• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN (DISTANBUNHUT) KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN (DISTANBUNHUT) KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

(DISTANBUNHUT) KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015

YUDIAWAN DWI PRASETYA 20120520187

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN

KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU

TAHUN 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Disusun oleh:

Nama : Yudiawan Dwi Prasetya No. Mahasiswa : 20120520187

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dengan Judul :

PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015

Oleh :

Yudiawan Dwi Prasetya 20120520187

Telah Dipertahankan Dan Disahkan Di Depan Tim Penguji

Jurusan Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada :

Hari dan tanggal : Sabtu, 10 Desember 2016 Tempat : Ruang Ujian IP

Jam : 11.30 – 12.30

SUSUNAN TIM PENGUJI

KETUA

Drs. Suswanta, M.Si

PENGUJI I PENGUJI II

Dr. Titin Purwaningsih. S.IP., M,Si Rahmawati Husein, Ph.D Mengetahui,

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis saya, skripsi dengan judul “PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU PADA TAHUN 2015” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik itu sarjana, magister, maupun doktor oleh peneliti lain baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun di Universitas tinggi lainnya. Karya tulis ini murni gagasan dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan yang tidak sah dari pihak lain, kecuali bantuan dan arahan dari tim pembimbing. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah saya dengan disebutkan nama penggarangnya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan apabila dikemudian hari ada penyimpangan dan adanya ketidak-benaran dalam penyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan lain yang berlaku.

Yogyakarta, November 2016

Yang membuat pernyataan,

Yudiawan Dwi Prasetya

(5)

HALAMAN MOTTO

“Tidak ada kegagalan selagi kita masih mencoba dan berusaha”

-Yudiawan Dwi P.-

“Jangan pernah merasa takut dan ragu untuk mencoba sesuatu yang baru, sekalipun hal tersebut diluar zona nyamanmu”

-Anonymous-

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/ diperbuatnya”

-Ali Bin Abi Thalib-

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

-Aristoteles-

“Better to feel how hard education is at this time rather than feel the bitterness of stupidity”

-Anonymous-

“Smile is a simpleway of enjoying life”

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT. : yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua saya, Bapak Prayogo, S.Pd dan Ibu Ida Zulaeliyah, S.Pd : saya ucapkan ribuan terima kasih yang sebanyak-banyaknya, yang telah berperan besar dalam hidup saya yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi dan tak pernah lelah mendengarkan keluh-kesah saya.

3. Kakak saya, Meta Yuni Pradityas : terima kasih telah memberikan support kepada saya, baik berupa materiil maupun moral.

4. Dosen Pembimbing saya, Bapak Drs. Suswanta, M.Si : saya ucapkan banyak terima kasih telah menjadi dosen pembimbing yang sangat baik bagi saya, yang selalu membimbing, memberikan masukan-masukan, serta meluangkan waktunya.

5. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Pemerintahan UMY : terima kasih banyak telah mengajarkan saya begitu banyak ilmu baik diperkuliahan maupun dikehidupan sehari-hari.

6. Staff Pengajaran, Ibu Ning, Pak Wisnu dan Mas Wahid : terima kasih banyak karena telah membantu dalam perkuliahan sehari-hari.

7. Sahabatku Raintz (Dede, Romario, Adit, Erik, Eki, Yuda, Nelson, Dani, Yan, Ijal) : terima kasih atas suka dan duka yang selalu membantu satu sama lain yang kita alami di Kota Yogyakarta dari awal kuliah sampai saat ini, mungkin tanpa kalian kuliah di Yogyakarta tak seindah ini. Semoga pertemanan ini kelak abadi selamanya.

8. Rinda Bella Seraya : sosok wanita yang selalu mendampingi saya baik saat bahagia maupun susah, terima kasih selalu mendampingi disetiap kegiatan saya dan selalu memberi support kepada saya.

(7)

10.Teman-teman KKN 24 UMY : terima kasih banyak atas pelajaran dan pengalaman untuk bersosial dimasyarakat.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT.) atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) dengan judul “PERAN DINAS

PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU PADA TAHUN 2015”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas, serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tidaklah berlebihan bahwa penulisan skripsi ini penulis kerjakan dengan ketekunan dan telah mencurahkan segala kemampuan yang ada, namun karya ilmiah ini sangat sederhana dan mungkin masih banyak kekurangan - kekurangan. Untuk itu penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan serta penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian.

Dalam penyusunan penulisan skripsi ini, penulis tidak dapat menyelesaikan dari awal sampai akhir tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak sebagai berikut :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(9)

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP.,M,Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Suswanta, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dengan baik dan tak pernah lelah memberikan masukan – masukan dalam penyusunan skrispi ini.

5. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP.,M,Si. Selaku dosen penguji I yang selalu memberikan masukan – masukan terhadap penulisan ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Prodi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak mengajarkan dan memberikan ilmu sosial politik dan ilmu agama.

7. Seluruh Staff Pengajaran Prodi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu berbagai urusan-urusan selama perkuliahan berlangsung.

8. Bapak dan Ibuk yang tercinta yang selalu memberikan kasih sayangnya dan tidak pernah lelah untuk memberikan motivasi yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

9. Kakak saya, Meta Yuni Pradityas : terima kasih telah memberikan support kepada saya, baik berupa materiil maupun moral.

10.Segenap keluarga besar yang selalu memberikan nasehat dan support terhadap saya.

(10)

12.Rinda Bella Seraya : sosok wanita yang selalu mendampingi saya baik saat bahagia maupun susah, terima kasih selalu mendampingi disetiap kegiatan saya dan selalu memberi support kepada saya.

13.Teman-teman IP 2012 UMY : terima kasih banyak atas banyaknya bantuan yang selama ini telah diberikan selama perkuliahan.

14.Teman-teman KKN 24 UMY : terima kasih banyak atas pelajaran dan pengalaman untuk bersosial dimasyarakat.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran penelitian dan penyusunan skripsi ini.

16.Dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu selama ini.

Yogyakarta, November 2016 Yang membuat pernyataan

Yudiawan Dwi Prasetya

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

G. Definisi Konsepsional ... 21

H. Definisi Operasional ... 22

I. Metode Penelitian ... 23

1. Jenis-jenis Penelitian ... 23

2. Unit Analisis ... 24

3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

4. Jenis Data ... 25

5. Teknik Analisis Data ... 27

BAB II : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 28

A. Deskripsi Kabupaten Temanggung ... 28

1. Profil Kabupaten Temanggung ... 28

2. Kondisi Geografis Kabupaten Temanggung ... 29

B. Deskripsi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 33

1. Penentuan Isu-isu Strategis ... 34

(12)

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 40

4. Lingkungan Strategis yang Berpengaruh ... 41

5. Rencana Strategis ... 45

6. Susunan Organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 47

7. Tugas Organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 48

8. Tujuan yang akan Dicapai Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 51

BAB III : PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015 ... 53

A. Peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tembakau Tahun 2015... 53

1. Regulasi ... 53

2. Pelayanan ... 56

3. Pemberdayaan ... 65

B. Outcome Peran dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung ... 71

BAB IV : PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kabupaten Temanggung ... 30

Tabel 2.2 : Jenis Tanah di Kabupaten Temanggung ... 31

Tabel 2.3 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 2.4 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan ... 44

Tabel 2.5 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 44

Tabel 3.1 : Kegiatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2015 ... 57

(14)

SINOPSIS

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung merupakan Dinas yang berperan penting di bidang pertanian. Beberapa peran yang sangat membantu para petani dalam meningkatkan kesejahteraannya, diantaranya melalui peran regulasi, pelayanan dan pemberdayaan. Tetapi adanya keterbatasan dana dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung untuk melaksanakan program-program adalah salah satu yang menjadi faktor penghambat. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung terkait dengan peran dari Dinas tersebut pada tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata yang berasal dari naskah wawancara, maupun dokumen lainnya. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan seperti interview yaitu memberikan pertanyaan secara langsung kepada informan dan narasumber dalam rangka mencari data dengan faktor peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif, dimana data yang diperoleh diklasifikasikan, digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Analisis peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015 meliputi peran regulasi tentang menjalankan kebijakan dari pemerintah agar dapat menyejahterakan para petani tembakau dan peran pelayanan yang salah satunya adalah memberikan ilmu tentang cara bercocok tanam tanaman tembakau atau yang dikenal dengan istilah sekolah lapang (SL). Sekolah lapang (SL) ini tak lain bertujuan untuk mendidik para petani supaya dapat bercocok tanam dengan benar, sehingga mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Selanjutnya peran yang terakhir adalah mengenai pemberdayaan, dimana peran pemberdayaan ini dilakukan dengan cara melakukan pembinaan untuk para pegawai Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Tujuan pembinaan tersebut adalah membina SDM para pegawai supaya dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatannya masing-masing.

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dengan Judul :

PERAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN PETANI TEMBAKAU TAHUN 2015

Oleh :

Yudiawan Dwi Prasetya 20120520187

Telah Dipertahankan Dan Disahkan Di Depan Tim Penguji

Jurusan Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada :

Hari dan tanggal : Sabtu, 10 Desember 2016 Tempat : Ruang Ujian IP

Jam : 11.30 – 12.30

SUSUNAN TIM PENGUJI

KETUA

Drs. Suswanta, M.Si

PENGUJI I PENGUJI II

Dr. Titin Purwaningsih. S.IP., M,Si Rahmawati Husein, Ph.D Mengetahui,

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

(16)

SINOPSIS

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung merupakan Dinas yang berperan penting di bidang pertanian. Beberapa peran yang sangat membantu para petani dalam meningkatkan kesejahteraannya, diantaranya melalui peran regulasi, pelayanan dan pemberdayaan. Tetapi adanya keterbatasan dana dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung untuk melaksanakan program-program adalah salah satu yang menjadi faktor penghambat. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung terkait dengan peran dari Dinas tersebut pada tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata yang berasal dari naskah wawancara, maupun dokumen lainnya. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan seperti interview yaitu memberikan pertanyaan secara langsung kepada informan dan narasumber dalam rangka mencari data dengan faktor peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif, dimana data yang diperoleh diklasifikasikan, digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Analisis peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015 meliputi peran regulasi tentang menjalankan kebijakan dari pemerintah agar dapat menyejahterakan para petani tembakau dan peran pelayanan yang salah satunya adalah memberikan ilmu tentang cara bercocok tanam tanaman tembakau atau yang dikenal dengan istilah sekolah lapang (SL). Sekolah lapang (SL) ini tak lain bertujuan untuk mendidik para petani supaya dapat bercocok tanam dengan benar, sehingga mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Selanjutnya peran yang terakhir adalah mengenai pemberdayaan, dimana peran pemberdayaan ini dilakukan dengan cara melakukan pembinaan untuk para pegawai Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Tujuan pembinaan tersebut adalah membina SDM para pegawai supaya dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatannya masing-masing.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Temanggung dijuluki sebagai Kota Tembakau. Tembakau merupakan hasil bumi yang cukup menjanjikan bagi para petani karena harga jual yang tinggi membuat sebagian besar masyarakat memilih profesi sebagai petani tembakau. Beberapa permasalahan mengenai tembakau dialami oleh petani yang menjadikan harga jual tembakau mengalami penurunan.

Tembakau merupakan hasil bumi yang bersifat musiman. Musim tembakau di Kabupaten Temanggung biasanya dimulai pada bulan Agustus sampai bulan Oktober. Bagian dari tanaman tembakau yang dipanen adalah bagian daun. Dari satu tanaman akan dipilih beberapa daun yang sudah siap untuk dipanen. Untuk selanjutnya tembakau akan dipotong halus atau sering disebut “dirajang” (dalam bahasa jawa) menggunakan alat khusus untuk memotong daun tembakau. Setelah itu tembakau yang telah dipotong halus akan dijemur sampai benar-benar kering. Kemudian tembakau yang sudah kering akan dikemas menggunakan keranjang, satu keranjang biasanya berisi 45 kilogram tembakau kering. Kemudian tembakau yang sudah dikemas siap dijual ke pabrik-pabrik rokok didaerah Temanggung, Kudus dan sekitarnya.

(18)

tembakau tersebut bisa disebabkan karena musim yang berganti secara tidak menentu, sehingga mempengaruhi kualitas tembakau para petani. Harga jual tembakau berbeda satu sama lain tergantung pada jenis tembakau yang petani jual. Di Kabupaten Temanggung sendiri terkenal dengan tembakau terbaiknya yaitu tembakau Srinthil yang harga jualnya bisa mencapai lebih dari Rp. 500.000,-/kg. Walaupun seperti itu dalam kegiatan jual-menjual tembakau kepada pengusaha rokok tersebut, posisi tawar petani menjadi lebih rendah. Meski terdapat jaminan pembelian, namun harga jual tidak berubah walaupun harga pasar naik. Hal itu tentu saja merugikan petani tembakau.

Dunia pertembakauan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Temanggung dengan cepat dan banyak mempengaruhi sektor perekonomian lainnya. Menurut situs resmi Kabupaten Temanggung, rata-rata luas lahan tembakau setiap tahunnya (per tahun 2014) 15.730 Hektar, menghasilkan tembakau ranjangan kering sebanyak 6.923 ton. Pada tahun 2015 luas tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung naik mencapai 18.867 Hektar.

(19)

tanaman tembakau saja dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dan dapat memperburuk kandungan dalam tanah.

Permasalahan mengenai tembakau yang terjadi seperti adanya serangan hama pada tanaman tembakau yang menyebabkan kerugian besar untuk para petani, serta adanya pro dan kontra pasal 27 RUU tentang dampak produk tembakau terhadap kesehatan, cukai produk tembakau ditetapkan minimal 65 persen dari harga penjualan, dan larangan promosi rokok dalam PP No. 109 Tahun 2012 (dulu PP No. 19 Tahun 2003). Hal tersebut jelas akan berdampak pada penurunan volume penjualan rokok, mengancam kelangsungan industri rokok dan petani tembakau yang terlibat langsung dalam kegiatan pertembakauan tersebut. Akan tetapi pendapat lain mengatakan bahwa kementrian kesehatan untuk tidak selalu memandang negatif RUU Pertembakauan yang saat ini akan dibahas karena termasuk dalam Program Legislasi Nasional Dewan Perwakilan Rakyat, yang pasalnya RUU Notabene tidak berkaitan langsung dengan kebijakan Kementrian Kesehatan dan hanya melakukan pengaturan di sektor IHT (Industri Hasil Tembakau).

(20)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini akan menjelaskan bagaimana Peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT) Kabupaten Temanggung dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tembakau Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

(21)

2. Manfaat penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi :

a. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut)

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau.

b. Masyarakat

(22)

E. Kajian Pustaka

Ada 3 (tiga) literature review yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. Judul “Pengembangan Varietas Unggul Tembakau Temanggung Tahan Penyakit”1, oleh Fatkhur Rochman menjelaskan tentang :

Pertanaman tembakau di Temanggung tersebar di 15 kecamatan (Anonim 2012). Kendala pada usaha pertanian tembakau di Temanggung antara lain adalah sempitnya kepemilikan lahan sehingga budidaya tembakau dilakukan terus menerus pada lahan yang sama. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus dapat menyebabkan munculnya penyakit atau hama.

Penggunaan lahan secara intensif untuk tanaman tertentu dapat menurunkan kualitas dan kondisi fisik tanah sehingga berdampak negatif terhadap tanaman. Lahan yang terserang hama jika ditanami tembakau, tanaman tembakau akan tumbuh kerdil , layu satu sisi atau layu daun bawah, daun tengah dan daun atas selanjutnya mati. Dengan adanya hal tersebut, harus dilakukan pengendalian penyakit atau hama yaitu dengan cara sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengendalian penyakit lincat harus dilakukan secara terpadu dengan menggunakan bibit sehat, agens hayati dan rotasi tanaman.

Pencegahan erosi dan rehabilitasi lahan sangat diperlukan, salah satunya dilakukan dengan cara penanaman rumput seteria pada bibir saluran

1

Fatkhur Rochman, Pengembangan Varietas Unggul Tembakau Temanggung Tahan Penyakit.

(23)

pemotong lahan dan pengolahan tanah minimal dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada guludan yang sudah ada. Penggunaan bibit sehat, bibit sehat dapat dilakukan oleh petani sendiri dengan mengambil tanah dibawah bambu untuk pembibitan. Pengendalian dengan agens hayati yaitu dengan cara memasukan agens hayati (mikroba antagonis) untuk mengendalikan penyakit dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Populasi patogen bisa ditekan melalui rotasi tanaman atau pergiliran tanaman untuk memutus rantai makanan, sehingga patogen tidak dapat berkembangbiak.

2. Judul “Mewujudkan Kebijakan Pertanian yang Pro-Petani”2, oleh Djoko Suseno dan Hempri Suyatna menjelaskan tentang :

Munculnya kasus-kasus kelaparan beberapa waktu yang lalu merupakan dampak dari kesalahan dalam penerapan kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia. Sungguh sebuah ironi, dimana Indonesia merupakan negara agraris justru memiliki nilai impor kebutuhan pangan yang besar.

Kebijakan pemerintah untuk melakukan impor terhadap kebutuhan pangan tersebut hanyalah salah satu contoh dari berbagai kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia selama ini tidak selalu berpihak kepada kepentingan petani. Program pembangunan pertanian yang dilakuakan oleh pemerintah Orde Baru memang telah berhasil mencapai swasembada pangan. Namun, keberhasilan itu seringkali harus dibayar mahal dan tidak membawa perbaikan riil pada tingkat kehidupan petani.

2

Djoko Suseno dan Hempri Suyatna, Mewujudkan Kebijakan Pertanian yang Pro-Petani. “Jurnal

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik”. Volume 10, No. 3, Maret 2007. Universitas Gadjah Mada

(24)

Kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian yang lain untuk usaha petani seperti program simpan pinjam dan bergulir, Kredit Usaha Tani (KUT), justru membuat petani asli semakin tidak berdaya. Akses-akses tersebut umumnya hanya dinikmati para petani kaya, sedangkan para petani miskin tidak dapat mengaksesnya. Selain itu para petani tidak diajari untuk mengelola dan mengembangkan pertanian, namun justru hanya mengajari petani menjadi seorang manajer yang mengelola kegiatan simpan pinjam, mengembangkan dana bergulir dan sebagainya. Padahal aspek yang dibutuhkan petani adalah kemampuan untuk mengelola pertanian dan produk yang dihasilkan.

(25)

3. Judul “Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing”3, oleh Widiyanto, Arya Hadi Dharmawan dan Nuraini W. menjelaskan tentang :

Pertanian tembakau merupakan tumpuan kehidupan sebagian besar petani. Pada saat panen, petani tembakau menjual hasi panennya kepada tengkulak yang datang kerumah petani untuk membeli dengan harga yang berbeda antara petani satu dengan petani lainnya. Hasil penjualannya biasanya digunakan petani untuk barang apapun dan setelah paceklik dijual lagi untuk memenuhi kebutuhannya. Adapula yang dugunakan untuk membeli pupuk dan membayar hutang.

Pengentasan kemiskinan merupakan prioritas penting dalam pembangunan bahkan telah menjadi agenda global. Namun agenda tersebut kurang memberikkan hasil yang memuaskan, karena ada sebagian wilayah yang mengalami kegagalan.

Rumah tangga petani tembakau berbasis sawah, secara agro-ekologi memiliki peluang untuk mengusahakan tanaman diluar tembakau bahkan pada musim tembakau sekaligus. Pola gilir tersebut adalah padi-padi-tembakau.

3

Widiyanto, Arya Hadi Dharmawan dan Nuraini W. Prasojo, Strategi Nafkah Rumah Tangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing. “Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan

(26)

F. Kerangka Dasar Teori

Kerangka dasar teori merupakan kumpulan dari teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian atau upaya penulis untuk melakukan studi kepustakaan guna mendapatkan pemahaman teoritis yang berhubungan dengan penelitian. Sementara, Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.4 Sedangkan pendapat para ahli lain, pengertian teori adalah merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramaikan dan menjelaskan fenomena yang diamati.5

Dari hal tersebut di atas untuk mempermudah dan mendukung penelitian yang dilakukan, berikut ini merupakan beberapa penjabaran dari kerangka teori yang diperlukan, yaitu:

1. Peran

Menurut pendapat dari Astrid S. Susanto peranan paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu6 :

1. Peranan adalah meliputi sarana yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang didalam masyarakat. Peranan dalam hal ini

4

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Sosial. Jakarta : LP3ES, 1998, hal. 37

5

L. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 34-35

6

(27)

menempatkan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang kedalam kehidupan masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai masyarakat.

3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting didalam struktur sosial.

Menurut Soerjono Soekamto, peranan (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka hal ini berarti ia menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling bertentangan satu sama lain. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yanng berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagus masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.7

Soerjono Soekamto mengatakan bahwa dalam peranan mencakup tiga hal, yaitu8 :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

7

Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers, Jakarta, 2002, hal. 268-269

8

(28)

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat, peranan adalah tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu.9

Komaruddin mengatakan bahwa yang dimaksud peran yaitu10 :

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen.

2. Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab-akibat.

Dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer definisi peran adalah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat.11

9

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antopologi. Bumi Aksara, Jakarta, 1989, hal. 169

10

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemeni. Bumi Aksara, Jakarta,1994, hal. 768

11

(29)

2. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah merupakan pelaksana dan penanggung jawab atas segala kegiatan yang terdapat didaerahnya. Tugas utama pemerintah daerah yakni melayani kebutuhan masyarakat yang diperlukan guna untuk menyejahterakan masyarakat dan kemajuan suatu daerah.

Dalam pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa, pemerintah daerah merupakan daerah otonom yang dapat menjalankan urusan pemerintahan dengan seluas-luasnya serta mendapat hak untuk mengatur kewengangan pemerintahan kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.12

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, mengatakan bahwa pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.13 Unsur-unsur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yakni Gubernur, Bupati, Walikota dan Perangkat Daerah (Kepala Dinas, Kepala Badan dan unit-unit kerja lainnya yang dikendalikan oleh Sekretaris Daerah).

Menurut Mashuri Maschab, Pemerintah Daerah adalah satuan aparatur Negara yang berwenang memerintah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

12

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

13

(30)

batas wilayah tertentu yang berhak dan berkewajiban mengatur rumah tangganya sendiri dalam lingkungan negara.14

Menurut H. Nurul Aini fungsi pemerintahan mencakup 3 fungsi pokok yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, fungsi tersebut yaitu15:

1. Fungsi Pengaturan

Fungsi ini dilaksanakan oleh pemerintah dengan membuat peraturan perundang-undangan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pemerintah adalah pihak yang mampu menerapkan peraturan agar kehidupan berjalan secara baik dan dinamis. Seperti halnya fungsi pemerintah pusat, pemerintah daerah juga mempunyai fungsi pengaturan terhadap masyarakat yang ada didaerahnya. Perbedaannya, yang diatur oleh pemerintah daerah lebih khusus, yaitu urusan yang telah diserahkan kepada daerah. Untuk mengatur urusan tersebut diperlukan peraturan daerah yang dibuat bersama antara DPRD dengan eksekutif.

2. Fungsi Pelayanan

Perbedaan pelaksaan fungsi pelayanan yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah terletak pada kewenangan masing-masing. Kewenangan pemerintah pusat mencakup urusan pertahanan keamanan, agama, hubungan luar negeri, moneter dan peradilan. Secara umum pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (public service) dan pelayanan sipil (civil service) yang menghargai kesetaraan.

14

Mashuri Maschab, Pemerintahan di Daerah.. Fisip UGM, Yogyakarta, 1982, hal. 32

15

(31)

3. Fungsi Pemberdayaan

Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut pemberdayaan pemerintah daerah dengan kewenangan yang cukup dalam pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang di desentralisasikan. Untuk itu pemerintah daerah perlu meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. kebijakan pemrintah pusat dan daerah diarahkan untuk meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjang pendanaan pemerintah daerah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, fungsi pemerintah dapat dibagi menjadi 4 (empat) yaitu16 :

1. Fungsi Pemerintahan Absolut

Fungsi ini memiliki kewenangan pada pemerintah pusat (asas sentralisasi). Namun demikian ada kalanya pemerintah pusat dapat memberikan kewenangan ini pada pemerintah daerah baik kepada kepala daerah maupun instansi perangkat daerah.

2. Fungsi Pemerintahan Wajib

Fungsi pemerintahan yang termasuk dalam fungsi pemerintahan wajib dibagi kewenangannya pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah (asas desentraliasi/dekonsentrasi). Pemerintah daerah wajib melaksanakan fungsi pemerintahan ini apabila urusan pemerintahan ini menyangkut kehidupan

16

(32)

masyarakat yang ada didalam wilayahnya agar tidak menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk di multikultural. Pada umumnya urusan pemerintahan wajib merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat.

3. Fungsi Pemerintahan Pilihan

Fungsi pemerintahan pilihan juga dibagi kewenangannya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (asas desentralisasi/dekonsentrasi). Fungsi pemerintahan ini berkaitan dengan letak geografis, sumber daya alam, globalisasi dan sumber daya manusia yang khas berada di suatu daerah.

4. Fungsi Pemerintahan Umum

Fungsi pemerintahan umum memiliki tugas, fungsi dan wewenang presiden dan wakil presiden, namun pelaksanaannya di daerah dilakukan oleh kepala daerah baik gubernur, bupati, maupun walikota. Mengenai pelaksanaan ini, gubernur bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri yang bersangkutan. Bupati dan walikota pun memiliki tanggung jawab yang sama, namun penyampaiannya dilakukan melalui gubernur. Instansi dan perangkat daerah ditunjuk untuk membantu pelaksanaan urusan pemerintahan umum ini.

(33)

Menurut Ryaas Rasyid ada 4 (empat) fungsi hakiki pemerintahan yaitu17 :

1. Fungsi Pengaturan (regulation)

Fungsi ini dilaksanakan dengan membuat peraturan perundang-undangan untuk mengatur hubungan bermasyarakat, fungsi ini berlaku untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Perbedaannya yaitu pemerintah daerah mengatur urusan yang telah diserahkan kepada daerah, maka dari itu diperlukan Peraturan Daerah yang dibuat DPRD dengan eksekutif.

2. Fungsi Pelayanan (public service)

Perbedaan fungsi pelayanan yang dilakukan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terletak pada kewenangan yang dimiliki masing-masing. Pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (Public Service) dan pelayanan sipil (Civil Service).

3. Fungsi Pemberdayaan (empowering)

Fungsi ini mendukung terselenggaranya otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya daerah yang didesentralisasi. Untuk itu pemerintah daerah perlu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Pembangunan (development)

Pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan di wilayahnya, dimana pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya

17

(34)

fisik tapi juga mental spiritual. Pembangunan akan berkurang apabila keadaan masyarakat membaik, artinya masyarakat sejahtera. Sehingga fungsi pembangunan akan lebih dilakukan oleh pemerintah atau negara berkembang dan terbelakang, sedangkan negara maju akan melaksanakan fungsi ini seperlunya.

3. Dinas Daerah

Dalam melaksanakan pemerintahan daerah, kepala dinas akan di bantu oleh perangkat daerah. Perangkat daerah secara umum terdiri dari unsur staff yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan kebijakan daerah yang spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.18

Dinas daerah yaitu institusi kabupaten atau kota yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten atau kota dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugasnya, dinas daerah mempunyai fungsi, antara lain :

1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. 2. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum.

3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan cabang dinas dalam lingkup tugasnya.

Pada dinas kabupaten atau kota dapat dibentuk cabang dinas dan UPTD yang mempunyai wilayah kerja atau beberapa kecamatan. Cabang dinas dan UPTD

18

(35)

dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, serta secara operasional dikoordinasikan oleh camat.19

Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada bagian ke sembilan pasal 124 menjelaskan bahwa dinas daerah20 :

1. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

2. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah (Sekda).

3. Kepala dinas bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah (Sekda).

4. Kesejahteraan

Menurut Kolle, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan yaitu21 :

1. Dengan melihat kualitas kehidupan dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagainya

2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam dan sebagainya

3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya dan sebagainya

4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian dan sebagainya

19

Dedi Supriady Bratakusumah, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Jakarta, PT Gramedia, 2003, hal. 161

20

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

21

(36)

Amir mengatakan bahwa meningkatnya kesejahteraan masyarakat berarti menurunnya kemiskinan.22

Kesejahteraan menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.23

Biro Pusat Statistik Indonesia mengemukakan bahwa untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran, diantaranya adalah24 :

1. Tingkat pendapatan keluarga.

2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan.

3. Tingkat pendidikan keluarga. 4. Tingkat kesehatan keluarga.

5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari 4 (empat) indikator yaitu25 :

1. Rasa aman (security)

22

Amri Amir, Perekonomian Indonesia (Dalam Perspektif Mikro), Biografika, Bogor, 2007

23

Undang-Undang No. 11 Tahun 2011 tentang Kesejahteraan

24

Biro Pusat Statistik Indonesia

25

(37)

2. Kesejahteraan (welfare) 3. Kebebasan (freedom) 4. Jati diri (identity) G. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang akan diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat persamaan presepsi tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Rumusan variabel ini hendaknya yang telah umum dipakai dengan menunjuk pada kamus, ensiklopedi, atau penelitian-penelitian yang terdahulu.

1. Peran berkaitan dengan status atau kedudukan yang dimiliki oleh seorang individu. Apabila seseorang telah melaksanakan hak dan kekewajibannya, maka ia telah menjalankan perannya sesuai dengan status atau kedudukannya.

(38)

3. Dinas Daerah merupakan salah satu penyelenggaraan dan penanggung jawab terlaksananya otonomi daerah. Tanpa adanya Dinas Daerah hasil-hasil daerah yang memiliki potensi tidak akan dapat berkembang luas. Peran Dinas Daerah membantu pemerintah dalam upaya menyejahterakan petani dengan mengembangkan potensi-potensi yang terdapat di daerahnya.

4. Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat dan tingkat pendidikan masyarakat. Keadaan masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila sudah terbebas dari kemiskinan, mempunyai tingkat kesehatan yang lebih baik dan tingkat pendidikan yang lebih baik. H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep dapat berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai dengan namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan.

Penelitian ini menggunakan indikator yang mengacu pada peran Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung. Berdasarkan pada teori umum tentang peran pemerintah, peran pemerintah dipengaruhi dan dapat diproses oleh 3 (tiga) indikator, yaitu :

1. Regulasi

(39)

a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Pertanian Tembakau.

b. Penyebaran informasi dibidang Pertanian Tembakau.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oelh Bupati dibidang Pertanian Tembakau.

3. Pemberdayaan

a. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas dibidang Pertanian Tembakau.

b. Pembinaan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) dibidang Pertanian Tembakau.

I. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan hasil dari suatu penelitian, dengan kata lain setiap peneliti pasti menggunakan metode sebagai tuntunan berfikir agar hasil penelitiannya bisa dipertanggung-jawabkan.

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang ditempuh untuk mendapatkan data untuk mencapai suatu tertentu.26

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah descriptive study, dimana dalam penelitian akan menjelaskan tentang keadaan suatu objek tanpa ada maksud yang bertujuan untuk menarik kesimpulan secara umum.

26

(40)

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena penelitian ini hanya mencari fakta yang kemudian dijelaskan secara deskriptif tentang fakta yang bersangkutan.

Cara kerja yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian terhadap dokumen yang bersangkutan yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara mempelajari dokumen yang berhubungan terhadap masalah yang akan diteliti. Dokumen yang di teliti yaitu Renja, Renstra.

2. Unit Analisis

Sehubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, maka unit analisi yang menjadi pokok penelitian adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti melakukan pengamatan, mengumpulkan informasi-informasi dan teori-teori, serta melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian yang dilakukan.

a. Teknik Wawancara

(41)

b. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan dengan mengamati kondisi rumah para petani tembakau dan tingkat pendidikan para petani tembakau.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dengan melihat catatan-catatan, buku-buku, surat-surat, dokumen dan gambar atau grafik yanng berhubungan dengan penelitian. Dokumen yang diteliti yaitu Renstra dan Renja.

4. Jenis Data

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun pengertian dari kedua jenis data tersebut adalah :

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari responden dan berupa data-data atau keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian. Untuk mendapatkan data primer, penulis menggunakan cara :

(42)

2) Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan menggunakan data yang telah tersedia, seperti buku ilmiah, jurnal, artikel, Undang-Undang yang terkait dan sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Biklen dan Bogdan analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara dan catatan lapangan, serta dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.27 Sedangkan menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data.28

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Dimana data yang diperoleh digambarkan menjadi kalimat dan selanjutnya ditarik kesimpulan. Data-data tersebut dapat diperoleh dari naskah wawancara, dokumen resmi, pengamatan langsung dan sebagainya.

Tahapan-tahapan dalam menganalisis data kualitatif, antara lain adalah : 1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis.

27

Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008

28

(43)

2. Membaca keseluruhan data.

3. Menganalisis lebih detail dengan mengkoding data.

4. Terapkan proses koding untuk mendiskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori dan tema-tema yang akan dianalisis.

(44)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Kabupaten Temanggung 1. Profil Kabupaten Temanggung

(45)

2. Kondisi Geografis Kabupaten Temanggung a. Batas Wilayah

Kabupaten Temanggung berbatasan dengan Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Magelang di selatan, serta Kabupaten Wonosobo di barat.

Wilayahnya berada di 109 55 – 110 19 bujur timur dan 7 4 – 7 24

lintang selatan. Batas Wilayah kabupaten temanggung adalah :

1) Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang

2) Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Magelang 3) Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo

4) Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang

b. Luas Wilayah

(46)

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Temanggung No. Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Desa Dusun

1 Temanggung 33,39 25 127

2 Parakan 22,23 16 75

3 Bulu 43,04 19 91

4 Ngadirejo 53,31 20 66

5 Kranggan 57,61 13 115

6 Pringsurat 57,28 14 109

7 Kedu 34,96 14 98

8 Kaloran 63,92 14 108

9 Tembarak 26,84 13 72

10 Candiroto 59,94 14 49

11 Jumo 29,32 13 57

12 Tretep 33,65 11 57

13 Selopampang 17,29 12 41

14 Gemawang 67,11 10 75

15 Bansari 22,54 13 43

16 Kledung 32,21 13 40

17 Bejen 68,84 14 29

18 Tlogomulyo 24,84 12 50

19 Wonoboyo 43,98 13 58

20 Kandangan 78,36 16 108

(47)

c. Jenis Tanah

Terdapat 3 macam jenis tanah di Kabupaten Temanggung, berikut adalah tabel jenis tanah di Kabupaten Temanggung :

Tabel 2.2 Jenis Tanah di Kabupaten Temanggung

No. Jenis Tanah Deskripsi

1 Andosol Tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme gunung berapi. Warna tanah ini keabu-an dan cocok untuk segala jenis tanaman. Tanah ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi. 2 Latosol Tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan sedimen

dan metamorf. Warna tanah ini merah hingga kuning. Persebaran tanah ini berada didaerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembaban yang tinggi, serta terdapat pada ketinggian 300 m sampai 1000 m.

3 Regosol Tanah yang berasal dari hasil erupsi gunung berapi. Memiliki struktur yang kasar dan memiliki warna yang bervariasi seperti merah kuning, coklat kemerahan, coklat dan coklat kekuningan. Tanah ini cocok untuk pertanian, khususnya tanaman padi, kelapa, tebu, palawija, tembakau dan sayuran.

Sumber : Pemda Kabupaten Temanggung

(48)

d. Iklim

Kabupaten Temanggung memiliki ikllim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau antara bulan April sampai dengan bulan September dan musim penghujan antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret. Curah hujan yang dimiliki Kabupaten Temanggung cukup tinggi. Daerah Kabupaten Temanggung memiliki hawa yang dingin dimana udara pegunungan berkisar antara 20°C - 30°C. Daerah yang memiliki hawa sejuk berada di Kecamatan Tretep, Kecamatan Bulu (Lereng Gunung Sumbing), Kecamatan Tembarak, Kecamatan Ngadirejo dan Kecamatan Candiroto.

e. Demografi

(49)

B. Deskripsi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung

Pembangunan daerah dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, daya saing dan peningkatan sumber daya manusia. Hal tersebut tentu saja membutuhkan proses yang terencana dan harus terealisasikan. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung mempunyai urusan pemerintahan daerah dalam bidang pertanian, pekebunan dan kehutanan. Dalam Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung masing-masing jabatan mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda.

Dasar hukum pembentukan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung adalah Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 15). Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung memiliki Visi : “TERWUJUDNYA PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN BERBASIS POTENSI LOKAL, BERDAYA SAING TINGGI DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT”. Sedangkan Misi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Temanggung adalah :

(50)

2. Mengembangkan pertanian, perkebunan dan kehutanan berbasis komoditas unggulan yang berwawasan lingkungan;

3. Meningkatkan konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan;

4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan petanian, perkebunan dan kehutanan.

1. Penentuan Isu-isu Strategis

Isu-isu strategis pembangunan pertanian dan kehutanan di Kabupaten Temanggung sebagai berikut:

a. Masih belum optimalnya produksi dan produktivitas komoditas pertanian. Diperlukan perluasan, pengembangan dan membina keberlanjutan program peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian. Kembali dilakukan program intensifitasi, ekstensifitasi dan diversifikasi lahan untuk mengatasi semakin menyempitnya lahan pertanian.

b. Perubahan Musim dan Gangguan Hama Penyakit Tanaman 1) Antisipasi perubahan musim dengan ;

- Perbaikan teknis budidaya - Pengaturan Pola Tanam

- Pengairan berselang (intermitten) untuk menghematan sumber daya air

- SRI

(51)

- Pemanfaatan lahan bawah tegakan hutan untuk areal tanaman pangan semusim (padi gogo varietas situbagendit, situpatenggang, batu teki maupun jagung)

2) Pengendalian hama penyakit tanaman, dengan menggiatkan kegiatan pencegahan dan pengendalian (geropyokan tikus), sanitasi lingkungan dan pengendalian hama penyakit secara terpadu.

c. Belum optimalnya penanganan panen, pasca panen dan pemasaran hasil : 1) Masih sangat diperlukan kursus dan pelatihan yang dapat

meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian yang dihasilkan sehingga akan meningkatkan nilai jual dan daya saing produk.

2) Membuka dan menjalin kemitraan, link dan jaringan pemasaran. 3) Pembentukan asosiasi (paguyuban) untuk komoditas dan produk

sejenis sehingga akan mempermudah pemasaran produk yang kadang diminta dalam jumlah yang besar dan tidak mampu dilakukan secara perorangan.

d. Pengelolaan kawasan lindung pada daerah aliran sungai (DAS) belum optimal, terindikasi masih luasnya lahan kritis.

e. Belum efisiennya pemanfaatan hasil hutan kayu sebagai bahan baku Industri pengolahan.

f. Lemahnya kapasitas dan kompetensi kelembagaan kehutanan.

(52)

h. Potensi hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan belum dikembangkan secara optimal.

i. Pengelolaan dan Penanganan Kebun Dinas belum intensif, sehingga diperlukan optimalisasi penanganan kebun dinas dengan penambahan tenaga pengelola dan mengembalikan fungsi masing-masing kebun yaitu :

1) Kebun Kandangan, sebagai pembibitan padi diarahkan utuk menghasilkan benih padi bersertifikat.

2) Kebun Soropadan, sebagai kebun hortikultura yang diarahkan sebagai demplot tanaman hortikultura.

3) Kebun Medari, sebagai kebun hortikultura yang dilengkapi dengan laboratorium kultur jaringan sekaligus sebagai kebun penghasil bibit hortikultura dan demplot tanaman hortikultura.

4) Kebun Maron sebagai kebun kopi yang menghasilkan bibit kopi sekaligus kebun produksi.

Perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan lingkup pertanian, perkebunan dan kehutanan dalam arti luas baik itu pelaku utama, pelaku usaha, pelaku antara maupun pendukung.

Hal ini dimaksudkan agar kebun dinas dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pendapatan daerah ditahun mendatang.

(53)

j. Sumber Daya Manusia.

1) Penambahan SDM berbasis potensi dan teknis dengan spesialisasi sesuai kebutuhan dan pengusaan program.

2) Jika hal tersebut belum dapat dipenuhi, maka sangat diperlukan pelatihan pembekalan awal sehingga mampu memahami tugas yang akan dilaksanakan.

k. Kurangnya koordinasi dan keterpaduan program.

1) Perencanaan program yang sejak awal melibatkan instansi/ SKPD yang menangani pertanian (sesuai dengan motto “apapun programnya,

SDM-lah kunci keberhasilannya) misalnya dalam kegiatan SLPTT, SLPHT, BLBU, PMUP dll.

2) Rapat koordinasi lingkup pertanian guna penyamaan persepsi dan pemahaman suatu program tertentu.

3) Memanfaatkan personil yang berkaitan dengan pelaksaaan kegiatan baik langsung maupun tidak langsung (Penyuluh, juru gambar dari DPU).

(54)

2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung

a. Kekuatan/potensi Distanbunhut Kabupaten Temanggung :

1) Kewenangan daerah dalam pertanian, perkebunan dan kehutanan. 2) Pelayanan sosialisasi dalam kegiatan pertanian, perkebunan dan

kehutanan.

3) Sarana dan prasarana yang meningkat setiap tahunnya.

4) Kuatnya komitmen pegawai Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.

b. Kelemahan/permasalahan Distanbunhut Kabupaten Temanggung : 1) Sistem informasi yang belum lengkap.

2) Kendala dana untuk melakukan sosialisasi. c. Peluang Distanbunhut Kabupaten Temanggung :

1) Stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban wilayah memberi jaminan untuk pelaksanaan pembangunan dibidang pertanian, perkebunan dan kehutanan.

2) Kerjasama yang baik dan bersinergi antara Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan dengan kelompok-kelompok Tani Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

3) Potensi wilayah yang sangat mendukung pengembangan pertanian, perkebunan dan kehutanan.

(55)

d. Tantangan Distanbunhut Kabupaten Temanggung :

1) Perlunya peningkatan kemampuan sumber daya aparatur pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

2) Tingginya gangguan hama dan penyakit tanamanm pangan pertanian, perkebunan dan kehutanan.

3) Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

4) Perlunya peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani dalam hal budidaya dan pengelolaan pasca panen hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan.

5) Perlunya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan dalam upaya peningkatan daya saing. 6) Sangat tingginya permintaan alih fungsi lahan pertanian.

7) Kurang minatnya generasi muda menjadi petani yang profesional bukan sambilan.

8) Minimnya modal yang dimiliki petani.

(56)

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung

Tertuang dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 59 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, tugas pokok Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung adalah melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dalam bidang Pertanian Subbidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Subbidang Perkebunan dan Subbidang Kehutanan berdasarkan Otonomi Daerah dan Tugas Perbantuan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan dan Kehutanan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

4) Pengelolaan perijinan di bidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan .

5) Penyebaran informasi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan dan Kehutanan.

(57)

7) Pembinaan SKPD UPTD dalam lingkungan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

8) Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Lingkungan Strategi yang Berpengaruh

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung memiliki 4 (empat) bidang, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Struktur organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :

a. Unsur Pimpinan : Kepala Kantor b. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat

c. Unsur Pelaksana : Bidang-Bidang, UPTD

Susunan organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung

- Kepala - Sekretariat

- Subbagian Perencanaan - Subbagian Keuangan

(58)

- Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura - Seksi Sarana Produksi Pertanian

- Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura - Seksi Usaha Tani dan Agribisnis

- Bidang Perkebunan

- Seksi Sarana Produksi dan Perkebunan - Seksi Produksi Perkebunan

- Seksi Usaha Perkebunan dan Agribisnis - Bidang Kehutanan

- Seksi Produksi Kehutanan

- Seksi Pengembangan dan Pelestarian Hutan - Seksi Usaha Kehutanan

- UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)

Susunan kepegawaian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung adalah sebagai bagian dari lembaga teknis daerah di Kabupaten Temanggung, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang pertanian, perkebunan dan kehutanan harus disertai dengan perrangkat daerah dan perlengkapan pendukung dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Perangkat daerah tersebut seperti yang telah tersusun dan terisi dalam struktur organisasi.

(59)

Terdapat beberapa jabatan yang masih kosong, jabatan tersebut adalah pejabat eselon V dan pejabat fungsional, sehingga harus diampu oleh pejabat lain yang ditunjuk.

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung memiliki sumber daya manusia berdasarkan jabatannya adalah sebagai berikut : Eselon II 1 orang, Eselon III 4 orang, Esselon IV 28 orang, Eselon V dan Jabatan Fungsional kosong, serta Jabatan Fungsional Umum 29 orang dengan demikian jumlah sumber daya manusia adalah 62 orang.

a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (orang)

1 SD -

2 SLTP/SMP 1

3 SLTA/SMA 22

4 Sarjana Muda (D-III) 8

5 S-1 dan D-IV 23

6 S-2 7

Jumlah 62

(60)

b. Berdasarkan Pangkat/Golongan

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan

No. Pangkat/Golongan Jumlah (orang)

1 Golongan I 2

2 Golongan II 8

3 Golongan III 48

4 Golongan IV 4

Jumlah 62

Sumber : Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung Tahun 2015

c. Berdasarkan Jabatan

Tabel 2.5 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah (orang)

1 Eselon II 1

2 Eselon III 4

3 Eselon IV 28

4 Eselon V -

5 Jabatan Fungsional -

6 Jabatan Fungsional Umum 29

Jumlah 62

(61)

5. Rencana Strategis a. Visi

Visi dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung adalah : “TERWUJUDNYA PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN BERBASIS POTENSI LOKAL, BERDAYA SAING TINGGI DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”. Yang dimaksud dengan

“BERBASIS POTENSI LOKAL” adalah mengutamakan potensi yang

dimiliki daerah untuk ditingkatkan mutu dan kualitasnya, serta dikembangkan supaya dapat bersaing dengan daerah lain.

b. Misi

Agar dapat mewujudkan visi tersebut diatas, maka diperlukan misi yang jelas diantaranya adalah :

1) Meningkatkan penerapan teknologi pertanian, perkebunan dan kehutanan yang mendukung peningkatan produksi melalui inovasi dan penyediaan sarana dan prasarana;

2) Mengembangkan pertanian, perkebunan dan kehutanan berbasis komoditas unggulan yang berwawasan lingkungan;

3) Meningkatkan konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan;

(62)

c. Tujuan dan Sasaran

Sasaran merupakan tindakan yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik.

1) Tujuan Distanbunhut Kabupaten Temanggung

- Meningkatkan penerapan teknologi dan inovasi pertanian

- Meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas dan deversifikasi produk pertanian dan perkebunan

- Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur pertanian dan perkebunan

- Meningkatkan pengembangan agribisnis berbasis komoditas unggulan daerah

- Meningkatkan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah 2) Sasaran Distanbunhut Kabupaten Temanggung

- Meningkatnya penerapan teknologi dan inovasi pertanian - Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian

- Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian dan perkebunan - Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman

pertanian dan perkebunan

- Meningkatnya penyediaan sarana, prasarana, insfrastruktur pertanian dan perkebunan

(63)

- Meningkatnya peran serta masyarakat dalam rehabilitasi lahan kritis dan konservasi lahan

6. Susunan Organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung

a. Kepala b. Sekretariat

- Subbagian Perencanaan - Subbagian Keuangan

- Subbagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura

- Seksi Sarana Produksi Pertanian

- Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura - Seksi Usaha Tani dan Agribisnis

d. Bidang Perkebunan

- Seksi Sarana Produksi dan Perkebunan - Seksi Produksi Perkebunan

- Seksi Usaha Perkebunan dan Agribisnis e. Bidang Kehutanan

- Seksi Produksi Kehutanan

- Seksi Pengembangan dan Pelestarian Hutan - Seksi Usaha Kehutanan

(64)

7. Tugas Organisasi a. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas yang meliputi koordinasi perencanaan, penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu, pengelolaan administrasi keuangan, administrasi umum dan kepegawaian. Untuk penyelenggaraan tugas sebagaimana tersebut di atas Sekretariat mempunyai fungsi :

1) Pengkoordinasian penyusunan, pengelolaan dan pelayanan data;

2) Pengkoordinasian perencanaan, evaluasi dan pelaporan program/kegiatan;

3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi bidang dari UPTD; 4) Pengelolaan urusan perencanaan dan pelaporan bidang kesekretariatan; 5) Pengelolaan urusan keuangan;

6) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian;

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. b. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Bidang tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :

Gambar

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Temanggung
Tabel 2.2 Jenis Tanah di Kabupaten Temanggung
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.5 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ini hanya akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan proses perencanaan dan perancangan Akademi Sepak Bola di Jakarta Barat dengan solusi pengembangan Teknologi

Makna al- jama’ah dalam hadis dari 171 kali penyebutannya, dapat dikategorisasikan – untuk sementara sebagai kajian awal—dalam empat hal, yakni kebersamaan

Pada paket ini adalah program aplikasi yang akan kami rancang untuk perguruan tinggi saudara yang terdiri dari modul-modul standard yang sering digunakan untuk administrasi akademik

(2) Selain pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang melalaikan tugasnya sehingga merugikan kepentingan

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah cara meningkatkan kinerja sistem spatial data warehouse kebakaran hutan hasil penelitian Imaduddin (2012) agar runtime

Hal ini menunjukkan bahwa jika terdapat siswa yang mempunyai nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan sekolah (x < 72) maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas

Tutkimuksen päälähteenä on Julian Corbettin merisodan teorian pääteos ”Some Principles of Maritime Strategy” vuodelta 1911. Liikesodan teorian päälähteenä on Robert

Waralaba atau franchise merupakan suatu bentuk perjanjian, yang lainnya memberikan hak dan kewenangan khusus kepada pihak penerima waralaba, yang dapat terwujud dalam