By
M Nizar A Ziyus
This research aims to analyze credit distribution by the Rural Bank in the Province of Lampung, variable used as a proxy for this study is the third-party funds, loan to deposit ratio, Return On Assets and Capital Adequacy Ratio and the BI Rate, this study uses data time series from January 2010 to December 2015, the method used is the Error Correction Model (ECM).
Results t test shows that the variable Third Party Funds (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), and BI rate significant impact on the credit distribution by Rural Bank in the Province of Lampung. While the F test results showed that the variables Third-Party Funds, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Capital Adequacy Ratio and BI rate together affect on credit distribution by Rural banks in the Province of Lampung.
Keywords: BI Rate, Error Correction Model (ECM), Capital Adequacy Ratio (CAR), Credit Distribution, Loan to Deposit Ratio (LDR), Rural Bank, Return On Assets (ROA), Third party funds (DPK).
ABSTRACT
ANALYSIS OF DETERMINANTS OF CREDIT DISTRIBUTION BY RURAL BANKS IN THE PROVINCE OF LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS DETERMINAN PENYALURAN KREDIT OLEH BANK
Oleh M Nizar A Ziyus
Penelitian ini bertujuan untuk mengenalisis determinan penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung, variabel yang digunakan sebagai proksi penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets,dan Capital Adequacy Ratio dan BI Rate, penelitian ini menggunakan data time series periode Januari 2010 sampai Desember 2015, alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM).
Hasil penelitian uji-t menunjukan bahwa variabel Dana pihak ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BI rate berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung. Sedangkan hasil uji F menunjukan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Capital Adequacy Ratio dan BI Rate secara bersama-sama mempengaruhi penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
Kata kunci : Bank Perkreditan Rakyat, BI Rate, Error Correction Model (ECM). Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kredit, Return On Asset (ROA),
ANALISIS DETERMINAN PENYALURAN KREDIT OLEH BANK
PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2010:01-2015:12)
(Skripsi)
OLEH :
M Nizar A Ziyus
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
By
M Nizar A Ziyus
This research aims to analyze credit distribution by the Rural Bank in the Province of Lampung, variable used as a proxy for this study is the third-party funds, loan to deposit ratio, Return On Assets and Capital Adequacy Ratio and the BI Rate, this study uses data time series from January 2010 to December 2015, the method used is the Error Correction Model (ECM).
Results t test shows that the variable Third Party Funds (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), and BI rate significant impact on the credit distribution by Rural Bank in the Province of Lampung. While the F test results showed that the variables Third-Party Funds, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Capital Adequacy Ratio and BI rate together affect on credit distribution by Rural banks in the Province of Lampung.
Keywords: BI Rate, Error Correction Model (ECM), Capital Adequacy Ratio (CAR), Credit Distribution, Loan to Deposit Ratio (LDR), Rural Bank, Return On Assets (ROA), Third party funds (DPK).
ABSTRACT
ANALYSIS OF DETERMINANTS OF CREDIT DISTRIBUTION BY RURAL BANKS IN THE PROVINCE OF LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS DETERMINAN PENYALURAN KREDIT OLEH BANK
Oleh M Nizar A Ziyus
Penelitian ini bertujuan untuk mengenalisis determinan penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung, variabel yang digunakan sebagai proksi penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets,dan Capital Adequacy Ratio dan BI Rate, penelitian ini menggunakan data time series periode Januari 2010 sampai Desember 2015, alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM).
Hasil penelitian uji-t menunjukan bahwa variabel Dana pihak ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BI rate berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung. Sedangkan hasil uji F menunjukan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, Capital Adequacy Ratio dan BI Rate secara bersama-sama mempengaruhi penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
Kata kunci : Bank Perkreditan Rakyat, BI Rate, Error Correction Model (ECM). Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kredit, Return On Asset (ROA),
ANALISIS DETERMINAN PENYALURAN KREDIT OLEH BANK
PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2010:01-2015:12)
Oleh
M NIZAR A ZIYUS
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 27 April 1994. Penulis adalah anak Kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Tarmizi Yusuf dan Ibu Parsini,
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di Tk. Muslimin pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD N 2 Rejosari Kotabumi dan selesai pada tahun 2006, selanjutnya pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Kotabumi, Lampung Utara, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA N 1 Kotabumi, Lampung Utara. Di tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Lampung selama kuliah penulis aktif di organisasi EEC ( Economic English Club) sebagai presidium dengan jabatan Council periode 2014/2015.
Pada tahun 2014 penulis melakukan Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) ke Otoritas Jasa Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dan Badan Perencana Pembangunan Nasional. Pada awal tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Tunas Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 60 hari dan berhasil membantu UMKM didesa dalam memasarkan produknya.
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al insyirah ayat 5-8)
Jika anda tidak mampu terbang maka berlarilah, jika tak mampu berlari maka berjalanlah. Jika belum bisa maka merangkaklah. Karena anda harus terus bergerak maju dan maju
(Nizar)
Start where you are. Use what you have. Do what you can. (Arthur Ashe)
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah Swt kupersembahkan karya ini :
Kepada Bapak dan Ibuku tercinta Bapak Tarmizi Yusuf dan Ibu Parsini yang telah membimbingku serta menjagaku sampai saat ini dan selalu ada dalam setiap
bagian perjalanan hidupku, terima kasih atas kasih sayang serta doa dan dukungannya dalam setiap langkahku dalam menjalani kehidupan ini.
Kakakku Diana Puspita Ziyus dan Adikku Nidya Astrida Ziyus yang selama ini memberikan doa serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Kepada Sahabat-sahabat almamater yang telah memberikan warna dalam perjalanan kehidupanku serta motivasi serta dukungannya
Dan
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Determinan Penyaluran Kredit Oleh Bank Perkreditan Rakyat Di Provinsi
Lampung (Periode 2010:01-2015:12)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi.
Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Yoke Muelgini, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh
4. Ibu Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M. selaku Penguji yang telah memberikan perhatian, saran, dan masukan.
5. Bapak Dedy Yuliawan, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan perhatian dan pengarahan kepada penulis selama menjadi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan. 7. Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung 8. Kedua orang tua tersayang, Bapak Tarmizi Yusuf dan Ibu Parsini yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan, serta kakak dan adikku Diana Puspita Ziyus dan Nidya A Ziyus atas semangat dan dukungan yang diberikan.
9. Teman-teman satu bimbingan : Jefri, Erik, Danty, Erinda, Nurul 10.Teman-teman Ekonomi Pembangunan : Adi, Ageng, Anto, Adib, Asri,
Ade, Agus Maryatul, Arli, Budy, Boli, Benny, Deo, Deni, Decu, Efran, Erik, Frendy, Faisal, Dewi, Julian Firli, Ketut, Gery, Handiki, Hagim, Medi, Mau, Sinta, Ria, Rayan, Isti, Hara, Ochi, Sony, Singgih, Yoka, Angel, Novel, Ulung, Tomi, Kafi, Suryanto, SNSD squad ( Vivi, Aprida, Erinda, Ulfa, Epsi, Danty, Anita), Mba Desi, Dian, Fadli dan teman-teman EP yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas
kebersamaanya.
dan Council, terima kasih atas ilmu dan pengalaman serta kebersamaannya.
12.Adik-Adik EEC : Fiko, Fajar, Mila, Intan, Renita, Kevin, Ashep, Igbal, Yohana, Shella, Azis, Sunu, dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 13.Pakde dan bude Riyanti yang telah rela dan iklas menyediakan makanan-
minuman yang luar biasa setiap harinya.
14.Teman-teman kosan : Gilang, Ahmad, Chandra, Amin, Niko, Dedi, Egi, Gita, Endi, Defri, Sriyadi, Galih, dan Ananta.
15.Teman-teman Sedari dulu : Datra, Roby, Arif, Irfani, Ical 16.Keluarga desa Tunas Asri, Bapak, Ibu, Kelik, Hanum yang telah
memberikan pengalaman yang luar biasa.
17.Teman-teman KKN Desa Tunas Asri : Taufik, Okke, Silvi, Nisa, dan Nindya.
18.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak, adik, dan teman-teman, penulis berharap semoga Skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 15 Juni 2016 Penulis
DAFTAR ISI
C. Batasan Variabel... .. 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Lampung ... 92
2. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Lampung ... 94 3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran
Lampung ... 96
4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Lampung ... 98
5. Pengaruh BI Rate terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Lampung ... 99
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Kredit UMKM BPR Provinsi Lampung ... 5
2. Ringkasan Hasil Penelitian (Gaby D.J Roring) ... 47
3. Ringkasan Hasil Penelitian (Akhmad Khosiludin) ... 47
4. Ringkasan Hasil Penelitian (Greydi Normala Sari) ... 48
5. Ringkasan Hasil Penelitian (Iseh Trimulyanti)... 48
6. Ringkasan Hasil Penelitian (Desi Arisandi, SE) ... 49
7. Ringkasan Hasil penelitian (Gede Agus Dian Maha Yoga dan Ni Nyoman Yuliarmi) ... 50
8. Ringkasan Hasil Penelitian (Dias Satria Rangga Bagus) ... 50
9. Ringkasan Hasil Penelitian (Wanda Annisa Cahyaning P) ... 51
10.Deskripsi data input ... 52
11.Hasil Uji Stationeritas pada Tingkat level ... 81
12.Hasil Uji Stationeritas Pada Tingkat First Difference ... 81
13.Hasil Kointegrasi Engel Grenger ... 82
14.Hasil Uji Kointegrasi Johansen... 83
15.Hasil Estimasi Model ECM ... 84
16.Hasil Uji Multikolinieritas ... 87
17.Hasil Uji Autokorelasi ... 87
18.Hasil Uji Heterokesadatisitas ... 88
19.Hasil Uji t-statistik (Parsial) ... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat ( BPR) Provinsi
Lampung Tahun 2010:1-2015:12 ... 6 2. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12 ... 8 3. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
BPR Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12 ... 9 4. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Return On Asset (ROA) BPR
Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12 ... 11 5. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) BPR Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:11 ... 12 6. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Provinsi Lampung dan BI Rate
2010:01-2015:12 ... 13 7. Model Kerangka Pemikiran Analisis Determinan Penyaluran
Kredit Oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung
(Periode 2010:01-2015:12) ... 18 8. Grafik Kurva Penawaran dan Permintaan Uang ... 22 9. Pola trend Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat Provinsi
Lampung 2010:01 – 2015:12 ... 71 10.Pola trend Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat Provinsi
Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan
Scatter with only Marker ... 72 11.Pola trend Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat Provinsi
Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan
12.Pola trend Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung Rakyat 2010:01 – 2015:12 ... 73 13.Pola trend Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
menggunakan Scatter with only Marker ... 73 14.Pola trend Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
menggunakan Scatter with Straight lines ... 74 15.Pola Horizontal Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Perkreditan
Provinsi Lampung 2010:01 – 2015:12 ... 74 16.Pola Horizontal Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Perkreditan
Rakyat Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan Scatter with only Marker ... 75 17.Pola Horizontal Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Perkreditan
Rakyat Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan Scatter with Straight lines ... 75 18.Pola trend Return On Asset (ROA) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung 2010:01 – 2015:12 ... 76 19.Pola trend Return On Asset (ROA) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
menggunakan Scatter with only Marker ... 76 20.Pola trend Return On Asset (ROA) Bank Perkreditan Rakyat
Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
menggunakan Scatter with Straight lines ... 77 21.Pola Horizontal Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Perkreditan
Rakyat Provinsi Lampung 2010:01 – 2015:12 ... 77 22.Pola Horizontal Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Perkreditan
Rakyat Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan Scatter with only marker ... 78 23.Pola Horizontal Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Perkreditan
Rakyat Provinsi Lampung dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12 menggunakan Scatter with only Straight lines ... 78 24.Pola trend BI rate 2010:01 – 2015:12 ... 79 25.Pola trend BI rate dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
26.Pola trend BI rate dalam bentuk logaritma 2010:01 – 2015:12
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan kredit di Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hal itu sangat wajar mengingat Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan pembangunan di segala bidang yang ada di masyarakat. Sebagian besar
masyarakat memiliki uang yang terbatas sehingga mendorong mereka untuk melakukan pinjaman uang dalam bentuk kredit guna memenuhi kebutuhan finansial masyarakat ataupun pengusaha dalam kegiatan ekonomi. Peranan bank sangat penting dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan
pembangunan nasional, mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi atau sebagai perantara antara debitur dan kreditur, penyelenggara transaksi
pembayaran, dan lain lain.
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk overdraft, pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.Pembangunan ekonomi di suatu negara juga bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan.
Ketika sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional bisa ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal (Pratama, 2010). Pembangunan nasional suatu bangsa termasuk di dalamnya pembangunan ekonomi, tentu bergantung pada perkembangan dan peranan lembaga keuangan seperti perbankan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada. Salah satu kontribusi perbankan diwujudkan dalam pemberian kredit bagi sektor-sektor yang membutuhkan dana. Dengan kata lain, perbankan turut berpartisipasi dalam menggerakan roda perekonomian suatu negara. Adanya penyaluran kredit yang dilakukan oleh lembaga perbankan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menyalurkan dananya kepada pihak yang mengalami kekurangan dana sehingga akan meningkatkan kegiatan produksi.
produksi akan terkena imbasnya, dan kemudian akan berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi.
Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan nasabah.
Di Provinsi Lampung terdapat 26 Bank Perkreditan Rakyat, pada tahun 2011, dari 33 provinsi di Indonesia, jumlah aset BPR Provinsi Lampung menempati urutan kelima setelah Jawa Tengah (Rp 12,6 triliun), Jawa Barat (Rp 9,53 triliun), Jawa Timur (Rp 6,5 triliun) dan Bali (Rp 4,8 triliun). Kondisi ini mengindikasikan bahwa industri BPR di Lampung menunjukkan kinerja cukup baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia, terutama untuk BPR yang berada di luar Pulau Jawa dan Bali dalam lima tahun terakhir.
Namun Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Lampung masih belum maksimal mendorong pertumbuhan sektor produktif khususnya yang merupakan segmentasi utama BPR yaitu kredit UMKM. Jumlah UMKM formal di Provinsi Lampung sampai dengan akhir tahun 2014 sebanyak 375.425 unit.Penyaluran kredit BPR di Lampung masih didominasi nasabah konsumtif yang sebagian besar berasal dari kalangan pegawai. Sehingga penyaluran kredit untuk sektor produktif UMKM masih belum maksimal, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Lampung, pangsa kredit konsumtif yang mayoritas digelontorkan BPR untuk kalangan pegawai swasta dan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut mencapai 82,97 persen (Rp 3,45 triliun) dari total kredit yang disalurkan hingga akhir kuartal IV 2012 sebesar Rp 4,15 triliun. Sedangkan kredit modal kerja dan kredit investasi,
Perkreditan Rakyat Provinsi Lampung. Jadi kredit UMKM yang merupakan sektor produktif dan segmentasi utama Bank BPR di Lampung belum maksimal dalam penyalurannya, dibawah ini data kredit UMKM BPR Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir.
Tabel 1. Data Kredit UMKM BPR Provinsi Lampung
Tahun Mikro Kecil Menengah
2011 2.231.988 4.785.112 2.383.430
2012 2.536.613 4.940.713 2.737.088
2013 2.535.671 4.199.850 2.618.707
2014 3.707.757 2.328.077 3.310.558
2015 3.471.463 2.131.928 3.415.220
Sumber : Bank Indonesia (miliar)
utama BPR yaitu kredit UMKM, serta regulasi yang tidak saling bersinergi terhadap segmentasi yang dapat digarap antara BPR dan Bank Umum
menimbulkan persaingan yang tidak sehat dalam menyalurkan kredit akibatnya salah satu pihak dapat dirugikan dalam hal ini yang banyak dirugikan adalah BPR. Berikut ini grafik perkembangan total kredit BPR Provinsi Lampung tahun
2010:1-2015:12
Gambar 1. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Provinsi Lampung 2010:01-2015:12
Sumber : Statistik BPR Konvensional Bank Indonesia
Dilihat dari Gambar 1. penyaluran kredit oleh BPR dari Januari 2010 sampai November 2015 cenderung tiap bulannya mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir, menurut laporan BI, nilai outstanding kredit BPR yang hingga akhir kuartal 2012 mencapai Rp 4,15 triliun, tercatat mengalami peningkatan per kuartal sebesar 5,88 persen (qtq), atau 16,82 persen secara tahunan (yoy).
0
Perkembangan Penyaluran Kredit BPR Provinsi
Lampung
Pertumbuhan pangsa kredit tertinggi secara kuartal diduduki kredit konsumsi yang mencatat pertumbuhan sebesar 7,64 persen. Sedangkan secara tahunan,
pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh kredit investasi, yakni sebesar 46,50 persen (qtq). Sedangkan tahun 2015, pertumbuhan penyaluran kredit sektor Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) mencatat capaian hingga September 2015 Sebesar RP 7,08 triliun dari capaian Januari sebesar Rp 6,53 triliun. Dengan kata lain selama periode tersebut kredit BPR Lampung tumbuh 8,40 atau sebesar RP 549 miliar.
Menurut Djoko Retnadi (2006) kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga. Dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi peraturan pemerintah dan lain- lain. Sementara menurut Sinungan (2000) kebijakan perkreditan harus
memperhatikan beberapa faktor seperti keadaan keuangan bank saat ini, pengalaman bank, dan keadaan perekonomiann yang tercermin dari kebijakan pemerintah, kebijakan Bank Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka penyaluran kredit oleh BPR di Provinsi Lampung dapat dipengaruhi faktor internal kinerja keuangan bank tersebut yang dapat tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), serta Suku Bunga dalam penelitian ini menggunakan suku bunga acuan BI Rate.
Bank yang dihimpun dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang dihimpun dari masyarakat digunakan untuk disalurkan pada pos-pos yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Selain untuk menghasilkan pendapatan, pengalokasian DPK bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman, mengingat porsi DPK terhadap seluruh dana yang dikelola cukup tinggi yaitu 80-90% yang kemudian disalurkan melalui kredit yang mencapai 70-80%
(Dendawijaya, 2005), maka tentunya ada korelasi positif antara DPK terhadap penyaluran kredit.
Gambar 2. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12
Sumber : Statistik BPR Konvensional Bank Indonesia
Dari Gambar 2. adalah pergerakan penyaluran kredit BPR Provinsi Lampung dan Dana pihak ketiga (DPK) BPR Provinsi Lampung, terlihat dari tahun 2010 sampai
2.000.000
Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Dan DPK Provinsi Lampung
2015 DPK BPR Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan diikuti juga dengan meningkatnya penyaluran kredit, ini menandakan bahwa DPK mempunyai pengaruhi positif terhadap penyaluran kredit BPR Provinsi Lampung, dimana ketika DPK menigkat maka akan diiringi Oleh peningkatan jumlah kredit yang disalurkan.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya.
Gambar 3. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Loan to deposit ratio(LDR) BPR Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12
Sumber : Statistik BPR Konvensional Bank Indonesia
75
Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Dan LDR
BPR Provinsi Lampung
Gambar 3. adalah pergerakan penyaluran kredit BPR dan Loan to Deposit Ratio BPR Provinsi Lampung, Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999). Bank-bank yang masih berkisar pada angka 59,66% - 74,58% (Statistik Perbankan Indonesia), masih berada dibawah harapan. Berdasarkan ketentuan, angka LDR seharusnya berada disekitar 85% - 110% (Manurung, Rahardja, 2004), berdasarkan gambar diatas LDR Bank Perkreditan Lampung berkisar diatas 80%.Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik.
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
banyak sehingga bank memperoleh kesempatan untuk lebih banyak menyalurkan kredit.
Gambar 4. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Return On Asset (ROA) BPR Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12
Sumber : Statistik BPR Konvensional Bank Indonesia
Gambar 4. Menunjukan pergerakan fluktuatif Return On Asset (ROA) Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung tahun 2010-2015. Semakin bank memaksimalkan kinerjanya dalam pengelolaan asset maka akan semakin besar pula laba yang diperoleh sehingga akan berdampak pula terhadap naiknya pertumbuhan penyaluran kredit.
Capital Adequacy Ratio adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta
0
Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan ROA
BPR Provinsi Lampung
menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh
penyaluran kredit. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit.
Gambar 5. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan Capital Adequacy Ratio(CAR) BPR Provinsi Lampung Tahun 2010:01-2015:12.
Sumber : Statistik BPR Konvensional Bank Indonesia
Gambar 5. Menunjukan pergerakan fluktuatif Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung tahun 2010-2015, dari tahun 2010 sampai tahun 2015 Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Perkreditan Rakyat Provinsi Lampung berada dikisaran 30% dimana batas minimum rasio
27
Pergerakan Penyaluran Kredit BPR dan CAR
BPR Provinsi Lampung
kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di angka 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR).
BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan, dan kemudian akan berdampak kepada pertumbuhan kredit perbankan.
Gambar 6. Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Provinsi Lampung Dan BI Rate 2010:01-2015:12.
Pergerakan Penyaluran Kredit BPR Provinsi
Lampung dan
BI Rate
Gambar 6. Merupakan pergerakan BI Rate dari tahun 2010 sampai 2015, kenaikan BI Rate akan berdampak terhadap perekonomian dan sektor riil. Pertumbuhan ekonomi akan melambat. Di sisi lain, kenaikan BI Rate akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan. Bank bisa menaikkan suku bunga simpanan dan pinjaman, kenaikan suku bunga simpanan akan mendorong masyarakat menunda kegiatan konsumsi dan memilih menyimpan dana di bank. Kenaikan suku bunga simpanan akan meningkatkan biaya dana bank. Dan ketika suku bunga pinjaman meningkat, tentu masyarakat tidak mau melakukan peminjaman dan
menyebabkan bank tersendat dalam menyalurkan dananya yaitu kredit.
Pada tahun 1997-1998 suku bunga kredit yang tidak pernah diperkirakan akan melampaui 20% setahun, ternyata naik menjadi di atas 60% atau lebih yang mengakibatkan banyaknya kredit dari berbagai sektor menjadi bermasalah (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2011). Hal tersebut dapat mengurangi kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Dengan demikian ketika BI Rate mengalami peningkatan maka suku bunga kredit perbankan juga ikut menigkat akibatnya penyaluran kredit perbankan menurun. Dengan melihat pentingnya peranan kredit yang dapat berdampak pada perekonomian, dan faktor –faktor yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit perbankan, maka penulis tertarik
Dengan penjelasan yang telah diuraikan diatas maka penulis mempunyai judul ”Analisis Determinan Penyaluran Kredit Oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung (Periode 2010:01-2015 :12)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung?
2. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR ) berpengaruh terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung?
3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung?
4. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung?
5. Apakah BI Rate berpengaruh terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui :
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
2. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung
4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
5. Pengaruh BI Rate terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
6. Pengaruh Semua variabel terhadap penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung secara bersama sama.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini :
1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang berhubungan selanjutnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kredit yang lebuh lengkap.
4. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perbankan khususnya Bank perkreditan rakyat mengenai faktor-faktor yang dapatmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kredit.
E. Kerangka Pemikiran
Penyaluran kredit merupakan fokus dan merupakan kegiatan utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Salah satu lembaga keuangan yang diharapkan dapat menjalankan fungsi tersebut di atas adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah atau bersegmentasi ke kredit UMKM. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Jumlah aset BPR Provinsi Lampung menempati urutan kelima setelah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, kondisi ini
ekonomi peraturan pemerintah dan lain- lain. Sementara menurut Sinungan (2000) kebijakan perkreditan harus memperhatikan beberapa faktor seperti keadaan keuangan bank saat ini, pengalaman bank, dan keadaan perekonomiann yang tercermin dari kebijakan pemerintah, kebijakan Bank Indonesia. Berdasarkan penjelasan diatas penyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung dapat dipengaruhi banyak faktor, beberapa faktor yang diduga mempengaruhi penyaluran kredit Bank perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan To Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BI Rate. Faktor- faktor tersebut yang digunakan sebagai proksi dan kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Kerangka pemikiran dalam penulisan penelitian ini adalah:
Gambar 7. Model Kerangka Pemikiran Analisis Determinan Penyaluran Kredit Oleh Bank Perkreditan Rakyat Di Provinsi Lampung (Periode 2010:01-2015:12)
Penyaluran
Kredit
BPR
LDRDPK
ROA
CAR
F. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis yang diajaukan dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pernyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
2. Diduga Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pernyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi
Lampung.
3. Diduga Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung. 4. Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
5. Diduga BI Rate memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pernyaluran kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung 6. Diduga terdapat pengaruh bersamaan dan signifikan dari variabel Dana Pihak
G. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Penelitian ini :
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang penelitian , rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, dan sistematika penulisan BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisikan tinjauan teoritis dan tinjauan empirik yang terkait dan relevan dengan penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Terdiri atas Diskripsi Data Input, Jenis dan Sumber Data, Batasan Variabel, Metode Analisis, Prosedur Analisis, Pengujian Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis BAB IV : Hasil dan Pembahasan.
BAB V : Simpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Penawaran Uang
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia). Produk yang ditawarkan sebuah bank dalam penawaran kredit adalah uang sehingga penawaran kredit bisa diartikan sebagai penawaran uang kepada masyarakat. Dimana kredit tersebut terdiri dari tiga, yaitu kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Dalam teori moneter penawaran uang merupakan jumlah uang yang beredar. Uang beredar di masyarakat ditentukan oleh pemerintah, bank sentral, bank-bank
pemberi pinjaman, peminjam direpresentasikan oleh kurva permintaan yaitu dari sektor rumah tangga, perusahaan,dan pemerintah sedangkan penawaran kredit di representasikan oleh kurva penawaran kredit yaitu pemberi pinjaman langsung bank dan lembaga keuangan lainnnya.
Gambar 8. Grafik Kurva Penawaran dan Permintaan Uang
Hukum penawaran uang akan bergantung kepada permintaan yang dilakukan oleh debitur. Jumlah uang yang beredar dapt dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat permintaan uang yang dilakukan oleh debitur. Manakala suku bunga pinjaman itu rendah, maka kecenderungan akan permintaan uang juga akan meningkat. Namun hal sebaliknya akan terjadi saat suku bunga pinjaman yang diberikan oleh bank tersebut tinggi, maka
kecenderungan yang timbul adalah permintaan uang yang akan menurun, dalam hal ini akan berimbas terhadap jumlah penyaluran kredit yang akan menurun.
r1 r
M D
MsD Ms1
E
E1
MsD Ms1
Sementara menurut Keynes penawaran uang sepenuhnya dikendalikan oleh bank sentral dan tidak dipengaruhi oleh suku bunga. Jadi tingkat suku bunga bukan faktor utama penentu jumlah penawaran uang yang dalam hal ini penyaluran kredit. Dalam Sadono Sukirno (2003) disebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pemerintah dan sistem bank dalam menentukan jumlah penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Dengan demikian terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan bank umum untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. lebih lanjut Melitz dan Pardue ( 1973).
Melitz dan Perdue (1973) merumuskan model Penawaran Kredit oleh perbankan :
= ( , , , )
Keterangan
SK : Jumlah kredit yang ditawarkan oleh bank
S : Ketentuan tingkat cadangan bank atau ketentuan cadangan wajib Ic : Tingkat suku bungan Kredit Bank
Ib : Biaya opurtunitas meminjam uang BD : Biaya Depsito Bank
Model diatas selanjutnya disempurnakan oleh Perry Warjiyo (2004), yang
oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dengan demikian, dapat dinyatakan dalam suatu bentuk hubungan fungsi sebagai berikut:
KS = f (DPK, prospek usaha debitor, kondisi perbankan itu sendiri) = f (DPK, prospek usaha debitor, CAR, NPL, LDR)
Keterangan:
KS = Kredit yang ditawarkan perbankan DPK = Dana Pihak Ketiga
Kondisi perbankan terdiri atas CAR = Capital Adequacy Ratio, NPL= Non Performing Loan, LDR = Loan to Deposit Ratio
Sementara menurut Suseno dan Piter A (2003), selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor rentabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return On Asset (ROA) juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit kepada debitor.
kredit memiliki dua efek di satu sisi dapat meningkatkan profit namun dapat meningkatkan resiko kredit untuk bank.
Menurut Bernanke dan Blinder (1988) bahwa penawaran dan permintaan kredit dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rumus penawaran kredit
= ( , ) ( 1− ) ( 1)
Rumus Permintaan Kredit
= ( , , ) ( 2)
Berdasarkan rumus diatas pasar kredit adalah
( , , ) = ( , ) ( 1− ) ( 3)
Keterangan
Ls : penawaran Kredit Ld : Permintaan Kredit R : Suku bunga Kredit I :Suku bunga Obigasi
DEP : Jumlah dana pihak ketiga T : Rasio cadangan minimum Bank Y : GNP
faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit Bank perkreditan Rakyat di Provinsi Lampung.
2. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No 10. tahun 1998
menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja
mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali, sebagai contoh), dalam memberikan kredit bank harus
mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari Character (kepribadian), Capacity (kapasitas), Capital (modal), Colateral (jaminan), dan Condition of Economy (keadaan perekonomian), atau sering disebut sebagai 5C (panca C). Jenis-jenis kredit :
2. Kredit Modal Kerja : adalah kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku produksi.
3. Kredit Konsumsi : adalah kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan. 4. Kredit Usaha Tanpa Bunga dan Tanpa Agunan : adalah kredit ini disediakan
khusus untuk usaha kecil dan menengah. Kredit semacam ini sangat meringankan bagi pengusaha namun tahapan seleksi pencairannya sangat ketat, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit InDelSa.
Dasar hukum pemberian kredit meliputi 1.Perjanjian kredit antara para pihak, dengan mengacu pada pasal 1338 KUHP perdata. 2.Uuperbankan, 3.Peraturan Pelaksanaan dari Undang-undang perbankan, 4 Yurisprudensi, (5). Kebiasaan dalam praktik perbankan, (6) Peraturan perundang-undangan terkait lainnya, atau ketentuan Bank Indonesia tentang perkreditan. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen utama dalam pemberian kredit adalah perjanjian kredit, yang merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank dengan pihak lain, dalam hal ini nasabahnya, sebagai subjek hukum.
Menurut Kasmir (2004), prinsip-prinsip penilaian kredit yang dilakukan dengan analisis 5C yang terdiri dari faktor sebagai berikut:
1. Character, adalah sifat atau watak calon debitur. Hal ini bertujuan
2. Capacity, adalah kemampuan calon debitur dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuan calon debitur tersebut dalam mengelola bisnis serta kemampuannya mendapat keuntungan.
3. Capital, adalah sumber-sumber pembiayaaan yang dimiliki calon debitur dalam usaha yang dilakukannya.
4. Collateral, adalah jaminan yang diberikan calon debitur baik besifat fisik maupun non fisik. Jaminan yang diberikan dianjurkan melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Condition, adalah penilaian kredit yang mempertimbangkan kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang.
Selain itu prinsip pemberian kredit lainnya adalah 5 P, yaitu:
1. Party (golongan) menggolongkan debitur menurut character, capacity, dan capital sehingga kreditur memiliki keyakinan kepada debitur.
2. Purpose (tujuan) bank perlu mengetahui tujuan permohonan kredit sehingga bank dapat mempertimbangkan kredit tersebut dapat berguna bagi debitur. 3. Payment (pembayaran) penilaian apakah sumber pembayaran kredit dari calon
debitur tersedia dan aman serta apakah setelah pemberian kredit debitur memiliki sumber pendapatan yang cukup untuk pembayaran kredit.
4. Profitability (kemampuan memperoleh laba) penilaian terhadap kemampuan debitur menghasilkan laba yang lebih besar daripada bunga dan pokok kredit. 5. Protection (perlindungan) perlindungan terhadap resiko kredit macet perlu
Prinsip pemberian kredit yang penting lainnya adalah 3 R, yaitu:
1. Return, penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benar-benar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya.
2. Repayment Capacity, penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar- benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank. hal ini ditilik dari segi aliran kas, keuntungan yang akan diperoleh, watak yang dimiliki oleh nasabah.
3. Risk Bearing Ability, penilaian kemampuan untuk menutup resiko yang mungkin timbul jika kredit menjadi macet. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit tersebut diharapkan kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur tidak menjadi kredit macet.
Dalam memberikan kredit bank memiliki beberapa tujuan, menurut Taswan (2010) tujuan sebuah bank memberikan kredit adalah:
2. Bagi debitur, pemberian kredit oleh bank dapat digunakan untuk
memperlancar usaha dan selanjutnya meningkatkan gairah usaha sehingga dapat menjamin keberlangsungan hidup perusahaan.
3. Bagi masyarakat (negara), pemberian kredit oleh bank akan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat akan mampu menyerap tenaga kerja dan pada akhirnya mampu menyejahterakan masyarakat.
3. Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia Banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10. tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian dan Kasifikasi Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
Bank adalah suatu institusi atau lembaga yang menghimpun uang dari rakyat/ nasabah, dalam bentuk simpanan dan menyalurkan lagi kepada rakyat/ nasabah dalam bentuk kredit dan berbagai bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi rakyat/ nasabah. Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya:
1. Bank sentral : Suatu institusi/ lembaga yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi/ kebijakan moneter pada suatu negara. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.
Jenis- jenis bank berdasarkan kepemilikan:
1. Bank Pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
2. Bank swasta nasional: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional Indonesia.
3. Bank koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi.
4. Bank asing: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing.
5. Bank campuran: bank yang modalnya dimiliki swasta nasional Indonesia dan asing, dan pada umumnya sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta Indonesia.
Jenis-jenis bank berdasarkan statusnya:
1. Bank devisa: bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya berhubungan dengan valas.
2. Bank nondevisa: bank yang tidak diperbolehkan melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas.
Jenis-jenis bank berdasarkan cara menentukan harga:
2. Bank syariah: bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
Dua sifat khusus industri perbankan :
1. Sebagai salah satu subsistem industri jasa keuangan. Bank disebut sebagai jantung jasa keuangan. Bank disebut sebagai jantung atau motor penggerak roda perekonomian suatu negara.
2. Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat adalah segala-galanya bagi bank. Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :
A. Penciptaan Uang
uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
B. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran,
satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
C. Penghimpunan Dana Simpanan
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
D. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
E. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
F. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya,
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.
4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat (BPR), merupakan salah satu bentuk badan usaha bank yang secara khusus diperuntukkan melayani kebutuhan pembiayaan sektor riil dalam kegiatan ekonomi mikro, kecil dan menengah (UMKM), BPR dapat diharapkan sebagai lembaga keuangan yang mempunyai peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan, yang dalam jangka panjang akan memperkuat perekonomian desa/rakyat. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan dan menyalurkan kredit.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over liquidity atau kelebihan likuiditas.
Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR, ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :
Menerima simpanan berupa giro.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern
terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud
dalam usaha BPR
Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau
sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan (2011), dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasionalnya dari sumber dana ini. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Hubungan Dana Pihak Ketiga dengan penyaluran kredit
dalam bentuk kredit. Selain untuk menghasilkan pendapatan, pengalokasian DPK bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman, mengingat porsi DPK terhadap seluruh dana yang dikelola cukup tinggi yaitu 80-90% yang kemudian disalurkan melalui kredit.
6. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999). LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Rasio LDR merupakan rasio
perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2005). Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100% atau menurut Kasmir (2003), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasiatau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain :
1. Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank. 2. Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar
3. Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) 4. Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang
Begitu pentingnya arti angka LDR, maka pemberlakuannya pada seluruh bank sedapat mungkin diseragamkan. Maksudnya, jangan sampai ada pengecualian perhitungan LDR di antara perbankan.
Rumus untuk mencari LDR sebagai Berikut : (Kasmir, 2011)
= Jumlah Kr edit Yang diber ikan
Dana Masyar akat + Modal x 100%
Hubungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan penyaluran kredit
Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat digunakan untuk menilai seberapa jauh kemampuan bank yang mengandalkan kredit sebagai sumber utama likuiditasnya dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dan juga bunga yang harus diberikan kepada para
nasabahnya. Kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan akan semakin rendah jika LDR semakin tinggi dikarenakan jumlah dana yang digunakan untuk
7. Return On Assets (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jadi ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA maka kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat pengembalian (returns) semakin besar. Apabila ROA meningkat, profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Suad Husnan. 1998).
Beberapa keunggulan penggunaan rasio ini dalam pengukuran profitabilitas menurut Hakim (2006) adalah :
1. Return On Assets merupakan pengukuran yang komprehensif dimana
seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dalam rasio ini.
2. Return On Assets mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalamnilai absolut.
3. Return On Assets merupakan denominator yang dapat deterapkan padasetiap unit oraganisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitasdan unit usaha.
Rumus perhitungan ROA :
= Laba sebelum pajak
Total asset x 100%
Hubungan Return On Assets (ROA) dengan penyaluran kredit
Semakin bank memaksimalkan kinerjanya dalam pengelolaan asset maka akan semakin besar pula laba yang diperoleh sehingga akan berdampak pula terhadap naiknya pertumbuhan penyaluran kredit.
8. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno, 2003). Menurut peraturan Bank Indonesia nomor
Rumus Perhitungan CAR :
= Modal Sendir i
ATMR x 100%
Hubungan Capital Adequacy Ratio dengan penyaluran kredit
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh
penyaluran kredit. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20 -25 persen setahun
(Wibowo, 2009).
9. BI Rate
BI Rate merupakan suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter. Secara sederhana, BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya pencapaian target inflasi.(Bank Indonesia, 2006). BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management ) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps).
Hubungan BI Rate dengan penyaluran kredit
B. Tinjauan Empirik :
Sebelum melakukan penelitian, penulis mempelajari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan terkait dengan penelitian ini :
Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian (Gaby D.J Roring)
Judul Analisis Determinan Penyaluran Kredit Oleh Bank Perkreditan Rakyat di Kota Manado
Penulis Gaby D.J Roring
Variabel Kredit, Dana Pihak Ketiga, LDR, NPL,dan Suku Bunga
Metode Model Regresi Berganda (Ordinary Least Square)
Hasil Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit,Non Performing Loan (NPL) dan Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit
Tabel 3. Ringkasan Hasil Penelitian (Akhmad Khosiludin)
Judul Determinan permintaan Kredit Pada Bank Umum di Jawa
Penulis Akhmad Khosiludin
Variabel Suku bunga kredit, inflasi, nilai tukar dan krisis global
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel suku bunga kredit, inflasi, nilai tukar dan krisis global berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit di Jawa Tengah tahun 2006-2010.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Penelitian (Greydi Normala Sari)
Judul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia (Periode 2008.1-2012.2)
Penulis Greydi Normala Sari
Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan BI Rate
Metode Model Regresi Berganda (Ordinary Least Square)
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK, CAR, NPL, dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penyaluran kredit di Indonesia. Bagi Bank Indonesi agar lebih berhati-hati dalam penentuan tingkat bunga BI Rate, dan bagi Bank Umum untuk menekan sekecil-kecilnya rasio NPL.
Tabel 5. Ringkasan Hasil Penelitian (Iseh Trimulayanti)
Judul Analisis Faktor-faktor Internal Terhadap Pertumbuhan Penyaluran Kredit (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Semarang Periode 2009-2012)
Penulis Iseh trimulyanti
Hasil Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit Return On Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit Capital Adequancy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit.
Tabel 6. Ringkasan Hasil Penelitian (Desi Arisandi, SE)
Judul Analisis Faktor Penawaran Kredit Pada Bank Umum Di Indonesia
Penulis Desi Arisandi, SE.
Variabel Penawaran kredit, DPK, CAR, NPL, ROA
Metode Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda
Hasil Hasil Penelitian dalam kurun waktu Desember 2005 – Desember 2007 adalah sebagai berikut : pertama, variabel DPK merupakan variabel yang paling dominan