TUGAS AKHIR
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA,
UNILAND PLAZA MEDAN
OLEH:
FITRI WINA RANTI 082102003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
MEDAN 2011
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : FITRI WINA RANTI
NIM : 082102003
JUDUL : EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA, UNILAND PLAZA MEDAN.
Tanggal :... 2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi,
NIP. 19511114 198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak. )
Tanggal :... 2011 DEKAN,
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : FITRI WINA RANTI
NIM : 082102003
PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI
JUDUL : EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN AKTIVA
TETAP PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA, UNILAND PLAZA MEDAN.
Medan, ... 2011
Menyetujui,
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Efektivitas
Pengendalian Intern Aktiva Tetap Pada PT. Securindo Packatama Indonesia,
Uniland Plaza Medan” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat Kelulusan Akademik Tingkat Pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terutama orang tua penulis tercinta ayahanda Ramlan dan Ibunda Suharni yang
telah memberikan kasih sayangnya kepada penulis, membantu dalam bentuk moril
maupun materil. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing
tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk
4. Kakak Salli, adik Aji dan Arba, abang Muhammad Ryandi serta seluruh
anggota keluarga dan sahabat-sahabat penulis tercinta Atika, Rizky, Julia,
Tia dan Fitriani yang telah banyak memberikan dukungan moril dan doa.
5. Bapak Cristman Soesanto selaku Regional Business Manager, Regional
Office Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan riset di PT. Securindo Packatama Indonesia.
6. Bapak Darussalam selaku Car Park Manager lokasi Uniland Plaza Medan
yang telah meluangkan waktunya bagi penulis dalam pencarian data
perusahaan.
7. Seluruh karyawan PT.SPI baik itu PPP,APP,SPP,SPL dan part timer yang
telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi dan Civitas Akademika
Departemen Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, 21 Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 2
C. Tujuan dan Manfaat ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas PT. Securindo Packatama Indonesia ... 7
1. Visi ... 8
2. Misi ... 8
3. Kebijakan Mutu ... 9
4. Tujuan ... 9
B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 9
C. Job Description ... 12
D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 19
E. Kinerja Usaha Terkini dan Rencana Kegiatan ... 21
BAB III PEMBAHASAN A. Sistem ... 23
1. Pengertian Sistem ... 23
2. Sistem Pengendalian Intern ... 23
B. Pengertian Efektivitas ... 25
C. Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Efektivitas ... 26
D. Aktiva Tetap ... 26
1. Pengertian Aktiva Tetap ... 26
2. Penggolongan Aktiva Tetap ... 28
3. Prosedur Perolehan Aktiva Tetap ... 30
4. Akuntansi Aktiva Tetap ... 34
E. Skala Pengukuran Variabel ... 41
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 49
DAFTAR TABEL
No Tabel Keterangan Hal
1. 1.1 Jadwal penelitian ... 4
2. 3.1 Instrumen skala likert ... 41
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Hal
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini semakin pesat. Hal ini dilihat
dari banyaknya perusahaan yang berdiri dimana setiap perusahaan memiliki
sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, yaitu memperoleh laba, menguasai pasar, menaikkan nilai perusahaan,
dan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai sasaran
tersebut, maka suatu perusahaan memerlukan aktiva (asset) yang dapat menjamin
kelancaran operasional rutin perusahaan, terutama aktiva tetap (fixed asset).
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud permanen atau jangka panjang yang
digunakan dalam operasi normal perusahaan. Tanpa adanya aktiva tetap, mustahil
PT. Securindo Packatama Indonesia dapat menjalankan kegiatan operasional
rutinnya dengan baik.
Akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau
mengkomunikasikan kondisi bisnis hasil usahanya pada suatu waktu atau pada
suatu periode tertentu (Harahap, 2002 : 47).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No. 16, Revisi 2007), aktiva
tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun.
Sebagai alat yang dapat mendukung suatu kegiatan perusahaan aktiva tetap
biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga bisa diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perusahaan selama bertahun-tahun. Aktiva tetap
berdasarkan wujudnya ada dua kelompok, yaitu:
1. Aktiva tetap berwujud (tangible asset),
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset).
Untuk mengendalikan aktiva tetap tersebut diperlukan pengendalian intern dari
perusahaan agar dapat mengukur keefektivitasan penggunaan aktiva tetap demi
kelancaran operasional perusahaan.
Dari uraian diatas penulis menyadari pentingnya peranan pengendalian intern
perusahaan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan aktiva tetap pada PT.
Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk membahas masalah ini dengan judul: “Efektivitas
Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Securindo Packatama
Indonesia, Uniland Plaza Medan”.
B.Permasalahan
Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian penulis adalah
sebagai berikut :
1. Apakah sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap pada PT.
2. Apakah penggunaan aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama
Indonesia telah efektif dengan adanya pengendalian intern?
C.Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pada umunya dilaksanakan untuk menghasilkan atau
memenuhi beberapa tujuan yang hendak dicapai. Agar penelitian itu
menggambarkan yang sebenarnya maka perlu dibatasi pembahasannya agar lebih
terarah, sehingga tujuan penelitian dapat sejalan dan konsisten dengan judul
permasalahan penelitian.
a. Untuk mengetahui keefektivitasan penggunaan aktiva tetap pada PT.
Securindo Packatama Indonesia.
b. Mengaplikasikan sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap guna
membantu mengoptimalkan tugas bagian-bagian tertentu.
c. Sebagai syarat kelengkapan untuk kelulusan dari Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan, kemampuan berpikir
peneliti tentang efektivitas pengendalian intern terhadap aktiva tetap.
b. Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan bagi peneliti dalam memahami
c. Untuk mengetahui sejauh mana pengendalian intern terhadap aktiva tetap
perusahaan itu dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja pada
PT. Securindo Packatama Indonesia.
D.Rencana Penulisan
Dalam penyusun tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika penelitian
yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan saat peneliti melakukan riset di PT. Securindo
Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan yang dilakukan sekitar tanggal
1 Maret s/d 1 April 2011. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan.
Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan
untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir serta
[image:13.595.108.519.582.747.2]penyempurnaan tugas akhir.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan Maret
I II III IV
1 Menerima surat persetujuan judul tugas akhir dari dosen pembimbing
mengenai akuntansi aktiva tetap yang dibuat oleh PT.
Securindo Packatama Indonesia Medan dan sampai
sejauh mana aktiva tetap tersebut dapat berfungsi sebagai sarana pada PT.
Securindo Packatama Indonesia.
3 Melengkapi data-data yang telah diperoleh sebelumnya dengan meminta penjelasan atas hal-hal yang belum dimengerti.
4 Jadwal konsultasi dan penyusunan laporan tugas akhir serta penyempurnaan tugas akhir.
Keterangan tabel:
• Minggu pertama : menerima surat persetujuan judul tugas akhir dari
dosen pembimbing
• Minggu kedua : menerima data mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti
• Minggu ketiga : melengkapi data-data yang telah diperoleh
• Minggu keempat : penyempurnaan tugas akhir
2. Rencana Isi
Penelitian suatu perincian sederhana tentang isi dari masing-masing bab dalam
Tugas Akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih
terarah. Untuk itu penelitian membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan merupakan bab pemulaan yang berisi tentang latar
belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian serta rencana
penulisan akan dijelaskan mengenai jadwal survei/observasi dan
rencana isi.
BAB II : PROFIL INSTANSI
Bab II berisi tentang gambaran umum dari perusahaan meliputi
sejarah ringkas, struktur organisasi dan personalia, job description,
jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini serta rencana kegiatan.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab pembahasan akan berisi tentang topik penelitian mengenai
penerapan sistem pengendalian intern perusahaan, dalam bab ini
penelitian akan menjelaskan sistem pengendalian intern dalam
perusahaan, guna mengukur keefektivitasan penggunaan aktiva tetap
perusahaan demi kelancaran operasional perusahaan.
BAB IV : PENUTUPAN
Bab penutup merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang
berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga
BAB II
PROFIL INSTANSI
A.Sejarah Ringkas PT. Securindo Packatama Indonesia
Secure Parking didirikan sejak tahun 1979 di Sydney Australia oleh 2 (dua)
bersaudara Garth Mathews & Brett Mathews. Secure Parking kini telah
berkembang dan menjadi perusahaan penyedia jasa pelayanan pengelolaan
perparkiran terbesar di Australia dan Indonesia . Secure Parking menjadi seperti
saat ini karena keinginan untuk selalu menjaga dan memperkuat hubungan
kemitraan melalui setiap aspek pelayanan operasionalnya.
Di Indonesia, Secure Parking telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan
telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 400 lokasi yang tersebar
di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi
dengan total pengelolaan lebih dari 800.000 petak parkir dan didukung oleh lebih
dari 12.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih.
Salah satu kunci sukses Secure Parking hari ini adalah bahwa Secure Parking
menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen
perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa
dan fasilitas pelayanan. Dan Secure Parking merupakan satu-satunya perusahaan
pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and
Services Certification) untuk Car Park Management Systems.
Secure Parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan dinamik
dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari jaringan
Secure Parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan meningkatkan
kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara agresif
membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi dengan tim
pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan
meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.
Sejak 15 tahun berkiprahnya Secure Parking di Indonesia, SPI telah memupuk
jaringan kerjasama yang kuat dan dinamis dengan mengoperasikan beraneka
ragam sarana parkir seperti pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, komplek
campuran, ruko, rumah sakit, mulai dari lokasi yang kecil hingga lokasi besar
serta didukung oleh para staf training yang handal dan efisien dengan mengadopsi
program-program pelatihan dalam dan luar negeri.
1. Visi PT. Securindo Packatama Indonesia
Menjadi perusahaan parkir termaju dan terkemuka dan mempunyai reputasi
baik di Asia melalui sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
Menjalankan bisnis parkir berdasarkan inovasi dan menyelenggarakan
prinsip-prinsip operasional yang terbaik, sumber daya manusia yang kompeten, memiliki
hubungan keluar yang baik dengan semua pihak yang terkait.
Konsep-konsep manajemen yang sesuai dengan acuan internasional.
3. Kebijakan Mutu
Kami bertekad untuk tetap menjadi perusahaan yang terkemuka dibidang jasa
perparkiran yang senantiasa mengedepankan kualitas dan nilai pelayanan melalui
kejujuran, sikap proaktif, keramahan dan pengembangan diri serta terus menerus
mengupayakan tindakan perbaikan di segala bidang.
4. Tujuan PT. Securindo Packatama Indonesia
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai. Setiap
perusahaan memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba, menguasai pasar, menaikkan
nilai perusahaan, dan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan, begitu pula
dengan PT. Securindo Packatama Indonesia. Selain itu PT. Securindo Pcakatama
Indonesia bertujuan untuk menjadi perusahaan jasa perparkiran termaju dan
terkemuka dan mempunyai reputasi baik di Asia melalui sumber daya manusia
yang mempunyai kompetensi tinggi. Dan mampu menampung para pekerja guna
mengurangi pengangguran di Indonesia.
