KONSTRUKSI SURAT KABAR TERHADAP INSIDEN MONAS 1 JUNI 2008(
Analisis Framing pada Headline Koran Tempo dan Jawa Pos Edisi 2-8
Juni 2008 )
Oleh: Zaki Khalid Adenan ( 04220222 ) communication science
Dibuat: 2009-11-30 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Surat Kabar, Analisis Framing
ABSTRAKSI
Insiden Monas 1 Juni 2008 dikenal sebagai peristiwa, atas penyerangan organisasi massa Laskar Pembela Islam (LPI) bagian dari Front Pembela Islam (FPI) terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan. Dimana insiden tersebut terjadi dilatarbelakangi oleh adanya kelompok Ahmadiyah yang tergabung dalam massa aliansi kebangsaan, pada peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni 2008 di silang Monas. Dalam kasusnya, Ahmadiyah yang dikenal sebagai kelompok aliran sesat Islam, disebut sebagai faktor pemicu atas terjadinya penyerangan. Sedang penetapan SKB terhadap penganut Ahmadiyah yang seharusnya segera disahkan, hanya menjadi polemik perdebatan di tingkat pemerintahan. Secara kronologis
kejadian tersebut terjadi berawal ketika massa Laskar Pembela Islam (LPI) mengadakan orasi ke jalan menentang kenaikkan harga BBM, secara tidak sengaja massa LPI mendengar ejekan dari kelompok Ahmadiyah yang tergabung dalam massa aliansi kebangsaan untuk memperingati hari kelahiran Pancasila 1 Juni di silang Monas, hingga akhirnya berujung pada insiden tersebut. Dalam porsi pemberitaannyapun mendapat banyak sorotan menandingi pemberitaan tentang Blue Energy dan pesta sepak bola Eropa Euro 2008. Seperti Koran Tempo dan Jawa Pos
menampilkan pemberitaan Insiden Monas 1 Juni 2008, pada halaman depan secara runtut dalam tujuh edisi, pada edisi 2 hingga 8 Juni 2008. Hal demikian yang menandakan adanya tingkat kemenonjolan yang dibangun oleh media hinngga meletakkannya di halaman muka. Mengingat headline atau halaman depan dalam suratkabar menjadi pertimbangan media atas suatu
pemberitaan, bagaimana penonjolan, penekanan bahkan penajaman atas suatu peristiwa yang lebih terlihat pada halaman tersebut akan memberikan nilai keuntungan tersendiri bagi media. Pasca terjadinya Insiden Monas 1 Juni 2008, keesokan harinya tanggal 2 Juni 2008 Koran
Tempo menampilkan judul besar pada headline dengan judul “BUBARKAN FPI”, seperti yang
diketahui Koran Tempo memiliki karakteristik yang berbeda dengan koran Jawa Pos, yakni menampilkan hanya satu berita pada halaman depan (headline). Munculnya judul tersebut menunjukkan adanya penekanan atas pembubaran FPI, yang dikisahkan Koran Tempo sebagai kelompok yang dituding bersalah dan syarat dengan aksi kekerasan. Sedang Jawa Pos
menanggapi peristiwa Insiden Monas 1 Juni 2008, sebagai muatan kasus hukum, yang semestinya segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Adanya perbedaan atas cakupan bahasan yang dikembangkan kedua media tersebut, yakni Koran Tempo dan Jawa Pos terhadap Insiden Monas 1 Juni 2008, menjadi dasar awal bagi peneliti untuk mengadakan penelitian analisis framing (kualitatif). Analisis framing merupakan analisis media yang secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja) dibingkai oleh media.
besar yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur retoris yang nantinya digunakan untuk menganalisis keseluruhan teks berita Insiden Monas 1 Juni 2008.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkliping berita utama (headline) berita-berita mengenai Insiden Monas 1 Juni 2008, yakni pada Koran Tempo dan Jawa Pos dalam kurun waktu 2 Juni hingga 8 Juni 2008. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder guna melengkapi referensi dan untuk memperkuat data primer, yakni berupa buku-buku literatur data pendukung dari Internet seperti artikel maupun profil dari kedua media.
ABSTRAC
Monas incident, June 1 2008 was known as event of Islamic Protector Paramilitary mass organization attack part of Islamic Protector Front (FPI) toward the Nation Alliance for Religious and Faith Freedom. Where the incidence occurred because of the presence of
Ahmadiah group that together in the Nation Alliance Mass, when recall the Pancasila birthday June 1 2008 at Monas cross. In that case, Ahmadiah was known as Islamic deviated group, called as the trigger group for the attack. While the SKB stipulation toward the Ahmadiah follower that should be legitimated, only become the debating polemic at the governmental level.
Chronologically, the event occurred when the Islamic Protector Paramilitary mass conducted oration on the road against the increase of fuel price increase, and unintentionally the mass heard the mock from the Ahmadiah group that together with the Nation Alliance mass to recall the Pancasila birthday June 1 of 2008 at Monas cross, then finally occurred the incident. In the news portion got many highlight that compete with the Blue Energy news and Euro cup 2008, in the headline in seven edition successively, from edition June 2 to 8 2008. It showed the prominence that built by media therefore they placed at the headline. Recall to the headline become a media consideration for a new, how the prominence, emphasis, or event sharpening of the event become more visible at the page will give certain benefit for the media.
After the incident of June 1 2008, the tomorrow day of June 2 2008, Tempo Newspaper showed
headline of “BUBARKAN FPI”, as known the Tempo Newspaper has different characteristic
with Jawa Pos newspaper, only showed one news in the headline. The emergence of the title showed the importance of FPI dismiss, that was explained by Tempo as guilty group and full of violent actions. While Jawa Pos perceived the incident of June 1 2008 as the law content case, that should be followed up by government. The presence of the coverage differences toward the incident become the initial foundation for the researcher to conduct framing analysis
(qualitative). The framing analysis is simple media analysis that can be described as the analysis to know how reality (event, actor, group or anything) that are framed by media.