• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem Suara Terbanyak Pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 Sebagai Perwujudan Demokrasi Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penerapan Sistem Suara Terbanyak Pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 Sebagai Perwujudan Demokrasi Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM SUARA TERBANYAK

PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009

SEBAGAI PERWUJUDAN DEMOKRASI

DI KECAMATAN BINJAI TIMUR

KOTA BINJAI

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik

O l e h

Nama : ERLEN JULITA SITUMORANG

NIM : 060906007

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan atas segala kekuatan yang diberikan kepada penulis untuk

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai suatu karya terbaik yang

pernah penulis buat.

Walau penulis menganggap skripsi ini sebagai karya terbaik pada waktu

penyelesaiannya, namun perlu disadari bahwa berbagai kekurangan atau ketidak

sempurnaan pasti terdapat dalam penulisan ini, hal tersebut tak lain adalah karena

keterbatasan kemampuan penulis, keterbatasan waktu maupun minimya literatur

serta sistematikanya yang jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

meningkatkan dan mempertajam analisa penulis dalam menyusun suatu karya

ilmiah dimasa mendatang.

Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis sangat berterimakasih

kepada orang-orang yang telah memberi motivasi, dukungan moril maupun

materil serta bimbingan kepada penulis antara lain :

1. Yang paling utama dan terpenting Tuhan Yang Maha Pengasih yang selalu

memberikan rahmat dan karunia dalam hidupku dan keluargaku.

2. Yang selalu menolong Bunda Perawan Maria, yang selalu memdampingi

dan memberikan cinta seorang bunda.

3. Kedua Orang Tua Penulis Ayahanda RISTEN SITUMORANG dan

Ibunda TAULI Br. SARAGI,SH yang sangat penulis sayangi karena

telah melahirkan, mengasuh serta mendo’akan penulis agar menjadi anak

(3)

tentang arti hidup, oleh karena itu inilah saatnya penulis untuk

mengucapkan terimakasih setulus hati.

4. Adikku EDWIN VANDE PUTRA SITUMORANG yang juga

menyayangiku dengan tulus dalam bentuk canda dan cengkerama yang

terkadang penulis salah mengerti, namun ternyata semua itu adalah

mutiara yang memberi spirit kepada penulis.

5. Bapak Prof.Dr.M. Arif Nasution,MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dan Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Bapak Heri Kusmanto,MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik FISIP

Universitas Sumatera Utara Medan.

7. Bapak Drs. Tonny P. Situmorang, MA selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan

penulis serta yang telah banyak membantu kelancaran penulisan skripsi

ini.

8. Bapak Drs. Heri Kusmanto, MA selaku Dosen Pembaca yang juga telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Bapak Indra Kesuma Nasution, S.IP, M.si selaku Dosen Penguji pada saat

Meja Hijau (Sidang). Terima kasih untuk semua nasehat dan masukan

kepada penulis.

10.Seluruh Dosen dan asisten dosen yang telah mengajar dan mendidik

penulis selama ini, serta seluruh Staf Departemen Ilmu Politik Universitas

(4)

11.Buat para de’jandas mere,bella,stella,eka makasi ya buat persahabatan

kita selama ini,maaf kalau mungkin terdapat kesalahpahaman diantara

kita. Juga buat hilda dan cora terima kasih buat kebersamaan kita. Kalian

semua merupakan orang-orang terbaik yang pernah hadir dalam hidupku.

12.Buat Pastor Benny dan Pastor Selman Sipayung, terima kasih untuk

semua bantuan dan doa pastor sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

ini. Saya selalu mohon doa Pastor dalam hidup saya.

13.Terima kasih buat bang Rusdy yang selalu membantu dengan senang hati.

Semoga Skripsi ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan bagi pembaca dan

menjadi bagian dari literatur penelitian yang dapat digunakan oleh semua pihak.

Terima kasih.

Binjai, 08 Juli 2010

Hormat Saya,

(5)

ABSTRAKSI

Dalam negara demokrasi hal yang dianggap paling penting dan senamtiasa menjadi perhatian adalah partisipasi rakyat dalam menentukan arah kebijakan negara, hal tersebut merupakan keniscayaan mengingat kedudukan rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Pemilihan Umum sebagai salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah secara periodik berdasarkan prinsip – prinsip demokrasi, merupakan implementasi dari partisipasi rakyat, sebagai pemegang kedaulatan dalam menentukan kebijakan negara, melalui pemilihan para wakil rakyat untuk duduk di parlemen dan selanjutnya dilaksanakan oleh eksekutif atau pemerintah.

Sebagai negara demokrasi yang berdasarkan Pancasila, Indonesia telah berulang kali melaksanakan Pemilihan Umum, dan bila dihitung setidaknya telah dilaksanakan 10 ( Sepuluh ) kali Pemilihan Umum yang memilih wakil rakyat dan Presiden, dan pada tahun 2004 dilaksanakan Pemisahan antar pemilihan Anggota Legislatif dengan Pemilihan Presiden.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan demokrasi, melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum legislatif 2009, dengan menerapkan sistem suara terbanyak untuk memilih anggota legislatif.

Penulisan ini dimaksudkan untuk menganalisa pelaksanaan Pemilu legislatif Tahun 2009, guna mendapatkan gambaran riel untuk dijadikan bahan rujukan dan pengetahuan praktis oleh berbagai pihak.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAKSI... ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... ...1

B. Perumusan Masalah... ... 6

C. Ruang Lingkup ... 6

D. Tujuan Penelitian ... ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Kerangka Teori ...8

1. Pemilihan Umum ...8

2. Demokrasi...12

G. Kerangka Konseptual...16

1. Pemilihan Umum dan Demokrasi...16

a. Pemilihan Umum...16

b. Kedudukan Rakyat Dalam Pemilu...20

c. Partai Politik dalam Pemilu...21

d. Komisi Pemilihan Umum...23

e. Pengawas Pemilu...23

f. Tahapan Penyelenggaraan Pemilu...24

g. Pemilu Sebagai Perwujudan Demokrasi...25

(7)

1.Library Research. ...26

2.Field Research ...27

H. Sistematika Penulisan... ... 31

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN BINJAI TIMUR ... 32

A. Gambaran Umum Binjai ... ... 32

B. Wilayah ... ... 33

C. Perwakilan Di Legislatif ... ... 34

D. Partai Politik Peserta Pemilu. ...35

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN...36

A. Penyajian Data Dan hasil Kuisioner ...36

B Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP ...46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1 KATAGORI PERTANYAAN ...38

TABEL 2 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN..39

TABEL 3 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN ...39

TABEL 4 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN USIA...39

TABEL 5 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP VARIABEL

SISTEM SUARA TERBANYAK ( X )...40

TABEL 6 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP VARIABEL

DEMOKRASI (Y )...41

TABEL 7 KLASIFIKASI FREKUENSI JUMLAH NILAI JAWABAN

RESPONDEN TENTANG VARIABEL X ( SISTEM SUARA

TERBANYAK )...43

TABEL 8 KLASIFIKASI FREKUENSI JUMLAH NILAI JAWABAN

RESPONDEN TENTANG VARIABEL Y (WUJUD

DEMOKRASI)...44

(9)

ABSTRAKSI

Dalam negara demokrasi hal yang dianggap paling penting dan senamtiasa menjadi perhatian adalah partisipasi rakyat dalam menentukan arah kebijakan negara, hal tersebut merupakan keniscayaan mengingat kedudukan rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Pemilihan Umum sebagai salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah secara periodik berdasarkan prinsip – prinsip demokrasi, merupakan implementasi dari partisipasi rakyat, sebagai pemegang kedaulatan dalam menentukan kebijakan negara, melalui pemilihan para wakil rakyat untuk duduk di parlemen dan selanjutnya dilaksanakan oleh eksekutif atau pemerintah.

Sebagai negara demokrasi yang berdasarkan Pancasila, Indonesia telah berulang kali melaksanakan Pemilihan Umum, dan bila dihitung setidaknya telah dilaksanakan 10 ( Sepuluh ) kali Pemilihan Umum yang memilih wakil rakyat dan Presiden, dan pada tahun 2004 dilaksanakan Pemisahan antar pemilihan Anggota Legislatif dengan Pemilihan Presiden.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan demokrasi, melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum legislatif 2009, dengan menerapkan sistem suara terbanyak untuk memilih anggota legislatif.

