• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN PERSONALIA SOLO GRAND MALL SEBAGAI INTERNAL PUBLIC RELATIONS (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Karyawan terhadap Peranan Bagian Personalia Solo Grand Mall Sebagai Internal Public Relations)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGIAN PERSONALIA SOLO GRAND MALL SEBAGAI INTERNAL PUBLIC RELATIONS (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Karyawan terhadap Peranan Bagian Personalia Solo Grand Mall Sebagai Internal Public Relations)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Karyawan terhadap Peranan Bagian

Personalia Solo Grand Mall Sebagai Internal Public Relations)

Disusun Oleh : ROSARITA NURBAITI

NIM. D 0204108

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, April 2009 Pembimbing

(3)

iii

‘Happiness Is Not By Chance, But By Choice”

(Jim Rohn)

” You Cry You Learn, You Lose You Learn, You Bleed You Learn,

You Scream You Learn”

(Alanis Morissete)

(4)

iv

Ku persembahkan karya kecil ini untuk jiwa yang paling berarti :

1. My Mom, Ita Purnamasari for everlasting love, I love you until the day I die.

2. My Dady, Ir. Mukhtasar Anwar yang selalu mengiringi setiap langkahku dan keyakinanmu padaku untuk menjadi yang terbaik.

3. My angels : Rosmita Nuraini dan Rosita Nurlaili atas dukungan yang tiada henti.

(5)

v

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan karunian-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Bagian Personalia Solo Grand Mall Sebagai Internal Public Relations” ini.

Dalam menulis skripsi ini, penyusun ingin berterima kasih atas bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenanya dalam kesempatan ini, dengan kerendahan hati penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs.H. Supriyadi SN, S.U, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Prahastiwi Utari, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Mahfud Anshori, S.Sos selaku pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademis.

4. Mas Budi Aryanto, selaku Pembantu Umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Papa dan mama tercinta, terima kasih untuk doa, cinta, kasih sayang, perhatian dan dorongan moril serta material yang telah diberikan kepada penulis, sehingga mampu melalui segala rintangan yang terberat dalam hidup ini. 6. kakak-kakakku, Rosmita Nuraini dan Rosita Nurlaili untuk kasih sayangnya

(6)

vi yang sangat besar.

8. Keluarga besar penulis di delanggu, jakarta, jogja, semarang dan banjarmasin. Khususnya buat Eyang Mamamuw, terima kasih atas doanya untuk cucu mu ini.

9. keleuarga besar Bapak Sunarno, terima kasih atas dukungan, perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

10. Sahabat-sahabatku : Bang Eno, Merita, Athe, Diendha, Liche, Denis, anak-anak ROWN dan HOOFD, thanks for friendship. We should keep this forever !!

11. Pimpinan dan seluruh staf Solo Grand Mall atas diperkenankannya dan dipermudahkannya penulis untuk melakukan penelitian ini.

12. Anak-anak Psikopat FISIP UNS atas kebersamaan yang hangat hingga saat ini.

13. Semua pihak yang belum disebutkan oleh penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, April 2009

(7)

vii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Kerangka Konsep ... 6

1. Persepsi ... 6

2. Bagian Personalia ... 8

3. Karyawan ... 11

4. Internal Public Relations ... 13

E. Metode Penelitian... 28

1. Jenis Penelitian ... 28

2. Lokasi Penelitian... 30

3. Metode Pengambilan Sampel ... 30

4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

5. Validitas data ... 31

(8)

viii

1. Konsep Solo Grand Mall... 34

2. Prospek Solo Grand Mall d Surakarta... 36

3. Operasional Solo Grand Mall ... 41

B. Job Description... 44

C. Kedudukan Personalia Solo Grand Mall ... 45

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data ... 47

B. Analisa Data... 55

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

ROSARITA NURBATI. D 0204108. BAGIAN PERSONALIA SOLO GRAND MALL SEBAGAI INTERNAL PUBLIC RELATIONS. Studi Deskriptif Tentang Persepsi Karyawan terhadap Peranan Bagian Personalia Solo Grand Mall. Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi karyawan terhadap peranan bagian Personalia Solo Grand Mall sebagai Internal Public Relations.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara obyektif keadaan atau peristiwa bersifat sekedar mengungkapkan fakta. Peneliti hanya ingin mengetahui bagaimanakah persepsi karyawan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh bagian Personalia SGM sebagai internal public relations.

Penarikan sampel yang digunakan adalah memakai sampel purposif, yaitu memilih orang-orang tertentu yang sesuai dengan maksud dan tujuan. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel para karyawan Solo Grand Mall karena mereka sebagai penerima kegiatan Internal Public Relations dianggap mempunyai persepsi terendiri terhadap legiaran-kegaiatan tersebut.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa persepsi karyawan terhadap peranan Personalia Solo Grand Mall sebagai Internal Public Relations adalah bagus. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan karyawan yang dilakukan oleh Personalia sangat membantu karyawan dalam melaksanakan kewajibannya sehari-hari. Karyawan memberikan kepercayaan dan kualitas kerja yang sebaik-baiknya pada perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan secara ringkas bahwa Personalia Solo Grand Mall melakukan dua tugas yaitu administrasi kepegawaian dan internal public relations, yang berkaitan erat dengan pembentukan citra positif perusahaan di kalangan karyawan. Internal Public Relations diwujudkan dalam serangkaian aktifitas yang melibatkan seluruh karyawan Solo Grand Mall.

(10)

x

SOLO GRAND MALL AS THE INTERNAL PUBLIC RELATIONS. A Descriptive Study on the Employee’s perception on the Role of Solo Grand Mall’s Personnel Division. Thesis. Communication Department. Social and Political Sciences. Surakarta Sebelas Maret University. 2009

This research aims to obtain a description about the activity the Solo Grand Mall’s Personnel Division does as the Internal Public Relations.

This study was a descriptive research, that is, the one describing objectively a condition or event that only reveals the fact. The writer only wanted to find out how the activity of SGM’s personnel division as the Internal Public Relations.

The sample was taken using purposive sampling technique, that is, to choose the certain persons according to the purpose and objective. In this case, the writer took the employees of Solo Grand Mall as the sample because they, as the recipient of the Internal Public Relations’ activity, have their own perception on such activities.

The result of research shows that the employees’ perception of the role of Solo Grand Mall’s Personnel Division as Internal Public Relations is good. This is because the employees’ activities done by the personnel division really helps the employees in undertaking their daily duty. The employees give the confidence and quality of work as well as possible to the company.

Based on the research conducted it can be explained briefly that Solo Grand Mall’s Personnel Division serves two functions: staffing administration and internal public relations that are closely related to the establishment of company’s positive image among the employees. The internal public relations are manifested in a series of activities involving all employees of Solo Grand Mall.

(11)

1 A. Latar Belakang

Seiring perkembangan yang terjadi Surakarta yang biasa disebut Solo, tidak sekedar dapat didefinisikan sebagai kota tradisional dengan peninggalan artefak historis yang monumental, bukan pula sekedar kota modern yang ditandai oleh pendirian mal-mal atau hotel bintang bahkan apartement banyak yang sedang di dirikan di Solo, serta peningkatan aktivitas perdagangan yang amat tinggi, namun juga menuju kearah sebagai kota internasional. Kepercayaan mulai muncul sedikit demi sedikit seiring dengan semakin baiknya citra Kota Solo. Solo dititik dari lokasinya yang strategis kini mulai dilirik oleh penanam modal usaha. Aktivitas perdagangan semakin meningkat bersamaan dengan pembangunan pusat perbelanjaan modern yang memberikan fasilitas kenyamanan, keamanan, prestise, kualitas barang dan kemudahan bertransaksi.

(12)

Perlu disadari bahwa saat ini konsumen semakin banyak mempunyai pilihan dan keleluasaan untuk memilih dan membeli produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan. Dalam menentukan pilihannya tersebut, konsumen tentunya akan bersikap kritis terhadap keunggulan kualitas, manfaat dan kelayakan atau bahkan harga dari produk yang dibelinya. Oleh karena itu suatu pengelola pusat perdagangan diharapkan mampu mengambil sela untuk “mencuri hati” konsumen.

Dalam mengantisipasi pengurangan pelanggan, bahkan sponsor, iklan, dan publikasi, maka pihak manajemen SGM harus mampu menerapkan kinerja yang profesional dalam memberikan service atau layanan penyiaran yang terbaik dan memuaskan sehingga akan tercipta citra perusahaan yang baik. Oleh karena itu pengembangan dan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia harus menjadi faktor utama bagi kemajuan perusahaan.

Karyawan dalam hal ini, merupakan salah satu faktor pendukung dalam mewujudkan cita-cita perusahaan. Oleh karena itu penanganan karyawan bukan merupakan perkara yang mudah. Karena karyawan dapat saja melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan, seperti demonstrasi, pemogokkan, pengrusakan atau pertengkaran. Sebaliknya karyawan yang mendapat perhatian baik malah besar kemungkinannya karyawan dapat membantu perusahaan untuk mengatasi hal-hal yang tak terduga, seperti kebakaran, pencurian, atau pengrusakan mesin.

(13)

patut disayangkan karena cenderung merendahkan peranan yang sesungguhnya dimainkan oleh humas. Di banyak negara dunia ketiga, fungsi-fungsi humas bahkan sering dijadikan bagian dari tugas seorang manajer personalia. Mungkin hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hubungan-hubungan internal (hubungan antara organisasi atau perusahaan dengan para anggota atau pekerja-pekerjanya).

Dalam Perusahaan untuk membina hubungan yang lebih jauh dengan karyawan, perusahaan harus mempunyai staf hubungan personalia, industri dan perburuhan untuk merekrut, memilih, menempatkan dan melatih karyawan, mendengar keluhan, merundingkan perjanjian, serta memberikan upah dan keuntungan. Akan tetapi, kelompok staf ini belum memenuhi kebutuhan pemahaman karyawan yang terus meningkat tentang masalah, tujuan, dan prestasi perusahaan melalui satu program komunikasi yang efektif.

(14)

Dari sinilah bagian personalia melakukan sebagai internal PR untuk berusaha mengemas komunikasi dalam bentuk kegiatan kekaryawan yang tentu saja menarik perhatian karyawan, tidak membosankan dan mampu mendapat respon dari karyawan. Kegiatan kekaryawanan tersebut merupakan suatu forum komunikasi yang memberikan wahana kepada karyawan untuk dapat bertatap muka dengan pimpinan sebagai atasan. Mereka dapat saling bertukar pendapat, menampaikan keluhan, bahkan kritikan sekalipun. Adapun perwujudan dari kegiatan kekaryawanan tersebut dapat melalui aktifitas yang bersifat kerohanian, aktifitas yang bersifat kesenian dan olah raga, sampai aktifitas yang bersifat hiburan (refresing).

SGM adalah perusahaan pusat perbelanjaan berusaha untuk membina hubungan baik antara atasan dengan para karyawan, diibaratkan karyawan adalah sebagai anggota atau bagian tubuh dari suatu perusahaan. Maka jika salah satu anggota tersebut tidak ada. Aktivitas tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan dan tujuanpun tidak dapat tercapai.

(15)

bawahan (dalam hal ini karyawan) harus dibicarakan dengan baik sehingga tidak terkesan adanya link antara keduanya.

Bahwa ruang lingkup tugas internal PR antara lain:

1. Membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap lembaga/perusahaan dimana mereka bekerja.

2. Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis. 3. Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga/perusahaan.1

“appearance” dan “bearing” seorang anggota (karyawan) dapat memberikan kesan positif atau negatif pada publik. Kesan tersebut membawa pengaruh pada perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Dengan demikian tanpa disadari tiap anggota suatu perusahaan memainkan peranan penting dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu “mental attitude” dari para anggota harus dibina.2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana persepsi karyawan terhadap peranan bagian Personalia Solo Grand Mall sebagai Internal Public Relations?

1

Soleh Soemirat. Drs. M.S dan Elvinaro Ardianto, Drs. M.Si. Dasar-dasar Public Relations. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2002. hal 89

2

(16)

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi karyawan terhadap peranan serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian Personalia Solo Grand Mall sebagai Internal Public Relations.

D. Kerangka Konsep

1. Persepsi

Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh seorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Persepsi adalah penilaian dan merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seseorang. Karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda-beda.

Persepsi seseorang dipengaruhi oleh harapan, pengalaman dan motivasi dari orang yang bersangkutan, dengan banyak dipengaruhi kognisi, kesadaran ingatan, proses informasi dan bahasa.

(17)

Persepsi mencakup kognisi (pengetahuan). Jadi persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda, dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Persepsi dalam arti sempit didefinisikan sebagai penglihatan, sedangkan dalam arti luas didefinisikan sebagai pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Beberapa psikolog melihat atensi sebagai jenis alat saring yang akan menyaring semua informasi pada titik-titik yang berbeda pada proses persepsi. Sebaliknya psikolog lain yakin bahwa manusia mampu memusatkan atensinya terhadap apa yang mereka kehendaki untuk dipersepsikan, dengan cara secara aktif melibatkan diri mereka dengan pengalaman-pengalaman tanpa menutup rangsang lain yang saling bersaing.

(18)

ingatan, proses informasi, bahasa serta pengujian hipotesa yang merupakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi.

Persepsi merupakan aktifitas menilai sehingga bersifat evaluatif dan subyektif. Evaluatif berkaitan dengan nilai baik-buruk atau positif-negatif. Subyektif berarti adanya perbedaan kapasitas indera dan perbedaan filter konseptual dari masing-masing individu dalam melakukan persepsi. Sehingga pengolahan stimuli dalam diri komunikan tadi akan membuahkan makna eksklusif, yang berbeda anatara yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini akan dipaparkan persepsi karyawan terhadap peranan bagian Personalia yang sekaligus berfungsi sebagai Internal Public Relations.

2. Bagian Personalia

Personalia adalah berhubungan dengan orang-orang kepegawaian, keanggotaan.3

Personalia adalah bagian dari fungsi perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajer untuk melaksanakan manajemen personalia, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.

Jadi personalia atau personel sering juga disebut dengan istilah kepegawaian. Istilah personalia, personnel atau kepegawaian, mengandung

3

(19)

arti keseluruhan orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi tertentu4. Istilah personalia atau personnel atau kepegawaian sama maknanya dengan Humas Resources Development (HRD). Tanggung jawab dan lingkup tugasnya pun tidak jauh beda. Secara struktural kedudukannya adalah sebagai pimpinan department atau bagian tersendiri yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada General Manager atau pemimpin perusahaan.

Adapun yang dimaksud dengan personalia di sini adalah dalam arti tenaga kerja yaitu seperti halnya buruh, karyawan dan pegawai. Hanya saja pengertian umum di masyarakat, buruh atau karyawan adalah tenaga kerja dalam perusahaan swasta, sedang pegawai yang dimaksud adalah tenaga kerja yang bekerja pada pemerintah atau sering disebut juga sebagai pegawai negeri. Dan antara buruh dengan karyawan dalam pengertian masyarakat umum pun sering dibedakan, sebab buruh adalah tenaga kerja yang lebih banyak memberikan tenaga fisik daripada karyawan.5

Tanggung jawab utama tentang masalah-masalah personalia sudah barang tentu berada pada tangan pucuk pimpinan. Namun fungsi personalia tidak di kerjakan sendiri oleh pucuk pimpinan, melainkan didelegasikan kepada masing-masing pemimpin atau manager yang menjadi bawahannya.

(20)

Fungsi personalia terutama memperhatikan pengembangan tenaga kerja yang bermotivasi tinggi dan yang berfungsi secara lancar. Fungsi ini sebenarnya merupakan tanggung jawab tiap manajer. Namun bagian personalia memainkan peranan khusus. Kenyataan bahwa personalia merupakan tanggung jawab satu bagian khusus maupun seluruh organisasi membuat hubungan tingkat antara bagian personalia atau bagian lainnya menjadi sulit.6

Tujuan fungsi personalia adalah realisasi tujuan perusahaan dan kepuasan pada di pekerja (karyawan) harus dapat direalisasikan dan menjadi tanggung jawab dari pucuk pimpinan. Melaksanakan fungsi personalia berarti memimpin serikat-serikat pekerja, yaitu mewakili pegawai perusahaan untuk mengadakan perjanjian perburuhan dengan pemimpin perusahaan serta turut memperhatikan keadaan sekitar pekerjaan pegawai. Serta mewakili buruh untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara majikan atau pemimpin dengan para pegawai.

Tugas personalia sendiri adalah bertanggung jawab untuk perencanaan, pengembangan, penerapan, pengamatan dan pengawasan seluruh operasional sumber daya manusia serta menjalin hubungan antara objektivitas, bisnis, dan manajemen fungsi sumber daya manusia. Dan yang paling utama adalah menjaga iklim kerja yang baik.

6

(21)

Seorang manajer personalia memerlukan pengetahuan yang luas dari berbagai bidang/ilmu seperti psikologi, sosiologi, filsafat, ekonomi, dan manajemen. Pengetahuan tentang berbagai bidang ini akan sangat membantu sebab karyawan sebagai manusia mempunyai sikap, pandangan, cara berpikir, adat istiadat dan lain-lain, yang berbeda antara satu dengan lainnya. Bahkan untuk kelompok yang berasal dari daerah yang sama akan berbeda satu dengan lainnya7.

Jadi Bagian Personalia SGM yaitu bagian manajemen dan perusahaan yang bertanggung jawab mengelola dan menangani masalah kepegawaian atau kekaryawan, mulai dari rekrutmen, pembinaan (training), pemutusan hubungan kerja, manajemen hubungan (pemberi award, penyampaian keluhan, kedisiplinan, penilaian) dan kesejahteraan karyawan. Bagian personalia ini dipimpin oleh seorang Manager Personalia yang mempunyai tanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.

3. Karyawan

Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural8. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 1980. hal. 1

8

(22)

hanya tamatan sekolah menegah atau di bawahnya, namun ada juga yang sempat mengenyam pendidikan di akademi atau perguruan tinggi.

Di dalam suatu perusahaan, karyawan merupakan ujung tombak bagi perusahaan karena baik buruknya citra perusahaan bisa tergantung dari karyawan. Hal ini juga karena karyawan adalah orang yang paling banyak jumlahnya di perusahaan. Namun demikian karyawan juga merupakan sekelompok orang yang perlu mendapatkan perhatian karena mereka adalah orang yang secara struktural dan umumnya karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka mudah untuk diprovokasi. Itulah sebabnya perlu adanya penanganan khusus terhadap karyawan melalui komunikasi secara berkesinambungan sehingga tercipta iklim kerja yang menguntungkan bagi karyawan dan perusahaaan. Selain itu karyawan adalah personil perusahaan yang paling sering berhubungan dengan konsumen atau pelanggan, sehingga penanganan karyawan yang baik tentunya akan lebih menguntungkan bagi perusahaan.

(23)

4. Internal Public Relations

PR menurut institute of Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Analasisnya yaitu upaya yang terencana dan berkesinambungan, ini berarti., PR adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya ini berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi, PR sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. Dan tujuan utamanya adalah menciptakan, memelihara dan saling pengertian maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’, maka itu berarti organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum dipakai adalah ‘khalayak’ atau publik)9.

Public Relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi. Kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya. Karena ciri hakiki dari komunikasi PR adalah two ways communications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan

9

(24)

dalam kegiatan PR, sehingga tercipta umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR.

Hal yang penting dilakukan oleh seorang PR adalah mampu menjalankan fungsi internal PR melalui komunikasi yang efektif antara pihak manajemen dan karyawan atau sebaliknya sehingga tercipta iklim dan kepercayaan. Komunikasi yang efektif tersebut bukan merupakan suatu perintah atasan dan bawahan tetapi merupakan pembicaraan antar manusia yang merupakan perwujudan saling pengertian yang menjadi prinsip PR10.

PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan yang baik) publiknya serta memperoleh opini yang menguntungkan (alat untuk mencipta kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik)11.

Melalui opini yang baik tersebut diharapkan nantinya dapat membangun citra atau image perusahaan yang positif dan menguntungkan dari segenap komponen perusahaan kepada pihak luar, itulah fungsi utama PR.

Pada prinsipnya bahwa tujuan PR ialah mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favourable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik.

10

Rhenaldi Kasali. op.cit. hal 6 11

(25)

Artinya bahwa tujuan dari PR adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga/jawatan/ organisasi, dan lain-lain di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan jalan komunikasi yang baik dan puas secara timbal balik12.

Internal PR berasal dari kata “public” yang berarti orang banyak, “relasi” artinya hubungan dengan orang lain, berangkaian yang satu dengan yang lain, dan “intern” artinya bersifat ke dalam, maksudnya ke dalam perusahaan terkait dengan elemen-elemen kerja. Fungsi hubungan intern tersebut pada dasarnya merupakan komunikasi internal antar pegawai yang bersifat fungsional dan timbal balik dengan tujuannya yaitu mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manajemen dan mengusahakan manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan para karyawan.

Internal merupakan salah satu fungsi kunci kesuksesan bagi sebuah perusahaan yang membuat perusahaan lebih terbuka dan menutup kepada para karyawan yang mempunyai kegairahan kerja.

Peranan PR dalam melaksanakan employee relations itu bermaksud:

a. Memupuk iklim harmonisasi lingkungan tempat karyawan bekerja diantara satu sama lain, mempertebal rasa percaya diri masing-masing karyawan dengan instansi atau lembaga perusahaannya menjadi satu corps yang bulat.

12

(26)

b. Membina selalu untuk mengembangkan semangat kerja.

c. Menonjolkan selalu aspek kemanusiaan yang merupakan faktor terpenting bagi lancarnya proses manajemen.

d. Memupuk perasaan kejiwaan yang dapat menyatukan setiap karyawan dengan pekerja mereka sebagai sumber suatu pencaharian13.

Dalam menjalankan perananannya sebagai internal PR maka perlu diketahui apa saja yang menjadi ruang lingkup pekerjaan Corporat Public Relations (CPR) antara lain:

a. Hubungan dengan karyawan menyangkut: moral kerja, citra karyawan, budaya perusahaan, filosofi perusahaan, media internal, dukungan karyawan atas produk-produk perusahaan dan kegiatan-kegiatan karyawan.

b. Hubungan karyawan yang baik diusahakan melalui bantuan organisasi-organisasi pendidikan, kebudayaan, ilmiah, dan kesejahteraan, yang melayani para karyawan serta bantuan rumah sakit, program kesehatan masyarakat dan penelitian medis meningkatkan kesegaran fisik karyawan dan keluarganya sehingga pada gilirannya menghasilkan produksi yang meningkat, menaikkan tingkat moral, dan mengurangi pergantian dan perpecahan karyawan.14

13

Bambang Siswanto, Drs. Public Relations-Hubungan Masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 1983. hal 25

14

(27)

c. PR dalam mengembangkan budaya perusahaan perlu memahami nilai dasar, asumsi, sikap, dan perasaan semua orang di dalam perusahaan dengan memanfaatkan symbol, bahasa, ritus, dan seremoni, serta kisah. Seperti pemberian award kepada karyawan mempunyai arti yang berbeda yaitu untuk menciptakan iklim kompetisi sesama karyawan sehubungan dengan persaingan yang ketat dalam industry dan dalam arti lain adalah agar karyawan betah bekerja15.

d. Dalam komunikasi karyawan yang baik, digunakan teknik yang terbukti efektif dalam pemasaran produk dan jasa. Program komunikasi karyawan berusaha untuk “menjual” perusahaan kepada karyawan untuk menjadikannya pelanggan perusahaan.

e. Partisipasi karyawan dalam masalah kemasyarakatan merupakan petunjuk penting mengenai hubungan program hubungan komunitas. Hubungan komunitas perusahaan pada dasarnya merupakan tanggung jawab setiap karyawan dalam hubungan dengan anggota keluarga, tetangga, anggota kelompok temannya, pedagang, dan lain-lain16. f. Hubungan lain yang juga harus diperhatikan oleh Internal PR yaitu

dengan keluarga karyawan. Dengan menimbulkan pemahaman para anggota keluarganya tentang keadaan pekerjaan anggota keluarganya sehingga mereka dapat menyesuaikan perilakunya. Selain itu Internal

15

Renaldi Kasali. op.cit. hal 111 16

(28)

PR juga perlu mendapatkan kepercayaan dari anggota keluarganya atas produk-produk yang dihasilkan perusahaan17.

Memang sudah menjadi kebiasaan, terutama di dalam perusahaan atau instansi terdapat suatu jurang pemisah antara pimpinan dengan karyawannya. Oleh karena itu kegiatan PR dibutuhkan untuk mencegah adanya ketegangan dan bentrokan antara pimpinan dengan para karyawan atau staf. Adapun kegiatan PR tersebut dapat dikemas menjadi beberapa bentuk atau model, antara lain:

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan antarpesona merupakan metode yang paling efektif. Komunikasi lisan ini dapat dilakukan dengan metode kelompok, seperti:

1) Sistem pidato, bersifat otoritatif dan impresif. Sistem ini digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara cepat dan tepat, tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya.

2) Sistem informasi melalui telepon, untuk memberikan informasi kepada karyawan melalui pelayanan informasi melalui telepon. 3) Rapat manajemen dan karyawan, dapat memberikan kesempatan

pimpinan untuk berbicara langsung kepada karyawan tentang kebijaksanaan, produk, metode, dan masalah internal baru. Program tersebut meliputi: diskusi panel, konferensi meja bundar, dan film.

17

(29)

4) Program televise Internal, digunakan untuk melakukan komunikasi denga para karyawan dengan melihat dan mendengarkan pimpinan perusahaan menyampaikan berita perusahaan dan pesan institusional yang penting baik secara langsung atau direkam. 5) Gelanggang terbuka untuk karyawan dan keluarganya, memberikan

kesempatan untuk berkomunikasi dengan karyawan dan keluarganya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan perusahaan.

6) Kunjungan pelaksana utama ke berbagai bagian, dilakukan oleh direktur utama dan pelaksana manajemen senior ke kantor dan pabrik untuk mengadakan pembicaraan informal dengan sekelompok kecil karyawan sehingga tercipta komunikasi dua arah yang baik.

b. Komunikasi Cetak dan Grafik

Media cetak dan grafik digunakan untuk melengkapi komunikasi lisan. Media ini tidak terlalu mahal dan dapat menyampaikan informasi kepada orang banyak dalam waktu yang singkat serta dapat memaparkan kisah yang tersusun secara lebik baik dan lengkap.

(30)

2) Majalah karyawan, menyajikan komunikasi dua arah, memberikan informasi tentang masalah perusahaan serta memberikan kesempatan untuk menyatakan pendapat dalam majalah tersebut. 3) Papan pengumuman, media ini paling murah dan efektif. Namun

penempatan harus strategis dan diawasi secara layak agar menarik perhatian karyawan.

4) Pameran produk, menunjukkan kepada khalayak luas tentang peranan karyawan dalam menghasilkan produk tersebut.

5) Laporan keuangan sementara dan tahunan, untuk memberikan informasi tentang keuangan dan memperbaiki kesalahpahaman tentang penghasilan dengan penggunaan bahasa yang sederhana serta ilustrasi yang mudah dipahami. Selain itu memaparkan jumlah karyawan, daftar gaji, pendapatan pemegang saham, netto per dolar, serta informasi keuangan lainnya.

6) Iklan surat kabar perusahaan, iklan yang dipasang di surat kabar perusahaan tentang kegiatan perusahaan yang ditujukan kepada karyawan dan keluarganya. Iklan tersebut relatif murah dan fleksibel.

7) Buku penuntun dan pedoman karyawan, untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan, prosedur, jam kerja, gaji, keuntungan, serta ketentuan dan peraturan.

(31)

9) Kaset, film,dan slaid, untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang sejarah perusahaan, organisasi, produk dan ketentuan karyawan, laporan keuangan perusahaan, penjualan, pendapatan, ekspansi perusahaan dan program pendidikan karyawan.

10) Rak baca, diisi dengan buku mini tentang berbagai hal yang menarik perhatian karyawan dan ditempatkan di tempat yang mudah dicapai18.

Hal yang sama juga tampak bahwa media dan teknik Internal PR kepada karyawan dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain melalui: a. Jurnal Internal

Sering disebut juga sebagai surat kabar perusahaan yang semata-mata bersifat internal (untuk para staf dan karyawan) dan yang sampai batas tertentu yang bersifat eksternal (diarahkan kepada pihak luar tertentu). Adapun variasi Jurnal Internal bias berwujud majalah (dengan ukuran A4), Koran/tabloid, nemwsletter (ukuran A4 dan berisi 2 sampai 8 halaman), majalah dinding. Publik Jurnal Internal hanya kepada para anggota atau khalayak pendukung, seperti: institute professional, universitas, komunitas profesi tertentu, serikat buruh dan yayasan amal. b. Papan Pengumuman

Papan pengumuman standar dapat ditempatkan pada berbagai likasi yang ramai atau yang sering disinggahi agar segenap pegawai

18

(32)

dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula.

c. Kaset Video dan CCTV

Layar televisi merupakan media penyampaian pesan yang efektif karena media modern mampu menghadirkan komunikasi tatap muka secara artificial sehingga berpotensi besar untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik.

d. Stasiun Radio

Melalui siaran radio yang dibuat sendiri oleh perusahaan mampu membuat suasana kerja lebih nyaman dan menyenangkan. Acara atau program radio berisi berita-berita internal perusahaan, laporan dan komentar terhadap suatu peristiwa yang diminati oleh karyawan, permintaan lagu serta penyampaian pesan dan sebagainya.

e. Jasa Penyampaian Berita dan Ide Lewat Telepon

Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang masalah perusahaan atau dapat juga dipergunakan sebagai ajang untuk menyampaikan gagasan baru tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan perusahaan dan karyawan dapat disampaikan melalui telepon. f. Kotak Saran

(33)

g. Rangsangan Berbicara

Cara ini melalui pembuatan semacam formulir aduan dari para karyawan kepada pimpinan melalui kotak pos khusus yang menjamin akan sampainya formulir kepada pimpinan. Metode ini diharapkan akan memperoleh umpan balik dari para karyawan.

h. Public Address Broadcastatau Siaran Umum

Sistem ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan raksasa untuk menyebarkan atau menyampaikan informasi atau pesan penting kepada karyawan dengan memanfaatkan pengeras suara. Cara penyampaian ini demikian fleksibel, cepat, dan tepat.

i. Obrolan Langsung

Pembicaran tatap muka secara pribadi dan langsung merupakan cara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka dari pihak manajemen kepada karyawan. Kelebihan cara ini adalah karyawan dapat menyampaikan komentar, pendapat, kritik, dan saran secara langsung. j. Dewan dan Komite Pekerja

(34)

k. Presentasi Video atau Slide

Media ini dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan utama, mulai dari mendidik karyawan baru, menjelaskan standar keamanan kerja, menguraikan kemajuan perusahaan, memaparkan laporan keuangan, penjualan, pendapatan, perluasan perusahaan, pembukuan tahunan, mengadakan rekrutmen, mendemonstrasikan penggunaan produk, sampai memberikan informasi tentang alasan dan potensi pembukuan cabang baru perusahaan. Melalui kaset video itu dapat dijelaskan prospek ekonomis perusahaan sehingga menarik minat para pegawai untuk membeli sahamnya.

l. Literatur Pengenalan

Literatur berisi berbagai macam naskah, materi, booklet tentang masalah perusahaan, politik, ekonomi dan sosial, kesehatan, keamanan, hobi, masakan, olah raga dan sebagainya sampai cara kerja dan fungsi operasi yang dijalankan perusahaan, struktur organisasi dan aneka hal penting yang harus diketahui oleh karyawan.

m. Konferensi Staf dan Pertemuan Dinas

(35)

n. Kunjungan oleh Pihak Manajemen

Kunjungan tersebut memberikan kesempatan kearah terselenggaranya komunikasi dua arah yang baik serta bisa menjembatani jauhnya jarak fisik antara karyawan dengan atasan.

o. Kunjungan Staf

Pihak manajemen harus mengupayakan agar para staf tidak terisolasi melalui program ini sehingga memberi kesempatan untuk menengok rekan-rekannya di unit-unit lain. Selain itu untuk memupuk keakraban dan rasa kekeluargaan.

p. Acara Kekeluargaan

Kegiatan ini besar manfaatnya untuk merekatkan hubungan yang baik antara pihak manajemen dengan segenap karyawan baik itu melalui pesta makan malam, ulang tahun perusahaan dan sebagainya.

q. Pameran dan Peragaan

(36)

r. Klub-klub Sosial

Perusahaan biasanya mempunyai klub-klub sosial yang gunanya untuk mempererat hubungan pihak manajemen dengan para pegawai juga termasuk mensponsori aneka kegiatan sosial19.

Hubungan dengan karyawan merupakan hubungan dengan semua karyawan tanpa kecuali dan tidak membedakan karyawan dengan sebutan blue-collar atau white-collar. Karena dengan senantiasa menggalang hubungan tersebut maka akan tercipta goodwill, kerja sama, dan kepercayaan dari karyawan dapat dibina dan dipelihara.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa tugas Internal PR sebaiknya beroirentasi pada 6 (enam) hal, yaitu:

1) Internal PR harus mampu menciptakan hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara sesama karyawan baik secara vertikal maupun horizontal.

2) Internal PR harus mampu memberikan spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi.

3) Internal PR harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama diantara sesama karyawan.

4) Internal PR harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan kegairahan kerja diantara sesama karyawan.

19

(37)

5) Internal PR harus dapat membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada pegawai-pegawai atau bawahan seluruhnya dalam perusahaan.

6) Internal PR harus mampu mengatur kerjasama antara berbagai pegawai dan berbagai macam pekerjaan.

Intinya bahwa Internal PR yang baik adalah yang memperlakukan tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat, pendidikan, dan lain-lain. Tapi harus bertindak adil, bijaksana, tidak memihak satu golongan. Setiap anggota, mulai dari pimpinan sampai dengan pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan badan tersebut20.

Salah satu usaha Internal PR yang dilakukan perusahaan bagi karyawan adalah melalui komunikasi dengan jelas dan tepat. Karena dengan berkomunikasi-lah karyawan dapat mengetahui dan mengenal atasan mereka, bak peribahasa yang mengatakan kalu tak kenal maka tak sayang. Demikian pula karyawan, kalau atasan tidak mengenal karyawan bagaimana perusahaan dapat memenuhi kesejahteraan karyawan. Dan melalui komunikasi-lah akan timbul suatu reaksi dan aksi. Jika karyawan mengeluh atau mengutarakan pendapat mereka janganlah dianggap sebagai suatu tuntutan melainkan ditanggapi sebagai suatu saran atau masukan dan akan dipertimbangkan. Sehingga komunikasi yang

20

(38)

demikian akan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak karena salah satu tidak merasa dirugikan.

Berkaitan dengan usaha Internal PR. Personalia-pun harus cakap di dalam memanfaatkan alur komunikasi untuk memperkenalkan, menanamkan, mengembangkan dan memelihara keharmonisan hubungan antara semua bagian yang menjadi penggerak perusahaan agar dapat tumbuh semangat kerja. Karena keharmonisan hubungan merupakan senjata yang ampuh untuk menciptakan suatu kekompakan antara karyawan sehingga pada akhirnya akan menumbuhkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut perusahaan dan kepuasan diantara kedua belah pihak dapat tercapai dan terpelihara dengan baik.

Efektivitas kegiatan Personalia merupakan suatu ukuran terhadap keberhasilan dalam menjalankan Internal PR. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Personalia SGM diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melaksanakan Internal PR.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi21.

21

(39)

Penelitian yang menggunakan metode deskriptif tidak mencari alasan mengenai suatu hal namun hanya memberikan gambaran atas apa yang terjadi atau bagaimana sesuatu hal berproses, atau seperti apa situasi seseorang atau suatu event itu terlihat22.

Penelitian deskriptif relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengujian hipotesis tertentu. Bukan merupakan penelitian eksploratoris, yang tekanan utamanya adalah menemukan ide (gagasan) atau pandangan baru tentang suatu gejala tertentu secara mendalam, yang selanjutnya merumuskan masalah penelitian dan hipotesis tersebut dapat diuji ke penelitian tahap berikutnya. Juga berbeda dengan penelitian eksplanatoris yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesia dengan melakukan eksperimen atau penelitian eksplanatoris sering dikenal dengan penelitian eksperimen. Dalam penelitian deskriptif, untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu.

Hasil penelitian deskriptif ditekankan untuk memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteleti23. Sehingga data yang diperoleh berupa data deskriptif yang berupa infomasi yaitu kata-kata, gambar bukan berupa angka-angka.

22

Keith Punch. Introductions to Social Research Quantitative and Qualitatif Approaches. Sage Publication.ltd.London. 1999. hal 15

23

(40)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SGM (Sola Grand Mall) yang beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi 273 Solo. SGM merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Kotamadya Surakarta.

3. Metode Pengambilan Sampel

Penarikan sample dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dimana yang menjadi anggota sample adalah unit-unit tertentu atau khusus yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

Cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Penelitian mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Karena pengambilan cuplikan didasarkan atas berbagai pertimbangan tertentu, maka pengertiannya sejajar dengan jenis teknik pengambilan cuplikan yang dikenal sebagai purposive sampling, dengan kencenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap24.

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan purposive sampling yang maksudnya adalah penulis memilih informan yang dianggap mengetahui masalah secara mendalam

24

(41)

Sampel dipilih secara purposive dengan selektif diharapkan sample adalah responden yang menguasai masalah yang sedang diteliti dalam penelitian ini secara pasti. Cuplikan informan berasal dari beberapa staf, antara lain:

a. HRD SUPERVISOR b. PROMOTION STAF c. TAX STAF

d. SPV. BUILDING SERVIS e. BUILDING SERVIS f. INTERNAL CONTROL g. DEPARTMENT LEGAL

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah: Wawancara atau interview

Data yang dikumpulkan dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dengan berpegang pada interview guide sebagai instrument utama.

5. Validitas data

(42)

Trianggulasi sumber bisa menggunakan satu jenis sumber data seperti misalnya informan, namun beberapa informan atau narasumber yang digunakan harus merupakan kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda, misalnya di dalam status atau posisi peranannya yang berkaitan dalam konteks tertentu25.

Triangulasi yang dimaksud adalah sebagai cross ceck agar penelitian tersebut dapat segera diketahui valid atau tidak.

Informan 1

Data Wawancara Informan 2

Informan 3 6. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematik dari semua data dan bahan yang telah terkumpul. Sehingga peneliti mengerti benar makna yang telah dikemukakannya, dan dapat menyajikan kepada orang lain secara jelas26.

Di dalam penelitian tersebut proses analisis yang digunakan tidak dilakukan setelah data terkumpul secara seluruhnya, tetapi dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti.

Dari situ peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai persepsi karyawan terhadap peranana personalia sebagai Internal PR SGM. Di

25

Sutopo, HB.op.cit hal 79-80 26

(43)
(44)

34 A. Deskripsi Lokasi

1. Konsep Solo Grand Mall

Solo Grand Mall yang dibangun di atas lahan seluas 12.080 m2 merupakan “pusat perdagangan” yang bernuansa MALL”, dimana bangunan komersial ini terdiri atas 7 lantai dengan total luasannya 63.000 m2.

Pengertian TRADE CENTER disini lebih merupakan PUSAT PERDAGANGAN dimana kami Management Solo Grand Mall menyediakan 529 ruang usaha untuk berbagai macam kegiatan bisnis. Sedangkan pengertian BERNUANSA MALL tidak lain adalah dimana kami melengkapi fasilitas bangunan layaknya sebuah Mall, standar bangunan dan nuansa bangunan yang kurang lebih sama dengan sebuah Mall, serta pengelolaan secara professional yang layaknya diterapkan pada bangunan Mall.

(45)

memakan banyak waktu dan lebih efisiensi biaya karena para pengunjung tidak perlu berpindah lokasi, Dengan kata lain segala kebutuhan tersedia di Solo Grand Mall.

a. Visi SGM

Menjadi pusat bisnis sekaligus hiburan keluarga terbaik di kota Surakarta dan sekitarnya yang mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah dan nasional,

b. Misi SGM

Memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan masyarakat dan daerah dengan tetap memperhatikan segi sosial, budaya, dan ekonomi melalui pelayanan jasa.

c. Moto SGM

“Completing your life” d. Slogan SGM

“Ayo ke Mall………!!! Solo Grand Mal

2. Prospek Solo Grand Mall d Surakarta

(46)

Selain itu posisi kota Surakarta sebagai kota perdagangan, kota kebudayaan Jawa dan kota pariwisata membuat kota ini mempunyai prospek yang baik untuk menanamkan investas Secara mikro kota Surakarta mengalami laju pertumbuhan perekonomian sebesar 4,15% dan jumlah angkatan kerja hampir 2 juta jiwa. Dengan kondisi demikian maka pembangunan Mall masih memberikan peluang yang baik.

Melihat fenomena di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan beberapa kecenderungan dan alasan mengapa orang datang ke kota Surakarta, antara lain:

a. Week ends/Holiday b Business/Corporate c. Meeting/Conference d. Studying/Training e. Tourism

f. Others:

Visiting relative/familyWedding invitationShopping/belanja

Kecenderungan ini tidak lain dikarenakan kota Surakarta memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Daya tarik tersebut antara lain

(47)

b. Jarak yang relatif dekat dengan Jogyakarta, Semarang dan Surabaya c. Pusat belanja pakalan tradisional (batik tutis)

d. Banyak makanan tradisional (nasi liwet, serabi, serundeng, dll) e. Banyak industri baik manufaktur maupun industri rumah tangga

Melihat kecenderungan di atas dan beberapa investor telah berusaha menyediakan kebutuhan masyarakat akan pusat perbelanjaan, antara lain:

• Pasar Klewer — Sebagai Pasar Tradisiona • Singosaren Plaza — Sebagai Pusat Perbelanjaan • Mega Land — Sebaga Pusat Perbelanjaan • Beteng Blok — Sebagai Pusat Perbelanjaan

• Luwes — Sebagal Toko Serba Ada (Toserba) • Sami Luwes — Sebagai Toko Serba Ada (Toserba) • ALFA Market — Sebagal Toko Gudang Rabat • GORO ASSALAM — Sebagal Grosir/Gudang Rabat

(48)

Exhibition Area yang luas sebagai lokasi pameran produk-produk industri, dan retail-retail kecil yang tertata rapi dimana pengusaha menengah dapat menjual produknya dan pengunjung dapat berbelanja dengan nyaman tanpa berdesak-desakan.

Sedangkan strategi ke depan Solo Grand Mall agar dapat tetap eksis di dunia bisnis ini telah menyiapkan 7 kunci sukses berinvestasi sehingga kami mem keyakinan bahwa berbisnis dengan kami memiliki prospek yang bagus.

Adapun kunci sukses tersebut adalah a. Lokasi Strategis

Lokasi merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam keberhasilan berusaha, karena mempengaruhi nilai ekonomis bagi para pelaku bisnis dan lokasi yang stategis mempermudah pencapaian dan segala penjuru arah.

Solo Grand Mall terletak di pusat kota yang menyajikan lingkungan komersial dan memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, tepatnya di JI. Slamet Riyadi 295 Solo sebagai jalur utama kota. Sebagal jalur utama kota JI. Slamet Riyadi merupakan jalur lalu lintas yang padat dan berpotensi mendatangkan profit bagi partner bisnis baik yang akan dan telah melakukan kerjasama dengan Solo Grand Mall.

(49)

perputaran uang. Daya dukung lingkungan tersebut ditimbulkan oleh adanya perkantoran, restaurant, hotel, bank, dan supermarket yang mendatangkan banyak relasi bisnis dan berbagai macam usaha.

SOLO GRAND MALL selain terletak di jalur utama kota Surakarta juga dikelilingi tiga jalur kota yang kompeten bagi para bussines leader yang terdiri atas JI. Sutowijaya, JI. Bhayangkara, dan JI. Dr. Rajiman.

b. Multi Akses

SOLO GRAND MALL dapat dicapai dan berbagai penjuru kota dalam jangka waktu yang relatif singkat, dan relatif dekat jaraknya dan pusat-pusat kedatangan antara lain 15 menit dan bandara Adi Sumarmo, 10 menit dari Stasiun Balapan, dan 10 menit dan Terminal Tirtonadi.

SOLO GRAND MALL juga memiliki dua pintu masuk utama, yaitu dan JI. Slamet Riyadi dan dan JI. Sutowijaya untuk memudahkan pengunjung memasuki area Mall.

c. Pangsa Pasar Luas

SOLO GRAND MALL memiliki pangsa pasar yang luas mencakup seluruh masyararakat kota Solo dan sekdarnya sehubungan dengan kondisi Solo Grand Mall sebagai Mall terbesar di Jawa Tengah dengan bidikan “masyarakat menengah” sebagai segmentasi pasar. d. One stop family entertainment & recreation

(50)

dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu maupun biaya. Dengan menerapkan konsep “lengkap dengan fasilitas” maka fasilitas yang disediakan antara lain supermarket, department store, book store, family entertainment, computer centre, HP center, food court, healthcare, gold and jewelry, perbankan, dan banyak lagi.

Dengan berdasar pada konsep one stop family entertainment & recreation ini, maka Solo Grand Mall menyediakan kemudahan bagi para pengunjung sehingga meningkatkan profitabilitas bagi para tenant yang telah bergabung dengan Solo Grand Mall

e. Fasilitas pendukung bangunan yang lengkap

Layaknya sebuah bangunan yang bernuansa Mall, Solo Grand Mall hadir dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang kurang ebih menyamai standar sebuah Mall.

SOLO GRAND MALL memberikan fasilitas pendukung sehingga meningkatkan kepuasan konsumen maupun pengunjung yang terdiri atas lift, escalator, travelator, tangga darurat, alarm, CCIV, fire detector, sprinkler, AC central, telephone, security, parkir yang luas, toilet, air bersih, listrik, dan musholla.

(51)

dan memberikan palayanan kepada para pengunjung dan para tenant yang telah bergabung dengan SOLO GRAND MALL. Alat-alat ini berfungsi untuk mendeteksi dan pencegahan dini atas terjadinya eksposure yang tidak dikehendaki.

AC Sentral memberikan kenyamanan bagi para konsumen dalam berbelanja. Telepon memberikan kemudahan bagi konsumen dalam berkomunikasi, toilet, air bersih, listrik, dan mushola meningkatkan pelayanan dan satisfaction value bagi para pengunjung khususnya para tenant yang telah bergabung dengan Solo Grand Mall.

PARKIR merupakan masalah yang seringkali kita jumpai disebagian besar pusat-pusat perbelanjaan, dimana kapasitas ruang parkirnya tidak memadal, Tentu saja hal ini sangatlah mengganggu kenyaman pengunjung maupun lalu-lintas di sekitarnya. Menyadari bahwa parkir merupakan salah satu penentu kenyamanan dan daya tarik sebuah bangunan komersial, maka Solo Grand Mall telah menyediakan areal parkir yang cukup luas, dimana mencakup kapasitas parkir kendaraan sebanyak 850-1000 lot (Roda empat parkir rapi/dorong) dan 1000 lot (Roda dua)

f. Kemudahan Proses Kepemilikan

(52)

Grand Mall maupun dengan melakukan KPK langsung di Bank BCA atau Bank NISP.

Selain kemudahan di atas, Solo Grand Mall menyediakan hadiah langsung tanpa diundi sebagai penghargaan atas kepercayaan yang diberikan para tenant terhadap Solo Grand Mall pada setiap transaksi baru maupun pelunasan dengan giro mundur maupun tunai.

g. Tim Manajemen Profesional

SOLO GRAND MALL dikelola oleh management yang berpengalaman dalam mengembangkan property, trade center, entertainment center, sport center, yaitu BANDUNG TRADE CENTER.

Solo Grand Mall ditangani secara profesional oleh tenaga muda yang berpengalaman, memiliki kompetensi yang handal, dan berpotensi tinggi.

3. Operasional Solo Grand Mall

Solo Grand Mall saat ini merupakan Mall terbesar dan terlengkap bagi kota Solo dan sekitarnya, mulai beroperasional sejak 4 Desember 2004. Dan 529 total unit ruang usaha, telah terjual sebanyak 90% ruang usaha dan total unit yang tersedia, dan tenant yang telah bergabung diantaranya sebagai berikut:

• Lantai Basement : Hypermart

(53)

Dept. Store, Roti Dika, Asia Bakery, Sampurna Foto, Sport Station, Kassaya Parfum, House of Rider, Solatia, Julia Jewelery, Love Jewelery, dan ATM Center (Bank Bukopin, Bank Man Din, BNI, NISP, Lippo Bank).

• Lantai 1 : Matahari Dept. Store, FILLA, My Salon, Metta Fashion, Riez Pizza, Sello Hill, Famous Shoes, Mie Momo, Toko Mas Semar, ATM BCA, Johnny Andrean Salon, Shop In, dll.

(54)

• Lantai 3 : TIMEZONE, Fantasy Kingdom, INTRO CAFÉ, FOOD COURT CENTER, HP CENTER, COMPUTER CENTER, dll.

• Mezzanine : Intro Cafe

• Lantai 4 : CINEMA 21, BILLIARD CENTER, MC Autocare

B. Job Description Bagian Personalia

Bertugas menjalankan segala kegiatan managemen dan administrasi kepegawaian juga pengembangan karyawan, seperti kesejahteraan karyawan, cuti karyawan, penerimaan/pemberhentian pegawai dan masalah job training. Dan selain itu tugas Personalia yang dipimpin Personnal Manager, antara lain:

a. Merencanakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ada.

b. Menempatkan tenaga kerja dengan tepat istilahnya the right man in the right palace.

c. Merencanakan biaya tenaga kerja

d. Penyediaan tenaga kerja (Recruitment) dengan:

1) Menentukan kelengkapan dan persyaratan umum/khusus calon karyawan.

(55)

3) Pemanggilan tenaga kerja 4) Pemilihan tenaga kerja 5) Menempatkan tenaga kerja 6) Penilaian masa percobaan

e. Membuat perjanjian kerja dalam waktu tertentu

f. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi g. Membuat rekomendasi perubahan status/jabatan

h. Membuat sensus karyawan yang up date i. Membuat catatan data karyawan

j. Mengadakan pelatihan kepada karyawan k. Mengadakan pengembangan karier karyawan

C. Kedudukan Personalia Solo Grand Mall

Keberadaan Human Resources Development (Personalia) Solo Grand Mall dalam struktur organisasi dibawah General Manager. Namun di dalam pelaksanaannya Personalia membawahi semua karyawan di dalam perusahaan. Karena Personalia mempunyai tugas dalam menjalankan semua manajemen, administrasi dan pengembangan karyawan. Adapun fungsi Personalia adalah: 1. Sebagai penasihat (Adviser)

(56)

2. Sebagai pelayan (Serviced)

Yaitu mampu memberikan apapun yang diminta kalangan atas, kolega, kalangan bawah dan semua karyawan apa yang menjadi haknya tentang ketenagakerjaan, seperti gaji, makan untuk lembur, cuti.

3. Sebagai pengontrol (Controller)

Yaitu harus mampu memberi koreksi kepada kalangan atas, kolega, kalangan bawah dan semua karyawan yang menyangkut tentang penyimpangan dari ketentuan, peraturan ketenagakerjaan.

4. Sebagai peneliti (research)

(57)

47 A. Penyajian Data

Personalia Solo Grand Mall mempunyai tugas pokok mempersiapkan

dan melaksanakan kebijakan kepegawaian yaitu melayani seluruh karyawan

untuk meningkatkan kegairahan kerja dan meningkatkan semangat kerja bagi

setiap karyawan serta untuk mewujudkan situasi yang nyaman, aman dan

tertib. Adapun tugas dan tanggung jawab Personalia Solo Grand Mall adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan Jumlah Tenaga Kerja (Manpower Planning) dengan uraian

pekerjaan sebagai berikut:

a. Personnel Manager membuat perencanaan tenaga kerja/manpower

planning dengan mengadakan persetujuan bersama dari masing-masing

Department Head dan General Manager.

b. Manpower Planning dievaluasi setiap tahun bersama pembuatan

Budget Tahunan tentang biaya karyawan dan setiap perubahan harus

disetujui General Manager.

2. Penyediaan Tenaga Kerja (Recruitment) dengan urutan pekerjaan sebagai

berikut:

a. Recruitment sepenuhnya tanggung jawab Personnel Manager.

b. Department Head bersangkutan mengajukan permohonan “Permintaan

(58)

c. Sumber-sumber calon tenaga kerja melalui iklan, bursa tenaga kerja,

papan pengumuman/rekomendasi karyawan, lamaran yang masuk.

d. Kelengkapan dan persyaratan calon karyawan, antara lain: surat

lamaran kerja yang ditulis tangan dan ditandatangani daftar riwayat

hidup, Photo copy Kartu Tanda Penduduk, Ijazah, surat keterangan

kerja, surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian, serta persyaratan

lain dapat disesuaikan kebutuhan perusahaan.

e. Pemilihan tenaga kerja (Selecting Process) melalui tahapan sebagai

berikut yaitu: test seleksi oleh Personnel Manager baik interview

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penampilan, riwayat

hidup/latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, pyschology

tingkat laku, kebenaran pengalaman kerja, kreatif/inisiatif dan lain-lain

ataupun test kesehatan, tentang darah, air kencing, dan lain-lain. Jika

sudah dinyatakan lulus seleksi Personal Manager, maka pelamar wajib

melaksanakan seleksi oleh Department Head bersangkutan yang

meliputi: interview/questionaire terhadap hal yang bersifat teknis

pekerjaan pengetahuan khusus pekerjaan, kemampuan menyelesaikan

pekerjaan, kemampuan berbahasa, pengetahuan-pengetahuan produk

dan sejenisnya. Serta seleksi terakhir yang dilakukan oleh General

Manager yaitu interview/questionaire test tentang “Management

(59)

3. Proses Masa Percobaan (Probation Period Process) dengan uraian

pekerjaan sebagai berikut:

a. Setelah calon tenaga kerja dinyatakan lulus, maka Personel Manager

membuat keputusan masa percobaan selama tiga hari diberi

kesempatan untuk pengenalan diri (adaptasi) terhadap lingkungan,

peraturan-peraturan perusahaan, tata kerja, hak dan kewajiban.

b. Kemudian calon karyawan tersebut diserahkan kepada Department

Head dan dengan pengawasan, pembinaan, pengarahan dan hal-hal

yang berkaitan dengan karyawan dialihkan tanggung jawabnya kepada

Department Head untuk selama tiga bulan.

c. Selama tuga bulan Department Head bertanggung jawab melakukan

evaluasi tentang calon karyawan dalam masa percobaan dan membuat

keputusan serta pernyataan lulus atau tidak lulus ke Personel Manager.

4. Perjanjian kerja dalam waktu tertentu (Working Contract) bahwa setelah

lulus masa percobaan selama tiga bulan maka dibuatkan “Perjanjian Kerja”

Personel Manager yang bentuknya dapat dirubah, ditambah serta

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan bersangkutan. Di dalam

perjanjian kerja tersebut tidak berisi hal-hal yang bertentangan dengan

perundangan yang ada, ketertiban umum dan kesusilaan, tidak unsur

paksaan. Dan dalam perjanjian kerja dinyatakan syah berlaku jika

karyawan dan General Manager telah menyatukan tanda tangan

(60)

5. Pemberian teguran lisan dan tertulis (Warning) dengan uraian pekerjaan

sebagai berikut:

a. Tujuannya yaitu melakukan control pelaksanaan kerja setiap karyawan

serta hasil kerja yang telah dicapai dan mengembalikan ke dalam

prosedur kerja yang telah ditetapkan.

b. Setiap terjadi penyimpangan-penyimpangan (peraturan perusahaan

yang ada policy and procedure perusahaan, perjanjian-perjanjian, job

description, keputusan/ketetapan, peraturan pemerintah dan

perundangan yang ada serta hal lain yang pada dasarnya adalah

ketentuan yang mengatur hubungan kerja yang dilakukan oleh

karyawan Department Head wajib melakukan teguran langsung untuk

pembinaan.

c. Jika usaha melalui teguran lisan ternyata tidak berhasil maka

Department Head membuat teguran tertulis kepada karyawan

bersangkutan.

6. Pemberian Monitor Surat Peringatan dengan uraian pekerjaan sebagai

berikut:

a. Tujuannya yaitu mengembalikan ke dalam prosedur kerja yang telah

ditetapkan terhadap pelanggaran karyawan, melengkapi data tertulis

atas usaha-usaha pembinaan yang telah dilakukan, memberikan bukti

secara hukum dalam mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja

(61)

b. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan maka Department

Head mengambil sikap pembinaan pemberian Monitor Surat

Peringatan oleh Department Head karyawan bersangkutan serta

Personnel Manager.

c. Diusahakan bahwa setiap pemberian Monitor Surat Peringatan kepada

karyawan bersangkutan pernah dilakukan teguran (warning) lisan/

tertulis sebelumnya.

d. Terhadap pelanggaran berat yang diancam pemutusan hubungan kerja

setelah mendapat Monitor Surat Peringatan persoalannya diserahkan

kepada Personnel Manager.

7. Memberikan arahan kepada bawahan atau karyawan secara langsung

dalam menyelesaikan masalah yang timbul. Caranya dengan memberikan

solusi atau jalan keluar yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

8. Melaksanakan tugas/perintah dari atasan, yaitu semua interaksi dari

General Manager baik secara langsung atau tidak langsung.

9. Menjaga iklim kerja yang baik, antara lain: mensosialisasikan policy dan

procedure perusahaan, memberikan hak dan kewajiban karyawan,

menghadiri acara dan semua kegiatan yang berhubungan dengan

(62)

Program-Program yang dilaksanakan oleh Personalia Solo Grand Mall sebagai

Internal PR, antara lain:

1. In House Training

Training yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memberi bekal

kepada calon karyawan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prosedur

dan kebijakan perusahaan, peraturan perusahaan, serta menanamkan

budaya-budaya yang dianut oleh perusahaan.

Training dan development memiliki fungsi yang menjaga kualitas sumber

daya manusia dalam organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan,

pendidikan dan pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan

dan keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal

maupun eksternal.27

2. Program Ritual, biasanya kegiatan ini lebih bersifat informal dan santai

yang diikuti oleh semua karyawan Solo Grand Mall. Kegiatan tersebut

melibatkan semua karyawan dengan semua pihak management, antara lain:

a. Pertemuan Morning breifing, yang diadakan setiap hari sebelum

beraktivitas kerja. Morning breifing adalah suatu pertemuan rutin yang

diadakan oleh Solo Grand Mall dan diikuti oleh seluruh karyawan

timbal balik antara pihak manajemen sebagai pimpinan dengan

karyawan karena Morning breifing merupakan forum tanya jawab

secara langsung (face to face) sehingga sangat dimungkinkan karyawan

dapat menanyakan segala sesuatu yang tidak/belum mereka ketahui.

27

(63)

Disamping itu karyawan juga berkesempatan menyampaikan semua

keluhan atau uneg-uneg yang secara langsung sehingga karyawan akan

dapat mendapat respon dari General Manager atau Personel Manager.

b. Acara olah raga yang diikuti oleh semua karyawan. Dalam forum ini

memperbolehkan semua karyawan untuk berolah raga, seperti

badminton, yang diadakan seminggu sekali yaitu setiap kamis malam.

c. Aktivitas kekaryawanan lainnya, seperti pihak yang diikuti oleh semua

karyawan baik staff ataupun karyawan biasa yang diadakan setiap satu

tahun sekali. Kerja bakti dengan tujuan agar karyawan Solo Grand

Mall mempunyai perasaan senasib sepenanggungan, ikut memiliki,

memelihara, serta saling tolong-menolong.

3. Penghargaan

Personalia berhak memberikan penilaian terhadap ketrampilan,

pengetahuan, produktifitas, penampilan serta moral karyawan. Diharapkan

melalui penelitian ini juga nantinya dapat diperoleh karyawan teladan dan

berhak menyandang gelar Man of The Year dan Best Performance.

4. Pendidikan dan Pelatihan

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan semangat kerja serta

membentuk perilaku karyawan untuk senantiasa memiliki rasa disiplin,

loyal, trampil, profesional, dan tanggung jawab.

Sebagai sumber informasi dan komunikasi. Personalia selalu

memberikan informasi kepada karyawan mengenai perkembangan terbaru

Referensi

Dokumen terkait

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden ( manusia diajadikan subjek penelitian). 164) mengatakan bahwa teknik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman akar wangi dalam menurunkan kadar logam berat tembaga (Cu) dan mengetahui efektifitas penyerapan serta akumulasi logam

[r]

Soal yang baik bisa diketahui dengan cara melakukan analisis dari beberapa aspek diantaranya: (1) validitas; (2) reliabilitas; (3) kepraktisan, (4) analisis butir

Dengan adanya kombinasi perlakuan dapat memberikan hasil kadar karbon terikat yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kadar karbon terikat pada bungkil biji jarak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jenis pupuk organik dan jenis mulsa terbaik bagi pertumbuhan tanaman lidah buaya pada tanah Latosol Darmaga.. BAHAN DAN

Pada tabel 5, komponen parameter standar kinerja PBC yang memenuhi aspek ekonomi pada faktor efisiensi adalah kekasaran permukaan, lubang, retak dan bekas alur

INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA ( Tectona grandis ) DAN. DAUN JAMBU MONYET ( Annacardium occidentale