• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Keberadaan Dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Keberadaan Dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

OLEH DIAS RAHMA

090406028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH DIAS RAHMA

090406028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STUDI KASUS : FAKULTAS TEKNIK

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015 Penulis,

(4)

Nama Mahasiswa : Dias Rahma

Nomor Pokok : 090406028

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Ir. Rudolf Sitorus, MLA)

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

(5)

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Rudolf Sitorus, MLA

Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza ST, MT

(6)

menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.

Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan

ABSTRACT

This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.

(7)

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara

(USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Devin Devriza, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji I dan Bapak Firman

Eddy, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran

dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

5. Warga dan masyarakat kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam melakukan penelitian dan

mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua dan adik-adik serta keluarga penulis yang tercinta, yang telah

memberikan doa, semangat, dorongan, dan bantuan untuk menyelesaikan studi

dan skripsi penulis di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan

(8)

membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

yang besar bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(9)

i

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalahan 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Batasan Penelitian 3

1.6 Kerangka Berpikir 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Pengertian Sampah 6

2.2 Jenis-jenis Sampah 6

2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya 7

2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik 8

2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan 9

2.4 Dampak Negatif Sampah 11

2.5 Teknik Pengelolaan Sampah 13

2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R 13

2.6.1 Pengurangan (Reduce) 15

2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse) 15

2.6.3 Pendaurulangan (Recycling) 15

2.7 Teknik Pengomposan 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20

3.1 Tipe Penelitian 20

3.2 Variabel Penelitian 20

(10)

ii

3.4 Metode Pengumpulan Data 24

3.4.1 Data Primer 24

3.4.2 Data Sekunder 25

3.5 Kawasan Penelitian 25

3.6 Metode Analisa 28

BAB IVGAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

4.1 Sejarah Rimgkas Universitas Sumatera Utara 29

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Universitas Sumatera Utara 30

4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara 30

4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara 30

4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara 30

4.3 Struktur Organisasi USU 31

4.4 Sekilas Pandang Universitas Sumatera Utara 33

4.5 Biro Pengembangan dan Pemelihara Aset 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39

5.1Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 39

5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan 41

5.3 Sampah 45

5.4 Keberadaan Sampah 47

5.5 Jenis-jenis Sampah 55

5.6 Teknik Pengelolaan Sampah di Kampus 60

5.7 Teknik Pengomposan 66

5.8 Persepsi Masyarakat Kampus 70

5.9 Studi Banding - Universitas Negeri Medan 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 79

5.1 Kesimpulan 79

(11)
(12)

iv

3.1 Variabel Penelitian 21

3.2 Mahasiswa Teknik Aktif 23

5.1 Lama waktu yang dihabiskan di kampus FT USU 42

5.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus FT USU 44

5.3Melihat keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU 45 5.4Mengenai keberadaan tumpukkan sampah disekitar lingkungan kampus 46 5.5Jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU 55 5.6Jenis sampah yang paling sering dilihat di lingkungan kampus FT USU 56 5.7Pembakaran sampah oleh petugas kebersihan lingkungan kampus FT USU 61 5.8Pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan kampus FT USU 63 5.9Pemilahan sampah organik dan sampah anorganik kampus FT USU 65 5.10 Tempat sampah sebagai pemilahan sampah organik dan sampah

anorganik di lingkungan kampus FT USU 66

5.11Berpatisipasi responden dalam melakukan pemilahan sampah untuk

lingkungan kampus FT USU 67

5.12Keuntungan sampah apabila dilakukan kembali pengelolaan sampah di

lingkungan kampus FT USU 68

5.13 Responden mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah dengan

teknik pengomposan 69

5.14Pendapat responden tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 70 5.15Pendapat responden tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk

mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPS 71 5.16Teknik pengelolaan sampah yang paling mudah untuk diterapkan

(13)

v

2.1 Pengelolaan Sampah 3R 14

2.2 Pengelolaan Sampah dengan Pengomposan 19

3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara 26

3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik 27

4.1 Plakat Yayasan Universitas Sumatera Utara 29

4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara 33

4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 34

4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset 35 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah 36 4.6 Skema Dasar Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara 37 4.7Skema teknis operasional sampah dalam pengelolaan sampah 38 4.8Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sumatera Utara 38 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di

Fakultas Teknik USU 41

5.2 Diagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dalam sehari berada di

lingkungan kampus FT USU 43

5.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan kampus FT USU 44 5.4 Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan

kampus FT USU 46

5.5 Diagram persentase pendapat responden mengenai keberadaan tumpukkan

sampah disekitar lingkungan kampus 47

5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin 48

5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro 49 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri 50

5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia 51

5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 52 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan 53 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil 54 5.13 Diagram persentase tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di

lingkungan kampus FT USU 56

(14)

vi

5.16 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.17 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 58 5.18 Jenis sampah yang ada di lingkungan kampus FT USU 59 5.19 Pola penanganan sampah selama ini yang dilakukan di kampus 60 5.20 Diagram tentang adanya pembakaran sampah oleh petugas kebersihan di

lingkungan kampus FT USU 61

5.21 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.22 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 62 5.23 Pemusnahan sampah dengan pembakaran di lingkungan kampus FT USU 63 5.24 Diagram persentase tentang pembakaran sampah yang terjadi di lingkungan

kampus FT USU 64

5.25 Diagram persentase tentang dilakukan pemilahan sampah organik dansampah

anorganik di lingkungan kampus FT USU 65

5.26 Diagram persentase mengenai tersedianya tempat sampah sebagai pemilahan sampah organik dan sampah anorganik di lingkungan kampus FT USU 66 5.27 Diagram persentase mengenai keuntungan sampah apabila dilakukan

kembali pengelolaan sampah di lingkungan kampus FT USU 67 5.28 Diagram tentang mengetahui dan tidak mengetahui cara mengelola sampah

dengan teknik pengomposan 68

5.29 Diagram tentang proses mengelola sampah menjadi kompos 69 5.30 Diagram tentang dilakukan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah

sampah yang akan dibuang ke TPS 70

5.31 Diagram persentase tentang teknik turut berpatisipasi responden dalam

melakukan pemilahan sampah untuk lingkungan kampus FT USU 71 5.32 Diagram persentase tentang teknik pengelolaan sampah yang paling mudah

untuk diterapkan di lingkungan kampus FT USU 72

5.33 Mekanisme Pengelolaan Sampah UNIMED 73

5.34 Lokasi TPA di UNIMED 74

5.35 Mesin pengomposan di UNIMED 75

5.36 Beberapa tenaga kerja untuk pemilahan sampah yang akan dijadikan

kompos 75

(15)

vii

5.40 Pemanfaatan hasil kompos untuk area ruang terbuka hijau 77

6.1 Kegiatan Proses Pemilahan Jenis Sampah 80

6.2 Desain Tempat Sampah berdasarkan Jenis Sampah 81

6.3 Pemrosesan Sampah Mandiri di Kampus FT USU 82

6.4Tahapan Pembuatan Komposter 83

(16)

menimbulkan masalah di lingkungan Fakultas Teknik USU pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta tanpa melakukan pengujian hipotesis. Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian. Akan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi cara-cara pengelolaan sesuai karakteristik jenis sampah di lingkungan FT USU yaitu sampah organik dan anorganik dan kemudian teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya dijadikan bahsn barang daur ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian ini.

Kata kunci : pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, pengomposan

ABSTRACT

This case study was conducted because of the condition of garbage that could potentially cause problems in the Faculty of Engineering USU at this time. This study aims to assess the presence of litter and waste management method is needed for waste management in the campus Faculty of Engineering University of North Sumatra. Seeing how well the proper waste management, the management of which has been done today or else better management. This study used a qualitative descriptive analysis method which accurately observe a particular phenomenon through the collection of facts without testing the hypothesis. In this analysis method exploration results from interviews in the form of a questionnaire (questionnaire), documentation, observation concluded to answer the formulation of the problem in the study. Will be obtained factors that affect appropriate ways of managing wastes in the environment characteristic FT USU ie organic and inorganic waste and then applied the technology suitable for composting organic waste and inorganic waste sorting done henceforth be used bahsn recycled goods. More detail can be seen from the results of this study.

(17)

1 1.1 Latar Belakang

Masalah sampah di kota besar dan kota kota kecil di Indonesia masih

belum tertangani dengan baik. Hal ini karena selain kesadaran masyarakat

Indonesia yang masih rendah tentang kebersihan juga dikarenakan sistem

penanganan yang belum terorganisir dengan baik dan serius.

Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi

dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana

mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun

kegiatan kemahasiswaan. Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu

institusi yang memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Dari setiap kegiatan ini

sampah yang dihasilkan erat kaitannya dengan timbunan sampah yang berada

disekitar lingkungan kampus, mulai dari botol air mineral, puntung rokok, sisa

makanan, dan lain sebagainya.

Di lingkungan kampus USU, meningkatnya timbunan sampah akibat

tingginya aktivitas di lingkungan tersebut jauh melebihi ketersediaan fasilitas dan

sarana pengelolaan sampah yang ada, dan fenomena dilapangan masih banyak di

jumpai kumpulan kumpulan sampah berserakan. Hal ini sangat ironis dimana

sebuah wadah pendidikan tinggi yang seharusnya nyaman, indah dan berwibawa

tetapi terganggu dengan keberadaan sampah sampah tersebut. Tentunya

(18)

tetapi juga masih ada faktor lain yang menyebabkan keaadan tersebut. Misal

sistem manajemen pengelolaan sampah dan cara pengelolaan sampah di

lingkungan kampus USU yang mungkin tidak berjalan secara efektif. Untuk itulah

penulis mengangkat masalah persampahan di kampus terbesar dan tertua di

Sumetera Utara ini. Adapun judul penelitian yang penulis ajukan adalah “Studi

Keberadaan dan Cara Pengelolaan Sampah Universitas Sumatera Utara” dimana

kasus yang akan disoroti adalah di lingkungan Fakultas Teknik USU.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, permasalahan yang

diteliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan sampah dan manajemen pengelolaan sampah di

lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di

lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara

pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di lingkungan

kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Melihat cara pengelolaan

sampah yang tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan

lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan

untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya

mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah

sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau

tempat penimbunan sampah.

2. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang membutuhkan.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya memfokuskan pada kegiatan pengelolaan sampah

yang akan dilaksanakan oleh bagian kebersihan Universitas Sumatera Utara

terhadap sampah yang dihasilkan mahasiswa, dosen, pegawai khususnya untuk

kampus-kampus Fakultas Teknik dengan penanganannya secara efektif dan

(20)

1.6 Kerangka Berfikir

MANFAAT PENELITIAN • Sebagai bahan kajian bagi

pihak yang membutuhkan.

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara sebagai pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sampah, khususnya mengenai pengadaan pengelolaan sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang akan dibuang ke lokasi tempat pembuangan sementara atau tempat penimbunan sampah.

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan sampah dan cara pengelolaan sampah yang dibutuhkan untuk tepat baik itu pengelolaan yang sudah dilakukan sekarang ini atau pengelolaan lain yang lebih baik.

PERUMUSAN MASALAH

2. Bagaimana cara menangani sampah yang ideal untuk diterapkan di lingkungan

Metode Pengumpulan Data: Observasi dan wawancara (berupa angket) atau dari data sekunder (studi literatur). Jenis Penelitian: Penelitian Kualitatif & Deskritif

HASIL & PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

LATAR BELAKANG

Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas, dimana mahasiswa, dosen dan pegawai beraktifitas baik secara akademik maupun kegiatan kemahasiswaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Metode Analisa Data:

(21)

5 2.1 Pengertian Sampah

Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari

aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

tidak berguna atau diperlukan lagi (Tchobanoglous,et,al., 1993). Sampah adalah

sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi

padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat

terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan

(Slamet, 2002).

Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat dipahami sampah adalah :

1. Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan yang cepat.

2. Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah plastik, logam, gelas karet dan lain-lain.

