• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

GAMBARAN STATUS GIZI PASIEN DI RUANG CVCU RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

OLEH

GERHARD B HAREFA

091101042

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Gerhard B Harefa

NIM : 091101042

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2013

Abstak

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Tempat penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 1 Juni sampai 30 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase. Penelitian status gizi pasien di ruang CVCU berdasarkan berat badan ideal yaitu kurang sebanyak 30 orang (100%) dan status gizi pasien di ruangan CVCU berdasarkan asupan makanan yaitu baik sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Gambaran Status Gizi Pasien di Ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan

pendidikan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan USU Medan.

Penysunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara. Kepada Erniyati, S.Kp, MNS selaku PD I, Evi Karota Bukit,

S.Kp, MNS selaku PD II dan Ikhsanuddin Ahmad selaku PD III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan dan

kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademis panulis yang telah

membimbing penulis selama di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

(5)

4. Achmad Fathi, Skp, MNS selaku dosen penguji I dan Ikram S.Kep,Ns, M.Kep

serta Cholina Trisa Siregar S.Kp, Ns, M.Kep, Sp. KMB selaku dosen penguji II

yang memberikan masukan dan saran penyelesaian skripsi ini.

5. Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan yang memberikan izin penelitian

6. Teristimewa kepada Ayahanda (Yr. Harefa) dan Ibunda (F. Zega) terimakasih

buat doa dan dukungan yang sangat berarti bagi saya baik secara moril maupun

materi. Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh keluarga tersayang yang

telah memberi dorongan, semangat dan memotivasi saya selama penyusunan

skripsi.

7. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi meluangkan waktu untuk

pengisian kuesioner.

8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya

stambuk 2009 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

9. Terlebih-lebih kepada sahabat-sahabat saya Herdawati Munthe, Nova Erpi, Sri

hartati, Trinita, Delfitra, Kristin, Eunike dan Suryani yang telah memberi

semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu peneliti selama penyusunan skripsi yang

(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan

karuniaNya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2013

(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

DaftarIsi ... ii

Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Gizi ... 6

2.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Status Gizi ... 13

2.3. Penilaian Status Gizi ... 15

3. CVCU ……… 16

Bab 3. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 27

2. Defenisi Variabel Penelitian ... 28

(8)

Bab 5. Pembahasan

5.1. Hasil Penelitian ... 28 5.2. Pembahasan ... 30

Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi

6.1. Kesimpulan ... 34 6.2. Rekomendasi ... 34 Daftar Pustaka

Lampiran

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Kalender Penelitian 4. Taksasi Dana 5. Riwayat Hidup 6. Surat Suevei Awal 7. Surat Izin Penelitian

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Definisi Operasional ... 22

Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik responden di RSUP H Adam Malik Medan ... 29

Tabel 5.1.2. Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Antropometri ... 30

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)
(12)

Judul : Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Gerhard B Harefa

NIM : 091101042

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2013

Abstak

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Tempat penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 1 Juni sampai 30 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase. Penelitian status gizi pasien di ruang CVCU berdasarkan berat badan ideal yaitu kurang sebanyak 30 orang (100%) dan status gizi pasien di ruangan CVCU berdasarkan asupan makanan yaitu baik sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan

dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat

keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi

seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa

lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Menurut Almatsier (2002), status gizi merupakan gambaran keseimbangan

antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan,

perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan

intake zat gizi lainnya. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh

memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum

pada tingkat setinggi mungkin. Namun disamping gizi baik atau gizi optimal terdapat

juga gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah umum yang banyak dijumpai pada

kebanyakan orang. Dampak dari gizi yang buruk berpengaruh besar bagi setiap

kesehatan individu.

Kejadian kurang gizi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi rumah

(14)

cukup tinggi (30% - 50%). Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat

dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses

penyembuhan (Weta & Wirasamadi, 2009).

Dukungan nutrisi sangat perlu dan merupakan bagian dari terapi yang berperan

penting dalam kesembuhan pasien. Dukungan nutrisi yang optimal akan

meningkatkan daya tahan tubuh pasien sehingga meningkatkan kemampuan tubuh

untuk melawan penyakit. Hasil dari berbagai penelitian, ditemukan angka prevalensi

malnutrisi di rumah sakit cukup tinggi, tidak hanya di negara berkembang tapi juga

negara maju. Di Belanda, prevalensi malnutrisi di rumah sakit 40%, Swedia

17%-47%, Denmark 28%, dinegara lain seperti Amerika, Inggris angkanya antara

40%-50% (Lipoeto, Megasari & Putra, 2006). Di negara berkembang seperti Jakarta, dari

beberapa studi yang dilakukan (1995-1999) juga menunjukkan sekitar 20%-60%

pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum dalam kondisi malnutrisi saat masuk

perawatan, dan 69% pasien cendrung menurun status gizinya selama rawat inap di

rumah sakit (Dinarto, 2002). Pada pasien rawat inap malnutrisi sudah dapat dideteksi

sejak masa rawat 2 minggu atau bahkan kurang. Hal ini terbukti dari studi yang

dilakukan di Amerika (2006), didapatkan 69% dari pasien rawat inap di rumah sakit,

mengalami malnutrisi sejak 10 hari setelah dirawat (Snigh, 2006).

