PENINGKATAN
DIKLAT TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS X TEKNIK
KENDARAAN RINGAN SMK SWASTA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA
TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS X TEKNIK
KENDARAAN RINGAN SMK SWASTA
SINAR HUSNI 2 TR LABUHAN
DELI T.A. 2015/ 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(CTL) PADA SISWA KELAS X TEKNIK
KENDARAAN RINGAN SMK SWASTA
i ABSTRAK
Rahmad Nur Rizky: Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mata Diklat Teknik Listrik Dasar Otomotif Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Sinar Husni 2 TR Labuhan Deli TP 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata diklat Teknik Listrik Dasar Otomotif dan mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan media pembelajaran alat simulasi sistem kelistrikan pada materi system penerangan dan kelengkapan tambahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Swasta Sinar Husni 2 TR Labuhan Deli sebanyak 30 orang. Objek penelitian ini adalah untuk meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning mata diklat teknik listrik dasar otomotif pada materi system penerangan dan kelengkapan tambahan 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siklus I diperoleh 20 siswa (66,67%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 10 siswa (33,33%) lainnya belum tuntas. Nilai rata-rata kelas 69.73 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 66,67%. Pada siklus II yang merupakan perbaikan pembelajaran yang telah diberikan pada siklus I, dari hasil tes belajar siklus II diperoleh 25 siswa (83,33%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 5 siswa (16,67%) lainnya belum tuntas. Nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81.76 dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 83,33%. Jika dibandingkan data dari siklus I dan siklus II maka diperoleh nilai rata-rata pada 20 siswa disiklus I bertambah sebanyak 5 siswa disiklus II menjadi 25 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar berkurang dari 10 siswa yang tidak tuntas disiklus I menjadi 5 siswa di siklus II.
Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa dan mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching And Learning aktivitas dan hasil belajar mata diklat teknik listrik dasar otomotif pada siswa kelas X teknik kendaraan ringan.
ii ABSTRACT
Rahmad Nur Rizky: Increased Activity And Results of a Learning Training Automotive Electrical Engineering Basics Learning Model Using Contextual Teaching And Learning (CTL) Students of Class X Lightweight Vehicle Engineering Private SMK Sinar Husni 2 TR Labuhan Deli TP 2015/2016. Thesis. Faculty of Engineering, University of Medan. 2016
The purpose of this study are: To increase the activity and student learning outcomes in leearning training Basic Automotive Electrical Engineering and determine the extent of the increase in the ability of students to use learning media simulation tool on the material's electrical system lighting system and additional fittings. This research is a classroom action research. The subject of this research is the students of class X SMK Sinar Husni Private 2 TR Labuhan Deli 30 people. The object of this research is to improve the activity and learning outcomes of students with learning model Contextual Teaching And Learning basic electrical engineering training eye on the material automotive lighting system and additional completeness 2015/2016. Based on the analysis results obtained studying the first cycle of 20 students (66.67%) have achieved mastery learning and 10 students (33.33%) are not yet complete. The average value of 69.73 class with the level of completeness in classical 66.67%. In the second cycle which is an improvement of learning that has been given in the first cycle, of the test results obtained by studying the second cycle of 25 students (83.33%) have achieved mastery learning and 5 students (16.67%) are not yet complete. The average value increased to 81.76 classes with classical learning completeness level of 83.33%. If compared to the data from the first cycle and the second cycle of the obtained average value of the 20 students cycled I grow as much as 5 students cycled II to 25 students, while the students who have not completed the study was reduced from 10 students who did not complete cycled I to 5 students the second cycle. For having met the completeness criteria of student learning and increased from the first cycle and the second cycle it can be concluded that the learning model Contextual Teaching And Learning activities and achievement of electrical engineering basic learning training in class X automotive light vehicle engineering.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian alam yang selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mata Diklat Teknik Listrik Dasar Otomotif Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Swasta Sinar Husni 2 TR Tahun Ajaran 2015/ 2016”.
Shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan risalahnya kepada seluruh umat manusia.
Dalam penulisan dan pembuatan Skirpsi ini Penulis banyak mengalami kendala-kendala karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Namun berkat dan usaha penulis yang telah banyak mendapat bimbingan dan
3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin. 4. Bapak Drs. Slamet Riyadi, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin. 5. Bapak Dr. Lisyanto, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif. 6. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Teknik Mesin yang telah memberikan saya
ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
7. Bapak Drs. H. Purwanto, M.Pd. T selaku Kepala Sekolah SMK Swasta Sinar Husni 2 TR tempat penulis melakukan penelitian.
iv
9. Orang tua penulis yang terkasih ayahanda Zulferizal dan ibunda Ernawati yang senantiasa memberikan doa, dukungan moril dan materil serta bimbingan kepada penulis.
10. Teman - teman prodi Pendidikan Teknik Otomotif stambuk 2011 yang memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis, serta masih banyak pihak lain yang membantu namun tidak terucapkan satu persatu, maka penulis mohon maaf.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Allah SWT memberkati dan membalas kebaikan yang telah diberikan.
Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa. Untuk itu Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya Skripsi ini.
Medan, Maret 2016 Penulis,
v
3. Hakikat Mata Diklat dan Hasil Belajar TLDO ... 13
4. Pengertian Model Pembelajaran ... 22
5. Pengertian Contextual Teaching and Learning ... 24
B.Penelitian Yang Relevan ... 33
C.Kerangka Berpikir ... 34
vi TAT III. METKDE PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian... 37
B.Subjek Penelitian ... 37
C.Objek Penelitian ... 37
D.Defenisi Operasional ... 37
E. Prosedur Penelitian ... 38
F. Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Data dan Sumber Data ... 46
2. Teknik Pengumpulan Data ... 46
G.Teknik Analisis Data ... 51
H.Indikator Keberhasilan ... 55
TAT IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN A.Hasil Penelitian ... 56
1. Hasil Tes Belajar ... 56
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 61
3. Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 63
B.Pembahasan ... 66
1. Siklus I ... 66
2. Siklus II ... 75
TAT V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 80
B.Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Nilai Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 3
Tabel 2. Langkah-Langkah Tindakan Setiap Siklus ... 41
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 46
Tabel 4. Pedoman Penskoran Aktivitas Guru ... 47
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 48
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I dan II ... 49
Tabel 7 .Pedoman Konversi Aktivitas Belajar Siswa ... 53
Tabel 8. Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran ... 54
Tabel 9. Daftar Nilai Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 57
Tabel 10. Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa ... 57
Tabel 11. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I ... 58
Tabel 12. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II... 59
Tabel 13. Perolehan Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Suharsimi Arikunto ... 39
Gambar 2. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa ... 58
Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa ... 58
Gambar 4. Diagram Batang Tes Hasil Belajar Siklus I ... 59
Gambar 5. Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 59
Gambar 6. Diagram Batang Tes Hasil Belajar Siklus II ... 60
Gambar 7. Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60
Gambar 8. Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 62
Gambar 9. Diagram Batang Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 62
Gambar 10. Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 64
Gambar 11. Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 64
Gambar 12. Guru Sedang Mengabsen Siswa ... 130
Gambar 13. Siswa Memperhatikan Penjelasan Tentang Model CTL ... 130
Gambar 14. Peneliti membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ... 131