3. Sampah berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau sampah.

4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3 adalah

sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena sifat

kimia, fisika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan

mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit reversible atau

(22)

5. menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadap

kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.

2.2 Jenis–Jenis Sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang

berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah

sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah

institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

2.2.1 Sampah Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu

sebagai berikut :

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan–bahan hayati

yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini

dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga

sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya

sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan

plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan

nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan

bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan

produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan

(23)

alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,

sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini

pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan

kaleng (Gelbert dkk, 1996).

2.2.2 Sampah Berdasarkan Sifat Fisik

Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas :

1. Sampah basah (garbage)

Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari

rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur,

yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air

dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.

2. Sampah kering (rubbish)

Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis :

• Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa

lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun – tahun,

contohnya kaca dan mika.

• Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis

ini akan bisa lapuk perlahan –lahan secara alami. Sampah jenis ini masih

bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti

kertas dan kayu, dan sampah tak mudah lapukyang tidak bisa terbakar,

(24)

2.3 Arsitektur Sadar Lingkungan

Arsitek dan lingkungan sangat memiliki keterikatan yang tinggi. Dapat di

katakan bahwa definisi arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun

yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design,

interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,

yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan.

Sampah adalah salah satu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan

kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan

sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun

berbeda–beda pula jeneis sampah yang di hasilkan.

Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu perhatian yang penting di

dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, karena suatu

hunian atau kawasan tidak dapat di katakan Ekologis jika sampah tidak terkelola

dengan baik. Ada beberapa pengaruh negatif yang di hasilkan sampah terhadap

hunian atau kawasan yang Ekologis yaitu :

1. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit

dan pencemaran lingkungan

2. Hilangnya nilai-nilai estetika dan kenyamanan

3. Menimbulkan kerusakan terhadap fisik bangunan

4. Dan pengaruh-pengaruh negatif lainnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal negatif di atas perlu di lakukan pengelolaan

secara berkelanjutan, sehinga sampah-sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa

(25)

penimbunan, dan beberapa prinsip yang bisa di terapkan di dalam lingkungan

keseharian.

2.4 Dampak Negatif Sampah

Sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu

yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah

bahan yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian

utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara

ekonomi tidak ada harganya.

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia

dan lingkungan yaitu :

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat

menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah

sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air

minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

(26)

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu

contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita

(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang

ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/ sampah.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa

spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan

biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini

pada konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya

pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).

b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang

tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan

air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang

akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan

(27)

2.5 Teknik Pengelolaan Sampah

Untuk mengelola sampah yang terkumpul terdapat 3 (tiga) cara umum

yang sering dan dapat dilakukan, yaitu dengan menimbun di suatu tempat, dengan

mengabukan dan dengan daur ulang atau recycling ke proses-proses lain

(Tchobanoglous et all, 1993).

1. Penimbunan

Cara penimbunan sampah yang paling sederhana ialah penimbunan

terbuka, yaitu dengan cara sampah dikumpulkan begitu saja disuatu tempat yang

dipilih jauh dari tempat aktifitas masyarakat, sehingga tidak menimbulkan banyak

gangguan. Cara penimbunan sampah yang baik adalah dengan cara menimbun

sampah di bawah tanah, atau digunakan untuk mengurug tanah berawa yang

kemudian ditutup dengan lapisan tanah.

Dengan demikian proses dekomposisi berlangsung dibawah tanah,

sehingga jika terdapat kuman berbahaya tidak tersebar ke dalam udara. Tetapi

cara ini juga masih menimbulkan masalah seperti pencemaran air tanah yang

dapat mempengaruhi air sumur dan air selokan yang dekat dengan sampah

tersebut. Pengelolaan sampah dengan cara penimbunan melibatkan beberapa

pihak dengan urutan :

a. Masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara.

b. Petugas dinas kebersihan mengangkut sampah dari tempat timbunan

sementara dengan memadatkan sampah terlebih dahulu lalu dibuang ke

(28)

c. Pemungut sampah memungut sampah-sampah seperti botol, bahan plastik,

rongsokan besi.

d. Sampah yang ditimbun di tempat penimbunan akhir sebaiknya ditimbun di

dalam tanah agar hancur oleh mikroorganisme.

2. Mengabukan

Mengabukan atau insinerasi (incineration) sampah, ini sering dilakukan

untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Prosesnya tidak sama dengan

membakar sampah begitu saja di tempat terbuka. Sampah dibakar di dalam dapur

khusus, pencemaran-pencemaran yang keluar dari hasil pembakaran yang berupa

abu dan bahan-bahan lain yang volumenya tinggal sedikit, ditimbun atau

dipendam di tempat yang telah disediakan. Pada proses insinerasi timbul panas,

sehingga merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk

membangkitkan tenaga uap atau listrik. Proses insinerasi mempunyai beberapa

keuntungan :

a. Mengurangi masalah kesehatan yang berhubungan penimbunan sampah.

b. Mengurangi volume sampah hingga 80%.

c. Kotoran dan sampah dapat dikerjakan bercampur, tidak perlu

dipisah-pisahkan.

d. Alat yang digunakan dapat dibuat untuk berbagai ukuran, untuk keperluan

besar, sedang, atau kecil.

(29)

3. Daur-ulang atau Recycling.

Recycling ialah suatu proses yang memungkinkan bahwa, bahan-bahan

yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga seolah-olah tidak ada bahan

buangan. Terdapat berbagai bentuk pemanfaatan buangan sehingga sebagian besar

dari masalah sampah dapat teratasi. Bahan organik seperti daun, kayu, kertas, dan

sisa makanan, kotoran, dan sebagainya dapat dijadikan kompos dengan

pertolongan mikro-organisme.

Recycling lain yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan proses

destilasi kering. Sampah dimasukkan kedalam ruang tertutup dipanaskan tanpa

diberi udara. Karena dengan pemanasan tersebut sampah mengeluarkan berbagai

macam gas yang dapat dimanfaatkan.

