• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA

UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA

DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

RUDIANSYAH AKSOMO

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN – KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Oktober 2007

(3)

ABSTRAK

RUDIANSYAH AKSOMO. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN dan GATOT YULIANTO.

Pemanfaatan sumberdaya perairan umum yang salah satunya berupa waduk atau danau buatan memiliki potensi besar di berbagai aspek kehidupan. Waduk dibangun untuk beberapa tujuan penting, seperti pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan pengendali banjir. Salah satu waduk yang berpotensi adalah Waduk Cirata yang terletak di Privinsi Jawa Barat. Waduk ini memiliki luas sebesar 6.600 ha dan terbagi ke dalam 3 zona, yaitu zona 1 (Kabupaten Bandung), zona 2 (Kabupaten Purwakarta), dan Zona 3 (Kabupaten Cianjur). Fungsi utama waduk sebagai pembangkit tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai kegiatan ikutan yang berkembang di kawasan Cirata termasuk irigasi pertanian, pengendali banjir, konservasi air, pariwisata dan kegiatan perikanan keramba Jaring apung (KJA). Banyaknya potensi yang dimiliki waduk memerlukan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan pengelolaannya, karena dapat menunjang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama kegiatan perikanan dan wisata tirta. Sejalan dengan tujuan tersebut, kegiatan perikanan dan wisata yang dilakukan mengorbankan fungsi utama dan fungsi ekosistem dari waduk berupa eksploitasi berlebihan dan limbah kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas dan keadaan lingkungan waduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai ekonomi Waduk Cirata untuk perikanan dan wisata tirta, serta mengetahui kelayakan usaha perikanan KJA. Hasil

penelitian menunjukkan nilai ekonomi dari kegiatan perikanan sebesar Rp 141.015.369.497,95 (99,711 %) per tahun dan nilai ekonomi wisata tirta sebesar Rp 408.043.590,60 (0,289 %) per tahun, sehingga diperoleh nilai ekonomi total Waduk Cirata untuk perikanan dan wisata tirta sebesar Rp 141.423.413.088,55 (100 %). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa usaha perikanan KJA layak dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

(4)

Hak cipta milik Rudiansyah Aksomo, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi

(5)

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA

UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA

DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

RUDIANSYAH AKSOMO C44103072

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN – KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(6)

SKRIPSI

Judul Skripsi : Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur,

Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Rudiansyah Aksomo

NRP : C44103072

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si Ir. Gatot Yulianto, M.Si NIP. 131 841 723 NIP. 131 999 589

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP . 130 805 031

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bobojong,

Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur pada bulan April sampai Mei 2007 dengan judul “Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, bimbingan serta doa hingga penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Ibu dan Bapakku yang banyak memberikan semangat, dukungan, doa dan materi selama kuliah dan penelitian, juga kepada adik- adikku Aji dan Harry yang juga memberikan motivasi tambahan.

2. Dr. Ir. H. Achmad Fahrudin, M. Si selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan Ir. Gatot Yulianto, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi kedua, yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran serta waktu kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S selaku dosen penguji utama dan Ir. Narni Farmayanti, M. Sc selaku ketua program studi yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis ketika sidang.

4. Kepada seluruh dosen- dosen SEI yang telah memberikan ilmu kepada penulis, juga mas Pomo dan mas Rupi yang telah membantu dalam hal administrasi.

5. Pa Iyan dan Pa Ade Durahman dari DKP Cianjur yang telah membantu perizinan selama penelitian berlangsung serta Bapak Soma yang bersedia mengantar pada waktu pengambilan data di Waduk Cirata.

6. Bu Elly Tuti Respati,S.H dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kab. Cianjur yang banyak membantu selama penelitian berlangsung, serta Pa Asep di Jangari yang memberikan tempat tinggal selama penelitian. 7. Sutriono, S.E yang telah ikut serta membantu dalam pengambilan data

(8)

8. Dika Maman serta kamaludin yang banyak membantu peneliti berupa pikiran, tenaga dan materi selama kuliah dan penelitian berlangsung, terima kasih kepada Tanto sebagai pembimbing tambahan yang banyak memberikan penjelasan dan masukkan mengenai perhitungan analisis finansial-ekonomi sehingga penulis mendapat pencerahan.

9. Teman-teman SEI 40 (Ujang, Ikip,Inge, Indah, Hendra, Ikan, Rara, dan Eja) yang banyak memberikan masukkan dan waktu kepada penulis. 10.Teman-teman SEI 40 yang tidak dapat dilupakan kebersamaan dan

keceriaannya dalam perjuangan panjang di Kampus Biru (IPB). 11.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Oktober 2007

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 26 Juli 1985 dari bapak yang bernama Budi Aksomo dan Ibu Mintarsih. Penulis merupakan putra pertama dari tiga

bersaudara yang adik-adiknya bernama Setyaji Dwi Aksomo dan Harry Tri Atmojo Aksomo.

Pendidikan formal yang dilalui adalah TK Mexindo, SDN Bangka 4 Bogor, SLTPN 3 Bogor, dan SMUN 7 Bogor. Pada tahun 2003 penulis masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis Perikanan dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... .. 4

2.1 Waduk ... 4

2.2 Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung ... 4

2.3 Wisata Tirta ... 5

2.4 Permintaan Rekreasi ... . 6

2.5 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 7

2.6 Analisis Ekonomi ... 9

2.7 Analisis Perubahan Produktivitas ... 11

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... . 13

IV. METODOLOGI ... . 15

4.1 Metode Penelitian ... 15

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 15

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 16

4.4 Analisis Data ... 17

4.4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Pembudidaya KJA Dan Wisatawan ... 17

4.4.2 Analisis Nilai Ekonomi KJA ... 17

4.4.3 Analisis Ekonomi KJA ... 18

4.4.4 Analisis Kegiatan Wisata ... 20

4.4.4.1 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 20

4.4.4.2 Analisis Persepsi Wisatawan ... 23

4.5 Batasan dan Pengukuran ... 24

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... . 26

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 26

(11)

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA

UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA

DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

RUDIANSYAH AKSOMO

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN – KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(12)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Oktober 2007

(13)

ABSTRAK

RUDIANSYAH AKSOMO. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN dan GATOT YULIANTO.

Pemanfaatan sumberdaya perairan umum yang salah satunya berupa waduk atau danau buatan memiliki potensi besar di berbagai aspek kehidupan. Waduk dibangun untuk beberapa tujuan penting, seperti pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan pengendali banjir. Salah satu waduk yang berpotensi adalah Waduk Cirata yang terletak di Privinsi Jawa Barat. Waduk ini memiliki luas sebesar 6.600 ha dan terbagi ke dalam 3 zona, yaitu zona 1 (Kabupaten Bandung), zona 2 (Kabupaten Purwakarta), dan Zona 3 (Kabupaten Cianjur). Fungsi utama waduk sebagai pembangkit tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai kegiatan ikutan yang berkembang di kawasan Cirata termasuk irigasi pertanian, pengendali banjir, konservasi air, pariwisata dan kegiatan perikanan keramba Jaring apung (KJA). Banyaknya potensi yang dimiliki waduk memerlukan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan pengelolaannya, karena dapat menunjang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama kegiatan perikanan dan wisata tirta. Sejalan dengan tujuan tersebut, kegiatan perikanan dan wisata yang dilakukan mengorbankan fungsi utama dan fungsi ekosistem dari waduk berupa eksploitasi berlebihan dan limbah kegiatan yang berpengaruh terhadap kualitas dan keadaan lingkungan waduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai ekonomi Waduk Cirata untuk perikanan dan wisata tirta, serta mengetahui kelayakan usaha perikanan KJA. Hasil

penelitian menunjukkan nilai ekonomi dari kegiatan perikanan sebesar Rp 141.015.369.497,95 (99,711 %) per tahun dan nilai ekonomi wisata tirta sebesar Rp 408.043.590,60 (0,289 %) per tahun, sehingga diperoleh nilai ekonomi total Waduk Cirata untuk perikanan dan wisata tirta sebesar Rp 141.423.413.088,55 (100 %). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa usaha perikanan KJA layak dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

(14)

Hak cipta milik Rudiansyah Aksomo, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi

(15)

NILAI EKONOMI PEMANFAATAN WADUK CIRATA

UNTUK PERIKANAN DAN WISATA TIRTA

DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

RUDIANSYAH AKSOMO C44103072

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN – KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(16)

SKRIPSI

Judul Skripsi : Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur,

Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Rudiansyah Aksomo

NRP : C44103072

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si Ir. Gatot Yulianto, M.Si NIP. 131 841 723 NIP. 131 999 589

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP . 130 805 031

(17)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bobojong,

Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur pada bulan April sampai Mei 2007 dengan judul “Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, bimbingan serta doa hingga penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Ibu dan Bapakku yang banyak memberikan semangat, dukungan, doa dan materi selama kuliah dan penelitian, juga kepada adik- adikku Aji dan Harry yang juga memberikan motivasi tambahan.

2. Dr. Ir. H. Achmad Fahrudin, M. Si selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan Ir. Gatot Yulianto, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi kedua, yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran serta waktu kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S selaku dosen penguji utama dan Ir. Narni Farmayanti, M. Sc selaku ketua program studi yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis ketika sidang.

4. Kepada seluruh dosen- dosen SEI yang telah memberikan ilmu kepada penulis, juga mas Pomo dan mas Rupi yang telah membantu dalam hal administrasi.

5. Pa Iyan dan Pa Ade Durahman dari DKP Cianjur yang telah membantu perizinan selama penelitian berlangsung serta Bapak Soma yang bersedia mengantar pada waktu pengambilan data di Waduk Cirata.

6. Bu Elly Tuti Respati,S.H dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kab. Cianjur yang banyak membantu selama penelitian berlangsung, serta Pa Asep di Jangari yang memberikan tempat tinggal selama penelitian. 7. Sutriono, S.E yang telah ikut serta membantu dalam pengambilan data

(18)

8. Dika Maman serta kamaludin yang banyak membantu peneliti berupa pikiran, tenaga dan materi selama kuliah dan penelitian berlangsung, terima kasih kepada Tanto sebagai pembimbing tambahan yang banyak memberikan penjelasan dan masukkan mengenai perhitungan analisis finansial-ekonomi sehingga penulis mendapat pencerahan.

9. Teman-teman SEI 40 (Ujang, Ikip,Inge, Indah, Hendra, Ikan, Rara, dan Eja) yang banyak memberikan masukkan dan waktu kepada penulis. 10.Teman-teman SEI 40 yang tidak dapat dilupakan kebersamaan dan

keceriaannya dalam perjuangan panjang di Kampus Biru (IPB). 11.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Oktober 2007

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 26 Juli 1985 dari bapak yang bernama Budi Aksomo dan Ibu Mintarsih. Penulis merupakan putra pertama dari tiga

bersaudara yang adik-adiknya bernama Setyaji Dwi Aksomo dan Harry Tri Atmojo Aksomo.

Pendidikan formal yang dilalui adalah TK Mexindo, SDN Bangka 4 Bogor, SLTPN 3 Bogor, dan SMUN 7 Bogor. Pada tahun 2003 penulis masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis Perikanan dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... .. 4

2.1 Waduk ... 4

2.2 Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung ... 4

2.3 Wisata Tirta ... 5

2.4 Permintaan Rekreasi ... . 6

2.5 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 7

2.6 Analisis Ekonomi ... 9

2.7 Analisis Perubahan Produktivitas ... 11

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... . 13

IV. METODOLOGI ... . 15

4.1 Metode Penelitian ... 15

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 15

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 16

4.4 Analisis Data ... 17

4.4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Pembudidaya KJA Dan Wisatawan ... 17

4.4.2 Analisis Nilai Ekonomi KJA ... 17

4.4.3 Analisis Ekonomi KJA ... 18

4.4.4 Analisis Kegiatan Wisata ... 20

4.4.4.1 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 20

4.4.4.2 Analisis Persepsi Wisatawan ... 23

4.5 Batasan dan Pengukuran ... 24

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... . 26

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 26

(21)

5.1.2 Penduduk dan Ketenagakerjaan ... 27

5.1.3 Objek Wisata Cianjur ... 29

5.2 Keadaan Umum Kecamatan Mande ... 31

5.2.1 Letak dan Luas Wilayah ... 31

5.2.2 Kependudukan ... 31

5.3 Gambaran Umum Waduk Cirata ... 33

5.4 Aktivitas Perikanan Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) ... 34

5.4.1 Karakteristik Pembudidaya Keramba Jaring Apung (KJA) ... 36

5.4.2 Aspek Teknis Budidaya Keramba Jaring Apung ... 38

5.4.3 Analisis Usaha ... 39

5.4.3.1 Biaya Investasi ... 40

5.4.3.2 Biaya Faktor Produksi ... 41

5.4.3.3 Penerimaan Usaha ... 42

5.4.4 Analisis Ekonomi ... 43

5.4.5 Analisis Perubahan Produktivitas ... 46

5.5 Aktivitas Pariwisata ... . 49

5.5.1 Karakteristik Pengunjung ... 51

5.5.2 Pendugaan Jumlah Pengunjung ... 57

5.5.3 Fungsi Permintaan Rekreasi ... 58

5.5.4 Surplus Konsumen ... 61

5.5.5 Nilai Ekonomi Waduk Cirata Untuk Wisata Tirta ... 63

5.6 Nilai Ekonomi Total Pemanfaatan Waduk Cirata Untuk Perikanan dan Wisata Tirta ... 63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... . 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... . 67

(22)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Contoh Pendugaan Tingkat Kunjungan Wisatawan di Waduk

Cirata Tahun 2001 – 2006 ... 20 2. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Cianjur Menurut Wilayah

Pembangunan Tahun 2005 ... 27 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin, Tahun 2005 ... 28 4. Jumlah Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Status Pendidikan

Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Cianjur, Tahun 2005 ... 29 5. Jumlah Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Kabupaten Cianjur . ... 29 6. Potensi Objek Wisata di Kabupaten Cianjur Tahun 2007 ... 30 7. Jumlah Penduduk Kecamatan Mande Berdasarkan Kelompok Umur, Tahun

2007 ... 31 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Mande Menurut Mata Pencaharian,

Tahun 2007 ... 32 9. Sarana Transportasi di Kecamatan Mande, Tahun 2006 ... 32 10. Prasarana Transportasi di Kecamatan Mande, Tahun 2006 ... 32 11. Perkembangan Jumlah KJA, Rumah Tangga Produksi (RTP) dan

Produksi Ikan di Kabupaten Cianjur Tahun 2003 – 2006 ... … 35 12. Perkembangan Jumlah KJA, Rumah Tangga Produksi (RTP) dan

Produksi Ikan di Kecamatan Mande Tahun 2003 – 2006 ... 35 13. Pengelompokan Responden Berdasarkan Kelompok Umur, Tingkat

(23)

Halaman 17. Hasil Perhitungan Cashflow Per Individu dari Usaha KJA di

Waduk Cirata Tahun 2007 ... 43 18. Hasil Perhitungan Cashflow Per Unit Keramba dari Usaha KJA

di Waduk Cirata Tahun 2007.. ... 44 19. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Per Individu dari Usaha

KJA Terhadap Kenaikan Harga Pakan Tahun 2007 ... 45 20. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Per Unit Keramba dari

Usaha KJA Terhadap Kenaikan Harga Pakan Tahun 2007 ... 45 21. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Waduk Cirata untuk Perikanan KJA

Per Tahun, 2007 ... 48 22. Tingkat Kunjungan Ke Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Tahun 2001 – 2006 ... 50 23. Daerah Asal Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 51 24. Kelompok Umur Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 51 25. Jenis Kelamin Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 52 26. Status Perkawinan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 52 27. Tingkat Pendidikan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 53 28. Pekerjaan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 53 29. Tingkat Pendapatan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 54 30. Sifat Kedatangan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 54 31. Motivasi Kunjungan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk

Cirata Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 54 32. Jenis Kendaraan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

(24)

Halaman 33. Lama Kunjungan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 55 34. Biaya Perjalanan Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata

Bulan April – Mei Tahun 2007 ... 56 35. Tingkat Kunjungan Wisatawan di Kawasan Wisata Tirta Jangari

Waduk Cirata Tahun 2001 – 2006 ... 57 36. Koefisien Penduga Fungsi Permintaan Kawasan Wisata Waduk

Cirata ... 58 37. Nilai Ekonomi Total Pemanfaatan Waduk Cirata untuk

(25)

DAFTAR GAMBAR

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Peta Waduk Cirata ... 70 2. Daftar Responden Pembudidaya Keramba Jaring Apung Waduk

Cirata ... 71 3. Komponen Biaya Investasi KJA Berdasarkan Responden di Waduk

Cirata ... 72 4. Biaya Tetap KJA Berdasarkan Responden Waduk Cirata untuk

1 Tahun ... 73 5. Biaya Variabel KJA Berdasarkan Responden di Waduk Cirata ... 74 6. Hasil Panen KJA Berdasarkan Responden di Waduk Cirata ... 75 7. Perhitungan Analisis Ekonomi KJA Per Individu Menggunakan

Cashflow, Tahun 2007 ... 76

8. Perhitungan Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Pakan 55 % KJA

Per Individu ... 78 9. Perhitungan Analisis Ekonomi KJA Per Unit Menggunakan

Cashflow, Tahun 2007 ... 80

10. Perhitungan Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Pakan 61,5 %

KJA Per Unit ... 82 11. Perhitungan Residual Rent Berdasarkan Total Unit Keramba ... 84 12. Contoh Perhitungan Residual Rent KJA Di Waduk Cirata 2007 ... 85 13. Hasil Perhitungan Nilai Residual Rent Mengggunakan Program

Excel 2003 ... 86 14. Responden Pengunjung Wisata Tirta Jangari Waduk Cirata ... 87 15. Perhitungan dan Regresi Pendugaan Kunjungan Wisata

Tahun 2007 ... 89 16. Data Responden untuk Perhitungan Analisis Permintaan Wisata ... 90 17. Hasil Regresi WTP Pariwisata Waduk Cirata Tahun 2007

(27)

Halaman

18. Hasil Perhitungan Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Wisata

(28)

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Luas perairan umum Indonesia diperkirakan lebih dari 50 juta ha, terdiri dari

perairan rawa 39,4 juta ha, perairan sungai beserta lebarnya 11,95 ha, serta danau

alam dan danau buatan (waduk) tercatat seluas 2,1 juta ha (Rochdianto 2005).

Salah satu pemanfaatan sumberdaya perairan umum adalah waduk atau danau

buatan yang memiliki potensi besar diberbagai aspek kehidupan. Waduk biasanya

dibangun untuk beberapa tujuan penting, seperti pembangkit listrik tenaga air,

irigasi atau pengendali banjir. Dalam berbagai kasus, diproyeksikan suatu seri

keuntungan yang terintegrasi yang meliputi ketiga tujuan tadi dan meliputi

keuntungan lainnya seperti perikanan waduk, perbaikan pengangkutan,

perbekalan persediaan air untuk keperluan rumah tangga dan industri, dan fasilitas

pariwisata (Dasmann 1977). Salah satu waduk yang berpotensi adalah Waduk

Cirata di zona 1 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Banyaknya potensi yang dimiliki

waduk memerlukan perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan

pengelolannya, karena dapat menunjang peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar waduk.

Waduk Cirata terbentuk dari adanya genangan air seluas 66 km2 akibat

pembangunan waduk yang membendung Sungai Citarum. Genangan waduk

tersebut tersebar di 3 (tiga) Kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan

Bandung. Genangan air terluas terdapat di Kabupaten Cianjur dengan luas

29.603.299 m2, yang kemudian dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata rekreasi

berbasis air dan kegiatan perikanan budidaya air tawar.

Pemanfaatan untuk kegiatan budidaya perikanan dapat dilakukan dengan

menggunakan keramba jaring apung yang cocok diterapkan di perairan tergenang.

Wisata tirta merupakan jenis wisata air tawar yang dapat dilakukan secara

langsung berhubungan dengan alam seperti kegiatan- kegiatan wisata yang berada

di sungai, danau, waduk atau kawasan perairan umum. Wisata tirta juga dapat

dinikmati secara tidak langsung pada habitat atau alamnya seperti kegiatan-

kegiatan wisata melalui akuarium. Saat ini objek wisata tirta yang paling

(29)

2

Jangari dan Calingcing di Kabupaten Cianjur. Objek wisata Jangari terletak di

Desa Bobojong, Kecamatan Mande berjarak 17 km dari pusat kota Cianjur,

memiliki luas sekitar 15 ha dan Calingcing berlokasi di Desa Sindangjaya,

Kecamatan Ciranjang, sekitar 20 km dari kota Cianjur memiliki luas sekitar 5 ha.

Kegiatan wisata tirta belum banyak dimanfaatkan secara optimal di waduk Cirata,

yang sebenarnya bila dikembangkan lebih jauh akan mendatangkan keuntungan

ekonomi bagi masyarakat dan manfaat psikologi bagi individu yang melakukan

aktivitas wisata.

1.2 Perumusan Masalah

Kawasan Waduk Cirata memiliki luas 71.112.824 m2 terdiri atas

5.081.358 m2 wilayah daratan dan 66.031.466 m2 wilayah perairan. Fungsi utama

waduk sebagai pembangkit tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai

kegiatan ikutan yang berkembang di kawasan Cirata, termasuk irigasi pertanian,

pengendali banjir, konservasi air, pariwisata dan perikanan.

Pembangunan dan pengelolaan Waduk Cirata akan menghasilkan nilai

manfaat yang besar terutama kegiatan perikanan dan pariwisata, dalam hal ini

pemerintah memberdayakan dan memanfaatkan keberadaan waduk untuk

kepentingan masyarakat agar dapat meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan. Bentuk pemanfaatan perikanan merupakan kegiatan yang paling

banyak dilakukan masyarakat di kawasan Waduk Cirata dan menjadi mata

pencaharian bagi masyarakat sekitar berupa budidaya perikanan keramba jaring

apung. Pemanfaatan waduk lainnya berupa kegiatan wisata tirta, kegiatan wisata

meliputi atraksi berperahu mengelilingi waduk, melihat pemandangan alam

sekitar waduk, mengamati kegiatan budidaya ikan jaring terapung serta menikmati

hidangan ikan bakar/ goreng yang disediakan oleh rumah makan terapung yang

terdapat di tengah waduk. Populasi jaring terapung yang cukup banyak terkesan

menutupi permukaan waduk, sehingga dapat mengurangi kenyamanan wisatawan/

pengunjung pada saat melakukan pesiar.

Kegiatan yang dilakukan masyarakat mengorbankan fungsi utama dan

fungsi ekosistem dari Waduk Cirata. Hal ini dapat berupa eksploitasi yang

(30)

3

terhadap kualitas serta keadaan lingkungan dari waduk. Maka dari itu diperlukan

pengetahuan tentang besarnya nilai ekonomi dari pemanfaatan kegiatan perikanan

serta wisata tirta di Waduk Cirata. Sehingga pemerintah dapat menentukan

kebijakan dalam menetapkan kegiatan di kawasan Waduk Cirata.

Untuk mengetahui besarnya nilai ekonomi dari kegiatan perikanan dan

wisata di kawasan Waduk Cirata, perlu diadakan penelitian yang dapat

mengetahui besarnya nilai ekonomi tersebut, dan dikemukakan dalam rumusan

permasalahan sebagai berikut :

1) Berapa nilai ekonomi pemanfaatan kegiatan perikanan keramba jaring

apung di Waduk Cirata.

2) Berapa nilai ekonomi pemanfaatan kegiatan wisata tirta di Waduk Cirata.

3) Berapa total nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk perikanan

dan wisata tirta.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1) Menghitung nilai ekonomi pemanfaatan dari kegiatan perikanan keramba

jaring apung di Waduk Cirata.

2) Menghitung nilai ekonomi pemanfaatan kegiatan wisata tirta di Waduk

Cirata.

3) Menghitung total nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk

perikanan dan wisata tirta.

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Sebagai salah satu syarat kelulusan S1 pada program studi Manajemen

Bisnis dan Ekonomi Perikanan – Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2) Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah untuk merumuskan

kebijakan pengelolaan kawasan waduk untuk kegiatan ekonomi terutama

wisata dan perikanan.

3) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan

(31)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waduk

Waduk menurut Krisanti (2006) adalah tempat menampung air yang

umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan tertentu, waduk

sebenarnya juga sebuah danau dalam pengertian benda tersebut merupakan suatu

volume massa air yang mempunyai komposisi khusus yang berisi berbagai bentuk

kehidupan. Waduk terbentuk sebagai akibat adanya massa air yang mengisi

lembah sungai yang akhirnya dibendung oleh sebuah dinding.

Tujuan utama waduk diperuntukan sebagai pembangkit tenaga listrik,

namun peruntukannya terlepas dari kerangka dasar kebijakan pemerintah dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat sehari- hari, karena itu tujuan dibuatnya waduk

adalah :

• Pemenuhan kebutuhan berbagai air baku, diantaranya untuk memenuhi

keperluan sehari- hari yakni kebutuhan Domestic Municipal and Industry (DMI) atau rumah tangga, kota dan industri (RKI). • Pengendali banjir.

• Irigasi teknis, dalam upaya mendukung pencapaian swasembada beras menuju swasembada pangan.

• Konservasi air.

• Pembangkit tenaga listrik. • Aktivitas perikanan. • Pariwisata dan olahraga.

2.2 Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung

Keramba jaring apung adalah sistem teknologi budidaya air berupa jaring

yang mengapung (floating net cage) dengan bantuan pelampung. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen seperti rangka, kantong jaring, pelampung, jalan

inspeksi, rumah jaga dan jangkar (Krisanti 2006).

Jenis ikan yang akan dibudidayakan dalam kantong/ keramba jaring

terapung harus bernilai ekonomis tinggi agar daya serap pasar bisa dipenuhi,

(32)

5

Hal ini dimaksudkan agar kontiunitas usaha nantinya dapat ditunjang. Faktor

paling penting adalah kesanggupan jenis ikan itu sendiri untuk dapat hidup dan

tumbuh dengan baik di perairan budidaya keramba jaring apung (Rochdianto

2005).

Menurut Rochdianto (2005) ada beberapa jenis ikan yang dapat dipilih

untuk KJA yaitu ikan Karper (Cyprinus carpio), ikan Nila Merah (Oreochromis sp), ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus), ikan Jambal (Pangasius pangasius), ikan Gurami (Osphronemus gouramy), ikan Tawes (Puntius gonionotus), dan ikan hias.

2.3 Wisata Tirta

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu,

yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan

untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-

mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau

untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti 1980).

Pariwisata menurut Marpaung (2002) adalah perpindahan sementara yang

dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan- pekerjaan rutin, keluar

dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama tinggal di tempat yang

dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Wisatawan (tourist) menurut Oxford English Dictionary (1933) diacu dalam Marpaung (2002) adalah orang yang melakukan perjalanan, terutama yang

melakukannya untuk rekreasi, orang yang mengunjungi sejumlah tempat untuk

melihat objek- objek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal- hal lain

dengan tujuan yang sama.

Menurut Marpaung (2002) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat

tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke

suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang

tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut :

- Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan,

pendidikan, kerjasama dan olahraga.

(33)

6

Rekreasi menurut Marpaung (2002) adalah pemanfaatan waktu luang

untuk istirahat, santai dan bersenang- senang guna mengembalikan dan

meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani, sebagai akibat dari

kesibukan dan rutinitas pekerjaan sehari- hari.

Menurut Soekadijo (2000) Pariwisata tirta adalah pergerakan jangka

pendek dari orang- orang ke tujuan di luar aktivitas dan lingkungan mereka yang

normal, di dalam suatu lingkungan perairan tawar seperti danau, waduk, sungai

atau perairan muara. Produk wisata lingkungan perairan tawar ini dapat mencakup

perairannya itu sendiri, panorama yang indah dari ekosistemnya, fasilitas- fasilitas

rekreasi yang terkait dengan lingkungan tersebut serta sumberdaya fisik lainnya.

Aktivitas yang tercakup diantaranya adalah menikmati lingkungan alam

sekitarnya seperti rekreasi, olah raga air seperti mendayung, selancar angin, kapal

pesiar, ski air, boating dan lainnya, atau wisatawan dapat juga berkemah dan menyalurkan hobi memancingnya di perairan tersebut, dengan begitu wisatawan

dapat menikmati hasil tangkapannya dengan ditemani keindahan alam dan

panorama dari lingkungan perairan tawar tersebut.

2.4 Permintaan Rekreasi

Clawson dan Knetsch (1975) diacu dalam Kamelia (2000) menyatakan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi harian, mingguan,

musiman, bahkan tahunan yaitu sebagai berikut :

a. Faktor individu, yang berpengaruh terhadap potensial rekreasi, antara lain :

* Karakteristik sosial ekonomi, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan,

hubungan keluarga, pendidikan dan suku bangsa.

* Rata- rata pendapatan atau bagian pendapatan masing- masing individu

dalam suatu keluarga.

* Rata- rata dan pembagian waktu luang.

* Pendidikan khusus, pengalaman dan pengetahuan masing- masing individu

(34)

7

b. Faktor lokasi dengan unsur- unsurnya :

* Keindahan dan pembagian dalam hal penggunaannya bagi rekreasi.

* Intensitas dan pengelolaan rekreasi.

* Alternatif pemilihan tempat rekreasi.

* Kapasitas area untuk akomodasi pemakai rekreasi.

* Sejumlah total area yang berada di sektor pariwisata.

* Distribusi geografi area, dengan berbagai kemudahan dan kesukaran.

* Karakteristik iklim dan cuaca daerah rekreasi.

c. Hubungan antara pemakai yang digunakan untuk perjalanan dari rumah ke

lokasi dan kembali ke rumah.

* Lama waktu yang digunakan untuk perjalanan dari rumah ke lokasi dan

kembali ke rumah.

* Senang atau tidaknya selama perjalanan.

* Keputusan perjalanan ke area tertentu.

* Banyaknya permintaan rekreasi akibat adannya promosi yang menarik.

2.5 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

Travel Cost Method kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation), seperti memancing, berburu, hiking, dan sebagainya. Secara prinsip metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat- tempat rekreasi,

dengan mengetahui pola ekspenditur dari konsumen, kita bisa mengkaji berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan (Fauzi 2004).

Metode Travel Cost ini dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat :

a. Perubahan biaya akses (tiket masuk) bagi suatu tempat rekreasi.

b. Penambahan tempat rekreasi baru.

c. Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi.

(35)

8

Pada dasarnya Travel Cost Method adalah waktu dan biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung dan merupakan harga untuk masuk ke tempat

rekreasi. Keinginan membayar seseorang dapat diduga berdasarkan jumlah

perjalanan yang disebabkan biaya perjalanan tiap pengunjungyang berbeda- beda,

analisis ini digunakan untuk menduga willingness to pay seseorang berdasarkan jumlah permintaan pada tiap harga yang berbeda.

Secara umum ada 2 teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan

nilai ekonomi berdasarkan TCM (Fauzi 2004), teknik tersebut adalah :

1) Pendekatan Sederhana melalui zonasi

Pendekatan ini relatif simpel dan murah karena data yang diperlukan

relatif banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana

dari responden pada saat survei. Teknik ini membagi tempat rekreasi ke

dalam beberapa zona kunjungan dan diperlukan data jumlah kunjungan

per tahun dan data jarak, waktu, serta biaya setiap perjalanan per satuan

jarak (per km) sehingga diperoleh biaya perjalanan keseluruhan dan kurva

permintaan kunjungan.

2) Pendekatan individual TCM

Pendekatan prinsipnya sama dengan sistem zonasi , namun pendekatan ini

analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei

dan teknik statistika yang relatif kompleks, kelebihan metode ini adalah

hasil yang relatif lebih akurat daripada metode zonasi.

(36)

9

2.6 Analisis Ekonomi

Evaluasi proyek dapat dilakukan melalui dua jenis analisis, yaitu analisis

finansial dan analisis ekonomi. Analisis ekonomi adalah analisis yang digunakan

untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari pihak masyarakat atau

pemerintah sebagai pihak yang berkepentingan dalam proyek. Sedangkan analisis

finansial adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya

proyek dari segi individu atau swasta sebagai pihak yang berkepentingan dalam

proyek (Gittinger 1986).

Menurut Kadariah, Karlina dan Gray (1978) dalam analisis ekonomi yang

diperhatikan ialah hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat

dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau

perekonomian sebagai keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan

sumber- sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari

pada proyek tersebut. Hasil itu disebut the social returns atau the economic returns dari proyek.

Ada beberapa unsur yang berbeda penilaiannya dalam analisis finansial

dan analisis ekonomi (Kadariah 1978) :

1) Harga

Analisis ekonomi selalu menggunakan harga bayangan (shadow prices atau accounting price), yaitu harga yang menggambarkan nilai sosial dan ekonomi yang sesungguhnya, sedangkan dalam analisis finansial harga

yang digunakan adalah harga pasar.

2) Pembayaran Transfer

a. Pajak. Dalam analisis ekonomi, pajak tidak dianggap sebagai biaya dalam proyek. Pajak merupakan bagian dari hasil netto proyek yang diserahkan

kepada masyarakat.

b. Subsidi. Subsidi merupakan suatu pembayaran transfer dari masyarakat kepada proyek. Dalam analisis finansial subsidi mengurangi biaya proyek.

Jadi menambah manfaat bagi proyek, sedangkan dalam analisis ekonomi

subsidi merupakan transfer yang dikeluarkan pemerintah yang dibebankan

(37)

10

c. Bunga. Dalam analisis ekonomi bunga modal tidak dipisahkan atau dikurangkan dari hasil bruto. Dalam analisis finansial dibedakan antara :

> Bunga yang dibayarkan kepada orang- orang dari luar yang

meminjamkan uangnya kepada proyek. Bunga ini dianggap biaya (Cost). > Bunga atas modal proyek (inputed or paid to entity) tidak dianggap

sebagai biaya, karena bunga merupakan bagian dari “financial return” yang diterima oleh modal proyek.

2.6.1 Evaluasi Proyek

Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-

sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau suatu aktivitas dimana dikeluarkannya uang dengan harapan untuk mendapakan hasil (return) diwaktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan

sebagai satu unit (Kadariah 1978). Untuk itu terdapat beberapa kriteria evaluasi

proyek untuk menghitung manfaat adalah :

1) Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara Present Value dari manfaat (benefit) dan Present Value dari biaya (cost). Apabila NPV = 0, maka proyek tersebut mengembalikan dana sama persis dengan Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV < 0, maka proyek ditolak, artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber- sumber

yang diperlukan proyek. Sebaliknya jika NPV > 0 suatu proyek layak dilaksanakan.

2) Net Benefit- Cost Ratio (Net B/ C)

Net B/C merupakan manfaat (benefit) maupun biaya (Cost) diberikan secara bersih.

2.6.2 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan

yang berubah-rubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis sensitivitas

(38)

11

terdapat kesalahan dan perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau keuntungan

(Kadariah, Karlina dan Gray 1978).

2.7 Analisis Perubahan Produktivitas

Perubahan lingkungan akan mengarah kepada perubahan produktivitas dan

biaya produksi, sehingga menyebabkan perubahan harga dan tingkat output yang

dapat dilihat dan dinilai dari perubahan- perubahan tersebut. Kualitas lingkungan

dilihat sebagai faktor produksi. Nilai surplus yang didapat dari penggunaan

metode ini merupakan nilai manfaat langsung yang diturunkan dari pemanfaatan

output yang didapat dari alam.

Menurut Barton (2004) diacu dalam Wijaya (2006) produktivitas

tergantung pada pemanfaatan hasil langsung yang didapat dari lingkungan dengan

asumsi ekonomi yang terpengaruh tidak mengkompensasi untuk merubah

produktivitas dan kegiatan, dampak lingkungan serta perubahan output tidak

mempengaruhi harga pasar. Nilai manfaat langsung juga dapat diinterprestasikan

sebagai perkiraan dari fungsi nilai pemanfaatan tidak langsung. Berikut beberapa

metode yang terkait dengan perhitungan nilai yang beragam dalam tingkat

estimasi suplai atau fungsi produksi dari sistem alami output :

1. Model Present Value per Hektar lahan – Pendekatan Pendapatan Perhitungan terhadap nilai manfaat dari produksi biologi didapat dari

perhitungan terhadap habitatnya. Dengan memisahkan nilai produksi lahan

per hektar dapat mendukung dalam menghitung manfaat biologi produksi –

per hektar dari habitatnya pendekatan ini mengabaikan biaya dari buruh dan

sumberdaya manusia lainnya sebagai faktor produksi. Perhitungan

produktivitas ekonomi tersebut menjadi dasar dalam menghitung manfaat

ekosistem alami dari input populasinya.

2. Pendekatan Residual Rent

Residual rent didefinisikan sebagai selisih antara biaya faktor produksi yang digunakan dalam suatu pemanfaatan sumberdaya dengan nilai total dari hasil

panen usaha tersebut. Residual rent dapat juga dipandang sebagai kontribusi dari ekosistem alami atau faktor pendapatan, guna memperoleh nilai

(39)

12

3. Pendekatan Produktivitas Marjinal

Pendekatan ini digunakan untuk menghitung perubahan kecil dalam

produktivitas akibat perubahan yang terjadi pada habitatnya. Teknik ini

dapat menghasilkan determinasi dari fungsi produksi bioekonomi yang

didapat dari determinasi produktivitas marjinal. Data- data yang signifikan

dibutuhkan dalam menghitung produktivitas yang bervariasi. Untuk

perubahan produktivitas lahan yang lebih sempit lagi pendekatan

(40)

13

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Waduk Cirata memiliki potensi dan nilai manfaat yang besar untuk

perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan waduk

dapat berupa aktivitas perikanan keramba jaring apung dan kegiatan rekreasi

wisata tirta.

Aktivitas perikanan sistem keramba jaring apung memiliki tujuan berupa

meningkatkan produksi untuk mendapatkan keuntungan maksimum, pencapaiaan

tujuan produksi didukung oleh kemampuan pembudidaya dalam mengelola input

tetap berupa investasi peralatan dan sewa lahan, serta input variabel berupa benih,

pakan dan lainnya merupakan faktor penting untuk dapat mencapai tujuan.

Wisata tirta merupakan kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk

memanfaatkan keberadaan Waduk Cirata. Kegiatan tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan dan permintaan masyarakat akan wisata. Dampak dari kegiatan wisata

diharapkan dapat memberikan manfaat lebih dan sejalan dengan kepentingan

masyarakat sekitar waduk.

Pemanfaatan dan pengembangan kawasan Waduk Cirata untuk kegiatan

perikanan dan wisata diperlukan nilai ekonomi untuk mengukur seberapa besar

nilai manfaat yang dihasilkan. Nilai ekonomi kegiatan perikanan diperoleh

menggunakan pendekatan produktivitas (residualrent), pendekatan tersebut merupakan hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang

diperoleh pembudidaya, analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui layak

tidaknya kegiatan ini dilaksanakan, ukuran yang dihasilkan analisis ekonomi

berupa nilai NPV dan Net B/C. Nilai ekonomi kegiatan wisata tirta diperoleh melalui pendekatan metode biaya perjalanan, metode ini merupakan hubungan

antara biaya yang dikeluarkan pengunjung dengan manfaat yang diperoleh dari

(41)

14

Keterangan :

[image:41.612.144.503.79.588.2]

--- = Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi Sumberdaya Alam

Perairan Waduk

Aktivitas Perikanan

Pendekatan Produktivitas

Aktivitas Wisata

Metode Biaya Perjalanan

Nilai

Ekonomi Nilai

Ekonomi Pembangkit

Listrik

Irigasi Pertanian Pengendali Banjir

Perbekalan Air Minum

Kebijakan dan Pengembangan Perikanan

(42)

15

IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus

(case study). Studi kasus adalah penelitian tentang suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan karakter. Subjek

penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. Tujuan

dari studi kasus adalah memberikan gambaran mendetil tentang latar belakang

dari sifat- sifat serta karakter- karakter yang ditemukan (Nazir 1999). Satuan

kasus dalam penelitian ini adalah kegiatan usaha perikanan keramba jaring apung

dan wisatawan yang berkunjung ke Waduk Cirata.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data pada dasarnya adalah kumpulan observasi atau pengamatan. Jenis

data yang digunakan adalah data text, berupa alfabet dan data image, seperti foto, dan diagram yang didapatkan selama penelitian (Fauzi 2001).

Berdasarkan sumbernya, data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer dan sekunder.

a. Data primer diambil dengan menggunakan kuisioner dan observasi di

lapangan, yang meliputi :

> Karakteristik usaha dan sistem produksi budidaya ikan keramba

jaring apung serta karakteristik pembudidaya.

> Karakteristik pengunjung wisata seperti umur, jenis kelamin, status

perkawinan, tingkat pendidikan, motivasi kunjungan, pekerjaan, biaya

perjalanan, sifat kedatangan, daerah asal, dan frekuensi kunjungan

rekreasi yang dilakukan oleh tiap- tiap individu pengunjung wisata.

b. Data sekunder diambil melalui data yang tersedia pada instansi terkait,

seperti :

> Keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh dari Kantor

Kecamatan Mande dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten

(43)

16

> Foto- foto daerah Jangari meliputi usaha perikanan dan obyek

wisata.

> Jumlah pembudidaya dan jumlah keramba jaring apung yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.

> Jumlah pengunjung ke Wisata Tirta Jangari dan karakteristik objek

rekreasi, seperti luas, letak, keadaan fisik, potensi wisata, fasilitas

rekreasi, dan sebagainya yang diperoleh dari Dinas Pariwisata

Kabupaten Cianjur.

4.3 Metode Pengambian Sampel

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur

tahun 2006, jumlah populasi pembudidaya KJA Waduk Cirata Kabupaten Cianjur

seluruhnya berjumlah 3.966 RTP (Rumah Tangga Perikanan). Lokasi

pengambilan sampel untuk aktivitas perikanan budidaya KJA berada di

Kecamatan Mande, Desa Bobojong yang memiliki 245 RTP yang tersebar pada 3

blok (Pasirpogor, Nyelempet dan Jangari). Pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel yang berorientasi kepada pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik dari penelitian

diketahui oleh peneliti. Sampel diambil sebanyak 32 RTP dengan pertimbangan

dekat dengan lokasi wisata tirta dan RTP yang memiliki izin usaha atau terdaftar

di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur. Rincian/ daftar RTP tidak

tersedia secara lengkap (sebagai populasi).

Pengambilan sampel kegiatan pariwisata dilakukan di pusat kegiatan

wisata dan penyediaan fasilitas rekreasi yang berada di kawasan waduk Cirata di

Kecamatan Mande. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling, pengunjung diambil sebanyak 30 responden karena jumlah total populasi tidak

diketahui pasti. Pengunjung yang ditemui bersedia diwawancarai. Pengunjung

yang datang berkelompok dipilih seorang atau beberapa untuk mewakili

(44)

17

4.4 Metode Analisis Data

4.4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Pembudidaya KJA Dan Wisatawan Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat karakteristik pembudidaya

KJA dan wisatawan yang berkunjung ke Waduk Cirata. Karakteristik

pembudidaya KJA diperoleh menggunakan kuisioner dan diolah secara deskriptif

dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pembudidaya KJA adalah umur, pendidikan, status usaha serta

pengalaman kerja. Karakteristik wisatawan diperoleh menggunakan kuisioner dan

diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Data karakteristik

pengunjung yang diperlukan adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan

dan biaya perjalanan

4.4.2 Analisis Nilai Ekonomi KJA

Suatu kegiatan dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari perhitungan

dengan menggunakan analisis biaya dan manfaat. Perhitungan ini sesuai untuk

mengukur pengaruh dari produktivitas dengan atau tanpa kegiatan. Pendekatan ini

memiliki beberapa metode yang berkaitan dalam dasar penetapan untuk nilai

output. Nilai ekonomi untuk perubahan produktivitas diukur dengan

menggunakan shadow prices yang dikalkulasikan dengan observasi harga pasar. Nilai ekonomi Waduk Cirata yang diukur dengan menggunakan analisis

perubahan produktivitas dapat dilakukan dengan 3 pilihan pendekatan, yaitu

model present value per hektar lahan, residual rent dan pendekatan produktivitas marginal. Penelitian ini menggunakan pendekatan residual rent untuk menghitung nilai ekonomi dari kegitan perikanan keramba jaring apung.

Residual rent didefinisikan sebagai selisih antara biaya dari faktor

produksi yang digunakan dalam suatu pemanfaatan sumberdaya dengan nilai total

hasil panen usaha tersebut. Residual rent dapat juga dipandang sebagai kontribusi dari ekosistem alami atau faktor pendapatan guna memperoleh nilai ekonomi total

dari suatu pemanfaatan sumberdaya. Pendugaan jumlah nilai ekonomi dari

(45)

18

Y = f

( )

X Keterangan :

Y = Nilai Residual rent (Rp) X = Jumlah Keramba (Unit)

Persamaan dalam menduga residual rent yang didapatkan dari hasil regresi antara nilai residual rent dengan jumlah keramba adalah sebagai berikut :

Y =

α

+

β

X +

ε

Keterangan :

Y = Nilai Residual rent X = Jumlah Keramba (unit)

α

= Intersep

β

= Koefisien regresi

ε

= Faktor kesalahan

Perhitungan regresi linier di atas hanya digunakan untuk melihat nilai

residual rent pada tahun 2007. Dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan

terhadap nilai daya dukung optimal lingkungan terhadap jumlah keramba dan nilai

residual rent.

4.4.3 Analisis Ekonomi KJA

Analisis ekonomi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan KJA

di Waduk Cirata menguntungkan dan layak dilaksanakan. Cara untuk

menganalisis ekonomi menggunakan pendekatan Investment Criteria yaitu : a. Net Present Value (NPV)

Secara matematis dirumuskan:

NPV =

= +

n

t

t

i Ct Bt

1 (1 )

Keterangan :

Bt = Seluruh manfaat (benefit) kegiatan KJA per tahun Ct = Seluruh biaya (cost) kegiatan KJA per tahun n = Umur proyek

i = Social Opportunity Cost of Capital yang dianggap sebagai Social Discount Rate (tingkat bunga 15 %).

(46)

19

b. Net Benefit- Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C dapat dirumuskan sebagai berikut :

Net B/ C =

= = − − − − n t t n t t i Bt Ct i Ct Bt 1 1 ) 1 ( ) 1 ( Keterangan :

Bt = Seluruh manfaat (benefit) kegiatan KJA per tahun Ct = Seluruh biaya (cost) kegiatan KJA per tahun n = Umur proyek

i = Social Opportunity Cost of Capital yang dianggap sebagai Social Discount Rate (tingkat bunga 15 %).

t = Interval waktu .

Perhitungan harga bayangan tenaga kerja dalam suatu proyek terdiri dari

tenaga kerja kasar, menengah, dan ahli. Pada analisis ekonomi pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan ekonomi keseluruhan, maka untuk menghitung

biaya tenaga kerja digunakan harga bayangan (shadow wage) yang merupakan opportunity dari upah tenaga kerja yang ada. Dalam analisis ekonomi shadow wage diasumsikan (Choliq et al. 1993 dalam Nisa 2006), misalkan untuk :

1) Tenaga kerja kasar shadow wagenya sebesar 0,5 dari nilai upah yang diterima. 2) Tenaga kerja menengah shadow wagenya sebesar 0,8 dari nilai upah yang

diterima.

3) Tenaga kerja ahli shadow wagenya sebesar 1,0 dari nilai upah yang diterima. Analisis sensitivitas juga dilakukan karena dalam analisis kegiatan

investasi, perhitungan didasarkan pada usaha-usaha yang mengandung

ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang

(Gittinger 1986). Ada 4 hal yang perlu diperhatikan menurut Kadariah et al (1978) :

1) Terdapatnya “cost overrup”, umpamanya kenaikan dalam biaya konstruksi.

2) Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum. 3) Mundurnya waktu implementasi

4) Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar (yield).

Analisis sensitivitas pada kegiatan KJA dilakukan terhadap kenaikan harga

(47)

20

menggunakan metode switching value, yaitu dengan cara memilih secara langsung sejumlah nilai harga, kemudian nilai tersebut digunakan dalam perubahan

terhadap variabel input.

4.4.4 Analisis Kegiatan Wisata

4.4.4.1 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Metode Biaya

Perjalanan (TCM) secara individual yang prinsipnya hampir sama dengan sistem zonasi, hanya saja pada pendekatan ini menggunakan data dari pengunjung

perseorangan dalam analisis regresinya. Biaya perjalanan rata- rata yang

digunakan merupakan rata- rata dari biaya transportasi, konsumsi selama rekreasi,

dokumentasi, penginapan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh wisatawan

selama melakukan perjalanan atau kegiatan rekreasi di suatu tempat atau objek

wisata.

Tingkat kunjungan untuk tahun 2007 diduga dengan pendekatan statistik,

yaitu dengan perkembangan tingkat kunjungan berdasarkan data tingkat

[image:47.612.131.499.449.592.2]

kunjungan tahun 2001 sampai dengan 2006.

Tabel 1. Contoh Pendugaan Tingkat Kunjungan Wisatawan di Waduk Cirata Tahun 2001 – 2006.

No Tahun Xi Yi

1 2001 -3 …

2 2002 -2 …

3 2003 -1 …

4 2004 1 …

5 2005 2 …

6 2006 3 …

Model penduga tingkat kunjungan tahun 2007 adalah sebagai berikut :

(48)

21

Keterangan :

Yi = Tingkat kunjungan tahun ke-i Xi = Waktu berkala (tahun ke-i)

α

= Intersep

β

= Koefisien regresi

ε

= Faktor kesalahan

Tingkat kunjungan tahun 2007 diduga dengan menggunakan persamaan di atas

untuk Xi = 4.

Pendugaan tingkat kunjungan pada kawasaan wisata merupakan fungsi

dari biaya perjalanan, tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan

seperti fungsi di bawah ini :

Q = f (X1, X2, X3, X4, X5)

Keterangan :

Q = Jumlah Kunjungan (Kali) X1 = Biaya Perjalanan (Rp/orang)

X2 = Pendapatan (Rp/tahun)

X3 = Jarak (Km)

X4 = Umur (Tahun)

X5 = Pendidikan (Tahun)

Kemudian fungsi permintaan ditransformasikan ke dalam bentuk

persamaan logaritma agar lebih operasional, menjadi :

Ln Q = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5

Ln Q = {( β0 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 ) + (β1LnX1)}

Dengan asumsi bahwa tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan

adalah konsisten, maka bentuk persamaan tersebut menjadi :

Ln Q = β’ + β1LnX1

Transformasi di atas kemudian ditransformasikan kembali ke fungsi

permintaan asal, yaitu :

Q

=

β’

X

β1

Fungsi permintaan ini digunakan untuk menghitung utilitas sumberdaya

dalam menduga total kesediaan konsumen untuk membayar sumberdaya yang

diminta atau dikonsumsi. Hipotesis yang dibangun adalah bahwa kunjungan ke

(49)

22

diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva yang memiliki

kemiringan negatif.

Surplus konsumen merupakan selisih antara keinginan masyarakat untuk

membayar dengan apa yang dibayarkan. Surplus konsumen adalah salah satu alat

ukur yang baik dalam menghitung nilai manfaat suatu barang, dalam penelitian ini

digunakan untuk menghitung nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk

kepentingan kegiatan pariwisata. Dalam menghitung surplus konsumen tersebut,

diasumsikan bahwa tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan

adalah konstan, sehingga surplus konsumen dapat diperoleh :

U =

a

Q d Q f

0

) ( ) (

Keterangan :

U = Utilitas sumberdaya

a = Batas atas jumlah sumberdaya yang diminta

f(Q) = Fungsi Permintaan

Fungsi utilitas tersebut dapat digunakan untuk menduga surplus konsumen dengan

persamaan sebagai berikut :

Pt = X x Q SK = U – Pt

Keterangan :

SK = Surplus Konsumen

Pt = Harga yang dibayarkan

Q = Rata- rata jumlah sumberdaya yang diminta

X = Harga sumberdaya yang diminta (diturunkan dari fungsi permintaan)

Nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk kegiatan pariwisata dapat

dihitung berdasarkan besarnya surplus konsumen karena nilai surplus konsumen

dapat dipandang sebagai kontribusi dari faktor pendapatan guna memperoleh nilai

ekonomi total dari suatu pemanfaatan sumberdaya untuk kepentingan pariwisata,

dengan rumus :

(50)

23

Keterangan :

SKT = Surplus Konsumen Total; Nilai Ekonomi Pemanfaatan

Sumberdaya untuk Pariwisata

SK = Surplus Konsumen

Q = Tingkat Kunjungan Rata- rata

4.4.4.2 Analisis Presepsi Wisatawan a. Keindahan Alam

Persepsi keindahan alam merupakan nilai terhadap alam yang diberikan

pengunjung secara relatif sehingga dapat mendatangkan rasa ketertarikan atau

kekaguman. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus :

Ka = x100%

Era rs E

Keterangan : Ka = Nilai keindahan alami dalam persen

Ers = Jumlah responden yang menyatakan indah

Era = Jumlah seluruh responden

Nilai (skor) dari keindahan alam : >80% = Sangat Indah

60% - 79 % = Indah

40% - 59 % = Kurang Indah

20% - 39 % = Tidak Indah

< 20 % = Sangat Tidak Indah

b. Kenyamanan

Persepsi kenyamanan merupakan nilai terhadap rasa nyaman, tentram dan

aman yang diberikan pengunjung secara relatif sehingga dapat mendatangkan rasa

nyaman. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus :

Na = x100%

Era rs E

(51)

24

Keterangan : Na = Nilai keindahan alami dalam persen

Ers = Jumlah responden yang menyatakan indah

Era = Jumlah seluruh responden

Nilai (skor) dari kenyamanan alam : >80% = Sangat Nyaman

60% - 79 % = Nyaman

40% - 59 % = Kurang Nyaman

20% - 39 % = Tidak Nyaman

< 20 % = Sangat Tidak Nyaman

4.5 Batasan dan Pengukuran

1. Nilai ekonomi adalah nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan

sumberdaya alam (waduk) secara langsung untuk kepentingan perikanan

KJA dengan komoditas berupa ikan mas dan ikan nila serta aktivitas

wisata tirta yang dinyatakan dalam Rupiah.

2. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada waktu usaha belum

mendapatkan hasil atau biaya yang digunakan untuk penggantian barang

yang diinvestasikan yang dinyatakan dalam Rupiah.

3. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung kepada jumlah

produksi yang dihasilkan yang dinyatakan dengan Rupiah.

4. Biaya tetap adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap tahun dan tidak

terpengaruh pada hasil produksi yang dinyatakan dalam Rupiah.

5. Nilai panen adalah besarnya produksi ikan yang dihasilkan oleh KJA

dengan satuan Kg.

6. Biaya faktor produksi adalah biaya total dari pemanfaatan sumberdaya

untuk suatu usaha sejak mulai usaha sampai panen yang dinyatakan

dalam Rupiah.

7. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan

harga dalam 1 tahun yang dinyatakan dalam Rupiah.

8. Nilai sisa adalah nilai dari investasi yang tidak habis terpakai selama

umur proyek.

9. Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total

(52)

25

10. NPV adalah penerimaan bersih yang diterima sekarang untuk proyek yang dilakukan di masa yang akan datang pada tingkat diskonto tertentu.

11. Net B/C adalah perbandingan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai sekarang dari penerimaan

bersih yang negatif.

12. Sensitivitas adalah tindakan menganalisis kembali untuk mengetahui

sampai sejauh mana dapat diadakan penyesuaian sehubungan dengan

perubahan harga yang terjadi baik harga input maupun output.

13. Permintaan rekreasi adalah frekuensi jumlah kunjungan ke lokasi

rekreasi Waduk Cirata yang dinyatakan dengan kali kunjungan.

14. Biaya perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan setiap individu selama

melakukan perjalanan rekreasi seperti biaya transportasi, konsumsi,

dokumentasi, akomodasi dan lainnya yang dinyatakan dalam Rupiah.

15. Surplus konsumen adalah selisih antara tingkat kesediaan membayar dari

konsumen (wisatawan) dengan biaya atau harga yang harus dibayarkan

untuk memperoleh kepuasan yang dinyatakan dalam Rupiah.

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata, Desa Bobojong Kecamatan

Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan April-

(53)

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Cianjur

Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Provinsi Jawa

Barat, dengan jarak sekitar 65 Km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung)

dan 120 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta), dan terletak diantara 6o21’ – 7o25’

Lintang Selatan dan 106o42 – 107o25 Bujur Timur.

Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian

sekitar 7 – 2.962 meter di atas permukaan laut dengan batas-batasnya adalah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta,

b. Sebalah Barat : Kabupaten Sukabumi,

c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,

d. Sebelah Timur : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Kabupaten Cianjur luasnya 350.148 hektar yang terdiri dari tanah sawah

62.894 hektar dan lahan darat 287.254 hektar. Secara Administratif terbagi

menjadi 30 Kecamatan dan 342 Desa dan 6 Kelurahan di wilayah kota Cianjur

yang dikelompokan dalam 3 wilayah yaitu Wilayah Utara, Wilayah Tengah dan

(54)
[image:54.612.127.483.98.485.2]

27

Tabel 2. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Cianjur Menurut Wilayah Pembangunan Tahun 2005

Wilayah Kecamatan Luas Wilayah (km2)

I. Utara 1. Cibeber 130,96

2. Cilaku 60,46

3. Bojong Picung 123,53

4. Ciranjang 37,52

5. Karang tengah 39,25

6. Cianjur 23,44

7. Warungkondang 55,08

8. Gekbrong 40,27

9. Cugenang 65,37

10. Pacet 43,03

11. Cipanas 69,01

12. Mande 105,20

13. Cikalongkulon 126,02

14. Sukaluyu 43,10

15. Sukaresmi 113,31

II. Tengah 1. Tangeunang 114,15

2. Pagelaran 235,50

3. Kadupandak 105,86

4. Cijati 48,74

5. Takokak 135,76

6. Sukanagara 164,84

7. Campaka 139,32

8. Campakamulya 56,11

III. Selatan 1. Agrabinta 168,13

2. Leles 126,64

3. Sindangbarang 167,95

4. Cidaun 320,73

5. Naringgul 243,78

6. Cibinong 243,33

7. Cikadu 155,09

Jumlah 3.501,48

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur, 2005

5.1.2 Penduduk dan Ketenagakerjaan

Kabupaten Cianjur dengan luas wilayah 350.148 ha memiliki jumlah

penduduk sebanyak 2.098.644 orang yang terdiri dari 1.069.408 orang laki- laki

dan 1.029.236 orang perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten

Cianjur pada tahun 2005 sebesar 103,9 yang berarti terdapat 104 orang laki- laki

diantara 100 orang perempuan.

Kelompok umur laki- laki sebagian besar berada pada kisaran umur

10 - 14 tahun sebanyak 150.316 orang yang berarti kebanyakan penduduk

Kabupaten Cianjur berada pada usia sekolah, jumlah penduduk perempuan

(55)

28

dapat menjelaskan lebih rinci tentang kelompok umur serta jenis kelamin

[image:55.612.128.507.151.431.2]

penduduk Kabupaten Cianjur.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2005

No Kelompok Umur

(tahun)

Jenis Kelamin

Jumlah (orang) Laki- laki

(orang)

Perempuan (orang)

1 0 – 4 65.820 96.696 162.516

2 5 – 9 129.344 144.304 273.648

3 10 – 14 150.316 122.692 273.008

4 15 – 19 144.152 76.160 190.312

5 20 – 24 72.616 71.832 144.448

6 25 – 29 69.248 84.584 153.832

7 30 – 34 87.024 87.924 174.948

8 35 – 39 73.080 85.280 158.360

9 40 – 44 87.808 73.952 161.760

10 45 – 49 56.204 54.288 110.492

11 50 – 54 59.604 50.048 109.652

12 55 – 59 26.520 22.424 48.944

13 60 – 64 25.968 22.976 48.944

14 65 – 69 12.984 16.092 29.076

15 70 – 74 22.744 12.548 35.292

16 75 + 15.976 7.436 23.412

Jumlah 1.069.408 1.029.236 2.098.644

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur, 2005

Penduduk Kabupaten Cianjur 54,50 % berstatus sebagai tamatan SD

dengan jumlah 906.228 orang, kemudian 30,20 % adalah tidak atau belum tamat

SD dengan jumlah 502.132 orang, sedangkan ketiga terbanyak berstatus sebagai

tamatan SLTP/ MTs dengan jumlah 7,91%. Status pendidikan lainnya dapat

(56)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi
Tabel 1. Contoh Pendugaan Tingkat Kunjungan Wisatawan di Waduk Cirata Tahun 2001 – 2006
Tabel 2. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Cianjur Menurut Wilayah Pembangunan Tahun 2005
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis dan kesimpulan, usulan yang diberikan untuk perusahaan yaitu menggunakan alat material handling troli konveyor yang bertujuan untuk memperbaiki

Pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan modifikasi media game Adobe Flash konsep untuk pembelajaran matematika konsep angka dan penjumlahan sederhana bagi

Untuk dapat melaksanakan pembelaja- ran kimia dengan hasil yang baik, selain kuri- kulumnya yang harus sesuai, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

(2) menganalisis latar belakang secara empiris pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan industri batik Kota Surakarta. Lokasi Penelitian di Batik

Sudah diketahui bahwa dalam 1 lintasan area cetak mesin Komori Sheet 425 dapat memuat 2 cover, jadi ukuran kertas yang digunakan harus dapat memuat untuk 2 cover tersebut..

Kandungan total flavonoid dan antosianin yang diberikan vinasse, baik melalui daun maupun tanah memberikan hasil yang tidak berbeda dengan tanpa pemberian vinasse

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau kesetaraan persepsi antara mahasiswa akuntansi jenis kelamin laki- laki dan perempuan terhadap faktor pelatihan profesional

(teks) yang sesuai dan memudahkan pembaca, Informasi produk yang lengkap dan jelas, Tersedia informasi mengenai perusahaan (Company Profile), Tersedia fasilitas search,