PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN
(Studi pada Hotel Rudang Berastagi)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis
Disusun Oleh:
FLORA VALENTINA
110907042
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN
(Studi pada Hotel Rudang Berastagi) Nama :Flora Valentina
NIM :110907042
Jurusan :Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing :Drs.Yance,Msi
Penelitian ini berjudul pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Hotel Rudang Berastagi. Adapun tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang. Penelitian ini jugabertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi dan menganalisis gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya kepemimpinan, teori budaya organisasi,teori hotel dan teori kinerja. Dimana ingin diketahuipengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus statistik.yaknimeneliti hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Hotel RudangBerastagi. Sedangkan rumus statistik yangdigunakan untuk menguji hipotesis adalah Analisis Regresi Linear Berganda.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa karyawan Hotel Rudang Berastagi yangberjumlah 50 orang.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang karena apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang,maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda di peroleh bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah budaya organisasi hal ini di buktikan dengan nilai standardized coefficient yang terbesar. Budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin baik budaya organisasi, maka kinerja karyawan akan meningkat. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan artinya apabila gaya kepemimpinan semakin baik, maka kinerja karyawan akan meningkat.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON EMPLOYEE PERFORMANCE
(Studies In Rudang Hotel Berastagi)
Name :Flora Valentina Nim :110907042
Departement :Business Administration Advisor : Drs.Yance,Msi
This study, entitled influence Leadership Style and Culture Organization the Employee Performance Hotel Rudang Berastagi. The purpose of this study was to analyze the influence of leadership style on the performance of employees at Hotel Rudang. This study also aims to analyze the influence of organizational culture on employees' performance on Hotel Rudang Berastagi and analyzing leadership styles and organizational cultures together have an influence on the performance of employees at the Hotel Rudang Berastagi
The theory used in this research is the theory of leadership styles, organizational culture theory, theory and performance theory hotel. Where we want to know the influence of leadership style and organizational culture on employee performance.
The method used in this research is descriptive with quantitative approach with a view to find the relationship between independent variables with the dependent variable using the formula statistik.yakni examined the association leadership style and organizational culture on employee performance Rudang Berastagi Hotel. While the statistical formula used to test the hypothesis is Multiple Linear Regression Analysis.The population in this study were students Rudang Berastagi Hotel employees numbering 50 people. The sample in this study amounted to 50 people as research subjects when less than 100 people, it is better taken all that research is the study populatio.
Based on the results of multiple linear regression analysis obtained that the most dominant factor is the influence on employee performance organizational culture it proved with the largest standardized coefficient. Organizational culture in a positive and significant influence on employee performance. The better the culture of the organization, the performance of employees will increase. Leadership style has positive influence on employee performance means that if the leadership style better, then the employee's performance will increase.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kebaikan dan penyertaan yang diberikanNya. Bukan karena kuat, gagah dan kemampuan
yang dimiliki, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas pemeliharaanNya dan rancangan damai sejahtera yang Dia berikan.
Ucapan terimakasih yang terdalam penulis persembahkan kepada kedua
orang tua Hemat Tarigan dan ibu tercinta Emmi Kastalina Br Purba yang telah memberikan banyak nasehat,dukungan moril maupun materi, cinta dan doa yang
tak putus-putusnya. Ucapan terimakasih juga peneliti persembahkan kepada saudara-saudaraku yang luar biasa May Sariati Br Tarigan, Sartika Triasti Br Tarigan, dan Brema Ekhelpindonta Tarigan atas dukungan, kasih dan doa-doanya.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs.Yance,Msi sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis hingga rampungnya skripsi ini. Terimakasih
sebesar-besarnya untuk waktu, keramahan dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2.Prof.Dr.Badaruddin,Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Medan.
3.Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA, selaku ketua Program Studi Ilmu
4. Bapak Muhammad Arifin Nasution,S.Sos,MSP, selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
5.Kak Siswati Saragi,Sos,MSP, dosen dan administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah
6.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan tanpa
terkecuali yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, masukan serta bimbingan untuk kehidupan yang lebih baik.
7. Bang Farid, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah dalam hal KRS, KHS dan keperluan administrasi lainnya.
8.Buat PT Rudang Berastagi Jl.Jamin Ginting No.16 Berastagi terimakasih semuanya untuk Bapak dan Ibu pegawai di Rudang Hotel yang memberikan
waktunya dalam mengisi kuesioner dan terkhusus untuk Divisi Human Resourses kak Eva Marsella yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian di Hotel Rudang.
9.Sahabat-sahabatku tercinta Melisadan Ditna atas dukungan yang tak henti kepada penulis
9. Sahabat seperjuanganku Mery Hutabarat di Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis,Sahabatku Aseng yang senantiasa membantuku dan meluangkan waktunya dalam mengajariku, serta teman-teman seperjuanganku di AB 011 yang
belum dapat penulis tulis satu persatu.
Tiada seorangpun pribadi yang sempurna, demikian juga penulis. Menyadari hal itu, penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis juga
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Medan,Mai 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
2.1 Pengertian Kepemimpinan ... 9
2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 10
2.1.2 Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan ... 11
2.1.3 Fungsi Gaya Kepemimpinan ... 12
2.1.4 Karakteristik Gaya Kepemimpinan ... 14
2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan ... 16
2.2 Budaya Orgnisasi ... 17
2.2.1 Pengertian Budaya... 17
2.2.2 Pengertian Organisasi ... 18
2.2.3 Pengertian Budaya Organisasi ... 19
2.2.4 Fungsi Budaya Organisasi ... 20
2.2.6 Pembentukan Budaya Organisasi ... 25
2.2.7 Kekuatan Budaya Organisasi ... 26
2.3 Kinerja ... 27
2.3.1 Pengertian Kinerja ... 27
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 28
2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja ... 30
2.3.4 Aspek-aspek Penilaian Kinerja ... 31
2.3.5 Indikator Kinerja ... 31
2.4 Hotel ... 32
2.4.1 Pengertian Hotel ... 32
2.4.2 Jenis Hotel ... 33
2.5 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja ... 33
2.6 Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Kinerja... 34
3.8 Teknik Analisis Data ... 45
3.8.1 Metode Uji Instrumen ... 45
3.8.2 Metode Analisa Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 51
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51
4.1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Hotel Rudang Berastagi ... 51
4.2.1 Karakteristik Responden ... 67
4.2.1.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ... 68
4.2.1.2 Responden Menurut Usia ... 68
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel ... 73
4.3.1.1 Gaya Kepemimpinan ... 74
4.3.1.2 Budaya Organisasi ... 87
4.3.1.3 Kinerja ... 101
4.3.2 Analisis Regresi Linear ... 114
4.4.1 Uji Normalitas ... 116
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 119
4.4.3 Uji Multikolonieritas ... 120
4.5 Uji Hipotesis ... 121
4.5.1 Uji Statistik-t ... 121
4.5.2 Uji Statistik-f ... 122
4.5.3 Koefisien Determinasi (R²) ... 123
4.6 Pembahasan ... 124
4.6.1 Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Terhadap Kinerja ... 125
4.6.2 Budaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kinerja ... 126
4.6.3 Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Berpengaruh Terhadap Kinerja ... 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 128
5.1 Kesimpulan ... 128
5.2 Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA ... xii LAMPIRAN
Gambar 2.1 Pembentukan Budaya Organisasi ... 25
Gambar 2.2 Hubungan Antara Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat(Y) ... 35
Gambar 4.1 Logo Hotel Rudang 52 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Hotel Rudang ... 55
Gambar 4.3 Grafik Analisis Histogram ... 117
Gambar 4.4 Grafik PP Plots ... 118
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot ... 119
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 42
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 68
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia ... 68
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Masa Kerja ... 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ... 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 73
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi X1.1 ... 74
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi X1.2 ... 75
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi X1.3 ... 75
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi X1.4 ... 76
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi X1.5 ... 77
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi X1.6 ... 77
Tabel 4.12 Distribusi frekuensi X1.7 ... 78
Tabel 4.13 Distribusi frekuensi X1.8 ... 79
Tabel 4.14 Distribusi frekuensi X1.9 ... 79
Tabel 4.15 Distribusi frekuensi X1.10 ... 80
Tabel 4.16 Distribusi frekuensi X1.11 ... 81
Tabel 4.17 Distribusi frekuensi X1.12 ... 81
Tabel 4.18 Distribusi frekuensi X1.13 ... 82
Tabel 4.19 Distribusi frekuensi X1.14 ... 83
Tabel 4.20 Distribusi frekuensi X1.15 ... 83
Tabel 4.21 Distribusi frekuensi X1.16 ... 84
Tabel 4.22 Distribusi frekuensi X1.17 ... 85
Tabel 4.23 Distribusi frekuensi X1.18 ... 85
Tabel 4.24 Distribusi frekuensi X1.19 ... 86
Tabel 4.25 Distribusi frekuensi X1.20 ... 87
Tabel 4.26 Distribusi frekuensi X2.1 ... 88
Tabel 4.27 Distribusi frekuensi X2.2 ... 88
Tabel 4.28 Distribusi frekuensi X2.3 ... 89
Tabel 4.30 Distribusi frekuensi X2.5 ... 90
Tabel 4.31 Distribusi frekuensi X2.6 ... 91
Tabel 4.32 Distribusi frekuensi X2.7 ... 92
Tabel 4.33 Distribusi frekuensi X2.8 ... 92
Tabel 4.34 Distribusi frekuensi X2.9 ... 93
Tabel 4.35 Distribusi frekuensi X2.10 ... 94
Tabel 4.36 Distribusi frekuensi X2.11 ... 95
Tabel 4.37 Distribusi frekuensi X2.12 ... 95
Tabel 4.38 Distribusi frekuensi X2.13 ... 96
Tabel 4.39 Distribusi frekuensi X2.14 ... 97
Tabel 4.40 Distribusi frekuensi X2.15 ... 97
Tabel 4.41 Distribusi frekuensi X2.16 ... 98
Tabel 4.42 Distribusi frekuensi X2.17 ... 99
Tabel 4.43 Distribusi frekuensi X2.18 ... 99
Tabel 4.44 Distribusi frekuensi X2.19 ... 100
Tabel 4.45 Distribusi frekuensi X2.20 ... 101
Tabel 4.46 Distribusi frekuensi Y1 ... 102
Tabel 4.47 Distribusi frekuensi Y2 ... 102
Tabel 4.48 Distribusi frekuensi Y3 ... 103
Tabel 4.49 Distribusi frekuensi Y4 ... 104
Tabel 4.50 Distribusi frekuensi Y5 ... 104
Tabel 4.51 Distribusi frekuensi Y6 ... 105
Tabel 4.52 Distribusi frekuensi Y7 ... 106
Tabel 4.53 Distribusi frekuensi Y8 ... 106
Tabel 4.54 Distribusi frekuensi Y9 ... 107
Tabel 4.55 Distribusi frekuensi Y10 ... 108
Tabel 4.56 Distribusi frekuensi Y11 ... 108
Tabel 4.57 Distribusi frekuensi Y12 ... 109
Tabel 4.58 Distribusi frekuensi Y13 ... 109
Tabel 4.59 Distribusi frekuensi Y14 ... 110
Tabel 4.60 Distribusi frekuensi Y15 ... 111
Tabel 4.62 Distribusi frekuensi Y17 ... 112
Tabel 4.63 Distribusi frekuensi Y18 ... 113
Tabel 4.64 Distribusi frekuensi Y19 ... 113
Tabel 4.65 Distribusi frekuensi Y20 ... 114
Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Regresi ... 115
Tabel 4.67 Coefficients... 120
Tabel 4.68 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 121
Tabel 4.69 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 123
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 2 : Penugasan Pembimbing Skripsi Lampiran 3 : Acc Seminar Proposal
Lampiran 4 : Berita Acara Seminar Proposal Lampiran 5 : Daftar Hadir Seminar Proposal Lampiran 6 : Berkas Penilaian Seminar Proposal Lampiran 7 :Acc Penelitian
Lampiran 8 :Surat Izin Penelitianurat Izin Penelitian
Lampiran 9 :Surat Persetujuan Izin Penelitian PT RUDANG Berastagi Lampiran 10 :Kuesioner Penelitian
Lampiran 11 : Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel X! Lampiran 12 : Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel X2 Lampiran 13 : Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Y Lampiran 14 : Output Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN
(Studi pada Hotel Rudang Berastagi) Nama :Flora Valentina
NIM :110907042
Jurusan :Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing :Drs.Yance,Msi
Penelitian ini berjudul pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Hotel Rudang Berastagi. Adapun tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang. Penelitian ini jugabertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi dan menganalisis gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya kepemimpinan, teori budaya organisasi,teori hotel dan teori kinerja. Dimana ingin diketahuipengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus statistik.yaknimeneliti hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Hotel RudangBerastagi. Sedangkan rumus statistik yangdigunakan untuk menguji hipotesis adalah Analisis Regresi Linear Berganda.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa karyawan Hotel Rudang Berastagi yangberjumlah 50 orang.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang karena apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang,maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda di peroleh bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah budaya organisasi hal ini di buktikan dengan nilai standardized coefficient yang terbesar. Budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin baik budaya organisasi, maka kinerja karyawan akan meningkat. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan artinya apabila gaya kepemimpinan semakin baik, maka kinerja karyawan akan meningkat.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON EMPLOYEE PERFORMANCE
(Studies In Rudang Hotel Berastagi)
Name :Flora Valentina Nim :110907042
Departement :Business Administration Advisor : Drs.Yance,Msi
This study, entitled influence Leadership Style and Culture Organization the Employee Performance Hotel Rudang Berastagi. The purpose of this study was to analyze the influence of leadership style on the performance of employees at Hotel Rudang. This study also aims to analyze the influence of organizational culture on employees' performance on Hotel Rudang Berastagi and analyzing leadership styles and organizational cultures together have an influence on the performance of employees at the Hotel Rudang Berastagi
The theory used in this research is the theory of leadership styles, organizational culture theory, theory and performance theory hotel. Where we want to know the influence of leadership style and organizational culture on employee performance.
The method used in this research is descriptive with quantitative approach with a view to find the relationship between independent variables with the dependent variable using the formula statistik.yakni examined the association leadership style and organizational culture on employee performance Rudang Berastagi Hotel. While the statistical formula used to test the hypothesis is Multiple Linear Regression Analysis.The population in this study were students Rudang Berastagi Hotel employees numbering 50 people. The sample in this study amounted to 50 people as research subjects when less than 100 people, it is better taken all that research is the study populatio.
Based on the results of multiple linear regression analysis obtained that the most dominant factor is the influence on employee performance organizational culture it proved with the largest standardized coefficient. Organizational culture in a positive and significant influence on employee performance. The better the culture of the organization, the performance of employees will increase. Leadership style has positive influence on employee performance means that if the leadership style better, then the employee's performance will increase.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur pengendali, merupakan faktor paling penting dan utama didalam segala bentuk organisasi. Sumber daya
Manusia disini sifatnya sangat kompleks sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan dan perlakuan khusus disamping faktor yang lain karena perannya
sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan agar sejalan dengan tujuan organisasi itu sendiri. Dalam kenyataannya, keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan yang dikembangkan pada
organisasi itu dan kompetensi yang diberikan oleh anggota/bawahannya untuk mencapai tujuan tersebut. Sejalan dengan pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi, manusia merupakan unsur yang paling penting menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya dan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran instansi/organisasi.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada
suatu perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja semua karyawan dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan perusahaan Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya
kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya,kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi.Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin
menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Pemimpin memegang peran kunci dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi organisasi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan di
lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan.Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para pimpinan. Bila
pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya.
Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya.Perilaku pemimpin mempunyai dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Efektivitas
pemimpin dipengaruhi oleh karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan.Indrawati (2011),
dipimpinnya. Pemimpin yang baik bisa memberikan contoh yang baik bagi para
bawahannya dalam melakukan semua pekerjaannya,baik dan buruknya kinerja sangat dipengaruhi oleh tepatnya gaya kepemimpinan. Bila gaya kepemimpinan
seorang pimpinan pada suatu organisasi baik, maka akan sangat memiliki pengaruh besar terhadap kinerja, ini dibuktikan dengan beberapa hasil penilitian.
Selain gaya kepemimpinan, keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuannya dapat di pengaruhi juga oleh Budaya organisasi.Budaya organisasi merupakan pola, norma, keyakinan,dan nilai-nilai
yang berlaku dalam suatu perusahaan, pola, norma, keyakinan dan nilai tersebut dapat mempengaruhi tindakan atau perilaku sumber daya manusia atau karyawan yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga berimplikasi terhadap
kinarja karyawan yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi (corporate culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai,simbol-simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama, yang dimiliki suatu organisasi sehingga
anggota organisasi merasa satu keluarga dan menciptakan suatu kondisi anggota organisasi tersebut merasa berbeda dengan organisasi lain (Waridin dan
Masrurukhin ,2006).
Selanjutnya Waridin dan Masrukhin (2006) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan oleh
organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir dan
kondusif akan memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi peningkatan
kinerja karyawan.. Disamping itu kemampuan pemimpin dalam menggerakan dan memberdayakan karyawannya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Perubahan lingkungan dan tehnologi yang cepat meningkatkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh organisasi, hal ini memunculkan kebutuhan organisasi terhadap pemimpin yang dapat mengarahkan dan mengembangkan
usaha-usaha bawahan dengan kekuasaan yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi dalam membangun organisasi menuju high performance (Harvey dan
Brown, 1996, dalam Cahyono, 2005)
Keberhasilan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawannya.Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil
kerja yangsecara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan (Dessler, 1992). Setiap perusahaan akan berusaha untuk selalu meningkatkan kinerja karyawannya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Berbagai cara bisa
ditempuh perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya diantaranya dengan mewujudkan kepuasan kerja karyawan melalui budaya organisasi dan
gayakepemimpinan .
Kinerja sumber daya manusia atau karyawan dalam suatu perusahaan dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor yang diantaranya gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi. Dimana gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku-perilaku karyawan dalam suatu perusahaan kinerja
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan.Memperhatikan sumber daya
fisik,keuangan,kemampuan memasarkan,serta SDM merupakan beberapa faktor penting yang disyaratkan bagi organisasi untuk tetap kompetitif.Faktor yang
dianggap paling potensial dalam penyediaan keunggulan kompetitif bagi perusahaan adalah SDM,serta terkait dengan bagaimana mengelola sumber daya ini.
Hotel Rudang Berastagi,terletak di distrik Tanah Karo area Brastagi dengan suhu 17ºC hingga 20ºC. Hanya 2 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi
dari Medan, ibu kota Sumatera Utara dan hanya beberapa menit dari tugu kota kecil Berastagi. Menyediakan fasilitas akomodasi yang unik saat anda berada di sekitar Distrik Hotel Rudang Berastagi sekarang ini telah memiliki 72 kamar,
yang terdiri dari kamar Superior, Deluxe, dan Junior. Hotel ini juga dilengkapi dengan 5 ruang pertemuan, restoran, kolam renang serta fasilitas outbond yang akan terinteregrasi satu sama lain.Hotel Rudang Berastagi bertekad menjadi salah
satu asset daerah yang dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatan Pendapatan Asli Daerah, serta menunjukan rasa keinginan membangun Daerah
(Persikap Kuta Kemulihanta/Membenahi kampung halaman).Hotel Rudang merupakan pelopor hotel berbintang, di Berastagi. Pembangunan telah dimulai pada tahun 1979. Seiring dengan perjalanan waktu, bangunan hotel yang ada
direnovasi kembali tahun 2010. Hotel ini mengalami perubahan nama pada tahun 2010 menjadi HORISON disebabkan karena PT Metropolitan Golden
seluruh Indonesia.Namun pada tahun 2015 nama HORISON diubah kembali
menjadi Rudang oleh pemilik hotel sekaligus Direktur PT Rudang Bapak Setia Putra Ginting.Perubahan nama dan pengelola akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Hotel Rudang dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kenerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi,sehingga mungkin ada perbedaan kinerja para karyawan pada saat
pengelola PT.MGM dan pada saat kembali lagi berubah nama menjadi Rudang oleh Bapak Setia Putra Ginting.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul”Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Rudang Berastagi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,Maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1.Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja kerja
karyawan pada Hotel Rudang Berastagi?
2.Apakah budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja kerja
karyawan pada Hotel Rudang Berastagi
2. Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel Rudang Berastagi
3. Untuk menganalisis gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja kerja karyawan pada Hotel
Rudang Berastagi.
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pada hotel dalam mengembangkan usahanya.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti bangku
perkuliahan.
Penelitian ini sebagai referensi,informasi serta perbandingan teoritis mengenai
faktor- faktor yang mempengaruhi kualias produk,kepuasan konsumen,dan loyalitas pelanggan.
4. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership termaksuk kelompok ilmu terapan atau applied sciences dari ilmu-ilmu sosial,sebab prinsip-prinsip dan
rumusan-rumusannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan
kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Ada banyak
pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Menurut Robbins(2006:432) kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran .Menurut Kartono(2005:153) kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan
pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Dari beberapa penjelasan defenisi tentang kepemimpinan tersebut dapat
ditarik beberapa kesimpulan,yaitu bahwa:
1.Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan
2.Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi.Kejelasan dan
keakuratan dari komunikasi mempengaruhi perilaku dan kinerja pengikutnya. 3.Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yang dicapai.Pemimpin yang efektif
harus berhubungan dengan tujuan-tujuan individu,kelompok dan organisasi.
2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap,gerakan,tingkah laku,sikap yang elok,gerak-gerik yang
bagus,kekuatan,kesanggupan untuk berbuat bai sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai.James (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan, pada dasarnya
mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan
pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan,dipahami,dimengerti oleh bawahan atau orang yang menerima perintah.
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.1.2 Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan
Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan
pengendali anggota organisasidan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting
dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.
3. Gaya kepemimpinan bebas
Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi
mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas
2.1.3 Fungsi Gaya Kepemimpinan
Dapat dibedakan lima fungsi pokok gaya kepemimpinan secara operasional yaitu:
1.Fungsi Instuktif
Ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan
memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. 2.Fungsi Konsultatif
Konsultatif bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya,
yang dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang
3.Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun
dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin
harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin. 4.Fungsi Delegasi
Ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang
penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.Fungsi Pengendalian
Bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
2.1.4 Karakteristik Gaya Kepemimpinan
Karakteristik gaya kepemimpinan terbagi atas: 1.Pemaksa
a.Senang menghukum tetapi tidak suka memberi penghargaan
b.Berpendapat bahwa orang-orang pada dasarnya pemalas dan harus dipaksa
untuk bekerja
c.Tidak suka menerima umpan balik dari bawahannya atao orang-orang disekitarnya
2.Pendobrak
a.Punya motivasi prestasi yang tinggi
b.Melakukukan segala-galanya sendirian
c.Tidak suka mendelegasikan wewenang dan tanggungjawabnya
d.Tidak menaruh perhatian pada orang-orang disekitarnya
e.Punya standar mutu kerja yang tinggi, tetapi tidak memiliki sifat sebagai pemimpin yang baik
3.Penguasa
a.Usul-usul diajukan secara halus dan terselubung sehingga kurang jelas pada orang lain
c.Suka mendengar umpan balik dari bawahan dan orang-orang disekitarnya, tetapi
hanya untuk kepentingan sendiri
4.Penyayang
a.Suka memanjakan anggota atau bawahannya b.Nyaris tidak punya rencana kerja
c.Selalu memberi penghargaan tidak suka menghukum d.Nyaris tidak bisa mengatur pekerjaannya sendiri
5.Demokrat
a.Selalu punya rencana kerja yang terperinci
b.Banyak menaruh perhatian pada orang-orang disekitarnya
c.Suka menanyakan pendapat pada setiap orang
d.Memberi penghargaan ,tidak suka memberi hukuman
6.Pembina
a.Menetapkan tujuan dengan jelas, memberikan tantangan tetapi moderat
resikonya
b.Suka meneima dan memberikan umpan balik terperinci c.Memberikan penghargaan, tetapi juga memberikan hukuman
d.Mendelegasikan wewenang dan memberi bantuan kepada anggota atau bawahannya
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan
Dalam melaksanakan aktivitas kepemimpinan pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.Berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan.
1.Kepribadian(personality)
Pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,hal ini mencakup nilai-nilai,latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya
kepemimpinannya
2.Harapan dan perilaku atasan
3.Karakteristik
Harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemiminan
4.Kebutuhan Tugas
Setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhu gaya kepemimpinan
5.Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan
6.Harapan dan perilaku rekan
akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi
yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk
berprestasi,kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi
2.2 Budaya Organisasi
2.2.1.Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
culture, yang berasal dari kat yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara
belajar..Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
2.2.2 Pengertian Organisasi
Secara umum, pengertian organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekumpulan individu terhadap pembagian kerja kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah diciptakan secara sistematis dan
struktural. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional
dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.Dalam organisasi terdapat beberapa batasan yang dapat ditunjukkan pada sebuah organisasi tersebut. Selain itu, Pengertian Organisasi dapat diartikan sebagai tempat
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terorganisasi, terencana, terkendali dan terpimpin dalam memanfaatkan sumber daya yang
2.2.3 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya kepemimpinan, visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang
baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku. Hakikatnya, budaya organisasi
bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Budaya organisasi merupakan pedoman berprilaku bagi orang-orang dalam perusahaan. Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilainilai yang
berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif
yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung startegi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem
keyakinan, nilainilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi
Berdasarkan pengertian tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa
pengertian budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dianut oleh setiap anggota organisasi yang
dijadikan sebagai pedoman membentuk dan mengarahkan perilaku dalam mengatasi masalah akibat adanya perubahan. Adapun unsur-unsur budaya organisasi, diantaranya :
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi masalah 5. Berbagai nilai
6. Pewarisan 7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi
2.2.4 Fungsi Budaya Organisasi
Tika (2006:14) dalam bukunya yang berjudul “Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menyatakan bahwa terdapat 10 fungsi utama budaya organisasi, diantaranya :
1.Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain.
2.Sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini
merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga sebagai seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan. Para pegawai
mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.
3.Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana
lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan diatur secara efektif
4.Sebagai mekanisme dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku anggota-anggota organisasi. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya anggota
organisasi oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.
5.Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena adanya
sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru
6.Membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi. Fungsi ini dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan organisasi.
7.Sebagai saran untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan
eksternal dan masalah integrasi internal.
9.Sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat
komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antaranggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek
komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku.
10.Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi dapat juga menjadi
penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan
integrasi internal.
Oleh karena itu, fungsi budaya organisasi sebagai pedoman kontrol dalam membentuk sikap dan perilaku karyawan dalam menyelesaikan masalah-masalah
organisasi melalui nilai-nilai dan norma yang dianut untul lebih berinovasi. Budaya organisasi dapat pula berfungsi sebagai kontrol atas sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi dalam mencapai tujuan.
2.2.5 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Stepen P. Robbins (dalam Tika, 2006:10) menyatakan bahwa terdapat 10 karakteristik budaya organisasi, diantaranya :
1.Inisiatif Individual
Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif
individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan
2.Toleransi terhadap tindakan beresiko
Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota/para pegawai agar dapat bertindak agresif dan inovatif untuk
memajukan organisasi/perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.
3.Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan
harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.
4.Integrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi/perusahaan dapat mendorong unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.
5.Dukungan manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan
komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan. 6.Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma
yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan. 7.Identitas
dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian
profesional tertentu. 8.Sistem imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
9.Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para pegawai/karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan
kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan. Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan untuk
melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
10.Pola komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi
antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
Robbins (2008) menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi dalam organisasi yaitu memberi batasan untuk mendefinisikan
peran sehingga memperlihatkan perbedaan yang jelas antar organisasi, memberikan pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar dibandingkan
akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku anggota
organisasi.Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh kedua belah pihak, baik organisasi maupun para anggotanya. Manfaat tersebut adalah memberikan
pedoman bagi tindakan pengambilan keputusan, mempertinggi komitmen organisasi, menambah perilaku konsistensi perilaku para anggota organisasi danmengurangi keraguan para anggota organisasi, karena budaya
memberitahukan pada mereka sesuatu dilakukan dan dianggap penting (Mangkunegara, 2007).
2.2.6 Pembentukan Budaya organisasi
Robbins (2008) berpendapat bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk pembentukan budaya organisasi. Sekali terbentuk, budaya itu cenderung berakar,
sehingga sukar bagi para manager untuk mengubahnya.
Gambar 2.1
Pembentukan Budaya Organisasi
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat
dalam merekrut/ mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen
puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan tidak. Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada
kecocokan nilai-nilai staf baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
2.2.7 Kekuatan Budaya Organisasi
Kekuatan budaya organisasi pada intinya menjelaskan bagaimana
pengaruh budaya organisasi pada organisasi. Menurut Robbins (1996:292) kekuatan budaya dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu budaya kuat dan budaya lemah.Menurut Robbins budaya kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti
organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Sedang Vijay Sathe (dalam Tika, MP 2006:108) mengartikan
budaya kuat sebagai budaya yang ideal dimana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku.
Selanjutnya Robbins (dalam Tika MP 2006:111) mengemukakan ciri-ciri
budaya organisasi kuat adalah :
1.Menurunnya tingkat keluarnya pegawai
2.Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi
3.Ada kesepakatan yang tinggi dikalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi.
Sedangkan menurut Deal dan Kennedy (dalam Tika MP,2006:111) juga mengemukakan ciri-ciri budya organnisasi lemah yaitu:
2.Kesetiaan pada kelompok melebihi kesetiaan pada organisasi
3.Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok
Budaya organisasi yang kuat akan membantu organisasi memberikan kepastian bagi seluruh individu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama dan mempertahankan eksistensinya selama mungkin. Sedangkan budaya
organisasi yang lemah akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada para pegawai sehingga organisasi menjadi tidak
efektif dan kurang kompetitif.
