.31
612 T 2 Tengah 1.32 50.19 48.09 44.67 37.42 29.06 5.52 7.25 8.36 17.66
Lampiran 4. Penilaian Angka-Angka Hasil Analisa Tanah
Keterangan
Nilai Sangat
rendah Rendah Sedang Agak
Tinggi Tinggi
Sangat Tinggi C (%) <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 - 3.01-5.00 >5.00 N (%) <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 - 0.51-0.75 >0.75
C/N <5 5-10 11-15 - 16-25 >25
P2O5 HCl 25% (mg/100g)
<15 15-20 21-40 - 41-60 >60
P2O5 Bray 1 (ppm)
<4 5-7 8-10 - 11-15 >16
P2O5 Olsen (ppm) <5 5-10 11-15 - 16-20 >20 K2O HCl 25%
(mg/100g)
<10 10-20 21-40 - 41-60 >60
KTK (me/100g tanah)
<5 5-16 17-24 - 25-40 >40
Susunan Kation -
Ca (me/100g) <2 2-5 6-10 - 11-20 >20 Mg (me/100g) <0.3 0.4-1.0 1.1-2.0 - 2.1-6.0 >6.0 K (me/100g) <0.1 0.1-0.3 0.4-0.5 - 0.6-1.0 >1.0 Na (me/100g) <0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 - 0.8-1.0 >1.0 Kejenuhan Basa
(%)
<20 20-40 41-60 - 61-80 >80
Kejenuhan Alumunium (%)
<5 5-10 11-20 - 20-40 >40
Cadangan Mineral (%)
<5 5-10 11-20 - 20-40 >40
Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis
Lampiran 5. Data Curah Hujan Bulan Januari hingga Desember 2010
Tanggal Bulan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt
1 8.71 30.31 0.00 0.00 0.00 22.73 0.00 0.00 0.00
2 0.00 19.32 0.00 22.73 0.00 20.84 0.00 0.00 0.00
3 0.00 7.58 0.00 3.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 11.37 0.95 49.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 45.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.37
8 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15.16 0.00 16.10
9 0.00 9.47 0.00 0.00 2.84 0.00 0.00 0.00 0.00
10 0.00 0.00 20.84 31.26 0.00 11.37 0.00 0.00 3.79 0.00
11 0.00 0.00 30.31 24.63 0.00 0.00 0.00 0.00 11.37 0.00
12 37.89 0.00 0.00 0.00 13.26 0.00 0.00 18.95 0.00 0.00
13 60.63 0.00 4.74 11.37 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.00 0.00 3.79 0.00 0.00 50.21 22.73 0.00 0.00
15 9.47 0.00 58.73 0.00 0.00 20.84 0.00 39.79 0.00 0.00
16 0.00 32.21 61.57 13.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 0.00 39.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
18 0.00 41.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7.58 7.58 0.00
19 7.77 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 15.16 0.00 0.00 0.00
20 1.89 5.68 17.05 0.00 0.00 0.00 1.89 0.00 0.00 0.00
21 9.28 0.00 0.00 0.00 0.00 21.22 0.00 15.16 0.00 19.89
Tanggal Bulan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt
23 0.00 5.68 68.20 14.78 4.74 19.89 0.00 0.00 0.00 0.00
24 0.00 32.21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
25 0.00 60.63 0.95 0.00 0.00 0.00 0.00 7.58 22.73 0.00
26 0.00 0.00 0.00 15.54 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
27 0.00 0.00 20.84 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23.68
28 0.00 13.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 41.68 0.00 0.00
29 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
30 0.00 22.73 0.00 0.00 0.00 13.26 3.79 0.00 17.05
31 0.00 7.58 42.63 7.58 0.00 0.00
Total CH (mm) 126.93 297.06 381.18 166.72 87.15 76.16 131.67 191.35 45.47 88.10
Lampiran 6. Hasil Analisis Kompos
Nama Hasil Analisis
Kompos
Kadar
Air C-Organik
N
C/N Total
Organik NH4 NO3 Total P2O5 K2O CaO MgO Na Fe
% % ---%--- 26
---%--- ppm
Lampiran 7. Hasil Analisis Multivariate 11 MST
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .874 140.518a 3.000 61.000 .000
Wilks' Lambda .126 140.518a 3.000 61.000 .000
Hotelling's Trace 6.911 140.518a 3.000 61.000 .000
Roy's Largest Root 6.911 140.518a 3.000 61.000 .000
warna Pillai's Trace .055 .586 6.000 124.000 .741
Wilks' Lambda .945 .583a 6.000 122.000 .743
Hotelling's Trace .058 .581 6.000 120.000 .745
Roy's Largest Root .056 1.165b 3.000 62.000 .330
kemiringan Pillai's Trace .077 .829 6.000 124.000 .550
Wilks' Lambda .923 .827a 6.000 122.000 .551
Hotelling's Trace .082 .824 6.000 120.000 .554
Roy's Largest Root .075 1.543b 3.000 62.000 .212
warna * kemiringan Pillai's Trace .213 1.202 12.000 189.000 .284
Wilks' Lambda .796 1.216 12.000 161.682 .276
Hotelling's Trace .247 1.226 12.000 179.000 .268
Roy's Largest Root .198 3.119b 4.000 63.000 .021
Lampiran 8. Hasil Analisis Multivariate 13 MST
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .892 167.138a 3.000 61.000 .000
Wilks' Lambda .108 167.138a 3.000 61.000 .000
Hotelling's Trace 8.220 167.138a 3.000 61.000 .000
Roy's Largest Root 8.220 167.138a 3.000 61.000 .000
warna Pillai's Trace .042 .442 6.000 124.000 .849
Wilks' Lambda .958 .439a 6.000 122.000 .851
Hotelling's Trace .044 .436 6.000 120.000 .854
Roy's Largest Root .041 .854b 3.000 62.000 .470
kemiringan Pillai's Trace .060 .643 6.000 124.000 .695
Wilks' Lambda .940 .637a 6.000 122.000 .700
Hotelling's Trace .063 .631 6.000 120.000 .705
Roy's Largest Root .052 1.078b 3.000 62.000 .365
warna * kemiringan Pillai's Trace .189 1.058 12.000 189.000 .398
Wilks' Lambda .819 1.058 12.000 161.682 .399
Hotelling's Trace .212 1.056 12.000 179.000 .400
Lampiran 9. Hasil Analisis Multivariate 15 MST
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .958 469.548a 3.000 61.000 .000
Wilks' Lambda .042 469.548a 3.000 61.000 .000
Hotelling's Trace 23.093 469.548a 3.000 61.000 .000
Roy's Largest
Root 23.093 469.548
a
3.000 61.000 .000
warna Pillai's Trace .102 1.109 6.000 124.000 .361
Wilks' Lambda .899 1.106a 6.000 122.000 .363
Hotelling's Trace .110 1.103 6.000 120.000 .364
Roy's Largest
Root .095 1.964
b
3.000 62.000 .129
kemiringan Pillai's Trace .103 1.118 6.000 124.000 .355
Wilks' Lambda .899 1.108a 6.000 122.000 .362
Hotelling's Trace .110 1.097 6.000 120.000 .368
Roy's Largest
Root .082 1.699
b
3.000 62.000 .176
warna * kemiringan Pillai's Trace .195 1.096 12.000 189.000 .366
Wilks' Lambda .813 1.099 12.000 161.682 .364
Hotelling's Trace .221 1.099 12.000 179.000 .363
Roy's Largest
Root .169 2.663
b
Lampiran 10. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 4 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 22.91 2.29 4.38 0.0006
Galat 33 17.24 0.52
Total 43 40.16
KK 15.31
Lampiran 11. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 6 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F Media Tanam 10 4065.69 406.56 10.60 <.0001
Galat 33 1265.89 38.36
Total 43 5331.58
KK 55.50
Lampiran 12. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 12 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F Media Tanam 10 41108.16 4110.81 32.27 <.0001
Galat 33 4204.19 127.39
Total 43 45312.36
KK 25.52
Lampiran 13. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 4 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 5.22 0.52 2.23 0.0412
Galat 33 7.75 0.23
Total 43 12.97
KK 19.20
Lampiran 14. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 6 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 34.13 3.41 11.86 <.0001
Galat 33 9.50 0.28
Total 43 43.63
Lampiran 15. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 12 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 425.50 42.55 8.68 <.0001
Galat 33 158.50 4.80
Total 43 584.00
KK 36.52
Lampiran 16. Hasil Sidik Ragam Panjang Akar Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 12 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 354.72 35.47 3.90 0.0015
Galat 33 300.39 9.10
Total 43 655.12
KK 18.43
Lampiran 17. Hasil Sidik Ragam Jumlah Bintil Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam pada Umur 12 MST
Sumber Keragaman Db JK KT F-Hitung Pr>F
Media Tanam 10 248.90 24.89 10.14 <.0001
Galat 33 81.00 2.45
Total 43 329.90
RINGKASAN
EKA SARI. Revegetasi Tanah Padas Ex Borrow Pit Berdominansi Kaolinit dengan
Centrosema pubescens Benth. pada Tanah Kemiringan Rendah. (Dibimbing oleh
HERDHATA AGUSTA)
Percobaan ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara warna tanah, kemiringan terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha revegetasi tanah padas pada kemiringan hingga 30% di lahan ex borrow pit dengan dominansi warna kaolinit dengan menggunakan analisis multivariate dan mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. Penelitian dilaksanakan di Simpang Kiri, Jambi. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2010.
