KEBERAGAMAAN SISWA
(STUDI KASUS SMP YPI BINTARO JAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Nurhasanah Yusuf
NIM.103011026691
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
KEBERAGAMAAN SISWA
(STUDI KASUS SMP YPI BlNTARO JAKARTA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas I1mu Tarbiyan dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Nurhasanah Yusuf NIM. 103011026691
Dasen Pembimbing
Prof. Dr. H.セイュ。ゥ Arief MA NIP. 1502 7748
. Pembimbing II
Tanenji, S. Ag NIP. 150285599
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi berjudul RESPON SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA DENGAN SIKAP
KEBERAGAMAAN SISWA (STUDI KASUS SMP YPI BINTARO
JAKARTA) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syaral memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdJ) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jakarta, 7 Februari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Kelua Panitia (Kelua Jurusan) Tanggal tセ、。 Tangan
Drs. A. F. Wibisono, M. Ag. NIP 150236009
Skretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidig, M. Ag. NIP 150299477
Penguji I
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, M.A. NIP 15001680
Penguji II
Dr. Khalimi, M.Ag.
NIP 150267202
.
"Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurhasanah Yusuf
NIM : 103011026692
Agama: Islam
Status : Lajang
Alamat: JI. Raya Re. Veteran Kel. Bintaro Kec. Pesanggrahan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu
(S 1) di UlN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di DIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti ballWa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
NIM 103011026691
Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Implikasinya dengan Silmp Keberaganlaan Siswa
(Studi Kasus SMP YPI Bintaro Jakarta)
Salah satu materi yang wajib diberikan di sekolah adalah pendidikan agama. Pendidikan agama diberikan kepada siswa, baik tingkat dasar, menengah dan tinggi. Hal ini tidak lain karena pentingnya pendidikan agama sebagai prinsip dalam kehidupan manusia beragama. Dengan pemahaman pendidikan agama yang baik diharapkan siswa aku menjadi seorang yang berpengetahuan secara intelektual serta beriman dan bertakwa.
Berkaitan dengan pendidikan agama, skripsi ini meneliti respon siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAl) dan implikasinya dengan Sikap Keberagamaan Siswa, studi kasus SMP YPI Bintaro Jakarta. Respon yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu reaksi; tanggapan, jawaban; baik itu langsung atau terkendali, positif atau terkendali, positif atau negatif atau bahkan acuh dan tak acuh terhadap suatu rangsangan.
Respon siswa terhadap mata pelajaran PAl dapat disebut dengan respon positif. Yaitu dalam prosespembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa menunjukkan hal yang bagus seperti memberikan perhatian yang tinggi, pemahaman, nilai pengetahuan, atau bahkan sampai teraktualisasikan dalam sikap hidup sehari-hari. Adapun jika yang terjadi adalah sebaliknya maka respon ini disebut respon negatif dan respon acuh tak acuh.
Jikia respon siswa terhadap mata pelajaran PAl adalah respon positif, maka terdapat implikasi yang baik bagi sikap keberagamaan siswa tersebut. Karena dengan respon tersebut siswa akan berperilaku baik, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang diterimanya di sekolah.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alanl, berkat
rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat serta
salam semoga tetap terlimpah kepada sayyid al-anbiya' wa al-mursalin Rasulullah
saw., beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh
alamo
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakmia sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dad
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca umumnya.
Sebelumnya penulis mengucapkan jazakumullah khairan katsira pada
kedua orang tua tercinta, bapak/ibu ymlg dengan curahan cinta dan kasih
sayangnya telah mengantarkan penulis sehingga menjadi sarjana, semoga semua
jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt., dan semoga
Allah selalu memberikan hidayah, taufiq serta inayah-Nya kepada mereka.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak
mendapatkan bantuan, motivasi, selia bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta para pembantu dekml.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyall dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah beserta staf-stafuya.
3. Dosen Pembimbing skripsi, Prof. Dr. H. Arnlai Arief, MA dan Tanenji,
S. Ag., terima kasih atas waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam
menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia inL
5. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah
dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama' beserta staf-stafnya yang telah
membantu penulis dalam meneari referensL
6. Kakanda Ahmad Buehori, Mutia, Komaruddin, Wati, Abdul Kohar,
Nurhalim, Abdul Choir, Mutia dan adinda Halimatus Sa'diyah.
7. Keluarga besar pondok pesantren Nurul Huda as-Sururiyah khususnya
kepada bapak KH Drs. Moehamad Barzaeh Hidayat M. Ag dan Ibu Cueu
Marliyah Hidayat, yang telah memberikan motivasi dalanl menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kepala Sekolah SMP YPI dan semua staf-stafnya yang telah mmeberikan
waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian.
9. Kawan-kawan Pendidikan Agama Islam angkatan 2003 khususnya kelas
B, yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih kuliah
10. Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi inL
Kepada semuanya penulis ueapkan terima kasih yang tak terhingga,
semoga Allah swt. membalas kebaikan yang mereka berikan. Apabila penulis
memiliki kesalahan; kekurangan; serta kekhilafan mohon dimaafkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan
kritik, dati pembaea sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka
eakrawala yang lebih luas bagi pembaea sekalian dan semoga bermanfaat untuk
kita semua. Amin...
Jakarta, e ruarl 2008
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR lSI iv
DAFTAR TABEL vi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Masalah Penelitian 4
1. Identifikasi Masalah 4
2. Pembatasan Masalah 5
3. Perumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
1. Tujuan Penelitian 5
2. Manfaat Penelitian 5
D. Metode Penelitian 6
E. Sistematika Penulisan 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Repon Siswa 8
1. Pengertian Respon 8
2. Macam-macam Respon 9
3. Respon Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar 11
B. Pengertian Pendidikan Agama Islam 12
1. Definisi Pendidikan Agama Islam 12
2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama 14
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam 21
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam 22
C. Sikap Keberagamaan 23
1. Pengertian Sikap Keberagaman 23
4. Faktor-faktor Penunjang dan Pengahambat Terbentuknya
Sikap Keberagamaan 27
5. Pokok-pokok Sikap Keberagamaan dalam Ajaran Islam 33 D. Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Implikasinya dengan Keberagamaan Siswa 37
E. Kerangka Berfikir 38
F. Hipotesis 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 40
B. Variabel Penelitian 40
C. Populasi 41
D. Sampel 41
E. Teknik Pengumpulan Data 42
F. Teknik Analisa Data 42
G. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 47
1. Sejarah Berdirinya SMP YPI Bintaro 47
2. Visi, Misi ,dan Tujuan 47
3. Sarana dan Prasarana 48
4. Tenaga Pengajar dan Siswa 49
B. Deskripsi Data 52
C. Analisis dan Interpretasi Data 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 77
B. Saran 78
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional tergambarkan dengan jelas dalam
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 No.
20, Bab 2 ayat 3, sebagai berikut:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta belianggungjawab.I
Masalah pendidikan adalah masalah semua umat, pada bangsa primitif
sekalipun, aktifitas pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam
mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya.
Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan salah satu aspek
penting dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan
dapat menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab, dan mampu
mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa
dapat menstimulasi, menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat
manusia. Selain itu, upaya pendidikan senantiasa mengantar, membimbing
Pendidikan dapat dikatakan sebagai wujud proses yang dapat membantu
pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang
positif pertumbuhan demikian hanya akan terjadi bila ada kesamaan konsep
mengenai siapa manusia itu, bagaimana reproduksi dan keberadaannya.3
Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peran yang sangat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia.
Pendidikan telah memainkan peranan penting dalam upaya melahirkan
sumber daya manusia, yaitu manusia yang handal dan dapat menjawab tantangan
zaman.4 Pendidikan Islam di masyarakat mempunyai peranan penting dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia, sesuai dengan cirinya sebagai
pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, tinggi, baik dalam penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, moral,
penghayatan, dan pengalaman ajaran agama. Singkatnya, pendidikan Islam secara
ideal berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,
berketrampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal saleh.5
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu
timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan
kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah pertumbuhan
melalui pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat.6
Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitif) yang berlangsung
dalam zaman di mana manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang
serba sederhana. Tujuan-tujuannya pun amat terbatas pada hal-hal yang bersifat
'Soebahar,Wawasan Baru...• h. 31.
'Yasmadi,Madernisasi Pesantren. Kritik, Nurchaiish Madjid terhadap Pendidikan Islam
Tradisianal. (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), Cet.!, h.152.
5Azyumardi Azra, Pendidikan Islam. Tradisi dan Madernisasi Menuju Mil/enium Barn,
survival (pertahanan hidup terhadap ancaman alam sekitar). Yaitu ketrampilan
membuat alat-alat untuk mencari dan memproduksi bahan-bahan kebutuhan
hidup, beserta pemeliharaannya. Kemudian diciptakan pula alat-alat untuk
mengolah hasil-hasil yang diperoleh menjadi bahan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Akan tetapi ketika manusia telah dapat membentuk masyarakat yang
semakin berbudaya dengan tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan
ditujukan bukan hanya pada pembinaan keterampilan, melaiukan kepada
pengembangan kemampuan teoritis dan praktis berdasarkan konsep-konsep
berpikir ilmiah. OIeh karena itu, faktor daya pikir menjadi penggerak manusia
terhadap daya-daya lainnya untuk menciptakan peradaban dan kebudayaan yang
semakin maju pula. Maka dalam proses perkembangan sejalan pendidikan,
masyarakat manusia menciptakan bentuk-bentuk kehidupan yang bersifat dinamis
dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat menjadi kompetisi untuk
maju.7
Pengembangan dan peningkatan kemampuan (skill) sumber daya manusia
(SDM) seutuhnya merupakan faktor pokok sekaligus penentu bagi kelangsungan
kehidupan pembangunan suatu bangsa. Demikian pula halnya bagi bangsa
Indonesia seutuhnya, bahkan telah dimulai jauh sebelum bangsa ini
memproklamasikan kemerdekaannya.8
Pendidikan Agama Islam (PAl) sebagai sebuah materi pelajaran yang
berstruktur (sebagai i1mu pengetahuan), di satu sisi memiliki kedudukan yang
sarna dengan ilmu pengetahuan yang lain. Akan tetapi, di sisi lain sebagai sebuah
doktrin agama memiliki perbedaan, dan perbedaan inilah yang menjadi
permasalahan bila tidak dicarikan jalan keluamya. Selain itu masalah lainnya
adalah Pendidikan Agama Islam tidak terbatas hanya mengandalkan kemampuan
intelektual anak dalam mencari materi pelajaran, akan tetapi juga menyangkut
'H.M Arifin. IlmuPendidikan ...•h.3
masalah perasaan dan lebih menitikberatkan pada pembentukan akhlak, baik
terhadap Khalik (Allah), sesama manusia, maupun terhadap alanl sekitar.
Dalam pendidikan agama, anak didik dapat mencapai tiga kemampuan
sekaligus, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai suatu
sistem, antara ketiga kemampuan tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi komponen kognisi yang akan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan atau wawasan seorang tentang suatu objek.
Sedangkan komponen psikomotorik akan melakukan tindakan atas dorongan
perasaan.
Dengan kata lain, di samping anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan
agama, menghayati, hingga menimbulkan peningkatan kesadaran beragama. Juga
mendorong anak didik untuk mengamalkan ajaran agamanya. Oleh karena itu
maka diperlukan adanya metode khusus bagi para pendidik agar mereka dapat
mendidik agama dengan tepat dan berhasil.
Untuk mencapai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
baik, biasanya institllsi yang mewadahi sekaligus sebagai fasilitatomya.
Oleh karena itu peneliti merasa tergugah untuk menulis skripsi yang
beljudul "Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Implikasinya dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus SMP YPI Bintaro Jakarta)".
B. Masalah Penelitian
1.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, timbullah beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, antara lain:
a. Apakah siswa menaruh respon terhadap mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam?
b. Bagaimanakah respon siswa SMP VPI terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
d. Apakah terdapat pengaruh antara respon siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan siswa?
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan
skripsi ini, maka dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
pembahasan pada bagaimana pengaruh antara respon siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan siswa.
3. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah:
a. Bagaimana respon siswa YPI Bintaro terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
b. Bagaimana tingkat keberagamaan siswa SMP YPI Bintaro?
c. Bagaimana implikasinya dengan sikap keberagamaan siswa SMP
YPI Bintaro?
C. Tujuan dau Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana respon siswa
SMP YPI terhadap mata pelajaran agama dan implikasinya dalam sikap
keberagamaan, di antaranya:
a. Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Untuk mengetahui tingkat keberagamaan siswa SMP
ypr.
c. Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap mata pelajaran PAl
dan implikasinya dengan sikap keberagamaan siswa SMP YPI.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk pengembangan ilmu, terutama bagi peneliti sendiri dalam
menekuni dan mendalami masalah-masalah yang berkaitan dengan
b. Sebagai baban masukan dan pertimbangan bagi para pengajar,
pengelola sekolab dan pemegang kebijakan dalam pemerintaban.
c. Untuk menambab wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam
merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalab metode
deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan(library research) dan penelitian lapangan(field research).
Penelitian kepustakaan yang dimaksud yaitu mengkaji dan menelaab
berbagai buku (literatur) yang erat kaitannya dengan masalah yang dibahas.
Penelitian lapangan dilakukan di SMP Yayasan Pendidikan Islam Bintaro
Jakarta, untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini akan dijelaskan pada
bab III dalam metodologi penelitian.
Teknik penulisan skripsi ini menggunakan pedoman penulisan skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta 2007.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudab dalam penyusunan hasil penelitian ini dan
memperoleh gambaran yang jelas dalam pembabasan ini, maka sistematika
penulisan c1isusun sebagai berikut:
Bab I : Pendabuluan yang mencakup latar belakang masalab, pembatasan dan
perumusan masalab, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori tentang respon yang mencakup pengertian' respon,
macam-macam respon dan respon siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Dan selanjutnya tentang Pendidikan Agama Islam yang
mencakup tentang Pengetabuan PAl, ruang lingkup PAl, dan tujuan
PAL Dan akhimya membabas tentang sikap keberagamaan yang
Bab III Metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel, telmik pengumpulan data dan
telmik analisis data dan kisi-kisi instrumen penelitian
Bab VI Hasil dan pembahasan yang meliputi sekilas tentang SMP YPI,
deskripsi data, analisis data dan interpretasi data.
A. Respon Siswa
1. Pengertian Respon
Respon adalah reaksi psikologis-metabolik terhadap datangnya suatu
rangsangan ada yang bersifat otonomis seperti refleksi dan reaksi emosional
langsung, ada pula yang bersifat terkendali.1
Astrid dalam bukunya "Komunikasi Sosial di Indonesia", mengatakan:
"Respon adalah reaksi penolakan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi
dalam diri seseorang setelah menerima pesan".2
Sarlito Wirawan Sarwono menjelaskan bahwa pengertian respon yaitu
perubahan tingkah laku akibat adanya rangsangan.3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan respon adalah tanggapan
reaksi, jawaban, terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi 4 atau bisa
juga disebut tanggapan atau reaksi saja.5
'Save .D. DagunKamus Besar I1mu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nasional, 1997), Cet-I, h.964.
2Astrid S.Susanto,Komunikasi Sosial di Indonesia, (Jakarta:Bina Cipta, I980), h.19.
'Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,
jI991),CetKe-7, h.16.
'Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), Cel.
Jadi berdasarkan beberapa definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa respon adalah suatu reaksi, tanggapan, jawaban, baik itu langsung atau terkendali, positif atau negatif, atau bahkan aeuh tak aeuh terhadap suatu rangsangan.
2. Maeam-Macam Respon
Peserta didik dalam merespon mata pelajaran Pendidikan Agama Islam akan bermaeam-maeam, di antaranya adalah:
a. Respon Positif
Respon positif artinya reaksi ataupun tanggapan yang muneul dari peserta didik setelah ataupun seketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan suatu hal yang bagus. Reaksi ini bisa berupa perhatian yang tinggi, pemahaman, nilai pengetahuan atau bahkan sampai teraktualisasikan dalanl sikap hidup sehari-hari.
Ciri-eiri positif adalah apabila diberikan pekerjaan rumah siswa selalu mengeljakan tugas dengan baik, apabila diberikan pertanyaan tentang pelajaran siswa memberikan jawaban dengan baik dan benar, berperilaku baik sesuai nilai-nilai Islam yang diterimanya di kelas.
b. Respon Negatif
Respon negatif artinya reaksi, tanggapan atau jawaban yang muneul dari peserta didik tidak seperti yang diharapkan. Reaksi ini bisa ketika dalam proses pembelajararmya, ataupun setelah selesai, artinya ketika di luar kelas, bisa saja peserta didik menunjukkan hal-hal yang sama sekali di luar tujuan yang diharapkan.
Ciri-eiri respon negatif yaitu sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru bidang studi PAl, tidak memiliki gairah dalam belajar Pendidikan Agama Islam dan tidak memperlihatkan perilaku positif
c. Respon Acuh Tak Acuh
Respon ini dapat diketahui ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam ataupun sesudahnya sudah tidak ada lagi tanggapan, reaksi dan jawaban. Adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut sudah tidak memberikan suatu spirit lain, sehingga tidak direspon sarna sekali (acuh tak acuh).
Macam-macam respon tersebut di atas, kalau dihubungkan dengan konsep teori belajamya Thorndike (Koneksionisme) ataupun Pavlov (Conditioning), tepat sekali. HasiI percobaan Thorndike terhadap seekor anjing yang dikurung dalam suatu tempat yang dibuat sedemikian rupa. Dari eksperimen tersebut, menurutnya bahwa hal yang menjadi dasar proses belajar pada hewan dan manusia adalah sama saja, baik belajar pada hewan , maupun pada manusia, beriangsung tiga macam belajar pokok, yaitu: a. Law of readiness, b. Law ofexercise, dan c. Law ofeffect.6
a. Law ofreadiness
Law of readiness menunjukan keadaan di mana pelajar cenderung untuk mendapatkan kepuasan, menerima atau menolak sesuatu. kalau dikaitkan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang peserta didik sangat terpengaruh oleh faktor-faktor di sekeIiIingnya dalam merespon mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh gurunya, terutama kepuasan. Ketika dia merasa puas, seCal'a otomatis ini akan berakibat baik, artinya responnya positif, tapi kalau tidak atau kebalikarmya, mungkin yang muncul adalah respon negatif atau bahkan mungkin tidak direspon sarna sekali (acuh tak acuh).
b. Law ofexercise
Hukum ini mengandung dua hal,yaitu:
(pengetahuan, pemahaman), akan semakin kuat dan teraktualisasikan
dalarn sikap ketika diadakan latihan.
2) Law of disuse, maksudnya adalah hubungan atau respon yang sudah
nampak akan bertarnbah lemah bahkan terlupa, kalau latihan atau
penggunaan nilai-nilai yang diinginkan dari proses pembe1ajaran
dihentikan. Kaitannya dengan penelitian ini, adalah respon atau
kebiasaan yang sudah berlangsung. Mungkin akan hilang sarna sekali
kalau tidak ada latihan atau penggunaan (dalarn kebiasaan) tersebut.
c. Law ofeffect
Law of effict menunjukan kepada makin kuat atau makin lemahnya
hubungan sebagai akibat daripada hasil respon yang dilakukan. Apabila suatu
hubungan atau koneksi dibuat dan disertai atau diikuti oleh keadaan yang
memuaskan, maka hubungan itu akan bertarnbah, sebaliknya apabila suatu
koneksi dibuat dan diikuti oleh keadaan yang tidak memuaskan, maka
kekuatan itu akan berkurang.7Dalarn hal ini, ketika peserta didik telah mulai
menerima, memahami dan bahkan mungkin menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari, apabila kemudian dalarn perjalanannya menemukan suatu hal atau
kondisi yang kurang memuaskan, bisajadi yang akan terjadi kemudian adalah
bukannya semakin melekat nilai-nilai tersebut, tapi justru semakin menipis
dan hilang secara perlahan-Iahan.
3. ResponSiswadalam Kegiatan Belajar Mengajar
Prosesi kegiatan belajar mengajar dimulai dari siswa masuk ke kelas
untuk memulai proses belajar mengajar. Prosesi kegiatan belajar mengajar
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, penyajian,
dan penutup. Dalarn pendahuluan seorang guru biasanya membuka pelajaran,
mengkondisikan kelas, mendeskripsikan materi secara singkat, memberikan
apersepsi, dan menyarnpaikan tujuan yang ingin dicapai. Dalarn penyajian,
pertarna-tarna seorang guru biasanya menggali potensi dan pengalarnan
dengan metode dan media yang beragam sesuai dengan pembahasan.
Sedangkan dalan penutup, seorang guru biasanya menyimpulkan materi,
mengadakan tes, memberikan umpan balik, tindak lanjut dan menutup
pelajaran.
Berikut ini akan dielaborasi poin-poin penting dalam kegiatan belajar
mengajar tersebut, yaitu apersepsi, penyajian atau presentasi dan penutup.
Bagaimana respon siswa dalam kegiatan poin kegiatan tersebut dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP YPI Bintaro Jakarta selatan:
a. Apersepsi
Apersepsi adalah kegiatan mengingat kembali materi sebelumnnya
yang telah dipelajari oleh peserta didik. Jenis respon yang muncul ketika
kegiatan apersepsi adalah bisa berupa perhatian dan keaktifan siswa
menjawab, bertanya dan memberikan kontribusi dalam apersepsi
tersebut.
b. Presentasi atau Penyajian
Dalam kegiatan penyajian ini, biasanya siswa memberikan responnya
dengan cara memperhatikan, mendengarkan, menulis, bertanya,
menjawab, menanggapi jawaban ternan, memberi solusi atas pertanyaan
taman dan sebagainya.
c. Penutup
Dalam kegiatan penutup, respon yang timbul dari peserta didik
biasal1ya berupa perhatian baik itu mendengarkan pembicaraan guru
ataupun dengan melakukan perintah guru, menjawab pertanyaan guru,
dan lain sebagainya.
B. Pengertian Pendidikan Agama Islam
1.Definisi Pendidil,an Agama Islam
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu Pedagogie,
again yang miinya membimbing jadi pedagogie yaitu bimbingan yang diberikal1 kepada anak8
Dalam Bahasa Arab, istilah ini dikenal dengan kata kerja tarbiyah, dengan kata kelja rabba. DalaJ.l1 peIjalanannya, definisi pendidikan mengalami perubahan, seperti definisinya Ahmad D Marimba, menurutnya pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membimbing dan mel1gembangkal1 kepribadian sehingga terbentuk kepribadian yang utaJ.l1a.9
Menurut Ngalim Purwanto, pel1didikan adalah segala usaha orang dewasa seeara sadar ul1tuk membimbing dan mel1gembangkan kepribadian serta kemaJ.l1puan dasar anak didik baik seeara formal atau non formal. Jadi berdasarkan beberapa defil1isi dapat disimpulkan bahwa pel1didikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk mengembangkan dan membimbing kepribadian sehingga terbentuk kepribadial1 yang utaJ.l1a.
Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama IslaJ.l1 adalah suatu usaha untuk membil1a dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahaJ.l1i ajaran Islam seeara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirl1ya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hiduplO
Sedangkan Pendidikan AgaJ.l1a IslaJ.l1 menurut Zuhairini adalah usaha-usaha sistematis dan paragmatis dalaJ.l1 membentuk anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memallaJ.l1i, mel1ghayati, dan mengaJ.l1alkan ajaran agama IslaJ.l1 yang telah diyakil1inya seeara menyeluruh serta menjadikan ajaran agaJ.l1a IslaJ.l1 sebagai suatu pandangan dalaJ.l1 hidupnya dalaJ.l1 keselaJ.l1atan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usalla sadar dalaJ.l1 rangka membimbing, mengarahkan mengajarkan selia melatih jiwa anak didik agar mereka menjadi orang yang berkepribadian muslim. Del1gan demikian, anak didik tidak hanya mel1guasai pengetahuan agaJ.l1a IslaJ.l1 saja, tetapi juga
'Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyali,lima Pendidikan(Jakarta:PT Rineka Cipta,1991)
Cet.ke-1,h.69.
seluruh aspek kepribadiannya dilandasi oleh nilai-nilai yang diaktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ruang Linglmp Pendidikan Agama Islam
Menurut Zuhairini, inti pokok ajaran Islam meliputi masalah keimanan
(aqidah), masalah keislaman (syariah), dan masalah akhlak (ihsan).
Aqidah bersifat I'tikad bathin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa sebagai
Tuhan yang mencipta, mengatur serta meniadakan alam ini.
Syari'ah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua
peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia dengan
Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempuma bagi kedua
amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.
Dari ketiganya lahirlah beberapa disiplin keilmuan agama, yaitu ilmu
tauhid, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu ini dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam yaitu Alquran Hadits, serta ditambah dengan
sejarah Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. AI Quran dan Hadits
b. Aqidah
c. Akhlak
d. Fiqih
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan
manusia dengan alam sekitarnya.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan Agama
Kelas VII, semester I
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
AI-Qur'an 1.1 Menjelaskan hukum bacaan bacaan
1.Menerapkan Hukum bacaan "AI" "Al"Syamsiyah dan "AI"Qomariyah Syamsiyah dan"AI"Qomariyah 1.2 Membedakan hukum bacaan bacaan
"AI"Syamsiyah dan "AI"Qomariyah 1.3 Menerapkan bacaan bacaan "AI" Syamsiyah dan "AI"Qomariyah daIam bacaan surat-surat AI-Qur'an dengan benar
Aqidah 2.1 Membaca ayat-ayat AI-Qur'an yang
2. Meningkatkan keimanan kepada berkaitan dengan sifat-sifat Allah Allah SWT melalui pemahaman sifat- 2.2 Menyebutkan arti ayat-ayat
AI-sifat-Nya Qur'an yang berkaitan dengan
sifat-sifat Allah SWT
2.3 Menunjukkan tanda-tanda adanya AllahSWT
2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
3. Memahami Asmaul Husna 3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat AI-Qur'an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna
Akhlak 4.1 Menjelaskan pengeliian tawadhu,
4. Membiasakan perilaku terpuji ta'at, qana'ah dan sabar
4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu, ta'at, qana'ah dan sabar
4.3 Membiasakan perilaku tawadhu, ta'at, qana'ah dan sabar
Fiqih 5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
5. Memahami ketentuan-ketentuan mandi wajib
thaharah (bersuci) 5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
6. Memahami tatacara shaIat 6.1 Menjeiaskan ketentuan -ketentuan shalat wajib
6.2 Memperaktikkan shalat wajib 7. Memahami tatacara shaIat 7.1 MeJ1jelaskan pengertian shaIat jamaah dan munfarid (sendiri) jama'ah dan munfarid
Tarikh dan kebudayaan Islam
8. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
Kelas VII, Semester 2
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2 Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
AI-Qur'an 9.1 Menjelaskan hukum bacaan nun
9. Menerapkan hokum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
mati/tanwin dan mim mati 9.2 Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
9.3 Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat AI-Qur'an dengan benar.
Aqidah 10.1 Menjelaskan arti beriman kepada
10. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat
Malaikat 10.2 Menielaskan tugas-tugas Malaikat
Akhlak 11.1 Menjelaskan arti kerja keras,
11. Membiasakan perilaku terpuji tekun, ulet dan teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku keIja keras, tekun, ulet, dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, ulet, tekun dan teliti
Fiqih 12.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
12. Memahami tatacara shalat Jum'at shalatjum'at
12.2 Mempraktekkan shalatjum'at 13. Memahami tatacara shalatjama' 13.1 Menjelaskan shalatjama' dan
dan qashar qashar
13.2 Mempraktekkan shalatjanla' dan qashar
Tarikh dan Kebudayaan Islam 14.1 Menjelaskan misi Nabi uhammad 14. Memahami sejarah Nabi SAW untuk menyempurnakan akhlak,
Muhammad SAW membangun manusia mulia dan
bermanfaat
14.2 Menjelaskan misi Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan
masyarakat
14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi
KelasVIII
,
SemesterIStandarKompetensi Kompetensi Dasar
AI-Qur'an 1.1 Menjelaskan hukum bacaan I. Menerapkan hokum bacaan Qalqalah Qalqalah dan Ra
danRa 1.2 Menerapkan hukum bacaan
Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat AI-Qur'an dengan benar.
Aqidah 2.1 Menjelaskan pengertian beriman 2. Menirigkatkan keimanan kepada kepada Kitab-kitab Allah
Kitab-kitab Allah 2.2 Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para Rasul
2.3 Menampilkan sikap mencintai
Al-Qur'an sebagai Kitab Allah
Akhlak 3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan 3. Membiasakan perilaku terpuji tawakkal
3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakkal
3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari 4. Menghindari perilaku tercela 4.1 Menjelaskan pengertian ananiah,
ghadab, hasad, ghibah dan namimah 4.2 Menyebutkan contoh - contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dannamimah
4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan seharihari.
Fiqih 5.1 Menjelaskan ketentuan shalat 5. Mengenal tatacara shalat sunnat sunnat rawatib
5.2 Memperaktikkan shalat sunnat rawatib
6. Memahami macammacam 6.1 Menjelaskan pengertian sujud
sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
6.3 Memperaktikkan sujud syukur, suiud sahwi, dan sujud tilawah
7. Memahami tatacara puasa 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib 7.2 Memperaktekkan puasa wajib 7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah
8. Memahami zakat 8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal
8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal
8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal 8.4 Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
Tarikh dan Kebudayaan Islam 9.1 Menceritakan sejarah Nabi
9. Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
9.2 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
AI-Qur'an 10.1 Menjelaskan hukum bacaan mad 10. Menerapkan hokum bacaan mad dan waqaf
dan waqaf 10.2 Menunjukkan contoh hukum
bacaan mad dan waqaf dalam bacaan smat-smat AI-Qur' an
10.3 Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat AI-Qur'an
Aqidah 11.1 Menjelaskan pengertian beriman II. Meningkatkan keimanan kepada kepada Rasul Allah
Rasul Allah 11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
Akhlak 12.1 Menjelaskan adab makan dan 12. Membiasakan perilaku terpuji minum
12.2 Menampilkan contoh adab makan danminum
12.3 Memperaktekkan adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari 13. Menghindari Perilaku tercela 13.1 Menj elaskan pengertian perilaku
dendam dan munafik
13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam danmunafik
13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari
14. Memahami hukum Islam tentang 14.1 Menjelaskanjenis-jenis hewan hewan sebagai sumber bahan makanan yang halal dan haram dimakan
Tarikh dan Keblldayaan Islam 7. Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara
7.1 Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui
perdagangan, sosiaI, dan pengajaran 7.2 Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
Kelas IX Semester 2
,
Standar Komoetensi Komoetensi Dasar
AI-Qur'an dan AI Hadits 8.1 Menampilkan bacaan QS AI-8. Memahami AI-Qur'an surat AI- Insyirah dengan tarti! dan benar
Insyirah 8.2 Menyebutkan arti QS AI-Insyirah
8.3 Mempraktikkan perilaku dalam bekerja selalu berserah diri kepada Allah seoerti dalam QS AI-Insvirah 9. Memahami Ajaran AI-Hadits tentang 9.1 Membaca hadits tentang kebersihan
kebersihan 9.2 Menyebutkan arti hadits tentang
kebersihan
9.3 Menampilkan perilaku bersih seoelii dalam hadits
Aqidah 10.1 Menyebutkan ciri-ciri beriman
10. Meningkatkan keimanan kepada kepada qadha dan qadhar
Qadha dan Qadhar 10.2 Menjelaskan hubungan antara qadha dan qadhar
10.3 Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadhar dalam kehidupan sehari-hari
10.4 Menyebutkan ayat-ayat AI-Qur'an yang berkaitan dengan qadha dan qadhar.
Aldllak 11.1 Menyebutkan pengertian takabbur
11. Menghindari peri!aku tercela 11.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku takabbur
11.3 Menghindari perilaku takabbur dalam kehiduoan sehari-hari
Fiqih 12.1 Menyebutkan pengertian dan
12. Memahami tatacara berbagai shalat ketentuan sholat sunnat berjamaah dan
sunnah munfarid
12.2 Menyebutkan contoh shalat sunnat berjamaah dan mnnfarid
12.3 Mempraktikkan shalat sunnat berjamaah dan munfarid dalam kehidupan sehari-hari.
Nusantara 13.2 Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.
3. FungsiPendidikan AgamaIslam
Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah berfungsi sebagai
berikut di antaranya:
a. Pengembangan,
yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya
dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai
Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental, yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungan sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalarn keyakinan, pemahaman
dan pengamalan '\iaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
f. Pengajaran
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya.
g. Penyaluran
Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.I I
4.Tujuan PendidikanAgama Islam
Tujuan adalah suatu yang diharapkan akan tercapai setelah usaha atau
kegiatan dilaksanakan. Dalam proses pendidikan tujuan merupakan faktor
yang sangat penting, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan
ketidak tentuan dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi 12
Pendidikan Agama Islam adalah bagian internal dari pendidikan nasional.
Di dalam GBHN tujuan umum dari pendidikan adalah sebagaimana dikutip
Zakiah darajat adalah "Membina manusia beragama berarti manusia yang
mampu melal(sanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna,
sehingga tercermin dalam sikap dan tindak keseluruhan hidupnya, dalam
rangka mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.13
Zuhairini mengatakan bahwa tujuan umum dari Pendidikan Agama Islanl
adalah membimbing anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman
"Abdul Majid, Diau Andayaui, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) h. 134.
I2Abdui Majid, Dian Andayani,PendidikanAgama... ,h.l35.
teguh, beramal saleh, serta berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat, agama, dan negara. Jadi, tujuan agama Islam secara umum cakupannya luas dan pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri kepada Allah dan terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang bisa disebut dengan kepribadian muslim.
Pendidikan Agama Islam di SMPIMTs beliujuan untuk:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
b. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhIak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
C. Sikap Keberagamaan
1.Pengertian Sikap Keberagamaan a. Pengertian Sikap
Dalam pengertian umum sikap dipandang sebagai reaksi-reaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan individu.14
Sikap adalah perbuatan dan sebagainya .yang berdasarkan pada pendirian, pendapat/keyakinan.15
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, , orang atau benda dengan suka atau tidak suka16
14Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002), Cet.ke-6, h.
Sumber lain mengatakan bahwa sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap
suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap sesutau perangsang atau situasi yang dihadapLl7
Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya ada sikap tanpa objek.
Hal ini sesuai dengan pengertian sikap yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono bahwa sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.18
Sikap mengandung tiga komponen psikologis, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, komponen psikomotorik (komponen tingkah laku) yang
bekerja secara kompleks. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, yang
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif
terhadap suatu objek yang bemilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap
negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bemilai atau merugikan. Sikap
ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu
sama lainnya berhubungan. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu
sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif
terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku
tertentu, maka teljadilah sikap.
b. Pengertian Keberagamaan
Kata dasar keberagamaan adalah agama. Menurut Hamn Nasution,
sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama,
mengartikan bahwa agama adalah mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia
dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.19 Agama banyak
didefinisikan oleh para ahli, antara lain menurut R.H Thouless bahwa agama
16H.M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Pedoman !lmu Jaya, 1996), Cet.
Ke-2, h.83.
i7Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999)
adalah proses hubungan manusta yang dirasakan terhadap sesuatu yang
diyakininya, bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia beragarna diartikan antara lain: I.
menganut (memeluk), 2.beribadat, taat kepada agarna (baik hidupnya menurut
agama)?1
Keberagarnaan senng disebut religiusitas, lebih menunjukan kepada
aspek-aspek yang ada dalam hati, riak, getaran hati nurani, dan sikap
personaL22
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
sikap keberagarnaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorang yang
terdalarn terhadap ajaran-ajaran agarnanya yang kemudian direalisasikan
dalarn setiap sikap dan perilaku hidupnya. semua yang dilakukan berdasarkan
keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan (keyakinnya).
2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau
dengan sembarangan saja. Melainkan proses tertentu melalui kontak sosial
secara terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya. Dalarn
hubungan ini, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap di antaranya yaitu:
a. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalarn diri orang itu sendiri, seperti
selektifitas.Tidak seluruh rangsangan dari luar dapat ditangkap, karena
hants dipilih rangsangan-rangsangan yang mana yang akan didekati dan
yang mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada dalarn diri. Karena harns memilih
inilah setiap orang menyusun sikap positif terhadap suatu hal dan
membentuk sikap negatif terhadap hal lain.
2·Zakiah Derajat,Jlmll Jiwa Agama(Jakarta: Bulan Bintang, 1996), eel. ke-15, h. 24.
"Tim Penyusun,Kamlls Besar... ,h.9.
b. Faktor Ekstemal
Yang termasuk faktor-faktor ekstern adalah:
I) Sifat objek yang dijadikan sasaran.
2) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
3) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. 5) Situasi pada saat sikap dibentuk?3
Mengenai hal ini M.Sherif mengemukakan bahwa pada garis besarnya
sikap dapat dibentuk atau diubah melalui
I) Interaksi kelompok, di mana terdapat hubungan timbal balik yang
langsung antara manusia
2) Komunikasi, di mana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan)
langsung dari satu pihak saja?4
Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan atau perubahan sikap
tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk melalui interaksi sosial
atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman
yang ditempuh seseorang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, secara
teori sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau proses dakwah.
3. Indil,ator Sikap Keberagamaan
Agama menyangkut kehidupan bathin manusia. Kesadaran agama dan
pengalaman agama seseorang menggambarkan sisi batin dalam kehidupan
yang berkaitan dengan sesuatu yang seksual atau gaib, dari kesadaran dan
pengalaman beragama inilah timbulnya sikap keberagamaan yang ditampilkan
seseorang.
Glock dan Stark berpendapat bahwa. Untuk mengetahui tingkat religiusitas
(keberagamaan) seseorang dapat dipalmi kerangka konsep sebagai berikut:
a. Keterlibatan Ritual (Ritual Involvement), yaitu sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual dalam agamanya.
23Wirawan Sarwono,Pengantar Umum ... ,h. 96-97.
b. Keterlibatan Ideologis (Ideological Involvement) yaitu, sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agamanya.
c. Keterlibatn Intelektual (Intelectual Involvement) yang menggambarkan seberapa jauh seseorang mengetahuai ajaran agamanya, dan aktifitasnya dalam menambah Pengetahuan Agama.
d. Keterlibatan Pengalaman (Exsperimental Involvement) apakah seseorang pernah mengalami pengalaman yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan.
e. Keterlibatan Konsekuen (Consequential Involvement) lsaitu sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya. 5
Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa sikap keberagamaan itu
merupakan keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Sikap
keberagamaan ini merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan
agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.
4. Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat terbentuknya Sikap
Keberagamaan
Manusia adalah homo religius (makhluk beragama), akan tetapi untuk
menjadikan manusia memiliki sikap keberagamaan, maka potensi tersebut
memerlukan bimbingan dan pengembang dari lingkungannya. Oleh karena itu
pada perkembangan selanjutnya pembentukan sikap keberagaman dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor yang menunjang maupun faktor yang
menghambat terbentuknya sikap keberagamaan. Faktor-faktor tersebut terdiri
dari:
a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri (internal)
b. Faktor-faktor yang berasal dari luar (eksternal)
Untuk lebih jelas, akan penulis uraikan faktor-faktor penunjang
terbentuknya sikap keberagamaan
a. Faktor Internal (dari dalam)
1) Kebutuhan manusia terhadap agama. Secara kejiwaan manusia
memeluk kepercayaan terhadap sesuatu yang menguasai dirinya.
untuk mencapai kebahagian hidupnya. Selain itu agama dapat
memenuhi kebutuhan fitrah manusia. Karena setiap manusia selaku
makhluk Tuban dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang
dibawa sejak lahir. Salah satunya yaitu fitrah beragama.
Kebutuban akan adanya Tuhan memerlukan salah satu
manifestasi dari sikap keagamaan yang utama, semakin dirasakan
pada saat rasa kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas
dan rasa sukses manusia terancam.26 Dalam hal ini agamalah yang
dapat mengatasinya.
Menurut Robert Nuttin: dorongan beragama merupakan salah
satu dorongan yang ada datam diri manusia, yang menuntut untuk
dipenuhi sehingga pribadi manusia mendapat kepuasan dan
ketenangan. Selain itu dorongan beragama juga merupakan
kebutuban insaniah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai faktor
penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan.27
2) Adanya dorongan dalam diri manusia untuk taat, patuh atau
mengabdi kepada Allah. Karena manusia memiliki unsur batin
yang cenderung mendorongnya untuk kepada zat yang gaib. Selain
itu manusia mempunyai potensi beragama (fitrah keagamaan) yaitu
berupa kecenderungan untuk bertauhid. Hal ini sesuai dengan
tujuan penciptaan manusia, seperti yang dijelaskan dalam firman
Allah, surat Al-Dzariyat,ayat 56:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.{Q.S. AI-Dzariyat:56).
Dengan demikian jelaslah bahwa sikap keberagamaan
seseorang terbentuk karena adanya faktor dari dalam dirinya
sendiri, yaitu adanya kebutuhan terhadap agama, dan adanya
dorongan untuk taat, patuh serta mengabdi kepada Allah. Faktor ini
disebut sebagai fitrah beragama yang dimiliki oleh semua manusia
yang merupakan pemberian Tuhan akan hamba-Nya, agar
mempunyai tujuan hidup yang jelas. Yaitu hidup yang sesuai
dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yakni menyembah
(beribadah) kepada Allah. Melalui fitrah dan tujuan inilah manusia
menganut agama, yang kemudian diaktualisasikan dalam
kehidupan, dalam bentuk sikap kebergamaan yang ditunjukkan
oleh masing-masing individu manusia.
b. Faktor ekstemal (dari luar)
Manusia sering disebut dangan homo religius (makhluk beragama),
Jill menunjukkan bahwa manusia mempunyai potensi dasar (fitrah
keagamaan) yang bisa dikembangkan sebagai makhluk yang beragama.
Sehingga manusia mempunyai kesiapan untuk menerima pengaruh dari
luar sehingga dirinya dapat dibentuk menjadi makhluk yang memiliki rasa
dan perilaku keagamaan. Pengaruh tersebut dapat berupa bimbingan,
pembinaan, latihan, pendidikan atau yang lainnya, yang secara umum
disebut sosialisasi.
Dengan demikian, selain fitrah keagamaan yang dimiliki manusia,
ada faktor-faktor lain dari luar yang dimiliki manusia, ada faktor-faktor
lain dari luar diri manusia (ekstemal) yang dapat berpengaruh dalam
perkembangan sikap keberagamaan manusia, faktor itu antara lain:
1) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam
kehidupan manusia. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi
pertama bagi pembentukan sikap keberagamaan seseorang. Karena
merupalcan gambaran kehidupan, sebelum seseorang mengenal
kehidupan luar. Pengalaman hidup dalam keluarga akan menjadi
Keluarga terutama kedua orang tua sangat berperan dalam
pembentukan sikap keberagamaan seseorang, sebagaimana dijelaskan
dalam hadist Nabi saw:
;p J $> ... ; P ; P ; l I ) " ' " ... " ' " t
\Jl ,)';
::r
C; セI セ ;.01 セ .JJ\ j[BセJIj JIj
0:;';'11-
1:;-... ,:. ... . . ...
.-:'" "" ... ...
\Pセ \P|セG ,,:;::, \PQZ[セ セH[オ opl
eft
jj;."" "..." ... ...
Dari Abu Hurairah r.a. menceritakan : Sesungguhnya Nabi saw. Bersabda: "tiada seorang bayi pun melainkan dilahirkan dalam jitrah yang bersih, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Beragama Yahudi, Nasrani,dan Majusi (HR. Muslimi8
2) Lingktmgan Sekolah
Lingkungan institusional yang ikut menunjang terbentuknya sikap
kebergamaan di antaranya yaitu sekolah. Sekolah menjadi pelanjut dari
pendidikan keluarga dan turut serta memberi pengaruh dalam
perkembangan dan pembentukan sikap keberagamaan seseorang
(murid). Pengaruh itu terjadi antara:
a) Kurikulum dan anak, yaitu hubungan (interaksi) yang terjadi
antara kurikulum dengan materi yang dipelajari murid .
b) Hubungan guru dengan murid, yaitu bagaimana seorang guru
bersikap terhadap muridnya, dan sebaliknya, sikap murid
terhadap gurunya yang terjadi selama di sekolah baik di dalam
kelas atau di luar kelas.
c) Hubungan antara anak, yaitu hubungan antara murid dengan
sesama temarmya.
Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan
keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar ternan di
sekolah di nilai berperan dalam menanarnkan kebiasaan yang baik
merupilkan bagian dari pembentukan moral, yang erat kaitarmya
dengan perkembangan jiwa keagamaan dan pembentukan sikap
keberagamaan seseorang.
Di sekolah, guru menjadi figur utama yang menjadi contoh dan
tauladan bagi murid (anak didik). Dengan tanpa disadari anak didik
akan menyerap semua perilaku gurunya. Karena itulah memberikan
dan menunjukkan sikap keberagamaan yang baik bagi guru, secara
tidak langsung akan membantu pembentukan sikap keberagamaan
anak didik.
Dengan demikian, maka setiap guru di sekoIah, baik guru agama
atau guru umum harus berjiwa agama, yaitu menjunjung tinggi ajaran
agama, dimana kepribadian akhlak dan sikapnya, dapat mendorong
anak didik untuk mencintai agama dan hidup sesuai dengan ajaran
agama.29
Adapun faktor-faktor penghambat terbentuknya sikap keberaganlaan
adalah:
a. Faktor Internal
Dalam bukunya, Jalaluddin menjelaskan ballwa penyebab
terhambatnya perkembangan sikap keberagamaan yang berasal dari
dalam diri (faktor internal) yaitu:
I) Tempramen
Tempramen adalah salah satu unsur yang membentuk kepribadian manusia dan dapat tercermin dari kehidupan kejiwaaunya. Tingkah laku yang berdasarkan kondisi tempramen mempunyai peranan penting dalam sikap keberaganlaan seseorang. Seorang melancholis akan berbeda dengan orang yang berkepribadian dysplastis dalam sikap dan pandangaunya terhadap agama. Begitu pula dengan yang memiliki tipe kepribadian lain. 2) Gangguanjiwa
Orang yang mengalami gangguan jiwa akan menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya. Perbuatan keagamaan dan pengalaman keagamaan yang ditunjukkan sesuai dengan gejala gangguanjiwa yang dialaminya.
3) Konflik dan Keraguan
kesimpulannya bisa saja ia memilih atau ballkan meninggalkan agama yang diyakininya. Konflik ini akan berpengaruh terhadap sikap seseorang akan agama seperti taat, fanatik ataupun agnostik sampai ke ateis.
4) Jauh dari Tuhan
Orang yang hidupnya jauh dari agama, dirinya akan merasa lemah dan kehilangan pegangan ketika mendapatkan cobaan. Dan ini akan berpengaruh terhadap perubahan sikap keberagamaan pada dirinya.30
Dengan demikian keadaan jiwa seseorang sangat berpengaruh
dalam pembentukan sikap keberagamaannya. Jiwa yang resah, penub
dengan konflik, keraguan atau bahkan kehilangan kepercayaan
terhadap Tuhan sangat menghambat untuk terbentukuya sebuah sikap,
terutama sikap keberagamaan.
b. Faktor Ekstemal
Faktor-faktor ekstemal yang dapat menghambat pembentukan
sikap keberagamaan diantaranya adalah:
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga selain dapat menunjang pembentukan sikap keberagamaan juga dapat menghambatnya. Lingkungan keluarga yang dapat menghambat yaitu lingkungan keluarga yang didalamnya tidak terdapat pendidikan agama khususnya dari kedua orang tua. Hal ini dapat menghambat perkembangan sikap keberagamaan anak. Karena didikan dalam keluarga, terutama didikan agama yang sangat berperan untuk perkembangan selanjutnya. Karena semua yang ada dalam keluarga akan menjadi contoh dalam setiap perilakunya. Keluarga yang tidak pernah melaksanakan ajaran agama, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi anak, sehingga anak akan terbiasa pula untuk tidak melaksanakannya.
2) Lingkungan Sekolah
Seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dapat menghambat pembentukan sikap keberagamaan seseorang (anak). Misalnya, siswa yang salah memilih ternan di sekolah, sehingga mereka teIjerumus dalam pergaulan bebas, hal ini sangat menghambat dalam pembentukan sikap keberagamaan anak.
3) Lingkungan Masyarakat
banyak dihabiskan dalam masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang ada dalam masyarakat, baik yang langsung terlihat ataupun yang disaksikan melalui media, baik itu Koran, teievisi, ataupun media lain dapat mempengaruhi seseorang (anak).31
Dengan demikian lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai atau norma-norma agama akan sangat menghambat pembentukan sikap keberagamaan seseorang. Karena setiap orang tidak akan bisa lepas dari tiga lingkungan ini.
5.Pokok-Pokok Sikap Keberagamaan dalam Ajaran Islam
Pokok-pokok (pilar-pilar) keberagamaan dalam ajaran Islam menurut Yusuf AI-Qardhawi secara garis besar dibagi tiga, yaitu akidah (tauhid), ibadah dan akhIak (moral).32
a. Akidah
Dari segi istilah, pengertian akidah sering disamakan dengan pengertian iman. Sayid Sabiq mengartikan keimanan atau akidah itu tersusun dari enam perkara, yaitu:
I. Iman kepada Allah, yaitu iman terhadap nama-nanla-Nya, dan iman dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta kenyataan sifat keagungan-Nya.
2. Iman kepada alam yang ada dibalik alam semesta yakni alam yang tidak dapat dilihat.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul. 4. Iman kepada para Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan itu.
6. Iman kepada takdir (qadha dan qadar Allah).33
Dengan memperhatikan penjelasan di atas terlihat jelas bahwa akidah identik dengan rukun iman dan sesuai firman Allah, dalam surat An-Nisa, ayat 136:
31Zakiah Darajat, Remaja, Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CY. Ruhama, 1994), Cel.
ke-I, h. 84.
32Yusuf AI-Qardhawi, Pengantar Kajian Islam, diterj. dari Madkhal Lima'rifatilIslam
Muqawwimatuhu , khashaishuhu, ahdafuhu, mashadiro, oleh Setiawan Budi Utomo, (Jakarta:
(,?".D\
\MLGャ[セ}HL
Nj[Bセ
J.$.
Jj
(,?".D\ <-,'L:5J\:'
.J[NLセZL
15l\;
|[Giセ
|[ZGiセ
::r-.DI
Tヲiセ
'" ... ... "'J' ... ... ... ... " ' ' ' ' ' ' ' ...
.. ... ;> "'; " " " J ... " , ) o J " . . . .
I\,..;
'i')(.;,Jo
:.w
?':il
セZLIiZG NlセZG セZL..£J:>G:'
.ll\; セ ,;.:,J.>
::r
J
j
i
..
..." ... -'.. ..." ..."" ....;- ""Hai orang-orang yang beriman, yakinlah kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan-rasul-Nya kepada Rasul-rasul-Nya, dan kepada kitab-kitab yang diturunkan-Nya terdahulu. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya dan Hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat jalan sejauh-jauhnya". (Q.S. An-Nisa, 4:36)
Akidah atau keimanan bertujuan Ulltuk membersihkan hati dan perbuatan
manusia dari syirik atau mengabdi kepada selain Allah. Akidah adalah
masalah nmdamental yang menjadi titik permulaan keislaman. Akidah adalah
dasar, pondasi dan ruh bagi setiap orang dengan berpegang teguh kepadanya
(akidah), maka ia akan hidup baik (selamat), tetapi apabila meninggalkannya
maka matilah semangat kerohanian manusia.
Manusia hidup berdasarkan kepercayaan terhadap suatu akidah. Tinggi
rendahnya kepercayaan memberikan corak bagi kehidupan. Karena itulah
kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman.34
Akidah adalah awal dan akhir. Seruan Islam yang merupakan kepercayaan
kepada Tuhan YME. Sebagai konsekuensinya, maka hanya Allah satu-satunya
yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan-Nya dan hams
dipatuhi, semua yang dilakukan hams sesuai perintahNya (disyari'atkan
Allah).
a. lbadah
Ibadah dalam arti umum meliputi segala kegiatan manusia yang
didasarkan kepada kepatuhan, ketundukan dan keikhlasan kepada Allah swt,
sedangkan dalam arti khusus, hanya mencangkup perbuatan yang tata cara
serta rinciannya telah ditentukan Allah dan RasulNya, seperti shalat, puasa,
Sedangkan dalam Alquran ibadah mempunyai beberapa pengertian di
antaranya: menghambakan diri, taat dan mengabdi.35
Dalam Islam, ibadah adalah puncak segala kepatuhan, ibadah adalah
media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan Khaliknya.
lbadah juga merupakan sarana konsultatif yang memberikan pengaruh sangat
dalam antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan alam sekitar
dan antara sesama manusia.36 Ibadah bagi seorang muslim berfungsi sebagai
peringatan yang menggugah perasaan hati, pada saat hatinya lalai,
membangkitkan ingatan di kala lupa, menumbuhkan naluri untuk giat
melakukan kebaikan dan menambahnya, mengangkat derajatnya dan
membebaskmlliya dari perbuatan syahwat dan hawa nafsu dirinya sendiri.
Lingkaran ibadah dalam Islam adalah semua aspek kehidupan. Hal ini
sesuai dengan yang dimaksud dalam kandungan ayat 162 surat al-An'am.
" 0 . . . , " ;J 0 J.
". IQ\::-".i3J MエNZNZ[BセG C!' MセN \ I.
セ . J, セ ) <.f _ ) <.>;-) セ \Njセゥヲ
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam"(QS. AI-An' am : 162)
Dengan demikian jelas bahwa cakupan ibadah sangat luas, shalat, zakat,
puasa, haji, dan segala aktivitas lahir batin yang diniatkan untuk mencari
keridhaanNya dan mengikuti syari'at agamaNya itu adalah ibadah. Ibadah
bertujuan memberikan latihan rohani yang diperiukan manusia. Ibadah juga
bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan akan
kekuasaan Tuhan yang Maha Tinggi selain itu juga mengingatkan manusia
bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan abadi telah
menanti yaitu kehidupan akhirat.
"Tim Dirasah Islamiyah Universitas Islam Jakarta.,lbadah dan Syari'ah, (Jakarta: PT
57
b. Akhlak (Moral)
Akhlak dalam Bahasa Yunani disebut etik, berasal dari kata "ethos" yang berarti watak atau adat. Dalam Bahasa Latin disebut moral berasal dari kata " Mores"yang berarti adat atau cara hidup.37
Adapun pengertian akhlak dari segi istilah menurut al-Ghazali:
". " . - p... ,.I /. " ,I }. ..
.-セ
::,.. .M:'
Qjセ jWUI セjャGL。ヲt¥
L[[[BBGiセ セics'"
:"::;
ッセケMNJ.Wt>
,; ' - ' ; ,., ...
. . . . "
..
.... } " " . J . <>;0 . } } . . 0 " ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' " .. "
u.;...;JI jG.>UI エᆬセjNZL。ヲ
,,:;;
セi 45l5' 0\> LNN[IセZL.?J
Jl
;;;'G-.... ... '" jJ '" .. '" ... 11
J 0... ,,'" ... /I ..J. J.- " " .,...J. ..
jWUI
t¥
>L,dlUI.S
0):' L..:..;.. セ セi 2.lJ; ::.:,'" セ_ZL ケセ ッZ[セQ'" '" ... "
38 tI' '" "'J 0 ... J.... J ...o
セ セjZZwi ' -II" ".11 セ セi
- J セ CS; セ ,-, -;
"Karakter adalah suatu sikap (hay'ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu mendorong timbulnya perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika darinya menimbulkan perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. "
Menurut Ibnu Miskawaih, karakter (khuluq) merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara mendalam. Keadaan ini ada duajenis. Yang pertama, alamiah dan bertolak dari watak. Yang kedua, tercipta dari kebiasaan dan latihan. 39
Dengan kata lain, akhlak adalah suatu haiat atau bentuk dari suatu keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap dan menimbulkan perbuatan secara spontan, mudah, tetap menerus, tanpa dibuat-buat dan memerlukan pemikiran atau perenungan dan angan-angan. Singkatnya akhlak adalah perbuatan yang sudah meresap dan menjadi kebiasaan yang mendarah daging dalam diri seseorang. Perbuatan itu dapat berbentuk baik dan buruk. Sehingga timbullah
37Abudin Nata,At-Qur'an....,h.36.
akhlak yang baik dan buruk, ukuran baik dan buruk adalah akal dan syari'at
agama.
Akhlak yang mulia adalah sasaran utama di dalam risalah Islamiyah,
sebagaimana diungkapkan oleh Nabi saw dalam sabdanya: sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang
yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling sempurna imannya adalah
orang yang paling baik akhlaknya. 40
Dengan demikian jelas bahwa akidah, ibadah dan akhlak merupakan
sumber pokok sikap keberagamaan dalam ajaran Islam. Akidah merupakan
jalan untuk memantapkan keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah, tidak
ada satu makhlukpun yang bisa menyerupaiNya dan hanya Allahlah di atas
segala-galanya. Ibadah sebagai jalan atau cara untuk berhubungan dengan
Allah, baik hubungan langsung atau tidak langsung. Dan akhlak merupakan
suatu bentuk dari akidah dan ibadah yaitu berupa perbuatan yang dilakukan
berdasarkan keyakinan dan pengabdian terhadap Allah yang diwujudkan
dalam setiap tingkall laku hidup seseorang.
D. Respon Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Implikasinya dengan Sikap Keberagamaan Siswa
Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan salah satu aspek
penting dalam membentuk generasi mendatang. Terlebih lagi pendidikan agama
yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa, jujur, ikhlas, sadar akan
tanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan umat manusia. Namun faktor
yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan tetap bergantung pada
masing-masing siswa.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada mata pelajaran
Pe