• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Kalsium Susu Kambing, Susu Kuda Liar Dan Susu Sapi Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Kalsium Susu Kambing, Susu Kuda Liar Dan Susu Sapi Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM SUSU KAMBING,

SUSU KUDA LIAR DAN SUSU SAPI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAHAN SKRIPSI

OLEH

SURYA UTAMA

NIM 071524073

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR KALSIUM SUSU KAMBING, SUSU KUDA LIAR DAN SUSU SAPI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN

ATOM OLEH SURYA UTAMA

NIM 071524073

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal: Juni 2011

Pembimbing I, Panitia Penguji,

(Prof.Dr.rer.nat.EffendyDeLuxPutra,SU.,Apt.) (Prof.Dr.SitiMorinSinaga.,MSc.,Apt) NIP 195306191983031001 NIP 195008281976032002

Pembimbing II,

(Dra. Salbiah, M.Si., Apt.) (Prof.Dr.rer.nat.EffendyDeLuxPutra,SU.,Apt.) NIP 194810031987012001 NIP 195306191983031001

(Drs.Fatur Rahman Harun, M.Si.,Apt) NIP 195201041980031002

(Drs.Syafruddin.,M.S.,Apt) NIP 194811111976031003

Medan, Juni 2011

Disahkan Oleh Dekan Fakultas Farmasi,

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim,

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini, tak lupa penulis menghanturkan sholawat berangkai salam untuk Rasulullah Nabi Muhammad SAW

sebagai contoh tauladan dalam kehidupan.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul:”

PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM SUSU KAMBING, SUSU KUDA LIAR DAN SUSU SAPI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATAOM”.

Didalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari Bapak/Ibu dosen pembimbing yang

telah rela meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

Selanjutnya penulis dengan kerendahan hati dan keikhlasan mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kedua orangtua penulis yaitu ayahanda Ir.Hidayat dan ibunda Suryani yang

telah mencurahkan kasih sayang, pengorbanan baik materi, motivasi serta do’a yang tak ternilai harganya. Semoga Allah SWT selalu memberikan

(4)

2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra, SU., Apt. dan ibu Dra.

Salbiah, M.Si., Apt. yang telah membimbing dan memberikan petunjuk-petunjuk serta saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Panal Sitorus, M.Si., Apt. selaku Penasehat Akademik yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Staf pengajar dan Staf administrasi Fakultas Farmasi yang telah mendidik penulis selama di perguruan tinggi dan membantu kemudahan administrasi. 6. Bapak Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc., yang telah memberikan izin untuk

memakai alat spektrofotometri serapan atom dan Bang bobi selaku operator alat spektrofotometri serapan atom yang telah membantu mengukur sampel

yang dianalsis selama penelitian.

7. Adikku, Teman – teman seangkatan ekstensi farmasi 2007 Universitas Sumatera Utara Medan dan teman-teman lainnya atas semangat maupun

motivasi yang telah diberikan.

Atas bantuan dan dukungan tersebut penulis tidak dapat membalasnya, hanya memohon kepada Allah SWT agar mereka memperoleh rahamat, hidayah dan

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritiknya yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, Juli 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Susu ... 4

2.1.1 Pengertian susu ... 4

2.1.2 Komposisi susu ... 5

(7)

2.3 Susu Kuda Liar ... 7

2.3.1 Kandungan gizi susu kuda liar ... 8

2.4 Susu sapi ... 9

2.5 Kalsium ... 9

2.6 Spektrofotometer Serapan Atom ... 10

2.7 Instrumentasi SSA ... 11

2.8 2.8 Cara kerja spektrofotometri serapan atom (SSA) ... 12

BAB III. METODOLOGI ... 13

3.1 Lokasi penelitian ... 13

3.2 Alat-alat ... 13

3.3 Bahan-bahan... 13

3.4 Pengambilan sampel ... 13

3.5 Preparasi sampel ... 14

3.6 Pembuatan larutan sampel ... 14

3.7 Analisa kuantitatif secara spektrofotometri ... 15

3.7.1 Pembuatan kurva kalibrasi logam kalsium ... 15

3.7.2 Penetapan kadar kalsium dalam sampel ... 15

3.8 Analisa data secara statistika ... 16

3.8.1 Uji penolakan hasil analisis ... 16

3.8.2 Uji anova ... 17

3.9 Uji validasi metode analisis ... 18

(8)

3.9.3 Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi ... 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Pemeriksaan kuantitatif ... 20

4.1.1 Kurva kalibrasi kalsium ... 20

4.1.2 Penentuan kadar kalsium yang terdapat pada sampel... 21

4.2 Presisi... 22

4.3 Uji perolehan kembali ... 22

4.4 Batas deteksi dan Batas kuantitasi ... 23

4.5 Uji Anova ... 23

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN ... 28

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan gizi susu kambing per 100 gram ... 6

Tabel 2. Nilai Qkritis Pada Taraf Kepercayaan 95% ... 16

Tabel 3. Kadar Logam Kalsium Pada Sampel Yang Di analisis ... 21

Tabel 4. Persen Perolehan Kembali Pada Susu Sapi Asli Segar ... 22

Tabel 5. Data Uji Anova Dari Sampel Yang Di Analisis ... 23

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) ... 28 Lampiran 2. Perhitungan Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ) logam kalsium ... 30

(12)

Lampiran 15. Tabel nilai distribusi F ... 45

Lampiran 16. Data uji keseksamaan (%RSD) hasil analisis logam ca pada susu sapi segar ... 46

Lampiran 17. Gambar susu kuda liar bermerek yang di analisis ... 47

Lampiran 18. Gambar susu kuda liar segar yang di analisis ... 48

Lampiran 19. Gambar susu sapi segar yang dianalisis ... 49

Lampiran 20. Gambar susu sapi bermerek yang dianalisis ... 50

Lampiran 21. Gambar susu sapi bermerek yang dianalisis ... 51

Lampiran 22. Gambar susu kambing segar yang dianalisis ... 52

(13)

PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM SUSU KAMBING,SUSU KUDA LIAR DAN SUSU SAPI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM

ABSTRAK

Susu merupakan salah satu sumber kalsium hewani yang utama dan mudah diperoleh untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna dan makanan alamiah bagi makhluk hidup yang baru dilahirkan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan kadar kalsium susu sebagai salah satu parameter kualitas susu.

