• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

(

Studi korelasional tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja di kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai,

Medan Sumatera Utara )

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Diajukan Oleh : HERA REBECCA

090922026

Jurusan Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

Sebuah studi Korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi bepengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori-teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 17.0

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 35 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus rank spearman melalui program SPSS 17.0, diperoleh hasil rs = 0,530 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan

korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu

Terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak terhingga dipersembahkan kepada Tuhan Yesus karena selalu memberikan kasih, memberi kekuatan, serta kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang mendalam juga penulis persembahkan kepada kedua orang tua, ayah saya Muarasuddin dan ibu saya Clara yang selalu memberikan banyak dukungan moral juga materil serta doa yang tidak ada putus-putusnya.

Skripsi ini membahas komunikasi dalam organisasi yaitu mengenai iklim komunikasi organisasi, dimana dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Dalam skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan, nasehat serta dukungan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra Fatma Wardy Lubis, M.A sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing peneliti hingga rampungnya skripsi ini. Terimakasih banyak atas waktu yang diberikan, kesabaran, keramahan, serta perhatian yang peneliti terima sehingga peneliti dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik.

Melalui kesempatan ini pula peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(4)

2. Ibu Dra Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing peneliti.

3. Ibu Dra Dayana, M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu peneliti selama masa perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

5. Staf Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai atas kesediaan waktunya mengisi lembar kuessioner, khususnya kepada Pimpinan yang memberikan motivasi dan keluangan waktu bagi peneliti.

7. Seluruh angota keluarga, khususnya adik-adik peneliti yang turut memberi semangat dalam merampungkan skripsi ini.

8. Seluruh teman dan sahabat di Jurusan Ilmu Komunikasi khususnya angkatan 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(5)

semua pihak dan dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan khususnya dalam bidang studi Komunikasi Organisasi.

Medan, Maret 2011

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAKSI...iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 8

I.3 Pembatasan Masalah... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1. Tujuan Penelitian... 8

I.4.2. Manfaat Penelitian... 9

I.5 Kerangka Teori ... 10

I.6 Kerangka Konsep... 20

I.7 Model Teoritis... 21

I.8 Operasional Variabel ... 23

I.9 Defenisi Operasioanal... 24

(7)

BAB II URAIAN TEORITIS... 26

II.1 Komunikasi Organisasi ... 26

II.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi... 30

II.3 Jaringan Komunikasi... 32

II.4 Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi ... 44

II.5 Iklim Komunikasi Organisasi... 49

II.6 Kepuasan Kerja ... 53

II.7 Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61

III.1 Deskripsi penelitian ... 61

III.1.1. Sejarah Perusahaan ... 61

III.1.2. Struktur Organisasi Kantor Cabang... 64

III.1.3. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab... 66

III.2 Metode Penelitian... 82

III.3 Populasi dan Sampel... 82

III.3.1. Populasi ... 82

III.3.2. Sampel ... 83

III.4 Teknik Penarikan Sampel... 83

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 84

III.6 Teknik Analisa Data ... 85

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 89

(8)

IV.1.1Analisa Karakteristik Responden... 89

IV.1.2 Analisa Iklim Komunikasi Organisasi ... 92

IV.1.3 Analisa Kepuasan Kerja... 107

IV.2 Analisa Tabel Silang... 119

IV.3 Uji Hipotesa... 122

IV.4 Pembahasan ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 126

V.1. Kesimpulan ... 126

V.2. Saran... 127

DAFTAR PUSTAKA... 129

(9)

SKRIPSI

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

(

Studi korelasional tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja di kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai,

Medan Sumatera Utara )

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Diajukan Oleh : HERA REBECCA

090922026

Jurusan Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(10)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

Sebuah studi Korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi bepengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori-teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 17.0

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 35 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus rank spearman melalui program SPSS 17.0, diperoleh hasil rs = 0,530 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan

korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu

Terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap anggota organisasi. Komunikasi penting bagi suatu organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

(12)

dikarenakan karyawan memiliki rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun pimpinan yang kurang perhatian dan tidak bisa diajak kompromi. Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang berlangsung dengan baik. Menurut Denis (1975) dalam Muhammad (2009) iklim komunikasi adalah merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi.

Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari setiap anggota organisasi karena baik pimpinan dan bawahan, semua anggota dalam organisasi merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Peran pimpinan sangat dibutuhkan demi terciptanya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Seorang pemimpin perlu menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan dan dukungan. Pemimpin seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat dari bawahan atau karyawannya. Dengan gaya kepemimpinan seperti ini maka bawahan akan sangat menghargai pimpinannya karena bawahan juga merasa dihargai oelh pimpinannya, sehingga hubungan baik dapat tercipta yang mengakibatkan iklim komunikasi dalam organisasi tersebut berlangsung baik. (Thoha 2008:318)

(13)

citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.

Yang menjadi persoalan utama dalam iklim komunikasi adalah mengenai persepsi, beberapa hal diantaranya bagaimana persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi, bagaimana persepsi karyawan mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi, dan bagaimana persepsi karyawan mengenai organisasi itu sendiri. Persepsi-persepsi inilah yang akan mempengaruhi kemudian menentukan bagaimana iklim komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi. (Muhammad 2009:86-87)

Penelitian yang dilakukan Reeding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Reeding juga mengatakan bahwa iklim (komunikasi) organisasi jauh lebih penting daripada ketrampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif (dalam Kriyantono 2009 : 316).

(14)

juga tidak akan maksimal. Secara khusus iklim komunikasi perlu mendapat perhatian lebih dari pemimpin organisasi, dikarenakan suatu iklim komunikasi mempunyai pengaruh yang besar pada bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja.

Iklim komunikasi yang berlangsung dalam organisasi juga akan berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan-karyawan yang berada dalam organisasi tersebut. Kepuasan kerja merupakan respon yang berbeda dari setiap karyawan, kepuasan menjadi respon atau tanggapan seseorang terhadap beragam lingkungan kerja yang dihadapinya.