Gambar 15. Peneliti mengobservasi aktivitas belajar setiap siswa ... 131
Gambar 16. Siswa Berdiskusi Menggunakan Model Pembelajaran CTL ... 132
Gambar 17. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ... 133
Gambar 18. Peneliti membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ... 133
Gambar 19. Siswa Sedang mengerjakan soal evaluasi tes I ... 134
Gambar 20. Siswa dengan serius mengerjakan soal evaluasi tes I ... 134
Gambar 21. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok ... 135
Gambar 22. Kelompok mempersentasikan hasil diskusi ... 135
Gambar 23. Siswa melakukan tanya jawab dengan kelompok lain ... 136
Gambar 24. Peneliti mengobservasi aktivitas guru ... 136
Gambar 25. Guru menjelaskan materi pelajaran ... 137
Gambar 26. Siswa melakukan diskusi kelompok ... 137
Gambar 27. Peneliti membagikan soal evaluasi tes II ... 138
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ... 84
Lampiran 2. RPP ... 89
Lampiran 3. Soal Evaluasi Siklus I ... 108
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus II ... 110
Lampiran 5. Daftar Kumpulan Nilai ... 112
Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa ... 113
Lampiran 7. Daftar Hasil Belajar Siklus I ... 115
Lampiran 8. Daftar Hasil Belajar Siklus II ... 117
Lampiran 9. Daftar Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 121
Lampiran 10. Daftar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 123
Lampiran 11. Daftar Aktivitas Guru Siklus I ... 128
Lampiran 12. Daftar Aktivitas Guru Siklus II ... 129
Lampiran 13. Dokumentasi Foto ... 130
Lampiran 14. Surat Penugasan Dosen Pembimbing ... 140
Lampiran 15. Surat Pangajuan Judul ... 141
Lampiran 16. Surat Izin Observasi... 142
Lampiran 17. Surat Balasan Observasi ... 143
Lampiran 18. Surat Pernyataan PTK ... 144
Lampiran 19. Surat Izin Penelitian... 145
Lampiran 20. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 146
1 BABBIB
PENDAHULUANB
B
A. LatarBBelakangBMasalahB
Pendedekan adalah isaha intik mengembangkan potense Simber Daya
Manisea (SDM) melalie kegeatan pembelajaran. Kegeatan tersebit
deselenggarakan pada semia jenjang pendedekan milae dare pendedekan dasar
sampae kepada pendedekan tengge, termasik de dalamnya Sekolah Menengah
Kejirian (SMK) yang memberekan pembelajaran khisis intik menengkatkan
kialetas Simber Daya Manisea (SDM) sesiae dengan program keahleannya.
Pengajaran sebagae aktevetas operaseonal pendedekan delaksanakan oleh tenaga
pendedek.
Giri sebagae tenaga pendedek mempinyae tijian itama dalam kegeatan
pembelajaran de sekolah, yaeti menceptakan siasana belajar yang menyenangkan,
dapat menarek menat dan antiseas seswa serta dapat memotevase seswa intik
senanteasa belajar dengan baek dan semangat, sebab dengan siasana belajar yang
menyenangkan akan berdampak posetef dalam pencapaean hasel belajar yang
optemal. hasel belajar seswa meripakan endekase dare peribahan-peribahan yang
terjade pada dere seswa setelah mengalame proses belajar-mengajar. Dare hasel
enelah dapat delehat keberhaselan seswa dalam memahame siati bahan / matere
pelajaran.
Bahan / matere pelajaran adalah ese yang desampaekan oleh giri dalam
2
memanfaatkan hal –hal yang menjade kesenangan seswa intik deselepkan dalam
melengkape ese dare bahan pelajaran yang desampaekan. Tenti saja tedak
sembarangan, tetape haris sesiae dengan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang
belim pernah dedapatkan dan maseh aseng bagenya, midah deserap bela
penjelasanya dekaetkan dengan apersepse seswa. Mesalnya pada seswa Sekolah
Menengah Kejirian (SMK) Program Keahlean Teknek Kendaraan Rengan (TKR)
kelas sepilih pada mata Deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef (TLDO) yang
meripakan pengalaman pertama intik menerema sesiati yang bari.
Mata Deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef (TLDO) adalah salah sati
mata Deklat Prodiktef yang ada de Program Keahlean Teknek Kendaraan Rengan
de SMK Swasta Senar Hisne 2 TR Medan. Teknek Lestrek Dasar Otomotef
meripakan pembelajaran teknek dan kejirian yang penteng karena Teknek Lestrek
Dasar Otomotef dapat mengantarkan seswa kepada dasar memahame program
prodiktef laennya seperte : mata pelajaran pembentikan.
Salah sati endekator intik mengikir tengkat keberhaselan dalam proses
belajar mengajar dekelas adalah hasel belajar seswa. Hasel belajar seswa ene deikir
selama proses pembelajaran berlangsing. Ujean semester, tigas dan jiga tengkat
kehaderan meripakan beberapa cara intik menentikan nelae dare hasel belajar.
Rendahnya hasel belajar dapat delehat dare nelae rata-rata dengan nelae yang telah
desepakate oleh giri dan pehak sekolah melalie rapat dewan giri. Berdasarkan
pengamatan dan observase langsing yang delakikan oleh penelete terlehat bahwa
perolehan nelae intik mata deklat teknek lestrek dasar otomotef maseh rendah. Hal
3
Otomotef pada Tahin Ajaran 2014/2015 ternyata detemikan ada seswa yang tedak
mencapae KKM, dengan endekase dare 30 seswa sebanyak 17 seswa atai 56% seswa
yang memperoleh kategore tedak tintas KKM (<70), dan 13 seswa atai 43% seswa
telah mencapae KKM dengan rata-rata nelae 72.87. Nelae ene maseh rendah dan de
bawah nelae Kreterea Ketintasan Menemal (KKM) yang desepakate de SMK Swasta
Senar Hisne 2 TR yaeti 70.
Tabel 1.
Daftar Nelae Seswa Tahin Ajaran 2014/2015
Sumber: Daftar Nilai Guru Mata Pelajaran Teknik Listrik Dasar ttomotif 2014/2015
Salah sati faktor yang menentikan intik penengkatan hasel belajar adalah
pengginaan model pembelajaran. Pengginaan model pembelajaran ene besa
menjade salah sati endekator dalam menengkatkan hasel belajar. Giri haris besa
memeleh dan mengajarkan salah sati dare banyak model pembelajaran yang
deaplekasekan dalam bentik proses belajar mengajar.
Mendesaen mata Deklat de SMK intik keperlian proses pembelajaran
tenti bikanlah pekerjaan yang sederhana. Mendesaen model pembelajaran, giri
haris mengiasae matere (content) dan metode pembelajaran (teaching method).
Sebagaemana yang telah deingkapkan Sardeman (2007 : 48) bahwa “Mengajar
adalah siati aktefetas mengorganesase dan mengatir lengkingan dengan baek dan
Kategore Nelae Jimlah Seswa Persentase (%)
Sangat kompeten 90-100 - 0
Kompeten 80-89 6 20,00
Cikip Kompeten 70-79 7 23,33
Tedak Kompeten < 69 17 56,67
4
menghibingkan anak dedek ke dalam lengkingan tersebit sehengga terjade proses
belajar-mengajar.” Namin ada kalanya giri terjebak pada ipaya menghabeskan
matere pelajaran saja dan lipa pada kompetense tijian.
Kirang tepatnya model pembelajaran ene terlehat dare observase penelete
yang delakikan penelete de SMK Swasta Senar Hisne 2 TR. Giri dalam mengajar
maseh mengginakan metode yang kirang tepat dalam mengajar. Metode seperte
ceramah yang monoton lebeh sereng delakikan oleh giri dan tanpa adanya varease
metode laen yang dapat mengaktefkan siasana belajar. Hal ene mengakebatkan
seswa kirang aktef dan kirang terlebat langsing dalam proses pembelajaran. De
sampeng eti, kirangnya enterakse antara giri dengan seswa jiga menjade
permasalahan yang menonjol dalam proses belajar mengajar pada seswa kelas X
Program Keahlean Teknek Kendaraan Rengan SMK Swasta Senar Hisne 2 TR .
Hal ene dapat delehat dare data hasel observase awal yang delakikan oleh
penelete pada Bilan Agistis 2015. Dalam observase awal tersebit, penelete
melakikan observase pada pertemian tatap mika mata Deklat Teknek Lestrek
Dasar Otomotef kelas X terlehat bahwa giri dalam mengajar kirang mengiasae
siasana belajar yang aktef, menarek dan menyenangkan. Proses pembelajaran
hanya terfokis pada kebeasaan giri dalam mengajar pada imimnya, seperte
menjelaskan matere yang monoton, pengelolaan siasana belajar yang kirang dan
seswa tedak deajak intik berpeker bersama tentang matere yang sedang deajarkan.
Oleh karena eti, dediga bahwa kirang tepatnya giri mengajar dengan
5
Pada akhernya hasel belajar mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef kelas X
rendah.
Permasalahan de atas menirit penelete dapat deatase dengan mengginakan
beberapa model pembelajaran yang sidah ada dan sedang berkembang pada dinea
pendedekan Indonesea. Model pembelajaran seperte pembelajaran langsing (Direct
Instruction), pembelajaran kooperatef (Cooverative Learning), pengajaran dan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Intruction) dan maseh
banyak lage model pembelajaran yang dapat deterapkan dalam proses
pembelajaran dapat menengkatkan motevase dan hasel belajar seswa. Salah sati
tepe model pembelajaran yang deanggap paleng tepat intik dapat memotevase
seswa dalam menengkatkan hasel belajar adalah model Pembelajaran kontekstial
(Contextual Teaching and Learning)atai yang lebeh dekenal dengan CTL.
Pendekatan konstektial meripakan konsep belajar yang membanti giri
mengaetkan antara matere yang deajarkan dengan setiase dinea nyata seswa dan
mendorong seswa membiat hibingan antara pengetahian yang demelekenya
dengan penerapanya dalam kehedipan sehare-hare .Dengan konsep eti,hasel
pembelajaran deharapkan lebeh bermakna bage seswa, Proses pembelajaran
alameah berlangsing dalam bentik kegeatan seswa bekerja dan mengalame,bikan
mentrasfer pengetahian dare giri keseswa .Stratege pembelajaran lebeh
depentengkan dare pada hasel.
Pengginaan model pembelajaran CTL deharapkan dapat memotevase seswa
intik memahame makna matere pelajaran yang depelajarenya dengan mengkaetkan
6
memeleke pengetahian ati ketrampelan yang secara reflekse dapat deterapkan dare
permasalahan kepermasalahan laenya.. Penjelasan de atas tentinya menjade daya
tarek penelete intik melakikan peneletean dengan jidil “PeningkatanBAktivitasB
DanB HasilB BelajarB MataB PelajaranB TeknikB ListrikB DasarB OtomotifB DenganB
MenggunakanBModelBPembelajaranBContextual Teaching and Learning (CTL)B
PadaB SiswaB KelasB XB TeknikB OtomotifB DiB SMKB SwastaB SinarB HusniB 2B TRB
TahunBAjaranB2015/B2016”dengan bantian Peneletean Tendakan Kelas (PTK).
B
B. IdentifikasiBMasalahBB
Berdasarkan latar belakang masalah deatas, maka edentefekase pokok-pokok
masalah sebagae berekit :
1. Kirangnya menat belajar mengakebatkan aktevetas belajar seswa menirin,
khisisnya pada mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef
2. Rendahnya hasel belajar mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef pada
seswa kelas X Teknek Kendaraan Rengan De SMK Swasta Senar Hisne 2 TR
Labihan Dele.
3. Mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef maseh mengginakan model
pembelajaran konvenseonal
4. Penerapan model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL)
deharapkan dapat menengkatkan aktevetas belajar dan aktevetas belajar mata
deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan
7
C. PembatasanBMasalahB
Karena keterbatasan wakti dan keefektefan proses peneletean, penelete
memberekan batasan pengkajean sebagae berekit :
1. Peneletean ene hanya deterapkan pada mata deklat Teknek Lestrek Dasar
Otomotef dalam bentik teore, dengan mengginakan model pembelajaran
Contextual Teacing and Learning (CTL) yang terangkim dalam siati
peneletean tendakan kelas (Classroom Action Research)
2. Peneletean ene deterapkan dalam rangka menengkatkan aktevetas belajar pada
mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan
Rengan de SMK Swasta Senar Hisne 2 TR Labihan Dele
3. Peneletean ene deterapkan dalam rangka menengkatkan Hasel belajar pada mata
deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan
Rengan de SMK Swasta Senar Hisne 2 TR Labihan Dele
D. PerumusanBMasalahBB
Berdasarkan latar belakang masalah deatas, terendetefekase bahwa
permasalahan yang dehadape pada pembelajaran deklat Teknek Lestrek Dasar
Otomotef adalah rendahnya aktevetas dan hasel belajar belajar seswa, maka
peneletean ene dapat derimiskan sebagae berekit :B
1. Apakah dengan mengginakan model pembelajaran Contextual Teacing and
8
Lestrek Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan Rengan de SMK
Swasta Senar Hisne 2 TR Labihan Dele
2. Apakah dengan mengginakan model pembelajaran Contextual Teacing and
Learning (CTL) dapat menengkatkan hasel belajar mata deklat Teknek Lestrek
Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan Rengan de SMK Swasta
Senar Hisne 2 TR Labihan Dele
E. TujuanBpenelitianB
Sejalan dengan rimisan masalah seperte yang de sebitkan deatas, maka
tijian peneletean adalah :
1. Untik mengetahie penengkatan aktevetas belajar mata deklat Teknek Lestrek
Dasar Otomotef seswa kelas X Teknek Kendaraan Rengan de SMK Swasta
Senar Hisne 2 TR, dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teacing
and Learning (CTL)
2. Untik mengetahie penegkatan hasel belajar seswa pada penerapan model
pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL) deme penengkatan
hasel belajar seswa pada mata deklat Teknek Lestrek Dasar Otomotef seswa
kelas X Teknek Kendaraan Rengan de SMK Swasta Senar Hisne 2 TR
Labihan Dele
F. ManfaatBpenelitianBB
Dengan tercapaenya tijian peneletean de atas, maka deharapkan hasel
9
1. Bage seswa : sebagae model pembelajaran dalam rangka penengkatan aktevetas
belajar dan hasel belajar
2. Bage giri : sebagae bahan enformase intik memeleh alternatef model
pembelajaran yang sesiae dengan pokok bahasan yang deajarkan serta
menengkatkan kompetense giri dalam merancang atai desaen pembelajaran
3. Bage sekolah : sebagae masikan dalam pembenaan dan penengkatan miti
80 BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
A.B KesimpulanB
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa model
pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan
Aktivitas Dan hasil belajar siswa pada mata diklat Teknik Listrik Dasar Otomotif, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.
2. Peningkatan Aktivitas Dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada siklus I (70%) dan pada siklus II (83,33%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 80% siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi.
81
B.B SaranB
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan adalah :
1) Bagi guru hendaknya mulai membuat variasi dalam pembuatan Model
pembelajaran, salah satunya menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan Aktivitas serta kemampuan hasil belajar siswa.
2) Bagi guru diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin.
82
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2014). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.
Depdiknas, UU RI No. 20. Tahun (2003), Sistem pendidikan Nasional.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syamsul Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmadi & Sunariah, S.N. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: ALFABETA
Sanjaya, W. (2014). Strategi Pembelajaran.Jakarta: KENCANA
PRENADAMEDIA GROUP.
Hamzah & Keysar. (2004). Model Pembelajaran.Gorontalo: BMT Nurul Jannah
Istarani & Ridwan. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif.Medan: CV MEDIA
PERSADA
Prayogo, R. (2012). Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Dasar Elektronik Siswa Kelas X Jurusan Teknik Audio Vidio (TAV) Di SMK N. 1 Pangkatan Kab. Labuhan Batu T.A. 2012/2013. Medan: Skripsi
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suandri, G. (2014). Pengaruh Srategi Pembelajaran Contextual Teaching and
83
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru.