• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENANGANAN SISWA LAMBAN BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS III SDN LESANPURO 02 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENANGANAN SISWA LAMBAN BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS III SDN LESANPURO 02 MALANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENANGANAN SISWA LAMBAN BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS III SDN LESANPURO 02 MALANG

SKRIPSI

OLEH:

GILANG ISTIANTO WIDODO 201210430311210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

i

ANALISIS PENANGANAN SISWA LAMBAN BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

DI KELAS III SDN LESANPURO 02 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH:

GILANG ISTIANTO WIDODO 201210430311210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

….Hai Orang-orang yang Beriman, Jadikanlah Sabar dan Sholatmu sebagai

Penolongmu, sesungguhnya Allah Beserta Orang-Orang yang Sabar….(QS.

Al-Baqarah: 153)

͞Tetaplah tegar walau kamu salah dalam melangkah, tetaplah dijalanmu walau kamu merasa sendirian dan lakukan apapun yang kamu inginkan walaupun hasil akhir tidak mencerminkan kepribadianmu yang sesungguhnya. Karena tuhan selalu merencanakan

yang terbaik dalam kehidupan setiap ciptaanNya.͟ (GilangJung)

Gilang Istianto Widodo

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran,

keikhlasan, hingga tetesan air mata ini untuk :

Ayahanda Bambang Tri Widodo dan Ibunda Siti Aisyah Nurkholimah

Adik terkasih Tessa Vania Widiastuti dan Rayhan Pancahya Widodo

Terima kasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan motivasinya yang tidak pernah berhenti tercurahkan untukku

Para sahabat dan orang-orang terkasih, dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini

(7)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Analisis Penanganan Siswa Lamban Belajar dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas III SDN Lesanpuro 02 Malang”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Dr. Ichsan Anshori, AM., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan masukan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan masukan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

ix

6. Bapak Drs. Eko Wicaksono dan guru kelas III di SDN Lesanpuro 02 Malang yang telah membantu dan memberikan ijin pada saat penelitian.

7. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta serta keluarga besar H. Sami’an yang selalu memberikan dukungan dan do’anya dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat terkasih yang luar biasa Engga Aditya, S.Pd - Diyanita Deviyanti Saputri, S.Pd - Putri Anitasari, S.Pd - Devia Nur Azizah, S.Pd., terkhusus Linnisa Aulita Sari semoga diberikan kelancaran dalam memperoleh gelar S.Pd. Terimakasih atas dorongan dan paksaan serta selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini. Waktu bersama kalian adalah waktu yang sangat berharga, kalian selalu ada untuk bercerita, terimakasih banyak.

9. Segenap keluarga besar PGSD F angkatan 2012 yang memberikan semangat, dukungan, motivasi, informasi serta kenangan selama perkuliahan, dan

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan waktu yang ditentukan.

Semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Malang, 3 Agustus 2016 Penulis,

(9)

x

2.1.3.2 Bentuk Penanganan Siswa Lamban Belajar ... 23

2.1.4 Proses Belajar Mengajar di Kelas III ... 34

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian... 42

3.2 Kehadiran Peneliti ... 42

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

3.4 Sumber Data ... 43

3.5 Prosedur Penelitian... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 48

(10)

xi

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(11)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kajian materi di kelas III ... 38

Tabel 3.1 Lembar Penanganan siswa lamban belajar ... 42

Tabel 3.2 Lembar observasi aspek dalam membaca ... 34

Tabel 4.1 Data Observasi TR yang diisi oleh guru ... 58

Tabel 4.2 Data Observasi TR yang diisi oleh peneliti ... 59

Tabel 4.3 Data Observasi RK yang diisi oleh guru ... 60

Tabel 4.4 Data Observasi RK yang diisi oleh peneliti ... 60

Tabel 4.5 Data Observasi LM yang diisi oleh guru ... 61

Tabel 4.6 Data Observasi LM yang diisi oleh peneliti... 61

Tabel 4.7 Data Observasi Aspek konsentrasi ... 65

Tabel 4.8 Data Observasi Aspek daya ingat ... 68

Tabel 4.9 Data Observasi Aspek kognisi ... 72

(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase Proses Belajar Mengajar ... 37

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 41

Gambar 3.1 Tahap dan langkah penelitian kualitatif ... 47

Gambar 4.1 Kegiatan Guru saat pembelajaran ... 54

Gambar 4.2 Kegiatan Guru saat menjelaskan di depan kelas ... 64

Gambar 4.3 Kegiatan Guru saat menjelaskan secara langsung kepada siswa ... 68

Gambar 4.4 Kegiatan Guru saat memahamkan siswa tersendiri ... 71

Gambar 4.5 Kegiatan Guru saat memberikan motivasi ... 74

(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengamatan Keadaan Siswa Lamban Belajar ... 95

Lampiran 2 Lembar Pengamatan Penanganan Guru ...105

Lampiran 3 Lembar Hasil Wawancara ...110

(14)

93

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aldjon, dkk. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Azwandi, Yosfan. (2007). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus: Anak dengan Gangguan Penglihatan (Buta Total dan Low Vision), Anak Autisme,

Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan.

Buku Guru Tematik Kelas III Sekolah Dasar file berformat Pdf.

Garnida, Dadang. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kosasih. 2012. Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Rosda.

Mochamad, Nursalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.

Mumpuniarti, dkk. 2014. Kebutuhan Belajar Siswa Lamban Belajar (Slow

Learner) di Kelas Awal Sekolah Dasar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Laporan Penelitian. FIP UNY.

Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Nani Triani dan Amir. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban

Belajar (Slow Learner). Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

(15)

94

Salim, Abdul, dkk. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus secara

Inklusif. Solo: PLB, Universitas Sebelas Maret.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim ASB Indonesia. (2007). Aha, Sekarang Aku Bisa! Panduan Pembelajaran

Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus. ASB

Indonesia: Yogyakarta.

Trisulo, Bambang, dkk. 2013. Program Pelatihan Pendidikan Kekhususan bagi

Guru Pembimbing Khusus. Jakarta: Direktorat Pembinaaan PKLK Dikdas

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting yang seharusnya dapat

dinikmati oleh setiap orang. Siapa pun berhak untuk mendapatkan pendidikan yang

sesuai. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII tentang Pendidikan dan

Kebudayaan Pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak

mendapat pendidikan.” Berdasar undang-undang tersebut, sudah jelas bahwa setiap

orang berhak mendapatkan pendidikan.

Untuk memberikan kesempatan pendidikan sebesar-besarnya kepada anak

berkebutuhan khusus, pemerintah menyediakan program pelayanan pendidikan

yang mudah diakses oleh anak berkebutuhan khusus, yaitu melalui sistem

pendidikan inklusif. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang

memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat Istimewa Pasal

1 menyatakan “Yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem

penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta

didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat

istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan

pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”. Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70 tahun 2009 tentang

(17)

2

Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa Pasal 3 menyatakan bahwa lamban

belajar termasuk salah satu jenis anak berkebutuhan khusus.

Terdapat berbagai jenis siswa di sekolah yang wajib mendapatkan pendidikan

yang sama. Salah satunya adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak

berkebutuhan khusus atau yang biasa disingkat ABK adalah anak yang dalam

pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada

umumnya. Anak Berkebutuhan Khusus ini mengalami hambatan dalam belajar dan

perkembangan. Oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang

sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.

Anak Bekebutuhan Khusus (Child With Special Needs) mencakup anak yang

memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu

(anak penyandang cacat) dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer.

Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat trauma kerusuhan,

kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar atau tidak bisa

membaca, karena kekeliruan guru mengajar, dikategorikan sebagai anak

berkebutuhan khusus temporer. Anak berkebutuhan khusus temporer apabila tidak

mendapatkan intervensi yang tepat bisa menjadi permanen.

ABK di sekolah banyak jenisnya, salah satunya adalah anak lamban belajar.

Siswa lamban belajar adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di

bawah anak normal, tetapi tidak termasuk dalam anak tunagrahita. Dalam beberapa

hal, anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon

rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibandingkan

(18)

3

dibandingkan dengan sebayanya sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan

khusus.

Kondisi anak lamban belajar beraneka ragam, tergantung aspek apa yang

mengalami keterlambatan. Namun secara umum kekurangan tersebut memiliki efek

domino, dimana sebuah keterlambatan di satu aspek dapat mempengaruhi aspek

yang lainnya, begitupun seterusnya. Di kelas anak lamban belajar secara umum

tidak terlihat kekurangan dibandingkan teman sebayanya, namun jika diteliti secara

khusus pada saat pembelajaran dia tergolong pendiam dan menjauh dari

teman-teman nya. Secara fisik pun, anak lamban belajar tidak memiliki perbedaan berarti.

Dia memiliki postur dan perkembangan yang sama atau bahkan lebih baik dari

teman sebayanya.

Proses penanganan guru untuk siswa lamban belajar dilakukan melalui 4

tahapan aspek hambatan yang dialami siswa lamban belajar, yaitu aspek

konsentrasi, daya ingat, kognisi, dan yang terakhir aspek sosial emosional.

Penanganan pada saat pembelajaran sangat dibutuhkan siswa, baik untuk siswa

lamban belajar maupun siswa lainnya. Sebagai guru di sekolah dasar yang masih

menerapkan sistem guru kelas sekaligus guru pendamping, kemampuan untuk

penanganan siswa secara individu sangat diperlukan agar proses belajar mengajar

di kelas dapat maksimal.

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang serupa dengan objek ataupun

subjek yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Salah satunya adalah penelitian

yang dilakukan oleh Andia Lestari Rahayu yang mengidentifikasi ABK dan

bagaimana upaya penanganannya. Perbedaan dengan penelitian yang peneliti

(19)

4

anak lamban belajar, sedangkan saudari andia mengidentifikasi seluruh ABK.

Untuk persamaan nya, baik dari peneliti maupun saudari andia sama-sama meneliti

tentang bagaimana penanganan ABK. Berdasarkan perbedaan dan kesamaan

tersebut akhirnya peneliti mencoba untuk menelti hanya sebatas bagaimana

penanganan anak lamban belajar dikelas.

SDN Lesanpuro 2 Malang, belum dikategorikan sebagai sekolah yang

berbasis inklusi. Walaupun belum berbasis inklusi, tetapi sekolah ini mau tidak mau

harus menerima siswa bagaimanapun keadaannya, dengan kategori lamban belajar

dan kesulitan belajar spesifik lainnya. Tenaga kependidikan juga belum memadai

untuk menjadi sekolah inklusi. Secara umum di kelas bawah sampai kelas tinggi

rata-rata setiap kelas pasti terdapat ABK, entah itu lamban belajar, disleksia,

disgrafia ataupun yang lainnya. Salah satunya yang penulis angkat untuk diteliti

yaitu siswa dengan kriteria lamban belajar atau slow learner. Pada saat di kelas,

siswa lamban belajar ini menerima pelajaran sama seperti teman yang lain nya

dengan penerapan kurikulum 2013. Untuk siswa lamban belajar di kelas 3 dengan

jumlah 3 siswa hanya didampingi oleh guru kelas yang sekaligus pembimbing dan

pengarah untuk memberikan pelayanan khusus. Secara umum ketiga siswa tersebut

memiliki ciri-ciri yang menurut guru masuk kedalam siswa lamban belajar seperti

pencapaian prestasi dari ketiga siswa tersebut yang selalu rendah dan dibawa

rata-rata teman sekelasnya. Selain itu dari berbagai aspek saat proses pembelajaran

berlangsung ketiga anak tersebut menunjukkan sikap dan penerimaan materi yang

sangat kurang jika dibandingkan dengan teman sekelasnya. Ciri-ciri tersebut dapat

(20)

5

Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan guru kelas 3 di SDN

Lesanpuro 02 Malang, siswa lamban belajar memiliki keterbatasan di berbagai

aspek. Aspek tersebut seperti aspek memahami, menjelaskan dan aspek lainnnya.

Seperti diketahui guru kelas di sekolah ini merangkap sebagai guru pembimbing

khusus bagi anak lamban belajar. Karena hal itu penanganan untuk anak lamban

belajar tidak maksimal. Selanjutnya peneliti menanyakan tentang beberapa kriteria

ABK salah satunya anak lamban belajar. Guru kelas tersebut menjelaskan bahwa di

kelas 3 terdapat 3 anak yang menurut guru tersebut masuk dalam kriteria anak

lamban belajar. Menurutnya ke tiga anak tersebut memiliki nilai hasil belajar

dibawah rata-rata teman sekelasnya, dan ini adalah salah satu dari kriteria anak

lamban belajar. Siswa lamban belajar mengalami kesulitan dalam proses

konsentrasi dan pemahaman. Pendampingan guru secara intensif sangat diperlukan

agar siswa dapat merasa nyaman dan dapat mengembangkan pertanyaan serta

melatih siswa untuk berani menyatakan pendapatnya. Pihak sekolah juga

menyadari bahwa tenaga kependidikan untuk mengatasi atau menangani siswa

tersebut juga bisa dibilang kurang, karena kebanyakan jika guru yang lulusan

pendidikan guru sekolah dasar kurang mengetahui bagaimana cara menghadapi

siswa lamban belajar. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan dan

harus mengetahui kondisi dari siswa yang dihadapi, sehingga mampu mengurangi

keterbatasan yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Keberadaan anak yang mengalami masalah belajar dengan predikat lamban

belajar dan memiliki nilai akademik rendah memang menjadi masalah yang butuh

penanganan khusus oleh berbagai pihak. Hal tersebut mendorong peneliti untuk

(21)

6

skripsi yang berjudul “Analisis Penanganan Siswa Lamban Belajar dalam Proses

Belajar Mengajar di Kelas III SDN Lesanpuro 02 Malang”. Penulis ingin

mengetahui dan mempelajari lebih lanjut tentang Penanganan yang tepat terhadap

anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam belajar khususnya lamban

belajar, sehingga dapat menjadi bekal dan pembelajaran ketika berhadapan dengan

anak-anak SD khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana pengetahuan guru tentang siswa lamban belajar di kelas 3 SDN

Lesanpuro 02 Malang?

1.2.2 Bagaimana penanganan guru terhadap siswa lamban belajar di kelas 3 SDN

Lesanpuro 02 Malang?

1.2.3 Bagaimana kendala dan solusi yang dihadapi guru dalam menangani siswa

lamban belajar di kelas 3 SDN Lesanpuro 2 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan pengetahuan guru tentang siswa lamban belajar di kelas 3

SDN Lesanpuro 02 Malang.

1.3.2 Mendiskripsikan penanganan guru terhadap siswa lamban belajar di kelas 3

(22)

7

1.3.3 Mendeskripsikan kendala dan solusi yang dihadapi guru dalam menangani

siswa lamban belajar di kelas 3 SDN Lesanpuro 2 Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat secara praktis :

1.4.1.1Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dan acuan

informasi pendidikan agar dapat membantu pembelajaran untuk siswa

lamban belajar.

1.4.1.2Bagi siswa lamban belajar, siswa mampu memperoleh pembelajaran yang

tepat dari guru.

1.4.1.3Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang penanganan siswa

lamban belajar dan sebagai bahan referensi ataupun acuan untuk penelitian

selanjutnya tentang anak lamban belajar.

1.4.2 Manfaat secara teoritis :

1.4.2.1Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan sebagai

masukan serta wawasan bagi peneliti selanjutnya dan pada

lembaga-lembaga pendidikan mampu menangani siswa lamban belajar yang ada di

sekolah.

1.4.2.2Sebagai informasi bagi para pengajar bahwa siswa lamban belajar perlu

mendapat perhatian dan motivasi yang lebih agar mereka merasa sama

(23)

8

1.5 Batasan Masalah

1.5.1 Peneliti hanya terfokus pada Penanganan anak lamban belajar. Dikatakan

lamban belajar jika siswa miliki potensi intelektual sedikit di bawah anak

normal. Siswa ini lebih lamban dalam memahami sesuatu, tetapi tidak secepat

siswa lain yang memiliki kecerdasan normal. Lamban disini bisa diartikan

dalam semua aspek dan dibuktikan dengan hasil belajar siswa jika dilihat

dibawah standart nilai dari teman-teman sekelasnya.

1.5.2 Peneliti hanya meneliti proses penanganan oleh guru kelas untuk anak lamban

belajar pada saat proses belajar mengajar di kelas.

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1 Analisis

Analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu

keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda

komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu

keseluruhan yang terpadu (Sugiyono, 2010).

1.6.2 Penanganan Guru

Proses dan cara yang dilakukan oleh pendidik untuk memberikan efek yang

lebih baik terhadap siswa agar siswa tersebut dapat mengakses informasi atau

dalam mengerjakan tugas dengan baik (Yusuf, 2008).

1.6.3 Siswa Lamban Belajar

Anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah anak normal, tetapi

tidak termasuk dalam anak tunagrahita. Dalam beberapa hal, anak ini

(24)

9

kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibandingkan dengan yang

Tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lama dibandingkan

dengan sebayanya sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus

(Abdul, 2009).

1.6.4 Proses Belajar Mengajar

Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas

dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan

berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa

Gambar

Gambar 2.1 Fase Proses Belajar Mengajar  .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Assalamu’alaikum Wr. Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW. Penulis

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin sekaligus suri tauladan yang paling baik bagi kehidupan

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin sekaligus suri tauladan yang paling baik bagi kehidupan

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw beserta keluarganya, sahabat- sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir zaman,

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin sekaligus sebaik-baiknya suri tauladan bagi kehidupan

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin sekaligus suri tauladan yang paling baik bagi kehidupan

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin sekaligus sebaik-baiknya suri tauladan bagi kehidupan umat

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Akurasi