Iklim komunikasi erat kaitannya dengan iklim organisasi. Iklim komunikasi yang positif akan menciptakan organisasi yang baik. Iklim organisasi merupakan kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.

Iklim organisasi didefenisikan oleh Payne dan Pugh (1976) sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu system social. Selanjutnya Litwin dan Stringers (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut:

1. Rasa tanggung jawab

2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan 3. Ganjaran atau reward

(15)

(dalam Muhammad, 2009 : 82-83)

Setiap organisasi memiliki iklim yang berbeda dalam organisasinya, bagaimanapun iklim yang berlangsung dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi perilaku karyawan. Iklim organisasi juga berkaitan erat dengan budaya atau kultur sebuah organisasi. Menurut Campbell berbagai penelitian mengenai iklim organisasi cenderung mendukung kesimpulan bahwa iklim organisasi yang positif akan membuat organisasi tersebut lebih produktif, keadaan ini tidak hanya menguntungkan organisasi saja namun juga berguna bagi kehidupan manusia dalam organisasi.

Kepuasan terhadap iklim komunikasi muncul dari kombinasi berbagai faktor, diantaranya kepuasan dengan pekerjaan yang mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, gaji, keuntungan, naik pangkat dan pekerjaan itu sendiri. Hal ini diyakini banyak perusahaan sebagai faktor utama kepuasan kerja karyawan.

(16)

Kepuasan kerja karyawan sebagai suatu akibat dari komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang dia harapkan. Kepuasan ini tidaklah terikat kepada konsepsi efektivitas pesan. Jika pengalaman komunikasi memenuhi satu persyaratan, maka mungkin dihargai sebagai sesuatu yang memuaskan, meskipun komunikasi tersebut tidak efektif menurut standar tertentu.

Osmo Wijo mengungkapkan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komuniksi mungkin mempunyai beberapa pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Pada studi permulaan dan akhir dia menemukan bahwa ketidakpuasan akan pekerjaan dan organisasi, sesungguhnya bertambah sebagai suatu fungsi dari lebih terbukanya iklim komunikasi. Dia mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan. Bila harapan ini menjadi kenyataan maka makin lebih besar rasa ketidakpuasan. (Muhammad, 2009)

(17)

berkisar 20-30 orang dan kantor cabang pembantu dibagi lagi menjadi kantor cabang pembantu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 dimana masing-masing jumlah karyawan berkisar 4-10 orang. Di kota Medan khususnya memiliki 15 unit kantor dengan kantor pusat yang terletak di jalan Imam Bonjol. Salah satu kantor cabangnya terletak di daerah Sukaramai yang beralamat lengkap di Jalan Denai no.43 Medan. Kantor ini terdiri dari sekitar 30 orang yang terdiri dari beberapa seksi dan dipimpin oleh pimpinan cabang.

Beberapa tahun belakangan ini Bank Sumut cukup banyak menerima penghargaan sebagai salah satu bank terbaik di Indonesia. Sebuah penghargaan diperoleh karena kerjasama yang baik dari anggota organisasi, yaitu pimpinan dan karyawan sebagai satu kesatuan. Anggota organisasi dapat bekerja dengan maksimal didukung oleh suasana kerja yang positif pula. Suasana kerja yang positif adalah suasana kerja yang nyaman, dimana hal ini tercipta karena adanya gabungan dari setiap pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam organisasi yang bersinergi dengan baik. (Pace dan Faules, 2005)

Karena alasan inilah maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh apakah ada hubungan suasana kerja atau iklim komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai Bank Sumut dan akhirnya memperoleh berbagai penghargaan atas hasil kerja tersebut.

(18)

I.2. Perumusan Masalah

Untuk menjawab masalah diatas, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Sukaramai, jalan Denai no.43 Medan .

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

a. Penelitian difokuskan pada hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

b. Objek penelitian ini adalah karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai

c. Waktu Penelitian Februari-Maret 2011

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1). Tujuan Penelitian

(19)

kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan iklim komunikasi organisasi di Bank Sumut cabang Sukaramai Medan terhadap kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan Bank Sumut cabang Sukaramai Medan b. Untuk melihat sejauh mana tingkat signifikansi antara variabel X yaitu

Iklim Komunikasi Organisasi mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.

1.4.2). Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU. b. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

komunikasi yang menyangkut komunikasi organisasi khususnya mengenai iklim komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan kerja karyawan

(20)

I.5. Kerangka Teori

Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan, dan proporsi yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksikan) fenomena tersebut (Rakhmat, 2007:7).

Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya. Teori-teori yang relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, jaringan komunikasi, iklim komunikasi organisasi, peranan pimpinan terhadap iklim komunikasi organisasi, kepuasan kerja dan pengaruh iklim terhadap kepuasan kerja.

I.5.1). Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan suatu medan yang sangat penting dalam manajemen organisasi, organisasi jelas memerlukan informasi, dengan berkembangnya organisasi kebutuhan informasi juga bertambah.

Berbagai ahli memberikan persepsi mengenai apa itu komunikasi organisasi, dari semuanya ada beberapa hal yang umum dapat disimpulkan mengenai komunikasi organisasi, yaitu:

(21)

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan ketrampilan/skillnya.

Menurut Mulyana (2007:83) komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi sering melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk selentingan dan gosip.

I.5.2). Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi adalah arus informasi dan emosi-emosi yang terdpat dalam masyarakat yang berlangsung secara vertical (atas bawah, vice-versa) maupun secara horizontal. Dapat berarti pula perhubungan atau persambungan wahana/sarana-sarana. (dalam Kartono 2010: 134).

(22)

berkarya lebih tekun. Oleh karena itu juga penting diperhatikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain baik melalui jalur formal maupun jalur informal.

Komunikasi yang terjadi dalam organisasi mempunyai dua peran penting yaitu:

a. Sebagai wahana untuk menyampaikan keluhan untuk mana pimpinan diharapkan menjadi pendengar yang baik.

b. Sebagai saluran saluran menyatakan kepuasan atas keberhasilannya menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya.

(Siagian: 2003)

Fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu sebagai wahana penyampaian informasi yang diperlkukan berbagai pihak untuk memperlancar jalannya proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan sukar dilakukan dengan lancar dan efektif apabila kekurangan jenis informasi, terutama dalam usaha mencari dan menemukan serta menganalisis berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dan dalam memilih salah satu diantaranya untuk ditempuh.

1.5.3). Jaringan Komunikasi

(23)

lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksiindividu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi.

Jaringan komunikasi dapat dibedakan atas 2 bagian secara umum yaitu:

a. Jaringan komunikasi formal, yaitu jaringan yang ditentukan oleh mekanisme, salurannya ditentukan oleh struktur yang direncanakan, seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi, yang terdiri dari tiga bentuk utama arus pesan:

1. Downward Communication atau komunikasi kepada bawahan 2. Upward Communication atau komunikasi kepada atasan 3. Horizontal Communication atau komunikasi horizontal

(dalam Muhammad 2009:108)

(24)

I.5.4). Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting karena akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam bekerja yang kemudian dapat bergerak ke arah kepuasan kerja dalam organisasi tersebut.

Defenisi iklim organisasi menurut Hillrieger dan Slocum (Jablin, 1987) diungkapkan dengan mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya. (Muhammad, 2009)

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berorganisasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramahtamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Wayne Pace dan Faules (2005) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi, yaitu:

a. Kepercayaan

b. Pembuatan keputusan bersama c. Pemberian dukungan

d. Keterbukaan

(25)

Dalam buku Muhammad (2009: 86-87) menjelaskan yang menjadi persoalan utama dari iklim komunikasi adalah hal-hal berikut:

a. Persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi

a. Apakah anggota organisasi merasa puas dengan atasan, teman beekrja dan bawahan sebagai sumber informasi

b. Berapa pentingnya sumber-sumber itu

c. Apakah sumber-sumber tersebut dapat dipercaya d. Apakah sumber-sumber terbuka terhadap komunikasi

b. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi a. Apakah jumlah informasi yang diterima cocok atau tepat

dengan topic-topik yang penting dari sumber informasi b. Apakah informasi itu berguna

c. Apakah balikan informasi dikirimkan kepada sumber yang tepat.

c. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri

a. Berapa banyaknya anggota yang terlibat dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi mereka

b. Apakah tujuan dan objektif dipahami c. Apakah orang diberi sokongan dan dihargai

d. Apakah sistem terbuka terhadap input dari anggotanya.

I.5.5). Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi

Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan maka hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi dapat menjadi renggang atau lemah, karena tidak ada yang membimbing, tidak ada yang memandu dan memberi contoh dengan baik bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.

(26)

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi (membujuk) orang-orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (dalam Reksohadiprodjo dan Hani 1992: 286)

Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya bergantung pada kepemimpinannya, yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana, dan waktu secara efektif, efisien serta terpadu dalam prosesnya, karena itu kepemimpinan adalah inti dari organisasi (Kartono, 2010).

Demikian halnya dalam sebuah iklim komunikasi seorang pimpinan memegang peran yang sangat penting, pimpinan mencerminkan bagaimana organisasi yang dipimpinnya. Mutu dan kualitas perusahaan menjadi cerminan dari mutu dan kualitas dari pimpinannya. Seorang pimpinan perlu memperhatikan bagaimana iklim yang sedang berlangsung dalam organisasinya, hal ini dapat dilakukan dengan meluangkan waktu lebih banyak dan memberi perhatian pada setiap jaringan komunikasi, baik jaringan komunikasi formal seperti komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal dan juga jaringan komunikasi informal yaitu dengan munculnya desas-desus atau selentingan.

I.5.6). Kepuasan Kerja

(27)

pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasaan kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka. Siagian (1999) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seorang yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya. Pendapat lain bahwa kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang meyenangkan dan yang tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya Handoko (2000). Selain itu pendapat Indrawidjaja (2000) bahwa kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, maka pengertian kepuasan kerja menyangkut berbagai hal seperti kognisi, emosi dan kecenderungan perilaku seseorang. (dalam Winardi, 2007 : 217)

Perilaku seserang atau karyawan dalam organisasi diterjemahkan menjadi bagaimana karyawan tersebut melaksanakan tugas yang diberikan atasan dan sejauhmana tanggung jawabnya terhadap tugas tersebut. Beberapa hal yang menentukan kepuasan kerja sebagaimana yang diungkapkan oleh Robbins (2001): (https://inayputrabangsa.files.wordpress.com)

(28)

2. Gagasan yang pantas pegawai menginginkan sistem upah/gaji dan kebijakan promosi yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan pengharapan mereka.

3. Kondisi kerja yang mendukung pegawai peduli lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.

4. Rekan sekerja yang mendukung adanya interaksi sosial antara sesama pegawai yang saling mendukung menghatar meningkatkan kepuasan kerja.

5. Jangan lupakan kesesuaian antara kepribadian pekerjaan. Holand dalam Robbins (2001) mengemukakan bahwa kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai dan pengharapan akan menghasilkan individual yang lebih terpuaskan.

6. Ada dalam gen bahwa 30 % dari kepuasan individual dapat dijelaskan oleh keturunan. Hasil riset lainnya megemukakan bahwa sebagian besar kepuasan beberapa orang diketemukan secara genetis.

I.5.7). Pengaruh Iklim Terhadap Kepuasan Kerja

(29)

diharapkan dengan kenyataan. Maka saat kepuasan komunikasi tercapai, akan berpengaruh terhadap tercapainya juga kepuasan kerja.

Iklim memang sering dinyatakan sebagai fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi (Litwin dan Stringer, 1968) (dalam Pace dan Faules, 2005). Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, sepertri komunikasi atau organisasi, dan kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi, yang hendak disampaikan di sini adalah seringkali iklim dianggap sebagai faktor mutlak yang menyebabkan kepuasan dalam organisasi. Padahal banyak analisis mengenai kepuasan komunikasi yang menunjukkan banyak dimensi lain yang lebih stabil sebagai faktor kepuasan komunikasi, misalnya, sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi atau sejauh mana penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan mau menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. (Pace dan Faules, 2005).

(30)

karyawan yang tinggi, namun pendapat ini tidak didukung oleh fakta-fakta yang akurat. (Winardi, 2007). Berarti kepuasan tidak memacu para individu untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi.

I.6. Kerangka Konsep

Dari beberapa teori yang telah diuraikan pada kerangka teori maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40).

Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang dijui kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasioanalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

(31)

adalah iklim komunikasi organisasi di Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995:40). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai.

I.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1 Model Teoritis

Variabel bebas (X)

Iklim Komunikasi organisasi

Variabel Terikat (Y) Kepuasan kerja karyawan

(32)

I.8. Operasional Variabel

(33)

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel teoritis Variabel operasional

1. Variabel Bebas (X)

Iklim Komunikasi Organisasi

a. Kepercayaan

b. Pembuatan keputusan bersama c. Pemberian dukungan

d. Keterbukaan

e. Tujuan kinerja yang tinggi

2. Variabel Terikat (Y) Kepuasan Kerja Karyawan

a. Gaji/upah b. Pekerjaan c. Peluang promosi d. Supervisor

e. Para rekan sekerja 3. Karakteristik Responden a. Umur

b. Jenis kelamin c. Lama Bekerja

(34)

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasioanal merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasioanal adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakan informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel sama (Singarimbun, 1995:46).

Maka variabel variabel yang perlu didefenisikan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas

a. Kepercayaan : persepsi anggota organisasi terhadap seberapa jauh atasan, bawahan, sesama rekan kerja yang dapat dipercaya.

b. Pembuatan keputusan bersama : persepsi anggota organisasi terhadap keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama

c. Pemberian dukungan : persepsi anggota organisasi terhadap perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasinya

d. Keterbukaan : persepsi anggota organisasi terhadap keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi

(35)

2. Variabel Terikat

a. Gaji/upah : jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut.

b. Pekerjaan : tingkat dimana tugas-tugas pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab

c. Peluang-peluang promosi : tersedianya peluang untuk mencapai kemajuan dalam jabatan

d. Supervisor : kemampuan sang supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap para karyawan

e. Para rekan sekerja : tingkat dimana para rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten dan saling bantu membantu.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2007:14).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai Ha: Terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan

(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi Organisasi

Setiap orang pasti menjadi anggota sebuah organisasi, mulai dari anggota organisasi yang kecil sampai ke taraf organisasi yang besar, seseorang menjadi anggota organisasi di lingkungannya seperti RT atau RW, bahkan dari anak-anak keanggotaan sebuah organisasi sudah dimulai di sekolah misalnya dengan menjadi anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), atau pada taraf yang lebih besar seseorang menjadi anggota organisasi di pemerintahan dengan menjadi anggota DPR.

Kondisi di sekeliling manusia juga tidak terlepas dari yang namanya organisasi. Kehidupan manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam organisasi, saat manusia menderita sakit maka ia akan dirawat di rumah sakit dimana rumah sakit tersebut merupakan sebuah organisasi, saat seseorang memerlukan surat keterangan penduduk maka ia mengurusnya melalui suatu organisasi pemerintah, saat seorang anak mulai belajar ia akan memasuki sekolah formal yang juga merupakan organisasi, seseorang bekerja pada organisasi-organisasi baik organisasi pemerintah dan juga organisasi swasta. (Winardi 2007:43)

(37)

sudah ditentukan sebelumnya oleh organisasi tersebut. Lantas bagaimana tujuan dalam sebuah organisasi dapat tercapai, tentunya dibutuhkan sebuah komunikasi yang terjalin baik di dalamnya.

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, komunikasi ini dapat bersifat formal dan dapat juga bersifat informal. Komunikasi organisasi ini seringkali melibatkan komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi dan juga komunikasi publik. Komunikasi yang formal dalam sebuah organisasi adalah komunikasi yang berlangsung menurut struktur organisasi tersebut, yaitu adanya komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Selanjutnya komunikasi yang tidak bergantung pada stuktur organisasi disebut komunikasi informal. Komunikasi ini seperti komunikasi antarsejawat, dimana biasanya termasuk selentingan dan gosip. Selentingan dan gosip terjadi diantara rekan sekerja yang biasanya bersifat pribadi, hal ini muncul dan kemudian menjadi topik pembicaraan dalam sebuah organisasi namun tidak berhubungan atau tidak menyangkut pekerjaan sama sekali. (Mulyana:2007)

(38)

mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat. (dalam Thoha 2008:185)

Apabila didefenisikan maka komunikasi organisasi dapat didefenisikan secara fungsional dan secara interpretif. Defenisi dari perspektif fungsional adalah secara objektif sedangkan defenisi dari perspektif interpretif adalah secara subjektif.

Secara fungsional, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan yang hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan. (dalam Pace dan Faules 2005:32). Hubungan yang ditentukan dalam struktur ini bersifat alami, hubungan ini juga menunjukkan struktur sebuah organisasi itu bersifat luwes dan dapat berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal juga eksternal. Namun demikian, hubungan antara jabatan yang berubah, secara resmi hanya dapat terjadi berdasarkan pernyataan pejabat-pejabat organisasi.

(39)

yang terjadi di antara banyak anggota organisasi, bisa puluhan bahkan ratusan anggota organisasi yang memiliki jenis hubungan yang berlainan yang menghubungkan mereka. Hubungan yang berlainan ini bisa saja seperti pikiran, keputusan, dan perilakunya diatur oleh kebijakan atau regulasi yang mempunyai gaya yang berlainan dalam berkomunikasi, yang kemudian juga dalam mengelola dan memimpin organisasi dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda. Interaksi semua faktor ini atau mungkin faktor yang lebih banyak lagi disebut dengan sistem komunikasi organisasi.

(40)

Maka disimpulkan jika perspektif fungsionalis (objektif) dalam organisasi menekankan struktur . Sementara organisasi yang berdasarkan perspektif interpretif (subjektif) lebih menekankan proses .

