PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL TERHADAP
INDIKASI
ADANYA PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
THE EFECT OF DEFERRED TAX EXPENSE AND ACCRUALS TO THE
INDICATIONS OF EARNING MANAGEMENT PRACTICIES
Skripsi
” Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang
Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia”
Disusun Oleh :
Nama : Taufik Budiman
NIM : 21110181
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Taufik Budiman
Tempat, tanggal lahir
: Bandung, 9 Desember 1990
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Roni Effendi
Nama Ibu
: Tuti Haena
Alamat Rumah : Jl Cijawura Girang III No 06
Telepon
: 085352542229
Pendidikan Formal
Tahun 1997-1998, TK AL-Kautsar Bandung
Tahun 1998-2004, SD Negeri Rancabolang Bandung
Tahun 2004-2007,
SMP Negeri 42 Bandung
Tahun 2007-2010,
SMA Kartika III-III Bandung
Tahun 2010-sekarang
Universitas
Komputer
Indonesia
Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntansi.
Yang Menyatakan
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRACT
... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGAN TAR
... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN
... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis... 9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10
1.5.2 Waktu Penelitian ... 12
vi
2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Pajak Tangguhan ... 13
2.1.1.1 Konsep Pajak Tangguhan ... 13
2.1.1.2 Perlakuan Akuntansi Pajak Tangguhan Bedasarkan PSAK
No. 46 ... 15
2.1.2 Beban Pajak Tangguhan... 16
2.1.3 Konsep Akuntansi Akrual ... 18
2.1.4 Manajemen Laba... 22
2.1.4.1 Teori Yang Melandasi Praktik Manajemen Laba ... 23
2.1.4.2 Motivasi Manajemen Laba ... 26
2.1.4.3
Jenis Manajemen Laba ... 29
2.1.4.4
Pengukuran Manajemen Laba ... 30
2.2 Kerangka Pemikiran ... 31
2.2.1
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dengan Manajemen Laba ... 32
2.2.2
Pengaruh Akrual dengan Manajemen Laba... 33
2.3 Hipotesis ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian ... 35
3.2
Metode Penelitian ... 35
3.1.1
Desain Penelitian ... 37
3.2.2
Operasionalisasi Variabel ... 38
3.2.3
Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 39
2.1.3.1
Sumber Data ... 39
vii
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.2.5
Rancangan Analisis ... 46
3.2.5.1
Analisis Statistik Deskriptif ...
47
3.2.5.2
Uji Regresi Logisitik ...
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ... 52
4.1.1
Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.1.1.1
Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 52
4.1.1.2
Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 53
4.1.1.3 Uraian Tugas Bursa
Efek Indonesia……….. 55
4.1.2
Analisis Deskriptif ... 67
4.1.2.1
Beban Pajak Tangguhan (X
1) ... 67
4.1.2.2 Akrual (X
2) ... 69
4.1.2.3
Manajemen Laba (Y) ... 70
4.1.3
Analisis Inferensial ... 73
4.1.3.1
Menilai Model Fit ... 75
4.1.3.2
Menilai Kelayakan Model Regresi... 76
4.1.3.3
Koefisien Determinasi ... 76
4.1.3.4
Matrik Klarifikasi ... 77
4.1.3.5
Uji Wald ... 79
4.2
Pembahasan ... 80
viii
4.2.2
Akrual Terhadap Indikasi Adanya Praktik
Manajemen Laba ...
82
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ... 86
5.2
Saran ... 87
5.2.1
Saran Operasional ... 87
5.2.2
Saran Akademis ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN LAMPIR AN ... 93
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Bambang, Supomo. 2005. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta:
BPFE.
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati Estralia. 2007. Akuntansi Perpajakan. Edisi Dua:
Salemba Empat
Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan
Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anis Chariri dan Imam Gozali, 2003.
Teori Akuntansi
, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang
Ali kusuma,
jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.11 No 1, Kalimantan:
Universitas Darwan Ali Sampit
Belkaoui, Ahmed R. 2007. Accounting Theory. Edisi Lima. Jakarta:Salemba
Empat.
Damayanti, Theresia. 2008. Perbandingan Akrual dan Pajak Tangguhan dalam
Pengujian Aliran Kas Masa Datang dan Return Saham. Jurnal
Akuntansi/Tahun XII, No. 03. pp:250-259.
Deviana, Birgita. 2008. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak
Kini Dalam Mendeteksi Manajemen Laba pada Seasoned Equity
Offerings. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia /Tahun2008 Vol. XII, No. 02
(132:14).
Djamaluddin, Subekti. 2008. Analisis Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Aliran Kas pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 11, No. 1, Januari 2008, Hal. 52-74.
Elingga, Muna. 2008. Pengaruh Komponen Akuntansi Akrual Sebagai Prediktor
Arus Kas Koperasi pada Saat Krisis dan Setelah Krisis. Jurnal
Akuntansi/Tahun XII, No. 02 (132:14).
Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak Edisi Revisi 2009. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indinesia.
90
Hardi, Cheng. 2008. Akuntansi Kontrak Konstruksi Berdasarkan PSAK
no.34,http://auditme-post.blogspot.com.
Healy, P.P.The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decision.journal of
Accounting and Economic Vol.7, No.1-3 (1985):85-107. Indriantoro, Nur
dan Bambang Supomo.
“Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi
dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2009.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta:Salemba Empat.
