• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMA SWADHIPA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMA SWADHIPA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA

EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMA SWADHIPA LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

Oleh

NIA RAHMAWATI

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa ekstrakurikuler atletik di SMA Swadhipa Lampung Selatan dalam melakukan lompat jangkit disebabkan oleh rendahnya kekuatan otot tungkai. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (true experiment), sedangkan desain penelitian yang di gunakan yakni pre test-post test control group design.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atletik di SMA Swadhipa dengan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi siswa ekstrakurikuler atletik putra di SMA Swadhipa sebanyak 40 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi sedangkan pelaksanaan penelitian di bagi menjadi 2 kelompok. Teknik pengambilan data untuk tes ini menggunakan hasil lompat jangkit. Teknik analisis data menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan naik turun bangku sebesar 6,396 terhadap hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik putra di SMA Swadhipa Lampung Selatan, di lihat dari perhitungan yang menunjukan t hitung 6,396 > t table 2,024.

(2)

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP

PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT

PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

ATLETIK DI SMA SWADHIPA

LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

OLEH NIA RAHMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP

PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT

PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

ATLETIK DI SMA SWADHIPA

LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

(Skripsi)

OLEH

NIA RAHMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xvi

DAfTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Cara Melakukan Awalan Lompat Jangkit ... 11

2. Cara Melakukan Tolakan Lompat Jangkit ... 12

3. Teknik Pendaratan Lompat Jangkit ... 13

4. Gambar Bak Lompat Jangkit ... 32

5. Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Latihan Naik Turun Bangku... ... 40

6. Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol ... 41

7. Perbandingan Hasil Tes Awal Kelompok Kontrol Latihan Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol ... 41

(5)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertiasn Belajar ... 7

B. Atletik ... 9

C. Lompat jangkit ... 10

D. Ekstrakurikuler ... 14

E. Hakekat Latihan ... 20

F. Hipotesis ... 25

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 28

C. Definisi Oprasional Variabel ... 29

D. Populasi Dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

(6)

xiii

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Instrumen Penelitian ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskriptif Data... 39

B. Hasil Penelitian ... 42

1. Uji Prasyarat ... 42

a. Uji Normalitas ... 43

b. Uji Homogenitas ... 43

2. Uji t Pengaruh ... 44

C. Pembahasan ... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(7)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Tabel Pengukuran Tes Awal Lompat Jangkit ... 53

2. Tabel Pengukuran Tes Akhir Lompat Jangkit... ... 54

3. Tes Pembagian Kelompok Melalui Ordinal Pairing ... 55

4. Perbandingan Tes Awal Dan Akhir Kelompok Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol ... 56

5. Normalitas Data Dan Pengukuran Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol... ... 58

6. Tabel Uji Homogenitas Tes Awal Kelompok Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol ... 59

7. Tabel Uji T Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Terhadap Kemampuan Lompat Jangkit ... ... 60

8. Tabel Uji T Pengaruh Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Lompat Jangkit ... 61

9. Tabel Uji T Perbedaan Tes Awal Kelompok Latuhan Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol Terhadap Kemampuan Lompat Jangkit... 62

10. Tabel Uji T Perbedaan Tes Akhir Kelompok Latuhan Naik Turun Bangku Dan Kelompok Kontrol Terhadap Kemampuan Lompat Jangkit ... 63

11. Tabel Uji T ... ... 64

10. Foto Kegiatan ... 64

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 1. Deskriptif Data Hasil Penelitian Kelompok Latihan Naik Turun

Bangku Dan Kelompok Kontrol ... 39 2. Uji Normalitas ... 43 3. Uji Homogenitas ... 43 4. Hasil Analisis Uji Pengaruh kelompok Latihan Naik Turun bangku

Dan Kelompok Kontrol Terhadap Peningkatan Hasil Lompat

Jangkit ... 44 5. Hasil Analisis Uji Beda Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok Latihan

Naik Turun Bangku Dan KK Terhadap Peningkatan Hasil Lompat

(9)

viii

Moto

Mantapkan niat dan pilihan pada tujuan yang ingin di raih,

Dan yakin lah pada diri sendiri jika kita ingin maju

(10)
(11)
(12)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan berlandaskan haturan syukur kepada Allah SWT,kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada :

Orang tua adalah segala-galanya bagi kebahagian hidupku

Merekalah yang selalu memberi semangat dan memahami keadaan diriku Diiringi dengan do’a tulus, keberhasilan ini dapat kuraih

Bapakku Daryanto (alm) dan Ibuku sri Bibit Guarti Disetiap keberhasilan ku terdapat

setiap tetes keringat dan harapanmu

kakak ku Rizki Damayanti dan suami ku Syam Bangkit Nugroho yang selalu setia menemaniku, terimakasih atas suplai motivasi, kesabaran, serta curahan kasih

sayangnya.

