Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI Kepada Yth.
Bapak/Ibu selaku responden Di tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Nama : Lasna Khadijah Naibaho
NIM : 121000009
Akan mengadakan penellitian tentang “Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja pada petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
KAB. TAPANULI SELATAN TAHUN 2016
No. Responden : Tanggal Wawancara :
I. DATA UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama :
Umur : Tahun
Pendidikan :
Masa Kerja : Bulan Pengetahuan Tenaga Kerja
Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, bapak/ibu diminta memberikan jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda silang (X).
1. Menurut saudara, apakah pengertian alat pelindung diri (APD)…?
a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya dan penyakit akibat kerja
b. Alat yang dipakai untuk aksesoris dalam bekerja c. Alat yang dipakai untuk mempermudah pekerjaan
2. Darimana saudara tahu tentang alat pelindung diri (APD)…?\ a. Dari sesama petani
b. Dari pemilik kebun
3. Menurut saudara bagaimana alat pelindung diri (APD) yang baik..?
a. Alat pelindung diri yang aman, nyaman, melindungi pekerja saat bekerja dan selalu dipakai dalam melakukan pekerjaan
b. Alat pelindung diri yang bagus
c. Alat pelindung diri (APD) yang cantik dan menarik
4. Menurut saudara, mengapa saudara harus menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja..?
a. Supaya aman dalam melakukan pekerjaan, dan terhindar dari bahaya yang mungkin terjadi selama melakukan pekerjaan
b. Untuk melindungi diri pada saat kondisi dan cuaca tidak bagus c. Ikut-ikutan dengan teman yang memakai alat pelindung diri (APD) 5. Kapan alat pelindung diri (APD) harus dipakai..?
a. Selama melakukan pekerjaan b. Sesuai kondisi kerja
c. Kadang-kadang
6. Menurut saudara, faktor resiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat melakukan pekerjaan..?
a. Tertusuk patahan kayu, tertimpa buah kelapa sawit, terhirup pestisida saat pemupukan atau penyemprotan, terjatuh
b. Tertimpa buah kelapa sawit
c. Terkena cuaca buruk, seperti panas dan hujan
c. Supaya terlihat peduli terhadap keselamatan diri selama bekerja
8. Menurut saudara, hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Alat Pelindung Diri (APD)..?
a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi b. Terbuat dari material yang bagus c. Cocok bagi semua orang
9. menurut saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang tepat dalam bekerja..?
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan APD petani kelapa sawit
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru c. APD yang digunakan cocok dengan semua pekerjaan
10.Alat pelindung diri (APD) apakah yang wajib selalu dipakai pada saat bekerja..?
a. Topi, pakaian pelindung badan, sepatu boot, masker, sarung tangan. b. Topi, sepatu boot, pakaian pelindung badan
Sikap Tenaga Kerja
Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, bapak/ibu diminta memberikan jawaban pada pilihan yang dianggap benar, dengan memberikan tanda cheklist (√ ).
Penilaian dilakukan sebagai berikut: S : Setuju
TS : Tidak setuju
No Pernyataan S TS
1 Dalam melakukan pekerjaan, saya tidak harus memakai Alat Pelindung
2 Dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) dapat mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan saja 4 Kondisi Alat Pelindung Diri yang dipakai tidak
berpengaruh bagi pemakainya
5 Pekerja perlu mengetahui potensi bahaya apa saja yang dapat terjadi selama melakukan pekerjaan
6 Dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD) tidak harus sesuai dengan prosedur
7 Menggunakan Alat Pelindung Diri membuat saya nyaman dalam bekerja
8 Alat Pelindung Diri seperti masker tidak selalu digunakan saat melakukan penyemprotan
9
Alat Pelindung Diri hanya digunakan pada saat tertentu 10 Semua Alat pelindung Diri (APD) yang digunakan tidak
Jenis Pekerjaan Pakaian Ket pelindung
Sarung
Tangan Helm/topi
Sepatu
Boot Masker
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1.Pembibitan
2.Pemeliharaan Tanaman 3.Pemupukan
dan
Penyemprotan Hama
MASTER DATA
No Karakteristik
Umur Kat umur Pendidikan Masa kerja Kat masa kerja
1 45 2 1 5 1
2 51 2 3 15 2
3 18 1 1 0.3 1
4 23 1 2 1.5 1
5 45 2 2 10 1
6 45 2 2 5 1
7 23 1 1 2 1
8 26 1 1 6 1
9 29 1 3 14 2
10 17 1 2 0.3 1
11 24 1 2 6 1
12 46 2 1 12 2
13 32 1 2 0.4 1
14 35 1 2 2 1
15 28 1 1 0.4 1
16 21 1 2 3 1
17 48 2 4 9 1
18 40 1 1 5 1
19 39 1 1 5 1
20 43 2 3 8 1
21 44 2 3 11 2
22 44 2 1 12 2
23 47 2 2 7 1
24 37 1 1 8 1
3 3 2 2 2 1 3 1 1 2 20 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 26 3 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4 1 3 3 2 3 2 3 3 1 1 2 23 3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 15 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 26 3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 1 3 2 3 1 2 3 1 1 2 19 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 26 3 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 2 1 3 3 2 3 1 2 1 1 1 18 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 3 2 3 1 2 1 3 3 22 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 26 3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 1 3 3 2 1 1 2 1 1 1 16 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 1 3 3 2 3 1 2 1 1 2 19 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 14 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 21 3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 24 3 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 26 3 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 23 3 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 1 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 26 3 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2 3 3 3 3 1 3 3 1 1 2 23 3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 23 3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 24 3 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6 2
No.
Penggunaan APD (dependen)
Pembibitan Pemeliharaan Pemupukan Panen
Umur (Tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ≤ 40 tahun 15 60.0 60.0 60.0
> 40 tahun 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 10 40.0 40.0 40.0
SMP 10 40.0 40.0 80.0
SMA 4 16.0 16.0 96.0
PerguruanTinggi 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
MasaKerja (tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ≤ 10 20 80.0 80.0 80.0
> 10 5 20.0 20.0 100.0
HASIL ANALISIS UNIVARIAT
Distribusi Pengetahuan
KategoriPengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup 8 32.0 32.0 32.0
Baik 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Distribusi Sikap
KategoriSikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 18 72.0 72.0 72.0
Setuju 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Distribusi Penggunaan APD
Kategori Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Lengkap 20 80.0 80.0 80.0
Lengkap 5 20.0 20.0 100.0
Total Cukup Baik
Umur (Tahun) ≤ 40 tahun Count 6 9 15
% within Umur
(Tahun) 40.0% 60.0% 100.0%
> 40 tahun Count 2 8 10
% within Umur
(Tahun) 20.0% 80.0% 100.0%
Total Count 8 17 25
% within Umur
(Tahun) 32.0% 68.0% 100.0%
Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan
Total Cukup Baik
Pendidikan SD Count 4 6 10
% within Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%
SMP Count 4 6 10
% within Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%
SMA Count 0 4 4
% within Pendidikan .0% 100.0% 100.0%
Perguruan Tinggi Count 0 1 1
% within Pendidikan .0% 100.0% 100.0%
Total Count 8 17 25
Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Lama Kerja
Masa Kerja (tahun) * Kategori Pengetahuan Crosstabulation
Kategori Pengetahuan
Total Cukup Baik
Masa Kerja (tahun) ≤ 10 Count 8 12 20
% within Masa Kerja
(tahun) 40.0% 60.0% 100.0%
> 10 Count 0 5 5
% within Masa Kerja
(tahun) .0% 100.0% 100.0%
Total Count 8 17 25
% within Masa Kerja
(tahun) 32.0% 68.0% 100.0%
Distribusi Sikap Berdasarkan Umur
Umur (Tahun) * Kategori Sikap Crosstabulation
Kategori Sikap
Total Tidak Setuju Setuju
Umur (Tahun) ≤ 40 tahun Count 12 3 15
% within Umur
(Tahun) 80.0% 20.0% 100.0%
> 40 tahun Count 6 4 10
% within Umur
(Tahun) 60.0% 40.0% 100.0%
Total Count 18 7 25
% within Umur
Total Tidak Setuju Setuju
Pendidikan SD Count 9 1 10
% within Pendidikan 90.0% 10.0% 100.0%
SMP Count 8 2 10
% within Pendidikan 80.0% 20.0% 100.0%
SMA Count 1 3 4
% within Pendidikan 25.0% 75.0% 100.0%
Perguruan Tinggi Count 0 1 1
% within Pendidikan .0% 100.0% 100.0%
Total Count 18 7 25
% within Pendidikan 72.0% 28.0% 100.0%
Distribusi Sikap Berdasarkan Lama Kerja
MasaKerja (tahun) * Kategori Sikap Crosstabulation
Kategori Sikap
Total Tidak Setuju Setuju
Masa Kerja (tahun) ≤10 Count 15 5 20
% within Masa Kerja
(tahun) 75.0% 25.0% 100.0%
> 10 Count 3 2 5
% within Masa Kerja
(tahun) 60.0% 40.0% 100.0%
Total Count 18 7 25
% within Masa Kerja
Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan
Pembibitan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TidakLengkap 18 72.0 72.0 72.0
Lengkap 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PemeliharaanTanaman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TidakLengkap 19 76.0 76.0 76.0
Lengkap 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pemupukan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TidakLengkap 15 60.0 60.0 60.0
Lengkap 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Panen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TidakLengkap 11 44.0 44.0 44.0
Lengkap 14 56.0 56.0 100.0
Total Tidak Lengkap Lengkap
Umur (Tahun) ≤40 tahun Count 13 2 15
% within Umur
(Tahun) 86.7% 13.3% 100.0%
> 40 tahun Count 7 3 10
% within Umur
(Tahun) 70.0% 30.0% 100.0%
Total Count 20 5 25
% within Umur
(Tahun) 80.0% 20.0% 100.0%
Distribusi Penggunaan APD Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan * Kategori Tindakan Crosstabulation
Kategori Tindakan
Total Tidak Lengkap Lengkap
Pendidikan SD Count 9 1 10
% within Pendidikan 90.0% 10.0% 100.0%
SMP Count 8 2 10
% within Pendidikan 80.0% 20.0% 100.0%
SMA Count 3 1 4
% within Pendidikan 75.0% 25.0% 100.0%
Perguruan Tinggi Count 0 1 1
% within Pendidikan .0% 100.0% 100.0%
Total Count 20 5 25
Distribusi Penggunaan APD Berdasarkan Lama Kerja
Masa Kerja (tahun) * Kategori Tindakan Crosstabulation
Kategori Tindakan
Total Tidak Lengkap Lengkap
Masa Kerja (tahun) ≤10 Count 15 5 20
% within Masa Kerja
(tahun) 75.0% 25.0% 100.0%
> 10 Count 5 0 5
% within Masa Kerja
(tahun) 100.0% .0% 100.0%
Total Count 20 5 25
% within Masa Kerja
Kategori Tindakan
Total Tidak Lengkap Lengkap
Kategori Pengetahuan Cukup Count 8 0 8
Expected Count 6.4 1.6 8.0
% within Kategori
Pengetahuan 100.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Tindakan 40.0% .0% 32.0%
Baik Count 12 5 17
Expected Count 13.6 3.4 17.0
% within Kategori
Pengetahuan 70.6% 29.4% 100.0%
% within Kategori
Tindakan 60.0% 100.0% 68.0%
Total Count 20 5 25
Expected Count 20.0 5.0 25.0
% within Kategori
Pengetahuan 80.0% 20.0% 100.0%
% within Kategori
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probabilit
y
Pearson Chi-Square 2.941a 1 .086 .140 .116
Continuity Correctionb 1.390 1 .238
Likelihood Ratio 4.423 1 .035 .140 .116
Fisher's Exact Test .140 .116
Linear-by-Linear
Association 2.824
c
1 .093 .140 .116 .116
N of Valid Cases 25
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.
b. Computed only for a 2x2 table
Total Tidak Lengkap Lengkap
Kategori Sikap Tidak Setuju Count 18 0 18
Expected Count 14.4 3.6 18.0
% within Kategori Sikap 100.0% .0% 100.0%
% within Kategori
Tindakan 90.0% .0% 72.0%
Setuju Count 2 5 7
Expected Count 5.6 1.4 7.0
% within Kategori Sikap 28.6% 71.4% 100.0%
% within Kategori
Tindakan 10.0% 100.0% 28.0%
Total Count 20 5 25
Expected Count 20.0 5.0 25.0
% within Kategori Sikap 80.0% 20.0% 100.0%
% within Kategori
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 16.071a 1 .000 .000 .000
Continuity Correctionb 11.917 1 .001
Likelihood Ratio 16.644 1 .000 .000 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.429
c
1 .000 .000 .000 .000
N of Valid Cases 25
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Total Setuju
KategoriPengetahuan Baik Count 5 5
Expected Count 5.0 5.0
% within
KategoriPengetahuan 100.0% 100.0%
% within KategoriSikap 100.0% 100.0%
% of Total 100.0% 100.0%
Distribusi Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan APD Tidak Lengkap
KategoriPengetahuan * KategoriSikapCrosstabulation
KategoriPengetahuan 83.3% 16.7% 100.0%
% within KategoriSikap 55.6% 100.0% 60.0%
% of Total 50.0% 10.0% 60.0%
Cukup Count 8 0 8
Expected Count 7.2 .8 8.0
% within
KategoriPengetahuan 100.0% .0% 100.0%
% within KategoriSikap 44.4% .0% 40.0%
% of Total 40.0% .0% 40.0%
Total Count 18 2 20
Expected Count 18.0 2.0 20.0
% within
KategoriPengetahuan 90.0% 10.0% 100.0%
% within KategoriSikap 100.0% 100.0% 100.0%
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan APD
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a X 3.750 1.326 7.993 1 .005 42.500 3.159 571.818
Constant -.916 .837 1.199 1 .273 .400
a. Variable(s) entered on step 1: x.
p = 1
1+�—(−0,916 +3,750 . �����)
ket: e = fungsi eksponen (kebalikan dari logaritma natural), nilai konstan = 2,71828
Variabel Prediktor Proporsi Persentase
Sikap 0 0,28 28%
Keterangan : Pada gambar 1 terlihat petani kelapa sawit sedang memanen TBS (Tandan Buah Segar), mereka tidak menggunakan APD dengan lengkap yang seharusnya digunakan dalam proses panen.
Gambar 2
Gambar 3
Keterangan : Pada gambar 3 terlihat seorang petani kelapa sawit yang selesai melakukan pekerjaan pembibitan, pada saat melakukan pekerjaan, petani tersebut hanya mengenakan sepatu karet.
Gambar 4
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2009. Peran sektor Informal Sebagai Katup Pengaman Masalah Ketenagakerjaan.
Chepkener, A. 2013. Knowledge, Attitude and Practice of Eye Safety Among Jua Kali Industry Workers In Nairobi, Kenya. Tesis. Nairobi: Faculty of Medicine, Department of Ophthalmology, University of Nairobi. (Online), (http:// erepository.uonbi.ac.ke/bitstream/handle) (diakses 28 Maret 2016). Dahlan, M. S., 2013. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Cetakan Ketiga.
Salemba Medika, Jakarta.
Ghani, M. A., 2003. Sumber Daya Manusia Perkebunan Dalam Perspektif. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Hadi, M. M., 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Penerbit Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Hadiguna, R. A., 2009. Manajemen Pabrik. Cetakan Pertama. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Khamdani, F., 2009. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pestisida Semprot Pada Petani di Desa Angkatan Kidul Pati Tahun 2009. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES. Semarang. http://ib.unnes.ac.id/123/1/6094 (Diakses 18 Februari 2016).
Mangoensoekarjo, S., dan Semangun. H, 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Cetakan Ketiga. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Moeljosoedarmo, S., 2008. Higiene Industri. Penerbit FKUI, Jakarta.
Murti, B., 1996. Penerapan Metode Statistic Non-Parametrik Dalam Ilmu-Ilmu Kesehatan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmojo, S., 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Cetakan
Pertama. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Nurdin, M.R., 2002. Kesehatan Kerja Perkebunan. Staf Pengajar FKM USU, Medan.
64
Perkembangan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara, 2014. Seri Analisa Pembangunan Daerah. Desember 2014.
Ridley, J., 2006. Ikhtisar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Cetakan Ketiga. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Riyanto, N., 2012. Perlindungan Atas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit. Skripsi Fakultas Hukum, Program Kekhususan Hukum Ekonomi dan Bisnis Universitas Atmajaya Yogyakarta. http://e-journal.uajy.ac.id/1006 (diakses 16 Januari 2016). Rorimpandey, M., Kawatu, K., dan Wongkar. D, 2014. Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengelasan DI Bengkel Las Kota Manado.http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/JURNAL-Meilany-Rorimpandey.pdf ( diakses 28 Maret 2016).
Saili, I., dan Purwadio. H, 2012. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Di Wilayah Kabupaten Siak – Riau. Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Vol. 1, No. 1: 1-3. http://digilib.its.ac.id/.../ITS-paper-26802-3607100027-Paer.pdf (diakses 16 Februari 2016).
Santoso, G., 2004. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Cetakan Pertama. Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Shobib, M.N., Yuantari,MG.C., dan Suwandi.M, 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Praktik Pemakaian (APD) Alat Pelindung Diri Pada Petani Pengguna Pestisida Di Desa Curut Kec.
Penawangan Kab. Grobongan Tahun 2013.
http://eprints.dinus.ac.id/6513/1/jurnal_12524.pdf (diakses 19 Januari 2016).
Sihombing, F.D., 2014. Faktor-Faktor Mempengaruhi Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja “Stimulasi” Di Unit Penderasan PT Socfin Indonesia Tanah Bersih Tahun 2014. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan. http://www.repository.usu.ac.id/ (diakses 5 Desember 2015).
Siti, 2011. Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Desa Batang Pane II Kecamatan Padang Bolak (1982-2000). Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Departemen SejarahUSU.Medan.http://wwwrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ pdf (diakses 18 Februari 2016).
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Penerbit PT. Sagung Seto, Jakarta.
Sumantri, A., 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Penerbit Kencana, Jakarta.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan desain penelitian cross sectional study. Secara analitik dimaksudkan untuk melihat apakah ada pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di perkebunan kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan.
Alasan :
1. Masih banyak petani kelapa sawit yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja.
2. Belum pernah dilakukannya penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian APD pada petani kelapa sawit tersebut.
3. Adanya kemudahan dan dukungan dari pihak pemilik kebun dan para petani untuk melakukan penelitian mengenai Alat Pelindung Diri.
3.2.2 Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015- April 2016. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
lahan sekitar pohon kelapa sawit, pemeliharaan tanaman kelapa sawit, pemupukan, penyemprotan hama, panen, di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan sebanyak 25 orang.
3.3.2.Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh populasi (total sampling) pada petani kelapa sawit yang bekerja di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan yaitu sebanyak 25 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Peneliti mengobservasi langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap yang merupakan modifikasi dari kuesioner penelitian Sihombing (2014) menggunakan teori Notoatmodjo metode penelitian kesehatan kepada para petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh peneliti dari pemilik kebun dan kepala dusun yang ada di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independen Variabel)
29
1. Pengetahuan 2. Sikap
b. Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Adapun yang menjadi variabel terikat (Dependen Variabel) dari judul ini adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3.5.2 Defenisi Operasional Variabel
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah dipakai atau tidaknya alat perlindungan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai petani kelapa sawit seperti : topi, pelindung badan, sarung tangan, sepatu boot, dan masker.
2. Pengetahuan adalah pemahaman responden mengenai Alat Pelindung Diri (APD) yang mereka butuhkan dalam bekerja.
3. Sikap adalah tanggapan dari responden mengenai Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah kecelakaan kerja saat melakukan pekerjaan. 3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan pada petani kelapa sawit diukur melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut (Riduwan, 2002):
Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 10. Skala pengukuran pengetahuan dalam hal ini dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut :
1. Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar dari seluruh pertanyaan dengan skor nilai 21-30.
2. Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar dari seluruh pertanyaan dengan skor nilai 11-20.
3. Kurang Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar dari seluruh pertanyaan dengan skor nilai1-10.
3.6.2 Sikap
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen, yakni :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Dalam kuesioner penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen ini adalah pertanyaan no 2,4 dan10.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Dalam kuesioner penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen ini adalah pertanyaan no 1,5,6 dan 8.
c. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave). Dalam kuesioner penelitian mengenai sikap yang termasuk dalam komponen ini adalah pertanyaan no 3,7dan 9.
Sikap para petani diukur melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut (Riduwan, 2002) :
31
a. Setuju : 1 b. Tidak Setuju : 0
2. Untuk Pertanyaan Negatif (pertanyaan 1,4,6,8,10 ) diberi nilai : a. Setuju : 0
b. Tidak Setuju : 1
Skala pengukuran sikap dalam hal ini dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut :
1. Setuju apabila subjek mampu menjawab dengan benar ≥50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 5-10.
2. Tidak setuju apabila subjek mampu menjawab dengan benar <50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai 1-4 .
Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah adalah 0. 3.6.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD diukur melalui jenis-jenis APD yang digunakan petani kelapa sawit sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Variabel ini dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori yaitu “Lengkap” jika responden menjawab “Ya” pada semua pertanyaan pada setiap jenis pekerjaan . Kemudian untuk kategori “Tidak Lengkap” jika responden menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan pada
setiap jenis pekerjaan. 1. Pembibitan
2. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah : sarung tangan, pakaian pelindung, sepatu boot.
3. Pemupukan dan penyemprotan hama.
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah : Masker, Sarung tangan, pakaian pelindung, dan sepatu boot.
4. Panen
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah :Sarung tangan, pakaian pelindung, sepatu boot, dan topi/helm.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Univariat
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari variabel yang diteliti, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat.
3.7.2 Analisis Bivariat
33
ukuran sampel kecil. dikarenakan ada dua cell atau lebih yang berisi harapan (expected) kurang dari 5, sehingga uji Kai Kuadrat tidak boleh digunakan.
3.7.3 Analisis Multivariat
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan
Pada tanggal 06 September 1996 telah diresmikan pembukaan lahan persawahan atau pertanian oleh serikat islam ranting siais oleh Bapak Bupati Kepala Daerah TK II Tapanuli Selatan. Berdasarkan data atau peta maupun peninjauan langsung ke lokasi oleh staf camat Siais, diperoleh bahwa lahan yang dimohonkan berada di sekitar daerah Paraupan dengan keadaan tanah basah dan sangat cocok untuk pembukaan lahan persawahan. Luas daerah tersebut ± 1200 Ha yang dikelilingi oleh anak-anak sungai, jarak dari Ibukota Kecamatan berkisar ± 39 Km.
35
pemukiman dan lahan usaha pertanian lainnya. Selanjutnya secara resmi dikukuhkan kembali menjadi Dusun Binasari pada Tahun 2002 oleh Bupati Tapanuli Selatan atas nama Camat Siais Drs. Abdul Hamid Nst. Kesiapan status Dusun Binasari untuk ditingkatkan statusnya menjadi Desa Binasari semakin nyata dengan berdirinya sekolah yayasan Fathan Mubina. Berdirinya yayasan ini berdasarkan atas permintaan masyarakat sekitar, karena belum ada sekolah yang berdiri di sekitar dusun tersebut, karena anak-anak mereka perlu mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, ada pemerhati yang peduli akan pendidikan anak-anak tersebut sehingga didirikan yayasan tersebut. Sejak tahun 2001 sekolah tersebut sudah aktif, dan secara resmi sudah mendapat izin operasional dari Dinas Pendidikan Tapanuli Selatan pada tahun 2002.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat berdasarkan umur, pendidikan dan masa kerja responden.
4.2.1 Distribusi Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur
Distribusi petani kelapa sawit berdasarkan umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Petani Kelapa Sawit Berdasakan Umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit yang berumur ≤40 tahun sebanyak 15 orang (60%) dan yang berumur >40 tahun sebanyak orang 10 orang (40%).
4.2.2 Distribusi Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan
Distribusi petani kelapa sawit berdasarkan umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.2.
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 2.
≤40 >40
15 10
60 40
37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Petani Kelapa Sawit Berdasakan Pendidikan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit yang berpendidikan terakhir terakhir SD sebanyak 10 orang ( 40%), berpendidikan terakhir SLTP sebanyak 10 orang ( 40%), berpendidikan terakhir SLTA sebanyak 4 orang ( 16%), dan yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 1 orang (4%).
4.2.3 Distribusi Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja
Distribusi petani kelapa sawit berdasarkan masa kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Petani Kelapa Sawit Berdasakan Masa Kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
No Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%) 1.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit yang masa kerja nya ≤10 sebanyak 20 orang ( 80%), dan petani kelapa sawit yang masa kerja nya >10 sebanyak 5 orang (20%).
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Analisis Univariat 4.3.1 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit
Distribusi pengetahuan petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit yang pengetahuannya baik sebanyak 17 orang (68%), petani kelapa sawit yang pengetahuannya cukup sebanyak 8 orang ( 32%), dan petani kelapa sawit yang pengetahuannya kurang baik tidak ada (0%).
4.3.1.1 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Distribusi pengetahuan petani kelapa sawit berdasarkan umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
No Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
39
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan umur ≤40 tahun yang pengetahuannya baik sebanyak 9 orang (60%), petani kelapa sawit yang pengetahuaannya cukup sebanyak 6 orang (40%), dan petani kelapa sawit dengan umur >40 tahun yang pengetahuannya baik sebanyak 8 orang (80%), petani kelapa sawit yang pengetahuaannya cukup sebanyak 2 orang (20%).
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan pendidikan terakhir SD yang pengetahuaannya baik sebanyak 6 orang (60%), petani kelapa sawit yang pengetahuannya cukup sebanyak 4 orang (40%), petani kelapa sawit pendidikan terakhir SLTP yang pengetahuaannya baik sebanyak 6 orang (60%), petani kelapa sawit yang pengetahuannya cukup sebanyak 4 orang (40%), petani kelapa sawit pendidikan terakhir SLTA yang pengetahuaanya baik sebanyak 4 orang (100%), petani kelapa sawit yang pengetahuannya cukup tidak ada (0%), dan petani kelapa sawit yang pendidikan terakhir perguruan tinggi yang pengetahuannya baik sebanyak 1 orang (100%), petani kelapa sawit yang pengetahuaanya cukup tidak ada (0%).
41
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan masa
kerja ≤10 tahun yang pengetahuannya baik sebanyak 12 orang (60%), petani
kelapa sawit yang pengetahuaannya cukup sebanyak 8 orang (40%), dan petani kelapa sawit dengan masa kerja >10 tahun yang pengetahuannya baik sebanyak 5 orang (100%), petani kelapa sawit yang pengetahuaannya cukup tidak ada (0%). 4.3.2 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit
Distribusi pengetahuan petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit dengan sikap setuju sebanyak 7 orang (28%), dan petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 18 orang ( 72%).
4.3.2.1 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur
Distribusi sikap petani kelapa sawit berdasarkan umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan umur ≤40 tahun dengan sikap setuju sebanyak 3 orang (20%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 12 orang (80%), dan petani kelapa sawit dengan umur >40 tahun dengan sikap setuju sebanyak 4 orang (40%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 6 orang (60%).
4.3.2.2 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan
43
Tabel 4.10 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 (75%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 1 orang (25%), dan petani kelapa sawit yang pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan sikap setuju sebanyak 1 orang (100%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju tidak ada (0%).
4.3.2.3 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.11 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan masa kerja ≤ 10 tahun dengan sikap setuju sebanyak 5 orang (25%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 15 orang (75%), dan petani kelapa sawit dengan masa kerja >10 tahun dengan sikap setuju sebanyak 2 orang (40%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju sebanyak 3 orang (60%).
4.3.3 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan
Distribusi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) petani kelapa sawit berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.12.
45
Tabel 4.12 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit jenis pekerjaan pembibitan yang menggunakan APD lengkap sebanyak 7 orang (28%), yang menggunakan APD tidak lengkap sebanyak 18 orang (72%), petani kelapa sawit jenis pekerjaan pemeliharaan tanaman yang menggunakan APD lengkap sebanyak 6 orang (24%), yang menggunakan APD tidak lengkap sebanyak 19 orang (76%), petani kelapa sawit jenis pekerjaan pemupukan yang menggunakan APD lengkap sebanyak 10 orang (40%), yang menggunakan APD tidak lengkap sebanyak 15 orang (60%), dan petani kelapa sawit jenis pekerjaan panen yang menggunakan APD lengkap sebanyak 14 orang (56%), yang menggunakan APD tidak lengkap sebanyak 11 orang (44%).
4.3.4 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit
Distribusi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.13.
No Jenis Pekerjaan
Penggunaan APD
Jumlah Lengkap Tidak Lengkap
Tabel 4.13 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 5 orang (20%), dan petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 20 orang (80%).
4.3.4.1 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur
Distribusi penggunaan APD petani kelapa sawit berdasarkan umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
No Penggunaan APD F %
Lengkap Tidak Lengkap
47
Dari tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan umur ≤40 tahun yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 2 orang (13,3%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 13 orang (86,7%), dan petani kelapa sawit dengan umur >40 tahun yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 3 orang (30%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 7 orang (70%).
4.3.4.2 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan
Distribusi Penggunaan APD petani kelapa sawit berdasarkan pendidikan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Pendidikan di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Dari tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan pendidikan terakhir SD yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 1 orang (10%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung
Pendidikan
Penggunaan APD
Jumlah Lengkap Tidak Lengkap
Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 9 orang (90%), petani kelapa sawit pendidikan terakhir SLTP yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 2 orang (20%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 8 orang (80%), petani kelapa sawit pendidikan terakhir SLTA yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 1 orang (25%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 3 orang (75%), dan petani kelapa sawit yang pendidikan terakhir perguruan tinggi yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 1 orang (100%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap tidak ada (0%).
4.3.4.3 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja
Distribusi Penggunaan APD petani kelapa sawit berdasarkan masa kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Masa Kerja di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Masa Kerja (tahun)
Penggunaan APD
Jumlah
Lengkap Tidak Lengkap
49
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa petani kelapa sawit dengan masa kerja ≤ 10 tahun yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebanyak 5 orang (25%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 15 orang (75%), dan petani kelapa sawit dengan masa kerja >10 tahun yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap tidak ada (0%), petani kelapa sawit yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak lengkap sebanyak 5 orang (100%).
4.4 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan APD dengan menggunakan uji chi square dapat dilihat pada tabel berikut :
4.4.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Tabel 4.17 Distribusi Pengetahuan Petani Kelapa Sawit dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat diperoleh petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik terhadap penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang (29,4%) , petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik terhadap penggunaan
APD tidak lengkap sebanyak 12 orang ( 70,6%), dan petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD lengkap tidak ada (0%), petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 8 orang (100%).
Pada hasil uji chi square antara pengetahuan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat diketahui nilai p = 0,140 dimana p > 0,05, artinya H0 di terima sehingga tidak ada hubungan pengetahuan
responden dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
4.4.2 Hubungan Sikap Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Tabel 4.18 Distribusi Sikap Petani Kelapa Sawit dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, dapat diperoleh petani kelapa sawit dengan sikap setuju terhadap penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang (71,4%), petani kelapa sawit dengan sikap setuju terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 2 orang (28,6%), dan petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju Lengkap Tidak Lengkap
51
sikap tidak setuju terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 18 orang (100%).
Pada hasil uji chi square antara sikap dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat diketahui nilai p = 0,0001 dimana p<0,05, artinya H0 di tolak sehingga ada hubungan sikap responden dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
4.4.3 Pengetahuan dan Sikap Petani Kelapa Sawit Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap
Tabel 4.19 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Petani Kelapa Sawit dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat diperoleh petani kelapa sawit yang pengetahuan baik dan sikap setuju dengan penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang (100%), petani kelapa sawit yang pengetahuan baik dan sikap tidak setuju dengan penggunaan APD lengkap tidak ada (0%), dan petani kelapa sawit yang pengetahuan cukup dan sikap setuju dengan penggunaan APD lengkap tidak ada
(0%), petani kelapa sawit yang pengetahuan cukup dan sikap tidak setuju dengan penggunaan APD lengkap tidak ada (0%).
4.4.4 Pengetahuan dan Sikap Petani Kelapa Sawit dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tidak Lengkap
Tabel 4.20 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Petani Kelapa Sawit dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tidak Lengkap di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat diperoleh petani kelapa sawit yang pengetahuan baik dan sikap setuju dengan penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 2 orang (16,7%), petani kelapa sawit yang pengetahuan baik dan sikap tidak setuju dengan penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 10 orang(83,3%), dan petani kelapa sawit yang pengetahuan cukup dan sikap setuju dengan penggunaan APD tidak lengkap tidak ada (0%), petani kelapa sawit yang pengetahuan cukup dan sikap tidak setuju dengan penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 8 orang (100%).
53
4.5 Hasil Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil bivariat diatas, dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan dan sikap memenuhi syarat untuk dilakukan uji multivariat, karena nilai p value untuk pengetahuan dan sikap < 0,25. Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Karena kedua variabel memenuhi syarat untuk dilakukan uji multivariat. Tetapi setelah dilakukan pengujian melalui metode Backward, variabel pengetahuan mempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependent dan tidak memenuhi kriteria kemaknaan statistik tertentu sehingga dikeluarkan dari model dan variabel sikap yang memenuhi uji statistik tersebut, sehingga diperoleh hasil seperti tabel berikut :
Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Logistik Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Kelapa Sawit di di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
Variabel B Sig (OR) EXP B 95% CI
Sikap 3,750 0,005 42,500
3,159 – 571,818
Konstanta -,916 0,273 0,400
Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa nilai p = 0.005 < α = 0.05, artinya H0 ditolak menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap responden terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Sedangkan nilai Odds Ratio atau Exp (B) = 42,5 artinya petani kelapa sawit yang memiliki sikap tidak setuju 42,5 kali tidak memakai APD dengan lengkap.
p =
1
1+
�
—(−0,916 +3,750 � ����� )Keterangan: e adalah fungsi eksponen (kebalikan dari logaritma natural), nilai konstan = 2,71828.
Tabel 4.22 Probabilitas Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Kelapa Sawit di di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
Variabel Prediktor Proporsi Persentase
Sikap 0 0,28 28%
Sikap 1 0,94 94%
Keterangan : Sikap (0) : Setuju Sikap (1) : Tidak Setuju
55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 25 petani kelapa sawit, diperoleh bahwa petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik terhadap penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang (29,4%) , petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 12 orang ( 70,6%), dan petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD lengkap tidak ada (0%), petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 8 orang (100%).
57
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di dusun-dusun, karena kurangnya akses yang memadai untuk melakukan sosialisasi khususnya di daerah tersebut.
5.2 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 petani kelapa sawit, diperoleh petani kelapa sawit dengan sikap setuju terhadap penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang (71,4%), petani kelapa sawit dengan sikap setuju terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 2 orang (28,6%), dan petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju terhadap penggunaan APD lengkap tidak ada (0%), petani kelapa sawit dengan sikap tidak setuju terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 18 orang (100%).
Berdasarkan hasil uji chi square yang dilakukan terhadap hubungan sikap petani kelapa sawit dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), diperoleh nilai p = 0,0001 dimana p<0,05, artinya H0 di tolak sehingga ada hubungan sikap responden dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Untuk itu Variabel sikap dapat dilanjutkan dengan uji multivariat menggunakan uji regresi logistik, karena hanya ada satu variabel yang berhubungan yaitu sikap.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik, diperoleh bahwa nilai sig p= 0,005 <
α = 0.05, artinya H0 ditolak menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
kelapa sawit yang memiliki sikap tidak setuju 42,5 kali tidak memakai APD dengan lengkap daripada petani kelapa sawit yang memiliki sikap setuju.
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo,2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Khamdani (2009), dan sejalan dengan penelitian Rorimpandey,dkk (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna variabel sikap dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani. Hasil penelitian Chepkener (2013) juga menyatakan bahwa kalangan pekerja Jua Kali memiliki sikap buruk terhadap keselamatan mata, Sehingga sikap pekerja tersebut memiliki pengaruh terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Karena, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo,2012).
59
5.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
5.3.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 diperoleh bahwa petani kelapa sawit yang memiliki pengetahuan baik dan sikap setuju dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap sebanyak 5 orang (100%), perilaku ini sesuai karena seseorang yang mengetahui stimulus atau objek yang diberikan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya yang diharapkan ia akan melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Begitu juga dengan petani kelapa sawit yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai Alat Pelindung Diri (APD) serta menyikapi nya dengan baik, sehingga mereka akan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap pada saat melakukan pekerjaan.
5.3.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tidak Lengkap
(APD) mencerminkan perilaku yang sesuai, yakni seharusnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap. Petani yang yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap tidak setuju dan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap sebanyak 10 orang (83,3%), dan Petani yang yang memiliki pengetahuan cukup dengan sikap tidak setuju dan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap sebanyak 8 orang (100%).
61
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari 25 responden yang diteliti, terdapat sebagian besar petani kelapa sawit mempunyai pengetahuan yang baik mengenai Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 17 orang (68%), sedangkan dilihat dari sikapnya, sebagian besar sikap petani kelapa sawit tidak setuju mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap sebanyak 18 orang (72%).
2. Berdasarkan analisis bivariat melalui uji Chi Square diketahui variabel pengetahuan tidak mempunyai pengaruh yang bermakna dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada petani kelapa sawit dengan nilai p = 0,140 dimana p > α = 0,05.
3. Berdasarkan analisis bivariat melalui uji Chi Square diketahui variabel sikap mempunyai Hubungan yang bermakna dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada petani kelapa sawit dengan nilai p= 0.0001 dimana p < α = 0,05.
variabel sikap yang memenuhi persyaratan uji dan berpengaruh dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu dengan nilai p= 0,005 < α = 0.05, nilai Odds Ratio atau Exp (B) = 42,5 artinya petani kelapa sawit yang memiliki sikap tidak setuju 42,5 kali tidak memakai APD dengan lengkap daripada petani kelapa sawit yang memiliki sikap setuju.
6.2 Saran
1. Memberikan sosialisasi kepada petani kelapa sawit untuk meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap saat melakukan pekerjaan.
2. Untuk organisasi kelompok tani yang ada di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan untuk meningkatkan kembali perkumpulan-perkumpulan petani dan menyediakan suatu fasilitas yang sederhana seperti koperasi kelompok tani terkait dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan saat melakukan pekerjaan, ini bisa dilakukan karena jarak dusun yang cukup jauh dari pusat kota dan dengan adanya fasilitas tersebut, masyarakat lebih mudah mendapatkan APD yang mereka butuhkan saat melakukan pekerjaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencegahan Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan kerja ditujukan kepada lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja, dan terutama faktor manusia. Lingkungan harus memenuhi syarat lingkungan yang aman serta memenuhi persyaratan keselamatan, kondisi tempat kerja yamg memenuhi syarat keselamatan, dan perancanaan sepenuhnya yang memenuhi syarat keselamatan. Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan perencanaan yang baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, serta cukup dilengkapi alat pelindung ( Suma’mur, 2009).
Menurut Santoso (2004), kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan 4 faktor, yakni faktor:
1. Lingkungan 2. Manusia 3. Peralatan
4. Bahaya ( hal-hal yang membahayakan).
2.2 Pengendalian Faktor Bahaya di Lingkungan Kerja
Moeljosoedarmo (2008), ada beberapa cara pengendalian terhadap bahaya di lingkungan kerja yang dapat diterapkan ialah :
1. Pengendalian secara teknis, ada beberapa pengendalian secara teknis yang dapat dilakukan, yaitu :
c. Pengendalian langsung kepada tenaga kerja 2. Pengendalian secara administratif
3. Alat-alat pelindung diri
2.2.1 Pengendalian Secara Teknis Langsung Kepada Sumbernya
Apabila kita telah mempertimbangkan untuk melakukan suatu tindakan pencegahan terhadap timbulnya atau terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh karena bahan-bahan kimia berbahaya. Pada prinsipnya pertama-tama adalah mengurangi atau membatasi jumlah bahan kimia berbahaya yang ada di lingkungan kerja sesuai dengan jenis dan kebutuhan untuk proses produksi pada saat itu. Ada beberapa cara yang tepat untuk menekan jumlah bahan-bahan berbahaya, yaitu dengan subsitusi bahan berbahaya dengan bahan yang tidak atau kurang berbahaya.Cara ini adalah tindakan yang paling baik untuk menghentikan penggunaan bahan kimia berbahaya ( Moeljosoedarmo,2008).
2.2.1.1 Pengendalian Lingkungan Keja
Menurut Moeljosoedarmo (2008), ada beberapa cara pengendalian kepada lingkungan kerja, yaitu:
1. Ketata rumahtanggaan
2. Ventilasi keluar ( aliran udara keluar)
2.2.1.2 Pengendalian Langsung Kepada Tenaga Kerja
10
kerja sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan memberikan dampak kepadanya ( Moeljosoedarmo,2008).
2.2.2 Pengendalian Secara Administratif
Pengendalian tersebut adalah peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja untuk membatasi waktu kontaknya dengan pencemar bahan kimia. Pengendalian terhadap bahaya kesehatan, antara lain seperti pengurangan waktu kerja, rotasi kerja, cara kerja yang tepat, pemeliharaan yang baik dan kebersihan kesehatan perseorangan (Moeljosoedarmo, 2008).
2.2.3 Alat Pelindung Diri
Menurut Suma’mur (2004), perlindungan keselamatan pekerja melalui
upaya teknis pengamanan tempat, mesin, peralatan, dan lingkungan kerja wajib diutamakan. Namun kadang-kadang resiko terjadinya kecelakaan masih belum sepenuhnya dapat dikendalikan, sehingga digunakan alat pelindung diri ( personal protective device ). Jadi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alternatif
terakhir yaitu kelengkapan dari segenap upaya teknis pencegahan kecelakaan. Alat Pelindung Diri (APD) harus memenuhi persyaratan:
1. Enak (nyaman) dipakai
2. Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan
3. Memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi. Alat proteksi diri beraneka ragam. Jika digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis alat proteksi diri tersebut adalah:
3. Muka : Pelindung muka (face shields) 4. Tangan : Sarung tangan
5. Kaki : Sepatu boot
2.2.3.1 Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD)
Menurut Ridley (2006), pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu :
1. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi
2. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut 3. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya
4. Tidak mengganggu kerja pekerja yang sedang bertugas 5. Memiliki konstruksi yang sangat kuat
6. Tidak mengganggu Alat Pelindung Diri (APD) lain yang sedang dipakai secara bersamaan.
7. Tidak meningkatkan resiko terhadap pemakainya. 8. Disediakan secara gratis
9. Diberikan satu per orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan
10.Hanya digunakan sesuai peruntukannya 11.Dijaga dalam kondisi baik
12.Diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan 13.Disimpan di tempat yang sesuai ketika tidak digunakan.
12
1. Informasi tentang bahaya yang dihadapi
2. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil 3. Pelatihan tentang penggunaan peralatan yang benar
4. Konsultasi dan diizinkan memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang tergantung pada kecocokannya
5. Pelatihan cara memelihara dan menyimpan Alat Pelindung Diri (APD) dengan rapi
6. Instruksi agar melaporkan setiap kecelakaan atau kerusakan. 2.2.3.2 Alat Pelindung Diri (APD) Perkebunan
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor: PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD). Dalam hal ini jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai pada pekerja perkebunan adalah :
1. Alat pelindung kepala, adalah alat pelindung yang berfungsi melindungi kepala dari benturan, kejatuhan atau terpukul benda keras yang melayang atau meluncur di udara. Jenis alat pelindung kepala yaitu: helm, topi atau tudung kepala.
2. Alat pelindung pernapasan, adalah alat pelindung yang berfungsi melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat, menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, uap, asap dan sebagainya. Jenis alat pelindung pernapasan yaitu masker. 3. Alat pelindung tangan, adalah alat pelindung yang berfungsi melindungi
patogen dan jasad renik. Jenis alat pelindung tangan yang terbuat dari kulit, kain kanvas, karet, kain atau kain berlapis.
4. Alat pelindung kaki, adalah alat pelindung yang berfungsi melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda, tergelincir, terkena bahan kimia yang berbahaya dan jasad renik. 5. Pakaian pelindung, berfungsi melindungi badan sebagian atau seluruh
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, tergores, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian pelindung yaitu yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan. 2.3Pentingnya Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan aspek penting yang harus diketahui oleh para pemilik perusahaan dan pengusaha. Tujuannya adalah agar petani atau buruh yang dipekerjakan oleh suatu perusahaan atau pengusaha tersebut selamat dalam melakukan pekerjaannya. Langkah kerja untuk berbagai pekerjaan harus benar sehingga selamat serta dengan prosedur kerja yang benar dapat menghindari ketidakamanan dalam bekerja (Riyanto, 2012).
2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja