• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Oleh :

SULLIVAN ADENA SASMITA 122102055

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN” ini telah selesai dikerjakan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Novansyah dan ibunda tercinta Martimi yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc, Ak, CA selaku Pembantu dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Bapak Iskandar Muda. SE,Msi,Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

4. Pimpinan dan seluruh staf PT Perkebunan Nusantara III Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

5. Kepada Orang Tua Tercinta, Novansyah dan Martimi atas cinta dan do’anya yang tidak pernah putus. Terima kasih atas motivasi dan dukungan berupa moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan tugas akhir dengan baik.

6. Kepada abang tersayang, Fajar chawalit dan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Kepada sahabat saya Wanda myra, Dina johan, Egi devara yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

8. Kepada sahabat saya Nilam soraya, Debby akhsa, Monica sinaga, Nurazila, Yolanda reflesya, Deffi hadyani, Geby k.s siregar, yang selalu setia menemani dan membantu saya memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Kepada teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2012 grup B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih

(6)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.

Medan, 2015 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Survey/ Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 6

A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Discription ... 16

D. Jaringan Usaha ... 33

E. Kinerja Usaha Terkini ... 35

F. Rencana Usaha ... 36

(8)

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 38

B. Faktor-faktor penyusutan aktiva tetap ... 39

C. Jenis-Jenis aktiva Tetap ... 40

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 45

E. Cara Perolehan Aktiva Tetap Dan Cara Penghapusan Aktiva Tetap ... 50

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara ditempuh dalam hal perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit jangka panjang, pembelian dengan surat surat berharga, pertukaran, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau uang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancer. Jika aktiva lancer dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan

(12)

penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur disuatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.

Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem aktiva tetap. Sistem aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem aktiva tetap yang disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam hal perolehan, pencatatan, penggunanaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III”

B. Rumusan Masalah

(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III telah berjalan dengan baik.

Penelitian yang telah dilakuakn peneliti pada PT Perkebunan Nusantara III diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi perusahaan, dan bagi peneliti lain.

a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III Medan

b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi penelitian lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap.

D. Rencana Penulisan

[image:13.612.126.500.520.702.2]

1. Jadwal Survei / observasi

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir N

O KEGIATAN

Apr-15 MEI 2015 I II II

I I

V I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin riset 4 Pengajuan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

(14)

2. Rencana Isi

Rencana isi terdiri dari empat bab yaitu pendahuluan, profil PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III, sistem akuntansi aktiva tetap pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III dan penutup dimana setiap bab saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, jadwal survey / observasi, rencana isi.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, struktur organisasi, job description, kegiatan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

(15)

jenis aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, cara perolehan dan penghapusan aktiva tetap.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III(PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

(17)

disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2013 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap pola target of stra tegic of business a s usual menjadi pola ta rget of strategic of business. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transormasi bisnis unit. Usaha melalui instruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manager setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

(18)

Maksud dan tujuan Perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintag dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sector perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas :

a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional melalui upaya meningkatkan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport sekaligus dalam rangka meningkatkan eksport nova migas.

b. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.

c. Memelihara kelestarian SDM dan lingkungan, air dan kesuburan tanah Berikut ini adalah Susunan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berikut :

Visi dan Misi Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan usahanya. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Visi

(19)

2. Misi

a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan. c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan

mengembangkannya. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal. d. karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya

secara optimal.

e. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

f. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

g. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

Tata Nilai Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis sebagai berikut:

1. Proa ctivity (Proaktif)

Selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi gkin terjadi.

(20)

Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.

3. Team Work (Kerjasama)

Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Innova tion (Perubahan)

Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metode dan produk baru.

5. Responsibility (Bertanggung Jawab)

Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

Paradigma Baru

Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III bertekad mewujudkan paradigma bisnis baru sebagai berikut:

1. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan.

2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.

(21)

4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human) dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan.

6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik, dan menjadi panutan.

7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

8. Efektifitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.

10. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.

11. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu.

(22)
[image:22.612.236.394.107.283.2]

Gambar II.1

Logo PT Perkebunan Nusantara III

1. Gambar duabelas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technology, green business dan ramah lingkungan.

(23)

3. Gambar dua meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka tiga melambangkan bahwa PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna oranye bermakna produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III untuk mewujudkan visi dan misi PTPN III yang telah dicanangkan bersama dengan ditunjang oleh lima tata nilai, duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang dimiliki PTPN III.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagian yang menggambarkan jaringan hubungan yang menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat dalam perusahaan. Struktur organisasi yang baik jika dikaitkan dengan pengawasan adalah struktur organisasi yang menggambarkan secara tegas garis, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi.

(24)

jawab pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain organisasi berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan demikian struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu tim kerja yang kompak dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

(25)
[image:25.792.110.728.135.436.2]

Gambar II.2

Struktur Organisasi PTPN III Medan RUPS

DEW AN

DIREKTUR

DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR

PEM ASARAN& DIREKTUR KEUANGAN

DIREKTUR SDM & UM UM

BAGIAN TANAM AN

BAGIAN TEKN IK

BAGIAN TEKNOLOGI KOM ITE AUDIT

BAGIAN SPI

KOM ITE PEM ANTAU

BAGIAN SDM BAGIAN KOM ERSIL

BAGIAN TI/ TB & M ANAJEM EN RISIKO

BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN SEKRETARI AT

Garis Komando Operasional Garis Komando Fungsional Garis Koordinasi

BAGIAN HUKUM BAGIAN UM UM

BAGIAN PKBL

BAGIAN

BAGIAN BAGIAN

(26)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi tersebut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham (RUPS) merupakan pimpinan tertinggi

yang membawahi dewan komisaris, direktur, serta setingkat dibawahnya.

Tugas dan wewenang rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai berikut:

a. Mengangkat dan menghentikan dewan komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset

perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi dewan komisaris dalam melakukan tugas yang telah

dibedakan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas

untuk mengawasi direktur utama.

b. Membantu pimpinan menginvestasikan dana perusahaan.

3. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama

atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan

menjaga harta perusahaan. Tugas dan wewenang direktur utama sebagai

(27)

a. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran

perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh rapat umum

pemegang saham (RUPS), mentri pertanian selaku kuasa umum

pemegang saham dan dewan komisaris.

b. Menetapkan langkah-langkah pokok melaksanakan kebijakan

perusahaan di bidang produksi teknik, pengolahan, tenaga manusia,

keuangan dan pemasaran.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota direksi dan

mengawasi secara umum.

d. Bersama-sama anggota direksi lainnya perusahaan di dalam dan di

luar pengadilan.

e. Bertanggung jawab kepada rapat umun pemegang saham melalui

dewan komisaris.

4. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik dan teknologi yang berkaitan

dengan fungsi tersebut di atas. Tugas dan wewenang direktur produksi

sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam

(28)

b. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit

usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (kultur teknis)

produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang

tercantum dalam kebijaksanaan direksi.

d. Melaksanakan rencana-rencana rehabilitas dan investasi di bidang

tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit

usaha yang telah ada.

5. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi

kepala bagian keuangan, bagian akuntansi dan bagian pelelangan. Tugas dan

wewenang direktur keuangan sebagai berikut:

a. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

b. Mencari dan memanfaatkan dana.

c. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan

mempunyai posisi keuangan yang baik.

6. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

Direktur sumber daya manusia/umum tugasnya adalah mengkoordinir

kepala bagian sumber daya manusia, bagian umum, bagian PKBL dan bagian

hukum. Tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia/umum sebagai

(29)

a. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang

pengembangan sumber daya manusia dan mengadakan pengkajian

sumber daya manusia.

b. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan

agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.

7. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir

kepala bagian komersil, bagian TI/TB dan manajemen resiko, bagian

perencanaan pengembangan bisnis hilir, dan bagian perencanaan dan

pengembangan bisnis hulu. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan

pengembangan sebagai berikut:

a. Melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan

dari perusahaan.

b. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

c. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri.

8. Kepala Bagian Tanaman

Tujuan jabatan kepala bagian tanaman adalah membantu direktur

produksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama perencanaan,

monitoring dan evaluasi dibidang tanaman yang meliputi eksploitasi dan

investasi (tanaman karet, kelapa sawit, tanaman pangan dan konservasi)

(30)

sumber daya perusahaan yang ada untuk mencapai kinerja optimal dengan

tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian tanaman adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standard, RJP/RKAP/RKO

bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi

RJP/RKAP/RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan

kondisi real untuk diusulkan ke direksi.

b. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman

berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke

Direksi agar perusahaan memiliki arah yang jelas untuk dituangkan

dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).

c. Mengevaluasi perencanaan strategis perusahaan di bidang tanaman

(Investasi dan Eksploitasi) jangka pendek dan jangka panjang.

d. Mengevaluasi implementasi inovasi di bidang tanaman.

9. Kepala Bagian Teknik

Tujuan jabatan kepala bagian teknik adalah membantu direktur

produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama

perencanaan, monitoring dan evaluasi di bidang teknik yang meliputi

eksploitasi dan investasi mesin instalasi, sipil/ traksi dan alat berat untuk

meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan tata kelola yang baik. Tugas

(31)

a. Mengevaluasi kebijakan dan norma standard RKAP (Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan) dan RKO bagian teknik sesuai instruksi kerja.

b. Menjamin dan mengevaluasi pengujian sarana dan metode baru bidang

teknik.

c. Mengevaluasi pengusulan sarana dan metode baru bidang teknik.

d. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk

peralatan/instrument kontrol unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.

e. Menjamin dan mengevaluasi informasi perkiraan harga, rencana kerja,

spesifikasi teknis dan syarat kerja teknis.

10.Kepala Bagian Teknologi

Tujuan jabatan kepala bagian teknologi adalah membantu direktur

produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk

mengefektifkan sumber daya, sistem dan teknologi dalam pencapaian Visi,

Misi dan Target Perusahaan (RKAP/RKO). Tugas pokok bagian teknologi

adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO Pengolahan Kelapa Sawit dan

Karet dari PKS dan PPK, meliputi produksi, biaya pengolahan serta

investasi (peralatan laboratorium dan pengendalian

lingkungan/limbah) berdasarkan potensi, kondisi realisasi pabrik serta

(32)

b. Mengevaluasi RKAP dan RKO Bagian Teknologi berdasarkan

rencana kebutuhan tenaga kerja serta pemakaian alat-alat

kantor/perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk operasional

Bagian Teknologi.

c. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan titip olah inti sawit dengan

pihak ketiga.

d. Mengevaluasi kegiatan pengendalian lingkungan/limbah di kebun/unit

untuk jangka pendek dan jangka panjang untuk pemenuhan dan

penaatan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.

e. Mengevaluasi dan melaporkan kepada direksi perihal produksi

pengolahan kelapa sawit dan karet setiap hari.

11.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Tujuan jabatan kepala bagian sumber daya manusia adalah

melaksanakan fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya manusia

melalui implementasi sistem-sistem SDM berbasis kompetensi atau

Competency Ba sed Human Resources Management System (CBHRM) untuk

menciptakan sumber daya manusia sebagai Capita l Intellectua l. Tugas pokok

bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi RKAP/RKO Bagian SDM secara berkala dengan

memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran

(33)

b. Mengevaluasi pelaksanaan proses a ssessment untuk tujuan rekrutmen,

pemetaan dan promosi dengan menyusun program dan metode

a ssessment sesuai kebutuhan agar menghasilkan data yang akurat

untuk bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.

c. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency

Level Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui

kesesuaian antara kompetensi individu dengan kompetensi yang

dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem

pengembangan dan remunerasi.

d. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang

disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan

melalui analisa hasil individua l development plan dan mengevaluasi

pelaksanaannya.

e. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sha ring yang

efektif antar karyawan untuk mendukung terjadinya pemerataan

knowledge karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.

12.Kepala Bagian Umum

Tujuan jabatan kepala bagian umum adalah melaksanakan fungsi

manajemen dalam rangka penyediaan fasilitas pelayanan umum meliputi

pendidikan, kesehatan dan akomodasi transportasi perusahaan. Tujuan bagian

(34)

a. Menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi RKAP/RKO urusan

umum/K3, kesehatan dan URTA secara berkala dengan memantau

realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang real

tentang pemakaian biaya di urusan tersebut.

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial, keagamaan, olahraga,

EBTA madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.

c. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,

Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.

d. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan

termasuk sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit,

klinik dan lain-lain.

e. Mengevaluasi keseluruhan kinerja operasional rumah sakit, pedoman

administrasi bidang kesehatan serta norma-norma dan standard

pelayanan bidang kesehatan dan obat-obatan.

13.Kepala Bagian PKBL

Tujuan jabatan kepala bagian PKBL adalah melaksanakan fungsi

manajemen dalam rangka penyelenggaraan PKBL sesuai Permen BUMN No.

PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 untuk mewujudkan citra

perusahaan (corpora te image) yang positif pada masyarakat sekitar wilayah

usaha PTPN-III khususnya dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya.

(35)

a. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA dan RKO

bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan

kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

b. Mengevaluasi Laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan,semester

dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Meneg BUMN

No.: SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.

c. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan mempedomani Permen

No.PER-05/MBU/2007 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para

mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh

tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat

kemacetan piutang.

e. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara

lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan

dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat

dikembalikan tepat waktu.

14.Kepala Bagian Hukum

Tujuan jabatan kepala bagian hukum adalah melaksanakan fungsi

manajemen dalam rangka penyelenggaraan sistem hukum, keamanan dan

pertanahan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tugas pokok

(36)

a. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah

terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

b. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang –

undangan telah terlaksana dengan baik.

c. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum

untuk kepentingan perusahaan.

d. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di

tingkat perusahaan.

e. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya

sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di

bagian/DM/kebun/unit.

15.Kepala Bagian SPI

Tujuan jabatan kepala bagian SPI adalah melaksanakan fungsi

manajemen untuk menjalankan strategi pemeriksaan dengan tujuan

memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah memadai

dan berjalan sesuai dengan ketentuan, sekaligus menjadi mitra dalam

penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan dengan memberikan nilai

tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan. Selain itu juga

berperan sebagai consultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan

prinsip-prinsip Good Coorpora te Governance. Tugas pokok bagian SPI

(37)

a. Mengevaluasi dan mengajukan program kerja audit tahunan yang telah

disusun kepada direktur utama untuk mendapat persetujuan dan

menyampaikan kepada Meneg BUMN dengan tembusan kepada

dewan komisaris.

b. Mengevaluasi program pelaksanaan audit rutin.

c. Mengevaluasi laporan hasil audit rutin dan menyampaikan kepada

direktur Utama, Komite Audit dan Audit.

d. Mengevaluasi dan menyetujui program dan pelaksanaan audit

khusus/investigasi sesuai penugasan dari direktur utama.

e. Menyetujui laporan hasil audit khusus/investigasi dan menyampaikan

kepada direktur utama.

16.Kepala Bagian Keuangan

Tujuan jabatan kepala bagian keuangan adalah membantu direktur

keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan visi &

misi perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan dan evaluasi RKAP /

RKO, memberdayakan sumber daya keuangan, serta mencari sumber

pendanaan eksternal yang kompetitif dan ekuitas secara optimal guna

mewujudkan kinerja keuangan perusahaan. Tugas pokok bagian keuangan

(38)

a. Mengevaluasi draft penyusunan RKAP dan RKO bagian keuangan

kepada direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar bagian dan

kebun/unit.

b. Mengevaluasi keuangan perusahaan secara cost effectivenes untuk

menjaga kondisi keuangan perusahaan yang sehat.

c. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit dengan cara

screening uang kerja yang diajukan kebun/unit sesuai kebutuhan.

d. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian

terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga

keseimbangan ca shflow.

e. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap aset

perusahaan dengan cara inventarisasi asset yang berisiko tinggi untuk

meminimalisir risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti

rugi.

17.Kepala Bagian Akuntansi

Tujuan jabatan kepala bagian akuntansi adalah membantu direktur

keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyusunan

dan penyajian laporan keuangan perusahaan serta memberdayakan aktiva,

kewajiban dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan

(39)

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO bagian akuntansi untuk

diteruskan ke direksi.

b. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan

keuangan konsolidasian interim dan tahunan dengan cara mereview

proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan

sta keholder lainnya.

c. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta

kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan

keputusan manajemen.

d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan/proses akuntansi

dengan cara mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan

beban sesuai dengan PSAK.

e. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan

cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.

18.Kepala Bagian Pelelangan

Tujuan jabatan kepala bagian pelelangan adalah membantu direktur

pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses

pelelangan/seleksi pengadaan barang dan jasa serta memberdayakan sumber

(40)

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk

kebutuhan operasional bagian pelelangan dan selanjutnya diajukan ke

bagian keuangan.

b. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan

membuat penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian

pelelangan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses

persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.

c. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk

kelancaran operasional bagian pelelangan.

d. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses

pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternatif

sistem yang efektif dan efisien.

e. Memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh Auditor untuk

keperluan audit, baik internal maupun eksternal sehingga auditor

memperoleh bukti audit yang valid dengan tujuan audit.

19.Bagian Komersil

Tujuan bagian komersil adalah membantu Direktur Pemasaran dalam

melaksanakan fungsi-fungsi managemen sesuai dengan visi & misi

perusahaan yang berkaitan dengan Penjualan dan Pengadaan Barang & Jasa

secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan , optimalisasi harga,

(41)

kas masuk dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian komersil

sebagai berikut:

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) & RKO

bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring stra tegic planning

dan RJP bagian komersil.

b. Mengevaluasi dan mernjamin program dan strategi penjualan,

kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.

c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk

datim yang dijual melalui PT. KPBN dan bursa berjangka Jakarta.

d. Mengevaluasi harga Idea price penjualan CPO CSPO, CPO Non

CSPO dan limbah padat/eks rekening. 300 dan penjualan CPO CSPO

dan CPO non CSPO melalui bursa berjangka Jakarta.

e. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui

kantor lelang negara.

20.Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Risiko

Tujuan jabatan kepala bagian TI & transformasi bisnis/CMR dan

manajemen risiko adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam

mengimplementasikan PTB perusahaan termasuk teknologi informasi melalui

upaya strategi (strategic initia tive) Sistem Manajemen PTPN III serta

Manajemen Resiko. Tugas pokok bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan

(42)

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan

cara mengevaluasi kinerja dan membandingkan pencapaian RKAP

tahun sebelumnya untuk menetapkan program dan rencana kerja.

b. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam

pelaksanaan Transformasi Bisnis dengan cara membadingkan KPI

dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.

c. Merencanakan, menyusun program dan a ction plan dari Strategic

Initia tive PTB dan manajemen resiko dengan cara mereview

pencapaiannya agar strategic target dapat tercapai.

d. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian KPI tahun

sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI

yang objektif.

e. Menganalisa dan mengevaluasi program dan a ction plan dari Stra tegic

Initia tive PTB dan manajemen risiko melalui rapat dan forum grup

diskusi sehingga program dan action plan dapat dipahami.

21.Kepala Bagian Pengembangan

Tujuan jabatan kepala bagian pengembangan adalah melaksanakan

fungsi manajemen dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja

operasional pengembangan bisnis dan industri yang berbasis perkebunan

sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tugas pokok

(43)

a. Merencanakan program, target yang akan dicapai, ditindaklanjuti dan

evaluasi serta identifikasi kebutuhan sumberdaya untuk

pengembangan bisnis dan industri.

b. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal

dan pembangunan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan

bisnis dan industri.

c. Melakukan survei dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis

dan industri termasuk pembangunan kebun plasma di sekitar unit

usaha perusahaan.

d. Merencanakan dan menyusun kebutuhan dan sumberdaya dalam

melaksanakan pengembangan areal, bisnis dan industri.

e. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.

22.Kepala Bagian Sekretariat perusahaan

Tujuan jabatan kepala bagian sekretariat perusahaan adalah Membantu

Direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terkait bidang tugas

penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan perusahaan dan memfasilitasi

kegiatan Direksi dengan sta keholders, yang berhubungan dengan pengaturan

arus informasi antara perusahaan dengan sta keholders. Tugas pokok bagian

sekretariat perusahaan sebagai berikut:

a. Mengevaluasi RKAP/RKO dan RJP agar target kinerja yang

(44)

b. Menjamin dan mengawasi dalam pelaksanaan prosedur pemakaian

uang kerja bagian sekretariat perusahaan, kantor penghubung Jakarta

termasuk uang kerja dewan komisaris agar tercipta cost efectiveness.

c. Menjamin terbentuknya citra perusahaan (Corpora te Image) yang

positif dan hubungan baik dengan sta keholders agar citra perusahaan

dapat meningkat.

d. Mengevaluasi pelayanan pada stakeholders atas setiap informasi yang

dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi perusahaan agar diperoleh

informasi yang benar dan akurat.

e. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan

aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis

terkait dan melakukan updating setiap bulannya sehingga diperoleh

data yang akurat.

f. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3K).

D. Jaringan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam bidang

usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan

melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun plasma maupun

dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan

komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di

(45)

yang diolah PT Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan berupa komoditi

kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk

mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di

Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk

menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak sawit

dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi

pendapatan perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti

sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional

dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti

sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan

perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan

sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat

waktu kepada pembeli.

2. Karet – Lateks, Crumb Rubber dan Rubber Smoke Sheet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu

tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu

(46)

internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Yea r,

Firestone, Hankook dan lainnya.

3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber

Article, Rubber Cownat, Conveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin

Pabrik industri hilir karet didirikan pada tahun 1965 untuk mengantisipasi

perubahan fluktuasi pada karet alam dan persaingan kuat karet sintesis PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas pengolahan

yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article,

Rubber Cowna f, Coveyor Belt, Rubber Ka rlet dan Resin adalah produk utama

pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries

Standa rd (SII) Certifica te, Interna tional Quality Certificate ISO 9001: 2000 dan

ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja perusahaan tahunan tahun 2013 berdaskan Nomor Surat

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002

tanggal 04 Juni 2002 dan Keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Tahun Buku 2013, tanggal 17 Januari 2013 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP

Nomor:S-634/MBU/2013 tanggal 09 Oktober 2013 adalah sehat – AA (double A)

(47)

1. Nilai skor aspek keuangan 61,50

2. Nilai skor aspek operasional 13,00

3. Nilai skor aspek administrasi 15,00

Total nilai skor 89,50

Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk

tahun 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.

1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas

anak (konsolidasi) per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset dan

liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar, dibanding RKAP-P per 31

Desember 2013 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91

milyar atau 8,90% dan dibanding pe 31 Desember 2012 sebesar Rp

10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau

7,91%.

2. Jumlah penerimaan penjualan (termasuk anak perusahaan) dalam tahun

2013 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III

dan entitas anak (konsolidasi) sebelum PPh sebesar Rp 601.188 juta dan

laba setelah PPh sebesar Rp 367.304 juta.

3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2013 memberikan

kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba

(48)

4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2013 sebesar USD$

71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.

5. Penerimaan negara dari pasal 29 (kini) atas laba operasional tahun 2013

sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2012 sesuai

keputusan RUPS dan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2013 sebesar Rp 311.818 juta.

6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan

kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan

taraf hidup karyawan dan petani.

F. Rencana Usaha

Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuang

dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan

(RJPP). Strategi usaha 2013, yaitu:

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergi yang efektif dengan mitra

strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap

kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.

3. Mematuhi aturan SHE-Sa fety, Health dan Environment-keselamatan,

(49)

4. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost

effective.

5. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan

paradigma baru.

Rencana Jangka Panjang (RJP) PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

tahun 2010-2014 (sebelum RUPS) disusun selain untuk memenuhi permintaan

pemegang saham, sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

No:KEP-102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, juga merupakan rencana strategis

(50)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur prosedur yang saling

berhubungan yang disususn sesuai skema yang meyeluruh untuk melaksanakan

suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001;106)

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengolahan

perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani

transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan”.

Aktiva tetap pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

terdiri dari asset tanaman , aset non tanaman, bangunan rumah, bangunan

perusahaan, mesin, dan instalasi jalan, jembatan dan saluran air ,alat

pengangkutan, alat alat pertanian dan inventaris kecil dan instalasi persemaian

dan asset lain seperti HGU,HGB Beban Penelitian&Pengembangan dan beban

sertifikasi

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,

(51)

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual

kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena

kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva aktiva tetap disebut dengan

aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang

tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan

(depreciable),mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin seerta peralatan

lainnya ataupun sumber-sumber alam.

Menurut Sofyan Syafri (1999;221)

“aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva

tetap dicantumkan dineraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land,

building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and

equipment atau aktiva lain-lain”.

B. Faktor-Faktor Penyusutan Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin

pembukuan yang sederhanasampai dengan komputer. Penyusunan system

akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa

faktor yang penting sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat

(52)

diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan

kualitas yang sesua.

2. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman

yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga

keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik

perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan

prinsip-prinsip pengawasan intern.

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti

bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan

sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan

benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

C. Jenis-jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan

karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara

umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang,

yaitu:

a. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.

Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Aktiva Berwujud (Tengible Fixed Asset)

(53)

2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, Dan lainnya.

b. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui

apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga

perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang

umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya

kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : Tanah untuk letak

perusahaan, pertanian, dan perternakan.

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya bias digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti

bangunan, mesin, alat alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa

penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis,

seperti : Sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan

biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari aktiva tetap

(54)

manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva

tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan

terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut:

1. Deprecia ted Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva

tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris,

jalan, dan sebagainya.

2. Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu

aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti : Tanah

d. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi

berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat

berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam

akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan,

pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya

bangunan yang di anggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang

dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai

lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan

(55)

a. Harga beli

b. Ijin dari pemerintah

c. Komisi pialang

d. Fee nama baik

e. Biaya survey

2. Tanah

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki

perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti

gedung kantor, toko, gedung pabrik, perumahan, dan

bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan-bangunan dicatat sebesar harga bangunan-bangunan itu siap

dipergunakan. Pencatatanya harus terpisah dari tanah yang menjadi

lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara

lain:

a. Fee arsitek

b. Biaya asuransi

c. Ijin dari pemerintah

d. Bea balik nama

3. Mesin

mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perushaan dalam kegiatan

proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan

(56)

termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang

bersangkutan.adapun biaya yang di tanggung perushaan untuk

memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum digunakan.

b. Sewa mesin

Kendaraan

Kendaraann adalah sarana angkutan orang atau barang yang

dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompokaktiva

tetatp yaitu : semua jenis kendaraan seperti alat pengagnkutan ,

meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

4. Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional

alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang

jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti investaris

gedung dan lain-lain. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain:

a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)

b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)

5. Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai

pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu

perushaan. Inventaris kantor dapat berupa :

a. Mesin tik

(57)

c. Perabot kantor

d. Meja tulis

e. Telepon

f. Pulpen

g. Pensil

h. Penggaris

i. Dan lain-lain

6. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium

membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, roil,

pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Ada beberapa jenis aktiva yang dimiliki PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III antara lain :

a. Tanah

b. Bangunan

c. Mesin

d. Kendaraan

e. Peralatan kantor

f. Komputer

(58)

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali

tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian,

harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban

secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat

secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam

menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini

dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi

aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :

“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan

dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dibagi dalam

dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan

keausan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen-elemen.

2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan (inadequancy) dan

(59)

Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya

unutk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi.

Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan

besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode garis lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti

beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi unsure aktiva

tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga

pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur

ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus:

Ha rga perolehan – nilai ekonomis Umur ekonomis

Contoh : sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp

3.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp

645.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

Rp 3.900.000 – Rp 645.000 5

= Rp 651.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi

akan tampak :

Beban penusutan mesin Rp 651.000

(60)

2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo mnurun menghasilkan beban penyusutan periodik

yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara

menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan presentase

penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan

akumulasi penyusutan)

Contoh : sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan

harga perolehan Rp 30.000.000 nilai residu Rp 10.000.000, umur

ekonomis 10 tahun.

Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 10

= Rp 2.000.000

Tarif Ganda = 100% 10

= 20%

Maka besarnya penyusutan setiap tahu, dapat dihitung sebagai berikut :

Tahun I = 20% X Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000

Tahun II = 20% X( Rp 30.000.000 – Rp 6.000.000)

= Rp 19.200.000

Tahun III = 20% X (Rp 24.000.000 – Rp 19.200.000)

(61)

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi

dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat

dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban

penyusutan tiap-tiap periode belum tentu sama.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp

2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan

80.000 unit produk.

Maka beban penyusutan per satuan produksi :

Rp12.000.000 – Rp 2.000.000

80.000

=Rp 125

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu

dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan

adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin

tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban

penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000.

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti

yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan penyusutan

periode akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena

(62)

aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka

tahun dihitung dengan rumus :

Jumlah angka tahun = =

N = Lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)

Contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai

residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutan tiap tahun adalah :

Tahun I = 5/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 5.000.000

Tahun II = 4/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 4.000.000

Tahun III = 3/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 3.000.000

Tahun IV = 2/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 2.000.000

Tahun V = 1/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.000.000

Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, semua aktiva

tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis

luru/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya

penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih

digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan

semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap

aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva

tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap

(63)

E. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP DAN PENGHAPUSAN

AKTIVA TETAP

I. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian,

pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk

dipakai dalam proses kegiatan. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui

berbagai cara, misalnya:

1. Pembelian Tunai

2. Pembelian dengan harga tergabung

3. Pembelian angsuran

4. Sewa guna usaha

5. Pertukaran dengan aktiva lain

6. Pertukaran dengan sekuritas

7. Dibangun sendiri

8. Donasi atau Sumbangan

1. Pembelian Tunai

Nilai perolehan aktiva tetap yang di dapat melalui transaksi

pemeblian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar

dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam

hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan

(64)

diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak

dimanfaatkan.

2. Pembelian dengan harga tergabung

Perusahaan bias saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan

jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan

pendekatan sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga

tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aktiva ditetapkan

sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan

ahli.

3. Pembelian Angsuran

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian

secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara

angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4. Sewa guna usaha pembiayaan

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan

dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh

suatu perusahaan untuk satu jangka waktu tertentu berdasarkan

pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi

perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan

(65)

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan:

a. Sewa guna usaha dianggap sebgai persetujuan sewa menyewa .

adalah kegiatan sewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk

mempunyai hak opsi untuk memebeli objek sewa guna usaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan

(finance lea se), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa

guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai opsi untuk membeli

objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati

bersama.

5. Pertukaran dengan aktiva lain

Ada dua jenis pertukaran yang teerjadi, yaitu :

a. Pertukaran dengan aktiva yang sejenis

Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva

tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan

kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya

pertukaran.

b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Misalny, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung dan

lain-lain. Perbedaan antara nilali buku aktiva tetap diserahkan dengan

nilai yang wajar yang digunakan sebagai dasar perencanaa aktiva

(66)

dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi yang

terjadi harus diakui sebagai laba rugi pertukaran aktiva tetap.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran

dengan surat surat berharga atau sekuritas yagn diterbitkan oleh

perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang mapun

sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan altiva yang didapat

melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi

b. Harga pasar yang didapat

7. Dibangun sendiri

Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva

tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara

membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang

mendorong perusahaan untuk membangung atau membuat sendiri aktiva

tetap yang diperlukan untuk menjalakan operasinya:

a. Memanfaatkan fasilitas yang mengaggur

b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas kondtruksi yang lebih tinggi

(67)

Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian,

aktiva yang dibuat atau di bangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai

perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk

membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.

8. Donasi atau sumbangan

Di dalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada

pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa

satu arah. Terhadap aktiva yang di dapat atau dikorbankan dalam

transaksi non respirokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan

harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT.

PERKEBUNANA NUSANTARA III MEDAN pada umumnya

memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai.

II. PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP

Perusahaan mengambil suatu kebijakan untuk penggantian aktiva tetap

dikarenakan aktiva tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dalam kegiatan

operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat

ditarik dari pemakaian. Penarikan (retriment) tersebut dapat dilakukan dengan

(68)

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut adalah

tidak lagi memiliki nilai residua tau nilai pasar. Apabila suatu

aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih

dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan

akuntansi.

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan

cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap

yang sama dengan ayat jurnal yang telah di ilustrasikan

sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima

juga harus dicatat.

3. Dengan Cara Tukar Dengan Aktiva Lain

Keuntungan dari pertukaran :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang

ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau

harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat di tentukan

dengan salah satu cara berikut :

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – keuntungan yang tidak

(69)

b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + keuntungan yang

tidak diakui

Keuntungan penukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk

pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan

federal

Kerugian dari pertukaran :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan

keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai

buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang

dicatat untuk aktiva abru adalah harga pasar aktiva tersebut.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

(70)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistm akuntansi aktiva tetap pada PT

PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, maka penulis menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif yang mana PT

Perkebunan Nusantara III Medan memperoleh asset tetapnya dengan

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
Gambar II.1
Gambar II.2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Wajib Pajak telah kawin, penghasilan dimaksud adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga Wajib Pajak, namun tidak termasuk penghasilan isteri yang

Endometrial prostaglandin synthesis inhibitory activity expressed as arbitrary inhibitory units in microsomal and cytosolic fractions of equine endometrium from day 16 pregnant

Immunosterilization involves the ability to use pZP glycoproteins to produce an immune response that leads to the animals sterilization by destroying oocyte r granulosa cell

Simple Dark Object Subtraction method is a first order atmospheric correction but Improved Dark Object Subtraction method which tends to correct the Haze in

Capaian Program Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gambaran tentang permodalan terhadap Jenis Pelatihan Koperasi Bagi Anggota di KOPKAR Sumber Harapan berdasarkan jawaban angket dari masing-masing responden diperoleh hasil

[r]