UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI
MELALUI METODE MAKE A MATCH DI SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
SKRIPSI
Oleh:
Ari Wahyu Pangesti NPM: 20120720131
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI
MELALUI METODE MAKE A MATCH DI SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
SKRIPSI
Oleh:
Ari Wahyu Pangesti NPM: 20120720131
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI
MELALUI METODE MAKE A MATCH DI SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd) Strata Satu
pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Ari Wahyu Pangesti NPM: 20120720131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
iii
NOTA DINAS
Lampiran : 4 eks. Skipsi Yogyakarta, 22 Juni 2016 Hal : Persetujuan Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Ari Wahyu Pangesti NPM : 20120720131
Judul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI
MELALUI METODE MAKE A MATCH DI SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
telah mengikuti syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing
iv
PENGESAHAN
Skripsi berjudul
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PAI
MELALUI METODE MAKE A MATCH DI SMA NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ari Wahyu Pangesti NPM : 20120720131
telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 31 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
Sidang Dewan Munaqasyah
Ketua Sidang : Ratna Sari, M. Pd (...) Pembimbing : Dr. Akif Khilmiyah. M. Ag (...) Penguji : Dr. Abd. Madjid, M. Ag (...)
Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,
v
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ari Wahyu Pangesti NPM : 20120720131
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada suatu perguruan tingggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 Juni 2016 Yang membuat pernyataan
vi
MOTTO
نو َك ت ُلعل ْجوز انقلخ ءَ ك نمو
Artinya : “Dan segala Sesutu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tersayang, Bapak Fatkhurosyidin dan Ibu Siti Jam’ati yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan serta motivasi sehingga dapat menyelesaikan dalam penulisan skripsi dengan lancar. 2. Adikku tersayang Umti Fatonah yang tak pernah lelah memberikan doa,
dukungan, motivasi serta memberikan kepercayaan untuk menjadi contoh yang baik untukmu. Semangat terus adikku dalam menuntut ilmu.
3. Keluarga dan saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepadaku.
viii
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar PAI Melalui Metode Make a Match di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga”.
Tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam proses penyelesaian karya tulis ini, niscaya peneliti tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Untuk itu peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Mahli Zainudin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam. 2. Bapak Dr. Abd. Madjid, M. Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam.
3. Bapak Naufal Ahmad R.A, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dr. Akif Khilmiyah, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.
6. Seluruh karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam.
ix
8. Kepala sekolah, Guru dan karyawan SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga (Terkhususkan Guru Pendidikan Agama Islam yaitu Ibu Amaliah)
9. Siswa siswi SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga khususnya kelas X-1 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.
10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam 2012, teman-teman, PPL MTs Muhammadiyah Kasihan,
11.Saudara-saudariku tercinta (Muhson, Yuliyani, Fitriatun Mar’ati, Muji Rachayu dan Lutfiyah) yang sudah memberikan motivasi, dukungan, do’a dan saran.
12.Teman-teman komplek R2 khususny lantai 2 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu..
13.Semua pihak yang telah mendoakan dan membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan masa mendatang. Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menjadi salah satu acuan dalam menyusun skripsi yang serupa di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 22 Juni 2016 Penulis
x
a. Pengertian Minat Belajar PAI ... 11
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI ... 13
c. Aspek Minat Belajar PAI ... 15
d. Jenis Minat Belajar PAI ... 17
e. Kategori Minat Belajar PAI ... 17
f. Indicator Mnat Belajar PAI ... 19
g. Cara Membangkitkan Minat Belajar PAI ... 19
2. Metode Make a match ... 20
a. Pengertian Metode Make a match ... 20
b. Tujuan Strategi Make a match ... 21
c. Tata Laksana Make a match ... 21
d. Langkah-langkah Strategi Make a match ... 22
e. Kelebihan dan Kekurangan ... 23
f. Keterkaitan metode make a match dengan minat belajar . 23 C. Hipotesis ... 24
BAB IIIP: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Pendekatan Penelitian ... 27
C. Lokasi Penelitian ... 27
xi
E. Prosedur Penelitian PTK ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Analisis Data ... 42
H. Indikator Keberhasilan ... 44
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Sekolah Umum ... 46
B. Gambaran Umum Penelitian ... 54
C. Hasil Penelitian ... 55
1. Pra Siklus ... 55
2. Siklus I ... 60
3. Siklus II ... 74
4. Siklus III ... 87
D. Penerapan Metode Make a Match Untuk Meningkatkan Minat Belajar PAI ... 99 A. Curiculum Vitae ... 115
B. Kuesioner Minat Belajar PAI ... 116
C. Lembar Observasi Guru ... 119
D. Lembar Observasi Siswa ... 120
E. Surat Permohonan Ijin Observasi... 121
F.Surat Penelitian DINAS PENDIDIKAN ... 122
G.Surat Keterangan Penelitian ... 123
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahapan Penelitian Siklus I... 32
Tabel 2 Tahapan Penelitian Siklus II ... 34
Tabel 3 Tahapan Penelitian Siklus III ... 36
Tabel 4 Kriteria Jawaban dari Pertanyaan ... 40
Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Minat Belajar PAI ... 41
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar PAI ... 40
Tabel 7 Identitas Sekolah ... 47