Percobaan yang dilakukan di lapang bukan merupakan percobaan yang terkontrol, tetapi merupakan bentuk percobaan observasional. Contoh tanaman yang diamati diambil sesuai dengan kelompok warna tanah dan kemiringan. Kelompok warna tanah yang berada di lahan ada tiga jenis, yakni kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit) dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Kemiringan lahan dibagi menjadi tiga macam, 0-10%, 10-20% dan 20-30%. Percobaan yang dilakukan di dalam polybag menggunakan rancangan RAL dengan 4 ulangan. Komposisi media yang digunakan adalah tanah 100%, tanah 50% : kompos 50%, tanah ditambah kapur, kompos 100% dan kompos ditambah kapur.
hanya panjang tanaman dan jumlah daun yang mempunyai hasil yang baik. Penutupan tanah terbaik pada kelompok warna tanah keputihan terdapat pada kemiringan 10-20%. Media tanam dengan komposisi kompos dengan kapur dan media kelompok warna tanah kecokelatan dengan kompos menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan media lainnya pada semua parameter.
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT
DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
EKA SARI
A24062744
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Research was conducted at the Simpang Kiri,Tanjung Jabung Timur, Jambi from March until June 2010 and February 2011 to observe land cover. The purpose of the research was to investigate the growth of Centrosema pubescens for revegetation on the slope up to 30% in the ex borrow pit area. Experiments in the field is a observational experiments. The plant media experiment in polybag was arranged in a Randomized Complete Block Design by one factor. The interactions between slope and ground colour was significantly different on all parameters with multivariate analysis. Plant media application did have a significant effect on all parameters.
RINGKASAN
EKA SARI. Revegetasi Tanah Padas Ex Borrow Pit Berdominansi Kaolinit dengan
Centrosema pubescens Benth. pada Tanah Kemiringan Rendah. (Dibimbing oleh
HERDHATA AGUSTA)
Percobaan ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara warna tanah, kemiringan terhadap pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. dalam usaha revegetasi tanah padas pada kemiringan hingga 30% di lahan ex borrow pit dengan dominansi warna kaolinit dengan menggunakan analisis multivariate dan mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan Centrosema pubescens Benth. Penelitian dilaksanakan di Simpang Kiri, Jambi. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2010.
Percobaan yang dilakukan di lapang bukan merupakan percobaan yang terkontrol, tetapi merupakan bentuk percobaan observasional. Contoh tanaman yang diamati diambil sesuai dengan kelompok warna tanah dan kemiringan. Kelompok warna tanah yang berada di lahan ada tiga jenis, yakni kemerahan (dominansi warna kaolinit, sangat sedikit illit), kecokelatan (dominansi warna kaolinit, sedikit goetit dan illit) dan keputihan (dominansi warna kaolinit, sedikit illit). Kemiringan lahan dibagi menjadi tiga macam, 0-10%, 10-20% dan 20-30%. Percobaan yang dilakukan di dalam polybag menggunakan rancangan RAL dengan 4 ulangan. Komposisi media yang digunakan adalah tanah 100%, tanah 50% : kompos 50%, tanah ditambah kapur, kompos 100% dan kompos ditambah kapur.
hanya panjang tanaman dan jumlah daun yang mempunyai hasil yang baik. Penutupan tanah terbaik pada kelompok warna tanah keputihan terdapat pada kemiringan 10-20%. Media tanam dengan komposisi kompos dengan kapur dan media kelompok warna tanah kecokelatan dengan kompos menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan media lainnya pada semua parameter.
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT
DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
EKA SARI
A24062744
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul :
REVEGETASI TANAH PADAS
EX BORROW PIT
BERDOMINANSI KAOLINIT DENGAN
Centrosema pubescens
Benth. PADA TANAH
KEMIRINGAN RENDAH
Nama : EKA SARI
NRP : A24062744
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Herdhata Agusta NIP. 19590813 198303 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP. 1961110 198703 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Purworejo, pada tanggal 12 September 1988 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Slamet Prawito. Pendidikan tingkat sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri Kaliwatu, Butuh, Purworejo. Pendidikan lanjutan tingkat pertama diselesaikan penulis pada tahun 2003 di SLTP Negeri 3 Purworejo. Pendidikan tingkat menengah umum diselesaikan pada tahun 2006 di SMU Negeri 2 Purworejo.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Revegetasi Tanah Padas Ex Borrow Pit Berdominansi Kaolinit dengan Centrosema pubescens Benth. pada Tanah Kemiringan Rendah”. Pada kesempatan ini Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
a. Dr. Ir. Herdhata Agusta sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan, saran, dan dana selama Penulis melakukan percobaan.
b. Dr. Ir. Sudradjat, MS dan Dr. Ir. Ade Wachjar, MS sebagai dosen penguji. c. Dr. Ir. Yudiwanti, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat dan dukungan kepada Penulis.
d. Bapak Bambang Soemantri sebagai dosen statistika yang membantu penulis dalam perancangan metode multivariate.
e. Bapak Udin, Otoh, Jenggot dan seluruh keluarga di Simpang Kiri, Jambi yang telah banyak membantu Penulis selama melaksanakan pengamatan. f. Pak Agus di Laboratorium Pasca Panen yang telah memberikan saran
selama Penulis melakukan percobaan, serta Kak Dipo dan Kak Gani yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan peta pengamatan.
g. Bapak, Adik, Nenek, dan saudara-saudara Penulis yang telah memberikan kasih sayang dan do’a selama Penulis menyelesaikan studi.
h. Teman-teman AGH 43 (Mpeb, Uli, Budhe, Hendi, Mail, Maul, Iyud,
Nahrin, Sabti, Hilda, Kukuh, Sadewi, Tami, Anif, Dede, dan Ahmad) atas dukungan dan bantuan tenaga dan pikiran selama percobaan berlangsung. i. Sahabat-sahabat Penulis (Rani, Lia, Mbak Dew, Dewi dan Wahyu) yang
memberikan semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Bogor, Juli 2011
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ... ii DAFTAR GAMBAR ... iii DAFTAR LAMPIRAN ... iv PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Hipotesis ... 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 Botani Centrosema Pubescens. Benth ... 3 Kaolinit, Illit dan Goetit ... 4 Kemiringan Lahan dan Erosi ... 6 BAHAN DAN METODE ... 7 Tempat dan Waktu ... 7 Bahan dan Alat ... 7 Metode Percobaan ... 7 a. Metode Percobaan di Lahan ... 7 b. Metode Pengamatan di Polybag ... 8 Pelaksanaan Penelitian ... 9 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Analisis Tanah Awal... 14 2. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 11 MST ... 18 3. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 13 MST ... 19 4. Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens Benth. pada 15 MST ... 20 5. Perbedaan Keasaman Tanah (pH H2O) Sebelum Penanaman dan Sesudah
Penanaman ... 21 6. Indeks Warna Daun Centrosema pubescens ... 22 7. Panjang Tanaman Centrodi dalam Polybag ... 28 8. Jumlah daun Centro di dalam Polybag ... 29 9. Panjang Akar dan Jumlah Bintil Akar Centrosema pubescens di dalam
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Struktur kimia kaolinit (a), illit (b) dan struktur kristal goetit (c) ... 5 2. Kondisi Lahan Sebelum Penanaman Centro ... 12 3. Peta Kontur Lahan ... 13 4. Curah Hujan (CH) Bulan Januari-Oktober 2010 ... 15 5. Pembuatan Lubang Tanam (a), Pemberian Kompos (b), dan Tempat
Penampungan Air (c) ... 16 6. Kondisi Tanaman Centro di Polybag ... 17 7. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Kemerahan dengan
Kemiringan 0-10 % (a), 10-20 % (c) dan 20-30 % (e) pada Umur Tanaman 10 MST (a, c, e) dan 28 MST (b, d, f) ... 24 8. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Keputihan dengan
Kemiringan 0-10 % (a), 10-20 % (c) dan 20-30 % (e) pada Umur Tanaman 10 MST (a, c, e) dan 28 MST (b, d, f) ... 25 9. Pertumbuhan Tanaman Kelompok Warna Tanah Kecokelatan dengan
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Nilai Pengamatan Warna Tanah pada Lokasi Penelitian ... 37 2. Hasil Analisis Warna Tanah ... 38 3. Hasil Analisis Tanah di Lahan Percobaan Centrosema pubescens ... 39 4. Penilaian Angka-Angka Hasil Analisa Tanah ... 40 5. Data Curah Hujan Bulan Januari hingga Desember 2010 ... 41 6. Hasil Analisis Kompos ... 43 7. Hasil Analisis Multivariate 11 MST ... 44 8. Hasil Analisis Multivariate 13 MST ... 44 9. Hasil Analisis Multivariate 15 MST ... 45 10. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam
pada Umur 4 MST ... 46 11. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam
pada Umur 6 MST ... 46 12. Hasil Sidik Ragam Panjang Tanaman Centro Perlakuan Media Tanam
pada Umur 12 MST ... 46 13. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media
Tanam pada Umur 4 MST ... 46 14. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media
Tanam pada Umur 6 MST ... 46 15. Hasil Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Centro Perlakuan Media
Tanam pada Umur 12 MST ... 47 16. Hasil Sidik Ragam Panjang Akar Tanaman Centro Perlakuan Media
Tanam pada Umur 12 MST ... 47 17. Hasil Sidik Ragam Jumlah Bintil Tanaman Centro Perlakuan Media