2.6 Kajian Teknik Pengelolaan Sampah dengan Metode 3R

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang

berhubungan dengan pengendalian terhadap timbulan sampah, penyimpanan,

pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan

sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik yang

berhubungan juga dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan

alam, keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan

masyarakat luas (Tchobanoglous et all, 1993). Dengan demikian pengelolaan

sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar dapat memberikan

suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan.

Permasalahan sampah adalah kemudahan masyarakat untuk membuang

(30)

berpikir ke mana sampah-sampah tersebut dibawa dan apa yang akan terjadi pada

sampah tersebut (Morgan, 2009). Ini yang akan mendorong masyarakat untuk

terus memproduksi lebih banyak sampah. Sehingga untuk mengurangi jumlah

sampah, orang harus dibuat berpikir mengenai jumlah sampah yang dihasilkan

dan akibat–akibat yang ditimbulkan. Dengan adanya masyarakat yang sadar akan

masalah sampah, maka penanganan masalah sampah juga akan lebih mudah

karena masyarakat ikut terdorong untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka

hasilkan dan terdorong untuk menangani sampah dengan lebih baik.

Upaya yang perlu dilakukan untuk menangani masalah sampah adalah

upaya pengelolaan terhadap sampah–sampah yang ada. Pengelolaan sampah

dengan metode 3R juga dapat dijadikan sebagai pilihan untuk mengelola sampah

dikarenakan dapat mengurangi masalah-masalah sampah secara efektif.

Pengelolaan sampah dengan metode 3R adalah sebagai berikut (Vesilind, 2002) :

(31)

2.6.1 Pengurangan (Reduce)

Pengurangan sampah dapat dicapai dalam tiga cara dasar :

a. Mengurangi jumlah bahan yang digunakanperproduktanpa

mengorbankan fungsi produk.

b. Meningkatkan masa hidup produk.

c. Menghilangkan kebutuhan untuk produk.

2.6.2 Penggunaan kembali (Reuse)

Yang dimaksud reuse disini adalah penggunaan kembali barang-barang yang

sudah tidak digunakan sebagaimana mestinya. Konsep pengelolaan reuse

tidaklah serumit yang kita pikirkan, hanya dengan menggunakan

barang-barang bekas untuk keperluan tertentu tanpa harus mengolahnya.

2.6.3 Pendaurulangan (Recycling)

Daur ulang menurut Morgan (2009) adalah pengelolaan benda-benda yang

sudah tidak diinginkan atau tidak terpakai untuk dijadikan bahan baku pembuatan

produk baru. Pada intinya, pengelolaan daur ulang adalah mengolah kembali

barang-barang yang tidak berguna lagi. Agar daur ulang dapat berhasil, perlu

proses sebagai berikut :

1 Konsumen pertama harus dapat memilih barang-barang berdasarkan

karakteristik tertentu (pilih yang dapat didaur ulang atau mudah

membusuk) dan kemudian dikumpulkan di kotak-kotak atau tempat

khusus.

2 Bagi sampah yang bisa didaur ulang, proses daur ulang dapat

(32)

kertas-kertas bekas untuk kemudian di daur ulang di pusat pendauran

ulang.

3 Sampah organik diolah menjadi kompos yang bisa digunakan sebagai

pupuk.

Proses pendauran ulang bagi beberapa benda adalah sebagai berikut :

a. Kaca

Pada proses pembuatannya kaca terbuat dari 3 bahan utama yaitu pasir, soda

abu, dan batu kapur yang kemudian di campur dan diletakkan dalam cetakan

untuk dapat dibuat bentuk baru. Kaca dapat didaur ulang dengan sangat

mudah dan dapat dilakukan berulang kali tanpa mengurangi kualitasnya. Kaca

daur ulang umumnya digunakan lagi dalam berbagai cara yaitu :

• Botol atau toples

• Paving dekoratif di taman

• Mosaik

• Perhiasan

• Industri konstruksi menggunakannya sebagai ghaspalt yaitu

permukaan jalan yang terdiri atas 30% kaca daur ulang. Ghaspalt

dapat dibuat dari semua jenis kaca yang dicampur menjadi satu.

b. Logam

Logam di ekstraksi dari dalam bumi dalam bentuk biji-biji. Untuk

menghasilkan benda-benda dari logam, biji logam harus dihancurkan dan

diproses, proses ini membutuhkan banyak energi dan banyak menghasilkan polusi

(33)

tersebut dipanaskan sampai meleleh, kemudian dibentuk sesuai keinginan. Logam

dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya.

c. Plastik

Plastik memiliki sifat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi

dalam jumlah yang sangat besar. Plastik adalah sarana pembungkus yang sangat

populer karena bobotnya ringan akan tetapi juga kuat. Tidak semua sampah

plastik mudah di daur ulang dan itu artinya plastik-plastik tersebut harus berakhir

di tempat pembuangan akhir sampah atau di insenerator.

Cara yang paling baik dalam mengatasi masalah sampah plastik yaitu

dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Plastik dapat menjadi

sangat sulit didaur ulang dikarenakan beberapa barang dari plastik terbuat dari

berbagai macam jenis plastik yang berbeda. Jenis plastik yang berbeda tersebut

harus dipisah–pisahkan sebelum didaur ulang.

d. Kain

Kain adalah barang yang sangat efisien untuk di daur ulang karena alat

pemprosesannya mampu mendaur ulang sebanyak 93% kain tanpa menghasilkan

produk atau limbah berbahaya.

e. Kertas

Kertas adalah bahan yang terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui

yaitu pohon yang dapat dipanen dan ditanam lagi. Pohon–pohon yang tumbuh

dengan cepat, seperti cemara dan eukaliptus merupakan bahan baku yang baik

(34)

Pada dasarnya, penerapan metode 3R dapat dilakukan dengan mudah

kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Metode ini memiliki efek positif

yang signifikan terhadap penanganan sampah yang sering menimbulkan masalah

disekitar kita.

2.7 Teknik Pengomposan

Pengomposan (Composting) adalah sistem pengolahan sampah organik

dengan bantuan mikroorganisme sehingga membentuk pupuk organis (pupuk

kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat (Modifikasi dari J.H.

Crawford, 2003). Mengolah sampah menjadi kompos (pupuk organik) dapat

dilakukan dengan berbagai cara, mulai yang sederhana hingga memerlukan mesin

(skala industri atau komersial). Membuat kompos dapat dilakukan dengan metode

aerob dan anaerob. Pada pengomposan secara aerob, proses dekomposisi bahan

baku menjadi kompos akan berlangsung optimal jika ada oksigen. Sementara pada

pengomposan anearob dekomposisi bahan baku menjadi kompos tidak

memerlukan oksigen.

Disisi lain pengomposan juga berarti menghasilkan sumber daya baru dari

sampah yaitu kompos yang kaya akan unsur hara mikro. Upaya lain yang dapat

dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah adalah menciptakan metode yang

ramah lingkungan dan mudah untuk bisa dilakukan di tingkat kawasan atau rumah

tangga, salah satunya adalah dengan membuat kompos di tingkat rumah tangga

(35)
(36)

20 3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam

pengelolaan sampah kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini menjadi pilihan dikarenakan masalah

yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena

saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan.

Orientasi mengenai responden adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang

dijadikan responden tetapi apakah data yang terkumpul sudah mencukupi atau

belum. Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, maka prosedur sampling yang

penting adalah bagaimana menemukan informasi kunci (key imformant).

3.2 Variabel Penelitian

Variable merupakan segala sesuatu yang memiliki dan mengambil nilai

yang beragam (Sinulingga, 2011). Variable pada penelitian ini didapatkan dengan

cara penerapan teori yang diperoleh melalui tinjauan pustaka/literature yang

didapat. Kemudian dilanjutkan dengan mencermati objek secara visual, yaitu

memperhatikan dan merekam dengan foto tentang fenomena-fenomena yang

ditemukan di lokasi penelitian. Adapun variabel dalam peelitian ini terdapat pada

(37)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

TEORI INTERPRETASI VARIABEL DATA YANG

(38)
(39)

pupuk organis (pupuk kompos) di dalam kondisi lingkungan yang hangat

(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sejumlah kelompok yang menjadi perhatian peneliti,

dan dari kelompok ini peneliti membuat generalisasi hasil penelitiannya

(Fraenkle, Wallen, & Hyun, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah jumlah

seluruh mahasiswa yang masih aktif di kampus Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari instasi yang berkaitan besar

populasi pada penelitian ini adalah 3500 orang dengan rincian yang dapat dilihat

dari tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Mahasiswa Teknik Aktif

Angkatan T. Sipil T.Mesin T.Kimia T.Industri T.Elektro Arsitektur T.Ling

2013 129 119 106 130 112 92 44

2012 165 161 132 181 122 133 52

2011 137 140 124 151 96 123

2010 126 87 59 88 86 95

2009 99 64 35 70 65 42

2008 55 25 16 54 23 6

(40)

Jumlah 733 601 380 681 513 496 96 TOTAL 3500

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi

secara keseluruhan yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek

penelitian (Ary, Jacobs, & Sorensen, 2010). Untuk mengetahui jumlah sampel

ditentukan dengan memakaiRumus Slovin(Husein, 2004) yaitu :

n = N / 1 + N (d2)

n = 3500 / 1+ 3500 (0.12)

n = 97.22 = 97

n =Number of samples(jumlah sampel)

N =Total population(jumlah seluruh anggota populasi) d =Error tolerance(toleransi terjadinya kesalahan)

Dalam hal ini peneliti melakukan penarikan sample penelitian dilakukan

dengan cara simple randon sampling (sampling acak sederhana) dimana sampel

dipilih secara acak dari jumlah yang telah ditentukan.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi lapangan dan

wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (angket) kepada mahasiswa

Fakultas Tekinik Universitas Sumatera Utara sebagai responden di Departemen

(41)

Departemen Teknik Kimia, Departemen Teknik Arsitektur, Departemen Teknik

Lingkungan, dan Departemen Teknik Sipil karena merupakan subjek yang paling

aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan kegiatan di lingkungan kampus.

Data primer yang didapatkan akan mengarahkan penelitian untuk

memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian mengenai hal-hal yang

mempengaruhi keberadaan sampah dan pengelolaan sampah dikampus seperti

fasilitas tempat sampah, jenis-jenis sampah, dan saran-saran untuk pengelolaan

sampah itu sendiri.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah berupa studi

literatur yang diperoleh dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan

teori sampah, jenis-jenis sampah serta dampaknya, teori teknik pengelolaan

sampah dan kajian pengelolaan sampah itu sendiri.

3.5 Kawasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara (USU), kampus

Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara berada di Jalan Dr. Mansyur.

Sejarah USU dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara

pada tanggal 4 Juni 1952, dan diresmikan menjadi Universitas Negeri pada

(42)

Gambar 3.1 Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara (Sumber : Peneliti, 2014)

Keterangan :

= Lokasi Penelitian

Berdirinya Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Sumatera Utara

terhitung mulai tanggal 1 September 1959, yang dijadikan awal berdirinya

Fakultas Teknik USU. Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya

mengasuh satu jurusan, yaitu jurusan Teknik Sipil dan membuka jurusan-jurusan

(43)

(1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur (1991), dan Teknik Lingkungan

(2012).

Gambar 3.2 Lokasi Departemen di Fakultas Teknik (Sumber : Peneliti, 2014)

Keterangan :

= Departemen Teknik Mesin

= Departemen Teknik Elektro

= Departemen Teknik Industri

= Departemen Teknik Kimia

= Departemen Teknik Arsitektur

= Departemen Teknik Lingkungan

(44)

3.6 Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode analisa yang melakukan pendekatan

analisis yang menggunakan sudut pandang peneliti sebagai tool analisis utama

pola yang bergerak dalam fenomena dilapangan yang berhasil digali dari informan

di suatu kawasan yang dipakai penelitian, dan untuk menguraikan potensi-potensi

dan tantangan-tantangan yang ditemukan dalam penelitian kemudian dilakukan

analisis dan pengambilan kesimpulan (Sutopo, 1996 : 68).

Dengan metode tema penelitian yang dilakukan, maka model analisis yang

akan dilakukan adalah Metode Analisis Deskriptif Kualitatif adalah analisis yang

secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta

tanpa melakukan pengujian hipotesis (Moleong, 2004 : 58).

Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara yang berupa

kuesioner (angket), dokumentasi, observasi disimpulkan untuk menjawab

rumusan masalah pada penelitian. Analisa Deskriptif adalah analisis yang secara

cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui fenomena yang terjadi di

(45)

29 4.1 SEJARAH RINGKAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya

Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan

ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan

masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung

oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim

(Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara);

Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong

Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).

(46)

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri

(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di

Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun

2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

4.2 VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1 Visi Universitas Sumatera Utara

University for Industry.

4.2.2 Misi Universitas Sumatera Utara

Adapun misi Universitas Sumatera Utara adalah :

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan

profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah,

teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan

nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi,

seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan

daya saing masyarakat.

4.2.3 Tujuan Universitas Sumatera Utara

Tujuan Universitas Sumatera Utara adalah:

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat

dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi

(47)

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan

seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan

sistem penjaminan mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan

demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.

6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar

departemen/program studi.

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan

dalam usaha-usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk

pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa

tenaga ahli, dan lain-lain.

9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada

pembelajaran sesuai kebutuhan (demand-driven learning system).

4.3 STRUKTUR ORGANISASI USU

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batass

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

(48)

ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan

sebelumnya wadah tersebut disusun dalam suatu organisasi dalam instansi.

Suatu instansi ini terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksakan

perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui

saluran tunggal.

Struktur organisasi USU sebagai PT- BHMN terdiri dari:

1. Organisasi sentral

Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial,

Senat Akademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor),

Dewan Guru Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal,

dan Satuan Penjaminan Mutu.

2. Unsur Pelaksana Akademik

Fakultas, Sekolah Pasacasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat.

3. Unsur Pelaksana Administratif

Biro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan, Biro

Kemahasiswaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan

Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset.

4. Unsur Penunjang

Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan

(49)

Secara umum struktur organisasi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat

pada Gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara (Sumber : SK - MWA USU)

4.4 SEKILAS PANDANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan

tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU

merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun

(50)

Gambar 4.3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Sumber : usu.ac.id)

Mengenai sistem pembelajaran, USU memiliki fasilitas perpustakaan dan

lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber

belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU

merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan

juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses

terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung

proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen.

Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama,

arena olah raga, wisma, kafetaria, toko, bank, dan kantor pos. Wisuda dan

berbagai acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang

Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan yang berlokasi dikampus Padang

(51)

4.5 BIRO PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN ASET

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset Universitas Sumatera Utara

(Sumber : SK - MWA USU)

Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset dipimpin oleh Kepala yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pembantu Rektor V. Biro

Pengembangan dan Pemeliharaan Aset adalah unsur pelaksana administrasi di

tingkat universitas yang fungsinya menjalankan administrasi bidang

(52)

Gambar 4.5 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah di Universitas Sumatera Utara

(Sumber : Peneliti 2014)

Saat ini, pengelolaan sampah USU masih berada di bawah pengawasan

Pembantu Rektor V, melalui Seksi Peralatan dan Perlengkapan. Dalam

pelaksanaannya, USU mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Medan,

melalui Dinas Kebersihan Kota Medan. Pelaksanaan kebersihan di USU yang

bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan dilaksanakan dengan sistem

komunal, yaitu Dinas Kebersihan Kota Medan mengambil sampah yang ada di

(53)

SKEMA DASAR PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(54)

SKEM D

Gambar 4.7 Skem

(Sumber : U

ME U

Gambar 4.8 Mek

(Sumber : Rencana Ke

EMA TEKNIS OPERASIONAL SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

kema teknis operasional sampah dalam pengelol

: USU ASRI - Menuju Kampus USU Bersih dan H

EKANISME PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Mekanisme pengelolaan sampah Universitas Sum

Kerja Pengelolaan Sampah Divisi Lingkungan dan H

lolaan sampah

n Hijau)

umatera Utara

(55)

39 5.1 Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 1 September 1959 dijadikan awal berdirinya Fakultas Teknik

USU setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 83303/S tertanggal 26 Agustus 1959

tentang persiapan berdirinya Fakultas Teknik di Medan yang bernaung di bawah

panji-panji Universitas Sumatera Utara terhitung mulai 1 September 1959 sebagai

fakultas yang ke-4.

Secara struktural organisasi Fakultas Teknik USU telah digariskan di

dalam Fakultas Teknik USU dikepalai oleh seorang dekan yang dalam

menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh tiga orang Pembantu Dekan (Pudek)

yaitu:

1. Pembantu Dekan I (Bidang Akademik, Bidang Penelitian dan Pengabdian

pada Masyarakat)

2. Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi dan Keuangan)

3. Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni)

Struktur organisasi vertikal di Fakultas Teknik ini menunjukkan adanya

sub bagian-sub bagian yang terpisah yang menjalakan tugasnya masing-masing

untuk menxapai visi, misi dan tujuan Fakultas Teknik USU. Aliran organisasi

pada aliran ini adalah naik sampai keatas ataupun menurun sampai tingkatan

manajemen tertentu. Setiap tingkatan akan mempertanggung jawabkan tugas yang

(56)

Secara umum, pengelolaan tugas-tugas Fakultas Teknik yang bersifat

teknis administratif dilaksanakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha dengan empat

sub bagian yaitu:

1. Sub bagian kemahasiswaan dan alumni

2. Sub bagian keuangan dan kepegawaian

3. Sub bagian pendidikan

4. Sub bagian umum dan perlengkapan

Pada tahap awal berdirinya, Fakultas Teknik hanya mengasuh satu

juru-san, yaitu Jurusan Teknik Sipil. Dengan meningkatnya kebutuhan sarjana teknik

di berbagai bidang sesuai dengan tuntutan pembangunan, maka Fakultas Teknik

USU selanjutnya membuka jurusan-jurusan baru; Teknik Mesin (1962), Teknik

Elektro dan Teknik Industri (1965), Teknik Kimia (1979), Teknik Arsitektur

(1991), dan Teknik Lingkungan (2012).

Pada umumnya manajemen yang mengelola persampahan di setiap

fakultas adalah sama termasuk juga seperti manajemen pengelolaan di Fakultas

Teknik sendiri melalui Dekan memberikan tanggung jawab kepada Pembantu

Dekan, kemudian Pembantu Dekan memberikan tanggung jawab kepada seksi

peralatan dan perlengkapan yang selanjutnya memberikan tanggung jawab pula

kepada seseorang yang dianggap bisa mengatasi permasalahan sampah

Universitas Sumatera Utara di tempat mereka masing-masing atau yang disebut

(57)

Gambar 5.1 Manajemen Pembagian Tugas dan Wewenang Pengelolaan Sampah FT USU

5.2 Waktu dan Pendapat Kebersihan Lingkungan

Sebagaimana ditetapkan bahwa responden pada penelitian ini peneliti

memilih mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (105 responden)

karena merupakan subjek paling aktif dan paling lama untuk waktu menghabiskan

kegiatan di kampus. Dari hasil pengamatan yang diperoleh gambaran mengenai

cara pengelolaan sampah yang dilakukan di lingkungan kampus FT USU yaitu

timbunan sampah dihasilkan oleh produsen sampah dibersihkan petugas

kebersihan untuk dibuang ke tempat-tempat sampah sementara yang ditumpuk di

salah satu tempat yang ada di lingkungan kampus, kemudian tumpukkan sampah

tersebut diangkut ke tempat pembuangan sementara untuk dilakukan pemilahan

dan dibakar.

Permasalahan paling mendasar dari cara pengelolaan sampah di

lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ini adalah tidak

semua sampah dapat ditangani oleh petugas kebersihan, selain itu keberadaan

tempat-tempat sampah sementara yang tidak memadai sedangkan sampah yang

(58)

ini disebabkan oleh tingkat intensitas kegiatan masyarakat kampus yang tinggi.

Hal ini dapat kita lihat dari hasil penyebaran kuisioner yang diperoleh seperti yang

terlihat pada gambar di bawah ini :

Dari hasil observasi lapangan melalui kuisioner (angket) bahwa sebanyak

39 responden (37.14%) menjawab <8 jam/hari berada dikampus, sebanyak 17

responden (16.19%) menjawab 8 jam/hari, dan 49 responden (46.66%) menjawab

>8 jam/hari berada dikampus yang berarti bahwa kegiatan yang dihabiskan untuk

berada dikampus dapat membuat keberadaan sampah semakin banyak setiap

harinya (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Lama waktu yang dihabiskan dalam sehari untuk berada di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase (%)

1 <8 jam/hari 39 37.14

2 8 jam/hari 17 16.19

3 >8 jam/hari 49 46.66

(59)

Gambar 5.2 Dia

Hal ini mempe

maka jumlah sampah

lain bahwa tingkat

sampah yang ditimbul

Dari hasil pe

pendapat responden

lingkungan kampus F

menjawab kotor (Tabe

iagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dal berada di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

perjelas bahwa semakin tinggi intensitas kegia

pah yang dihasilkan akan semakin besar juga. At

t intensitas kegiatan masyarakat berbanding

bulkan (Sudrajat, 2006).

pengamatan observasi lapangan melalui kui

sponden bahwa sebanyak 102 responden (97.14

pus FT USU sangat kotor, dan sebanyak 3 responde

<8 jam/hari 8 jam/hari >8 jam/hari

n dalam sehari

giatan masyarakat

. Atau dalam istilah

nding lurus dengan

kuisioner (angket)

97.14%) menjawab

(60)

Tabel 5.2 P

Kondisi lingkungan k

yang tersebar di man

lingkungan kampus te

Sangat Bersih

.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus F

Penilaian Jumlah Persentase

Sangat Bersih Bersih

Sangat Kotor 102 97.14

Kotor 3 2.85

Total 105 100

.3 Diagram persentase tentang kondisi lingkungan ka (Sumber : Peneliti 2014)

hwa peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkun

ditingkatkan untuk mencapai lingkungan kam

ingkungan dapat mendukung berlangsung kegia

n kampus tersebut disebabkan oleh faktor tum

ana-mana. Tidak ada tempat sampah yang me

pus terkesan tidak terurus. 97% 3%

Jumlah

Sangat Bersih Bersih Sangat Kotor Kotor

mpus FT USU

se (%)

97.14 2.85

100

n kampus FT USU

(61)

5.3 Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang

berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat

terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan

dibuang kelingkungan (Slamet, 2002). Sebagai bahan komparasi dalam penelitian

ini, peneliti juga menayakan persepsi responden lewat penyebaran kuisioner

mengenai tumpukkan sampah yang ada di sekitar lingkungan kampus.

Disini hasil observasi lapangan yang terjadi dapat dilihat sebanyak 100

responden (95.23%) menjawab pernah melihat tumupukkan sampah dilingkungan

kampus, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab tidak pernah yang berarti

fenomena yang terjadi di lapangan adalah kondisi lingkungan kampus yang kotor

dengan adanya keberadaan tumpukkan dari sampah-sampah tersebut (Tabal 5.3).

Tabel 5.3 Melihat adanya keberadaan tumpukkan sampah di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase (%)

1 Pernah 100 95.23

2 Tidak pernah 5 4.76

(62)

Gambar 5.4 Di

Dapat dilihat

sebanyak 24 respond

ditumpukkan tersebut

berharap dibersihkan

(26.66%) menjawab be

Tabel 5.4 Penda

No

1 Tidak peduli

2 Terkadang ikut mem 3 Biasa aja, berharap di 4 Berkeinginan untuk m

Total 105 100

Diagram persentase tentang keberadaan tumpukkan s di lingkungan kampus FT USU

(Sumber : Peneliti 2014)

hat sebanyak 4 responden (3.80%) menjawa

sponden (22.85%) menjawab terkadang ikut mem

but, sebanyak 49 responden (46.66%) menja

hkan oleh petugas kebersihan, dan sebanyak

b berkeinginan untuk membersihkannya (Tabel 5

ndapat responden mengenai keberadaan tumpukkan s disekitar lingkungan kampus FT USU

Penilaian Jumlah

4 embuang sampah ditumpukkan tersebut 24 p dibersihkan oleh petugas kebersihan 49

uk membersihkannya 30

njawab biasa aja,

(63)

Gambar 5.5 Diagram pe

Disini jelas ba

tentang cara pengelol

pentingnya menjaga ke

adanya tumpukkan sa

diperlukan perhatian unt

5.4 Keberadaan Sam

Adapun gamba

sampah yang ada di

Utara dapat dilihat pada Tidak peduli

Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut

Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan

Berkeinginan untuk membersihkannya

m persentase pendapat responden mengenai keberada sampah disekitar lingkungan kampus

(Sumber : Peneliti 2014)

s bahwa perlu adanya tanggapan untuk membe

lolaan sampah agar membuat setiap masyaraka

a kebersihan lingkungan untuk tetap bersih dan

n sampah membuktikan bahwa lingkungan ka

n untuk kebersihan agar dapat mewujudkan kam

ampah

baran umum pada penelitian ini tentang kebe

di lingkungan kampus Fakultas Teknik Unive

pada gambar-gambar berikut ini : 4%

Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut

Biasa aja, berharap dibersihkan oleh petugas kebersihan

Berkeinginan untuk membersihkannya

n kampus yang asri.

beradaan

sampah-niversitas Sumatera Terkadang ikut membuang sampah ditumpukkan tersebut

(64)

1. Departemen Teknik Mesin

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Mesin sebagai berikut :

(A) (B)

Gambar 5.6 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Mesin (Sumber : Peneliti 2014)

A

(65)

2. Departemen Teknik Elektro

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Elektro sebagai berikut :

(A)

Gambar 5.7 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Elektro (Sumber : Peneliti 2014)

(66)

3. Departemen Teknik Industri

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Industri sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.8 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Industri (Sumber : Peneliti 2014)

A

B

(67)

4. Departemen Teknik Kimia

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Kimia sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.9 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Kimia (Sumber : Peneliti 2014)

A

B

(68)

5. Departemen Teknik Lingkungan

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Lingkungan sebagai berikut :

(A) (B)

Gambar 5.10 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)

A

(69)

6. Departemen Teknik Arsitektur

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Arsitektur sebagai berikut :

(A) (B) (C)

Gambar 5.11 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Lingkungan (Sumber : Peneliti 2014)

A

B

(70)

7. Departemen Teknik Sipil

Kondisi keberadaan sampah-sampah yang ada dilingkungan Departemen

Teknik Sipil sebagai berikut :

(A) (C)

(B) (D)

Gambar 5.12 Kondisi lingkungan Departemen Teknik Sipil (Sumber : Peneliti 2014)

A

(71)

55

adalah seragam. Sampah dari suatu instansi misalnya pusat pendidikan pada

umumnya adalah kertas, karton, dan plastik (Yamin, 1992).

Berdasarkan asalnya sampah terdiri dari sampah organik dan sampah

anorganik. Sedangkan berdasarkan sifat fisiknya sampah terdiri dari sampah basah

(garbage) dan sampah kering (rubish) (Gelbert dkk, 1996). Adapun gambaran umum responden pada penelitian mengenai jenis-jenis sampah yang ada di

lingkungan kampus sebagai berikut :

Dari hasil pengamatan observasi lapangan melalui kuisioner (angket) dari

jawaban responden dapat dilihat sebanyak 50 responden (47.61%) menjawab

plastik, sebanyak 25 responden (23.80%) menjawab kertas, sebanyak 15

responden (14.30%) menjawab sisa makanan, sebanyak 10 responden (9.25%)

menjawab dedaunan, dan sebanyak 5 responden (4.76%) menjawab putung rokok

(Tabel 5.5).

Tabel 5.5 Jawaban responden tentang jenis sampah yang paling sering dibuang di lingkungan kampus FT USU

No Penilaian Jumlah Persentase(%)

1 Plastik 50 47.61

2 Kertas 25 23.80

3 Styrofom

4 Sisa makanan 15 14.30

5 Kaleng

6 Dedaunan 10 9.52

7 Kain

8 Putung rokok 5 4.76

Gambar

Gambar 2.1 Pengelolaan Sampah 3R(Sumber : Google.com)
Gambar 2.2 Pengelolaan Sampah dengan Pengomposan(Sumber : Google.com)
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Gambar 5.2 Diaiagram Persentase lama waktu yang dihabiskan dalberada di lingkungan kampus FT USU(Sumber : Peneliti 2014)n dalam sehari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Studi kasus ini dilakukan karena melihat kondisi lingkungan kampus USU belum memenuhi kriteria minimal sebagai lingkungan akademik yang asri dan kondusif untuk mendukung

Masalah pembuangan sampah di perkotaan seringkali menjadi beban karena menyangkut pembiayaan untuk angkutan sampah, lokasi pembuangan, kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang ideal adalah pengelolaan lingkungan, salah satu wujud nyata dari pengelolaan lingkungan hidup adalah

Dalam pengelolaan sampah berkelanjutan khususnya dengan metode bank sampah harus disesuaikan dan dipertimbangkan dengan kondisi lingkungan permukiman setempat agar

Pada tahun 2004, sistem pengelolaan sampah ITS telah dilakukan sesuai Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah dan Limbah Cair di Lingkungan Kampus ITS Sukolilo 2003

Pengelolaan sampah terpadu dinilai baik dan perlu oleh warga dan petugas pengumpul sampah karena mereka mengetahui bahwa kegiatan tersebut berguna untuk kebersihan

Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru mengemukakan bahwasanya dalam Perda sudah dibunyikan mulai pukul 19.00 sampai dengan

Pengelolaan sampah terpadu dinilai baik dan perlu oleh warga dan petugas pengumpul sampah karena mereka mengetahui bahwa kegiatan tersebut berguna untuk kebersihan