Malnutrisi pada pasien bisa terjadi karena proses penyakit yang dideritanya

yang bisa mempengaruhi asupan makanan, meningkatkan kebutuhan, merubah

(15)

makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Umumnya kedua hal ini secara bersama-sama

menyebabkan malnutrisi pada pasien (Nur-Fatimah, 2002).

Malnutrisi yang terjadi pada pasien di rumah sakit adalah hal yang dapat

dihindari dan ditanggulangi, dengan pemberian dukungan nutrisi optimal dan tepat

bagi pasien. Pada pasien tersebut sejak awal masuk rumah sakit hendaknya dilakukan

penilaian status gizi dan status gizi ini terus dipantau. Hal ini ditujukan untuk

mengidentifikasi individu-individu yang membutuhkan dukungan zat gizi segera,

mencegah agar seseorang yang masih sehat tidak menderita permasalahan gizi, serta

menghindari komplikasi lebih lanjut jika seseorang telah menderita masalah gizi

(Lipoeto, Megasari & Putra, 2006).

Banyak faktor yang mempengaruhi masalah kurang gizi di rumah sakit

diantaranya adalah perkiraan kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat, koordinasi

yang kurang antar team kesehatan, seperti monitoring dan pencatatan berat badan dan

tinggi badan yang tidak dilaksanakan, penggunaan parenteral nutrisi yang terlalu

lama, asupan makanan yang kurang, sering memuasakan pasien untuk tujuan test

diagnostik, terjadinya gangguan gastrointestinal (mual, tidak nafsu makan, kembung),

tingkat beratnya penyakit dan status gizi awal masuk rumah sakit merupakan

penyebab menurunnya keadaan gizi. Menurunnya keadaan gizi ini dapat dilihat dari

penurunan berat badan. Pasien–pasien yang rentan terhadap kejadian kurang gizi

diantaranya adalah pasien yang berada pada ruang perawatan penyakit dalam, bedah,

anak, geriatri, dan luka bakar. Asupan zat gizi yang adekuat bagi pasien yang dirawat

(16)

penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, mencegah timbulnya

komplikasi, menurunkan mortalitas dan morbiditas, dan juga dapat menghemat biaya

pengobatan bagi pasien (Weta & Wirasamadi, 2009).

Khususnya pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting

untuk dilakukan. Tujuan diet penyakit jantung adalah memberikan makanan

secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila terlalu

gemuk, dan mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air (Almatsier,

2004).

Hasil penelitian Weta & Wirasamadi, 2009 mengatakan bahwa secara umum

(tanpa memandang jenis kelamin) terjadi penurunan rata–rata berat badan dan IMT

(Indeks Masa Tubuh) pada pasien rawat inap selama perawatan di rumah sakit karena

rata–rata asupan zat gizi yaitu energi, protein dan karbohidrat kecuali lemak berada

di bawah kebutuhan. Begitu juga dengan hasil penelitian Lipoeto, Megasari & Putra,

2006 mengatakan bahwa sebagian besar pasien rawat inap dengan diagnosa responden

yaitu penyakit jantung, diabetes melitus, gangguan ginjal, infeksi, neoplasma dan

penyakit paru yang dirawat di rumah sakit mempunyai Indeks Massa Tubuh gizi

kurang (56,67%), dan hanya 40% pasien dengan gizi normal serta 3,33% gizi lebih.

Setelah 2 minggu perawatan jumlah pasien dengan gizi kurang meningkat menjadi

60%. Terdapat penurunan bermakna IMT pada awal masuk rumah sakit dan setelah 2

minggu perawatan. Terdapat penurunan berat badan yang bermakna pada awal masuk

(17)

mendapatkan makanan yang kurang dari jumlah kalori yang dibutuhkan sehingga

asupan kalori juga tidak mencukupi kebutuhan kalori totalnya.

Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti status gizi pada pasien yang

dirawat inap di ruang CVCU karena penilaian status gizi sangat penting khususnya di

ruang CVCU untuk mencegah timbulnya komplikasi, menurunkan mortalitas dan

morbiditas.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi status gizi pasien di ruang

CVCU RSUP H. Adam Malik Medan.

Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi status gizi pada pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan berat badan ideal.

b. Mengidentifikasi status gizi pada pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam

Malik Medan berdasarkan asupan makanan.

1.3.Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pertanyaan penelitian

(18)

1.4.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan status gizi pasien di ruang CVCU.

2. Pasien

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi

tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan mempertahankan status

gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala komplikasi.

3. Rumah sakit

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pihak rumah sakit

tentang kepatuhan untuk melaksanakan diet yang diberikan bagi penderita

yang rawat inap dan sebagai bahan masukan bagi pihak instalasi gizi Rumah

Sakit mengenai komposisi zat gizi yang diberikan pihak rumah sakit kepada

(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Gizi

1.1. Pengertian Gizi

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, dan pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002).

Setiap bahan makanan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda dan

mengandung gizi yang bervariasi pula baik jenis maupun jumlahnya. Baik secara

sadar maupun secara tidak sadar manusia mengkonsumsi makanan untuk

kelangsungan hidupnya. Dengan demikian jelas bahwa tubuh manusia memerlukan

gizi untuk memperoleh energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari, untuk

memelihara proses tubuh dan untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi yang

masih dalam masa pertumbuhan.

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan

keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan

gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Gizi yang diperlukan

oleh tubuh kita dapat digolongkan dalam enam macam yaitu, karbohidrat, protein,

(20)

1.2. Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber

utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat

berasal dari tumbuhan. Di negara maju seperti Amerika dan Eropa Barat, angka ini

lebih rendah yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram.

Untuk memelihara kesehatan,WHO menganjurkan 55-75% konsumsi energi total

berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula

sederhana. Sumber karbohirat adalah padi,umbi-umbian,kacang-kacangan kering,gula

dan lain-lain. Hasil olah bahan ini adalah bihun,mie,roti,tepung-tepungan,selai, dan

sebagainya. Sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah

beras,jagung,ubi,singkong,talas dan sagu (Almatsier 2009).

1.3. Lemak

Istilah lemak meliputi senyawa heterogen termasuk lemak dan minyak yang

umum dikenal dalam makanan malam,fosfolipida,sterol dan ikatan lain sejenis yang

terdapat didalam makanandan tubuh manusia. Fungsi lemak adalah sebagai sumber

energi, sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak,

menghemat protein, memberi rasa kenyang, dan kelezatan, sebagai pelumas dan

bahan lainnya (Almatsier, 2009).

Lemak yang banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber dari hewani,

misalnya daging berlemak, jeroan, dan sebagainya, sedangkan minyak banyak

digunakan untuk memasak/menggoreng. Lemak dibutuhkan manusia dalam jumlah

(21)

melebihi 25% dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak

goreng untuk memasak makanan sehari (Arisman, 2010).

1.4. Protein

Istilah protein berasal dari kata yunani proteus, yang berati yang utama atau yang

didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian

terbesar dari tubuh sesudah air. Seperlima adalah protein, setengahnya ada didalam

otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit dan

selebihnya didalam jaringan tubuh dan cairan tubuh. Semua enzim berbagai hormone,

pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein

(Almatsier, 2009).

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah

maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang, dan lainnya. Sumber

protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, sperti tempe dan tahu, dan

kacang-kacangan lain. Angka Kecukupan Protein orang dewasa menurut hasil-hasil

penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75gram/kgBB, berupa protein patokan

tinggi, yaitu protein telur. Catatan Biro Pusat Statistika pada tahun 1999,

menunjukkan secara nasional konsumsi protein sehari-hari rata-rata penduduk

Indonesia adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi rata-rata standar kecukupan

protein sehari,yaitu 45 gram (Almatsier, 2009).

1.5. Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat

(22)

didapat dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan

pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik didalam tubuh.

Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat dirusak karena penyimpanan

dan pengolahan (Almatsier, 2009).

1.5.1. Vitamin larut lemak

a. Vitamin A

Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retiroid dan

precursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai

retinol. Vitamin A berfungsi dalam hal penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan

perkembangan, reproduksi, dan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati,kuning telur,

susu, sayuran hijau dan lainnya (Almatsier, 2009)

b. Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang

tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan

sinar matahari. Fungsi vitamin D adalah dalam membantu pembentukan dan

pemeliharaan tulang (Almatsier, 2009).

c. Vitamin E

Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah

memberikan hidrogendari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal

bebeas. Vitamin E banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, terutama pada minyak

kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur –sayuran juga memiliki kandungan vitamin

(23)

d. Vitamin K

Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,walaupun

mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sumber utama vitamin K adalah hati,

sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, brokoli, dan lainnya

(Almatsier, 2009).

1.5.2. Vitamin Larut Air

a. Vitamin C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh, sebagai koenzim atau

kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan

bertindak sebagai antioksidan dalm reaksi-reaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak

terdapat didalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti

jeruk, neneas, rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam

sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2009).

1.6. Mineral

Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi

tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fospor, dan magnesiumadalah bagian dari tulang,

besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin.

Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai

(24)

hewani kecuali magnesium yang terutama lebih banyak didalam makanan nabati

(Budianto,2009).

1.7. Air

Air berfungsi didalam tubuh sebagai melancarkan transformasi zat gizi dalam

tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur

suhu tubuh, serta melancarkan dalam proses buang air besar dan buang air kecil.

Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama

air minum, sekurang-kurangnya 2 liter atau setara dengan 8 gelas air setiap hari.

Selain itu,mengkonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat

menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa

kimia yang terdapat pada air (Arisman, 2010).

2. Status Gizi

2.1.Pengertian Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan atas tiga bagian yaitu status gizi kurang,

gizi seimbang dan gizi lebih (Almatsier, 2009).

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan

penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari

tersedianya zatgizi dalam sel tubuh (Almatsier, 2009).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan

(25)

tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu

masa bukan saja ditentukan ole konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh

sebelum masa itu.

Secara umum status gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut (

Budianto, 2009)

a. Gizi Kurang

Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup makan dengan demikian konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu. Berat badan menurun adalah tanda utama dari gizi kurang (Budianto, 2009).

b. Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan asupan gizi seimbang dengan kebututuhan gizi seseorang yang bersangkutan. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh kebutuhan gizi basal, kegiatan dan pada keadaan fisiologis tertentu serta dalam keadaan sakit.

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh seorang untuk mencerna makanan, seperti umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain, seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi ( karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral ) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Disamping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faal didalam tubuh (Budianto, 2009).

(26)

sehat dan prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada masalah yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan diperoleh masukan zat gizi seimbang. Untuk mengejar pertumbuhan yang normal, kebutuhan lebih didasarkan pada berat badan dan ini diperuntukkan bagi golongan anak-anak sampai umur pubertas.

c. Gizi Lebih

Gizi lebih merupakan keadaan patologis atau tidak sehat yang disebabkan

kebanyakan makan. Mengkonsumsi energi lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh untuk jangaka waktu yang panjang dikenal sebagai gizi lebih. Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang bisa dapat dilihat dari keadaan gizi lebih (Budianto, 2009).

2.2.Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang secara langsung

mempegaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor

yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga

produktivitas dan kondisi perumahan (Suhardjo, 1996).

Menurut Suhardjo, (1996) faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain,

a. Faktor Langsung

1. Konsumsi pangan

Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan merupakan cara

(27)

daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering

digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi.

2. Infeksi

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak balik. Infeksi dapat

menimbulkan gizi kurang melalui mekanismenya. Yang paling penting adalah efek

langsung dari infeksi. Sistematik pada katabolisme jaringan menyebabkan kehilangan

nitrogen. Meskipun hanya terjadi infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan

nitrogen.

b. Faktor tidak langsung

1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan sangat menentukan pola makan yang dibeli. Dengan uang

tambahan, sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk pembelanjaan makanan.

Pendapatan merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas dan

kuantitas makanan, maka erat hubungannya dengan gizi (Supariasa, 2002).

Arti pendapatan dan manfaatnya bagi keluarga:

a) Peningkatan pendapatan berarti memperbesar dan meningkatkan pendapatan

golongan miskin untuk memperbaiki gizinya.

b) Pendapatan orang-orang miskin meningkat otomatis membawa peningkatan dalam

jumlah pembelanjaan makanan untuk keluarga.

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan

(28)

diberikan. Pengetahuan tentang ilmu gizi secara umum sangat bermanfaat dalam

sikap dan perlakuan dalam memilih bahan makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi

yang rendah akan sulit dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi, bila

dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik (Budianto, 2009).

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Status gizi yang baik adalah penting bagi kesehatan bagi setiap orang, termasuk ibu

hamil, ibu menyusui dan anaknya. Setiap orang akan mempunyai gizi yang cukup

jika makanan yang kita makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan

tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam

penggunaan dan pemilihan bahan makanan engan baik, sehingga dapat mencapai

keadaan gizi seimbang (Budianto, 2009).

3. Pendidikan

Suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada

sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan).

Pendidikan itu adalah suatu proses, maka dengan sendirinya mempunyai masukan

dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran pendidikan atau anak didik

yang mempunyai karakteristik, sedangkan keluaran proses pendidikan adalah tenaga

atau lulusan yang mempunyai kualifikasi tertentu sesuai dengan tujuan institusi yang

bersangkutan (Supariasa, 2002).

2.3.Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi

(29)

kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat

diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang

dapat diukur oleh anggota tim penilai (Almatsier, 2009).

Komponen penilaian status gizi meliputi survei asupan makanan, pemeriksaan

biokimia, pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan antropometris. Dari ke empat

penilaian status gizi diatas, pemeriksaan antropometris yang sering digunakan (Supar

iasa, 2002).

a. Pemeriksaan Antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin,

lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal, atau

majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan (termasuk

iklim, musim, dan keadaan social-ekonomi). Pengaruh lingkungan terutama gizi,

lebih penting daripada latar belakang genetis atau faktbiologis lain, terutama pada

masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai

jenis malnutrisi (Supariasa, 2002).

Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri adalah besaran

komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini

dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk penapisn status gizi, survey status gizi,

dan pemantauan status gizi. Ukuran antropometri bergantung pada kesederhanaan,

ketepatan, kepekaan, serta ketersediaan alat ukur; di samping keberadaan nilai baku

(30)

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa

parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain yaitu, umur, berat

badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002).

Penilaian antropometri status gizi didasarkan pada pengukuran berat badan dan

tinggi badan, serta usia. Data ini dipakai dalam menghitung 3 macam indeks, yaitu

berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang diperuntukkan sebagai petunjuk dalam

penentuan status gizi sekarang, tinggi terhadap usia (TB/U) yang digunakan sebagai

petunjuk tentang keadaan gizi di masa lampau, dan berat terhadap usia (BB/U) yang

menunjukkan secara sensitive gambaran status gizi saat ini(saat diukur) (Supariasa,

2002).

Tabel 1 : Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri

Status gizi

Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks

BB/TB

Gizi baik >90%

Gizi cukup 81-90%

Gizi kurang < 80%

Dalam (Supariasa, 2002) pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan,

hal ini akan mempengaruhi interprestasi status gizi yang keliru. Masih banyak

diantara pakar yang berkecimpung dibidang gizi belum mengerti makna dari

beberapa indeks antropometri. Oleh karena itu, di bawah ini akan diuraikan tentang

(31)

a. Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

(32)

d. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan professional. Indeks lingkar lengan atas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak. Pada usia 2 sampai 5 tahun perubahannya tidak nampak secara nyata, oleh karena itu lingkar lengan atas banyak digunakan dengan tujuan screening individu, tetapi dapat juga digunakan untuk pengukuran status gizi.

b. Survei Asupan Makanan

Survei asupan makanan merupakan metode penetuan status secara tidak langsung

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi (Supariasa, 2002).

c. Pemeriksaan Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji

secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja, dan juga specimen jaringan dari

tubuh seperti otot dan hati (Supariasa, 2002).

3. CVCU (Cardiovaskular Care Unit)

Ruang CVCU (Cardiovaskuler Care Unit) terdiri dari ruangan keluarga, ruangan

pasien, dimana terdapat pula ruangan untuk melakukan operasi

ruanganpenyimpangan alat, ruang teknisi untuk laboratorium, ruangan staf dan

(33)

cvcu sebagai suatu ruangan yang merawat pasien dan kegagalan berbagai organ yang

mengancam hidup membutuhkan perawatan yang teliti, pengaturan pengobatan

jantung dan pembuluh darah yang sering dan teratur dan pendapat lain juga

mengatakan cvcu adalah unit perawatan pasien kritis dengan patofisiologi jantung

(34)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan

diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan pada skema kerangka

konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang berada di

ruang CVCU dimana pengukuran gizi ada 3 cara tetapi pada penelitian ini hanya ada

2 yang digunakan, yaitu antropometri dan survey asupan makanan dan dari 2 cara

pengukuran status gizi, salah satunya antropometri juga tidak secara keseluruhan

digunakan, tetapi hanya menggunakan berat badan ideal. Peneliti akan

mengidentifikasi status gizi pasien di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik.

(35)

2. Defenisi Variabel Penelitian

NO Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Status gizi

Penilaian keadaan status gizi pasien kardiovaskular dengan melakukan pengukuran berat badan ideal dan asupan makanan di ruang CVCU

Berat badan menurut tinggi badan merupakan cara untuk menentukan status gizi orang dewasa pada saat sekarang dengan satuan berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam centimeter

(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran status gizi pada pasien di

CVCU. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu

metode penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu

keadaan secara objektif.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang di rawat di ruangan CVCU

di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari survey yang telah dilakukan, terdapat

sebanyak 30 orang perbulan pada tahun 2012.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2009). Pada penelitian ini

yang menjadi sampel adalah seluruh jumlah populasi dijadikan sampel yaitu

sebanyak 30 orang.

c. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik total sampling. Total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana

(37)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti

memilih di RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena

merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan yang memiliki

fasilitas ruang CVCU serta pelayanan yang cukup baik.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan 1 Juni sampai 30 Juni 2013.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan

dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala di RSUP H. Adam

Malik Medan. Setelah mendapat izin dari di RSUP H. Adam Malik Medan, maka

peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar persetujuan

penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa

dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak

mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan tersebut hanya diberi nomor

kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti dan apabila responden bersedia maka responden diminta untuk

(38)

5. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa

kuesioner antropometri dan asupan makanan serta data demografi. Data demografi

terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan,

berat badan dan tinggi badan. Berdasarkan Supariasa (2002), mengatakan bahwa

untuk menilai status gizi berdasarkan berat badan ideal terbagi tiga kategori yaitu

apabila berat badan ideal >90% maka dikategorikan baik, apabila berat badan ideal

berada pada rentang 81-90% maka dikategorikan cukup, dan apabila berat badan

ideal berada pada rentang <80% maka dikategorikan kurang. Kuesioner berat badan

ideal terdiri dari tinggi badan dan berat badan. Kuesioner asupan makanan terdiri dari

15 pernyataan. Pernyataan positif terdiri dari 6 pernyataan dan pernyataan negatif

terdiri dari 9 pernyataan. Pilihan jawaban dari pernyataan tersebut terdiri dari empat

yaitu Tidak Pernah, Jarang, Sering, dan Selalu. Jawaban benar bernilai 4 dan

jawaban salah bernilai 1. Semakin tinggi nilai maka semakin baik status gizi pasien.

Rentang kelas pada kuesioner ini adalah 60-15 (nilai tertinggi – nilai terendah) =

45. Banyak kelas akan dikategorikan menjadi 3 sehingga panjang kelas diperoleh 15,

dengan nilai terendah 15 dan panjang kelasnya 15 maka status gizi dapat dibagi

menjadi, 15-29 (kurang), 30-45 (cukup) dan, 46-60 (baik).

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Sebuah instrumen

(39)

validitas yang dipergunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana

instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki

menurut tujuan tertentu. Uji validitas ini dilakukan oleh salah seorang dosen yang

ahli pada bidang keperawatan keperawatan kritis. Apabila hasil instrumen penelitian

yang dipergunakan telah valid maka dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Penelitian ini tidak dilakukan uji realibilitas.

7. Pengumpulan Data

Penelitian akan dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke RSUP H.

Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan maka

peneliti melakukan pengumpulan data awal.

Pada pengumpulan data awal peneliti menjelaskan kepada calon responden

tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner berupa data demografi,

sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat sebagai responden. Kemudian

peneliti melakukan pendekatan terhadap calon responden lainnya. Calon responden

yang bersedia diminta menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu responden

diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan

kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Peneliti menjelaskan

bahwa kuesioner terdiri dari data demografi yang berisi identitas pasien meliputi

umur, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan,

berat badan dan tinggi badan. Apabila responden bersedia maka peneliti akan

(40)

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka analisa data dilakukan dengan memeriksa

kembali semua kuesioner satu persatu serta memastikan bahwa semua jawaban telah

diisi sesuai petunjuk. Kemudian peneliti memberi kode terhadap setiap kuesioner

untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan

data dengan teknik komputerisasi, kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek

kembali data yang dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Jenis analisa

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat. Analisis data

univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel hasil

penelitian. Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat akan

digunakan untuk menganalisis data demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, penghasilan, tingkat pendapatan, berat badan dan tinggi badan) jenis

kategorik. Analisa data status gizi pasien di ruang cvcu dianalisa dengan analisa

(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang

diperoleh mulai pada bulan 1 Juni sampai 30 Juni 2013 di RSUP H. Adam Malik

Medan dengan jumlah responden 30 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian

ini di uraikan berdasarkan data demografi dan kuesioner.

5.1.1 Data Demografi Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik demografi responden yang

diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : jumlah responden sebanyak

30 orang, usia mayoritas responden berada pada rentang dewasa madya 15 orang

(50%), jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki 22 orang (73,3 %), suku mayoritas

responden suku bangsa Batak 15 orang (50%). Karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan mayoritas SMA 15 (53,3%). Untuk karakteristik pekerjaan

mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta 13 (43,3%). Berdasarkan tingkat

penghasilan per bulan mayoritas ada 2 yaitu Rp. 1.000.000-2.000.000 sebanyak 13

(42)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)

Usia

Rp. 1.000.000-2.000.000 13 43,3

(43)

5.1.2 Status Gizi Pasien di ruang CVCU di RSUP. H Adam Malik Medan

berdasarkan berat badan ideal.

Hasil penelitian dari 30 orang pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal

menunjukkan bahwa status gizi pasien kurang sebesar 100% dari 30 orang responden.

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Berat badan ideal.

Status Gizi Frekuensi Persentasi (%)

Baik - -

Cukup - -

Kurang 30 100

5.1.3 Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan

Asupan Makanan

Hasil penelitian dari 30 pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal

menunjukkan bahwa status gizi pasien kategori baik 23 orang (76,7%) dan kategori

cukup 7 orang (23,3).

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Asupan Makanan.

Status Gizi Frekuensi Persentasi (%)

Baik 23 76,7

Cukup 7 23,3

(44)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Status Gizi Pasien di ruang CVCU di RSUP. H Adam Malik Medan

berdasarkan Berat badan ideal

Data yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan antropometri diperoleh

bahwa status gizi di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori

kurang (100%) sebanyak 30 orang. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Weta & Wirasamadi (2009) mengatakan bahwa berat badan pasien

selama perawatan di rumah sakit mengalami penurunan dimana ini dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah berupa penurunan kondisi

fisik pasien, gangguan fisiologis dan utilitas sistem pencernaan, serta kondisi

penyakit pasien sangat berpengarruh terhadap kemampuan penerimaan diet. Faktor

eksternal berupa penentu asupan gizi, seperti lingkungan, sikap dan perilaku pemberi

pelayanan dan menu yang disajikan.

5.2.2 Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan

berdasarkan asupan makanan

Data yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan asupan makanan

menunjukkan bahwa status gizi pasien penyakit jantung di ruang cvcu RSUP. H

Adam Malik Medan berada pada kategori baik sebanyak 23 responden (76,7%). Hal

ini dikarenakan mungkin selama perawatan di rumah sakit asupan makanan pasien

diperhatikan oleh pihak rumah sakit dengan pemberian kalori makanan atas

pertimbangan status gizi pasien dan mungkin juga dilakukan penghitungan kebutuhan

(45)

dengan selera pasien selama perawatan. Pengaturan konsumsi makanan bagi orang

sakit perlu memperhatikan faktor psikologis, sosial budaya, keadaan jasmani dan

keadaaan gizi orang sakit tersebut (Almatsier, 2003). Tingkat konsumsi makanan

merupakan bagian penting dari suatu kesehatan seseorang. Hal ini juga berlaku pada

pasien yang berada di ruang jantung. Penyelenggara makanan harus benar-benar

memperhatikan konsumsi makanan yang tepat bagi pasien menyangkut penatalaksaan

diet jantung bagi pasien.

Data yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan pasien penyakit jantung

di ruang cvcu di RSUP. H Adam Malik Medan adalah kelompok usia madya (41-60)

sebanyak 15 orang (50,0%). Usia merupakan salah satu faktor resiko terhadap

penyakit jantung (Ethical digest, 2005 dalam Yutio & Novianti, 2012). Penyakit

jantung meningkat sesuai usia, berkisar kurang 1% dari usia >50 tahun hingga 5%

pada usia <50-70 tahun (Firmansyah,2010). Semakin bertambah usia orang maka

semakin banyak terjadi perubahan pada system dalam tubuh. Perubahan itu

cenderung pada perubahan berbagai fungsi dalam tubuh (Edelberg, 2003).

Data yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan pasien penyakit

jantung di ruang cvcu RSUP. H Adam Malik Medan adalah laki-laki sebanyak 22

responden (73,3%). Penelitian ini didukung oleh penelitian Mawi (2010) yang

mengatakan laki-laki cenderung banyak mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung kolesterol darpada mengkonsumsi makanan yang banyak serat sehingga

mengakibatkan kadar kolesterol meningkat dan ditunjang dengan gaya hidup laki-laki

(46)

Jenis pekerjaan pada subjek penelitian ini pada pasien di ruang cvcu RSUP. H

Adam Malik Medan adalah wiraswasta sebanyak 13 responden (43,3%). Hal ini

sesuai dengan Journal of Nutrition College, 2009 yang mengatakan bahwa pekerjaan

yang menumpuk dapat mengakibatkan ketidakteraturan pola makan dan kurangnya

berolahraga. Seseorang terkena serangan jantung,paling banyak tidak melakukan

(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan serta rekomendasi mengenai

status gizi pasien di ruang cvcu RSUP H. Adam Malik Medan di uraikan pada bab

ini.

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden yang

diperoleh adala usia mayoritas responden berada pada rentang dewasa madya,

mayoritas berjenis kelamin laki-laki, mayorias tingkat pendidikan SMA,

mayoritas suku bangsa batak, mayoritas pekerjaan wiraswasta mayoritas

penghasilan perbulan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 dan >Rp. 2.000.000.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi

pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal dengan jumlah responden 30

orang berada pada kategori kurang. Data yang diperoleh berdasarkan asupan

makanan menunjukkan bahwa status gizi pasien di ruang cvcu berada pada

kategori baik dengan jumlah responden 23 orang.

6.2. Rekomendasi

1. Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

(48)

2. Pasien

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan dan informasi

bagi pasien tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan

mempertahankan status gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala

komplikasi.

3. Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

meningkatan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, (2006). Penuntun Diet. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Arisman, (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Budianto, Agus Krisno. (2009). Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: Bayu Media. Hartono, Andry. (2006). Terapi Gizi dan Diet di Rumah Sakit Ed. 2. Jakarta: EGC. Hudak & galo, (1997). Keperawatan Kritis vol 1. Jakarta EGC

Jevons & Ewens. (2009). Pemantauan pasien kritis, Edisi 2., Jakarta: Erlangga. Kvale, P. (2005). Family-centered approach improves communication and care in

Intensive Care Unit. Diambil tanggal 4 November 2012 dari

Mawi, (2010). Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung koroner pada orang dewasa berusia di atas 35 tahun

Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rab, T. (2007). Agenda gawat darurat (critical care) jilid I, Edisi 2., Bandung: PT Alumni.

Rab, T (1998). Agenda gawat darurat (critical care) jilid 1 . Bandung P.T alumni

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suhardjo, Kusharto. (1992). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Suhardjo. 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

(50)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Status Gizi Pasien di Ruang

CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan

Saya yang bernama Gerhard Balusema Harefa/091101042 adalah mahasiswa

Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang

sedang melakukan penelitian tentang “Status Gizi Pasien di Ruang CVCU di RSUP

H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini

sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga

Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua

informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan

dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan,…..

Peneliti Responden

(51)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

I. Data Demografi

1. Inisial : …….

2. Usia : …….

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Suku Bangsa : 1. Batak 2. Melayu 3. Jawa

4. Lain-lain (sebutkan)

5. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA

4. DIII 5. Sarjana

6. Pekerjaan : 1. PNS 2. Peg. Swasta

3. Peg. BUMN 4.Wiraswsta

5. Lain-lain (sebutkan)

7. Tingkat penghasilan : 1. < Rp. 500.000

Petunjuk pengisian : Semua pertanyaan harus dijawab, berilah tanda (√)

pada tempat yang telah disediakan dan isilah titik-

titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab selain

jawaban yang telah tersedia, setiap pertanyaan yang

(52)

2.Rp.500.000-Rp.1.000.000

3. Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000

4. Rp. >Rp.2.000.000

8. a. Berat badan :

(53)

KUESIONER STATUS GIZI PASIEN

No Peryataan Tidak

pernah

Jarang Sering Selalu

1 Saya makan 3 x sehari sesuai jadwal dari rumah sakit

2 Saya memakan buah setelah makan

3 Saya mengkonsumsi beras tim/bubur yang diberikan oleh rumah sakit

4 Saya mengkonsumsi sayuran yang mengandung gas seperti kol, lobak, sawi, dan nangka muda

5 Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung gas atau alkohol, seperti ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan yang dibawa oleh keluarga

6 Saya mengkonsumsi makanan selingan dari rumah sakit

7 Saya mengkonsumsi makanan yang pedas

8 Saya mengkonsumsi cemilan selain dari makanan yang disediakan rumah sakit

9 Saya mengkonsumsi teh/kopi kental sebelum sarapan

10 Saya mengkonsumsi gorengan yang dijajakan di rumah sakit

11 Saya mengkonsumsi protein hewani seperti hati, sosis, kepiting dan kerang-kerangan

12 Saya minum air putih lebih dari 8 gelas sehari

13 Saya mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan asin.

14 Saya menkonsumsi daging sapi, ayam rendah lemak, dan ikan yang disediakan rumah sakit

(54)
(55)

Lampiran 4

Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

- Biaya print proposal Rp. 100.000,

- Biaya untuk pengadaan tinjauan pustaka Rp. 50.000,

- Perbanyak Proposal Rp. 40.000,

- Sidang Proposal Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

- Biaya survei awal Rp

44.000,-- Biaya Cendera Mata Rp. 100.000,-

- Biaya transport Rp. 100.000,-

- Penggandaan Kuesioner Rp. 50.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya kertas dan tinta print skripsi Rp. 100.000,-

- Penjilidan Rp. 150.000,-

- Penggandaan laporan penelitian Rp. 150.000,-

+

(56)

932.000,-Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Gerhard B Harefa

Tempat Tanggal Lahir : Gunungsitoli, 15 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Dr. Mansyur gg. pelita Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-2003 : SD Negeri 070978 Gunungsitoli, Nias

2. 2003-2006 : SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli, Nias

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Frequencies

Statistics

STATUS GIZI

N Valid 30

Missing 0

Mean 1.23

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .430

Minimum 1

Maximum 2

Sum 37

STATUS GIZI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 23 76.7 76.7 76.7

CUKUP 7 23.3 23.3 100.0

(63)

STATISTIK DATA DEMOGRAFI

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <20 1 3.3 3.3 3.3

41-60 15 50.0 50.0 53.3

>60 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAKI-LAKI 22 73.3 73.3 73.3

PEREMPUAN 8 26.7 26.7 100.0

(64)

SUKU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BATAK 15 50.0 50.0 50.0

MELAYU 1 3.3 3.3 53.3

JAWA 12 40.0 40.0 93.3

LAIN-LAIN 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 1 3.3 3.3 3.3

SMP 2 6.7 6.7 10.0

SMA 16 53.3 53.3 63.3

(65)

SARJANA 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 8 26.7 26.7 26.7

WIRASWASTA 13 43.3 43.3 70.0

LAIN-LAIN 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

TINGKATPENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <Rp. 500.000 1 3.3 3.3 3.3

Rp. 500.000-1.000.000 3 10.0 10.0 13.3

Rp. 1.000.000-2.000.000 13 43.3 43.3 56.7

>Rp.2.000.000 13 43.3 43.3 100.0

Gambar

Tabel 1 : Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di ruang CVCU RSUP H
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Berat badan ideal

Referensi

Dokumen terkait

PEN D W KAN PELAKS SEHUB NGUSAHA DI LINGK WAJIB P NTOR WIL KEMENT PER SANAAN BUNGAN A KENA P KUNGAN PAJAK BE LAYAH D K TERIAN K DIREKT RATURAN NOMO TATA C HAK DAN DENGAN PAJAK DA

[r]

[r]

Dengan tahapan-tahapan yang dilalui sebelum me rumuskan reaktualisasi nusyuz dalam fiqh klasik ke dalam hukum nasional, kini beranjak pada langkah nasionalisasi hukum

Ini dilihat dari jawaban kuesioner responden, sebanyak 16 atau 80% dari 20 responden yang diteliti menjawab jika di Desa Dolok Merawan pemerintahan desanya melakukan usaha

[r]

Bagaimana jika euthanasia tersebut dilakukan atas dasar persetujuan pihak keluarga, dalam per- soalan dan implikasi hukumnya terhadap kewarisan. Dalam sistem hukum

Ceritakan kejadian yang pernah Anda alami di dalam pekerjaan (boleh sewaktu bekerja di tempat/ posisi lain sebelum yang sekarang) selama dua tahun terakhir ini