• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBER (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBER (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBERI

LATIHAN MATCHING TEST DAN LATIHAN COMPLETION TEST PADA KONSEP MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA KELAS VIII

DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Oleh: Nining Sapariningsih

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang diberi latihan matching test dan siswa yang diberi latihan compeltion test pada konsep meteri sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kuningan pada tanggal 20 September – 11 Oktober 2010. Adapun populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII dengan sampel diambil kelas VIII.D sebanyak 33 siswa dan VIII.E sebanyak 37 siswa. Sampel diambil dengan teknik classter random sampling. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Hasil penelitian diperoleh nilai hasil belajar siswa yang diberi latihan compeltion test terbesar 65 dan terkecil 27 dengan nilai rata-rata terbesar 47 dengan nilai standar deviasi sebesar 9,92. Sedangkan nilai hasil belajar siswa yang diberi matching test terbesar 92 dan terkecil 30 dengan nilai rata-rata sebesar 55 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,64. Selanjutnya uji hipotesis diperoleh nilai t’hitung = 2,78

sedangkan nilai nkt = + 2,03 maka t’ > nkt sehingga terima hipotesis artinya terdapat perbedaan antara siswa yang diberi latihan matching test dan hasil belajar siswa yang diberi latihan completion test.

PENDAHULUAN

Alat penilai hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi bukan hanya untuk menentukan angka keberhasilan belajar. Yang paling penting evaluasi adalah sebagai dasar untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Sehingga kemampuan guru menyusun alat dan melaksanakan evaluasi merupakan kemampuan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

Menurut Dimyati (2006: 210), bahwa alat evaluasi yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan informasi yang ingin diperoleh. Oleh sebab itu, guru harus menentukan teknik/metode evaluasi yang akan digunakan, apakah teknik nontes atau teknik tes. Setelah menentukan teknik yang akan dipakai, seorang guru dapat menyusun alat evaluasi yang akan digunakan sebagai alat penilaian.

(2)

digunakan sesuai dengan kebutuhan. Bentuk tes ada dua yaitu tes objektif dan tes esai (tes subjektif) berdasarkan bentuk pertanyaan yang ada dalam tes tersebut.

Tes objektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif (Arikunto, 1990 : 161). Contoh dari tes objektif adalah tes menjodohkan (Matching test) dan tes isian (Complition test) (Dimyati, 2006 : 212).

Matching test adalah sebuah intrument penilaian yang menuntut siswa untuk dapat mengkomunikasikan antara dua kata yang saling berhubungan. Oleh sebab itu, matching test terdiri dari dua baris baris kiri adalah pertanyaan sedangkan baris kanan adalah jawaban. Biasanya jumlah jawaban (baris kiri) lebih banyak daripada baris pertanyaan (baris kanan).

Sedangkan completion test adalah sebuah instrumen penilaian yang menuntut siswa untuk dapat mengisi bagian yang kosong pada sebuah pernyataan. Bagian yang kosong tersebut diisi dengan kata yang berhubungan dengan pernyataan tersebut (Zaenanl Aripin, 2009:144).

Matching test dan complition test masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari tes menjodohkan adalah dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemuannya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisinya sedangkan kelemahannya adalah kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran. Kebaikan tes bentuk jawaban isian (compeltion test) yaitu sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip terminologi. Sedangkan kelemahannya adalah (a) pada umumnya soal dalam bentuk tes isian (completion test) hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja, sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan, (b) pada soal soal bentuk melengkapi jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu banyak, para peserta didik sering terkecoh.

Dalam penelitian ini diambil konsep sistem pencernaan manusia. Konsep ini sangat berhubungan sekali dengan kehidupan sehari-hari. Banyak sekali contoh-contoh masalah yang berhubungan dengan sistem pencernaan yang dapat dirasakan dan diketahui oleh siswa. Seperti bagaimana makanan dicerna oleh tubuh dan kelainan pada sistem pencernaan. Sehingga siswa tinggal mengaplikasikan dengan materi yang sedang dihadapi.

Agar siswa dapat dengan mudah mengingat dan mengaplikasikan materi yang sedang dipelajari maka dihubutuhkan latihan-latihan yang melatih siswa untuk dapat membedakan, menyebutkan dan mengaplikan yang dapat merangsang ingatan siswa. Sehingga dengan latihan tersebut siswa dapat memahami materi sistem pencernaan tersebut. Salah satu contoh tes yang digunakan adalah matching test dan completion test. Kedua tes tersebut melatih siswa untuk dapat mengingat apa yang sudah dipelajarinya.

(3)

Adapun metode penelitian adalah metode komparatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 September – 11 Oktober 2010 di SMP Negeri 4 Kuningan. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrument penelitian berupa tes pilihan ganda, completion test dan matching test. Untuk mengukur kemampuan soal maka dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

Untuk mengevaluasi/menganalisis data dilakukan dengan uji normalitas dan hipotesis dengan menggunakan rumus t’.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji instrument yaitu uji tingkat kesukaran dan uji daya beda maka dari 30 soal pilihan ganda yang dibuat diambil 26 soal dan 4 soal dibuang. Hal ini karena 4 soal termasuk dalam kategori mudah. Jika soal pilihan ganda termasuk dalam kategori mudah dan daya beda rendah maka soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. 4 soal tersebut adalah nomor 1, 2, 8 dan 15.

Tabel 1. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Uji Tingkat Kesukaran Uji Daya Beda

Mudah Sedang Sukar Sedang Rendah Tinggi

Nomor soal

1, 2, 8

dan 15 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,

- 4, 6, 7, 12, 14, 17, 18, 19, 20, 27, 28, 30

1, 2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar siswa dengan latihan completiont test terendah sebesar 27 dan terbesar 65. Sedangkan nilai prestasi belajar siswa dengan latihan matching test terendah sebesar 31 dan terbesar 92. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang diberi latihan completion test sebesar 47 sedangkan nilai rata-rata prestasi siswa yang diberi latihan matching test sebesar 55. Berdasarkan nilai rata-rata preestasi belajar tersebut maka prestasi belajar siswa dengan menggunakan latihan matching test lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan latihan completion test.

Selanjutnya adalah hasil uji statistik dengan uji t’ menunjukkan bahwa t’ (2,78) > nkt (2,03) maka kedua perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan latihan completon tes dan matching test menunjukkan perbedaan prestasi belajar yang signifikan.

(4)

karena setiap jenis soal yang dibuat untuk latihan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Pada pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan dibutuhkan latihan-latihan yang dapat memancing siswa untuk dapat menyebutkan dan menguhubungkan antara jenis pencernaan, alat pencernaan dan enzim apa yang dihasilkan dari alat pencernaan makanan. Sehingga dengan latihan tersebut siswa benar-benar memahami tentang sistem pencernaan makanan pada manusia.

Menurut Dimyati (2006: 210), bahwa alat evaluasi yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan informasi yang ingin diperoleh. Oleh sebab itu, guru harus menentukan teknik/metode evaluasi yang akan digunakan, apakah teknik nontes atau teknik tes. Setelah menentukan teknik yang akan dipakai, seorang guru dapat menyusun alat evaluasi yang akan digunakan sebagai alat penilaian.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa soal latihan yang dibuat harus sesuai dengan tujuan pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian, soal yang dibuat harus sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembelajaran dengan latihan compeltion test melatih siswa untuk dapat mengingat tentang materi yang sudah siswa pelajari. Sehingga dengan kemampuan siswa untuk mengingat diharapkan siswa dapat memahami materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Namun latihan completion test memiliki kelemahan yaitu hanya melatih siswa untuk mengingat tidak berusaha untuk menghubungkan dengan konsep lainnya sehingga siswa akan mudah lupa lagi terhadap materi yang telah dia pahami.

Hal ini sesuai dengan pendapat Zaenal Aripin (2009: 145-147) bahwa tes jawaban isian (completion test) memiliki kelebihan yaitu sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip terminologi dan menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas. Namun tes ini juga memiliki kelemahan yaitu hanya menuntut kemampuan mengingat saja, sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan.

Sedangkan pembelajaran dengan latihan matching test lebih menekankan siswa untuk dapat mengingat, memahami dan berusaha untuk mengkomunikasi suatu kata atau konsep dengan kata atau konsep yang lainnya. Dengan pengalaman belajar tersebut siswa dapat mudah mengingat apa yang telah siswa pelajari sehingga dengan kelebihan tersebut maka prestasi belajar siswa pun akan meningkat.

Menurut dengan pendapat Zaenal Aripin (2009: 145) bahwa bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua hal. Makin banyak hubungan antara premis dengan respon yang dibuat maka makin baik soal yang disajikan.

(5)

disampaikan. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkatkan daya ingat terhadap konsep tersebut sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran dengan menggunakan jenis latihan yang berbeda memberikan gambaran bahwa jenis soal turut menentukan terhadap prestasi belajar. Sehingga dalam pemilihan soal latihan harus sesuai dengan materi yang disampaikan. Kesesuaian latihan dengan materi akan membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan menggunakan latihan soal jenis completion test sebesar 47 dengan nilai standar deviasi sebesar 9,92. Sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan menggunakan latihan soal jenis matching test sebesar 55 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,64.

2) Hasil uji t’ diperoleh nilai t’ = 2,78 dan nilai nkt = 2,03 sehingga t’ > nkt, maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa antara yang menggunakan latihan completion test dengan yang menggunakan latihan matching test.

3) Perbandingan nilai rata-rata dari kedua jenis perlakuan tersebut yaitu completion test dan matching test maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan latihan menggunakan soal matching test lebih baik daripada pembelajaran dengan latihan menggunakan soal completion test.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 2005. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.

Dimyati dan Mujiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Endi Nurgana 1986. Statistik Untuk penelitian. CV Permadi. Bandung

Evelyn, 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta. Harun Rasyid dan Mansur, 2007. Penilaian Hasil Belajar. CV Wacana Prima.

Bandung.

Nana Sudjana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Oemar Hamalik, 2003 : Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung:Sinar Baru Algensindo

Oemar Hamalik, 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Proses. Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono, 2009. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

(6)

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian data tentang pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh

Prestasi belajar siswa pada kelas yang menerapkan metode penemuan berbeda secara signifikan daripada prestasi belajar siswa pada kelas yang menerapkan metode

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar IPS Ekonomi siswa yang diajar menggunakan metode latihan, metode ceramah, dan perbedaan penggunaan kedua

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, dapat disimpulkan ; Dari hasil belajar siswa dengan beracuan pada pretest, posttest dan latihan-latihan soal dalam LKS

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Dini Indriani dengan judul Perbandi- ngan Prestasi Belajar Antara Siswa Yang Diberi Tugas Latihan Soal Secara Kelompok dengan

Data hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran menggunakan metode diskusi selesai. Dengan cara memberikan tes soal berupa uraian. Soal tes ini bertujuan untuk

terhadap Hasil Belajar Peserta didik. Universitas Pendidikan Indonesia.. adanya tutor dapat memberikan keringanan pada guru dalam memberikan contoh soal atau latihan. Peran