PEMILIKAN RUMAH DENGAN METODE SMART
DOSEN PEMBIMBING I : Yisti Vita Via, S.St, M.Kom.
DOSEN PEMBIMBING II : Faisal M, S.Kom
PENYUSUN : Rony Siswanto
ABSTRAK
Persaingan di dunia perbankan saat ini semakin berat dan ketat. Hal ini disebabkan karena produk satu bank dengan bank yang lainnya bisa dikatakan sama. Sehingga persaingan untuk medapatkan nasabah baik untuk produk dana simpanan dan kredit pun semakin sulit. Tetapi dunia perbankan saat ini sudah banyak memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan perbankannya.
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan sistem pendukung keputusan untuk pemberian kredit kepada nasabah. Metode yang banyak dignakan untuk mendukung sistem ini adalah metode SMART. Pada skripsi ini akan diuraikan bagaimana pengajuan kredit akan diputuskan melalui bantuan sistem pendukung keputusan.
Dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan dan metode SMART, memudahkan pihak kreditur menyajikan informasi dalam bentuk angka sehingga mempersingkat waktu dalam melakukan seleksi kelayakan calon debitur dengan mempertimbangkan kriteria persyaratan umum KPR.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi salah satu syarat
mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika jenjang
Strata-1Universitas Pembangunan Nasional “Vetaran” Jawa Timur.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika,
Fak. Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Ibu Yisti Vita V, S.St, M.Kom selaku Dosen Pembimbing pertama dan PIA
Teknik Informatika, Fak. Teknologi Industri UPN Veteran Surabaya yang
telah banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta
kritik yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Skripsi ini.
5. Bapak Faisal M, S.Kom selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah
banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik
yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Skripsi ini.
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya
tidak akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Surabaya, November 2013
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Tujuan... 3
1.5. Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 5
2.2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 6
2.3. Kredit ... 9
2.3.1. Unsur-Unsur Kredit ... 10
2.3.2. Evaluasi Pengaruh Debitur Dalam Kredit ... 11
2.4.2. Alur Proses KPR ... 13
2.5. Metode SMART (Simple Multi – Attribut Rating Technique) ... 14
2.5.1. Proses Permodelan SMART ... 15
2.5.2. Proses Perhitungan SMART ... 18
2.6. Pengertian Visual Basic 6 ... 19
2.7. Jendela Kode ... 20
2.8. My SQL ... 21
2.9. Pengertian My SQL Connector (ODBC) ... 22
2.9.1. Setting ODBC ... 22
2.10. Basis Data (Data Base) ... 24
2.11. DFD (Data Flow Diagram) ... 25
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ... 27
3.2. Analisis Sistem ... 28
3.3. Perancangan Sistem ... 28
3.4. Perancangan Metode SMART ... 30
3.4.1. Analisis Kebutuhan Input ... 30
3.4.2. Analisis Kebutuhan Output ... 31
3.4.3. Analisis Pengkodean ... 31
3.4.4. Analsis Data Calon Nasabah ... 32
vi
3.5. Diagram Konteks ... 37
3.5.1. DFD level 1 ... 38
BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1. Kebutuhan Hardware dan Software ... 48
4.2. Implementasi Sistem ... 48
4.2.1. Form LogIn ... 49
4.2.2. Form Menu Utama ... 49
4.2.3. Form Nasabah ... 51
4.2.4. Form Kriteria ... 53
4.2.5. Form Subkriteria ... 54
4.2.6. Form Penilaian ... 56
4.2.7. Form Hasil Penilaian Nasabah ... 56
4.2.8. Form User ... 57
4.3. Uji Coba ... 58
4.3.1. Uji Coba Menu Log In ... 58
4.3.2. Uji Coba Data Nasabah ... 60
4.3.3. Uji Coba Penilaian Nasabah ... 61
4.3.4. Uji Hasil Penilaian Nasabah ... 62
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 64
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Fase Proses Sistem Pendukung Keputusan ... 8
Gambar 2.2. Proses Pengajuan KPR ... 13
Gambar 2.8. Konfigurasi data Source Name ... 24
Gambar 2.9. Proses ... 25
Gambar 2.10. Aliran Data ... 26
Gambar 2.11. Penyimpanan Data ... 26
Gambar 2.12. Terminator ... 26
Gambar 3.1. Flowchart Perancangan Sistem ... 29
Gambar 3.2. Langkah Perancangan Metode SMART... 30
Gambar 3.3. Diagram Konteks pada SPK Pemberian Pinjaman Kredit ... 37
Gambar 3.4. DFD Level 1 Dari aplikasi SPK ... 38
Gambar 3.5. DFD Level 2 Dari Proses Data Nasabah ... 40
Gambar 3.6. DFD Level 2 Dari Proses Kriteria ... 41
Gambar 3.7. DFD Level 2 Dari Proses Penilaian SMART ... 41
Gambar 3.8. DFD Level 2 Dari Proses Pengolahan Data User ... 42
Gambar 3.9. CDM ... 43
Gambar 4.7. Form Hasil Penilaian ... 57
Gambar 4.8. Form User ... 57
Gambar 4.9. Menu Log In ... 58
Gambar 4.10. Antar Muka Kesalahan User Name... 59
Gambar 4.11. Antar Muka Kesalahan Password ... 59
Gambar 4.12. Menu Utama ... 60
Gambar 4.13. Data Nasabah ... 61
Gambar 4.14. Penilaian Nasabah ... 62
Gambar 4.15. Hasil Penilaian Nasabah ... 62
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Nasabah ... 32
Tabel 3.2. Tabel Penilaian Debitur ... 33
Tabel 3.3. Tabel Bobot Ternormalisasi ... 34
Tabel 3.4. Kriteria Nasabah ... 35
Tabel 3.5. Tabel Hasil Nilai ... 36
Tebel 3.6. Tabel User ... 45
Tabel 3.7. Tabel Nasabah ... 45
Tabel 3.8. Tabel Kriteria ... 45
Tabel 3.9. Tabel SubKriteria ... 46
Tabel3.10. Tabel Penilaian ...46
Tabel 3.11. Tabel Hasil ...47
Lampiran 1 : Source Code
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Tabel Hasil Penilaian Kriteria
Lampiran 4 : Tabel Rata-Rata Hasil Penilaian Analisis Kredit
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer sebagai tempat tinggal
dengan harga dan biaya yang tidak murah. Untuk meringankan beban pembayaran
pembelian rumah tersebut, maka dibutuhkan pihak perantara (bank) yang akan
memberikan Kredit Pemilikan Rumah(KPR) dengan tujuan membantu nasabah
atau debitur yang memerlukan dana untuk dapat mempunyai rumah dengan
membayar terlebih dahulu biaya untuk calon debitur akan sebuah rumah kepada
developer real estate tersebut. Kemudian debitur akan melakukan pembayaran
dalam jangka waktu tertentu pada pihak bank sesuai dengan perjanjian KPR.
Dalam pengambilan keputusan, yang dilakukan secara manual oleh
analisis kredit (account officer) mempunyai beberapa kendala, seperti proses
pengambilan keputusan tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh data yang
didapatkan dari kegiatan administrasi kredit berupa data yang berbentuk data
kualitatif (disajikan tidak dalam bentuk angka). Akibatnya proses pengambilan
keputusan juga membutuhkan waktu yang agak lama. Permasalahan ini dapat
diantisipasi oleh pihak bank dengan menerapkan peraturan-peraturan dan seiring
adanya kemajuan teknologi, maka penyeleksian permohonan kredit bisa dilakukan
secara terkomputerisasi. Selain itu metode yang digunakan pada proses
pengambilan keputusan secara terkomputerisasi harus sesuai dan mampu
menyajikan informasi yang awalnya berbentuk kualitatif menjadi informasi yang
berbentuk kuantitatif. Metode yang dapat diterapkan pada proses pengambilan
keputusan kredit ini salah satunya adalah metode Simple Multi – Attribute Rating
Technique (SMART) .
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah bagaimana merancang dan membuat aplikasi sistem
pendukung keputusan pengajuan kredit Rumah dengan metode SMART system.
1.3. Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan adalah pemrograman yang digunakan yaitu
Visual Basic dan Database mySQL dengan mensimulasikan sejumlah parameter
menurut petunjuk data tentang KPR secara spesifik. Standart kriteria penilaian
dalam sistem pendukung keputusan untuk nasabah disesuaikan standart dari
Manajemen analisis kredit PT Wahana Griya Multi. Data yang digunakan terbatas
pada hasil pengamatan dan wawancara terhadap proses penginputan analisa
kelayakan yang dilakukan langsung oleh Analisis Kredit.
Berikut syarat penilaian kelayakan kredit, meliputi :
a. Pekerjaan
b. Gaji
c. Jenis Agunan/Jaminan
d. Uang Muka
e. Pengeluaran Perbulan
3
Output sistem berupa kelayakan nasabah/calon debitur dalam memperoleh
pinjaman Rumah dengan berdasarkan kriteria-kriteria di atas serta nilai kelayakan
untuk memperoleh pinjaman rumah tersebut. Serta tidak membahas mengenai
data asli dari konsumen, karena sistem ini hanya mengolah data konsumen yang
sudah berupa jawaban dalam bentuk skala seperti diatas.
1.4. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah
merancang dan mengimplimentasikan suatu sistem pengambil keputusan
pemberian kredit dengan menggunakan data yang terstruktur, agar dapat diakses
secara cepat, langsung dan akurat. Sehingga membantu pihak kreditur untuk
menyeleksi layak atau tidaknya calon debitur mendapatkan Kredit dan
mempermudah pengolahan data baik untuk menambahkan, mengubah, atau
menghapus dalam penilaian nasabah.
1.5. Manfaat
Dari perancangan pembuatan sistem pendukung keputusan Kredit
Pemilikan Rumah ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mengenai permasalahan dalam dunia kerja di
perusahaan dan melatih mahasiswa agar mampu berfikir ilmiah dengan
mengolah data yang dapat diperoleh dari perusahaan.untuk diterapkan di
dalam permasalahan riil di masyarakat.
b. Bagi Perusahaan
Membantu pihak analisis kredit untuk menyeleksi layak atau tidaknya calon
nasabah (debitur) dan meminimalkan kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi dalam proses pemberian kredit.
c. Bagi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” J awa Timur
Dapat dijadikan sarana pembelajaran dan bahan pembanding kajian ilmiah
bagi mahasiswa, serta sebagai bahan bacaan di perpustakaan Universitas
5
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca diantaranya : Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Kustiyahningsih tahun
2010 dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK
MENENTUKAN J URUSAN PADA SISWA SMA MENGGUNAKAN
METODE SMART”. Dengan banyaknya siswa SMA yang bingung dan ragu
untuk menentukan jurusan apa yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Padahal penentuan jurusan adalah masalah yang sangat penting karena berpengaruh pada pemilihan perguruan tinggi. Biasanya untuk mengatasi masalah tersebut siswa hanya berkonsultasi secara langsung kepada guru wali kelas, BP atau dengan orangtua masing-masing yang dilakukan secara manual sehingga memakan waktu yang cukup lama. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi hal itu bukan menjadi masalah lagi karena sudah banyak aplikasi yang dibuat
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pada penelitian tersebut dibuat suatu aplikasi sistem pengambilan keputusan untuk menentukan jurusan pada siswa SMA. Penjurusan yang ada pada siswa SMA terbagi menjadi 3 jurusan yaitu IPA, IPS, dan BAHASA. Dalam menentukan jurusan pada siswa SMA dibutuhkan nilai rata-rata raport siswa kelas X semester 1 dan 2, minat siswa, dan saran orang tua. Untuk menentukan jurusan
yang sesuai dengan kemampuan mereka maka digunakan metode pembobotan
SMART. Pemilihan metode SMART dikarenakan metode ini dapat melakukan
pengambilan keputusan yang multiatribut. Sehingga diharapkan akan tercipta
suatu sistem pengambilan keputusan yang akurat dan dapat menyelesaikan
permasalahan dalam menentukan jurusan pada siswa SMA.
Pada skripsi ini akan diuraikan bagaimana pengajuan kredit pemilikan
rumah akan diputuskan melalui bantuan sistem pendukung keputusan dengan
metode SMART. Pada sistem yang saya bangun, di bagian pendataan nasabah akan
terintegrasi dengan sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu pihak
analisis kredit menilai kelayakan dengan menggunakan metode SMART.
2.2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif berbasis
komputer yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya
Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap
pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang
relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif, (Kadarsah,2000).
Tujuan dari sistem pendukung keputusan antara lain :
a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
7
Dibawah ini tahap – tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A.
Simon (1960), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan
keputusan sebagai berikut :
a. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
b. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan
/ solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata
yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi
untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
c. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi
yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan
memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
d. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat
pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah
dipilih pada tahap pemilihan.
Gambar 2.1. Fase Proses Sistem Pendukung Keputusan
Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam
3 jenis, antara lain (Kusrini, 2007) :
a. Keputusan Terstruktur ( structured decision )
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang
dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangatlah jelas.
Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.
b. Keputusan semistruktur ( semistructured decision )
Keputusan semistruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian
keputusan bias ditangani oleh computer dan yang lain tetap harus
dilaksanakan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan
keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal yang
masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan. Biasanya, keputusan
9
Contoh keputusan jenis ini adalah pengevaluasian kredit, penjadwalan
produksi dan pengendalian sediaan.
c. Keputusan tak terrstruktur ( unstructured decision )
Keputusan tak struktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena
tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut
menuntut pengalaman dan berbagi sumber yang bersifat eksternal. Keputusan
tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Contohnya adalah
keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung
dengan perusahaan lain, dan perekrutan ekskutif.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung
keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan
sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan
informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk
membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat.
Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
2.3. Kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani (credere), yang kemudian di indonesiakan
menjadi “Kredit” (dalam bahasa Inggris: Credit). Secara harfiah kredit dapat
diartikan sebagai “kepercayaan”. Atas dasar kepercayaan seseorang dapat
melakukan transaksi pinjam meminjam, (Sinungan, 1997). Sedangkan pengertian
kredit menurut bab1, pasal 12 Undang-Undang pokok perbankan no. 7 tahun
1992, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan (Teguh
Waluyo, 1987). Dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan
langsung, yaitu pihak yang berlebihan uang atau yang di sebut pemberi
kredit(kreditur) dan pihak yang membutuhkan uang atau disebut penerima
kredit(debitur).
2.3.1. Unsur-unsur Kredit
M enurut M . Tjoekam (1999), Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pihak bank dalam pemberian kredit, yaitu:
a. Kepercayaan, yaitu adanya unsur keyakinan (kepercayaan) dari kreditur kepada
debitur dalam hal memberikan pinjaman dana kepada nasabahnya.
b. Waktu, yaitu Pinjaman kepada nasabah yang berupa kredit dipengaruhi oleh
faktor waktu, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
c. Risk (resiko) adalah peluang terjadinya kerugian keuangan dalam kemampuan
untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga yang dilakukan bank kepada
nasabah.
d. Return (tingkat pengembalian) adalah total kerugian atau keuntungan dari
nasabah pada bank dalam jangka waktu tertentu.
e. Persetujuan (Perjanjian), yaitu bukti yang menyatakan bahwa antara pihak bank
dan calon nasabah mempunyai suatu persetujuan yang dibuat dalam suatu
11
2.3.2. Evaluasi Pengaruh Debitur Dalam Kredit
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang
penerapan manajemen risiko bagi bank umum, dalam pemberian kredit ada
hal-hal yang menjadi pertimbangan Bank untuk menilai kelayakan calon debiturnya.
Faktor-faktor Lima-C tersebut yaitu:
a. Character
Karakter atau watak dari calon debitur harus benar-benar dapat dipercaya. Hal
ini dapat dilihat dari latar belakang calon debitur baik pekerjaan atau pun
pribadi debitur itu sendiri seperti : keluarga, hobi, kehidupan sosial dan
lain-lain.
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam bisnis, dihubungkan dengan pendidikan,
kemampuan memahami aturan-aturan pemerintah, kemampuan menjalankan
usaha selama ini berkorelasi langsung dengan kemampuan membayar
kreditnya.
c. Capital
Penggunaan modal dalam perusahaan secara efektif, dilihat dari laporan
keuangan perusahaan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan
pengukuran likuiditas, solvabilitas,rentabilitas dan juga sumber dana modal
dari mana saja. Sedangkan untuk debitur perorangan bisa dilihat dari besarnya
Take Home Pay yang diterima serta rata-rata saldo rekening debitur yang
bersangkutan.
d. Collateral
Jaminan yang diberikan oleh calon debitur bersifat fisik maupun non fisik
dalam hal ini adalah rumah. Nilai jaminan harus melebihi jumlah plafond
kredit dan keabsahannya harus diteliti.
e. Conditions
Melihat kondisi ekonomi dan politik saat ini di masa yang akan datang sesuai
dengan sector usaha calon debitur, sehingga dapat dipertimbangkan
kemungkinan kredit tersebut bermasalah atau tidak.
2.4. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
Housing Loan atau yang lebih dikenal dengan istilah KPR (Kredit
Kepemilikan Rumah) adalah pinjaman non-revolving yang bertujuan untuk
membeli rumah (Jusuf, 2004). Jangka waktu pinjaman bervariasi dari pinjaman
jangka pendek sampaipinjaman jangka panjang.
2.4.1. Prasyaratan Umum KPR
Secara umum persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan untuk nasabah
yang akan mengambil KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari
sisi penentuan kreditnya. Untuk mengajukan KPR pada PT Wahana Griya Multi,
pemohon harus melampirkan:
1. Foto copy KTP suami dan atau istri, Surat Nikah (bila sudah menikah), Kartu
Keluarga;
2. keterangan penghasilan atau slip gaji;
3. laporan keuangan (untuk wiraswasta);
13
5. Bagi PNS : Foto copy SK pertama & terakhir, kartu pegawai;
6. Bagi Wiraswasta/Profesional : Foto copy Rek. Koran 3 bulan terakhir, Akte
pendirian, SIUP & TDP.
2.4.2. Alur Proses KPR
Berikut ini kami jelaskan alur prosedur pengajuan KPR. Dimana umumnya
sama, namun yang membedakan adalah lamanya waktu dalam proses persetujuan
KPR.
Gambar 2.2. Proses Pengajuan KPR
2.5. Metode SMART ( Simple Multi – Attribut Rating Technique )
SMART (Simple Multi – Attribute Rating Technique ) merupakan metode
pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada
tahun 1977. Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada
teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai –
nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia
dibandingkan dengan kriteria lain. Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap
alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. Setiap pembuat keputusan harus
memilih sebuah alternatif yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai
nilai-nilai.
Nilai ini dirata-rata dengan skala tertentu, setiap atribut mempunyai bobot
yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan atribut lain.
Pembobotan dan pemberian peringkat ini digunakan untuk menilai setiap
alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. SMART lebih banyak digunakan karena
kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan caranya
menganalisa respon. Analisa yang terlibat adalah transparan sehingga metode ini
memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat
keputusan.
Pada metode SMART, penilaian setiap alternatif tidak saling bergantung
sehingga penambahan atau pengurangan suatu alternatif tidak akan mempengaruhi
perhitungan alternatif yang lain. Perhitungan pada metode SMART sangat
sederhana sehingga tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit yang
15
2.5.1. Proses Per modelan SMART
Edward mendefenisikan ada beberapa langkah dalam penyelesaian metode
SMART yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah keputusan
Pendefenisian masalah harus dilakukan untuk mencari akar masalah dan
batasan – batasan yang ada. Keputusan seperti apa yang akan diambil harus
didefenisikan terlebih dahulu, sehingga proses pengambilan keputusan dapat
terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Pendefenisian
pembuat keputusan (decision maker) dilakukan agar pemberian nilai terhadap
kriteria dapat sesuai dengan kepentingan kriteria tersebut terhadap alternatif.
b. Mengidentifikasi kriteria
Kriteria yang digunakan dalam membuat membuat keputusan
c. Mengidentifikasi alternative
Alternatif yang akan di evaluasi. Pada tahap ini akan dilakukan proses
pengumpulan data.
d. Mengidentifikasi batasan kriteria yang relevan untuk penilaian alternatif.
Perlu untuk membatasi nilai. Ini dapat dicapai dengan menghilangkan tujuan
yang kurang penting. Edwards berpendapat bahwa tidak perlu memiliki daftar
lengkap suatu tujuan. Lima belas dianggap terlalu banyak dan delapan
dianggap cukup besar.
e. Melakukan peringkat terhadap kedudukan kepentingan kriteria.
Dalam hal ini dinilai cukup mudah dibandingkan dengan pengembangan bobot.
Hal ini perlu dilakukan untuk dapat memberikan bobot pada setiap kriteria.