Laidian, Sufliya. Kasus Pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Bali
Mengenai
Manipulasi Pajak Tangguhan‖. Artikel i
ni diakses tanggal 22
November 2010.
Zain, Mohammad . 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat
Murhaban, Mohamad. 2003. Perlakuan Pajak Tangguhan Pada Laporan
Keuangan. Jurnal Akuntansi. Vol. 43.
Muljono, Djoko. 2008. Akuntansi Pajak. Yogyakarta: Andi.
N. Anthony, Robert. 2008. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama.
Jakarta:Salemba Empat.
Purba, Marisi. 2009. Akuntansi Pajak Penghasilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Philips, Pincus dan S.O. Rego. 2003
. ―Ea
rnings Mangement :New Evidence
Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review. No. 78 pp
491-521.
Sanjaya, I.D. (2006). Auditor eksternal, komite audit, dan manajemen laba. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1.
Santoso, Singgih.
―Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 20011.
Santoso, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit. JAAI vol.
11 no.2 Des 2007, 141
—
158.
Scott, William R. 2003.Financial Accounting Theory 3rdEdision. Prentice Hall
91
Sugiyono,
2011. “
Statistik untuk Penelitian
“
.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono,
2010. “
Statistik Untuk Penelitian
”. Cetakan Enambelas. Bandung :
Alfabeta
Suandy, Erly. 2007. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Siregar, 2005. Hubungan antara deviden,
leverage
keuangan dan investasi. Jurnal
akuntansi dan manajemen Indonesia. Vol 16, No 3, hal. 219-230
Sulistyanto, Sri, 2007. Manajemen Laba. Jakarta : Grasindo
Sulistyanto, Sri, 2008. Manajemen Laba. Jakarta : Grasindo
Sulistiyanto
dan Midiastuti. 2003.―Seasoned Equity Offerings: Bena
rkah
Underperformance Pasca Penawaran?”.
Artikel ini diakses tanggal 10
November 2010 dari http://re-searchengines.com/sulistianto.html.
Suranggane, Zulaikha. 2007. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual
Sebagai Prediktor Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia.Vol. 4, No. 1, hal. 77-49.
Umi Narimawati
. 2010. “
Penulisan Karya Ilmiah”
. Jakarta : Ganesis.
Umi Narimawati. 2008.
Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi
.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Uyanto,
Stanislaus
S.
2006.
Pedoman
Analisis
Data
dengan
SSPS.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986,
Positive Accounting Theory.
New
York,
Prentice Hall.
Waluyo. 2008. ―Akuntansi Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.
Wijayanti, Handayani. 2006. Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas. Simposium Nasional
Akuntansi 9
Wild, J.J., Subramanyam,K.R. dan Halsey,R.F. (2004).
Financial Statement
Analysis
. Singapore: McGraw-Hill.
92
Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Vol. 7 No. Xii (131:24).
www.Tribunnews.com
www.idx.co.id
Yulianti. 2005. ―Kemampuan Beban Paja
k Tanggguhan dalam Memprediksi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“PENGARUH
BEBAN PAJAK
TANGGUHAN DAN AKRUAL TERHADAP INDIKASI ADAN YA
PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BEI
”
.
Skripsi ini disusun oleh penulis dengan maksud memenuhi salah satu
syarat utuk mengikuti ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Mengingat keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan
waktu dari penulis, maka penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini tidak luput
dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis
khususnya, dan untuk peneliti selanjutnya yang membutuhkan pada umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Dwi
Kartini,SE.,Spec.Lic selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Dosen Wali 4Ak5. Selain itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Univers itas Komputer
iii
2.
Prof Dr. Hj Umi Narimawati., Dra., SE., M.Si Selaku Dosen Pembimbing
Universitas Komputer Indonesia.
3.
Dr. Surtikanti.,SE.,MSi.,Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4.
Wati Aris Astuti.,SE.,M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
5.
Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si, selaku penguji 1 penulis yang telah
memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku penguji 2 penulis yang telah
memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
7.
Inta Budi Setyanusa.,SE.,M.Ak., selaku Dosen Wali Akuntansi 5 Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8.
Seluruh Dosen Tetap maupun Dosen Tidak Tetap Akuntansi yang telah
memberikan dukungan selama penulis menimba ilmu di Universitas
Komputer Indonesia
9.
Seluruh Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi ( Ibu Dona dan Ibu
Senny ) terima kasih banyak untuk pelayananan dan informasinya.
10.
Yang tercinta kedua orang tuaku yang penulis sayangi, atas dukungan, kasih
sayang dan doanya yang tiada hentinya. Hanya Allah SWT yang mampu
membalas kebaikan Bapak dan Ibu. Teriring doa ini “ Semoga All
ah SWT
iv
11.
Yang terkasih Elsa yang tak henti-hentinya selalu memberikan semangat,
dukungan, memberikan bimbingan kepada saya, terimakasih sayang.
12.
Adik dan kakaku dan juga seluruh keluargaku yang selalu memberikan
semangat bagi penulis.
13.
Semua para sahabatku khususnya Archam, Ara, Liber dan anak2 Ak5, Terima
kasih
14.
Semua pihak yang tidak biasa penulis sebutkan, yang telah banyak membantu
penulis dalam menyusun skripsi ini.
15.
Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas
kepada penulis, akan dibalas dengan pahala dan rejeki yang berlimpah oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh
dari untuk doa dan dukungannya selama ini.
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua.
Bandung, Agustus 2014
Penulis
35
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang merupakan inti dalam suatu
penelitian, Adapun pengertian objek penelitian menurut para ahli yaitu :
menurut pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek
penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa
dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-
hal lain jika dianggap perlu”.
Menurut Suharismi Ar
ikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek” (2001:29) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti
dari problematika penelitian”.
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Beban Pajak Tangguhan
dan Akrual tehadap Indikasi adanya Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur di BEI pada tahun 2010-2012.
3.2
Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2008: 127) Metode penelitian merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian adalah
36
M
enurut Sugiyono dalam bukunya “Statistika Untuk Penelitian” (2005: 2)
adalah sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”
.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006: 132) adalah :
“penelitian
verifikatif
(verifikasi)
bertujuan
menguji
kebenaran
(mengecek) suatu pengetahuan.”
Menurut Sugiyono (2011:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut :
“metode penelitian yang berlandaskan pad
a filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan
instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”.
Dalam
penelitian
ini
adalah
metode
deskriptif
verifikatif
dengan
pendekatan kuantitatif tersebut digunakan untuk menguji besar atau kecilnya
suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka,
dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap
pengaruh antara variabel-variabel yang bersangkutan kemudian mencoba untuk
dianalisis dengan menggunakan alat analisis (Solikah, 2007). Yang bertujuan
37
Tangguhan dan Akrual terhadap Indikasi adanya Praktik Manajemen Laba pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2.1
Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang akan dilakukan dapat berjalan
dengan baik dan sistematis. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis karena
penelitian ini menggunakan hipotesis yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di
awal penelitian (Hartono, 2004: 40).
Desain menurut Moh. Nazir (2003:84) merupakan desain penelitian adalah
sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalm
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Adapun langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati
(2010:30), sebagai berikut :
1.
Menetapkan
permasalahan
sebagai indikasi dan fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang
38
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
3.3
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel menurut Umi Narimawati (2010:31) menyatakan
bahwa:
“Operasionalisasi variabel tentunya diperlukan untuk menentukan jenis,
indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait di dalam
penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat
dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian”.
Menurut (Sularso, 2003: 17). Variabel adalah sesuatu yang memiliki
variasi nilai Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen yang diproksikan dengan manajemen laba. Variabel independen
diwakili oleh beban pajak tangguhan, dan akrual. Definisi operasional
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas /
Independen
(X)
Menurut Sugiyono (2009:39) menyatakan variabel
independent
(bebas)
adalah:
“Variabel
independent
(bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent
39
Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah Beban Pajak
Tangguhan (X
1) dan Akrual (X
2) pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.
2.
Variabel Terikat / Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2010:39), menyatakan bahwa variabel Dependen
adalah :
“Variabel
Dependent
(terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Variabel
dependen
dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba. Variabel
dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dummy, dimana kategori 1
untuk perusahaan berada dalam
range small
profit
firms
0 untuk perusahaan
berada dalam
range small loss firms.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Kosep variabel
Indikator
Skala
Bebam
Pajak
Tangguhan
Beban pajak tangguhan
adalah beban yang
timbul akibat
perbedaan temporer
antara laba akuntansi
(laba dalam laporan
keuangan pihak
eksternal) dengan laba
fiskal (laba yang
digunakan sebagai
dasar perhitungan
pajak)
(Philps,pincus dan
DTEit =
(Philps,pincus dan Rego, 2003)
40
Rego, 2003) dalam
(yulianti,2003)
Akrual
Dalam Akuntansi
dikenal dengan istilah
basis akrual dan basis
kas. Pendekatan yang
sering digunakan
adalah pendekatan
akrual, akuntansi akrual
dianggap lebih baik
daripada akuntansi
berbasis kas karena
Akrual adalah suatu
metode perhitungan
penghasilan dan biaya
dalam arti penghasilan
diakui pada waktu
diperoleh dan biaya
diakui pada waktu
terhutang.
(Sulistiyono, 2007)
TAit = EBEIit
–
CFOit
(Sulistiyono, 2007)
Rasio
Manajemen
Laba
manajemen laba
sebagai suatu intervensi
manajemen dengan
sengaja dalam proses
penentuan laba untuk
memperoleh beberapa
keuntungan pribadi.
Maksud dari intervensi
di sini adalah upaya
yang dilakukan oleh
manajer untuk
mempengaruhi
informasi- informasi
EM = Earning Management
Nit = Net Income tahun t
Nit-1 = Net Income tahun t-1
MVE = Market Value of equity
Variabel dummy
41
dalam laporan
keuangan dengan
tujuan untuk
mengelabui
stakeholders
yang ingin
mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan
Schipper (2000) dalam
Kusuma (2006)
0 < untuk perusahaan berada
dalam
range small
profit
firms
Diberi angka 0
0
≥
untuk perusahaan berada
dalam
range small loss firms
diberi angka 1
(Yulianti, 2004)
3.2.3
Sumber Data & Teknik Penentuan Data
3.2.3.1
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder,
Pengertian dari data sekunder menurut Sugiyono (2010:137) adalah :
“Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Data tersebut di peroleh melalui media perantara yang berupa laporan
keuangan perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2010
–
2012., yang telah diplubikasikan yang sumber utamanya dari
website resmi Indonesia yaitu
www.idx.co.id
dan selama tahun berturut - turut
(2010-2012).