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang).Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Pengertian kinerja
karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu
hal yang sangat penting di gunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang di harapkan
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang di pengaruhi oleh berbagai
faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006:26)
Berikut pengertian kinerja menurut beberapa ahli :
a. Menurut Robbins(2007:9) bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja)adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang di berikan kepadanya
b. Menurut Melayu S. P. Hasibuan (2006:94) menjelakan bahwa “kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang di bebankan kepadanya di dasarkan atas kecakapan, pengalama,
kesungguhan serta waktu
c. Menurut Widodo(2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan yang menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasl yang di
harapkan
Berdasarkan pergertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang di capai oleh karyawan dengan standar yang telah
di tentukan.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Scermerhorn, Hunt dan Osborn, (2000:256) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu atribut individu,kemampuan untuk
1. Atribut individu, dengan adanya berbagai atribut individu yang melekat pada
individu akan dapat membedakan individu yang satu dengan yan lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah
ditentukan, terdiri dari karakteristik demografi, misalnya: umur, jenis kelamin dan lain-lain, karakteristik kompeteisi, misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan dan keterampilan dan karakteristik psikologi, yaitu nilai-nilai yang dianut, sikap dan
kepribadian.
2. Kemampuan untuk Bekerja, dengan berbagai atribut yang melekat pada individu untuk menujukkan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu prestasi, hanya untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha atau kemauan
untuk bekerja keras karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan ketekunan.
3. Dukungan Operasional, dalam mencapai kinerja karyawan yang tinggi
diperlukan juga adanya dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun perusahaan.Misalkelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam
memberikan informasi.
Jadi kesimpulannya adalah tinggi rendahnya kinerja yang dicapai karyawan
.2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Werther dan Davis(1996:342),penilaian kinerja mempunyai beberapa
tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan karyawan yang dinilai,antara lain:
a.Performance Improvement.Memungkinkan karyawan dan manager untuk
mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
b.Compensation Adjustment.Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
c.Placement Decision.Menentukan promosi,transfer,dan demotion.
d.Training and Development Needs.Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan agar kinerja mereka lebih optimal
e.Carrer Planning and Development.Memandu untuk menentukan jenis karier dan potensi karier yang dapat dicapai.
f.Staffing Process Deficiencies.Mempengaruhi prosedur perekrutan karyawan.
g.Informational Inaccuracies and Job-Design Errors.Membantu menjelaskan
kesalahan apa saja yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama dibidang informasi job-analysis,job-design,dan sistem informasi
h.Equal Employment Opportunity.Menunjukkan bahwa placement decision tidak
diskriminatif
i.External Challenges.Kadang-kadang kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti keluarga,keuangan pribadi,kesehatan,dan lain-lainnya.Biasanya faktor ini tidak terlalu keliatan,namun dengan melakukan penilaian kinerja,faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya
manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja karyawan.
j.Feedback.Memberikan umpan balik bagi urusan kekaryawanan maupun bagi
karyawan itu sendiri..
2.3.4 Aspek-Aspek Penilaian Kinerja
Menurut (Rivai, 2005:214) aspek-aspek kinerja karyawan yang dinilai dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan metode,
teknik, dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan tugas serta pengalaman dan pelatihan.
b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak di unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, pada intinya individual tersebut
memahami tugas, fungsi serta tanggung jawab karyawan.
Indikator yang digunakan dalam menilai kinerja karyawan terdiri dari:
1.Laporan kerja
2.Ketrampilan dan pengetahuan teknis
3.Mengembangkan inisiatif dan kemandirian 4.Berpedoman pada kebijakan
5.Memberikan informasi
6.Mengendalikan biaya 7.Memberikan pelayanan.
2.4 Hotel
2.4.1 Pengertian Hotel
Pada saat ini kebutuhan jasa perhotelan sangat banyak peminatnya sehingga pihak pengusaha perhotelan memandang hotel bukan saja sebagai suatu tempat untuk menginap tetapi lebih dari itu. Hotel dapat digunakan sebagai tempat
transaksi bisnis, tempat jamuan makan untuk tamu dan relasi-relasi bisnis, atau juga sebagai tempat diadakannya acara-acara khusus. Pada intinya hotel bertujuan
menyediakan tempat untuk sementara waktu dengan memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan harapan para tamu menjadi puas .Hotel adalah suatu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi(penginapan)
serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhinya syarat-syarat comfort dan bertujuan komersial.Sedangkan menurut
penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola
secara komersial.
2.4.2 Jenis Hotel
Jenis hotel menurut Darsono (1992), dapat dikategorikan menurut tempat didirikan sesuai fasilitas yang dimiliki hotel tersebut. Jenis hotel dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Business Hotel
Adalah hotel yang dirancang untuk orang-orang yang mempunyai kepentingan
usaha atau dagang. Hotel ini terletak dipusat kota atau pusat perdagangan dan lama tamu yang tinggal hanya satu atau dua hari saja.
b. Resident Hotel
Adalah hotel yang dirancang untuk tamu-tamu yang akan tinggal lama. Hotel ini berada ditengah kehidupan masyarakat dengan tarif khusus sesuai dengan lama tinggal.
c. Resort Hotel
Adalah hotel yang dirancang untuk tamu yang mempunyai tujuan khusus yaitu
untuk istirahat atau rekreasi. Letak hotel biasanya berada dikawasan wisata seperti pegunungan, pantai dan pedalaman dengan tarif kamar yang umumnya mahal.
Gaya Kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi,
menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.Dengan
demikian dari seorang pemimpin dapat berpengaruh terhadap kinerja.Banyak penelitian tentang kepemimpinan telah menguji antara kepemimpinan dengan kinerja yaitu Helmer dan Surver (1988), Taylor (1978) dan .Yukl (1994)
mengatakan bahwa teori part goa ltentang kepemimpinan telah di kembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi
kepuasan dan kinerja karyawan.
2.6 Hubungan Antara Budaya Organisasi dengan Kinerja
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tidak hanya di tentukan oleh keberhasilan implementasi prinsip-prinsip manajemen, seperti Planning, organizing, laeding dan controlling saja, tetapi ada faktor lain yang
lebih menentukan, yaitu budaya organisasi. Pegawai yang memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu
kepribadian organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Budaya organisasi dapat membantu kinerja karyawan, karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk
memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasinya. Untuk mengetahui seberapa baik kinerja karyawan
bawahannya secara lebih dekat untuk melakukan pekerjaan secara lebih baik.
Memotivasi para karyawan dengan memberikan umpan balik tentang bagaimana cara mereka bekerja.Sistem penilaian kinerja dapat membantu menemukan dan
merumuskan aspek-aspek penting dari budaya dengan spesifikasi perilaku dan kompetensi yang dieprhikan untuk menyumbang keberhasilan organisasi, unit, kelompok, atau posisi. Jadi, sistem penilaian yang baik seharusnya digunakan
sebagai alat untuk mengungkapkan, mempengaruhi dan memperkuat budaya organisasi.
2.7 Kerangka Konseptual
Sesuai dengan latar belakang masalah, tujuan permasalahan, rumusan permasalahan, landasan teori yang dipilih, maka kerangka konseptual dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
Gambar 2.2
Hubungan Antara Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y)
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Untuk mencari pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y)
dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Gaya
Kepemimpinan (X1)
Budaya
Organisasi (X2)
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
karyawan pada
PTt.Dwimitra Multiguna
Sejahtera di
kabupaten
Konawe Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan adalah budaya organisasi hal ini di
buktikan dengan nilai standardized coefficient
yang terbesar. Budaya organisasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus statistik.Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada
berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Hotel Rudang di Jln.Jamin Ginting No.16,Berastagi.
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan kemidian ditarik
kesimpulan.Berdasarkan penjelasan tersebut,maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Rudang Berastagi yang berjumlah 50
orang
3.3.2 Sampel
.Menurut Arikunto (1996:104) apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang,maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.Berdasarkan teori yang ada maka maka seluruh karyawan Hotel Rudang
Berastagi yang berjumlah 50 orang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3.4 Hipotesis
Jawaban sementara yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Di duga gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
2. Di duga budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
3. Di duga antara gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja karyawan
Menurut Singarimbun(1997:33) konsepadalah istilah dan defenisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,keadaan,kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.Melalui konsep,peneliti
diharapkan akan dapat menyedrhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk menghindari batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep
yang diteliti,maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang dipergunakan,yaitu:
1.Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai.
2.Budaya Organisasi adalah serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya
kepemimpinan, visi dan misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu
perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku.
3.Kinerja Karyawan(Prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3.6 Defenisi Operasional
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai 2. Budaya organisasi (X2)
Budaya Organisasi adalahserangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya kepemimpinan, visi dan misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota
yang baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku
3. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
apabia bawahan
melakukan kesalahan 3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa
saja yang mereka pilih
Budaya organisasi
(X2)
serangkaian nilai-nilai
dan strategi,gaya
kepemimpinan, visi dan misi serta norma-norma
yang baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi
suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan
perilaku
Kinerja
Karyawan (Y)
hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sumber:Data Primer,2015
3.7Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh keterangan atau data dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian,penulis menggunakan dua cara teknik pengumpulan data,yaitu:
3.7.1 Teknik pengumpulan data primer
.Data Primer,yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian,yaitu Hotel Rudang Berastagi.Data primer ini diperoleh dengan wawancara dan observasi. baik itu melalui observasi dan wawancara secara
3.7.2 Teknik pengumpulan data sekunder
Data Sekunder,yaitu data diperoleh melalui studi dokumentasi,baik dari buku-buku referensi dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Metode Uji Instrumen
a.Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan kevalidan atau kesahihan
suatu istrumen.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat.Penelitian ini menggunakan alat kuesioner,karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian,apakah valid atau tidak.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 19 for windows.Dengan menggunakan SPSS,maka kriteria menarik kesimpulan untuk
menentukan valid tidaknya suatu instrumen adalah dengan melihat probabilitas kesalahan dari korelasi(disimbolkan dengan Sig).Nilai kesalahan(Sig) hasil dari perhitungan SPSS tersebut dibandingkan dengan probabilitas kesalahn yang
ditetapkan oleh peneliti yang disimbolkan dengan alpha (a).Umumnya dalam