• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT)

(Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan

Timur)

Oleh: Wildha Wardhani ( 00230063 )

Goverment Science

Dibuat: 2006-08-08 , dengan 2 file(s).

Keywords: Komunitas adat terpencil

Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu keinginan untuk menggambarkan bagaimana program dinas sosial kabupaten bulungan dalam pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) dan sejauhmana pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) tersebut. Sementara program pemberdayaan penyandang masalah sosial di Kabupaten Bulungan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Sosial mengalami hambatan karena luas wilayahnya 18.010.50 Km2, dengan jumlah penduduk 89.850 jiwa terdiri dari 13 Kecamatan dan 87 Desa, yang letak berjauhan dengan sarana jalan yang terbatas sehingga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pemberdayaan dalam pendataan penyandang masalah sosial dengan jumlah aparatur Dinas Sosial yang terbatas hanya 17 orang. Di Kabupaten Bulungan komunitas adat terpencil (KAT) ini terbagi dalam tiga kelompok, yaitu kelana (berpindah-pindah atau tidak menetap), menetap sementara dalam siklus 4 (empat) tahunan dan menetap dalam siklus 10 (sepuluh) tahunan. Pola kehidupan mereka selalu berpindah-pindah dari satu lokasi kelokasi lain dalam kurun waktu tertentu. Hidup dan kehidupan mereka masih sangat sederhana dan tergantung pada alam, biasanya hidup dari hasil berburu, menangkap ikan, mencari hasil hutan dan berkebun, interaksi dengan dunia luar sangat terbatas.

Sedangkan rumusan masalahnya pada penelitian ini ada 2 Yaitu : bagaimana program Dinas Sosial Kabupaten Bulungan dalam pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) dan sejauhmana pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) tersebut. Indikator yang digunakan adalah (1) Program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT), yang terdiri dari : memahami visi, misi, tujuan dan kegiatan program pemberdayaan komunitas adat terpencil, (2), Pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT) yang terdiri dari : Fasilitasi, motivasi dan pendampingan dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil.

Jenis atau tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah metode wawancara yang berpedoman pada Interview Guide (Pedoman wawancara), dokumentasi dan observasi. Populasinya adalah seluruh pegawai Dinas Sosial Kabupaten Bulungan yang berjumlah 17 orang. Sedangkan sampelnya terdiri dari 5 orang dari pegawai Dinas Sosial Kabupaten Bulungan.

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Praktik yang sehat pada PT.Kusumahadi Santosa ditunjukkan dengan adanya penggunaan dokumen – dokumen bernomor urut tercetak. 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan

 Adalah suatu economic increment event yang mewakili penerimaan uang dari investor atau kreditur eksternal untuk memenuhi suatu

Program kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema membangun infrastruktur jaringan RT/RW Net di Desa Sekaran, Kec. Ponorogo guna mendukung aplikasi SIMADES memiliki tujuan: 1)

Gejala Klinis yang paling banyak dijumpai pada sampel penelitian adalah demam (dengan atau tanpa gejala lain) yaitu sebesar 59,3%, selebihnya tidak mengalami demam sama sekali..

Sudah saatnya para penulis mulai hunting ke daerah untuk menggali cerita budaya lokal yang menjadi baru dalam spirit karena ide cerita dan karakter khas bangsa

Asas legalitas hukum pidana Indonesia yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dimaksudkan bahwa seseorang baru dapat dikatakan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang, Jawa Timur bisa disimpulkan bahwa sebagian besar penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang

Produksi kedelai Riau tahun 2010 pada Angka Sementara (ASEM) adalah sebesar 5.864 ton biji kering atau mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10,68 persen (566