• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KEKERASAN DALAM PACARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KEKERASAN DALAM PACARAN"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

19

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM PACARAN

SKRIPSI

Oleh :

Winda Rizwanti Utami 08810292

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

20

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM PACARAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Winda Rizwanti Utami 08810292

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran.

2. Nama Peneliti : Winda Rizwwanti Utami

3. NIM : 08810292

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 20 Maret 2014 – 3 April 2014

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 3 Mei 2014 Dosen Penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni. M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Psi ( )

2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi ( )

3. Adyatman P., S.Psi, M. Si ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Tri Dayakisni. M.Si Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Psi

Malang, 3 Mei 2014 Mengesahkan

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Winda Rizwant Utami

NIM : 08810292

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacran:

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 18 April 2014 Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemeliharaan seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas khir ini dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran” tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Tri Dayakisni, M.Si dan Yuni Nurhamida S.Psi., M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan tugas akhir ini.

3. Zakarija Achmad, S.Psi.,M.Si selaku dosen wali yang mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Kedua orang tua saya tercinta Nurawan, SH dan Sri Rahayu Miyantini yang selalu

memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan moril maupun materil serta doa yang tidak henti yang selalu menyertai setiap langkah penulis.

5. Adek tersayang satu-satunya dede yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta mengajarkan arti sebuah kesabaran kepada penulis.

6. Kake-kake tercinta Kake enggi, kake ati, kake gamin dan kake raiman yang selalu memberikan support, doa, arahan dan nasehat agar penulis dewasa dalam menghadapi masalah dan tidak cepat patah semangat.

7. Keluarga tercintaku yang di lombok kak adi dan ponakan tersayang yuda dan emmy yang selalu memberikan semangat tiada henti kepada penulis.

(6)

iv

9. Sahabatku tercinta Indah, Azizah, ami, farid, ria, mbk nana, ica yang telah menunjukkan pada penulis arti sebuah kesetiaan dan solidaritas.

10. Saudara seperjuangan julfi, pipin dan cici yang selalu ada dan saling memberikan dukungan kepada penulis serta yang dengan sabar mengantar penulis kemana-mana demi memperoleh data.

11. Teman-teman kos, Adek-adek tersayang yang selalu menemani dalam susah dan duka onk, anggre, resty, candra, rara yang tiada henti memberikan semangat dan mengajarkan arti sebuah kebersamaan yang begitu indah.

12. Teman-teman KKN 5 Tumpang yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 13. Keluarga besar Psikologi kelas E 2008 yang selalu memberikan semangat dan

dukungan sehingga penulis terdorong menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang banyak memberikan support dan bantuan pada penulis hingga terselesainya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Meskipun penulis berharap tugas akhir ini tidak memiliki kekurangan dan kesalahan, namun penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tentunya jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis terbuka pada saran, masukan, maupun kritikan. Semoga tugas akhir ini bisa menjadi langkah awal bagi penulis untuk mengembangkan kualitas dan potensi diri. Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan hal-hal positif lainnya untuk semua pembaca.

Malang, 18 April 2014 Penulis

(7)

v

DAFTAR ISI

COVER ... HALAMAN JUDUL ... ...

LEMBAR PENGESAHAN ... ... i

SURAT PERNYATAAN ... ... ii

KATA PENGANTAR ... ... iii

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... ... 1

A. Intisari ... ... 1

B. Latar Belakang ... ... 2

C. Rumusan Masalah ... ... 3

D. Tujuan Penelitian ... ... 3

E. Manfaat Penelitian ... ... 3

LANDASAN TEORI ... ... 3

A. Kekerasan Dalam Pacaran ... ... 3

1. Definisi Kekerasan Dalam Pacaran ... ... 3

2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Pacaran ... ... 4

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekerasan Dalam Pacaran ... ... 4

B. Harga Diri ... ... 5

1. Karakteristik Harga Diri ... ... 6

3. Aspek-aspek Harga Diri ... ... 7

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri... ... 7

C. Hubungan antara harga diri dengan Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran ... 7

D. Hipotesa ... ... 8

METODE PENELITIAN... ... 9

(8)

vi

B. Subyek Penelitian ... ... 9

C. Identifikasi Variabel Penelitian ... ... 9

D. Validitas Instrumen ... ... 9

E. Reliabilitas Instrumen ... ... 10

F. Prosedur Penelitian ... ... 10

G. Analisa Data ... ... 11

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI ... ... A. Hasil Penelitian ... ... 11

B. Diskusi ... ... 12

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... ... A. Simpulan ... ... 15

B. Implikasi ... ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... ... 16

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Nomer Tabel

Tabel 1

Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian ... .10 Tabel 2

Indeks Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ... ..10 Tabel 3

Perhitungan T-Score Skala Harga Diri ... ...11 Tabel 4

Perhitungan T-Score Kecenderungan melakukan kekerasan………11 Tabel 5

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Blue print skala harga diri try out………19

2. Blue print skala kekerasan dalam pacaran try out………20

3. Skala harga diri try out……….21

4. Skala kekerasan dalam pacaran try out...23

5. Distribusi Jawaban Responden Try Out………..25

6. Hasil try out...39

7. Blue print skala skala harga diri penelitian...46

8. Blue print skala skala kekerasan dalam pacaran penelitia...47

9. Skala skala harga diri penelitian...48

10. Skala skala kekerasan dalam pacaran penelitian...50

11.Distribusi Jawaban Responden Penelitian………53

(11)

1

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KEKERASAN DALAM PACARAN

Winda Rizwanti Utami

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

windarizwanti@yahoo.com

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 100 mahasiswa yang memiliki pacar dan pernah berpacaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala harga

diri dan skala kekerasan dalam pacaran model skala likert. Analisa data dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara harga diri dengan perilaku kekerasan, dengan nilai r = - 0,958 dan p = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri maka semakin rendah perilaku kekerasan dan sebaliknya semakin rendah harga diri, maka perilaku kekerasan dalam pacaran semakin tinggi. Sumbangan efektif harga diri terhadap kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa sebesar 91,8% sedangkan sisanya 8,2% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: Harga diri, Kekerasan dalam pacaran.

This study aims to determine the relationship between self-esteem with a behavior to do dating violence in the students who are in courtship. Subjects of this study consisted of 100 students who are currently in a relationship and those who were experienced in it. The sampling technique of this study is using the purposive sampling. Data were obtained by using the self-esteem scale to the scale of dating violence by using the Likert scale model. The data then analyzed by using the product momen correlation. Based on the results of the study, it showed that there was a significant negative relationship between self-esteem with a behavior to dating violence, with r = - 0.958 and p = 0.000 at significant level of 0.05. This shows that the higher the self-esteem, the lower the behavior to dating violence, otherwise the lower the self-esteem, the behavior to violence in courtship is higher. Effective contribution of self-esteem to dating violence in courtship of the college students is by 91.8 %, while the remaining 8.2 % is caused by other factors which are not examined.

(12)

2

Pacaran merupakan salah satu bentuk hubungan sosial antara satu manusia dengan manusia lainnya yang menimbulkan hubungan lebih dekat dari sebuah pertemanan. Hubungan pacaran merupakan realisasi dari rasa suka, rasa nyaman, rasa saling sayang yang kemudian ditindak lanjuti menjadi sebuah komitmen, yaitu berpacaran. Akan tetapi pada sebagian orang yang berpacaran terdapat hubungan yang tidak sehat, salah satunya terdapat kekerasan dalam hubungan tersebut.

Kekerasan dalam berpacaran atau dating violence merupakan kasus yang sering terjadi setelah

kekerasan dalam rumah tangga. Dari data yang diperoleh terdapat fakta yang mengejutkan bahwa dating violence menempati posisi kedua setelah kekerasan dalam rumah tangga.

Berdasarkan data komisi nasional perempuan sejak 2010 terjadi 1.000 kasus kekerasan dalam pacaran (Komnas perempuan 2010) Bahkan, sebuah survei yang dilakukan secara serentak di beberapa negara bagian di AS melahirkan fakta, 60% perempuan usia 15 – 24 tahun mengalami

dating violence, mulai dari pelecehan sampai penganiayaan secara fisik (Teen Dating Violence

2009). dan sepanjang tahun 2013 tercatat 1.085 kasus kekerasan dalam pacaran dari total 8.315 kasus kekerasan terhadap perempuan (komnas perempuan 2013). Dari data - data tersebut maraknya kasus kekerasan dalam pacaran sudah sangat mengkhawatirkan.

Menurut The National Clearinghouse on Family Violance (1996), kekerasan dalam berpacaran

adalah serangan seksual, emosional maupun fisik yang ditujukan terhadap pasangannya. O’keefe (2005), menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam pacaran yang disimpulkan dari beberapa penelitian, yaitu: karakteristik demografis, pengalaman sebelumnya atau mengetahui adanya kekerasan, sikap yang menghargai kekerasan, pengaruh teman sebaya, variabel kepribadian dan interpersonal, masalah perilaku lainnya dan variabel hubungan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurrakhmi (2008), ada beberapa hal yang menyebabkan perilaku kekerasan dalam pacaran yaitu karakteristik kepribadian seperti harga diri. Menurut Maslow (2008), harga diri adalah suatu kebutuhan yang ada dalam diri setiap manusia yang memerlukan pemenuhan atau kepuasan.Santrock (2002), menyatakan harga diri merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. Karena berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut biasanya mencerminkan penerimaan atau penolakan terhadap dirinya, dimana penilaian tersebut menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting berhasil serta berharga. Coopersmith (1967), mengemukakan bahwa harga diri mengarah pada evaluasi diri yang dirancang dan dilakukan individu sebagai berasal dari interaksinya dengan lingkungan yang ada disekitarnya dan dari sejumlah penghargaan dan penerimaan serta perhatian dari orang lain yang diterimanya.

Seseorang dikatakan memiliki harga diri tinggi jika dia dapat memperlakukan orang lain dengan lebih hormat, lebih ramah, dan lebih dermawan. Sedangkan seseorang yang tidak dapat memperlakukan orang lain dengan baik seperti melakukan tindak kekerasan memiliki harga diri rendah, karena individu tersebut merasa dirinya rendah

dan dijauhi oleh lingkungan sosialnya.

(13)

3

mendeskriminasi antara pria yang melakukan kekerasan dan pria yang mengontrol perilaku itu (tidak melakukan perilaku kekerasan), tetapi pola ini tidak signifikan untuk wanita (o’keefe, 1997 dalam o’keefe 2005).

Berdasarkan perspektif belajar sosial, kurangnya kemampuan seperti; pemecahan masalah yang buruk, kesulitan dalam mengelola amarah dan mengkomunikasikan perasaan akan meningkatkan kemungkinan mengambil kekerasan dalam pemecahan masalah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh O’keefe (2005) Pelaku kekerasan dalam pacaran biasanya merupakan seseorang yang memiliki ketidak mampuan dalam mengontrol diri, kesulitan mengelola amarah, kurangnya kemampuan memecahkan masalah, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Sedangkan karakteristik harga diri rendah menurut Coopersmith (1967), memiliki perasaan inferior, takut gagal dalam membina hubungan sosial, terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi, dan merasa dirinya diasingkan. Dari karakteristik harga diri rendah ditemukan kesamaan dengan pelaku kekerasan dalam pacaran.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh O’keefe (2005) peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara harga diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai kajian dan informasi yang bisa diketahui oleh pembaca dan masyarakat mengenai problem yang terjadi pada pelaku kekerasan yaitu perilku kekerasan dalam pacaran ditinjau dari harga diri individu.

Kekerasan dalam pacaran

Krahe (2005), mendefinisikan kekerasan dalam pacaran (KDP) adalah tindakan atau ancaman untuk melakukan tindakan kekerasan yang dilakukan salah seorang anggota lainnya dalam konteks hubungan pacaran. Menurut The National Clearing House On Family Violence (1996),

kekerasan dalam berpacaran adalah serangan seksual emosional maupun fisik yang ditunjukkan terhadap pasangan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam pacaran adalah tindakan, ancaman dan serangan seksual, emosional maupun fisik yang dilakukan salah seorang anggota lainnya dalam konteks hubungan pacaran.

Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran

Menurut The National Clearing House On Family Violence (1996), bentuk – bentuk kekerasan

dalam pacaran, yaitu: a. Kekerasan seksual

Menggunakan tekanan atau paksaan agar pasangan mau melakukan hubungan seksual. b. Kekerasan fisik

(14)

4 c. Kekerasan emosional

Hal ini termasuk menghina atau menyumpahi pasangan, meremehkan, mengancam, meneror, menghancurkan barang – barang milik pasangan, mengisolasi dari teman maupun keluarga dan memperlakukan dengan sikap posesif yang berlebihan atau sangat pencemburu.

Sedangkan menurut jurnal perempuan (2002) menjelaskan bahwa bentuk – bentuk prilaku kekerasan dalam pacaran yaitu:

a. Kekerasan emosional: Bentuk kekerasan ini biasanya jarang disadari, karna memang hujudnya tidak kelihatan. namun sebenarnya kekerasan ini justru akan menimbulkan perasaan tertentu, tidak bebas dan tidak nyaman bentuk kekerasan non fisik ini antara lain berupa, pemberian julukan yang mengandung olok-olok , membuat seseorang jadi bahan tertawaan, cemburu yang berlebihan, membatasi pasangannya untuk melakukan kegiatan yang disukai, pemerasan (memaksa meminta uang, meminta barang dan sebagainya), mengisolasi dan larangan berteman, larangan bersolek, larangan bersikap ramah kepada orang lain.

b. Kekerasan fisik: Bentuk kekerasan fisik ini antara lain memukul, menampar, menendang, menjambak rambut. ini biasanya dilakukan karna pasangannya tidak mau menuruti kemauannya atau dianggap telah melakukan kesalahan.

c. Kekerasan seksual: Bentuk kekerasan seksual berupa pemaksaan hubungan seksual dan pelecehan seksual, yaitu: rabaan, ciuman, sentuhan yang dilakukan tanpa persetujuan. Perbuatan tanpa persetujuan atau pemaksaan itu biasanya disertai ancaman akan ditinggalkan, akan menyengsarakan atau ancaman kekerasan fisik.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam pacaran

O’keefe (2005) menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam pacaran yang disimpulkan dari beberapa penelitian, yaitu:

a. Karakteristik demografis

Studi menemukan angka kekerasan yang tinggi terdapat dalam kelompok strata sosial-ekonomi (SES) rendah (Makepeace, 1987; Sigelman, Berry, & wiles, 1984; dalamO’keefe ,2005). Angka kekerasan fisik terhadap pasangan berbeda untuk setiap wilayah, angka tertinggi ditemukan diwilayah perkotaan (Bergman, 1992; Makepeace, 1987; dalamo’keefe, 2005).

b. Pengalaman sebelumnya atau mengetahui adanya kekerasan

Variabel penting yang diuji berbagai literatur tentang kekerasan dalam pacaran maupun kekerasan rumah tangga adalah pengetahuan terhadap model tentang agresi dalam hubungan intim.

c. Sikap yang menghargai kekerasan

Salah satu faktor yang paling konsisten terkait dengan perlakuan kekerasan terhadap pasangan kencan adalah kepercayaan bahwa perilaku ini diterima (Malik dkk, 1977; O’keefe, 1997; dalamO’keefe, 2005).

d. Pengaruh Teman sebaya

Mempunyai teman yang melakukan kekerasan menyebabkan remaja mengikuti perilaku tersebut, baik menjadi korban atau pun menjadi pelaku kekerasan dalam pacaran (Arriaga dan foshe, 2004; dalamO’keefee, 2005).

(15)

5

Sejumlah variabel intrapersonal dikorelasikan dengan kekerasan dalam pacaran. Rendahnya harga diri ditemukan mendiskriminasi antara pria yang melakukan kekerasan dan pria yang mengontrol perilaku itu (tidak melakukan kekerasan), tetapi pola ini tidak signifikan untukwanita (O’keefe 1977; dalam O’keefe, 2005)

f. Masalah Perilaku lainnya

Penggunaan alkohol dan obat-obatan secara konsisten ditemukan berhubungan kuat dengan melakukan maupun menjadi korban kekerasan untuk kedua gender (Burcky, Reuterman, dankopsky, 1988; O’keefedkk, 1986; O’keefe 1997; Silverman, Raj, Mucci, dan Hathaway, 2001; dalamo’keefe 2005)

g. Variabel Hubungan

Ada hubungan antara besar dan banyaknya konflik dalam pacaran dengan kekerasan dalam hubungan pacaran. Semakin besar dan banyak konflik dalam pacaran maka akan semakin sering kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Pihak pelaku bisa wanita maupun pria (Bergman, 1992 danO’keefe 1997; dalamO’keefe, 2005).

Harga Diri

Menurut Coopersmith (1967), harga diri merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. Karena berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut biasanya mencerminkan penerimaan atau penolakan terhadap dirinya, dimana penilaian tersebut menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting berhasil serta berharga. Seseorang dikatakan memiliki harga diri tinggi jika ia dapat memperlakukan orang lain dengan lebih hormat, lebih ramah, dan lebih dermawan. Coopersmith juga mengemukakan bahwa harga diri mengarah pada evaluasi diri yang dirancang dan dilakukan individu sebagai berasal dari interaksinya dengan lingkungan yang ada di sekitarnya dan dari sejumlah penghargaan dan penerimaan serta perhatian dari orang lain yang di terimanya. Rosenberg (1965) mendefinisikan harga diri sebagai sebuah perilaku positif atau negatif yang mengarah pada sebuah objek khusus yaitu diri sendiri.Sedangkan menurut Maslow (2008), menyatakan harga diri adalah suatu kebutuhan yang ada dalam diri setiap manusia yang memerlukan pemenuhan atau pemuasan. Dan menurut Santrock (2007) suatu dimensi efaluatif global mengenai diri: disebut juga sebagai martabat diri atau citra diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian seseorang secara umum terhadap dirinya sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun penilaian positif yang akhirnya menghasilkan perasaan keberhargaan atau kebergunaan diri dalam menjalani kehidupan.

Karakteristik harga diri

Coopersmith, 1967 (dalamSantrock, 2002) secara garis besar menjelaskan harga diri yang tinggi dan hagra diri rendah tampak pada individu sebagai berikut :

a. Harga diri tinggi

1. Aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik.

2. Berhasil dalam bidang akademis maupun dalam hubungan social. 3. Dapat menerima kritik dengan baik.

4. Percaya pada persepsi dan reaksinya sendiri. 5. Tidak terpaku pada dirinya sendiri.

(16)

6

7. Tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. 8. Mudah menyesuaikan diri.

9. Mudah menyelesaikan masalah sehingga tingkat kecemasannya rendah b. Harga diri rendah

1. Memiliki perasaan inferior.

2. Takut gagal dalam membina hubungan sosial. 3. Terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi. 4. Merasa dirinya diasingkan.

5. Kurang dapat mengekspresikan diri.

Rosenberg (dalam Robinson,1991) juga mengemukakan karakteristik individu yang memiliki harga diri tinggi dan rendah sebagai berikut :

a. Harga diri tinggi

1. Memiliki kehormatan

2. Menghargai diri sendiri apa adanya b. Harga diri rendah

1. Cenderung memiliki sikap penolakan diri 2. Kurang puas terhadap diri sendiri

3. Merasa rendah diri

Aspek-Aspek harga Diri

Self Esteem Inventory oleh Coopersmith 1967 (dalam Robinson, 1991). Alat ukur ini mengukur

harga diri secara global dari empat domain yang ada, yaitu:

a. Domain harga diri akademis: mengukur rasa percaya diri, kemampuan dalam belajar dan kepatuhan individu pada setiap kegiatan di sekolah.

b. Domain harga diri keluarga: mengukur seberapa besar kedekatan anak dengan orang tua, dukungan orang tua kepada anak dan penerimaan orang tua terhadap anak.

c. Domain harga diri sosial: mengukur kemauan individu untuk berhubungan dengan orang lain.

d. Domain general self: mengukur penilaian individu terhadap kemampuannya secara

umum.

Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Diri

Menurut Coopersmith (1967) adabeberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu: a. Penghargaan dan Penerimaan dari orang-orang yang Signifikan

Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan.orang tua dan keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan.Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.

b. Kelas Sosial dan Kesuksesan

(17)

7

material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.

c. Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman

Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.

d. Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi

Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya. Mereka dapat menolak hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka.

Hubungan Antara Harga Diri dengan Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran

Dengan berpedoman pada penelitian yang dilakukan oleh O’keefe (2005), menemukan bahwa harga diri yang rendah berhubungan dengan kekerasan dalam pacaran. Rendahnya harga diri ditemukan mendeskriminasi antara pria yang melakukan kekerasan dan pria yang mengontrol perilaku itu (tidak melakukan perilaku kekerasan), tetapi pola ini tidak signifikan untuk wanita. Berdasarkan perspektif belajar sosial, kurangnya kemampuan seperti; pemecahan masalah yang buruk, kesulitan dalam mengelola amarah dan mengkomunikasikan perasaan akan meningkatkan kemungkinan mengambil kekerasan dalam pemecahan masalah.

Maka dapat dikatakan bahwa terjadinya suatu perilaku kekerasan dalam pacaran adalah ketika individu tidak dapat memecahkan masalah dan mengontrol amarah yang mana memungkinkan individu mengambil kekerasan dalam pemecahan masalahnya. Individu yang memiliki harga diri rendah memiliki karakteristik yaitu perasaan inferior, takut gagal dalam membina hubungan sosial, terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi, merasa dirinya diasingkan, kurang dapat mengekspresikan diri,merasa rendah diri serta cenderung memiliki sikap penolakan diri sehingga individu yang memiliki harga diri rendah cenderung melakukan kekerasan dalam pacaran karena ia kesulitan dalam mengelola amarah dan mengkomunikasikan perasaannya. Sedangkan individu yang memiliki harga diri tinggi memiliki karakteristik yaitu dapat menerima kritik dengan baik, tidak terpaku pada dirinya sendiri, yakin akan diri sendiri atas kemampuan dan kecakapan yang dimiliki, mudah menyesuaikan diri, serta menghargai diri sendiri apa adanya sehingga ketika individu tersebut membina hubungan dengan lawan jenisnya, individu dapat mengkomunikasikan perasaannya jauh lebih baik dan dapat mengontrol timbulnya perasaan atau tingkah laku negatif ketika dalam keadaan emosional sehingga kekerasan dalam pacaran dapat terhindarkan . Karakteristik yang dimiliki individu dengan harga diri tinggi sangat berlawanan dengan pelaku kekerasan dalam pacaran. O’keefe (2005), menyatakan pelaku kekerasan dalam pacaran merupakan seseorang yang memiliki karakteristik antara lain kurang pandai mengontrol emosi, kurang pandai mengendalikan diri, kurang mampu memecahkan masalah, perilaku memaksa dan menuntut, serta merasa memiliki pasangannya.

Hipotesa

(18)

8

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional kuantitatif yaitu sebuah penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006). Alasan peneliti menggunakan pendekatan korelasional kuantitatif karena penelitian ingin mengetahui adanya hubungan antara harga diri dengan kecendrungan melakukan kekerasan dalam pacaran .

Subjek Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa, alasan pemilihan subyek pada mahasiswa karna peneliti menemukan fenomena dilapalang kasus kekerasan dalam pacaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang berpacaran dan pernah berpacaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah subjek dari

penelitian ini sebanyak 100 subjek.

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku melakukan kekerasan dalam pacaran. Variabel ini akan diungkap menggunakan model skala likert dengan memakai skala kekerasan dalam pacaran oleh Aji Sulistiyo Purwo Anggoro (2012) yang diungkap berdasarkan bentuk – bentuk perilaku melakukan kekerasan dalam pacaran yang terdiri dari kekerasan emosional, fisik dan kekerasan seksual. Skala ini dibuat dengan mengambil bentuk – bentuk kekerasan dalam pacaran dari jurnal perempuan (2002)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah harga diri dari Coopersmith (1967) Alat ukur ini mengukur harga diri secara global dari empat domain yang ada, yaitu: domain harga diri akademis, keluarga, sosial dan general self.

Validitas Instrumen

(19)

9

Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian

Alat Ukur Jumlah item Jumlah item Indeks

Validitas Diujikan Valid

Skala Harga Diri 58 55 0,304 – 0,749

Skala Kekerasan dalam 48 45 0,313 – 0,743

Berpacaran

Berdasarkan tabel 1, diperoleh hasil dari 58 item skala harga diri yang diujikan, ada 55 item yang valid setelah di ujikan melalui uji statistik menggunakan program SPSS. Indeks validitas dari skala harga diri berkisar antara 0,304 - 0,749. Selain itu dari 48 item skala kekerasan dalam berpacaran yang diujikan, ada 45 item yang valid setelah diujikan melalui uji statistik menggunakan program SPSS, berkisar antara 0,313 - 0,743.

ReabilitasInstrumen

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau ketepatan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) dari pada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2003). Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Sebuah

Instrument penelitian dikatakan reliabel jika koefisien cronbach alpha lebih dari 0,6 (Riyanto,

2010). Berikut hasil pengujian reliabilitas instrument :

Tabel 2.IndeksRealibitasAlatUkurInstrumen

Alat Ukur Alpha

Skala Harga Diri 0,957

Skala Kekerasan dalam berpacaran 0,935

Dari tabel di atas, didapatkan koefisien Alpha Cronbach pada masing-masing variable dan aspek lebih dari 0,6 .Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian sudah reliabel (Riyanto,2010).

Prosedur Penelitian

(20)

10

Analisa Data

Pengujian analisa data ini dibantu dengan menggunakan komputerisasi yaitu menggunakan SPSS 16for windows. Dan teknik statistik yang digunakan yaitu

1. Statistik Deskriptif yaitu untuk mengetahui mean, frekuensi, dan persentase

2. Korelasi Pearson Product Moment yaitu untuk melihat hubungan antara variabel yang

diteliti dalam penelitian ini.

3. T score digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating (Azwar, 2003) meningat T score akan mempermudah peneliti dalam pengkategorian dan pemahaman data.

HASIL PENELITIAN

Tabel 3. Perhitungan T-Score Skala Harga Diri

Harga Diri Interval Frekuensi Persentase %

Tinggi >50 55 55

Rendah <50 45 45

Total 100 100 %

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa dari 100 subyek 55 subyek diantaranya memiliki harga diri tinggi dan 45 subyek lainnya memiliki harga diri rendah.

Tabel 4. Tabel Perhitungan Skala Kekerasan Dalam Pacaran

Perilaku kekerasan dalam

pacaran Interval Frekuensi Persentase %

Tinggi >50 43 43

Rendah <50 57 57

Total 100 100 %

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa dari 100 subyek 43 subyek diantaranya memiliki perilaku kekarasan tinggi dan 57 subyek lainnya memiliki perilaku rendah.

Tabel 5. Pengujian Hubungan Harga Diri Dengan Kecenderungan Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran

Variabel N r �� p Keterangan

Harga Diri * perilaku

kekerasan dalam pacaran 100 - 0.958 0.918 0,000 Signifikan

(21)

11

diri maka semakin rendah perilaku kekerasan dan bila harga diri rendah maka perilaku kekerasan akan tinggi.

Koefisien determinan (r²) variable harga diri berdasarkan analisa data diatas adalah 0,918 yang berarti sumbangan efektif dari harga diri terhadap kekerasan dalam pacaran sebesar 9,18% sedangkan pengaruh faktor lain terhadap kekerasan dalam pacaran sebesar 8,2%.

Tujuan diadakan analisis data adalah untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Ada hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan data yang ada, karena p = 0,000 (< 0,05) maka dengan demikian hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi “Ada hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran” diterima.

DISKUSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran.Berdasarkan hasil analisa pearson product moment dapat diketahui

bahwa terdapat hubungan yang negatif dan sangat signifikan antara harga diridengan perilaku kekerasan dalam pacaran yang mana didapatkan nilai� = −0,958 dan nilai � = 0,000. Hal ini menandakan bahwa kekuatan korelasi antara harga diri dan perilaku kekerasan sebesar -0,958 dengan nilai signifikansi (p) = 0.000, yang menggambarkan hubungan antara harga diri dan perilaku kekerasan dalam pacaran menunjukkan arah yang negatif, sehingga semakin tinggi harga diri, maka perilaku kekerasan dalam pacaran semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah harga diri, maka perilaku kekerasan dalam pacaran semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu bahwa ada hubunganantara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran, individu yang memiliki harga diri tinggi, perilaku kekerasan rendah dan sebaliknya ketika individu memiliki harga diri rendah, perilaku kekerasan tinggi. Hal ini berarti subyek dengan harga diri tinggi memiliki kemampuan untuk dapat melakukan penghargaan terhadap diri sendiri. Kemampuan menghargai diri yaitu kemampuan untuk menerima diri sendiri. Subyek mampu menerima diri sendiri apa adanya dengan memandang, manganalisa, mengevaluasi dan menilai keberadaan dirinya sendiri

Berdasarkan hasil penelitiandari 100 mahasiswa yang diteliti, 55 mahasiswa mempunyai harga diri yang tinggi dengan perilaku kekerasan dalam pacaran rendah, sedangkan 45 mahasiswa lainnya mempunyai harga diri yang rendah dengan perilaku kekerasan dalam pacaran tinggi sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh O’keefe (2005), bahwa harga diri yang rendah berhubungan dengan kekerasan dalam pacaran. (o’keeffe, 1997 dalam o’keeffe 2005).

(22)

12

melalui suatu bentuk penilaian setuju dan menunjukkan tingkat dimana individu meyakini drinya sebagai individu yang mampu, penting dan berharga.

Menurut Coopersmith (1967), Seseorang dikatakan memiliki harga diri tinggi jika dia dapat memperlakukan orang lain dengan lebih hormat, lebih ramah, dan lebih dermawan. Sedangkan seseorang yang tidak dapat memperlakukan orang lain dengan baik seperti melakukan tindak kekerasan memiliki harga diri rendah, karena individu tersebut merasa dirinya rendah dan dijauhi oleh lingkungan sosialnya. Coopersmith (1967) juga menyatakan bahwa orang-orang yang mempunyai harga diri yang tinggi mempunyai ciri-ciri yaitu memiliki sifat-sifat mandiri, kreatif, yakin pada penilaian serta gagasannya sendiri, berani, berdikari secara social, memiliki kestabilan emosi, tidak cemas dan lebih berorientasi pada keberhasilan, memandang diri kompeten menaruh harapan besar pada masa depan. Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi mampu menghargai dan menghormati dirinya sendiri, mempunyai pandangan bahwa dirinya sejajar dengan orang lain, tidak menjadikan dirinya selalu sempurna karena mengerti akan keterbatasan kemampuan dan berharap untuk berkembang lebih baik. Apabila seseorang memiliki harga diri yang tinggi maka ia akan memiliki percaya diri untuk berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu menciptakan relasi yang sehat dan lebih baik dengan orang lain.

Menurut Baumester, dkk (1996) perilaku kekerasan dipengaruhi oleh harga diri individu. Seorang individu yang memiliki harga diri tinggi akan memandang dirinya secara positif, penuh percaya diri, dan selalu mencoba pengalaman baru yang berguna. Sebaliknya seseorang yang memiliki harga diri rendah akan memandang dirinya secara negatif yang dapat menimbulkan kecenderungan perilaku kekerasan dan perilaku antisosial lainnya (Thalib, 2002) Menurut penelitian yang dilakukan oleh O’keefe (2005) Pelaku kekerasan dalam pacaran biasanya merupakan seseorang yang memiliki ketidak mampuan dalam mengontrol diri, kesulitan mengelola amarah, kurangnya kemampuan memecahkan masalah, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Sedangkan karakteristik harga diri rendah menurut Coopersmith (1967),memiliki perasaan inferior, takut gagal dalam membina hubungan sosial, terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi, dan merasa dirinya diasingkan. Dari karakteristik harga diri rendah ditemukan kesamaan dengan pelaku kekerasan dalam pacaran.

Pada dasarnya harga diri seseorang dapat menentukan bagaimana cara seseorang berperilaku di dalam lingkungannya. Peran harga diri dalam menentukan perilaku ini dapat dilihat melalui proses berpikirnya, emosi, nilai, cita-cita, serta tujuan yang hendak dicapai seseorang. Bila seseorang mempunyai harga diri yang tinggi, maka perilakunya juga akan positif , sedangkan bila harga dirinya rendah, akan tercermin pada perilakunya yang negatif pula. Begitu juga dengan pelaku kekerasan jika individu tersebut mempunyai harga diri tinggi maka ia tidak akan melakukan kekerasan terhadap pasangannya dan akan lebih menghormati dan mencintai pasangannya, sebaliknya jika individu tersebut mempunyai harga diri yang rendah maka ia akan melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya baik itu kekerasan fisik, emosional, maupun seksual.

(23)

13

berlebihan, membatasi pasangannya untuk melakukan kegiatan yang disukai, pemerasan (memaksa meminta uang, meminta barang dan sebagainya), mengisolasi dan larangan berteman, larangan bersolek, larangan bersikap ramah kepada orang lain.

Sumbangan efektif harga diri terhadap kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa sebesar91,8 % sedangkan sisanya 8,2 % dipengaruhi oleh karakteristik demografis, pengalaman sebelumnya atau mengetahui adanya kekerasan, sikap yang menghargai kekerasan, pengaruh teman sebaya, masalah perilaku lainnya dan variabel hubungan.

Dari hasil sumbangan efektif harga diri terhadap kekerasan dalam pacaran yaitu sebesar 91,8% hal tersebut menandakan variabel kepribadian intrapersonal yaitu harga diri individu sangat mempengaruhi individu melakukan kekerasan, hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah memiliki kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran tinggi, yang menandakan individu yang memiliki harga diri rendah cenderung melakukan kekerasan terhadap pasangannya, jika dilihat dari karakteristik seseorang yang memiliki harga diri rendah cenderung kurang dapat mengontrol emosinya dan lebih bersikap agresif dan posesif terhadap pasangannya karena mereka cenderung kurang percaya diri atau memiliki kepercayaa diri yang rendah serta takut gagal dalam membina hubungan sehingga dapat menimbulkan kekerasan dalam pacaran karena sikap yang agresif dan posesif kepada pasangannya. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Adler (dalam alwisol 2008) yaitu: individu yang inferior khususnya inferiority complex akan cenderung melindungi harga dirinya supaya tidak kelihatan rapuh didepan orang lain dengan cara melakukan agresi atau dengan mendominasi orang lain, hal itu dilakukan sebagai kompensasi terhadap dirinya sendiri sehingga ketika berhadapan dengan pasangannya, seseorang yang memiliki harga diri redah tidak terlihat rapuh atau putus asa didepan pasangannya.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan penelitian terhadap 100 mahasiswa, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan sangat signifikan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran sehingga menunjukkan semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh seseorang maka perilaku melakukan kekerasan dalam pacaran semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah harga diri yang dimiliki seseorang maka perilaku melakukan kekerasan dalam pacaran semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan yaitu Ada hubungan antara harga diri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran.Individu yang memiliki harga diri tinggi,perilaku melakukan kekerasan rendah dan sebaliknya ketika individu memiliki harga diri rendah, perilaku melakukan kekerasan tinggi.Sumbangan efektif harga diri terhadap kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa sebesar 91,8 % sedangkan sisanya 8,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Implikasi dari penelitian ini meliputi:

1. Mahasiswa

Untuk mahasiswa yang sedang memiliki atau sedang menjalani hubungan pacaran agar lebih memahami pasangan masing-masing dan mendalami sikap dan karakteristik pasangan supaya tidak terjadi kekerasan dalam hubungan berpacaran

2. Peneliti Selanjutnya

(24)

14

(25)

15

DAFTAR PUSTAKA

Aji Sulistiyo P A. (2012). Menurunkan perilaku kekerasan dalam pacaran melalui

konseling kelompok behavioral pada siswa siswi XI sma bhineka karya dua kabupaten

boyolali. Skripsi. Universitas kristen satya wancana.

Alsa Asmadi. (2003). Pendekatan kuantitatif kualitatif serta kombinasinya dalam

penelitian psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Alwisol. (2008). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta:Rineka Cipta.

Azwar, S (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pusat Pelajar.

Azwar, S (2003). Metode penelitian. Yogyakarta: Pusat Pelajar.

Baumeister. R. F. , Smart, L. and Boden, J.M (1996) Relation of threated egotism to violence

and aggression: The dark side of high self-esteem. Psychological Review.

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self esteem. San Francisco:

W. H. Freeman & Co.

Teen dating violence, 2009. Diakses tanggal 15 januari 2013 dari http//.www.kompas.com

Catatan kekerasan terhadap perempuan, 2010. Diakses tanggal 28 Januari 2013 dari http//.www.komnasperempuan.or.id

Kasus kekerasan dalam pacaran, 2013. Diakses tanggal 5 Desember 2013 dari http//.www.komnasperempuan.or.id

Jurnal Perempuan, edisi 26. (2002). Hentikan kekerasan terhadap perempuan. Jakarta:

Yayasan Jurnal Perempuan.

Krahe, B. (2005). Perilaku agresif. Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.

Maccoby, Eleanor E. (1980). Social development psychological growth and the parent child

relationship. Inc: Harcourt Brave Jovanovich.

(26)

16

Nurahmi Mutia. (2008). Hubungan antara kepribadian ekstrovert dengan kecenderungan

melakukan kekerasan dalam pacaran. Skripsi.UII. Yogyakarta.

O’keefe. M. (2005).Teen dating violence: A review of risk factor and prevention efforts. A

Project Of Resource Center On Domestic Violence. Pennsylvania: Coalitio Againts Domestic Violence.

Robinson, J. , Shaver, R, P. , Wimghtsmam, S, L. (1991). Measures of personality and sosial

psychological attitudes. San Diego: Academic Press.

Rosenberg, M. (1965).Society and the adolescent self-esteem. Princeton, NJ: Princeton

University Press.

Santrock. J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup. (edisi kelima)

Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W. (2007).Life span development: Perkembangan masa hidup. (edisi sebelas).

Jakarta: Erlangga.

Thalib, S.B. 2002. Dinamika sosial psikologis perilaku kekerasan siswa.Jurnal Ilmiah

(27)

17

LAMPIRAN HASIL

TRY OUT

DAN

(28)

18

Lampiran 1. Blue Print Skala Harga Diri Try Out.

No Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Domain Harga diri

Akademis 14, 21, 28 7, 35, 42, 49, 56 8

2 Domain Harga diri

keluarga 5, 19, 47 12, 26, 33, 40, 54 8

3 Domain Harga diri

sosial 4, 11, 18, 22, 45, 55, 34, 46, 32,58 15, 16, 25, 27, 39, 44, 52, 53 18 4 Domain General

Self

2, 6, 10, 13, 23, 24,

29, 36, 41, 48, 57 1, 3, 8, 9, 17, 20, 30, 31, 37, 38, 43, 50,51 24

(29)

19

Lampiran 2. Blue Print Skala Kekerasan Dalam Pacaran Try Out

No Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Kekerasan

Emosional 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,16, 18, 20, 22,24,26,27.

1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15,

17, 19, 21,23,25, 28 28

2 Kekerasan Fisik 30, 31, 33, 34, 35. 29, 32, 36,37,38 10 3 Kekerasan

Seksual 40, 41, 43, 44, 45 39, 42, 46, 47, 48 10

(30)

20 PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya winda, saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Oleh karena itu sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi skala ini sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan.

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudara berikan. Atas kesediaan saudara dalam membantu penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

1. Terlebih dahulu saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi identitas yang telah disediakan dibawah lembar petunjuk pengisian skala ini

2. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan diri saudara. Saudara diminta untuk menjawab pernyataan- pernyataan tersebut dengan model memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Dengan model memilih:

SS : Bila sangat sesuai dengan saudara S : Bila sesuai dengan saudara

TS : Bila tidak sesuai dengan saudara STS : Bila sangat tidak sesuai dengan saudara

3. Apabila saudara salah dalam menjawab, lingkarilah tanda silang yang sudah saudara buat, kemudian buatlah tanda silang baru yang saudara kehendaki

4. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang dinilai benar atau salah

5. Usahakan agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan dan periksa kembali apakah semuanya sudah terisi apa belum.

Selamat Mengerjakan Dan Terimakasih.

Identitas Subyek:

Nama :

Jenis Kelamin : L/P

Umur :

(31)

21

Lampiran 3. Skala Harga Diri Try Out

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya menghabiskan banyak waktu untuk melamun. 2 Saya sangat yakin dengan diri saya sendiri.

3 Saya sering kali berharap menjadi orang lain 4 Banyak yang menyukai saya dalam hal berteman

5 Saya selalu dan menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama keluarga

6. Saya tidak pernah khwatir dengan apapun

7 saya merasa sangat kesulitan untuk berbicara didepan kelas.

8 Saya berharap menjadi lebih muda

9 Banyak hal tentang diri saya yang ingin saya ubah seandainya bias

10 Saya bisa mengubah pikiran saya tanpa ada masalah 11 Saya adalah orang yang menyenangkan untuk diajak

melakukan aktifitas –aktifitas bersama 12 Saya mudah sedih dirumah

13. Saya selalu melakukan hal yang benar

14 Saya bangga terhadap prestasi yang sudah saya raih dikampus

15 Seseorang selalu mengatakan, pada saya, apa yang harus saya lakukan

16 Saya memerlukan banyak waktu untuk menyesuaikan diri.

17 Saya sering merasa menyesal terhadap hal-hal yang telah saya lakukan

18 Saya lebih dikenal diantara teman seumuran saya 19 Keluarga saya biasanya memperhatikan perasaan saya 20. Saya tidak pernah merasa bahagia

21 Saya selalu melakukan yang terbaik ketika mengerjakan tugas-tugas kuliah saya

22 Saya senang memberi kepada orang yang membutuhkan 23 Saya biasanya merawat diri sendiri

24 Saya merasa cukup bahagia dalam hidup saya

25 Saya lebih senang bergaul dengan orang yang lebih muda 26 Keluarga saya memiliki harapan yang berlebihan pada

saya

(32)

22

28 Saya suka mengajukan diri untuk mengambil peran saat berada dalam kelompok diskusi di kelas

29 Saya memahami diri saya

30 Sangat sulit untuk menjadi diri sendiri 31 Banyak hal yang kacau dalam hidup saya 32 Orang biasanya mengikuti ide-ide saya

33 Tidak ada seorangpun yang memperhatikan saya dirumah 34. Saya tidak pernah mengomel kepaada orang lain

35 Saya tidak mengerjakan tugas kuliah seperti yang seharusnya

36 Saya bisa mengubah pikiran saya dan mempertahankannya 37 Saya sungguh tidak seperti (pria atau wanita)

38 Saya mempunyai penilaian yang rendah tentang diri saya 39 Saya tidak pernah suka bersama orang lain

40 Ada banyak waktu untuk saya keluar rumah 41. Saya tidak pernah malu kepada orang lain

42 Saya sering merasa sedih saat saya tidak bisa mengerjakan tugas kuliah

43 Saya sering merasa malu akan diri saya 44 Saya tidak terlalu menarik seperti orang lain 45 Jika ada yang ingin saya katakana, saya biasanya

mengatakannya

46 Orang sering kali memilih saya karna mereka menyukai saya

47 Keluarga saya memahami saya

48. Saya selalu menceritakan kebenaran kepada orang lain 49 Senior di kampus saya membuat saya merasa tidak cukup

baik

50 Saya tidak peduli dengan apa yang terjadi pada diri saya 51 Saya sering merasa gagal

52 Saya mudah kesal ketika dimarahi

53 Kebanyakan orang lebih baik daripada saya

54 Saya biasanya merasa seakan-akan keluarga saya menekan saya

55 Saya selalu tahu apa yang harus dikatakan pada orang lain 56 Saya sering kali merasa putus asa saat tidak bisa mencerna

pelajaran kuliah yang diberikan

(33)

23

Lampiran 4 . Skala Kekerasan Dalam Pacaran Try Out.

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya mendukung sepenuhnya kegiatan kegiatan yang

dilakukan oleh pacar saya

2 Saya marah dan berkata tidak pantas kepada pacar saya

3 Saya berusaha untuk menahan diri agar terhindar dari perkataan buruk yang saya ucapkan kepada pacar saya.

4 Saya melarang pacar saya untuk mengikuti kegiatan kegiatan di luar kampus.

5 Saya memberikan kebebasan kepada pacar saya untuk berteman dengan siapa saja asalkan positif.

6 Saya melarang pacar saya berkumpul atau jalan – jalan dengan teman-temannya

7 Saya memberikan kepercayaan kepada pacar saya untuk berkumpul atau jalan-jalan dengan teman-temannya.

8 Saya melarang pacar saya untuk berteman dengan lawan jenis.

9 Saya selalu berfikir positif saat pacar saya pergi tanpa saya.

10 Saya sering emosi dan membentak pacar saya ketika pacar saya asik bermain Hp.

11 Saya menenangkan diri dengan cara diam untuk meredam emosi saya agar saya tidak membentak pacar saya.

12 Saya mengawasi pacar saya saat dia pergi.

13 Saya memanggil pacar saya dengan kata-kata yang romantis.

14 Saya terkadang mengejek pacar saya saat berkumpul dengan teman-teman.

15 Saya menjaga sikap dan menghargai pacar saya disaat berkumpul dengan teman-teman.

16 Saya sering memanggil pacar saya dengan panggilan yang kurang menyenangkannya.

17 Saya berbicara baik-baik dengan pacar saya, ketika saya kesal.

18 Saya pernah menduakan pacar saya

19 Saya setia dengan pacar saya.

20 Saya sering mengomeli pacar saya

21 Saya tidak pernah menyusahkan pacar saya dalam hal materi.

22 Saya melarang pacar saya untuk berpenampilan menarik.

23 saya tidak pernah mempermasalahkan penampilan pacar saya

24 Saya sering miminta uang kepada pacar saya

25 Saya memberikan kebebasan kepada pacar saya untuk bersosialisasi di media social. (fb, twitter dll)

(34)

24

27 Saya marah apabila pacar saya tidak membelikan barang yang saya inginkan.

28 Saya tidak pernah memaksa pacar saya untuk membelikan barang –barang yang saya inginkan.

29 Saya langsung melakuk hal yang bisa saya lakukan sendiri, ketika pacar saya tidak mau disuruh.

30 Menurut saya apabila pacar melakukan kesalahan tidak masalah saya menamparnya

31 Pernah sesekali saya menendang pacar saya apabila dia tidak mau disuruh

32 Saya menenangkan emosi saya dengan cara diam dan merenung sampai saya tenang, ketika pacar saya melakukan kesalahan.

33 Saking jengkelnya dengan pacar saya pernah sesekali saya mencubitnya.

34 Saya memukul pacar saya jika pacar saya berkata kasar

35 Karna marah saya menjambak rambut pacar saya

36 Saya selalu mengkomunikasikan setiap masalah dengan pacar saya.

37 saya menasehati pacar saya ketika dia berkata kasar

38 Saya lebih baik pergi meninggalkan pacar saya saat saya jengkel dengan dia

39 Saya meminta persetujuan pacar saya ketika saya ingin bersentuhan fisik dengannya.

40 Saya tiba-tiba meraba-raba pacar saya tanpa persetujuan darinya.

41 Saya tidak mau tahu jika saya sudah ingin bersentuhan fisik saya tidak perlu meminta perstujuan darinya.

42 Saat saya tidak bisa mengontrol nafsu saya kepada pacar saya, lebih baik saya pergi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak semestinya dilakukan

43 Terkadang saat berduaan dengan pacar saya, sering kali saya merayunya untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.

44 Saya memaksa kekasih saya untuk melakukan hubungan seksual.

45 Saya pernah mengancam pacar, akan meninggalkannya apabila tidak mau dicium.

46 Saya mengendalikan diri tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama saat berpacaran.

47 Selama saya pacaran saya berusaha menjaga kehormatan dan harga diri pacar saya.

(35)

25

Lampiran 5. Distribusi Jawaban Responden Skala Harga Diri dan Kekerasan Try Out.

Responden Domain Harga diri Akademis

(36)

26

44 3 1 2 2 2 3 2 1

45 1 2 2 1 2 3 3 2

46 3 2 2 2 2 3 2 1

47 1 3 1 2 3 2 3 2

48 2 2 2 2 1 1 3 2

49 2 2 2 3 2 2 2 2

(37)

27

Responden Domain Harga diri keluarga

(38)

28

45 2 3 2 2 3 1 2 1

46 2 2 4 2 4 2 4 3

47 3 3 3 3 3 2 3 3

48 3 3 4 2 4 2 4 2

49 1 2 1 4 2 2 2 1

(39)

29

Resp Domain Harga diri sosial

(40)

30

49 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1

(41)

31

Resp Domain General Self

(42)

32

48 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2

49 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 1 3 3 3

(43)

33

Resp Kekerasan Emosional

k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 k15 k16 k17 k18 k19 k20 k21 k22 k23 k24 k25 k26 k27 k28

1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 1 2 2

2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 2 3 3 1 2 3 3 1 4 3 1 1 1 1

3 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 3 2 1 1 1 1

4 2 3 1 1 1 2 2 2 1 3 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 2 3 1 1

5 4 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 3 4 3 4 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 4

6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 4 3 4 2 3 1 2 2 1 2

7 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 4 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1

8 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 3 1

9 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 4 1 1 3 1 2 2 2 1

10 3 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1

11 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 1 2 2 1 1 2 2 2

12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 4 2 2 4 2 2 4 3

13 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 4

14 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3

15 1 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 2 1

16 1 1 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 2

17 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 3

18 2 1 2 3 2 1 1 2 1 4 1 1 4 4 3 4 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4

19 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

20 3 1 1 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 3 1 2 3 2 2

21 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2

22 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 1 2 1 2

23 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2

24 1 3 3 3 2 3 2 2 1 4 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 1 2

25 1 3 2 1 3 3 4 4 4 3 3 1 1 2 2 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4

26 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2

27 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2

(44)

34

29 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 4 1 3 3 3 1 2 3 3 1 2 2 3 1 2

30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 4 2 2 4 2 2 4 3

31 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1

32 2 1 1 2 3 3 3 4 3 3 2 2 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1

33 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2

34 2 1 1 3 2 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1

35 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 1

36 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 1 3 2 2 1 4 2 1 1 4 1 4 2 2 4 4 1 1

37 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 3 3 1 1

38 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 3 3 2 3 3 2 4 3 1 4 2 1 1 2 2

39 2 1 1 3 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2

40 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2

41 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4

42 3 2 3 4 3 3 3 4 1 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3

43 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2

44 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 1 3 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 2 4 3

45 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2

46 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2

47 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4

48 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2

49 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2

(45)

35

Resp Kekerasan Fisik

(46)

36

47 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1

48 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2

49 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4

(47)

37

Resp Kekerasan Seksual

(48)

38

49 3 4 1 2 3 2 2 2 2 2

(49)

39

Lampiran 6 . Hasil try out

Validitas HD Akademis

Validitas HD

General Self

Case Processing Summary

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

.911 24

Cronbach's

(50)

40

(51)

41

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

.838 18

Cronbach's

(52)

42

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

.957 58

Cronbach's

(53)

43

(54)

44

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

(55)

45

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

.935 48

Cronbach's

(56)

46

Lampiran 7 . Blue Print Skala Harga Diri Penelitian

No Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Domain Harga diri Akademis

14, 21, 27. 7, 34, 40, 46, 53. 8

2 Domain Harga

diri keluarga 5, 19, 44. 12, 32, 38, 51. 7

3 Domain Harga

diri sosial 4, 11, 18, 22, 42, 52, 33, 43, 31, 55. 15, 16, 25, 26, 49, 50. 16

4 Domain General Self

2, 6, 10, 13, 23, 24,

28, 35, 39, 45, 54. 1, 3, 8, 9, 17, 20, 29, 30, 36, 37, 41, 47, 48. 24

(57)

47

Lampiran 8. Blue Print Skala Kekerasan dalam Pacaran Penelitian

No Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Kekerasan

Emosional 15, 17, 19, 21, 23, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 25, 26.

1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 14, 16, 18, 20, 22, 24,

27.

27

2 Kekerasan Fisik 29, 30, 32, 33, 34. 28, 31, 35, 36 9

3 Kekerasan

Seksual 37, 38, 40, 41, 42. 39, 43, 44, 45. 9

(58)

48 PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya winda, saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Oleh karena itu sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi skala ini sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan.

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudara berikan. Atas kesediaan saudara dalam membantu penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

6. Terlebih dahulu saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi identitas yang telah disediakan dibawah lembar petunjuk pengisian skala ini

7. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan diri saudara. Saudara diminta untuk menjawab pernyataan- pernyataan tersebut dengan model memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Dengan model memilih:

SS : Bila sangat sesuai dengan saudara S : Bila sesuai dengan saudara

TS : Bila tidak sesuai dengan saudara STS : Bila sangat tidak sesuai dengan saudara

8. Apabila saudara salah dalam menjawab, lingkarilah tanda silang yang sudah saudara buat, kemudian buatlah tanda silang baru yang saudara kehendaki

9. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang dinilai benar atau salah

10.Usahakan agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan dan periksa kembali apakah semuanya sudah terisi apa belum.

Selamat Mengerjakan Dan Terimakasih.

Identitas Subyek:

Nama :

Jenis Kelamin : L/P

Umur :

(59)

49

Lampiran 9. Skala Harga Diri Penelitian

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya menghabiskan banyak waktu untuk melamun. 2 Saya sangat yakin dengan diri saya sendiri.

3 Saya sering kali berharap menjadi orang lain 4 Banyak yang menyukai saya dalam hal berteman

5 Saya selalu dan menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama keluarga

6. Saya tidak pernah khwatir dengan apapun

7 saya merasa sangat kesulitan untuk berbicara didepan kelas.

8 Saya berharap menjadi lebih muda

9 Banyak hal tentang diri saya yang ingin saya ubah seandainya bias

10 Saya bisa mengubah pikiran saya tanpa ada masalah 11 Saya adalah orang yang menyenangkan untuk diajak

melakukan aktifitas –aktifitas bersama 12 Saya mudah sedih dirumah

13. Saya selalu melakukan hal yang benar

14 Saya bangga terhadap prestasi yang sudah saya raih dikampus

15 Seseorang selalu mengatakan, pada saya, apa yang harus saya lakukan

16 Saya memerlukan banyak waktu untuk menyesuaikan diri. 17 Saya sering merasa menyesal terhadap hal-hal yang telah

saya lakukan

18 Saya lebih dikenal diantara teman seumuran saya 19 Keluarga saya biasanya memperhatikan perasaan saya 20. Saya tidak pernah merasa bahagia

21 Saya selalu melakukan yang terbaik ketika mengerjakan tugas-tugas kuliah saya

22 Saya senang memberi kepada orang yang membutuhkan 23 Saya biasanya merawat diri sendiri

24 Saya merasa cukup bahagia dalam hidup saya

25 Saya lebih senang bergaul dengan orang yang lebih muda 26. Saya ingin seperti seseorang yang saya kenal

27 Saya suka mengajukan diri untuk mengambil peran saat berada dalam kelompok diskusi di kelas

28 Saya memahami diri saya

29 Sangat sulit untuk menjadi diri sendiri 30 Banyak hal yang kacau dalam hidup saya 31 Orang biasanya mengikuti ide-ide saya

32 Tidak ada seorangpun yang memperhatikan saya dirumah 33. Saya tidak pernah mengomel kepaada orang lain

(60)

50

35 Saya bisa mengubah pikiran saya dan mempertahankannya 36 Saya sungguh tidak seperti (pria atau wanita)

37 Saya mempunyai penilaian yang rendah tentang diri saya 38 Ada banyak waktu untuk saya keluar rumah

39. Saya tidak pernah malu kepada orang lain

40 Saya sering merasa sedih saat saya tidak bisa mengerjakan tugas kuliah

41 Saya sering merasa malu akan diri saya

42 Jika ada yang ingin saya katakana, saya biasanya mengatakannya

43 Orang sering kali memilih saya karna mereka menyukai saya

44 Keluarga saya memahami saya

45 Saya selalu menceritakan kebenaran kepada orang lain 46 Senior di kampus saya membuat saya merasa tidak cukup

baik

47 Saya tidak peduli dengan apa yang terjadi pada diri saya 48 Saya sering merasa gagal

49 Saya mudah kesal ketika dimarahi

50 Kebanyakan orang lebih baik daripada saya

51 Saya biasanya merasa seakan-akan keluarga saya menekan saya

52 Saya selalu tahu apa yang harus dikatakan pada orang lain 53 Saya sering kali merasa putus asa saat tidak bisa mencerna

pelajaran kuliah yang diberikan

Gambar

Tabel 4 Perhitungan T-Score Kecenderungan melakukan kekerasan……………………11
Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian
Tabel 3. Perhitungan T-Score Skala Harga Diri

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku konsumtif ... Pertimbangan konsumen dalam membeli ... Aspek-aspek perilaku konsumtif ... Dampak perilaku konsumtif ... Pengertian harga diri ... Pembentukan harga diri

a) Bagi korban kekerasan dalam pacaran, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan informasi tentang pentingnya memiliki asertivitas dalam menyeimbangkan

Adapun sumbangan efektif yang diberikan variabel persepsi mengenai cinta dan harga diri terhadap perilaku seksual remaja ditunjukkan dengan R = 0,167 atau 16,7% yang

a) Bagi korban kekerasan dalam pacaran, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan informasi tentang pentingnya memiliki asertivitas dalam menyeimbangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan kekuatan antara konsep diri dengan kekerasan dalam pacaran pada remaja SMAN I Pasaman.. Sampel penelitian ini

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA SMAN 1 PASAMAN. DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Konsep Diri Dengan Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) Pada Remaja. SMAN 1 Pasaman Di Kabupaten Pasaman Barat

Sumbangan efektif ekspresi cinta terhadap perilaku pacaran pada remaja MTS sebesar 14,5 % ditunjukkan dari hasil koefisien determinan (r 2 ) sebesar 0,145, ini berarti