• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam hal baca-tulis al-Qur'an: studi kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang-Selatan, Propinsi Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam hal baca-tulis al-Qur'an: studi kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang-Selatan, Propinsi Banten"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH DALAM HAL BACA-TULIS

AL-QUR'AN

(Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten)

Di susun oleh:

W I N D I NIM: 104011000040

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

DI SEKOLAH DALAM HAL BACA-TULIS

AL-QUR'AN

(Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mancapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh:

W I N D I NIM: 104011000040

Pembimbing:

Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M. Ag

NIP: 150 228 871

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Nama : WINDI

NIM : 104011000040

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Juli 1985 Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : "Kontribusi Taman Pendidikan Al-Qur'an

(TPA) Terhadap Pencapaian Kompetensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dalam Hal Baca-Tulis Al-Qur'an" (Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan). Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M. Ag

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab penuh secara akademis atas apa yang saya tulis.

Demikian pernyataan ini saya buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 29 Juni 2009 Mahasiswa Ybs,

W I N D I

(4)

Dalam Hal Baca-Tulis Al-Qur'an" (Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan). Di bawah bimbingan Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M. Ag.

Fokus studi ini adalah ada atau tidaknya kontribusi yang diberikan Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah terutama pada kemampuan baca-tulis al-Qur'an.

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI yang ikut pendidikan di TPA dengan yang tidak ikut pendidikan di TPA. Kemudian, instrument yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah berupa test, yang terdiri dari test tertulis (kemampuan pengetahuan baca-tulis al-Qur'an), test menulis huruf al-Qur'an dan test membaca al-Qur'an. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam pada TPA, pada dasarnya tidak jauh berbeda Sekolah Dasar, yang berbeda hanya persiapan dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pada sekolah dasar, guru menggunakan metode yang bersifat klasikal, karena terbatasnya waktu. Sedangkan, guru TPA menggunakan metode dengan memberikan perhatian dan pembelajaran pada tiap-tiap anak (individu) secara langsung, sehingga terlihat jelas bahwa pembelajaran pada TPA lebih optimal dan efektif dalam penyampaian materi pembelajarannya. Kemudian, mengenai hasil belajar terlihat dengan jelas perbedaan antara siswa yang mengikuti pendidikan pada TPA dengan siswa yang tidak mengikuti pendidikan di TPA. Perbedaan tersebut terjadi pada semua penilaian, baik kemampuan mereka dalam memahami materi pelajaran tentang baca-tulis al-Qur'an, kemampuan menulis al-Qur'an maupun kemampuan mereka dalam membaca al-Qur'an. Siswa yang mengikuti pendidikan pada TPA tentu lebih menguasai (unggul) kemampuannya dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti pendidikan pada TPA.

(5)
(6)

di Sekolah dalam Hal Baca-Tulis Al-Qur'an" (Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten) diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada, 29 Juni 2009 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.

Jakarta, 29 Juni 2009 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA NIP. 19580112 198803 1 002

02 Juli 2009 ………

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag NIP. 19670328 200003 1 001

30 Juni 2009 ………

Penguji I

Dra. Hj. Eri Rossatria, M. Ag NIP. 19470717 196608 2 001

30 Juni 2009 ………

Penguji II,

Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag NIP. 19670328 200003 1 001

30 Juni 2009 ………

Mengetahui, Dekan

(7)

Berdasarkan teori dan konsep yang telah penulis uraikan di atas, maka perlu dirumuskan sebuah kerangka berpikir yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini. Hal ini, diharapkan agar pembahasan dalam penelitian ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah karya ilmiah.

Sesuai dengan tema yang dibahas dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran atau pengajaran sangat menentukan akan keberhasilan dari proses pendidikan seorang siswa, sebagai peserta didik, dimanapun dan kapanpun dia menempuh pendidikan serta pada setiap jenjang pendidikan apapun, khususnya dalam pendidikan agama Islam.

Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai pendidikan non formal untuk anak-anak usia SD (usia 7-12 tahun), yang mendidik santri agar mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya.

Secara psikologis, usia kelompok Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) cukup kondusif untuk menerima bimbingan membaca dan menghafal al-Qur'an, serta penanaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Seiring dengan itu, suasana belajar dan proses pembelajarannya disesuaikan dengan dunia anak-anak dan karakteristik kepribadian yang senang bermain. Pilihan istilah "taman" untuk nama unit atau lembaga tersebut adalah untuk mengacu pada asas psikologis atau psiko-sosial, karena "taman" merupakan tempat yang kondusif untuk bermain atau dapat juga dikatakan sebagai tempat yang menyenangkan.

(8)

tuntas melalui pendidikan di sekolah formal. Misalnya, baca-tulis al-Qur'an, praktek shalat, hafalan ayat-ayat al-Qur'an, do'a-do'a harian, penanaman akidah akhlak, pengetahuan keislaman dan lain sebagainya.

Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) pada dasarnya adalah untuk membantu peran orang tua selaku pendidik dan pengajar dirumah, serta membantu peran guru-guru selaku pengajar di sekolah. Selain itu, keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) juga dimaksudkan untuk mendukung dan membantu program atau usaha pemerintah menuju tercapainya tujuan Pendidikan Nasional, khususnya dalam sisi penanaman akidah serta pengembangan iman dan takwa juga budi pekerti yang baik (akhlakul karimah).

Melihat kenyataan yang ada, bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada tatanan sekolah formal dirasa sangat kurang, dari segi materi atau waktu yang disediakan, maka cukup strategis apabila peserta didik juga mengikuti proses pembelajaran pada Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) untuk dapat menambah serta memperdalam materi Pendidikan Agama Islam.

Segala komponen yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik, akan menentukan keberhasilan para siswa dalam mencapai prestasi demi prestasi didalam pendidikannya juga dalam kehidupannya, khususnya Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan syari'at Islam itu sendiri.

(9)

memberikan kita taufik, hidayah, inayah dan nikmat serta segala-galanya kepada kita semua, sehingga dengan kekuatan dan ridha dari-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan dan tersampaikan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai suri teladan dan tokoh idola yang paling sempurna bagi kita semua.

Sejak penulis belajar di Jurusan/Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, hingga penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini, betapa banyak bantuan dan sumbangan, baik moril maupun materil, yang telah penulis terima dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, melalui tulisan ini perkenankanlah penulis dari lubuk hati yang paling dalam menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan bimbingan spirit kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M. Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya dan merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis bisa berada di bawah bimbingan beliau.

4. Ibu Een Sukaenah, Kepala Sekolah SDN 02 Pondok Pucung dan Bapak Nasuha, S. Pd.I, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam SDN 02 Pondok Pucung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

(10)

telah memberikan bantuan berupa bahan-bahan yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini.

6. Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda H. Irham Muhur (Alm) dan Ibunda Armanah yang senantiasa menjaga, membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus serta selalu mendo’akan agar penulis sukses dalam segala hal. Ananda sadar semua yang telah Ayah dan Ibu berikan tidak akan dapat terganti dengan apapun di dunia ini.

7. Suami tercinta, Dhonny Setiawan, SHI, yang selalu menemani, memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini, mudah-mudahan Allah selalu merahmati dan meridhoi langkah kehidupan kita.

8. Buah hati tersayang, Ananda Raisa Suci Ramadhani Setiawan, yang selalu menjadi penyemangat penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, do’a mamah selalu menyertai perjalanan hidupmu sayang.

9. Kakak-kakak (Murnih, Rita, Muryati, Wandi), adik-adik (Muhariya dan Ella) dan keponakan tercinta, yang telah menghilangkan kepenatan dan rasa stres penulis dengan semua canda, kasih sayang dan kebersamaan kalian, terima kasih atas perhatian, dukungan dan do'anya.

10.Sahabat-sahabat penulis, diantaranya Idham Kholid, S. Sos.I yang sudah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, Jami', Diyanti, Indah, Novi, Nurrahmah, Yoni dan semua teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2004, serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan do'anya, kalian semua yang terhebat dalam hidup ini.

(11)

Allah SWT dan mudah-mudahan semua yang telah penulis lakukan mendapat ridha dari Allah SWT, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Jakarta, 29 Juni 2009 M 6 Rajab 1430 H

Penulis

(12)

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ……….

i iv vii BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah………..

B. Identifikasi Masalah ……… C. Pembatasan Masalah ……….. D. Perumusan Masalah ……… E. Tujuan Penelitian ……… F. Manfaat Penelitian ………..

1 7 7 8 8 9 BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGAJARAN

AL-QUR'AN TINGKAT DASAR DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ……….. A. Pengajaran Al-Qur'an Tingkat Dasar ………..

1. Pengertian Pengajaran Al-Qur'an ……….. 2. Tujuan Pengajaran Al-Qur'an ……… 3. Model-model Pengajaran Al-Qur'an ………. B. Pendidikan Agama Islam……….…

1. Pengertian dan Aspek-aspek Pembelajaran Pendidikan Agama Islam………... 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ……….. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam……… C. Kerangka Berpikir ……….

10 10 10 12 14 27 27 35 41 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………

A. Tujuan Penelitian………. 46 46

(13)

E. Populasi dan Sampel ………... F. Teknik Pengumpulan Data ……….. G. Teknik Pengolahan dan Analisis ………. 1. Tahap Pengolahan Data ……… 2. Tahap Pengorganisasian Data ………... 3. Tahap Analisis Data ……….

48 48 51 51 51 51 BAB IV HASIL PENELITIAN ………

A. Gambaran Umum SDN 02 Pondok Pucung ……… 1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya………... 2. Visi, Misi dan Tujuan ……….... 3. Keadaan Guru dan Siswa ………... 4. Sarana dan Prasarana ……….………….. B. Kontribusi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

Terhadap Pencapaian Kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ………... C. Studi Komparasi Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar dengan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) ………. D. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Pemahaman,

Menulis dan Membaca Al-Qur'an ………..……. 1. Hasil Test Tulis teori Baca-Tulis Al-Qur'an……….. 2. Hasil Test Menulis Huruf Al-Qur'an……….. 3. Hasil Test Membaca Al-Qur'an………..

53 53 53 54 56 58 59 60 61 62 67 76 BAB V PENUTUP ………...

(14)
(15)

2. Kisi-kisi instrument penelitian berupa test tulis, menulis dan lisan Kontribusi Taman pendidikan Al-Qur'an (TPA) Terhadap Pencapaian Kompetensi Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah…………... 3. Keadaan Dewan Guru SDN 02 Pondok Pucung Tahun Ajaran

2008-2009 Berdasarkan Jenis kelamin dan Jabatan……….. 4. Keadaan siswa SDN 02 Pondok Pucung Tahun Ajaran 2008-2009……... 5. Sarana dan prasarana yang terdapat di SDN 02 Pondok

Pucung……… 6. Hasil atau Nilai Test Tertulis Responden tentang Pemahaman Siswa-siswi mengenai Materi Al-Qur'an pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung ………... 7. Frekuensi yang diharapkan Muncul tentang Hasil atau Nilai Test

Tertulis Responden tentang Pemahaman Siswa-siswi mengenai Materi Al-Qur'an pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung……… 8. Perbedaan antara Fo dengan Ft ………... 9. Perhitungan untuk memperoleh Harga Kai Kuadrat pada Test

Tertulis……… 10.Hasil atau Nilai Test Menulis Kembali Potongan Ayat Al-Qur'an pada

Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung……….. 11.Frekuensi yang diharapkan Muncul tentang Hasil atau Nilai Test

Menulis atau Menyalin kembali Potongan Ayat Al-Qur'an pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung………

49

57

58

59

62

64 64

65

67

68

(16)

13.Perhitungan untuk memperoleh Harga Kai Kuadrat pada test menulis………. 14.Hasil atau Nilai Test Menulis Imla Huruf al-Qur'an……….... 15.Frekuensi yang diharapkan Muncul tentang Hasil atau Nilai test

Menulis Imla Huruf al-Qur'an ………. 16.Perbedaan Fo dengan Ft ………... 17.Perhitungan untuk memperoleh harga Hitung Kai Kuadrat………. 18.Hasil atau Nilai Test Tertulis Responden tentang kemampuan

Siswa-siswi mengenai Materi Membaca Al-Qur'an pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung……… 19.Frekuensi yang diharapkan Muncul tentang Hasil atau Nilai Test

Kemampuan membaca Al-Qur'an Responden Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung………

20.Perbedaan antara Frekuensi yang diobservasi (fo) dengan Frekuensi yang diharapkan/frekuensi Teoritis (ft) pada test membaca al-Qur'an……… 21.Perhitungan untuk memperoleh harga Kai Kuadrat pada test membaca

al- Qur'an……… 69 71

73 73 74

76

77

78

78

(17)

(Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan). Di bawah bimbingan Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M. Ag.

Fokus studi ini adalah ada atau tidaknya kontribusi yang diberikan Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah terutama pada kemampuan baca-tulis al-Qur'an.

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI yang ikut pendidikan di TPA dengan yang tidak ikut pendidikan di TPA. Kemudian, instrument yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah berupa test, yang terdiri dari test tertulis (kemampuan pengetahuan baca-tulis al-Qur'an), test menulis huruf al-Qur'an dan test membaca al-Qur'an.

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam pada TPA, pada dasarnya tidak jauh berbeda Sekolah Dasar, yang berbeda hanya persiapan dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pada sekolah dasar, guru menggunakan metode yang bersifat klasikal, karena terbatasnya waktu. Sedangkan, guru TPA menggunakan metode dengan memberikan perhatian dan pembelajaran pada tiap-tiap anak (individu) secara langsung, sehingga terlihat jelas bahwa pembelajaran pada TPA lebih optimal dan efektif dalam penyampaian materi pembelajarannya. Kemudian, mengenai hasil belajar terlihat dengan jelas perbedaan antara siswa yang mengikuti pendidikan pada TPA dengan siswa yang tidak mengikuti pendidikan di TPA. Perbedaan tersebut terjadi pada semua penilaian, baik kemampuan mereka dalam memahami materi pelajaran tentang baca-tulis al-Qur'an, kemampuan menulis al-Qur'an maupun kemampuan mereka dalam membaca al-Qur'an. Siswa yang mengikuti pendidikan pada TPA tentu lebih menguasai (unggul) kemampuannya dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti pendidikan pada TPA.

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah Pendidikan Agama Islam harus lebih diutamakan disamping pendidikan yang lainnya, kususnya mengenai pemahaman dalam baca-tulis al-Qur'an. Oleh karena itu, TPA sebagai tempat pendidikan non formal, tempat belajar baca-tulis al-Qur'an, hendaknya tidak dipandang "sebelah mata", karena keberadaannya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kompetensi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, terutama pada kemampuan baca-tulis al-Qur'an.

(18)

Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas, akan tetapi juga berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi mencangkup pula pendidikan yang bersifat non formal.

Tugas manusia tidak selalu meningkatan kecerdasan, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam segi kehidupan manusia, terlebih lagi pendidikan agama yang tentunya mempunyai pengaruh yang sangat besar daripada pendidikan yang lain pada umumnya, apa lagi yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata.1

Pendidikan agama Islam di Indonesia mendapat tempat yang layak serta perhatian yang serius dari masyarakat dan pemerintah mulai sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Dan pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang paling penting atau pokok di sekolah. Ini menunjukkan pentingnya kedudukan pendidikan agama di sekolah dan didalam kehidupan masyarakat pada umumnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan memcerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memililki pengetahuan dan keterampilan,

1

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-II, h. 149.

(19)

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2

Dari tujuan pendidikan nasional di atas, ditegaskan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia yang menjadi tujuan pendidikan nasional ialah manusia yang beriman dan bertakwa. Agar beriman dan bertakwa ini dapat terwujud, mutlak diperlukan adanya pendidikan keimanan dan ketakwaan. Dan itulah pendidikan agama.

Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, menempati hirerarki tertinggi jika dilihat dari taksonomi tujuan pendidikan. Ibarat sebuah pohon dimana tujuan pendidikan nasional sebagai batangnya, sedangkan tujuan kelembagaan (institusional) dan tujuan pengajaran (kurikuler) adalah sebagai cabang dan rantingnya.

Dengan demikian, antara tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional serta tujuan kurikuler mempunyai unsur-unsur persenyawaan yang berhubungan dan sinkron antara satu sama lain. Dalam hubungan ini, salah satu unsur yang mengedepan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional adalah tentang cita-cita terbentuknya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Hal ini, menunjukkan pentingnya pendidikan agama pada tiap lembaga pendidikan di Indonesia baik pada pendidikan yang bersifat formal (pendidikan sekolah) maupun pada pendidikan non formal (pendidikan diluar sekolah).

Dengan mengacu pada rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka adanya penyelenggaraan pendidikan TK/TP al-Qur'an dapat dikatakan sebagai sub sistem dari pendidikan nasional yang mengandung nilai strategi tersendiri dalam upaya mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada waktu yang sama adalah memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang

2

(20)

begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat TK maupun ditingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI).3

Hal ini, dilakukan karena umat Islam di Indonesia mengalami tantangan keadaan. Yang dimaksud dengan tantangan keadaan adalah kenyataan obyektif umat Islam Indonesia yang mengandung sisi-sisi negatif dan kelemahan-kelemahan tertentu yang harus segera diatasi, dimana kemunculan dan keberadaan TK/TP al-Qur'an merupakan salah satu alternatif dan langkah terobosan yang harus dikembangkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Tantangan keadaan ini, terbatas pada bidang pendidikan dan moral keagamaan, sebagai suatu penomena sosial budaya dan kultural, yang tentu saja tidak terlepas kaitannya dengan masalah sosial lainnya. Tantangan dalam bidang pendidikan dan moral keagamaan umat Islam tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tantangan Internal

Tantangan Internal yang cenderung meningkat dan merata di mana-mana, antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatnya angka kebodohan Umat Islam (terutama generasi mudanya) dalam hal membaca Al-Qur'an. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

1) Lemahnya perhatian orang tua dalam membimbing putra-putrinya secara langsung. Khususnya dalam pengajaran baca tulis huruf al-Qur'an. Hal ini ditandai dengan menghilangnya tradisi pengajian sore, yang dahulu, ketika bangsa kita belum memasuki era pertelevisian, tradisi pengajian sore itu semarak dimana-mana, seperti dimasjid-masjid, musholah-musholah atau surau-surau, bahkan dirumah-rumah dengan tntunan langsung dari orang tuanya masing-masing. Kini tradisi mengaji dan budaya khataman al-Qur'an itu dewasa ini nyaris tergusur dan tergeser budaya baru yang tidak menentu. Daya tarik tontonan televisi lebih kuat dari pada daya tarik mengaji. Akibatnya,

3

(21)

tidak sedikit para remaja, pelajar dan anak-anak muslim yang merasa "asing" terhadap kitab sucinya sendiri.

2) Lemahnya sistem pendidikan agama pada jalur pendidikan formal. 3) Kelemahan pendidikan agama pada jalur formal ini antara lain karena

sempitnya jam pelajaran sementara bahan pengajarannya cukup luas. Di SD misalnya, untuk kelas I, II,III hanya 2 jam (2x40 menit) dan untuk kelas IV, V dan VI ditambah I jam menjadi 3 jam (dalam satu minggu). Dalam penerapan kurikulum Pendidikan Dasar 9 tahun (mulai tahun 1994/1995), hanyalah 2 jam untuk semua tingkatan. Dan kelemahan lainnya adalah dalam segi pendekatan kegiatan belajar-mengajarnya yang bersifat klasikal (1 orang guru menghadapi puluhan murid), dengan lebih sering menggunakan metode ceramah. Akibatnya, Pendidikan Agama itu nilainya merosot menjadi sekedar 'Pengetahuan Agama' yang bersifat kering. Aspek keterampilan agama dengan target agar tamat SD, si anak bias mengaji dan taat shalat, sangat tipis kemungkinannya, sebab untuk keterampilan baca tulis Al-Qur'an menuntut adanya pendekatan khusus yang sifatnya individunya (Pendekatan Privat).4

b. Melemahnya pertahanan dan ketahanan umat Islam dalam menghadapi serangan budaya luar, khususnya budaya Barat yang sekuler itu, dari hari kehari semakin gencar dan semakin canggih, melalui berbagai media, televisi, video, radio, majalah, tabloid, buku-buku, dan lain-lain. Dalam kondisi umat Islam yang masih lemah dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya teknologi informasi, sementara keakraban dan keterikatannya terhadap Al-Qur'an pun masih lemah, maka kondisi demikian dapat membuat umat Islam menjadi obyek serangan budaya Barat yang notabene didominasi oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Namun demikian, sesuai sunnatullah, di tengah-tengah mayoritas umat yang masih terbelenggu oleh kejahilan dirinya itu, sudah mulai

4

(22)

nampak adanya gerakan-gerakan perbaikan yang dipelopori oleh para ulama dan cendekiawan muslim, yang dalam terpojokannya oleh serangan budaya luar itu mereka bertahan pada tembok-tembok pertahanan akidahnya, lalu bangkit mengadakan perlawanan dan berusaha merebut senjata IPTEK melalui proses alih teknologi dan lain sebagainya.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan yang bersifat eksternal ini adalah berupa gerakan pemikiran dan aksi. Aksi yang bersifat kultural maupun sturktural yang berasal dari kelompok yang berpijak pada basis pemikiran non Islam, yang secara langsung maupun tidak langsung telah menjadikan umat Islam sebagai sasaran gempuran mereka.

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga Pendidikan luar sekolah (non formal), jenis keagamaan. Oleh karenanya, muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah. Hal itu pun diatasi dan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, yaitu untuk kelompok Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun (usia SD/MI). Dengan demikian, porsi pengajaran tertentu yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui pendidikan sekolah formal. Misalnya, pengajaran baca tulis Al-Qur'an, pengajaran shalat, hafalan ayat-ayat Al-Qur'an, do'a-do'a harian, penanaman akidah akhlak dan sejenisnya.5

Pertumbuhan dan perkembangan Taman Pendidikan Al-Qur'an cukup pesat dan semarak di seluruh tanah air. Hal itu, menunjukkan adanya sambutan dan dukungan yang cukup baik dari masyarakat dan juga menunjukan kepedulian umat dalam upaya pewarisan dan penanaman nilai keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) bagi generasi mendatang. Keberadaan dan pertumbuhan unit-unit

5

(23)

pendidikan non formal jenis keagamaan itupun cukup strategis jika dilihat dari tuntutan pembangunan bangsa yang menempatkan asas keimanan dan ketakwaan sebagai asas utamanya, disamping asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dalam sisi yang lebih operasional lagi keberadaan TPA dapat dikatakan sangat mendukung yaitu dalam rangka memberikan dukungan nyata atas keputusan Pemerintah tentang pentingnya pengentasan buta aksara dan buta makna Al-Qur'an, dalam rangka Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Serta pusat kegiatan yang dilakukan dimasjid, mushalah, majlis ta'lim dan lain sebagainya. Hal itu, dilakukan untuk memakmurkan masjid sebagai pusat ibadah, dan pusat kebudayaan Islam.

Al-Qur'an mempunyai pengaruh yang besar terhadap jiwa manusia secara umum al-Qur'an mampu menggetarkan, menawan dan memasuki lorong-lorongnya apabila jiwa manusia semakin bersih, maka pengaruhnya juga semakin besar. Sementara jiwa anak-anak jauh lebih besar daripada jenjang usia manusia yang lain, fitrahnya suci dan setan tak luput tatkala berhadapan dengannya.

Oleh karena itu, kiranya tepat apabila keberadaan Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) dan atau Taman Pendidikan Al-Al-Qur'an (TPA) menjadi penting sebagai usaha untuk memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) maupun ditingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Berdasarkan deksripsi di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "PERANAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN (TPA) DALAM MENDUKUNG PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten) ".

B. Identifikasi Masalah

(24)

1. Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.

2. Taman Kanak-kanak (TKA) atau Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an luar sekolah (non formal) untuk anak usia TK (4-6 tahun) dan atau SD (7-12 tahun). Taman Pendidikan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

3. Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Agama Islam salah satu mata pelajaran penting yang diberikan di pendidikan formal.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan mempertajam permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada Peran Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) dalam mendukung pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, dengan spesifikasinya sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

2. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas 5 dan 6 SDN 02 Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: "Bagaimanakah peran Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dalam mendukung pengajaran Pendidikan Agama Islam?".

(25)

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) merupakan lembaga pendidikan non formal yang setara dengan SD atau MI. Maka, diharapkan keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) mampu mendukung pengajaran Pendidikan Agama Islam pada kurikulum pendidikan formal. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa SDN 02 Pondok Pucung yang melalui TPA pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa SDN 02 Pondok Pucung yang tidak melalui TPA pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung prestasi belajar siswa SDN 02 Pondok Pucung dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. 5. Untuk mengetahui peran Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dalam

mendukung pengajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) sebagai lembaga pendidikan non formal dapat mendukung pengajaran Pendidikan Agama Islam pada kurikulum pendidikan formal.

(26)

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, terdiri dari enam bab diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

(27)

Taman Pendidikan al-Qur'an. Dan sub kedua, membahas tentang Pendidikan Agama Islam, meliputi pembahasan Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan Fungsi Pendidikan Agama Islam. BAB III Metodologi Penelitian, meliputi pembahasan tentang Metode

Pembahasan, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian, meliputi pembahasan tentang Sejarah dan Letak Geografis, Keadaan Guru, Keadaan Siswa dan Jumlah Kelas, Sarana dan Pra Sarana, Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

BAB V Peranan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) sebagai Pendukung Pengajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung. Meliputi pembahasan tentang Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung, Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung yang melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung yang tidak Melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(28)

REFERENSI

(29)

Karim, Tasyrifin, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 2004.

Syamsuddin. MZ, Kebijaksanaan Umum dan Kiat Sukses Penelolaan TKA/TPA al-Qur'an, Jakarta: LPPTKA BKPRMI DKI JAYA, 1996, cet. Ke-III. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006.

(30)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Taman Pendidikan Al-Qur'an

1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

Taman Pendidikan al-Qur'an adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai pendidikan non formal untuk anak-anak usia SD (usia 7-12 tahun), yang mendidik santri agar mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya.6

Secara psikologis, usia kelompok Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) cukup kondusif untuk menerima bimbingan membaca dan menghafal al-Qur'an, serta penanaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Seiring dengan itu, suasana belajar dan proses pembelajarannya disesuaikan dengan dunia anak-anak dan karakteristik kepribadian yang senang bermain. Pilihan istilah taman untuk nama unit atau lembaga tersebut adalah untuk mengacu pada asas psikologis atau psiko-sosial, karena "taman" merupakan tempat yang kondusif untuk bermain atau dapat juga dikatakan sebagai tempat yang menyenangkan.

Materi (muatan) pengajaran pada Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) terbatas pada pemberian bekal dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan. Terutama untuk pengajaran yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui pendidikan di sekolah formal. Misalnya, baca-tulis al-Qur'an, praktek shalat, hafalan ayat-ayat al-Qur'an, do'a-do'a harian, penanaman akidah akhlak dan lain sebagainya.

Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) pada dasarnya adalah untuk membantu peran orang tua selaku pendidik dan pengajar dirumah, serta membantu peran guru-guru selaku pengajar di sekolah. Selain itu, keberadaan

6

(31)

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) juga dimaksudkan untuk mendukung dan membantu program atau usaha pemerintah menuju tercapainya tujuan Pendidikan nasional, khususnya dalam sisi penanaman akidah serta pengembangan iman dan takwa juga budi pekerti yang baik (akhlakul karimah). Serta dalam rangka mengantisipasi buta huruf al-Qur'an dan sebagai pengamalan daripada perintah Allah swt, dalam surat al-Alaq ayat 1-5;

Artinya: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui". (QS. Al-Alaq; 1-5)

2. Visi dan Misi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

Salah satu visi daripada Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) pada dasarnya tercermin dari motto lembaga tersebut, yaitu menyiapkan generasi qur'ani menyongsong masa depan gemilang.

Sedangkan misi daripada Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah bersifat dwi tunggal, yaitu misi pendidikan dan misi dakwah Islamiyah. Selaku pembawa misi pendidikan, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) tampil berdampingan dengan pendidikan formal, yaitu pendidikan yang sederajat dengan pendidikan SD atau MI yang segala sesuatunya diatur oleh pemerintah. Sedangkan, selaku pembawa misi dakwah, lembaga yang bersifat

non formal ini diharapkan dapat menjadi pemantap atau penunjang misi pendidikan keagamaan (Islam) dalam kurikulum pendidikan formal yang porsinya dipandang kurang.

(32)

a. membantu mengembangkan potensi anak kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagaam, melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak berdasarkan tuntunan ajaran al-Qur'an dan sunah rasul.

b. Mempersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui program pendidikan lanjutan.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiaannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.

Pendidikan dapat dikatakan sebagai ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode pengajaran, pengawasan dan bimbingan murid didalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.7

Sedangkan, agama Islam secara etimologis dapat diartikan dengan kekuasaan, hukum, syara', undang-undang atau penghisaban. Dengan kata lain, Islam adalah tatanan Ilahi yang selain dijadikan oleh Allah SWT sebagai penutup segala syari'at, juga sebagai tatanan kehidupan yang paripurna dan meliputi seluruh aspeknya.8

Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk mewujudkan pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada

7

Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Malang: Usaha Nasional, 1981), Cet. Ke-3, h. 3.

8

(33)

Allah SWT agar tercapai kehidupan yang sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut berdiri dengan kokoh atau kuat. Demikian pula dalam Pendidikan Agama Islam harus ada dasar agar dapat tegak dan kokoh serta tidak akan mudah roboh karena angin kencang berupa ideology yang muncul, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Secara garis besar, dasar Pendidikan agama Islam dapat terbagi menjadi tiga, yaitu diantaranya adalah al-Qur'an, as-Sunnah dan Undang-undang yang berlaku di negara kita.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan dicapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan pendidikan berisi nilai-nilai ideal yang hendak dicapai setelah seseorang menyelesaikan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan tertentu, serta berfungsi memberikan arah terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga diharapkan akan terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan tindakan yang kurang efektif dalam pelaksanaan pendidikan.

Secara garis besar, tujuan daripada Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi atau orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beamal soleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi anggota yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah SWT dan berbakti kepada bangsa dan Negara, bahkan sesame umat manusia.9

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Fungsi Pendidikan Agama Islam, sebagai salah salah satu bidang yang masuk dalam kurikulum pendidikan pada sekolah formal, mempunyai tiga fungsi, diantaranya:

9

(34)

a. menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat.

b. Menanamkembangkan kebiasaan (habbit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal soleh dan akhlak mulia.

c. Menumbuhkembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.

Fungsi Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam pada pendidikan formal ini, sebagai suatu keseluruhan yang dapat dipandang sebagai penjabaran dari fungsi pendidikan dan pengajaran agama Islam di sekolah, karenanya secara keseluruhan itu pun merupakan fungsi pendidikan dan pengajaran agama Islam disekolah-sekolah umum yang disesuaikan dengan takaran atau tingkatannya.10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pembahasan

Penelitian ini pada dasarnya bersifat kuantitatif. Untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif serta dalam rangka mendukung penelitian ini, maka peneliti melakukan beberapa langkah penelitian, diantaranya meliputi:

1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan dan menelaah dari beberapa literatur buku-buku ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang memiliki relevansi dengan objek penelitian ini, sebagai factor penunjang yang melandasi dasar-dasar teoritis (sebagai data sekunder) dan kamus-kamus atau buku ensiklopedia dan lain-lain sebagainya (sebagai data tersier).

10

(35)

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu mengumpulkan data dengan cara peneliti terjun dan mengamati langsung ke lokasi penelitian (sebagai data primer).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penilitian ini adalah siswa-siswi SDN 02 Pondok Pucung. Namun, mengingat jumlah populasi tersebut sangat banyak, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya diambil dari siswa-siswi dari kelas 5 dan 6 di sekolah tersebut. Penelitian ini didasarkan pada satu pertimbangan bahwa diharapkan siswa-siswi yang menjadi responden tersebut dapat memberikan penilaian atau jawaban yang obyektif terhadap masalah yang akan dibahas. Dalam penentuan sampel ini, akan dipilih secara acak (random sampling) sebanyak 40% (40 orang) dari jumlah siswa kelas 5 dan 6. Dengan ketentuan sebagian siswa yang melalui TPA dan sebagian lagi siswa yang tidak melalui TPA.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data informasi yang obyektif, serta mencapai arah dan sasaran yang diinginkan, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :

1. Questioner atau angket, yaitu teknik pengumpulan data secara tertulis dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis kepada responden dengan disediakan alternative jawaban dan responden diminta untuk memilih salah satu jawqban-jawaban yang telah disediakan.

(36)

memperoleh data yang dimaksud, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru Agama di sekolah tersebut.

3. Observasi, yaitu proses penelitian atau usaha mendapatkan data secara mendalam yang berkaitan dengan judul penelitian, dengan menggunakan pengamatan secara teliti serta pencatatan. Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang jelas dan akurat mengenai gambaran umum dan kondisi lapangan penelitian. Dalam hal ini, di SDN 02 Pondok Pucung.

D. Teknik Analisa Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut akan dianalisis secara kuantitatif dan akan disajikan dalam variasi bentuk table persentase (%), dengan menggunakan metode induktif, yaitu penulis menggunakan data yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik atau disimpulkan pada data yang bersifat umum.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah total prsentase, yaitu: Rumus = P = F x100

N

Keterangan:

P = Prosentase (hasil yang didapat) N = Jumlah responden (jawaban) F = Frekuensi

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. Ke-II, 1995. Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989. Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 1995.

1

Syamsuddin, MZ. Kebijaksanaan Umum dan Kiat Sukses Penelolaan TKA/TPA al-Qur'an, Jakarta: LPPTKA BKPRMI DKI JAYA, cet. Ke-III, 1996. _____, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Jakarta: LPPTKA

BKPRMI DKI JAYA, cet. Ke-III, 1998.

(37)

Idris, Chairani, dkk. PedomanPembinaan dan Pengembangan TKA/TPA, Jakarta: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TKA BKPRMI, 1995.

Tim Dosen IKIP Malang. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Malang: Usaha Nasional,Cet. Ke-3, 1981.

An-Nawawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: CV. Diponegoro Darul Fikr, 1996.

Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung,cet. Ke-17, 1992.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Akasara, cet. Ke-1, 1995.

_____, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996.

Zaini, Syahminan, Drs., Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam, Jakarta: kalam Mulia, cet. Ke-1, 1986.

OUT LINE

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN (TPA) DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA)

(38)

3. Tujuan Pendidikan dan Pengejaran Taman Pendidikan al-Qur'an

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pegertian Pendidikan Agama Islam 2. Dasar Pendidikan Agama Islam 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Letak Geografis

B. Keadaan Guru

C. Keadaan Siswa dan Jumlah Kelas D. Sarana dan Pra Sarana

E. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung

BAB V PERAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN (TPA) SEBAGAI PENDUKUNG PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 05 PONDOK PUCUNG

A. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung

B. Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung Yang Melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

C. Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung yang tidak Melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam D. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Prestasi Belajar

[image:38.595.112.512.151.586.2]
(39)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. Ke-II, 1995. Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989. Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 1995.

1

Syamsuddin, MZ. Kebijaksanaan Umum dan Kiat Sukses Penelolaan TKA/TPA al-Qur'an, Jakarta: LPPTKA BKPRMI DKI JAYA, cet. Ke-III, 1996. _____, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Jakarta: LPPTKA

BKPRMI DKI JAYA, cet. Ke-III, 1998.

(40)

Idris, Chairani, dkk. PedomanPembinaan dan Pengembangan TKA/TPA, Jakarta: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TKA BKPRMI, 1995.

Tim Dosen IKIP Malang. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Malang: Usaha Nasional,Cet. Ke-3, 1981.

An-Nawawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: CV. Diponegoro Darul Fikr, 1996.

Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung,cet. Ke-17, 1992.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Akasara, cet. Ke-1, 1995.

_____, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996.

(41)

PERANAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN (TPA)

DALAM MENDUKUNG PENGAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus di SDN 02 Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren, Kab. Tangerang)

Tugas ini dibuat sebagai pengganti UAS pada Mata Kuliah Seminar Proposal Skripsi

Dosen Pembimbing: Drs. Rusydi Zakariya

Di buat oleh:

W I N D I NIM: 104011000040

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(42)

JAKARTA

2007 M / 1428 H

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud, Sunan Abu Daud, Kairo: Daar al-Hadist, 1980.

An-Nawawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: CV. Diponegoro Darul Fikr, 1996.

Al-Toumy al-Syaibany, Falsafat Pendidikan Islam (terjemahan), Hasan Langgulung dari falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyyah, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. Ke-3. ---, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Akasara,

1995, cet. Ke-1.

(43)

Idris, Chairani, dan Tasyrifin Karim, PedomanPembinaan dan Pengembangan TKA/TPA, Jakarta: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TKA BKPRMI, 1995.

Karim, Tasyrifin, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 2004.

Nasution, Harun, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2001, cet. Ke-2.

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, cet. Ke-1.

Rachman Shaleh, Abdul, Pendidikan Agama dan Keagamaan (Visi, Misi, dan Aksi), Jakarta: PT. Gemawindu pancaperkasa, 2000, cet. Ke-1.

Syamsuddin. MZ, Kebijaksanaan Umum dan Kiat Sukses Penelolaan TKA/TPA al-Qur'an, Jakarta: LPPTKA BKPRMI DKI JAYA, 1996, cet. Ke-3.

---, dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 2004.

Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Malang: Usaha Nasional, 1981, Cet. Ke-3.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, cet. Ke-2.

---, dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001, cet. Ke-2.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006.

Yunus, Mahmud, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990, cet. Ke-3.

---, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992, cet. Ke-17.

(44)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, akan tetapi juga berlangsung di luar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi mencakup pula pendidikan yang bersifat non formal.

Tugas manusia tidak hanya meningkatkan kecerdasan, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia. Pendidikan mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam segi kehidupan manusia, terlebih lagi pendidikan agama yang tentunya mempunyai pengaruh yang sangat besar daripada pendidikan yang lain pada umumnya, apa lagi yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata.1

Pendidikan agama Islam di Indonesia mendapat tempat yang layak serta perhatian yang serius dari masyarakat dan pemerintah mulai sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Dan pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang paling penting atau pokok di sekolah. Ini menunjukkan pentingnya kedudukan pendidikan agama di sekolah dan di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.

1

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-II, h. 149.

(45)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memililki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2

Dari tujuan Pendidikan Nasional di atas, ditegaskan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia yang menjadi tujuan pendidikan nasional ialah manusia yang beriman dan bertakwa. Agar beriman dan bertakwa ini dapat terwujud, mutlak diperlukan adanya pendidikan keimanan dan ketakwaan. Dan itulah pendidikan agama.

Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, menempati hirarki tertinggi jika dilihat dari taksonomi tujuan pendidikan. Ibarat sebuah pohon dimana tujuan pendidikan nasional sebagai batangnya, sedangkan tujuan kelembagaan (institusional) dan tujuan pengajaran (kurikuler) adalah sebagai cabang dan rantingnya.

Dengan demikian, antara tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional serta tujuan kurikuler mempunyai unsur-unsur persenyawaan yang berhubungan dan sinkron antara satu sama lain. Dalam hubungan ini, salah satu unsur yang mengedepan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional adalah tentang cita-cita terbentuknya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Hal ini, menunjukkan pentingnya pendidikan agama pada tiap lembaga pendidikan di Indonesia baik pada pendidikan formal (pendidikan sekolah) maupun pada pendidikan non formal (pendidikan diluar sekolah).

Dengan mengacu pada rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka adanya penyelenggaraan pendidikan TK/TP al-Qur'an dapat dikatakan sebagai sub sistem dari pendidikan nasional yang mengandung nilai strategi tersendiri dalam upaya mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai tujuan pendidikan

2

(46)

nasional. Pada waktu yang sama adalah memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat TK, tingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI).3

Hal ini, dilakukan karena umat Islam di Indonesia mengalami tantangan keadaan. Yang dimaksud dengan tantangan keadaan adalah kenyataan obyektif umat Islam Indonesia yang mengandung sisi-sisi negatif dan kelemahan-kelemahan tertentu yang harus segera diatasi, dimana kemunculan dan keberadaan TK/TP al-Qur'an merupakan salah satu alternatif dan langkah terobosan yang harus dikembangkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Tantangan keadaan ini, terbatas pada bidang pendidikan dan moral keagamaan, sebagai suatu penomena sosial budaya dan kultural, yang tentu saja tidak terlepas kaitannya dengan masalah sosial lainnya. Tantangan dalam bidang pendidikan dan moral keagamaan umat Islam tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tantangan Internal

Tantangan Internal yang cenderung meningkat dan merata di mana-mana, antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatnya angka ketidakmampuan Umat Islam (terutama generasi mudanya) dalam hal membaca Al-Qur'an. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

1) Lemahnya perhatian orang tua dalam membimbing putra-putrinya secara langsung. Khususnya dalam pengajaran baca tulis huruf al-Qur'an. Hal ini ditandai dengan menghilangnya tradisi pengajian sore, yang dahulu, ketika bangsa kita belum memasuki era pertelevisian, tradisi pengajian sore itu semarak dimana-mana, seperti dimasjid-masjid, musholah-musholah atau surau-surau, bahkan dirumah-rumah dengan tntunan langsung dari orang tuanya masing-masing. Kini tradisi mengaji dan budaya khataman al-Qur'an itu dewasa ini nyaris tergusur dan tergeser budaya baru yang tidak menentu. Daya tarik

3

(47)

tontonan televisi lebih kuat dari pada daya tarik mengaji. Akibatnya, tidak sedikit para remaja, pelajar dan anak-anak muslim yang merasa "asing" terhadap kitab sucinya sendiri.

2) Lemahnya sistem pendidikan agama pada jalur pendidikan formal. 3) Kelemahan pendidikan agama pada jalur pendidikan formal ini antara

lain karena terbatasnya jam pelajaran sementara bahan pengajarannya cukup luas. Di SD misalnya, untuk kelas I, II,III hanya 2 jam (2x40 menit) dan untuk kelas IV, V dan VI ditambah I jam menjadi 3 jam (dalam satu minggu). Dalam penerapan kurikulum Pendidikan Dasar 9 tahun (mulai tahun 1994/1995), hanyalah 2 jam untuk semua tingkatan. Dan kelemahan lainnya adalah dalam segi pendekatan kegiatan belajar-mengajarnya yang bersifat klasikal (1 orang guru menghadapi puluhan murid), dengan lebih sering menggunakan metode ceramah. Akibatnya, Pendidikan Agama itu nilainya merosot menjadi sekedar 'Pengetahuan Agama' yang bersifat kering. Aspek keterampilan agama dengan target agar tamat SD, si anak bias mengaji dan taat shalat, sangat tipis kemungkinannya, sebab untuk keterampilan baca tulis Al-Qur'an menuntut adanya pendekatan khusus yang sifatnya individu (Pendekatan Privat).4

b. Melemahnya pertahanan dan ketahanan umat Islam dalam menghadapi serangan budaya luar, khususnya budaya Barat yang sekuler itu, dari hari kehari semakin gencar dan semakin canggih, melalui berbagai media, televisi, video, radio, majalah, tabloid, buku-buku, dan lain-lain. Dalam kondisi umat Islam yang masih lemah dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya teknologi informasi, sementara keakraban dan keterikatannya terhadap Al-Qur'an pun masih lemah, maka kondisi demikian dapat membuat umat Islam menjadi obyek serangan budaya Barat yang notabenenya didominasi oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Namun demikian, sesuai sunnatullah, di tengah-tengah

4

(48)

mayoritas umat yang masih terbelenggu oleh kejahilan dirinya itu, sudah mulai nampak adanya gerakan-gerakan perbaikan yang dipelopori oleh para ulama dan cendekiawan muslim, yang dalam terpojokannya oleh serangan budaya luar itu mereka bertahan pada tembok-tembok pertahanan akidahnya, lalu bangkit mengadakan perlawanan dan berusaha merebut senjata IPTEK melalui proses alih teknologi dan lain sebagainya.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan yang bersifat eksternal ini adalah berupa gerakan pemikiran dan aksi. Aksi yang bersifat kultural maupun sturktural yang berasal dari kelompok yang berpijak pada basis pemikiran non Islam, yang secara langsung maupun tidak langsung telah menjadikan umat Islam sebagai sasaran gempuran mereka.

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga Pendidikan luar sekolah (non formal), jenis keagamaan. Oleh karenanya, muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah. Hal itu pun diatasi dan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, yaitu untuk kelompok Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun (usia SD/MI). Dengan demikian, porsi pengajaran tertentu yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui pendidikan sekolah formal. Misalnya, pengajaran baca tulis Al-Qur'an, pengajaran shalat, hafalan ayat-ayat Al-Qur'an, do'a-do'a harian, penanaman akidah akhlak dan sejenisnya.5

Pertumbuhan dan perkembangan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) cukup pesat dan semarak di seluruh tanah air. Hal itu, menunjukkan adanya sambutan dan dukungan yang cukup baik dari masyarakat dan juga menunjukan kepedulian umat dalam upaya pewarisan dan penanaman nilai keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) bagi generasi mendatang. Keberadaan dan pertumbuhan unit-unit

5

(49)

pendidikan non formal jenis keagamaan itupun cukup strategis jika dilihat dari tuntutan pembangunan bangsa yang menempatkan asas keimanan dan ketakwaan sebagai asas utamanya, disamping asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dalam sisi yang lebih operasional lagi keberadaan TPA dapat dikatakan sangat mendukung, yaitu dalam rangka memberikan dukungan nyata atas keputusan Pemerintah tentang pentingnya pengentasan buta aksara dan buta makna Al-Qur'an, sebagai wujud Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Serta pusat kegiatan yang dilakukan dimasjid, mushalah, majlis ta'lim dan lain sebagainya. Hal itu, dilakukan untuk memakmurkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat kebudayaan Islam.

Al-Qur'an mempunyai pengaruh yang besar terhadap jiwa manusia, secara umum al-Qur'an mampu menggetarkan, menawan dan memasuki lorong-lorongnya yang apabila jiwa manusia semakin bersih, maka pengaruhnya juga semakin besar. Sementara jiwa anak-anak jauh lebih besar daripada jenjang usia manusia yang lain, fitrahnya suci dan setan tak luput tatkala berhadapan dengannya.

Oleh karena itu, kiranya tepat apabila keberadaan Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) dan atau Taman Pendidikan Al-Al-Qur'an (TPA) menjadi penting sebagai usaha untuk memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) maupun ditingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI)

(50)

B. Identifikasi Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis akan mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Di SDN 02 Pondok Pucung masih banyak ditemukan sistem pengajaran Pendidikan Agama Islam yang kurang memadai dan belum mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, seperti metode pengajaran yang bersefat monoton atau teoritis ditingkat Sekolah Dasar (pendidikan formal). 2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung kurang

memadai, sehingga tidak efektif atau kurang optimal, dalam arti belum optimal dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum nasional. Hal ini, salah satunya disebabkan kurangnya jumlah jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut.

3. Masih banyak guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di Sekolah Dasar (SDN 02 Pondok Pucung) menggunakan metode pembelajaran yang kurang praktis, sehingga materi pelajaran dirasa kurang menarik dan tidak membekas dalam jiwa peserta didik.

4. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya program pengajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih optimal atau inovatif, seperti tidak adanya masjid atau musholah, tidak memadainya media visual atau audio visual dan lain sebagainya.

5. Adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi Penddikan Agama Islam di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak permasalahan yang telah diidentifikasi, maka penulis memfokuskan kajian terhadap:

(51)

Sekolah Dasar. Aspek yang dikaji adalah kompetensi dan indikatornya, materi yang disiapkan serta hasil belajar siswa.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi Pendidikan Agama Islam di sekolah, dalam hal ini difokuskan pada Kompetensi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, tentang materi baca-tulis al-Qur'an yang diajarkan di Sekolah Dasar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka untuk membahas permasalahan tersebut, berikut penulis mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Kontribusi apa saja yang dapat diberikan oleh Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) dalam menunjang pencapaian kompetensi Pendidikan Agama Islam di sekolah?

2. Bagaimana Kompetensi Dasar pembelajaran Pendidikan Agama Islam ditingkat Sekolah Dasar (SD) dengan Kompetensi Dasar pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA)?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pendidikan di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) dengan yang tidak mengikuti pendidikan di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA)?

E. Tujuan Penelitian

Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) merupakan lembaga pendidikan non formal yang setara dengan SD atau MI. Maka, diharapkan keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) mampu mendukung dan dapat memberikan kontribusi pada pencapaian kompetensi pengajaran Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum pendidikan formal. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

(52)

2. Untuk mengetahui keterkaitan antara Pendidikan Agama Islam di tingkat Sekolah Dasar dengan Pendidikan Agama Islam di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA).

3. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa SDN 02 Pondok Pucung yang mengikuti pendidikan di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) dengan yang tidak mengikuti pendidikan di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA).

4. Untuk memperoleh gambaran kontribusi apa saja yang dapat diberikan oleh Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) dalam menunjang pencapaian kompetensi Pendidikan Agama Islam di sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) sebagai lembaga pendidikan non formal dapat mendukung serta memberikan kuntribusi yang besar dalam mencapai kompetensi pengajaran Pendidikan Agama Islam pada kurikulum pendidikan formal.

(53)

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, terdiri dari enam bab diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

(54)

Pendidikan Agama Islam, Dasar Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan Fungsi Pendidikan Agama Islam. BAB III Metodologi Penelitian, meliputi pembahasan tentang Metode

Pembahasan, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian, meliputi pembahasan tentang Sejarah dan Letak Geografis, Keadaan Guru, Keadaan Siswa dan Jumlah Kelas, Sarana dan Pra Sarana, Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

BAB V Peranan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) sebagai Pendukung Pengajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung. Meliputi pembahasan tentang Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pondok Pucung, Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung yang melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung yang tidak Melalui TPA pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Prestasi Belajar Siswa SDN 02 Pondok Pucung dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(55)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGAJARAN AL-QUR'AN TINGKAT DASAR DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. PENGAJARAN AL-QUR'AN TINGKAT DASAR 1. Pengertian Pengajaran Al-Qur'an

Lembaga pendidikan umum yang bernaung di bawah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan telah menempatkan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran pokok diberbagai jenjang pendidikan, dan salah satu materi atau bahan yang dipelajari dalam pendidikan agama Islam adalah baca-tulis al-Qur'an. Materi tersebut dianggap sangat penting untuk diberikan kepada siswa, karena al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang perlu untuk dipelajari, dihayati dan dipahami untuk menjadi pedoman hidup bagi setiap orang Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian al-Qur'an berasal dari bahasa Arab yang secara etimologi

adalah masdar dari kata "

أ

" seimbang dengan kata

ن

ﻼْ

yang berarti bacaan berbicara tentang apa yang tertulis padanya atau melihat dan

menelaahnya. Dalam pengertian ini kata

ناْﺮ

berarti

ءْو

ﺮْ

itu berbentuk

isim maf'ul, dari kata

أﺮ

.1 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam

al-Qur'an:

1

Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. 2, h. 23.

(56)

Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu". (QS. Al-Qiyaamah; 17-18)

Sedangkan, menurut ta'rif yang diberikan olah Ahli Ushul, diantaranya adalah:

ﷲا

م

ﻼآﻮه

نأْﺮ ﻟا

ﺪﱠﻤﺤ

لﱠﺰ ﻤﻟْا

ﺤْﺼﻤﻟْا

بْﻮ ْﻜﻤﻟْا

مْﻮ ْ ﻤﻟْا

ﺔﺤ ﺎ ﻟْﺎﺑ

ءْوﺪْﻤﻟْاﺮ اﻮﱠﻟﺎﺑ

ﺎ ْﻴﻟا

لْﻮ ْﻤﻟْا

ﺑﺮ ﻟْا

نﺎﺴ ﱢﻟﺎﺑ

وﻼ ﺑ

ﺪﱠ ﻤﻟا

سﺎﱠﻟﺎﺑ

"Kitab al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, yang berbahasa Arab, yang telah dinukilkan (dipindahkan) kepada kita dengan jalan mutawatir, yang dimulai dengan surah al-Fatihah, diakhiri dengan surah an-Naash, yang dipandang pembacanya suatu ibadah".2

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa al-Qur'an adalah kumpulan wahyu atau firman Allah SWT, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai pedoman bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Selanjutnya, Dra. Zuhairini, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan istilah mengajar memiliki arti memberikan pengetahuan kepada ana

Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Tabel 1. 1
Tabel 3. 1
Tabel 4. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pelaksanaan Taḥfīẓ Al-Qur’ān di Pondok Pesantren Nur Huda Senting, metode yang dipakai adalah metode tilawah/ talaqqi, yaitu menyimakkan hafalan santri

Membaca permulaan adalah keterampilan dasar membaca bagi siswa dan alat untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang dipelajarinya disekolah.Membaca

massage effleurage dan VCO untuk pencegahan kejadian luka tekan pasien yang dirawat di ICU, ada perbedaan kejadian luka tekan antara kelompok intervensi dan

Beberapa cara telah dilakukan untuk memanen energi yang terbuang tersebut, seperti Kinetic Energy Recovery System (KERS) yang memanen energi terbuang saat pengereman, Thermal

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga

Apabila FPH tersebut disetujui, SOS akan membuat Surat Permintaan Pembelian Hardware (SPPH) sebanyak 2 rangkap, rangkap ke- 1 akan diberikan kepada bagian IT Manager untuk

Dalam hal penggabungan perseroan dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), maka Direksi perseroan yang akan menerima penggabungan