Tabel 8 Daftar Pendidik SMA N 1 Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 51
Tabel 9 Daftar Tenaga Kependidikan SMA N 1 Rembang ... 53
Tabel 10 Kegiatan Sebelum Penelitian ... 54
Tabel 11 Waktu Pelaksanaan PTK Pembelajaran PAI Kelas X-1 ... 55
Tabel 12 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Pada Pra-Siklus ... 57
Tabel 13 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 64
Tabel 14 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 70
Tabel 15 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 78
Tabel 16 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Siklus II pertemuan Kedua ... 84
Tabel 17 Hasil Observai Minat Belajar Siswa Siklus III pertemuan Pertama ... 91
Tabel 18 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Siklus III Pertemuan Kedua ... 96
Tabel 19 Rekapitulasi Minat Belajar Siswa Per Siklus ... 100
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus Menurut Kemmis dan Teggart ... 26
Gambar 2 Diagram Alur PTK ... 29
Gambar 3 Siswa Mencari Pasangan Kartu ... 62
Gambar 4 Presentasi Siswa Dengan Metode Make A Match ... 68
Gambar 5 Siswa Presentasi sendiri ... 76
Gambar 6 Siswa Maju didepan Kelas ... 82
Gambar 7 SiswaPresentasi didepan Kelas ... 90
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Data Angket Minat Belajar PAI Pra-Siklus ... 59
Grafik 1 Data Angket pada Siklus I Minat Belajar PAI ... 73
Grafik 3 Data Hasil Angket Siklus II ... 87
Grafik 4 Data Hasil Angket Siklus III... 99
Grafik 5 Prosentase Minat Belajar Siswa Per Pertemuan ... 101
Grafik 6 Prosentase Minat Belajar Siswa Per Siklus ... 102
xv ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui minat belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match. 2) Mengetahui penerapan metode make a match. 3) Mengetahui minat belajar minat belajar siswa setelah menggunakan metode make a match. 4) Mengidentifikasi apakah metode make a match mampu meningkatkan minat belajar PAI siswa di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan mixed method. Subyek penelitian 23 siswa kelas X-1 SMA N 1 Rembang Purbalingga. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi sedangkan tahap-tahap pelaksanaan PTK mengikuti pendapat Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukan : 1) Minat belajar PAI sebelum menggunakan metode make a match pada observasi siswa dengan hasil 44,3 % dengan kategori kurang. 2) Penerapan metode make a match yaitu (a) Membuat pertanyaan sesuai dengan materi, kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanyaan. (b) Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. (c) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal. (d) Meyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk pensekoran presentasi. 3) Minat belajar PAI setelah menggunakan metode make a match yaitu : (a) siklus I dengan rata-rata 46,6% dengak kategiri kurang. (b) Minat belajar pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu dengan rata-rata 62,15% dengan kategori baik. (c) Siklus III mengalami peningkatan dengan rata-rata 80,45 % dengan kategori sangat baik. 4) metode make a match mampu meningkatkan minat belajar dilihat dari perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dalam perhitungan (t0 = 11,84) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t (tt.ts5% = 2,07 dan tt.ts1% = 2,06) maka dapat diketahui bahwa t0 lebih besar daripada tt yaitu : 2,07 <11,84>2,06.
i ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui minat belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match. 2) Mengetahui penerapan metode make a match. 3) Mengetahui minat belajar minat belajar siswa setelah menggunakan metode make a match. 4) Mengidentifikasi apakah metode make a match mampu meningkatkan minat belajar PAI siswa di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan mixed method. Subyek penelitian 23 siswa kelas X-1 SMA N 1 Rembang Purbalingga. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi sedangkan tahap-tahap pelaksanaan PTK mengikuti pendapat Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukan : 1) Minat belajar PAI sebelum menggunakan metode make a match pada observasi siswa dengan hasil 44,3 % dengan kategori kurang. 2) Penerapan metode make a match yaitu (a) Membuat pertanyaan sesuai dengan materi, kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanyaan. (b) Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. (c) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal. (d) Meyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk pensekoran presentasi. 3) Minat belajar PAI setelah menggunakan metode make a match yaitu : (a) siklus I dengan rata-rata 46,6% dengak kategiri kurang. (b) Minat belajar pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu dengan rata-rata 62,15% dengan kategori baik. (c) Siklus III mengalami peningkatan dengan rata-rata 80,45 % dengan kategori sangat baik. 4) metode make a match mampu meningkatkan minat belajar dilihat dari perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dalam perhitungan (t0 = 11,84) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t (tt.ts5% = 2,07 dan tt.ts1% = 2,06) maka dapat diketahui bahwa t0 lebih besar daripada tt yaitu : 2,07 <11,84>2,06.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik kehidupan bersifat duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah (Mufron, 2013 : 1). Pendidikan juga suatu keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak serta merta dapat berdiri dan memelihara diri sendiri.
Pendidikan yang di dapat tidaklah luput dari proses belajar. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003 :2). Belajar juga harus didasari dengan niat dan minat dari hati agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
dan mengamalkannya. Minat yang timbul dari kebutuhan anak merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya (Kancana, 1982 : 230). Faktor pendorong atau minat dalam diri siswam merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar siswa.
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya, dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Marshell dalam usman (2001 : 94) mengemukakan 22 macam minat, diantaranya bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu, proses ini menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya dan memuaskan keutuhannya. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting dan jika siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar peserta didik akan berminat.
kenyaatanya banyak dari peserta didik kurang berminat mepelajari materi agama Islam. Peserta didik lebih berminat mempelajari pelajaran yang bersifat umum seperti materi pelajaran Ekonomi, Sosiologi, Matematika, Biologi dan mata pelajaran lainnya. Peserta didik tidak memikirkan betapa pentingnya juga belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah. Anggapan lain bahwa pendidikan agama islam tidak diujikan di ujian nasional dan belajar agama islam sudah diajarkan dikehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sangkat singkat mengharuskan peserta didik untuk belajar ekstra dan lebih aktif di dalam kelas. Dikarenakan alokasi waktu yang singkat tersebut, pihak sekolah mengadakan ekstrakulikuler di luar jam pelajaran, guna membantu peserta didik untuk lebih mendalami mengenai agama Islam. Dilihat dari kesehariaan saat pelajaran kebanyakan peserta didik banyak sekali yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Maka dari itu dengan diadakannya ekstra kulikuler diharapkan siswa mau dan berminat mengikutinya serta memudahkan peserta didik dalam mengikuti pelajaran dikelas nantiya (Hasil wawancara dengan Bu Amaliyah guru PAI, Rabu, 10 Februari 2016 ).
guru yang monoton. Walaupun pembelajaran dikelas sudah menggunakan media dan alat yang sudah tersedia, tetapi peserta didik tetap kurang memperhatikan materi yang sedang dijelaskan, karena metode yang digunakan sperti metode ceramah dan diskusi (Wawancara dengan Bu Amaliah, guru PAI 10 februari 2016).
Metode ceramah merupakan suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. Metode ini sering digunakan dalam menyampaikan atau mengajak orang megikuti ajaran yang telah ditentukan (Mufron, 2013 : 95). Metode ceramah sudah sangat sering digunakan oleh guru sejak dahulu hingga sekarang. Proses pembelajaran yang sering digunakan dalam bentuk ceramah yang monoton dengan tujuannya untuk mengisi peserta didik dengan sejumlah informasi tidak lagi menjadi unggulan dalam proses belajar mengajar. Guru di dorong untuk menggunakan metodologi maupun model-model pembejaran yang mendorong siswa aktif, kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu, seorang guru harus pandai-pandai mencari metode atau media yang tepat agar peserta didik senang dan minat belajarnya bertambah. Dari permasalahan tersebut penulis mencoba mengembangkan metode baru, guna meningkatkan minat belajar peserta didik SMA Negeri 1 Rembnag Purbalingga. Metode yang dipilih adalah metode “make a match”. Metode make a match
permainan, metode ini menyenangkan; Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu. Metode tersebut diharapkan bisa meningkatkan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana minat belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match
pada pembelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga ? 2. Bagaimana penerapan metode make a match pada pelajaran PAI kelas X-1 di
SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga ?
3. Bagaimana minat belajar siswa setelah menggunakan metode make a match
pada pembelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga? 4. Apakah metode make a match mampu meningkatkan minat belajar PAI siswa
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum menggunakan metode make a match pada pembelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.
2. Untuk mengidentifikasi penerapan metode make a match pada pelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.
3. Untuk mengetahui minat belajar minat belajar siswa setelah menggunakan metode make a match pada pembelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
4. Untuk mengidentifikasi apakah metode make a match mampu meningkatkan minat belajar PAI siswa di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.
D. Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis
a) Sebagai hasil karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna menambahkan khasanah keilmuan dalam Pendidikan Agama Islam.
2. Kegunaan Praktis a) Bagi guru
1) Mendapat kesempatan dalam mempraktekan teorinya bahwa metode yang digunakan cocok untuk meningkatkan prestasi belajar siswa 2) Mempunyai pengalaman melaksanakan penelitian tindakan sehingga
tidak ragu lagi melaksanakan PTK b) Bagi siswa
1) Mengalami pembelajaran dengan metode yang menyenangkan 2) Memperoleh prestasi belajar yang tinggi
3) Mendapat pengalaman aktif dalam pembelajaran c) Bagi sekolah
1) Bangga mempunyai guru yang sudah dapat melaksanakan PTK 2) Bangga mempunyai siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi d) Pengembangan teori pendidikan
E. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan skripsi ini mudah dibaca, mudah dipahami, sistematis serta menggambarkan satu kesatuan yang utuh, maka penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut :
Pada bab pertama, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika pembahasan.
Pada bab dua tinjauan pustaka, hipotesis dan kerangka teori memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema.
Pada bab tiga metode penelitian memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya : jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian dan teknik pengumpulan data.
Pada bab empat hasil dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian : gambaran umum dan deskripsi penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan terhadap karya-karya ilmiah yang terkait dengan penelitian tentang upaya meningkatkan minat belajar dan metode make a match terdapat pada beberapa karya ilmiah yang tertuang dalam skripsi maupun jurnal penelitian yang mengangkat tema yang sama, namun fokus yang diteliti berbeda, diantaranya :
prosentase 49,76%, sedangkan dari siklus II meningkat 11,66% setelah diberi tindakan siklus III dengan prosentase yakni 61,42%.
Penelitian Lu’lu’ul Maknun (2015) yang berjudul Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi akhlak dengan model Cooperative Lerning Tipe Teams Games Tournamens (TGT) Di SD Negeri Rejosari II Semin Gunungkidul. Skripsi ini mendeskripsikan hasil penelitiannya yaitu bahwa dengan metode pembelajaran koopratif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada meteri akhlak. Karena menunjukan nilai pada posttest siklus I sebesar 69,23% siswa yang melebihi KKM >75 berjumlah 4 siswa. Siklus II 79,23 siswa yang melebihi KKM berjumlah 8 siswa. Siklus III 87,69 siswa yang melebihi KKM 12 Siswa.
agket yang kedua diperoleh hasil 77,23%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa usaha guru dalam meningkatkan minat belajar PAI bisa dikatakan adanya peningkatan.
Persamaan peneliti dengan ketiga tinjauan pustaka tersebut yaitu sama-sama membahas tentang meningkatkan minat belajar siswa dan menggunakan pembelajaran cooperative learning namun disini perbedaannya hanya peneliti menggunakan metode yang berbeda dan subyek penelitian dari tinjauan pustaka diatas. Peneliti akan menggunakan metode make a match. Peneliti ingin sesuatu yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
B. Kerangka Teoritik 1) Minat Belajar PAI
a. Pengertian Minat Belajar PAI
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 1991 : 180).
Penulis dapat menyimpulkan dari pengertian diatas bahwa minat belajar adalah suatu tahapan perubahan rasa suka dan rasa keterkaitan pada tingkah laku individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif tanpa ada paksaan dan relative menetap.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengai tuntutan untuk menghormati penganut agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa (Shaleh, 2005 : 7).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian minat belajar Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami menghayati hingga mengimani sesuai dengan tahapan perubahan tingkah laku individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif tanpa ada paksaan dan relative menetap
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI
internal (faktor yang berasal dari dalam). Berikut adalah pengertian faktor eksternal dan internal menurut Sumandi Suryabrata, berikut penjelasannya: 1) Faktor Internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Beberapa faktor internal, antara lain :
a) Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas seorang yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar.
b) Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu.
c) Kebutuhan yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti :
a) Keluarga
Keluarga memiliki peran yangn besar dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Umumnya keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia ketika anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajarn yang sulit dipahami oleh anak.
b) Sekolah
Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumer-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta kegiatak ekstrakurikuler.
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidikan menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kodisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang meyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.
ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan motivasi, seperti memberika hadiah pada anak yang mendapat nilai tinggi. Guru juga harus pandai dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan pada peserta didik. Pekerjaan rmah yang diberiakn jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan didepan soal-soal tersebut.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak, seperti kegiatan karang taruna, anak dapat berorganisasi da dalamnya. Walaupun demikian, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan disekolah. Sebab kegiatan yang berlebihan akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah. c. Aspek Minat belajar PAI
Menurut Hurlock (1995 : 117) aspek minat dibagi menjadi tiga aspek, antara lain :
1) Aspek Kognitif
Ketika seseorang melakukan sesuatu aktifitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses sesuatu tersebut. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. 2) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok dan lingkungannya, maka seorang tersebut akan focus pada aktivitas yang diminatinya.
3) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuknyata melalui aspek psikomotor (Hurlock, 1995 : 117).
d. Jenis Minat Belajar PAI
Jenis minat menurut Sumadi ( 1993 : 86) Minat digolongkan menjadi tiga berdasarkan sebab atau alas an timbulnya minat, yaitu :
1) Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar.
2) Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
3) Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan (Sumadi, 1993 : 86).
e. Kategori Minat Belajar PAI
Minat menurut Krapp dalam Suhatini (2001 : 25) dapat digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan sifatnya, yaitu :
1) Minat Personal
Minat personal merupakan minat yag bersifat permanen dan relative stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang, tertarik dan tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat personal biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yag besar dari rangsangan eksternal.
2) Minat Situasional
tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru, pengguanaan sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas serta dorongan keluaraga. Jika minat situasional dapat dipertahankan sehingga berkelanjutan secara jangka panjagn, minat situasional akan berubah menjadi minat personal atau minat psikologis siswa. Semua ini tergantung pada doronngan atau rangsangan yang ada.
3) Minat Psikologikal
Minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitanya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus-menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan memiliki kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas yang tersetruktur dikelas aatu pribadi (diluar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa sisiwa tersebut memiliki minat psikologikal (Suhatini, 2001 : 25).
f. Indikator Minat Belajar PAI
Indikator minat ada empat yaitu: perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 3) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang atas suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.
g. Cara Membangkitkan Minat Belajar PAI
W. Olson (dalam Samosir, 1992 : 112) mengemukakan bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan sebagai berikut :
2) Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan-pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.
3) Membuat orang lain lebih mengembangkan diri yang pada hakikatnya mengembangkan diri sendiri (Samosir, 1992 : 112).
2. Metode Make a match
a. Pengertian Metode Make a match
Menurut Rusman (2011 : 223) model make a match
merupakan “salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran koopratif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic, dalam suasana yang menyenangkan” (Rusman, 2011 : 223).
Anita Lie (2008 : 56) menyatakan bahawa model pembelajaran tipe make a match atau bertukar pasangan merupakan „teknik belajar
yang member kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia’ (Lie, 2008 : 56).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran koopratif tipe make a match adalah suatu teknik pembelajaran mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
b. Tujuan dari strategi make a match
1) Pendalaman materi 2) Penggalian materi
3) Edutainment (Huda, 2013 : 251).
c. Tata laksana make a match
Tata laksana yang perlu guru persiapkan sebelum menerapkan setrategi make a match adalah sebagai berikut:
1) Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanyaan.
2) Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban.
3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (disini guru dapat membuat aturan bersama-sama dengan siswa).
4) Meyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk pensekoran presentasi (Huda, 2013 : 251).
d. Langkah-langkah setrategi make a match
Langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Make a match adalah sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan matreri atau memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi dirumah.
2) Siswa membagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.
3) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masng, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.
6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.
7) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. 8) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
9) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi (Huda, 2013 : 251).
e. Kelebihan dan kelemahan metode make a match
Adapun kelebihan metode make a match antara lain :
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa 4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi
5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu Adapun kelemahan metode make a match antara lain :
1) Jika setrategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.
3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
4) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan.
5) Menggunakan metode ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan (Huda, 2013 : 251).
2. Keterkaitan metode make a match dengan minat belajar
Metode make a match yaitu suatu teknik pembelajaran mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Sedangkan minat belajar yaitu suatu tahapan perubahan rasa suka dan rasa ketertarikan pada tingkah laku individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif tanpa adanya paksaan dan relevatif menetap.
Metode make a match dapat meningkatan minat belajar siswa, karena
make a match metode yang menarik dan menyenangkan. Metode yang memiliki unsur permainan yang sangat fektif melatih kedisiplinan siswa. metode make a match juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.
C. Hipotesis
diterima atau dikatakan kuat apabila hasil uji data yang dikumpulkan memberikan kesimpulan mendukung hipotesis dan sebaliknya hipotesis ditolak atau tidak diterima apabila hipotesis tidak teruji dengan data-data yang dikumpulkan. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan dan melihat kajian teori yang akan peneliti lakukan, maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut: Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat belajar PAI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dilakukan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi : perencanan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilakukan dalam bentuk siklus tersendiri.
Gambar 1
Siklus menurut Kemmis and Taggart
Dari gambar diatasa dapat dijelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan pada penelitian ini, berikut penjelasannya :
Setiap tindakan terdiri dari rangkaian empat kegiatan sebagai berikut : a) Perencanaan merupakan kegiatan merancang secara rinci tentang apa dan
profesi guru, kegiatan ini berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan rencana mengajar, merencanakan bahan untuk pembelajaran, serta menyaiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran
b) Tindakan adalah kegiatan ini dalam PTK. Bagi guru, tindakan ini berupa penerapan model/cara mengajar yang baru. Pada PTK untuk pengembangan profesi guru, tindakan dilakukan sekurang-kurangnya epat siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
c) Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat berupa pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket
d) Refleksi selanjutnya berdasarkan pada hasil evaluasi dilakukan refleksi, untuk mengetahui apa yang kurang pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pada perencanaan di tahap (siklus) berikutnya (Arikunto, 2015 : 143).
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan mixed method.
3. Lokasi Penelitian
4. Subyek dan Obyek Penelitian
Adapun subyek peneltian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X-1 SMA N 1 Rembang Purbalingga tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan obyek penelitian tindakan kelas adalah minat belajar pada mata pelajaran PAI. 5. Prosedur Penelitian PTK
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengadakan perubahan kearah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah, serta menemukan model dan prosedur tndakan yang memberikan jaminan modifikasi dan penyesuaian seperluya. Kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran (Soedarsono, 2001 : 5).
Gambar 2 Diagram Alur PTK
Pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Adanya perencanaan
Kegiatan yang diusun sebelum tindakan dimulai. Perencanaan ini digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tindakan penelitian kelas, juga sebagai rencana perbaikan atas kekurangan yang terdapat saat pembelajaran sebelumnya. Beberapa hal yang peneliti lakukan dalam tahap perencanaan adalah :
2) Menyusun materi pembelajaran yang disampaikan 3) Menyusun alat observasi siswa
4) Menyusun alat evaluasi siswa b. Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesui dengan rencana. Penerapan isi rencana yang berupa penerapan metode make a match dalam pembelajaran. Rencana pembelajaran telah disusun oleh peneliti sekaligus guru dan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus. Tahap pelaksanaan ini meliputi :
1) Presentasi kelas
Guru menjelaskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran serta menjelaskan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2) Belajar siswa
Siswa dengan dibimbing guru membentuk dua kelompok. Selanjutnya kegiatan pembelajaran mengikuti instruksi guru.
3) Penutup
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Meliputi aktifitas dan interaksi siswa terhadap sesama siswa dan juga terhadap guru pelaksana kegiatan pembelajaran PAI kelas X-1 SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga berlangsung. Kegiatan ini dilakukan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali yang sudah dilakukan. Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas dianalisis serta disimpulkan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan sebagai dasar penyusunan rencana pada siklus selanjutnya. Pada siklus kedua, kegiatan pembelajaran mengikuti tahapan-tahapan sebelumnya. Dalam hal ini, rencana tindakan siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
Tahapan disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaskanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dirancang dalam 3 siklus, antara lain :
1)Siklus I
Berikut akan diuraikan tahapan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I.
Table 1
Tahapan Penelitian Siklus I No Tahap Kegiatan Rencana Pelaksanaan
1 Perencanaan Peneliti mempelajari kurikulum SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga kelas X-1, merancang rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP berisi sekenario pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai
kepada kelompok B.
d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari / mencocokan kartu yang dipegang kartu dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masng, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. f. Jika waktu sudah habis, mereka harus
diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.
g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi
3 Pengamatan I a. Mengamati apakah peserta didik sudah aktif dalam melakukan pembelajaran
make a match
4 Pelaksanaan II a. Peserta didik melakukan pencarian pasangan kartu dengan cara berpencar b. Peserta didik mempresentasikan materi
yang didapat
5 Pengamatan II a. Guru mengamati jalannya peserta didik yang melakukan pembelajaran melalui metode make a match, apakah ada kendala-kendala yang dihadapi peserta didik. Pada bagian-bagian mana peserta didik mengalami kesulitan dalam melakukan metode tersebut
b. Guru melakukan evaluasi terhadap individu-individu yang aktif dan tidak aktif dalam melakukan pembelajaran melalui metode make a match
c. Menganalisis data hasil siklus I serta hasil observasi
6 Refleksi a. Guru membuat refleksi dan kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I
b. Wawancara
c. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II
2)Siklus II
Berikut akan diuraikan tahapan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II
Tabel 2
Tahapan Penelitian Siklus II No Tahap Kegiatan Rencana Pelaksanaan
disusun dengan mengacu pada penggunaan metode make a match
2 Pelaksanaan I a. Guru menyiapkan matreri atau
c. Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari / mencocokan kartu yang dipegang kartu dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masng, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. f. Jika waktu sudah habis, mereka harus
diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.
g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi
3 Pengamatan I Mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik serta mengisi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru
4 Pelaksanaan II a. Peserta didik melakukan pencarian pasangan kartu dengan cara berpencar b. Peserta didik mempresentasikan
materi yang didapat. Diharapkan pada siklus II ini peserta didik lebih baik dan berminat mengikuti pelajaran dari pada siklus I. Teknik yang dilakukan pada kesempatan ini benar-benar memperhatikan keaktifan/minat peserta didik.
5 Pengamatan II a. Guru mengamati jalannya model pembelajaran make a match tahap pertama dan kedua, pengamatan ini lebih ditekankan pada pencapaian minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Menganalisis data hasil siklus II dan observasi.
6 Refleksi a. Guru menganalisa hasil pengamatan, hasil tes/angket, selajutnya membuat suatu kesimpulan terhadap pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini indikator pencapainnya dapat dipenuhi.
b. Wawancara
3)Siklus III
Berikut akan diuraikan tahapan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus III.
Tabel 3
Tahapan Penelitian Siklus III No Tahap Kegiatan Rencana Pelaksanaan
1 Perencanaan a. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dengan mengacu pada penggunaan metode make a match
b. Menyiapkan instrumen tes akhir / angket dan meninjau lebih detail tentang indikator penelitian.
c. Mempersiapkan bantuan khusus pada peserta didik-peserta didik yang belum terlihat aktif atau bermasalahan dalam pembelajaran make a match.
2 Pelaksanaan I a. Guru menyiapkan matreri atau
c. Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masng, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. f. Jika waktu sudah habis, mereka harus
diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.
g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi
3 Pengamatan I Mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik serta mengisi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru
4 Pelaksanaan II a. Peserta didik menunjukkan hasil dari diskusi kelompok mereka untuk ditarik kesimpulan.
Diharapkan pada siklus II ini peserta didik lebih baik dan aktif dari pada siklus I. Teknik yang dilakukan pada kesempatan ini bena r-benar memperhatikan keaktifan / minat peserta didik.
5 Pengamatan II a. Guru mengamati jalannya model pembelajaran make a match tahap pertama dan kedua, pengamatan ini lebih ditekankan pada pencapaian minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Menganalisis data hasil siklus III dan observasi.
6 Refleksi a. Guru menganalisa hasil pengamatan, hasil tes/angket, selajutnya membuat suatu kesimpulan terhadap pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini indikator pencapainnya dapat dipenuhi.
b. Wawancara
c. Menghitung ketercapaian minat.
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dan aktual dalam penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode antara lain : a. Observasi
Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran agar peneliti dapat mengmpulkan informasi tentang perilaku-perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru. b. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudjiono, 1995 : 82).
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan penerapan Make a match. Wawancara juga dilakukan sebelum penelitian sebelum peneliti menerapkan Make a match. Tidak hanya terhadap siswa, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru, baik sebelum maupun penerapan make a match.
c. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010 : 199).
Tabel 4
Kriteria jawaban dari pernyataan
Variabel Pernyataan
Pernyataan positif Pernyataan negative
Minat belajar PAI
Sekor 5 : Sangat Setuju (SS) Sekor 4 : Setuju (S)
Sekor 3 : Kurang Setuju Sekor 2 : Tidak Setuju (TS) Sekor 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
Sekor 1 : sangat setuju (SS) Sekor 2 : Setuju (S)
Sekor 3 : Kurang Setuju Sekor 4 : Tidak Setuju (TS) Sekor 5: Sangat Tidak Setuju (STS)
Table 5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Minat Belajar PAI Variabel
penelitian
Indikator Pernyataan No Jumlah soal
+ -
Minat
Perasaan senang 1,2,4 6,8,9 6
Keterkaitan siswa 12,14,15,16 18, 19, 20 7
Ketertarikan siswa 22,23,25 26,27,29,30 7
Jumlah 20
Tabel 6
Item Ket Item Ket 1 0,459 0,361 Valid 16 0,576 0,361 Valid
2 0,509 0,361 Valid 17 0,140 0,361 Tidak Valid
3 0,296 0,361 Tidak Valid
18 0,411 0,361 Valid
4 0,557 0,361 Valid 19 0,603 0,361 Valid
5 -0,21 0,361 Tidak Valid
20 0,362 0,361 Valid
6 0,748 0,361 Valid 21 0,360 0,361 Tidak Valid
7 0,266 0,361 Tidak Valid
22 0,579 0,361 Valid
8 0,556 0,361 Valid 23 0,601 0,361 Valid
9 0,377 0,361 Valid 24 0,297 0,361 Tidak Valid
10 0,179 0,361 Tidak Valid
25 0,699 0,361 Valid
Valid
12 0,572 0,361 Valid 27 0,659 0,361 Valid
13 0,255 0,361 Tidak Valid
28 0,266 0,361 Tidak Valid
14 0,441 0,361 Valid 29 0,456 0,361 Valid
15 0,371 0,361 Valid 30 0,561 0,361 Valid
Berdasarkan tabel diatas dari 30 item soal terdapat 20 item soal yang mempunyai nilai > 0,361 dan 10 item soal mempunyai nilai <0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 20
item soal yang memenuhi kriteria valid, yaitu item 1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27,29 dan 30.
d. Dokumentasi
Beberapa macam dokumentasi yang dapat membantu dalam mengumpulkan data-data penelitian seperti diungkapkan Goets dan Le Compete (1984 : 153) dalam Wiratmadja (2012 : 121) adalah :
1) Koreksi dan analisis buku teks
4) Rencana pembelajaran dan catatan guru 5) Hasil karya siswa
6) Kumpulan dokumen pemerintah
7) Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama.
Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter, seperti : silabus yang digunakan dalam pembelajaran PAI, sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi sekolah, daftar nama siswa dan lain sebagainya.
7. Analisis Data
Agar data yang telah terkumpul memiliki informasi yang bermakna maka data tersebut perlu dianalisis.
Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendukung berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2009 : 106).
Teknik analisa yang dilakukan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dengan rumus :
Keterangan:
Mx = Mean (rata-rata) yang dicari. ∑X = Jumlah dari skor (nilai) yang ada. N = Banyaknya siswa.
Keterangan: P : Jumlah nilai
F : Frekuensi
N : Jumlah siswa keseluruhan dalam kelas
Sedangkan Analisis data kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahap, antara lain :
b) Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat gradik atau menyusun dalam bentuk table.
c) Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam proses penelitian mengan alisis dan menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting, sebab data yang telah terkumpul tidak akan berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna memalui interpretasi data.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini apabila siswa dalam satu kelas mengalami peningkatan keaktifan dan hasil belajar setelah diterapkan metode pembelajaran make a match. Komponen yang menjadi indicator keberhasilan pada minat belajar PAI adalah apabila terdapat 75% siswa dalam kelas yang terlibat aktif didalam kelas. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruhya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam pembelajaran (Mulyasa, 2008 :101).
Adapun kriteria indikator keberhasilan siswa yang peneliti gunakan dalam mengukur keberhasilan siswa, berikut adalah rincian kriterianya : 80 % - 100 % : Sangat Baik
59 % - 79 % : Baik 38 % - 58 % : Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga 1. Letak Geografis SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Secara geografis, lokasi dimana SMA Negeri 1 Rembang ini berdiri merupakan dataran, yang semula merupakan area persawahan yang dialih fungsikan menjadi sekolah. Disekitarnya adalah daerah perbukitan, yang merupakan lading garapan masyarakat Desa Bantarbarang dan desa Bodaskarangjati. Pada saat ini, SMA Negeri 1 Rembang menempati area yang paling luas yaitu 10.000 m2 dengan batas-batas sebagai berikut : disebelah utara
2. Identitas SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Tabel 7 Identitas Sekolah
No IDENTITAS SEKOLAH
1 Nama Sekolah SMA N 1 Rembang Purbalingga 2 No. Statistik Sekolah 301030313019
3 Propinsi Jawa Tengah
4 Otonomi Daerah Purbalingga
5 Kecamatan Rembang
6 Desa / Kelurahan Bantar Barang
7 Jalan Dan Nomor Jl. Mon. Jend. Soedirman Rembang Purbalingga
8 Kode Pos 53356
9 Telepon 081548801675
10 Faxcimile / Fax Kode Wilayah : Nomor :
11 Daerah Pedesaan
12 Status Sekolah Negeri 13 Kelompok Sekolah SMTA
14 Akreditasi A
16 Penerbit SK ditandatangan oleh MENDIKNAS RI 17 Tahun Berdir 1990/1991
18 Tahun Perubahan 1997/1998 19 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
20 Bangunan Sekolah Milik Sendiri 21 Lokasi Sekolah
22 Jarak Ke Pusat Kecamatan 3 Km 23 Jarak Kepusat Otoda 30 Km 24 Terletak Pada Lintasan Kecamatan
3. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Rembang terletak di desa Bantarbarang kecamatan Rembang kabupaten Purbalingga provinsi Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Rembang merupakan SMA Negeri yang keempat berdasar usia SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga.
SMA Negeri 1 Rembang resmi dibuka dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Nomor 0063/6/1991 tanggal 20 Juni 1991 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah Tahun Pelajaran 1990/1991.
SMA Negeri 1 Rembang mulai membuka pendaftaran siswa baru pada tahun pelajaran 1990/1991. Pada saat itu tempat pendaftaran siswa baru bertempat di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Rembang yang berlokasi di desa Bodas Karangjati karena gedung belum selesai dibangun. Siswa yang diterima pada saat pendaftaran pertama berjumlah 120 siswa yang terbagi dalam 3 kelas. Selama 1 semester proses belajar mengajar sementara waktu dilaksanakan menumpang di SD Negeri 1 Bantarbarang. Kepala Sekolah yang pertama adalah Drs. Sudiono yang pada saat itu juga menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Bobotsari.
Dengan selesainya pembangunan gedung pada bulan November 1990 maka kegiatan belajar-mengajar menempati gedung baru. Gedung yang pertama kali dibangun adalah 3 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang BP/BK, dan 1 ruang koperasi siswa.
b. Berprestasi
tingkat Jawa-Bali. Atas prestasi yang diraih, Andrianto kemudian ditarik oleh pelatnas pencaksilat dan sukses menjadi atlet pencaksilat nasional.
Prestasi yang tak kalah membanggakan adalah berhasil menjadi juara III Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Nasional tahun 2008. LSS merupakan penghargaan kepada sekolah-sekolah yang mampu menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi standar kesehatan nasional, serta mampu menciptakan dan memelihara kebersihan dan kesehatan semua warga sekolah beserta lingkungan sekitar.
Prestasi puncak pada tahun 2014 adalah keberhasilan SMA Negeri 1 Rembang menjadi duta Indoensia dalam ajang Kompetisi Desain Grafis Tingkat Asia Pasifik di Tokyo Jepang. Angger Putri Tanjung, siswa kelas XI yang menjadi wakil Indonesia berhasil meraih medali emas dalam ajang bergensi tersebut.
Beragam prestasi yang telah diraih membuktikan bahwa letak di pinggiran kota tidak menyebabkan SMAN 1 Rembang terpinggirkan dari persaingan regional, nasional bahkan internasional.
c. Berkembang Pesat
Rembang cukup tinggi. Faktor ini menjadi salah satu unsur yang mendukung perkembangan SMAN 1 Rembang menjadi semakin maju dan berkualitas.
4. Visi Misi Dan Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga a. Visi
Terwujudnya prestasi di bidang iptek dan imtak dengan berpijak pada budaya bangsa
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan optimal sehingga siswa dapat berkembang secara maksimal.
2) Mendorong, membimbing dan menumbuhkan semangat belajar dan berprestasi.
3) Mengusahakan pelayanan belajar yang efektif dan sumber belajar yang memadai.
4) Menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan semangat untuk maju bagi warga sekolah.
5) Menumbuhkan kesadaran siswa untuk menghayati ajaran agama yang dianut.
c. Tujuan
5. Keadaan Guru Dan Siswa SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Tabel 8
Daftar pendidik SMA N 1 Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016
38
Daftar tenaga Kependidikan SMA N 1 Rembang
ini menguraikan tindakan penelitian sebelum melakukan penelitian tindakan kelas.
Tabel 10
Kegiatan Sebelum Penelitian
Hari / tanggal Keterangan
Rabu, 10 Februari 2016 Observasi
Selasa,1 Maret 2016 Menyerahkan surat izin penelitian Senin, 7 Maret 2016 Disposisi
Senin, 28 Maret 2016 Sebar angket uji sebelum validitas
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari tanggal 13 April 2016 Hingga tanggal 18 Mei 2016 Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan, dengan setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Mata pelajaran PAI di kelas X-1 dijadwalkan setiap hari rabu pada jam ke 5-6 (10.15 - 11.45). Sesuai persetujuan dengan guru mata pelajaran PAI, pelaksanaan penelitaian tindakan kelas dilaksanakan sesuai jadwal yang ada, hanya saja peneliti menggunakan pembelajaran make a match selama dua jam, sedangkan waktu satu jam digunakan guru PAI untuk melakukan praktik yang berhubungan dengan materi PAI. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan dipaparkan dalam table sebagai berikut :
Tabel 11
Siklus Hari / Tanggal Pertemuan ke- Materi
1 Perbuatan tercela hasud dan ria
Rabu, 4 Mei 2016
2 Aniaya dan diskriminasi
III Rabu, 11 Mei 2016
1 Keteladanan rosulullah SAW dalam membina umat periode madinah dengan focus materi menceritakan sejarah dakwah rasulullah periode madinah
Rabu, 18 Mei 2016
2 Mendiskripsikan substansi dan setrategi dakwah rosulullah periode madinah
Sebelum melaksanakan Penelitan tindaakan kelas (PTK) di kelas X-1 pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi dengan menerapkan metode ceramah diskusi. Media dan alat yang digunakan adalah buku cetak, power point dan alatnya laptop, LCD dan lain sebagainya. Setiap kelompok membawa laptop sendiri untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan materi yang sudah dibuat di power point.
Saat pelajaran berlangsung, guru memerintahkan salah satu kelompok untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sudah dibagi minggu sebelumnya. Ketika presentasi berlangsung, awalnya siswa mendengarkan dan memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, beberapa siswa dengan kelompoknya malah asyik ngobrol, ada juga yang sibuk dengan materi yang akan di presentasikan.