• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Menstruasi dengan Konsentrasi Hemoglobin pada Mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Menstruasi dengan Konsentrasi Hemoglobin pada Mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 Tahun 2010"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MENSTRUASI DENGAN KONSENTRASI

HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI FK USU-ACMS

ANGKATAN 2007 DAN FK UKM-ACMS ANGKATAN 2009

TAHUN 2010

Oleh:

SYAZWANA BINTI ZAINAL ABIDIN 070100419

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN MENSTRUASI DENGAN KONSENTRASI

HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI FK USU-ACMS

ANGKATAN 2007 DAN FK UKM-ACMS ANGKATAN 2009

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SYAZWANA BINTI ZAINAL ABIDIN 070100419

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Menstruasi dengan Konsentrasi Hemoglobin pada Mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 Tahun 2010

NAMA : SYAZWANA BT ZAINAL ABIDIN NIM : 070100419

Pembimbing

(dr Yunita Sari Pane, M Si) NIP: 19710620 200212 2 001

Penguji I

(dr Sri Sofyani, Sp A(K)) NIP: 140328817

Penguji II

(dr Yahwardiah, PhD) NIP: 19550807 198523 2 001

Mengetahui:

Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran

Dekan

(4)

ABSTRAK

Proses menstruasi akan mengakibatkan kehilangan darah dari tubuh. Menurut teori, proses kehilangan darah akan menyebabkan perubahan konsentrasi hemoglobin. Hal ini menyebabkan seseorang berasa lelah, kekurangan stamina dan kadang kelihatan pucat dan tidak bermaya.

Secara umumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan menstruasi dengan konsentrasi hemoglobin pada mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 tahun 2010.

Penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional study ini dilakukan ke atas mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan mahasiswi FK UKM-ACMS Angkatan 2009 di Kampus Allianze College of Medical Sciences, Kepala Batas, Pulau Pinang yang memiliki siklus haid yang normal dan memenuhi kesemua kriteria inklusi.

Data yang diperoleh dianalisa dengan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dimana hubungan antara menstruasi dan konsentrasi hemoglobin diuji dengan Uji T Dependen.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai uji T dependen ialah p< 0.05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan menstruasi dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Oleh yang demikian, minimalnya setiap wanita yang menstruasi harus mempertahankan pola diet yang dijalaninya pada saat tidak menstruasi agar tidak terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin yang berlebihan.

(5)

ABSTRACT

Menstrual process can cause blood lose from the body. Theorically, blood lose process will cause changes in the hemoglobin concentration. If this happens, the person can feel exhausted, lack of stamina and sometimes looked pale and fatigue.

Generally, this research is conducted in order to investigate the effect of menstruation on the hemoglobin concentration among FK USU-ACMS 2007 Batch and FK UKM-USU-ACMS 2009 Batch students in the year 2010.

This research is an analitical study carried out cross sectionally on the students of FK USU-ACMS 2007 Batch and FK UKM-ACMS 2009 Batch at Allianze College of Medical Sciences Campus, Kepala Batas, Pulau Pinang who has a normal menstrual cycle and fulfill all the inclusion criteria.

The collected data was analyzed by using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) computer program where the effects of menstruation on hemoglobin concentration is being tested by Dependent T Test.

In this study, the p value yield from the dependent T test is p<0.05, showing that there is a relation between menstruation and the low hemoglobin concentration. Therefore, all menstruating women are advised to maintain their diet intake during non-menstrual phase so that there will be no significant differences in their hemoglobin concentration.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap Allah SWT, yang tidak henti-hentinya memberikan kurnia-Nya sehingga penelitian ini telah selesai disusun tepat pada waktunya. Adapaun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Hubungan Menstruasi dengan Konsentrasi Hemoglobin pada Mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan Mahasiswi FK UKM-ACMS Angkatan 2009 Tahun 2010”. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Saya menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, khususnya dr. dr. Yunita Sari Pane, MSi dan dr. Mutiara Indah Sari, MKes selalu dosen pembimbing. Selain itu, saya juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga terutamanya kedua orang tua saya, Tuan Haji Zainal Abidin bin Joid, PPT dan Puan Maimun binti Mat Yit, serta rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan untuk penelitian ini.

Akhir kata, saya sadar bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan berbagai keterbatasan yang saya miliki. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan perbaikan di masa yang akan datang dan penulis juga mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Kepala Batas, 18 November 2010,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 1 PENDAHULUAN...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 2.1 Hemoglobin...

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.... 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 3.2 Definisi Operasional...

15 15 15

BAB 4 METODE PENELITIAN... 4.1 Jenis Penelitian...

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5.1 Hasil Penelitian... 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel... 5.1.3 Distribusi Konsentrasi Hemoglobin pada Hari Ke-2

(8)

Siklus Menstruasi... 5.1.4 Distribusi Konsentrasi Hemoglobin pada Hari Ke-16

Siklus Menstruasi... 5.1.5 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin Pada Hari ke-2

Siklus Menstruasi... 5.1.6 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin Pada Hari ke-16

Siklus Menstruasi... 5.1.7 Perbandingan Konsentrasi Hemoglobin Antara Hari

ke-2 dan Hari ke-16 Siklus Menstruasi... 5.1.8 Selisih Konsentrasi Hemoglobin Antara Hari ke-2 dan Hari ke-16 Siklus Menstruasi... 5.1.9 Hasil Analisis Statistik... 5.2 Pembahasan... 5.2.1 Menstruasi... 5.2.2 Konsentrasi Hemoglobin Pada Saat Menstruasi... 5.2.3 Konsentrasi Hemoglobin Pada Saat Tidak Menstruasi.. 5.2.4 Perbedaan Konsentrasi Hemoglobin Pada Saat

Menstruasi dan Tidak Menstruasi... 5.2.5 Selisih Konsentrasi Hemoglobin Antara Saat

Menstruasi dan Saat Tidak Menstruasi... 5.2.6 Perbedaan Rata-rata Konsentrasi Hemoglobin...

21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 6.1 Kesimpulan... 6.2 Saran...

31 31 31

DAFTAR PUSTAKA... 33

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Tahap Keparahan Anemia Menurut Konsentrasi

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

5.1 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2... 23 5.2 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-16... 24 5.3 Perbandingan Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2 dan Hari

(11)

ABSTRAK

Proses menstruasi akan mengakibatkan kehilangan darah dari tubuh. Menurut teori, proses kehilangan darah akan menyebabkan perubahan konsentrasi hemoglobin. Hal ini menyebabkan seseorang berasa lelah, kekurangan stamina dan kadang kelihatan pucat dan tidak bermaya.

Secara umumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan menstruasi dengan konsentrasi hemoglobin pada mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 tahun 2010.

Penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional study ini dilakukan ke atas mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan mahasiswi FK UKM-ACMS Angkatan 2009 di Kampus Allianze College of Medical Sciences, Kepala Batas, Pulau Pinang yang memiliki siklus haid yang normal dan memenuhi kesemua kriteria inklusi.

Data yang diperoleh dianalisa dengan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dimana hubungan antara menstruasi dan konsentrasi hemoglobin diuji dengan Uji T Dependen.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai uji T dependen ialah p< 0.05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan menstruasi dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Oleh yang demikian, minimalnya setiap wanita yang menstruasi harus mempertahankan pola diet yang dijalaninya pada saat tidak menstruasi agar tidak terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin yang berlebihan.

(12)

ABSTRACT

Menstrual process can cause blood lose from the body. Theorically, blood lose process will cause changes in the hemoglobin concentration. If this happens, the person can feel exhausted, lack of stamina and sometimes looked pale and fatigue.

Generally, this research is conducted in order to investigate the effect of menstruation on the hemoglobin concentration among FK USU-ACMS 2007 Batch and FK UKM-USU-ACMS 2009 Batch students in the year 2010.

This research is an analitical study carried out cross sectionally on the students of FK USU-ACMS 2007 Batch and FK UKM-ACMS 2009 Batch at Allianze College of Medical Sciences Campus, Kepala Batas, Pulau Pinang who has a normal menstrual cycle and fulfill all the inclusion criteria.

The collected data was analyzed by using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) computer program where the effects of menstruation on hemoglobin concentration is being tested by Dependent T Test.

In this study, the p value yield from the dependent T test is p<0.05, showing that there is a relation between menstruation and the low hemoglobin concentration. Therefore, all menstruating women are advised to maintain their diet intake during non-menstrual phase so that there will be no significant differences in their hemoglobin concentration.

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap siklus menstruasi, diperkirakan seorang wanita akan kehilangan rata-rata kurang dari 60 mL darah (Fraser et al., 2001). Salah satu komposisi bahan yang terkandung dalam darah yang keluar melalui siklus menstruasi adalah ferum dan diperkirakan sebanyak 0.5-0.7 mg ferum dieksresikan per hari (Murphy et al., 2005).

Diketahui bahawa kadar ekskresi ferum adalah lebih tinggi pada wanita yang sedang menstruasi (Hunt et al., 2009) berbanding dengan wanita yang sedang tidak menstruasi.

Penurunan jumlah ferum di dalam tubuh melalui proses menstruasi yang fisiologis sedikit sebanyak akan mempengaruhi konsentrasi hemoglobin dalam tubuh seseorang. Konsentrasi hemoglobin yang rendah di dalam tubuh akan menyebabkan seseorang berasa lelah, kekurangan stamina dan kadang kelihatan pucat dan tidak bermaya (Klein et al., 2006). Sel darah merah atau eritrosit mengandungi sejenis protein yang disebut sebagai hemoglobin. Hemoglobin terbentuk dari empat rantai polipeptida. Pada orang dewasa, terdapat dua rantai alfa (α) globin dan dua rantai beta (β) globin, yaitu α2β2 (Siamak, 2010). Rantai-rantai globin ini akan bergabung dengan heme yang terhasil daripada kombinasi protoporfirin dan ferum untuk membentuk hemoglobin (Murphy et al., 2005).

Hemoglobin mempunyai peranan yang sangat penting karena berfungsi dalam pengikatan oksigen yang perlu didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh (Murphy et al., 2005). Jumlah konsentrasi hemoglobin yang adekuat akan mengoptimumkan distribusi oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

(14)

normal adalah 12-16 g/dL. Konsentrasi hemoglobin dalam tubuh seseorang dapat menurun akibat defisiensi vitamin dan zat besi yang dikenali sebagai ferum, defisiensi hormon seperti hormon tiroid dan testosterone, penyakit kronis seperti gagal ginjal, kanker dan Crohn’s disease, penyakit autoimun seperti lupus, efek samping dari penggunaan obat seperti kemoterapi dan juga akibat pendarahan akut atau kronis (Ruben, 2008).

Menurut satu studi yang dijalankan oleh Kim et al. pada tahun 1993 terhadap 1712 orang wanita yang berusia 18-44 tahun, ditemukan bahwa nilai mean hemoglobin adalah paling rendah pada saat wanita ini sedang menstruasi dan adalah paling tinggi ketika fase luteal.

Orang yang berpendidikan rendah mempunyai resiko menurunnya konsentrasi hemoglobin 2.05 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan sedang dan tinggi. Apabila dilihat dari faktor resiko maka wanita yang menikah berisiko mempunyai konsentrasi hemoglobin lebih rendah sebanyak 3.32 kali dibandingkan dengan yang belum menikah (Mulyawati, 2003).

1.2. Rumusan Masalah

Apakah menstruasi akan mempengaruhi penurunan konsentrasi hemoglobin pada mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 tahun 2010?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(15)

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini dapat:

1. Mengukur konsentrasi hemoglobin sampel penelitian pada saat menstruasi.

2. Mengukur konsentrasi hemoglobin sampel penelitian pada saat tidak menstruasi.

3. Menentukan apakah konsentrasi hemoglobin sampel penelitian berada pada batas normal atau anemia.

4. Mengukur seberapa besar kenaikan konsentrasi hemoglobin dari saat menstruasi ke saat tidak menstruasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Peneliti, supaya dapat mencari hubungan antara menstruasi dengan penurunan konsentrasi hemoglobin serta menimba pengalaman melakukan penelitian.

2. Sampel penelitian, supaya mengetahui tahap kesehatan tubuhnya dan dapat melakukan intervensi untuk mempertahankan kesehatan tubuh pada saat menstruasi.

3. Bidang penelitian dan pendidikan, supaya hasil informasi yang

didapatkan akan dapat digunakan untuk membantu penelitian lanjutan dan memperkembangkan ilmu pegetahuan lainnya.

BAB 2

(16)

2.1 Hemoglobin 2.1.1 Definisi

Hemoglobin adalah protein respiratori yang telah diidentifikasi pada tahun 1862 oleh Felix Seyler. Beliau menemukan spektrum warna hemoglobin dan membuktikan bahwa warna ini adalah yang memberikan warna pada darah. Protein yang terdapat dalam sel darah merah ini bertanggungjawab menjalankan fungsi utama mengangkut oksigen ke jaringan dan membawa karbon dioksida kembali ke paru. Komponen utama hemoglobin adalah heme dan globin.

Hemoglobin yang normal pada dewasa adalah hemoglobin A yang terdiri dari empat kelompok heme dan empat rantai polipeptida dengan jumlah keseluruhan 547 asam amino. Rantai polipeptida ini mempunyai dua rantai alfa dan dua rantai beta. Setiap rantai ini akan mengikat satu kelompok heme. Satu rantai alfa terbentuk daripada 141 asam amino manakala satu rantai beta pula terbentuk daripada 146 asam amino (Turgeon, 2005).

2.1.2 Sintesa

Hemoglobin disintesa semasa proses maturasi eritrositik. Proses sintesa heme berlaku dalam semua sel tubuh manusia kecuali eritrosit yang matang. Pusat penghasilan utama bagi heme (porfirin) adalah sumsum tulang merah dan hepar. Heme yang terhasil dari prekursor eritroid adalah identik dengan sitokrom dan mioglobin.

(17)

oleh enzim ALA-sintetase. Aktivitas enzim ini pula dipengaruhi oleh eritropoietin dan kofaktor piridoksal fosfat (vitamin B6).

Setelah pembentukan delta-ALA di mitokondria, reaksi sintesis terus dilanjutkan di sitoplasma. Dua molekul ALA berkondensasi untuk membentuk monopirol porfobilinogen (PBG). Enzim ALA dehidrase mengkatalisir enzim ini. Untuk membentuk uroporfirinogen I atau III, empat molekul PBG dikondensasikan menjadi siklik tetrapirol. Isomer tipe III dikonversi melalui jalur koproporfirinogen III dan protoporfirinogen menjadi protoporfirin.

Langkah terakhir yang berlangsung di mitokondria melibatkan pembentukan protoporfirin dan penglibatan ferum untuk pembentukan heme. Empat daripada enam posisi ordinal ferro menjadi chelating kepada protoporfirin oleh enzim heme sintetase ferrocelatase. Langkah ini melengkapkan pembentukan heme, yaitu komponen yang mengandung empat cincin pirol yang dihubungkan oleh jembatan methene supaya membentuk struktur tetrapirol yang lebih besar.

Struktur dan produksi globin tergantung kepada kontrol genetik. Sekuensi spesifik asam amino dimulai oleh tiga kode dari basis DNA yang diwariskan secara genetik. Sekurang-kurangnya terdapat lima loki yang mengarahkan sintesa globin. Kromosom 11 (rantai non-alfa) dan kromosom 16 (rantai alfa) menempatkan loki untuk sintesa globin.

Rantai polipeptida bagi globin diproduksi di ribosom seperti yang terjadi pada protein tubuh yang lain. Rantai polipeptida alfa bersatu dengan salah satu daripada tiga rantai lain untuk membentuk dimer dan tetramer. Pada dewasa normal, rantai ini terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta.

(18)

globin. Sekiranya penghasilan globin berkurang, ferum akan berakumulasi di dalam sitoplasma sel sebagai ferritin yang beragregasi (Turgeon, 2005).

2.1.3 Fungsi

Selain berperan dalam transportasi oksigen, hemoglobin juga berperan sebagai molekular transduser panas melalui siklus oksigenasi-deoksigenasi. Hemoglobin juga adalah modulator metabolisme eritrosit dan oksidasi hemoglobin merupakan petanda proses penuaan hemoglobin. Pada penderita malaria, hemoglobin mempunyai implikasi resistensi genetik. Aktivitas enzimatik hemoglobin mempunyai peranan dalam interaksi dengan obat, selain ia juga merupakan sumber katabolit fisiologi yang aktif (Giardina et al., 1995). Penurunan jumlah hemoglobin dalam darah dapat menimbulkan gangguan pada fungsi-fungsi di atas.

Uptake oksigen maksimum (VO2 max), kadar hemoglobin dan volume darah di dalam tubuh adalah saling berkait. Jika volume darah dalam keadaan tidak berubah, penurunan konsentrasi hemoglobin akan menyebabkan penurunan nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max), manakala, jika konsentrasi hemoglobin meningkat, uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut meningkat. Apabila kadar hemoglobin tidak berubah, tetapi volume darah bertambah, nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut bertambah dan jika volume darah berkurang, nilai uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut berkurang. Di sini dapat disimpulkan bahawa uptake oksigen maksimum (VO2 max) sangat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin dan volume darah (Gledhill et al., 1999).

2.1.4 Konsentrasi Hemoglobin dan Anemia

(19)

pengukuran sel darah merah adalah agak rumit karena butuh waktu, biaya yang mahal dan biasanya memerlukan transfusi eritrosit radio label. Secara praktis, anemia ditemukan melalui hitung jumlah sel darah merah, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit (Conrad, 2009).

Tabel 2.1 Tahap Keparahan Anemia Menurut Konsentrasi Hemoglobin (Elesevier Oncology, 2006)

Tahap

Simptom Tindakan medis

Ringan 9.5-12.0 Pada kebiasannya

tiada tanda dan gejala

Tiada intervensi

Sedang 8.0-9.5 Bisa disertai gejala anemia

Perlu manajemen untuk mencegah

dari terjadinya komplikasi Berat < 8.0 Pada kebiasaannya

disertai gejala

Banyak faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin. Pengambilan alkohol dapat menyebabkan perdarahan internal yang bisa memicu ke arah anemia. Penyakit kronis atau penyakit kritikal yang berhubungan dengan proses inflamasi meningkatkan risiko anemia. Selain itu, antara faktor yang paling sering menyebabkan penurunan nilai hemoglobin adalah kekurangan zat besi yang sering terkait dengan faktor kemiskinan. Anak-anak mempunyai risiko tertinggi terkena anemia diikuti oleh wanita premenopause. Lebih 10% remaja putri dan wanita di bawah usia 49 tahun mengalami defisiensi zat besi. Risiko terkena anemia pada remaja putri adalah sedang dan kira-kira 3% mengalaminya (Simon, 2009).

(20)

darah 1 kapsul perminggu dan 1 kapsul selama 10 hari saat haid, dalam jangka waktu 16 minggu prevalensi anemia menurun menjadi 8.95% (Mulyawati, 2003).

2.2 Menstruasi 2.2.1 Definisi

Menstruasi adalah proses deskuamasi endometrium (Guyton, 2000) serta pengeluaran darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina akibat dari stimulasi oleh prostaglandin terhadap ritme kontraksi miometrium uterus (Sherwood, 2007).

Darah menstruasi normal secara predominan adalah darah yang berasal dari pembuluh darah arteri, dan hanya 25% dari darah tersebut berasal dari pembuluh darah vena di endometrium. Darah menstruasi mengandungi debris jaringan, prostaglandins, dan fibrinolisin yang berasal dari jaringa n endometrial. Darah menstruasi juga mempunyai leukosit yang banyak sehingga dapat menghalangi endometrium dari terkena infeksi (Sherwood, 2007). Aliran darah menstruasi yang keluar dari vagina tidak beku akibat peranan yang dimainkan oleh fibrinolisin (Ganong, 2005).

2.2.2 Endometrium 2.2.2.1 Suplai Darah

(21)

akan bertransisi menjadi kapiler pada bahagian terminalnya. Di endometrium, jumlah cabang kapilari adalah lebih banyak dan hal ini menyebabkan sel otot polos pembuluh darah tersebut berproliferasi dan bertransisi menjadi arteriol.

Sebahagian kapilari akan menetap di bahagian basalis sepanjang siklus dan membentuk cabang pada stroma dan kelenjar. Morfologi pembuluh darah ini adalah sama dengan pembuluh darah yang berada di bahagian superfisial. Setelah mukosa endometrium ini runtuh pada saat menstruasi, kapiler-kapiler akan tumbuh kembali di endometrium yang beregenerasi manakala sebahagian yang lain menetap di endometrium basalis.

Pada fase awal proliferasi, endometrium adalah avaskular di bahagian permukaan atasnya. Pembuluh darah di bahagian basalis dan tengah berasal dari pembuluh darah miometrial yang memperdarahi bahagian bawah dan bahagian yang seiring dengan endometrial junction. Pada awalnya cabang-cabang pembuluh darah ini berkonvolusi dan berekstensi ke endometrium secara perpendikuler ke permukaan. Pembuluh darah ini adalah kapiler yang kecil, dengan diameter luar yang kurang dari 15µ m serta percabangan yang ringkas ke arah stroma dan kelenjar. Hanya terdapat sedikit pembuluh darah yang agak besar namun pembuluh darah arteriol jarang ditemui. Pada fase tengah dan fase akhir proliferasi endometrium, terdapat pertambahan percabangan pembuluh darah dan pembuluh darah yang semakin membesar.

(22)

kelenjar pada setiap bahagian endometrium dan mempertahankan diameter pada bahagian terminal kapilari (Fanger et al., 1961).

2.2.2.2 Siklus Endometrial

Siklus endometrial pada setiap bulan adalah proses yang berhubungan dengan penghasilan hormon progesteron dan estrogen oleh ovarium yang melalui tiga stadium yaitu: pertama, proliferasi dinding endometrium; kedua, perubahan sekretori endometrium; dan ketiga, deskuamasi endometrium yang dikenal sebagai menstruasi (Guyton, 2000).

Menurut penelitian, hanya 15% wanita mempunyai siklus endometrial selama 28 hari secara tepat. Namun begitu, jika seorang wanita itu mempunyai siklus antara 21 hingga 35 hari, dia masih dianggap mempunyai siklus endometrial yang normal (Monga, 2006).

Pada anak dengan onset menarke yang lewat, siklus endometrial mereka adalah anovulatoar dan akan mengambil masa 8-12 tahun supaya siklus mereka adalah ovulatoar sepenuhnya manakala 50% anak dengan onset menarke awal (usia kurang 12 tahun) akan mengalami siklus ovulatoar pada tahun pertama menarke. Pada tahun pertama selepas menarke, siklus endometrial akan berlangsung dari 21 hingga 45 hari, namun ditemukan juga siklus yang kurang daripada 20 hari atau lebih daripada 45 hari. Biasanya, panjang siklus endometrial seseorang akan menjadi stabil setelah 6 tahun posmenarke (Klein et al., 2006).

(23)

dahulu. Progestron akan akan bekerja dengan menyediakan keadaan endometrium yang bernutrisi dan hospitabel sebagai persediaan sekiranya terjadi implantasi dan fertilisasi ovum. Di bawah pengaruh progestron juga, jaringan ikat endometrium akan menjadi lebih longgar dan akan menjadi edema akibat dari akumulasi elektrolit dan air. Kedua-dua keadaan ini akan mempermudah implantasi ovum yang telah dibuahi. Selanjutnya progesteron akan menyebabkan kelenjar endometrium mensekresi dan menyimpan glikogen dalam jumlah yang besar dengan memperbanyak pertambahan pembuluh darah endometrium yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Selain itu, hormon ini akan menyediakan lingkungan yang nyaman dan bagus untuk embrio serta mengurangi kontraktiliti uterus (Sherwood, 2007).

2.2.2.2.2 Fase Menstruasi

Fase ini ditandai dengan keluarnya darah dan debris endometrial dari vagina. Telah disepakati bahawa hari pertama menstruasi adalah permulaan bagi satu siklus yang baru. Ianya berlaku bersamaan dengan berakhirnya fase luteal dan onset fase folikuler. Apabila berlaku degenerasi korpus luteum oleh karena tidak berlakunya pembuahan ovum, kadar progesteron dan estrogen akan turun dengan mendadak. Ketiadaan kedua-dua hormon steroid yang berperan dan menjaga kestabilan endometrium ini akan mengakibatkan runtuhnya dinding uterus.

(24)

sinilah endometrium akan mulai beregenerasi. Prostaglandin ini juga akan menstimulasi ritme kontraksi miometrium uterus yang sederhana, sehingga membantu pegeluaran darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina sebagai aliran menstruasi. Kontraksi yang berlebihan akan mengakibatkan dismenore (Sherwood, 2007).

2.2.2.2.3 Fase Proliferasi

Setelah aliran darah menstruasi berhenti, fase proliferasi siklus uterin pun bermula. Endometrium mulai beregenerasi dan berproliferasi akibat stimulasi dari estrogen yang diproduksi dari folikel baru. Kira-kira 1mm lapisan endometrium masih tersisa dan akan distimulasi lanjut oleh estrogen sehingga sel epitel, kelenjar dan pembuluh darah berproliferasi semula dan mencapai ketebalan 3 hingga 5mm. Fungsi estrogen akan mendominasi aktiviti di endometrium sehingga pada fase ovulasi. Puncak kadar estrogen yang tertinggi akan memicu hormon LH yang akan mengakibatkan ovulasi (Sherwood, 2007).

2.2.2.2.4 Fase Sekretori atau Progestational

(25)

akan berdegenerasi dan fase folikuler serta fase menstruasi bermula lagi (Sherwood, 2007).

2.3 Menstruasi dan Pengaruhnya Pada Konsentrasi Hemoglobin 2.3.1 Lama Menstruasi

Pengaliran darah menstruasi biasanya berlaku dari tiga hingga lima hari, tetapi alirannya bisa berlaku dalam satu hari saja malah bisa juga sehingga delapan hari (Ganong, 2005). Pada kebiasaannya, menstruasi ini akan berakhir setelah lima hingga tujuh hari selepas degenerasi korpus luteum yang bersamaan dengan saat bermulanya fase folikuler (Sherwood, 2007).

2.3.2 Menstruasi dan Volume Kehilangan Darah

Dari segi jumlah, alirannya bisa hanya sesedikit bercak-bercak darah sehinggalah 80mL; manakala volume yang normal kira-kira sebanyak 30mL. Kehilangan darah sebanyak 80mL per satu kali menstruasi akan menjadi hal yang patologis. Jumlah darah yang keluar ini tergantung kepada beberapa faktor termasuklah ketebalan endometrium, obat-obatan yang diambil, dan penyakit yang mempengaruhi mekanisme pembekuan darah (Ganong, 2005).

Fibrinolisin akan mengencerkan darah beku yang terbentuk akibat peran fibrin, sehingga darah yang mengalir keluar dari vagina tidak lagi beku. Pada kondisi aliran darah adalah konsentrasinya banyak dan cepat, ini akan menyebabkan tidak semuanya akan terpapar pada fibrinolisin sehingga pada saat menstruasi aliran berat dapat ditemui bekuan darah (Sherwood, 2007).

(26)

mereka telah disahkan anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan akibat menstruasi.

Tiada perbedaan pada jumlah kehilangan darah di antara orang yang tidak menggunakan obat kontrasepsi oral dan interupsi tube untuk sterilisasi.

Namun, pada pengguna kontrasepsi oral jumlah darah menstruasi mereka adalah sedikit jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan sebarang pil kontrasepsi. Kehilangan darah adalah paling banyak ditemukan pada pengguna alat intrauterin.

Jumlah kehilangan darah yang murni adalah kira 36.1% daripada jumlah cairan yang keluar pada saat menstruasi. Sisanya adalah cairan hasil dari bahan bukan darah. Volume darah yang keluar adalah paling banyak pada hari kedua menstruasi. Dan ditemukan jumlah darah pada hari pertama dan pada hari ketiga adalah relatif sama. Namun begitu, jumlah darah yang keluar adalah semakin sedikit mulai hari keempat dan seterusnya sampai menstruasi berhenti (Fraser et al., 1985).

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

(27)

Variabel Independent Variabel Dependent

3.2 Definisi Operasional

1.1 Menstruasi adalah proses aliran darah keluar dari vagina pada hari ke-2 dari siklus endometrial (hari ke-ke-2 setelah hari pertama siklus menstruasi).

1.2 Tidak menstruasi ialah tiadanya proses aliran darah keluar dari vagina yaitu pada hari ke-16 dari siklus endometrial (hari ke-16 setelah hari pertama menstruasi).

Cara ukur : Apakah subjek penelitian sedang menstruasi atau tidak.

Alat ukur : Melalui anamnese awal kepada subjek

penelitian.

Hasil ukur : Menstruasi, tidak menstruasi. Skala pengukuran : Nominal.

2. Konsentrasi hemoglobin adalah bacaan yang didapatkan pada hemoglobinometer.

Cara ukur : Darah dari subjek penelitian diambil sedikit dengan menggunakan hemolet untuk ditentukan konsentrasi hemoglobinnya pada saat subjek penelitian menstruasi dan tidak menstruasi.

Alat ukur : Hemoglobinometer Stat-site.

(28)

dalam unit gram per desiliter. Skala

pengukuran

: Numerik.

Terdapat dua variabel independen dalam penelitian ini yaitu pada saat subjek penelitian sedang menstruasi dan pada saat subjek penelitian sedang tidak menstruasi. Setiap subjek haruslah mempunyai siklus haid yang teratur yaitu dari 21 hingga 35 hari pada setiap siklus. Selain itu dipastikan juga bahawa jumlah darah yang keluar pada saat menstruasi adalah normal.

Variabel dependen adalah konsentrasi hemoglobin yang akan didapatkan. Konsentrasi hemoglobin didapatkan dengan menggunakan hemoglobinometer.

Hipotesa

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan di antara menstruasi dengan penurunan konsentrasi hemoglobin.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik yang melihat hubungan menstruasi dengan konsentrasi hemoglobin. Pendekatan yang telah digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study.

(29)

Penelitian telah dimulai pada bulan awal bulan Maret hingga November 2010. Penelitian ini telah dilakukan di Kampus Allianze College of Medical Sciences, Kepala Batas, Pulau Pinang, Malaysia.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan mahasiswi FK UKM-ACMS Angkatan 2009 di Kampus Allianze College of Medical Sciences, Kepala Batas, Pulau Pinang yang memiliki siklus haid yang normal dan memenuhi kesemua kriteria inklusi.

4.3.2 Sampel

Melalui teknik total sampling, seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi telah menjadi sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel telah didapatkan melalui survei awal terhadap semua mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan mahasiswi FK UKM-USU-ACMS Angkatan 2009. Seluruh sampel penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Mahasiswi yang mempunyai siklus haid yang normal yaitu dari 21 hingga 35 hari.

2. Sehat, dan bebas dari penyakit medis yang lain, seperti penyakit ginjal kronis.

3. Bersedia mengikuti penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Pengambilan suplemen zat besi. 2. Menorraghia.

3. Pemakaian obat atau alat kontrasepsi.

(30)

Sebelum data diambil, subjek penelitian yang diperiksa haruslah memenuhi semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti telah melakukan informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil. Persetujuan komisi etik telah diajukan dan sudah mendapat persetujuan.

Kepada subjek penelitian dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan. Setelah itu, mereka ditanya tentang kesediaan untuk diambil darahnya untuk mengukur konsentrasi hemoglobin. Pengambilan darah dilakukan dua kali yaitu pada waktu subjek penelitian sedang menstruasi yaitu hari ke-2 siklus dan tidak menstruasi yaitu hari ke-16 siklus.

Cara pengambilan sampel darah:

1. Basuh tangan dengan sabun dan bilas menggunakan air suam supaya dapat meningkatkan aliran darah selain dapat menenangkan subjek penelitian.

2. Tangan subjek penelitian dikeringkan dengan menggunakan kain yang bersih dan kering.

3. Sapukan alkohol 96% pada ujung jari subjek penelitian untuk tujuan sterilisasi.

4. Setelah itu, dengan menggunakan hemolet, lancet ditusukkan pada ujung jari subjek penelitian. Darah yang pertama keluar diusap dengan kapas alkohol.

5. Darah yang keluar seterusnya diambil dan diletakkan di atas test card dan bersihkan tangan subjek penelitian dengan kapas alkohol.

6. Konsentrasi hemoglobin ditentukan dengan menggunakan

hemoglobinometer.

Konsentrasi hemoglobin masing-masing subjek penelitian dimasukkan pada lembar data, dan ditentukan apakah normal (sama dengan atau di atas 12g/dL) atau tidak normal (di bawah 12g/dL).

(31)

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dimana hubungan

antara menstruasi dan konsentrasi hemoglobin akan diuji dengan Uji T Dependen.

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dijalankan di Allianze College of Medical Sciences (ACMS) yang terletak di Kepala Batas, Pulang Pinang. ACMS merupakan salah sebuah kolej swasta yang terletak di bahagian utara Malaysia. Kolej ini telah mula ditubuhkan oleh Dr Zainuddin Wazir pada tahun 2002 dengan jumlah pelajar kira-kira 20 orang.

(32)

bagi tujuan pembelajaran. Jumlah keseluruhan pelajar setakat ini adalah kira-kira 2000 orang.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi kedokteran USU-ACMS Angkatan 2007 yang sedang menuntut di Allianze College of Medical Sciences. Rentang usia sampel yang terlibat adalah antara 20 hingga 23 tahun. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini keseluruhannya berjumlah 32 orang yang terdiri daripada mahasiswi FK USU-ACMS Angkatan 2007 dan mahasiswi FK UKM-ACMS Angkatan 2009 dan kesemuanya telah pun menyatakan persetujuan untuk menjadi sampel penelitian. Mereka juga memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu mempunyai siklus haid yang normal antara 21 hingga 35 hari, mempunyai tubuh badan yang sehat, dan bebas dari penyakit medis yang lain, seperti penyakit ginjal kronis. Selain itu, sampel juga tidak mengambil suplemen zat besi, tidak menorrhagia dan tidak menggunakan obat atau alat kontrasepsi. 97.6% sampel adalah berketurunan Melayu dan selebihnya berketurunan India.

5.1.3 Distribusi Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2 Siklus Menstruasi Seramai 32 sampel penelitian yang mengikuti penelitian ini telah diperiksa konsentrasi hemoglobinnya pada hari ke-2 dari siklus menstruasi masing-masing sampel. Tabel di bawah menunjukkan distribusi konsentrasi hemoglobin pada sampel penelitian.

Tabel 5.1 Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2 Siklus Menstruasi Hb Hari ke-2 Siklus

Menstruasi (g/dL) No Sampel Frekuensi (orang)

(33)

11 17,18,27 3

Berdasarkan penelitian yang dijalankan, rata-rata konsentrasi hemoglobin yang didapatkan pada kelompok sampel penelitian ini pada hari ke-2 menstruasi adalah 11.36g/dl. Konsentrasi hemoglobin terendah pada hari ke-2 adalah 9.20g/dl sedangkan konsentrasi hemoglobin tertinggi adalah 13.60g/dl.

5.1.4 Distribusi Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-16 Siklus Menstruasi

Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin kesemua sampel penelitian pada hari ke-2 siklus menstruasi masing-masing dilanjutkan dengan pemeriksaan konsentrasi hemoglobin mereka pada hari ke-16 siklus menstruasi. Tabel di bawah menunjukkan distribusi konsentrasi hemoglobin pada kelompok sampel penelitian.

Tabel 5.2 Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-16 Siklus Menstruasi Hb Hari ke-16 Siklus

Menstruasi (g/dL) No Sampel Frekuensi (orang)

(34)

11.9 23,29, 32 3

12 10,19 2

12.2 11,13 2

12.3 31 1

12.4 22 1

12.5 12 1

12.6 5 1

12.8 26 1

12.9 6 1

13.1 30 1

13.4 25 1

13.9 28 1

14.1 8 1

Total 32

Berdasarkan penelitian yang dijalankan, rata-rata konsentrasi hemoglobin yang didapatkan pada kelompok sampel penelitian ini pada hari ke-16 menstruasi adalah 11.91g/dl. Konsentrasi hemoglobin terendah pada hari ke-16 adalah 10.20g/dl sedangkan konsentrasi hemoglobin tertinggi adalah 14.10g/dl.

(35)

Gambar 5.1 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa sampel paling banyak berada dalam kelompok anemia ringan, yaitu sebanyak 62.5%.

5.1.6 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin Pada Hari ke-16 Siklus Menstruasi

(36)

Gambar 5.2 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-16

5.1.7 Perbandingan Konsentrasi Hemoglobin Antara Hari ke-2 dan Hari ke-16 Siklus Menstruasi

Penelitian yang dijalankan menunjukkan bahwa lebih banyak sampel mempunyai konsentrasi hemoglobin yang normal pada hari ke-16 siklus menstruasi, yaitu sebanyak 14 orang berbanding hanya 11 orang pada hari ke-2 siklus menstruasi.

Hal ini berbeda dengan kejadian anemia ringan. Didapatkan bahwa lebih banyak sampel yang mengalami anemia ringan pada hari ke-2 siklus menstruasi, yaitu sebanyak 20 orang, berbanding hanya 18 orang pada hari ke-16 siklus menstruasi.

(37)

Gambar 5.3 Perbandingan Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2 dan Hari ke-16 Siklus Menstruasi

5.1.8 Selisih Konsentrasi Hemoglobin Antara Hari ke-2 dan Hari ke-16 Siklus Menstruasi

Tabel 5.2 Selisih KonsentrasiHemoglobin Nomor

Sampel

Hb Hari ke-2 Siklus Menstruasi (g/dL)

Hb Hari ke-16 Siklus Menstruasi (g/dL)

Selisih (g/dL)

1 9.2 11.2 2

2 12.7 11.4 -1.3

(38)
(39)

Gambar 5.4 Selisih Konsentrasi Hemoglobin

Berdasarkan tabel 5.3 dan gambar 5.4, dalam penelitian ini, sebanyak 24 orang dari 32 orang sampel menunjukkan peningkatan konsentrasi hemoglobin dari hari ke-2 siklus menstruasi hingga hari ke-16 siklus menstruasi. Peningkatan paling tinggi (banyak) yang dicatatkan adalah 2.8g/dl sementara peningkatan paling rendah (sedikit) adalah 0.2g/dl. Rata-rata peningkatan konsentrasi hemoglobin yang dihitung pada 24 orang sampel ini adalah 1.075g/dl.

(40)

5.1.9 Hasil Analisis Statistik

Berdasarkan hasil uji T dependen yang dilakukan, terdapat adanya hubungan menstruasi dengan konsentrasi hemoglobin, dimana nilai p adalah 0.01 (signifikan). Hal ini berarti terdapat perbedaan bermakna dari rata-rata konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi dan tidak menstruasi.

5.2Pembahasan 5.2.1 Menstruasi

Menurut survei awal yang telah dijalankan sebelum melakukan penelitian, rata-rata didapatkan bahwa sampel penelitian mengalami menarke mereka pada usia 12 tahun. Hal yang sama juga telah ditemukan melalui penelitian yang telah dijalankan oleh Lee et al (2006) ke atas remaja putri di Negeri Sembilan, Malaysia.

Selain itu, didapatkan juga bahwa rata-rata sampel penelitian ini mengalami menstruasi selama 7 hari. Perkara yang sama juga telah ditemukan melalui penelitian yang telah dijalankan oleh Lee et al (2006) ke atas remaja putri di Negeri Sembilan, Malaysia.

5.2.2 Konsentrasi Hemoglobin pada Saat Menstruasi

Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, rata-rata konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi yang didapatkan daripada sampel penelitian adalah 11.36 ± 1.15g/dl (tabel 5.1). Nilai yang didapatkan ini terkelompok dalam kategori anemia ringan. Angka yang didapatkan ini adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang dijalankan oleh Kim et al (1993) pada populasi wanita di Amerika Syarikat yaitu 13.00 ± 0.70g/dl. Hal ini dapat terjadi mungkin disebabkan karena faktor ras.

5.2.3 Konsentrasi Hemoglobin pada Saat Tidak Menstruasi

(41)

± 0.96g/dl (tabel 5.2). Menurut Elsevier Oncology (2006), konsentrasi hemoglobin ini termasuk dalam kategori anemia sedang.

Namun begitu, menurut Buku Panduan Makmal Hematologi dan Unit Perubatan Transfusi Hospital Universiti Sains Malaysia (2009), rentang normal konsentrasi hemoglobin bagi populasi rakyat Malaysia adalah 9.81-13.85g/dl. Sesuai dengan karakteristik sampel penelitian yang terdiri dari populasi rakyat Malaysia, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi hemoglobin yang didapatkan pada saat tidak menstruasi masih berada dalam batas normal dan tidak dianggap anemia.

5.2.4 Perbedaan Konsentrasi Hemoglobin Pada Saat Menstruasi dan Tidak Menstruasi

Seperti yang telah dinyatakan, nilai rata-rata konsentrasi hemoglobin yang didapatkan pada saat menstruasi adalah 11.36 ± 1.15g/dl manakala nilai rata-rata konsentrasi hemoglobin yang didapatkan pada saat tidak menstruasi adalah 11.91 ± 0.96g/dl. Hal ini telah menyimpulkan bahwa konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi adalah lebih rendah ketimbang konsentrasi hemoglobin pada saat tidak menstruasi.

Hal yang sama telah didapatkan dalam penelitian oleh Kim et al pada 1993 di mana didapatkan konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi (13.00 g/dl) adalah lebih rendah ketimbang konsentrasi hemoglobin pada saat tidak menstruasi (13.30 g/dl). Penurunan nilai konsentrasi hemoglobin ini wajar terjadi karena pada saat menstruasi telah berlaku kehilangan darah. Penurunan jumlah ferum di dalam tubuh melalui proses menstruasi yang fisiologis sedikit sebanyak akan mempengaruhi konsentrasi hemoglobin dalam tubuh seseorang (Klein et al., 2006).

5.2.5 Selisih Konsentrasi Hemoglobin Antara Saat Menstruasi dan Saat Tidak Menstruasi

(42)

menstruasi hingga hari ke-16 siklus menstruasi. Hal ini adalah normal karena pada hari ke-16 setelah hari pertama menstruasi sudah tidak terjadi perdarahan.

Produksi sel darah merah yang baru akan terjadi di dalam tubuh dan akan menyebabkan peningkatan konsentrasi hemoglobin sehingga pengangkutan oksigen ke seluruh jaringan tubuh berlaku dengan lebih efisien (Turgeon, 2005). Keluhan seperti lelah, kekurangan stamina, kelihatan pucat dan tidak bermaya (Klein et al, 2008) akan menghilang setelah berlakunya peningkatan konsentrasi hemoglobin.

Sisa 25% dari keseluruhan sampel menunjukkan penurunan konsentrasi hemoglobin mungkin juga dipengaruhi faktor luaran seperti asupan ferum (Ruben, 2008) melalui diet seharian yang tidak cukup, seperti terlihat pada grafik 5.4, dimana terdapat 8 sampel yang ternyata sebaliknya mengalami penurunan Hb pada saat pengukuran antara selisih kadar Hb hari 2 dengan hari 16.

5.2.6 Perbedaan Rata-rata Konsentrasi Hemoglobin

Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai uji T dependen ialah p< 0.05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi dan tidak menstruasi.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

(43)

2. Rata-rata konsentrasi hemoglobin sampel penelitian pada saat menstruasi dan pada saat tidak menstruasi berada pada kelompok anemia ringan.

3. Sebanyak 24 orang sampel menunjukkan peningkatan konsentrasi

hemoglobin walaupun terdapat 8 orang sampel yang menunjukkan penurunan konsentrasi hemoglobin dari hari ke-2 siklus menstruasi hingga hari ke-16 siklus menstruasi.

4. Menurut uji T dependen, didapatkan nilai p=0.01 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi dan tidak menstruasi. Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa ada hubungan antara menstruasi dengan penurunan konsentrasi hemoglobin seseorang.

6.2 Saran

Penelitian yang dijalankan ini masih banyak kekurangannya. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat diteruskan untuk memperbaiki dan menambah nilai yang ada. Peneliti menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan dengan memperpanjang masa penelitian supaya pengukuran konsentrasi hemoglobin dapat dilakukan sekurang-kurangnya selama 3 kali siklus menstruasi supaya nilai yang didapat adalah lebih akurat. Hal ini karena pada saat menjalankan penelitian peneliti hanya melakukan pengukuran selama satu siklus menstruasi sahaja karena keterbatasan waktu.

Selain itu, jumlah sampel juga sebaiknya ditambahkan dan peneliti menyarankan supaya dibedakan pula menurut ras karena mungkin saja kebiasaan jenis makanan yang dikonsumsi pada setiap ras adalah berbeda sehingga dapat terjadi perbedaan pada konsentrasi hemoglobin. Hal ini karena 97.6% sampel pada penelitian ini adalah dari suku Melayu dan selebihnya adalah India.

Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan melakukan intervensi pemberian suplemen zat besi pada sampel penelitian dan dilihat apakah masih berlaku penurunan konsentrasi hemoglobin pada saat menstruasi.

(44)

terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin yang signifikan. Seharusnya mereka menambahkan makanan yang mengandungi unsur zat besi supaya konsentasi hemoglobin dapat dipertahankan pada tahap yang optimal walaupun berlaku kehilangan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Makmal Hematologi dan Unit Perubatan Transfusi Hospital Universiti Sains Malaysia. Jilid ke-lima. 2009. Universiti Sains Malaysia.

Conrad, M.E., 2009. Anemia. Available from:

(45)

terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin yang signifikan. Seharusnya mereka menambahkan makanan yang mengandungi unsur zat besi supaya konsentasi hemoglobin dapat dipertahankan pada tahap yang optimal walaupun berlaku kehilangan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Makmal Hematologi dan Unit Perubatan Transfusi Hospital Universiti Sains Malaysia. Jilid ke-lima. 2009. Universiti Sains Malaysia.

Conrad, M.E., 2009. Anemia. Available from:

(46)

Elesevier Oncology. Guide to Oncology Drugs and Regimens, 2006. In: National Anemia

Action Council, 2010. Available from:

Fanger, H., & Barker, B.E., 1961. Capillaries and Arterioles in Normal Endometrium. Obstetric and Gynecology 17 (5): 543-550.

Fraser, I.S., McCarron, G., Markham, R., & Resta, T., 1985. Blood and Total Fluid Content of Menstrual Discharge. Obstetric & Gynecology 65 (2): 194-198.

Fraser, I.S., Warner, P., & Marantos, P.A., 2001. Estimating menstrual blood loss in women with normal and excessive menstrual fluid volume. Obstet Gynecol. 98 (5 Pt 1): 806-14.

Ganong, W.F., 2005. Review of Medical Physiology. 22nd ed. Boston: McGraw-Hill.

Functions of Hemoglobin.

Gledhill, N., Warburton, D., & Jamnik, V., 1999. Haemoglobin, Blood Volume, Cardiac Function, and Aerobic Power.

Guyton, A.C., and Hall, J.E., 2000. Textbook of Medical Physiology. 10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

(47)

Kim, I., Yetley, E.A., & Calvo, M.S., 1993. Variations in iron-status measures during the menstrual cycle. Am J Clin Nutr. 58: 705-709.

Klein, J.D., Barratt, M.S., Blythe, M., Braverman, P.K., Diaz, A., & Rosen, D.S., 2006. Menstruation in Girls and Adolescents: Using the Menstrual Cycle as a Vital Sign. PEDIATRICS 118 (5): 2245-2250.

Lee, L.K., Chen, P.C.Y., Lee, K.K., & Kaur, J., 2006. Menstruation Among Adolescent Girls in Malaysia. Singapore Med J 47 (10): 869-874.

Monga, A., 2006. Gynaecology by Ten Teachers. 18th ed. London: Hodder Education.

Mulyawati, Y., 2003. Perbandingan Efek Suplementasi Tablet Tambah Darah dengan dan Tanpa Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin pada Pekerja Wanita di Perusahaan Plywood. Universitas Indonesia, Jakarta: 1-9.

Murphy, M.F., Wainscoat, J., and Colvin, B.T. Hematological disease: iron deficiency. In: Kumar and Clark Clinical Medicine. 6th ed. Edinburgh/ Toronto: Elsevier Saunders; 2006. p. 421-27.

Ruben, A.M., 2008. Low hemoglobin: What causes it?. MayoClinic.com. Available from:

Sherwood, L., 2007. Human Physiology. 6th ed. USA: Thomson Brooks/Cole. Siamak, N., 2010. Hemoglobin article. MedicineNet.com. Available from:

(48)

Simon, H., 2009. Anemia-Risk Factors. Available from:

Standley, L.J, 2010. Hematology Lab Values. Available from: March 2010].

Turgeon, M.L., 2005. Clinical Hematology Theory and Procedures. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syazwana Binti Zainal Abidin

(49)

Simon, H., 2009. Anemia-Risk Factors. Available from:

Standley, L.J, 2010. Hematology Lab Values. Available from: March 2010].

Turgeon, M.L., 2005. Clinical Hematology Theory and Procedures. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syazwana Binti Zainal Abidin

(50)

PENELITIAN HUBUNGAN MENSTRUASI DENGAN KONSENTRASI HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI FK USU-ACMS ANGKATAN 2007

DAN FK UKM-ACMS ANGKATAN 2009 TAHUN 2010

INFORMED CONSENT

Tujuan penelitian ini dijalankan adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan menstruasi dengan konsentrasi hemoglobin. Oleh itu, dalam penelitian ini saya akan mengukur konsentrasi hemoglobin anda sebanyak dua kali, yaitu pada saat anda menstruasi dan pada saat anda tidak menstruasi.

Melalui penelitian ini, anda dapat mengetahui konsentrasi hemoglobin anda pada saat anda menstruasi dan tidak menstruasi. Selain itu, anda juga dapat mendeteksi sekiranya anda mengalami anemia.

Cara mengukur hemoglobin adalah dengan mengambil sedikit darah pada ujung jari yang diletakkan di atas test card dan konsentrasi hemoglobin akan

Agama : Islam

Alamat : Blok P-11, Fasa 1E/3, 32040 Seri Manjung, Perak

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Seri Manjung, Perak 2. Sekolah Raja Perempuan Taayah, Perak 3. SBPI Gopeng, Perak

4. Allianze College of Medical Sciences

Riwayat Pelatihan : 1. Program Sunatan Massal dan Pengobatan

Umum Anjuran Medical Emergency Team 2. Program Bakti Sosial Panti Asuhan Acheh

Sepakat, Medan

Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Kebangssan Pelajar Malaysia di Indonesia

2. Persatuan Mahasiswa Malaysia USU

(51)

dibaca dengan menggunakan hemoglobinometer. Cara ini dijamin aman dan selamat serta tidak akan menyakitkan anda.

Untuk mejadi sampel penelitian ini, anda diminta menandatangani persetujuan di bawah:

Segala kerjasama anda amatlah dihargai dan didahului dengan ucapan terima kasih.

Saya yang bertandatangan di bawah ini, bersetuju untuk menjadi sampel penelitian yang berjudul Hubungan Menstruasi dengan Konsentrasi Hemoglobin. Saya akan memberikan kerjasama yang sepenuhnya terhadap

peneliti.

NAMA : ____________________________________________

TANDATANGAN :

_____________________________ TANGGAL : _____________________________

Diketahui dan diakui peneliti: NAMA

PENELITI

: SYAZWANA BT ZAINAL ABIDIN

TANDATANGAN :

(52)

PENELITIAN HUBUNGAN MENSTRUASI DENGAN KONSENTRASI HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI FK USU-ACMS ANGKATAN 2007

DAN FK UKM-ACMS ANGKATAN 2009 TAHUN 2010 SURVEI AWAL SEBELUM MENJALANKAN PENELITIAN Anda diminta mengisi maklumat di bawah:

NAMA : ___________________________________________

USIA : ___________________________________________

STAMBUK : FK USU-ACMS 2007/ FK UKM-ACMS 2009

NO. TELEFON : ___________________________________________

Anda diminta menjawab soal di bawah:

YA TIDAK 1. Adakah anda mempunyai siklus haid yang normal

yaitu dari 21 hingga 35 hari? (*)

2. Adakah jumlah haid anda adalah normal, yaitu cukup dengan memakai satu pembalut pada setiap kali pemakaian pembalut? (*)

(53)

yaitu bebas dari penyakit medis yang lain seperti penyakit ginjal kronis? (*)

4. Adakah anda sedang mengambil suplemen zat besi dalam waktu 16 minggu (4 bulan) ini? (**)

5. Adakah anda sedang mengambil obat kontrasepsi atau sedang memakai alat kontrasepsi? (**)

(*) Lanjutkan pertanyaan di bawah jika jawaban anda YA

(**) Lanjutkan pertanyaan di bawah jika jawaban anda TIDAK

• Berapa hari rata-rata setiap bulannya anda mengalami haid? hari. • Untuk bulan ini berapa hari anda mengalami haid? hari. • Usia menarche

(54)

HASIL SPSS Hb hari ke-2

Frequency Percent Valid Percent

(55)

Hb hari ke-16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10.2 2 6.3 6.3 6.3

10.7 1 3.1 3.1 9.4

10.8 2 6.3 6.3 15.6

11.0 1 3.1 3.1 18.8

11.2 2 6.3 6.3 25.0

11.3 1 3.1 3.1 28.1

11.4 3 9.4 9.4 37.5

11.8 3 9.4 9.4 46.9

11.9 3 9.4 9.4 56.3

12.0 2 6.3 6.3 62.5

12.2 2 6.3 6.3 68.8

12.3 1 3.1 3.1 71.9

12.4 1 3.1 3.1 75.0

12.5 1 3.1 3.1 78.1

12.6 1 3.1 3.1 81.3

12.8 1 3.1 3.1 84.4

12.9 1 3.1 3.1 87.5

13.1 1 3.1 3.1 90.6

13.4 1 3.1 3.1 93.8

13.9 1 3.1 3.1 96.9

14.1 1 3.1 3.1 100.0

(56)

Statistics

Hb hari ke-2 Hb hari ke-16

N Valid 32 32

Missing 0 0

Mean 11.356 11.909

Median 11.100 11.900

Mode 10.0a 11.4a

Std. Deviation 1.1461 .9566

Minimum 9.2 10.2

Maximum 13.6 14.1

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anemia ringan 20 62.5 62.5 62.5

anemia sedang 1 3.1 3.1 65.6

normal 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Kelompok Konsentrasi Hemoglobin Anemia pada Hari ke-16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(57)

Valid anemia ringan 18 56.3 56.3 56.3

normal 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Selisih Konsentrasi Hemoglobin

menurun meningkat

N Valid 8 24

Missing 16 0

Mean -1.013 1.075

Minimum -2.3 .2

(58)

UJI T DEPENDEN

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hb hari ke-2 11.356 32 1.1461 .2026

Hb hari ke-16 11.909 32 .9566 .1691

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hb hari ke-2 & Hb hari ke-16 32 .415 .018

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Hb hari ke-2 -

Hb hari ke-16

(59)

Gambar

Tabel 2.1 Tahap Keparahan Anemia Menurut Konsentrasi Hemoglobin
Tabel 5.1 Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2 Siklus Menstruasi
Tabel 5.2 Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-16 Siklus Menstruasi
Gambar 5.1 Kelompok Konsentrasi Hemoglobin pada Hari ke-2
+4

Referensi

Dokumen terkait

A core prerequisite for the here presented rapid mapping method is the real-time tagging of camera’s position and orientation ex- actly at time of exposure to each recorded

Penelitian tentang ”Pengembangan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan berpikir kritis, dan pemahaman konsep Siswa SMA”, merupakan bagian dari

Melihat tingginya kejadian diare di wilayah Desa Penusupan Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara faktor lingkungan

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.“A” selama kehamilan trimester III dengan keluhan fluor albus, pada persalinan dengan persalinan

selaku Anggota Tim Penilai Sejawat memberi nilai unsur utama Tridharma Perguruan Tinggi/ unsur rllelaksanakan pengabdian kepada masyarakat/ sub unsur :.. l\/Ienduduki jabatan

03/PP/APBD/BPSDA-PBL/IV/2011 tanggal 21 April 2011 perihal Penetapan Penyedia Jasa Konstruksi untuk Pekerjaan Perawatan dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Tangsi

Berdasarkan Keputusan Ketua Panitia Pengadaan Barang/jasa Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pati tanggal 28 April 2011 Nomor : 020/37/pbj.kpu/IV/2011 tentang Penetapan

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI DAN JASA LAINNYA.. Klaten, 01