KEKERASAN DALAM PACARAN
(Kekerasan dalam Pacaran studi kasus: Remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya)
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Srata I)
TITIN SETIA NINGSIH NPM: 12070023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2016
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL
1
Violence in dating (case study: Adolescents of Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya). Advisor Yuhelna, MA and Isnaini, M.Si. Thesis. Sosiology Department
of STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.
Oleh:
Titin Setia Ningsih1 Yuhelna2 Isnaini3
* The Sosiology education student of STKIP PGRI West Sumatera
** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT
The background of this research was the social problem which happened in the adolescent, that is the violence in the dating. There some violence in the dating are physichal violence, sexual and verbal. The purpose of this research is to describe the cause factors of violence in dating and describe the solve of the problem in violence of adolescent in Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya.
The theory in this research was used exchange theory by George Homans. The design of this research was descriptive-qualitative. The informants of this research were the 20 adolescents aged 15-20 years old which had been dating and have the violence in dating, their parents and the figure of society. The choosing of this research used by purposive sampling technique. This research use the primary and secondary data. The methods of data collection are observation (non- participant observation), interview and documentation. The analysis unit was individual. The data analysis in this research use the analysis and interactive model (Miles and Huberman) which have some stages; (1) data collection, (2) reduction, (3) data presentation and (4) making conclusion.
The result of this research was to reveal the cause factors of violence in dating. There are some factors of violence in dating, they are; (1) the influence of friend, (2) the emotional factor, (3) the mass media. There some the process of solving the case of the violence in dating of Nagari Koto Padang are helped by (1) Family, and (2) Niniak mamak.
Keywords: violence and dating.
1 Mahasiswa Program StudiPendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Pembimbing I, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3 Pembimbing II, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Titin Setia Ningsih (NPM:12070023), Kekerasan dalam Pacaran (studi kasus: Remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya). Skripsi.
Pembimbing Yuhelna, MA. dan Isnaini, M.Si. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang 2016.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya masalah sosial yang terjadi pada dunia remaja yaitu kekerasan dalam pacaran. Adapun bentuk kekerasan yang terjadi pada pacaran remaja adalah kekerasan fisik, seksual dan verbal. Tujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran dan mendeskripsikan proses penyelesaian kasus tindak kekerasan dalam pacaran remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
Teori yang digunakan adalah teori pertukaran (exchange) menurut George Homans.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dangan tipe deskriptif. Informan pada penelitian ini 20 orang yaitu remaja yang berusia 15-20 tahun yang pernah melakukan dan mengalami kekerasan dalam pacaran, orang tua korban serta tokoh masyarakat. Pemilihan informan pada penelitin ini menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data berupa observasi (non- participant observation), wawancara mendalam dan dokumentasi. Unit analisinya individu.
Analisis data digunakan dengan model analisis data interaktif (Miles dan Huberman) yang mencakup dalam tahapan, yaitu (1) pengumpulan data (2) tahap reduksi data (3) tahap penyajian data (4) penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran remaja ada tiga yaitu (1) faktor pengaruh teman sebaya (2) faktor emosional (3) faktor media massa. Adapun proses penyelesain dari kasus kekerasan dalam pacaran di Nagari Koto Padang yaitu melalui (1) keluarga, (2) Niniak mamak .
Kata kunci: kekerasan dan pacaran.
PENDAHULUAN
Pacaran merupakan masalah yang kekinian dan selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan pada kalangan remaja, pacaran adalah salah satu bentuk pergaulan yang berasal dari kultur Barat. Masyarakat Barat mensahkan adanya fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), dating (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan).
Pacaran telah melanda kalangan pemuda saat ini, pacaran sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya bahkan ada sebagian orang menganggap bahwa pacaran sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup dikalangan pemuda (Hakim, 2014:2).
Menurut Santrock (2003) bahwa tingkah laku pacaran terjadi secara bertahap mulai dari pegangan tangan, berciuman (kissing), necking (adalah tidak sampai pada menempelkan alat kelamin, biasanya dilakukan dengan perlakuan, memegang
payudara, atau melakukan oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama), petting (bercumbu) adalah adalah asperilaku seks bebas dengan cara menggesek-gesekan kedua alat kelamin tanpa atau dengan menggunakan pakaian, dengan tidak memasukkan penis kedalam alat kelamin pangannya (Hakim, 2014: 38-40).
Pacaran adalah salah satu cara untuk saling mengenal karakter antara laki- laki dan perempuan, namun yang dikhawatirkan pacaran sering kali dijadikan sebagai media aktivitas seks. Padahal pacaran bisa dilakukan dengan cara sehat, laki-laki dan perempuan bisa saling mengenal lebih jauh tanpa harus melibatkan hubungan intim didalamnya dengan memenuhi kriteria, yakni: pertama, sehat fisik, jika dalam pacaran tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik, walaupun laki-laki secara fisik memang lebih kuat dari wanita, bukan berarti laki- laki dapat semena-mena terhadap wanita.
3
Kedua, sehat psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya mampu saling berempti serta mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik, saling percaya, saling menghargai, saling menghormati. Ketiga, sehat sosial, jika aktivitas berpacaran tidak saling mengikat atau mengisolasi pasangan.
Artinya walaupun laki-laki dan wanita dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial dengan individu lain tetap harus dijaga dan sebaiknya tidak hanya terfokus pada pacar atau pasangan saja. Keempat, sehat secara seksual, pacaran juga harus sehat secara seksual (Masrul, 2015:116-118).
Berdasarkan empat kriteria pacaran sehat tersebut nyatanya terdapat permasalahan dalam pacaran yakni adanya tindak kekerasan yang dapat merugikan sebelah pihak dan pada umumnya ialah perempuan. Kekerasan menurut Murniati adalah perilaku atau perbuatan yang terjadi dalam relasi antar manusia, baik individu maupun kelompok, yang nantinya akan membuat salah satu pihak masuk ke dalam situasi yang membebani, membuat berat, tidak menyenangkan, tidak bebas. Situasi yang dikarenakan tindak kekerasan membuat salah satu pihak tersakiti baik secara fisik maupun psikis (Hakim, 2014:318-319).
Adapun bentuk kekerasan dalam pacaran yaitu dalam bentuk fisik (physical abuse) seperti tamparan, menendangan, pukulan, menjambak, muludah, mendorong, menusuk dan memukul dengan senjata.
Kekerasan seksual (sexsual abuse) seperti melakukan hubungan seks dengan paksa, rabaan yang berkenaan, pelecehan atau penghinaan seksual. Kekerasan emosional (emotional abuse) seperti rasa cemburu atau memiliki yang berlebihan, merusak barang- barang milik pribadi, mengancam kehidupan pasangan atau melukai orang yang dianggap dekat. Kekerasan verbal seperti menghina, mencaci maki dan berkata-kata kasar (Hakim, 2014: 325).
Dilihat dari latar belakang maka peneliti melakukan penelitian yakni Kekerasan dalam Pacaran ( Studi Kasus Pelajar di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasaya ).
Dengan tujuan mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran serta mendeskripsikan proses penyelesaian kasus kekerasan dalam pacaran
remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertukaran (exchange) menurut George Homans. Dalam teori pertukaran ini memandang bahwa pola hubungan antar manusia menyerupai transaksi dagang yang didalamnya terdapat tawar menawar. Perilaku individu didasari atas perhitungan untung (reward) dan rugi (punishmant) (Poloma, 2010: 52). Dalam kasus ini yang mendaptkan keuntungan adalah pelaku, dimana dengan melakukan tindak kekerasan pelaku bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan sedangkan punishmant yang didapatkan berupa sanksi atau hukuman. Ada enam proposisi dalam teori pertukaran ini yaitu (1) proposisi sukses, (2) proposisi pendorong, (3) proposisi nilai, (4) proposisi devriasi- kejemuan, (5) proposisi persetujuan –agresi, dan ke (6) proposisi rasionalitas
Dari penjelasan teori diatas maka dapat dianalisa bahwa masalah penelitian ini menggunakan teori pertukuran. Dimana kasus tindak kekerasan dalam pacaran ini lebih ditekankan pada proposisi kelima yaitu persetujuan-agresi. Jadi apabila pelaku tidak mendapatkan apa yang dia inginkan maka pelaku akan marah dan melakukan tindakan agresi kepada pasangannya, dan apabila tindakan tersebut disetujui oleh pasangannya dan ketika pelaku merasa tindakan agresi mendapat respon dari pasangannya maka dia akan melakukan tindakan tersebut secara berulang-ulang
.
METODOLOGI
Pendekatan dan Tipe Penelitian
Berdasarkan latar belakang belakang dan kajian teori, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur peneletian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati (Moleong, 2010:4).
Penelitian yang dilakukan dengan tipe deskriptif, dimana penelitian ini hanya
mengembangkan konsep dan
mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak
melakukan pengujian hipotesis.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa penelitian deskriptif mencoba untuk mencari data seluasnya dalam rangka mencari kondisi sosial dari sekelompok manusia (Moleong, 2010:3).
Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya maupun orang lain atau sesuatu kejadian atau sesuatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam. Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan pelaku, informan pengamat adalah informan yang memberikan informasi tentang orang lain kepada peneliti. Informan pelaku adalah informan yang memberikan keterangan tentang dirinya, tentang perbuatannya, tentang pikirannya, tentang interpretasinya (Afrizal, 2014:139).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dangan jumlah informan sebanyak 20 orang.
Jenis Data
Data primer dalam penelitian ini adalah keterangan yang diperolah dari hasil wawancara mengenai kekerasan dalam pacaran remaja yang terjadi di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah studi penggunaan buku- buku dan sumber-sumber tulisan lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data melalui studi dokumen yaitu pengambilan data dokumen-dokumen tentang nagarin yang didapat dari Wali Nagari, peta wilayah, jumlah kependudukan pada tahun 2015 yang didapatkan dari kantor Wali Nagari.
Metode Pengumpulan Data Observasi
Observasi yang telah peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat dan mengamati bekas luka korban dari tindak kekerasan dalam pacaran tersebut. Kemudian peneliti juga melihat bagaimana bentuk sosialisasi korban dari kekerasan itu dalam lingkungannya. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi dengan mendatangi secara langsung tempat-
tempat yang dijadikan oleh pelaku dalam melakukan tindak kekerasan. Selain itu juga dilihat dari pelaku tindak kekerasan, peneliti mengamati bagaimana bentuk sikap dan pergaulan dari pelaku tersebut baik itu dari teman sebayanya maupun keluarganya.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan informan yang telah ditentukan dengan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian kemudian peneliti mengambil kesimpulan-kesimpulan jawaban yang dari pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing informan. Namun demikian ada beberapa kendala dan kesulitan yang penulis temukan pada saat melakukan wawancara diantaranya: kurang lancar komunikasi penulis dengan remaja bersangkutan karena ada beberapa remaja yang sulit untuk terbuka mengenai masalah pribadinya sebab permasalahan yang dialami aib bagi dirinya, selain itu sulitnya waktu yang tersedia bagi orang tua remaja yang mengalami kekerasan dalam pacaran
.
Studi Dokumen
Penggunaan studi dokumen dalam penelitian ini menggunakan dokumen- dokumen seperti terdapat adanya buku adat nagari yang dipakai dalam menyelesaikan kasus kekerasan dalam pacaran remaja, selain itu mengambil data-data kantor wali nagari mengenai profil nagari Koto Padang.
Seperti kondisi umum tentang kenagarian, struktur organisasi kenagaria, tingkat pendidikan, kesehatan, agama, letak geografis dan demografis.
Unit Analisis
Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah sekelompok individu yaitu sekelompok individu remaja yang melakukan dan mengalami kekerasan dalam pacaran, orang tua dari remaja yang mengalami kekerasan dalam pacaran dan tokoh masyarakat (Niniak Mamak) Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktifitas yang dilakukan secara terus menerus selama penelitian
5
berlangsung dilakukan mulai dari pengumpulan data sampai pada tahap penulis laporan. Munurit Bogdan dan Biklen, 1982 analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan upaya bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Afrizal, 2014:176).
Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Padang Kecmatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya
.
Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan dalam Pacaran
Adapaun faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran remaja di Nagari Koto Padang yakni sebagai berikut:
Faktor Pengaruh Teman Sebaya
Teman sebaya merupakan suatu lingkungan yaitu dunia tempat remaja yang melakukan sosialisasi. Bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya dalam rangka menemukan jati dirinya. Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosisalisasi remaja.
Demikian juga pengaruhnya terhadap sebuah tindakan yang dilakukan oleh ramaja, maksudnya tindakan yang dilakukan dipengaruhi oleh teman spermainannya.
remaja cenderung melakukan suatu hal karena mendapatkan pengaruh dan dorongan dari temannya, termasuk melakukan tindakan yang salah terhadap pacarnya seperti halnya tindak kekerasan. Mereka bisa dan berani melakukan tindak kekerasan pada usia remaja itu karena belajar, melihat bagaiamana teman mereka dalam menjalin hubungan pacaran serta mendapat dorongan
dari temannya sehingga timbul rasa ingin melakukan hal yang seperti yang dilakukan oleh temannya.
Dalam lingkungan, remaja memiliki hubungan yang dekat dengan teman sepermainannya atau teman sebaya.
Teman sebaya mampu memenuhi dan memahami kebutuhannya. Sehingga teman menjadi tempat mengadu dan curhat bagi remaja, yang nantinya teman tersebut memberikan saran dan arahan, sugesti, dorongan-dorongan serta teman sebayanya itu menjadi tempat dia belajar dalam melakukan sesuatu, sehingga timbul rasa ingin untuk melakukaan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh temannya tersebut, terutama dalam hubungan pacaran remaja itu sendiri bahwa hubungan pacaran yang mereka jalin itu merupakan adanya sebuah ikatan yang menandakan bahwa laki- laki atau perempuan itu miliknya, sehingga pasangannya ini tidak bisa memiliki hubungan dengan orang lain, apabila itu terjadi maka pasangannya berhak untuk memerahai dan melakukan tindakan sesuka hatinya.
Faktor Emosional
Daya emosional sangat erat hubungannya dengan masalah sosial yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat menyimpang. Penyimpangan ini dapat mengarah kepada suatu perbuatan kriminal jika orang tersebut tidak mampu untuk mencapai keseimbangan antara emosinya dengan kehendak masyarakat (Abdulsyani, 1987: 45).
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang- kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahan diri.
Demikan halnya dalam dunia pacaran remaja, emaosional remaja sangat tidak stabil dan sulit untuk dikontrol dan masalah emosional yang kurang diperhatikan oleh orang tua dapat memicu timbulnya permasalahan bagi remaja dimasa yang akan datang, begitu juga dengan pacaran remaja, emosional yang tidak stabil dan sulit untuk dikontrol dapat memicu terjadinya kekerasan dalam pacaran remaja tersebut.
Kadang kala masalah sepeleh yang terjadi dalam dunia pacaran seperti berbohong, kurang perhatian dari pasangan atau pasangan tidak memberi kabar alias cuek serta rasa cemburu buta itu hendaknya dapat diselesaikan dengan berbicara dari hati ke hati, namun tidak bagi remaja yang memeliki permasalahan dengan emosinalnya, melainkan mereka langsung marah dan melakukan tindakan kekerasan terhadap pasangannya untuk menyelesaikan masalahnya.
Faktor Media Massa
Berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap sesuatu hal. TV yang menayangkan film, seperti sinetron yang menampilkan berbagai adegan kekerasan, memiliki sumbangan terhadap munculnya tindakan kekerasan ini.
Media tayang lainnya seperti DVD, media cetak juga punya peran dalam hal terjadinya tindak kekerasan. Tontonan dan media cetak yang dibaca dapat memicu seseorang melakukan seperti apa yang mereka lihat dan mereka rekam dan mereka tangkap. Dalam film ataupun dalam pemberitaan perempuan cenderung mendapatkan kekerasan, ketika film itu sekses atau pemberitaan itu sering ditayangkan maka hal tersebut menjadi sebuah inspirasi oleh seseorang untuk melakukan hal yang sama seperti adegan yang ditayangkan, apa lagi pada usia remja.
Hasrat dan rasa ingin coba terhadap sesuatu hal itu tinggi yang pada akhirnya akan dipraktekkan dalam kehidupan nyatanya.
Dari hasil tontonan tersebut menghasilkan berbagai kasus dalam kehidupan remaja, seperti halnya kasus remaja dalam pacaran, dalam hubungan pacaran laki-laki cenderung berkuasa dan kuat dibandingkan dengan laki-laki, pada masa remaja hasrat seksual yang masih menggebu-gebu dan ingin melakuannya dengan pasangan, dan biasanya dari sisi perempuan itu sendiri sulit untuk melakuka penolakan terhadap permintaan dan keinginan dari pasangannya. Apabila perempuan melakukan penolakan, laki-laki tersebut akan marah dan untuk memenuhi hasratnya laki-laki memberikan ancaman
serta melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya.
Proses Penyelesaian Kasus Kekerasan Dalam Pacaran di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
Keluarga
Keluarga yang dimaksudkan dinisi adalah mamak (paman) korban beserta dengan orang tua korban.Orang tua tidak akan bisa terima apabila anaknya mendapatkan perlakuan yang tidak adil, terlebih lagi anaknya mendpatkan perlakuan dari teman lelakinya yang tidak wajar.
Setiap kasus persoalan remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, bahwa dalam menangani kasus kekerasan dalam pacaran remaja orang tua tidak bisa langsung mangambil alih melainkan harus memberi tahu kepada mamak (paman) korban dari kekerasan tersebut dan menceritakan bagaimana permasalahan yang terjadi.
Kemudian orang tua korban meminta kepada mamak korban untuk mengambil tindakan atas apa yang terjadi kepada kepenakannya kepada Niniak Mamak dari sukunya.
Dari kelurga korban, orang tua dan mamaknya ikut serta dan berpartisiapasi atas kasus yang ditimpa oleh anaknya dalam merembukka penyelesaian dari masalah yang minimpa anaknya. Orang tua memberikan saran dan memiliki keinginan atas keputusan sanksi yang akan dijatuhkan terhadap pelaku, seperti orang tua tidak ingin anaknya dinikahkan dengan sipelaku.
Niniak Mamak
Niniak Mamak merupakan orang tua tertinggi dalam Masyarakat Nagari Koto Padang, sebagian besar sistem pemeritahan berada pada niniak mamak. untuk permasalahan kasus kekerasan dalam pacaran remaja di Nagari Koto Padang itu diserahkah kepada Niniak Mamak sesuai dengan sukunya masing-masing yang sebelumnya dilaporkan oleh mamak korban.
Dalam penyelesaian kasus kekersan yang terjadi dalam Nagari Koto Padang yaitu dengan cara niniak mamak yang bersangkutan didatangkan kerumah korban untuk merembukkan permasalahan yang terjadi, dan sanksi yang berlaku untuk tersangka berpedoman dan beracuan pada
7
buku adat hasil dari kesepakatan seluruh Niniak Mamak dari 7 (tujuh) suku yang ada di Nagari Koto Padang
.
Dengan denda dalam bentuk uang, hewan, semen, dan perjanjian diatas hitam putih.KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian dan wawancara dari informan tentang kekerasan dalam pacaran remaja di Nagari Koto Padang Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya kekerasan ada 3 (tiga) yakni:
1. Faktor pengaruh teman sebaya
Teman sabaya sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap seseorang. Salah satu faktor orang melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya adalah teman sebaya, sebab teman sebaya memberikan arahan serta nasihat sesuai pengalamannya terhadap temannya.
2. Foktor emosinal
Emosional yang lemah memebuat seseorang melakukan tindak kekerasan, orang yang memiliki daya emosional yang lemah tidak mampu untuk mengontrol tindakannya sehingga sangat mudah untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap pacarnya.
3. Faktor media massa
Media massa yang canggih pada saat ini sangat canggih dan menyedian informasi mulai dari positif dan negatif, dengan media massa, orang mampu belajar untuk melakukan suatu tindakan.
Dalam hal ini media massa mendorongan seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap pacarnya seperti yang mereka ketahui dari media massa dengan tujua agar mereka bisa mendapatkan keinginannya dari kekasihnya.
Adapun proses penyelesain dari kasus kekerasan dalam pacaran di Nagari Koto Padang yaitu melalui niniak mamak. Berikut uraiannya:
1. Keluarga
Keluarga, orang tua korban memberi tahu kepada mamak
(paman) korban untuk segera melaporkan kepada Ninik Mamak dari suku kaumnya.
2. Niniak mamak
Niniak Mamak mendatangi rumah korban dengan tujuan mengklarifikasi masalah yang dihadapi oleh korban, dan merembukka kasus tersebut.
Kemudian Niniak Mamak mendatangi rumah korban dengan mengikut sertakan monti, dubala, alim ulama, cadiak pandai serta ketua pemuda dan juga pihak dari pelaku kekerasan untuk menjatuhkan sanksi dan jalan keluarnya
.
SARAN
Adapun saran dalam skiripsi ini terahadap orang tua diharapkan lebih memperhatikan anak serta menankan nilai keagamaan, berikutnya kepada remaja diharap lebih bisa memilih mana yang baik dan buruk untuk diri sendiri. Berikutnya kepada Niniak Mamak harus mempertahankan hukum dalam Nagari serta kepada peneliti selanjutny dapat meneliti bagaimana hubungan sosisal remaja yang mengalami kasus kekerasan dalam pacaran
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2014. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hakim, El-Luqman. 2014. Fenomena Pacaran Dunia Remaja. Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing.
Masrul, Ahmad. 2015. Pcaran No WAY WHY. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja.
Pooloma, M. Margaret.2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.