SKRIPSI
PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI SENIOR DAN JUNIOR DI PROGRAM S-1 EKSTENSI AKUNTANSI MENGENAI
PROFESI AKUNTAN, STUDI EMPIRIS DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
O L E H :
ROMA PRANATA YUDHA 080522201
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN AKUNTANSI PERSETUJUAN PENCETAKAN
NAMA : ROMA PRANATA YUDHA
N I M : 080522201
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA
AKUNTANSI SENIOR DAN JUNIOR DI PROGRAM S-1 EKSTENSI AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN, STUDI EMPIRIS DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tanggal ... Ketua Program Studi S-1 Akuntansi
( Drs Firman Syarif, M.Si, Ak )
Tanggal ... Dekan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN AKUNTANSI PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : ROMA PRANATA YUDHA
N I M : 080522201
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA
AKUNTANSI SENIOR DAN JUNIOR DI PROGRAM S-1 EKSTENSI AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN, STUDI EMPIRIS DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medan, 2013 Menyetujui
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 2013 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Skripsi saya yang berjudul “Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak seperti orangtua saya, adik-adik saya dan partner saya selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. Selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak. Selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. Selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. Selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Program Studi S1 Ekstensi Akuntansi Unversitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi Kuesioner penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, 2013
Penulis,
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
OLEH:
ROMA PRANATA YUDHA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan ditinjau dari akuntan sebagai profesi, akuntan sebagai karir, akuntan sebagai bidang ilmu dan akuntan sebagai aktivitas kelompok pada mahasiswa senior dan mahasiswa junior di program S-1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian deskriptif dan komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi antara mahasiswa senior (mahasiswa semester akhir) dan junior (mahasiswa semester awal) pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai profesi akuntan. Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis berusaha untuk mengetahui perbedaan pemahaman diantara masing - masing responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa senior dan junior program S-1 ekstensi Universitas Sumatera Utara tentang akuntansi sebagai profesi (p=0.029 lebih kecil dari 0.05) dan akuntansi sebagai aktifitas kelompok (p=0.006 lebih kecil dari 0.05)
ABSTRACT
The Differences Of Perception An Accountant University Student Senior And Junior In Program S1 Extention Accountant About Accountant Profession, Empirism Study At Faculty Economy University Of North Sumatera.
By
Roma Pranata Yudha
This research ini order to knowing there is a difference perception about an accountant proofession observed from an accountantas profession, an accountant as career, an accountant as knowledge and an accountant as group activity on university student senior and university student junior ini Program S1 Extention Accountant Faculty Economy University Of North Sumatera ?
The kind of this research is kind of research quantitative and using descriptive research and comparative method that is the research for knowing is there difference perception an accountant university student between senior university student (university student last semester) and junior (university student beginner semester) on Program S1 Extention Accountant Faculty Economy University Of North Sumatera about accountant profession. According to research destination, the writer try to knowing the differences between each respondence.
The result of research showing that there is the significant difference between perception senior and junior university student Program S1 Extention University Of North Sumatera about accountant as profession (p= 0.029 smallest than 0.05) and accountant as group activity (p=0.006 smallest than 0.05)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Batasan Masalah... 5
1.3 Perumusan Masalah... 6
1.4 Tujuan Penelitian... 6
1.5 Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi... 8
2.2 Mahasiswa Akuntansi... 12
2.3 Profesi... 12
2.3.1 Pengertian Profesi... 12
2.3.2 Ciri-ciri Profesi... 13
2.3.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan... 14
2.4 Akuntan... 14
2.4.1 Pengertian Akuntan... 14
2.4.2 Peran Profesi Akuntan... 26
2.4.3 Tujuan Profesi Akuntan... 26
2.6 Kerangka Konseptual... 31
2.7 Hipotesis...31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 33
3.2 Populasi dan Sampel... 33
3.2.1 Populasi... 33
3.2.2 Sampel... 33
3.3 Data Penelitian... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 35
3.5 Operasional Variabel dan Pengukuran...36
3.5.1 Variabel Penelitian... 36
3.5.2 Definisi Operasional Variabel... 36
3.6 Alat Ukur Penelitian... 37
3.7 Teknik Analisis Data... 39
3.7.1 Uji Bias... 39
3.7.2 Uji Validitas Data... 40
3.7.3 Uji Reliabilitas Data... 41
3.7.4 Uji Normalitas Data... 42
3.7.5 Uji Statistik Deskriptif... 43
3.8 Pengujian Hipotesis... 44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Distribusi Jawaban Responden... 47
4.1.1 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Bidang Profesi... 47
4.1.2 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu... 52
4.1.3 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Karir... 56
4.1.4 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok... 59
4.2 Uji Bias ... 62
4.3 Uji Validitas... 63
4.4 Uji Reliabilitas Data... 64
4.5 Uji Normalitas Data... 64
4.6 Uji Hipotesis... 65
