• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TINGGI

PUFA

TERHADAP

KONSENTRASI MALONDIALDEHYDE INDUK, BOBOT LAHIR DAN

MORTALITAS ANAK DOMBA

AFI YULIAN PUTRA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AFI YULIAN PUTRA. Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba. Dibimbing Oleh KUKUH BUDI SATOTO dan LILIS KHOTIJAH

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sumber antioksidan terhadap konsentrasi Malondialdehyde darah induk dan penampilan induk akhir kebuntingan yang diberi pakan ransum kaya PUFA dengan suplementasi antioksidan dan tanpa antioksidan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah: P0: ransum tanpa antioksidan, P1: P0 + vitamin E 500 ppm, P2: P0 + ekstrak teh hitam 500 ppm. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, konsumsi zat makanan, pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk, bobot lahir anak dan mortalitas anak saat lahir. Data dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi antioksidan ekstrak daun teh hitam lebih efektif untuk menurunkan konsentrasi malondialdehyde darah induk domba dibandingkan suplementasi vitamin E. Penambahan antioksidan tidak mempengaruhi konsumsi zat makanan, pertambahan bobot badan harian, efisiensi penggunaan pakan dan bobot lahir anak domba.

Kata kunci : antioksidan, domba, malondialdehyde (MDA), vitamin E, ekstrak teh hitam

ABSTRACT

AFI YULIAN PUTRA. Effect of suplementation antioxidant in the high PUFA rations on the concentration of mother malondialdehyde, lamb birth weight and lambs mortality. Supervised by KUKUH BUDI SATOTO and LILIS KHOTIJAH.

This research was conducted to compare the sources of antioxidants on the concentrations of mother malondialdehyde and the appearance of late gestation mother that rations high PUFA with antioxidant and without antioxidant supplementation. This research used completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replicates. Treatments that been used were P0 without antioxidant, P1: P0 + vitamin E 500 ppm, and P2: P0 + black tea extract 500 ppm. Parameters observed is the concentration of mother malondialdehyde, nutrient intake, daily body weight gain, feed efficiency, lambs birth weight and mortalitity lambs. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), if means were significantly different it would be further tested by Duncan multiple range test. Result showed that the suplementation of black tea extract is more effective than vitamin E to decrease the concentration of mother malondialdehyde. The suplementation of antioxidant did not affect to nutrient intake , daily body weight gain , feed efficiency and lambs birth weight.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PENGARUH ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TINGGI

PUFA

TERHADAP

KONSENTRASI MALONDIALDEHYDE INDUK, BOBOT LAHIR DAN

MORTALITAS ANAK DOMBA

AFI YULIAN PUTRA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengaruh Antioksidan Dalam Ransum Tinggi PUFA Terhadap Konsentrasi Malondialdehyde Induk, Bobot Lahir Dan Mortalitas Anak Domba

Nama : Afi Yulian Putra NIM : D24090144

Disetujui oleh

Ir Kukuh Budi Satoto MS Pembimbing I

Dr Ir Lilis Khotijah MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti MSi Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga bulan November 2013 dengan tema pengaruh antioksidan dalam ransum tinggi PUFA terhadap konsentrasi malondialdehyde induk, bobot lahir dan mortalitas anak domba. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan manfaat antioksidan dalam ransum kaya asam lemak tak jenuh. Manfaat antioksidan sendiri adalah sebagai senyawa penangkal radikal bebas dan menjaga stabilitas asam lemak tidak jenuh. Hal itu dilakukan penulis karena belum optimalnya pemanfaatan asam lemak tidak jenuh dalam tubuh induk domba. Karena itu dilakukan upaya dengan penambahan antioksidan dalam ransum kaya asam lemak tak jenuh untuk menjaga stabilitas asam lemak tidak jenuh dalam ransum dan tubuh induk domba sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan kualitas pakan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi, wawasan maupun sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 2

Bahan 2

Alat 3

Lokasi dan Waktu 3

Prosedur 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Malondialdehyde (MDA) Darah Induk Domba 5

Konsumsi Zat Makanan 6

Pertambahan Bobot Badan Harian dan Efisiensi Penggunaan Pakan 8

Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Saat Lahir 9

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 18

(11)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi konsentrat perlakuan 2

2 Komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan (%BK) 2 3 Rataan malondialdehyde (MDA) induk tiap fase pengamatan 5 4 Rataan konsumsi bahan kering induk akhir kebuntingan 6 5 Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan 7 6 Rataan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan

induk akhir kebuntingan 9

7 Rataan bobot lahir dan mortalitas anak saat lahir 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba sebelum

perlakuan 14

2 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba akhir

kebuntingan 14

3 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba laktasi 14 4 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba penyapihan 14 5 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) konsentrat 14 6 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) hijauan 14 7 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) total 15 8 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) hijauan 15 9 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) konsentrat 15 10 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) total 15 11 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) hijauan 15 12 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) konsentrat 15 13 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) total 15 14 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) hijauan 16 15 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) konsentrat 16 16 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) total 16

17 Sidik ragam konsumsi Beta-N hijauan 16

18 Sidik ragam konsumsi Beta-N konsentrat 16

19 Sidik ragam konsumsi Beta-N total 16

20 Sidik ragam konsumsi TDN hijauan 16

21 Sidik ragam konsumsi TDN konsentrat 17

22 Sidik ragam konsumsi TDN total 17

23 Sidik ragam pertambahan bobot badan (PBB) 17

24 Sidik ragam efisiensi penggunaan 17

25 Sidik ragam bobot lahir anak per induk 17

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Domba pada fase kebuntingan membutuhkan lebih banyak energi untuk hidup pokok, perkembangan fetus dan sebagai cadangan energi saat melahirkan. Menurut NRC (2007), kebutuhan energi domba pada fase akhir kebuntingan adalah 1.5 kali hidup pokok. Konsumsi pakan pada fase kebuntingan dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah fetus yang ada dalam perut induk. Semakin bertambah ukuran fetus dalam perut induk domba mengakibatkan ukuran rongga perut semakin mengecil sehingga konsumsi pakan menjadi rendah (Ramsey et al. 1994). Konsumsi pakan yang rendah mengakibatkan rendahnya zat makanan dan energi yang dikonsumsi induk sehingga sering terjadi neraca energi yang negatif atau kekurangan energi.

Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan energi dalam pakan adalah dengan penambahan lemak. Salah satu sumber lemak adalah minyak biji bunga matahari. Penelitian yang dilakukan oleh Khotijah et al. (2013), pemberian minyak biji bunga matahari hingga 6% dapat memperbaiki performa reproduksi induk domba, namun tingkat mortalitas anak domba saat lahir dan pra sapih masih cukup tinggi. Hal ini diduga karena asam lemak tidak jenuh dalam tubuh induk belum dapat dimanfaatkan dengan optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Capper et al. (2005), suplementasi vitamin E dalam ransum tinggi PUFA dapat meningkatkan bobot lahir anak domba. Fungsi utama dari vitamin E sebagai antioksidan larut lemak yaitu untuk mencegah peroksidasi lemak di membran sel (Wang dan Quin 1999), khususnya selama pertumbuhan sel pada fetus dan ternak yang baru lahir (Capper et al. 2005). Penggunaan lemak yang terlalu tinggi dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya peroksidasi lipid akibat tidak stabilnya asam lemak yang ada didalam tubuh. Untuk mengurangi pengaruh negatif peroksidasi lipid maka perlu ditambahkan antioksidan dalam pakan yang tinggi kandungan asam lemak.

Antioksidan dimanfaatkan untuk menjaga dan memelihara stabilitas asam lemak yang ada didalam tubuh sehingga dapat mengurangi pengaruh negatif akibat radikal bebas. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam tanaman seperti daun teh hitam. Selain itu juga antioksidan dapat diperoleh melalui sintesis kimia seperti vitamin E. Mekanisme kerja antioksidan adalah dengan cara melindungi asam lemak tidak jenuh dari reaksi oksidatif dengan atom H yang bebas sehingga pemanfaatan asam lemak tidak jenuh dapat dioptimalkan (Murray et al. 1993). Penambahan antioksidan dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi oksidatif asam lemak tidak jenuh dalam tubuh. Reaksi tersebut menghasilkan produk akhir beracun seperti malondialdehyde (MDA) (Kose dan Dogan 1997). Pengukuran konsentrasi malondialdehyde merupakan cara pengukuran aktivitas radikal bebas secara tidak langsung, sebab yang diukur adalah produk dari reaksi radikal bebas bukan pengukuran radikal bebas secara langsung (Edyson 2002).

(14)

2

METODE PENELITIAN

Bahan

Ternak Percobaan

Penelitian ini menggunakan 12 ekor domba garut bunting beranak kedua dengan umur kebuntingan sekitar 3-4 bulan. Ternak dikandangkan secara individu dan dipelihara selama 5 bulan.

Pakan dan Air Minum

Pakan yang diberikan berupa hijauan Brachiara humidicola sebanyak 1 kg dan konsentrat secara adlibitum. Konsentrat perlakuan disusun dengan kadar protein 16% dan TDN 81-82%. Pakan diberikan secara terpisah antara konsentrat dan hijauan.

Tabel 2 Komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan (%BK)

Zat Makanan Konsentrat Hijauan

(15)

3 dan sore hari pukul 16.00 WIB. Air minum diberikan secara adlibitum. Komposisi bahan pakan konsentrat yang digunakan dalam penelitian dicantumkan pada Tabel 1 serta komposisi zat makanan konsentrat dan hijauan pada Tabel 2.

Alat

Kandang yang digunakan adalah 12 kandang individu yang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Peralatan yang digunakan adalah timbangan digital kapasitas 5 kg, timbangan digital kapasitas 120 kg, spoit 5 ml, tabung venojeck, sentrifuge dan tabung microcube 1.5 ml.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai November 2013 di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Kandang B Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Prosedur

Pengumpulan Sampel Darah Induk

Pengambilan darah dilakukan pada saat sebelum perlakuan, menjelang kelahiran, awal laktasi dan saat penyapihan. Pengambilan sampel darah induk dilakukan dengan menggunakan spoit steril 5 ml dan diambil pada bagian pembuluh darah vena jugularis di leher domba. Setelah diambil, darah dimasukkan ke dalam tabung venojeck lalu disentrifuge selama 15 menit untuk mendapatkan serum darah. Setelah disentrifuge, serum darah dimasukkan ke dalam tabung microcube ukuran 1.5 ml dan dibekukan dalam freezer untuk dianalisis konsentrasi malondialdehyde.

Pengukuran Kadar Malondialdehyde

Prinsip metode ini berdasarkan kemampuan pembentukan komplek berwarna merah jambu antara MDA dan asam tiobarbutirat (TBA) (Capeyron et al. 2002). Pertama-tama 0.25 ml serum darah induk domba dicampurkan kedalam 2 ml larutan campuran (HCL pekat 2.25 ml + TCA 15 g + TBA 0.38 g + aquades 100 ml). Setelah dicampur larutan diinkubasi dalam oven 80 0C selama satu jam, lalu didinginkan. Setelah itu campuran tersebut disentrifuge dengan kekuatan 3000 rpm selama 5 menit hingga menghasilkan supernatan. Lalu supernatan dibaca menggunakan spectrofotometer dengan panjang gelombang 532 nm (Rice dan Anthony 1991).

MDA (µmol g-1) = A µmol g-1 50 µL x 7.5 ml 1.25 g (bb)

A : Kadar MDA yang diperoleh dari persamaan regresi kurva standar

Ekstraksi Daun Teh Hitam

(16)

4

hasil saringan dievaporasi sehingga diperoleh ekstrak daun teh hitam (BPOM, 2004).

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk, konsumsi bahan kering induk, konsumsi zat makanan induk, pertambahan bobot badan induk, efisiensi penggunaan pakan induk, mortalitas anak domba saat lahir dan bobot lahir.

Konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk. Peubah ini diperoleh dengan melakukan analisis serum darah di Laboratorium Fisiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Konsumsi bahan kering (BK) induk. Peubah inidihitung dengan menggunakan rumus KBK = Konsumsi pakan (g) x % Bahan kering pakan.

Konsumsi zat makanan induk. Peubah ini dihitung dengan menggunakan rumus :

KPK = Konsumsi bahan kering (g) x % Protein kasar pakan KLK = Konsumsi bahan kering (g) x % Lemak kasar pakan KSK = Konsumsi bahan kering (g) x % Serat kasar pakan KBETA-N = Konsumsi bahan kering (g) x % Beta-N pakan KTDN = Konsumsi bahan kering (g) x % TDN pakan

Pertambahan bobot badan (PBB) induk. Peubah ini diperoleh dengan menghitung selisih bobot minggu ke-i (kg) – bobot minggu sebelumnya (kg). Penimbangan dilakukan setiap satu minggu.

Efisiensi penggunaan pakan induk. Peubah ini diperoleh dengan membagi pertambahan bobot badan dengan konsumsi bahan kering yang diperoleh selama penelitian.

Efisiensi = PBB (kg) / Konsumsi BK (kg)

Mortalitas anak domba saat lahir

Mortalitas (%) : jumlah anak domba yang mati x 100% jumlah anak domba yang dilahirkan

Bobot lahir anak. Peubah ini diperoleh dengan menimbang bobot anak domba sesaat setelah dilahirkan.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan 3 ransum dengan kadar asam lemak tak jenuh 6% dan masing-masing mengandung sumber antioksidan berbeda.

P0 : Ransum 6% minyak biji bunga matahari tanpa antioksidan P1 : P0 + Vitamin E 500 ppm

(17)

5 Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993)

Yij = μ+ τi + ɛij

Keterangan : Yij : respon pengamatan pada ransum ke-i dan ulangan ke-j μ : rataan umum pengamatan

Τi :pengaruh pemberian ransum (i = 1, 2, 3)

ɛij :pengaruh galat ransum ke-i dan ulangan ke-j (j = 1, 2,3,4)

Data konsentrasi malondialdehyde, konsumsi bahan kering, konsumsi zat makanan, efisiensi penggunaan pakan, pertambahan bobot badan dan bobot lahir anak yang diperoleh dari penelitian dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan bila terjadi perbedaan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penilaian mortalitas anak domba saat lahir dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Malondialdehyde (MDA) Darah Induk Domba

Konsentrasi malondialdehyde (MDA) dapat menggambarkan reaksi oksidasi yang terjadi di dalam tubuh akibat kandungan asam lemak yang tinggi. Malondialdehyde merupakan salah satu produk akhir beracun hasil dari reaksi peroksidasi lipid (Kose dan Dogan 1997). Rataan konsentrasi malondialdehyde darah induk disajikan secara lengkap dalam Tabel 3.

Tabel 3 Rataan konsentrasi malondialdehyde (MDA) induk tiap fase pengamatan

Fase pengamatan Perlakuan

Ket :P0 : ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 : P0 + Vitamin E500 ppm, P2 : P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Berdasarkan hasil analisis statistik konsentrasi malondialdehyde tidak berbeda nyata (P>0.05), meskipun demikian ada kecenderungan terjadi penurunan konsentrasi malondialdehyde dalam darah induk (P<0.10) pada fase laktasi dengan perlakuan ekstrak daun teh hitam. Hal ini menunjukkan jika senyawa antioksidan dalam ekstrak daun teh hitam cukup efektif untuk mengurangi reaksi oksidatif dalam tubuh domba.

(18)

6

18.2% saat penyapihan. Penelitian Mylene et al. (2010) menunjukkan jika pemberian pemberian kombinasi vitamin E – ekstrak tanaman kaya polyphenol (PERP) dalam ransum kaya PUFA pada sapi menurunkan konsentrasi malondialdehyde pada daging sapi sebesar 65.5% dan sebesar 72.4%. Penelitian yang dilakukan oleh Dorota et al. (2004) menunjukkan jika ekstrak daun teh hitam yang digunakan sebagai antioksidan mengurangi konsentrasi radikal bebas dalam darah. Penelitian yang dilakukan oleh Kuribayashi et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian antioksidan dapat mengurangi kadar MDA dan kerusakan pembuluh darah pada kelinci akibat stres oksidatif yang diinduksi dengan kortikosteroid.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Duygu et al. (2011), rataan konsentrasi malondialdehyde domba kontrol sebesar 0.149 mg 100ml-1. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Bijan et al. (2012) rataan konsentrasi malondialdehyde pada domba kontrol adalah 0.046 mg 100ml-1. Kedua hasil itu lebih rendah dari konsentrasi malondialdehyde domba kontrol dalam penelitian ini yaitu sebesar 0.872 mg 100ml-1. Konsentrasi malondialdehyde tiap ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, suhu, pakan dan metode pengukuran. Menurut NRC (2007), penggunaan vitamin E dalam ransum adalah 0.0008 g kg-1 bobot badan hingga 0.0041 g kg-1 bobot badan. Dalam penelitian ini digunakan vitamin E sebanyak 500 ppm atau 0.6 g kg-1 bobot badan. Dalam penelitian Arnas (2009), pada mencit yang diinokulasi dengan Salmonella typhimurium pemberian seduhan daun teh hitam sebanyak 48 mg hari-1. Dalam penelitian ini digunakan ekstrak daun teh hitam sebanyak 1.5 g kg-1.

Konsumsi Zat Makanan

Konsumsi Bahan Kering (BK)

Konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh faktor bau, rasa, tekstur, suhu dan juga bahan penyusun ransum. Rataan konsumsi bahan kering induk akhir kebuntingan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Rataan konsumsi bahan kering induk akhir kebuntingan

Peubah Perlakuan

P0 P1 P2

Hijauan (g ekor-1hari-1) 194.75 ± 73.36 170.62 ± 49.30 163.65 ± 37.89 Konsentrat (g ekor-1hari-1) 593.90 ± 31.15 598.32 ± 28.02 635.32 ± 29.21 Total (g ekor-1hari-1) 788.65 ± 76.47 768.95 ± 45.00 798.98 ± 65.91

Ket: P0 = ransum perlakuan dengan kadarminyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2 = P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

(19)

7 Konsumsi zat makanan dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering ransum, karena zat makanan merupakan komposisi penyusun bahan kering ransum. Secara umum konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0.05). Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan disajikan secara lengkap dalam Tabel 5.

Tabel 5 Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan

Peubah Perlakuan

Ket: P0 = ransum perlakuan dengan kadarminyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2 = P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm. TDN : total digestible nutrient, BETA-N : bahan ekstrak tanpa nitrogen.

Konsumsi Protein Kasar (PK)

Dalam penelitian Kuswandi et al. (2001), perlakuan antioksidan Zn-probiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi protein kasar domba. Konsumsi protein kasar domba dengan perlakuan penambahan antioksidan dalam penelitian ini berkisar antara 118.19 – 125.72 g ekor-1hari-1dan untuk perlakuan kontrol adalah 120.70 g ekor-1hari-1 (Tabel 5). Hasil ini masih lebih rendah dari standar yang ditetapkan NRC (2007), yaitu konsumsi protein kasar domba bunting dengan pertambahan bobot badan 134-159 g ekor-1hari -1

adalah 150 - 159 g ekor-1hari-1. Hasil yang lebih rendah dari standar NRC ini karena perbedaan kandungan protein kasar dalam ransum yang dikonsumsi domba. Mathius (1995) menyatakan bahwa rataan konsumsi protein kasar domba dipengaruhi oleh kandungan protein ransum.

Konsumsi Lemak Kasar (LK)

(20)

8

antioksidan Zn-probiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi lemak kasar domba. Konsumsi lemak kasar pada penelitian ini berkisar antara 87.35 – 95.46 g ekor-1hari-1 (Tabel 5). Dalam penelitian Mahesti (2009), konsumsi lemak kasar domba lokal adalah 13.74 g ekor-1hari-1. Hasil yang lebih tinggi dari hasil yang didapat oleh Mahesti (2009) karena kandungan lemak dalam ransum penelitian ini lebih tinggi dengan adanya penambahan minyak biji bunga matahari.

Konsumsi Serat Kasar (SK)

Hasil konsumsi serat kasar induk akhir kebuntingan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapat oleh Kuswandi et al. (2001), perlakuan antioksidan Zn-probiotik + organik dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi serat kasar domba. Konsumsi serat kasar dalam penelitian ini berkisar antara 129.88 – 137.82 g ekor-1hari-1 (Tabel 5) atau 16.89 – 17.47 % BK ransum. Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan serat kasar domba menurut Hermawan (2009) yaitu 18% BK ransum. Serat kasar merupakan salah satu komponen karbohidrat dan sumber energi bagi ternak. Dengan adanya penambahan lemak dari minyak biji bunga matahari dalam ransum diduga menurunkan konsumsi serat kasar domba. Menurut Parakkasi (1999), konsumsi hijauan induk domba akan menurun dengan adanya energi dari penambahan lemak dalam ransum.

Konsumsi Beta-N

Konsumsi Beta-N yang tidak berbeda nyata antar perlakuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasiu et al. (2013) yaitu suplementasi vitamin E hingga 400 mg kg-1 bahan kering pakan tidak berpengaruh terhadap konsumsi Beta-N kambing bligon. Konsumsi Beta-N akhir kebuntingan dalam penelitian ini berkisar antara 355.15 – 382.29 g ekor-1 hari-1 (Tabel 5). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahesti (2009), konsumsi Beta-N domba lokal adalah 310.35 g ekor-1 hari-1.

Konsumsi TDN

Hasil analisis statistik menunjukkan jika konsumsi TDN tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0.05). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Yustendi et al. (2013) bahwa konsumsi TDN kambing jantan peranakan etawah yang diberi penambahan antioksidan dari tepung daun katuk hingga 15% tidak berbeda nyata antar perlakuan. Konsumsi TDN dalam penelitian ini berkisar antara 573.98 – 596.78 g ekor-1 hari-1 (Tabel 5). Menurut NRC (2007), konsumsi TDN domba bunting dengan pertambahan bobot badan 134 – 159 g ekor-1hari-1adalah 1114 g ekor-1hari-1.

Pertambahan Bobot Badan Harian dan Efisiensi Penggunaan Pakan

Pertambahan Bobot Badan Harian

(21)

9 Tabel 6 Rataan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi

penggunaan pakan induk akhir kebuntingan

Ket : P0 = ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2 = P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Berdasarkan hasil analisis statistik pertambahan bobot badan tidak berbeda nyata (P>0.05). Nilai pertambahan bobot badan domba dalam penelitian ini berkisar antara 140.13 - 157.29 g ekor-1 hari-1 (Tabel 6). Penelitian yang dilakukan oleh Akhadiarto dan Rofiq (2008), pertambahan bobot badan harian induk domba bunting yang diberikan perlakuan penambahan tepung kunyit 0.75% adalah 70 – 90 g ekor-1hari-1. Hasil pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dalam peneliian ini diduga karena adanya pengaruh dari pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam tubuh induk serta pengaruh genetik dari domba yang digunakan. Sitepu (2011) menyatakan jika pertambahan bobot badan induk fase bunting dipengaruhi oleh keberadaan fetus dalam tubuh induk.

Efisiensi Penggunaan Pakan

Nilai efisiensi penggunaan pakan digunakan untuk mengetahui seberapa banyak makanan yang digunakan ternak untuk menghasilkan suatu produk. Semakin tinggi nilai efisiensi penggunaan pakan berarti semakin efisien pakan yang digunakan untuk menghasikan produk oleh ternak.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan induk akhir kebuntingan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hasil efisiensi pakan dengan perlakuan antioksidan dalam penelitian ini adalah 0.18 – 0.21 dan perlakuan tanpa antioksidan adalah 0.20 (Tabel 6). Penambahan antioksidan dalam ransum belum dapat memberikan efek yang baik terhadap efisiensi pakan dalam ransum. Hal ini diduga karena penambahan antioksidan tidak mempengaruhi pertambahan bobot badan harian dan konsumsi bahan kering induk. Besarnya nilai efisiensi pakan dipengaruhi oleh nilai pertambahan bobot badan harian dan konsumsi bahan kering induk, sehingga jika nilai pertambahan bobot badan harian dan konsumsi bahan kering tidak berbeda antar perlakuan maka nilai efisiensi pakan tidak akan berbeda antar perlakuan.

Bobot Lahir dan Mortalitas Anak Saat Lahir

(22)

10

Tabel 7 Rataan bobot lahir dan mortalitas anak saat lahir

Peubah Perlakuan

Ket : P0 =ransum perlakuan dengan kadar minyak biji bunga matahari 6%, P1 = P0 + Vitamin E 500 ppm, P2 = P0 + ekstrak daun teh hitam 500 ppm.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan antioksidan tidak mempengaruhi bobot lahir anak. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Capper et al. (2005) suplementasi vitamin E sebanyak 500 ppm dalam ransum yang mengandung asam lemak mempengaruhi bobot lahir anak domba. Efek pemberian antioksidan dalam ransum induk dapat memperbaiki sistem imun induk selama kebuntingan yang menunjang pertumbuhan fetus sehingga dapat meningkatkan bobot lahir anak domba (Capper et al. 2005). Hasil bobot lahir yang tidak berbeda nyata dalam penelitian ini diduga karena ransum kontrol mengandung asam lemak tidak jenuh rantai panjang yang dapat meningkatkan bobot lahir anak walaupun tanpa antioksidan. Rooke et al. (2001), menyatakan bahwa suplementasi asam lemak tidak jenuh rantai panjang dalam pakan induk meningkatkan bobot lahir anak pada ternak.

Pada perlakuan penambahan antioksidan terjadi peningkatan mortalitas dibandingkan perlakuan kontrol. Mortalitas yang terjadi dalam penelitian ini diduga karena tingginya jumlah anak sekelahiran atau anak kembar sehingga menurunkan bobot lahir anak yang menyebabkan kemampuan hidup anak menurun. Lubis et al. (1995), menyatakan bahwa mortalitas anak domba kembar dua atau lebih pada domba prolifik lokal sebesar 60%. Berbeda dengan penelitian Dian (2007), yang menyatakan terjadi penurunan mortalitas pada anak mencit yang diberikan perlakuan penambahan ampas kunyit yang mengandung antioksidan dibandingkan dengan perlakuan tanpa antioksidan. Mortalitas dalam penelitian ini berkisar antara 8.3% - 25%. Hasil yang didapat dalam penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian yang didapat oleh Adiyati dan Subandriyo (2007) yaitu mortalitas anak domba garut pada stasiun percobaan Cilebut adalah 10% - 88.9%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(23)

11

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan antioksidan yang sama tetapi dalam level pemberian yang lebih banyak untuk mengoptimalkan pemanfaatan asam lemak tidak jenuh dalam tubuh induk domba.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyati U, Subandriyo. 2007. Produktivitas domba garut pada stasiun percobaan Cilebut Bogor. Seminar Peternakan Teknologi dan Veteriner. [waktu pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak. Hal 436-440. Arnas Y. 2009. Pengaruh pemberian seduhan teh hitam (Camellia sinensis) dosis

bertingkat terhadap proliferasi limfosit mencit BALB/c yang diinokulasi Salmonella typhimurium. [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Akhadiarto S, Rofiq N. 2008. Pengaruh pemberian ransum yang mengandung

tepung kunyit terhadap pertambahan bobot badan domba induk dan bobot lahir anak. J Indon Trop Anim Agric. 33(4): 268-273.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2004. Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia 1st Ed. Jakarta (ID). Badan POM RI.

Bijan E, Mosa T, Siamak AR, Bahram DN. 2012. Evaluation of antioxidant status and oxidative stress in sheep naturally infected with babesia ovis. J Vet Parasitol. 185:124-130.

Capeyron MFM, Julien C, Eric B, Jean PC, Jean MR, Pierre B, Claude LL, Bernard D. 2002. A diet cholesterol and deficient in vit e includes lipid peroxidation but does not enhance antioxidant enzyme expression in rat liver. J Nutr Biochem. 13: 296 -301.

Capper JL, Robert GW, Eleni K, Sandra EP, Alexander MM, Liam AS. 2005. The effect of dietary vitamin E and fatty acid supplementation of pregnant and lactating ewes on placental and mammary transfer of vitamin E to the lamb. J Nutr. 93: 549-557.

Dian AC. 2007. Penambahan ampas kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum terhadap sifat reproduksi mencit putih. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Dorota M, Sabine M, Ibrahim E. 2004. The effect of ascorbic acid on total antioxidant activity of black and green teas. J Food Chem. 88: 447-451.

Duygu NSI, Cem ES, Mehmet G. 2012. The investigation of lipid peroxidation antioxidan levels and some hematological parameters in sheep naturally infested with wohlfahrtia magnifica larvae. J Vet Parasitol.187:112-118. Edyson. 2002. Pengaruh pemberian kombinasi Vit C dan E terhadap

aktivitas.superoxide dismutase (SOD) dan kadar malondialdehyde (MDA) pada eritrosit rattus norvegicus galur winstar yang diinduksi L-Tiroksin [tesis]. Surabaya (ID): Univ Airlangga.

(24)

12

Khotijah L, Wiryawan KG, Setiadi MA, Astuti DA. 2013. Reproductive performance, cholesterol, and progesterone status of garut ewes fed ration containing different levels of sunflower seed oil. Proceeding of 4th International Conference on Sustainable Animal Agriculture for Developing Countries; Lanzou, China [Lanzhou, 27-31 Juli 2013]. Lanzhou (CN): Lanzhou University.

Köse K, Doğan P, Aşioğlu M, Aşioğlu O. 1997. In vitro antioxidant effect of Ginkgo biloba extract (EGb 761) on lipoperoxidation induced by hydrogen peroxide in erythrocytes of Behçet's patients. J Pharm. 75(3):253–258.

Kuribayashi M, Fujioka M, Takahashi KA, Arai Y, Ishida M, Goto T. 2010. Vitamin E prevents steroid-induced osteonecrosis in rabbits. Acta Orthopaedica. 81(1):154–60.

Kuswandi, Supriyadi, Haryanto B, Martawidjaja M, Yulistiani D. 2001. Pertumbuhan domba muda yang diberi pakan aditif. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. [waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak.

Lubis DM, M Martawidjaja, IW Mathius, B haryanto, A wilson. 1995. Studi tatalaksana pemberian pakan dan kebutuhan pakan induk domba pada fase laktasi. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian APBN. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak. Hal 168-177.

Mahesti G. 2009. Pemanfaatan protein pada domba lokal jantan dengan bobot badan dan aras pemberian pakan yang berbeda [tesis]. Semarang (ID): Univ Diponegoro.

Mathius IW. 1995. Kebutuhan energi dan protein domba induk pada fase kebuntingan dan laktasi [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mylene G, Gruffat D, Habeanu M, Parafita E, Bauchart D, Durand D. 2010. Plant

extracts combined with vitamin E in PUFA-rich diets of cull cows protect processed beef againts lipid oxydation. J Meat Sci. 85:676-683.

Murray KM, Granner DX, Mayes PA, Rodwell VW. 1993. Harpers biochemistry. 23rd edition. Connecticut (US): Appleton and Lange. 5925.

[NRC] National Research Council. 2006. Nutrient Requirement of Sheep. Washington (US): National Academy Pr.

[NRC] National Research Council. 2007. Nutrient Requirements of Small Ruminants. 1st edition. Washington (US): National Academy Pr.

Nasiu F, Yusiati LM, Supadmo. 2013. Pengaruh suplementasi vitamin E dalam ransum yang mengandung capsulated crude palm oil terhadap kandungan Poly Unsaturated Fatty Acid daging dan performa kambing bligon. Bul Petern. 37(3): 181-188.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI Pr.

Ramsey WS, Hatfield PG, Wallace JD, Southward GM. 1994. Relationships among ewe milk production and ewe, and lamb forage intake in Targhee ewes nursing single or twin lamb. J Anim Sci.:811-816.

Rice-Evans C, Anthony TD. 1991. Techniques In Free Radical Research. Elsevier. Amsterdam. (NL). Pp. 146 :202.

(25)

13 Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan

Biometrik. Penerjemah: M. Syah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Sitepu NBR. 2011. Penampilan produksi dan reproduksi calon induk domba lokal yang mendapat ransum dengan sumber energi yang berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wang X, Quinn PJ.1999. Vitamin E and its function in membranes. Prog Lipid Res. 38:309–336.

(26)

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba sebelum perlakuan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01 F 0.10 Perlakuan 2 0.010 0.005 0.500 9.552 30.816 3.006

Galat 3 0.029 0.010

Total 5 0.038

Lampiran 2 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba akhir kebuntingan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01 F 0.10 Perlakuan 2 0.000 0.00 0.010 9.552 30.816 3.006 Galat 3 0.069 0.23

Total 5 0.069

Lampiran 3 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba laktasi Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01 F0.10 Perlakuan 2 0.216 0.108 3.736 9.552 30.816 3.006

Galat 3 0.087 0.029

Total 5 0.303

Lampiran 4 Sidik ragam konsentrasi malondialdehyde darah domba penyapihan Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01 F 0.10 Perlakuan 2 0.050 0.025 0.335 9.552 30.816 3.006

Galat 3 0.150 0.075

Total 5 0.200

Lampiran 5 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 4139.005 2069.527 0.671 4.256 8.021 Galat 9 27748.507 3083.167

Total 11 31887.562

Lampiran 6 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 2130.359 1065.180 1.784 4.256 8.021 Galat 9 5373.605 597.067

(27)

15 Lampiran 7 Sidik ragam konsumsi bahan kering (BK) total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 1862.635 931.317 0.228 4.256 8.021 Galat 9 36824.057 4091.562

Total 11 38686.691

Lampiran 8 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 35.341 17.671 1.784 4.256 8.021 Galat 9 89.145 9.905

Total 11 124.482

Lampiran 9 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 204.891 102.445 1.274 4.256 8.021 Galat 9 723.758 80.418

Total 11 928.649

Lampiran 10 Sidik ragam konsumsi protein kasar (PK) total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 119.178 59.589 0.601 4.256 8.021 Galat 9 892.745 99.194

Total 11 1011.922

Lampiran 11 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 0.123 0.062 1.784 4.256 8.021

Galat 9 0.310 0.034

Total 11 0.433

Lampiran 12 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 140.994 70.497 1.056 4.256 8.021 Galat 9 600.655 66.739

Total 11 741.649

Lampiran 83 Sidik ragam konsumsi lemak kasar (LK) total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 132.941 66.470 0.989 4.256 8.021 Galat 9 605.009 67.223

(28)

16

Lampiran 14 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 234.817 117.408 1.784 4.256 8.021 Galat 9 592.300 65.811

Total 11 827.117

Lampiran 15 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 46.616 23.308 0.502 4.256 8.021

Galat 9 418.262 46.474

Total 11 464.878

Lampiran 16 Sidik ragam konsumsi serat kasar (SK) total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 138.431 69.215 0.537 4.256 8.021 Galat 9 1160.064 128.896

Total 11 1298.495

Lampiran 17 Sidik ragam konsumsi Beta-N hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 448.044 224.022 1.784 4.256 8.021 Galat 9 1130.144 125.572

Total 11 1578.189

Lampiran 18 Sidik ragam konsumsi Beta-N konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 961.356 480.678 0.525 4.256 8.021 Galat 9 8238.616 915.402

Total 11 9199.972

Lampiran 19 Sidik ragam konsumsi Beta-N total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 553.899 276.949 0.242 4.256 8.021 Galat 9 10288.288 1143.143

Total 11 10842.187

Lampiran 20 Sidik ragam konsumsi TDN hijauan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 644.434 322.217 1.784 4.256 8.021 Galat 9 1625.516 180.613

(29)

17 Lampiran 21 Sidik ragam konsumsi TDN konsentrat

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 65.616 32.808 0.009 4.256 8.021 Galat 9 32524.532 3613.837

Total 11 32590.147

Lampiran 22 Sidik ragam konsumsi TDN total

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 1112.057 556.029 0.158 4.256 8.021 Galat 9 31636.161 3515.129

Total 11 32748.218

Lampiran 23 Sidik ragam pertambahan bobot badan (PBB)

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 623.308 311.654 0.075 4.256 8.021 Galat 9 37171.273 4130.141

Total 11 37794.582

Lampiran 24 Sidik ragam efisiensi penggunaan pakan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 0.002 0.001 0.116 4.256 8.021

Galat 9 0.070 0.008

Total 11 0.072

Lampiran 25 Sidik ragam bobot lahir anak per induk

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 0.479 0.240 0.360 4.256 8.021

Galat 9 5.999 0.667

Total 11 6.478

Lampiran 26 Sidik ragam bobot lahir anak per perlakuan

Sumber Db JK KT Fhitung F 0.05 F 0.01

Perlakuan 2 0.479 0.240 0.360 4.256 8.021

Galat 9 5.999 0.667

Total 11 6.478

(30)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, provinsi Lampung pada tanggal 30 Juli 1991 dari pasangan Ayah (alm) Firmansyah Rozie dan Ibu Mujiati. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pada tahun 2006 penulis bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis diterima di IPB melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2009.

Selama masa kuliah, penulis pernah menjadi kontingen atlet sepakbola Fakultas Peternakan IPB dalam ajang Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) pada tahun 2012 dan 2013 serta menjadi kontingen atlet futsal Fakultas Peternakan pada tahun 2013. Beberapa prestasi yang pernah diraih penulis dalam bidang olahraga adalah juara 2 dan 3 sepakbola Dekan Cup 2010 dan 2014, juara 2 futsal SILASE 2010, juara 2 renang Dekan Cup 2011, juara 3 sepakbola OMI 2012, juara 1 futsal Fapet Super League 2012 dan 2013 serta juara 2 band CST 2012. Penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa daerah KEMALA (keluarga mahasiswa Lampung) dan pernah menjadi staff divisi budaya, olahraga dan seni pada tahun 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Kukuh Budi Satoto MS serta Ibu Dr Ir Lilis Khotijah MSi selaku pembimbing atas seluruh bantuan, bimbingan, perhatian dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang teramat besar kepada ayahanda tercinta (alm) Firmansyah Rozie dan juga ibunda tercinta Mujiati atas seluruh perhatian, kasih sayang, doa, dukungan dan kesabaran terhadap penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada adik-adik tercinta Fandi Oktaviansyah, Fachrezy Yuliansyah dan Fachreza Marsanda Agusta yang telah menjadi penyemangat untuk penulis.

Gambar

Tabel 5  Rataan konsumsi zat makanan induk akhir kebuntingan

Referensi

Dokumen terkait

Reason for change:  A GML 3.2 binding of the O&amp;M schemas is required for applications that wish to use the current version of GML 3.2. It is also necessary to underpin an orderly

menunjukan hasil regresi secara keseluruhan yang menjelaskan hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan, dimana didapatkan nilai R sebesar 0,776 yang menunjukkan

Hal ini berkemungkinan kerana, ciri karakteristik diri seperti kecekapan kendiri umum dan optimistik dinilai sebagai berhubungan dengan kebahagiaan namun tidak menyumbang secara

national anthem of the People’s Republic of China would be played on official occasions such as flag-raising and medal ceremonies (see also Xu 2008); and 2) Hong Kong started

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melalui kegiatan Pembelajaran daring dengan pendekatan saintifik menggunakan metode observasi, diskusi, presentasi dan model pembelajaran discovery learning peserta didik

Menu yang harus dipilih untuk1 proses pemotongan adal Proses Cutting dengan memilih Cutting. Proses akan b¢rjalan untuk menghasilkan kombinasi pola

21 Ali al- Wardi, seorang cendekiawan Syi’ah Irak dan penulis beberapa buku kontroversial, termasuk Manzilat al- ‘Aql al -Basyari (Kedudukan Akal Manusia), adalah orang