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diterapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik, sehingga tujuan instansi dapat dicapai.
Inilah hal menunjukkan bahwa begitu pentingnya rentang manajemen dalam suatu
organisasi.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian
kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran
tunggal. Keunggulan dari struktur organisasi, antara lain adanya pembagian tugas
yang jelas, koordinasi dapat dilakukan dengan baik, dan keahlian khusus yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas tertentu.
Untuk melihat struktur organisasi pada PT. Securindo Packatama Indonesia
Gambar 2.1
Posisi Jabatan Dalam Struktur Organisasi
Car Park Manager (CPM)
Assistent Car Park Manager (ACPM)
Pengawas Pelayanan Parkir (PPP)
Administrasi Pelayanan Parkir (APP)
Staff Pelayanan Pos (SPP)
Staff Pelayanan Lapangan (SPL)
Gambar 2.1 : Struktur organisasi PT. SPI lokasi Uniland Plaza Medan
C.Job Description
Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada site office lokasi
Uniland Plaza Medan:
1. Car Park Manager Tugas Utama
a. Membina seluruh staff untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. :
1) Memastikan seluruh staff bekerja sesuai dengan standard pelayanan
perusahaan.
2) Memberikan briefing secara rutin kepada seluruh staff awal / akhir shift
dan melakukan meeting mingguan atau bulanan untuk mengevaluasi
kegiatan operasional.
3) Memberikan training dan memotivasi seluruh staff agar tetap berkualitas
dalam memberikan pelayanan.
4) Selalu memotivasi seluruh staff untuk berorientasi terhadap pelayanan
sesuai dengan visi perusahaan.
5) Mereview performance bawahan secara periodik dgn seobyektif
mungkin.
7) Memastikan Jadwal Pelayanan Operasional bulanan.
8) Memberikan persetujuan overtime / lembur bila diperlukan (Buat Surat
Perintah Lembur / SPL dan melaporkan ke HRD).
9) Memberikan tindakan terhadap staff yang melakukan pelanggaran
baik pelanggaran berat maupun ringan.
b. Menjaga dan memelihara penampilan lokasi yang dipimpinnya.
1) Memastikan lokasi dalam keadaan bersih dan rambu-rambu dalam
keadaan rapih dan bersih.
2) Memastikan seluruh staff selalu ramah tamah / sopan santun dalam
memberikan pelayanan.
3) Memastikan uang di pos maupun di brankas dalam keadaan tersusun
rapih dan aman.
4) Melakukan kontrol pemeliharaan asset perusahaan.
5) Membuat budget kebutuhan lokasi per bulan.
6) Apabila lokasi memerlukan perbaikan maka segera ajukan Permintaan
Pemeliharaan Site (PPS).
7) Menganalisa masalah-masalah insiden yang terjadi di lapangan dan
senantiasa dibuatkan Pos.
8) Mengontrol kemungkinan terjadinya kebocoran income dan berusaha
untuk selalu meningkatkan income.
9) Melakukan kontrol terhadap semua bentuk operasional dengan aktivitas
90 persen di lapangan dan 10 persen melakukan kegiatan administrasi di
10)Memonitor keluhan-keluhan yang sering diterima dengan melakukan
tindakan preventif.
11)Melakukan tindakan antisipasi pengamanan lokasi, asset dan staf apabila
situasi dalam keadaan membahayakan.
12)Menangani keluhan secara profesional sesuai dengan prosedur
perusahaan.
Tugas Tambahan :
a. Aktif berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan pihak management
pengelola gedung.
b. Selalu berusaha meningkatkan performance lokasi dalam semua aspek.
c. Aktif melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait masalah
operasional.
d. Mengkoordinir seluruh staf untuk aktif dalam kegiatan yang diadakan
oleh pengelola gedung misalnya (team evakuasi, dll).
2. Pengawas Pelayanan Parkir
a. Bertanggung Jawab Kepada Car Park Manager/Assistent
b. Supervisor bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan
meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
c. Mengecek sistem kerja di pos didalam wilayah tanggung jawabnya guna
memaksimalkan effisiensi
e. Memberikan briffing kepada SPP/SPL setiap hari pada awal shift
f. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap
kepala regu yang dibawahinya (serta mampu mensupervisi secara tidak
langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya)
g. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kualitas
h. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan
lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja)
i. Jika terjadi masalah di lokasi pengawas segera mengecek dan
menyelesaikan masalah
j. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja
sama team yang solid
k. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada
atasannya atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya,
tindakan–tindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas
waktu estimasi penyelesaian masalah–masalah tersebut secara singkat ,
padat dan kongkrit
l. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan
kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
m. Pada shift II pengawas menginput jumlah pendapatan setiap pos dan
menyususn laporan harian shift
n. Pengawas harus selalu berada di lokasi untuk antisipasi terjadinya
3. Administrsi Pelayanan Parkir a. Fungsional
1) Melakukan kegiatan surat menyurat
a) Membuat surat-surat / memo yang berkaitan dengan seluruh kegiatan di
divisi support baik yang ditujukan pada pihak eksternal maupun internal
perusahaan
2) Melakukan Input Data, Rekap Data dan Dokumentasi
a) Menginput data karyawan baru
b) Menginput dan merekap data absensi (sakit, ijin, alpa),termasuk data
karyawan yang ijin pulang cepat atau datang terlambat.
c) Menginput data-data lembur
d) Menginput data-data hasil penilaian atau hasil evaluasi terhadap
karyawan
e) Mengiput data-data hasil kegiatan divisi support yang sifatnya umum
f) Mendokumentasikan data-data divisi support yang sifatnya umum
3) Melakukan kegiatan-kegiatan administratif.
a) Filling data-data yang ada di divisi support
b) Up date data per periode tertentu
c) Mengorganisir dan follow up pengumpulan laporan-laporan (log book,
lembur karyawan,hasil penilaian kompetensi/kinerja dll) untuk diproses
di divisi HRD
d) Membuat notulen untuk rapat-rapat khusus divisi support atau yang
e) Membuatkan Nomor Induk Pegawai, Name Tag karyawan
f) Pembuatan rekening untuk karyawan baru
g) Melakukan administrasi tunjangan/asuransi kesehatan karyawan (proses
klaim)
4) Membantu mengkoordinir kegiatan-kegiatan internal
5) Mengecek data kendaraan yang ON (Over Night)
6) Melakukan pembatalan tiket masuk jika ada hal yang memungkinkan untuk
dibatalkan
7) Membuat laporan harian pendapatan tiap-tiap pos
8) Menegur tiap karyawan yang melakukan kesalahan dalam membuat
laporan
9) Memberikan briffing kepada SPP/SPL
10)Melaporkan pendapatan kepada pemilik properti
4. Staff Pelayanan Pos (SPP)
a. Mengisi daftar hadir pada awal shift
b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM
c. Menuju ke plotingan masing-masing
d. Menginput nomor plat kendaraan yang masuk
e. Mengisi daftar ceklist pos untuk mengetahui keadaan asset masing-masing
pos
f. Di pos masuk SPP membuat tes awal di awal shift dan tes akhir di akhir
g. Mengisi daftar ceklist motor di pos masuk sepeda motor
h. Di pos keluar SPP menginput nomor plat kendaraan yang keluar dan
menyebut tarif parkir yang harus dibayar
i. Mengisi laporan shift di pos masuk dan laporan shift di site office
j. Membuka PP dan menutup PP di plotingan masing-masing
k. Memberikan informasi kepada pengguna jasa parkir mengenai hal-hal
yang dipertanyakan konsumen
l. Menyetorkan hasil pendapatan parkir di pos keluar kepada APP dan PPP
m. Menjaga pos di plotingan masing-masing
n. Menyampaikan salam sapa kepada setiap konsumen dengan ramah tamah
o. Mengisi daftar hadir karyawan di akhir shift
5. Staff Pelayanan Lapangan (SPL)
a. Mengisi daftar hadir pada awal shift
b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM
c. Menuju ke plotingan masing-masing
d. Di pos masuk kendaraan mengisi test awal dan test akhir
e. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk
f. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi
g. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi
h. Menjaga tempat penyimpanan helm ( jika ada )
i. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi parkir/tempat
j. Mengisi daftar hadir di akhir shift
k. SPL juga bisa menggantikan tugas SPP, sehingga job description SPL
juga sama dengan SPP
6. Part Timer
a. Mengisi daftar hadir pada awal shift khusus untuk part timer
b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM
c. Menuju ke plotingan masing-masing
d. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk
e. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi
f. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi
g. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi
parkir/tempatparkir kendaraan
h. Menggantikan SPP/SPL pada jam istirahat
i. Mengisi dafar hadir di akhir shift
j. Part timer bukanlah karyawan tetap, part timer digunakan jika lokasi
parkir ramai jika tidak maka tidak ada part timer. Part timer juga digaji
secara harian.
D.Jaringan Usaha/Kegiatan
Pengertian atau definisi Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan
kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena ‘ kebutuhan
proses ‘ di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah ‘ tempat melakukan
proses ‘ sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah
yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil
penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka
perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil
penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka
perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam
menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk
mencapi tujuan yaitu keuntungan. Begitu pula dengan PT. Securindo Packatama
Indonesia.
PT. Securindo Packatama Indonesia bergerak dibidang jasa, yaitu jasa
perparkiran. Jaringan usaha PT. Securindo Packatama Indonesia adalah para
pemilik properti yang membutuhkan perusahaan outsourcing untuk mengurus
lahan perparkiran. Kerja sama yang baik antara pemilik properti dengan
perusahaan perparkiran akan menciptakan suasana yang kondusif, para pemilik
kendaraan juga merasa aman untuk memarkirkan kendaraan mereka. Dengan
integritas dan eksistensi perusahaan yang baik maka para pemilik properti tidak
akan ragu lagi untuk bekerja sama. Begitu pula dengan pemilik kendaraan
pengguna jasa parkir yang merasa aman dan nyaman memarkirkan kendaraannya.
Dalam rangka meningkatkan kinerja, PT. Securindo Packatama Indonesia
berupaya menemukan penemuan-penemuan terbaru dalam dunia perparkiran. Hal
Indonesia yang semakin canggih tujuannya untuk mempermudah para pengguna
jasa parkir. Selain itu, dengan semakin baiknya sistem yang digunakan maka akan
memacu sistem keamanan yang semakin baik pula. Ini lah yang menjadi kegiatan
PT. Securindo Packatama Indonesia, yang terus berinovasi menciptakan sistem
tercanggih dalam dunia perparkiran demi kenyamanan dan keamanan para
pengguna jasa parkir.
E.Kinerja Usaha Terkini dan Rencana Kegiatan
Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan
tujuan instansi. Dibutuhkan waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada
PT. Securindo Packatama Indonesia yang terus berupaya agar tujuan yang telah
digariskan dapat terwujud.
Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras
yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong
mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi,
kinerja usaha terkini yang dijalankan instansi adalah menyelengarakan program
membuat program kerja terbaru dengan menggunakan teknologi terkini dengan
tujuan untuk mempermudah para pengguna parkir, memberikan pelayanan terbaik
bagi para pengguna parkir, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain
sebagainya.
Secure Parking menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua
aspek manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para
suatu program dan fasilitas pelayanan. Dan Secure Parking merupakan
satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO
9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Car Park Management
Systems.
Secure Parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan dinamik
dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari jaringan
Secure Parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan meningkatkan
kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara agresif
membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi dengan tim
pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan
meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.
Semua hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kualitas
BAB III PEMBAHASAN A.Sistem
1. Pengertian Sistem
Kata Sistem awalnya berasal dari bahasa Yunani (sustēma) dan bahasa Latin
(systēma). Berikut ini ada beberapa pengertian sistem yang diambil dari berbagai
sumber.
a. Pengertian dan definisi sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling
bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks.
b. Kesatuan gagasan yang terorganisir dan saling terikat satu sama lain.
c. Kumpulan dari objek atau fenomena yang disatukan bersama untuk tujuan
klasifikasi atau analisis.
d. Adanya suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur.
Dalam definisi yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan objek/benda
yang memiliki hubungan diantara mereka. Sekumpulan elemen yang saling
berkaitan & saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan.
2. Sistem Pengendalian Intern
Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan
tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
a. Menjaga kekayaan organisasi.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi
dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi
yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan
data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit
organisasi.
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Elemen Pengendalian Internal
a. Lingkungan Pengendalian
b. Sistem Akuntansi
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
B.Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai
pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilhan cara-cara yang
sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
Menurut Sondang P. Siagian (2001 : 24), Efektivitas adalah pemanfaatan
sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan
yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.
Sementara itu, menurut Abdurahmat (2003 : 92), Efektivitas adalah
secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat
pada waktunya.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu
pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan
tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.
C.Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Efektivitas
Dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan yang baik dari
perusahaan maka semakin baik pula keefektivitasan penggunaan aktiva tetap. Jika
aktiva tetap telah digunakan dengan efektif maka kegiatan operasional perusahaan
akan lancar, hal ini akan mendukung kinerja karyawan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
D.Aktiva Tetap
1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting
dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana
yang sangat besar dan untuk beberapa instansi tertentu jumlah aktiva tetap adalah
yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya. Aktiva tetap memiliki pengertian
yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki
diungkapkan oleh para ahli, seperti defenisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 :
591), menyebutkan bahwa aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No. 17 : 1494, Revisi 2007),
menyebutkan bahwa aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Pengertian aktiva tetap dalam akuntansi, yaitu semua aktiva berwujud yang
dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan
dalam menghasilkan barang dan jasa. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.2), dikemukakan defenisi
aktiva tetap adalah sebagai berikut. “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun.”
Kieso, Weygandt dan Warfield (2001 : 500) mengemukakan:
“Property, plant, and equipment are properties of durable nature used in the
regular operation of the business”.
Sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Securindo Packatama Indonesia telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi
Keuangan. Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap
tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan
dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas, kecuali
tanah dan aktiva tetap bersifat non-moneter dalam artian masa manfaatnya
diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya
menjadi sejumlah uang tertentu.
2. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut, antara lain:
a. Sudut Substansi
Aktiva tetap menurut sudut substansi dapat dibagi:
1) Aktiva tetap berwujud (tangible assets), seperti: lahan, mesin, gedung,
peralatan, dan lain-lain.
2) Aktva tetap tidak berwujud (intagible assets), seperti: HGU, HGB,
Goodwill, Paten, Copyright, Hak cipta, Franchise, dan lain-lain.
b. Sudut Disusutkan atau Tidak Disusutkan
Aktiva tetap menurut sudut disusutkan atau tidak disusutkan dapat dibagi:
1) Aktiva tetap yang dapat disusutkan (depreciated plant assets), yaitu
aktiva tetap yang disusutkan, seperti: gedung, mesin, peralatan, dan
2) Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan (undepreciated plant assets),
yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti tanah (land).
Menurut Mulyadi (2001), penggolongan aktiva tetap terbagi kedalam
beberapa bagian, yaitu:
a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong.
b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi, baik diatas lahan
maupun air.
c. Mesin, termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan, seperti: alat pengangkutan,
truk, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
e. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium yang merupakan
isi dari suatu bangunan.
f. Inventaris (peralatan), peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar
yang digunakan dalam perusahaan, seperti: inventaris kantor, inventaris
laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain.
g. Prasarana, perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan
sarana, seperti: jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain.
Pada PT. Securindo Packatama Indonesia Aktiva tetap dikelompokkan
secara khusus, yaitu data asset pos dan office yang dikelompokkan lagi menjadi
data asset site office dan data pos. Semua aktiva tetap dicatat dan dipergunakan
dimana lahan yang dipakai merupakan sewa pemilik gedung lokasi parkir. Semua
aktiva tetap yang dimiliki Secure Parking lokasi Uniland Plaza Medan merupakan
harta kekayaan milik PT. Securindo Packatama Indonesia.
3. Prosedur Perolehan Aktiva Tetap
Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat ditempuh beberapa cara, antara
lain:
a. Perolehan dengan pembelian tunai (acquisition by purchase for cash)
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar uang yang
dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap
termasuk harga faktur dan sewa biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan
pembelian atau persiapan penggunaannya. Perolehan beberapa aktiva dibeli secara
bersamaan dengan suatu jumlah total pembayaran, tanpa dibuat penilaian harga
masing-masing, maka perlu ditentukan besar nilai masing-masing aktiva yang
didasarkan pada harga pasar.
b. Perolehan dengan pembelian angsuran (acquisition by purchase on long term
contract)
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian secara angsuran maka nilai
aktiva dicatat sebesar harga pembeliannya tidak termasuk unsur bunga yang
dicatat sebagai beban bunga selama masa angsuran.
Untuk aktiva yang diperoleh melalui pertukaran menurut Ikatan Akuntan
Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.6) adalah:
‘Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.’
Perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Pertukaran aktiva tetap yang sejenis (similar assets/special case), yaitu
pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama seperti pertukaran
mesin lama dengan mesin baru. Dalam hubungannya dengan aktiva
sejenis, laba yang timbul ditangguhkan (mengurangi harga perolehan
aktiva baru). Namun, dalam pertukaran mengalami kerugian, maka
kerugian tersebut dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.
2) Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis (dissimilar assets/general case),
yaitu pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama, seperti:
pertukaran mesin dengan gedung.
Dalam pertukaran barang yang sifatnya general case, nilai barang baru yang
diperoleh (asset aquired) dicatat berdasarkan nilai pasar barang yang dikorbankan
(asset given up) ditambah pembayaran boot atau dikurangi penerimaan boot. Bila harga pasar dari asset given up tidak diketahui, maka value dari asset yang lama dari
fair value dari asset given up atau asset equired merupakan gain atau loss.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan surat-surat berharga,
misalnya: saham dan obligasi, maka dasar dari penilaian aktiva tetap dicatat
sebesar harga saham atau obligasi dan digunakan sebagai dasar pertukaran.
Apabila harga saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap
ditentukan sebesar harga aktiva tersebut. Namun, kadang-kadang aktiva tetap
tertentu tidak diketahui harga pasarannya, maka pencatatan aktiva tetap tersebut
didasarkan atas harga taksiran yang ditentukan oleh manajemen perusahaan atau
perusahaan penilai.
e. Perolehan dengan membangun sendiri (acquisition by self contruction)
Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung/biaya variabel, yaitu
bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan
harus dikapitalisasi. Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 16.5) menyatakan
bahwa:
‘Jika suatu perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan normal, biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual. Karenanya, setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya tersebut. Demikian pula biaya dari jumlah abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja atau sumber lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aktiva tetap yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva.’
f. Perolehan aktiva dari hadiah/donasi/sumbangan (acquisition by donation)
sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”.
g. Perolehan dengan cara sewa guna usaha (acquisition by leasing)
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 30.1), menyatakan bahwa:
‘Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.’
Pencatatan perolehan aktiva tetap dengan leasing tergantung dari jenis
leasing yang digunakan oleh perusahaan. Ada 2 (dua) cara leasing, yaitu:
1) Capital lease
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ini, dicatat sebagai aktiva tetap
dalam kelompok tersendiri dan juga harus disusutkan. Kewajiban leasingnya
pun disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
2) Operating lease
Bila perusahaan memilih cara ini, maka pencatatan angsuran tidak menjadi
bagian aktiva melainkan dicatat sebagai beban sewa aktiva tetap dan aktiva
yang bersangkutan tidak disusutkan.
Adapun cara yang digunakan PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland
Plaza Medan dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara
tunai maupun kredit. Perolehan aktiva tetap dengan cara pembelian tunai akan
4. Akuntansi Aktiva Tetap
Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu jumlah uang yang
dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan
aktiva tersebut siap untuk digunakan. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran,
hibah, atau donasi dan aktiva tetap sitaan, maka harga pasar atau nilai transfer
aktiva pada saat diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang
diterima. Adakalanya suatu aktiva tetap yang diperoleh dalam mata uang asing,
maka harga perolehan aktiva ditetapkan berdasarkan nilai tukar, yaitu:
a. Nilai tukar masukan (exchange input value),
b. Nilai tukar keluaran (exchange output value).
Kedua nilai tukar dapat berupa nilai tukar masa lalu (past), sekarang (present),
maupun yang akan datang (future).
Tujuan penilaian aktiva tetap adalah untuk menetapkan jumlah yang akan
datang dibebankan sebagai biaya. Bila aktiva tetap didasarkan pada nilai tukar
keluaran akan menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Penilaian aktiva
tetap hanya dapat didasarkan pada nilai tukar masukan saja, yang terdiri dari:
a. Historical Cost
Nilai tukar yang digunakan adalah nilai pasar pada saat perolehan. Historical cost
terdiri dari:
1) Historical cost to the firm adalah seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk
2) Prudent cost adalah pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen yang
kompeten untuk memperoleh aktiva.
3) Original cost adalah cost yang pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan yang
mula-mula menggunakan aktiva. Sedangkan nilai dari aktiva yang second hand
adalah nilai menurut cost yang digunakan oleh perusahaan yang pertama kali
membeli.
b. Current Input Value
Nilai tukar yang didasarkan pada nilai pasar apabila aktiva tetap tersebut
diperoleh sekarang. Current input value terdiri dari:
1) Current replacement cost adalah jumlah untuk memperoleh aktiva baru yang
sama melalui pembelian di pasar yang berlaku,
2) Appraisal value adalah suatu metode yang memperkirakan current cost atau
current value dengan cara yang sistematis. Penelitian dengan appraisal value ini
dinilai dengan cukup objektif karena yang mengadakan adalah perusahaan lain
yang independen,
3) Fair value, disini cost adalah jumlah yang diperlukan untuk memperoleh laba
yang layak untuk investasi.
Adapun penyusutan aktiva tetap menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 17.3), menyatakan bahwa:
Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode. Oleh karena itu,
pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai terhadap suatu aktiva berwujud
harus dipertimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih dan
dianggap tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat
untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola
penggunaan aktiva tersebut. Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan
untuk melakukan perhitungan beban penyusutan periodik, antara lain:
a. Metode berdasarkan faktor waktu
1) Penyusutan garis lurus (straight line method),
2) Penyusutan pembebanan menurun/dipercepat (reducing charge method).
a) Metode jumlah angka tahun (sum of years digit method),
b) Metode saldo menurun (decilining balance method),
c) Metode saldo menurun ganda (double decilining balance method).
b. Metode berdasarkan faktor penggunaan/ berdasarkan kegiatan/ pembebanan
variabel
1) Metode jam pemakaian/unit jam jasa (service hours method),
2) Metode output produksi/ jumlah unit produk (productive output method).
c. Metode depresiasi khusus
1) Metode berdasarkan tarif kelompok atau tarif komposit penyusutan kelompok
(group and composite method),
2) Metode anuitas (annuity method),
3) Metode penggantian dan penempatan (replacement and location method),
Agar pembebanan penyusutan dialokasikan secara efesien akan diperlukan
suatu cara atau metode untuk menghitungnya, agar metode yang dipilih sesuai
dengan manfaat keekonomian dari aktiva tetap tersebut.
Sedangkan sistem penggantian aktiva tetap dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Dibuang
Dalam hal ini lebih dimaksudkan dengan dinon-aktifkan. Hal ini
dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan
dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai
residu atau nilai pasar.
b. Dijual
Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan
secara tunai maupun secara kredit.
c. Ditukar dengan aktiva lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama
penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh
keuntungan. Pada PT. Securindo Packatama Indonesia, aktiva tetap yang sudah
tidak bermanfaat lagi akan digudangkan dan digantikan dengan aktiva lain.
5. Pengawasan Intern Aktiva Tetap
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengawasan terhadap aktiva
aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting dalam pelaksanaan operasional
perusahaan.
Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tiak
terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut.
Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan
efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Fungsi pengawasan dapat
dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagia kepala
perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.
Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengawasan intern
terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memerhatikan dan menentukan cara yang
baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar
pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin.
Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan
tujuan perusahaan dapat dipenuhi.
Beberapa unsur pengawasan internal, yaitu:
a. Struktur organisasi
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan
c. Praktik yang sehat
Unsur di atas harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalam
menentukan pengawasan internal yang dilakukan oleh perusahaan agar
mendapatkan hasil yang memuaskan. Serta untuk mencapai tujuan utama dari
a. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan
c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap
d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
e. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan
berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap
f. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang
mungkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan.
PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan
melakukan pengawasan intern aktiva tetapnya sebagai berikut.
1) Pengawasan melalui persetujuan
Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan
persetujuan Pengawas Pelayanan Parkir
2) Pengawasan terhadap gerak gerik fisik
Jika terdapat aktiva tetap yang sudah rusak maupun telah usang sehingga habis
manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka PT. Securindo Packatama
Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan melakukan prosedur-prosedur yang
dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya terdapat aktiva
perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva tetap yang
dapat diperbaiki akan direparasi dahulu oleh teknisi.
3) Pemberian nomor urut
Aktiva tidak diberikan nomor urut, melaikan diberi simpol secure parking agar
pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan lancar
4) Prosedur atas pengawasan intern
Car Park Manager dan Pengawas Pelayanan Parkir melakukan bimbingan atau
lokakarya bagi seluruh SPP dan SPL serta part timer berupa prosedur-prosedur
ataupun pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Perusahaan
menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya
berorientasi pada kebersamaan.
5) Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan
Perusahaan melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat
langsung kekayaan perusahaan dengan membandingkan aktiva yang dihitung
dengan catatan yang bersangkutan sebagai dasar untuk mengetahui kelengkapan
dan ketepatan.
6) Perlakuan atas aktiva tetap yang tidak terpakai
Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh PT. Securindo Packatama
Indonesia disimpan di Regional Office Medan, hingga selanjutnya dapat
digunakan di lokasi-lokasi parkir yang ditangani oleh PT. Securindo Packatama
E.Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert yang digunakan sebagai skala atau alat untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
disebutkan sebagai variabel peneliti yang akan diuji dan setiap jawaban dari
pertanyaan akan diberi skor atau nilai (Sugiono, 2006:86).
Untuk keperluan analisa kuantitatif penelitian ini, maka peneliti
memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunaka skala
[image:50.595.219.474.477.658.2]1 sampai 5 yang dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Instrumen skala likert
No Keterangan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RR) 3
4 Kurang Setuju (KS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Keterangan:
Nilai Terendah : 14
Jumlah Kelas : 5
Interval kelas:
I = 70-14 = 56-5 = 51
51/5 = 10
Jadi interval kelasnya adalah 10
Data Skor:
14 s/d 24 : TE (Tidak Efektif)
25 s/d 35 : KE (Kurang Efektif)
36 s/d 46 : RR (Ragu-Ragu)
47 s/d 57 : E (Efektif)
[image:51.595.108.515.666.751.2]58 s/d 70 : SE (Sangat Efektif)
Tabel 3.2
Variabel Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia
Lokasi Uniland Plaza Medan
No Pernyataan STS KS RR S SS
1 Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap
√
2 Transaksi perolehan, penjualan dan √
harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen
3 Anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham
√
4 Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, surat penghentian pemakaian aktiva tetap dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh manager yang bersangkutan
√
5 Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan
√
6 Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
√
7 Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan
√
8 Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi
√
9 Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi
√
10 Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar atau bukti memorial atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
√
11 Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap
√
12 Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap
√
13 Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian
√
14 Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan
Skor keseluruhan dari tabel di atas adalah:
STS = 1x3 = 3 KS = 2x3 = 6 RR = 3x2 = 6 S = 4x3 = 12 SS = 5x3 = 15
Jumlah keseluruhan = 42 ( Ragu-Ragu )
Dari hasil tabel variabel unsur pengendalian intern (internal control)
aktiva tetap di atas menunjukkan bahwa PT. Securindo Packatama Indonesia
lokasi Uniland Plaza Medan belum bisa diputuskan sudah efektif atau tidak
efektif, karena skor yang diperoleh adalah 42 sehingga masuk dalam ketegori RR
BAB IV PENUTUP
Dalam bab penutup, penulis mencoba mengemukakan beberapa
kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan kemudian
dengan pemberian saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kamajuan di masa yang akan datang
khususnya pada pengelola aktiva tetap.
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas secara teoritis dan kemudian membandingkan
dengan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Securindo Packatama Indonesia
lokasi Uniland Plaza Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut.
1. PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan dalam
memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara membeli secara tunai, kredit,
investasi perusahaan dll. Disamping itu, PT. Securindo Packatama Indonesia
lokasi Uniland Plaza Medan juga mendapatkan aktiva tetap dengan cara
membangun sendiri.
2. Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi pemakai dengan fungsi akuntansi
aktiva tetap yang baik. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya
fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus
3. Transaksi yang dilakukan perusahaan diawasi oleh adanya tim audit
perusahaan yang bekerja secara independen namun masih termasuk dalam
organisasi perusahaan.
4. Sistem otorisasi aktiva tetap yang dijalankan sangat baik walaupun dalam
menentukan anggaran investasi tidak diotorisasi melalui Rapat Umum
Pemegang Saham.
5. Pada lokasi UPM, PT. SPI tidak memiliki kartu aktiva tetap sehingga tidak
dapat diketahui secara terperinci jumlah nominal aktiva tetap dan jumlah
unitnya.
6. Pengawasan intern atas aktiva tetap pada PT. Securindo Packatama Indonesia
lokasi Uniland Plaza Medan masih belum dapat dipastikan sudah efektif atau
belum efektif karena menurut kuisioner variabel unsur pengendalian aktiva
tetap hanya mendapatkan skor 42 sehingga masuk kategori ‘Ragu-Ragu’.
7. Informasi tentang ada atau tidak adanya asuransi pada semua jenis aktiva tetap
yang dimiliki oleh PT. Securindo Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza
Medan tidak dapat dipastikan. Hal ini disebabkan kurangnya transfaransi
perusahaan kepada setiap CPM di tiap-tiap lokasi.
8. Adanya kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal dengan
pengeluaran pendapatan.
B. Saran
Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan menyangkut PT. Securindo
Packatama Indonesia lokasi Uniland Plaza Medan adalah:
1. Sebaiknya perusahaan menunjuk tim audit eksternal dalam rangka
meningkatkan pengendalian intern, selain itu juga dapat dijadikan pembanding
dengan apa yang telah dilakukan tim audit internal perusahaan.
2. Sebaiknya perusahaan dalam mengotorisasi anggaran investasi dilakukan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham, dalam hal ini perusahaan harus
bekerja sama dengan pemilik properti. Tujuannya agar apabila terjadi
kerusakan pada aktiva tetap maka hal ini akan memudahkan perusahaan dalam
penggantian dan pemilik properti juga dapat dimintai pertanggungjawabannya.
3. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai
pengawasan intern yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah
terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.
4. Penyajian catatan dan pembukuan atas aktiva tetap harus lebih jelas dan
transparansi agar pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan dengan baik.
5. Sebaiknya perusahaan membuat catatan yang lengkap atas aktiva tetap dengan
membuat kartu aktiva tetap agar tercapainya suatu perusahaan yang efektif
dan efisien.
6. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi aktiva tetapnya secara
terperinci, seperti berapa jumlah aktiva tetap yang rusak dan berapa jumlah
aktiva tetap yang masih digunakan.
7. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi yang jelas mengenai ada atau
8. Untuk menghindari kerugian akibat kebakaran / bencana alam lainnya,
pencurian dan lain-lain sebaiknya perusahaan mengasuransikan aktiva
tetapnya.
9. Sebaiknya asset-asset site office tidak dengan mudah digunakan oleh SPP,SPL
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Cetakan ke-3. Salemba Empat: Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba Empat: Jakarta.
tanggal 8 Maret 2011 pukul 21.00 WIB.
Ranti, tanggal 10 Maret 2011 pukul 23.00 WIB.