4.6.1 Perbedaaan Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Menurut Variabel (Data Dikelompokkan) .... 65
4.6.2 Perbedaaan Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Menurut Item... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...70
5.2 Saran ...70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Kisi-Kisi Instrumen 38
3.2 Skor Skala Likert 39
4.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Profesi Akuntan Sangat Dihormati
47
4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Rekan Saya Berpendapat Bahwa Saya Membuat Keputusan Karir Yang Baik Jika Saya Menjadi Akuntan
48
4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Yang Profesional Harus Ahli Di Bidang Akuntansi
49
4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Adalah Sebuah Profesi, Setara Dokter Dan Ahli Hukum
50
4.5 Distibusi Jawaban Responden Tentang Keluarga Saya Senang Jika Saya Menjadi Akuntan
50
4.6 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai Profesi
51
4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi Hanyalah Aktifitas Mengingat Aturan-Aturan
52
4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi Menarik
53
4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dalam Akuntansi Banyak Aturan Yang Bersifat Baku
54
4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi Sangat Sulit Dipelajari
54
4.11 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai Profesi
55
Hanya
Memperoleh Sedikit Kepuasan Pribadi Dalam Pekerjaannya
4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Akan Senang Menjadi Akuntan
57
4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Adalah Orang-Orang Yang Membosankan
58
4.15 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai Karir
58
4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Lebih Banyak Bekerja Sendiri Daripada
Berkelompok
59
4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Para Akuntan Sibuk Dengan Angka-Angka, Bekerja Sendiri
60
4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Yang Profesional Berinteraksi Dengan Banyak Orang
61
4.19 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok
62
4.20 Hasil Uji Bias 62
4.21 Hasil Uji Validitas 63
4.22 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas 64
4.23 Hasil Uji Normalitas 65
4.24 Perbedaan Persepsi Mahasiswa (Dikelompokkan) 66 4.25 Perbedaan Persepsi Mahasiswa (Tidak
Dikelompokkan)
DAFTAR GAMBAR No.
Gambar Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 29
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
OLEH:
ROMA PRANATA YUDHA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan ditinjau dari akuntan sebagai profesi, akuntan sebagai karir, akuntan sebagai bidang ilmu dan akuntan sebagai aktivitas kelompok pada mahasiswa senior dan mahasiswa junior di program S-1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian deskriptif dan komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi antara mahasiswa senior (mahasiswa semester akhir) dan junior (mahasiswa semester awal) pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai profesi akuntan. Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis berusaha untuk mengetahui perbedaan pemahaman diantara masing - masing responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa senior dan junior program S-1 ekstensi Universitas Sumatera Utara tentang akuntansi sebagai profesi (p=0.029 lebih kecil dari 0.05) dan akuntansi sebagai aktifitas kelompok (p=0.006 lebih kecil dari 0.05)
ABSTRACT
The Differences Of Perception An Accountant University Student Senior And Junior In Program S1 Extention Accountant About Accountant Profession, Empirism Study At Faculty Economy University Of North Sumatera.
By
Roma Pranata Yudha
This research ini order to knowing there is a difference perception about an accountant proofession observed from an accountantas profession, an accountant as career, an accountant as knowledge and an accountant as group activity on university student senior and university student junior ini Program S1 Extention Accountant Faculty Economy University Of North Sumatera ?
The kind of this research is kind of research quantitative and using descriptive research and comparative method that is the research for knowing is there difference perception an accountant university student between senior university student (university student last semester) and junior (university student beginner semester) on Program S1 Extention Accountant Faculty Economy University Of North Sumatera about accountant profession. According to research destination, the writer try to knowing the differences between each respondence.
The result of research showing that there is the significant difference between perception senior and junior university student Program S1 Extention University Of North Sumatera about accountant as profession (p= 0.029 smallest than 0.05) and accountant as group activity (p=0.006 smallest than 0.05)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997 menurut berbagai
pihak merupakan akibat dari kurangnya praktek Good Corporate Governance di
Indonesia.
Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang
terkelola dengan baik, sorotan atas kinerja akuntan terjadi dengan begitu
tajamnya. Ini tidak dapat terlepas dari terjadinya beberapa skandal besar
“malpraktik bisnis” yang melibatkan profesi akuntan di dalam dan luar negeri.
Peristiwa bisnis yang melibatkan akuntan tersebut seharusnya member pelajaran
untuk mengutamakan etika dalam melaksanakan praktik profesi akuntan.
Berdasarkan OECD salah satu komponen dari corporate goverance adalah
adanya sistem pelaporan keuangan yang memadai, di Indonesia sendiri sistem
pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Salah satu faktor
yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
di Indonesia adalah menyangkut etika dan sikap positif akuntan Indonesia, tidak
mengherankan jika sejak dulu etika selalu menyoroti akuntan dalam menyajikan
laporan keuangan.