Penulisan ini dimaksudkan untuk menganalisa pelaksanaan Pemilu legislatif Tahun 2009, guna mendapatkan gambaran riel untuk dijadikan bahan rujukan dan pengetahuan praktis oleh berbagai pihak.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi sebagai konsep ideal yang menjadi rujukan hampir semua

negara dalam mengatur hubungan antara pemerintah dengan warganya, pada saat

ini menjadi perhatian serius untuk dapat dilaksanakan oleh semua negara, baik

untuk kepentingan intern maupun ekstern. Fenomena tersebut terjadi karena

demokrasi diakui sebagai sistem yang paling sesuai dan paling mendekati idealita,

bahwa negara pada hakekatnya adalah representasi kehendak rakyat.

Hal tersebut tentunya sangat beralasan karena untuk melaksanakan fungsi

kedaulatannya rakyat harus ikut menentukan jalannya negara melalui proses

pemilihan wakil – wakilnya di parlemen yang dilaksanakan melaui suatu

Pemilihan Umum secara berkala atau periodik.

Demikian banyaknya istilah demokrasi seperti demokrasi konstitusionil,

demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, atau demokrasi Pancasila, namun

demikian kesemuanya itu dimaksudkan untuk memberikan suatu jaminan bahwa

negara tersebut menganut azas atau melaksanakan sistem demokrasi.

Pilihan terhadap demokrasi untuk dilaksanakan oleh negara – negara

didunia saat ini semakin intensif. Apalagi setelah abad ke 19, yang kemudian

semakin nyata saat ini, karena demokrasi telah menjadi bagian penting bagi

sebuah negara dalam hubungan kerjasama antar negara, khususnya bagi negara –

(11)

hak – haknya, adalah termasuk dalam kategori Hak Azasi Manusia yang harus

dihormati dan tidak dapat diabaikan oleh siapapun juga.

Indonesia sebagai negara yang memiliki Ideologi bernama Pancasila pada

dasarnya telah merumuskan gagasan mengenai demokrasi dengan sebutan

“kerakyatan “ sebagaimana tercantum pada Pancasila. Adapun makna dari

kerakyatan adalah bahwa Indonesia menjunjung tinggi kedaulatan rakyat sebagai

acuan dalam kehidupan bernegara diatas dasar keadilan. Oleh sebab itu berbagai

hal menyangkut kepentingan rakyat dalam hubungannya dengan negara diatur

berdasarkan tuntutan demokrasi sebagaimana termaktub dalam UUD 1945.

Bagian dari tuntutan demokrasi di Indonesia yakni ketika dilakukan reformasi dan

ditindak lanjuti dengan diundangkannya berbagai peraturan yang diselaraskan

dengan tuntutan demokrasi seperti Pemilu, Otonomi Daerah dan sebagainya.

Sebagai bentuk komitmen demokrasi melalui reformasi pada tahun 1998,

yang bertujuan menata kembali kehidupan berbangsa dan bernegara atas dasar

kepentingan rakyat. Kedudukan rakyat sebagai pemegang kedaulatan merupakan

prinsip yang harus ditegakkan berdasarkan tuntutan demokrasi. Oleh sebab itu

reformasi yang terjadi di Indonesia tidak semata – mata akibat krisis ekonomi

semata, melainkan sebagai bentuk akumulasi tertekannya hak – hak rakyat pada

masa Orde Baru. Hal ini dapat dilihat pada berbagai perubahan signifikan

dibidang politik dan demokrasi serta Hak Azasi Manusia.

Dampak dari berbagai perubahan tersebut diatas adalah semangat

keterbukaan dalam kehidupan demokrasi, dimana rakyat bukan lagi menjadi objek

(12)

dalam lapangan politik secara lebih terbuka untuk menyalurkan aspirasi dan hak –

hak yang dimiliknya, sebab inti demokrasi adalah menghormati hak yang dimiliki

rakyat sebagai sesuatu yang hakiki.

Dalam konteks pelaksanaan demokrasi oleh suatu negara pada umumnya

berhubungan dengan pergantian kepemimpinan secara berkala. Realitas

demokrasi yang paling umum kita lihat adalah pada saat dilaksanakannya

Pemilihan Umum ( PEMILU ), dimana rakyat menyalurkan aspirasi dan hak- hak

yang dimilikinya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tanggungjawab untuk menentukan arah dan kebijakan

pemerintah pada masa berikutnya.

Menurut International Commission of Jurits mengenai sistem politik yang demokrastis adalah ”Suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan – keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil – wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas” 1

1. Hak rakyat dalam membuat keputusan politik. .

Setidaknya terdapat beberapa point penting menyangkut sistem yang

demokratis dari pandangan diatas yakni :

2. Pemilihan para wakil rakyat.

3. Proses pemilihan yang bebas.

Ketiga hal tersebut menggambarkan kedudukan rakyat dalam

hubungannya dengasn negara. Bila dikaitkan dengan Indonesia maka pada

dasarnya sejak awal kelahirannya Indonesia telah memposisikan rakyat sebagai

1

(13)

pementu kebijakan negara dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi telah

mencantumkan ”Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan” yang berarti bahwa prinsip demokrasi pada

dasarnya bukan hal yang asing dalam sejarah kehidupan politik di Indonesia.

Bila kita telaah perihal kehidupan demokrasi di Indonesia, bahwa sejak

proklamasi kemerdekaan hingga saat ini menunjukkan kemajuan dan

perkembangan yang semakin baik. Sejarah telah membuktikan bahwa

implememntasi atau praktek demokrasi telah berlangsung melalui

penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersifat Langsung, Umum, Bebas dan

Rahasia, yang dilaksanakan pertama kali tahun 1955. Selanjutnya sejak tahun

1971 hingga saat ini dalam penyelenggaraannya dilaksanakan secara berkala lima

tahunan sekali.

Meskipun kehidupan demokrasi di Indonesia mengalami banyak kemajuan

bila dipandang dari sisi kuantitas, namun dalam konteks kualitas masih diperlukan

analisis dan kajian lebih mendalam, termasuk berbagai perangkat aturan yang

lebih komprehensif dan tuntas dalam mengakomodir berbagai kepentingan

menyangkut penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia, sehingga aspek

kebebasan, kejujuran. keadilan maupun fair play oleh penyelenggara senantiasa

harus diupayakan untuk terwujudnya demokrasi yang dicita - citakan.

Dengan semakin maju dan meningkatnya pendidikan masyarakat pada

umumnya tentu semakin membuka pemikiran dan rasa tanggungjawab terhadap

bangsa dan negara. Bentuk tanggungjawab tersebut adalah melalui partisipasi

(14)

dilaksanakan harus dapat memberi perubahan pada masyarakat secara nyata.

Salah satu kemajuan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia

adalah ditetapkannya sistem suara terbanyak pada Pemilihan Umum Legislatif

tahun 2009. Keputusan tersebut dilaksanakan berdasarkan tinjauan terhadap UU

No. 10 Tahun 2008 karena pada UU No.10 tersebut belum sepenuhnya mewakili

aspirasi rakyat dalam menentukan wakil-wakilnya. Maka untuk lebih memenuhi

hakekat demokrasi dan aspirasi rakyat dilakukan perubahan terhadap salah satu

pasal melalui keputusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan bahwa calon

legislatif terpilih sebagai wakil rakyat yang akan duduk di parlemen adalah yang

memiliki perolehan suara terbanyak.

Dari perubahan sistem dalam menentukan wakil – wakil rakyat yang

terpilih melalui suara terbanyak, tentu terdapat beberapa hambatan karena sistem

tersebut relatif baru. Namun karena pemihakan yang tinggi terhadap kepentingan

rakyat tentunya harus diapresiasi karena sangat berpengaruh bagi kehidupan

demokrasi di Indonesia. Perubahan signifikan tersebut bermakna bahwa Indonesia

telah membuktikan eksistensinya untuk sepenuhnya menjadi negara yang

demokratis.

Dari uraian sebagaimana dikemukakan diatas perlu kiranya dianalisa lebih

mendalam tentang aspek demokrasi menyangkut pelaksanaan Pemilihan Umum

Legislatif Tahun 2009. Pentingnya analisis tersebut adalah untuk mendapatkan

gambaran riel dari berbagai aspek tentang Pemilu. Hal pokok yang perlu medapat

perhatian yakni proses penyelenggaraan, mekanisme dan berbagai implikasi yang

(15)

pelaksanaanya dimasa mendatang. Adapun yang menjadi kajian adalah

sejauhmana respon rakyat bila dikaitkan dengan partisipasinya dalam Pemilihan

Umum Legislatif Tahun 2009 dalam suatu bahasan skripsi dengan judul ”

PENERAPAN SISTEM SUARA TERBANYAK PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 SEBAGAI PERWUJUDAN DEMOKRASI DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Sejauhmana penerapan sistem suara terbanyak memenuhi azas demokrasi

pada Pemilu Legislatif 2009 ?

2. Sejauhmana hak – hak rakyat dijalankan melalui Pemilihan Umum dengan

sistem suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 2009 ?

3. Bagaimana mekanisme penghitungan suara untuk menentukan calon

legislatif terpilih dengan system suara terbanyak pada Pemilu Legislatif

2009 ?

C. Ruang Lingkup

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas maka

penulis membatasinya agar topik yang akan dikemukakan dapat lebih fokus dan

mendalam, untuk itu penulis membatasinya pada aspek :

1. Tentang pelaksanaan Pemilu legislatif 2009 yang menggunakan sistem suara

(16)

2. Mekanisme dalam menentukan calon legislatif terpilih pada Pemilihan Umum

Legislatif tahun 2009 di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai..

3. Implementasi demokrasi berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum

Legislatif tahun 2009 di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai.

D. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian atau penulisan mempunyai tujuan yang

menggambarkan suatu bahasan masalah, demikian pula pada penulisan skripsi ini

mempunyai tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan antara

demokrasi dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009.

2. Untuk mengetahui sejauhmana implementasi penerapan sistem suara

terbanyak terkait dengan hak – hak rakyat dalam menentukan wakilnya di

parlemern.

3. Untuk menjadi bahan perbandingan antara teori yang penulis peroleh dari

perkuliahan dengan realitas yang ada dilapangan.

4. Untuk mengetahui berbagai dinamika yang mempengaruhi pelaksanaan

(17)

E. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :

1. Aspek Teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan guna melengkapi dan memperjelas teori – teori yang telah ada serta

untuk memperkaya khasanah dibidang ilmu politik.

2. Aspek Praktis

a. Agar masyarakat dapat mengetahui hakekat penyelenggaraan Pemilu

sebagai wujud demokrasi yang berguna bagi kemajuan bangsa dan

negara.

b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk mewujudkan demokrasi

sebagai bentuk kedaulatan rakyat melalui penyelanggaraan PEMILU

yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.

c. Sebagai sarana memperkaya pengetahuan dan kepustakaan penulis

yang masih terbatas yang diperoleh pada masa perkuliahan.

F. Kerangka Teori 1. Pemilihan Umum

Pemilu sebagai sarana rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan haknya

merupakan implementasi kedaulatan rakyat, oleh sebab itu negara harus

menghormati hak – hak rakyat, karena eksistensi negara sangat ditentukan oleh

(18)

kita pahami beberapa defenisi tentang Pemilu sebagaimana dikemukakan

diabawah ini.

UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif menyebutkan :

”Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.2

” Kemauan rakyat adalah dasar kekuasaan pemerintah, kemauan itu

dinyatakan dalam pemilihan berkala dan jujur yang dilakukan menurut hak pilih

yang bersifat Umum dan berkesamaan serta dengan pemungutan susra yang

rahasia ataupun menurut cara yang menjamin kebebasan mengeluarkan suara” Defenisi lain yang dapat dikemukakan adalah sebagaimana dirumuskan pada

Universal Declaration Of Human Rights yaitu :

3

a. Hak memilih atau hak pilih aktif yaitu : hak yang digunakan dalam suatu

pemilihan Umum untuk memilih wakil – wakil rakyat yang telah memenuhi

syarat yang telah ditetapkan

Dalam Pemilu terdapat 2 hal yang sangat penting sebagai prasyarat

kesempurnaan pemilu yakni:

b. Hak dipilih yaitu hak warga negarauntuk dipilih sebagai wakil rakyat yang

akan akan duduk di lembaga Legislatif dalam suatu pemilihan Umum dengan

memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan.

2

UU RI No. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPRD Prop, DPRD

Kab./Kota. 3

(19)

Dalam perspektif yang lebih luas prinsip kedaulatan rakyat mengahruskan adanya lembaga perwakilan rakyat yang pengisiannya berdasarkan Pemilihan Umum sebagai sarana mendudukkan para wakil rakyat yang akan mewakili kepentingan mereka. Dengan pemilihan itulah rakyat mempunyai hak untuk memilih wakilnya berdasarkan kesepakatan hukum yang mendasarinya.4

“Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Pengertian tersebut selaras dengan makna bahwa, untuk pelaksanaan

kedaulatan rakyat adalah dengan melaksanakan Pemilihan Umum, karena pemilu

adalah sarana memberikan hak sepenuhnya bagi rakyat untuk menyalurkan

aspirasinya. Hak tersebut harus digunakan untuk menentukan para wakil –

wakilnya atau orang – orang yang dapat dipercaya sebagai penyalur aspirasinya

yang akan duduk di parlemen. Bersamaan dengan itu pula terdapat hak untuk

dipilih bagi calon – calon yang akan duduk di lembaga Legislatif berdasarkan

syarat - syarat yang telah ditentukan.

Pada Bab I Ayat 2 UU No. 10 tahun 2008 menyebutkan :

5

Pada pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif yang dipilih adalah wakil

– wakil rakyat diberbagai tingkatan baik tingkat Kabupaten/kota, Provinsi sampai

tingkat Pusat. Pemisahan pennyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif dengan

Pemilihan Presiden yang dimulai pada tahun 2004, fenomena tersebut merupakan

sesuatu yang baru kehidupan demokrasi di Indonesia.

4

Samsul Wahidin, Dimensi Kekuasaan Negara Indonesia,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007. hal. 44.

(20)

Mengingat Pemilu adalah momen penting yang harus terlaksana dengan

baik, maka penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 untuk

Pemilihan Legislatif dilaksanakan oleh Pemerintah guna menyahuti demokrasi

yang lebih ideal dan representatif, dengan menetapkan UU RI No. 10 Tahun 2008

Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPRD Prop, DPRD Kab./Kota.

Pada pemilihan calon legislatif pemilu 2009 untuk menentukan calon

yang berhak duduk mewakili rakyat di parlemen adalah yang terbanyak dipilih

rakyat, karena rakyat tidak lagi memilih partai atau calon dengan sistem daftar

berdasarkan nomor urut, melainkan dengan melihat siapa calon yang terbanyak

dipilih atau mendapat suara terbanyak.

Sistem penetuan calon terpilih tersebut dilaksanakan setelah dianalisa

bahwa salah satu pasal perlu diajukan pada sidang Mahkamah Konstitusi, untuk

dipelajari dan dianalisa berkaitan dengan komitmen penegakan demokrasi yang

lebih nyata dan memenuhi aspirasi rakyat. Hasil analisa dan kajian Mahkamah

Konstitusi terhadap tuntutan peninjauan UU Pemilu tersebut maka ditetapkan

bahwa dalam penentuan Legislatif terpilih dilakukan berdasarkan hasil perolehan

suara terbanyak.

Sistem suara terbanyak telah disetujui Mahkamah Konstitusi pada pertengahan Desember 2008, dimana penerapan system ini telah membatalkan mekanisme nomor urut seperti yang diatur dalam Undang- Undang Pemilu, namun pemilu 2009 masih akan menjadi transisi bagi penerapan sistem suara terbanyak, karena bukan hanya uang dan popularitas melainkan juga kwalitas yang diperoleh dari proses yang demokratis. Proses yang demokratis sangat membutuhkan kecerdasan rakyat dalam memilih dengan perubahan yang tiada henti dalam system Pemilu yang sudah dimulai dengan system suara terbanyak.6

6

(21)

Kenyataan tersebut tentunya memberi suatu perubahan yang nyata

bahwa demokrasi sebagai hak rakyat harus mendapat apresiasi sepenuhnya untuk

dilaksanakan sebagai format yang selaras dengan Pancasila sebagai ideologi

Negara yang termaktub dalam UUD 1945.

2.Demokrasi

Demokrasi dalam istilah bahasa atau asal kata derasal dari bahasa Yunani

yaitu ”Demos” yang berarti Rakyat dan ”Kratos” yang berarti kekuasaan/

berkuasa sehingga arti demokrasi adalah ” Rakyat Berkuasa”.7

a. Pemerintahan dari rakyat ( Government of the people)

Kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung pengertian

kepada tiga hal yaitu :

b. Pemerintahan oleh rakyat ( Government by the people)

c. Pemerintahan untuk rakyat ( Government for the people)

Oleh sebab itu sejak demokrasi menjadi atribut utama bagi negara – negara

modern maska perwakilan merupakan mekanisme untuk merealisasikan gagasan

demokrasi yang normatif yaitu pemerintahan harus dijalankan dengan kehendak

rakyat.8

Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik, hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat ( kekuasaan warga negara ) atas negara untuk dijalankan pemerintah negara tersebut.9

7

M. Solly Lubis, Ilmu Negara, Bandung, Alumni, 1980, hal. 72

8

Heri Kusmanto, Pengantar Ilmu Politik, Pustaka Bangsa Press, 2006, hal. 37.

9

(22)

Berbagai macam demokrasi banyak kita temui dalam peristilahannya

seperti Demokrasi Konstitusi, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Parlementer dan

lain-lain yang menunjukkan bahwa negara tersebut menganut sistem demokrasi

sebagai prinsip kedaulatan negara, termasuk Indonesia sebagai negara demokrasi

yang mendasarkan prinsip dan ideologinya pada Pancasila.

Dari pandangan tentang demokrasi sebagaimana dikemukakan diatas

terdapat gambaran bahwa rakyat sebagai pemegang kedaulatan yang

diimplementasikan melalui peran sertanya dalam kehidupan demokrasi, yakni

memilih dan dipilih dalam koridor konstitusi untuk menentukan nasibnya melalui

Pemilihan Umum yang demokratis, adil dan jujur.

Joseph Schumpeter merumuskan bahwa : “demokrasi merupakan metode

politik” warga Negara diberi kesempatan untuk memilih salah satu diantara

pemimpin – pemimpin politik yang bersaing meraih suara.10

”Suatu pemerintahan dimana kekuasaan terletak ditangan sejumlah orang –

orang yang dipertuan atau orang-orang yang mempunyai kedudukan penting Wujud demokrasi pada dasarnya adalah keikutsertaan dan kehendak

seluruh rakyat untuk menentukan arah dan tujuan Negara melalui

penyelenggaraan Pemilihan Umum. Hal ini menunjukkan bahwa keterbukaan dan

kebebasan warga negara untuk berpendapat dan berserikat guna menyalurkan

aspirasinya mendapat tempat di Negara ini.

Pada masa kelahiran demokrasi yang menjadi ide dasar atau disebut

dengan istilah demokrasi kuno bahwa demokrasi adalah :

10

(23)

dalam masyarakat karena keturunan ( bangsawan ) yang tidak tergolong sebagai

budak”11

“ Partai Politik adalah Organisasi Politik yang bersifat nasional yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik dan anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang dasar 1945.”

Membicarakan tentang demokrasi tidak lepas dari mekanisme pelaksanaannya

karena pola pikir dan logika masyarakat pasti tidak sama. Untuk menyerap

berbagai aspirasi tersebut diperlukan saluran yang dapat menjembatani pemikiran

yang berbeda tersebut. Dalam hal ini tentu memerlukan kelompok atau organisasi

sebagai gabungan kekuatan yang dapat menampung aspirasi rakyat.

Dalam dunia politik dan kenegaraan, kelompok atau organisasi yang

menjadi saluran aspirasi masyarakat adalah partai politik. Pada umumnya partai

politik menempatkan atau mengusung visi dan misi sebagai gagasan untuk

menarik masyarakat. Keberadaan partai masih merupakan perangkat strategis

untuk menjadi legitimasi politik. Namun seiring dengan kemajuan masyarakat dan

keterbukaan saat ini menjadikan masyarakat semakin kritis. Kepekaan masyarakat

terhadap dinamika, efektifitas, dan kemampuan merepresentasikan kehendak

rakyatt adalah kunci daya tarik masyarakat memilih partai.

Sebagai saluran aspirsai rakyat yang memiliki legitimasi maka partai

politik menjadi penentu kehidupan demokrasi. Undang – Undang Republik

Indonesia No.10 Tahun 2008 mendefinisikan Partai Politik sebagai berikut:

12

11

Op.Cit, hal. 72

12

(24)

Selanjutnya Carl J. Friedrich mengemukakan :

“Partai Politik adalah “ Sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil

dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan

bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada

anggota partainya kemanfaatan yang bersifat Idiil maupun materil” 13

Partai Politik adalah “ Sekelompok warga negara yang sedikit banyak

terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan

memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih dan bertujuan menguasai

pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka “ Sedangkan R.H. Soltau mendefinisikan :

14

1. Keanggotaannya terdiri dari warga negara atau rakyat yang berkeinginan

untuk berperan serta membangun pemerintahan sesuai aspirasi dan

keinginannya secara bersama – sama.

Pengertian dari defenisi diatas menggambarkan bahwa partai politik

setidaknya kecenderungan yang harus menjadi pedoman pokok yaitu :

2. Adanya persamaan cita – cita para anggotanya,

3. Adanya organisasi atau kelompok yang dibangun sebagai penyaluran aspirasi.

4. Bertujuan menguasai dan membuat kebijakan sesuai aspirasi anggotanya demi

kepentingan bangsa dan negara.

Dengan demikian maka keberadaan partai politik adalah menjadi syarat

utama untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam mengatur dan membuat

13

Loc. Cit, hal. 161

14

(25)

kebijakan tentang arah dan tujuan negara melalui pembentukan pemerintahan oleh

partai politik pemenang dalam pemilihan Umum.

G. Kerangka Konseptual

1. Pemilihan Umum dan Demokrasi a. Pemilihan Umum

Setiap negara tentu memiliki sistem politik yang diterapkan, termasuk

Indonesia sebagai sebuah negara yang menganut azas demokrasi, dimana

Pemilihan Umum merupakan bagian dari sistem politik yang mengagendakan

pemerintah untuk melaksanakannya secara berkala, yakni dalam lima tahun sekali.

Dalam hal demokrasi melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum Indonesia melaksanakannya untuk pertama kali pada tahun 1955, yaitu sepuluh tahun setelah kemerdekaan, Pemilu pada tahun 1955 tersebut menggunakan sistem proporsional yang berlangsung secara demokratis pada 29 September 1955 dengan jumlah yang berhak memilih 43.104.454 orang dan yang memilih sebanyak 37.875.299 orang, adapun penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Umum ( PPU )15

Dalam perjalanan kepemimpinan Golongan Karya pemerintah membuat

ketentuan dan aturan tentang Pemilihan Umum dengan menyederhanakan jumlah

partai atau fusi partai menjadi 3 ( Tiga ) partai peserta Pemilu dan dalam .

Pada pelaksanaan selanjutnya adalah pada masa Orde Baru setelah

pecahnya G. 30 S. /PKI, yang menunjuk Let.Jend Soeharto sebagai Presiden RI

pada tahun 1967, dan empat tahun kemudian yaitu pada tahun 1971 dilaksanakan

Pemilihan Umum yang kedua yang dimenangkan oleh Golongan Karya karena

dianggap sebagai aspirasi golongan bukan sebagai partai.

15

(26)

pelaksanaannya secara berkala untuk kurun waktu 5 (Lima ) tahun sekali sampai

pada tahun 1997.

Reformasi pada tahun 1998 sebagai akibat akumulasi berbagai persoalan

yang melanda Indonesia berdampak pada pengunduran diri Soeharto dari jabatan

Presiden. Selanjutnya untuk menjalankan pemerintahan ditunjuk Wakil Presiden

BJ Habibie untuk menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan termasuk tuntutan

terhadap demokrasi sebagai hak rakyat yang harus dihormati.

Berbagai perubahan dilakukan oleh BJ. Habibie, dimana salah satunya

adalah pelaksanakan Pemilu yang demokratis. Penetapan pelaksanaan Pemilu

pada tahun 1999 adalah sebagai awal periode Pemilu masa reformasi dan pada

pemilu berikutnya tahun 2004 dilakukan pemisahan yakni Pemilihan Legislatif

dan Pemilihan Presiden.

Pemilihan Umum ( Pemilu ) yang dilaksanakan oleh pemerintah secara

berkala lima tahun sekali adalah sebagai bentuk pelaksanaan kedaulatan rakyat

secara langsung untuk menentukan jalannya negara lima tahun kedepan. Bentuk

kedaulatan dimaksud adalah memilih orang – orang yang dipercaya, untuk

menjalankan roda pemerintahan. Setiap penyelenggaraan Pemilu tentunya

melibatkan seluruh warga masyarakat, oleh sebab itu Pemilu tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh yang berkembang menjelang pelaksanaannya sampai

penentuan hasilnya. karena setiap proses Pemilu adalah proses perebutan simpati

rakyat.

Adapun aktifitas yang berlangsung pada setiap penyelenggaraan Pemilu

(27)

untuk berpartisipasi. Pada kegiatan Pemilu disamping untuk menentukan calon

wakil yang akan dipilih, termasuk juga menyertakan rakyat dalam proses

pemerintahan, bahkan dalam kegiatan Pemilu yang demokratis berbagai

perubahan dapat terjadi tanpa diperhitungkan.

Dinamika yang terjadi pada setiap penyelenggaraan Pemilu sebagaimana

uraian diatas merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena :

a. Keterlibatan langsung warga masyarakat.

b. Adanya semangat untuk memenangkan pilihannya masing-masing.

c. Adanya semangat mempertahankan dan ada yang menginginkan perubahan.

d. Adanya fanatisme terhadap partai atau kontestan tertentu.

Dengan adanya kondisi demikian maka persoalan yang paling mendasar

adalah bagaimana pemilu dimaknai pada proporsi yang tepat. Hal ini sangat

dibutuhkan karena persaingan antar partai dalam Pemilu adalah untuk menarik

minat rakyat berdasarkan program partai yang dapat mewakili kehendak rakyat.

Namun karena situasi yang bernuansa persaingan maka pemilu terkadang dapat

meningkatkan rivalitas antar pendukung partai. Hal ini sangat erat kaiatannya

dengan kepentingan suatu pihak, nilai – nilai yang akan ditawarkan, keinginan dan

harapan kepada perwakilan yang didukung.

Mengingat pluralisme masyarakat di Indonesia dengan berbagai latar

belakng budaya, sangat wajar bila pengalaman pelaksanaan Pemilu menjadi

inspirasi untuk membangun sistem Pemilu yang berwatak Indonesia. Walaupun

(28)

dunia, akan tetapi dalam praktek pelaksanaan Pemilu kita perlu menyusun foramat

yang lebih efisien dan memenuhi aspek budaya masyarakat yang berkembang.

Bila dicermati berbagai pengalaman melaksanakan Pemilu tentunya kita

masih harus mengkaji lebih spesifik berbagai aspek pelaksanaannya guna

mendapatkan kwalitas Pemilu yang lebih adil dan jujur, disamping itu

pelaksanaan Pemilu sebagai komitmen demokrasi dan kedaulatan rakyat harus

pula mendidik rakyat untuk cerdas dalam memilih.

Pengalaman pelaksanaan Pemilu di Indonesia ditinjau dari aspek

demokrasi dapat dilihat pada Pemilu yang pertama yang diikuti banyak partai,

demikian pula Pemilu setelah reformasi yang diikuti banyak partai adalah bentuk

hak – hak demokrasi untuk menyalurkan aspirasinya secara lebih luas. Bila

dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilu dimasa Orde Baru yang cenderung

mengutamakan stabilitas dengan pembatasan jumlah partai, dan mengutamakan

dominasi pemerintah yang berperan sebagai penguasa akhirnya tidak mampu

bertahan.

Perbandingan fase Pemilu di Indonesia pada fase awal kemerdekaan, Orde

Baru dan Reformasi, maka jelas bahwa eksistensi rakyat sebagai pemegang

kedaulatan merupakan prinsip dasar yang tidak dapat dihilangkan, sebagaimana

tampak pada pelaksanaan Pemilu pertama dan kedua, selanjutnya setelah

(29)

b. Kedudukan Rakyat Dalam Pemilu

Rakyat sebagai unsur negara adalah bagian integral yang melekat dalam

satu kesatuan, tanpa ada rakyat maka negera tidak pernah ada. Kepentingan

negara terhadap rakyat harus menjadi dasar terlaksananya suatu pemerintahan.

Oleh sebab itu rakyat sebagaimana pemahaman demokrasi modern adalah

pemegang kedaulatan yang menentukan perjalanan negara.

Dalam konteks mewujudkan kedaulatan rakyat, maka pemerintah tidak

dapat melakukan kebijakan tanpa persetujuan rakyat. Bentuk persetujuan rakyat

dalam sistem demokrasi adalah melalui perwakilan yang duduk dalam parlemen,

dimana parlemen yang memutuskan kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan

atau tidak.

Dengan bersandar pada kedudukannya tersebut maka untuk

terselenggaranya pemerintahan yang demokratis dilaksanakan pemilihan para

wakil rakyat yang akan duduk di parlemen untuk kurun waktu tertentu. Pemilihan

para wakil rakyat tersebut dilaksanakan melalui suatu pemilihan yang

diselenggarakan secara menyeluruh yang disebut pemilihan Umum atau Pemilu.

Keberhasilan dan kesuksesan Pemilu yang dilaksanakan sangat tergantung

pada partisipasi rakyat sebagai pemilih, oleh karena itu pada setiap pelaksanaan

Pemilu dengan segala perangkat pendukungnya, pemerintah berupaya mengajak

dan menghimbau masyarakat untuk menggunakan haknya pada hari pelaksanan

(30)

c. Partai Politik Dalam Pemilu

Pemilu sebagai sarana mengaktualkan demokrasi telah berkembang

demikian pesatnya, bahkan banyak negara yang lebih dahulu melaksanakan

Pemilu tetap harus melakukan kontrol dan evaluasi dalam pelaksanaannya. Hal ini

dilakukan mengingat dalam politik terdapat dinamika baik intern maupun ekstern,

yang memungkinkan terjadi perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan

politik suatu negara. Disamping itu karena penyelenggaraannya yang melibatkan

seluruh rakyat, maka Pemilu syarat dengan berbagai kepentingan untuk menarik

simpati rakyat yang dilakukan oleh partai politik.

Timbulnya sejarah parpol diawali dari permulaan usaha penyusunan

pemerintahan sentral republik yang didasarkan atas pasal 2 I – IV Aturan

Peralihan UUD 1945 dan dengan dikeluarkannya :

1. Maklumat Pemerintah RI tanggal 3 Novembar 1945 yang berisi tentang

mendirikan parpol dalam rangka memperkuat perjuangan kemerdekaan.

Maklumat Pemerintah tersebut dimaksudkan agar kehidupan demokrasi yang

ada dalam masyarakat dapat dipimpin ke jalan yang teratur.

2. Pemerintah berharap supaya partai – partai itu telah tersusun sebelum

dilangsungkan pemilihan badan – badanperwakilan rakyat dalam bulan

Januari 1946.16

Didalam negara yang bersistem demokrasi keberadaan parpol telah

menjadi syarat mutlak, dengan adanya anggapan itu parpol telah tumbuh dan

berkembang sebagai penghubung antara rakyat disatu pihak dengan pemerintah

16

(31)

dipihak lain. Salah satu syarat terwujudnya demokrasi adalah adanya parpol yang

berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi politik masyarakat.17

“ Partai politik adalah organisasi politik yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita – cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Repulik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”.

Keberadaan partai politik dalam Pemilu menjadi sangat strategis karena

partai politik dimanifestasikan sebagai alat perjuangan untuk membela

kepentingan anggota yang notabenenya adalah rakyat. Hal ini sebagaimana

disebutkan dalam UU NO. 2 Tahun 2008 tentang partai politik yang menyebutkan

:

18

Pengertian tersebut memiliki makna bahwa landasan pendirian partai yang

paling inti adalah persamaaan kehendak dan cita – cita memperjuangkan dan

membela kepentingan anggota atau rakyat, untuk selanjutnya mengartikulasikan

keinginan anggotanya dalam bentuk formulasi politik untuk direalisasikan dalam

bentuk perjuangan menggalang suara melalui Pemilu.

17 Khoiruddin, Parpol Dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar, 2004, hal. 8.

18

(32)

d. Komisi Pemilihan Umum

Salah satu Unsur penting dalam penyelenggaraan Pemilu adalah badan

yang bersifat netral dan independen, saat ini di Indonesia telah dibentuk badan

atau lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yaitu Komisi pemilihan Umum

(KPU) dan telah melaksanakan beberapa kali Pemilu, Pemilu legislatif, Pemilu

presiden dan Pemilihan Kepala Daerah.

Komisi pemilihan Umum atau KPU dalam penyelenggaraan Pemilu diberi

kewenangan dalam hal tata laksana dan tahapan Pemilu yang akan digelar.

Sebagai lembaga penyelenggara maka keberadaan KPU diatur dalam UU Pemilu

No. 10 Tahun 2008 Bab I pasal 6 yang menyebutkan :19

Disamping penyelenggara pemilu sebagai pelaksana maka untuk dalam

hal pengawasannya pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009 unsur penting

lainnya adalah Pengawasan guna mendapatkan hasil Pemilu yang fair. Untuk itu “ Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU, adalah lembaga

penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Selanjutnya pasal 7 menyebutkan :

“ Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU provinsi dan KPU Kabupaten/Kota,

adalah penyelenggara Pemilu di provinsi dan kabupaten/kota.

e. Pengawas Pemilu

19

(33)

ditetapkan badan atau lembaga yang mangawasi yaitu badan pengawas Pemilu

untuk tingakt Pusat dan untuk daerah disebut dengan Panitia Pengawas Pemilu.20

a. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;

“Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disebut Bawaslu, adalah badan

yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.”

“Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu

Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu provinsi dan Panwaslu

kabupaten/kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi

penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi dan kabupaten/kota.”

f. Tahapan Penyelenggaraan Pemilu

Tahapan penyelenggaraan Pemilu adalah rangkaian kegiatan dalam

pelaksanaan Pemilu dimana seluruh komponen pelaksanaannya dilakukan oleh

KPU. Berikut ini adalah tahapan pennyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009.

b. Pendaftaran Peserta Pemilu;

c. Penetapan Peserta Pemilu;

d. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;

e. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota

f. Masa kampanye;

g. Masa tenang;

h. Pemungutan dan penghitungan suara;

20

(34)

i. Penetapan hasil Pemilu; dan

j. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten/kota.

g. Pemilu Sebagai Perwujudan Demokrasi

Pengertian atau istilah demokrasi sebagaimana telah diuraikan pada bab

terdahulu yang berarti ”rakyat berkuasa” adalah suatu refleksi bahwa tanpa

adanya rakyat maka demokrasi tidak ada.

Demokrasi sebagai suatu proses politik adalah untuk memberi kekuasaan

yang adil dan mutlak kepada rakyat, oleh sebab itu sebagai suatu proses politik

maka demokrasi sangat dinamis. Hal ini dapat dilihat diberbagai negara termasuk

Indonesia dalam pelaksanaan demokrasi, indikasi perkembangan dan nilai

maupun aksentuasi demokrasi sudah mengalami perkembangan yang telah jauh

dari makna kelahirannya.

Perkembangan demokrasi modern semakin banyak mempengaruhi

berbagai negara ketika ide kedaulatan rakyat dari Rosseau berkembang sebagai

pola dan sistem pelaksanaan demokrasi, sebagaimana disebutkan : ” Yang

berdaulat ialah rakyat, sedangkan pemerintah hanya menjadi wakilnya saja,

apabila pemerintah tidak menjalankan urusannya sesuai kehendak rakya, maka

pemerintah itu harus diganti”21

Perkembangan demokrasi selanjutnya semakin mengilhami banyak negara

untuk menerapkannya, sebagai bagian integral dari kedaulatan rakyat, sedangkan

hak hak demokrasi dalam pelaksanaannya adalah ikut sertanya rakyat dalam .

21

(35)

menentukan kebijakan pemerintah yang implementasinya adalah berpartisipasi

dalam Pemilu. Dalam hal ini maka Indonesia telah menjadikan demokrasi sebagai

kerangka dasar kehidupan bernegara, sebagaimana konsep dasar demokrasi yang

sangat dominan dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila dan batang tubuh UUD

1945.

Dalam konteks pemahaman sebagaimana uraian diatas maka dalam sistem

demokrasi, yang berperan penting dan fundamental adalah rakyat, untuk

menghidupkan demokrasi yang menjadi komitmen bangsa, maka rakyat harus

aktif berperan mendorong tumbuhnya demokrasi yang lebih baik. Hal ini dapat

dilakukan melalui saluran yang tersedia yakni partai politik sebagai sarana

menyalurkan aspirasi anggota masyarakat atau rakyat secara sah.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

pengumpulan data yang diperoleh dari :

1. Library Research ( Penelitian Kepustakaan )

Yaitu pengkajian terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif

tahun 2009 berdasarkan sumber tertulis dan sumber lainnya seperti buku – buku

yang terkait dengan penulisan, Undang – Undang maupun bahan – bahan

(36)

2. Penelitian Lapangan ( Field Research )

a. Lokasi Penelitian

Pilihan lokasi adalah Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

b. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang di dalamnya terdapat

sejumlah objek yang dapat dijadikan sebagai sumber data yang dapat memberikan

data – data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini populasi.adalah yang terdaftar

sebagai pemilih di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipandang dapat mewakili

populasi sebagai sumber data, semakin banyak sampel yang diambil akan

diperoleh data yang semakin representatif. Dalam hal ini penulis menggunakan

sampel wilayah dengan mengambil sampel wakil dari setiap Kelurahan sebanyak

50 Orang.

Untuk seluruh Kecamatan Binjai Timur terdapat 7 ( Tujuh ) Kelurahan

sebagai populasi maka sebagai sampel adalah 350 Orang. Sampel wilayah adalah

teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah

yang terdapat dalam populasi.22

22

(37)

3. Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang akurat perlu ditetapkan alat pengumpul data

dimana dalam penulisan ini penulis melakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara ( Interview )

Penulis mengadakan wawancara langsung yaitu dengan mengajukan

pertanyaan – pertanyaan sebagai pelengkap informasi sehingga diperoleh data –

data yang jelas.

b. Kuisioner ( Angket )

Pengumpulan data melalui angket yang berisikan pertanyaan – pertanyaan

tertulis kepada responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian ini.

Dalam hal ini penulis menggunakan angket berstruktur berbentuk pilihan

berganda serta menggunakan skala penilaian.

4. Organisasi Pengolah Data

Untuk mengolah data yang terkumpul sesuai dengan yang diperlukan

dalam penelitian ini, maka dilakukan tahap pengorganisasian pengolahan data

yang meliputi:

a. Klassifikasi Data

Dari jawaban responden yang terkumpul melalui angket yang

diklasifikasikan dengan cara memberi kode pada jawaban responden, kemudian

(38)

b. Tabulasi Data

Setelah data diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah

penyusunan atau pentabulasian data pada tabel yang tersedia.

c. Analisis Data

Setelah pentabulasian data akan dapat diketahui ada tidaknya masalah atau

besarnya setiap masalah yang ada. Untuk memberikan arti terhadap data yang

disajikan, maka data tersebut dianalisa dan diinterpretasikan.

d. Penghitungan.

Penghitungan dilakukan dengan frekwensi dari jawaban kemudian

dimasukkan ke dalam skor bobot nilai dari opsi pilihan jawaban yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

- Jawaban a diberi nilai tiga

- Jawaban b diberi nilai dua

- Jawaban c diberi nilai satu

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara untuk memudahkan atau

menyederhanakan pengolahan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

dimengerti. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik analisis korelasi untuk mengolah data kualitatif menjadi data kuantitatif (

(39)

Penerapan sistem suara terbanyak terhadap pelaksanaan demokrasi

dipergunakan rumus statistik Product Moment Pearson :

n Σxy – ( Σx )( Σy )

Гxy =

√ ( n Σx ² - (Σx²)(n.Σy ² - ( Σy ) ²) Г = Korelasi ( hubungan )

N = Jumlah Responden

X = Skor Variabel Bebas yaitu Penerapan sistem suara terbanyak

Y = Skor Variabel terikat yaitu Pelaksanaan demokrasi

Selanjutnya hasil yang diperoleh diuji dengan rumus t

Гxy n - 2 t =

1 – ( Гxy )²

t = Harga untuk sampai berkorelasi

r = Koefisien korelasi

(40)

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan diuraikan dalam deskriptif yang terdiri

dari :

BAB I. : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Ruang

Lingkup, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori,

Kerangka Konseptual, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN BINJAI TIMUR

Bab ini berisi Deskripsi Kota Binjai, Wilayah, Perwakilan di

Legislatif, Partai Peserta Pemilu Pelaksanaan Pemilihan,

Penghitungan Suara, Penetapan Calon Terpilih.

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini berisi hasil penelitian dalam bentuk penyajian hasil

penelitian dan pembahasan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(41)

BAB II

DESKRIPSI KECAMATAN BINJAI TIMUR

A. Gambaran Umum Binjai

Kota Binjai termasuk kategori Kota Sedang terletak pada garis lintang

98027”03” - 98027”32” BT dan 3031’40” - 3040”02” LU. ditandai dengan 3 (Tiga)

Sungai yang mengalir yaitu Sungai Bingai, Sungai Mencirim dan Sungai

Bangkatan. Luas wilayahnya 9.023,62 ha. Terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan

dengan jumlah kelurahan sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) kelurahan dan total

jumlah penduduk berdasarkan statistik diperkirakan saat ini lebih kurang 245.000

Jiwa. Sebagai Kota yang terletak pada lintasan antara Sumatera Utara dan

Nangroe Darussalam ( NAD ), Keberadaannya sebagai wilayah pendukung salah

satu kabupaten yang langsung berbatasan yakni Kabupaten Langkat, khususnya

Langkat Hulu dengan Medan dengan Batas Wilayah antara lain :

 Sebelah Timur : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Selatan : Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Utara : Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

(42)

B. Wilayah

Wilayah Kota Binjai terdiri dari 5 ( Lima Kecamatan ) antara lain :

1. Kecamatan Binjai Kota 7 Kelurahan

2. Kecamatan Binjai Timur 7 Kelurahan

3. Kecamatan Binjai Utara 9 Kelurahan

4. Kecamatan Binjai Barat 6 Kelurahan

5. Kecamatan Binjai Selatan 8 Kelurahan

Sebagai wilayah dengan heterogenitas penduduknya, dan minimnya

sumberdaya alam maka masyarakat Kota Binjai pada umunya didominasi oleh

pedagang dan usaha mandiri serta industri rumah tangga, dan sebagian pekerja

swasta, tani maupun atau buruh.

Dengan kondisi masyarakatnya yang demikian maka tingkat kemandirian

masyarakatnya cukup tinggi, bahkan mempengaruhi sikap masyarakat pemilihnya

yakni tidak mudah terpengaruh terhadap kondisi politik yang cenderung

indoktrinasi untuk mempengaruhi pemikiran rakyat sebagai pemilih, sehingga

dalam menentukan pilihan akan lebih fair berdasarkan logika dan pemikiran yang

objektif.

Dengan dasar tersebut menurut hemat penulis sangat representatif bila

dijadikan wilayah penelitian, sehingga akan didapat data yang mendekati

(43)

Dalam penelitian ini penulis memilih salah satu kecamatan yang menjadi

wilayah penelitian yaitu Kecamatan Binjai Timur dengan alasan :

1. Penulis telah mengenal kondisi wilayahnya.

2. Wilayah penelitian mudah dijangkau

3. Jumlah Kelurahan dalam kecamatan dalam range tengah.

4. Tingkat pendidikan masyarakatnya relatif sudah baik.

5. Tingkat pendapatan masyarakatnya relatif memadai.

Indikator yang penulis kemukakan diatas sebagai dasar untuk melakukan

penelitian ini bertujuan agar penelitian ini lebih objektif dan dapat meminimalisasi

bias yang dapat mengurangi validitas penelitian.

C. Perwakilan di Legislatif

Adapun lembaga legislatif sebagai perwakilan rakyat Kota Binjai adalah

sebanyak 30 kursi, dan berdasarkan hasil Pemilu legislatif 2009 yang

menggunakan sistem suara terbanyak menunjukkan tingkat partisipasi yang cukup

tinggi.

Dari total jumlah penduduk sebanyak 245.000 Jiwa terdapat jumlah

pemilih sebanyak 165.000 jiwa. Dan untuk Kecamatan Binjai Timur terdapat

34.300 Pemilih, dari hasil pemilu yang dilaksanakan termasuk dalam kategori

(44)

D. Partai Peserta Pemilu

Dalam pelaksanaan Pemilu legislatif 2009 di Kota Biinjai terdapat 38

partai yang berhak mengikuti Pemilu legislatif 2009 berdasarkan verifikasi oleh

KPU antara lain :

6. Partai Barisan Nasional

7. PKPI

8. PKS

9. PAN

10.PIB

11.Partai Kedaulatan

12.Partai Persatuan Daerah

13.PKB

14.Partai Pemuda Indonesia

15.PNI Marhaen

16.Partai Demokrasi Pembaruan

17.Partai Karya Perjuangan

18.Partai Matahari bangsa

19.Partai Nasional Demokrasi Indonesia

20. Partai Demokrasi Kebangsaan

21. Partai Republika Nusantara

22. Partai Pelopor

33. Partai Inndonesia Sejahtera

34. PKNU

35. Partai Merdeka

36. PNUI

37. PSI

38. PBSI

Dari gambaran tersebut diatas telah mendorong penulis untuk melakukan

penelitian tentang wujud demokrasi pada salah satu wilayah kecamatan yaitu

kecamatan Binjai Timur terkait penerapan sistem suara terbanyak pada Pemilu

(45)

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Hasil Kuisioner

Dalam pembahasan ini penulis akan merujuk pada sistem penyajian data

yang diperoleh dari hasil jawaban responden tahun 2010 melalui metode

pengumpulan data berupa kuisioner dengan menyebarkan angket pertanyaan

kepada yang diambil berdasarkan sampel wilayah yang diwakili sebanyak 50

orang setiap kelurahan, sesuai dengan data hasil jawaban responden sebanyak 350

orang dengan perincian pria sebanyak 200 orang dan wanita sebanyak 150 orang.

Adapun quesioner yang penulis harapkan untuk dijawab oleh para

responden adalah terdiri dari 20 pertanyaan yang masing – masing terdiri dari

variabel X sebanyak 10 pertanyaan dan variabel Y sebanyak 10 pertanyaan,

dengan demikian hubungan dari kedua variabel tersebut ingin penulis ketahui

dengan menggunakan suatu uji hipotesis. Untuk jawaban masing – masing

digolongkan ke dalam 3 katagori yaitu :

Tabel 1

Kategori Setiap Item Pertanyaan

Jawaban Nilai Kategori

A

B

C

3

2

1

Tinggi

Sedang

(46)

a. Penyajian Data Identitas Responden

Keadaan responden pada saat dilakukan penelitian dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1

Sumber : Hasil Jawaban Responden 2010

2. Berdasarkan Jenjang Pendidikan Responden

Tabel 3

Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase

1

Sumber : Hasil Jawaban Responden 2010

B. Berdasarkan Usia Responden

Tabel 4

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

(47)

Tabel 5

b. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Sistem Suara Terbanyak ( X ) N

1. Menurut Bapak / Ibu apakah Pemilu legislatif 2009 dengan sistem suara terbanyak sudah dilaksanakan

2 Apakah pelaksanaan Pemilu

Legislatif 2009 dengan suara terbanyak sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan ?

Menurut Bapak / Ibu apakah aturan yang ditetapkan pada Pemilu Legislatif 2009 sudah mencukupi ?

259

Apakah pelaksanaan sistem suara terbanyak Pemilu Legislatif 2009 sesuai demokrasi Pancasila ?

294

Menurut Bapak/ Ibu apakah Partai menempatkan calon yang berkwalitas untuk berpeluang mendapatkan suara terbanyak pada pada Pemilu Legislatif 2009 ?

280

Apakah Pemilu Legislatif 2009 dengan Sistem Suara terbanyak lebih dapat dipertanggungjawabkan

Menurut Bapak / Ibu apakah pada Pemilu Legislati 2009 KPU melaksanakan pendidikan / Penyuluhan kepada Masyarakat ?

301

8 Apakah Pendidikan / Penyuluhan tersebut bermanfaat ?

Menurut Bapak / Ibu apakah penyelenggara Pemilu Legislatif 2009 sudah memberikan informasi kepada Masyuarakat ?

10 Apakah informasi tersebut sudah

(48)

Tabel 6

c. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Demokrasi ( Y ) N

1. Menurut Bapak / Ibu apakah Pemilu Legislatif 2009 sudah berjalan sesuai prinsip demokrasi ?

2 Apakah Pemilu Legislatif 2009 dengan suara terbanyak dapat memuaskan pemilih?

Menurut Bapak / Ibu apakah Pemilu Legislatif 2009 dapat meningkatkan jumlah Pemilih?

Apakah dalam Pemilu Legislatif 2009 Pemilih sudah mengetahui sistem yang dilaksanakan?

Menurut Bapak / Ibu apakah Pemilu legislatif 2009 dilaksanakan dengan jujur ?

Apakah Pemilu legislatif 2009 sudah memenuhi kwalitas yang

Apakah Pemilu 2009 sudah memenuhi aspirasi bapak / ibu terhadap calon yang dipilih?

315

Apakah suara terbanyak tersebut sudah sesuai dengan kehendak bapak/ibu ?

Menurut Bapak / Ibu, apakah Pemilu 2009 sudah lebih baik dari pemilu sebalumnya ?

10 Apakah Pemilu 2009 hasilnya sudah

mewakili aspirasi rakyat ?

(49)

B. Pembahasan

Pembahasan dilakukan bersumber dari data yang dihasilkan dari

pertanyaan sebaran quesioner, jumlah pertanyaan keseluruhan sebanyak 20, setiap

variabel masing – masing 10 pertanyaan dan masing – masing pertanyaan

memiliki nilai berbeda yang perinciannya :

Untuk jawaban a mempunyai skor 3

Untuk jawaban b mempunyai skor 2

Untuk jawaban c mempunyai skor 1

Adapun tabel yang berhubungan antara variabel bebas ( X ) dengan

variabel terikat ( Y ) adalah sebagai berikut :

Dari tabulasi jawaban di atas, Variabel X Sistem Suara Terbanyak, nilai

tertinggi adalah angka 30, sedangkan nilai terendah angka 25. Angka ini dijadikan

dasar untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden tergolong

cukup tinggi, sedang dan rendah, maka dicari lebar intervalnya.

Skor tertinggi – skor terendah = 30 – 25 = 1,67

Banyaknya Bilangan 3

Selanjutnya lebar interval tersebut digunakan untuk membatasi 3 ( tiga )

kategori yang digunakan yaitu :

1. Kategori Tinggi = 28,38 – 30,05

2. Kategori Sedang = 26,68 – 28,37

(50)

Selanjutnya kategori tersebut dimuat ke dalam tabel frekuensi sebagai

berikut :

Tabel 7

Klassifikasi Frekuensi Jumlah Nilai Jawaban Responden Tentang Variabel X ( Sistem Suara Terbanyak )

Nilai Jawaban Kategori Frekuensi Persentase

28,38 –30,05

Sumber : Jawaban Responden, Diolah.

Dari tabel 26 di atas, bahwa sebanyak 196 responden atau 56 %

menyatakan Penerapan Sistem Suara terbanyak termasuk dalam kategori tinggi,

dan sebanyak 126 responden atau 36 % menyatakan Penerapan Sistem Suara

terbanyak dalam kategori sedang, dan sebanyak 28 orang atau 8 % menyatakan

rendah.

Demikian pula untuk Variabel Y yaitu demokrasi, bahwa hasil jawaban

menunjukkan nilai tertinggi adalah angka 30, sedangkan nilai terendah angka 23.

dan lebar intervalnya.

Skor tertinggi – skor terendah = 30 – 23 = 2,33

Banyaknya Bilangan 3

Selanjutnya lebar interval tersebut digunakan untuk membatasi 3 ( tiga )

(51)

1. Kategori Tinggi = 27,68 - 30,01

2. Kategori Sedang = 25,34 – 27,67

C. Kategori Rendah = 23,00 – 25,33

Selanjutnya kategori tersebut dimuat kedalam tabel frekuensi sebagai

berikut :

Tabel 8

Klassifikasi Frekuensi Jumlah Nilai Jawaban Responden Tentang Variabel Y ( Wujud Demokrasi )

Nilai Jawaban Kategori Frekuensi Persentase

27,68 - 30,01

Sumber : jawaban Responden, Diolah.

Dari tabel 28 di atas, bahwa sebanyak 280 responden atau 80 %

menyatakan Pemilu legilatif 2009 demokratis termasuk dalam kategori tinggi, dan

sebanyak 56 responden atau 16 % menyatakan demokratis dalam kategori

sedang, dan sebanyak 14 orang atau 4 % dalam kategori rendah .

Selanjutnya korelasi antara Penerapan system suara terbanyak dengan

Demokrasi menurut rumus korelasi product moment pearson adalah :

N Σx Σy Σy² Σy² Σxy Σ(X)² Σ(Y)²

(52)

Data selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus :

n Σxy – ( Σx )( Σy ) Гxy =

√ ( n Σx² - (Σx²)(n.Σy ² - ( Σy ) ²)

350 (194700 ) - ( 6969 )( 6965 )

Гxy =

√ { 350. 194320 – 48566961 ) (350. 195255 – 48511225 )

68145000 – 48539085 Гxy =

√ (19445039)( 19828025)

19605915

Гxy =

√ 385556719417975

19605915

Гxy =

19635598,27

Гxy = 0,998

Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa antara variabel bebas yaitu

Sistem Suara terbannyak dengan variabel terikat yaitu wujud demokrasi adalah t,

untuk dapat diketahui bahwa dari tabel Гxy pada N = 350 yaitu t.

Bahwa antara variabel bebas ( x ) dengan variabel terikat ( y )

efektifitasnya positip dalam kategori sangat kuat, hal ini dapat dilihat sebagai

(53)

Tabel 9

Interpretasi Korelasi Product Moment

R Interpretasi Ada / Sangat Rendah Sumber : Sugiyono14

t =

1 – ( Гxy )²

t = Harga untuk sampai berkorelasi

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

0,998 n - 2

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan sebelumnya, maka

dilakukan uji t dengan rumus :

Гxy n - 2

(54)

18,61 t =

0,997

t = 18.665

Dari hasil uji t tersebut lalu dihitung apakah uji t lebih besat atau lebih

kecil dari t tabel dengan anggapan dasar sebagai berikut :

N = 350

Dk = N-2

Dk = 348

Selanjutnya untuk taraf signifikan 5 % dan derajat kepercayaan 95 % maka

untuk dk 348 adalah t = 1,645. Dari hasil pengujian ternyata

t

Hitung

>

dari

t

Tabel

yaitu 18,665 > 1,645. Oleh karena itu Ha diterima, dan hasil uji tersebut

menyimpulkan bahwa adanya pengaruh yang kuat antara Sistem Suara terbanyak

dengan Demokrasi.

Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan pada pada hipotesis uji di atas

dapat dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho, maka hipotesis

nol yang menyatakan tidak ada pengaruh antara Sistem Suara terbanyak dengan

Demokrasi. ditolak dan hipotesis alternatif diterima, maka hipotesis penelitian

yang menyatakan sistem suara terbanyak adalah wujud demokrasi dapat diterima.

Oleh karena itu koefisien antara sistem suara terbanyak dengan demokrasi

sebesar 0,998 adalah signifikan, artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan

atau dapat berlaku pada populasi pemilih di kecamatan Binjai Timur dimana

(55)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Pemilu merupakan bagian dari kepentingan rakyat untuk

melaksanakan hak demokrasi dan kedaulatannya sebagai penentu arah dan

jalannya negara yang dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Pemilu dan demokrasi adalah satu kesatuan yang saling terkait untuk

menempatkan wakil – wakil rakyat dalam parlemen.

3. Hasil penelitian dengan perhitungan rxy pada 0,998 berarti penerapan

system suara terbanyak berada pada kategori kuat dan terbukti sebagai

perwujudan demokrasi pada pemilu legislatif 2009

4. Dari hasil perbandingan, ternyata

t

Hitung

>

dari

t

Tabel yaitu 18,665 >

1,645 maka antara variabel bebas ( X) dengan variabel ( Y ) adalah

berada pada level yang kuat.

5. Pengujian dengan rumus t membuktikan Sistem suara terbanyak

merupakan wujud demokrasi yang dipilih oleh rakyat.

B. Saran – saran.

1. Bahwa penerapan suara terbanyak pada Pemilu agar dapat ditingkatkan

kwalitasnya untuk terwujudnya demokrasi yang ideal.

2. Dalam hal kualitas dan kuantitas maka Pemilu Legislatif 2009 telah cukup

(56)

3. Dengan adanya hubungan yang kuat antara penerapan system suara

terbanyak dengan wujud demokrasi, maka kepercayaan rakyat menjadi

bagian penting yang harus diutamakan.

4. Kepada masyarakat diharapkan dapat menghindari perbuatan tercela dalam

Gambar

Tabel  1  Kategori Setiap Item Pertanyaan
Tabel  2  Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5
Tabel 6
+4

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis2. Kata kunci:

fotodegradasi MB paling besar karena fotokatalis mampu menyerap energi matahari secara optimal sehingga dapat menghasilkan radikal hidroksil ( ∙ OH) lebih banyak

Faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien ARDS yang di RSCM adalah tidak menggunakan ventilator mekanik dalam 48 jam sejak diagnosis ARDS, ARDS karena sepsis, dan skor APACHE

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang Posyandu sebagian besar dikategorikan baik sebanyak 19 orang (63,33%), keaktifan ibu mengikuti Posyandu sebagian

Bagian ini terdiri dari peralatan terminal, fasilitas parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan sirkulasi penumpang, pengujung dan barang. 1) Peralatan bagi

Berdasarkan bunyi Pasal 2 ayat 1, yang menyatakan bahwa “debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat

kamis tgl 15 januari 2015, pukul 13.00 wita, pekerjaan sebagai Nelayan... Menurut Ibu Jumira Manoso. Pendidikan agama Islam itu tugas dari guru agama di sekolah, karena kita para

PROFIL SUBJECTIVE WELL BEING GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..