Sampel yang dianalisis adalah susu yang dijual di pasaran dapat berupa susu cair segar maupun susu kental yang sudah diolah dan dikemas dengan merek dagang dan susu yang belum diolah seperti susu yang langsung diambil atau dibeli dari peternak atau koperasi peternakan. Untuk mengetahui kandungan kalsium dalam susu maka dilakukan penetapan kadar secara spektrofotometri serapan atom yang diukur pada panjang gelombang 422,7 nm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium pada susu yang dianalisis sebagai

berikut: susu kambing segar (86,17±1,73mg/100gr), Susu kuda liar segar (15,33 ± 0, 48mg/100gr), Susu kuda liar bermerek (16,31 ± 3,10mg/100gr), Susu sapi segar (32, 87±0,64 mg/100gr), Susu sapi bermerek yes susu (74,37 ± 0,45 mg/100gr), Susu sap i bermerek Frisian flag (84,90 ± 2,52mg/100gr).

Uji validasi yang dilakukan terhadap metode yang dipakai memberi hasil hasil rerata perolehan kembali yaitu 108,16%, batas deteksi (LOD) sebesar 0,3910 mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 1,3033 mcg/ml dan presisi (RSD) sebesar 2,4%. Ini menunjukkan metode ini memberi akurasi dan presisi yang baik. Secara statistik menggunakan anova (analisis ragam) dengan konsep distribusi F dan uji duncan, menyimpulkan bahwa susu sapi bermerek yes susu dan susu sapi segar yang berbeda secara signifikan sedangkan susu sapi bermerek Frisian flag, susu kambing segar, susu kuda liar segar dan susu kuda liar bermerek tidak berbeda secara signifikan.

Kata kunci : susu kambing, susu kuda liar, susu sapi, kalsium, spektofotometri serapan atom

(14)

VALUE DETERMINATION OF CALSIUM IN GOAT MILK, WILD HORSE MILK AND COW MILK WITH ATOMIC ABSORPTION

SPECTROPHOTOMETRY METHOD ABSTRACT

Milk is one of main calcium animal source and easily available for consumption by the public. looked at from nutrient aspect, milk is an almost perfect food and natural food for living things that is born. The purpose of this research is to determine value of calsium as one of milk quality parameter.

Samples analyzed is milk that sold at market can be in the form of fresh liquid milk although thick milk that has been processed and packaged with trademark and unprocessed milk as milk is taken or purchased from ranchers or husbandry cooperation. To know the content of calcium in milk then performed value determination assay by atomic absorption spectrophotometric which measured at a wavelenght of 422,7 nm.

The results showed that value of calsium in milk were analyzed as follows: fresh goat milk (86,17 ± 1,73 mg/100gr), wild horse fresh milk (15,33 ± 0,48 mg/100gr), brand wild horse milk (16,31 ± 3,10 mg/100gr), fresh cow milk (32,87 ± 0,64 mg/100gr), brand cow milk yes milk (74,37 ± 0,45 mg/100gr), brand cow milk frisian flag (84,90 ± 2,52 mg/100gr).

Validation test conducted on methods used to give the average recovery is 108,16%, limit of detection (LOD) of 0,3910 mcg/ml and limit of quantitation (LOQ) of 1,3033 mcg/ml and precision (RSD) of 2,4%. This conducted on methods give accuration and precision is good. Statistically using Anova (analysis of manner) with the concept of F distribution and duncan test, concluded that brand cow milk yes milk and fresh cow milk is significantly different whereas brand cow milk frisian flag, fresh goat milk, wild horse fresh milk and brand wild horse milk not differ significantly.

(15)

PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM SUSU KAMBING,SUSU KUDA LIAR DAN SUSU SAPI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM

ABSTRAK

Susu merupakan salah satu sumber kalsium hewani yang utama dan mudah diperoleh untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna dan makanan alamiah bagi makhluk hidup yang baru dilahirkan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan kadar kalsium susu sebagai salah satu parameter kualitas susu.

Sampel yang dianalisis adalah susu yang dijual di pasaran dapat berupa susu cair segar maupun susu kental yang sudah diolah dan dikemas dengan merek dagang dan susu yang belum diolah seperti susu yang langsung diambil atau dibeli dari peternak atau koperasi peternakan. Untuk mengetahui kandungan kalsium dalam susu maka dilakukan penetapan kadar secara spektrofotometri serapan atom yang diukur pada panjang gelombang 422,7 nm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium pada susu yang dianalisis sebagai

berikut: susu kambing segar (86,17±1,73mg/100gr), Susu kuda liar segar (15,33 ± 0, 48mg/100gr), Susu kuda liar bermerek (16,31 ± 3,10mg/100gr), Susu sapi segar (32, 87±0,64 mg/100gr), Susu sapi bermerek yes susu (74,37 ± 0,45 mg/100gr), Susu sap i bermerek Frisian flag (84,90 ± 2,52mg/100gr).

Uji validasi yang dilakukan terhadap metode yang dipakai memberi hasil hasil rerata perolehan kembali yaitu 108,16%, batas deteksi (LOD) sebesar 0,3910 mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 1,3033 mcg/ml dan presisi (RSD) sebesar 2,4%. Ini menunjukkan metode ini memberi akurasi dan presisi yang baik. Secara statistik menggunakan anova (analisis ragam) dengan konsep distribusi F dan uji duncan, menyimpulkan bahwa susu sapi bermerek yes susu dan susu sapi segar yang berbeda secara signifikan sedangkan susu sapi bermerek Frisian flag, susu kambing segar, susu kuda liar segar dan susu kuda liar bermerek tidak berbeda secara signifikan.

Kata kunci : susu kambing, susu kuda liar, susu sapi, kalsium, spektofotometri serapan atom

(16)

VALUE DETERMINATION OF CALSIUM IN GOAT MILK, WILD HORSE MILK AND COW MILK WITH ATOMIC ABSORPTION

SPECTROPHOTOMETRY METHOD ABSTRACT

Milk is one of main calcium animal source and easily available for consumption by the public. looked at from nutrient aspect, milk is an almost perfect food and natural food for living things that is born. The purpose of this research is to determine value of calsium as one of milk quality parameter.

Samples analyzed is milk that sold at market can be in the form of fresh liquid milk although thick milk that has been processed and packaged with trademark and unprocessed milk as milk is taken or purchased from ranchers or husbandry cooperation. To know the content of calcium in milk then performed value determination assay by atomic absorption spectrophotometric which measured at a wavelenght of 422,7 nm.

The results showed that value of calsium in milk were analyzed as follows: fresh goat milk (86,17 ± 1,73 mg/100gr), wild horse fresh milk (15,33 ± 0,48 mg/100gr), brand wild horse milk (16,31 ± 3,10 mg/100gr), fresh cow milk (32,87 ± 0,64 mg/100gr), brand cow milk yes milk (74,37 ± 0,45 mg/100gr), brand cow milk frisian flag (84,90 ± 2,52 mg/100gr).

Validation test conducted on methods used to give the average recovery is 108,16%, limit of detection (LOD) of 0,3910 mcg/ml and limit of quantitation (LOQ) of 1,3033 mcg/ml and precision (RSD) of 2,4%. This conducted on methods give accuration and precision is good. Statistically using Anova (analysis of manner) with the concept of F distribution and duncan test, concluded that brand cow milk yes milk and fresh cow milk is significantly different whereas brand cow milk frisian flag, fresh goat milk, wild horse fresh milk and brand wild horse milk not differ significantly.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah, kambing perah, atau bahkan kerbau perah. (Sumoprastowo, 2000).

Sumber utama kalsium pada umumnya adalah susu yang mengandung kalsium sekitar 1150 mg per liter (Anonim, 2010). Sumber lain kalsium adalah keju,

Serelia, ikan seperti ikan teri kering, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga (Almatsier, 2002).

Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem

fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl)

dan magnesium (Mg), dan mikroelemen antara lain besi (Fe), iodium (I), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobalt (Co) (Darmono, 1995).

Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan

dan manusia. Kalsium merupakan komponen penting dalam pembentukan tulang dan gigi, 99% jumlah kalsium dalam tubuh ditemukan di tulang dan gigi, yang disamping

itu, kalsium merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan jaringan. Kalsium juga penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam sistem koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma (Darmono,

(18)

Untuk menentukan kandungan mineral bahan harus dihancurkan atau

didestruksi dulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan kering (dry ashing) dan pengabuan basah (wet digestion) (Apriantono, 1989).

Terdapat beberapa metode penetapan kadar kalsium di dalam literatur antara

lain kompleksometri (Rivai, 1995). Gravimetri, permanganometri dan spektrofotometri serapan atom (Rohman, 2007). Keuntungan dari spektrofotometri

serapan atom adalah kecepatan analisisnya, dapat mengukur kadar logam dalam jumlah kecil dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukan pemisahan (Khopkar, 1990).

Adapun jenis susu yang dijual di pasaran berupa susu segar yang telah mengalami proses pengolahan baik berbentuk susu cair maupun susu kental yang

dikemas dengan merek dagang serta susu segar yang belum mengalami proses pengolahan seperti susu yang diambil atau dibeli dari peternakan atau koperasi peternakan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti kadar logam kalsium yang terkandung di dalam susu cair segar yang dikemas dengan

(19)

1.2 Perumusan masalah

1. Berapakah kadar kalsium di dalam ketiga jenis susu yang di teliti?

2. Apakah kadar kalsium di dalam ketiga jenis susu terdapat perbedaan yang cukup jauh?

1.3 Hipotesis

1. Kadar kalsium dalam ketiga jenis susu yang diteliti cukup tinggi

2. Kadar kalsium dalam ketiga jenis susu memiliki perbedaan yang cukup jauh 1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menentukan kadar kalsium dalam ketiga jenis susu. 1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui tentang kandungan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Susu

1.1.1 Pengertian Susu

Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah, kambing perah, atau bahkan kerbau perah. Susu sangat

mudah rusak dan tidak tahan lama di simpan kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Susu segar yang dibiarkan di kandang selama beberapa waktu, maka lemak

susu akan menggumpal di permukaan berupa krim susu, kemudian bakteri perusak susu yang bertebaran di udara kandang, yang berasal dari sapi masuk ke dalam susu dan berkembang biak dengan cepat. Oleh bakteri, gula susu di ubah menjadi asam

yang mengakibatkan susu berubah rasa menjadi asam. Lama kelamaan susu yang demikian itu sudah rusak. Kombinasi oleh bakteri pada susu dapat berasal dari sapi,

udara, lingkungan, manusia yang bertugas, atau peralatan yang digunakan (Sumoprastowo, 2000).

Susu juga bisa terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab penyakit

menular pada manusia seperti tuberculosis, difteri, dan tifus. Oleh karena itu, susu harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat-syarat kualitas dari pemerintah.

Dalam melindungi konsumen susu, pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan sapi perah dan ternak perah, petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan makanan ternak

(21)

1.1.2 Komposisi Susu

Dalam berbagai spesies komposisi susu tergantung pada berbagai faktor antara lain; bangsa, masa laktasi, pakan, dan frekuensi pemerahan. Sehingga sangat

sulit dalam menentukan komposisi susu normal (Darmajati, 2008).

Menurut Girisonta, 1995. Susunan zat gizi air susu adalah sebagai berikut : a. Air : 87,7%

b. Lemak : 3,45%

c. Protein : 3,2% (terdiri dari casein : 2,7% dan albumin : 0,5%)

d. Laktosa : 4,6% e. Mineral : 0,85% f. Vitamin-vitamin

2.2 Susu Kambing

Susu kambing adalah minuman kaya gizi. Bahkan, kandungan gizinya tidak

kalah dengan susu sapi. Selain itu, keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat mengonsumsi susu sapi tidak ditemui pada orang yang mengonsumsi susu kambing. Oleh karenanya, susu kambing bisa menjadi alternatif bagi konsumen yang

alergi terhadap susu sapi (Susanto dan Budiana, 2005).

Di Timur Tengah, susu kambing lebih populer dibandingkan susu sapi. Salah

satu bahan baku beberapa jenis makanan dan minuman, seperti puding dan yoghurt, yaitu susu kambing. Di Indonesia, susu kambing belum banyak di konsumsi. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang manfaat susu kambing. Selain

(22)

2.2.1 Kandungan Gizi Susu Kambing

Susu kambing merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh ambing kambing (kelenjar mammae). Susu diproduksi oleh kambing betina setelah

melahirkan atau disebut masa laktasi. Lama masa laktasi sekitar 7 bulan (Susanto dan Budiana, 2005).

Salah satu kelebihan susu kambing adalah kandungan gizinya relatif lebih

lengkap dan tinggi. Kandungan gizi susu kambing secara lengkap sebagai berikut.

Tabel 1. Kandungan gizi susu kambing per 100 gram

Gizi Kandungan

Asam pantotenat 0,310 mg

Folat 0,6 mg

Vitamin B12 0,065 mcg

(23)

Lemak

Asam lemak jenuh, saturated 2,667 g

Asam lemak tak jenuh, monounsaturated 1,109 g Asam lemak tak jenuh, polyunsaturated 0,149 g

Kolesterol 11,4 g

Sebelumnya peredaraan susu kuda liar asal sumbawa sempat dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena dinilai promosi susu ini bersifat menyesatkan dan khasiatnya meragukan karena belum diuji coba secara klinis.

Namun semua itu kini terbantahkan berkat penelitian Diana. Dari tesisnya yang berjudul “Kajian Aktivitas dan Karakterisasi Senyawa Antimikroba dari Susu Kuda

Sumbawa” disimpulkan bahwa susu kuda sumbawa mempunyai keistimewaan yaitu tidak mengalami penggumpalan dan kerusakan meskipun tidak dipasteurisasi dan tanpa diberi bahan pengawet apapun, serta tahan disimpan pada suhu kamar sampai 5

bulan. Sifat ini memberi petunjuk bahwa dalam susu kuda sumbawa terkandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diduga senyawa

antimikroba alami (Infovet, 2009).

(24)

pengumpul mengirim langsung susu tanpa pengolahan dalam wadah jerigen kepada

perusahaan pengemas antara lain di Bandung, Sukabumi, Jakarta dan Bogor. Susu dalam kemasan kemudian dijual melalui apotik, toko obat dan radio swasta di beberapa kota di indonesia. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa susu kuda

sumbawa yang disimpan pada suhu kamar sampai beberapa bulan ternyata tidak busuk dan hanya terjadi fermentasi, padahal susu hewan lain pada kamar dalam

waktu 24 jam sudah busuk dan tidak dapat di konsumsi lagi (Anonim, 2004).

Menurut Prof. DR. Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB menyebutkan bahwa gizi susu kuda liar tidak kalah dengan gizi susu sapi. Populer di

Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, kuda liar juga ternyata dikembangbiakkan di Sukabumi, Jawa Barat. Bahkan sangat populer di Perancis Selatan. Susunya juga

diolah menjadi keju (Anonim, 2009). 2.3.1 Kandungan Gizi Susu Kuda Liar

Kandungan kadar protein dalam air susu kuda lebih tinggi daripada susu sapi

sebagai alternatif tambahan air susu ibu (ASI) bagi bayi dalam masa pertumbuhan dan untuk kecerdasaan otak. Rantai protein pada susu kuda sumbawa lebih pendek

dibandingkan dengan yang ada pada susu sapi sehingga mudah dicerna bayi. Secara umum, kandungan protein pada susu sapi sebanyak 17,35% dan pada susu kuda 17,52% (Anonim, 2009).

Susu kuda juga merupakan sumber lemak, vitamin dan mineral. Kandungan gizinya yang mendekati air susu ibi (ASI), susu cocok untuk bayi karena kadar

(25)

2.4 Susu Sapi

Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, sebab susu sapi merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, mineral

dan vitamin. Zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya dalam perbandingan yang sempurna (Girisonta, 1995).

2.5 Kalsium

Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan

dan manusia. Kalsium merupakan komponen penting dalam pembentukan tulang dan gigi, 99% jumlah kalsium dalam tubuh ditemukan di tulang dan gigi, yang disamping itu, kalsium merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan jaringan.

Kalsium juga penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam sistem koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma (Darmono,

1995).

Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas di

dalam tubuh (Almatsier, 2002).

Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi pada masa

pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambil dari tulang dan bila terjadi terus-menerus, tulang dapat menjadi tipis, rapuh, dan mudah patah. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada

(26)

dewasa sebesar 500 mg dan wanita hamil dan menyusui sebesar 1200 mg (Gaman

dan Sherrington, 1992).

2.6 Spektrofotometer Serapan Atom

Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah

garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia bernama Alan Walsh di

tahun 1955. Sebelumnya ahli kimia banyak tergantung pada cara-cara spektrofotometrik atau metode analisis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan memakan waktu, kemudian segera digantikan dengan spektroskopi serapan atom

atau atomic absorption spectroscopy. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Metode serapan sangatlah spesifik. Logam-logam yang

membentuk campuran kompleks dapat dianalisis dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber energi yang besar. Suatu perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses eksitasi, sehingga analisis dalam fotometri nyala dapat bervariasi

hasilnya, metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom (Khopkar, 2003). 2.7 Instrumentasi SSA

1. Sumber sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hallow cathode lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung

suatu katoda dan anoda. 2. Tempat sampel

(27)

mengubah suatu sampel manjadi uap atom-atom yaitu: dengan nyala (flame)

dan dengan tanpa nyala (flameless). 3. Monokromator

Pada SSA, monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih

panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. 4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman.

5. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatatan hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah

terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi (Rohman, 2007).

2.8 Cara kerja spektrofotometri serapan atom (SSA)

Analisis dengan sistem ini cara kerjanya berdasarkan atas penguapan larutan

sampel, kemudian logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (hollow cathode lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan.

(28)

BAB III METODOLOGI

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskritif.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika Dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) Medan, mulai dari preparasi sampel sampai pengukuran kadar logam kalsium (Ca) dengan

Spektrofotometer Serapan Atom. 3.2 Alat-Alat

Spektrofotometer Serapan Atom (shimadzu AA-6300) dengan nyala

udara-asetilen (air-C2H2), lampu kalsium (BGC-D2), neraca listrik (metler PM 400),

hotplate (PMC 502 Series), cawan penguap, termometer dan alat-alat gelas (labu

tentukur, corong, pipet tetes, gelas ukur,). 3.3 Bahan-Bahan

Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis

keluaran E-Merk yaitu larutan baku kalsium (Ca) 1000 mcg/ml, asam nitrat dan asam perklorat terkecuali aquadest dan susu yang di analisis.

3.4 Pengambilan Sampel

Sampel yang diperiksa adalah sampel susu segar dan susu cair bermerek yang ada di pasaran. Sampel ini tersedia di Apotek (Apotek Maju, Apotek Hani, Apotek

(29)

Morawa, Batangkuis, Langkat) kambing ( Tembung, Tanjung Morawa, Langkat) dan

susu kuda liar (Bima, Dompu, Sumbawa, Jawa Barat). Metode pengambilan sampel purposif yang ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama (homogen) dengan sampel yang di teliti

(Sudjana, 2001).

3.5 Preparasi Sampel

Susu segar dan susu bermerek yang dianalisis, dituang ke dalam beaker glass untuk dilakukan penimbangan, kemudian dilakukan proses destruksi dengan metode destruksi seperti di bawah ini:

Metode destruksi

Sampel ditimbang ±10 gram menggunakan cawan penguap, lalu ditambahkan

dengan HNO3 pekat : HClO4 pekat (8:2) 10 ml, Panaskan di atas hotplate dengan

suhu 115o C sampai terbentuk larutan jernih (Darmono, 1995).

3.6 Pembuatan Larutan Sampel

Larutan sampel yang jernih dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian cawan penguap dibilas sebanyak tiga kali dan air bilasan dimasukkan ke dalam labu

takar, lalu ditambahkan akuades hingga garis tanda. Homogenkan dengan dikocok, lalu disaring dengan menggunakan kertas saring whatman No. 42. Filtrat yang diperoleh di jadikan sebagai larutan sampel.

3.7 Analisa Kuantitatif secara spektrofotometri 3.7.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Kalsium

(30)

larutan tersebut (konsentrasi 10 mcg/ml) dipipet 5 ml, 15 ml, 20 ml dan 25 ml

kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml lalu diencerkan sampai garis tanda dengan air suling. Larutan tersebut mengandung 1 mcg/ml, 3 mcg/ml, 4 mcg/ml, 5 mcg/ml. Diukur pada panjang gelombang 422,7 nm.

3.7.2 Penetapan Kadar Kalsium Dalam Sampel

Larutan sampel (susu kuda liar asli dan bermerek) dipipet sebanyak 2 ml lalu

dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda (Faktor Pengenceran = 5 kali), larutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm (Dilakukan hal

yang sama terhadap sampel berikutnya dengan pengambilan volume larutan sampel yang dipipet berbeda, volume labu tentukur berbeda dan faktor pengenceran juga

berbeda). Kadar kalsium dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan : C = Konsentrasi sampel (mcg/ml)

V = Volume larutan sampel (ml) Fp = Faktor Pengenceran

BS = Berat sampel (g)

(contoh perhitungan kadar dapat dilihat pada lampiran 4)

3.8 Analisa Data Secara Statistik 3.8.1 Uji Penolakan Hasil Analisis

Menurut Rohman (2007), untuk mengetahui diterima atau tidaknya data

(31)

Qhitung=

Selanjutnya nilai Qhitung dibandingkan dengan nilai Qkritis , Jika nilai Qhitung lebih kecil

dari Qkritis maka hipotesis nol diterima (tidak ada perbedaan antara nilai yang

dicurigai dengan nilai yang lain), begitu juga sebaliknya jika nilai Qhitung lebih besar

dari Qkritis maka hipotesis nol ditolak (ada perbedaan antara nilai yang dicurigai

dengan nilai yang lain).

Tabel 2. Tabel Nilai Qkritis pada Taraf Kepercayaan 95% (P=0,05) Pada Uji Dua Sisi

Banyaknya data Q-tabel (nialai Q-kritis)

4 0,831

5 0,717

6 0,621

7 0,570

8 0,524

Jika hipotesis nol ditolak, maka dilakukan Qtest kembali tanpa mengikutsertakan data yang dicurigai. Perhitungan ini dilakukan terus-menerus

hingga diperoleh data yang diterima. Kadar logam yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :

Kadar logam (µ) = ± t1/2α,dk s/

(Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9, 10, 11 dan 12).

3.8.2 Uji Anova

Teknik analisis komparatif dengan menggunakan tes “t” yakni dengan

(32)

efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga, ditambah dengan peluang melakukan

kesalahan juga semakin besar. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan analisis komparatif yang lebih baik yaitu Analysis of variances yang disingkat ANOVA (Hartono, 2004).

(Data uji anova ini dapat dilihat pada lampiran 13).

Analisis sesudah anova atau pasca anova (post hoc) dilakukan jika hipotesis nol (H0)

ditolak. Namun jika hipotesis nol diterima maka,analisis sesudah anova tidak perlu dilakukan (Hartono, 2004).

(Data uji sesudah anova (post hoc) dapat dilihat pada lampiran 14).

3.9 Uji Validasi Metode Analisis 3.9.1 Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV). Nilai RSD dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

SD

(

)

3.9.2 Uji Perolehan Kembali

Uji perolehan kembali dilakukan dengan menambahkan larutan baku logam kalsium yang jumlahnya diketahui ke dalam sampel kemudian dianalisis dengan

(33)

sampel. Perhitungan perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

(Harmita, 2004) :

Uji perolehan kembali :

(Data hasil pengukuran absorbansi, persen uji perolehan kembali (% recovery) dan contoh perhitungan dapat di lihat pada lampiran 5 dan 6).

3.9.2 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat

dideteksi. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuntitasi (LOQ) merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas

deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi (SD) dari kurva antara respon dan kemiringan dengan rumus (Harmita, 2004).

SD

(

)

2 2

− − =

n yi y

LOD =

LOQ =

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeriksaan Kuantitatif

4.1.1 Kurva Kalibrasi Kalsium

Kurva kalibrasi kalsium diperoleh dengan cara mengukur larutan standar kalsium dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 422,7 nm, diperoleh

persamaan regresi yaitu Y= 0,055241X + 0,0062942 dengan koefisien korelasi 0,9984 ( perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1 ). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi kalsium pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Kurva kalibrasi kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 kurva kalibrasi menunjukkan

(35)

4.1.2 Penentuan Kadar Kalsium Yang Terdapat Pada Sampel

Dengan melakukan pengukuran absorbansi dari larutan standar kalsium maka diperoleh persamaan garis regresi linier kurva kalibrasi kalsium yaitu Y= 0,055241X + 0,0062942 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9984. Dari persamaan garis dan

koefisien korelasi tersebut maka dapat dihitung kadar sampel yang diperoleh. Dari data tersebut diperoleh kadar kalsium yang dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 3. Kadar Logam Kalsium Pada Sampel Yang Dianalisis.

Sampel Kadar kalsium (mg/100g)

Susu kambing segar 86,17 ± 1,73

Susu kuda liar segar 15,33 ± 0,48 Susu kuda liar bermerek 16,31 ± 3,10

Susu sapi segar 32,87 ± 0,64

Susu sapi bermerek yes susu 74,37 ± 0,45 Susu sapi bermerek Frisian

flag 84,90 ± 2,52

Dari tabel diatas, kadar kalsium susu yang dianalisis ternyata memiliki perbedaan. Perbedaan kalsium yang terkandung di dalam susu dikarenakan pengaruh dari sumber susu yang diperoleh berbeda. Komposisi susu dapat dipengaruhi

berbagai faktor seperti jenis ternak, umur ternak, masa laktasi, frekuensi pemerahan ternak, makanan atau pakan ternak mempunyai banyak pengaruh pada komposisi

(36)

4.2 Presisi

Hasil uji presisi (% RSD) kalsium pada susu sapi segar adalah sebesar 2,4%. Menurut Harmita (2004) pada kadar satu persejuta (ppm) RSDnya adalah 16% atau kurang, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini memberikan hasil yang

seksama.

4.3 Uji Perolehan Kembali

Uji perolehan kembali dilakukan terhadap sampel susu sapi segar, dilakukan perulangan sebanyak 6 kali sesuai dengan prosedur pengujian sampel. Hasil uji perolehan kembali (%recovery) dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 4. Persen Perolehan Kembali Pada Susu Sapi Segar .

No Sampel Perolehan Kembali (%)

Hasil uji perolehan kembali (%) kalsium pada susu sapi segar adalah 108,16%. Menurut Harmita (2004), bahwa uji perolehan kembali memenuhi syarat

bila persen perolehan kembali berada pada rentang 80%-110%, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini memberikan hasil yang baik.

4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

(37)

perhitungan batas deteksi dan batas kuantitas (WHO, 2004). Dari hasil perhitungan

diperoleh batas deteksi sebesar 0,3910 mcg/ml dan batas kuantitasi sebesar 1,3033 mcg/ml. Hasil pengukuran konsentrasi larutan sampel terkecil yaitu 1,5044 mcg/ml. Oleh karena itu data yang diperoleh dari hasil pengukuran masih dapat memenuhi

kriteria cermat dan seksama.

4.5 Uji Anova

Menurut Hartono (2004), untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka

ketentuan yang harus diikuti adalah :

a.Bila Fhitung sama dan atau lebih kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan H1 di

tolak.

b.Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Tabel 5. Data uji ANOVA dari sampel yang di analisis. Anova

Varians of source Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 34413.392 5 6882.678 2293.868 .000 Within Groups 90.014 30 3.000

Total 34503.406 35

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Fhitung diperoleh sebesar 2293,868 dan

Ftabel:F 0,05(5,30)= 2,53. Hal ini menunjukkan Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1

diterima (adanya perbedaan dari sampel yang di analisis).

Keterangan : Setelah uji anova maka dilanjutkan dengan uji sesudah anova

(38)

Tabel 6. Data uji sesudah anova ( post hoc) dari sampel yang dianalisis.

Susu N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 Duncana Kuda Liar Segar 6 15.332550

Kuda Liar Merek 6 16.313233

Sapi Segar 6 32.867183 Sapi Merek Yes

susu

6 74.405933

Sapi Merek Frisian Flag

6 84.903017

Kambing Segar 6 86.168583 Sig. .335 1.000 1.000 .215

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel yang berada pada kolom 2 dan 3 yang menunjukkan sampel tersebut memiliki perbedaan kadar yang cukup jauh

berbeda, pada kolom 1 dan 4 terdapat masing-masing 2 jenis sampel yang terletak pada kolom yang sama, hal ini menunjukkan kedua sampel tersebut hanya sedikit

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis kadar yang telah dilakukan secara kuantitatif maka diperoleh kadar kalsium susu sebagai berikut: susu kambing segar ( 86,17 ± 1,73 mg/100g ), susu kuda liar segar ( 15,33 ± 0,48 mg/100g ), susu kuda liar bermerek (

16,31 ± 3,10 mg/g ), susu sapi segar ( 32,87 ± 0,64 mg/100g ), susu sapi bermerek yes susu ( 74,37 ± 0,45 mg/100g ), susu sapi bermerek frisian flag ( 84,90 ± 2,52

mg/100g ). Secara statistik menggunakan anova (analisis ragam) dengan konsep distribusi F pada taraf kepercayaan 95%, disimpulkan bahwa kadar kalsium yang terkandung dalam sampel yang dianalisis memiliki perbedaan, dimana susu sapi

segar dan susu sapi bermerek yes susu yang berbeda secara signifikan sedangkan susu kambing segar, susu kuda liar segar, susu kuda liar bermerek dan susu sapi

bermerek frisian flag tidak berbeda secara signifikan. 5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti jenis susu asli yang lain maupun susu bermerek yang lain dan juga disarankan kepada masyarakat

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 228.

Anonim. 2004. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XV, No. 1.

Anonim. 2008. Susu kuda cocok untuk bayi.

Anonim. 2009. Food corner.

Anonim, 2010. Manfaat Kalsium Bagi Tubuh Anda.

Anonim, 2010. Kecukupan Kalsium Dalam Tubuh. http://rumahsusukambing.blogsp ot.com/2010/03/kecukupan-kalsium-didalam-tubuh.html

Apriantono, dkk. (1989). Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Hal. 16-19.

Budiyanto, A.K. 2002. Dasar – dasar Ilmu Gizi. Cetakan kedua. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Halaman. 60.

Bukke, et all. 1987. Ilmu Pangan. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit UI-Press. Halaman. 276.

Darmajati. 2008.Himpunan Studi Ternak Produktif. (Hstp.fkh.ugm.ac.id/wp/?p=265) .

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit UI-Press. Halaman. 49 & 130.

Day, R.A. and Underwood,J.R. (1980). Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah : Soendoro, R.,dkk. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. Hal.384-386.

Dewoto, H.R., dan Wardhini, S. (1995). Vitamin dan Mineral dalam Farmakologi Dan Terapi. Editor Sulistia G. Ganiswarna. Edisi Keempat. Jakarta: Farmakologi Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia. Hal. 733.

Girisonta. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi.Cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman. 14, 102 &105.

Gaman, P.M., dan Sherrington, K.B. (1992). The Science Of Food, An Introduction To Food Science, Nutrition And Microbiology. Edisi Kedua. Penerjemah Murdjiati G., Sri N., Agnes M. dan Sardjono. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi Dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 133.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Dan Cara Perhitungannya. Vol I. No.3

Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar Offset. Halaman. 68-69 & 207.

Infovet. 2009. Majalah Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Edisi 104.

Khopkar, S.M. (1990). Basic Concepts of Analytical Chemistry. Penerjemah A. Saptorahardjo. (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Hal. 274-275 & 283.

(41)

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Edisi Ke-6. Bandung: Penerbit Tarsito. Halaman. 167-169.

Sumoprastowo. 2000. Memilih Dan Menyimpan Sayut-Mayur, Buah-Buahan, Dan Bahan Makanan. Cetakan pertama. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Halaman. 48-49.

(42)

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi

(43)

= 0,14992-0,143625812

= 0,0062942

r

--

-=

--

-=

-=

=

= 0,99842265

(44)
(45)

Lampiran 3. Data berat sampel, absorbansi kalsium dan kadar kalsium dari susu kambing segar, susu kuda liar segar dan bermerek, susu sapi segar dan bermerek yang di analisis.

(46)

10,055 0,1909 33,2352 5 Susu sapi merek yes susu 10,011 0,2132 74,8277

74,37 ± 0,45 10,006 0,2125 74,6112

10,006 0,2131 74,8291 10,002 0,2110 74,0971 10,002 0,2105 73,9172 10,002 0,2106 73,9532 6 Susu sapi merek frisian

flag 10,003 0,1008 85,5143

84,90 ± 2,52 10,004 0,1015 86,1405

(47)

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Kalsium Pada Sampel Yang Di Analisis.

Misalnya untuk kadar kalsium pada susu kambing segar dengan menggunakan persamaan garis regresi untuk kalsium:

Y= 0,055241X + 0,0062942 Keterangan: Y = Absorbansi

X = Konsentrasi (mcg/ml) 1. 0,2450 = 0,055241X + 0,0062942

Fp susu kuda liar segar = 5 (diperoleh dengan larutan sampel yang akan dianalisis dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml)

(48)

Fp susu sapi segar = 10 (diperoleh dengan larutan sampel yang akan

dianalisis dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml) Fp susu sapi bermerek = 20 (diperoleh dengan larutan sampel yang akan dianalisis dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 20 ml)

(49)

Lampiran 5. Data hasil uji perolehan kembali kalsium dalam susu sapi segar.

Kadar rata-rata kalsium (Ca) sebelum penambahan baku

32,8671

(50)

Lampiran 6. Contoh perhitungan uji perolehan kembali Kadar logam standar yang ditambahkan =

(51)

Lampiran 7. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Kambing

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-6 adalah data yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,0894

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu kambing segar

µ = ± t1/2α, s/

(52)

Lampiran 8. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Kuda Liar

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-4 adalah data yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,4017

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu kuda liar segar

µ = ± t1/2α, s/

(53)

Lampiran 9. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Kuda Liar

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,1014

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu kuda liar

bermerek

µ = ± t1/2α, s/

(54)

Lampiran 10. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Sapi Segar

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-5 adalah data yang paling menyimpang sehingga

diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,3077

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu sapi segar

µ = ± t1/2α, s/

(55)

Lampiran 11. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Sapi

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,2408

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu sapi merek

µ = ± t1/2α, s/

(56)

Lampiran 12. Uji Penolakan Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Sapi

Dari 6 data yang diperoleh, data ke-1 adalah data yang paling menyimpang sehingga

diuji dengan uji Q

Qhitung=

-- = 0,1131

Nilai Qhitung yang diperolehtidak melebihi nilai Qkritis pada taraf kepercayaan 95%

yaitu 0,621 sehingga semua data diterima

s =

Rata-rata kadar kalsium dengan selang kepercayaan 95% pada susu sapi bermerek

frisian flag

µ = ± t1/2α, s/

(57)

Lampiran 13. Data uji ANOVA dari sampel yang di analisis. ANOVA

Varians of source Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 34413.392 5 6882.678 2293.868 .000 Within Groups 90.014 30 3.000

(58)

Lampiran 14. Data uji sesudah anova ( post hoc) dari sampel yang dianalisis.

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Susu N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 Duncana Kuda Liar segar 6 15.332550

Kuda Liar bermerek 6 16.313233

Sapi Asli segar 6 32.867183

Sapi Merek Yes susu 6 74.405933

Sapi Merek Frisian Flag 6 84.903017 Kambing segar 6 86.168583 Sig. .335 1.000 1.000 .215 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(59)
(60)

Lampiran 16. Data uji keseksamaan (%RSD) Hasil Analisis Logam Ca Pada Susu Sapi Segar

SD –

=

0,6061

%RSD =

=

= 2,4 %

No Kadar Ca (mg/100g)

X Absorbansi

1 33,2105 0,1908 0,3434 0,1179

2 32,4599 0,1867 -0,4072 0,1658

3 32,1564 0,1848 -0,7107 0,5050

4 32,4263 0,1868 -0,4408 0,1943

5 33,7148 0,1939 0,8477 0,7185

6 33,2352 0,1909 0,3681 0,1354

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi susu kambing per 100 gram
Tabel 2. Tabel Nilai Qkritis pada Taraf Kepercayaan 95% (P=0,05) Pada Uji Dua
Gambar 1. Kurva kalibrasi kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm
Tabel 3. Kadar Logam Kalsium Pada Sampel Yang Dianalisis.
+4

Referensi

Dokumen terkait

1. Bagaimanakah bentuk gaya bahasa hiperbola pada iklan yang terdapat. dalam

[r]

Mahasiswa jurusan arsitektur merupakan cikal bakal pendorong perkembangan industri kreatif pada bidang arsitektur. Dalam pengerjaan tugas akhir, mahasiswa arsitektur

muajjal adalah seiring dengan penundaan waktu untuk melunasi pembelian dikenakan pula tambahan harga yang mendekati riba. Kedua akad yang digunakan Ibu Organik

Sehubungan d engan telah selesainya kegiatan Pesantren Mahasisw a Unisba Semester Genap , Gelo mbang IX Tahun A kad emik 2017/ 2018, yang telah d ilaksanakan tanggal 16 s.d.. 21 A

Saran bagi Pemerintah Kota Semarang hendaknya pembangunan infrastruktur di Desa Sekaran harus lebih ditingkatkan lagi, bagi masyarakat di Desa Sekaran hendaknya lebih

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi) yang dianalisis

Dilihat dari segi air limbah dan sistem drainase masih terdapat beberapa kekurangan karena walaupun sudah ada septiktank, kondisi septiktank yang belum sesuai dengan standar dan