• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Information Search Terhadap Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik Kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Information Search Terhadap Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik Kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

oleh

Anita Sjafitri Ramadhani

NIM 1112018300051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search terhadap pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangtengah 3 Tangerang pada bulan Maret-Juni 2016. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan design Non-Randomized Control Group Pretest and Posttest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas eksperimen) sejumlah 34 peserta didik dan kelas B (kelas kontrol) sejumlah 34 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan T-test. Setelah semua pengujian dilakukan dapat diperoleh thitung sebesar 8,392. Sedangkan ttabel 1,997. Dengan kata lain thitung>ttabel. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search terhadap pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang.

(6)
(7)

ii

Tengah 3 Tangerang. Department of Islamic Elementary School Teachers Education, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016

This study was conducted to find out the influence of Active Learning Strategies with Information search techiques toward Students’ Ips concept comprehension in Third Grad of SDN (Public of Elementary School) Karang Tengah 3 Tangerang. This study was conducted at SDN (Public of Elementary School) Karang Tengah 3 Tangerang in March-June 2016. Research sample of Class A (Experimental Class) consisted of 34 students and Class B (Controlled Class) consisted also of 34 students. This study used Quasi-Experiment with “Non-Randomized Control Group Pre-test and Post-test design” as it research methodology. The instrument used in this study was multiple-choice and observation sheets to abserve the activities of learning process. Data analysis technique used in this study processed by using the normality-test of Kolmogrov-Smirnov technique, then homogeneity-test using “one way ANOVA” , and it was continued with testing the hypothesis using T-test. After all tests were conducted, it was resulted thitung as big

as 8,392. And then while about ttabel 1,997. In the other words thitung is bigger then

ttabel (thitung>ttabel). And then it can be concluded that there are significant usage

the Active Learning Strategies with Information search techiques toward

Students’ Ips concept comprehension in Third Grad of SDN (Public of Elementary School) Karang Tengah 3 Tangerang.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya

ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif dengan

Teknik Information Search Terhadap Pemahaman Konsep IPS Kelas III SDN

Karangtengah 3”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar sarjana strata 1 (S1).

Shalawat serta salam tak lupa teriringi kepada Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan semoga salam tetap tercurahkan pada keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaian skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Takiddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar, memberikan arahan, semangat, dukungan, masukan, serta memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

4. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom., selaku dosen komputer yang senantiasa mengajarkan perhitungan serta langkah-langkah pada program SPSS.

5. Hj. Nani Rosnani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Karangtengah 3 Ciledug-Tangerang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

6. Ela Yuliana, S.Pd., selaku Guru Kelas IIIA di SDN Karangtengah 3 Ciledug-Tangerang yang telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian.

7. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(9)

iv

9. Teruntuk Papaku tersayang Tajudin Samsi dan Mamaku tersayang Siti

Ma’Ani, ku persembahkan gelar ini untuk kalian, inilah keinginan terbesar

kalian. Terima kasih karena kalian sudah menjadi penguatku, terima kasih atas doa yang tiada henti kalian panjatkan demi kebahagiaan serta kesuksesanku, terima kasih atas semangat serta fasilitas yang kalian berikan untukku, Terima kasih Pah, Mah. You are my Inspiration, You are my leader, You are my hero, You are my coach, You are my heart and ofcourse You are my everything. And then thank you so much for taking care of me. Pah, Mah you are my number one for me.

10.Teruntuk Adik-adikku tercinta Muhammad Rabbani Tajudin dan Anisya Nur Fitriana Rafsandjani, terima kasih atas doa yang tiada henti kalian panjatkan dan bantuan kalian selama penulis menyelesaikan skripsi.

11.Teruntuk Teman Skripsiku Zuhriyyah dan Nur Farida, terima kasih atas doa, semangat, kerja sama dan motivasi kalian. Kalian selalu membangunkan semangatku ketika ku sedang lelah, menghadapi deadline yang dosen pembimbing berikan, kalian mengajarkanku ketika ku tak mengerti dalam penulisan dan perhitungan skripsi. You are my best fighter I ever had.

12.Teruntuk Keluarga tercintaku “AKU RINDU” (Juju, Farida, April, Ayu, Feni, Fida, Aida, Mesty, Anis, willa) terima kasih atas doa, semangat dan motivasi yang kalian berikan untukku. kalian seperti bintang tak selalu nampak tetapi selalu ada di hati, kalian akan menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena kalian seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya.

13.Teruntuk teman seperjuangan PGMI 2012, terima kasih atas kenangan-kenangan terindah selama masih berada di bangku perkuliahan.

14.Teruntuk seseorang yang kelak Allah SWT takdirkan untukku terima kasih atas doa, semangat, motivasi dan bantuan yang telah kamu berikan untukku. 15.Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas

segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Jakarta, 20 Juni 2016

(11)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Aktif ... 8

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 8

2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan ... 9

3. Pengertian Pembelajaran Aktif ... 11

4. Karakteristik Pembelajaran Aktif ... 13

5. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif ... 14

6. Keuntungan Pembelajaran Aktif ... 15

7. Kekurangan atau Hambatan dalam Pembelajaran Aktif ... 16

8. Teknik Information Search ... 17

a. Pengertian Teknik Information Search ... 17

b. Langkah-Langkah Teknik Information Search ... 18

B. Pemahaman Konsep IPS MI/SD ... 20

1. Pemahaman Konsep ... 20

2. Kegunaan Konsep Bagi Kehidupan Masyarakat ... 23

3. Konsep Dasar IPS MI/SD ... 24

C. Penelitian Relevan ... 26

D. Kerangka Pikir ... 28

(12)

vii

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Uji Coba Instrumen ... 35

1. Tes ... 35

2. Non Tes ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Hipotesis Statistik ... .40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 41

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 60

C. Pembahasan Hasil Pengujian ... 65

1. Proses Pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Information Search ... 65

2. Pengaruh Pemahaman Konsep ... 67

BAB V KESIMPULAN D. Kesimpulan ... 71

E. Saran ... 71

(13)
[image:13.595.104.521.191.544.2]

viii

(14)

ix

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

Tabel 3.3 Indeks Realibilitas ... 36

Tabel 3.4 Timgkat Kesukaran ... 37

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 38

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 51

Tabel 4.2 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 53

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ... 54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... .55

Tabel 4.5 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 57

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen . 58 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 62

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ... 63

Tabel 4.12 Hasil Uji T-Test Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 63

(15)

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Instrumen Tes (Validitas, Realibilitas, Taraf Sukar, dan Daya Pembeda

Lampiran 4 Soal Pretest Peserta Didik Kelas III Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Tes Pretest

Lampiran 6 Soal Posttest Peserta Didik Kelas III Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Posttest

Lampiran 8 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Lampiran 11 Wawancara Guru Sebelum Pelaksanaan Tindakan Lampiran 12 Wawancara Guru Setelah Pelaksanaan Tindakan

Lampiran 13 Wawancara Peserta Didik Sebelum Pelaksanaan Tindakan Lampiran 14 Wawancara Peserta Didik Setelah Pelaksanaan Tindakan Lampiran 15 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Eksperimen dan

Kontrol

Lampiran 16 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Eksperimen dan Kontrol

(16)

Lampiran 21 Lembar Kerja Siswa (LKS) Penelitian Hari Keempat Lampiran 22 Handout Penelitian Hari Pertama

Lampiran 23 Handout Penelitian Hari Kedua Lampiran 24 Handout Penelitian Hari Ketiga Lampiran 25 Handout Penelitian Hari Keempat Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 27 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 28 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 29 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 30 Surat Bukti Penelitian dari Sekolah Lampiran 31 Uji Referensi

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, pendidikan akan pengetahuan sosial menjadi dasar utama untuk meraih informasi dari berbagai penjuru dunia. Banyak informasi baru dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang berwujud seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial menjadi sarana dalam pengembangan kehidupan bermasyarakat ataupun bangsa.1

Berdasarkan kurikulum untuk tingkat SD, pengetahuan sosial bertujuan untuk:2

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik (siswa/siswi) dapat diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan serta pemahaman konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman dan peningkatan prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.

1

Riana Sri Palupi, Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMK Nasional Pati, Jurnal Fakultas IKIP, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 71.

2

(18)

Peserta didik dikatakan paham terhadap konsep IPS apabila mampu:

1. Menyebutkan konsep-konsep IPS yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

2. Menjelaskan dengan kata-katanya sendiri mengenai definisi atau pengertian konsep-konsep IPS yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

3. Mendeskripsikan peristiwa yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

4. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

5. Memaknai dari konsep yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.3

Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi di kelas IIIA dan kelas IIIB kurangnya fasilitas yang menjadi penunjang belajar peseta didik, peserta didik yang tidak aktif, dan gaduhnya suasana kelas pada saat pembelajaran

Hasil wawancara dengan guru kelas III di SDN Karang Tengah 3 Ciledug Tangerang, beliau menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran beliau hanya menggunakan strategi pembelajaran konvensional yaitu dengan cara ceramah, mencatat, mengerjakan soal, dan membaca nyaring LKS atau buku paket dengan melibatkan seluruh peserta didik. Selain itu hasil wawancara dengan peserta didik kelas IIIA dan IIIB SDN Karang Tengah 3 Ciledug Tangerang, beberapa peserta didik menyukai pelajaran IPS, sedangkan beberapa peserta didik lainnya tidak menyukai pelajaran IPS. Tetapi lebih banyak yang kurang menyukai IPS karena IPS memiliki banyak materi, banyak mencatat dan peserta didik merasa lelah apabila

3

(19)

disuruh guru untuk membaca nyaring sebuah materi yang ada di LKS atau di buku paket.4

Dalam proses pembelajaran, guru kurang tepat dalam menggunakan strategi pembelajaran atau guru masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional, situasi belajar di dalam kelas yang masih monoton, gaduh, dan satu arah, dimana guru berceramah dan peserta didik pasif dan tidak memperhatikan (gaduh), dalam mendengarkan informasi yang disampaikan guru, dalam hal ini juga guru masih belum mampu dalam mengatasi kegaduhan di kelas. Akibatnya pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kurang memuaskan, dapat dilihat dari nilai KKM pelajaran IPS yang telah ditetapkan oleh sekolah sebesar 7,00 beberapa peserta didik ada yang di bawah rata-rata. Hal itu disebabkan oleh pemahaman peserta didik yang masih kurang terhadap materi yang diajarkan, dan pembelajaran IPS cenderung hanya mencatat rangkuman yang diberikan oleh guru dan membaca nyaring beberapa halaman yang ada di LKS atau buku paket sehingga peserta didik pun menjadi pasif, merasa bosan, gaduh dan merasa lelah selama proses pembelajaran berlangsung.

Pada saat ini antusias peserta didik dalam belajar mata pelajaran IPS masih rendah, peserta didik menganggap pelajaran IPS membosankan karena banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami. Selain itu kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran, padahal keterlibatan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar. Agar lebih mudah mempelajari mata pelajaram IPS di kelas dan tidak terkesan membosankan, diperlukan guru kreatif, dan inovatif yang dapat memilih serta mengaplikasikan strategi pembelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran mejadi menyenangkan.5

4

Hasil Wawancara terhadap guru dan peserta didik SDN Karang Tengah 3, (Ciledug, Tangerang), 22 Maret 2016 pukul 13.00 WIB.

5

(20)

Banyak cara untuk memecahkan permasalahan diatas salah satunya adalah dengan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan, keseriusan peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat membuat materi biasa menjadi menarik, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search (pencarian informasi). Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua peserta didik dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual.6 Sedangkan teknik information search

(pencarian informasi) ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.7 Karena di dalam langkah-langkahnya peserta didik akan dibentuk seperti sedang berkompetisi dalam mencari informasi yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.

Oleh sebab itu, strategi pembelajaran aktif dengan teknik

information search dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran di kelas III SD. Karena di dalam langkah-langkah strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search seluruh peserta didik akan terlibat langsung dalam pencarian informasi atau mencari jawaban dari suatu pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman-temannya. Dalam teknik

information search juga peserta didik di bentuk dalam tim-tim kecil yang akan melakukan kompetisi dalam pencarian informasi atas pertanyaan yang telah diberikan oleh guru atau temannya, dan peserta didik diberikan sumber-sumber informasi yang telah disiapkan oleh guru sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Sumber informasi tersebut bisa mencakup selembaran, dokumen, buku teks, buku panduan, komputer pengakses informasi, maupun barang hasil karya manusia.8 Dengan menggunakan pembelajaran aktif dengan teknik information search, peneliti berasumsi bahwa strategi tersebut akan lebih memudahkan peserta didik dalam

6

Muhammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kontruktivistik,

(Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011), h. 156

7

Mel Silberman, Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), cet. 10. h. 164.

(21)

memahami konsep pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul pada penelitian ini dengan judul “PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN TEKNIK INFORMATION SEARCH

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS KELAS III SDN KARANG TENGAH 3”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, permasalahan-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman konsep IPS pada peserta didik masih rendah

2. Kurangnya keaktifan dan keseriusan peserta didik terhadap pembelajaran IPS

3. Strategi pembelajaran yang digunakan guru belum variasi atau masih monoton (konvensional)

4. Fasilitas belajar yang masih kurang memadai

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian lebih terfokus dan tidak meluas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep IPS peserta didik yang meliputi 7 (tujuh) indikator bloom:

a. Interpretasi: mampu mengubah informasi dari suatu bentuk penyajian ke bentuk lain

b. Memberikan contoh: mampu memberikan contoh dari suatu konsep

c. Mengklasifikasikan: mengenali suatu contoh termasuk dalam kategori tertentu

d. Merangkum: mampu mengusulkan sebuah pertanyaan dari informasi yang diberikan

(22)

f. Membandingkan: mampu mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih suatu objek

g. Menjelaskan: mampu membentuk dan menggunakan sebab akibat dalam sebuah konsep.

2. Materi dalam penelitian ini adalah tentang sejarah uang dan pengelolaan uang di kelas III SD

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search dapat berpengaruh pada pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III SDN Karang Tengah 3?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search terhadap pemahaman konsep IPS kelas III SDN Karang Tengah 3.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai pengalaman dan pengetahuan untuk mengetahui secara langsung bagaimana pemahaman konsep IPS kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang dengan menggunakan teknik pembelajaran information search. Manfaat ini terinci sebagai berikut:

1. Bagi Peserta didik

(23)

2. Bagi Guru

Teknik pembelajaran information search dapat digunakan sebagai teknik pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada proses pembelajaran

3. Sekolah

(24)

8 BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Strategi Pembelajaran Aktif

a. Pengertian Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan terkait dengan pengelolaan peserta didik, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar, dan penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran.1

Strategi pembelajaran menurut Kemp dalam Wina Sanjaya, strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.2

Strategi pembelajaran menurut Dick and Carey dalam Wina Sanjaya, strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.3

Dapat disimpulkan strategi pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan untuk pembelajaran yang didalamnya tertera indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi

1

Warsono & Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Rosda, 2014), h. 35.

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2006), h. 126.

(25)

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien .

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas.

Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua,

strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semua diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.4

b. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam

Konteks Standar Proses Pendidikan

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Menurut Killen dalam Wina Sanjaya, kekhasan dari strategi pembelajaran adalah, No teaching strategy is better than others in all circumatances, so you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about when each of teaching strategies is likely to most effective.

(26)

Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:5

1) Berorientasi pada tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan peserta didik, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

2) Aktivitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap peserta didik yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak

3) Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Walaupun kita mengajar pada sekelompokan peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.

4) Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor.

5

(27)

Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara terintegrasi.6

c. Pengertian Pembelajaran Aktif

Secara harfiah active menurut Hornby dalam Mohammad Jauhar, active adalah in the habit of doing things, energetic. Artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua peserta didik dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, peserta didik didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.7

Keterlibatan aktif dimulai dengan keinginan menyertakan seluruh peserta didik tanpa melihat kecenderungan kecerdasannya, kesempatan mendapat keuntungkan dari pengajaran yang kaya yang akan mendorong peserta didik menjadi pelajar yang lebih cerdas. Dengan tujuan mengajar pelajar yang berpikir penuh, yang aktif mengejar ilmu, guru juga akan menjadi lebih aktif terlibat dan membuat perubahan-perubahan berarti dalam cara menyampaikan kurikulum dan mengembangkan potensi belajar setiap peserta didik.8

6

Ibid., h. 133.

7

Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behaviorostik sampai Konstruktivistik,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 156.

8

(28)

Pembelajaran aktif menurut Mahchmudah dalam Sofan Amri, suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi sesama peserta didik maupu peserta didik dengan pengajar pada proses pembelajaran aktif tersebut. Belajar aktif menurut Silberman dalam Sofan Amri belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok, dan dalam waktu yang singkat, membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.9

Pembelajaran aktif adalah istilah payung bagi berbagai model pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik sebagai penanggung jawab belajar.10

Active Learning (Pembelajaran Aktif), yaitu peserta didik aktif selama kegiatan pembelajaran, dapat berupa secara fisik melakukan sesuatu atau secara intelektual melakukan sesuatu (sebagai abstraksi dari peserta didik yang bersifat reflektif).11

Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika peserta didik bersemangat, siap secara mental dan bisa memahami pengalaman yang dialaminya.12

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran sekolah, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam

9

Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2015), h. 1.

10

Warsono, op.cit., h. 5.

11

Ibid., h. 24.

12

(29)

kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.13

Dapat disimpulkan, pembelajaran aktif adalah suatu bentuk model pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi aktif. Peserta didik diajak menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

d. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Menurut Bonwell dan Eison dalam Sofan Amri pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2) Peserta didik tidak mendengarkan pembelajaran pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran 3) Penekanan pada eksplorasi nila-nilai dan sikap-sikap berkenaan

dengan materi pembelajaran

4) Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi

5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.14

13

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD (Centre for Teaching Staff Development), 2002), h. Xii.

14

(30)

e. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif

Berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri atau indikator terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas.

1) Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain

2) Kegiatan belajar menarik minat peserta didik 3) Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik

4) Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar 5) Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dalam kegiatan

belajar

6) Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman 7) Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya 8) Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi (penjelajahan) 9) Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan

perasaan secara lisan, tulisan, dalam bentuk gambar, produk tiga (3) dimensi, gerak, tarian, atau permainan

10)Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan 11)Menciptakan suasana dalam melakukan kegiatan belajar

12)Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri), pasangan, kelompok, atau seluruh kelas.

13)Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial

14)Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera

15)Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar

16)Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, permainan peran, permainan (game) 17)Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian,

pemberian semangat

(31)

19)Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik berpikir dan melakuakan kegiatan

20)Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas pertanyaan

21)Mendorong peserta didik menemukan sendiri

22)Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.15

f. Keuntungan Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif, selain mengoptimalkan segi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, juga banyak memberikan keuntungan lain yang mendukung kegiatan pembelajaran. Keuntungan pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar disaat mereka merasa senang

2) Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima

3) Adanya partisipasi dari semua kelompok

4) Tiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing

5) Fleksibel dan relevan

6) Sesuatu menyatakan pemikirannya

7) Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan16

Menurut Machmudah dalam Sofan Amri secara umum dengan melakukan pembelajaran aktif (active learning) akan diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1) Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar

15

Ibid., h. 79-80.

16

(32)

2) Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat individual accountability

3) Agar proses pembelajaran aktif ini berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat memupuk social skill.17

g. Kekurangan atau Hambatan dalam Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif membutuhkan terlalu banyak waktu.18 Hambatan lain datang dari beberapa faktor, antara lain: 1) Peserta didik

Ada beberapa kondisi yang membuat penerapan strategi

active learning tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Faktor-faktor berikut ini bisa terjadi pada peserta didik. a) Bersifat pasif. Mereka cenderung lebih nyaman jika

proses pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah

b) Tidak terbiasa memecahkan persoalan secara mandiri

c) Lebih senang menunggu jawaban dari guru. 2) Pengajar

Kegagalan praktek startegi active learning dapat bersumber pada pengajar. Beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan kegagalan tersebut

a) Tidak memahami strategi dengan langkah-langkahnya yang benar

b) Tidak ada instruksi yang jelas

c) Ragu-ragu dengan strategi yang digunakan d) Bereksperimen dengan sesukanya

17 Ibid. 18

(33)

3) Materi

Materi yang akan diajarkan merupakan faktor yang sangat penting dalam implementasi startegi active learning.

a) Materi terlalu mudah

b) Materi bukan problem solving

c) Materi tidak diketahui oleh peserta didik d) Materi tidak tersedia

4) Sarana

Sebagai penunjang pembelajaran, sarana mempunyai peran penting dalam kesuksesan implementasi strategi

active learning. Diantara sarana yang kurang mendukung kesuksesan implementasi adalah sebagai berikut.

a) Minimnya peralatan b) Lingkungan tidak kondusif

c) Bentuk kelas yang tidak mendukung19

h. Teknik Information Search

1) Pengertian Teknik Information Search

Teknik information search ini bisa disamakan dengan ujian open-book. Tim-tim kelas mencari informasi (biasanya yang diungkapkan dalam pengarahan ala ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Teknik

information search ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.20

Information search adalah teknik pembelajaran yang dilakukan peserta didik secara berkelompok. Peserta didik

19

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif Implementasi dan Kendalanya Di Dalam Kelas, Jurnal FKIP, Universitas Negeri, 2009, h. 8.

20

(34)

diminta mencari informasi yang berkaitan dengan materi mata pelajaran untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik.21

Teknik information search pertama-tama peserta didik diberi satu persoalan yang dapat dijawab dengan membaca beberapa rujukan (boleh juga hanya dengan satu rujukan). Semakin banyak rujukan akan semakin baik dan semakin memperlihatkan hakekat dari teknik ini. Setelah dijawab, guru meminta peserta didik untuk menyampaikan di kelas.22

Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik information search

adalah teknik pembelajaran aktif yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang dimana peserta didik dituntut untuk belajar mandiri serta berkerja sama dengan temannya dengan cara mencari informasi sendiri atas pertanyaan yang diajukan oleh guru atau peserta didik lainnya dari materi yang sedang dipelajarinya dengan berbagai sumber belajar seperti bahan bacan dari guru (hand-out), dokumen, jurnal, internet, dan berbagai macam sumber yang terkait dengan materi tersebut. 2) Langkah-langkah Teknik Information Search

Adapun prosedur atau langkah-langkah penerapan teknik information search ini sebagai berikut:

a) Peserta Didik diminta untuk mencari informasi yang terdapat dalam teks atau bahan bacaan

b) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks

c) Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil tiga sampai lima orang perkelompok

21

Deny Luvita Sari, Siswandari, Sohidin., Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Information Search dan Student Teams Achievement Divison, Jurnal FKIP, Vol 1, No. 3, 2013, h. 5.

22

(35)

d) Guru menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang guru buat, kepada kelompok-kelompok kecil tersebut

e) Peserta didik bersaing mencari informasi atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh guru untuk bersaing dalam pencarian informasi. Karena hal ini justru akan membuat mereka terpacu semangatnya

f) Peserta didik dan guru mengulang kembali semua jawaban dari peserta didik dan mengembangkan jawaban tersebut untuk menambah informasi peserta didik, sehingga jawaban yang didapat semakin jelas.23

Prosedur teknik information search menurut Melvin L.Silberman dalam bukunya adalah sebagai berikut;

a) Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah guru bagikan kepada peserta didik. Materi sumbernya bisa mencakup; buku pegangan, dokumen, buku teks, panduan referensi, informasi yang diakses melalui

komputer, artifak, peralatam “berat”: (misalnya mesin)

b) Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya

c) Perintahkan peserta didik untuk mencari informasi dalam tim-tim kecil. Kompetisi yang bersahabat bisa diwujudkan untuk mendorong partisipasi

d) Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabannya guna memperluas cakupan pembelajaran.24

Variasi

a) Buatlah pertanyaan yang mendorong peserta didik untuk menyimpulkan jawaban dari informasi sumber yang

23

Dede Rosyada, dkk., Buku Panduan Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, Prenada Media, 2004), h. 24.

24

(36)

tersedia, dan bukan menggunakan pertanyaan yang dapat dijawab langsung oleh hasil pencariannya

b) Sebagai pengganti pencarian jawaban, berikan peserta didik tugas yang berbeda semisal problema kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka mencocokan butir-butirnya, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan dengan benar.25

2. Pemahaman Konsep IPS MI/SD a. Pemahaman Konsep

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya adalah: peserta didik atas pertanyaan guru pendidikan agama islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-„Ashr secara lancar dan jelas.26

Kemampuan ini umumnya mendapatkan penekanan dalam proses belajar-mengajar. Peserta didik dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkannya, mengetahui apa yang sedang

25

Ibid., h. 165.

26

(37)

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:27

1) Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemah disini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan. Misalnya menggambarkan kedudukan beberapa wilayah dalam suatu kurva dengan mean + 65 dan standar deviasi = 15. Dalam hal seperti ini tampak hubungan yang jelas antara pemahaman dan aplikasi (penerapan). Ada tumpang tindih antara kedua aspek itu.

2) Menginterpretasi (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi. Misalnya: diberikan suatu diagram, tabel, grafik, atau gambar-gambar lainna dalam IPS atau fisika, dan minta ditafsirkan. Dapat saja peserta didik tidak mempu menafsirkannya lantaran mereka tidak cukup terlatih ( well-trained) untuk itu.

3) Mengekstrapolasi (extrapolatin)

Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

27

(38)

Menurut Bloom dalam Slamet Mugiono dan Agus Setiawan, ada tujuh (7) indikator yang dapat dikembangkan dalam tingkatan proses kognitif pemahaman adalah sebagai berikut:28

No Kategori dan proses kognitif

pemahaman Indikator

1 Interpretasi (interpreting) Mampu mengubah informasi dari suatu bentuk

penyajian ke bentuk lain 2 Memberikan contoh

(exemplifying) Mampu memberikan contoh dari sebuah konsep

3 Mengklasifikasikan (classifying)

Mengenali suatu contoh termasuk ke dalam kategori tertentu

4 Merangkum (summarizing)

Mampu mengusulkan sebuah pertanyaan dari informasi yang diberikan

5 Menduga (inferring)

Mampu meringkas suatu konsep yang penting untuk suatu contoh kejadian

6 Membandingkan (comparing)

Mampu mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih suatu objek

7 Menjelaskan (explaining)

Mampu membentuk dan menggunakan sebab akibat dalam sebuah konsep

Konsep merupakan sekelompokan fakta dan data yang banyak memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam nama label. Konsep merupakan pola abstrak yang dapat digunakan untuk dapat mengungkapkan berbagai faktor, gejala, dan masalah yang sedang dipelajari29

28

Slamet Mugiono, Agus setiawan., Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Kemampuan Menganalisis Guru Fisika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Jurnal PPPPTK BMTI Bandung, h. 5.

29

(39)

Para ahli mengatakan konsep harus universal, maksudnya konsep harus bersifat universal, maksudnya konsep harus berlaku umum, harus mencakup segala apa yang dicakup oleh konsep itu. Konsep presiden harus mencakup semua presiden, di mana saja, kapan pun30

Menurut Schwab dalam Dadang Supardan menjelaskan konsep merupakan suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan dan pengalaman-pengalaman kompleks.31

Dapat disimpulkan, konsep adalah sekelompok fakta yang mempunyai ciri-ciri sama dan dapat dimasukkan dalam suatu nama label. Konsep satu dengan lainnya berbeda karena masing-masing konsep memiliki atribut dan nilai atribut yang berbeda. Konsep harus mencakup segala apa yang dicakup oleh konsep itu.

b. Kegunaan Konsep Bagi Kehidupan Masyarakat

1) Konsep itu berguna untuk melakukan efisiensi dan efektivitas bagi manusia. Hal itu dapat kita pahami karena informasi-informasi itu kian terus bertambah banyak dan semuanya harus diidentifikasi dalam simbol-simbol yang dapat disepakati. 2) Melalui konsep itu guna adanya klasifikasi atas beberapa

individu, karakteristik, yang serupa kemudian diidentifikasi dan dicari perbedaan-perbedaannya. Sehingga dalam klasifikasi (kategorisasi) tersebut begitu tampak persamaannya dan perbedaannya.

3) Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering dikatakan berulang-ulang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui.

4) Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah. Dengan menempatkan objek, individu, peristiwa,

30

Daryanto, op.cit., h. 116.

31

(40)

ataupun ide ke dalam kategori yang benar, kita dapat memperoleh beberapa wawasan bagaimana menangani sesuatu masalah tertentu yang dihadapi.

5) Konsep juga berguna untuk menjelaskan (eksplanasi) sesuatu yang dianggap rumit ataupun memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci. Banyak konsep-konsep yang kita ketahui sekarang diperoleh melalui proses pembelajaran ataupun dari konsep-konsep sebelumnya yang dianggap baru. 6) Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara

cermat melalui simbol-simbol.

7) Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator antardisiplin ilmu, baik yang sifatnya interdisipliner, multidisipliner, maupun lintas disipliner.32

c. Konsep Dasar IPS MI/SD

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.33

Bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak (yang belum peserta didik pahami). Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.34

32

Ibid., h. 54.

33

Rifki Afandi, Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, Jurnal PEDAGOGIA,Vol. 2, No. 1, 2013, h. 103.

34

(41)

Menurut Bruner dalam Rudy Gunawan memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari kongkrit ke yang abstrak.35

Konsep dasar IPS di SD adalah sebagai berikut; Sejarah, Geografi, ekonomi, dan sosiologi.

1) Geografi

Konsep-konsep geografi mencakup; tempat, sensus penduduk, iklim, laut, lingkungan, benua, urbanisasi, peta, kota, mortalitas, khatulistiwa, demografi, tanah, transmigrasi, dan wilayah.36

2) Sejarah

Konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti; perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, kemerdekaan, kolonialisme, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme.37

3) Sosiologi

Konsep sosiolgi seperti; masyarakat, peran, konflik sosial, lembaga sosial, kebiasaan (mores) dan norma.38 4) Ekonomi

Konsep dalam ilmu ekonomi seperti; skarsitas/kelangkaan, produksi konsumsi, investasi, pasar, uang, Letter of Credit (LC), neraca pembayaran, bank atau perbankan, koperasi, kebutuhan dasar,

35 Ibid. 36

Supardan, op. cit., h. 264

37

Ibid., h. 337

38

(42)

kewirausahan, perpajakan, periklanan, dan perseroan terbatas.39

B. Penelitian Relevan

1. Skripsi “Pengaruh Strategi Active Leraning (Belajar Aktif) Teknik

Information Search /Mencari Informasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” oleh Mahfuzhdin jurusan Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Pada skripsi ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diajar dengan menggunakan strategi

active learning teknik information search atau mencari informasi lebih besar dari rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan strategi konvensional, perhitungan ini diperoleh dari perhitungan Uji t. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diajar dengan metode konvensional dengan peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan strategi

active learning teknik informastion search atau mencari infromasi. Dapat dilihat pada perhitungan skor kelas kontrol diperoleh rata-rata 60,25, sementara pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata-rata-rata 65,25. Dari hasil perhitungan hipotesis diperoleh harga thitung

sebesar 1,83 dan harga ttabel sebesar 1,68 (thitung > ttabel), dengan

demikian toak H0 dan terima Ha, atau dengan kata lain rata-rata

hasil belajar matematika peserta didik pada kelompok eksperimen yang diajar menggunakan active learning teknik information search

lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika peserta didik kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional.40 Peneliti terfokus pada pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III dan mata pelajaran IPS, sedangkan penelitian Mahfuzhdin terfokus pada hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP pada mata pelajaran matematika. Akan tetapi kedua penelitian ini sama-sama menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search.

2. Skripsi “Penerapan Metode Information Search Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII” oleh Ari Zaid

39

Ibid., h. 399 40

(43)

jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada skripsi ini dilakukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimana pada siklus I hasil belajar peserta didik belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan. Namun demikian ada eberapa peserta didik yang senang belajar dengan information search karena tidak bosan dan tidak mengantuk. Guru melakukan refleksi pada siklus I. Kemudian guru melakukan siklus II sebelum guru melakukan siklus II guru memberikan pretes kepada peserta didik, dan guru melakukan tindakan pada siklus II. Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus II.41 Ari Zaid ini menggunakan penelitian tindakan kelas sedangkan peneliti menggunakan quasi eksperimen. Ari Zaid terfokus pada hasil belajar sedangkan peneliti terfokus pada pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III SD. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan information search sebagai metode dalam pembelajaran.

3. Skripsi “Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil Belajar IPS Bagi Siswa Kelas IV SD SE-GUGUS 2

Kecamatan Pengasih Kulon Progo” oleh Fajar Sri Rahayu jurusan

Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Pada skripsi ini menunjukkan hasil belajar IPS yang diperoleh oleh peserta didik pada kelompok yang menerapkan pembelajaran aktif tipe card sort lebih tinggi dibandingkan hasil belajar IPS peserta didik kelompok yang menerapkan pembelajaran yang biasa. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil belajar yang diperoleh. Untuk kelas eksperimen memperoleh rata-rata hasil belajar 79,13 sedangkan kelompok kontrol memperoleh rata-rata hasil belajar 68,80. Pada peneltian Fajar Sri Rahayu terfokus pada hasil belajar IPS sedangkan peneliti terfokus pada pemahaman konsep IPS. Kedua penelitian ini menggunakan quasi eksperimen sebagai metode penelitiannya, sama-sama terfokus pada mata pelajaran IPS dan kedua penelitian ini menggunakan pembelajaran aktif dengan beda tipe Fajar Sri Rahayu menggunakan tipe card sort sedangkan peneliti menggunakan teknik information search.42

41

Ari Zaid, Penerapan Metode Information Search Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, (Jakarta: FITK UIN Syraif Hidayatullah, 2014).

42

Fajar Sri Rahayu, Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil Belajar IPS Bagi Siswa Kelas IV SD SE-GUGUS 2 Kecamatan Pengasih Kulon Progo,

(44)

4. Skripsi “Pengaruh Strategi Pemelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn

Semester Genap Kelas IV SD Negeri 8 Metro Utara” oleh Beny

Widayat Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung. Pada skripsi ini menunjukkan pengaruh positif dalam penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match terhadap hasil belajar Pkn peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan perbedaan rata-rata postest peserta didik kelas eksperimen adalah 66,98 dan kelas kontrol 53,98. Pada penelitian Beny Widayat terfokus pada hasil belajar Pkn dan pada kelas IV SD sedangkan peneliti berfokus pada Pemahaman Konsep IPS peserta didik kelas III SD. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan pembelajaran aktif dengan beda tipe Beny Widayat Menggunakan tipe index card match

sedangkan peneliti menggunakan teknik information search.43

5. Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Pecahan Kelas V Semester II di MI

Al-Khoiriyyah 2 Semarang” oleh Umi Arifah IAIN Walisongo. Pada skripsi ini menunjukkan terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas ekspeimen adalah 80,95 dan kelas kontrol 65,58. Pada penelitian Umi Arifah terfokus pada hasil belajar matematika kelas V SD sedangkan peneliti terfokus pada pemahaman konsep IPS kelas III SD. Kedua penelitian ini menggunakan active learning

atau pembelajaran aktif tetapi berbeda dengan tipenya. Peneliti menggunakan teknik iinformation search sedangkan Umi Arifa menggunakan tipe question student have.44

C. Kerangka Berpikir

Mata Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya mata pelajaran IPS ini masih saja dianggap sulit untuk dipahami oleh sebagian besar peserta didik karena banyak peserta didik yang kurang tertarik untuk

43

Beny Widayat, Pengaruh Strategi Pemelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Semester Genap Kelas IV SD Negeri 8 Metro Utara, (Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung, 2016).

44

Umi Arifah, Pengaruh Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH)

(45)

selalu membaca buku dan menghafalkan materi sehingga mengakibatkan rendahnya pemahaman konsep IPS peserta didik.

Tanpa disadari terkadang guru dalam penyampaian materi masih menggunakan metode (konvensional) ceramah, membaca nyaring beberapa halaman yang membuat peserta didik kelelahan. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode yang membuat suasana kelas mejadi pasif, gaduh, dan membosankan.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti tertarik menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search pada materi sejarah uang dan pengelolaan uang sebagai strategi pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi aktif, termotivasi, semangat, tertarik dan senang selama proses pembelajaran berlangsung. Perlakuan ini diberikan di kelas III semester 2 memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep IPS peserta didik dengan empat kali pertemuan.

Jadi, dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif dengan teknik

information search ini diharapkan dapat membantu peserta didik membangkitkan keaktifan, minat serta motivasi belajar yang tinggi dan memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep peserta didik.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif

dengan menggunakan teknik information search terhadap pemahaman konsep IPS peserta didik kelas III SDN Karangtengah 3.

H1 : Terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif dengan

(46)

30

Penelitian ini akan dilaksanakan diSDN Karang Tengah 3 Tangerang yang beralamat di JL. H. Mean Rt 03 Rw 03 Kelurahan Karang Timur, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang Provinsi Banten. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini pada awal bulan April 2016 semester genap tahun pelajaran 2015/2016

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan, yaitu pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search yang diterapkan pada kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran IPS tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search atau menggunakan metode konvensional. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu

variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan atau menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik2

Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonequivalent Control Group Design . rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. 18, h. 77.

2

(47)
[image:47.595.110.535.172.515.2]

Tabel 3.1`

Nonequivalent Control Group Design .

Kelompok/Kelas Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T3 - T4

Keterangan:

T1: Pretest kelas eksperimen

T2: Posttest kelas eksperimen

T3: Pretest kelas kontrol

T4: Posttest kelas kontrol

X: Pembelajaran IPS dengan menggunakan Teknik Information Search

- : Pembelajaran IPS dengan metode konvensional

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan.3 Target populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik SDN Karang Tengah 3 Tangerang pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III Madrasah yang terdiri dari dua rombongan belajar yaitu kelas IIIA dan IIIB.

3

(48)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik (Pruposive Sampling) atau sampel bertujuan. Arikunto menjelaskan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas stara random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Maka pada penelitian ini peneliti akan menentukan dua kelas dari dua rombongan belajar kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang, kelas III A dan III B yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu satu kelas eksperimen (IIIA) dan satu kelas kontrol (IIIB).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan atas teknik tes dan non tes. adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kinerja maksimum (performance maximum) individu atau hasil belajar. Tes dilakukan melalui dua tahapan yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.6 Sedangkan Posttest adalah tes akhir yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.7

4

Ibid., h. 120.

5

Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 14, h. 174.

6

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 69.

7

(49)

2. Non Tes

Teknik non-tes digunakan sebagai pendukung pencapaian pemahaman konsep yang telah dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas:

a) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti serta untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.8 Hasil wawancara juga nantinya digunakan setelah proses belajar di kelas eksperimen untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan teknik

information search bagi siswa. b) Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan hasil responden yang diamati tidak terlalu besar.9 Observasi dilakukan baik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk melihat perkembangan proses belajar yang terjadi.

Dalam teknik pengumpulan data yang peneliti dapatkan, akan dijelaskan dalam tabel berikut:

8

Sugiyono, op. cit., h. 194.

9

(50)
[image:50.595.108.534.161.553.2]

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data

No Data Sumber Data Teknik Pengumpulan

1 Tes Siswa

Soal pretest diberikan sebelum pembelajaran, sedangkan soal posttest

di akhir pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search

2 Wawancara Guru dan siswa

Dilaksanakan sebelum tindakan karena untuk mengetahui permasalahan-permasalahan proses pembelajaran di kelas dan wawancara juga dilaksanakan setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search

3 Observasi Siswa

Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, hal yang diamati aktivitas peserta didik dan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Adapun bentuk instrumennya yaitu tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur pemahaman konsep peserta didik, terutama penguasaan konsep kognitif berkenaan dengan pengguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Tes yang digunakan untuk mengukur melalui pretest dan posttest

(51)

dan c yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dimana semua tes yang diberikan mengukur indikator pemahaman konsep yang meliputi; interpretasi (mampu mengubah informasi dari suatu bentuk penyajian ke bentuk lain), memberikan contoh (mampu memberikan contoh dari sebuah konsep), mengklasifikasikan (mengenali suatu contoh termasuk ke dalam kategori tertentu).

Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi instrumen agar soal yang dibuat mengacu pada indikator-indikator kemampuan siswa pada materi sejarah uang dan pengelolaan uang. Kisi-kisi tes pada pokok bahasan dibuat sebanyak 20 indikator dan 20 pertanyaan.

Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi dan wawancara untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan teknik information search dan kelas kontrol yang tanpa diberikan perlakuan.

F. Uji Coba Instrumen

1. Tes

Instrumen diuji coba terlebih dahulu pada kelas 4 (empat) yang terdiri dari 35 peserta didik. Pengujian instrumen di kelas 4 (empat) karena kelas 4 (empat) sudah mempelajari mate

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Histrogram Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......  59
Tabel 3.1`
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Indeks realiabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

analysis of variance dengan uji F, dan apabila terdapat pengaruh yang nyata maka analisis diteruskan dengan uji lanjut menggunakan uji pembandingan rata-rata Duncan New

diri sendiri. Kita semua harus selamat," Randasitagi mencoba ber- sikap bijak. Sebenarnya , ia pun tak tahan. la berusaha bersikap untuk tidak mendahulukan dirinya

Dari semua grafik hubungan antara panjang serat terhadap sifat tarik komposit widuri poliester diperoleh bahwa kekuatan tarik tertinggi sebesar 16.78 MPa diperoleh

Perguruan tinggi terutama perguruan tinggi negeri, dengan memberikan faham radikalisme ilmu agama kepada mereka, ilmu agama yang ekstrem, Islam yang ekstrem, Islam yang

Pengawasan lintas sektor diantaranya adalah Audit Keuangan atas Program Bantuan Operasional Sekolah- Knowledge Improvement For Transparency and Accountability (BOS

Kajian ini dijalankan bertujuan untuk mengenalpasti faktor pemilihan profesion perguruan dan adakah tedapat profil personaliti guru dalam diri pelajar untuk memilih profesion

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan gatal terutama pada malam hari pada lipatan paha sejak 2 minggu yang lalu.. pada pemeriksaan fisik, status dermatologi

peroleh dari analisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan. adalah Cronbach