ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V C
SD AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG
Oleh
YOSI ARNITA
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung. Data penelitian diperoleh melalui tes setiap akhir siklus. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus 4 kali pertemuan. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Dan pada siklus II keberhasilan yang diharapkan tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
RIWAYAT HIDUP
Yosi Arnita dilahirkan di Telukbetung Bandar Lampung pada tanggal 01 Desember 1969, anak ke 3 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Artja Ardika
(alm) dan Ibu Zaenab Umi Kalsum. Pendidikan yang pernah ditempuh berawal dari TK Pertiwi Telukbetung, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Telukbetung sampai tahun 1982, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Telukbetung sampai
tahun 1985, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Telukbetung sampai tahun 1988 dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada
Program Studi Pendidikan Matematika Diploma 3, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sampai tahun 1992.
Pada bulan Mei tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan melalui program pemerintah S1 dalam jabatan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan
karya ini dengan kesungguhan hati sebagai tanda bakti dan cinta
kasihku kepada :
Ibunda dan Almarhum ayahanda tercinta yang telah memberikan doa,
kasih sayang, motivasi, dan bekal kehidupan yang tak henti-hentinya,
yang selalu ada disampingku serta selalu memberikanku yang terbaik
untuk menjadikanku sesuatu yang terbaik dalam kehidupan ini.
Suamiku tercinta dan Permata-permata hatiku tersayang
atas kebersamaannya selama ini, atas semua doa dan dukungan
yang telah diberikan kepadaku.
Para pendidik yang telah mendidikku, yang menjadikanku semakin
berwawasan.
MOTO
Apabila kamu merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya
keletihan itu akan hilang dan kebaikan itu akan kekal
(Umar bin Khatab)
Belajar tidak harus dimulai dari sesuatu yang baru, tetapi Belajar dapat diperoleh dari
Sesuatu yang telah dilakukan dan terus diperbaiki
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang telah
diberikan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD AL KAUTSAR
BANDAR LAMPUNG.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, dengan kerendahan hati dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr.Caswita, M.Si, selaku Ketua jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Haninda Barhata, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan kepada penulis demi
5. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra.Arnelis Djalil, M.Pd, selaku pembahas yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan saran kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan dengan penuh ketegasan dan
kesabaran.
8. Bapak Drs. Yus Indra, M.M, selaku Kepala SD Al Kautsar Bandar Lampung.
9. Bapak Sidik Sampurno, S.Pd dan Bapak K. Sugeng Priyono, S.Pd selaku Wakil kepala SD Al Kautsar Bandar Lampung
10. Ibu Fitri Nu’aini, S. Pd, Selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini.
11.Teman-teman Dewan Guru dan staf Tata Usaha SD Al Kautsar Bandar Lampung
12.Siswa-siswi kelas VC dan keseluruhan siswa SD Al Kautsar Bandar Lampung, yang ganteng dan cantik, pintar, menyenangkan, bandel, cerewet,
tetap semangat, belajar yang rajin, dan ukirlah sejarah kebaikan dan prestasi dalam hidupmu.Terima kasih kalian telah memberikan banyak kenangan pada ibu untuk diceritakan, dikenang dan dipelajari. Ibu sayang dan bangga pada
13.Ayahanda (alm) dan ibunda tercinta dan tersayang Zaenab Umi Kalsum,
terima kasih doa dan kasih sayangnya yang selalu memberikan semangat agar penulis tetap maju dan pantang menyerah.
14.Suami tercinta Hafizotu Al Huda dan permata-permata hatiku (Fatimah Al Hafizoh, M. Hakim Al Hafiz, M. Fakih Al Hafiz dan M. Ridwan Al Hafiz),
terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya selama ini.
15.Teman-teman guru yang sedang menempuh program S1 guru dalam jabatan pada Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Matematika
Angkatan 2010 dan 2013, terima kasih atas semangat, nasehat, serta dukungannya selama ini.
16.Teman - teman dekatku di gedung B SD Al Kautsar Bandar Lampung (Soldan Hadi, Iswahyudi, Fitri, Witri, Septi, Tina, Indri dan Dewi) yang selalu sabar membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
17.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
DAFTAR ISI
E. Ruang Lingkup Penelitian ……….. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ……….. 17
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema 2
Pembelajaran 1 ……… 35
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Suib Tema 2 Pembelajaran 3 ……… 40
A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema 2 Pembelajaran 4 ……….. 45
A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema3 Pembelajaran 1 ……… 52
A.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Suib Tema 3 Pembelajaran 3 ….……… 58
B. PERANGKAT TES
B.1 Siklus I ... 84 B.2 Siklus II ……….. 85
C. ANALISIS DATA
C.1 Data Observasi Siklus I ... 86 C.2 Data Observasi Siklus II ... 87 D. LAIN-LA IN
1
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Selanjutnya, dalam undang-undang tersebut pada Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu membangun masyarakat ke arah yang lebih baik. Berkenaan dengan hal itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya
2
di Indonesia, baik yang menyangkut kurikulum ataupun yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan. Semua ini tentunya dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pada kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung belum terbangun kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan sistematis. Sebagian besar siswa pasif dan tidak
mau bertanya apabila menemui kesulitan belajar matematika serta belum terbangun semangat kerja sama yang baik di antara siswa. Selain itu, keaktifan siswa di dalam pembelajaran matematika rendah. Hasil belajar matematika siswa
kelas V C juga masih sangat rendah. Kenyataan ini merupakan masalah yang teridentifikasi yang harus dengan segera diselesaikan.
Permasalahan di atas salah satunya disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar di kelas belum tepat. Selama ini, pembelajaran
matematika yang dilakukan dengan ceramah, berlangsung satu arah, kegiatan masih terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran disertai contoh soal, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan siswa yang
belum faham tidak bisa terdeteksi oleh guru. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, hanya sedikit siswa yang melakukannya. Selain itu, siswa kurang
terlatih dalam mengemukakan pendapat dan kurang terlihat aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas.
Siswa kelas V C dengan melihat kenyataan sehari-hari yang sering terjadi dalam proses pembelajaran siswa mau bertanya kepada teman sebangkunya secara
3
kepada guru, tetapi tidak malu, berani bertanya kepada teman. Pada saat-saat
istirahat terlihat lebih banyak siswa-siswa yang berkelompok, bercengkerama dan bertukar pikiran dari pada yang sendirian, hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya banyak siswa lebih suka berkelompok dari pada sendirian.
Dengan memperhatikan kondisi siswa di atas maka sangat mendukung dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik dan pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi (mencoba), mengasosiasi /menalar/ mengolah informasi, serta menyajikan/mengkomunikasikan.
Pendekatan Saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan suatu pembelajaran yang
dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pendekatan Saintifik atau pendekatan ilmiah dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh
secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
4
Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk diteliti apakah penerapan pendekatan
Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2014-2015 dengan
penerapan pendekatan saintifik.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dalam belajar matematika.
2. Bagi guru, mendapatkan tambahan pengalaman berharga dalam memperbaiki meningkatnya hasil belajar matematika siswa, khususnya di kelas V C SD Al
Kautsar Bandar Lampung.
3. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas guru dalam mempersiapkan dan
5
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran pendekatan saintifik merupakan metode ilmiah yang umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan kesimpulan umum. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
2. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif siswa yang diperoleh setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Hasil belajar dalam penelitian ini ditujukkan dengan nilai hasil tes setelah pembelajaran.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut Subariah (2006:1) Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.
Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika.
Menurut Suwangsih (2006 : 3). Materi pembelajaran maatematika termasuk materi yang abstrak, oleh karenanya hanya orang-orang yang dapat berpikir abstrak yang dapat mempelajari matematika. Bagi siswa sekolah dasar akan
kesulitan belajar matematika, jika gurunya tidak menyesuaikan dengan kemampuan berpikirnya. Karena sifat abstraknya itu maka guru harus memulai
dalam belajar matematika dari konkrit (nyata) menuju yang abstrak.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak. Jadi untuk mempelajari matematika harus dari
7
2. Prinsip proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
Menurut Bruner dalam Karso (2001 : 12) prinsip - prinsip pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai proses belajar terbagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Tahap kegiatan
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda - benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.
2. Tahap ikonik atau tahap gambar bayangan
Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.
3. Tahap simbolik
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam
bentuk syimbol atau bahasa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual seperti di atas diharapkan akan dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika siswa
karena pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika menjadi lebih baik dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
3. Karakteristik anak usia SD
Pembelajaran matematika di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD antara 7
sampai 11 tahun termasuk dalam kategori operasional konkrit. Pada tahap ini dicirikan dengan system pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat di terapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan
8
penggabungan (penambahan dan pengurangan), mampu mengurutkan,
misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek saampai yang panjang. Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau
mengklasifikasikan berdasaran bentuk luarnya saja misalnya, menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat. Pada akhir operasional konkrit mereka dapat memahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan
melakukan sintesis sederhana.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:50) yang menyebutkan bahwa “Hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses belajar”. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif
(sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Kingsley, (2001:22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap
dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Hasil belajar dapat dilihat dari skor atau nilai tes setelah pembelajaran dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar.
9
bahwa belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung tiga
unsur yang saling berkaitan yakni tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Dari ketiga hubungan tersebut dapat ditarik gambaran bahwa
proses belajar dan hasil belajar berlangsung guna mengetahui keefektifan proses belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Djamarah ( 2006 :105 ), mengungkapkan Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika memenuhi hal-hal sebagai berikut.
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik secara individual maupun kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut.
Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 3 ), hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.
Hamalik ( 2004 : 30 ), menyatakan hasil belajar akan tampak pada setiap peruba-
han pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
Pengetahuan, Pengertian, Kebiasaan, Keterampilan, Apresiasi, Emosional, hu-
10
Sejalan dengan pendapat Hamalik tersebut, dalam proses pembelajaran, hasil
belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa yang
sudah dilakukan. Hasil belajar bisa diketahui melalui perubahan-perubahan dalam diri siswa yang meliputi kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan lain sebagainya.
Indah, (2009 :1) menyatakan sebagai berikut. “Hasil belajar yang diperoleh siswa
adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.”
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru
dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar merupakan nilai tes kemampuan kognitif yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar dalam kelas, perlu dilakukan teknik penilaian seperti yang terdapat
11
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil belajar dalam
penelitian ini telah ditetapkan peneliti dalam ruang lingkup penelitian.
C. Pendekatan Saintifik
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan /mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
3. Mengumpulkan informasi/Eksperimen (Mencoba)
12
objek/kejadian/aktivitas; dan wawancara dengan narasumber.Kompetensi yang
dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi
adalah sebagai berikut.
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
13
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan
dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil tugas yang dikerjakan bersama dalam satu kelompok kemudian dipresentasikan
atau dilaporkan kepada guru dan teman sekelas. Kegiatan ini sekaligus merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan konfirmasi terhadap apa yang telah
disimpulkan oleh siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). (1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya
apabila ia menggunakan pikirannya. (2)dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. (3) satu-satunya cara agar seseorang
dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memilik kesempatan untuk melakukan penemuan. (4) dengan melakukan penemuan maka
14
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan
adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya
seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok
dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran
diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi atara asimilsi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada
dalam zone of proximal develoment daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000: 4).
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013, pembelajaran dengan metode
15
(2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum
atau prinsip. (3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa. (4) Dapat mengembangkan karakter siswa.
D. Kerangka Pikir
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Penerapan pendekatan saintifik
dalam Pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan, akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin tingginya kelas
siswa.
Pendekatan saintifik jugamemberikan lingkungan dimana siswa bekerja sama dalam kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntut secara individu meraih sukses tetapi juga dituntut
untuk dapat bekerja sama demi ketercapaian hasil yang maksimal. Dengan demikian, siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan
16
Dalam pembelajaran pendekatan saintifik, siswa bekerja dalam kelompok kecil
dan saling membantu untuk menguasai materi yang diajarkan. Siswa berkemampuan tinggi diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman
kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya agar dapat memberikan keberhasilan dalam materi yang diajarkan. Sedangkan untuk siswa yang memiliki
kemampuan yang lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya
interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa dan selanjutnya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Jadi dengan menggunakan penerapan pendekatan saintifik diharapkan hasil
belajar matematika siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
17
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Al Kautsar Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Objek penelitian adalah siswa kelas
V C yang berjumlah 44 siswa, terdiri dari 26 laki-laki dan 18 perempuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang
beranggotakan 6 orang dan 4 orang dengan tingkat kemampuan belajar matema-tika siswa yang bervariasi. Kondisi ruangan kelas dilengkapi dengan AC, Laptop, dan semua siswa memiliki buku pegangan Matematika. Kondisi ekonomi siswa
sebagian besar golongan menengah ke atas.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada awal semester ganjil tahun 2014.
Penelitian ini juga akan dilakukan pada unit satuan kerja peneliti sendiri, yaitu siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung.
B. Perencanaan Pembelajaran
18
mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah
semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Peran tema dalam proses pembelajaran adalah sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan
pembelajaran.
Pada awal Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan tema 2 yang terdiri dari 3 subtema dan masing-masing satu subtema terdiri dari 6
pembelajarann dalam 1 minggu. Subtema 2 tentang Peristiwa-peristiwa penting, subtema 3 tentang manusia dan peristiwa alam.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A.Siklus I
Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah.
1. Tahap Perencanaan
19
a. Mendiskusikan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
akan ditetapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus I dengan dosen
g. Mempersiapkan lembar observasi belajar siswa selama proses pembelajaran dan diskusi sedang berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu. a) Pertemuan 1
Pertemuan pertama berlangsung selama 70 menit dan dilaksanakan pada hari Rabu, 24 September 2014 mulai pukul 07.50 WIB sampai dengan pukul 09.00
WIB dihadiri oleh 43 orang siswa. Satu siswa tidak hadir.
Pertemuan pertama membahas materi tentang menentukan bilangan yang tidak
diketahui dari sebuah operasi hitung. Sebelum memulai pelajaran, guru menyapa siswa dan menanyakan siapa saja siswa yang tidak hadir, melakukan appersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memotivasi siswa agar dapat
20
kelompoknya. Guru mengamati siswa yang sedang menyelesaikan LKS dan
memberikan bantuan kepada kelompok yang menemui kesulitan. Diskusi yang dilakukan oleh siswa belum berjalan sebagaimana mestinya, sebagian siswa
belum bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya.
Selain itu sebagian siswa yang lain tidak ikut mengerjakan LKS. Mereka hanya
bermain-main ataupun mengganggu teman-temannya yang lain.
a) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 26 September 2014, mulai pukul
08.00 – 09.30 WIB diikuti oleh 41 siswa. Tiga siswa tidak hadir karena sakit. Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan bilangan yang tidak
diketahui dari operasi perkalian. Pada pertemuan kedua ini, kelompok diskusi sudah mulai berjalan baik, walaupun ada sebagian siswa yang masih melakukan kegiatan di luar diskusi. Beberapa orang siswa sudah mulai aktif, mau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun menanyakan pada guru hal-hal yang belum difahami.
b) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014 pukul 09.15 – 10.25 WIB diikuti oleh 43 siswa, karena ada satu siswa yang tidak hadir. Materi
pembelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan bilangan yang tidak diketahui dari operasi pembagian. Kegiatan diskusi berjalan cukup lancar. Namun tetap saja masih ada tiga atau empat siswa yang mengobrol dan kurang aktif
21
c) Pertemuan 4
Pada siklus I ini dilakukan Tes akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Oktober 2014 selama 70 menit diikuti 44 orang siswa.
3. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan mengenal aktifitas
belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapan. Selain itu, pengamat juga mencatat kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai
bahan diskusi dalam refleksi.
4. Refleksi
Setelah melakukan tindakan dan observasi selama berlangsungnya proses penelitian, lalu dilakukan koreksi untuk menganalisis keberhasilan tindakan yang
telah diberikan dengan memperhatikan hasil nilai yang dicapai siswa selama mengerjakan LKS serta tes formatif di akhir pembealajaran.
Pada akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata hasi belajar siswa 64,5 belum
memenuhi keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.
a. Siswa masih kesulitan beradaptasi dengan teman dalam satu kelompoknya.
b. Terdapat beberapa siswa yang belum mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh, melainkan melakukan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti:
22
c. Diskusi dalam kelompok belajar masih kurang, LKS hanya dikerjakan oleh 1
atau 2 orang siswa saja, yang lain tidak bertanya padahal belum paham. d. Kegiatan dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai.
Pada siklus I ini, kinerja guru masih kurang. Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan cacatan lapangan diperoleh keterangan beberapa kekurangan
guru dalam mengajar, sebagai berikut:
1. Kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa. 2. Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Penguasaan kelas yang masih kurang baik. 4. Kurang penekanan terhadap materi yang penting.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, maka perbaikan untuk siklus selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya lebih memotivasi siswa yang pandai untuk membantu
teman-temannya dalam 1 kelompok dengan cara memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk presentasi mewakili kelompoknya.
2. Guru sebaiknya lebih menguasai kelas dengan memberikan arahan dan
dorongan agar siswa lebih konduktif dalam belajar.
3. Guru sebaiknya memfokuskan perhatian siswa dengan memberikan teguran
dan arahan yang positif kepada siswa yang melakukan aktivitas lain di kelompoknya.
Siklus II
23
pertemuan, 3 kali pembelajaran dan satu kali tes siklus. Pelaksanaan siklus II
merupakan kelanjutan dari siklus I, dimana siklus ini merupakan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahapan yang dilakukan pada siklus ini yaitu:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II ini secara umum sama dengan siklus I, tetapi tidak ada lagi pengelompokkan siswa karena siswa tetap
berada dalam kelompoknya masing-masing seperti pada siklus I. Terdapat perbaikan dalam kegiatan awal yaitu guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang memiliki kemampuan operasi hitung rendah.
2. Pelaksanaan
a) Pertemuan 1
Pertemuan pertama berlangsung selama 70 menit dan dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Oktober 2014 pukul 09.15 sampai dengan 10.25 WIB dihadiri oleh 42
orang siswa (2 orang siswa sakit). Sebelum memulai pembelajaran, guru mengawalinya dengan mengumumkan hasil tes siklus I, tujuannya agar siswa
lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi pada siklus berikutnya. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah Menyetarakan persamaan perkalian dengan melibatkan satu bilangan yang tidak diketahui.
Pertemuan pertama dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan memberikan penjelasan yang akan dikerjakan di dalam
24
kelompoknya. Pada saat diskusi masih terlihat beberapa orang siswa yang tampak
asyik dengan kegiatannya di luar diskusi seperti mengobrol dengan temannya. Guru mengamati siswa yang berdiskusi dan memberikan bimbingan jika
diperlukan. Kemudian guru menunjuk salah satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. Pada akhir pembelajaran, guru
membagikan lemabar tes kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
b) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 03 Oktober 2014 selama 70 menit pada pukul 08.20 sampai dengan 09.30 WIB dan dihadiri oleh 43 orang siswa. Materi yang dipelajari adalah Menyetarakan persamaan pembagian dengan
melibatkan satu bilangan yang tidak diketahui. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, guru mengingatkan kembali tentang menyetarakan persamaan
perkalian. Selanjutnya guru memberikan LKS dan siswa diminta untuk mengerjakan LKS. Sebagian siswa sudah fokus terhadap LKS yang harus diselesaikan. Meskipun masih ada siswa yang tidak memperhatikan LKSnya jika
tidak diperhatikan guru. Guru membagikan lembar tes untuk dikerjakan secara individu. Lalu menutup pembelajaran dengan terlebih dahulu menginformasikan
materi pembelajaran yang akan datang.
c) Pertemuan 3
25
matematikanya terlebih dahulu. Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa
sebagian besar sudah menunjukkan peningkatan.
d) Pertemuan 4
Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes akhir siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 09 Oktober 2014 selama 70 menit diikuti 43 orang siswa, satu orang
siswa tidak hadir karena sakit.
3. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan/observasi mengenal
aktifitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat dengan menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu, pengamat juga
mencatat kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan.
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus II dengan menganalisis hasil observasi belajar siswa dan tes akhir siklus II. Setelah melakukan tindakan penelitian serta
observasi, lalu peneliti melakukan koreksi untuk menganalisis tindakan di kelas, Peneliti menganalisis menghitung hasil kegiatan dan tes akhir yang telah diberi-
kan kepada siswa guna mengetahui hasil akhir pencapaian nilai pada siklus II dan dapat mengambil kesimpulan tentang keberhasilan tindakan kelas ini. Berdasarkan data nilai siswa pada siklus II sebagaimana terdapat dalam tabel 4.1 menyatakan
bahwa pada siklus II nilai terendah adalah 40 diperolah 3 orang siswa dan nilai tertinggi adalah 100 diperoleh 17 orang siswa dan rata-rata nilai siswa mencapai
26
Berdasarkan analisis pembelajaran akhir siklus II, hasil belajar telah memenuhi
keberhasilan yang ditetapkan. Menurut pengamatan guru mitra dan observer, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sudah baik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar berupa rata-rata nilai dari tes siklus, lembar kerja siswa, dan latihan yang dikerjakan siswa. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan tujuan untuk
mengetahui tingkatan keberhasilan siswa setelah diberi pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik.
Data Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik diambil dari data tes akhir siklus.
27
E. Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika dipenuhi 80% siswa memperoleh nilai tes formatif > 76 (skala 100) minimum predikat B+ .
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung semester ganjil
tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi karena pada pendekatan saintifik ada pembelajaran kelompok yang di dalamnya terdapat
kegiatan memahami menanya, mencoba dan mengkomunikasikan serta kegiatan diskusi yang saling membantu di antara siswa dalam mengerjakan tugas kelompok.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut.
1. Guru matematika dapat menjadikan pembelajaran pendekatan saintifik sebagai
34
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm.
Indah. 2009. Hasil Belajar. http://ndas’blog.student.fkip.uns.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2014. 1 hlm.
Lampung Universitas. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar lampung. 60 hlm.
Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 Tentang Penilaian Hasil Belajar.
Shofyan, Mohammad. 2008. Hasil Belajar. http://id .shvoong.com/-hasil-belajar.html. Diakses tanggal 12 Agustus 2014. 1 hlm.
Wina S. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.