• Tidak ada hasil yang ditemukan

Help-Seeking Behavior (HSB) pada Remaja Laki-Laki dan Perempuan yang Mengalami Kekerasan dalam Pacaran - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Help-Seeking Behavior (HSB) pada Remaja Laki-Laki dan Perempuan yang Mengalami Kekerasan dalam Pacaran - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

xxi

Mahar Roini Panglipur (5090114). Help-Seeking Behavior (HSB) pada Remaja Laki-Laki dan Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (KDP). Skripsi. Sarjana Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Laboratorium Psikologi Sosial. (2014).

INTISARI

Memahami sebuah kasus kekerasan dalam pacaran di kalangan remaja merupakan hal yang sangat penting. Kekerasan dalam pacaran merupakan tindakan yang dilakukan baik secara emosional verbal, seksual dan fisik yang memiliki berbagai macam bentuk dengan tujuan untuk membatasi pasangan. Tujuan dari peneliti kali ini adalah untuk menggambarkan asosiasi pencarian sumber bantuan pada remaja laki-laki dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam pacaran, asosiasi kepuasan mencari bantuan terhadap sumber bantuan awal dengan preferensi sumber bantuan selanjutnya, dan pengalaman Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) dan Help-Seeking Behavior (HSB). HSB atau perilaku mencari bantuan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencari bantuan kepada orang lain, baik secara formal ataupun informal, sesuai dengan tingkat kesulitan masalah yang dihadapi dengan tujuan untuk mengurangi permasalahan yang dialami.

Subjek penelitian berjumlah 117 siswa di lima SMA di Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket. Angket KDP disusun berdasarkan teori bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran oleh Murray (2006). Angket HSB disusun dengan memodifikasi angket Actual Help Seeking Questionnaire (AHSQ) yang diadaptasi dari Rickwood & Braithwaite (1994). Uji validitas item factor loading analysis dan reliabilitas alpha cronbach, uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov menghasilkan sebaran data yang tidak normal, sehingga data hanya dapat dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik remaja laki-laki maupun perempuan pernah mengalami kekerasan, baik secara emosional verbal (82.1%), seksual (29.0%) dan fisik (34.1%) ketika berada di dalam suatu hubungan. Kekerasan yang dialami bersifat kontinum karena mereka mengalami kekerasan dengan berbagai bentuk ketika berpacaran. Ketika mengalami kekerasan dalam pacaran (KDP), perempuan cenderung untuk mencari bantuan dibandingkan laki-laki. Pilihan sumber bantuan tidak berbeda pada laki-laki dan perempuan sama-sama mendatangi, terutama teman, saudara, dan orang tua sebagai sumber bantuan utama mereka. Kepuasan sumber bantuan diperoleh dari teman (79.9%). Pilihan sumber bantuan awal belum tentu dicari kembali oleh remaja laki-laki dan perempuan ketika mengalami kembali kekerasan dalam pacaran.

Referensi

Dokumen terkait

STUDI KASUS MENGENAI CINTA PADA PEREMPUAN EMERGING ADULT KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN YANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan intensitas mengalami kekerasan dalam pacaran pada remaja putri ditinjau dari peran gender.

untuk menyelesaikan tugas skripsi dengan judul "Perbedaan lntensitas Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran Pada Remaja Putri Ditinjau Dari Peran Seksual" di lingkungan

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah (1) remaja yang berusia 12 – 22 tahun, (2) laki-laki dan perempuan, (3) sedang atau pernah menjalin hubungan pacaran, dan (4)

Perempuan yang Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran (Studi Kasus Pada Mahasiwi Kost-Kostan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan)”.. Pada kesempatan ini

Secara umum angka kekerasan dalam pacaran ( dating violence ) pada remaja di Kota Medan adalah 53,11 % yaitu 308 orang dari 600 orang remaja berpacaran. yang

Peneliti melakukan penelitian dengan kriteria partisipan dewasa awal yang memiliki pengalaman kekerasan verbal dalam hubungan pacaran ketika berusia remaja, karena peneliti menilai

ABSTRAK Perbedaan Tingkat Perilaku asertif Perempuan Dewasa Awal Korban Kekerasan Dalam Pacaran Yang Memiliki External Locus Of Control Dan Internal Locus Of Control Di Jakarta