• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sumber Tandan Buah Segarterhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sumber Tandan Buah Segarterhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUMBER TANDAN BUAH SEGAR TERHADAP

OIL LOSS

DAN KUALITAS EKSTRAK SAWIT

AULIA RIZKY ELVANDRA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Sumber Tandan Buah Segarterhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor beserta Prince of Songkhla University Surat Thani dan PT Smothong Palm Oil Company Tha Chana.

Bogor, Januari 2015

(3)

ABSTRAK

AULIA RIZKY ELVANDRA.Pengaruh Sumber Tandan Buah Segar terhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit. Dibimbing oleh DR. IR. DEDE ROBIATUL ADAWIYAH, M.SI dan BENCHAMAPORN.

(4)

ABSTRACT

AULIA RIZKY ELVANDRA.The Effects of Fresh Fruit Bunches sources to Oil Loss and Extracted Oil Quality. Supervised by DR. IR. DEDE ROBIATUL ADAWIYAH, M.SI and BENCHAMAPORN.

PT Smothong Palm Oil Company, Thailand producing crude palm oil from two sources of palm fruit bunches such as fruit from company's own plantation (Plantation fruit), and fruit from external suppliers (Ramp fruit). The objective of this research is to examines the effect of differences from the two sources of the fruits based on oil loss when the sterilization and threshing process occured, and the percentage of bunches and quality of extracted oil. Free fatty acids, DOBI (deterioration of bleachability index), and beta-carotene content are used as parameter of extracted oil quality. Oil loss based on the oil content of sterilized condensate and empty fruit bunches/EFB; also the percentage of empty bunch are also used as the parameter. The results show free fatty acid, DOBI, and beta-carotene content from Plantation fruit processing, in sequence, are 2.02%; 2.75; and 432 ppm. While free fatty acid, DOBI, and beta-carotene content from Ramp fruit processing, in sequence, are 2.32%; 2.70; and 413 ppm. The results from free fatty acids, the value of DOBI, and beta-carotene contents were not affected by differences of fresh fruit bunches/FFB source (p> 0.05). Based on research, oil loss from sterilized condensate and oil loss from EFB from Plantation fruit processing, in sequence, are 0.58 kg of oil condensate / 100 kg FFB and 2.56 kg of oil EFB / 100 kg FFB, while oil loss from sterilized condensate and oil loss from EFB from Ramp fruit processing, in sequence, are 0.87 kg / 100 kg FFB and 2.49 kg of oil EFB / 100 kg FFB. The results of the analysis of oil loss from the sterilized condensate and EFB are not influenced by differences of FFB sources (p> 0.05). From analysis of uncooking and younger EFB, Plantation fruit processing produce 0.26% uncooking bunches and 0.29%younger bunches; while Ramp fruit processing produce 0.33% uncooking bunches and 0.80% younger bunches. The results of uncooking and younger bunches analysis are not influenced by differences of FFB sources (p> 0.05). Based on the research, differences of FFB sources in PT Smothong Palm Oil Company aren’t affected by the quality of the extracted oil and oil loss from sterilization and threshing process; also the percentage of empty bunches

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

PENGARUH SUMBER TANDAN BUAH SEGAR TERHADAP

OIL LOSS

DAN KUALITAS EKSTRAK SAWIT

AULIA RIZKY ELVANDRA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)

Judul Skripsi :Pengaruh Sumber Tandan Buah Segarterhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit

Nama : Aulia Rizky Elvandra NIM : F24100030

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dede Robiatul Adawiyah M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Feri Kusnandar, M.Sc Ketua Departemen

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah Pengaruh Sumber Tandan Buah Segar terhadap Oil Loss dan Kualitas Ekstrak Sawit yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan moral.

2. Ibu Dr. Ir. Dede Robiatul Adawiyah, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan selama penelitian dan penyelesaian skripsi.

3. Ibu Dr. Nur Wulandari STP, M.Si dan ibu Dr. Didah Nur Faridah STP, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang senantiasa memberikan masukan dan saran yang baik.

4. Dosen-dosen dan staff di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan yang memberikan ilmu-ilmu yang berharga.

5. Dosen-dosen dan staff Prince of Songkhla University, Surat Thani, Thailand terutama Ajahn Benchamaporn,yang selalu sabar memberikan saran-saran selama penelitian dan pertukaran pelajar di Thailand

6. PT Smothong Palm Oil Company, Tha Chana terutama Pi Peun sebagai pembimbing internship.

7. Seluruh teman-teman ITP 47 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama masa studi di kampus.

8. Dan seluruh pihak yang tidak bisa sebut satu persatu baik secara langsung maupun secara tidak langsung yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODOLOGI 3

Bahan 3

Alat 3

Metode 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil Samping Proses Sterilisasi dan Perontokan 7

Kualitas Ekstrak Sawit 10

KESIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar mutu CPO dan hasil samping proses sterilisasi dan

perontokan 1

Tabel 2 Oil loss berdasarkan kandungan minyak air kondensat 8 Tabel 3Oil loss berdasarkan kandungan minyak tandan buah kosong 8

Tabel 4Persentase tandan uncooking 9

Tabel 5Persentase tandan younger 9

Tabel 6Kadar asam lemak bebas dari dua sumber tandan buah segar 10 Tabel 7 Kadar asam lemak bebas CPO produksi bulan Juli-Agustus 2014 11 Tabel 8Nilai DOBI dari dua sumber tandan buah segar 12 Tabel 9 Nilai DOBI pada CPO produksi bulan Juli-Agustus 2014 12 Tabel 10Kadar beta karoten dari dua sumber tandan buah segar 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagran alir percobaan 4

(10)
(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak sawit adalah salah satu minyak nabati yang digunakan secara umum baik dari sektor pangan maupun dari sektor energi (Tincliffe &Webber 2013).Minyak sawit berasal dari pohon kelapa sawit yang merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis dan hanya ditemukan di beberapa daerah seperti Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Selatan. Hasil tanaman kelapa sawit yang dipanen adalah tandan buah segar (TBS) yang akan diolah menjadi minyak sawit (Gunstone 2011). Dari tandan buah tersebut, dapat dihasilkan dua jenis minyak, yaitu crude palm oil (CPO) yang berasal dari sabut buah (mesocarp) dan palm kernel oil (PKO) yang berasal dari inti buah kelapa sawit (Ketaren 2008).

Kualitas minyak sawit terutama pada crude palm oil/CPO, dapat dijadikan sebagai indikator baik buruknya produk. Beberapa parameter kualitas CPO yang dapat ditentukan antara lain: kadar asam lemak bebas, DOBI (deterioration of bleachability Index), dan kadar beta karoten (Rohani 2006). Kualitas minyak dapat tercapai jika proses pengolahan dilakukan dengan benar. Dalam proses produksi CPO, proses sterilisasimenjadi proses yang krusial karena proses ini dilakukan pertama kali. Jika pada proses ini terjadi kesalahan, maka pada proses-proses selanjutnya akan terkena dampaknya (Sivasothy 2000). Setelah proses-proses sterilisasi, tandan buah segar akan melewati proses perontokan, pelumatan, ekstraksi, pemurnian, dan penyimpanan. Pada proses sterilisasi dan perontokan dapat terjadi kehilangan minyak (oil loss) pada buah. Hal tersebut berdampak pada rendemen produk berkurang sehingga proses tidak efisien. Selain itu, sering kali terjadi buah yang dirontokan masih menempel pada tandannya akibat kurang nya paparan panas saat proses sterilisasi (Sivasothy et al 1986).Beberapa standar mutu CPO dan efisiensi hasil samping proses disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar mutu CPO dan hasil samping proses sterilisasi dan perontokan

Parameter mutu CPO SNI

(12)

2

Indonesia dan Malaysia adalah dua negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.Dapat diperkirakan dua negara tersebut dapat terus mengalami peningkatan produksi hingga tahun 2021 (FAO 2012). Di Thailand, laju produksi minyak sawit semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun, industri minyak sawit di Thailand masih kalah saing terhadap Indonesia dan Malaysia (Chavalparit 2006).Pada tahun 2011 produksi minyak sawit mencapai 1.650.000 ton dimana 381.847 ton di antaranya diekspor. Ekspor mencakup 23,14% dari total produksi tahun 2011. Posisi Thailand tersebut masih terbilang jauh jika dibandingkan dengan produksi minyak sawit Indonesia tahun 2011 yang mencapai 23.096.541 ton dengan ekspor sebesar 16.336.750 ton; dan produksi minyak sawit Malaysia tahun 2011 yang mencapai 18.911.520 ton dengan ekspor sebesar 15.783.756 ton (FAO 2014). Pada tahun 2004, terdapat 38 industri minyak sawit di Thailand yang tersebar dalam 8 provinsi.Provinsi Surat Thani mempunyai jumlah industri minyak sawit terbanyak di Thailand dengan jumlah 12 industri. Total produksi tandan buah segar di provinsi ini berkisar 615 buah per jam (Department of Industrial Works 2010). Salah satu industri minyak sawit di provinsi Surat Thani adalah PT Smothong Palm Oil Company yang mengolah kelapa sawit menjadi crude palm oil dan palm kernel seed.

PT Smothong Palm Oil Company terletak di distrik Tha Chana, provinsi Surat Thani, Thailand.Industri yang berdiri dari tahun 2003 ini menghasilkan dua jenis produk, yaitu minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) dan palm kernel seed. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan yaitu menjadi perusahaan yang terdepan di daerah selatan Thailand, PT Smothong Palm Oil Company menerima seritfikat ISO 9001: 2008 dan GMP pada tahun 2012.PT Smothong Palm Oil Company berkomitmen untuk mengembangkan produk yang inovatif dan berkualitas. Dalam proses produksinya, industri ini mengolah dua jenis tandan buah segar (TBS), yaitu Plantation fruit yang berasal dari lahan perkebunan industri ini sendiri; dan Ramp fruit yang berasal dari petani-petani di luar industri (supplier) yang diperoleh dari daerah-daerah luar distrik Tha Chana. Terdapat kemungkinan perbedaan mutu kedua jenis buah akibat perbedaan tempat perkebunanpada saat dipanen. Kedua jenis buah ini diolah di industri secara terpisah dengan jadwalnya masing-masing. Namun, hasil minyak CPO yang sudah diproses dikumpul secara bersamaan.Hal tersebut tidak dapat menunjukkan adanya perbedaan antara kedua jenis buah ini baik secara kualitas produk minyak maupun dari oil loss.Diperlukan uji kualitas minyak dan oil loss saat prosessterilisasi dan perontokan serta persentase tandan kosong yang masih ditemukannya buah pada tandan dari kedua sumber buah ini secara terpisah di industri ini agar PT Smothong Palm Oil Company dapat mengevaluasi adanya pengaruh perbedaan Plantation fruit dan Ramp fruit.

Tujuan Penelitian

Melihat pengaruh perbedaan dua sumber tandan buah segardi PT Smothong Palm Oil Company, Thailand terhadap:

1. Jumlah kehilangan minyak (oil loss) pada saat proses sterilisasi dan perontokan

(13)

3

METODOLOGI

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tandan buah segar yang berasal dari perkebunan PT Smothong Palm Oil Company dan dari supplier luar industri. Untuk analisis kimia, bahan-bahan yang digunakan adalah etanol, indikator fenolphtalein, NaOH 0,1 N, iso-oktana, dan n-heksana.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit produksi minyak sawit kasar (CPO), buret 25 ml, labu erlenmeyer 250 ml, hot plate, neraca analitik, spektrofotometer, kuvet 10 mm, labu takar 25 ml, gelas piala, pipet tetes, selongsong, satu unit labu ekstraksi (labu soxhlet, tabung ekstraksi dan kondenser), tisu, kapas, microwave atau oven, beaker, fuming hood dan NIR (Near Infrared Spectroscopy) Flex N-500 Solids Cell N500-001 Buchi.

Metode

1. Pengolahan Tandan Buah Segar

Diagram alir percobaan ditampilkan pada Gambar 1. Pertama-tama, buah yang berada di tempat penyimpanan (storage) dibawa oleh konveyor ke tangki vertikal sterilisasi untuk dipanaskan. Pada saat proses sterilisasi, seluruh kondensat yang keluar dari tangki ditimbang dan diambil untuk dianalisis selanjutnya. Setelah proses sterilisasi, pintu output yang terletak di dasar tangki sterilisasi akan terbuka untuk mengeluarkan buah yang sudah dipanaskan ke konveyor menuju tempat proses perontokan. Seluruh buah baik yang sudah terlepas dengan tandannya maupun yang masih menempel dengan tandannya ditimbang berat nya setelah proses sterilisasi. Buah yang sudah terlepas dari tandan nya diambil secara tiga tahap untuk dianalisis.Pertama, 1 kg buah yang terletak di bagian bawah tangki.Kedua, 1 kg buah yang terletak di bagian tengah tangki.Terakhir, 1 kg buah yang terletak di bagian atas tangki.

(14)

4

Analisis yang dilakukan antara lain: kadar asam lemak bebas, nilai DOBI (deterioration of bleachability index), dan kadar beta karoten ekstrak sawit yang dihasilkan; serta jumlah hilangnya minyak (oil loss) pada: kondensat saat proses sterilisasi dan tandan buah kosong saat proses perontokan. Jumlah persentase tandan yang masih tertempel dengan buah juga dianalisis. Sebelum analisis dilakukan, sampel/tandan buah segar harus diproses melewati proses sterilisasi dan perontokan. Penelitian ini dilakukan selama lima hari (pengulangan).

Gambar 1. Diagram Alir Percobaan 2. Analisis Sampel

a. Analisis oil loss pada kondensat

(15)

5 Pasangkan tabung ekstraksi dengan satu unit labu ekstraksi (labu soxhlet dan kondensor). Labu soxhlet diletakkan di atas hot plate elektrik. Ekstraksi dilakukan selama 1 jam. Setelah 1 jam, heksana disuling dan ekstrak dengan labu sokhlet dikeringkan di atas hot plate elektrik. Setelah kering, labu sokhlet didinginkan di dalam fuming hood.Labu sokhletditimbang. Ikuti persamaan berikut:

Keterangan;

F = Berat labu sokhlet kosong (gr)

F+O = Berat labu sokhlet dan sampel akhir (gr) TK = Total berat kondensat (gr)

M = Berat sampel (gr)

TBS = Total berat TBS sebelum disterilisasi (kg) b. Analisis oil loss pada tandan buah kosong (TBK)

Analisis oil loss saat proses perontokan dilihat dari tandan buah kosong dengan menggunakan alat NIR (Near infrared Spectroscopy) yang tersambung dengan software NIRWare operator dan NIRWare management console untuk pengolahan hasil data. NIR merupakan salah satu metode sekunder yang digunakan untuk evaluasi mutu bahan pangan yang bersifat cepat dan tidak merusak (Osborne 2000). Analisis menggunakan alat ini, berdasarkan refleksi radiasi sinar infra merah dekat dari permukaan sampel akibat vibrasi molekul dari bahan sehingga dapat diukur oleh detektor (Cen & He 2007).

Langkah analisis yang pertama, bagian tandan buah kosong dihancurkan dengan kapak sampai berbentuk bubuk. Bubuk tersebut diletakkan ke atas kuvet NIR berbentuk tabung lebar sampai bagian permukaan bawah kuvet terlihat tertutup rapat dengan sampel.Letakkan kuvet ke atas scanner NIR untuk di-scan awal yang bertujuan menentukan model kalibrasi NIR.Sebelum dilakukan pembacaan sampel, plat kalibrasi/external reference di-scan sebagai referensi panjang gelombang. External reference ditukarkan kembali dengan sampel. Data akan ditampilkan di komputer secara otomatis berupa data kuantitatif parameter kandungan minyak pada tandan buah kosong (gram sampel/100 gram TBK).

(16)

6

c. Analisis persentase tandan uncooking dan younger

Uncooking bunch mempunyai ciri-ciri berwarna jingga kekuningan akibat kurang masak saat proses sterilisasi, sedangkan younger bunch mempunyai ciri-ciri berwarna jingga kehitaman akibat kurang matangnya buah. Untuk menghitung persentase tandan uncooking dan younger, total berat seluruh tandan buah setelah sterilisasi dan total berat tiap kedua jenis diperlukan. Total berat seluruh tandan buah setelah sterilisasi dicatat secara otomatis oleh komputer. Pada saat proses perontokan, tandan uncooking dan younger dipisah dari konveyor dan dihitung total berat tiap kedua jenis tandan ini. Setelah didapat total beratnya, data dihitung dengan persamaan berikut:

d. Analisis kadar asam lemak bebas

Analisis kadar asam lemak bebas dilakukan mengikuti metode Malaysia Palm Oil Board/MPOB(2004). Sebanyak 2,5 gram sampel CPO yang sudah dilelehkan (sampai homogen) dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 25 ml. Sebanyak 50 ml etanol yang sudah dinetralkan (etanol sudah ditambahkan dengan indikator fenolphtalein dan NaOH) dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer sebelumnya. Larutan dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih. Setelah itu larutan dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda. Warna tersebut harus bertahan selama 30 detik.Analisis ini dilakukan secara triplo. Setelah volume NaOH sudah didapat, kadar asam lemak bebas dihitung dengan mengikuti persamaan:

Keterangan;

N = Normalitas NaOH (N)

V = Volume NaOH yang berkurang setelah dititrasi (ml) m = Berat sampel (gr)

e. Analisis DOBI

(17)

7 dicuci tiga kali dengan larutan sampel. Larutan sampel dipindahkan ke kuvet dan ukur absorbansi pada panjang gelombang 446 nm (karoten) dan 269 nm (produk oksidasi sekunder) dengan spektrofotometer. Analisis ini dilakukan secara triplo. Nilai DOBI dapat diperoleh dengan mengikuti persamaan berikut:

f. Analisis kadar beta karoten

Analisis kadar beta karoten dilakukan mengikuti metode PORIM (1995). Sebanyak 0,1 gram sampel CPO yang sudah dilelehkan (sampai homogen) dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml. Sampel dilarutkan dengan n-heksana sampai mencapai tanda tera. Kuvet dicuci tiga kali dengan larutan sampel. Larutan sampel dipindahkan ke kuvet dan absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm dengan spektrofotometer. Analisis ini dilakukan secara triplo. Kadar beta karoten dihitung dengan persamaan berikut:

Keterangan;

As = Absorbansi sampel Ab = Absorbansiblangko W = Berat sampel (gr)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Oil loss saat Proses Sterilisasi dan Perontokan

1. Oil losspada kondensat

(18)

8

Tabel 2.Oil loss berdasarkan kandungan minyak air kondensat

Sampel

Oil loss pada kondensat (kg minyak kondensat

/ 100 kg TBS)

P value

Plantation 0,58 ± 0,29 0,14

Ramp 0,87 ± 0,26

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

Uji t dengan 2-tailed

Penyebab adanya oil loss pada kondensat dikarenakan intensitas pemindahan tandan buah pada saat pengangkutan/transportasi. Intensitas pemindahan buah yang tinggi, dapat menyebabkan adanya kemungkinan luka pada buah. Menurut Giyanto et al (2013), luka pada buah dapat menyebabkan kandungan minyak yang terbuang di tangki pada saat sterilisasi. Sehingga minyak terbawa oleh air kondensat pada tangki.Di PT Smothong Palm Oil Company, 100 kg TBS dapat menghasilkan 26,32 kg CPO. Sehingga persentase kehilangan minyak pada kondensat dari pengolahan plantation dan ramp berturut-turut sebesar 2,20% dan 3,30% dari total jumlah CPO yang dihasilkan.

Hasil uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai P lebih besar dari nilai taraf signifikansi (0,14> 0,05) sehingga oil loss saat proses sterilisasi baik dari tandan buah plantation maupun dari tandan buah ramp tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan perbedaan dua sumber tandan buah segar ini tidak mempengaruhi efisiensi proses sterilisasi secara signifikan.

2. Oil losspada tanda buah kosong (TBK)

Oil loss pada tandan buah kosong (TBK) dilakukan untuk menentukan seberapa banyak hilangnya minyak dari tandan buah kosong adalah kandungan minyak pada tandan buah kosong. Hasil analisis tandan buah kosong ini ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Oil loss berdasarkan kandungan minyak tandan buah kosong

Sampel Oil loss pada TBK (kg minyak TBK / 100 kg TBS)

P value

Plantation 2,56 ± 0,59 0,85

Ramp 2,49 ± 0,58

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

Uji t dengan 2-tailed

(19)

9 tandan buah memenuhi standar tersebut.Salah satu penyebab tingginya kandungan minyak tandan buah kosong adalah tingkat kematangan buah yang terlalu tinggi yang mengakibatkan minyak mudah keluar dari daging buah selama proses (Pahan 2008). Menurut Giyanto et al (2011) juga, semakin panjang tangkai pada tandan mempengaruhi kandungan minyak tandan, karena serat dari tangkai tandan dapat menyerap minyak dalam buah pada saat dilakukan proses sterilisasi. Di PT Smothong Palm Oil Company, 100 kg TBS dapat menghasilkan 26,32 kg CPO. Hal ini menunjukkan persentase kehilangan minyak pada TBK dari pengolahan plantation dan ramp berturut-turut sebesar 9,73% dan 9,46% dari total jumlah CPO yang dihasilkan.

Hasil uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai P lebih besar dari nilai taraf signifikansi (0,85> 0,05) sehingga oil loss saat proses perontokan baik dari tandan buah plantation maupun dari tandan buah ramp tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan perbedaan dua sumber tandan buah segar ini tidak mempengaruhi efisiensi proses perontokan secara signifikan.

B.Persentase tandan uncooking dan younger

Setelah proses perontokan, tandan buah kosong dibawa dengan konveyor menuju tempat penampungan tandan. Namun, masih ditemukan tandan yang buahnya tidak terlepas. Tandan buah ini akan dipisah pada saat dibawa dengan konveyor. Setelah terpisah, tandan buah dipisah lagi menjadi dua jenis, yaitu: tandan dengan buah yang tidak masak (uncooking bunch) dan tandan dengan buah yang masih muda (younger bunch). Uncooking bunch mempunyai ciri-ciri berwarna jingga kekuningan akibat kurang masak saat proses sterilisasi, sedangkan younger bunch mempunyai ciri-ciri berwarna jingga kehitaman akibat kurang matangnya buah. Berikut hasil persentase kedua jenis tandan ini yang ditampilkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Persentase tandan uncooking

Sampel Persentase Tandan Uncooking (%)

P value

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

(20)

10

Hasil pada Tabel 4 dan Tabel 5 kemungkinan disebabkan terdapat buah yang tidak/kurang matang pada tandan buah ramp. Secara umum, salah satu penyebab adanya tandan buah yang tidak kosong setelah proses perontokan baik dari tandan uncooking maupun dari tandan younger adalah adanya buah yang tidak matang dan kurang matang (Rahman & Mamat 2001).

Hasil uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai P lebih besar dari nilai taraf signifikansi baik dari tandan uncooking (0,71> 0,05) maupun dari tandan younger (0,22 > 0,05) sehingga persentase tandan uncooking dan younger dari kedua sumber tandan buah tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan perbedaan dari tandan plantation dan tandan younger tidak mempengaruhi persentase tandan uncooking dan persentase tandan younger.

C.Kualitas Ekstrak Sawit setelah Proses Sterilisasi

1. Kadar asam lemak bebas

Kadar asam lemak bebas merupakan indikator seberapa banyak asam lemak bebas yang ada pada lemak atau minyak karena reaksi hidrolisis. Adanya asam lemak bebas dapat menghasilkan proses rantai oksidasi yang bersifat racun (Ketaren 2008). Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode MPOB (2004). Hasil analisis kadar asam lemak bebas terhadap ekstrak sawit yang dihasilkan dari dua sumber tandan buah segar ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6.Kadar asam lemak bebas dari dua sumber tandan buah segar

Sampel Kadar Asam Lemak Bebas (%)

P value

Plantation 2,02 ± 0,21 0,35

Ramp 2,32 ± 0,64

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

Uji t dengan 2-tailed

Semakin tinggi kadar asam lemak bebas pada minyak, maka kualitas minyak lebih buruk. Menurut Ketaren (2008), kerusakan minyak sawit akibat tingginya kadar asam lemak bebas dapat disebabkan oleh hidrolisis. Reaksi ini juga dapat dipercepat dengan adanya faktor panas dan air.Tandan buah ramp yang tidak dikontrol baik dapat menyebabkan reaksi hidrolisis.Adanya kemungkinan paparan hujan pada saat transportasi juga dapat menyebabkan reaksi ini.

(21)

11 asam lemak bebas lebih tinggi. Jika hasil kadar asam lemak bebas dari CPO dibandingkan dengan standar PORIM (1995) yang berkisar 3-5 %; Malaysian Standards (2007) yang maksimal 5%; dan dari PT Smothong Palm Oil nya yang berkisar 3-5 %, maka kadar asam lemak bebas CPO tersebut telah memenuhi standar. Sedangkan menurut standar BSN (2006) yang maksimal 0,5%, kadar asam lemak bebas CPO tersebut tidak memenuhi standar. Sedangkan berdasarkan hasil dari ekstrak sawit, nilai kadar asam lemak bebas memenuhi Malaysian Standards (2007) namun tidak memenuhi standar PORIM (1995), standar BSN (2006), dan standar dari PT Smothong Palm Oil nya sendiri.

Tabel 7. Kadar asam lemak bebas CPO produksi bulan Juli-Agustus 2014

Bulan Kadar ALB CPO (%)

Juli 2014 3,74

Agustus 2014 3,30

Rata-rata 3,52

Hasil data dilanjutkan dengan uji t menggunakan Microsoft Excel untuk menentukan dua sumber tandan buah dapat dinyatakan berbeda nyata atau tidak.Uji t menggunakan taraf signifikansi 5%.Berdasarkan uji t, nilai P yang didapat sebesar 0,349559. Dikarenakan nilai tersebut lebih besar dari nilai taraf signifikansi (0,35> 0,05), maka kadar asam lemak bebas dari tandan buah plantation dan tandan buah ramp tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan perbedaan sumber tandan buah segar tidak mempengaruhi kadar asam lemak bebas secara signifikan.

2. DOBI (deterioration of bleachability of index)

(22)

12

Tabel 8.Nilai DOBI dari dua sumber tandan buah segar

Sampel DOBI

P value

Plantation 2,75 ± 0,20 0,78

Ramp 2,70 ± 0,28

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

Uji t dengan 2-tailed

Rendahnya nilai DOBI dapat diakibatkan proses oksidasi yang terjadi sejak panen (Pahan 2008). Proses oksidasi akan terbentuk akibat tandan buah segar yangmengalami proses transportasi sebelum disimpan dan diolah. Jika dibandingkan dengan hasil DOBI pada CPO hasil produksi industri di bulan Juli-Agustus 2014 yang disajikan pada Tabel 9, nilai DOBI pada CPO terlihat lebih rendah. Hal ini dikarenakan proses-proses seperti ekstraksi dan pemurnian yang menggunakan suhu tinggi yang menyebabkan rusak karotenoid sehingga nilai DOBI rendah. Jika dibandingkan dengan standar Malaysian Standards (2007) yang minimal 2,3 dan standar dari PT Smothong Palm Oil Company yang minimal 2,1; maka nilai DOBI pada CPO telah memenuhi standar. Sedangkan menurut standar PORIM (1995) yang minimal 2,7; nilai DOBI pada CPO tidak memenuhi standar. Sedangkan untuk nilai DOBI dari ekstrak sawit baik dari plantation maupun ramp, nilai DOBI tersebut memenuhi ketiga standar di atas. Menurut Pahan (2008), nilai DOBI minyak sawit dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: CPO, maka harga jual CPO di pasaran domestik dan internasional dapat diterima dengan nilai yang tinggi juga. Maka dari itu, nilai DOBI harus dikontrol dengan baik.

Tabel 9. Nilai DOBI pada CPO produksi bulan Juli-Agustus 2014

Bulan DOBI pada CPO

Juli 2014 2,52

Agustus 2014 2,48

(23)

13

Hasil uji t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai P lebih besar dari nilai taraf signifikansi (0,78> 0,05) sehingga DOBI dari tandan buah plantation dan tandan buah ramp tidak berbeda nyata. Jadi, perbedaan sumber tandan buah segar tidak mempengaruhi nilai DOBI secara signifikan.

3. Kadar beta karoten

Warna merah pekat yang muncul pada CPO disebabkan oleh kandungan komponen karotenoidnya yang tinggi, terutama beta karoten. Beta karoten mempunyai fungsi yang bersifat nutritif, antara lain sebagai sumber vitamin A dan sebagai antioksidan (Ooi et al 1986). Hasil kadar beta karoten dari dua sumber tandan buah ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10.Kadar beta karoten dari dua sumber tandan buah segar

Sampel Kadar Beta Karoten (ppm)

P value

Plantation 432 ± 34,92 0,41

Ramp 413 ± 32,87

Ket:

Hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari limahari (repeatability)

Uji t dengan 2-tailed

Molekul Beta karoten mempunyai struktur ikatan rangkap yang menyebabkan molekul ini mudah teroksidasi ketika terkena udara. Bila teroksidasi, aktivitas beta karoten akan menurun karena terjadinya perubahan isomer dari trans menjadi cis pada struktur beta karoten (Iwasaki dan Murakhosi 1992). Rusaknya Beta karoten akan mempengaruhi nilai DOBI pada minyak juga. Rusaknya Beta karoten dapat menghasilkan produksi oksidasi sekunder berupa senyawa yang berwarna kecoklat-coklatan yang dapat menyulitkan proses pemutihan minyak (Eskin 1979). Sulitnya proses pemuthihan minyak digambarkan dengan nilai DOBI.Tingginya nilai Standar Deviasi pada percobaan disebabkan kurangnya pengulangan pada tiap sampel. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahan acak pada percobaan.

(24)

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perbedaan sumber TBSdi PT Smothong Palm Oil Company tidak berpengaruh terhadap kualitas ekstrak sawit yang dihasilkan (berdasarkan kadar asam lemak bebas, nilai DOBI, dan kadar beta karoten) serta hasil samping proses sterilisasi dan perontokan (berdasarkan oil loss pada kondensat dan TBK serta persentase tandan kosong).Berdasarkan hasil, proses pengolahan tandan buah plantation menghasilkan ekstrak sawit dengan kadar asam lemak bebas berkisar 2,02%; nilai DOBI berkisar 2,75; dan kadar beta karoten sebesar 432 ppm. Sedangkan proses pengolahan tandan buah ramp menghasilkan ekstrak sawit dengan kadar asam lemak bebas sebesar 2,32%; nilai DOBI sebesar 2,70; dan kadar beta karoten sebesar 413 ppm. Berdasarkan hasil uji efisiensi proses sterilisasi dan perontokan, pengolahan tandan buah plantation menghasilkan oil loss pada air kondensat berkisar 0,58 kg minyak kondensat/100 kg TBS dan oil loss pada TBK sebesar 2,56 kg minyak kondensat/100 kg TBS, sedangkan pengolahan tandan buah ramp menghasilkan oil loss pada air kondensat berkisar 0,87 kg minyak kondensat/100 kg TBSdan oil loss pada TBK sebesar 2,49 kg minyak kondensat/100 kg TBS. Hasil ini menunjukkan jumlah kehilangan minyak selama proses sterilisasi dan perontokan dari pengolahan plantation dan ramp berturut-turut sebesar 3,14% dan 3,36% (total dari oil loss pada kondensat dan TBK). Pada analisis tandan buah kosong uncooking dan younger, pengolahan tandan buah plantation menghasilkan persentase tandan uncooking berkisar 0,26% dan persentase tandan younger sebesar 0,29%; sedangkan pengolahan tandan buah ramp menghasilkan persentase tandan uncooking berkisar 0,33% dan persentase tandan younger sebesar 0,80%. Tingginya nilai Standar Deviasi pada tiap percobaan disebabkan kurangnya pengulangan pada tiap sampel.

Saran

(25)

15

DAFTAR PUSTAKA

AOCS Official Method. 2009. Aa 4-38 Oil

Chavalparit O. 2006. Clean Technology for the Crude Palm Oil Industry in Thailand [Thesis]. Dutch: Wageningen University.

Cen H, He Y. 2007.Theory and Application of Near Infrared Reflectance Spectroscopy in Determination of Food Quality. China: College of Biosystems Engineering and Food Science, Zhejiang Universtiy.

Department of Industrial Works (DIW). (2006). Management Information System (MIS) Guideline for Eco-Efficiency Palm Oil Industry.

Edem DO. 2002. Palm Oil: Biochemical, Physiological, Nutritional, Hematological, and Toxicological Aspect: A Review. Plant Foods for Human Nutrition 57: 319-341.

Eskin NAM. 1979. Plant Pigments, Flavors, and Textures: The Chemistry and Biochemistry of Selected Compounds. New York: Academic Press.

FAO.(2012). OECD-FAO Agricultural outlook 2012-2021, OECD Publishing and FAO. Available at: www.dx.doi.org/10.1787/agr_outlook-2012-en [07-07-2014].

FAO. 2014. Statistics of Rankings Commodities by Country (Internet) Faostat3-gateway/go/to/browse/rankings/commodities_by_country [14-10-2014]. Giyanto, Gaol AL, dan Simbolon W. 2011. Pengaruh panjang tankgkai tandan

buah segar (TBS) terhadap kehilangan minyak pada tandan kosong. Jurnal Penelitian STIPAP 2(1): 28-35.

Giyanto, Pradifta IU, dan Rambe RA. 2013. Perbandingan efektivitas kinerja vertical sterilizer dan tipper ball sterilizer terhadao losses minyak di air kondensat dan janjang kosong. Jurnal Penelitian STIPAP 4(2):55-68.

Gunstone, F. (2011).ed. Vegetable Oils in Food

Technology:Composition,properties and Uses. 2nd Edition. Electronic book: Blackwell Publishing.

Iwasaki R, Murakoshi M. 1992. Palm oil yields carotene for world markets. Oleo Chemical INFORM 3 (2) : 210-217.

Ketaren S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta: UI-Press.

Malaysian Standards 814 (2007) (English): PALM OIL – SPECIFICATION (SECOND REVISION) Determination of Deterioration of Bleachability Index (DOBI)

Ooi CK, Choo YM, Yap SC, and Ma AN. 1996.Refining of red palm oil. Elaeis 8 (1) : 20-28.

(26)

16

Pahan I. 2008.Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisinis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

[PORIM] Palm Oil Research Institute of Malaysia. 1995. PORIM Test Methods. Malaysia: The Palm Oil Refiners Associations of Malaysia (PORAM). Rahman ZAB & Mamat R. 2001. Fully stripped bunches in palm oil mills

(Internet). http://www.mpob.gov.my/tot/tt111.pdf [16-10-2014].

Rohani MZ. 2006. Centre of Lipids Engineering and Apllied Research (CLEAR) [thesis]. Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia.

Siew WL. 2000. Analysis of Palm and Palm Kernel Oils. In: Basiron Y, Jalani BS, Chan KW (eds). Advances in Oil Palm Research.Kuala Lumpur: Malaysian Palm Oil Board.

Sivasothy, K. Advances in Oil Palm Research, Vol 1, 747, Y. Basiron, B.S. Jalani, and K.W. Chan (eds) , Malaysian Palm Oil Board, Kuala Lumpur) (2000). Tincliffe, H. & Webber, D. (2012). Orangutans, deforestation and the problem of palm oil. The Chemical Engineer, (858), 24-25. (Koh and Wilclove 2007). Sivasothy, K., Shafil, A.F. and Lim, N.B.H. Analysis of the steam consumption

during sterilization., Workshop on recent developments in palm oil milling

technology and pollution control, Kuala Lumpur, p. 19, Malaysian Palm

(27)

17

RIWAYAT HIDUP

Aulia Rizky Elvandra lahir pada tanggal 6 Januari 1993 di Padang, Provinsi Sumatera Barat dari pasangan H. Ir. Syailendra Abizar dan Hj. Winda Elvinta. Pada tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB.

Gambar

Tabel 1. Standar mutu CPO dan hasil samping proses sterilisasi dan perontokan
Gambar 1. Diagram Alir Percobaan
Tabel 9. Nilai DOBI pada CPO produksi bulan Juli-Agustus 2014

Referensi

Dokumen terkait

m em pert anggungjaw abkan secara jelas keberadaan sebagian milik para det eni ant ara lain berupa uang, dan barang2 lainnya yang t elah disebut para det eni dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya kerja, fasilitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan unit

Metode: Penelitian cross sectional terhadap 34 pasien (17 pasien PPOK stabil dan 17 pasien PPOK eksaserbasi akut), dilakukan pemeriksaan magnesium serum dan

Konsep dasar yang digunakan pada rancangan Pasar Tradisional adalah Ekonomis dan Hygienis,dimana hal ini menyangkut pada fungsi utama pasar tradisional sebagai

Namun bila pada pasien telah terjadi komplikasi, adanya penyakit kronis lain yang sulit dan pasien dengan daya tahan tubuh menurun, yang seluruhnya membutuhkan penanganan lebih

mampu bertahan melalui perkembangan jaman sehingga menarik perhatian investor dan peminat bisnis. Menurut registrasi penduduk Kota Denpasar sesuai dengan hasil sensus

Bagi ilmu pengetahuan : untuk mengetahui hubungan antara kadar magnesium serum pada pasien – pasien dengan PPOK stabil dan pasien – pasien dengan PPOK

Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang