ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF GIVING PERMISSION TO LEARN FOR CIVIL SERVANTS IN BANDAR LAMPUNG DEPARTMENT OF HEALTH
By
IKO TIRTAMANA
Study Permit granting policies contained in Bandar Lampung Mayor Regulation Number 10 Year 2012 on Guidelines and Procedures for Candidate Selection Task Learning and Study Permit For Civil Servants in Government Environment Bandar Lampung, the policy guidance for the orderly administration of the civil service. The purpose of this study was to determine the permit granting process execution Learning and the factors that support the implementation of a barrier and granting permission for the Study of Civil Servants in Bandar Lampung City Health Office.
Type of approach used in this study is an empirical juridical. The data used in this study of primary data and secondary data. Methods of data collection in this study was done by library research and field study. The data were then processed by the data selection, examination of the data, classification data, and preparation of the data were then analyzed using qualitative descriptive analysis method.
From the results of research conducted on the implementation of the provision of the Civil Service Study Permit in Bandar Lampung City Health Office is not run in accordance with regulatory requirements. This was shown by the Civil Servants Medical Officer who left the official duties in conducting lectures, it is contrary to the provisions of Bandar Lampung Mayor Regulation Number 10 Year 2012 on Guidelines and Procedures for Candidate Selection Task Learning and Study Permit For Public Servants Environmental civil Government in Bandar Lampung.
ABSTRAK
PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
IKO TIRTAMANA
Kebijakan pemberian Izin Belajar tertuang dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012tentang Pedoman dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung, kebijakan tersebut guna tertib administrasi dalam pembinaan kepegawaian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pemberian Izin Belajar dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberian Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Jenis Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan cara seleksi data, pemeriksaan data, klasifikasi data, dan penyusunan data yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan cara analisis deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tidak berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini terlihat dengan adanya Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan yang meninggalkan tugas-tugas kedinasan dalam melaksanakan perkuliahannya, hal ini bertentangan dengan ketentuan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Liwa, Lampung Barat, pada tanggal 7 Agustus
1991, merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Muhammad
Hatta dan Ibu Siti Aisyah.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Liwa,
Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2003.
Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah
atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Selama menjadi mahasiswa penulis menjadi pengurus HIMAHAN (Himpunan
Mahasiswa Hukum Administrasi Negara) UNILA periode tahun 2011-2012. Pada
tahun 2013 penulis melakukan penelitian bidang konsentrasi Hukum Administrasi
Negara dengan judul “Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil
di Dinas Keesehatan Kota Bandar Lampung” dibawah bimbingan Bapak Charles
MOTTO
Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Persembahan
Dengan segala kerendahan hati,
kupersembahkan karya dari buah
perjuanganku dan doa Ayahandaku
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan Rasulullah Muhammad SAW sebagai
suri tauladan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Judul Skripsi yang penulis buat adalah “Pelaksanaaan Pemberian Izin Belajar di
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung”. Penelitian ini dilakukan di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan dan kekurangan yang sangat penulis sadari. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membagun sangat diharapkan sebagai motivasi
agar penulis menjadi lebih baik. Namun terlepas dari keterbatasan tersebut,
penulis mengharapkan skripsi ini akan bermanfaat bagi pembaca.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
2. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. Selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi
3. Bapak Satria Prayoga, S.H., M.H. Selaku Sekretaris Bagian Hukum
Administrasi Negara Universitas Lampung.
4. Pembimbing I dan Pembimbing II, Bapak Charles Jackson, S.H., M.H. dan
Ibu Nurmayani, S.H., M.H. yang telah memberikan gagasan, bimbingan,
masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Pembahas I dan Pembahas II, Bapak Nurul Fajri Oesman, S.H., M.H. dan
Ibu Eka Deviani, S.H., M.H. yang telah memberikan koreksi dan saran demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Sudirman Mechsan, S.H., M.H. dan Dr. Maroni, S.H., M.H. yang
telah berkenan memberikan kuliah terbimbing.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung terima kasih
atas ilmu bidang hukum yang telah diberikan selama perkuliahan.
8. Bapak Budi Ardiyanto, S.Kom. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk di wawancarai.
9. Bapak Muzanni Ali, S.E., dan Ibu Eni Dhartati, S.Pd., Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk di wawancarai.
10. Ayahanda tercinta Muhammad Hatta dan Ibunda tercinta Siti Aisyah untuk
setiap tetes keringat, air mata pengorbanan dan selalu berusaha untuk
keberhasilanku. Terima kasih atas doa dan kasih sayang yang tidak pernah
hilang, telah menjadi tauladan, serta dorongannya selama pengerjaan skripsi
ini, and thanks for the gen.
11. Kakak dan adik-adik ku, Muhammad Dahlan, Reri Legatama, Efri Wiranata,
Muhammad Eldy Syahferi terima kasih untuk doa, senyum kasih sayang,
dan dukungannya yang selalu menyemangati di setiap langkahku, kalian
segalanya bagi ku.
12. Keponakan ku tersayang Muhammad Ferdian Renaldi, Damian Zabilandri
dan Kenzo Zabilandri, terima kasih telah hadir dan memberikan senyuman
untuk hidup ku.
13. Keluarga Besar Muhammad Hatta dan Siti Aisyah terima kasih untuk
dukungan selama ini.
14. Untuk Fianizsa Isramianda terkasih dan keluarga, terima kasih atas doa,
dukungan, motivasi, dan semangat yang diberikan selama ini.
15. Untuk sahabat ku Tryas Yusva, Edi Kurniawan, Ari Doyok, Ari Kobum,
Muhammad Sidiq, Ahmad Saifullah, Priyo Anggoro, Arya, Dio, Hafidz,
Sendi, Rizky, Tommy, Rusi, Rusli, Ruli terima kasih atas semangat yang
kalian berikan selama ini.
16. Teman se-angkatan 2009 Ozi, Ditto, Deddy, Tile, Gilang, Yasir, Ardian,
Dono, Aris, Harry, Naditha, Nirma, Amri, Byon, Arif, Bambang, Ais,
Dafson, Ridza, Chandra, Radit, Putra, Billy, Yudho, Rey, Yuki, David, Iroq,
Depri dan seluruh keluarga besar 2009 lainnya yang berjuang bersama
dalam suka duka.
17. Teman KKN Tanjung, Komang, Eka, Cory, Yulinda, Bobby, Ferhat, Rizky,
Cici, Nuri. Serta Warga Pekon Karang Anyar, terima kasih atas semua
18. Adik-adik, keluarga, sekaligus teman yang saya banggakan angkatan 2010,
2011, 2012 yang memberikan dukungan teknis dan moril selama penulis
berada di almamater tercinta.
19. Untuk seluruh pegawai kampus Om Marlan dan Om Misyo yang membantu
baik spirit dan moril.
20. Untuk Emak, Bapak, Mang Bob, Aa’, Cici terima kasih atas kopi, teh,
bumbu, mecin dan tinta selama ini.
21. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 22 Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI ... i
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 8
1.2.1 Permasalahan Penelitian ... 8
1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 9
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pegawai Negeri Sipil ... 10
2.1.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil ... 10
2.1.2 Unsur-unsur Pegawai Negeri Sipil ... 11
2.1.3 Jenis Pegawai Negeri Sipil ... 14
2.1.4 Kedudukan Pegawai Negeri Sipil ... 16
2.1.5 Kewajiban Pegawai negeri Sipil ... 17
2.1.6 Hak Pegawai Negeri Sipil ... 20
2.2 Pelaksanaan ... 21
2.2.1 Pengertian Pelaksanaan ... 21
2.3 Izin... 22
2.3.1 Pengertian Izin ... 22
2.4 Belajar ... 23
2.4.1 Pengertian Belajar ... 23
2.4.2 Ciri-ciri Belajar ... 24
2.5 Dasar Hukum dan Tujuan Izin Belajar ... 24
2.5.1 Dasar Hukum Izin Belajar ... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah ... 26
3.2 Sumber Data ... 26
3.3 Prosedur Pengumpulan Data ... 27
3.4 Prosedur Pengelolaan Data ... 28
3.5 Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 29
4.1.1 Sejarah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 29
4.1.2 Struktur dan Tugas Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 31
4.1.3 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 40
4.1.4 Perkembangan Izin Belajar di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 41
4.2 Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 43
4.2.1 Kewenangan Kebijakan Pemberian Izin Belajar PNS di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 44
4.2.2 Syarat-syarat Izin Belajar ... 46
4.2.3 Mekanisme Pengajuan Izin Belajar ... 48
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai
permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk
permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan, di
mana titik berat kekuasaan berada pada tangan penguasa birokrasi pemerintah
yang mengakibatkan rakyat sebagai unsur utama demokrasi tidak mempunyai
peran yang dapat mengontrol birokrasi pemerintah secara maksimal. Kekuasaan
ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi
pemerintahan dengan konsep monoloyalitas. Semua pejabat termasuk pegawai
dari berbagai lini dan layer mempunyai jabatan dan kewajiban rangkap memihak
kepentingan golongan yang berkuasa. Keadaan seperti ini membuat sistem
sentralisasi pemerintahan menjadi kuat. Konsep monoloyalitas ini berdampak
terhadap penataan kepegawaian atau sumber daya aparatur pemerintah.
Dibentuknya organisasi tunggal Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri)
menunjukan bahwa tidak ada alternatif lain bagi semua pegawai pemerintah
kecuali hanya untuk memihak kepada golongan politik yang memerintah.
Penataan kepegawaian menjadi semakin jauh kompetensinya dari yang
seharusnya dipunyai oleh aparatur pemerintah yang menjalankan tugas untuk
2
Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan
konstitusi dan kedaulatan hukum. Pemerintahan yang berkonstitusi yaitu
Pemerintahan yang dilaksanakan untuk kepentingan umum, pemerintahan yang
dilaksanakan menurut hukum berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, dan
pemerintahan yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa
paksaan-tekanan yang dilaksanakan pemerintahan despotik.1
Pada era reformasi ini, upaya untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang
demokratis, bersih, dan berwibawa telah menjadi prioritas utama bagi rakyat dan
pemerintahan Indonesia. Peristiwa dramatis yang membawa kondisi
perekonomian Indonesia terpuruk telah menjadikan awal timbulnya kesadaran
akan mekanisme birokrasi dan menjadi tonggak kesadaran pemerintah untuk
menata sistem pemerintahan yang baik sejalan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di bidang pemerintahan telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah
satu perubahan itu adalah (democratic and good governance) yaitu, perwujudan
tata pemerintahan yang demokratis dan baik. Salah satu unsur penyelenggaraan
pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi itu adalah
penataan aparatur pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai alat pemerintah (aparatur pemerintah)
memiliki keberadaan yang sentral dalam membawa komponen
kebijaksanaan-kebijaksanaan atau peraturan-peraturan pemerintah guna terealisasinya tujuan
nasional. Komponen tersebut terakumulasi dalam bentuk pendistribusian tugas,
fungsi, dan kewajiban PNS. Dengan adanya peregeseran paradigma dalam
3
pelayanan publik, secara otomatis hal tersebut akan menciptakan perubahan
sistem dalam hukum kepegawaian dengan adanya penyesuaian-penyesuaian
dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban, dari PNS meliputi penataan
kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan penataan manajemen
kepegawaian.
Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur sebagai pilar utama
penyelenggaraan pemerintahan menghadapi tantangan untuk dapat
mengembangkan sistem perencanaan SDM aparatur pemerintah sesuai hasil
penataan struktur dan perangkat kelembagaan daerah. Konsekuensinya adalah
pembentukan disiplin, etika, dan moral di tingkat pelaksana yaitu PNS yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan tuntutan terhadap
perwujudan aparatur pemerintah yang bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN),
dan lebih profesional.2
Dari data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung pada tahun 2013, tingkat
pendidikan PNS di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung memiliki tingkat
pendidikan, baik SMA, Diploma-III, Strata-1, Strata-2. Berjumlah 104 orang
dengan tingkat pendidikan setingkat SMA (15 orang), Diploma-III (21 orang),
Strata-1 (43 orang), Strata-2 (25 orang).
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa masih ada PNS di Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung yang berpendidikan rendah. Maka hal inilah yang telah
mendorong PNS di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, guna mengembangkan karirnya serta
4
meningkatkan kualitas kerjanyasehingga PNS tersebut menjadi lebih profesional
dan mampu bersaing di era globalisasi ini.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 merupakan bagian dari
penataan manajemen kepegawaian yang seragam melalui penetapan norma,
standar, dan prosedur yang jelas dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian.
Dengan adanya keseragaman tersebut, diharapkan dapat diciptakan kualitas PNS
yang seragam di seluruh Indonesia.Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 menegaskan PNS adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
Negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu
peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.3
Kedudukan dan peranan dari PNS dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah
menentukan, sebab PNS merupakan tulang punggung pemerintahan dalam
melaksanakan pembangunan nasional, perananan dari PNS diistilahkan dalam
dunia kemiliteran yang berbunyi not the gun, the man behind the gun, yaitu bukan
senjata yang penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu.
Senjatayang modern tidak berarti apa-apa apabila manusia yang dipercaya
menggunakan senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.4
3 Lihat Pasal 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999.
5
Upaya pengembangan kualitas merupakan suatu keharusan dalam pemerintahan
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan pekerjaaannnya.
Permasalahan yang terjadi dalam struktur birokrasi Indonesia adalah rendahnya
kualitas PNS dan kurang memiliki daya saing dalam menghadapi era globalisasi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas PNS yaitu, dengan melanjutkan
pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional memberikan pengertian bahwa Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.5 Artinya pendidikan sangatlah penting dan juga berlaku bagi PNS dalam
mengembangkan kualitas dan kinerjanya.
Selanjutnya dalam, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian menegaskan bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang bertujuan untuk meningkatkan
pengabdian, mutu keahlian, kemampuan, dan keterampilan.6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS di Lingkungan Kementrian Kesehatan.
Izin belajar adalah pemberian izin oleh Pejabat Pembina Kepegawaian kepada
PNS untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi atas
6
kemauan sendiri, dengan biaya sendiri yang di selenggarakan di luar jam kerja
dan tidak mengganggu tugas kedinasan.7
Peraturan Gubernur Lampung Nomor 08 Tahun 2007 memberikan pengertian
Izin Belajar adalah Izin yang diberikan kepada PNS di lingkungan Pemerintah
Provinsi Lampung untuk mengikuti suatu pendidikan formal tertentu yang
berkaitan atau sesuai dengan Tupoksi yang bersangkutan, dengan biaya
pendidikan ditanggung oleh PNS yang bersangkutan atau mendapat bantuan
beasiswa dari pihak ketiga (Sponsor), serta pelaksanaannya tidak mengganggu
jam kerja.8
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012 memberikan
pengertian Izin Belajar adalah Izin yang diberikan kepada PNS di lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengikuti suatu pendidikan formal
tertentu yang berkaitan atau sesuai dengan Tupoksi yang bersangkutan, dengan
biaya pendidikan ditanggung oleh PNS yang bersangkutan atau mendapat bantuan
beasiswa dari pihak ketiga (Sponsor), serta pelaksanaannya tidak mengganggu
jam kerja.9
Kualitas atau profesionalisme penyelenggaraan izin belajar merupakan tuntutan
yang harus segera direspon, profesionalisme penyelenggaraan izin belajar secara
signifikan dapat mempengaruhi kualitas sumber daya aparatur suatu instansi. Oleh
karena itu, upaya-upaya konstruktif dalam mengembangkan sumber daya aparatur
7
harus dilakukan secara terencana, konsisten, dan berkelanjutan. Dengan demikian,
harapan akan tersedianya aparatur pemerintah yang profesional dapat tercapai.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai instansi pelaksana memiliki peranan
penting dalam pemberian izin belajar dan tugas belajar kepada PNS yang
melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi, yakni harus lebih meneliti
keterkaitan antara kebutuhan pendidikan yang diminati dengan tugas pokok yang
dimiliki instansi yang bersangkutan.
Hal ini tercantum dalam Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 802/303/SJ tanggal
09 Januari 1990 hal Petunjuk Pemberian Izin Belajar PNS poin 3.b. yang
menyatakan dalam pemberian Izin Belajar untuk mengikuti pendidikan harus
dipertimbangkan keterkaitan dan kebutuhan pendidikan yang ditempuh dengan
tugas pokok instansi yang bersangkutan.
Sebagai gambaran Tahun 2013, PNS di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung yang sedang melaksanakan izin belajar, dengan jumlah keseluruhan
yakni 11 orang.10PNS yang mengajukan izin belajar dan melaksanakan
perkuliahan di luar domisili menyebabkan PNS meninggalkan pekerjaan karena
jarak Perguruan Tinggi yang diminati dandomisilinya berjauhan, sehingga yang
bersangkutan meninggalkan kewajiban sebagai PNS di jam kerja.
Implementasi kebijakan pemberian izin belajar terkesan masih belum optimal dan
belum memperhatikan aspek kebutuhan kepegawaian secara utuh, hal tersebut
diperlihatkan dengan pemberian izin yang selama ini masih banyak terdapat
kelemahan, seperti PNS yang melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi
8
meninggalkan tugas-tugas kedinasan,hal ini bertentangan dengan Pasal 9
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pedoman
dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Sehubungan dengan latar belakang yang ada, maka penulis tertarik untuk
mengangkat dalam suatu tulisan ilmiah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
studi dengan mengambil judul : “Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung”.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalahnya dapat ditetapkan
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung?
b. Faktor-faktorapa sajakah yang menjadi penghambat dan pendukung
Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung?
1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS di
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Adapun kajian dalam penelitian ini
9
menjadi penghambat dan pendukung Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS di
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Penelitian ini melibatkan PNS di
Instansi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan Instansi terkait pemberian
izin belajar.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tujuan penelitian adalah :
a. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Pegawai Negeri
Sipil di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
b. UntukMengetahuiFaktor-faktorapa sajakah yang menjadi penghambat dan
pendukung PelaksanaanPemberian Izin Belajar PNS di Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan kedepannya menjadi salah satu
sumbangan pemikiran dan informasi mengenaiPelaksanaan Pemberian Izin
Belajar Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
b. Kegunaan Praktis
Memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai Pelaksanaan Pemberian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pegawai Negeri Sipil
2.1.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Pegawai”
berarti “orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya)
sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi PNS adalah orang yang
bekerja pada pemerintah atau Negara.1
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan pengertian PNS
adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
peraturan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri atau
diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan
perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kraneburg memberikan pengertian dari PNS yaitu pejabat yang ditunjuk, jadi
pengertian tersebut tidak termasuk mereka yang memangku jabatan mewakili
seperti anggota parlemen, presiden, dan sebagainya. Logemann
denganmenggunakan kriteria yang bersifat materiil mencermati hubungan antar
11
Negara dengan Pegawai Negeri sebagai setiap tiap pejabat yang mempunyai
hubungan dinas dengan negara.
2.1.2 Unsur-unsur Pegawai Negeri Sipil
Adapun unsur-unsur dari pegawai negeri,2yaitu sebagai berikut:
1) Warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat menurut
peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundangan yang mengatur tentang syarat-syarat yang dituntut bagi
setiap (calon) Pegawai Negeri untuk dapat diangkat oleh pejabat yang berwenang
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000, yang meliputi:
a. Warga Negara Indonesia. Pembuktian bahwa seseorang itu adalah warga
negara Indonesia harus melampirkan akta kelahiran dan fotokopi KTP yang
masih berlaku.
b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan minimal 35 (tiga puluh lima)
tahun dibuktikan dengan akta kelahiran dan fotokopi KTP yang masih
berlaku.
c. Tidak pernah dihukum atas keputusan hakim yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
d. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat dalam sesuatu instansi,
baik instansi pemerintah maupun swasta.
e. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau Calon Pegawai Negeri
Sipil.