Sahabat yang telah membantuku dan mensuportku, Desna, Made, Ani, Karin, Azong, Febri, dan Noni. Thank’s for all cas you can help me every time.

Teman-teman angkatan 2010 terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa

Almamater Tercinta

Universitas Lampung

(13)
(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 16 November 1991, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, Bapak

Daryanto (alm), dan Ibu Sri Bibit Guarti.

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Citra Melati, Bandar Lampung diselesaikan tahun1998 , Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Gedong Air , Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Adiguna Bandar Lampung pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui jalur Ujian Mandiri .

(15)

x

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb,

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan kesehatan FKIP Unila. Dengan Judul “Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Terhadap Peningkatan Hasil Lompat Jangkit Pada Siswa Ekstrakurikuler Atletik Di SMA Swadhipa Lapung Selatan 2013”

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi kepada penulis.

2. Bapak Drs. Suranto, M. Kes selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta kepercayaan kepada penulis. 3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd, selaku Pembahas yang telah memberikan

perbaikan dan pengarahan kepada penulis.

(16)

xi

5. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Progran Studi penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

9. Kepada kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan dan motifasi untuk penulis menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepala SMA Swadhipa Lampung Selatan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, guru – guru yang membantu serta siswa – siswa yang bekerjasama dalam penelitian.

11.Pada teman – teman angkatan 2010 yang memberikan semangat dan motivasi.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 29 September 2015 Penulis

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu jalan cepat, lari, lompat, dan lempar merupakan gerakan yang dilakukan orang sejak jaman purba, baik untuk mempertahankan hidup maupun digunakan sebagai alat untuk membela dirinya.

Cabang olahraga ini mempunyai peranan penting di dalam peningkatan kondisi fisik, sehingga sering di gunakan sebagai dasar pokok dalam rangka peningkatan prestasi maksimal dalam cabang olahraga lainnya. Atletik merupakan sarana yang baik sekali di dalam peningkatan kemampuan tubuh untuk berprestasi secara umum. Dengan latihan atletik dapat dikembangkan dengan baik serta disempurnakan peredaran darah dan sistem syaraf maupun sifat-sifat dasar fisik seperti : tenaga, kecepatan, stamina, kemudahan gerak, kecekatan dan ketangkasan.

Salah satu cabang yang di pertandingkan atau di perlombakan di atletik yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, dan lempar. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events

(18)

2

yang berlainan satu sama lain, baik metode pelaksanaannya maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya.

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ketitik lain dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan kaki salah satu bagian dari olahraga atletik. Dalam olahraga atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat jangkit atau lompat tiga, lompat tinggi dan lompat galah. Keempat jenis nomor lompat ini selalu dilombakan dalam kejuaraan nasional regional ataupun internasional. Sebagai nomor lompat yang selalu dilombakan, keempat jenis lompat ini harus selalu dibina dan dikembangkan prestasinya sedini mungkin.

Teknik lompat jangkit sering dikatakan dengan lompat jingkat atau lompat tiga (triple jump). Manun istilah nama yang resmi di gunakan di Indonesia, yaitu yang tercantum di dalam buku peraturan perlombaan yang di keluarkan oleh PASI adalah lompat jangkit (hop step jump).

Lompat jangkit adalah suatu lompatan yang terdiri atas jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump) yang dilakukan secara berurutan dan terpadu. Adapun rangkaian gerak secara lengkap adalah awalan, jingkat, melangkah dan di akhiri dengan melompat seperti pada lompat jauh.

(19)

3

komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan setatus yang dibutuhkan tersebut.

Ada beberapa macam komponen kondisi fisik antara lain ;(1) kekuatan, (2) daya tahan, (3) daya ledak, (4) kecepatan, (5) daya lentur, (6) kelincahan, (7) koordinasi, (8) seimbangan, (9) ketepatan, (10) reaksi. Dalam hal ini untuk peningkatan hasil lompat jangkit diperlukan komponen kondisi fisik berupa power dan kordinasi.

Power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya dalam lompat jangkit seorang atlit harus mampu mempergunakan kekuatan gerak tubuh terutama power tungkai. Karena power tungkai digunakan untuk awalan juga digunakan pada saat menumpu dan menolak sebelum melakukan lompat jangkit.

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Dalam melakukan lompat jangkit seorang atlit harus mampu mengkordinasikan gerakan kaki dan tangan. Karena dalam lompat jangkit terdapat gerakan jingkat (hop), langkah (steep), lompat (lompat).

Dari kondisi fisik tersebut untuk menunjang hasil lompat jangkit perlu diberikan latihan berupa naik turun bangku.

(20)

4

menolak kaki yang berada di atas bangku dan di lantai bersama-sama secara bergantian. Pada waktu mendarat dilakukan secepat mungkin kembali seperti pada saat posisi awal, untuk dilanjutkan dengan gerakan yang sama berikutnya. Pada hitungan satu kaki kiri ke atas bangku, pada waktu hitungan dua meloncat kaki kiri diikuti kaki kanan diayun setinggi mungkin dengan lutut ditekuk, hitungan tiga kaki kanan mendarat di lantai diiringi dengan kaki kiri pada hitungan keempat. Latihan naik turun bangku dilakukan untuk melatih kekuatan otot tungkai.

Berdasarkan survei yang dilakukan di lapangan pada saat kegiatan ekstrakurikuler atletik siswa sulit untuk melaksanakan kegiatan lompat jangkit yang disebabkan rendahnya kekuatan otot tungkai. Pencapaian hasil belajar siswa pada lompat jangkit dipengaruhi berbagai aspek dan faktor-faktor penunjang lain seperti; pengembangan fisik, teknik, mental, serta kematangan juara. Bertolak dari latar belakang tersebut maka penulis terdorong untuk meneliti “Pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(21)

5

2. Masih rendahnya kekuatan otot tungkai dalam melakukan lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013.

C. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dengan pertanyaannya adalah: “Seberapa besar pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013”

D. Tujuan Penalitian

Berdasarkan rumusan masalah yang secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit. Secara khusus penelitian ini bertujuan: “Untuk mengetahui Pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013”.

E. Manfaat Penelitian

(22)

6

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi penulis

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu dasar-dasar kepelatihan, dalam menunjang peningkatan kesegaran jasmani.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa, sehingga siswa dapat sehat secara jasmani dan rohani

3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Belajar adalah proses yang memungkinkan manusia berubah tingkah lakunya sebagai hasil pengataman yang diperolehnya, kunci pengertian tentang belajar adalah: “sebagai hasil pengalaman” Pengalaman-pengalaman tertentu itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku. Peristiwa belajar terjadi apabila proses perubahan tingkah laku pada diri manusia.

Kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar, baik potensial maupun aktual. Perubahan tersebut dalam bentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang cukup lama. Dan perubahan itu terjadi karena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

Dalam pembelajaran juga kita harus mengedepankan proses belajar gerak proses dalam belajar gerak terbagi menjadi 3 tahapan ;

1. Tahap Kognitif

(24)

8

informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi

Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya.Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup.Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis

(25)

9

merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

1. Fase-fase Belajar

Menurut Faisal (2001:34) mengemukakan fase-fase yang dilalui dalam proses belajar mengajar. Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne ada 4 buah fase delam proses belajar, yaitu ; (1). Fase penerimaan (apprehending phase), (2). Fase penguasaan (acquisition), (3). Fase pengendapan (storage phase), (4) Fase

pengungkapan kembali (retrievel).

B. Atletik

Menurut Yudha (2000:5) Atletik adalah merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu jalan cepat, lari, lompat, dan lempar merupakan gerakan yang dilakukan orang sejakjaman purba, baik untuk mempertahankan hidup maupun digunakan sebagai alat untuk membela dirinya.

(26)

10

kemampuan tubuh untuk berprestasi secara umum. Dengan latihan atletik dapat dikembangkan dengan baik serta disempurnakan peredaran darah dan sistem syaraf maupun sifat-sifat dasar fisik seperti : tenaga, kecepatan, stamina, kemudahan gerak, kecekatan dan ketangkasan.

Menurut Syaifudin (2001:69) mengatakan bahwa ”Atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, dan lempar”. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya.

C. Lompat Jangkit

Menurut Sunarya (2000:78) teknik lompat jangkit juga sering dikatakan dengan lompat jingkat atau lompat tiga (triple jump), namun istilah nama yang resmi di gunakan di Indonesia, yaitu yang tercantum di dalam buku peraturan perlombaan yang di keluarkan oleh PASI adalah lompat jangkit (hop step jump).

Lompat jangkit adalah suatu lompatan yang terdiri atas jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump) yang dilakukan secara berurutan dan terpadu. Adapun rangkaian gerak secara lengkap adalah awalan, jingkat, melangkah dan di akhiri dengan melompat seperti pada lompat jauh.

b. Awalan/ancang-ancang

(27)

11

– 40 meter, supaya kecepatan mencapai titik maksimal pada waktu melakukan tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu pada balok dengan tepat.

Gambar 1. Cara melakukan awalan dan tolakan pada lompat jangkit (Suwarno. 2012. Teknik lompat jangkit)

c. Tolakan

Tumpuan pada balok tumpuan harus sedemikian rupa sehingga kecepatan tidak banyak berkurang. Fase tolakan atau tumpuan lompat jangkit di bagi atas tiga tahapan yaitu ; (1) Tolakan pada waktu berjingkat, (2) Tolakan pada waktu melangkah, (3) Tolakah pada waktu melompat.

1. Tolakan pada waktu berjingkat

a. Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menendang, ayunkan paha kaki bebas ke posisi horizontal.

b. Bertolak ke depan dan ke atas.

(28)

12

2. Tolakan pada waktu melangkah

a. Bertolak dengan cepat, luruskan mata kaki, sendi lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki bebas ke posisi horizontal.

b. Pada waktu gerak langkah posisi bertolah di pertahankan untuk mempersiapkan gerak lompat, luruskan kaki bebas ke depan dan kebawah.

3. Tolakan pada waktu melompat

a. Bertolaklah dengan cepat, ayunkan paha kaki bebas ke pisisi horizontal.

b. Untuk melompat yang jauh, tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah.

c. Tarik tubuh kedepan bawah untuk mendarat, bawa lengan kedepan.

Gambar 2. Cara melakukan tolakan melangkah dan tolakan melompat pada lompat jangkit

(29)

13

d. Sikap mendarat

Cara mendarat pada lompat jangkit adalah sebagai berikut :

Pada waktu akan mendarat kedua kaki di angkat atau di bawa kedepan lurus. Badan di bungkukan dan kedepan dan kedua tangan dari atas dibawa kedepan. Kemudian mendarat pada kedua kaki dengan cara membengkokkan kedua lutut dan berat badan di bawa ke depan supaya tidak jatuh kebelakang.

Gambar 3.

Teknik pendaratan pada lompat jangkit (Suwarno. 2012. Teknik lompat jangkit)

Ukuran Lapangan Lompat Jangkit

Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8 m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ± 10-20cm.

Peraturan dalam Lompat Jangkit

Ada beberapa peraturan dalam lompat jangkit, yaitu : a. Lapangan lompat jangkit dan ukurannya

(30)

14

c. Pada tolakan kaki pertama harus mendarat pada kaki yang sama d. Pada tolakan kedua, harus mendarat pada kaki yang lain

e. Bila pelompat sedang melakukan lompatan dan menyentuh tanah dengan kaki ayun,hal ini dianggap pelanggar / diskwalifikasi .Lazimnya diberikan giliran melompat 1,5 menit – 2 menit

Naik turun bangku

Teknik latihan naik turun bangku Adisasmita (2004:70) adalah bentuk latihan plyometrics. Untuk melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi berdiri menghadap bangku kemudian kaki kiri diletakkan di atas bangku, kedua lengan berada di samping badan, kaki kiri yang berada di atas bangku ditekuk membentuk sudut ± 90. Dari awalan kemudian dilanjutkan dengan menolak kaki yang berada di atas bangku dan di lantai bersama-sama secara bergantian. Pada waktu mendarat dilakukan secepat mungkin kembali seperti pada saat posisi awal, untuk dilanjutkan dengan gerakan yang sama berikutnya. Pada hitungan satu kaki kiri ke atas bangku, pada waktu hitungan dua meloncat kaki kiri diikuti kaki kanan diayun setinggi mungkin dengan lutut ditekuk, hitungan tiga kaki kanan mendarat di lantai diiringi dengan kaki kiri pada hitungan keempat.

D . Ekstrakurikuler

a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

(31)

15

yang dilaksanakan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Dari pengertian tersebut nampak jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sebagai upaya untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, kegiatan ekstrakurikuler dapat berhubungan dengan kegiatan kurikuler seperti untuk memperluas pengetahuan atau dapat juga kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, yang pelaksanaannya tidak terbatas hanya di lingkungan sekolah, akan tetapi juga dapat di luar sekolah. Dalam konteks pembinaan manusia seutuhnya, kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat penting karena pencapaian tujuan tersebut tidak mungkin dapat dicapai hanya mengandalkan kegiatan kurikuler yang waktu dan pelaksanaannya sangat terbatas. Pencapaian tujuan manusia seutuhnya perlu usaha yang terus menerus melalui beberapa program

kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa

(32)

16

sekolah harus diarahkan pada pembentukan pribadi anak, harus ada kesesuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat, harus sesuai dengan karakteristik anak. Selanjutnya, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diartikan sebagai kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan setiap sekolah. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu.

(33)

17

wawasan, sikap dan keterampilan siswa di luar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah.

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan sebagai berikut Herry (2006:116): 1) Memperluas dan memperdalam pengetahuan

Dalam konteks ini kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memperkaya dan menambah wawasan pengetahuan siswa serta dapat mempertajam kompetensi atau kemampuan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan dalam program kurikuler, yang dalam pelaksanaannya memiliki keterbatasan waktu dan program kegiatan.

2) Memberikan pemahaman terhadap kegiatan kurikuler.

(34)

18

3) Menyalurkan minat dan bakat siswa

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada siswa seperti yang diprogramkan dalam kegiatan kurikuler, akan tetapi juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan sesuai minat dan bakat siswa, baik minat dan bakat yang secara langsung berhubungan dengan upaya membekali keterampilan hiup atau pengembangan minat dan bakat yang terbatas hanya sekedar hobi siswa. Semua itu diperlukan untuk mencari keseimbangan pribadi yang utuh.

4) Mendekatkan pengetahuan

Dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat atau lingkungan Sekolah.Berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat agar dapat hidup di masyarakat. Oleh sebab itu, pelajaran yang diberikan di sekolaha harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Program kegiatan ekstrakurikuler dikembnagkan sebagai jembatan untuk mendekatkan dan mengaitkan antara program kurikuler dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

5) Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya

(35)

19

a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b) Berbudi pekerti,

c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan, d) Sehat jasmani dan rohani,

e) Berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta

f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari penjelasan diatas pada hakekatnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Setiap kegiatan yang diadakan pasti memiliki fungsi. Fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler menurut Zainal (2011: 69), yaitu : 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik

3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

(36)

20

4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan tidak hanya untuk Memperdalam danmemperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran saja.

E. Hakekat Latihan

a. Pengertian Latihan

Harsono (2002:28) Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani seseorang atlet dengan suatu aktifitas yang dipilih, sedang pada umumnya masyarakat mengatakan latihan atau berlatih yang maksudnya untuk melakukan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Didalam melakukan harus secara berulang-ulang maksudnya, gerakan-gerakan yang tadinya sukar untuk dilakukan menjadi mudah untuk dilakukan dan didalam melakukan gerakan-gerakanya menjadi otomatis, relaksasi dan semakin menghemat tenaga.

(37)

21

dilakukan secara sistematis yakni dari yang lebih mudah ke yang lebih sukar.Berlatih berulang-ulang maksudnya adalah melakukan berkali-kali dan menambah beban yang dikerjakan dan berdasarkan waktu yang telah ditentukan.Kemudian setiap latihan bebanya ditambah, jadi bukan berarti setiap hari melakukan latihan tetapi berdasarkan program latihan yang telah ditentukan.Untuk melakukan suatu program latihan perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihannya. Tujuan utama dari latihan (training) adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkinuntuk mencapai latihan tersebut ada 4 aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap guru pendidikan jasmani/Pembina/pelatih olahraga, yaitu:

a. Latihan fisik, b. Latihan tehnik, c. Latihan taktik, d. Latihan mental. Kekurangan yang sering terjadi pada guru atau pelatih adalah bahwa kurang memahaminya prinsip-prinsip latihan yang sebenarnya tanpa mengetahui prinsip-prinsip serta tujuan-tujuan latihan tersebut tak mungkin akan tercapai.

Maka untuk mengetahui prinsip-prinsip dari latihan tersebut, adaptasi dari Syuryadi (2007:34) menerangkan bahwa yang harus diterapkan dalam penentuan program , yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip overload adalah prinsip latihan paling mendasar akan tetapi paling penting, oleh karena itu tanpa menerapkan prinsip ini adalah latihan, tidak mungkin sebuah prestasi akan tercapai.

(38)

22

kematangan pada perkembangan menyeluruh ini maka akan lebih mudah untuk menuju kepada latihan spesialisasi.

3. Spesialisasi cabang olahraga merupakan tujuan untuk seseorang dalam mengetahui sebuah cabang olahraga. Karena dengan spesialisasi dia akan mencapai prestasi yang maksimal.

4. Prinsip individualisasi merupakan syarat dalam menyusun sebuah program latihan. Hal ini didasarkan mengingat masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda. Prinsip ini didasarkan agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai.

5. Intensitas latihan adalah prinsip yang digunakan dalam menentukan tujuan. Sehingga antara latihan yang untuk prestasi dan latihan yang untuk kesegaran jasmani.

6. Kualitas latihan lebih ditunjukkan kepada proses dari latihan itu sendiri. Semakin bermutu sebuah latihan maka akan semakin baik pula prestasi yang akan diraih.

7. Variasi dalam latihan digunakan untuk menghindari kebosanan dalam latihan. Semakin enjoy seseorang dalam latihan maka tujuan yang akan diraih lebih mungkin dicapai.

(39)

23

b. Teori Latihan

Harsono (2002:28) mengatakan latihan adalah proses yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. Darmanto (2004:78) Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Masih dalam Bompa latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis, berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi tubuh, sebagai berikut :

1. Jantung akan membesar, lebih kuat, penambahan volume dan curah jantung.

2. Bertambahnya jumlah pembuluh kapiler disekitar otot. 3. Bertambahnya kemampuan darah membawa oksigen.

4.Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energi dengan penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.

5.Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan menghancurkan sisa-sisa pembakaran.

c. Prinsip-prinsip Latihan

(40)

24

1. Overload (beban Latihan)

Tubuh manusia tersusun dari berjuta sel-sel hidup yang kecil. Tiap sel atau grup sel mengembang tugas yang berbeda-beda, semua sel mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan terhadap apa terjadi pada tubuh. Penyesuaian umum ini terjadi didalam tubuh sepanjang waktu, juga suatu penyesuaian terhadap latihan untuk atletik.Suatu beban latihan adalah suatu kerja atau latihan yang dikakukan seseorang atlet dalam waktu berlatih. Pembebanan adalah proses penerapan beban pada latihan. Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan terhadap beban latihan dan berkompensasi lebih dalam pemulihan menjelaskan bagaimana kerja latihan.Bila beban latihan tidak cukup besar maka hanya sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation). Suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami masalah waktu dan mungkin tidak kembali ketingkat kesegaran semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan lebih (Overtraining).

2. Reversibility (Kompensasi)

(41)

25

3. Kekhususan (Specificity)

Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi atau penyesuaian sendiri. Beban latihan harus khusus mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang.Latihan untuk ini mempersiapkan alat memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus.Volume latihan umum menentukan seberapa besar seorang atletmampu menyelesaikan dalam latihan khusus.Semakin besar volume ini semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus.

4. Pulih Asal (recovery)

Perkembangan atlet bergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa dimaksimalkan. Lamanya masa pemulihan tergantung dari kelelahan yang dirasakan akibat stimulus/latihan sebelumnya.

F. Hipotesis

(42)

26

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari latihan naik turun bangku

terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SwadhipaLampung Selatan Tahun 2013.

(43)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan dan analisis data.

Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam mengukur data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan tehnik penelitian.

Metode penelitian menurut Arikunto (2006:16) mengemukakan bahwa: metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

(44)

28

Penelitian eksperimen menurut Arikunto (2006:163) adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menganggu.

Pengertian yang lebih jelas tentang penelitian eksperimental dikemukan oleh Emzir (2007:63) mengatakan peneltian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitianatau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu: (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat.

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung ada variabel lainya yang yang berguna untuk meramalkan dan meramalkan nilai variabel yang simbolkan dengan (X). Adapun veriabel bebas dalam penelitian ini adalah naik turun bangku (X1).

b. Variabel terikat (Y)

(45)

29

ditetapkan sehingga tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan desain pre-test,post-test, group desain.

Desain atau rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah :

Keterangan : R = random

Pretest = tes awal dengan (lompat jangkit tanpa latihan) OP = ordinal pairing

K1 = kelompok 1 treatment A = naik turun bangku KK = kelompok kontrol tanpa treatment = tanpa perlakuan Posttest = tes akhir dengan (lompat jangkit setelah latihan)

C. Definisi Operasional Variabel

Menurut Nazir (2006:152) Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

R Pretest OP

KE1

KK

Treatment A

Tanpa Treatment

(46)

30

Latihan dengan naik turun bangku dalam menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam definisi operasional sebagai berikut :

Latihan naik turun bangku dengan latihan yang berkesinambungan

dapat meningkatkan hasil lompat jangkit dengan intensitas latihan kian hari kian meningkat (dalam prinsip latihan overload).

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler atletik putra SMA SWADHIPA Lampung Selatan sebanyak 40 siswa.

2. Sampel

(47)

31

jumlah populasi siswa ekstakurikuler atletik di SMA Swadhipa Natar sebanyak 40 siswa.

E. Rencana Penelitian

Rencana penelitian ini adalah merupakan gambaran dari seluruh pemikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian. Dalam

penelitian eksperimen ini, desein penelitian yang digunakan adalh ”pre -tes dan post-tes”.

a. Pada pertemuan pertama seluruh sampel melakukan lompat jangkit dan di ambil data dari lompatan jangkit tersebut. Tujuan dari tes ini selain untuk mengetahui kondisi awal kebugaran jasmani siswa, juga untuk mengelompokkan sampel yang jumlahnya 40 orang menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 20 orang untuk diberikan perlakuan berikutnya.

b. Setelah kelompok terbetuk sampel diberikan latihan naik turun bangku sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan dengan jadwal serta tata cara latihan sesuai yang telah dibuat untuk program ini. Latihan yang diberikan yaitu sebanyak 18 kali pertemuan yang intensitas 3 kali dalam seminggu dan dilakukan selama 6 minggu berturut-turut. Perlakuan naik turun bangku (2 menit) minggu awal ditambah 1 menit dan kian hari terus bertambah.

(48)

32

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.

G. InstrumenPenelitian

Menurut Arikunto (2006:136) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Tujuan test ini adalah untuk mengukur peningkatan hasil lompat jangkit terhadap latihan naik turun bangku.

Berikut ini adalah alat yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan di mulai:

[image:48.595.130.491.601.704.2]

1. Lapangan dengan bak pasir sebagai bak untuk mendarat. 2. Meteran untuk mengukur jarak lompatan yang dilakukan. 3. Bendera untuk menandai jatuhnya titik pendaratan. 4. Bangku untuk melakukan latuhan naik turun bangku.

Gambar bak lompat jangkit 8m ±45m

13m PAPAN TOLAKAN

Gambar 1. Bak lompat jangkit (Sumber Bangkit.2011. bak lompat jangkit) BAK PASIR

(49)

33

H. TeknikAnalisis Data

Sehubungan penelitian ini adalah penelitian sampel, maka diperlukan uji persyaratan untuk menentukan teknik analisis statistik yang digunakan. Uji persyaratan yang diperlukan adalah uji homogenitas, uji normalitas. Secara lebih jelas pengujian analisis data dari uji prasyarat hingga pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti produser Sudjana (1992 : 466) yaitu a. Pengamatan x1, x2, ….xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ….zn

dengan menggunakan rumus z1 = s

x x1

(xdan masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ….zn yang lebih kecil atau

sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan dengan S (zi) maka

S (zi) =

n

z yang x x x

banyaknya 1, 2,... ni

d. Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

(50)

34

Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai

hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan tara f signifikan 0,05. Bila harga L0 lebih kecil (<)

dari L table maka data yang akan diolah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila L0 lebih besar (>) dari L table maka daftar tersebut

tidak berdistribusi normal. L0<Ltabel : normal

L0>Ltabel : tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji omogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample memiliki varian yang homogeny atau tidak. Untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

F =

terkecil ians

terbesar ians

var var

Kriteria Pengujian adalah F (1 – a) (n1 – 1) < F <F½c(n1 – 1, n2 – 1,),

maka hipotesis HO diterima atau data tersebut mempunyai varians yang

homogen. H0 ditolak atau data tersebut tidak homogenya jika F ≥ F½c

(v1 v2).

3. Uji Hipotesis

(51)

35 T =

             2 1 2 1 2 21 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n S n S n x x

Menurut Arikunto (1997: 275) untuk menganalisis data hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post test design maka menggunakan rumus :

t =

1

2 

N N d X Md Keterangan:

Md : Mean dari perbedaan pre-test dengan post test Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

X2d : Jumlah kuadrat deviasi N : Subjek pada sampel d.b : Ditentukan dengan N-1

1. Uji t

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogeny atau tidaknya varians antara kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan

dapat dikemukakan beberapa alternative:

(52)

36

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

n

n

S

x

n

S

x

n

S

gab Keterangan :

X : rerata kelompok eksperimen A X : rerata kelompok eksperimen B

S1 : simpangan baku kelompok eksperimen A

S2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

b. Salah satu data berditribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal (  ) kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan yaitu ;

hitung

t

=

              2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan:

X : rerata kelompok eksperimen A X : rerata kelompok eksperimen B

(53)

37

S1 : simpangan baku kelompok eksperimen A

S2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan yaitu :

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.

d. Analisisuji t pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogeny atau tidaknya varians antara kedua kelompok latihan atletik, maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan berdasarkan alternative. Menurut Sujana (2005:242) untuk menguji pengaruh latihan naik turun bangku dan latihan lompat jangkit adalah sebagai berikut:

2 ) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1      n n N N N N U Z 2 1 ) 1 ( 1 2

2

1N n n R

N

U   

2

2 ) 1 ( 1 2

2

1N n n R

N

(54)

38

n

B

B

T

hitung

S

Keterangan :

B = Rata-rata Selisih antara post test pretest B

S = Simpangan baku Selisih antara post test pretest

(55)

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai pengaruh latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: “Ada pengaruh yang signifikan dari latihan naik turun bangku terhadap peningkatan hasil lompat jangkit pada siswa ekstrakurikuler atletik di SMA SWADHIPA Lampung Selatan Tahun 2013”

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

(56)

50

besar. b) waktu penelitian yang lebih lama. c) menambah variabel bebas sebagai pembanding.

2. Kepada para Mahasiswa dan Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mencoba model-model latihan untuk meningkatkan hasil lompat jangkit.

(57)

51

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. 2004. Teknik Naik Turun Bangku. Jakarta. Garindo Ajip. Agusnar. 2001. Latihan Fisik. Jakarta. KONI

Arikunto. 2006. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Darmanto. 2004. Latihan Olahraga. Jakarta. Mekar Sari. Emzir. 2007. Penelitian Eksperimen. Jakarta. Dahara Prize. Faisal. 2001. Pengelolah Pengajaran. Jakarta. Rajawali Pers.

Gustamim. 2004. Latihan Fisik Olahraga. Jakarta. PT. Raja Garindo. Harsono. 2002. Hakikat Latihan. Jakarta. Cahaya Sakti.

Herry. 2006. Prosedur Kegiatan Ekstrakurikuler. Bandung. Lembaga Swadaya. Nazir. 2006. Devinisi Operasional. Jakarta. Citra Harapan.

Sujana. 2005. Uji T Pengaruh. Jakarta. Muaracita.

Sunarya. 2000. Teknik Lompat Jangkit. Jakarta. Rineka Cipta. Syaifudin, Aip. 2001. Dasar-dasar Atletik. Jakarta. Delia Tulis. Syuryadi. 2007. PUOR. Jakarta. Depdiknas.

(58)

52

Zainal. 2011. Prosedur Kegiatan Ekstrakurikuler. Bandung. Lembaga Swadaya. (http://suwarno7.blogspot.com/2012/04/teknik-dasar-lompat-jangkit

.html). Diakses tanggal 18 januari 2016. Pukul 08.45.

Gambar

Gambar 1. Cara melakukan awalan dan tolakan pada lompat jangkit
Gambar 2. Cara melakukan tolakan melangkah dan tolakan
Gambar 3. Teknik pendaratan pada lompat jangkit
Gambar bak lompat jangkit

Referensi

Dokumen terkait

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran administrasi perkantoran untuk mencapai tujuan

Mangkana ngaurip samya, awya kumed ing wong miskin, kumed ing pandhita, dinukan dening Ywang Widi, ing akir tanpa prayogi, nemu cilaka tan wurung, mungguh kang

proses TGU, dilakukan dengan mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi aditif urea dan HMTA serta temperatur dan waktu reduksi kernel U3O8 yang merupakan faktor yang

Karena bagaimanapun ini berkaitan dengan standard pelayanan yang ada”.(Sumber: Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan Bapak Sudiantara, S.Sos.. Dari hasil

ilmiah dengan melakukan perhitungan bobot tiap kata di tiap dokumen serta perankingan dokumen yang dianggap relevan terhadap query yang di cari dengan

Apabila suatu perdamaian yang telah dibuat di dalam akta perdamaian di hadapan notaris, tetapi sebelum adanya persetujuan terhadap akta perdamaian tersebut tanpa

Gambaran jumlah leukosit dalam sedimen urin dan hasil kultur urin pada pasien yang didiagnosis infeksi saluran kemih di rumah sakit urologi dan bedah “Dr.. Bacterial

Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Jakarta, menemukan bahwa : (1) Aktivitas