Karena bobot yang diberikan pada criteria akan bergantung pada perangkingan
kriteria.
f. Memberi bobot pada setiap kriteria
Pemberian bobot diberikan dengan nilai yang dapat ditentukan oleh user
sendiri. Dalam hal ini akan dilakukan dua kali pembobotan yaitu berdasarkan
kriteria yang dianggap paling penting dan berdasarkan kriteria yang dianggap
paling tidak penting. Kriteria yang dianggap paling penting diberikan nilai 100.
Kriteria yang penting berikutnya diberikan sebuah nilai yang menggambarkan
perbandingan kepentingan relatif ke dimensi paling tidak penting. Langkah
yang sama juga akan dilakukan dengan membandingkan kriteria yang paling
tidak penting yang diberikan nilai 10. Kriteria yang paling penting berikutnya
diberikan sebuah nilai yang menggambarkan perbandingan kepentingan relatif
ke dimensi paling penting. Proses ini akan diteruskan sampai pemberian bobot
ke kriteria yang dianggap paling penting diperoleh.
g. Menghitung normalisasi bobot kriteria
Bobot yang diperoleh akan dinormalkan dimana bobot setiap kriteria yang
diperoleh akan dibagikan dengan hasil jumlah setiap bobot kriteria.
Normalisasi juga akan dilakukan berdasarkan kriteria yang paling penting dan
kriteria yang paling tidak penting. Nilai dari dua normalisasi yang diperoleh
akan dicari nilai rata – rata nya.
h. Mengembangkan single
Attribute utilities yang mencerminkan seberapa baik setiap alternatif dilihat
dari setiap kriteria. Tahap ini adalah memberikan suatu nilai pada semua
17
nilai alternatif dalam skala 0 – 100. Dimana 0 sebagai nilai minimum dan 100
sebagai nilai maksimum.
Pendefinisian masalah harus dilakukan untuk mencari akar masalah dan
batasan-batasan yang ada. Keputusan seperti apa yang akan diambil harus
didefinisikan terlebih dahulu, sehingga proses pengambilan keputusan dapat
terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai. Pendefinisian
pembuat keputusan (decision maker) dilakukan agar pemberian nilai terhadap
kriteria dapat sesuai dengan kepentingan kriteria tersebut terhadap alternatif.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, maka dapat ditentukan
alternatif-alternatif yang mungkin dipilih untuk tujuan yang telah dirumuskan
Kriteria-kriteria ditentukan berdasarkan keputusan yang ingin dicapai. Kriteria
yang ditentukan harus membedakan antar alternatif. Pemberian bobot diberikan
dengan nilai yang dapat ditentukan sendiri oleh user. Perhitungan ini dilakukan
untuk mendistribusikan nilai satu ke setiap kriteria. Jadi untuk semua bobot
kriteria mempunyai nilai total satu.
Proses dalam menganalisa alternatif dan kriteria dalam SMART dapat dilihat
oleh user sehingga user dapat memahami bagaimana alternatif tertentu dapat
dipilih. Alasan-alasan bagaimana alternatif itu dipilih dapat dilihat dari
prosedur-prosedur yang dilakukan dalam SMART mulai dari penentuan kriteria,
pembobotan, dan pemberian nilai pada setiap alternatif.
Pembobotan yang dipakai di dalam metode SMART ada 3 jenis yaitu
pembobotan secara langsung (direct weighting), pembobotan swing (swing
weighting) dan pembobotan centroid (centroid weighting). Pembobotan secara
langsung lebih fleksibel karena user dapat mengubah-ubah bobot kriteria sesuai
dengan tingkat kepentingan kriteria yang diinginkan.
2.5.2. Proses Perhitungan SMART
Model fungsi yang digunakan oleh metode SMART adalah sebagai
berikut:
Langkah 1 :
Hitung nilai normalisasi untuk masing-masing kriteria
= ...(1)
Keterangan:
= Normalisasi Bobot kriteria ke-j
K = Jumlah Kriteria
= Bobot Maksimum pada kriteria ke-j
Langkah 2 :
Hitung nilai setiap kriteria untuk masing-masing calon nasabah berprestasi
=
...(2)
Keterangan :
= Nilai kriteria ke-j untuk calon debitur ke-n
19
= bobot minimum pada kriteria ke-j
= bobot kriteria k-juntuk calon debitur ke-n
Langkah 3 :
Hitung nilai akhir setiap kriteria untuk masing-masing calon debitur
...(3)
Keterangan :
= Nilai Akhir kriteria untuk debitur ke-n
2.6. Pengertian Visual Basic 6.0
Gambar 2.3. Microsoft Visual Basic 6.0
Visual Basic adalah Bahasa Pemograman Windows yang berbasis grafis.
Sifat Bahasa Pemogramannya adalah event-driven, artinya program akan berjalan
jika ada respon dari pemakai berupa kejadian tertentu. Saat event terjadi maka
kode yang berhubungan dengan event akan dijalankan. Dalam Visual Basic,
pembuatan aplikasi dimulai dengan memperkirakan kebutuhan, merancang
tampilan, dan selanjutnya diikuti dengan pembuatan kode untuk program tersebut.
Menjelaskan program Visual Basic sama dengan menjalankan program Windows
lainya, yaitu dengan mengklik ganda icon yang digunakan untuk menjalankan
program. Berikut ini adalah tampilan saat Visual Basic pertama kali dijalankan.
Gambar 2.4. Kotak Dialog New Project
2.7. J endela Kode
Jendela kode (Code Window) adalah tempat menuliskan kode-kode program
Visual Basic. Secara default, code window tidak ditampilkan diruang kerja. Untuk
mengaktifkan klik View Code pada Project Explorer atau klik ganda objek
tertentu di form window.
Event adalah peristiwa atau kejadian yang deterima oleh suatu objek,
misalnya mouse diklik kanan, klik ganda, penekanan tombol, dan seterusnya.
Event itu sendiri ada yang bersifat spesifik terhadap suatu kontrol (objek) dan ada
yang bersifat umum. Contoh event umum adalah kejadian ketika mouse diklik atas
objek, sedangkan event resize hanya dimiliki oleh objek form dan tidak dimiliki
21
Untuk mengetahui kejadian apa saja yang dimiliki oleh sebuah objek, lihat
fasilitas Help dengan terlebih dahulu memilih objek dan menekan tombol F1.
Gambar 2.5. Jendela Kode
2.8. MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
(bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread,
multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial
untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).
Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan
turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja
optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh
user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL
dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query
data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan
query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih
cepat dibandingkan Interbase.
2.9. Pengertian MySql Connector (ODBC)
Open Database Connectivity (disingkat menjadi ODBC) adalah sebuah
standar terbuka untuk konektivitas antar mesin basis data. Standar ini
menyediakan API yang dapat digunakan untuk menjalankan dan mengoneksikan
sebuah aplikasi dengan sebuah system manajemen basis data (SMBD). Para
desainer ODBC membuatnya dengan tujuan agar ODBC terbebas dari
penggunaan bahasa pemrograman tertentu, sistem manajemen basis data tertentu,
dan system operasi tertentu.
2.9.1. Setting ODBC
Salah satu cara untuk mengkoneksikan visual basic dengan mysql yaitu
dengan menggunakan MySQL odbc, MySQL odbc yang digunakan yaitu versi
23
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Klik tombol “Start” –> “Settings” –> “Control Panel” –> “Administrative
Tools” –> “Data Sources (ODBC)”, maka akan tampil form seperti dibawah
ini:
Gambar 2.6. Koneksi ODBC
b. Klik tombol Add pada form diatas, maka akan muncul form seperti dibawah
ini:
Gambar 2.7. Create new Data Source
c. Konfigurasi Data Source Name
Gambar 2.8. Konfigurasi data source name
2.10. Basis Data (database)
Basis adalah markas atau tempat berkumpul, sedangkan data adalah fakta
mengenai suatu objek. Basis data atau database adalah penggunaan bersama dari
data yang terhubung secara logis dan deskripsi dari data yang dirancang untuk
keperluan informasi dari suatu perusahaan (Connolly dan Begg , 2002). Dengan
kata lain pengertian basis data dapat di artikan suatu kumpulan data yang dapat
digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih suatu organisasi yang berelasi.
Dimana dua tujuan utama dari konsep database adalah untuk memperkecil
pengulangan data atau duplikasi data (data redudansi) sehingga dapat mencapai
25
perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan suatu program dalam
memproses sebuah data. Independensi data dilakukan melalui penempatan
spesifikasi data dalam tabel-tabel yang terpisah secara khusus dari
program-program.
2.11. DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat
untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar
dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut
dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data
tersebut.
Ada beberapa simbol DFD yang dipakai untuk menggambarakan data
beserta proses transformasi data, antara lain : Sumber : Husni [ 1997;16 ]
1. Proses
Komponen pertama yang menunjukkan tansformasi dari masukan menjadi
keluaran. Dalam hal ini sejumlah masukan dapat menghasilkan hanya satu
keluaran ataupun sebaliknya. Proses ini dilambangkan dengan bentuk elips.
Gambar 2.9 : Proses
2. Aliran data
Komponen ini dipresentasikan dengan menggunakan panah yang menuju
ke/dari proses. Digunakan untuk mengambarkan gerakan paket data atau
informasi dari suatu bagian ke bagian lain dari sistem, dimana penyimpanan
mewakili lokasi penyimpanan data (Husni, 1997;16). Aliran ini digambarkan
dengan simbol garis lurus dengan anak panah yang menunjukkan arah aliran.
Gambar 2.10 : Aliran Data
3. Penyimpanan
Komponen ini digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau paket data.
Notasi yang digunakan adalah garis sejajar, segi empat dengan sudut
melengkung atau persegi panjang.
Gambar 2.11 : Penyimpanan Data
4. Terminator
Komponen yang dipresentasikan dengan menggunakan simbol persegi panjang
yang mewakili entitas luar dimana sistem berkomunikasi.
Gambar 2.12 : Terminator
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana implementasi
pengembangan sistem mulai dari tahap melakukan analisa sistem hingga
perancangan sistem, untuk memproses penginputan kriteria di dalam sistem yang
akan dikelola oleh manajer dengan penentuan data
3.1. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain Survey lapangan Pengamatan dan dilakukan secara langsung sehingga
didapat data yang otentik dan informasi yang jelas.
a. Wawancara
Merupakan tindak lanjut dari survey lapangan dengan melakukan dengan
Tanya jawab dengan pihak terkait.
b. Studi kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara mengambil data, membaca, dan mempelajari
literature dari sumber – sumber yang berhubungan dengan penelitian
c. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan terperinci tentang bobot dari kriteria yang
mentukan kelayakan calon debitur dan memberikan kesempatan responden
(analisis kredit) untuk menjawab.
Dari langkah penelitian tersebut terdapat permasalahan yang ingin
diselesaikan yaitu bagaimana membuat system pendukung keputusan guna
membantu calon debitur yang berhak mendapat pinjaman dana (kredit).
3.2. Analisis Sistem
Analisis sistem (system analysis) dapat didefiniskan sebagai penguraian
dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan adanya sistem pengolahan data
peminjaman perkreditan dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Akan
tetapi masih didapat kekurangan diantaranya keamanan data yang kurang, serta
pengunaan Microsoft Office Excel yang tidak terlalu banyak menyimpan database
menjadi kekurangan tersebut. Sehingga untuk pembuatan laporan sering kali
dilakukan secara manual.
Oleh karena itu perusahaan tempat penelitian tersebut akan melakukan
pembaharuan sistem lama ke sistem yang baru, mengacu ke sistem yang lama
pembangunan sistem yang baru diharapkan dapat mengatasi kekurangan dari
sistem yang lama tersebut.
3.3. Perancangan Sistem
29
pengembangan suatu perangkat lunak, tahapan ini dilakukan setelah melalui
tahapan analisis. Perancangan sistem disini bertujuan untuk memberikan
gambaran secara terperinci mengenai sistem apa yang akan dibangun, dimana
pada tahap perancangan ini akan digambarkan rancangan sistem yang akan
dibangun sebelum dilakukan pengkodean kedalam suatu bahasa pemrograman.
Flowchart sistem pendukung keputusan pengajuan kredit pemilikan Rumah
menggunakan metode SMART ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1. Flowchart Perancangan sistem
3.4. Perancangan Metode SMART (Simple Multi – Attribut Rating Technique)
Penilaian dilakukan dengan cara melihat nilai-nilai terhadap indikator, karena
sistem ini tidak bersifat permanen sehingga kriteria bisa dirubah sesuai ketentuan
yang sudah di tetapkan oleh perusahaan tersebut. Selanjutnya masing-masing
indikator tersebut dianggap sebagai kriteria yang akan dijadikan sebagai faktor
untuk menentukan debitur yang berhak mendapat pengajuan kredit, ditunjukan
pada gambar 3.2
Gambar 3.2. Langkah Perancangan Metode SMART
3.4.1. Analisis Kebutuhan Input
Input untuk melakukan proses pengambilan keputusan ini diperoleh dari
kriteria yang ditentukan. Tetapi kriteria dalam program ini bersifat dinamis,
artinya kriteria dapat ditambah sesuai dengan ketentuan.
31
Beberapa contoh kriteria yang sudah ditentukan pada sistem pendukung
keputusan ini antara lain :
a. Pekerjaan
Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang
memiliki nilai terbaik dibandingkan dengan alternatif nilai yang lain. Pada
penelitian ini hasil keluarannya diambil dari urutan alternatif terendah ke alternatif
tertinggi baik yang direkomendasikan maupun yang tidak direkomendasikan.
Hasil akhir yang dikeluarkan oleh program nanti berasal dari jumlah kuota yang
akan diberikan oleh pihak kreditur pada nasabah terbaik dari total nilai setiap
kriteria nasabah.
3.4.3. Analisis Pengkodean
Pengkodean untuk data pinjaman kredit pemilikan rumah, yaitu :
Format : KPR 99 99 99999 Kode Nasabah
Kode Peminjam Kredit Rumah Tahun Bulan
3.4.4. Analisis Data Calon Nasabah (Debitur)
Tabel 3.1 berisi data-data debitur yang akan mengikuti pemilihan pengajuan
kredit yang terdiri dari kode nasabah dan nama nasabah.
Tabel 3.1. Data Nasabah
Analisis Kriteria merupakan bagian yang sangat penting mencapai tujuan,
dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dalam mengungkap fenomena (Nursalam, 2003). Setelah semua data
dalam penelitian ini di analisa secara deskriptif berdasakan frekuensi dan
prosentase kejadian pada masing-masing variabel.
Hasil penilaian yang didapat dimasukkan menurut Djamarah, (2006) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Istimewa, jika skor 90%-100% dari skor maksimal.
2. Baik sekali/optimal, jika skor 66%–89% dari skor maksimal.
3. Baik/minimal, jika skor 50%–65% dari skor maksimal.
4. Kurang, jika skor 30%-49% dari skor maksimal.
33
Tabel ini merupakan nama-nama kriteria yang dibutuhkan dalam proses
pemilihan. Masing-masing kriteria ini memiliki bobot. Pembobotan ini di
tentukan oleh manajemen perusahaan KPR.
Tabel 3.2. Tabel Penilaian Debitur
Kode Kr iter ia Sub Kr iter ia Bobot
Untuk langkah pertama adalah menghitung nilai bobot ternormalisasi.
Hasil ini diperoleh dari nilai bobot krtiteria di bagi nilai total (Rumus
no.1dibawah ini). seperti pada tabel 3.3 Pada kode A1 dengan bobot 95, maka
cara menghitungnya seperti pada langkah pertama,
Langkah 1 :
Hitung nilai normalisasi untuk masing-masing kriteria
= ...(1)
Keterangan:
= Normalisasi Bobot kriteria ke-j
K = Jumlah Kriteria
= Bobot Maksimum pada kriteria ke-j
Contoh Normalisasi :
Normalisasi bobot Pekerjaan : 95/507 = 0,19
Tabel 3.3. Tabel bobot Ternormalisasi
35
Total Bobot 507
Bobot MAX 99
Bobot MIN 70
Untuk mendapatkan nilai setiap masing-masing kriteria nasabah dibawah ini
diperoleh dari rumus no.2. Seperti pada tabel 3.4.
Langkah 2 :
Hitung nilai setiap kriteria untuk masing-masing calon nasabah berprestasi
=
...(2)
Keterangan :
= Nilai kriteria ke-j untuk calon debitur ke-n
= Bobot maksimum pada kriteria ke-j
= bobot minimum pada kriteria ke-j
= bobot kriteria k-juntuk calon debitur ke-n
Contoh nilai kriteria KPR101300001A: 99 - 95 = 0,138
99 - 70
Tabel 3.4. Kriteria Nasabah
Kode Nasabah A B C D E F
KPR101300001 0,138 0 0,724 1,996 1,345 2,345
KPR101300002 1 0,379 1,862 2,448 1,345 1,828
KPR101300003 1,568 0,828 2,862 1,414 1,862 1,379
Setelah melakukan penilaian dan perhitungan nilai kriteria maka analisis
kredit akan menghitung nilai akhir dari kriteria. Nilai akhir ini di peroleh dari
perhitungan normalisasi bobot kriteria yang dikalikan dengan nilai kriteria ,
kemudian nilai setiap kriteria dijumlahkan, untuk menentukan pemenang.
Penilaian ini diperoleh dari rumus no.3.
Langkah 3 :
Hitung nilai akhir setiap kriteria untuk masing-masing calon debitur
...(3)
Keterangan :
= Nilai Akhir kriteria untuk debitur ke-n
Contoh hasil KPR :
Nilai Hasil KPR101300001A : 0,19 * 0,138 = 0,026
Tabel 3.5. Tabel Hasil Nilai
Kode Debitur /
Kriteria A B C D E F Total
KPR101300001 0,026 0 1,134 0,287 0,199 0,324 0,97
KPR101300002 0,187 0,074 0,345 0,357 0,199 0,252 1,415
KPR101300003 0,297 0,162 0,531 0,206 0,275 0,19 1,662
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari perhitungan total nilai akhir
untuk menentukan debitur yang direkomendasikan, hanya berdasarkan pada
37
memberikan 1 kuota maka debitur dengan kode KPR101300001 yang berhak
menerima pinjaman, karena memiliki nilai terendah/terbaik diantara kedua debitur
lainnya.
3.5. Diagram Konteks
Diagram Konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan
struktur ini untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara
keseluruhan. Pada diagram konteks ini sistem informasi yang dibuat akan
menghasilkan sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan yang ingin
dihasilkan. Diagram konteks Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit
Pemilikan Rumah dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Diagram konteks pada SPK Pemberian Pinjaman Kredit
3.5.1. DFD level 1
Pada tahap ini, aliran proses akan diuraikan lagi menjadi lebih rinci dari
proses sebelumnya sehingga menghasilkan aliran-aliran proses yang akan
mencerminkan setiap sub-bagian proses dengan lebih detail. Pada sistem
pendukung keputusan pemberian pinjaman kredit terdapat 5 proses yaitu : proses
login, pengolahan data master, penilaian SMART, setting user, dan pengolahan
laporan. Berikut adalah deskripsi proses pada DFD Level 1, dapat dilihat pada
39
Gambar 3.4. DFD Level 1 dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
3.5.2. DFD level 2
Pada level 2 ini, proses akan dibagi lagi menjadi sub-sub proses yang
akan menjelaskan lebih detail dan secara terperinci mengenai alur proses dari
sistem yang akan direalisasikan dengan tabel-tabel data pada rancangan
database yang akan dibuat.
Proses 1 Data Nasabah
a. Tambah data nasabah
Pada proses ini, admin maupun user melakukan tambah data nasabah dimana
data tersebut akan direalisasikan terhadap tabel nasabah.
b. Hapus data nasabah
Proses ini digunakan untuk menghapus data nasabah. Proses ini akan
direalisasikan terhadap tabel nasabah dan entitas admin yang bisa menghapus data
nasabah.
c. Edit data nasabah
Pada proses ini, admin maupun user melakukan edit atau update data nasabah
yang lama, apabila terjadi kesalahan penulisan, melakukan perubahan data,
maupun menambahkan data nasabah. Data nasabah tersebut akan direalisasikan
terhadap tabel nasabah.
d. Cari nasabah
Proses ini digunakan untuk menghapus data nasabah. Proses ini akan
direalisasikan terhadap tabel nasabah.
Gambar 3.5. DFD level 2 Dari Proses Data Nasabah
Proses 2 kriteria
a. Tambah data Kriteria
Pada proses ini, admin maupun user melakukan tambah data kriteria dimana
data tersebut akan direalisasikan terhadap tabel kriteria.
b. Ubah data kriteria
Pada proses ini, admin maupun user melakukan edit atau update data kriteria
yang lama, apabila terjadi kesalahan penulisan, melakukan perubahan data,
maupun menambahkan data kriteria. Data kriteria tersebut akan direalisasikan
terhadap tabel kriteria.
c. Hapus Data Kriteria
Proses ini digunakan untuk menghapus data kriteria. Proses ini akan
41
Gambar 3.6. DFD level 2 dari proses kriteria
Proses 3 Penilaian SMART
Pada proses ini, admin memilih Nasabah untuk dilakukan penilaian
selanjutnya memilih subkriteia dari masing-masing kriteria. Dapat dilihat pada
gambar 3.7.
Gambar 3.7. DFD level 2 dari proses penilaian SMART
Proses 4 Pengolahan Data User
a. Tambah Data User
Pada proses ini, admin maupun user melakukan tambah data user dimana
data tersebut akan direalisasikan terhadap tabel user.
b. Edit data User
Pada proses ini, admin maupun user melakukan edit atau update data user yang
lama, apabila terjadi kesalahan penulisan, melakukan perubahan data, maupun
menambahkan data user. Data user tersebut akan direalisasikan terhadap tabel
user.
c. Hapus data User
Proses ini digunakan untuk menghapus data user. Proses ini akan
direalisasikan terhadap tabel user dan entitas admin yang bisa menghapus data
user.
Gambar 3.8. DFD level 2 dari proses pengolahan data user
43
Hubungan data antar tabel dalam database disebut relasi. Relasi digunakan
untuk meringkas data yang ada dalam database.
3.6.1. CDM
CDM (Conseptual Data Model) dipakai untuk menggambarkan secara
detail struktur basis data dalam bentuk logik. CDM terdiri dari objek yang tidak
diimplementasikan secara langsung kedalam basis data yang sesungguhnya,
seperti pada gambar 3.4.
PDM (Physical Data Model) merupakan gambaran secara detail basis data
dalam bentuk fisik. Penggambaran rancangan PDM memperlihatkan struktur
penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya,
seperti pada gambar 3.6.
Tabel adalah bagian dari database yang berfungsi untuk menyimpan
data-data tertentu. Tabel yang akan dibuat untuk sistem pendukung keputusan ini
antara lain :
1.Tabel User
45
Tabel 3.6.Tabel User
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Username Varchar 20 PK
Password varchar 20
2. Tabel Nasabah
Struktur Tabel Nasabah ditunjukkan pada tabel 3.7. yaitu:
Tabel 3.7.Tabel Nasabah
Nama Type Data Ukuran Keterangan
NO_ACC Varchar 20 PK
Nama Varchar 30
NoKTP Varchar 20
Tgl_lahir Date -
Tempat_Lahir Varchar 30
Jenis_Kelamin Varchar 10
Alamat Varchar 50
Telepon Varchar 15
Status Varchar 30
3. Tabel Kriter ia
Struktur Tabel Kriteria ditunjukkan pada tabel 3.8. yaitu:
Tabel 3.8.Tabel Kriteria
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Kd_Kriteria Varchar 20 PK
Kriteria Varchar 20
Bobot Double -
4. Tabel Subkriteria
Struktur Tabel Kriteria ditunjukkan pada tabel 3.9. yaitu:
Tabel 3.9.Tabel Subkriteria
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Kd_sub Varchar 5 PK
subKriteria Varchar 20
Kd_Kriteria Varchar 5 FK
Bobot Double -
5. Tabel Penilaian
Struktur Tabel penilaian ditunjukkan pada tabel 3.10. yaitu:
Tabel 3.10. Tabel penilaian
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Kode_Peniaian Varchar 15 PK
47
6. Tabel Hasil
Struktur Tabel Hasil ditunjukkan pada tabel 3.11. yaitu:
Tabel 3.11. Tabel Hasil
Nama Type Data Ukuran Keterangan
Kode_Peniaian Varchar 5 PK
No_ACC Varchar 20 FK
Nilai_Kriteria_1 Double -
Nilai_Kriteria_2 Double -
Nilai_Kriteria_3 Double -
Nilai_Kriteria_4 Double -
Nilai_Kriteria_5 Double -
Nilai_Kriteria_6 Double -
Nilai_Akhir_1 Double -
Nilai_Akhir_2 Double -
Nilai_Akhir_3 Double -
Nilai_Akhir_4 Double -
Nilai_Akhir_5 Double -
Nilai_Akhir_6 Double -
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN UJ I COBA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi sistem berupa tampilan
akhir aplikasi serta spesifikasi komputer yang digunakan untuk melakukan uji
coba sistem yang akan digunakan untuk menganalisis calon nasabah yang
mengajukan kredit pemilikan rumah.
4.1. Kebutuhan Hardware dan Software
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan pada implementasi aplikasi ini.
Kebutuhan Hardwar e :
a. Note Book processor Intel(R) Core(TM)2Duo CPU T6400 2,00GHz b. RAM (1024MB)
c. Hard Disk 250 GigaByte
Kebutuhan Software :
a. Sistem Operasi Windows 7.
b. Visual Basic 6
c. My SQL
d. Crystal Reports 8.5
4.2. Implementasi Sistem
Aplikasi Sistem Pendukung Kredit Pemilikan Rumah merupakan program
49
komponen-komponen sesuai standard subkriteria yang ditentukan. Adapun form –
form serta menu yang ada adalah sebagai berikut :
4.2.1. Form Login
Form Login merupakan aplikasi yang akan muncul pertama kali ketika
program dijalankan. Untuk dapat menggunakan program maka diperlukan user
dan password, default user ”admin” dan password ”admin”, seperti pada gambar
4.1.
Gambar 4.1. Form log in
4.2.2. Form Menu Utama
Jika user dan password sudah benar maka Form Utama akan ditampilkan.
Form menu utama merupakan menu awal dari aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Kredit Pemilikan Rumah. Pada form ini terdapat menu yang dapat
diakses dengan me-klik tiap menu yang ingin dipilih, seperti yang terdapat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2. Form Menu Utama
Menu yang terdapat pada menu utama antara lain :
A. File
1. Log Out : digunakan untuk keluar dari user, tapi tidak keluar dari program.
2. Exit : digunakan untuk langsung keluar dari aplikasi.
B. Nasabah
Data Nasabah : digunakan untuk mengisi data nasabah.
C. Master
1. Kriteria : digunakan untuk mengisi nama kriteria dan bobot maximum
51
2. Subkriteria : digunakan untuk mengisi masing-masing subkriteria dan bobot
subkriteria dalam menentukan kelayakan kedit.
C. Penilaian
1. Penilaian Debitur : digunakan untuk memasukakan data nilai masing-masing
komponen berdasarkan indikator yang sudah ditentukan.
2. Hasil Penilaian : digunakan untuk menampilkan data statistik dari semua
debitur yang diterima maupun ditolak
D. User
Setting user digunakan untuk menambah user baru, mengubah password, atau
menghapus user yang sudah ada
4.2.3. Form Nasabah
Form nasabah digunakan untuk menginputkan data nasabah. Form ini
mempunyai proses tambah, update (ubah), simpan data, keluar, dan hapus. Proses
input data nasabah dimulai dengan menekan tombol tambah kemudian
mengisikan data-data nasabah ke dalam text box yang sudah disediakan, seperti
nama, no. KTP, dan lain-lain. Kemudian form disimpan dengan memilih tombol
simpan. Data yang sudah tersimpan akan langsung ditampilkan. Untuk
penambahan data No.ACC akan otomatis muncul setalah kita klik tombol tambah,
sedangkan untuk data yang ingin dirubah dapat dilakukan dengan menekan double
click pada salah satu data nasabah yang sudah ditampilkan pada tampilan tabel,
dan untuk data yang ingin dihapus dapat dilakukan dengan cara klik pada baris
data yang ingin dihapus.
Gambar 4.3. Form Data Nasabah
Berikut beberapa fungsi tombol dalam form data nasabah:
a. Tombol tambah digunakan untuk menambahkan data nasabah baru.
b. Tombol hapus digunakan untuk menghapus data nasabah.
c. Tombol update digunakan untuk merubah data yang sudah tersimpan.
d. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data.
e. Tombol Keluar digunakan keluar dari form data nasabah.
f. Tombol cari digunakan untuk mencari nama nasabah.
g. Tombol lihat data semua digunakan untuk menampilkan semua data
53
4.2.4. Form Kriter ia
Form Kriteria digunakan untuk menginputkan nama kode kriteria, nama
kriteria dan bobot penilaian kriteria. Pada form ini pihak analisis kredit akan
memberikan bobot kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan bobot
maksimal setiap subkriteria. Form ini mempunyai proses tambah untuk membuat
Subkriteria baru, edit, hapus dan keluar. Untuk data yang ingin dirubah dapat
dilakukan dengan menekan double click pada salah satu kriteria yang sudah
ditampilkan pada tampilan tabel, dan untuk data yang ingin dihapus dapat
dilakukan dengan cara klik pada baris data yang ingin dihapus.
Gambar 4.4. Form Kriteria
Berikut beberapa fungsi tombol dalam form data nasabah:
a. Tombol tambah digunakan untuk menambahkan kriteria.
b. Tombol hapus digunakan untuk menghapus data kriteria.
c. Tombol update digunakan untuk merubah data yang sudah tersimpan.
d. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data.
e. Tombol Keluar digunakan keluar dari form kriteria.
f. Tombol cari digunakan untuk pencarian data.
g. Tombol lihat semua digunakan untuk menampilkan semua data pada
tampilan tabel.
4.2.5. Form Subkriter ia
Form Subkriteria digunakan untuk menginputkan nama subkriteria dan
bobot Subkriteria. Data Subkriteria terdiri atas : kode sub, Subkriteria, kode
kriteria dan bobot. Pada form ini pihak analisis kredit menentukan subkriteria dan
bobot subkriteria dari kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Form ini
mempunyai proses tambah untuk membuat Subkriteria baru, edit, hapus dan
keluar. Untuk penambahan data kode subkriteria akan otomatis muncul setalah
kita klik tombol tambah, sedangkan untuk data yang ingin dirubah dapat
dilakukan dengan menekan double click pada salah satu data subkriteria yang
sudah ditampilkan pada tampilan tabel, dan untuk data yang ingin dihapus dapat
55
Gambar 4.5. Form Subkriteria
Berikut beberapa fungsi tombol dalam form data nasabah:
a. Tombol tambah digunakan untuk menambahkan subkriteria.
b. Tombol hapus digunakan untuk menghapus data.
c. Tombol update digunakan untuk merubah data yang sudah tersimpan.
d. Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data
e. Tombol Keluar : digunakan keluar dari form data nasabah
f. Tombol cari digunakan untuk pencarian data.
g. Tombol semua digunakan untuk menampilkan semua data subkriteria pada tampilan tabel.
4.2.6. Form Penilaian
Form Penilaian digunakan untuk menginputkan nilai / skor nasabah. Data
penilaian terdiri atas : kode penilaian, kode nasabah, nama nasabah, tanggal
penilaian. Form ini mempunyai proses tambah untuk membuat penilaian baru,
edit, simpan, dan keluar. Untuk penambahan/penilaian skor data kode penilaian
akan otomatis muncul, juga memiliki list view data yang digunakan dalam proses
penilaian kompenen dengan cara klik pada pencarian kode nasabah, selanjutnya
akan muncul nama nasabah yang akan di nilai.
Gambar 4.6. Form Peniaian Nasabah
4.2.7. Form Hasil Penilaian Nasabah
Form hasil penilaian nasabah menampilkan semua data nasabah
berprestasi baik yang direkomendasikan sesuai dengan kuota yang sudah
57
Gambar 4.7. Form Hasil Penilaian
4.2.8. Form User
Form User digunakan untuk menambah user baru, mengedit, dan
menghapus user yang sudah ada, seperti pada gambar 4.10.
Gambar 4.8. Form User
4.3. Uji Coba
Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana aplikasi dapat melakukan
perhitungan data-data yang berdasarkan perhitungan SMART serta beberapa hasil
yang sudah dihitung dan pengukuran hasil uji coba.
4.3.1 Uji Coba Menu Log In
Langkah awal sebelum masuk pada menu utama adalah mengisikan
username dan password pada menu login, maka diperlukan user dan passw ord, default user ” admin” dan passw ord ” admin” karena hal ini merupakan hal yang penting agar data yang ada pada database yang terintegrasi pada aplikasi tidak
disalah gunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi user yang tidak
tahu user name dan password tidak akan bisa masuk kedalam aplikasi.Seperti
pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.9. Menu Log In
Saat admin salah memasukkan user name atau password aplikasi akan
menyeleksi bagian user name terlebih dahulu, sehingga keluar peringatan User
59
Gambar 4.10. Antar Muka Kesalahan User Name
Bila admin sudah benar dalam mengisikan user name akan tetapi dalam
mengisikan password masih salah maka akan ada peringatan seperti ini :
Gambar 4.11. Antar Muka Kesalahan Password
Jika user dan password sudah benar maka Form Utama akan ditampilkan.
Form menu utama merupakan menu awal dari aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Kredit Pemilikan Rumah. Pada form ini terdapat menu yang dapat
diakses dengan me-klik tiap menu yang ingin dipilih, seperti yang terdapat pada
gambar 4.12.
Gambar 4.12. Menu Utama
4.3.2. Uji Coba Data Nasabah
Dalam hal ini pelaksanaan uji coba penambahan nasabah pada aplikasi
sistem pendukung keputusan pemberian kredit. Menu ini mempunyai proses
tambah, update (ubah), simpan data, keluar, dan hapus. Proses input data nasabah
dimulai dengan menekan tombol tambah kemudian mengisikan data-data nasabah
ke dalam text box yang sudah disediakan, seperti nama, no. KTP, dan lain-lain.
Kemudian form disimpan dengan memilih tombol simpan. Data yang sudah
tersimpan akan langsung ditampilkan. Untuk penambahan data No.ACC akan
otomatis muncul setalah kita klik tombol tambah, sedangkan untuk data yang
ingin dirubah dapat dilakukan dengan menekan double click pada salah satu data
nasabah yang sudah ditampilkan pada tampilan tabel, dan untuk data yang ingin