Bertolak dari kasus - kasus di atas, dan dihubungkan dengan terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus paling
bisnis, akuntan bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar
bertanggung-jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. Bagaimanapun situasi ini
memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan profesionalisme
akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu penelitian.
Profesi akuntan Indonesia pada masa yang akan datang akan menghadapi
tantangan yang semakin berat, untuk itu persiapan yang menyangkut profesi
seorang akuntan mutlak diperlukan.
Di Indonesia sedang berkembang issue seiring terjadinya beberapa
pelanggaran etika yang terjadi, baik dilakukan oleh akuntan publik, akuntan
intern, maupun akuntan pemerintah. Hal ini tidak akan terjadi jika setiap akuntan
dan calon akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan dapat menerapkan
etika secara memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan
untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang profesional.
Pekerjaan seorang akuntan harus dikerjakan dengan sikap yang profesional yang
sepenuhnya berlandaskan pada standar moral dan etika yang ada. Dengan sikap
akuntan yang profesional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul
dari dirinya sendiri ataupun dari pihak eksternal, dimana kemampuan seorang
akuntan untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada, dalam hal ini ada salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang akuntan adalah lingkungan
pendidikan.
Wyatt (2004:45) menyebutkan bahwa kelemahan yang terdapat pada akuntan
independensi, sikap terlalu ‘lunak’ pada klien dan peran serta dalam menghindari
aturan akuntansi yang ada. Wyatt menambahkan bahwa untuk menghindari hal -
hal tersebut, akuntan pendidik seharusnya memberikan perhatian yang lebih besar
dalam pendidikan akuntansi atas dua hal, yaitu apresiasi terhadap profesi akuntan
dan apresiasi mengenai dilema etika (ethicaldilemmas). Hal ini dapat dituangkan
dalam bentuk mata pelajaran, metode pengajaran sampai kepenyusunan kurikulum
yang berlandaskan nilai - nilai etika dan moral.
Pendidikan akuntansi di Indonesia bertujuan menghasilkan lulusan yang
memiliki etika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk
memperkenalkan nilai - nilai profesi dan etika akuntan kepada mahasiswa. Dalam
upaya pengembangan pendidikan akuntansi yang berlandaskan etika ini
dibutuhkan adanya umpan balik (feedback) mengenai kondisi yang ada sekarang,
yaitu apakah pendidikan akuntansi di Indonesia telah cukup membentuk nilai -
nilai positif mahasiswa akuntansi.
Pendidikan akuntansi di Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk
menyiapkan mahasiswa agar kelak sukses berkarier di profesi akuntan. Tantangan
bagi lulusan untuk semua lapangan pekerjaan yang membutuhkan profesionalisme
kerja, termasuk akuntan adalah penguasaan hardskill dan softskill yang memadai.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh dunia usaha di Indonesia, para
pengguna lulusan lebih membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang memiliki
softskill memadai daripada lulusan yang hanya sekedar memiliki hardskill, berupa
kecerdasan intelektual yang tinggi.
untuk mengembangkan softskill mahasiswa akuntansi sejak dini, khususnya
kemampuan mahasiswa bekerja dalam team. Kalangan praktisi atau profesi dan
pengusaha, akuntan manajemen, akuntan publik, internal auditor dan Ikatan
Akuntan Indonesia, semuanya menekankan pada pentingnya keahlian membangun
team.
Hasil survei di Amerika yang dilakukan oleh ikatan akuntan manajemen
bersama-sama dengan ikatan akuntan keuangan menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan lebih membutuhkan calon karyawan (akuntan) yang memiliki keahlian
membangun team dibanding dengan yang tidak memiliki keahlian ini (Segel dan
Sorensen:1994:135).
Dalam kode etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi
akuntansi adalah memenuhi tanggungjawabnya dengan standar profesionalisme
tertinggi, mencapai tingkat kinerja yang tinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang
akuntan adalah profesionalisme. Seorang akuntan haruslah merupakan seorang
individu yang dengan jelas dapat didefinisikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai
profesional di bidang akuntansi. Prinsip kode etik Akuntan Indonesia
menyebutkan bahwa prinsip profesionalisme berarti setiap anggota harus
berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjahui
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Goa dan thorne (2004:5) mengatakan bahwa pendidikan akuntansi selama ini
memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan nilai
menyebutkan bahwa pada dasarnya akuntan memilih tindakan berdasarkan nilai
yang ada dalam pikiran mereka.
Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila
akuntan tersebut merasa bahwa profesi akuntan adalah penting dan memiliki
tanggung jawab yang besar dalam masyarakat. Dengan demikian akuntan tersebut
berusaha menjalankan tugas dengan sebaik - baiknya dan menjaga nama baik
profesinya. Karena itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan dalam
pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai - nilai dan persepsi
positif mahasiswa terhadap profesi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang “PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI SENIOR DAN JUNIOR DI PROGRAM S-1 EKSTENSI AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN, STUDI EMPIRIS DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”.
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan, maka dibuat batasan masalah agar penelitian lebih terarah,
terfokus dan tidak melenceng dari topik pembahasan, maka penelitian ini
difokuskan hanya membahas persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi
akuntan dengan mengunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang digunakan
oleh Marriott dan Marriott (2003:118) yaitu : (1) akuntan sebagai profesi, (2)
sebagai aktifitas kelompok. Respondennya berasal dari mahasiswa yang berada di
program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
masalah-masalah yang dapat di indentifikasi adalah :
Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan ditinjau dari
akuntan sebagai profesi, akuntan sebagai karir, akuntan sebagai bidang ilmu dan
akuntan sebagai aktivitas kelompok pada mahasiswa senior dan mahasiswa junior
di program S-1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
Adanya perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan ditinjau dari akuntan
sebagai profesi, akuntan sebagai karir, akuntan sebagai bidang ilmu dan akuntan
sebagai aktivitas kelompok pada mahasiswa senior dan mahasiswa junior di
program S-1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ?
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada kalangan akademisi mengenai persepsi
mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan untuk dijadikan dasar
penyusunan kurikulum akuntansi.
2. Memberikan informasi kepada Ikatan Akuntan Indonesia khususnya
kompartemen akuntan pendidik mengenai persepsi mahasiswa akuntan
terhadap profesi akuntan sebagai dasar menentukan kebijakan - kebijakan
untuk meningkatkan profesionalisme akuntan Indonesia.
3. Agar peneliti mendapatkan pengetahuan mengenai pebedaan persepsi antara
mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan dan penyebab yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif
yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh Robbins, S.P.
(2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu
sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka.
Sedangkan menurut Triato dan TiTik Triwulan, T. (2006:53) Persepsi adalah
suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca
indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman
yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Menurut Kotler (2004 : 193) yang menyatakan bahwa persepsi merupakan
suatu proses di mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan
imformasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia.
Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi
didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau
merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya. Jadi secara umum, persepsi dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pengelompokan dan penginterprestasian berdasarkan pengalaman tentang
dan menafsirkan pesan.
Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan kita
memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat
kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka
berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk
kelompok budaya atau kelompok identitas.
Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau kelompok
atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat memberikan pemecahan
masalah tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005 : 208), persepsi adalah
proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami
lingkungan sekitar kita.
Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang tentang
sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :
1. Faktor Individu.
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh
kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu
untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu
terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun
persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.
2. Faktor Situasi.
nan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku
dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi.
3. Faktor Target.
Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam
menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan
dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty), adanya
gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion),
suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari
bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut
(background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat
membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan
(similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.
Menurut Robbins,S.P. (2003:89) proses pembentukan persepsi dipengaruhi
oleh :
“(1) Faktor perhatian dari luar adalah kondisi - kondisi luar yang mempermudah individu untuk melakukan keinginan, meliputi intensitas, keberlawanan, pengulangan, dan gerakan, (2) Faktor dari dalam ( internal sets factor ) adalah faktor dari dalam diri seseorang yang memiliki proses persepsi antara lain proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadian.”
Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya
dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan menggunakan
Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari
a. Akuntan Sebagai Profesi.
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir
karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan
dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh
karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh
laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang ada.
b. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses
penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c. Akuntan Sebagai Karir.
Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan
berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga
ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi
keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan.
d. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.
Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih
memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan
kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius
2.2 Mahasiswa Akuntansi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:536) Mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah seni
pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu
transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa
akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang
sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi untuk mahasiswa semester
awal/junior, dan yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi dan auditing
untuk mahasiswa semester akhir/senior. Persyaratan ini didasarkan pada asumsi
bahwa para mahasiswa akuntansi untuk mahasiswa semester akhir/senior telah
mempunyai pemahaman tentang prinsip - prinsip etika dalam Kode Etik IAI.
2.3 Profesi
2.3.1 Pengertian Profesi
Profesi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) dalam
Trianto dan Titik Triwulan, T. (2006:12), adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dsb) tertentu. Profesi
adalah suatu pekerjaan profesional yang di dalamnya menggunakan teknik
serta prosedural yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja
harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi
kemaslahatan orang banyak.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal
yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang - senang, atau untuk mengisi
waktu luang.
Menurut Sukmadinata (2002:57) dalam Trianto dan Titik Triwulan, T.
(2006:13), menyebutkan bahwa ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan
sebagai profesi, yaitu:
“(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b) memiliki keahlian atau keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh dengan teori dan metode ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas, (e) diperoleh melalui pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai - nilai profesional, (g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi judgement dalam memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki tanggung jawab profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesi.”
2.3.2 Ciri-ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu:
a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui jalur
pendidikan ataupun pelatihan.
b. Mamiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi dalam
menjalankan profesinya.
d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada
fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.
2.3.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan
Menurut Sukirno Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk
selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut :
a. Kompetensi atas keahlian yang dimiliki. b. Objektivitas dalam menawarkan jasa. c. Integritas dalam berurusan dengan klien. d. Kerahasiaan informasi klien.
e. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan standar yang diharapkan.
2.4 Akuntan
2.4.1 Pengertian Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada
seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan
akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keterlibatan akuntan mencakup dua
pihak, yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan
menjadi salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi sebagai
penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan.
Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai
dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut
a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan akuntansi
atau badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk menurut undang -
undang atau diakui oleh pemerintah.
b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat
ahli yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat
disamakan dengan ijasah tersebut diatas.
Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas
ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil
antara 20 – 30 SKS, namun pelaksanaannya baru dimulai awal tahun 2003.
Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen
Keuangan untuk mendapatkan nomor register dimulai dengan A dan D.
Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih
profesi secara umum sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (akuntan
pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan perusahaan).
a. Profesi Akuntan Publik.
Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya
kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut
terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, inverstor,
calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi
masyarakat seperti konsultan pajak, konsultasi bidang menejemen,
penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
(Mulyadi, 2002:4).
Untuk praktik sebagai akuntan publik, seseorang harus memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu (SPAP:2001).
Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi
atau mempunyai ijazah disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari
Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari
Menteri Keuangan.
Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan
profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi dokter dan
pengacara dalam menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari
kliennya, dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi akuntan publik
memperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya,
namun demikian akuntan publik harus independen, tidak memihak pada
kliennya, karena yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah
pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi akuntan dalam
melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun akuntan
tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.
1) Timbuldanberkembanganyaprofesiakuntanpublik.
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit
yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan
dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan - perusahaan yang
berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih
menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya,
jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum
diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika
sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain Perseroan Terbatas
(PT) yang bersifat terbuka, di negara tersebut jasa audit profesi
akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha.
Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perseorangan
maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak
dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang
tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi
berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak -
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi
meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan
calon kreditur.
Pihak - pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai
perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka
dengan perusahaan. umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka
berdasarkan informasi yang disajikan oleh manejemen dalam laporan
yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Di satu
pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi tentang
pertanggungjawaban pengelolaaan dana yang berasal dari pihak luar,
namun di pihak lain pihak luar perusahaan ingin memperoleh
informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai
pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Ada dua
kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik.
Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar
pertanggungjawaban keuangan disajikan kepada pihak luar dapat
dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakan jasa pihak
ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar
keputusan - keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen
perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan
terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat
dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen
perusahaan tidak dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa
laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat
dipercaya, karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen
perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan
maupun kepentingan lain. Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan
masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi
yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.
Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) dimasa lalu tidak banyak memberikan
dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena
sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT tertutup
yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan
terbatas saja. Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami
perkembangan yang signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan
adanya perluasan kredit - kredit perbankan kepada perusahaan. Bank -
bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah
tertentu menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan - perusahaan
swasta di Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik
jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik.
Perkembangan pasar modal indonesia diwarnai dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar
modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia.
Menurut Mulyadi (2002:4) profesi akuntan publik menghasilkan
berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu:
a) Jasa Assurance, adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan
relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu
informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan
mereka lakukan.
Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik
atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan
oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh
organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television
rating) dan jasa pemeringkatan radio (radio rating).
b) Jasa Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang materia,
dengan kriteria yang ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan
historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum
akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:
1. Audit, Jasa audit mencakup memperoleh penilaian bukti yang
mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi
asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan
publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah
auditor.
2. Pemeriksaan ( examination ), istilah pemeriksaan digunakan
untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik
yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi
yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang ditetapkan.
3. Review, jasa review terutama berupa permintaan keterangan
dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi
yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.
4. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures), jasa
atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan
publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien
dengan akuntan publik. Sebagai contoh, klien dan akuntan
publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan
ditetapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu
laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan
keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat
negatif seperti yang dihasilkan dalam jasareview.
c) Jasa Non Atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan. Jasa non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan
publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
b. Profesi Akuntan Pemerintah.
Akuntan pemerintah adalah profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi
dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan
kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di
instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah
adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
instansi pajak.
BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Akuntan yang
bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan
terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek - proyek
perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang
besar di dalamnya.
BPK adalah unit organisasi dibawah Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung
jawaban Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut.
c. Profesi Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa
berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui
lembaga - lembaga pendidik yang ada, guna melainkan akuntan-akuntan
yang terampil dan profesional. Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan
bagi kemajuan profesi akuntans itu sendiri karena ditangan merekalah para
calon - calon akuntan pendidik.
Akuntan pendidik harus dapat melakukan transfer of knowledge
kepada mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan
menguasai pengetahuan bisnis dan akuntansi, teknologi informasi dan
mampu mengembangkan pengetahuannya melalui penelitian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntan pendidik melaksanakan
proses penciptaan profesional baik profesi akuntan publik (private
accounting, not for profit accounting), maupun akuntan pendidik sendiri.
d. Profesi Akuntan Perusahaan
Perusahaan dalam hal ini adalah suatu badan yang tujuan utamanya
mencari laba. Akuntan yang bekerja di perusahaan menjalani jenis
pekerjaan yang berbeda - beda tergantung pada tugas yang diberikan oleh
pemimpin perusahaan. Meskipun jenis pekerjaan di dalam perusahaan
bervariasi, namun tujuan utama perusahaan mempekerjakan akuntan
adalah untuk mendapatkan informasi keuangan dalam perusahaannya.
Sehingga akuntan yang bekerja di perusahaan, tugas utamanya adalah
menyediakan informasi keuangan. Jenjang karir yang umumnya ditempuh
pada profesi akuntan perusahaan, meliputi:
1) Junior Accountant, merupakan jenjang karir pertama pada profesi
akuntan perusahaan.
2) Senior Accountant, merupakan jenjang karir akuntan pada perusahaan
setelah dua sampai empat tahun pengalaman kerja sebagai junior
accountant.
3) Corporate Controller, jenjang karir akuntan pada perusahaan setelah
melaksanakan fungsi sebagai senior accountant yang biasanya dicapai
setelah enam sampai delapan tahun masa kerja.
4) VP Finance dan CFO, merupakan puncak karir akuntan perusahaan
yang pada umumnya dapat diraih setelah sepuluh tahun masa kerja.
Telah dijelaskan secara rinci pada bagian diatas, mengenai profesi -
profesi akuntan secara umum yang dapat dipilih oleh seorang akuntan
profesi akuntan yang dapat dipilih seorang akuntan setelah mendapatkan
nomor register sebagai akuntan adalah sebagai berikut:
1) Akuntan Publik (External Auditor) : dengan memiliki KAP atau
bekerja di KAP
2) Non Akuntan Publik:
a. Pemeriksa Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian
Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departemen) suatu perusahaan
swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN
biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).
b. Financial Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi
keuangan suatu perusahaan.
c. Cost Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi biaya suatu
perusahaan.
d. Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi
manajemen suatu perusahaan.
e. Tax Accountant : dengan bekerja dibagian perpajakan suatu
perusahaan atau Direktorat Jendral Pajak.
f. Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta
(PTS). Akuntan pendidik banyak yang merangkap sebagai Akuntan
Publik, Internal Auditor, maupun Akuntan Manajemen (yang
bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai government accountant
2.4.2 Peran Profesi Akuntan
Sangatlah penting bagi seorang akuntan yang profesional untuk
memahami dengan benar peran profesi yang dijalaninya, sehingga mereka
dapat merespon terhadap permasalahan etis yang terjadi. Sebagai contoh,
pemahaman terhadap yang dijalankan akuntan adalah perlu untuk merespon
pertanyan sebagai berikut : (a) Siapakah klien yang dilayani sesungguhnya,
apakah perusahaan, manajemen, pemegang saham, atau masyarakat?, (b)
Apakah profesi akuntan hanya sebuah profesi atau sebuah bisnis, atau
kedua-duanya?, (c) Kapankah seorang akuntan menolak memberikan jasanya?, (d)
Dapatkah seorang akuntan memberikan jasanya pada dua klien dengan
kepentingan yang bersaing pada saat bersamaan?
2.4.3 Tujuan Profesi Akuntan
Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai kebutuhan tersebut
terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
a. Profesionalisme: Diperlukan individu dengan jelas dapat di
indentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang
akuntansi.
b. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.
2.4.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )
Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres
X Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2006 terdiri dari:
a. Prinsip - prinsip Etika
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika
sebagai berikut:
1) Tanggungjawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota senangtiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi
kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau kewajiban profesional atau hukun untuk mengungkapkan.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
b. Aturan etika
Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota
himpunan yang bersangkutan.
c. Interprestasi aturan etika
Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan
oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainya, sebagai
panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk
membatasi lingkup dan penerapannya.
Sebagai pernyataan ideal dari kode etik, prinsip etika bukan
merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaanya. Sebaliknya,
aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bisa
dipaksakan pelaksanaanya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya.
No.
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Temuan
1. Fitriany
&
Yulianty
Perbedaan persepsi mahasiswa
akuntansi junior dan senior me
ngenai profesi akuntan pada S1
Pada Program S1 Reguler dan S1
Ekstensi, mahasiswa senior
No.
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Temuan
(2007) Reguler, S1 Ekstensi, dan
Program Diploma 3 Universitas
Indonesia Jakarta.
rendah dibandingkan dengan
mahasiswa junior. Dan pada
Program Diploma 3, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa senior dan junior.
2. Marriott
&
Marriott
(2003)
Perbedaan persepsi mahasiswa
akuntansi junior dan senior me
ngenai profesi akuntan di
Universitas Inggris.
Dengan menggunakan kuesioner
yang dinamakan Accounting
Attitude Scale (AAS), ditemukan
bahwa terjadinya perubahan
persepsi mahasiswa akuntansi
sejak awal masa kuliah sampai ke
senior. Pendidikan akuntansi justru
menyebabkan menurunnya
persepsi positif mahasiswa
akuntansi terhadap profesi akuntan.
3. Syukriy
Abdullah
&
Syukur
Selamat
(2002)
Persepsi mahasiswa akuntansi
terhadap profesi akuntan publik
dengan membandingkan antara
mahasiswa yang belum dan sudah
mengambil mata kuliah auditing.
Persepsi mahasiswa akuntansi yang
telah mengambil pengauditan lebih
positi memandang profesi akuntan
publik dibandingkan dengan
mahasiswa yang belum mengambil
2.6 Kerangka Konseptual
Keterangan :
- Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior
- Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Junior
- Variabel Profesi Akuntan
2.7 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:68) menyatakan bahwa hipotesis diartikan sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari
hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Berdasarkan data - data diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada
program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntan sebagai profesi.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada
program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Profesi Akuntan:
- Akuntan sebagai profesi - Akuntansi sebagai bidang ilmu - Akuntan sebagai karir
- Akuntansi sebagai aktivitas kelompok
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Junior Persepsi Mahasiswa
Utara mengenai akuntan sebagai bidang ilmu.
H3 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada
program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntansi sebagai karir.
H4 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada
program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis
penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian deskriptif dan
komparatifyaitu penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi antara mahasiswa senior (mahasiswa semester akhir) dan
junior (mahasiswa semester awal) pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai profesi akuntan. Sesuai dengan
tujuan penelitian, penulis berusaha untuk mengetahui perbedaan pemahaman
diantara masing - masing responden.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2008:72). Populasi juga dapat berarti kelompok keseluruhan orang, peristiwa,
atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti.
3.2.2 Sampel
populasi (Sugiono, 2008:116). Sampel dapat diartikan juga sebagai beberapa
anggota atau bagian yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel,
peneliti berharap dapat mengambil kesimpulan yang akan digeneralisasikan
keseluruh populasi. Sampel tersebut menjadi sumber data sebenarnya dalam
suatu penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang
disebut teknik sampling.
Teknik sampling yaitu proses memilih suatu jumlah unsur populasi
yang mencakupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan
memahami karakteristiknya memungkinkan untuk menggeneralisasikan
karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi (Sri sularso, 2003:67).
Dalam hal ini penulis menggunakan teknik sampling Purposive
sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu, artinya setiap unit atau individu yang diambil dari
populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.
Adapun dasar pertimbangan atau kriteria yang digunakan adalah :
Mahasiwa jurusan akuntansi yang telah atau sedang mengambil mata kuliah
akuntansi untuk mahasiswa semester awal/junior dan telah atau sedang
mengambil mata kuliah akuntansi dan auditing untuk mahasiswa semester
akhir/senior.
Dipilih responden dari program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan jumlah responden sebanyak 50
responden, yaitu yang terdiri dari 25 mahasiswa akuntansi senior dan 25
3.3 Data Penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang obyektif,
valid, dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan
jawaban kuesioner yang dikembalikan oleh para responden, yakni mahasiswa
jurusan akuntansi pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur standar dan sistematis untuk
memperoleh data yang diperlukan. Kualitas data hasil penelitian sangat
dipengaruhi kualitas pengumpulan data. Hal ini berkenaan dengan ketepatan cara -
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, sehingga diperoleh data yang
valid dan reliable untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
daftar pertanyaan (kuesioner). Metode kuesioner merupakan satu mekanisme
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang
disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diminati. Satu kuesioner atau
angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasikan untuk
responden mencatat jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban
ditentukan.
Dalam Penelitian ini peneliti mengumpulkan data primer menggunakan
penulis dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang telah
ditentukan, untuk diisi dan dikembalikan lagi kepada penulis. Penulis memberikan
kuesioner secara langsung maupun dengan perantara (contact person).
3.5 Operasional Variabel dan Pengukuran 3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2004:31). Jadi variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat, nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel Dependen maupun
Independen karena dalam penelitian ini tidak ada yang dipengaruhi atau
mempengaruhi. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu Persepsi
Mahasiswa Akuntansi senior, Persepsi Mahasiswa Akuntansi junior dan
Profesi Akuntan.
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan suatu konsep untuk membuat
variabel menjadi terukur. Definisi operasional adalah suatu definisi yang
memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur
variabel - variabel yang akan diteliti. Variabel - variabel yang penulis teliti
adalah sebagai berikut :
a. Variabel Persepsi
Persepsi adalah sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang
menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi.
b. VariabelProfesi Akuntan
Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung dalam
pengelolaan perusahaan. Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu
internal dan eksternal. Profesi akuntan terbagi dalam beberapa bidang
seperti Akuntan Publik, Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah, dan
Akuntan Pendidik.
3.6 Alat Ukur Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, diambil dari kuesioner
(Fitriani dan Yulianti, 2007) SNA X Unhas Makasar. Berikut ini pembagian
pertanyaan kuesioner tersebut:
1) Demografi;
2) Persepsi mengenai profesi akuntan yang terdiri dari:
1) Akuntan sebagai profesi.
2) Akuntansi sebagai bidang ilmu.
3) Akuntan sebagai karir.
Berdasarkan teori dan konsep serta didukung oleh penelitian terdahulu maka
penjabaran variabel dalam penelitian ini, dapat dijabarkan menjadi
[image:54.595.120.509.247.565.2]indikator/dimensi dan penggolongan pernyataan, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen
Skala pengukuran yang digunakan penulis adalah skala likert. Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel dan dijabarkan lagi menjadi
indikator - indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator - indikator yang
terukur ini dapat di jadikan titik tolak untuk membuat item instrumen berupa Variabel
Penelitian
Dimensi Butir Pertanyaan
Profesi
akuntan
Akuntan sebagai profesi
Kuesioner bagian 1
No. 1, 4, 6, 8, dan 12.
Akuntansi sebagai bidang ilmu
Kuesioner bagian 2
No. 2, 5, 7, dan 14.
Akuntan sebagai karir
Kuesioner bagian 3
No. 9, 10, dan 11.
Akuntansi sebagai aktivitas
kelompok
Kuesioner bagian 4
No. 3, 13, dan 15.
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Skala yang
berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala likert ini
biasanya menggunakan lima tingkatan. Pemilihan alternatif diserahkan pada
keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptakan instrumen tersebut. Jumlah
pernyataan kuesioner tersebut terdiri dari 15 item pernyataan.
Setiap jawaban responden diberi skor dengan skala likert 1-5 untuk melihat
tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh
[image:55.595.135.488.382.604.2]peneliti dengan ketentuan:
Tabel 3.2 Skor Skala Likert
NO Interval Kriteria
1 <0,200 Sangat Rendah
2 0,200 – 0,399 Rendah
3 0,400 – 0,599 Cukup
4 0,600 – 0,799 Tinggi
5 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Bias
Statistik Non-Parametris Runs Test berguna untuk menguji apakah dua harga dari variabel memiliki random (keacakan) yang sama. (Syahri Alhusin,
H1 : variabel mengikuti pola random (acak)
Ho : variabel tidak mengikuti pola random (acak)
Ketentuan:
Jika probabilitas > 0,05, H1 : diterima, dan Ho : ditolak.
Jika probabilitas < 0,05, H1 : ditolak, dan Ho : diterima.
3.7.2 Uji Validitas Data
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008: 16). Dalam pengujian
instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor
dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan
lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan).
Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkolerasikan antara skor faktor
(penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara
mengkolerasikan antara skor item dengan skor total item.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Bivariate Pearson (Kolerasi Produk Momen Pearson). Signifikansi kolerasi
pearson dipakai adalah 0,05. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka pertanyaan
tersebut tidak valid.
Koefesien kolerasi item total dengan Bivariate Pearson dapat dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
[
∑
−
∑
∑
][
∑
∑
∑
−
∑
]
−
=
2 2 2 2 ix)
x
(
x
n
)
i
(
i
n
)
x
i
(
ix
n
r
Keterangan :rix : Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)
i : Skor item
x : Skor total
n : Banyaknya subjek
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item - item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
- Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item - item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
3.7.3 Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008:25). Dalam penelitian ini
menggunakan metode Alpha (Cronbach’s).
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah :
keterangan :
rn : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 : Jumlah varian butir
σ12 : Varian total
3.7.4 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2008: 28). Uji ini biasanya di
gunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan
normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika
data tidak berdistribusi normal, a