STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK
SKRIPSI
OLEH DIAS RAHMA
090406028
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH DIAS RAHMA
090406028
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK
SKRIPSI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Januari 2015 Penulis,
Nama Mahasiswa : Dias Rahma
Nomor Pokok : 090406028
Departemen : Arsitektur
Menyetujui Dosen Pembimbing
(Ir. Rudolf Sitorus, MLA)
Koordinator Skripsi,
Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc
Ketua Program Studi,
Ir. N. Vinky Rahman, MT
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Ir. Rudolf Sitorus, MLA
Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza ST, MT
menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.
Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan
ABSTRACT
This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan.
Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Devin Devriza, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I dan Bapak Firman
Eddy, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran
dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur.
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
5. Warga dan masyarakat kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian dan
mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua dan adik-adik serta keluarga penulis yang tercinta, yang telah
memberikan doa, semangat, dorongan, dan bantuan untuk menyelesaikan studi
dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan
membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi semua pihak.
Medan, Januari 2015
Penulis,
i
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalahan 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Batasan Penelitian 3
1.6 Kerangka Berpikir 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Pengertian Sampah 6
2.2 Jenis-jenis Sampah 6
2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya 7
2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik 8
2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan 9
2.4 Dampak Negatif Sampah 11
2.5 Teknik Pengelolaan Sampah 13
2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R 13
2.6.1 Pengurangan (Reduce) 15
2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse) 15
2.6.3 Pendaurulangan (Recycling) 15
2.7 Teknik Pengomposan 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20
3.1 Tipe Penelitian 20
3.2 Variabel Penelitian 20
ii
3.4 Metode Pengumpulan Data 24
3.4.1 Data Primer 24
3.4.2 Data Sekunder 25
3.5 Kawasan Penelitian 25
3.6 Metode Analisa 28
BAB IVGAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29
4.1 Sejarah Rimgkas Universitas Sumatera Utara 29
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Universitas Sumatera Utara 30
4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara 30
4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara 30
4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara 30
4.3 Struktur Organisasi USU 31
4.4 Sekilas Pandang Universitas Sumatera Utara 33
4.5 Biro Pengembangan dan Pemelihara Aset 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39
5.1Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 39
5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan 41
5.3 Sampah 45
5.4 Keberadaan Sampah 47
5.5 Jenis-jenis Sampah 55
5.6 Teknik Pengelolaan Sampah di Kampus 60
5.7 Teknik Pengomposan 66
5.8 Persepsi Masyarakat Kampus 70
5.9 Studi Banding - Universitas Negeri Medan 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 79
5.1 Kesimpulan 79
iv
3.1 Variabel Penelitian 21
3.2 Mahasiswa Teknik Aktif 23
5.1 Lama waktu yang dihabiskan di kampus FT USU 42
5.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus FT USU 44
5.3Melihat keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU 45 5.4Mengenai keberadaan tumpukkan sampah disekitar lingkungan kampus 46 5.5Jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU 55 5.6Jenis sampah yang paling sering dilihat di lingkungan kampus FT USU 56 5.7Pembakaran sampah oleh petugas kebersihan lingkungan kampus FT USU 61 5.8Pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan kampus FT USU 63 5.9Pemilahan sampah organik dan sampah anorganik kampus FT USU 65 5.10 Tempat sampah sebagai pemilahan sampah organik dan sampah
anorganik di lingkungan kampus FT USU 66
5.11Berpatisipasi responden dalam melakukan pemilahan sampah untuk
lingkungan kampus FT USU 67
5.12Keuntungan sampah apabila dilakukan kembali pengelolaan sampah di
lingkungan kampus FT USU 68
5.13 Responden mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah dengan
teknik pengomposan 69
5.14Pendapat responden tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 70 5.15Pendapat responden tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk
mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPS 71 5.16Teknik pengelolaan sampah yang paling mudah untuk diterapkan
v
2.1 Pengelolaan Sampah 3R 14
2.2 Pengelolaan Sampah dengan Pengomposan 19
3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara 26
3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik 27
4.1 Plakat Yayasan Universitas Sumatera Utara 29
4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara 33
4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 34
4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset 35 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah 36 4.6 Skema Dasar Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara 37 4.7Skema teknis operasional sampah dalam pengelolaan sampah 38 4.8Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sumatera Utara 38 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di
Fakultas Teknik USU 41
5.2 Diagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dalam sehari berada di
lingkungan kampus FT USU 43
5.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan kampus FT USU 44 5.4 Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan
kampus FT USU 46
5.5 Diagram persentase pendapat responden mengenai keberadaan tumpukkan
sampah disekitar lingkungan kampus 47
5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin 48
5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro 49 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri 50
5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia 51
5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 52 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 53 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil 54 5.13 Diagram persentase tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di
lingkungan kampus FT USU 56
vi
5.16 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.17 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.18 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 59 5.19 Pola penanganan sampah selama ini yang dilakukan di kampus 60 5.20 Diagram tentang adanya pembakaran sampah oleh petugas kebersihan di
lingkungan kampus FT USU 61
5.21 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.22 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.23 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 63 5.24 Diagram persentase tentang pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan
kampus FT USU 64
5.25 Diagram persentase tentang dilakukan pemilahan sampah organik dansampah
anorganik di lingkungan kampus FT USU 65
5.26 Diagram persentase mengenai tersedianya tempat sampah sebagai pemilahan sampah organik dan sampah anorganik di lingkungan kampus FT USU 66 5.27 Diagram persentase mengenai keuntungan sampah apabila dilakukan
kembali pengelolaan sampah di lingkungan kampus FT USU 67 5.28 Diagram tentang mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah
dengan teknik pengomposan 68
5.29 Diagram tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 69 5.30 Diagram tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah
sampah yang akan dibuang ke TPS 70
5.31 Diagram persentase tentang teknik turut berpatisipasi responden dalam
melakukan pemilahan sampah untuk lingkungan kampus FT USU 71 5.32 Diagram persentase tentang teknik pengelolaan sampah yang paling mudah
untuk diterapkan di lingkungan kampus FT USU 72
5.33 Mekanisme Pengelolaan Sampah UNIMED 73
5.34 Lokasi TPA di UNIMED 74
5.35 Mesin pengomposan di UNIMED 75
5.36 Beberapa tenaga kerja untuk pemilahan sampah yang akan dijadikan
kompos 75
vii
5.40 Pemanfaatan hasil kompos untuk area ruang terbuka hijau 77
6.1 Kegiatan Proses Pemilahan Jenis Sampah 80
6.2 Desain Tempat Sampah berdasarkan Jenis Sampah 81
6.3 Pemrosesan Sampah Mandiri di Kampus FT USU 82
6.4Tahapan Pembuatan Komposter 83
menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.
Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan
ABSTRACT
This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.
1 1.1 Latar Belakang
Masalah sampah di kota besar dan kota kota kecil di Indonesia masih
belum tertangani dengan baik. Hal ini karena selain kesadaran masyarakat
Indonesia yang masih rendah tentang kebersihan juga dikarenakan sistem
penanganan yang belum terorganisir dengan baik dan serius.
Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi
dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana
mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun
kegiatan kemahasiswaan. Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu
institusi yang memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Dari setiap kegiatan ini
sampah yang dihasilkan erat kaitannya dengan timbunan sampah yang berada
disekitar lingkungan kampus, mulai dari botol air mineral, puntung rokok, sisa
makanan, dan lain sebagainya.
Di lingkungan kampus USU, meningkatnya timbunan sampah akibat
tingginya aktivitas di lingkungan tersebut jauh melebihi ketersediaan fasilitas dan
sarana pengelolaan sampah yang ada, dan fenomena dilapangan masih banyak di
jumpai kumpulan kumpulan sampah berserakan. Hal ini sangat ironis dimana
sebuah wadah pendidikan tinggi yang seharusnya nyaman, indah dan berwibawa
tetapi terganggu dengan keberadaan sampah sampah tersebut. Tentunya
tetapi juga masih ada faktor lain yang menyebabkan keaadan tersebut. Misal
sistem manajemen pengelolaan sampah dan cara pengelolaan sampah di
lingkungan kampus USU yang mungkin tidak berjalan secara efektif. Untuk itulah
penulis mengangkat masalah persampahan di kampus terbesar dan tertua di
Sumetera Utara ini. Adapun judul penelitian yang penulis ajukan adalah “Studi
Keberadaan dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara” dimana
kasus yang akan disoroti adalah di lingkungan Fakultas Teknik USU.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, permasalahan yang
diteliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan sampah dan manajemen pengelolaan sampah di
lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di
lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara
pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan
kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan
sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan
lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan
untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya
mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah
sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau
tempat penimbunan sampah.
2. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang membutuhkan.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada kegiatan pengelolaan sampah
yang akan dilaksanakan oleh bagian kebersihan Universitas Sumatera Utara
terhadap sampah yang dihasilkan mahasiswa, dosen, pegawai khususnya untuk
kampus-kampus Fakultas Teknik dengan penanganannya secara efektif dan
1.6 Kerangka Berfikir
MANFAAT PENELITIAN • Sebagai bahan kajian bagi
pihak yang membutuhkan.
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau tempat penimbunan sampah.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik.
PERUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di lingkungan
Metode Pengumpulan Data: Observasi dan wawancara (berupa angket) atau dari data sekunder (studi literatur). Jenis Penelitian: Penelitian Kualitatif & Deskritif
HASIL & PEMBAHASAN
METODOLOGI PENELITIAN
LATAR BELAKANG
Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun kegiatan kemahasiswaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Metode Analisa Data:
5 2.1 Pengertian Sampah
Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah
tidak berguna atau diperlukan lagi (Tchobanoglous,et,al., 1993). Sampah adalah
sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat
terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan
(Slamet, 2002).
Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat dipahami sampah adalah :
1. Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan yang cepat.
2. Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah plastik, logam, gelas karet dan lain-lain.
3. Sampah berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau sampah.
4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3 adalah
sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena sifat
kimia, fisika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan
mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit reversible atau
5. menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadap
kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.
2.2 Jenis–Jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut :
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan–bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan
plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan
produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan
alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan
kaleng (Gelbert dkk, 1996).
2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik
Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas :
1. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari
rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur,
yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air
dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.
2. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis :
• Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa
lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun – tahun,
contohnya kaca dan mika.
• Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis
ini akan bisa lapuk perlahan –lahan secara alami. Sampah jenis ini masih
bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti
kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapukyang tidak bisa terbakar,
2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan
Arsitek dan lingkungan sangat memiliki keterikatan yang tinggi. Dapat di
katakan bahwa definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun
yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design,
interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,
yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan.
Sampah adalah salah satu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan
kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan
sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun
berbeda–beda pula jeneis sampah yang di hasilkan.
Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu perhatian yang penting di
dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, karena suatu
hunian atau kawasan tidak dapat di katakan Ekologis jika sampah tidak terkelola
dengan baik. Ada beberapa pengaruh negatif yang di hasilkan sampah terhadap
hunian atau kawasan yang Ekologis yaitu :
1. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit
dan pencemaran lingkungan
2. Hilangnya nilai-nilai estetika dan kenyamanan
3. Menimbulkan kerusakan terhadap fisik bangunan
4. Dan pengaruh-pengaruh negatif lainnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal negatif di atas perlu di lakukan pengelolaan
secara berkelanjutan, sehinga sampah-sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa
penimbunan, dan beberapa prinsip yang bisa di terapkan di dalam lingkungan
keseharian.
2.4 Dampak Negatif Sampah
Sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu
yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah
bahan yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian
utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara
ekonomi tidak ada harganya.
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia
dan lingkungan yaitu :
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut :
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/ sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya
pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang
akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan
2.5 Teknik Pengelolaan Sampah
Untuk mengelola sampah yang terkumpul terdapat 3 (tiga) cara umum
yang sering dan dapat dilakukan, yaitu dengan menimbun di suatu tempat, dengan
mengabukan dan dengan daur ulang atau recycling ke proses-proses lain
(Tchobanoglous et all, 1993).
1. Penimbunan
Cara penimbunan sampah yang paling sederhana ialah penimbunan
terbuka, yaitu dengan cara sampah dikumpulkan begitu saja disuatu tempat yang
dipilih jauh dari tempat aktifitas masyarakat, sehingga tidak menimbulkan banyak
gangguan. Cara penimbunan sampah yang baik adalah dengan cara menimbun
sampah di bawah tanah, atau digunakan untuk mengurug tanah berawa yang
kemudian ditutup dengan lapisan tanah.
Dengan demikian proses dekomposisi berlangsung dibawah tanah,
sehingga jika terdapat kuman berbahaya tidak tersebar ke dalam udara. Tetapi
cara ini juga masih menimbulkan masalah seperti pencemaran air tanah yang
dapat mempengaruhi air sumur dan air selokan yang dekat dengan sampah
tersebut. Pengelolaan sampah dengan cara penimbunan melibatkan beberapa
pihak dengan urutan :
a. Masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara.
b. Petugas dinas kebersihan mengangkut sampah dari tempat timbunan
sementara dengan memadatkan sampah terlebih dahulu lalu dibuang ke
c. Pemungut sampah memungut sampah-sampah seperti botol, bahan plastik,
rongsokan besi.
d. Sampah yang ditimbun di tempat penimbunan akhir sebaiknya ditimbun di
dalam tanah agar hancur oleh mikroorganisme.
2. Mengabukan
Mengabukan atau insinerasi (incineration) sampah, ini sering dilakukan
untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Prosesnya tidak sama dengan
membakar sampah begitu saja di tempat terbuka. Sampah dibakar di dalam dapur
khusus, pencemaran-pencemaran yang keluar dari hasil pembakaran yang berupa
abu dan bahan-bahan lain yang volumenya tinggal sedikit, ditimbun atau
dipendam di tempat yang telah disediakan. Pada proses insinerasi timbul panas,
sehingga merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan tenaga uap atau listrik. Proses insinerasi mempunyai beberapa
keuntungan :
a. Mengurangi masalah kesehatan yang berhubungan penimbunan sampah.
b. Mengurangi volume sampah hingga 80%.
c. Kotoran dan sampah dapat dikerjakan bercampur, tidak perlu
dipisah-pisahkan.
d. Alat yang digunakan dapat dibuat untuk berbagai ukuran, untuk keperluan
besar, sedang, atau kecil.
3. Daur-ulang atau Recycling.
Recycling ialah suatu proses yang memungkinkan bahwa, bahan-bahan
yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga seolah-olah tidak ada bahan
buangan. Terdapat berbagai bentuk pemanfaatan buangan sehingga sebagian besar
dari masalah sampah dapat teratasi. Bahan organik seperti daun, kayu, kertas, dan
sisa makanan, kotoran, dan sebagainya dapat dijadikan kompos dengan
pertolongan mikro-organisme.
Recycling lain yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan proses
destilasi kering. Sampah dimasukkan kedalam ruang tertutup dipanaskan tanpa
diberi udara. Karena dengan pemanasan tersebut sampah mengeluarkan berbagai
macam gas yang dapat dimanfaatkan.
2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R
Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang
berhubungan dengan pengendalian terhadap timbulan sampah, penyimpanan,
pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan
sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik yang
berhubungan juga dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan
alam, keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan
masyarakat luas (Tchobanoglous et all, 1993). Dengan demikian pengelolaan
sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan
suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan.
Permasalahan sampah adalah kemudahan masyarakat untuk membuang
berpikir ke mana sampah-sampah tersebut dibawa dan apa yang akan terjadi pada
sampah tersebut (Morgan, 2009). Ini yang akan mendorong masyarakat untuk
terus memproduksi lebih banyak sampah. Sehingga untuk mengurangi jumlah
sampah, orang harus dibuat berpikir mengenai jumlah sampah yang dihasilkan
dan akibat–akibat yang ditimbulkan. Dengan adanya masyarakat yang sadar akan
masalah sampah, maka penanganan masalah sampah juga akan lebih mudah
karena masyarakat ikut terdorong untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka
hasilkan dan terdorong untuk menangani sampah dengan lebih baik.
Upaya yang perlu dilakukan untuk menangani masalah sampah adalah
upaya pengelolaan terhadap sampah–sampah yang ada. Pengelolaan sampah
dengan metode 3R juga dapat dijadikan sebagai pilihan untuk mengelola sampah
dikarenakan dapat mengurangi masalah-masalah sampah secara efektif.
Pengelolaan sampah dengan metode 3R adalah sebagai berikut (Vesilind, 2002) :
2.6.1 Pengurangan (Reduce)
Pengurangan sampah dapat dicapai dalam tiga cara dasar :
a. Mengurangi jumlah bahan yang digunakanperproduktanpa
mengorbankan fungsi produk.
b. Meningkatkan masa hidup produk.
c. Menghilangkan kebutuhan untuk produk.
2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse)
Yang dimaksud reuse disini adalah penggunaan kembali barang-barang yang
sudah tidak digunakan sebagaimana mestinya. Konsep pengelolaan reuse
tidaklah serumit yang kita pikirkan, hanya dengan menggunakan
barang-barang bekas untuk keperluan tertentu tanpa harus mengolahnya.
2.6.3 Pendaurulangan (Recycling)
Daur ulang menurut Morgan (2009) adalah pengelolaan benda-benda yang
sudah tidak diinginkan atau tidak terpakai untuk dijadikan bahan baku pembuatan
produk baru. Pada intinya, pengelolaan daur ulang adalah mengolah kembali
barang-barang yang tidak berguna lagi. Agar daur ulang dapat berhasil, perlu
proses sebagai berikut :
1 Konsumen pertama harus dapat memilih barang-barang berdasarkan
karakteristik tertentu (pilih yang dapat didaur ulang atau mudah
membusuk) dan kemudian dikumpulkan di kotak-kotak atau tempat
khusus.
2 Bagi sampah yang bisa didaur ulang, proses daur ulang dapat
kertas-kertas bekas untuk kemudian di daur ulang di pusat pendauran
ulang.
3 Sampah organik diolah menjadi kompos yang bisa digunakan sebagai
pupuk.
Proses pendauran ulang bagi beberapa benda adalah sebagai berikut :
a. Kaca
Pada proses pembuatannya kaca terbuat dari 3 bahan utama yaitu pasir, soda
abu, dan batu kapur yang kemudian di campur dan diletakkan dalam cetakan
untuk dapat dibuat bentuk baru. Kaca dapat didaur ulang dengan sangat
mudah dan dapat dilakukan berulang kali tanpa mengurangi kualitasnya. Kaca
daur ulang umumnya digunakan lagi dalam berbagai cara yaitu :
• Botol atau toples
• Paving dekoratif di taman
• Mosaik
• Perhiasan
• Industri konstruksi menggunakannya sebagai ghaspalt yaitu
permukaan jalan yang terdiri atas 30% kaca daur ulang. Ghaspalt
dapat dibuat dari semua jenis kaca yang dicampur menjadi satu.
b. Logam
Logam di ekstraksi dari dalam bumi dalam bentuk biji-biji. Untuk
menghasilkan benda-benda dari logam, biji logam harus dihancurkan dan
diproses, proses ini membutuhkan banyak energi dan banyak menghasilkan polusi
tersebut dipanaskan sampai meleleh, kemudian dibentuk sesuai keinginan. Logam
dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya.
c. Plastik
Plastik memiliki sifat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi
dalam jumlah yang sangat besar. Plastik adalah sarana pembungkus yang sangat
populer karena bobotnya ringan akan tetapi juga kuat. Tidak semua sampah
plastik mudah di daur ulang dan itu artinya plastik-plastik tersebut harus berakhir
di tempat pembuangan akhir sampah atau di insenerator.
Cara yang paling baik dalam mengatasi masalah sampah plastik yaitu
dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Plastik dapat menjadi
sangat sulit didaur ulang dikarenakan beberapa barang dari plastik terbuat dari
berbagai macam jenis plastik yang berbeda. Jenis plastik yang berbeda tersebut
harus dipisah–pisahkan sebelum didaur ulang.
d. Kain
Kain adalah barang yang sangat efisien untuk di daur ulang karena alat
pemprosesannya mampu mendaur ulang sebanyak 93% kain tanpa menghasilkan
produk atau limbah berbahaya.
e. Kertas
Kertas adalah bahan yang terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui
yaitu pohon yang dapat dipanen dan ditanam lagi. Pohon–pohon yang tumbuh
dengan cepat, seperti cemara dan eukaliptus merupakan bahan baku yang baik
Pada dasarnya, penerapan metode 3R dapat dilakukan dengan mudah
kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Metode ini memiliki efek positif
yang signifikan terhadap penanganan sampah yang sering menimbulkan masalah
disekitar kita.
2.7 Teknik Pengomposan
Pengomposan (Composting) adalah sistem pengolahan sampah organik
dengan bantuan mikroorganisme sehingga membentuk pupuk organis (pupuk
kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat (Modifikasi dari J.H.
Crawford, 2003). Mengolah sampah menjadi kompos (pupuk organik) dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai yang sederhana hingga memerlukan mesin
(skala industri atau komersial). Membuat kompos dapat dilakukan dengan metode
aerob dan anaerob. Pada pengomposan secara aerob, proses dekomposisi bahan
baku menjadi kompos akan berlangsung optimal jika ada oksigen. Sementara pada
pengomposan anearob dekomposisi bahan baku menjadi kompos tidak
memerlukan oksigen.
Disisi lain pengomposan juga berarti menghasilkan sumber daya baru dari
sampah yaitu kompos yang kaya akan unsur hara mikro. Upaya lain yang dapat
dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah adalah menciptakan metode yang
ramah lingkungan dan mudah untuk bisa dilakukan di tingkat kawasan atau rumah
tangga, salah satunya adalah dengan membuat kompos di tingkat rumah tangga
20 3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam
pengelolaan sampah kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini menjadi pilihan dikarenakan masalah
yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena
saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan.
Orientasi mengenai responden adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang
dijadikan responden tetapi apakah data yang terkumpul sudah mencukupi atau
belum. Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, maka prosedur sampling yang
penting adalah bagaimana menemukan informasi kunci (key imformant).
3.2 Variabel Penelitian
Variable merupakan segala sesuatu yang memiliki dan mengambil nilai
yang beragam (Sinulingga, 2011). Variable pada penelitian ini didapatkan dengan
cara penerapan teori yang diperoleh melalui tinjauan pustaka/literature yang
didapat. Kemudian dilanjutkan dengan mencermati objek secara visual, yaitu
memperhatikan dan merekam dengan foto tentang fenomena-fenomena yang
ditemukan di lokasi penelitian. Adapun variabel dalam peelitian ini terdapat pada
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
TEORI INTERPRETASI VARIABEL DATA YANG
pupuk organis (pupuk kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat
(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi merupakan sejumlah kelompok yang menjadi perhatian peneliti,
dan dari kelompok ini peneliti membuat generalisasi hasil penelitiannya
(Fraenkle, Wallen, & Hyun, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah jumlah
seluruh mahasiswa yang masih aktif di kampus Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari instasi yang berkaitan besar
populasi pada penelitian ini adalah 3500 orang dengan rincian yang dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Mahasiswa Teknik Aktif
Angkatan T. Sipil T.Mesin T.Kimia T.Industri T.Elektro Arsitektur T.Ling
2013 129 119 106 130 112 92 44
2012 165 161 132 181 122 133 52
2011 137 140 124 151 96 123
2010 126 87 59 88 86 95
2009 99 64 35 70 65 42
2008 55 25 16 54 23 6
Jumlah 733 601 380 681 513 496 96 TOTAL 3500
3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi
secara keseluruhan yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek
penelitian (Ary, Jacobs, & Sorensen, 2010). Untuk mengetahui jumlah sampel
ditentukan dengan memakaiRumus Slovin(Husein, 2004) yaitu :
n = N / 1 + N (d2)
n = 3500 / 1+ 3500 (0.12)
n = 97.22 = 97
n =Number of samples(jumlah sampel)
N =Total population(jumlah seluruh anggota populasi) d =Error tolerance(toleransi terjadinya kesalahan)
Dalam hal ini peneliti melakukan penarikan sample penelitian dilakukan
dengan cara simple randon sampling (sampling acak sederhana) dimana sampel
dipilih secara acak dari jumlah yang telah ditentukan.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi lapangan dan
wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (angket) kepada mahasiswa
Fakultas Tekinik Universitas Sumatera Utara sebagai responden di Departemen
Departemen Teknik Kimia, Departemen Teknik Arsitektur, Departemen Teknik
Lingkungan, dan Departemen Teknik Sipil karena merupakan subjek yang paling
aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan kegiatan di lingkungan kampus.
Data primer yang didapatkan akan mengarahkan penelitian untuk
memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian mengenai hal-hal yang
mempengaruhi keberadaan sampah dan pengelolaan sampah dikampus seperti
fasilitas tempat sampah, jenis-jenis sampah, dan saran-saran untuk pengelolaan
sampah itu sendiri.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah berupa studi
literatur yang diperoleh dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan
teori sampah, jenis-jenis sampah serta dampaknya, teori teknik pengelolaan
sampah dan kajian pengelolaan sampah itu sendiri.
3.5 Kawasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara (USU), kampus
Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara berada di Jalan Dr. Mansyur.
Sejarah USU dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara
pada tanggal 4 Juni 1952, dan diresmikan menjadi Universitas Negeri pada
Gambar 3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara (Sumber : Peneliti, 2014)
Keterangan :
= Lokasi Penelitian
Berdirinya Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Sumatera Utara
terhitung mulai tanggal 1 September 1959, yang dijadikan awal berdirinya
Fakultas Teknik USU. Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya
mengasuh satu jurusan, yaitu jurusan Teknik Sipil dan membuka jurusan-jurusan
(1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur (1991), dan Teknik Lingkungan
(2012).
Gambar 3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik (Sumber : Peneliti, 2014)
Keterangan :
= Departemen Teknik Mesin
= Departemen Teknik Elektro
= Departemen Teknik Industri
= Departemen Teknik Kimia
= Departemen Teknik Arsitektur
= Departemen Teknik Lingkungan
3.6 Metode Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisa yang melakukan pendekatan
analisis yang menggunakan sudut pandang peneliti sebagai tool analisis utama
pola yang bergerak dalam fenomena dilapangan yang berhasil digali dari informan
di suatu kawasan yang dipakai penelitian, dan untuk menguraikan potensi-potensi
dan tantangan-tantangan yang ditemukan dalam penelitian kemudian dilakukan
analisis dan pengambilan kesimpulan (Sutopo, 1996 : 68).
Dengan metode tema penelitian yang dilakukan, maka model analisis yang
akan dilakukan adalah Metode Analisis Deskriptif Kualitatif adalah analisis yang
secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta
tanpa melakukan pengujian hipotesis (Moleong, 2004 : 58).
Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa
kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab
rumusan masalah pada penelitian. Analisa Deskriptif adalah analisis yang secara
cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui fenomena yang terjadi di
29 4.1 SEJARAH RINGKAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya
Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan
ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan
masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung
oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim
(Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara);
Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong
Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri
(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di
Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
4.2 VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara
University for Industry.
4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara
Adapun misi Universitas Sumatera Utara adalah :
1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan
profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah,
teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi,
seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan
daya saing masyarakat.
4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara
Tujuan Universitas Sumatera Utara adalah:
1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat
dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi
2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan
seni/budaya serta kemanusiaan.
3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan
sistem penjaminan mutu yang handal.
4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan
demokratis.
5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.
6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar
departemen/program studi.
7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan
dalam usaha-usaha ventura.
8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk
pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa
tenaga ahli, dan lain-lain.
9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada
pembelajaran sesuai kebutuhan (demand-driven learning system).
4.3 STRUKTUR ORGANISASI USU
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batass
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya wadah tersebut disusun dalam suatu organisasi dalam instansi.
Suatu instansi ini terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksakan
perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui
saluran tunggal.
Struktur organisasi USU sebagai PT- BHMN terdiri dari:
1. Organisasi sentral
Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial,
Senat Akademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor),
Dewan Guru Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal,
dan Satuan Penjaminan Mutu.
2. Unsur Pelaksana Akademik
Fakultas, Sekolah Pasacasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat.
3. Unsur Pelaksana Administratif
Biro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan, Biro
Kemahasiswaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan
Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset.
4. Unsur Penunjang
Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan
Secara umum struktur organisasi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat
pada Gambar 4.2 berikut ini :
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara (Sumber : SK - MWA USU)
4.4 SEKILAS PANDANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan
tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU
merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun
Gambar 4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Sumber : usu.ac.id)
Mengenai sistem pembelajaran, USU memiliki fasilitas perpustakaan dan
lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber
belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU
merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan
juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses
terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung
proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen.
Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama,
arena olah raga, wisma, kafetaria, toko, bank, dan kantor pos. Wisuda dan
berbagai acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang
Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan yang berlokasi dikampus Padang
4.5 BIRO PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN ASET
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset Universitas Sumatera Utara
(Sumber : SK - MWA USU)
Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset dipimpin oleh Kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pembantu Rektor V. Biro
Pengembangan dan Pemeliharaan Aset adalah unsur pelaksana administrasi di
tingkat universitas yang fungsinya menjalankan administrasi bidang
Gambar 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di Universitas Sumatera Utara
(Sumber : Peneliti 2014)
Saat ini, pengelolaan sampah USU masih berada di bawah pengawasan
Pembantu Rektor V, melalui Seksi Peralatan dan Perlengkapan. Dalam
pelaksanaannya, USU mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Medan,
melalui Dinas Kebersihan Kota Medan. Pelaksanaan kebersihan di USU yang
bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan dilaksanakan dengan sistem
komunal, yaitu Dinas Kebersihan Kota Medan mengambil sampah yang ada di
SKEMA DASAR PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKEM D
Gambar 4.7 Skem
(Sumber : U
ME U
Gambar 4.8 Mek
(Sumber : Rencana Ke
EMA TEKNIS OPERASIONAL SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
kema teknis operasional sampah dalam pengelol
: USU ASRI - Menuju Kampus USU Bersih dan H
EKANISME PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sum
Kerja Pengelolaan Sampah Divisi Lingkungan dan H
lolaan sampah
n Hijau)
umatera Utara
39 5.1 Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 1 September 1959 dijadikan awal berdirinya Fakultas Teknik
USU setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 83303/S tertanggal 26 Agustus 1959
tentang persiapan berdirinya Fakultas Teknik di Medan yang bernaung di bawah
panji-panji Universitas Sumatera Utara terhitung mulai 1 September 1959 sebagai
fakultas yang ke-4.
Secara struktural organisasi Fakultas Teknik USU telah digariskan di
dalam Fakultas Teknik USU dikepalai oleh seorang dekan yang dalam
menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh tiga orang Pembantu Dekan (Pudek)
yaitu:
1. Pembantu Dekan I (Bidang Akademik, Bidang Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat)
2. Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi dan Keuangan)
3. Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni)
Struktur organisasi vertikal di Fakultas Teknik ini menunjukkan adanya
sub bagian-sub bagian yang terpisah yang menjalakan tugasnya masing-masing
untuk menxapai visi, misi dan tujuan Fakultas Teknik USU. Aliran organisasi
pada aliran ini adalah naik sampai keatas ataupun menurun sampai tingkatan
manajemen tertentu. Setiap tingkatan akan mempertanggung jawabkan tugas yang
Secara umum, pengelolaan tugas-tugas Fakultas Teknik yang bersifat
teknis administratif dilaksanakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha dengan empat
sub bagian yaitu:
1. Sub bagian kemahasiswaan dan alumni
2. Sub bagian keuangan dan kepegawaian
3. Sub bagian pendidikan
4. Sub bagian umum dan perlengkapan
Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya mengasuh satu
juru-san, yaitu Jurusan Teknik Sipil. Dengan meningkatnya kebutuhan sarjana teknik
di berbagai bidang sesuai dengan tuntutan pembangunan, maka Fakultas Teknik
USU selanjutnya membuka jurusan-jurusan baru; Teknik Mesin (1962), Teknik
Elektro dan Teknik Industri (1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur
(1991), dan Teknik Lingkungan (2012).
Pada umumnya manajemen yang mengelola persampahan di setiap
fakultas adalah sama termasuk juga seperti manajemen pengelolaan di Fakultas
Teknik sendiri melalui Dekan memberikan tanggung jawab kepada Pembantu
Dekan, kemudian Pembantu Dekan memberikan tanggung jawab kepada seksi
peralatan dan perlengkapan yang selanjutnya memberikan tanggung jawab pula
kepada seseorang yang dianggap bisa mengatasi permasalahan sampah
Universitas Sumatera Utara di tempat mereka masing-masing atau yang disebut
Gambar 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah FT USU
5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan
Sebagaimana ditetapkan bahwa responden pada penelitian ini peneliti
memilih mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (105 responden)
karena merupakan subjek paling aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan
kegiatan di kampus. Dari hasil pengamatan yang diperoleh gambaran mengenai
cara pengelolaan sampah yang dilakukan di lingkungan kampus FT USU yaitu
timbunan sampah dihasilkan oleh produsen sampah dibersihkan petugas
kebersihan untuk dibuang ke tempat-tempat sampah sementara yang ditumpuk di
salah satu tempat yang ada di lingkungan kampus, kemudian tumpukkan sampah
tersebut diangkut ke tempat pembuangan sementara untuk dilakukan pemilahan
dan dibakar.
Permasalahan paling mendasar dari cara pengelolaan sampah di
lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ini adalah tidak
semua sampah dapat ditangani oleh petugas kebersihan, selain itu keberadaan
tempat-tempat sampah sementara yang tidak memadai sedangkan sampah yang
ini disebabkan oleh tingkat intensitas kegiatan masyarakat kampus yang tinggi.
Hal ini dapat kita lihat dari hasil penyebaran kuisioner yang diperoleh seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini :
Dari hasil observasi lapangan melalui kuisioner (angket) bahwa sebanyak
39 responden (37.14%) menjawab <8 jam/hari berada dikampus, sebanyak 17
responden (16.19%) menjawab 8 jam/hari, dan 49 responden (46.66%) menjawab
>8 jam/hari berada dikampus yang berarti bahwa kegiatan yang dihabiskan untuk
berada dikampus dapat membuat keberadaan sampah semakin banyak setiap
harinya (Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Lama waktu yang dihabiskan dalam sehari untuk berada di lingkungan kampus FT USU
No Penilaian Jumlah Persentase (%)
1 <8 jam/hari 39 37.14
2 8 jam/hari 17 16.19
3 >8 jam/hari 49 46.66
Gambar 5.2 Dia
Hal ini mempe
maka jumlah sampah
lain bahwa tingkat
sampah yang ditimbul
Dari hasil pe
pendapat responden
lingkungan kampus F
menjawab kotor (Tabe
iagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dal berada di lingkungan kampus FT USU
(Sumber : Peneliti 2014)
perjelas bahwa semakin tinggi intensitas kegia
pah yang dihasilkan akan semakin besar juga. At
t intensitas kegiatan masyarakat berbanding
bulkan (Sudrajat, 2006).
pengamatan observasi lapangan melalui kui
sponden bahwa sebanyak 102 responden (97.14
pus FT USU sangat kotor, dan sebanyak 3 responde
<8 jam/hari 8 jam/hari >8 jam/hari
n dalam sehari
giatan masyarakat
. Atau dalam istilah
nding lurus dengan
kuisioner (angket)
97.14%) menjawab
Tabel 5.2 P
Kondisi lingkungan k
yang tersebar di man
lingkungan kampus te
Sangat Bersih
.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus F
Penilaian Jumlah Persentase
Sangat Bersih Bersih
Sangat Kotor 102 97.14
Kotor 3 2.85
Total 105 100
.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan ka (Sumber : Peneliti 2014)
hwa peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkun
ditingkatkan untuk mencapai lingkungan kam
ingkungan dapat mendukung berlangsung kegia
n kampus tersebut disebabkan oleh faktor tum
ana-mana. Tidak ada tempat sampah yang me
pus terkesan tidak terurus. 97% 3%
Jumlah
Sangat Bersih Bersih Sangat Kotor Kotor
mpus FT USU
se (%)
97.14 2.85
100
n kampus FT USU
5.3 Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan (Slamet, 2002). Sebagai bahan komparasi dalam penelitian
ini, peneliti juga menayakan persepsi responden lewat penyebaran kuisioner
mengenai tumpukkan sampah yang ada di sekitar lingkungan kampus.
Disini hasil observasi lapangan yang terjadi dapat dilihat sebanyak 100
responden (95.23%) menjawab pernah melihat tumupukkan sampah dilingkungan
kampus, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab tidak pernah yang berarti
fenomena yang terjadi di lapangan adalah kondisi lingkungan kampus yang kotor
dengan adanya keberadaan tumpukkan dari sampah-sampah tersebut (Tabal 5.3).
Tabel 5.3 Melihat adanya keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU
No Penilaian Jumlah Persentase (%)
1 Pernah 100 95.23
2 Tidak pernah 5 4.76
Gambar 5.4 Di
Dapat dilihat
sebanyak 24 respond
ditumpukkan tersebut
berharap dibersihkan
(26.66%) menjawab be
Tabel 5.4 Penda
No
1 Tidak peduli
2 Terkadang ikut mem 3 Biasa aja, berharap di 4 Berkeinginan untuk m
Total 105 100
Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan s di lingkungan kampus FT USU
(Sumber : Peneliti 2014)
hat sebanyak 4 responden (3.80%) menjawa
sponden (22.85%) menjawab terkadang ikut mem
but, sebanyak 49 responden (46.66%) menja
hkan oleh petugas kebersihan, dan sebanyak
b berkeinginan untuk membersihkannya (Tabel 5
ndapat responden mengenai keberadaan tumpukkan s disekitar lingkungan kampus FT USU
Penilaian Jumlah
4 embuang sampah ditumpukkan tersebut 24 p dibersihkan oleh petugas kebersihan 49
uk membersihkannya 30
njawab biasa aja,
Gambar 5.5 Diagram pe
Disini jelas ba
tentang cara pengelol
pentingnya menjaga ke
adanya tumpukkan sa
diperlukan perhatian unt
5.4 Keberadaan Sam
Adapun gamba
sampah yang ada di
Utara dapat dilihat pada Tidak peduli
Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut
Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan
Berkeinginan untuk membersihkannya
m persentase pendapat responden mengenai keberada sampah disekitar lingkungan kampus
(Sumber : Peneliti 2014)
s bahwa perlu adanya tanggapan untuk membe
lolaan sampah agar membuat setiap masyaraka
a kebersihan lingkungan untuk tetap bersih dan
n sampah membuktikan bahwa lingkungan ka
n untuk kebersihan agar dapat mewujudkan kam
ampah
baran umum pada penelitian ini tentang kebe
di lingkungan kampus Fakultas Teknik Unive
pada gambar-gambar berikut ini : 4%
Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut
Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan
Berkeinginan untuk membersihkannya
n kampus yang asri.
beradaan
sampah-niversitas Sumatera Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut
1. Departemen Teknik Mesin
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Mesin sebagai berikut :
(A) (B)
Gambar 5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin (Sumber : Peneliti 2014)
A
2. Departemen Teknik Elektro
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Elektro sebagai berikut :
(A)
Gambar 5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro (Sumber : Peneliti 2014)
3. Departemen Teknik Industri
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Industri sebagai berikut :
(A) (B) (C)
Gambar 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri (Sumber : Peneliti 2014)
A
B
4. Departemen Teknik Kimia
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Kimia sebagai berikut :
(A) (B) (C)
Gambar 5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia (Sumber : Peneliti 2014)
A
B
5. Departemen Teknik Lingkungan
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Lingkungan sebagai berikut :
(A) (B)
Gambar 5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)
A
6. Departemen Teknik Arsitektur
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Arsitektur sebagai berikut :
(A) (B) (C)
Gambar 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)
A
B
7. Departemen Teknik Sipil
Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen
Teknik Sipil sebagai berikut :
(A) (C)
(B) (D)
Gambar 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil (Sumber : Peneliti 2014)
A
55
adalah seragam. Sampah dari suatu instansi misalnya pusat pendidikan pada
umumnya adalah kertas, karton, dan plastik (Yamin, 1992).
Berdasarkan asalnya sampah terdiri dari sampah organik dan sampah
anorganik. Sedangkan berdasarkan sifat fisiknya sampah terdiri dari sampah basah
(garbage) dan sampah kering (rubish) (Gelbert dkk, 1996). Adapun gambaran umum responden pada penelitian mengenai jenis-jenis sampah yang ada di
lingkungan kampus sebagai berikut :
Dari hasil pengamatan observasi lapangan melalui kuisioner (angket) dari
jawaban responden dapat dilihat sebanyak 50 responden (47.61%) menjawab
plastik, sebanyak 25 responden (23.80%) menjawab kertas, sebanyak 15
responden (14.30%) menjawab sisa makanan, sebanyak 10 responden (9.25%)
menjawab dedaunan, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab putung rokok
(Tabel 5.5).
Tabel 5.5 Jawaban responden tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU
No Penilaian Jumlah Persentase(%)
1 Plastik 50 47.61
2 Kertas 25 23.80
3 Styrofom
4 Sisa makanan 15 14.30
5 Kaleng
6 Dedaunan 10 9.52
7 Kain
8 Putung rokok 5 4.76