II.2. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi dilakukan karena setiap orang membutuhkan komunikasi dalam kehidupannya. Tanpa berkomunikasi seseorang tidak dapat menjalani kehidupannya sebagaimana mestinya. Dapat dibayangkan jika seseorang harus membeli kebutuhan pokok sehari-hari namun tidak dapat berkomunikasi dengan penjualnya. Manusia tidak dapat hanya diam dan berharap segala kebutuhannya datang dengan sendirinya. Maka tidak salah apabila para ahli komunikasi seperti Waltzlawick, Beavin, dan Jackson mengatakan we cannot not communicate (kita tidak dapat tidak berkomunikasi) (Mulyana: 2007). Saat kita tidak berkomunikasi maka kita tidak bisa melakukan apa-apa.

(41)

Komunikasi penting dalam setiap hal, begitu pula dalam sebuah organisasi. Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untuk menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Para anggota organisasi juga yang meneguhkan pentingnya fungsi komunikasi dalam organisasi. Melalui proses interaksi para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan, keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. (Pace dan Faules 2005:154). Dengan demikian, maka pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam juga berubah-ubah menurut cara pengaruh komunikasi ini ditentutukan dan diteguhkan melalui interaksi di antara angggota organisasi.

Dalam kehidupan organisasional terdapat empat jenis fungsi komunikasi yaitu : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan (dalam Siagian 2003:91).

Bagi suatu organisasi komunikasi juga dapat berfungsi:

a. Menghubungkan semua unsur yang melakukan relasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan, dan loyalitas antarsesama.

b. Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidang yang dibawahi, sehingga berlangsung pengendalian operasional yang efisien.

c. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi. Muncullah kemudian rasa keterlibatan atau sense of envolvement dan rasa ikut memiliki (melu handarbeni), sertasense of belonging atau rasa menjadi bagian dari suatu kelompok.

(42)

Fungsi lain dari komunikasi dalam organisasi adalah sebagai wahana penyampaian informasi yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk memperlancar jalannya proses pengambilan keputusan. Fungsi terakhir komunikasi dalam organisasi adalah selaku pengendali perilaku anggota organisasi, karena dalam suatu organisasi para anggotanya diharapkan taat kepada petunjuk, peraturan dan norma-norma yang berlaku bagi anggota organisasi yang bersangkutan.

II.3. Jaringan Komunikasi

Organisasi merupakan kumpulan dari sejumlah orang-orang yang menduduki peranan tertentu. Di antara orang-orang ini terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan ini terjadi melalui suatu jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Lokasi setiap individu dalam jaringan yang terjadi member peranan pada orang tersebut. Analisis jaringan mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi.

(43)
(44)

Berbagai studi mengenai jaringan komunikasi diantaranya studi yang dilakukan oleh Scwarth (Goldhaber, 1986) (dalam buku Muhammad, 2009) memperlihatkan bahwa orang sebagai pengantara memegang posisi atau status yang lebih tinggi dari orang-orang lain yang bukan sebagai pengantara. Studi ini mempelajari karakteristik dari liaison atau orang yang sebagai pengantara dalam jaringan arus informasi formal.

Selain penelitian itu, terdapat pula penelitian yang mempelajari peranan jaringan komunikasi dalam arus informasi informal, studi ini dilakukan oleh Davis (1953) (dalam buku Muhammad, 2009). Studi ini mempelajari pemindahan desas-desus dalam suatu organisasi, dikatakan bahwa orang atau inidividu yang mempunyai informasi yang relevan dengan kelompoknya akan mengkomunikasikan pesan itu dengan cepat kepada anggota kelompoknya yang lain, namun tidak dikomunikasikan kepada orang dari kelompok lain. Beberapa individu secara konsisten keluar dari arus pesan yang bersifat desas-desus dan tidak mengambilnya sebagai sumber informasi, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan peranan informasi dalam suatu organisasi.

(45)

umum jaringan komunikasi ini dibedakan atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal.

a. Jaringan Komunikasi Formal

Dalam komunikasi organisasi informasi yang mengalir sesuai dengan struktur yang telah direncanakan dan telah ditetapkan sebelumnya disebut dengan jaringan komunikasi formal. Komunikasi ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan dan distribusi pekerjaan (Muhammad 2009:107)

Terdapat tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yaitu:

1. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967) (dalam Pace dan Faules 2005:184).

Katz dan Kahn, mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok:

(46)

(2) Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan (rationale of a job)

(3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek-praktek organisasional

(4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan (bawahan)

(5) Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

(dalam Reksohadiprodjo dan Hani, 1992: 181)

(47)

seharusnya pesan dikirimkan pada saat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu pada pimpinan dan karyawan (Muhammad: 2009)

Seorang atasan yang baik akan menyadari bahwa komunikasi kepada bawahan sangat penting untuk dilakukan. Ia akan bersedia untuk mendengarkan pendapat bahkan kritik dari staf atau bawahannya. Hal ini dapat menjalin komunikasi yang sehat, terbuka dan timbal balik.

Pengaruh sikap seorang pimpinan yang baik akan membuat para karyawan merasa diperlakukan sebagai manusia berharga yang akibatnya dapat menimbulkan kegairahan kerja pada dirinya (dalam Effendy 2005:124).

2. Komunikasi ke atas

(48)

Menurut Pace (2005) komunikasi ke atas penting dilakukan karena:

a. Aliran informasi ke atas member informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia

kapan bahwahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi yang sebenarnya.

d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan member kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi. e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk

menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.

f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.

(49)

Sharma (1979) dalam buku Pace dan Faules (2005) mengemukakakan empat alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sangat sulit:

a. Kecenderungan bagi pegawai menyembunyikan pikiran mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa mereka akan mendapat kesulitan bila mereka berbicara kepada penyelia mereka dan cara terbaik untuk naik pangkat adalah sepakat dengan penyelia mereka.

b. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah pegawai.

Pegawai seringkali melaporkan bahwa manajer mereka tidak memperhatikan masalah mereka. Manajer mungkin tidak memberi tanggapan terhadap masalah pegawai dan mungkin menahan beberapa komunikasi ke atas karena hal itu mungkin membuat mereka terkihat buruk dalam pandangan atasan mereka.

c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.

Seringkali penyelia dan manajer tidak berhasil member penghargaan yang nyata atau terselebung untuk mempertahankan agar saluran komunikasi ke atas tetap terbuka.

d. Perasaan bahwa penyelia tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.

Bisa terjadi penyelia terlalu sibuk untuk mendengarkan atau bawahan tidak dapat menemui mereka.

(50)

Untuk memperlancar komunikasi ke atas, sebuah organisasi menciptakan sebuah program yang memungkinkan pegawai untuk mengemukakan masalah mereka, keluhan, pendapat yang ditujukan kepada manajemen puncak. Program ini dinamakan Saluran ke Atas . Semua identitas pegawai tersebut benar-benar dirahasiakan karena seringkali pegawai takut pada kemungkinan-kemungkinan buruk atau akan menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya apabila berbicara terlalu banyak dalm organisasi. Program ini berhasil karena identitas pegawai dirahasiakan dan jawabannya juga jujur. Program ini juga mempunyai misi bahwa membuat pekerjaan itu sendiri menjadi tidak perlu, yang berarti ada pada suatu waktu komunikasi sudah bebas dan terbuka yang menjadikan komunikasi ke atas sebagai suatu pekerjaan yang mudah (Pace dan Faules:2005)

3. Komunikasi Horizontal

(51)

terjadi antara sesama karyawan suatu bank yang sama-sama bekerja di seksi kredit disebut komunikasi horizontal, komunikasi yang terjadi antara sesama dosen di departemen komunikasi juga disebut komunikasi horizontal.

Tujuan komunikasi horizontal ini adalah:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala bagian dalam suatu organisasi terkadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagaian menentukan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas. Komunikasi horizontal sangat diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik, karena biasanya ide dari banyak orang lebih baik dari ide satu orang.

c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama.

d. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila suatu perubahan diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit dalam organisasi tentang perubahan itu.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya.

(dalam Muhammad 2009:121-122)

(52)

Hambatan yang terjadi pada komunikasi horizontal tidak jauh berbeda dengan hambatan yang terjadi pada komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. Adanya ketidakpercayaan di antara rekan sekerja, adanaya persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi antar pegawai, antar staf yang memiliki tingkatan yang sama dalam organisasi.

b. Jaringan Komunikasi Informal

Jaringan komunikasi informal muncul dari interaksi orang-orang. Informasi yang mengalir datang dari arah yang tidak diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine). Grapevine merupakan kata kiasan, karenagrapevineterlihat tumbuh dan menjalar ke segala arah, menangkap dan menyembunyikan buahnya di bawah kerimbunan dedaunan. Kiasan ini sepertinya sesuai karena informasi yang digambarkan seperti grapevinejuga mengalir sepanjang jaringan kerja, selentingan juga berubah-ubah dan tersembunyi.

(53)

daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan. Paling tidak sumbernya terlihat rahasia meskipun informasi itu bukan rahasia.

Selentingan atau grapevine ini biasanya mengalir dengan sangat cepat dan juga tanpa dapat diduga. Hasil penelitian Davis dalam buku Muhammad (2009) menunjukkan bahwa berita misalnya mengenai kelahiran anak pimpinan dapat tersiar dalam jangka waktu 13 jam ke seluruh organisasi. Banyak orang yang beranggapan bahwa selentingan kurang cermat daripada yang sebenarnya karena kesalahan-kesalahan dramatik akibatnya lebih berkesan dalam ingatan daripada kecermatan rutin, bahkan Effendy (2005) mengatakan bahwa menjalarnya desas-desus di kalangan karyawan mengenai suatu hal seringkali disebabkan oleh interpretasi yang salah.(dalam Effendy 2005:125). Namun menurut penelitian Davis bahwa Grapevine itu tepat. 80-90% berita mengenai organisasi yang tidak kontroversial adalah tepat. (Muhammad 2009:125)

(54)

Grapevine tidak dapat ditekan dan diontrol secara langsung, dan aktivitas grapevine ini bukanlah merupakan tanda ketidaksehatan organisasi, melainkan merupakan gejala yang normal, sehingga setiap anggota organisasi seharusnya dapat bijaksana menghadapi arus komunikasi ini, dan efek negative dari grapevine dapat dikontrol oleh pimpinan dengan menjaga jaringan komunikasi yang bersifat terbuka, jujur, teliti, dan sensitif terhadap komunikasi ke atas, ke bawah dan juga horizontal.

II.4. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi adalah sebuah kiasan yang menggambarkan sebuah iklim fisik. Contohnya seperti cuaca yang membentuk iklim fisik pada suatu kawasan. Terkadang, cuaca pada suatu hari tertentu memberi gambaran yang baik mengenai iklim fisik secara umum untuk jangka waktu yang panjang, demikian halnya dengan organisasi, persepsi mengenai suatu organisasi pada suatu hari tertentu dapat memberi gambaran mengenai iklim komunikasi tersebut selama jangka waktu yang lebih panjang. Begitu juga dengan iklim komunikasi, cara orang bereaksi terhadap aspek organisasi membentuk atau menciptakan iklim organisasi.

(55)

membuat hipotesis dan menyatakan bahwa iklim organisasi yang meliputi iklim komunikasi penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana insentif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, akan memiliki kemungkinan munculnya perubahan dalam iklim organisasi. Pada gilirannya iklim ini mungkin saja dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.

Iklim komunikasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik. (dalam Kriyantono 2007:311)

Kriyantono (2007) memberikan subvariabel yang dikur dalam iklim komunikasi yaitu:

1. Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan, dan sesame rekan kerja dapat dipercaya.

2. Pembuatan keputusan bersama, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama. 3. Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang

perhatian atau dukungan organisasi pada karyawan-karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasi.

4. Keterbukaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan, dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi. 5. Perhatian dan tujuan berkinerja tinggi, adalah persepsi anggota

(56)

Tidak jauh berbeda dengan buku Kriyantono, Redding (Goldhaber, 1986) dalam buku Muhammad (2009) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut

1. Supportiveness , atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.

2. Partisipasi membuat keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. 4. Keterbukaan dan keterusterangan.

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat tersebut.

Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat diringkaskan menjadi lima kategori besar: anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik-praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi. (dalam Pace dan Faules 2005:149,151).

(57)

organisasi memilih berbagai jumlah usaha yang mereka curahkan untuk kegiatan organiasasi, langkah-langkah pelaksanaan kerja, perhatian terhadap terhadap pekerjaan mereka hingga pada jumlah waktu yang mereka berikan pada pekerjaan mereka.

Selain itu, iklim atau suasana komunikasi dalam organisasi juga dapat menjadi sebuah hambatan antar pribadi. Dalam suatu organisasi, hubungan antara seorang atasan dan bawahan terutama berasal dari perlakuan yang diterima setiap pihak dan dari cara mana perilaku timbal balik ini diinterpretasikan.

Menurut Jablin (1979) pada saat atasan dan bawahan berkomunikasi, perasaan-perasaan yang muncul akan membatasi atau mendorong baik isi maupun frekuensi komunikasi mereka, dan mempengaruhi cara-cara mereka berkomunikasi satu dengan yang lain. (dalam Reksohadiprodjo dan Hani 1992:186-187). Kombinasi sikap ini yang akan membentuk suasana hubungan antar pribadi, suasana yang kurang positif akan memunculkan penolakan aliran komunikasi, bawahan memanipulasi informasi dan tersebarnya antagonism dan ketidakpercayaan. Maka akibatnya adalah evektivitas kelompok dan perusahaan akan menurun.

(58)

tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Para anggota organisasi lah yang akhirnya menentukan dan menguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif seperti jujur dalam bekerja, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang dihatapkan dan tepat waktu, meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat ia bekerja. Iklim komunikasi seperti ini lah yang menjadi iklim komunikasi yang baik karena memberikan pengaruh yang baik pula bagi para karyawannya. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif akan merusak keputusan mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpatisipasi dalam organisasi yang dibuat oleh anggota organisasi itu sendiri.

(59)

maka hal ini akan meningkatkan komitmen pegawai pada organisasi. (Pace dan Faules 2005: 156)

II.5. Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi

Setiap kegiatan manusia selalu membutuhkan kepemimpinan, demikian halnya dalam berorganisasi tentu membutuhkan pimpinan sebagai orang yang memimpin, memandu, berdiri di barisan depan demi sukses dan efisiensi kerja. Pimpinan mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian yang unik serta khas sehingga tingkah laku dan gayanya membedakan dirinya dan orang lain. Yang jelas, pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan anggota organisasi lainnya, sehingga melalui kelebihan itu seorang pimpinan memiliki wibawa dan dipatuhi oleh bawahannya (Kartono 2010: 31,34,37).

Dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya agar berhasil tergantung pada bagaimana kepercayaan masyarakat pada organisasi tersebut, bagaimana mutu dan kualitas organisasi. Keseluruhan hal ini dicerminkan oleh bagaimana para pimpinan dalam organisasi, maka mutu dan kualitas pimpinan akan ikut menentukan mutu dan kulitas organisasi itu pula. Mutu kepemimpinan dalam organisasi dapat terlihat dalam kemampuan pimpinan untuk melakukan beberapa hal dalam organisasi tersebut seperti:

(60)

2. Mengenali secara tepat bebrbagai bentuk kelemahan yang terdapat dalam organisasi.

3. Memanfaatkan berbagai peluang yang mungkin timbul.

4. Menghilangkan berbagai ancaman yang dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya

5. Memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang pasti selalu terjadi, baik karena faktor-faktor intern maupun karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Mendorong para bawahan sehingga bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang mendorong keberhasilan usaha 7. Menciptakan cara dan iklim kerja yang mendukung wawasan

kebersamaan dalam usaha pencapaian tujuan. (dalam Siagian, 2003: 4)

Pimpinan merupakan orang yang bertanggung jawab dalam organisasi untuk memberikan kontribusi dalam membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam organisasinya. Kesuksesan maupun kegagalan suatu organisasi biasanya selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Pemimpin sedapat mungkin dituntut untuk menjadi fleksibel dalam pekerjaannya dan juga dalam menghadapi bawahannya. Seorang pemimpin tidak dapat menerapkan gaya yang yang sama dalam menghadapi dua orang karyawan yang berbeda, dengan tetap menerapkan kedisplinan pemimpin harus mampu mengetahui bagaimana cara yang paling efektif untuk menghadapi masing-masing bawahan.

(61)
(62)

organisasi. Maka karena komunikasi tidak berlangsung secara baik berujung pada iklim yang tidak baik pula sehingga produktivitas organisasi terganggu. Bila dirunut dari awal peran pimpinan yang kurang memperhatikan jaringan komunikasi menyebabkan atau juga berpengaruh pada kestabilan iklim komunikasi dalam organisasi.

(63)

pimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam iklim komunikasi di organisasinya.

Pada arus komunikasi informal yaitu grapevine atau yang sering disebut selentingan memang pada situasi tertentu terkadang mengganggu iklim komunikasi, namun grapevine juga memberi informasi yang baik pada organisasi, maka seorang pimpinan dapan berperan bijaksana dengan tetap membiarkan grapevine ini berkembang namun dengan tetap memantau dan mengontrol sampai batas mana informasi grapevine ini tidak merugikan keadaan organisasi. (Muhammad: 2009)

Ada 4 ciri utama yang mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam organisasi:

1. Kecerdasan (intellegence). Penelitian-penelitian pada umumnya menunjukkan bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.

2. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas. Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.

3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi.

4. Sikap-sikap hubungan manusiawi. Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikut-pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada karyawan. (dalam Reksohadiprodjo dan Hani 1992:290-291)

II.6. Kepuasan Kerja

(64)

lingkungan pekerjaan (dalam Kriyantono 2007:312). Kepuasan ini timbul dari persepsi seseorang mengenai bagaimana pekerjaan mereka. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan seperti misalnya gaya sang supervisor, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan imbalan-imbalan lain di luar gaji (Winardi, 2007:216).

Dari sudut pandang praktikal, kebanyakan para pimpinan menginginkan setiap pegawainya merasa puas dalam bekerja, dan juga secara produktif sehingga memiliki dampak yang baik pula bagi organisasi. Kepuasan kerja menjadi respons seseorang pada bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya. Lingkungan kerja tersebut adalah semua variabel komunikasi yang berhubungan dan mempunyai arti.

(65)

organisasi ataupun dengan berkomunikasi atau berdiskusi dengan rekan sekerjanya. Media yang berkualitas dan teman sekerja yang yang kooperatif akan mengakibatkan kepuasan komunikasi pada karyawan tersebut. Kepuasan komunikasi inilah yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja karena melalui komunikasi yang lancar dan baik pekerjaan karyawan tersebut dapat terselesaikan.

(66)

ada kepuasan karena komunikaiasi dengan teman sekerja berjalan dengan baik. Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja, dan kepuasan selanjutnya adalah kepuasan kerja karena adanya keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi oleh aspek-aspek organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi. Selanjutnya keseluruhan hal ini lah yang mengakibatkan kepuasan kerja. (Muhammad 2009:88-89)

(67)

Ada lima dimensi yang berkaitan dengan kepuasan kerja yaitu :

1. Gaji dan upah yang diterima. 2. Pekerjaan .

3. Peluang promosi. 4. Supervisor

5. Para rekan sekerja (Winardi 2007: 216)

Kepuasan kerja merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang terbedakan dan ter[isahkan satu sama lain. (discrete job elements).

Berdasarkan hasil penelitian Herzberg (Gitosudarmo & Sudita, 2000) menyimpulkan bahwa terdapat dua hal atau dua sisi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya yaitu kondisi disstatisfier atau hygiene faktor dan kondisi motivator. Faktor disstatisfier atau hygiene merupakan faktor pencegah esensial untuk mengurangi adanya ketidakpuasan, artinya bahwa tidak adanya faktor-faktor tersebut dalam organisasi cenderung menyebabkan adanya ketidakpuasan yang mendalam dan keberadaannya menciptakan suatu keadaan ketidakpuasan nol atau bersikap netral. Sedangkan faktor pemuas atau motivator merupakan kondisi kerja intrinsik yang dapat memotivasi prestasi kerja seseorang.

(68)

yang tinggi, tetapi apabila faktor seperti imbalan-imbalan mempunyai pengaruh pada hubungan untuk kerja. (Winardi 2007:218)

II.7. Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja

Iklim komunikasi dan kepuasan kerja menunjukkan bahwa karyawan secara tidak langsung harus mempunyai informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Maka jika karyawan hanya mendapat informasi yang terbatas atau kekurangan informasi itu berarti mereka tidak mempunyai alat untuk memajukan organisasinya.

Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti seseorang memiliki kenyamanan dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam organisasi. Sama halnya dengan kepuasan kerja bahwa seseorang yang puas dalam pekerjaannya karena ia nyaman dengan dengan lingkungan pekerjaannya atau iklim atau suasana pekerjaannya. Tetapi iklim mempunyai implikasi yang menjangkau panjang, dan penelitian iklim meliputi lebih daripada sekedar menentukan apakah sebuah perusahaan yang merupakan tempat bekerja adalah tempat yang menyenangkan. Iklim juga bukanlah sifat seorang individu melainkan sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para anggota organisasi.

(69)

dipelihara dalam organisasi tersebut. Iklim atau suasana yang kondusif ini akan lebih terasa saat percakapan informal yang biasa dilakukan para karyawan sebagai penghilang kebosanan dalam bekerja. Hal-hal yang sederhana seperti kebiasaan mengucapkan salam, istirahat minum kopi, makan siang, bercanda dan membicarakan tentang banyak hal merupakan cara-cara penting sebuah komunitas memelihara dirinya. Dengan adanya iklim yang semakin kondusif dalam sebuah perusahaan maka kemungkinan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja semakin besar.

(70)
(71)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1.) Sejarah Perusahaan

(72)

PT. Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2006, Bank telah menambah 1 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, 9 unit ATM dan 12 kantor kas yang mengalami peningkatan status menjadi kantor cabang sedangkan kas mobil dan payment point tidak berubah sehingga per 31 Desember 2006, Bank telah memiliki 20 kantor cabang konvensional, 21 kantor cabang pembantu, 30 kantor kas, 15 kas mobil, I payment point, dan 29 unit ATM. Dalam tahun 2004, Bank membuka Unit Usaha Syariah yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No. 6 / 142 / DPIP / Prz / Mdn tanggal 18 Oktober 2004. Dalam tahun 2006, Bank juga menambah 1 cabang pembantu syariah sehingga per 31 Desember 2006, Bank telah memiliki 3 cabang syariah dan 1 kantor cabang pembantu. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 2995 masing masing berjumlah 1.218 dan 1.044 orang.

Gambar

Gambar 1Model Teoritis
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

v Kos Griyananda : Apin, Hilfi, Pepy, Ina, Wati, Nita, Danik, Puput, Silvi, mbak Ratih, mbak Bror, mbak Lala, mbak Devi, mbak Wulan, mbak Uly, mbak Sya, mbak Iis, mbak Andri,

Hasil Perhitungan Regresi Berganda dari Variabel yang Bepengaruh Terhadap Jumlah Penjualan pada Uasaha Industri Meubel Kayu di Kota

Teori yang digunakan adalah iklan media cetak, majalah sebagai media massa cetak, konstruksi realitas dan makna, perempuan sebagai model dalam iklan, feminisme, dominasi

Bagi rekanan yang merasa keberatan atas pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan secara tertulis disampaikan kepada Panitia Pengadaan Barang

Kurang lebih sama dengan tahun 2012, APP tercepat dari seluruh sub- sektor di tahun 2013 yaitu selama 9 hari masih dari sub-sektor logam & mineral lain, yaitu PT SMR Utama

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian dilakukan agar para pemerhati masalah karakteristik konsumen mengetahui bagaimana sikap konsumen dalam mengkonsumsi

Peserta didik dapat menganalisis secara berkelompok tentang penyakit buta warna sebagai penyakit menurun pada manusia dengan teliti, tepat dan benar.. Peserta didik

motivasi terhadap prestasi kerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum.