• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MULLIGAN EXERCISETERHADAPPENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA Pengaruh Mulligan Exercise Terhadap Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Lutut Pada Lanjut Usia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MULLIGAN EXERCISETERHADAPPENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA Pengaruh Mulligan Exercise Terhadap Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Lutut Pada Lanjut Usia."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MULLIGAN EXERCISETERHADAP

PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA

LANJUT USIA

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akir Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun Oleh: Haiban Ichsandri

J120141045

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH MULLIGAN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA

Haiban Ichsandri

Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. YaniTromolPos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102 ABSTRAK

Latar belakang : Lanjutusia (Lansia) adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu, pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Penurunan gerak pada lansia dapat disebabkan adanya permasalahan pada persendiannya. kontraktur. Pada sendi lutut lansia sebanyak 25% mengalami kekakuan pada posisi fleksi. Kekakuan tersebut dapat disebabkan adanya kalsifikasi pada lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi. Beberapa treatment dapat diberikan untuk membantu mengurangi keterbatasan gangguan gerak yang diakibatkan oleh adanya proses degeneratif, salah satunya adalah dengan memberikan Mulligan exercise.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia.

Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental dengan menggunakan pendekatan Quasi eksperimen dengan desain penelitian pre and post test design group untuk mengetahui pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang diambil melalui metode Purposive sampling, Pengukuranlingkup gerak sendi dalam penelitian ini menggunakan Goniometer.

Hasil: uji korelatif Wilcoxon test pada hasil uji pengaruh pemberianMulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup sendi lutut pada lansia mendapatkan nilai signifikansi p < 0,05 yang artinyaada pengaruh pemberianMulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup sendi lutut pada lansia(p = 0,000).

Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup sendi lutut pada lansia.

(6)

ABSTRAC

PHYSIOTHERAPYTVSTUDY BACHELOR PROGRAM FACULTY OF HEALTH MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA THESIS, 2016 HAIBAN ICHSANDRI

“MULLIGAN EFFECT OF EXERCISE ON THE IMPROVEMENT OF THE SCOPE OF KNEE JOINTS IN MOTION ELDERLY”.

Background: Seniors (Elderly) is a period in which the organism has reached maturity in size and functionality and also have shown deterioration over time, the elderly will be a process of disappearance of the network's ability to self-repair or replace and maintain normal function slowly so unable to fight infection and repair the damage. The decrease of motion in the elderly may be due to problems in the joints, contractures. In the elderly knee joint as much as 25% experienced stiffness in flexion. The stiffness can be caused by calcification in elderly will reduce the flexibility of the joints. Some treatments can be given to help reduce the limitations of a movement disorder caused by the degenerative process, one of which is to provide exercise Mulligan.

Objective: This study aimed to determine whether there is influence of Mulligan exercise to increase the limited range of motion of the knee joint in the elderly.

Methods: This research is a pre-experimental study using Quasi-experimental approach to the design of the study pre and post test design group to determine the effect of exercise to increase Mulligan limited range of motion of the knee joint in the elderly. The sample in this study of 40 people were taken through purposive sampling method, measurements of motion in this study using a goniometer.

Results: correlative test Wilcoxon test on the test results pemberianMulligan exercise influence on the increase in the scope of the limitation of the knee joint in the elderly get significant value of p <0.05, which means there pemberianMulligan exercise influence on the increase in the limited scope of the knee joint in the elderly (p = 0.000). Conclusion: There is Mulligan exercise have a influence on the increase in the limited scope of the knee joint in the elderly.

Keywords: Elderly, Mulligan exercise, limitation of motion

PENDAHULUAN

(7)

hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1% (Effendi dan Makhfudli,2009).

Secara biologis lanjut usia ialah orang yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsisel, jaringan, sertasistem organ yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan mobilitas (Roubenoffet al., 2000). Lanjutusia(Lansia) adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu, pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Darmojo, 2004).

(8)

Keterbatasan gerak dan berkurangnya aktivitas fisik pada sendi menurut Tortora &Grabowski (2003) dapat memperparah kondisi tersebut, dan menyebabkan terjadinya penurunan mobilitas. Mobilitas dalam pengertiannya adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Imobilitas didefinisikan secara luas sebagai tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas normal. Imobilitas dan intoleran aktivitas sering sekali terjadi pada lansia. Sebagian besar lansia mengalami imobilitas dengan bermacam-macam penyebab. Mobilisasi adalah pusat untuk berpartisipasi dalam menikmati kehidupan. Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental danfisik semualansia. Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilitas optimal merupakansesuatu yang individualistis, relatif dan dinamis yang tergantung pada interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial, afektif dan fungsifisik (Zein, 2015).

Penurunan gerak pada lansia dapat disebabkan adanya permasalahan pada persendiannya. kontraktur. Pada sendi lutut lansia sebanyak 25% mengalami kekakuan pada posisi fleksi. Kekakuan tersebut dapat disebabkan adanya kalsifikasi pada lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi (Uliya, Soempeno, dan Kushartanti,2007).

(9)

permasalahan pada kasus penurunan keterbatasan gerak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alagesan dkk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Effect of Mulligan Mobilization and Maitland Mobilization in Subjects with Unilateral

Tibiofemoral Osteoarthritis - Randomized Controlled Trialyang mendapatkan hasil

bahwa terdapat hasil peningkatan lingkup gerak sendi terhadap penderita osteoarthritis setelah diberikan Mulligan exercise dan pendapat dari Milazzo (2009) yang menyatakan bahwa Mulligan exercise dapat diberikan kepada permasalahan keterbatasan gerak pada sendi lutut.

Peningkatan lingkup gerak sendi berdasarkan penelitian Alegasan dkk (2011) melalui mekanisme pengulangan gerak sendi aktif yang dilakukan oleh pasien dan terapis secara berulang-ulang sehingga akan mengembalikan fungsi dari kerja sendi. Hal ini sesuai dengan prinsip Mobilitation with movement (MWM) yang menekankan kepada proses self-treatment yang dapat mereduksi rasa nyeri pada saat menambahkan gerakan kepada sendi yang terbatas dengan cara sendi digerakkan aktif oleh pasien sendiri.

TUJUAN

Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia.

METODE

(10)

dengan kriteria penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pre eksperimental dengan menggunakan pendekatan Quasieksperimen dengan desain penelitian pre andpost testdesign group. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yaitu

dengan melakukan pengukuran menggunakan Goniometer Testuntuk pengukuran lingkup gerak sendi. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan dicatat sebagai data yang akan diuji dengan uji statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di tempat tempat latihan Gubeng Kertajaya Gang VI e Surabaya. Dalam penelitian ini mengambil sampel dengan umur 60 – 70 tahun dan memenuhi semua kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lanjut usia. Dalam penelitian ini pengambilan data dengan menggunakan instrument Goniometeruntuk mengukur lingkup gerak sendi. Dan berikut adalah uraian dari karakteristik hasil penelitian :

1. Karakteristik respon de nmenurut umur

Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Prosentase

60–65 33 82,5%

66–70 7 17,5%

Jumlah 40 100 %

(11)

Berdasarkantabel 4.1 di atasdiketahuibahwarespondenberumur 60-65 tahun sebanyak 33 responden (82,5%) dan umur 66-70 tahun sebanyak 7 responden atau (17,5%).

2. Karakteristik responden berdasarkan nilai lingkup gerak sendi pre

Distribusi responden berdasarkan nilai lingkup gerak sendi pre disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan nilai lingkup gerak sendi pre dan post

Pre (Goniometer) Post

Berdasarkantabel 4.2 di atasdiketahuibahwarespondenterbanyak pada nilai lingkup gerak sendi 1220- 1260 dengan jumlah responden sebanyak 22 responden (55%). Sedangkan respondenterbanyak pada nilai lingkup gerak sendi post terbanyak pada 1370- 1410dengan jumlah responden sebanyak 22 responden (55%).

3. Hasilberdasarkan nilai karakteristik nilai berdasarkan nilai lingkup gerak sendi pre dan post.

Tabel 4.3. Distribusi Responden karakteristik nilai berdasarkan nilai lingkup gerak sendi pre dan post

Karakteristik Variabel

Nilai LGS Pre Nilai LGS Post

Mean 127 138,35

(12)

Minimum 123 134

Maksimum 131 148

Std. Deviasi 2.353 2.806

Berdasarkan tabel 4.3 di atasdiketahui bahwa nilai mean dari variabel nilai LGS pre adalah 127, median 126, modus 125, nilai minimum adalah 123, maksimum 131 dan Std. Deviasi adalah 2,353. Variabel nilai LGS Post memiliki nilai mean adalah 138,35, median 138, modus 138, nilai minimum adalah 134, maksimum 148 dan Std. Deviasi adalah 2,806.

A. Analisis Data

1. Ujipengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia.

Tujuan dari uji pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada

lansia, sebelum dilakukan uji komparatif pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia maka sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat normalitas data dengan hasil sebegai berikut :

Tabel 4.4.Hasiluji normalitas data

No Signifikansi

1 Nilai Pre 0,001

2 Nilai Post 0,002

(13)

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan ShapiroWilk mendapatkan hasil nilai sig pre 0,001 dan nilai sig post 0,002, yang berarti nilai signifikansi < 0,005 artinya data nilai pre dan post berdistribusi tidak normal. Sehingga uji komparatif menggunakan uji non parametrik Wilcoxon test.

Ujianalisa data dalam penelitian ini adalah uji analisa data menggunakan Wilcoxon test. Dengan hasil uji sebagaiberikut:

Tabel 4.5.HasilUjiWilcoxon Test pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansia

No Signifikansi

1 Signifikansi 0,000

Sumber :hasil pengolahan data

Interpretasi hasil uji korelatif Wilcoxon testpada pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lansiamendapatkannilaisignifikansi p < 0,05 yang artinyaada pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada

lansia(p = 0,000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Ada pengaruh pemberian Mulligan exercise terhadap peningkatan keterbatasan lingkup gerak sendi lutut pada lanjut usia.

(14)

memberikan intervensi yang tepat guna dalam menangani kasus-kasus yang terjadi pada masa lanjut usia. Fisioterapi lebih meningkatkan lagi promosi kesehatan dan mengenalkan diri kekhalayak masyarakat umum dengan bermacam metode yang dimiliki, sehingga fisioterapi tidak hanya dikenal lebih luas tetapi juga dapat memberikan manfaat secara nyata yang salah satunya adalah pemberian Mulligan exercise ini yang memberikan manfaat secara langsung terhadap penurunan

keterbatasan lingkup gerak sendi pada lansia.

Lansia yang mengikuti program penelitian ini diharapkan mampu lebih menjaga kesehatan baik fisik maupun rohaninya, pemberian latihan Mulligan exercise ini diharapkan menambah wawasan kepada lansia bahwa terdapat beberapa latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari dengan salah satu caranya adalah dengan berlatih Mulligan exercise ini. Pada peneliti selanjutnya, diharapkan lebih meningkatkan kajian teori dalam membahas pembahasan tentang pengaruh Mulligan exercise terhadap lingkup gerak sendi besar dan tidak hanya berfokus kepada persendian vertebrae saja. Lebih memperbanyak jumlah varian variabel dependen, sehingga bisa mengkaji seberapa besar pengaruh Mulligan exercise terhadap kesehatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Aswin, Laurentius. 2003. Permasalahan LanjutUsia di Daerah PerdesaanTerpencil.

Jurnal kesehatan masyarakat volume 6.

(15)

Tibiofemoral Osteoarthritis - Randomized Controlled Trial. Journal Of Pharmaceutical And Biomedical Sciences. Issn No- 2230–7885.

Azzam, Rohman. 2014. Range of Motion. Fakultas Ilmu Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Darmojo. 2004. Psikologi dewasa dan lanjutusia. Dikutipdari psycologimania.com diaksespadatanggal26Maret 2016dari : http: //subjectguidepsychology.com. diakses pada 4 April 2016.

Easton. 1999. Dalam Sihjayadi, Ika. 2009. Pengaruh Free Active Exercise Terhadap Peningkatan Range Of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Gelecek, Nihal. Tomruk, Melda and Tomruk, Mulat. 2016. Effects of Dynamic Extension Exercise and Mulligan Stretching on Hamstring Flexibility.DokuzEylul University, School of Physical Therapy and Rehabilitation, Izmir, Turkey.

Hing, Wayne. 2007.Mulligan’s mobilitation with movement : a review of the tenets and prescription of MWMs. Health & Rehabilitation Research Centre, AUT University.NZJournal of Physiotherapy–November 2008, Vol. 36 (3).

Ismaryati. 2008. TesdanPengukuranOlahraga. Surakarta. UNS Press.

Jenkins, L., 2005, Maximizing Range of Motion In Older Adult. The journal on active aging, January February, 50-55.

Kadir, Subhan. 2007. Ageing (Proses menua). Diakses dari subhankadir.com pada 15 April 206.

KisnerC , Colby L A. 2002. T herapeutic Exercise:Foundations and Techniques ( 4th edn ). FA Davis &Company , Philadelphia.

Kusumastuti, P.m 2000, PengaruhLatihanpadaPerbaikanKecepatanBerjalanparaLansia di pantiWerdha, BerkalaIlmiahKesehatan FATMAWATI. 2 (4) : 136-43.

(16)

Lumonggga, Fitriani. 2004. Sendi Lutut. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Milazzo, Gaetano. 2009. The Mulligan Concept in Manual Therapy (NAGS, SNAGS and MWM). New Zealand.

Miller &Alexander 2003, dalam Sihjayandi 2009. Pengaruh Free Active Exercise Terhadap Peningkatan Range Of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pujiastuti & Utomo. 2003. FisioterapiPadaLansia. Jakarta: EGC.

Roubenoff.,et al. 2000. Aging of Skeletal Muscle : a 12-yr longitudinal study ; Longitudinal Aging Muscle, V88: 1321–1326.

Setiati, S., Harimurti, K., dan Roosheroe, A.G., 2007. Proses Menuadan Implikasi Kliniknya. Dalam:Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. IV Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1335-1340. Soempeno, B., & Kushartanti B.M.W. 2007. Pengaruh Latihan Range OfMotion (ROM)

Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut PadaLansia Di Panti WredaWening Wardoyo Ungaran.Jurnal Media Ners. 1. 2. 72-78.

Sudaryanto. 2014.PemberianTeknik Mulligan dan Soft Tissue Mobilization Lebih Baik dari pada Hanya Soft Tissue Mobilization Dalam Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Ekstensi, Rotasi, Lateral Fleksi Cervical Pada Mechanical Neck Pain.JurnalFisioterapi.

Teys et al., 2006. Dalam Suryandari. 2016. Pengaruh Pemberian End Range Mobilization (ERM) dan Mobilization with Movement Techniques (MWM) Terhadap Peningkatan Lingkup Gerak Sendi pada Frozen Shoulder. Poltekes Surakarta.

Ther. Manip, Dip dan Miller, Jack. 1999. The Mulligan Concept; The Next Step in the Evolution of Manual Therapy. Accredited Mulligan Concept Teacher. Orthopedic publisher.

Tirtawirya, Dewi. 2007. “ TeknikDasar Taekwondo” Journal OlahragaPrestasiCitius-Altius- Fortius vol. 3 hal. 86-99. Yogyakarta.UniversitasNegeri Yogyakarta.

(17)

Wartono, Magdalena et al., 2006. Nyeri Musculoskeletal dan Hubungannya Dengan Kemampuan Fungsional Fisik Pada Lanjut Usia. Universitas Medicina. Vol 25 No 4.

Gambar

Tabel 4.3. Distribusi Responden karakteristik nilai berdasarkan nilai lingkup geraksendi pre dan post
Tabel 4.4.Hasiluji normalitas data

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa 3 dari 6 informan yang mengaku mengalami kehamilan yang tidak diinginkan menyatakan bahwa pasangannya mau bertanggung jawab, sedangkan pada 2 informan

Pengamatan yang dilakukan adalah: (1) angka kerapatan panen (AKP) dilakukan selama enam hari pada enam blok contoh dengan jumlah pohon yang diamati 400 pohon dengan mengamati

.L5 Lampiran 7 Tampilan Layar Halaman Tabel Report. .L6 Lampiran 8 Tampilan Layar Halaman

Kantor Akuntan Publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.3

Pada tataran ejaan terdapat 20 kesalahan dengan perincian sebagai berikut: a) pada penggunaan huruf kapital sebanyak tiga kesalahan; b) pemakaian tanda baca titik,

espeeyalidad ng aming lah'1,mula sa&#34;.. :MA IWAN·SI JUAN SA TANuHALAN AT SIY!,~AMAN.. .&gt; ANG lU.GLtLINIS.. Iloilo ang

Karyawan yang telah mendapat ijin dapat meninggalkan lokasi kerja dengan melapor pada HRD dengan menyerahkan Surat Ijin yang sudah ditandatangani oleh Atasan /

: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG TENTANG PEMBERHENTIAN DAN PENUGASAN KEPALA LABORATORIUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) UNIVERSITAS NEGERI MALANG DI KOTA