3.2.3.2
Teknik Penentuan Data
Teknik penentuan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dari
data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan mengenai laporan keuangan pada
perusahaan Industri manufaktur Sub sektor makanan & minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Adapun teknik penentuan data terbagi dua yaitu populasi
42
1.
Populasi Penelitian
Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa
yang disebut populasi. Menurut Andi Supangat (2007 : 3) populasi adalah :
“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik sama.”
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu laporan keuangan
auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia atau sebanyak 69 observasi untuk periode pengamatan dari
148 perusahaan selama 3 tahun berturut - turut. Peneliti tidak dapat memanipulasi
data yang digunakan dalam penelitian ini, karena data yang diambil dari
43
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan yang menjadi Sampel
2.
Sampel Penelitian
Dengan adanya sempel maka apa yang diharapkan dari hasil yang telah
diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karateristik
populasi.
Menurut Sugiyono (2010:62) dalam bukunya “Statistika Untuk
Penelitian” menyatakan bahwa :
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
No
Kode
Nama Perushaan
1
ADES
PT Akasha Wira International Tbk
2
AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
CEKA
PT Cahaya Kalbar Tbk
4
DAVO
PT Davomas Abadi Tbk
5
DLTA
PT Delta Djakarta Tbk
6
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
9
PSDN
PT Prashida Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
PT Sekar Laut Tbk
11
STTP
PT Siantar Top Tbk
12
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
13
BNBR
PT Bakrie & Brothers Tbk
14
BUMI
PT Bumi Resources Tbk
15
KRAS
PT Krakatausteal Tbk
16
ADMG
PT.Polychem Indonesia Tbk
17
PYFA
PT Pyridam Farma Tbk
18
KLBF
PT Kalbe Farma Tbk
19
MERK
PT Merck Tbk
20
TSPC
PT Tempo Scan Pasific Tbk
21
SQBI
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
22
BUDI
PT.Budi Acid Jaya Tbk
44
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah
purpossive sampling
dimana peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel yang akan
di teliti. Menurut (Sugiyono, 2010:68) pengertian
sampling purposive
, yaitu:
“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Dari populasi yang telah ditentukan diatas maka penulis mengambil
sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh penulis dan sesuai
dengan apa yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a.
Perusahaan Industri manufaktur Sub sektor makanan & minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.
b.
Terdaftar sebelum 1 Januari januari 2010 pada tahun pengamatan 2010-2012.
c.
Perusahaan yang di Delisting (keluar) pada tahun pengamatan 2010-2012.
d.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen
dari tahun 2010-2012 dan laporan keuangan berakhir tanggal 31
Desember.
Tabel 3.3
Kriteria Sempel
Keterangan
Jumlah
Jumlah perusahaan Industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun (2010-2012)
148
45
Sumber: data diolah
Sesuai dengan kriteria di atas maka diambil jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2010
–
2012.
Sampel yang diambil
sebanyak 23 perusahaan Industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia atau sebanyak 69 observasi untuk periode pengamatan dari 148
perusahaan.
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang telah di peroleh peneliti maka ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk dapat dijadikan data karena datanya
adalah data sekunder maka dalam penelitian ini diantaranya dengan menggunakan
teknik sebagai berikut :
1.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha dalam memperoleh data yang
bersifat teori untuk memperkuat dan membandingkan dengan data penelitian yang
diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku
–
buku literatur, dan juga diperoleh
dari dari peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Perusahaan yang Delisting (Keluar) selama tahun (2010-2012)
2
Perusahaan yang tidak lengkap datanya selama tahu (2010-2012)
38
46
2.
Dokumentasi
Metode pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah dengan data
dokumentasi yaitu dengan pencarian secara online. Metode ini digunakan penulis
untuk memperoleh data mengenai penelitian yang telah di teliti oleh orang lain
dalam bentuk skripsi maupun jurnal. Serta data-data penting perusahaan yang
akan diteliti dalam bentuk laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan data lain
yang diperlukan dari perusahaan yang akan menjadi sampel penelitian pada
perusahan Industri manufaktur Sub sektor makanan & minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun tahun berturut 2009
–
2013.
3.2.5
Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010 : 410) rancanngan analisis adalah
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit
–
unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain
”
.
Data penelitian dianalisis dan diuji dengan beberapa uji statistik yang
terdiri dari analisis deskriptif dan uji regresi logistik untuk pengujian hipotesis
47
Pendekatan penelitian dilakukan untuk mempelajari suatu kasus yang
diteliti sehingga diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan
penelitian, pada Analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan
uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Imam, 2007).
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
1.
Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit).
2.
Menilai Kelayakan Model Regresi.
3.
Koefisien Determinasi.
4.
Matrik Klasifikasi.
5.
Pengujian Hipotesis.
3.2.5.1
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2011: 147) mendefenisikan analisis deskriptif adalah
“Suatu metode analisis ya
ng digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan
generalisasi”
Penelitian statistik deskriftif memberikan gambaran atau deskriftif suatu
48
Penelitian deskriptif digunakan untuk menjelaskan manajemen laba , yaitu
small Range profit firms
dan
small Range loss firms
untuk settiap variable
independen dalam model penelitian.
3.2.5.2
Uji Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model
regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji
apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel
bebasnya (Sulistyo, 2010:46).
Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas, heteroscedasity,
dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Sulistyo, 2010:49). Regresi logistic
digunakan untuk menguji pengaruh Beban Pajak tangguhan, Akrual terhadap
Manajemen Laba
. Pengujian ini dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5%.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
analisis
multivariat
dengan
menggunakan regresi logistik (
logictic regression
) yang variable bebasnya
merupakan kombinasi antara kontinyu (
metric
) (
non metric
).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian diolah kemudian dianalisis untuk
pengujian hipotesis dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Menilai Model Fit
Adanya pengurangan nilai antara - 2LogL awal (initial - 2LL function)
dengan nilai - 2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 78). Log Likelihood pada regresi
49
sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.
Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H
0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
H
1: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
2. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai Statistics Hosmer and
Lemeshow
Goodness of fit sama dengan atau kurang dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak
yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga Goodness fit model tidak baik karena tidak dapat memprediksikan nilai
observasinya. Jika nilai Statistics Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih
besar daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006: 79).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas
variabel
–
variabel
independen
mampu
memperjelas
variabilitas
variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada
nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan
seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006: 79). Nilai ini didapat
50
4. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan manajemen laba perusahaan. Matrik klasifikasi
logistik dapat dilihat pada classification table.
5. Estimasi parameter dan Interprestasi
Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari
tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
cara
membandingkan
antara
nilai
probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi (
α
) sebesar 0.05. Jika variabel
dependen dan independen signifikan tehadap probabilitas (sig) lebih besar dari
0.05 yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen. Adapun jika probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel
dependent.
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
EM
Ln =
α
+
β1
DTE +
β2
ACC +
Є
51
Keterangan:
EM
Ln = Dummy variabel Manajemen Laba (kategori 1 untuk perusahaan
1-EM
berada dalam
range small profit firms
dan 0 untuk perusahaan
dalam
loss profit firms
.
α
= Konstanta
DTE
= Beban Pajak Tangguhan perusahaan pada tahun t dibagi total
Total asset pada tahun t-1
ACC
= Total akrual perusahaan I pada tahun t
Β1
-
2= Koefisien masing variabel independent
1
PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL TERHADAP INDIKASIADANYA PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Epiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI))
Taufik Budiman
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132
e-mail : taufikbudiman78@yahoo.com
ABSTRACT
The company is always look ing for loopholes to discourage tax profits to be paid to be small and increase profits in order to attract investors. This is because earnings management is a variable that can raise and shrink the company's profit. The purpose of this study is to determine how much influence the earnings management and accrual of deferred tax on manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange.
The data used in this study is derived from the audited financial statements at 23 companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2012. The samples were calculated using purposive sampling. Sempel analysis used is descriptive analysis and verification with quantitative approach. The analysis model is a logistic regression analysis.while the remaining 49% is influenced by other factors. while, This shows that the use of deferred tax expense and accruals as a proxy for earnings management is still valid.
The test results showed that hipotesi in (1) Deferred tax expense effect on earnings management in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange. (2) Accrual tehadap affect earnings management in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Earnings management, deferred tax expense and accruals
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, ukuran prestasi atau kinerja manajemen dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu, kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah (dalam hal ini adalah Direktorat Jendral Pajak). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang
ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001 dalam Damayanti, 2008).
2
dan mengakui besarnya beban pajak 21 penghasilan untuk tahun berjalan saja tanpa menghitung dan mengakui pajak tangguhan. (Surrangane, 2007: 78)
Pajak tangguhan (deferred tax) adalah efek pajak yang diakui pada saat diadakan penyesuaian dengan beban pajak penghasilan periode yang akan datang (Murhaban, 2003:66). Pengakuan Pajak Tangguhan (deferred tax) dalam laporan keuangan perusahaan adalah satu hal yang relatif baru dalam dunia akuntansi di Indonesia. Walaupun opsi penerapan pajak tangguhan dalam Akuntansi Pajak Penghasilan telah diperkenankan, akan tetapi masih banyak yang kurang memahami tentang pajak tangguhan tersebut baik dari segi pengertian atau
pemahaman konseptual maupun
aplikasinya ke dalam laporan keuangan perusahaan di Indonesia. (Djamaluddin, 2008:58)
Beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan aturan perpajakan atas hasil usaha perusahaan selama periode tahun yang bersangkutan. Aturan-aturan perpajakan tersebut mengharuskan perusahaan melakukan koreksi-koreksi fiskal (perbedaan permanen) karena terdapat perbedaan konsep pendapatan, cara pengukuran pendapatan, konsep biaya, cara pengukuran biaya, dan cara alokasi biaya antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Peraturan Perpajakan. Aturan perpajakan tetap menggunakan data
dan informasi akuntansi yang telah diatur oleh Standar Akuntansi Keuangan sebagai dasar untuk menentukan koreksi-koreksi tersebut berdasarkan aturan perpajakan yang berlaku. Selisih laba komersial dan laba fiskal (book -tax differences) dapat menginformasikan tentang diskresi manajemen dalam proses akrual. Selisih tersebut dinamakan koreksi fiskal yang berupa koreksi negatif dan koreksi positif. Koreksi negatif akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan sedangkan koreksi positif akan menghasilkan aset pajak tangguhan (Djamaluddin, 2008:58).
Adapun kondisi yang terjadi di lapangan yang peneliti ambil dari media www.Tribunnews.com Jumat, 31 Desember 2010 Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
mencatat sepanjang tahun 2010 telah
menyelesaikan penelaahan dan
pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus. Di antaranya 16 kasus dugaan pelanggaran pasal 91 dan 92 tentang Perdagangan Semu dan Manipulasi Pasar. dan juga pada tahun 2007 Bapepam memeriksa PT Agis.Tbk (TMBI) Karena adanya manipulasi laporan keuangan PT Agis Elektronik, yaitu pemberian informasi laba yang secara materian tidak benar yang seharusnya total pendapatan yang di sajikan PT Agis Elektronik sebesar 466,8 miliar namun di sajikan sebesar 800 miliar.
Bedasarkan tabel 1.1 terdapat fenomena dimana nilai beban pajak tangguhan perusahaan manufaktur mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai yang tertinggi adalah PT Sekar Laut Tbk sebesar Rp 3.555 dimana pada tahun 2010 sebesar Rp 1.727 dan pada tahun 2011 sebesar Rp 0.005.
Bedasarkan tabel 1.1 adanya fenomena dimana nilai akrual yang mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai tertinggi adalah PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2011 sebesar Rp 1,090.940 dimana pada tahun 2010 sebesar Rp 262.746 .
Bedasarkan beberapa permasalah di atas dapat disimpulkan bahwa Praktik manajemen laba sudah lumrah dilakukan oleh para manajer untuk menghindari melaporkan kerugian dengan berbagai motivasi manajemen laba dan fenomena yang terjadi adalah timbulnya masalah keagenan.
berbagai penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian tersebut antara lain:
3
dapat digunakan untuk memprediksi praktik manajemen laba oleh manajemen dengan dua tujuan yaitu untuk menghindari penurunan laba dan menghindari kerugian.
Yulianti (2005) juga menemukan bukti empiris bahwa beban pajak tangguhan memiliki hubungan positif signifikan dengan probabilitas perusahaan untuk melakukan manajemen laba guna menghindari kerugian perusahaan. Namun, ditemukan fakta bahwa akrual memiliki kelemahan (Yulianti, 2005).
Hubungan antara beban pajak tangguhan dan akrual sangat erat dalam mendeteksi perilaku dari earning management yaitu untuk memaksimumkan bonus yang mereka dapatkan dengan merekayasa angka akrual dan berusaha meminimalkan pajak yang mesti mereka bayarkan, dengan cara meningkatkan akrual untuk menjadikan angka laba lebih rendah (Yulianti, 2005). Pengakuan pajak tangguhan dapat mengakaibatkan bertambah atau berkurangnya laba bersih karena adanya pengakuan beban pajak tangguhan atau manfaat pajak tangguhan. Pengakuan aktiva dan pajak tangguhan didasarkan pada fakta adanya kemungkinan pembayaran pajak pada periode mendatang menjadi lebih besar atau lebih kecil. Hal ini, menjadi celah bagi manajemen untuk memanipulasi jumlah dari laba bersihnya sehingga bisa memperkecil jumlah pajak yang harus dibayar (Djamaluddin,2008:58). Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti termotivasi untuk meneliti dalam penelitian yang berjudul ‖ PENGARUH BEBAN
PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL
TERHADAP INDIKASI ADANYA PRAKTIK MANAJEMEN LABA‖ Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Bedasarkan tabel 1.1 terdapat nilai beban pajak tangguhan perusahaan manufaktur mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai yang tertinggi adalah PT Sekar Laut Tbk sebesar Rp 3.555 pada tahun 2012
dimana pada tahun 2010 sebesar Rp 1.727 dan pada tahun 2011 sebesar Rp 0.005.
2. Bedasarkan tabel 1.1 adanya nilai akrual yang mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai tertinggi adalah PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2011 sebesar Rp 1,090.940 dimana pada tahun 2010 sebesar Rp 262.746 .
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba untuk menghindari melaporkan kerugian pada perusahaan perusahaan manufaktur di BEI ?
2. Seberapa besar pengaruh Akrual terhadap manajemen laba untuk menghindari melaporkan kerugian pada perusahaan manufaktur di BEI ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris beban pajak tangguhan dan akrual terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalam BEI.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah dan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin memperoleh bukti empiris tentang:
4
kini dan Leverage yang dapat mempengaruhi manajemen laba. 2. Pengaruh akrual terhadap
manajemen laba untuk menghindari melaporkan kerugian pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, selain dari Arus kas operasi dan size (ukuran
perusahaan) yang dapat
mempengaruhi manajemen laba .
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang ada hubungannya dalam pelaksanaan penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung, adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. BAPEPAM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi BAPEPAM dalam
menentukan luasnya
pengungkapan (disclosure) laporan keuangan khususnya yang terkait dengan beban pajak tangguhan. 2. Bagi Akuntan Publik
Penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk menyajikan pengungkapan dan penjelasan memadai tentang pajak tangguhan yang dilaporkan suatu perusahaan.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja keuangan agar investor tertarik untuk berinvestasi.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan referensi mengenai pengaruh Beban pajak tangguhan dan Akrual terhadap manajemen laba dalam mendukung teori-teori terdahulu
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sumber informasi yang bermanfaat untuk dapat dijadikan acuan bagi penulis lain yang akan meneliti permasalahan yang sama dengan penulis.
3. Bagi Pemakai Laporan Keuangan
User dapat mengambil
keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat tidak menyesatkan.
.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pajak Tangguhan
2.1.1.1 Konsep Pajak tangguhan
Pajak Tangguhan menurut Yuliati (2004) :
―Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan menurut SAK untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba menurut aturan perpajakan Indonesia yang digunakan sebagai dasar penghitungan pajak)‖.
Suandy (2008 : 91)
5
akuntansi fiskal (Agoes dan Trisnawati, 2007).
2.1.1.2 Perlakuan Akuntansi Pajak
Tangguhan Berdasarkan PSAK No. 46
Pada prinsipnya pajak tangguhan merupakan dampak Pajak Penghasilan di masa yang akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer (waktu) antara perlakuan akuntansi dengan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat dikompensasikan di masa datang yang perlu disajikan dalam laporan keuangan dalam suatu periode tertentu. Dampak Pajak Penghasilan di masa yang akan datang perlu diakui, dihitung, disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan, baik di dalam pos neraca maupun laba rugi. Suatu perusahaan bisa saja membayar pajak lebih kecil saat ini, tapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa mendatang. Atau sebaliknya, suatu perusahaan bisa saja membayar pajak lebih besar saat ini, tetapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa mendatang. Bila dampak pajak di masa datang tersebut tidak disajikan di dalam neraca dan laba rugi, maka laporan keuangan bisa menyesatkan penggunanya sehingga diperlukan perlakuan akuntansi untuk pajak tangguhan (Hardi Cheng, 2009).
2.1.2 Beban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Expense)
Menurut Harnanto (2003:115) beban pajak tangguhan adalah
― beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) ‖.
Menurut Philips, Pincus, Rego (2003) dalam yulianti (2004)
― Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan pihak eksternal) dengan
laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) ‖.
2.1.3 Konsep Akuntansi Akrual
Dalam Akuntansi dikenal dengan istilah basis akrual dan basis kas. Pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan akrual, akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi berbasis kas karena Akrual adalah suatu metode perhitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terhutang (Muljono, 2009:28).
Menurut PSAK 46 (2009), laporan keuangan disusun berdasarkan akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Model akrual melibatkan perhitungan total akrual. Model-model akrual menurut Belkaoui (2007:202) adalah sebagai berikut:
1. Model Heally (1985) menyatakan kelemahan model akrual adalah menganggap keseluruhan akrual ditimbulkan oleh manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Padahal kenyataannya, sebagian
akrual perusahaan juga
disebabkan oleh kegiatan
operasional dan tidak
menggambarkan manajemen
laba. Total akrual dalam manajemen laba dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Discretionary Accrual
Adalah pengakuan akrual laba atau beban yang bebas tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Akrual yang muncul akibat diskresi manajemen atau berada di bawah kebijakan manajemen. Hal ini biasanya digunakan sebagai pengukur dalam
6
besarannya merupakan hasil modifikasi angka-angka pada laporan keuangan untuk memenuhi tujuan manajemen
sehingga keberadaan
Discretionary Accrualmenandakan
rendahnya kualitas laba. Efek dari kualitas laba yang rendah adalah tidak adanya prediktif value dari laba, yang berarti informasi mengenai laba perusahaan ini tidaklah menggambarkan keadaan
sesungguhnya dari
perusahaan sehingga
informasi laba menjadi bias bagi penggunanya.
b. Non Discretionary Accrual Adalah sebaliknya, pengakuan akrual laba yang wajar yang tunduk suatu standart atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Total Akrual terdiri atas dua komponen yaitu Discretionary Accrual
(DA) dan Non
Discretionary Accrual (NDA). Model yang
digunakan untuk
menghitung total akrual adalah sebagai berikut: TACCit = IBEIit - CFOit Keterangan:
TACCit = Total
akrual perusahaan i untuk tahun t
IBEIi = Income before extraordinary item perusahaan untuk tahun t
CFOit = Cash flow operating activities perusahaan i untuk tahun t
2.1.4 Manajemen Laba (Earning
Mangement)
Laba merupakan salah satu informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dan penting bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Walaupun laba bukan satu-satunya informasi yang tersedia, akan tetapi laba sering menjadi fokus utama pemakai laporan keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan (Halim dkk., 2005). Kecenderungan investor yang memfokuskan pada informasi laba sebagai dasar pembuatan keputusan akan dimanfaatkan manajer untuk memanipulasi pelaporan laba dengan menggunakan fleksibilitas dari kebijakan akuntansi yang ada. Manajer dalam hal ini diperbolehkan untuk memilih metode akuntansi selama masih dalam koridor General Accepted Accounting Principles atau sesuai dengan SAK yang berlaku. Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earnings management (Halim dkk., 2005).
Dechow, Patricia M. dan Douglas J. Skinner (2000) dalam Kusuma (2006) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Maksud dari intervensi di sini adalah upaya yang dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stak eholders yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Sering kali proses ini mencakup
mempercantik laporan keuangan
(fashioning, accounting, reports), terutama angka yang paling bawah, yaitu laba (Wild et al., 2004).
7
2.2.1 Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan penelitian Philips. et al (2003) membuktikan adanya praktik manajemen laba dengan menggunakan beban pajak tangguhan. Penelitian yang dilakukan Yulianti (2005) juga menemukan bukti empiris bahwa beban pajak tangguhan memiliki hubungan positif signifikan dengan probabilitas perusahaan untuk melakukan manajemen laba guna menghindari kerugian perusahaan. Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk merekayasa besarnya beban pajak tangguhan guna menaikan dan menurunkan tingkat labanya. Beban pajak tangguhan mengakaibatkan tingkat laba yang diperoleh menurun dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan laba yang lebih besar di masa yang akan datang dan mengurangi besarnya pajak yang dibayarkanYulianti (2005). Berdasarkan temuan-temuan tersebut diatas maka diekspektasi peranan yang signifikan antara beban pajak tangguhan dengan manajemen laba (earnings management).
2.2.2 Pengaruh Akrual Terhadap
Manajemen Laba
discreationary accruals adalah akrual bebas untuk mengurangi atau meningkatkan pelaporan laba yang sulit dideteksi karena sifatnya yang kontekstual dan subjektif (Suranggane, 2007)
Dasar akrual umumnya memberikan indikasi yang lebih baik dalam laporan keuangan karena transaksi dan peristiwa keuangan diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Namun konsep akrual tersebut memiliki kelemahan yaitu dapat dimanfaatkan untuk rekayasa angka-angka dalam laporan keuangan, sehingga dapat digunakan untuk mengubah angka laba yang dihasilkan
apabila standar akuntansi
memungkinkan melalui praktik manajemen laba (Elingga, 2008).
BAB III OBJEK DAN METODE
PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Beban Pajak Tangguhan dan Akrualtehadap Indikasi adanya Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI pada tahun 2010-2012.
3.2Metode Penelitian
Dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif tersebut digunakan untuk menguji besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antara variabel-variabel yang bersangkutan kemudian mencoba untuk dianalisis dengan menggunakan alat analisis (Solikah, 2007). Yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan dalam meneliti Beban Pajak Tangguhandan Akrual terhadap Indikasi adanya Praktik Manajemen Laba pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis karena penelitian inimenggunakan hipotesis yang hipotesisnya sudah dapat ditentukan di awalpenelitian (Hartono, 2004: 40).
3.3 Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Bebas Independen (X)
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metodepurposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan Industri manufaktur yamg terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.
b. Terdaftar sebelum 1 Januari januari 2010pada tahun pengamatan 2010-2012.
8
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit olehauditor independen dari tahun 2010-2012 dan laporan keuangan berakhir tanggal 31 Desember. Sesuai dengan kriteria di atas maka diambil jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2010 – 2012. Sampel yang diambil sebanyak 23 perusahaan Industri manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau sebanyak 69 observasi untuk periode pengamatan dari 148 perusahaan.
3.2.5 Rancangan Analisis
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapansebagai berikut:
1. Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit).
2. Menilai Kelayakan Model Regresi. 3. Koefisien Determinasi.
4. Matrik Klasifikasi.
5. Pengujian Hipotesis.
3.2.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian deskriptif digunakan untuk menjelaskanmanajemen laba , yaitu small Range profit firms dan small Range loss firms untuk settiap variable independen dalam model penelitian (surrangne; 2007).
3.2.5.2 Uji Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Sulistyo, 2010:46).
Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas, heteroscedasity, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya
(Sulistyo, 2010:49). Regresi
logisticdigunakan untuk menguji pengaruh Beban Pajak tangguhan, Akrualterhadap Manajemen Laba. Pengujian ini dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5%.
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis multivariat
denganmenggunakan regresi logistik
(logictic regression) yang variablebebasnya merupakan kombinasi antara kontinyu (metric)(non metric).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian diolah kemudian dianalisisuntuk pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menilai Model Fit
Adanya pengurangan nilai antara - 2LogL awal (initial - 2LL function) dengan nilai - 2LogL pada langkah berikutnya
menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 78). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian "Sum of Square Error" pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik. Hipotesis untuk menilaimodel fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan
data.
H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit
dengan data.
2. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai
dengan menggunakan Hosmerand
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai Statistics Hosmer andLemeshow Goodness of fit sama dengan atau kurang dari 0.05 makahipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antaramodel dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidakbaik karena tidak dapat memprediksikan nilai observasinya. Jika nilaiStatistics Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar daripada0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampumemprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapatditerima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006: 79).
9
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapabesar variabilitas variabel–variabel independen mampu memperjelasvariabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresilogistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai NagelkerkeR Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresiberganda (Ghozali, 2006: 79). Nilai ini didapat dengan cara membaginilai Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya.
4. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi darimodel regresi untuk memprediksi kemungkinan manajemen laba perusahaan. Matrik klasifikasi logistik dapat dilihat padaclassification table.
5. Estimasi parameter dan Interprestasi
Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisienregresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentukhubungan antara variabel. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan
caramembandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkatsignifikasi (α) sebesar 0.05. Jika variabel dependen dan independensignifikan tehadap probabilitas (sig) lebih besar dari 0.05 yang berartivariabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen. Adapun jika probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05 makadapat dikatakan
bahwa variabel independen memiliki pengaruhterhadap variabel dependent.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.2 Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh beban pajak tangguhan dan akrual terhadap adanya indikasi praktik manajemen laba. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi logistik sebagai alat bantu dalam pengambilan kesimpulan.
4.1.1 Analisis Deskriptif
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa Beban Pajak Tangguhan dan Akrual Terhadap adanya Indikasi Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pad