12
f. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang
diperlukan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang sesuai
dengan formasi yang akan diisi.
g. Berkelakuan baik (berdasarkan keterangan yang berwajib).
h. Berbadan sehat (berdasarkan keterangan dokter).
i. Sehat jasmani dan rohani.
j. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia atau negara lain yang
ditetapkan oleh pemerintah.
k. Syarat lainnya yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.
2) Diangkat oleh pejabat yang berwenang.
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 menegaskan bahwa
pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
mengangkat, memindahkan, dan memberhentukan Pegawai Negeri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada dasarnya kewenangan untuk
mengangkat Pegawai Negeri berada ditangan presiden sebagai kepala eksekutif,
namun untuk (sampai) tingkat kedudukan (pangkat) tertentu, presiden dapat
mendegelasikan kewenangan kepada pejabat lain dilingkungannya
masing-masing. Kewenangan pengangkatan dan pendegelasian tersebut diatur dalam
Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 2003.
3) Diserahi tugas dalam jabatan negeri.
Pegawai negeri yang diangkat dapat diserahi tugas, baik berupa tugas dalam suatu
jabatan negeri maupun tugas negara lainnya. Ada perbedaan tugas negeri dan
13
dimaksudkan diberi jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya adalah jabatan
dalam kesekretariatan lembaga negara serta kepaniteraan di
pengadilan-pengadilan, sedangkan tugas negara lainnya adalah jabatan diluar bidang eksekutif
seperti hakim-hakim pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. Di sini terlihat
bahwa pejabat yudikatif di level pengadilan negeri dan tinggi adalah pegawai
negeri, sedangkan hakim agung dan mahkamah (agung dan konstitusi) adalah
pejabat negara.
4) Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Gaji adalah balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja Pegawai Negeri yang
bersangkutan. Sebagai imbal jasa dari pemerintah kepada pegawai yang telah
mengabdikam dirinya untuk melaksanakan sebagaian tugas pemerintahan dan
pembangunan, perlu diberikan gaji yang layak baginya. Dengan ada gaji yang
layak secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan
dan pembangunan, sebab pegawai negeri tidak lagi dibebani dengan pemikiran
akan masa depan yang layak dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sehingga bisa
bekerja dengan professional sesuai dengan sesuai dengan tuntunan kerjanya.
Pengaturan mengenai gaji PNS mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 06
Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun
1977tentang Peraturan Gaji PNS sebaimana telah Sembilan kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2007. Selain pemberian gaji
pokok, pegawai negeri juga diberikan kenaikan gaji berkala dan kenaikan gaji
14
nyata-nyata menjadi teladan bagi lingkungan kerjanya. Maksud dari pemberian
kenaikan gaji istimewa adalah mendorong PNS untuk bekerja lebih baik.
Kenaikan gaji istimewa hanya berlaku dalam pangkat yang dijabat oleh PNS yang
bersangkutan pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa itu, atau dengan
perkataan lain, apabila PNS yang bersangkutan telah naik pangkat kenaikan gaji
berkalanya ditetapkan sebagaimana biasa.
2.1.3 Jenis Pegawai Negeri Sipil
Mengenai jenis PNS didasarkan pada Pasal 2 ayat (1) UU No. 43 Tahun
1999Pegawai Negeri dibagi menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil,
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa
yang dimaksud dengan pengertian masing-masing bagiannya, namun disini dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan PNS adalah pegawai
negeri bukan Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik
15
Berdasarkan penjabaran diatas, PNS merupakan bagian dari pegawai negeri yang
merupakan aparatur negara. Menurut UU No. 43 Tahun 1999 Pasal 2 ayat (2)
Pegawai Negeri dibagi menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil Pusat
Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil pusat adalah Pegawai Negeri Sipil
yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan bekerja
pada Departemen, Lembaga Pemerintahan Nondepartemen, Kesekertariat
Lembaga Negara, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi Kabupaten/Kota,
Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas
Negara lainnya.
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah
Yang dimaksudkan dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri
Sipil daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau
dipekerjakan diluar instansi induknya.
Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan
diluar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang menerima
perbantuan.3
Di samping pegawai negeri sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 2 ayat (1),
pejabat yang berwenang dapat pengangkat pegawai tidak tetap. Yang dimaksud
dengan pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat dalam jangka
16
waktutertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang
bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak berkedudukan sebagai Pegawai
Negeri.4Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai luar PNS
dan pegawai lainnya (tenaga kerja). Penamaan pegawai tidak tetap merupakan
salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap banyaknya kebutuhan pegawai
namun dibatasi oleh dana APBD/APBN dalam penggajiannya.5
2.1.4 Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Kedudukan Pegawai Negeri didasarkan pada Undang - Undang No. 43 Tahun
1999 Pasal 3 ayat (1), yaitu Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur yang bertugas
untuk memeberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil,
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
pembangunan. Rumusan kedudukan pegawai negeri didasarkan pada
pokok-pokok pikiran bahwa pemerintah tidak hanya menjalankan fungsi umum
pemerintahan, tetapi juga harus mampu melaksanakan fungsi pembangunan
dengan kata lain pemerintah bukan hanya menyelenggarakan tertib pemerintahan,
tetapi juga harus mampu menyelenggarakan dan memperlancar pembangunan
untuk kepentingan rakyat banyak.6
Pegawai negeri mempunyai peranan yang amat penting sebab pegawai negeri
merupakan unsur aparatur negara untuk menjalankan pemerintahan dan
14 Penjelasan Pasal 2 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
15 Sri Hartini dan Setiajeng kadarsih, 2004, Diklat Hukum Kepegawaian, Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, hlm. 26.
17
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan negara. Kelancaran pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan nasional terutama sekali tergantung pada
kesempurnaan aparatur negara yang pada pokoknya tergantung juga
kesempurnaan dari pegawai negeri (sebagai dari aparatur negara).
Dalam konteks hukum publik, PNS bertugas membantu presiden sebagai kepala
pemerintahan dalam menyelenggarakan pemerintahan, tugas melaksanakan
peraturan perundang-undangan, dalam arti kata wajib mengusahakan agar setiap
peraturan perundang-undangan ditaati oleh masyarakat. Di dalam melaksanakan
peraturan perundang-undangan pada umumnya, pegawai negeri diberikan tugas
kedinasan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. Sebagai abdi negara seorang
pegawai negeri juga wajib dan setia kepada pancasila sebagai falsafah dan
ideologi negara, kepada Undang-Undang Dasar 1945, kepada negara, dan kepada
pemerintah.
2.1.5 Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Undang - Undang No. 43 Tahun 1999 ditetapkan bahwa kewajiban
Pegawai Negeri Sebagai Berikut :
a. Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah,
serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Pasal 4).
b. Wajib menaati segala peraturan perndangan-perundangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
18
c. Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan kepada atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa
undang-undang (Pasal 6).
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban pegawai
negeri dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan.
2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas
dalam jabatan.
3. Kewajiban-kewajiban lain.7
Untuk menjunjung tinggi kedudukan PNS, diperlukan elemen-elemen penunjang
kewajiban meliputi kesetiaan, ketaatan, pengabdian, kesadaran, tanggung jawab,
jujur, tertib, bersemangat dengan memegang rahasia negara dan melaksanakan
tugas kedinasan.
a. Kesetiaan berarti tekad dan sikap batin serta kesanggupan untuk
mewujudkan dan mengamalkan pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
b. Ketaatan berarti kesanggupan seseorang untuk menaati segala perarturan
perundang-undangan dan peraturan (kedinasan) yang berlaku serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
19
c. Pengabdian merupakan kedudukan dan peranan pegawai negeri Republik
Indonesia dalam hubungan formal baik dengan Negara maupun dengan
masyarakat.
d. Kesadaran berarti merasa, tahu dan ingat akan dirinya.
e. Jujur berarti lurus hati; tidak curang dalam melaksanakan tugas dan
kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
f. Menjunjung tinggi berarti memuliakan dan menghargai dan menaati
martabat dan kehormatan bangsa
g. Cermat berarti teliti dan sepenuh hati.
h. Tertib berarti menaati peraturan dengan baik.
i. Semangat berarti jiwa kehidupan yang mendorong seseorang untuk bekerja
keras dengan tekad yang bulat dalam melaksankan tugas dalam rngka
pencapaian tujuan.
j. Rahasia berarti sesuatu yang tersembunyi hanya dapat diketahui oleh
seseorang ataupun beberapa orang.
k. Tugas kedinasan berarti sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan
untuk dilakukan tehadap bagian pekerjaan umum yang mengurus sesuatu
20
2.1.6 Hak Pegawai Negeri Sipil
Menurut Herzberg, setiap manusia memerlukan dua kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan menghindari dari rasa sakit dan kebutuhan mempertahankan
kebutuhan hidup.
2. Kebutuhan untuk tumbuh, kembang, dan belajar.8
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ditetapkan bahwa hak
Pegawai Negeri Sipil Sebagai Berikut :
a. Setiap PNS berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuaidengan
beban pekerjaan dan tanggung jawabnya, gaji yang diterima oleh pegawai
negeri harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya
(Pasal 7).
b. Setiap PNS berhak atas cuti (Pasal 8).
c. Setiap PNS yang ditimpa oleh kecelakaan dalam dan karena menjalankan
tugas dan kewajibannya berhak memperoleh perawatan, PNS yang
menderitacacatjasmani atau rohani dalam dan kareana menjalankan
tugasnya dalam kedinasan yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi
dalam jabatan apapun juga berhak memperoleh tunjangan, PNS yang tewas
keluarganya berhak memperoleh uang duka (Pasal 9).
d. Setiap PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak atas
pensiun (Pasal 10).
21
2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Pengertian Pelaksanaan
Pelaksanaan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah Proses, cara,
perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb).9 Secara etimologi
pengertian pelaksanaan atau implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa Undang-Undang, Peraturan pemerintah, Keputusan Peradilan dan
Kebijakan yang dibuat oleh lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi atau pelaksanaan
merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok, badan pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalm
suatu keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang membawa dampak pada warga negaranya.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi atau pelaksanaan
kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu :
a. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan.
b. Adanya aktivitas/kegiatan pencapaian tujuan.
c. Adanya hasil kegiatan.
22
2.3 Izin
2.3.1 Pengertian Izin
Membicarakan pengertian izin pada dasarnya mencakup suatu pengertian yang
sangat kompleks yaitu berupa hal yang membolehkan seseorang atau badan
hukum melakukan sesuatu hal yang rnenurut peraturan perundang-undangan harus
memiliki izin. terlebih dahulu, maka akan dapat diketahui dasar hukum dari
izinnya tersebut.
Menurut Prajudi Admosudirjo, mengatakan bahwa “izin adalah suatu penetapan
yang merupakan dispensasi daripada suatu larangan oleh undang-undang”.10Pada
umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi : “Dilarang tanpa
izin memasuki areal/lokasi ini”. Selanjutnya larangan tersebut diikuti dengan
rincian daripada syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh
pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan tersebut, disertai dengan
penetapan prosedur atau petunjuk pelaksanaan kepada pejabatpejabat administrasi
negara yang bersangkutan.
Menurut Utrecht “Bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu
perbuatan, tetapi masih juga mernperkenankannya asal saja diadakan secara
yangditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi
negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin”.11
20 Prajudi Admosudirjo, 1998, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm. 94.
23
Kata perizinan kita peroleh atau kita dengar dan sepintas lalu kata perizinan
mengandung arti yang sederhana yaitu pemberian izin terhadap sesuatu yang
berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan, namun bila kita telusuri lebih jauh
mengenai pengertian perizinan itu tidaklah semudah apa yang kita sebutkan tadi.
Lalu apa sebenarnya perizinan tersebut.
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat
pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi
sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu usaha yang
biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang
sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan yang
dilakukan.
2.4 Belajar
2.4.1 Pengertian Belajar
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia “Belajar” adalah usaha untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.12
Menurut Drs. Slameto “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan
lingkungannya”.13
24
2.4.2 Ciri-ciri Belajar
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan
sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat
disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
2.5 Dasar Hukum dan Tujuan Izin Belajar 2.5.1 Dasar Hukum Izin Belajar
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 892/808/SJ tanggal 9 Januari
1990 perihal Petunjuk Pemberian Izin belajar PNS.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar di Lingkungan Kementrian
Kesehatan.
3. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi PNS di Lingkungan
Pemerintahan Provinsi lampung.
4. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012 Tentang
Pedoman dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar dan Izin
Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar
25
2.5.2 Tujuan Izin Belajar
Tujuan izin belajar dalam peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut :
Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2012 menegaskan
Pemberian Izin Belajar dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
profesionalisme PNS di llingkungan Kementrian Kesehatan sebagai upaya
meningkatkan pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia yang bermutu
dalam jumlah jenis yang sesuai dengan kebutuhan.14
Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Gubernur Lampung Nomor 08 Tahun 2007
menegaskan Pemberian Izin Belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan pembentukan sikap profesionalisme aparatur dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.15
Pasal 8 Ayat (2)Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2012
menegaskan Pemberian Izin Belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan pembentukan sikap profesionalisme aparatur dalam
rangkapelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.16
24 Lihat Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam permasalahan ini adalah yuridis empiris, yaitu
pendekatan yang tidak hanya dilakukan dengan cara melakukan penelitian
langsung dilapangan, berdasarkan fakta yang ada dan menelaah, mengutip, dan
mempelajari ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan dan literatur
yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS di Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung.
3.2 Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer data
sekunder. Data sekunder adalah data yang di peroleh secara langsung melalui
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam Pelaksanaan Pemberian Izin
Belajar PNS di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari studi pustaka terhadap bahan hukum yang terdiri
dari :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat mengikat berupa
27
dalam penelitian ini antara lain adalah Perwali No. 10 Tahun 2012 Tentang
Pedoman dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang bersumber dari ilmu hukum
dan tulisan-tulisan hukum lainnya. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buku-buku ilmu pengetahuan hukum dan buku-buku yang
berkaitan dengan Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar PNS.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan Hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas
bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus hukum, jurnal penelitian, dan
internet.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca,
mengutip literatur-literatur, mengkaji peraturan perundang-undangan,
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan untuk memperoleh data, maka penulis mengadakan studi lapangan
dengan teknik wawancara dengan Bapak Budi Ardiyanto, S.kom. selaku Staff
Bagian Umum & Kepegawaian di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan
28
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung dan PNS terkait pelaksanaan
pemberian izin belajar.
3.4 Prosedur Pengolahan Data
Langkah selanjutnya setelah data terkumpul baik data primer, sekunder, dan data
tersier dilakukan pengolahan data dilakukan dengan cara :
a. Seleksi data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas.
b. Pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai
kelengkapan data apakah sudah sesuai dengan permasalahan yang akan di
teliti.
c. Klasifikasi data, yaitu pengelompokan data menurut pokok permasalahan
agar memudahkan dalam menjelaskan data-data yang sudah terkumpul.
d. Penyusunan data, yaitu data disusun menurut aturan yang sistematis sebagai
hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban permasalahan yang
diajukan.
3.5 Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan cara analisis
deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menginterpretasikan data dan memaparkan
dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya
29
terjawab sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan dan saran dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagi berikut :
1. Proses Pelaksanaan kebijakan pemberian Izin Belajar bagi PNS di lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampungtidak berjalan sesuai ketentuan yang
berlaku, dikarenakan di lapangan masih ada penyimpangan oleh PNS yang
melanjutkan pendidikan, seperti belum memenuhi persyaratan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam kebijakan tersebut sebelum yang bersangkutan
melaksanakan/ melanjutkan pendidikan.
2. Masih terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
pemberian Izin Belajar, antara lain faktor penghambat, diantaranya yaitu tidak
lengkapnya hal-hal yang diatur dalam kebijakan pemberian Izin Belajar,
sistem pengawasan yang masih rendah, tidak adanya komitmen dari Pimpinan
Satuan Kerja, dan kurangnya kesadaran / kepedulian PNS Izin Belajar.
Sedangkan faktor pendukungnya antara lain yaitu mempunyai tujuan dan
sasaran yang jelas, didukung oleh sumber daya yang memadai, pengaturan
pengambilan keputusan yang jelas, sistem administrasi yang cepat dan
60
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapatdisarankan beberapa hal sebagai masukan
bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung antara lain:
1. BKD Kota Bandar Lampung bersama BidangHukum Sekretariat Kota Bandar
Lampung hendaknya melakukan revisiterhadap Peraturan Walikota Nomor 10
Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Tata Cara Seleksi Calon Peserta Tugas
Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kota Bandar Lampung.Pasal 15 tentangpersyaratan Izin Belajar
denganmenambahkan beberapa pointpersyaratan untuk mendapatkan
IzinBelajar, diantaranya point yang mengaturtentang kesesuaian Program
Studi dan Unit Kerja, batas waktu pemberian IzinBelajar, serta point yang
menegaskan bahwa seorang PNS yang inginmelanjutkan pendidikan ke
jenjang yanglebih tinggi harus terlebih dahulumelengkapi persyaratan
administrasisebelum pelaksanan Ijin Belajar sebelummelaksanakan
perkuliahan.
2. BKD Kota Bandar Lampung hendaknyamengadakan sosialisasi
membahastentang kebijakan pemberian program Izin Belajar dengancara
mengundang Pimpinan Satuan Kerja.Dalam pertemuan tersebut BKD Kota
Bandar Lampung menjelaskan tupoksi Pimpinan Satuan Kerja dalam program
Izin Belajar dan menegaskan kepada Pimpinan Satuan Kerja harus
melaksanakanseleksi secara internal bagi PNS yang ingin mengajukan
program Izin Belajar,antara lain melaksanakan penilaianterhadap kompetensi,
disiplin, danmotivasi PNS yang akan mengajukanpermohonan pada program
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
A, Burhanudin, dan Tayibnapis, (1986). Administrasi Kepegawaian; Suatu tinjauan Analitik. Jakarta : Pradnya Paramitha.
Djamarah, dan Bahri, Syaiful, (1999). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djatmika, Sastra, dan Marsono, (1995). Hukum Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : Djambatan
Hartini, Sri, Kadarsih, Setiajeng, dan Sudrajat, Tedi (2007). Hukum Kepegawaian Indonesia. Jakarta :Sinar Grafika.
Hartini, Sri, dan Kadarsih, Setianjeng (2004). Diklat Hukum Kepegawaian. Purwokerto : Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman.
HR, Ridwan, (1994). Hukum Administrasi Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Kansil, C.S.T, (1979). Pokok-Pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramitha.
Muchsan, (1982). Hukum Kepegawaian. Jakarta : Bina Aksara.
Mustafa, Bachsan, (2001). Sistem Hukum Athninistrasi Negara Indonesia.
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Poerwadarminta, W.J.S, (1986). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
b. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 43, 1999. Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Undang-Undang Nomor 20, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 98, 2000.Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 09, 2003.Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 09, 2007.Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20, 2011.Tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43, 2012. Tentang Pelaksanaan Pemberian Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementrian Kesehatan.
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 03, 2011, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
Peraturan GubernurLampung Nomor 08, 2007.Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 05, 2012, Tentang Fungsi dan Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.