TUGAS AKHIR
SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Oleh :
SULLIVAN ADENA SASMITA 122102055
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN” ini telah selesai dikerjakan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Novansyah dan ibunda tercinta Martimi yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.
Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc, Ak, CA selaku Pembantu dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda. SE,Msi,Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini
4. Pimpinan dan seluruh staf PT Perkebunan Nusantara III Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.
5. Kepada Orang Tua Tercinta, Novansyah dan Martimi atas cinta dan do’anya yang tidak pernah putus. Terima kasih atas motivasi dan dukungan berupa moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan tugas akhir dengan baik.
6. Kepada abang tersayang, Fajar chawalit dan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
7. Kepada sahabat saya Wanda myra, Dina johan, Egi devara yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini.
8. Kepada sahabat saya Nilam soraya, Debby akhsa, Monica sinaga, Nurazila, Yolanda reflesya, Deffi hadyani, Geby k.s siregar, yang selalu setia menemani dan membantu saya memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Kepada teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2012 grup B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.
Medan, 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat ... 3
D. Rencana Penulisan ... 3
1. Jadwal Survey/ Observasi ... 3
2. Rencana Isi ... 4
BAB II : PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 6
A. Sejarah Ringkas ... 6
B. Struktur Organisasi ... 13
C. Job Discription ... 16
D. Jaringan Usaha ... 33
E. Kinerja Usaha Terkini ... 35
F. Rencana Usaha ... 36
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 38
B. Faktor-faktor penyusutan aktiva tetap ... 39
C. Jenis-Jenis aktiva Tetap ... 40
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 45
E. Cara Perolehan Aktiva Tetap Dan Cara Penghapusan Aktiva Tetap ... 50
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara ditempuh dalam hal perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit jangka panjang, pembelian dengan surat surat berharga, pertukaran, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau uang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.
Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancer. Jika aktiva lancer dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan
penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur disuatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.
Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem aktiva tetap. Sistem aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem aktiva tetap yang disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam hal perolehan, pencatatan, penggunanaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III telah berjalan dengan baik.
Penelitian yang telah dilakuakn peneliti pada PT Perkebunan Nusantara III diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi perusahaan, dan bagi peneliti lain.
a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III Medan
b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini.
c. Bagi penelitian lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap.
D. Rencana Penulisan
[image:13.612.126.500.520.702.2]1. Jadwal Survei / observasi
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir N
O KEGIATAN
Apr-15 MEI 2015 I II II
I I
V I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin riset 4 Pengajuan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
2. Rencana Isi
Rencana isi terdiri dari empat bab yaitu pendahuluan, profil PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III, sistem akuntansi aktiva tetap pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III dan penutup dimana setiap bab saling berkaitan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, jadwal survey / observasi, rencana isi.
BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, struktur organisasi, job description, kegiatan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.
BAB III : SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
jenis aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, cara perolehan dan penghapusan aktiva tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III(PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.
Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2013 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap pola target of stra tegic of business a s usual menjadi pola ta rget of strategic of business. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transormasi bisnis unit. Usaha melalui instruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manager setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Maksud dan tujuan Perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintag dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sector perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas :
a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional melalui upaya meningkatkan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport sekaligus dalam rangka meningkatkan eksport nova migas.
b. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.
c. Memelihara kelestarian SDM dan lingkungan, air dan kesuburan tanah Berikut ini adalah Susunan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berikut :
Visi dan Misi Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan usahanya. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Visi
2. Misi
a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.
b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan. c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan
mengembangkannya. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal. d. karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya
secara optimal.
e. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.
f. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
g. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.
Tata Nilai Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis sebagai berikut:
1. Proa ctivity (Proaktif)
Selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi gkin terjadi.
Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.
3. Team Work (Kerjasama)
Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.
4. Innova tion (Perubahan)
Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metode dan produk baru.
5. Responsibility (Bertanggung Jawab)
Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.
Paradigma Baru
Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III bertekad mewujudkan paradigma bisnis baru sebagai berikut:
1. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan.
2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.
4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.
5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human) dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan.
6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik, dan menjadi panutan.
7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.
8. Efektifitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.
9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.
10. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.
11. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu.
Gambar II.1
Logo PT Perkebunan Nusantara III
1. Gambar duabelas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technology, green business dan ramah lingkungan.
3. Gambar dua meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka tiga melambangkan bahwa PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna oranye bermakna produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III untuk mewujudkan visi dan misi PTPN III yang telah dicanangkan bersama dengan ditunjang oleh lima tata nilai, duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang dimiliki PTPN III.
B. Struktur Organisasi
Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagian yang menggambarkan jaringan hubungan yang menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat dalam perusahaan. Struktur organisasi yang baik jika dikaitkan dengan pengawasan adalah struktur organisasi yang menggambarkan secara tegas garis, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi.
jawab pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain organisasi berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Dengan demikian struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu tim kerja yang kompak dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Gambar II.2
Struktur Organisasi PTPN III Medan RUPS
DEW AN
DIREKTUR
DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR
PEM ASARAN& DIREKTUR KEUANGAN
DIREKTUR SDM & UM UM
BAGIAN TANAM AN
BAGIAN TEKN IK
BAGIAN TEKNOLOGI KOM ITE AUDIT
BAGIAN SPI
KOM ITE PEM ANTAU
BAGIAN SDM BAGIAN KOM ERSIL
BAGIAN TI/ TB & M ANAJEM EN RISIKO
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN SEKRETARI AT
Garis Komando Operasional Garis Komando Fungsional Garis Koordinasi
BAGIAN HUKUM BAGIAN UM UM
BAGIAN PKBL
BAGIAN
BAGIAN BAGIAN
C. Job Description
Adapun uraian tugas dari struktur organisasi tersebut:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat umum pemegang saham (RUPS) merupakan pimpinan tertinggi
yang membawahi dewan komisaris, direktur, serta setingkat dibawahnya.
Tugas dan wewenang rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai berikut:
a. Mengangkat dan menghentikan dewan komisaris.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset
perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi dewan komisaris dalam melakukan tugas yang telah
dibedakan kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas
untuk mengawasi direktur utama.
b. Membantu pimpinan menginvestasikan dana perusahaan.
3. Direktur Utama
Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama
atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan
menjaga harta perusahaan. Tugas dan wewenang direktur utama sebagai
a. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran
perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh rapat umum
pemegang saham (RUPS), mentri pertanian selaku kuasa umum
pemegang saham dan dewan komisaris.
b. Menetapkan langkah-langkah pokok melaksanakan kebijakan
perusahaan di bidang produksi teknik, pengolahan, tenaga manusia,
keuangan dan pemasaran.
c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota direksi dan
mengawasi secara umum.
d. Bersama-sama anggota direksi lainnya perusahaan di dalam dan di
luar pengadilan.
e. Bertanggung jawab kepada rapat umun pemegang saham melalui
dewan komisaris.
4. Direktur Produksi
Mengelola bidang tanaman, teknik dan teknologi yang berkaitan
dengan fungsi tersebut di atas. Tugas dan wewenang direktur produksi
sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam
b. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit
usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (kultur teknis)
produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.
c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang
tercantum dalam kebijaksanaan direksi.
d. Melaksanakan rencana-rencana rehabilitas dan investasi di bidang
tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit
usaha yang telah ada.
5. Direktur Keuangan
Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi
kepala bagian keuangan, bagian akuntansi dan bagian pelelangan. Tugas dan
wewenang direktur keuangan sebagai berikut:
a. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.
b. Mencari dan memanfaatkan dana.
c. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan
mempunyai posisi keuangan yang baik.
6. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum
Direktur sumber daya manusia/umum tugasnya adalah mengkoordinir
kepala bagian sumber daya manusia, bagian umum, bagian PKBL dan bagian
hukum. Tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia/umum sebagai
a. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang
pengembangan sumber daya manusia dan mengadakan pengkajian
sumber daya manusia.
b. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan
agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.
7. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan
Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir
kepala bagian komersil, bagian TI/TB dan manajemen resiko, bagian
perencanaan pengembangan bisnis hilir, dan bagian perencanaan dan
pengembangan bisnis hulu. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan
pengembangan sebagai berikut:
a. Melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan
dari perusahaan.
b. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.
c. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri.
8. Kepala Bagian Tanaman
Tujuan jabatan kepala bagian tanaman adalah membantu direktur
produksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama perencanaan,
monitoring dan evaluasi dibidang tanaman yang meliputi eksploitasi dan
investasi (tanaman karet, kelapa sawit, tanaman pangan dan konservasi)
sumber daya perusahaan yang ada untuk mencapai kinerja optimal dengan
tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian tanaman adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standard, RJP/RKAP/RKO
bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi
RJP/RKAP/RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan
kondisi real untuk diusulkan ke direksi.
b. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman
berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke
Direksi agar perusahaan memiliki arah yang jelas untuk dituangkan
dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).
c. Mengevaluasi perencanaan strategis perusahaan di bidang tanaman
(Investasi dan Eksploitasi) jangka pendek dan jangka panjang.
d. Mengevaluasi implementasi inovasi di bidang tanaman.
9. Kepala Bagian Teknik
Tujuan jabatan kepala bagian teknik adalah membantu direktur
produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama
perencanaan, monitoring dan evaluasi di bidang teknik yang meliputi
eksploitasi dan investasi mesin instalasi, sipil/ traksi dan alat berat untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan tata kelola yang baik. Tugas
a. Mengevaluasi kebijakan dan norma standard RKAP (Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan) dan RKO bagian teknik sesuai instruksi kerja.
b. Menjamin dan mengevaluasi pengujian sarana dan metode baru bidang
teknik.
c. Mengevaluasi pengusulan sarana dan metode baru bidang teknik.
d. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk
peralatan/instrument kontrol unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.
e. Menjamin dan mengevaluasi informasi perkiraan harga, rencana kerja,
spesifikasi teknis dan syarat kerja teknis.
10.Kepala Bagian Teknologi
Tujuan jabatan kepala bagian teknologi adalah membantu direktur
produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengefektifkan sumber daya, sistem dan teknologi dalam pencapaian Visi,
Misi dan Target Perusahaan (RKAP/RKO). Tugas pokok bagian teknologi
adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO Pengolahan Kelapa Sawit dan
Karet dari PKS dan PPK, meliputi produksi, biaya pengolahan serta
investasi (peralatan laboratorium dan pengendalian
lingkungan/limbah) berdasarkan potensi, kondisi realisasi pabrik serta
b. Mengevaluasi RKAP dan RKO Bagian Teknologi berdasarkan
rencana kebutuhan tenaga kerja serta pemakaian alat-alat
kantor/perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk operasional
Bagian Teknologi.
c. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan titip olah inti sawit dengan
pihak ketiga.
d. Mengevaluasi kegiatan pengendalian lingkungan/limbah di kebun/unit
untuk jangka pendek dan jangka panjang untuk pemenuhan dan
penaatan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.
e. Mengevaluasi dan melaporkan kepada direksi perihal produksi
pengolahan kelapa sawit dan karet setiap hari.
11.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Tujuan jabatan kepala bagian sumber daya manusia adalah
melaksanakan fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya manusia
melalui implementasi sistem-sistem SDM berbasis kompetensi atau
Competency Ba sed Human Resources Management System (CBHRM) untuk
menciptakan sumber daya manusia sebagai Capita l Intellectua l. Tugas pokok
bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi RKAP/RKO Bagian SDM secara berkala dengan
memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran
b. Mengevaluasi pelaksanaan proses a ssessment untuk tujuan rekrutmen,
pemetaan dan promosi dengan menyusun program dan metode
a ssessment sesuai kebutuhan agar menghasilkan data yang akurat
untuk bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.
c. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency
Level Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui
kesesuaian antara kompetensi individu dengan kompetensi yang
dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem
pengembangan dan remunerasi.
d. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang
disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan
melalui analisa hasil individua l development plan dan mengevaluasi
pelaksanaannya.
e. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sha ring yang
efektif antar karyawan untuk mendukung terjadinya pemerataan
knowledge karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.
12.Kepala Bagian Umum
Tujuan jabatan kepala bagian umum adalah melaksanakan fungsi
manajemen dalam rangka penyediaan fasilitas pelayanan umum meliputi
pendidikan, kesehatan dan akomodasi transportasi perusahaan. Tujuan bagian
a. Menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi RKAP/RKO urusan
umum/K3, kesehatan dan URTA secara berkala dengan memantau
realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang real
tentang pemakaian biaya di urusan tersebut.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial, keagamaan, olahraga,
EBTA madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.
c. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,
Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.
d. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan
termasuk sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit,
klinik dan lain-lain.
e. Mengevaluasi keseluruhan kinerja operasional rumah sakit, pedoman
administrasi bidang kesehatan serta norma-norma dan standard
pelayanan bidang kesehatan dan obat-obatan.
13.Kepala Bagian PKBL
Tujuan jabatan kepala bagian PKBL adalah melaksanakan fungsi
manajemen dalam rangka penyelenggaraan PKBL sesuai Permen BUMN No.
PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 untuk mewujudkan citra
perusahaan (corpora te image) yang positif pada masyarakat sekitar wilayah
usaha PTPN-III khususnya dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya.
a. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA dan RKO
bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan
kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.
b. Mengevaluasi Laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan,semester
dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Meneg BUMN
No.: SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.
c. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan mempedomani Permen
No.PER-05/MBU/2007 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.
d. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para
mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh
tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat
kemacetan piutang.
e. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara
lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan
dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat
dikembalikan tepat waktu.
14.Kepala Bagian Hukum
Tujuan jabatan kepala bagian hukum adalah melaksanakan fungsi
manajemen dalam rangka penyelenggaraan sistem hukum, keamanan dan
pertanahan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tugas pokok
a. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah
terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.
b. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang –
undangan telah terlaksana dengan baik.
c. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum
untuk kepentingan perusahaan.
d. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di
tingkat perusahaan.
e. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya
sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di
bagian/DM/kebun/unit.
15.Kepala Bagian SPI
Tujuan jabatan kepala bagian SPI adalah melaksanakan fungsi
manajemen untuk menjalankan strategi pemeriksaan dengan tujuan
memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah memadai
dan berjalan sesuai dengan ketentuan, sekaligus menjadi mitra dalam
penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan dengan memberikan nilai
tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan. Selain itu juga
berperan sebagai consultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan
prinsip-prinsip Good Coorpora te Governance. Tugas pokok bagian SPI
a. Mengevaluasi dan mengajukan program kerja audit tahunan yang telah
disusun kepada direktur utama untuk mendapat persetujuan dan
menyampaikan kepada Meneg BUMN dengan tembusan kepada
dewan komisaris.
b. Mengevaluasi program pelaksanaan audit rutin.
c. Mengevaluasi laporan hasil audit rutin dan menyampaikan kepada
direktur Utama, Komite Audit dan Audit.
d. Mengevaluasi dan menyetujui program dan pelaksanaan audit
khusus/investigasi sesuai penugasan dari direktur utama.
e. Menyetujui laporan hasil audit khusus/investigasi dan menyampaikan
kepada direktur utama.
16.Kepala Bagian Keuangan
Tujuan jabatan kepala bagian keuangan adalah membantu direktur
keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan visi &
misi perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan dan evaluasi RKAP /
RKO, memberdayakan sumber daya keuangan, serta mencari sumber
pendanaan eksternal yang kompetitif dan ekuitas secara optimal guna
mewujudkan kinerja keuangan perusahaan. Tugas pokok bagian keuangan
a. Mengevaluasi draft penyusunan RKAP dan RKO bagian keuangan
kepada direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar bagian dan
kebun/unit.
b. Mengevaluasi keuangan perusahaan secara cost effectivenes untuk
menjaga kondisi keuangan perusahaan yang sehat.
c. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit dengan cara
screening uang kerja yang diajukan kebun/unit sesuai kebutuhan.
d. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian
terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga
keseimbangan ca shflow.
e. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap aset
perusahaan dengan cara inventarisasi asset yang berisiko tinggi untuk
meminimalisir risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti
rugi.
17.Kepala Bagian Akuntansi
Tujuan jabatan kepala bagian akuntansi adalah membantu direktur
keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan perusahaan serta memberdayakan aktiva,
kewajiban dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan
a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO bagian akuntansi untuk
diteruskan ke direksi.
b. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan
keuangan konsolidasian interim dan tahunan dengan cara mereview
proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan
sta keholder lainnya.
c. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta
kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan
keputusan manajemen.
d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan/proses akuntansi
dengan cara mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan
beban sesuai dengan PSAK.
e. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan
cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.
18.Kepala Bagian Pelelangan
Tujuan jabatan kepala bagian pelelangan adalah membantu direktur
pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses
pelelangan/seleksi pengadaan barang dan jasa serta memberdayakan sumber
a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk
kebutuhan operasional bagian pelelangan dan selanjutnya diajukan ke
bagian keuangan.
b. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan
membuat penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian
pelelangan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses
persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.
c. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk
kelancaran operasional bagian pelelangan.
d. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses
pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternatif
sistem yang efektif dan efisien.
e. Memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh Auditor untuk
keperluan audit, baik internal maupun eksternal sehingga auditor
memperoleh bukti audit yang valid dengan tujuan audit.
19.Bagian Komersil
Tujuan bagian komersil adalah membantu Direktur Pemasaran dalam
melaksanakan fungsi-fungsi managemen sesuai dengan visi & misi
perusahaan yang berkaitan dengan Penjualan dan Pengadaan Barang & Jasa
secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan , optimalisasi harga,
kas masuk dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian komersil
sebagai berikut:
a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) & RKO
bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring stra tegic planning
dan RJP bagian komersil.
b. Mengevaluasi dan mernjamin program dan strategi penjualan,
kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.
c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk
datim yang dijual melalui PT. KPBN dan bursa berjangka Jakarta.
d. Mengevaluasi harga Idea price penjualan CPO CSPO, CPO Non
CSPO dan limbah padat/eks rekening. 300 dan penjualan CPO CSPO
dan CPO non CSPO melalui bursa berjangka Jakarta.
e. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui
kantor lelang negara.
20.Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Risiko
Tujuan jabatan kepala bagian TI & transformasi bisnis/CMR dan
manajemen risiko adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam
mengimplementasikan PTB perusahaan termasuk teknologi informasi melalui
upaya strategi (strategic initia tive) Sistem Manajemen PTPN III serta
Manajemen Resiko. Tugas pokok bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan
a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan
cara mengevaluasi kinerja dan membandingkan pencapaian RKAP
tahun sebelumnya untuk menetapkan program dan rencana kerja.
b. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam
pelaksanaan Transformasi Bisnis dengan cara membadingkan KPI
dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.
c. Merencanakan, menyusun program dan a ction plan dari Strategic
Initia tive PTB dan manajemen resiko dengan cara mereview
pencapaiannya agar strategic target dapat tercapai.
d. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian KPI tahun
sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI
yang objektif.
e. Menganalisa dan mengevaluasi program dan a ction plan dari Stra tegic
Initia tive PTB dan manajemen risiko melalui rapat dan forum grup
diskusi sehingga program dan action plan dapat dipahami.
21.Kepala Bagian Pengembangan
Tujuan jabatan kepala bagian pengembangan adalah melaksanakan
fungsi manajemen dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja
operasional pengembangan bisnis dan industri yang berbasis perkebunan
sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tugas pokok
a. Merencanakan program, target yang akan dicapai, ditindaklanjuti dan
evaluasi serta identifikasi kebutuhan sumberdaya untuk
pengembangan bisnis dan industri.
b. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal
dan pembangunan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan
bisnis dan industri.
c. Melakukan survei dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis
dan industri termasuk pembangunan kebun plasma di sekitar unit
usaha perusahaan.
d. Merencanakan dan menyusun kebutuhan dan sumberdaya dalam
melaksanakan pengembangan areal, bisnis dan industri.
e. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.
22.Kepala Bagian Sekretariat perusahaan
Tujuan jabatan kepala bagian sekretariat perusahaan adalah Membantu
Direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terkait bidang tugas
penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan perusahaan dan memfasilitasi
kegiatan Direksi dengan sta keholders, yang berhubungan dengan pengaturan
arus informasi antara perusahaan dengan sta keholders. Tugas pokok bagian
sekretariat perusahaan sebagai berikut:
a. Mengevaluasi RKAP/RKO dan RJP agar target kinerja yang
b. Menjamin dan mengawasi dalam pelaksanaan prosedur pemakaian
uang kerja bagian sekretariat perusahaan, kantor penghubung Jakarta
termasuk uang kerja dewan komisaris agar tercipta cost efectiveness.
c. Menjamin terbentuknya citra perusahaan (Corpora te Image) yang
positif dan hubungan baik dengan sta keholders agar citra perusahaan
dapat meningkat.
d. Mengevaluasi pelayanan pada stakeholders atas setiap informasi yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi perusahaan agar diperoleh
informasi yang benar dan akurat.
e. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan
aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis
terkait dan melakukan updating setiap bulannya sehingga diperoleh
data yang akurat.
f. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3K).
D. Jaringan Usaha
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam bidang
usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan
melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun plasma maupun
dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan
komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di
yang diolah PT Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan berupa komoditi
kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk
mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di
Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.
KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk
menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak sawit
dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi
pendapatan perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti
sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional
dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.
1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti
sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan
perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan
sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat
waktu kepada pembeli.
2. Karet – Lateks, Crumb Rubber dan Rubber Smoke Sheet
Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu
tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu
internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Yea r,
Firestone, Hankook dan lainnya.
3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber
Article, Rubber Cownat, Conveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin
Pabrik industri hilir karet didirikan pada tahun 1965 untuk mengantisipasi
perubahan fluktuasi pada karet alam dan persaingan kuat karet sintesis PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas pengolahan
yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article,
Rubber Cowna f, Coveyor Belt, Rubber Ka rlet dan Resin adalah produk utama
pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries
Standa rd (SII) Certifica te, Interna tional Quality Certificate ISO 9001: 2000 dan
ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja perusahaan tahunan tahun 2013 berdaskan Nomor Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002
tanggal 04 Juni 2002 dan Keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Tahun Buku 2013, tanggal 17 Januari 2013 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP
Nomor:S-634/MBU/2013 tanggal 09 Oktober 2013 adalah sehat – AA (double A)
1. Nilai skor aspek keuangan 61,50
2. Nilai skor aspek operasional 13,00
3. Nilai skor aspek administrasi 15,00
Total nilai skor 89,50
Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk
tahun 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.
1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas
anak (konsolidasi) per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset dan
liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar, dibanding RKAP-P per 31
Desember 2013 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91
milyar atau 8,90% dan dibanding pe 31 Desember 2012 sebesar Rp
10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau
7,91%.
2. Jumlah penerimaan penjualan (termasuk anak perusahaan) dalam tahun
2013 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III
dan entitas anak (konsolidasi) sebelum PPh sebesar Rp 601.188 juta dan
laba setelah PPh sebesar Rp 367.304 juta.
3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2013 memberikan
kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba
4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2013 sebesar USD$
71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.
5. Penerimaan negara dari pasal 29 (kini) atas laba operasional tahun 2013
sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2012 sesuai
keputusan RUPS dan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2013 sebesar Rp 311.818 juta.
6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan
kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan
taraf hidup karyawan dan petani.
F. Rencana Usaha
Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuang
dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP). Strategi usaha 2013, yaitu:
1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergi yang efektif dengan mitra
strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.
2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap
kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.
3. Mematuhi aturan SHE-Sa fety, Health dan Environment-keselamatan,
4. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost
effective.
5. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan
paradigma baru.
Rencana Jangka Panjang (RJP) PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
tahun 2010-2014 (sebelum RUPS) disusun selain untuk memenuhi permintaan
pemegang saham, sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
No:KEP-102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, juga merupakan rencana strategis
BAB III
SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur prosedur yang saling
berhubungan yang disususn sesuai skema yang meyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001;106)
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengolahan
perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan”.
Aktiva tetap pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
terdiri dari asset tanaman , aset non tanaman, bangunan rumah, bangunan
perusahaan, mesin, dan instalasi jalan, jembatan dan saluran air ,alat
pengangkutan, alat alat pertanian dan inventaris kecil dan instalasi persemaian
dan asset lain seperti HGU,HGB Beban Penelitian&Pengembangan dan beban
sertifikasi
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual
kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena
kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva aktiva tetap disebut dengan
aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang
tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan
(depreciable),mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin seerta peralatan
lainnya ataupun sumber-sumber alam.
Menurut Sofyan Syafri (1999;221)
“aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva
tetap dicantumkan dineraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land,
building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and
equipment atau aktiva lain-lain”.
B. Faktor-Faktor Penyusutan Akuntansi Aktiva Tetap
Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PERKEBUNAN
NUSANTARA III diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin
pembukuan yang sederhanasampai dengan komputer. Penyusunan system
akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa
faktor yang penting sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat
diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan
kualitas yang sesua.
2. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman
yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga
keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik
perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip pengawasan intern.
3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti
bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan
sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan
benefit dalam menghasilkan suatu informasi.
C. Jenis-jenis Aktiva Tetap
Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara
umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang,
yaitu:
a. Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Aktiva Berwujud (Tengible Fixed Asset)
2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)
Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, Dan lainnya.
b. Umur
Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui
apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga
perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang
umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya
kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.
Penggolongannya adalah sebagai berikut :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : Tanah untuk letak
perusahaan, pertanian, dan perternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bias digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti
bangunan, mesin, alat alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis,
seperti : Sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan
Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan
biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari aktiva tetap
manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva
tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan
terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut:
1. Deprecia ted Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva
tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris,
jalan, dan sebagainya.
2. Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu
aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti : Tanah
d. Berdasarkan Jenisnya
Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi
berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:
1. Tanah
Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat
berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam
akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan,
pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya
bangunan yang di anggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang
dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai
lahan.
Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan
a. Harga beli
b. Ijin dari pemerintah
c. Komisi pialang
d. Fee nama baik
e. Biaya survey
2. Tanah
Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki
perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti
gedung kantor, toko, gedung pabrik, perumahan, dan
bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan-bangunan dicatat sebesar harga bangunan-bangunan itu siap
dipergunakan. Pencatatanya harus terpisah dari tanah yang menjadi
lokasi gedung itu.
Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara
lain:
a. Fee arsitek
b. Biaya asuransi
c. Ijin dari pemerintah
d. Bea balik nama
3. Mesin
mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perushaan dalam kegiatan
proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan
termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.adapun biaya yang di tanggung perushaan untuk
memperoleh mesin tersebut adalah :
a. Pengujian sebelum digunakan.
b. Sewa mesin
Kendaraan
Kendaraann adalah sarana angkutan orang atau barang yang
dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompokaktiva
tetatp yaitu : semua jenis kendaraan seperti alat pengagnkutan ,
meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.
4. Inventaris/Peralatan
Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional
alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang
jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti investaris
gedung dan lain-lain. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain:
a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)
b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)
5. Inventaris Kantor
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai
pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu
perushaan. Inventaris kantor dapat berupa :
a. Mesin tik
c. Perabot kantor
d. Meja tulis
e. Telepon
f. Pulpen
g. Pensil
h. Penggaris
i. Dan lain-lain
6. Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium
membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, roil,
pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.
Ada beberapa jenis aktiva yang dimiliki PT PERKEBUNAN
NUSANTARA III antara lain :
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin
d. Kendaraan
e. Peralatan kantor
f. Komputer
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali
tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian,
harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban
secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat
secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation).
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam
menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini
dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi
aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :
“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan
dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dibagi dalam
dua kategori, yaitu :
1. Penyusutan Fisik
Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan
keausan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen-elemen.
2. Penyusutan Fungsional
Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan (inadequancy) dan
Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya
unutk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi.
Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan
besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu :
1. Metode garis lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti
beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi unsure aktiva
tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga
pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur
ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus:
Ha rga perolehan – nilai ekonomis Umur ekonomis
Contoh : sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp
3.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp
645.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Rp 3.900.000 – Rp 645.000 5
= Rp 651.000
Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi
akan tampak :
Beban penusutan mesin Rp 651.000
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo mnurun menghasilkan beban penyusutan periodik
yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara
menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan presentase
penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan
akumulasi penyusutan)
Contoh : sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan
harga perolehan Rp 30.000.000 nilai residu Rp 10.000.000, umur
ekonomis 10 tahun.
Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 10
= Rp 2.000.000
Tarif Ganda = 100% 10
= 20%
Maka besarnya penyusutan setiap tahu, dapat dihitung sebagai berikut :
Tahun I = 20% X Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000
Tahun II = 20% X( Rp 30.000.000 – Rp 6.000.000)
= Rp 19.200.000
Tahun III = 20% X (Rp 24.000.000 – Rp 19.200.000)
3. Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi
dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat
dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban
penyusutan tiap-tiap periode belum tentu sama.
Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp
2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan
80.000 unit produk.
Maka beban penyusutan per satuan produksi :
Rp12.000.000 – Rp 2.000.000
80.000
=Rp 125
Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu
dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan
adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin
tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban
penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000.
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti
yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan penyusutan
periode akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena
aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka
tahun dihitung dengan rumus :
Jumlah angka tahun = =
N = Lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)
Contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai
residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutan tiap tahun adalah :
Tahun I = 5/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 5.000.000
Tahun II = 4/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 4.000.000
Tahun III = 3/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 3.000.000
Tahun IV = 2/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 2.000.000
Tahun V = 1/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.000.000
Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, semua aktiva
tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis
luru/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya
penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih
digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan
semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap
aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva
tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap
E. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP DAN PENGHAPUSAN
AKTIVA TETAP
I. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian,
pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk
dipakai dalam proses kegiatan. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui
berbagai cara, misalnya:
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian dengan harga tergabung
3. Pembelian angsuran
4. Sewa guna usaha
5. Pertukaran dengan aktiva lain
6. Pertukaran dengan sekuritas
7. Dibangun sendiri
8. Donasi atau Sumbangan
1. Pembelian Tunai
Nilai perolehan aktiva tetap yang di dapat melalui transaksi
pemeblian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar
dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam
hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan
diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak
dimanfaatkan.
2. Pembelian dengan harga tergabung
Perusahaan bias saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan
jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan
pendekatan sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga
tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aktiva ditetapkan
sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan
ahli.
3. Pembelian Angsuran
Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian
secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara
angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.
4. Sewa guna usaha pembiayaan
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk satu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan:
a. Sewa guna usaha dianggap sebgai persetujuan sewa menyewa .
adalah kegiatan sewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk
mempunyai hak opsi untuk memebeli objek sewa guna usaha.
b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan
(finance lea se), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa
guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama.
5. Pertukaran dengan aktiva lain
Ada dua jenis pertukaran yang teerjadi, yaitu :
a. Pertukaran dengan aktiva yang sejenis
Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva
tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan
kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya
pertukaran.
b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Misalny, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung dan
lain-lain. Perbedaan antara nilali buku aktiva tetap diserahkan dengan
nilai yang wajar yang digunakan sebagai dasar perencanaa aktiva
dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi yang
terjadi harus diakui sebagai laba rugi pertukaran aktiva tetap.
6. Pertukaran dengan sekuritas
Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran
dengan surat surat berharga atau sekuritas yagn diterbitkan oleh
perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang mapun
sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan altiva yang didapat
melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:
a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi
b. Harga pasar yang didapat
7. Dibangun sendiri
Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva
tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara
membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang
mendorong perusahaan untuk membangung atau membuat sendiri aktiva
tetap yang diperlukan untuk menjalakan operasinya:
a. Memanfaatkan fasilitas yang mengaggur
b. Menghemat biaya konstruksi
c. Mencapai standar kualitas kondtruksi yang lebih tinggi
Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian,
aktiva yang dibuat atau di bangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai
perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk
membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.
8. Donasi atau sumbangan
Di dalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada
pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa
satu arah. Terhadap aktiva yang di dapat atau dikorbankan dalam
transaksi non respirokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan
harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.
Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT.
PERKEBUNANA NUSANTARA III MEDAN pada umumnya
memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai.
II. PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP
Perusahaan mengambil suatu kebijakan untuk penggantian aktiva tetap
dikarenakan aktiva tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat
ditarik dari pemakaian. Penarikan (retriment) tersebut dapat dilakukan dengan
1. Dengan Cara Dibuang
Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut adalah
tidak lagi memiliki nilai residua tau nilai pasar. Apabila suatu
aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih
dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan
akuntansi.
2. Dengan Cara Dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan
cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap
yang sama dengan ayat jurnal yang telah di ilustrasikan
sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima
juga harus dicatat.
3. Dengan Cara Tukar Dengan Aktiva Lain
Keuntungan dari pertukaran :
Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang
ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau
harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat di tentukan
dengan salah satu cara berikut :
a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – keuntungan yang tidak
b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + keuntungan yang
tidak diakui
Keuntungan penukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk
pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan
federal
Kerugian dari pertukaran :
Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan
keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai
buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang
dicatat untuk aktiva abru adalah harga pasar aktiva tersebut.
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistm akuntansi aktiva tetap pada PT
PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif yang mana PT
Perkebunan Nusantara III Medan memperoleh asset tetapnya dengan