• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTRET KEHIDUPAN ANAK JALANAN (STUDI KASUS ANAK JALANAN DI KOMPLEKS MMTC MEDAN ESTATE).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTRET KEHIDUPAN ANAK JALANAN (STUDI KASUS ANAK JALANAN DI KOMPLEKS MMTC MEDAN ESTATE)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

POTRET KEHIDUPAN ANAK JALANAN

(STUDI KASUS ANAK JALANAN DI KOMPLEKS MMTC

MEDAN ESTATE)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DAPOT PURBA

3103122008

PRODI ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Purba, Dapot. NIM, 3103122008, POTRET KEHIDUPAN ANAK JALANAN ( Study Kasus Anak Jalanan Di Kompleks MMTC Medan Estate). Skripsi, Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untu faktor-faktor yang menyebabkan anak terjerumus menjadi anak jalanan, mengetahui bagaimanan potret kehidupan anak jalanan di Kompleks MMTC Medan Estate, untuk mengetahui bagaimana dampak keberadaan anak jalanan di Kompleks MMTC Medan Estate. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan perdekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori structural fungsional, teori sosialisasi dan kemiskinan kultural ( Culture of Poverty). Informan dalam penelitian ini adalah 12 (dua belas) orang yang bekerja sebagai pengamen, tukang parkir, pengemis dan pedagang asongan.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Menjadi seorang anak jalanan di pengaruhi oleh faktor kemiskinan, faktor ketidak harmonisan keluarga dan faktor teman sebaya dan lingkungan. 2). Potret anak jalanan di kompleks MMTC Medan Estate, memulai pekerjaan mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB, anak jalanan di kompleks MMTC Medan estate berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan, penghasilan anak jalanan di kompleks MMTC di beri kepada orang tua guna untuk membantu perekonomian keluarga.3). keberadaan anak jalanan berpengaruh kepada masyarakat sekitar yaitu dampak positif , menghibur para pengunjung di sekitar kompleks MMTC Medan Estate, dampak negatifnya, memberikan rasa kurang nyaman, membuat keributan terhadap masayarakat sekitar.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Hal yang mendasari penulis mengangkat penelitian ini menjadi bagian dari tugas akhir, didorong oleh ralita sosial berupa banyaknya anak-anak di kompleks MMTC Medan Estate yang bekerja padahal masih dibawah umur. Oleh karena itu adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah terutama untuk a) mengetahui bagaiman potret kehidupan anak jalanan di kompleks MMTC Medan Estate,ii) mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan anak-anak terjerumus menjadi anak jalanan,iii) mengetahui bagaimna pengaruh anak jalanan dilingkungan masyarakat.

Segala puji clan syukur atas kasih Tuhan yang tercurah selalu sehingga pada waktunya skripsi yang berjudul "Potret Kehidupan Anak Jalanan di kompleks MMTC Medan Estate" dapat terselesaikan. Tuhan dan segala cinta dan jalannya yang tak terselami oleh akal pikiran selalu memberi kejutan terbaik bagi hidup.penulis sungguh menyadari tak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa segala penyertaannya.

(7)

iii

Ilmu Sosial. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Stud y Pendidikan Antropologi.

4. Bapak Erond L. Damanik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yyang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih untuk saran-sarannya dan segala koreksi yang sangat detail dan cermat serta ide juga metode yang inovatif.

5. Ibu Dra. Trisni Handayani, M. Si selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji 1 yang turut banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP selaku dosen penguji II yang banyak memberi saran-saran yang memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji III yang telah

banyak memberikan saran-saran yang memotivasi penilis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

iv

9. Teristimewa kepada keluarga tercinta, Ayahanda B. Purba dan Ibunda K.Nadeak, yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi yang tidak terhitung baik secara materi dan non materi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

10.Kepala desa Medan Estate, yang telah memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Kepada seluruh informan yang telah memberikan waktunya untuk becerita panjang lebar guna melengkapi data skripsi ini.

12.Teman-teman tercinta

13.Semua teman antropologi stambuk 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu khususnya yang selalu berjuang dalam menyelesaikan perkuliahan di Prodi. Antropologi Unimed.

Medan, Februari 2016 Penulis

Dapot Purba

(9)

v

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Telaah Pustaka ... 8

B. Kerangka Teori ... 11

1. Teori Struktural Fungsional ... 11

2. Teori Sosialisasi ... 12

3. Kemiskina Kultural (Culture of Poverty) ... 12

C. Kerangka Konseptual ... 16

1. Potret Kehidupan ... 16

2. Konsep Anak ... 16

3. Anak Jalanan ... 18

D. Kerangka Berfikir ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 23

B. Lokasi Penelitian ... 24

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisa Data ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28

1. Sejarah Singkat Medan Estate ... 28

(10)

vi

3. Anak Jalanan di Kompleks MMTC ... 29

4. Latar Belakang Menjadi Anak jalanan ... 37

5. Masalah-Masalah Yang Dihadapi anak jalanan ... 41

6. Perilaku Anak Jalanan... 41

7. Waktu Pekerjaan ... 42

8. Pengaruh Keberadaan Anak Jalanan ... 44

B. Pembahasan Penelitian ... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Implikasi ... 53

C. Saran-saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Uraian Halaman

1. Pengamen di Komplek MMTC ... 30

2. Pedagang Asongan ... 31

3. Pengemis atau Peminta – minta ... 32

4. Anak Jalanan di Komplek MMTC ... 34

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran strategis dan ciri serta sifat-sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Oleh karena itu potensi anak perlu dikembangkan semaksimal mungkin. Mereka perlu dilindungi dari berbagai tindak kekerasan dan diskriminasi agar hak-hak anak dapat terjamin dan terpenuhi dengan begitu, mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan kemampuannya.

Anak perlu dilidungi karena mereka sangat rentan serta potensial menjadi korban kekerasan dan kesewenangan orang dewasa. Perlidungan diberikan agar mereka dapat menjadi anak yang sehat dan sejahtera. Bahkan mereka perlu diberikan perlindungan khusus agar terhindar dari berbagai tindakan dan situasi yang tidak menyenangkan. Dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 15 menyatakan bahwa:

“perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran”.

(13)

2

dijalanan, dan menjadikan jalan sebagai tempat untuk hidup bahkan untuk mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari. Anak-anak jalanan ini dalam kehidupannya sehari-hari harus bekerja membantu orang tua mencari nafkah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dirinya maupun keluarga. Anak-anak seperti ini dapat dilihat dijalanan sebagai pengemis, pengamen, penjual rokok, penjual koran, ojek payung, tukang semir sepatu, tukang parkir, kernet (kondektur) bus antar kota maupun aktivitas lain yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh anak-anak dengan alasan apapun. Sebagian besar anak jalanan harus kehilangan hak pendidikannya, dan terpaksa mengurungkan cita-citanya, karena alasan ekonomi. Alasan ekonomi tersebut merupakan salah satu penyebab anak-anak harus turun kejalanan dikarenakan orang tua tidak mampu memikul biaya-biaya sekolah terutama untuk beli buku, beli pakaian seragam dan keperluan sekolah lainnya.

Faktor lain yang menyebakan anak–anak terjerumus dalam kehidupan jalanan adalah ketidakharmonisan rumah tangga orang tua, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua. Kombinasi dari faktor-fator ini seringkali memaksa anak-anak mengambil inisiatif mencari nafkah atau hidup mandiri di jalanan. Kadangkala pengaruh teman atau kerabat juga ikut menentukan keputusan untuk hidup dijalanan.

(14)

3

perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Anak jalanan adalah sebuah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam. Adapun penyebab adanya anak jalanan adalah selain kemiskinan, sosialisasi yang tidak sempurna dari keluarga dan faktor sosialisasi subkebudayaan yang menyimpang.Tetapi fenomena anak jalanan ini seakan sudah menjadi sahabat karib dari apa yang disebut kemiskinan.

UUD 1945 pasal 27 ayat 2 menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak

terlantar pelihara oleh negara. Kemudian UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Keputusan Presiden RI No. 36 tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Right of The Child. Semua itu jelas menyebutkan

(15)

4

Berkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif. Mereka hidup tidak punya arah dan tujuan, memang ada yang mempunyai keluarga tapi ada juga yang sama sekali tidak punya keluarga. Dikalangan anak-anak yang hidup dijalanan, memang kisah yang menyedihkan dan menguras air mata adalah hal yang biasa sehari-hari. Eksploitasi dan ancaman kekerasan merupakan dua hal yang terkadang sekaligus dialami dan terpaksa dirasakan anak jalanan.

Anak yang bekerja di jalanan dimana mereka sebenarnya masih memilki orang tua dan keluarga, karena faktor ekonomi, kemauan anak, pengaruh lingkungan sehingga mereka memilih untuk bekerja dijalanan. Walaupun sebenarnya sebagian dari orang tua anak jalanan tersebut sanggup untuk memberi nafkah serta menyekolahkan, namun karena faktor tersebut menyebabkan mereka turun ke jalan dan bekerja di jalanan.

Anak jalanan yang telah dipaparkan diatas terdapat juga di kompleks

MMTC Medan Estate. Anak jalanan yang ada di kompleks MMTC Medan

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada kehidupan anak jalanan di kompleks MMTC Medan Estate adalah sebagai berikut:

1. Faktor penyebab anak-anak memilih kehidupan di jalanan. 2. Potret kehidupan anak jalanan di kompleks MMTC.

3. Kondisi kehidupan tempat tinggal, keluarga dan lingkungan anak jalanan

4. Dampak dan pengaruh keberadaan anak jalanan di lingkungan masyarakat

C. Pembatasan Masalah

Potret anak jalanan yang menjadi masalah sosial apalagi di kehidupan yang penuh tuntutan saat ini, dimana anak yang menjadi harapan bangsa sebagai generasi penerus bangsa menjadi kehilangan harapan karena faktor keadaan keluarga,ekonomi dan lingkungan. Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dibatasi pada bagaimana kondisi kehidupan anak jalanan di kompleks MMTC Medan Estate.

D. Rumusan Masalah

(17)

6

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan anak-anak terjerumus menjadi anak jalanan di kompleks MMTC Medan?

2. Bagaimana potret kehidupan anak jalanan di kompleks MMTC Medan Estate?

3. Bagaimana dampak dan pengaruh anak jalanan di lingkungan masyarakat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan anak-anak terjerumus menjadi anak-anak jalanan di kompleks MMTC Medan. 2. Untuk mengetahui bagaimana potret kehidupan anak jalanan di

kompleks MMTC Medan Estate.

3. Untuk mengetahui dampak dan pengaruh anak jalanan di lingkungan masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah dijelaskan diatas, maka dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:

1. Secara Teoritis

(18)

7

yang utama dan terutama bagi kehidupan anak-anak yang menjadi harapan sebagai generasi penerus yang kelak membentuk kepribadian seorang anak.

2.Secara praktis

Secara praksis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada:

a. Terhadap Perguruan Tinggi yaitu memenuhi sebagai salah satu persyaratan guna meraih gelar kesarjanaan S-1 (strata satu) di bidang Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

b. Terhadap Negara, yaitu memberikan masukan kepada pemerintah tentang pemberdayaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.

c. Terhadap Masyarakat yaitu memberikan sumbangan bagi masyarakat sekitar, bahwa anak jalanan itu memiliki hak yang sama. Oleh karena itu mereka harus dilindungi dan tidak memperlakukan mereka sewenang-wenang.

(19)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang anak jalanan khususnya di desa Medan Estate dan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dibawah ini disebutkan poin-poin sebagai simpulan penelitian yakni : 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun

termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

2. Anak jalanan adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi dijalanan. Kegiatan utama ekonomi dijalanan tersebut adalah mengamen, tukang parkir, jual koran, tukang semir sepatu, jual asongan koran, rokok, makanan dan minuman.

3. Anak jalanan merupakan bentuk ketidakberdayaan ekonomi keluarga. Yaitu keluarga tidak didukung secara finansial sehingga berdampak pada seluruh isi keluarga, mencari nafkah sendiri, putus sekolah, menyendiri dari teman sepermainan serta dapat menimbulkan depresi dan frustasi bagi si Anak.

4. Disharmonisasi keluarga dapat memicu anak menjadi anak jalanan. Perceraian yang dibarengi dengan ketidakberdayaan ekonomi, serta ketidakpedulian famili memicu anak untuk menentukan pilihannya sendiri menjadi anak jalanan.

(20)

56

6. Aktivitas anak jalanan adalah untuk mencari nafkah atau pendapatan untuk kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh responden penelitian ini terungkap bahwa tidak satupun yang memiliki tabungan atau paling tidak memikirkan hari esoknya.

7. Faktor anak untuk memilih anak jalanan adalah kebebasan dan kemudahan masuk dan keluar menjadi anak jalanan. Regulasi yang minim dan komunitas anak jalanan ini menjadi simbol identitas anak jalanan bahwa mereka cenderung terbebas dari kekangan regulasi, norma dan etika. 8. Pemilihan lokasi atau kantong anak jalanan didasarkan pada ramainya

masyarakat.

9. Orang tua anak cenderung membiarkan anaknya menjadi anak jalanan. Dampak dari ketidakberdayaan ekonomi keluarga, seolah-olah menjadi legitimasi bagi diri anak untuk memilih dan bekerja di jalanan walaupun dibarengi dengan resiko tinggi.

10.Jenis pekerjaan terburuk bagi anak adalah : anak dilacurkan, anak yang bekerja sebagai pemulung sampah, anak yang bekerja dijalanan, anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

11.Keberadaan anak jalanan sangat berpengaruh terhadap masyarakat yaitu yang positif dan yang negative, yang positif : dapat menghibur para pengunjung di kompleks MMTC Medan Estate

(21)

57

B.Implikasi

Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa anak jalanan merupakan usia sekolah dan bermain. Lebih merupakan tanggung jawab berbagai pihak, bukan hanya keluarga. Karena faktor yang membuat anak menjadi anak jalanan sudah jelas yakni kondisi ketidak berdayaan ekonomi keluaga. Anak yang seharusnya bersekolah dan bermain ini, layaknya harus mengembangkan kreatifitasnya dan bukan mencari nafkah, baik bagi dirinya ataupun keluarganya. Oleh karana itu, setiap ekspresi anak menjadi anak jalanan tersebut seharusnya ditanggapi sebagai reaksi terhadap para orang tua untuk lebih bertanggungjawab kepada anak dan keluarganya.

Lebih dari itu, tanggung jawab pemerintah dan komponen masyarakat lainnya sangat dibutuhkan. Kiranya lintas pendapat dan dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menampung aspirasi anak jalanan. Mengembangkan serta menghindarkan anak dari materialisme dini dengan menjadi anak jalanan membutuhkan penanganan dari berbagai pihak. Bagaimanapun juga, resiko terhadap keselamatan dan kesehatan mereka di jalanan sangat tinggi. Oleh karena itu, pemberian alternatif pekerjaan atau mewajibkan bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya, mungkin lebih baik dan dapat dipaksakan sehingga anak tidak cenderung terlantar.

C.Saran-saran.

(22)

58

diajalanan terutama menyoal keselamatan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga yang konsen dengan anak semestinya membuat suatu regulasi agar kenyataan ini dapat direduksi dengan membuat larangan untuk usia tertentu. Sekaligus memikirkan alternatif lainnya seperti membuat penampungan yang dapat mengembangkan keatifitas dan keilmuan anak.

Anak jalanan mencari nafkah dijalanan mengandung dan memiliki resiko yang tinggi. Oleh sebab itu, setidaknya orang tua yang membiarkan anaknya turun kejalanan diberikan sanksi ataupun peringatan, pemahaman dan pengertian sehingga fenomena anak jalanan tidak menjadi meningkat. Disamping itu, untuk mengatasi masalah anak jalanan Pemerintah harus berupaya membentuk:

1) Program Perlindungan Anak, penyediaan dan atau pemberian pelayanan-pelayanan sosial dasar bagi anak, utamanya yang berasal dari keluarga miskin sehingga hak-hak mereka dapat terpenuhi.

2) Program Rumah Singgah kepada anak-anak jalanan merupakan pemberian kesempatan anak untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal belajar dan bermain sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara optimal dan selaras fisik maupun psikis.

3) Program pelatihan dan pemberian bantuan modal usaha bagi Anak Jalanan. Program ini bertujuan untuk memberi latihan dasar keterampilan bagi anak jalanan dengan tujuan agar anak mampu melakukan usaha ekonomis produktif, misalnya home industri.

(23)

59

pendidikan model seperti Perpustakaan Keliling di mana guru yang mendatangi tempat-tempat yang biasanya digunakan anak-anak jalanan untuk berkumpul serta memberikan materi pelajaran di tempat tersebut

(24)

DAFTAR PUSTAKA Anselm, straus dan Juliet corbin

2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Basrowi, Suwandi

2008. Memahami Penelitian Kualitatif: PT Rineka Cipta.

Irwanto dkk

1995. Pekerja Anak di Tiga Kota Besar: Jakarta, Surabaya,

Medan.Jakarta:Unika Atma Jaya dan Unicef.

James, Spradley

2007.Metode Etnografi.Yogyakarta:Tara Wacana.

Lewis, Oscar

1988. Kisah Lima Keluarga.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moeleong,J Lexy

2006. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rennei,David

2008. Two Thoughts on Abraham Maslow. Jurnal of Humanistic Psychologi.

Ritzer George dan Goodman Douglas

2007. Teori Sosiologi Modern,Jakarta: Kencana Media Group.

(25)

1984. Efektivitas pembinaan organisasi sosial yang dilakukan oleh

departemen sosial.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan sosial,

Departemen Sosial.

Soekanto, Soerjono

1990. Sosiologi Suatu Pengantar,jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono

2008. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabet

Suparlan, Parsudi

1984. Gelandangan Sebuah Konsekuensi Perkembangan Kota.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Surbakti, dkk

1997. Prosiding Loka Karya Persiapan Survey Anak Rawan: Study

Rintisan di Kotamadya Bandung.Jakarta: Kerjasama BPS dan UNICEF.

Suryanto, Bagong

2013. Masalah Sosial Anak.Jakarta: Jakarta kencana.

Skripsi:

Simanullang, Sardita

2013. Kekerasan Terhadap Anak Jalanan (Studi Kasus Di Perempatan

Jalan Kawasan Sekitar Pasar Aksara Kota Medan. Universitas Sumatera

Utara.

Pardede, Yudit Octaria

2008.Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja. Universitas Gunadarma.

(26)

2013. Profil Anak Jalanan di Kota Medan Tahun 2013. Universitas Negeri Medan.

Sumber lain Dayaksini, Tri

2007. Pewaris Nilai Budaya dalam http://dianns.or.id/more.php?id=6010-M20,2007.

http//:academia.edu 2015 diakses tanggal 7 Juli 2015 pukul 00.00)

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dari penelitian ini adalah (1) bagaimana profil kehidupan anak jalanan perempuan di komplek Tugu Muda Semarang (2) Apa faktor-faktor penyebab anak

Dia tidak merasa bahwa pekerjaan sebagai pengamen adalah suatu hal yang hina karena mengamen merupakan pekerjaan yang halal dan tidak merugikan orang lain. Dia juga merasa bahwa

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah eksploitasi anak jalanan sebagai pengamen di kawasan Simpang Lima kota Semarang, sedangkan tujuan dalam penelitian ini

Jika Dabo harus bekerja menjadi pengamen ia tidak akan mendapatkan izin dari ibunya,. karena ia sering dilarang oleh Saima agar tidak bermain

Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu informan utama dan informan tambahan, informan utama dalam penelitian ini adalah 4 orang anak jalanan

 Diduga tingkat pendidikan anak jalanan hanya sampai Sekolah Dasar (SD).  Diduga sebagian besar anak jalanan adalah pengamen.  Diduga alasan anak turun ke jalan karena

Letak anak jalanan sebagai masalah sosial adalah karena dengan menjadi anak jalanan mereka telah kehilangan hak-hak seperti hak untuk sekolah atau mendapatkan

Penelitian dilakukan terhadap 9 (sembilan) orang informan, 7 (tujuh) anak jalanan yang pernah mengalami kekerasan dan 2 (dua) orang informan tambahan, 1 (satu) dari dinas sosial dan