KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DALAM
PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Oleh: Nurdin Lubis ( 03230044 )
Goverment Science
Dibuat: 2009-04-04 , dengan 2 file(s).
Keywords: Kebijakan
ABSTRAK
Perencanaan Strategis Pemerintah Kabupaten Bulungan Sejalan dengan pola dasar pembangunan Kabupaten Bulungan berupaya mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, memperkokoh ekonomi daerah, maka program pembangunan perkebunan diarahkan untuk dapat mengembangkan usaha tani komersial yang berorientasi pasar, meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil-hasil pertanian/ perkebunan guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri dan
memperbesar ekspor, meningkatkan pendapatan dan tarap hidup petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
Pemerintah Kabupatan Bulungan menyiapkan berbagai program untuk menyongsong terwujud visi misi tersebut. Salah satunya adalah membantu dan mengakomodir para investor yang mau menanamkan modalnya khususnya bidang kelapa sawit. Dengan terealisasinya pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di Bulungan, diharapkan mampu menarik perhatian Investor baik lokal maupun luar negeri mulai berminat menanamkan modalnya khususnya bidang perkebunan kelapa sawit.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan dalam penyediaan lahan perkebunan Kelapa Sawit, untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan dalam mengatur investasi di bidang perkebunan Kelapa Sawit dan untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bulungan dalam pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan perkebunan Kelapa Sawit.
Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Berkaitan dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit. Yang termasuk dalam gejala gejala sosial yang kesemuanya bersifat deskriptif. Sehinga dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis
penelitian deskriptif.
Pemerintah Bulungan memiliki kebijakan yang strategis salah satunya adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit di daerahnya. Hal ini dikarenakan pembangunan perkebunan kelapa sawit menjanjikan keuntungan secara ekonomis selain dapat menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di Kabupaten Bulungan.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan dalam Mengatur Investasi di Bidang
berikut: Mengajukan bibit oleh perusahaan, Bapedalda mengarahkan untuk pemilihan bibit (pengawasan pembelian bibit dilihat dari faktur pembelian (SP2B/KS)), Bapedalda mendapatkan laporan, Cek dokumen Faktur pembelian dari produsen. Sosialisasi kebijakan yang dilakukan Bapedalda Kabupaten Bulungan kepada perkebunan besar swasta (PBS) hanya bersifat normatif. Apa yang disampaikan Bapedalda hanya berupa himbauan dan aturan-aturan perizinan dan penyaluran benih kelapa sawit. Peran Bapedalda hanya sebagai fasilitator bagi perkebunan besar swasta (PBS).
Kerjasama antara perusahaan dan masyarakat petani, perusahaan inti berhak atas lahan
perkebunan inti. Lahan tersebut merupakan tanah Hak Guna Usaha (HGU) untuk jangka waktu 35 tahun. Pada waktu akan berakhir dapat diperpanjang maksimal 25 tahun. Lahan perkebunan inti dapat dimanfaatkan untuk kebun inti, emplasemeli (satuan bangunan) dan pabrik
pengolahan. Biaya untuk pembangunan kebun inti, termasuk fasilitas pengolahannya menjadi tanggung jawab perusahaan inti. Pembangunan investasi di kawasan perbatasan akan menjadi fokus perhatian tersendiri dari pemerintah, hal ini sudah tergambar dari rencana pembentukan lembaga yang akan bertugas mengawasi pembangunan investasi.
Kebijakan pengelolaaan sumber daya alam dan lingkungan adalah memanfaatkan sumber daya alam secara optimal sesuai dengan daya dukung kelestariannya dapat tetap terjaga. Kebijakan ini dimaksudkan agar pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis ditinjau dari aspek ekonomi dan ekologi.
Di sisi lain potensi dampak positif akan terasa pada peningkatan pendapatan masyarakat karena memperoleh biaya ganti rugi dari pemrakarsa. Sedangkan kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimulai dengan pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan lahan akan mengubah tutupan lahan (land coverage). Pembukaan lahan di dekat kawasan hutan akan sangat berpengaruh pada populasi dan sebaran hewan dan tumbuhan terutama yang dilindungi oleh Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan.
ABSTRACT
Governmental Strategic Plan Regency of Bulungan In line with elementary pattern development of Regency of Bulungan cope mengentaskan of poorness through earnings improvement,
extending opportunity work, tighten area economics, hence program development of plantation instructed to can develop the effort commercial farmer orienting market, improving and
extending penganekaragaman of agriculture pickings/ plantation utilize to fulfill food
requirement, gird, board, health, domestic industrial and enlarge exporting, improving earnings and tarap live farmer, pushing extension and generalization of opportunity try and the
opportunity work.
Government of Kabupatan Bulungan prepare various program to welcome existed vision of the mission. One of them is assist and accomodate all investor which will inculcate capital specially area of coconut sawit. By terealisasinya opening of farm of plantation of coconut of sawit Bulungan, expected able to draw attention local good Investor and also abroad start to hanker to inculcate [his/its] capital specially area of plantation of coconut sawit.
target of Research which wish reached in this research is to know policy of Local Government of Regency of Bulungan in ready farm of plantation of Coconut Sawit, to know policy of Local Government of Regency of Bulungan in arranging invesment area of plantation of Coconut of Sawit and to know policy of Local Government of Regency of Bulungan in environmental management related to plantation of Coconut Sawit.
circumstance of subjek or research object (somebody, institute, society, and others) at the (time) of now pursuant to visible fact or as it is. Go together title of research selected a writer that is Policy of Local Government In Management of Plantation of Coconut Sawit. What is the
included in symptom of symptom of social which is all the nya have the character of descriptive. Sehinga in this research writer of mengunakan type of descriptive research.
Government Bulungan own strategic policy one of them is coconut sawit plantation development area. This matter because of coconut sawit plantation development make a promise advantage economically besides can provide new work field for society Regency Bulungan
Policy Local Government of Regency Bulungan in Arranging Invesment in Coconut Sawit Plantation Area. coconut sawit plantation Growth Planning 235.251 Ha from 21 given company right of tenure by long lease permit (HGU). plantation Sector Contribution to Domestic Earnings Regional Bruto (PDRB) from year ketahun experience of increase
Each; Every big company private sector submitting report of channeling of seed of coconut of sawit always asked document about channeling and buy coconut of the sawit process the following: Raising seed by company, Bapedalda instruct for the seed election (observation of buy of seed seen from purchase invoice ( SP2B/KS)), Bapedalda get report, Check document of Purchase invoice from producer. socialization of Policy Bapedalda of Regency of Bulungan to big plantation private sector (PBS) only have the character of normatif. What submitted/sent Bapedalda only in the form of urge and order of permit and channeling of seed of coconut sawit. Role of Bapedalda only as fasilitator for big plantation private sector ( PBS).
Cooperation company and socialize farmer, company of nucleus;core entitled to for farm of nucleus;core plantation. The farm represent Right of tenure by long lease land;ground (HGU) for duration 35 year. When will end maximal extendable 25 year. farm of Plantation of nucleus;core can be exploited for the nucleus;core garden, emplasemeli (set of the building) and the
processing factory. Expense for development of nucleus;core garden, inclusive of facility of processing become responsibility of nucleus;core company. development of Invesment area of frontier will become focus of separate attention from government, this matter have been drawn from plan of forming of institute to undertake to observe invesment development.
Policy of experienced resource and the environment exploit experienced resource in an optimal fashion as according to energy support permanence earn remain to be awaked. This policy intended development of enforceable to plantation harmoniously evaluated from economic aspect and ecology